Pengaruh pengetahuan tentang kualitas, harga dan desain pada keputusan pembelian honda Scoopy

(1)

 

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KUALITAS, HARGA DAN DESAIN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN HONDA SCOOPY

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Bonifasius Prabima Dipayasa NIM : 082214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

i

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KUALITAS, HARGA DAN DESAIN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN HONDA SCOOPY

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh :

Bonifasius Prabima Dipayasa NIM : 082214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013  


(3)

ii

   


(4)

 

iii

 


(5)

iv

Motto:

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”

(Abraham Lincoln)

Kehidupan ini memang keras dan kejam, ujian hidup tak henti-hentinya menghampiri kita. Tetapi jangan pernah berpikir untuk takut akan semua , tetaplah berjalan dengan semua kesulitan-kesulitan itu, karena kita tak akan pernah berhasil dalam hidup jika

kita tidak pernah melaluinya.

(Penulis)

Skripsi ini dipersembahkan kepada: Papa dan Mama tercinta, Atas curahan segala cinta dan kasih sayangnya Serta doa yang selalu diberikan kepada saya  


(6)

 

v

 


(7)

vi


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Tentang Kualitas, Harga, Desain Pada Keputusan Pembelian Honda Scoopy” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Parwoto, S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A.,Ph.D., selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

4. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 6. Almarhum Papa yang telah membesarkan dan mendidikku dari kecil hingga


(9)

viii

bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan mendidik semua anakmu, entah saya harus berterima kasih dengan apa. Mama luar biasa.

7. Mbah Kakung dan Mbah Putri yang selalu setia menanyakan selesainya kuliahku. “Kalau sekarang sudah selesai beneran mbah.”

8. Saudaraku Fransisca Hartuning Timur Dewati dan Pius Arlen Trimaskaca yang selalu memberikan dukungan dan menyemangatiku.

9. Viviane Theresia, kamu selalu berada dipundakku untuk membantu dan mendukungku dalam segala hal. Selalu menemaniku dalam segala permasalahan, kita selalu bersama.

10. Teman-teman “Kontrakan Ijo” yakni Dedy, Robert, Diar, Kelvin, Andri. Terima kasih teman, akhirnya skripsi ku jadi juga.

11. Temanku satu prodi Astha dan Philipus yang telah membantuku dalam kepusingan di bab V. Terima kasih les privatnya bro.

12. Teman-temanku semua di prodi Manajemen Universitas Sanata Dharma, kita bersama-sama melewati manis dan pahitnya untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

13. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan segudang ilmu untuk membantu penyelesaian skripsiku.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis


(10)

ix

mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

                         


(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

HALAMAN ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 8

A. Pengertian Pemasaran ... 8


(12)

xi

C. Kualitas ... 9

D. Harga ... 9

E. Desain ... 11

F. Lingkungan Demografis ... 11

G. Proses Keputusan Pembelian ... 14

H. Hipotesis ... 18

J. Kerangka Konsep ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 23

F. Jenis dan Sumber Data ... 24

G. Teknik Pengumpulan Data ... 24

H. Definisi Operasional ... 24

I. Teknik Pengukuran Data ... 26

J. Populasi dan Sampel ... 26

K. Teknik Sampling ... 27

L. Uji Instrumen Penelitian ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

M. Alat Analisis Data ... 30


(13)

xii

2. Uji One Way Anova ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Gambaran Umum PT Astra Honda Motor (AHM) ... 33

1.Sejarah PT Astra Honda Motor (AHM) ... 33

2.Sekilas AHM ... 36

3.VISI dan MISI ... 37

4.Profil Perusahaan ... 37

B. Gambaran Umum Produk ... 38

1. Sekilas Tentang Honda Scoopy ... 38

2. Fitur Utama ... 39

3. Color Model ... 40

4. Spesifikasi ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Karateristik Partisipan ... 41

B. Metode Pengujian Instrumen ... 45

1. Analisis Validitas ... 45

2. Analisis Reliabilitas ... 49

C. Deskripsi Data ... 52

D., Uji Asumsi Klasik ... 53

1. Uji Multikolinieritas ... 53

2. Uji Heteroskedastisitas ... 54

3. Uji Normalitas ... 55


(14)

xiii

F. Uji One Way Anova ... 58

1. Usia ... 58

2. Pendidikan ... 60

3. Innovativeness ... 61

G. Pembahasan ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Implikasi Manajerial ... 66

C. Implikasi untuk Penelitian Lanjutan ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

               


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

5.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

5.2 Data Responden Berdasarkan Umur ... 42

5.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 43

5.4 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44

5.5 Data Responden Berdasarkan Jangka Waktu Pemakaian ... 44

5.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas ... 46

5.7 Hasil Uji Validitas Variabel Harga ... 47

5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Desain ... 47

5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Innovativeness ... 48

5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 49

5.11 Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Kualitas ... 50

5.12 Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Harga ... 50

5.13 Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Desain ... 51

5.14 Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Innovativeness ... 51

5.15 Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian .. 51

5.16 Deskripsi Data Variabel Kualitas, Harga, Desain, Innonativeness ... 52

5.17 Tabel Pengujian Multikolinieritas Variabel Kualitas, Harga, Desain ... 53

5.18 Hasil Uji Normalitas Variabel Kualitas, Harga, Desain ... 55


(16)

xv

5.20 Hasil nilai F Variabel Kualitas, Harga, Desain ... 56

5.21 Tabel Analisis Regresi Variabel Kualitas, Harga, Desain pada Keputuan Pembelian ... 57

5.22 Hasil Uji Signifikan Anova Umur pada Variabel Desain ... 58

5.23 Hasil Uji Anova Umur pada Variabel Desain ... 59

5.24 Hasil Uji Multiple Comparisons Umur pada Variabel Desain ... 59

5.25 Hasil Uji Signifikan Anova Pendidikan pada Variabel Desain ... 60

5.26 Hasil Uji Anova Pendidikan pada Variabel Desain ... 61

5.27 Hasil Uji Multiple Comparisons Pendidikan pada Variabel Desain ... 61

5.28 Hasil Uji Signifikan Anova Innovativeness pada Variabel Desain ... 62

5.29 Hasil Uji Anova Innovativeness pada Variabel Desain ... 63

                   


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 22 5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Kualitas, Harga, Desain ... 54

                                 


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... Lampiran 2 Input Data Kuesioner ... Lampiran 3 Data Deskriptif ... Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik dan Analisis Regresi Linier Berganda ... Lampiran 6 Uji One Way Anova ...                              


(19)

xviii ABSTRAK

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KUALITAS, HARGA, DAN DESAIN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN HONDA SCOOPY

Bonifasius Prabima Dipayasa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2013  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang kualitas, harga dan desain pada keputusan pembelian Honda Scoopy. Pengambilan sampel data responden yang berjumlah 110 responden dilakukan dengan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda dan one-way ANOVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan kualitas paling berpengaruh dibandingkan desain dan harga terhadap keputusan pembelian Honda Scoopy. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan persepsi akan desain jika dilihat dari umur dan pendidikan, terkecuali dari innovativeness yang menunjukkan adanya perbedaan.

Kata kunci : pengaruh pengetahuan, keputusan pembelian, kualitas, desain, innovativeness

 

               


(20)

xix ABSTRACT

EFFECT OF KNOWLEDGE ABOUT THE QUALITY, PRICE AND DESIGN ON PURCHASE DECISION HONDA SCOOPY

Bonifasius Prabima Dipayasa Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2013

 

This study aims to determine the effect of knowledge on quality, price and design of Honda Scoopy on purchase decision. The sample consisted of 110 respondents who were taken using accidental sampling technique. The data were collected distributions data were analyzed using multiple regression and one-way ANOVA.

The results of this research indicated that knowledge is the most influential compared to price of Honda Scoopy on purchase decisions. The results also showed that there were no difference in perception of design on age and education.

Keywords: knowledge influence, purchasing decisions, quality, design, innovativeness  

             


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan pengguna sepeda motor di Indonesia sangatlah signifikan. Angka penjualan sepeda motor untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan. Untuk pasar 2011, sejak Januari sampai Maret lalu, penjualan tercatat kurang lebih 22.308 per hari. Angka tersebut didapat dari total pasar sepanjang kuartal pertama (89 hari) yang mencapai 1.985.417 unit atau naik 20,3 persen dari periode yang sama tahun lalu, dan sekaligus menjadi rekor baru (Kompas, April 2011). Penjualan tersebut dipimpin oleh produk trio jepang yakni Honda, Yamaha, dan Suzuki.

Ketiga perusahaan tersebut melakukan persaingan mulai dari harga, design, dan riset pemasaran. Salah satu alasan utama perusahaan melakukan riset pemasaran adalah untuk mengidentifikasi peluang pasar. Setelah riset selesai, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba setiap segmen pasar.

Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya. Secara garis besar, nilai pelanggan adalah perbandingan antara benefit (manfaat) yang dirasakan terhadap suatu produk dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk tersebut. Untuk mendapatkan nilai pelanggan yang sesuai dengan persepsi pelanggan, maka suatu perusahaan harus selalu mengikutinya dengan menyediakan produk/jasa yang sesuai, karena nilai pelanggan selalu berubah sepanjang waktu. Perusahaan harus


(22)

 

dapat memahami kebutuhan konsumen yang dirumuskannya dengan baik, serta memiliki rancangan yang efektif dan pengawasan kualitas terhadap produk yang dibuatnya. Jika keduanya terlaksana dengan baik, maka kualitas superior dapat tercipta di dalam benak pelanggan, sehingga mendapatkan kesan kualitas yang baik di pasar. Untuk meningkatkan kesan kualitas, dapat diciptakan salah satunya dengan advertising, komunikasi pemasaran lainnya, serta keunggulan biaya. Jika pelanggan memiliki kesan kualitas yang baik, maka nilai yang didapatkan pelanggan melalui produk tersebut akan tinggi, sehingga perusahaan memiliki profitability, pertumbuhan, dan pangsa pasar yang tinggi.

Berdasarkan pembahasan di atas, untuk menghadapi persaingan yang begitu ketat, para produsen sepeda motor melakukan berbagai strategi dan inovasi pada segi kualitas, model, teknologi pada produknya. Untuk memenuhi segala kebutuhan konsumen, para produsen berlomba-lomba merebut pasar dengan memperkuat image brand mereka.

Kebutuhan konsumen juga dipengaruhi oleh kebudayaan, dan saat ini Retro sangat diminati di Indonesia. Secara singkat, Retro adalah budaya yang mengembalikan kejayaan masa lalu di masa kini. Eskpresi Retro bisa melalui gaya berpakaian, tatanan rambut, cara bicara, warna-warna tertentu dalam ekspos media (fotografi, tv & film) hingga properti lainnya seperti kendaraan. Saat ini, trend Retro mulai mencuat kembali di kalangan anak muda. entah itu pelajar sekolah ataupun mahasiswa. Hal ini bisa dilihat dari cara berpakaian yang sedikit out of place. Menggunakan celana sempit, sepatu sket, kaos longgar/gombrong dll. Pokoknya yang memberikan mereka image “jadul”. Bahkan hingga kendaraan


(23)

pun menggunakan kendaraan tahun 80-an. Berbicara soal tren dan kendaraan, ini mungkin yang dilihat oleh AHM (Astra Honda Motor) sebagai satu kesempatan mengembangkan produk yang apresiatif terhadap tren yang tengah berkembang.

Melihat dinamika tersebut, pada tanggal 20 Mei 2010, PT Astra Honda Motor meluncurkan sepeda motor otomatik (skutik) yakni Scoopy dengan mengusung gaya retro modern untuk membidik pasar kalangan anak muda yang ingin tampil beda dengan target penjualan sebesar 10 ribu unit per bulan. Scoopy, membidik pasar kalangan anak muda dengan rentang usia 17 sampai 25 tahun, yang tinggal di daerah perkotaan, dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Sepeda motor tersebut mengincar kalangan anak muda yang menyukai gaya klasik namun dengan sentuhan modern. Penampilan Scoopy serba bulat yang terlihat dari seluruh desain, mulai dari bodyline, lampu depan, lampu sein, hingga sepasang spion. Selain itu lampu tersebut juga dilengkapi dengan lampu senja multireflektor. Honda Scoopy ini masih dilengkapi dengan karburator tidak seperti kakak kelas nya terdahulu yang mengusung teknologi injeksi, hal ini dilakukan guna lebih kompetitif bagi konsumen di Indonesia. Di samping itu Indonesia juga masih menggunakan standar Euro 2. Selain itu memang positioning Scoopy berada di antara Honda Beat yang varian tertingginya dibanderol Rp 12,5 juta, dan Honda Vario varian tertinggi dengan harga Rp 14,840 juta.

Honda Scoopy memiliki dua lampu sein yang dipasang terpisah dari badan sepeda motor serta pelindung knalpot yang menggunakan warna putih. Sepeda


(24)

 

motor tersebut mengusung mesin 110 cc atau chassisnya sama dengan skutik Honda lainnya yaitu beat.

Honda Scoopy telah menyumbang kontribusi 13 persen dari total pasar skutik Honda yang pada bulan Januari hingga Februari telah terjual 328.978 unit atau menguasai 52,45 persen total penjualan skutik yang mencapai 627.179 unit (Kompas, April 2011). Permintaan terhadap Scoopy tinggi karena karakter desain Scoopy yang unik dan sangat diapresiasi oleh berbagai kalangan masyarakat. Bahkan, Scoopy kini jadi tren baru di Indonesia.

Untuk memperkuat posisi sebagai sepeda motor unik di pasar domestik, AHM selalu menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda bagi kalangan muda. Tawaran itu termasuk Scoopy berkelir merah dan biru yang mencerminkan "fun & playful" (seru dan ceria). Sementara itu, buat kalangan dewasa, AHM tetap menghadirkan konsep modern berkelas dengan cara memperbaharui kombinasi warna retro pink serta mempertahankan warna classic white dan vintage violet.

Kini retro sudah menjadi gaya hidup anak remaja yang up to date, hingga merambah ke semua produk yang mereka gunakan. Segala aksesoris, pakaian, bahkan hingga sepeda motor pun ikut bertabur kesan retro. Ini terlihat bahwa dunia tak bisa luput dari style. AHM memang pas dalam mengeluarkan varian Scoopy ini. Segmentasi pasar sepeda motor ini pun menyasar pada anak muda yang gemar dengan style retro modern. Walaupun sebenarnya Honda Scoopy mempunyai basic yang sama dengan Honda Beat (sasis dan mesin sama) tetapi terlihat dari body sudah berbeda jauh.


(25)

Kualitas, harga, dan desain suatu produk sepeda motor merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan oleh produsen untuk menciptakan suatu produk. Karena kualitas, harga, dan desain adalah hal yang mempengaruhi keputusan pembelian pada suatu produk, dalam hal ini sepeda motor. Dengan melihat hal tersebut, maka perusahaan harus cermat dalam mengamati bahwa pemilihan terhadap kualitas, harga, dan desain sepeda motor yang dilakukan konsumen tidaklah sama dan berbeda-beda tergantung perilaku konsumen dan karateristik konsumen dalam melakukan pembelian. Dengan demikian perusahaan harus selalu dituntut memantau perilaku konsumen yang bisa saja berubah dari waktu ke waktu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen menyangkut penyelidikan pada faktor-faktor yang menjadi penyebab atau yang mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk, dalam hal ini sepeda motor.

Atas dasar latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Tentang Kualitas, Harga, dan Desain Pada Keputusan Pembelian Honda Scoopy”.


(26)

 

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Faktor manakah di antara pengetahuan tentang kualitas, harga, dan desain yang

mempunyai pengaruh dominan pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy?

2. Apakah ada perbedaan dalam persepsi akan desain jika dilihat dari usia, pendidikan, dan innovativeness?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan meneliti mengenai keputusan pembelian Honda Scoopy sebagai kendaraan roda dua di Indonesia. Responden pada penelitian ini adalah para pengguna atau pemilik motor Scoopy ataupun orang yang pernah menggunakanya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan tentang kualitas, harga dan desain pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy .

2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan keputusan dalam pemilihan desain sesuai dengan faktor demografi (usia, pendidikan,), innovativeness dominan pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy.


(27)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai referensi bagi PT. Astra Honda Motor (AHM) untuk mengevaluasi produk sepeda motor Honda Scoopy untuk lebih mengembangkan produk sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk sepeda motor Honda Scoopy melalui kualitas, harga, dan desain.


(28)

8    BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pada bab Tinjauan Literatur dan Perumusan Hipotesis ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan hasil perumusan hipotesis serta kerangka konsep penelitian.

A. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2003), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan produk lain.

Sehingga dengan adanya pemasaran, seorang pemasar dapat mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.

B. Segmentasi Pasar

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:37), segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.

Jadi, jika para pemasar dapat menyediakan berbagai macam pilihan produk dan jasa untuk memenuhi berbagai kepentingan konsumen yang berbeda, maka konsumen akan dapat dipuaskan dengan lebih baik, dan kebahagiaan, kepuasan,


(29)

kualitas hidup mereka secara keseluruhan akan meningkat. Dengan demikian, segmentasi pasar sama-sama merupakan kekuatan yang positif bagi konsumen maupun para pelaku pemasaran.

C. Kualitas

Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Kualitas produk dan jasa, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi pula tingkat kualitas, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang mendukung harga yang lebih tinggi dan (sering kali) biaya yang lebih rendah.

D. Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli. Dalam beberapa decade terakhir, beberapa faktor diluar harga menjadi semakin penting. Namun, harga tetap menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan.

Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya melambangkan biaya. Harga juga


(30)

10   

merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Tidak seperti fitur produk dan komitmen penyalur, harga dapat berubah dengan cepat. Pada saat yang bersamaan, penetapan harga adalah permasalahan nomor satu yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran, dan banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik. Salag satu masalah yang sering timbul perusahaan terlalu cepat menurunkan harga untuk mendapatka penjualan daripada meyakinkan pembeli bahwa produknya yang bernilai lebih layak dihargai tinggi. Kesalahan umum lainnya termasuk penetapan harga yang terlalu berorientasi pada biaya daripada berorientasi pada nilai bagi pelanggan, dan penetapan harga tidak memasukkan bagian lain dalam bauran pemasaran ke dalam perhitungannya.

Beberapa manajer melihat penetapan harga sebagai hal yang sangat memusingkan kepala, serta lebih memilih untuk berfokus kepada bauran pemasaran lainnya. Namun, manajer yang cerdik memperlakukan penetapan harga sebagai alat strategi kunci untuk menciptakan dan menangkap nilai pelanggan. Harga mempunyai yang langsung bagi laba perusahaan. Menurut seorang ahli, ‘Peningkatan harga 1% akan menghasilkan 12,5% peningkatan keuntungan bagi hamper semua organisasi.” Lebih penting lagi, sebagai bagian dari keseluruhan proposisi nilai perusahaan, harga memegang peranan kunci dalam menciptakan nilai pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan. “Daripada melarikan diri dari harga,” kata seorang ahli “ pemasar yang paham akan menghadapinya”.


(31)

E. Desain

Menurut Kotler dan Keller (2009:10), desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

Ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk dan jasa perusahaan. Dalam pasar yang semakin cepat ini, harga dan teknologi tidaklah cukup. Desain merupakan faktor yang sering member keunggulan kompetitif kepada perusahaan.

Desain sangat penting terutama dalam pembuatan dan pemasaran jasa eceran, busana, barang kemasan, dan peralatan tahan lama. Desainer harus menemukan berapa banyak yang diinvestasikan dalam bentuk, pengembangan fitur, kinerja, kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan perbaikan dan gaya. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang mudah dibuat dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang penampilannya menyenangkan dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki dan disingkirkan. Desainer harus mempertimbangkan semua faktor ini. Pendapat atas desain yang baik sangat meyakinkan terutama bagi perusahaan produk konsumen yag lebih kecil dan perusahaan pemula yang tidak mempunyai anggaran iklan yang besar.

F. Lingkungan Demografis 1. Subbudaya umur

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:396), tidaklah sulit subkelompok umur utama dalam populasi dianggap sebagai subbudaya yang terpisah. Jelas bahwa


(32)

12   

perubahan yang penting terjadi pada permintaan individu terhadap jenis produk dan jasa tertentu karena dia beranjak dari anak yang tergantung menjadi warga negara senior yang telah pensiun.

2. Subbudaya gender

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:402), semua masyarakat cenderung memberikan sifat dan peran tertentu kepada pria dan yang lain kepada wanita. Misalnya, dalam masyarakat Amerika keagresifan dan kemampuan bersaing dianggap menjadi sifat-sifat pria yang tradisional; kerapian, kebijaksanaan, kelembutan, dan kesukaan berbicara dianggap sifat-sifat wanita yang tradisional. Dari segi perbedaan peran, wanita secara historis telah dibentuk sebagai ibu rumah tangga dengan tanggung jawab untuk perawatan anak dan pria sebagai pemberi nafkah atau penyambung hidup. Karena sifat dan peran tersebut tidak lagi relevan untuk kebanyakan orang, para pemasar semakin mendekati visi konsumen yang lebih luas mengenai pilihan peran yang berkaitan dengan gender.

3. Pendidikan

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:336), tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan kelas social yang umum diterima. Pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan orang itu bergaji tinggi (atau berpenghasilan lebih tinggi) dan memiliki kedudukan yang dikagumi atau dihormati (status pekerjaan yang tinggi).


(33)

4. Perbedaan Individual dalam Keinovatifan

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:185), kesiapan orang untuk mencoba produk baru sangat beragam. Dalam masing-masing bidang produk, ada “pelopor konsumsi” dan pengadopsi awal. Orang lain mengadopsi produk baru pada jauh hari berikutnya. Masyarakat dapat digolongkan menjadi kategori pengadopsi, setelah masa adopsi awal yang lambat, jumlah orang yang mengadopsi produk baru semakin meningkat. Jumlah pengadopsi mencapai puncak dan kemudian menurun sementara jumlah yang tidak mengadopsi tetap. Inovator (penemu) didefinisikan sebagai 2,5% pembeli pertama yang mengadopsi sebuah ide baru (mereka berada di luar kedua standar deviasi dari rata-rata waktu adopsi); pengadopsi awal adalah 13,5% kategori berikutnya (antara satu dan dua standar deviasi); dan seterusnya.

Lima kelompok pengadopsi mempunyai nilai yang berbeda. Inovator (penemu) adalah petualang, mereka mncoba ide-ide baru yang mengandung resiko. Pengadopsi awal dipandu oleh rasa hormat, mereka adalah pemimpin opini dalam komunitas mereka dan mengadopsi ide-ide baru lebih awal tetapi cermat. Mayoritas awal adalah orang yang hati-hati, meskipun mereka jarang menjadi pemimpin. Mereka mengadopsi ide-ide baru sebelum orang kebanyakan.

Mayoritas akhir adalah orang yang skeptic, mereka hanya mengadopsi sebuah inovasi setelah mayoritas orang mencobanya. Akhirnya, orang yang lambat adalah orang yang terikat tradisi, mereka mencurigai perubahan dan hanya mengadopsi inovasi ketika inovasi itu telah menjadi tradisi itu sendiri.


(34)

14   

Klasifikasi pengadopsi ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan inovatif harus mencari karateristik penemu dan pengadopsi awal serta harus mengarahkan usaha pemasaran kepada mereka. Secara umum, penemu cenderung relative lebih muda, mempunyai tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi daripada pengadopsi akhir dan kelompok bukan pengadopsi. Mereka lebih mau menerima terhadap hal-hal yang tidak familiar, lebih bergantung pada nilai dan penilaian mereka sendiri, dan lebih bersedia mengambil resiko. Mereka tidak terlalu loyal terhadap merek dan lebih suka memanfaatkan promosi khusus seperti diskon, kupon dan sampel.

G. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:184), proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian. Konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelas, proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi dalam waktu lama setelahnya. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian produk itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan atau membalik beberapa tahap:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal. Dengan


(35)

rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang, seperti rasa lapar, haus, seks akan naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat dorongan eksternal. Seseorang mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan televise untuk liburan ke Hawaii, yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.

Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah, paket liburan, pilihan hiburan, pemasar mungkin harus meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.

2. Pencarian Informasi

Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya lebih menjadi reseptif terhadap informasi tentang sebuak produk. Pada tingkat berikunya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.


(36)

16   

a. Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, rekan

b. Komersial : Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan c. Publik : Media massa, organisasi pemeringkat konsumen

d. Eksperimental : Penanganan, Pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seseorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru Melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari evaluasi produk. Ketiga, konsumen mencari manfaat sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut minat pembeli bervariasi sesuai produk, misalnya:

a. Hotel : lokasi, kebersihan, atmosfer, harga

b. Obat kumur : warna, efektivitas, kapasitas pembunuh kuman, rasa, harga c. Ban : keamanan, umur alur ban, kualitas pengendaraan, harga.

Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. Kita sering dapat mensegmentasikan pasar suatu produk berdasarkan atribut yang penting bagi berbagai kelompok konsumen.


(37)

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai.

Dengan model nonkompensatoris (noncompensatory model) pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negative tidak selalu saling mengurangi. Mengevaluasi atribut yang berada dalam isolasi membuat konsumen lebih mudah mengambil keputusan, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan mengambil pilihan berbeda jika ia berpikir lebih rinci. Berikut adalah tiga heuristik pilihan tersebut.

a. Dengan heuristik konjungtif (conjuctive heuristic), konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.

b. Dengan heuristik leksikografis (lexicographic heuristic), konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting. c. Dengan heuristic eliminasi berdasarkan aspek (elimination-by-aspects

heuristic), konsumen membandingkan merek berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistik, dimana probabilitas pemilihan atribut berhubungan positif dengan arti pentingnya, dan menghilangkan merek yang tidak memenuhi batasan minimum yang dapat diterima.


(38)

18   

Pengetahuan merek atau produk kita, jumlah dan kemiripan pilihan merek dan tekanan waktu yang terlibat, serta konteks sosial (seperti kebutuhan justifikasi terhadap teman atau atasan), semuanya mempengaruhi apa dan bagaimana kita menggunakan heuristic pilihan.

Konsumen tidak harus menggunakan satu jenis aturan saja. Terkadang, mereka menerapkan strategi keputusan bertahap yang menggabungkan dua pilihan atau lebih.

5. Perilaku Pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman tentang merek tersebut.

Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian.

H. Hipotesis

Menurut Sciffman dan Kanuk (2000), para konsumen suka mempercayai bahwa mereka mendasarkan penilaian kualitas produk mereka pada syarat-syarat intrinsik (karateristik fisik produk seperti ukuran, warna, rasa), karena hal itu memungkinkan mereka membenarkan keputusan-keputusan mereka(positif maupun


(39)

negatif) sebagai pilihan produk yang rasional atau obyektif. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 1a sebagai berikut,

H1a : Kualitas berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy.

Menurut Ujang Sumarwan (2011), harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Untuk sebagian besar penduduk, harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk ataupun jasa. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 1b sebagai berikut,

H1b : Harga berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy.

Menurut Kotler dan Keller (2009), desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang penampilannya menyenangkan dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki dan disingkirkan. Maka secara langsung, desain berpengaruh signifikan pada keputusan pembelian sebuah produk. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 1c sebagai berikut.

H1c : Desain berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk sepeda motor Honda Scoopy.


(40)

20   

  Faktor usia, pendidikan, innovativeness juga akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, dan faktor tersebut sangat relatif pada tingkatan jenjang tertentu.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000 : 479), kelompok yang lebih muda yang dapat ditandai sebagai pencari stimulasi, suka bergaul dan mempunyai tingkat kesadaran mode yang tinggi atau kelompok setengah umur yang sangat percaya diri dan mempunyai kebutuhan yang sangat tinggi untuk mencari informasi.

Sehingga seseorang yang berusia muda akan lebih melihat mode atau style yang up to date, daripada seseorang yang berusia agak tua, mereka cenderung tidak memperhatikan mode atau style. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 2a sebagai berikut.

H2a. Jika usia seseorang lebih muda maka persepsi lebih positif pada desain dibandingkan dengan seseorang yang berusia lebih tua.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000 : 477), para inovator konsumen mempunyai pendidikan yang lebih formal, mempunyai penghasilan pribadi dan penghasilan keluarga yang lebih besar, dan lebih mungkin mempunyai status pekerjaan yang lebih tinggi (menjadi professional atau memegang jabatan manajerial) dibandingkan para pengadopsi belakangan atau bukan innovator. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi, akan lebih mempunyai wawasan, pengetahuan, dan pengalaman sehingga mereka akan menilai desain sesuai gaya hidup mereka. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 2c sebagai berikut.


(41)

H2b. Semakin tinggi pendidikan seseorang untuk golongan umur yang sama akan memiliki persepsi lebih positif pada desain.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000 : 458), seseorang konsumen akan menjadi inovatif dalam pemakaian jika ia menggunakan produk yang sudah diadopsi sebelumnya dengan cara baru atau tidak lazim. Sehingga seseorang yang mempunyai innovativeness yang tinggi akan menyukai perubahan inovasi seperti desain produk dan akan menyukai hal-hal yang baru. Berdasarkan argumentasi tersebut, peneliti membuat hipotesis 2d sebagai berikut.

H2c. Semakin tinggi ke-inovatif-an seseorang maka semakin positif sikap terhadap desain.


(42)

22   

I. Kerangka Konsep

Gambar 2.1

Kerangka Konsep Penelitian

Kualitas

Harga 

Desain

Keputusan Pembelian

Usia Pendidikan Innovativenes


(43)

23 

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah termasuk penelitian studi kasus yang penelitiannya tentang suatu obyek tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku pada obyek yang bersangkutan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian : Penelitian ini dilakukan di Sleman.

2. Waktu penelitian :Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai keterangan. Dalam hal ini subjek dari penelitian adalah konsumen produk Honda Scoopy yang berada di Sleman.

2. Objek penelitian ini adalah kualitas, harga, desain, usia, pendidikan, innovativeness.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009 : 58) variabel penelitian adalah segala suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitiannya adalah kualitas(X1), harga(X2), desain(X3), dan keputusan konsumen (Y).


(44)

24 

 

 

E. . Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan peneliti adalah data primer. Data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang berhubungan dengan obyek penelitian.

G. Definisi Operasional

1. Kualitas, indikator kualitas produk Honda Scoopy dikategorikan baik jika mesin sepeda motor Honda Scoopy bandel, ketahanan motor Honda Scoopy dikategorikan baik jika ketahanannya dalam jangka waktu yang lama. Jika dilihat dari indikator kenyamanan, Honda Scoopy dikatakan nyaman jika memberikan kenyaman aerodinamika dalam pemakaiannya, pemeliharaan Honda Scoopy mudah, dan konsumsi bahan bakar Honda Scoopy irit.

2. Harga, harga sepeda motor Honda Scoopy kompetitif, jika dilihat dari indikator harga jual produk baru; harga jual motor Honda Scoopy bersaing dengan produk sepeda motor lain, harga motor Honda Scoopy sebanding dengan kualitas produknya. Jika dilihat dari indikator harga jual kembali, harga motor Honda Scoopy tetap tinggi bila dibandingkan produk sepeda motor lainnya. Jika dilihat dari indikator biaya purna jual jika harga suku cadang motor Honda Scoopy terjangkau dan biaya perawatannya murah.


(45)

 

3. Desain, desain sepeda motor Honda Scoopy dikatakan baik jika dilihat dari indikator bentuk secara keseluruhan motor Honda Scoopy menarik, desain motor Honda Scoopy sesuai dengan perkembangan zaman. Jika dilihat dari indikator warna dikatakan baik jika ada beberapa pilihan warna dasar pada motor Honda Scoopy.

4. Usia, di dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pengguna motor Scoopy yang berumur 16 tahun keatas.

5. Pendidikan dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu pendidikan formal, non formal dan informal. Tetapi dalam penelitian ini hanya digunakan subjek orang yang berpendidikan formal saja, yakni yang pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (D3 dan S1).

6. Innovativeness (inovasi), menurut Schiffman dan Kanuk (2000:113) seseorang dikatakan mempunyai ke-inovatif-an yang tinggi terhadap Honda Scoopy jika (produk telah diganti Honda Scoopy),

a. Ia termasuk yang pertama di kalangan teman-teman yang mengetahui tentang produk motor baru yang ada di pasaran.

b. Jika ia mendengar ada produk motor baru tersedia di toko, ia tertarik untuk membelinya.

c. Pada umumnya, ia adalah yang pertama diantara teman-temannya yang mengetahui tentang ketersediaan motor baru dipasaran.

d. Ia akan membeli motor baru, walaupun ia belum benar-benar tahu kualitasnya.


(46)

26 

 

 

e. Ia paling banyak tahu tentang produk motor baru dibanding teman-temannya.

H. Teknik Pengukuran Data

Tehnik pengukuran data yang digunakan adalah metode skala Likert, karena metode ini mudah dimengerti. Metode skala Likert ini menjelaskan responden diminta menyatakan setuju atau tidak setuju atas berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan atribut obyek yang diteliti. Setiap jawaban diberi skor berupa :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi tidak terbatas yaitu konsumen produk Honda Scoopy yang berada di daerah Yogyakarta.


(47)

 

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Artinya, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 responden. Penentuan jumlah sampel responden didasarkan pada pernyataan Supranto (2001), yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang baik dapat ditentukan dengan cara, jumlah pertanyaan dalam kuesioner dikali lima(5) sampai sepuluh (10). Jadi dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, perhitungannya adalah 21 pertanyaan dikalikan 5 = 105, tetapi peneliti bulatkan menjadi 110 sampel, maka sampel penelitian yang digunakan adalah sebanyak 110 sampel.

J. Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2009:116) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik non random sampling, peneliti menggunakan accidental sampling, accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, dalam hal ini konsumen produk Honda Scoopy yang secara kebetulan bertemu peneliti di Yogyakarta dapat digunakan sebagai sampel, bila peneliti bertemu dengan konsumen yang secara kebetulan dapat diambil sebagai sumber data.


(48)

28 

 

 

K. Uji Instrumen Penelitian

Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji ini dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan instrument. Dalam hal ini untuk mengukur validitas alat dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasi product moment. (Sugiyono, 2009 : 248).

Rumus :

rxy = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product moment n = jumlah sampel

∑x = jumlah total skor item

∑y = jumlah total dari nilai skor total

∑xy = jumlah hasil kali skor item dengan skor total

∑x2 = jumlah kuadrat skor item

∑y2 = jumlah kuadrat skor total

Untuk menentukan instrument itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument tersebut dikatakan valid.


(49)

 

b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Kountour (2003) suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penelitian atas apa yang diukur, jika hasil penelitian yang diberikan oleh instrument tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrument tersebut dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha (α) yaitu tehnik pengujian realibilitas suatu test atau angket yang jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih (Kountour, 2003:158).

Cronbach’s Alpha dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut (Kountour, 2003) :

Rumus :

α =

Keterangan :

α = Cronbach’s Alpha N = banyaknya pertanyaan = variance dari pertanyaan


(50)

30 

 

 

Kriteria : Jika nilai Cronbach’S Alpha ≤ 0,60 maka penelitian tidak reliabel atau data hasil kuesioner tidak dapat dipercaya, tetapi jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka hasil penelitian reliabel atau data hasil kuesioner dapat dipercaya. L. Alat Analisis Data

1. Analisis regresi linier berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Namun sebelum menggunakan regresi linier berganda, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik Muitikolinieritas, klasik Heteroskedastisitas, dan uji asumsi klasik Normalitas.

a. Uji asumsi klasik Multikolinieritas, diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas/ independent variabel, dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 5 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi.

b. Uji asumsi klasik Heteroskedastisitas. Dalam persamaan berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi Homoskedastisitas dan variannya tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas.


(51)

 

c. Uji asumsi klasik Normalitas, dimana Y akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel (Y) pada persamaan regresi yang akan dihasilkan. Berdistribusi normal atau berditribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.

Lalu, menghitung pengaruh pengetahuan tentang kualitas, harga, dan desain pada keputusan pembelian produk Honda Scoopy dapat menggunakan uji analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut

Rumus :

Y = Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

= Kualitas = Harga = Desain

e = penganggu 2. Uji One Way ANOVA

Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang independent,memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama. Teknik ANOVA akan menguji variabilitas dari observasi masing-masing kelompok dan variabilitas antar mean kelompok. Melalui kedua variabilitas tersebut.


(52)

32 

 

 

Untuk memudahkan perhitungan ANOVA, dapat menggunakan tabel ANOVA :

JKT=

JKK=

JKG= JKT – JKK Dimana :

k : banyaknya kolom

N : banyaknya pengamatan/keseluruhan data : banyaknya ulangan di kolom ke-i : data pada kolom ke-I ulangan ke-j : total ulangan pada kolom ke-i : total seluruh pengamatan

Statistik uji-F yang digunakan dalam multiple comparisons dihitung dengan rumus (k-1), uji F dilakukan dengan membandingkan nilai (hasil output) dengan nilai . Sedangkan derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus (n-k), dimana k adalah jumlah kelompok partisipan, dan n adalah jumlah partisipan . p-value rendah untuk uji ini mengindikasikan penolakan terhadap hipotesis nol, dengan kata lain terdapat bukti bahwa setidaknya satu pasangan mean tidak sama.


(53)

33  BAB IV

GAMBARAN UMUM PT. ASTRA HONDA MOTOR (AHM) DAN GAMBARAN UMUM PRODUK

Bab ini berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai perusahaan yang memproduksi motor yang diteliti oleh penulis. Maka dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai profil/ gambaran PT. ASTRA HONDA MOTOR (AHM).

A. Gambaran Umum PT Astra Honda Motor (AHM) 1. Sejarah PT Astra Honda Motor (AHM)

PT Astra Honda Motor (AHM) didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down).

Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia.

Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan,


(54)

34 

 

diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg (1990) yang khusus memproduksi piston.

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang merupakan kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.4 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 20 juta pada tahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama


(55)

yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 20 juta unit adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India.

Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor didukung oleh 1.700 showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, 3.600 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 7.300 gerai suku cadang atau H3, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia.

Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 19.000 orang, ditambah 146 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.


(56)

36 

 

2. Sekilas AHM

Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor Honda yang sudah lama berada di Indonesia, sehingga AHM dapat mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk menjawab tantangan tersebut, AHM di Indonesia terus memperkuat diri.

PT Astra Honda Motor merupakan sinergi yang mengunggulkan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antara Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia.

Keunggulan teknologi Honda Motor ini diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Honda selalu mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin "bandel" dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis.

Ini membuat harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi. Astra International memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. Astra mampu memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand Honda semakin unggul.


(57)

3. VISI dan MISI

PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:

Visi

To take a lead in Indonesian motorcycle market by making customers’ dream come true, creating joy to customers and contribute to Indonesia society Misi

Creating mobility solution to society with best products and services 4. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Astra Honda Motor Status Perusahaan : Perseroan Terbatas

Status Investasi : PMA (Penanaman Modal Asing)

Alamat Kantor Pusat berada di jalan Laksda Yos Sudarso- Sunter Jakarta 14350. Perusahaan ini berdiri pada 11 juni 1971 sebagai PT Federal Motor, lalu 31 oktober 2000 merger menjadi PT AHM. Perusahaan ini memproduksi sepeda motor untuk jenis bebek, sport, dan skutik. Untuk kepemilikan 50% dipegang PT astra International Tbk dan 50% dipegang Honda Motor Co., Ltd. Untuk kapasitas produksi PT. AHM dapat memproduksi 4.400.000 unit/tahun serta memiliki referensi standar seperti JIS (Japan Industrial Standard), SII ( Standar Industri Indonesia), SNI (Standar Nasional Indonesia), ISO 9001, ISO 14001. Dengan jumlah karyawan 19.455 (maret 2012). Alamat website www.astra-honda.com


(58)

38 

 

B. Gambaran Umum Produk 1. Sekilas Tentang Honda Scoopy

PT Astra Honda Motor (AHM) ingin menggarap pasar motor skutik dengan menghadirkan pilihan model yang beragam, sehingga PT AHM merilis Honda Scoopy. Skutik unik dengan desain retro-modern untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda di Indonesia.

AHM menciptakan tren baru untuk anak muda yang ingin tampil beda dan mengedepankan gaya hidup serta kebebasan berekspresi sebagai trendsetter skutik retro, AHM membekali Scoopy dengan desain yang kental dengan kesan retro-modern yang belum pernah dimiliki oleh pabrikan lain di Indonesia. Tampilan membulat terlihat hampir di seluruh desain skutik baru ini, yaitu mulai dari bodyline, desain lampu depan, lampu sein, hingga sepasang spion kembarnya.

Lampu bulat Scoopy dilengkapi dengan lampu senja dengan multireflektor. Dua lampu sein bertekstur yang dipasang terpisah dari bodi, memperlihatkan kesan retro-modern dan membuat Scoopy ini akan mudah dilihat dari arah depan maupun samping.

Kesan modern juga terlihat dari sisi samping Scoopy yang tampil dengan striping simpel, emblem bergaya, serta tampilan belakang yang serba membulat. Tampilan semakin menarik juga terlihat pada velg racing, spion, dan pelindung knalpotnya yang tematis berwarna putih. Enam warna bodi Scoopy yang ditawarkan dapat menjadi pilihan untuk mendukung gaya hidup


(59)

anak muda yang menjadi sasaran utama model baru ini. AHM memasarkan skutik barunya ini dengan harga Rp13.750.000 (On The Road DKI Jakarta). 2. Fitur Utama

Honda Scoopy dilengkapi dengan fitur-fitur unggulan, yaitu : a. Rear Clichon With Inner Cover

Awet dan mudah dalam perawatannya. b. Auto Secure Key Shutter

Mengurangi resiko pencurian serta memudahkan kunci kontak di kegelapan.

c. Brake Lock

Mencegah motor loncat saat dihidupkan, praktis dan nyaman saat berhenti di tanjakan.

d. Side Stand Switch

Mesin tidak dapat dinyalakan saat standar samping dalam posisi turun, sehingga menghindari resiko pengendara lupa menaikkan standar samping.

e. Auto Choke

Mudah saat menghidupkan mesin tanpa perlu menggeser tuas coke secara manual.

f. MF Battery


(60)

40 

 

3. Color Model

Honda Scoopy tersedia dalam pilihan warna Cayenne Black, Sugar Blue, Candy Red, Classic White, retro pink dan Vintage Violet

4. Spesifikasi

Honda Scoopy ini menggunakan tipe mesin 4 langkah SOHC dengan volume langkah 108cc dan perbandingan kompresi 1 : 9,2 sehingga dapat menghasilkan tenaga 8,28 PS di putaran mesin 8000 rpm dan torsi maksimum 0,85kgf.m/5.500 rpm. Untuk rem depan menggunakan cakram hidrolik dengan piston tunggal tetapi untuk rem belakang masih mengandalkan rem tromol. Kapasitas tangki bahan bakar Scoopy yakni 3,5 liter. Untuk bagian kopling memakai tipe otomatis sentrifugal tipe kering dengan gigi transmisi otomatis V-matic, serta kapasitas minyak pelumas mesin yaitu 0,7 liter. Aki menggunakan tipe MF 12V-3Ah dengan sistem pengapian DC-CDI dan baterai dengan tipe busi NDU24EPR9 atau NGK CPRBEA-9.


(61)

41  BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan deskripsi tentang karateristik partisipan dan analisis kuantitatif data penelitian. Karateristik partisipan yang dibahas meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, keinovatifan, dan jangka waktu pemakaian. Analisis kuantitatif terdiri atas uji instrument (Validitas dan Reliabilitas instrument). Penelitian ini menguji interaksi pengaruh variable bebas yaitu kualitas(X1), harga(X2), desain(X3) pada variable terikat keputusan pembelian (Y). Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.0 for Windows dan Microsoft Office Excel ‘2007.

A. Karateristik Partisipan

Untuk mengetahui gambaran penelitian ini, penulis menguraikan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Data-data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden di Yogyakarta. Kuesioner yang dibagikan kepada 110 responden, Kuesioner diuji apakah valid (sahih) dan reliabel (andal) atau tidak. Setelah kuesioner tersebut diuji kemudian valid (sahih) dan reliabel (andal), penulis kemudian melanjutkan analisis data dan pengolahan data.

Untuk kuesioner yang diberikan kepada 110 responden terdiri dari dua bagian yaitu:


(62)

42 

 

1. Bagian pertama, merupakan bagian yang berisi pertanyaan tentang data responden yang meliputi :

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 31 28%

Perempuan 79 72%

Total 110 100% Sumber : Data Primer (kuesioner), 2012

Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 79 (72%) responden dan sisanya 31 (28%) responden adalah laki-laki.

b. Umur

Berdasarkan umur responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2

Data Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase

16-20 Tahun 16 15%

21-25Tahun 84 76%

> 25 Tahun 10 9%

Total 110 100%

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2012

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi urut dari yang paling tinggi pada umur 21-25 tahun, yaitu 84 (76%) responden, kemudian pada umur 16-20 tahun yaitu 16 (15%)


(63)

responden, kemudian terakhir pada umur >25 tahun yaitu 10 (9%) responden.

c. Pendidikan

Berdasarkan pendidikan responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3

Data Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SMA 11 10%

D3 3 3%

S1 85 77%

Lain-lain 11 10%

Total 110 100%

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2012

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan S1 merupakan responden terbanyak, yaitu 85 (77%) responden, kemudian responden yang berpendidian lain-lain yaitu 11 (10%) responden, dan responden yang berpendidikan SMA yaitu 11 (10%) responden, kemudian responden yang berpendidikan D3 yaitu 3 (3%) responden.

d. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.4 berikut ini :


(64)

44 

 

Tabel 5.4

Data Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar/ Mahasiswa 91 83%

Karyawan 12 11%

Wiraswasta 7 6%

Lain-lain 0 0%

Total 110 100% Sumber : Data Primer (kuesioner), 2012

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden kelompok pelajar/ mahasiswa mendapatkan jumlah paling tinggi, yaitu 91 (83%) responden, kemudian responden sebagai karyawan yaitu 12 (11%) responden, kemudian responden sebagai wiraswata yaitu 7 (6%) responden, dan lain-lain yaitu 0(0%) responden.

e. Jangka waktu pemakaian

Berdasarkan jangka waktu pemakaian responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5

Data Responden Berdasarkan Jangka Waktu Pemakaian

Jangka Waktu Jumlah

Persentase

< 1 tahun 54 49%

>1 tahun 56 51%

Total 110 100% Sumber : Data Primer (kuesioner), 2012

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menggunakan Honda Scoopy diatas 1 tahun paling tinggi, yaitu 56 (51%)


(65)

responden, kemudian responden yang menggunakan Honda Scoopy dibawah 1 tahun, yaitu 54 (49%) responden.

2. Bagian kedua, merupakan bagian yang berisi tentang pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang Kualitas yang terdiri dari 5 butir pernyataan. b. Pernyataan tentang Harga yang terdiri dari 5 butir pernyataan. c. Pernyataan tentang Desain yang terdiri dari 4 butir pernyataan.

d. Pernyataan tentang Innovativeness yang terdiri dari 4 butir pernyataan. e. Pernyataan tentang Keputusan Pembelian yang terdiri dari 3 butir

pernyataan.

Pernyataan tersebut dinyatakan dalam bentuk pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

B. Metode Pengujian Instrumen 1. Analisis Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 110 dan besarnya df dapat dihitung 110-2 = 108, dengan df = 108 dan alpha = 0,05 didapat r = 0,187 (lihat r tabel df = 108). Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka


(66)

46 

 

butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya (Imam Ghozali, 2006:45). Adapun hasil uji validitas ditunjukkan pada tabel 5.6, 5.7, 5.8, 5.9 berikut :

Tabel 5.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas

No Indikator Koefisien R Tabel (0,05)

Keterangan

1 Kualitas mesin yang digunakan pada Honda Scoopy “bandel.”

0,504 0,187 valid

2 Honda Scoopy secara keseluruhan dirancang sebagai produk tahan lama.

0,648 0,187 valid

3 Honda Scoopy memberikan kenyamanan aerodinamika dalam pemakaiannya.

0,501 0,187 valid

4 Pemeliharaan Honda

Scoopy mudah. 0,637 0,187 valid

5 Bahan bakar Honda Scoopy irit.

0,472 0,187 valid

Sumber : Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang dimiliki oleh semua variabel indikator pada setiap item pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan tersebut adalah valid.


(67)

Tabel 5.7

Hasil Uji Validitas Variabel Harga

No Indikator Koefisien R Tabel Keterangan

1

Harga jual Honda Scoopy bersaing dengan sepeda motor lain.

0,456 0,187 valid

2

Harga Honda Scoopy sebanding dengan kualitas produknya.

0,485 0,187 valid

3

Harga Honda Scoopy bila dijual kembali tetap tinggi bila

dibandingkan dengan sepeda motor lain.

0,378 0,187 valid

4

Harga suku cadang Honda Scoopy terjangkau (tidak mahal).

0,482 0,187 valid

5 Biaya perawatan Honda

Scoopy murah. 0,491 0,187 valid Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang dimiliki oleh semua variabel indikator pada setiap item pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan tersebut adalah valid.

Tabel 5.8

Hasil Uji Validitas Variabel Desain

No Indikator Koefisien R Tabel Keterangan

1

Bentuk secara keseluruhan Honda Scoopy menarik.

0,523 0,187 valid

2

Desain Honda Scoopy sesuai dengan perkembangan zaman.

0,618 0,187 valid

3 Pilihan warna Honda

Scoopy sangat variatif. 0,625 0,187 valid

4

Pilihan warna Honda Scoopy menarik bagi saya.

0,580 0,187 valid

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang dimiliki oleh semua variabel indikator pada setiap item pertanyaan


(68)

48 

 

mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan tersebut adalah valid.

Tabel 5.9

Hasil Uji Validitas Variabel Innovativeness

No Indikator Koefisien R Tabel Keterangan

1

Saya termasuk yang pertama di kalangan teman-teman saya yang mengethaui tentang produk motor baru yang ada di pasaran.

0,397 0,187 valid

2

Saat saya mendengar ada produk motor baru tersedia di toko, saya tertarik untuk membelinya.

0,283 0,187 valid

3

Pada umumnya, saya adalah yang pertama diantara teman-teman saya yang mengetahui tentang ketersediaan motor baru di pasaran.

0,402 0,187 valid

4

Saya paling banyak tahu tentang produk motor baru dibanding teman-teman saya.

0,224 0,187 valid

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang dimiliki oleh semua variabel indikator pada setiap item pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan tersebut adalah valid.


(69)

Tabel 5.10

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian

No Indikator Koefisien R Tabel Keterangan

1

Saya yakin dalam membeli Honda Scoopy.

0,732 0,187 valid

2

Saya mantap memilih Honda Scoopy diantara pilihan motor lainnya.

0,794 0,187 valid

3

Saya tidak menyesal memilih Honda Scoopy.

0,738 0,187 valid

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang dimiliki oleh semua variabel indikator pada setiap item pertanyaan mempunyai r hitung lebih besar dari r tabel, sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan tersebut adalah valid.

2.Analisis Reliabilitas

Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Data yang digunakan untuk menguji reliabilitas sama dengan data untuk pengujian validitas, Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu pertanyaan dikatakan reliabel jika Cronbach Alpha


(70)

50 

 

Tabel 5.11

Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Kualitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,767 5

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari hasil olah data, hasil uji reliabilitas kualitas menunjukkan bahwa instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel (andal) karena nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60. Hasil uji reliabilitas Kualitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,767 > 0,60. Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat di lampiran 3.

Tabel 5.12

Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Harga Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,690 5

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari hasil olah data, hasil uji reliabilitas harga menunjukkan bahwa instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel (andal) karena nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60. Hasil uji reliabilitas harga menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,690 > 0,60. Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat di lampiran 3.


(71)

Tabel 5.13

Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Desain Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,779 4

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari hasil olah data, hasil uji reliabilitas desain menunjukkan bahwa instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel (andal) karena nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60. Hasil uji reliabilitas desain menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,779 > 0,60. Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat di lampiran 3.

Tabel 5.14

Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Innovativeness Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,539 4

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari hasil olah data, hasil uji reliabilitas desain menunjukkan bahwa instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel sedang karena nilai Cronbach Alpha tidak terpaut jauh dibawah angka 0,60. Hasil uji reliabilitas desain menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,539 < 0,60. Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat di lampiran 3.

Tabel 5.15

Hasil Uji Reliabilitas Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0,870 3

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari hasil olah data, hasil uji reliabilitas keputusan pembelian menunjukkan bahwa instrumen pertanyaan dinyatakan reliabel (andal)


(72)

52 

 

karena nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60. Hasil uji reliabilitas keputusan pembelian menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,870 > 0,60. Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS dapat dilihat di lampiran 3.

C. Deskripsi data

Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kecenderungan respon subyek penelitian terhadap variabel pengetahuan konsumen tentang kualitas, harga, desain. Berdasarkan analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.16

Deskripsi Data Variabel Kualitas, Harga, Desain, Innonativeness

N Mean Std. Deviation Min Max

Kualitas 110 19,2455 3,1599 11 25

Harga 110 18,7091 2,9283 10 24

Desain 110 17,3091 2,2897 8 20

Innonativeness 110 14,8636 2,7443 7 20

Valid N (listwise) 110

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012

Dari tabel 5.16 diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata total yang paling tinggi yaitu Harga yaitu 19,2455, lalu berikutnya yaitu nilai rata-rata total Kualitas yaitu 18,7091, lalu berikutnya yaitu nilai rata-rata total Desain yaitu 17,3091 dan nilai rata-rata terkecil yaitu Innovativeness yaitu 14,8636. Sedangkan nilai Minimal urut dari yang paling tinggi yaitu Kualitas sebesar 11, Harga sebesar 10 , Desain sebesar 8 dan Innovativeness sebesar 7. Sedangkan nilai Maksimal urut dari yang paling tinggi yaitu Kualitas sebesar 25, Harga sebesar 24, Desain dan Innovativeness dengan nilai yang sama yakni sebesar 20.


(73)

D.Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas

Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 5 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. Hasil pengujian multikolinieritas dengan nilai VIF adalah sebagai berikut :

Tabel 5.17

Tabel Pengujian Multikolinieritas Variabel Kualitas, Harga, Desain Variabel Tolerance VIF Keterangan

Pengaruh atas Kualitas 0,599 1,669 Bebas Multikolinier

Pengaruhi atas Harga 0,653 1,532 Bebas Multikolinier

Pengaruh atas Desain 0,633 1,579 Bebas Multikolinier

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 5 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variable tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Jika tidak terdapat variabel yang signifikan maka dapat disimpulkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada Lampiran sebagaimana juga pada Gambar 5.1 berikut ini:


(74)

54 

 

Gambar 5.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Kualitas, Harga, Desain

Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi ini.

3. Uji Normalitas

Untuk uji normalitas, peneliti menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut :


(75)

Tabel 5.18

Hasil Uji Normalitas Variabel Kualitas, Harga, Desain

Variabel Asymp. Sig (2-tailed)

Kualitas 0,096

Harga 0,109

Desain 0,051 Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

Karena semua nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel diambil dari populasi

berdistribusi normal

E. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel persepsi atas harga, produk dan pelayanan secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap minat beli. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya dijelaskan pada Tabel 5.19 berikut ini:

Tabel 5.19

Hasil Nilai R pada Variabel Kualitas, Harga, Desain Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,747a 0,557 0,545 1,46118 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Berdasarkan tabel 5.19 dapat diartikan sebagai berikut :

a. Angka pada multiple R sebesar 0,747 menunjukkan korelasi atau hubungan antara pengetahuan tentang faktor kualitas, harga, dan desain


(1)

8.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 X3

N 110 110 110

Normal Parametersa Mean 19.2455 18.7091 17.3091

Std. Deviation 3.15992 2.92834 2.28977

Most Extreme Differences Absolute .117 .115 .129

Positive .065 .115 .120

Negative -.117 -.106 -.129

Kolmogorov-Smirnov Z 1.231 1.206 1.355

Asymp. Sig. (2-tailed) .096 .109 .051

9.

Uji Regresi Linier Berganda

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .747a .557 .545 1.46118

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 284.957 3 94.986 44.489 .000a

Residual 226.316 106 2.135

Total 511.273 109

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1


(2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

95% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

1 (Constant) .347 1.161 .299 .766 -1.955 2.649

X1 .350 .057 .511 6.122 .000 .237 .464

X2 .110 .059 .148 1.854 .067 -.008 .227

X3 .197 .077 .208 2.562 .012 .044 .349


(3)

(4)

1.

Uji One Way Anova

a.

Usia

Descriptives

X3

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

16-20 tahun 16 17.8750 1.40831 .35208 17.1246 18.6254 16.00 20.00

21-25 tahun 84 17.2024 2.41870 .26390 16.6775 17.7273 8.00 20.00

> 25 tahun 10 17.3000 2.35938 .74610 15.6122 18.9878 14.00 20.00

Total 110 17.3091 2.28977 .21832 16.8764 17.7418 8.00 20.00

ANOVA

X3

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 6.081 2 3.041 .575 .564

Within Groups 565.410 107 5.284

Total 571.491 109

Multiple Comparisons

X3

Tukey HSD

(I) Usia (J) Usia

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

16-20 tahun 21-25 tahun .67262 .62703 .533 -.8177 2.1629

> 25 tahun .57500 .92665 .809 -1.6274 2.7774

21-25 tahun 16-20 tahun -.67262 .62703 .533 -2.1629 .8177

> 25 tahun -.09762 .76898 .991 -1.9253 1.7301

> 25 tahun 16-20 tahun -.57500 .92665 .809 -2.7774 1.6274


(5)

b.

Pendidikan

Descriptives

X3

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

sma 11 16.8182 2.99393 .90270 14.8068 18.8295 11.00 20.00

D3 3 18.6667 1.15470 .66667 15.7982 21.5351 18.00 20.00

S1 83 17.2410 2.25015 .24699 16.7496 17.7323 8.00 20.00

lain-lain 13 17.8462 2.07550 .57564 16.5919 19.1004 14.00 20.00

Total 110 17.3091 2.28977 .21832 16.8764 17.7418 8.00 20.00

ANOVA

X3

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12.315 3 4.105 .778 .509

Within Groups 559.176 106 5.275

Total 571.491 109

Multiple Comparisons X3 Tukey HSD (I) Tingkat Pendidika n (J) Tingkat Pendidika n Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

sma D3 -1.84848 1.49599 .606 -5.7534 2.0564

S1 -.42278 .73697 .940 -2.3465 1.5009

lain-lain -1.02797 .94093 .695 -3.4841 1.4281

D3 sma 1.84848 1.49599 .606 -2.0564 5.7534

S1 1.42570 1.34980 .717 -2.0976 4.9490


(6)

S1 sma .42278 .73697 .940 -1.5009 2.3465

D3 -1.42570 1.34980 .717 -4.9490 2.0976

lain-lain -.60519 .68509 .813 -2.3934 1.1831

lain-lain sma 1.02797 .94093 .695 -1.4281 3.4841

D3 -.82051 1.47112 .944 -4.6605 3.0195

S1 .60519 .68509 .813 -1.1831 2.3934

 

 

c.

Innovativeness

Descriptives

X3

N Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

= atau < 13 = innovativeness

rendah 29 18.2414 1.57333 .29216 17.6429 18.8398 14.00 20.00

> 14 = innovativeness tinggi 81 16.9753 2.41855 .26873 16.4405 17.5101 8.00 20.00

Total 110 17.3091 2.28977 .21832 16.8764 17.7418 8.00 20.00

ANOVA

X3

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 34.230 1 34.230 6.881 .010

Within Groups 537.261 108 4.975

Total 571.491 109


Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 pada PT. Adira Dinamika Multifinance Tebing Tinggi

7 110 146

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

2 56 106

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda (studi kasus konsumen sepeda motor merek Honda di kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan)

0 9 147

Pengaruh Harga, Iklan Televisi dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy (Studi Kasus pada Konsumen Honda Scoopy di Wilayah Kebun Jeruk Jakarta Barat)

0 13 171

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG Analis Pengaruh Desain, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung (Studi Pada Mahasiswa FEB Universitas Muhammadiyah Surakar

0 6 13

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY (Studi Kasus : Pengguna Sepeda Motor Honda Scoopy pada Mahasiswa S1 UNAND).

2 16 76

Pengaruh pengetahuan tentang kualitas, harga dan desain pada keputusan pembelian honda Scoopy.

1 3 132

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA BEAT

0 0 1

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda Jazz - Unika Repository

0 0 14

KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, PERSEPSI HARGA DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN HONDA MOBILIO

0 1 8