Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02 T1 262010042 BAB II

(1)

2.1 Kajian Teori

2.1.1Pengertian Belajar

Belajar adalah berusaha supaya mendapatkan sesuatu kepandaian. Melalui belajar diharapkan dari tidak bisa menjadi bisa, jadi dengan pembelajaran akan mengalami perubahan-perubahan pada diri seseorang baik perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan.

Dalam tahapan perubahan dapat kita pakai sebagai padan kata proses. Jadi proses dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Prestasi belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut kamus bahasa indonesia dijelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan atau dikerjakan).

Dengan demikian prestasi menunjukkan adanya tingkat keberhasilan akibat melakukan aktivitas. Sedangkan belajar menurut Hamalik (1990:21) adalah suatu bentuk pertumbuhan demi perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Jadi perstasi belajar merupakan indikator sebagai tingkat keberhasilan seorang siswa atau anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini relevan dengan apa yang diistilahkan oleh Buchori (1983:178) yang menyatakan bahwa prestasi belajar itu merupakan hasil yang dicapai atau hasil yang sebenarnya dicapai.

Belajar merupakan interaksi dan proses adaptasi yang tak pernah selesai antara individu dan masyarakat. Perkembangan dan proses belajar seseorang tidak dapat terjadi tanpa kehadiran pengaruh lingkungan masyarakat. Proses kognitif


(2)

ilmu pengetahuan dan keragaman pengalaman tidak hanya memiliki pengaruh terhadap penilaian diri (self apparaisal) dan pengembangan harga diri (self esteem), tapi juga mempengaruhi proses pencarian makna aspek-aspek diri dan pengembangan konsep diri (self concept).

Banyak contoh menunjukkan bahwa siswa yang mencari tujuan-tujuan sosial tertentu di sekolah meraih kesuksesan secara akademik. Wentzel mengemukakan bahwa siswa yang berprestasi dan kurang berprestasi dapat dibedakan atas dasar apakah mereka memiliki tujuan yang dicari atau tidak di dalam sekolah. Siswa yang berprestasi baik seringkali mencari tujuan-tujuan yang berorientasi kognitif dan kemampuan kognitif. Sebaliknya, siswa yang berprestasi kurang baik seringkali mencari tujuan-tujuan berupa standar-standar sosial dan norma kelas yang menghambat perkembangan kemampuan intelektual dan kognitif mereka.

2.1.2 Metode Diskusi Kelompok dan Media gambar

Metode pembelajaran adalah strategi atau cara yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dengan maksud tercapainya tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran sangat bervariasidan banyak model, antara lain metode diskusi dan media gambar

Metode diskusi menurut Moh.Uzer Usman (2002:157) adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melaluipemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka.Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatutopik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusahauntuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Jika metode ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus


(3)

ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberii, dan suasana diskusi tanpa tekanan. a. Kelebihan Metode diskusi

Metode diskusi mempunyai kelebihan-kelebihan yang membawa perkembangan baik kepada peserta didik antara lain sebagai berikut:

1) Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data.

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama.

4) Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya.

5) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.

6) Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali.

7) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.

8) Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis. 9) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara,

pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.

b. Kelemahan Metode Diskusi

Sebuah metode juga mempunyai sebuah kelemahan begitupun dengan metode diskusi adapun kelemahannya sebagai berikut:

a) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.


(4)

c) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.

d) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.

e) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara.

f) Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara.

g) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antar kelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

Solusi yang dipakai dalam menghadapi kelemahan-kelemahan tersebut adalah dguru hendaknya:

a) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa

b) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya c) Mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai

d) Membantu siswa belajar berpikir secara kritis

e) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman

f) Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah

g) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

Sedangkan media gambar Menurut Sadiman (1984; 27) ada tiga tahap yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar, yaitu: 1) Tahap persiapan, tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. 2) Tahap pelaksanaan, yaitu tahap pemanfaatan gambar dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar bagaiman agar seluruh siswa dapat melihat gambar tersebut dengan maksimal atau merata. Setiap gambar harus mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi, yaitu dengan memperhatikan


(5)

satu persatu sesuai dengan materi yang dijelaskan. 3) Tahap tindak lanjut, untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.

Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang dijelaskan tersebut, Sadiman juga mengungkapkan syarat pemanfaatan media gambar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat-syarat tersebut antara lain: 1) gambar harus autentik. 2) ukuran gambar relatif. 3) sederhana, komposisinya tidak berlebihan. gambar hendaknya mengandung gerak atau perbuatan. 4) gambar yang bagus belum tentu baik untuk tujuan pembelajaran. 5) gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar haruslah jujur disesuaikan dengan keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam mengubah pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.

2.1.3 Materi Pembelajaran Aktivitas Ekonomi

Materi pembelajaran IPS di kelas 4 difokuskan pada aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi dibagi menjadi tiga macam atau jenis yaitu:

a) Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa. Contoh kegiatan produksi adalah seperti membuat tas, pempek Palembang, untuk dijual atau menawarkan jasa tukang cukur rambut di bawah pohon jamblang.

b) Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang menyalurkan produk barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen dengan berbagai teknik dan cara. Pihak yang melakukan distribusi adalah distributor atau dalam IPSnya adalah penyalur. Contoh kegiatan distribusi adalah agen Koran,


(6)

agen tenaga kerja, agen makanan ringan atau snack cemilan, dan masih banyak lagi contoh lainya.

c) Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah pekerjaan atau kegiatan yang memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diproduksi atau dibuat oleh produsen. Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan diwarteg, berobat ke dokter, beli combro, dan miso untuk dimakan sendiri atau rame-rame.

2.1.4 Penerapan Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar

Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menambah dan menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan Melalui metode diskusi, tujuan pengajaran selain untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar dan setepat-tepatnya juga dimaksudkan untuk: a) Dapat menemukan cara baru yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama. b) Mengumpulkan fakta dan pendapat-pendapat dari para peserta atau pihak yang diminta keterangan. c) Merumuskan hasil diskusi dan kemungkinan tindak lanjut yang dapat direalisasikan.

Nampak dalam proses diskusi bukan hanya faktor kecerdasan anak yang dapat mempengaruhi anak dalam berbicara. Tidak kalah pentingnya adalah faktor mental anak (keberanian) anak dalam mengemukakan pendapatnya. Tepatnya adalah faktor kejiwaan si anak. Kejiwaan ini banyak mempengaruhi anak untuk berani bergaul, berani mengemukakan pendapat, berani menyanggah pendapat orang lain, dan juga berani mengakui kebenaran pendapat orang lain jika memang benar.


(7)

Proses diskusi memang tidak lepas dari kebiasaan bergaul dengan sesama orang lain, anak yang biasa bergaul akan memiliki kepercayaan diri, karena itu guru hendaknya membentuk suasana sedemikian rupa agar anak tidak canggung-canggung bergaul dengan sesamanya. Persoalan kejiwaan anak memang merupakan persoalan yang prinsip, sebab masa kanak-kanak di dalam konteks psikologis merupakan masa yang penuh kepekaan. Keberhasilan mereka dalam mengatasi masalah psikologis akan membawa dampak besar di masa remaja dan masa dewasanya kelak.

Maka penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS di kelas 4 SD sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan khususnya materi aktivitas ekonomi. Di dalam pembelajaran IPS dengan metode diskusi anak lebih dapat menerima materi dengan baik.

Sedangkan media gambar adalah diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Bentuk media gambar yang bisa dipilih guru bisa bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994:95).

2.1.5 Penerapan Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Menurut Arends (dalam Trianto, S.Pd, M.Pd: 2007:129) strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa untuk mempengaruhi apa yang dipelajarinya termasuk ingatan dan proses metakognitif. Pemanfaatan metode diskusi dan media gambar berarti mengusahakan menggunakan metode diskusi dan media gambar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media mempunyai kedudukan yang sama pentingnya


(8)

dengan guru, karena media merupakan bagian integral dalam mengajar, Marso (dalam Utami:2000). Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini dikemukakan oleh Sudjana (dalam Utami:2000) yang menyatakan bahwa media pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Dari pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa pemanfaatan media gambar sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar, karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang sering disampaikan guru.

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu pelajaran harus sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Media yang mempunyai potensi untuk meningkatkan prestasi siswa terhadap materi pelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Marso (dalam Utami:2000) menyatakan bahwa media mempunyai fungsi sebagai sarana yang dapat memberiikan pengalaman visual kepada siswa antara lain mendorong motivasi belajar dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan media yang sesuai dengan pembelajaran akan memudahkan dan mempertinggi penguasaan siswa terhadap materi. Jika demikian dapat dikatakan kemampuan media gambar dalam pembelajaran dapat merangsang minat dan perhatian siswa, sehingga membantu siswa dalam memahami dan mengingat isi informasi bahan dalam pembelajaran yang menyertainya. Dari hasil pembahasan tersebut dapat memperjelas bahwa media gambar berpengaruh dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.


(9)

2.1.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Banyak sekali penelitian-penelitian tindkan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan penerapan berbagai pendekatan dan metode-metode pembelajaran yang sesuai. Pengunaan metode-metode diskusi dan media belajar juga sudah dicoba untuk diterapkan diberbagai mata pelajaran dengan tingkat atau jenjang sekolah mulai SD sampai dengan tingkat SMA dan hasilnya juga sangat membantu meningkatkan prestasi siswa.

Adapun penelitian tersebut seperti dilakukan oleh peneliti-peneliti seperti dibawah ini

1. Nur Khasanah (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan minat mempelajari geografi dan kemampuan berpikir kritis dalam kerangka pembelajaran kostruktivisme di SMP Negeri 01 Kudus”. Hasil penelitian ini adalah minat belajar siswa setelah penerapan metode diskusi teryata lebih meningkat.

2. Laily Rohmh Ningdiyah (2009) dalam penelitianya yang berjudul

“peningkatan hasil belajar IPS melalui metode diskusi pada kelas V SDN 02 Jepat Kecamatan Tayu Kab.Pati”. Hasilnya dengan pnerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 02 Jepat kecamatan tayu kabupaten pati.

3. Nanik (2010) dengan penelitianya yang berjudul “peningkatan hasil pembelajaran PKn melalui metode diskusi dan media gambar pada siswa di kelas 4 SDN Wergu Kec. Dawe kab.Kudus. Hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa dengan penerapan metode diskusi dan media gambar prestasi siswa semakin meningkat.

4. Rowiyatun Ningsih (2010) dengan penelitianya yang berjudul “peningkatan hasil pembelajaran IPS melalui metode diskusi dan media gambar pada siswa di kelas V di SDN Jatisari03 Kec. Pakisaji kab.malang. Hasil dari


(10)

penelitian ini juga sama yaitu membuktikan dengan penerapan metode diskusi dan media gambar dapat meningkatkan prestasi siswa.

Dari beberapa penelitian di atas yang menyatakan bahwa penerapan metode diskusi teryata sesuai untuk diterapkan di semua mata pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode Diskusi dan Media Gambar untuk meningkatkan hasil belajar kelas 4 SDN Sentul 02 pada mata pelajaran IPS dalam materi aktivitas ekonomi.

2.1.6 Kerangka Berpikir

Dari pembelajaran awal pada mata pelajaran IPS kelas 4 SDN Sentul 02 tentang aktivitas ekonomi banyak siswa yang memperoleh nilai evaluasi kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Dari pembelajaran awal menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM berjumlah 9 siswa atau 30% dari 29 siswa kelas 4 yang ada.

Dengan hasil evaluasi pada pembelajaran awal yang kurang memenuhi KKM tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti sehingga mengetahui kendala-kendala atau penyebab kemerosotan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sentul 02 kecamatan Cluwak kabupaten Pati. Penyebab utamanya adalah dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran, kecuali itu kelengkapan alat peraga sebagai penunjang pemahaman siswa juga kurang diperhatikan. Kedua faktor tersebut yang menjadikan dasar pemikiran dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran IPS bagi siswa kelas 4 SDN Sentul 02.

Pada perbaikan pembelajaran yang dilakukan ini peneliti akan menggunakan metode diskusi dan media gambar serta mmperbanyak alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SDN Sentul 02 tersebut.


(11)

2.1.7 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi (1989:62) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan Sumadi (1983:75) menguatkan bahwa “hipotesis” adalah jawaban terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir dalam penelitian ini, diduga dengan penerapan metode diskusi dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang aktivitas ekonomi sehingga mencapai rata-rata batas ketuntasan minimal 75.


(1)

agen tenaga kerja, agen makanan ringan atau snack cemilan, dan masih banyak lagi contoh lainya.

c) Kegiatan Konsumsi

Kegiatan konsumsi adalah pekerjaan atau kegiatan yang memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diproduksi atau dibuat oleh produsen. Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan diwarteg, berobat ke dokter, beli combro, dan miso untuk dimakan sendiri atau rame-rame.

2.1.4 Penerapan Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar

Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menambah dan menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan Melalui metode diskusi, tujuan pengajaran selain untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar dan setepat-tepatnya juga dimaksudkan untuk: a) Dapat menemukan cara baru yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama. b) Mengumpulkan fakta dan pendapat-pendapat dari para peserta atau pihak yang diminta keterangan. c) Merumuskan hasil diskusi dan kemungkinan tindak lanjut yang dapat direalisasikan.

Nampak dalam proses diskusi bukan hanya faktor kecerdasan anak yang dapat mempengaruhi anak dalam berbicara. Tidak kalah pentingnya adalah faktor mental anak (keberanian) anak dalam mengemukakan pendapatnya. Tepatnya adalah faktor kejiwaan si anak. Kejiwaan ini banyak mempengaruhi anak untuk berani bergaul, berani mengemukakan pendapat, berani menyanggah pendapat orang lain, dan juga berani mengakui kebenaran pendapat orang lain jika memang benar.


(2)

Proses diskusi memang tidak lepas dari kebiasaan bergaul dengan sesama orang lain, anak yang biasa bergaul akan memiliki kepercayaan diri, karena itu guru hendaknya membentuk suasana sedemikian rupa agar anak tidak canggung-canggung bergaul dengan sesamanya. Persoalan kejiwaan anak memang merupakan persoalan yang prinsip, sebab masa kanak-kanak di dalam konteks psikologis merupakan masa yang penuh kepekaan. Keberhasilan mereka dalam mengatasi masalah psikologis akan membawa dampak besar di masa remaja dan masa dewasanya kelak.

Maka penerapan metode diskusi pada pembelajaran IPS di kelas 4 SD sangat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan khususnya materi aktivitas ekonomi. Di dalam pembelajaran IPS dengan metode diskusi anak lebih dapat menerima materi dengan baik.

Sedangkan media gambar adalah diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Bentuk media gambar yang bisa dipilih guru bisa bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994:95).

2.1.5 Penerapan Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Menurut Arends (dalam Trianto, S.Pd, M.Pd: 2007:129) strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa untuk mempengaruhi apa yang dipelajarinya termasuk ingatan dan proses metakognitif. Pemanfaatan metode diskusi dan media gambar berarti mengusahakan menggunakan metode diskusi dan media gambar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media mempunyai kedudukan yang sama pentingnya


(3)

dengan guru, karena media merupakan bagian integral dalam mengajar, Marso (dalam Utami:2000). Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini dikemukakan oleh Sudjana (dalam Utami:2000) yang menyatakan bahwa media pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Dari pendapat tersebut dapat disimpulakan bahwa pemanfaatan media gambar sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar, karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang sering disampaikan guru.

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya, yaitu pelajaran harus sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Media yang mempunyai potensi untuk meningkatkan prestasi siswa terhadap materi pelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Marso (dalam Utami:2000) menyatakan bahwa media mempunyai fungsi sebagai sarana yang dapat memberiikan pengalaman visual kepada siswa antara lain mendorong motivasi belajar dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa dengan media yang sesuai dengan pembelajaran akan memudahkan dan mempertinggi penguasaan siswa terhadap materi. Jika demikian dapat dikatakan kemampuan media gambar dalam pembelajaran dapat merangsang minat dan perhatian siswa, sehingga membantu siswa dalam memahami dan mengingat isi informasi bahan dalam pembelajaran yang menyertainya. Dari hasil pembahasan tersebut dapat memperjelas bahwa media gambar berpengaruh dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.


(4)

2.1.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Banyak sekali penelitian-penelitian tindkan kelas dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan penerapan berbagai pendekatan dan metode-metode pembelajaran yang sesuai. Pengunaan metode-metode diskusi dan media belajar juga sudah dicoba untuk diterapkan diberbagai mata pelajaran dengan tingkat atau jenjang sekolah mulai SD sampai dengan tingkat SMA dan hasilnya juga sangat membantu meningkatkan prestasi siswa.

Adapun penelitian tersebut seperti dilakukan oleh peneliti-peneliti seperti dibawah ini

1. Nur Khasanah (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan minat mempelajari geografi dan kemampuan berpikir kritis dalam kerangka pembelajaran kostruktivisme di SMP Negeri 01 Kudus”. Hasil penelitian ini adalah minat belajar siswa setelah penerapan metode diskusi teryata lebih meningkat.

2. Laily Rohmh Ningdiyah (2009) dalam penelitianya yang berjudul

“peningkatan hasil belajar IPS melalui metode diskusi pada kelas V SDN 02 Jepat Kecamatan Tayu Kab.Pati”. Hasilnya dengan pnerapan metode diskusi pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 02 Jepat kecamatan tayu kabupaten pati.

3. Nanik (2010) dengan penelitianya yang berjudul “peningkatan hasil pembelajaran PKn melalui metode diskusi dan media gambar pada siswa di kelas 4 SDN Wergu Kec. Dawe kab.Kudus. Hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa dengan penerapan metode diskusi dan media gambar prestasi siswa semakin meningkat.

4. Rowiyatun Ningsih (2010) dengan penelitianya yang berjudul “peningkatan hasil pembelajaran IPS melalui metode diskusi dan media gambar pada siswa di kelas V di SDN Jatisari03 Kec. Pakisaji kab.malang. Hasil dari


(5)

penelitian ini juga sama yaitu membuktikan dengan penerapan metode diskusi dan media gambar dapat meningkatkan prestasi siswa.

Dari beberapa penelitian di atas yang menyatakan bahwa penerapan metode diskusi teryata sesuai untuk diterapkan di semua mata pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode Diskusi dan Media Gambar untuk meningkatkan hasil belajar kelas 4 SDN Sentul 02 pada mata pelajaran IPS dalam materi aktivitas ekonomi.

2.1.6 Kerangka Berpikir

Dari pembelajaran awal pada mata pelajaran IPS kelas 4 SDN Sentul 02 tentang aktivitas ekonomi banyak siswa yang memperoleh nilai evaluasi kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Dari pembelajaran awal menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM berjumlah 9 siswa atau 30% dari 29 siswa kelas 4 yang ada.

Dengan hasil evaluasi pada pembelajaran awal yang kurang memenuhi KKM tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti sehingga mengetahui kendala-kendala atau penyebab kemerosotan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sentul 02 kecamatan Cluwak kabupaten Pati. Penyebab utamanya adalah dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran, kecuali itu kelengkapan alat peraga sebagai penunjang pemahaman siswa juga kurang diperhatikan. Kedua faktor tersebut yang menjadikan dasar pemikiran dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran IPS bagi siswa kelas 4 SDN Sentul 02.

Pada perbaikan pembelajaran yang dilakukan ini peneliti akan menggunakan metode diskusi dan media gambar serta mmperbanyak alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SDN Sentul 02 tersebut.


(6)

2.1.7 Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi (1989:62) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan Sumadi (1983:75) menguatkan bahwa “hipotesis” adalah jawaban terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih terus diuji secara empiris.

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir dalam penelitian ini, diduga dengan penerapan metode diskusi dan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang aktivitas ekonomi sehingga mencapai rata-rata batas ketuntasan minimal 75.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Diskusi Kelompok Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN Kalimulyo 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati 2012/

0 0 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Diskusi Kelompok Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN Kalimulyo 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati 2012/

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02 T1 262010042 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02 T1 262010042 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02 T1 262010042 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Metode Diskusi Kelompok dan Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Sentul 02

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SDN Ngablak 03 Melalui Penerapan Metode STAD T1 262010659 BAB II

0 0 7

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 BAB IV

0 0 24

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar T1 BAB II

0 0 28