PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIFITAS BELAJAR DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 1 LEMBAH MELINTANG, KABUPATEN PASAMAN BARAT.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

HASIL DAN AKTIFITAS BELAJAR DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK

KELAS X PROGRAM KEAHLIAN KONSTRUKSI BATU DAN BETON

SMK NEGERI 1 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

WENNI SYAFITRI

NIM. 509 411 010

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK


(2)

i

ABSTRAK

Wenni Syafitri. Nim. 509411010, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Dan Aktifitas Belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dan aktivitas terhadap siswa kelas X program keahlian Konstruksi Batu dan Beton melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK N 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan tes. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus. Pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Dari hasil uji coba instrumen pertama yang dilakukan maka dapat diketahui siklus I dari 35 soal ada 6 soal yang tidak valid, reliabilitas sangat tinggi, indeks kesukaran diperoleh 2 soal mudah dan 33 soal sedang, daya pembeda ada 6 soal kategori cukup dan 29 soal kategori baik. Kemudian siklus II dari 30 soal ada 5 soal yang tidak valid, reliabilitas sangat tinggi, indeks kesukaran diperoleh 4 soal mudah dan 26 soal sedang, daya pembeda ada 6 soal kategori cukup, 22 soal baik dan 2 soal jelek. Dari hasil uji coba instrumen kedua yang dilakukan maka dapat diketahui siklus I dari 35 soal ada 4 soal yang tidak valid, reliabilitas sangat tinggi, indeks kesukaran diperoleh 9 soal mudah, 18 soal sedang dan 8 soal sukar, daya pembeda ada 14 soal kategori cukup, 18 soal baik dan 3 soal jelek. Kemudian siklus II dari 30 soal ada 3 soal yang tidak valid, reliabilitas tinggi, indeks kesukaran diperoleh 8 soal mudah, 15 soal sedang dan 7 soal sukar, daya pembeda ada 10 soal kategori cukup, 17 soal baik dan 3 soal jelek. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 22,06% dari siklus I yaitu 73,07% pada siklus ke II menjadi 95,13%. Aktifitas belajar siswa meningkat sebesar 38% dari siklus I 43,83% pada siklus II menjadi 81,83%. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil dan aktifitas belajar siswa kelas X pada mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik program keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan melimpahkan serta memberikan kesempatan kepada penilis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil dan Aktifitas Belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing serta berbagai materi perpustakaan. Dalam kesempatan ini penulis dengan segala ketulusan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Toyama Sitompul, selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan proposal penelitian ini.

2. Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik juga sebagai dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

3. Bapak Drs. Tunggul Tambunan, ST., M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun pada penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun pada penyusunan skripsi.

5. Bapak Bambang Hadibroto,ST.,M.Si.,MT sebagai dosen saksi yang telah membantu jalannya ujian meja hijau.


(4)

iii

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8. Bapak Drs. Nono Sebayang, S.T., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

9. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

10. Untuk Kak Nuri Yani Sari yang telah banyak membantu dalam pembuatan administrasi skripsi ini.

11. Seluruh dosen dan staf pegawai pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan.

12. Seluruh dosen dan staf pegawai di Fakultas Teknik.

13. Bapak Rusdi, S.Pd sebagai kepala sekolah SMK N 1 Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat yang telah memberi izin melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

14. Bapak Rudi Aswandi, S.Pd sebagai pembantu kepala sekolah dalam bidang kurikulum SMK N 1 Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat yang telahbanyak membantu pada saat penelitian.

15. Ibu Sri Suyatmi, S.Pd, M.Pd sebagai guru pengampu mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik di kelas X SMK N 1 Lembah Melintang, Kab. Pasaman Barat yang telah memberi izin melakukan penelitian di kelas tersebut.

16. Untuk keluarga saya tercinta kedua orang tua saya Syafril A. Ma. Pd & Wirdah S. Pd, abang saya Riri Irawan, S.H, adik-adik saya Putri Ramadhani, Ahmad Fandy dan Haifa Nadya yang telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungannya.

17. Kepada Kanda saya Khairul Ihsan. A. Md, yang selalu memberikan semangat dan doa sampai proposal penelitian ini selesai.


(5)

18. Kepada sahabat-sahabat saya Ahermadani Silalahi, Devi Yanti Nadeak, Windi Prasetya, Sulaiman, Miza Sasril, Alfatahillah, Azhar Saddam Panjaitan yang terus memberi semangat, doa dan menemani saya membuat proposal penelitian ini dan semua teman-teman stambuk 2009 juga adik-adik stambuk yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

19. Teman-teman kos saya yang telah memberikan doa serta dukungannya (Nurul Ramadani, Rahma Zakiah, dan Siti Khodijah).

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan segala bentuk kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memenuhi fungsi yang semestinya bagi setiap pembaca.

Medan, Maret 2014 Penulis,

Wenni Syafitri 509 411 010


(6)

(7)

(8)

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan rancangan kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw .... 25

Gambar 2.2 Bagan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw... 25

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas... 36

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas... 36

Gambar 4.1 Histogram aktifitas belajar siswa siklus I... 77

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 79

Gambar 4.3. Histogram belajar siswa pada siklus II... 85

Gambar 4.4. Histogram hasil belajar siswa pada siklus II ... 87

Gambar 4.5. Histogram hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II... 90

Gambar 4.6. Histogram aktifitas belajar siswa pada siklus I Dan siklus I... 91


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar nilai hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik... 6

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

Tabel 3.1 Skenario penelitian tindakan ... 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan materi menggambar bentuk bidang dan bentuk tiga dimensi pada siklus I ... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan materi menggambar proyeksi benda pada siklus I ... 42

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Ranah Psikomotor (Keterampilan Menggambar)... 43

Tabel 3.5 Format Observasi Aktivitas Siswa... 44

Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Siklus I ... 47

Tabel 3.7 Validitas Butir Soal Siklus II ... 49

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I... 54

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ... 55

Tabel 3.10 Daya Beda Soal Siklus I... 57

Tabel 3.11 Daya Beda Soal Siklus II ... 59

Tabel 3.12 Validitas Butir Soal Siklus I... 60

Tabel 3.13 Validitas Butir Soal Siklus II ... 62

Tabel 3.14 Tingkat Kesukaran Soal Siklus I... 65

Tabel 3.15 Tingkat Kesukaran Soal Siklus II ... 67


(11)

Tabel 3.17 Daya Beda Soal Siklus II ... 70

Tabel 4.1 Perolehan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus I... 76

Tabel 4.2 Rata-rata observasi aktifitas belajar siswa pada siklus I ... 77

Tabel 4.3 Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I ... 78

Tabel 4.4 Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I ... 78

Tabel 4.5 Perolehan nilai aktifitas belajar siswa pada siklus II ... 84

Tabel 4.6 Rata-rata observasi aktifitas belajar siswa pada siklus II... 85

Tabel 4.7 Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus II... 86


(12)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian... 14

F. Manfaat Penelitian... 14

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS TINDAKAN ... 16

A. Kerangka Teoritis ... 16

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 16

1.1 Pengertian Kooperatif... 17

1.2 Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 19

1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 21

1.4 Pentingnya Pembelajaran Kooperatif ... 22


(13)

1.6 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw...26

2. Hakikat Hasil Belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik ...28

B. Kerangka Berfikir...32

C. Hipotesis Tindakan...33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...34

B. Subyek Penelitian...34

C. Partisipan...34

D. Defenisi Operasional ...34

E. Prosedur Penelitian...35

F. Kegiatan Penelitian ...37

G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...42

1. Tes ...42

2. Observasi ...44

H. Uji Coba Instrumen ...45

1. Hasil Uji Instrumen Pertama ...45

1.1. Validitas Tes ...45

1.2. Reabilitas ...50

1.3. Uji Tingkat Kesukaran ...52

1.4. Uji Daya Pembeda ...56

2. Hasil Uji Instrumen Kedua...60

2.1. Validitas Tes ...60

2.2. Reliabilitas...63

2.3. Uji Tingkat Kesukaran ...65

2.4. Uji Daya Beda ...68

I. Teknik Analisis Data...71

BAB IV. HASIL PENELITIAN, UJI HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...72


(14)

vii

A. Hasil Penelitian ...72

1. Siklus I...73

1.1. Tahap Perencanaan (Planning)...73

1.2. Tahap Tindakan (Acting)...73

1.3. Tahap Pengamatan (Observing) ...75

1.4. Tahap Refleksi (Reflecting) ...80

2. Siklus II ...82

2.1. Tahap Perencanaan (Planning)...82

2.2. Tahap Tindakan (Acting)...82

2.3. Tahap Pengamatan (Observing) ...83

2.4. Tahap Refleksi (Reflecting) ...88

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...93

A. Kesimpulan ...93

B. Saran...94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DOKUMENTASI SURAT-SURAT


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 97

Lampiran 2. RPP Siklus I... 99

Lampiran 3. RPP Siklus II ...106

Lampiran 4. Bahan Ajar ...113

Lampiran 5. Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I...137

Lampiran 6. Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II ...145

Lampiran 7. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I...152

Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II ...153

Lampiran 9. Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I...154

Lampiran 10 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II...155

Lampiran 11 Job Sheet Siklus I ...156

Lampiran 12 Job Sheet Siklus II ...159

Lampiran 13 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I...163

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II...165

Lampiran 15 Lembar Penilaian Praktek Siswa Siklus I...167

Lampiran 16 Lembar Penilaian Praktek Siswa Siklus I...168

HASIL UJI INSTERUMEN PERTAMA Lampiran 17 Tabel Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I ...169

Lampiran 18 Tabel Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I...170


(16)

xii

Lampiran 20 Tabel Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus I ...172

Lampiran 21 Tabel Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...173

Lampiran 22 Tabel Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...174

Lampiran 23 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II ...175

Lampiran 24 Tabel Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus II ...176

HASIL UJI INSTRUMEN KEDUA Lampiran 25 Tabel Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I ...177

Lampiran 26 Tabel Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I...178

Lampiran 27 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I ...179

Lampiran 28 Tabel Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus I ...180

Lampiran 29 Tabel Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...181

Lampiran 30 Tabel Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...182

Lampiran 31 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus II ...183

Lampiran 32 Tabel Uji Daya Beda Tes Hasil Belajar Siklus II ...184


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan di Negara itu sendiri, sebab pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu menjadi sumber daya manusia (SDM) untuk menangani pembangunan yang senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan kebutuhan zaman. Maka dari itu peranan lembaga pendidikan sangat besar untuk menghasilkan SDM yang potensial guna menyokong pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu titik sentral dalam pembangunan.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini berarti pendidikan merupakan institusi utama dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam tatanan masyarakat, bangsa, dan negara.

Hal tersebut sesuai dengan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang


(18)

2

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Menurut Trianto, (2009:1) pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya sejatinya menjadi wahana bagi perubahan dan dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa, Syafaruddin,dkk (2012:1). Karena itu, pendidikan yang diberikan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan harus mampu memenuhi tuntutan pengembangan potensi peserta didik secara maksimal, baik potensi intelektual, spiritual, sosial, moral maupun estetika sehingga terbentuk kedewasaan atau kepribadian seutuhnya. Dengan melalui kegiatan tersebut yang merupakan bentuk-bentuk utama dari proses pendidikan, maka kelangsungan hidup individu dan masyarakat akan terjamin.

Dalam hal ini pendidikan sebenarnya berfungsi mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara utuh dan terintegrasi tetapi untuk memudahkan pengkajian dan pembahasan biasa diadakan pemilahan dalam aspek-aspek intelektual, sosial, emosi dan fisik-motorik demikan pendapat Sukmadinata dalam Syafaruddin, dkk (2012:1).


(19)

3

Pendidikan merupakan proses pemindahan nilai budaya kepada individu dan masyarakat. Dijelaskan oleh Langgulung dalam Syafaruddin, dkk (2012:1). Bahwa pendidikan merupakan pemindahan nilai, yaitu:

1) Pemindahan nilai-nilai budaya melalui pengajaran. Pengajaran berarti pemindahan pengetahuan atau knowledge. Pendidikan berarti seseorang yang mempunyai pengetahuan memindahkan pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.

2) Termasuk dalam proses pendidikan adalah latihan. Sesungguhnya latihan bermakna seseorang membiasakan diri di dalam melakukan pekerjaan tertentu untuk memperoleh kemahiran didalam pekerjaan tersebut.

3) Pendidikan ialah indroktinasi yaitu proses yang melibatkan seseorang meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain. Maka proses indroktinasi ini banyak bergantung kepada orang yang mengeluarkan perintah yang patut ditiru oleh orang-orang yang menjalankan perintah tersebut.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Menurut Mulyasa dalam


(20)

4

pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehingga menjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam perkembangan teknologi dan kemajuan zaman yang terus berlangsung, maka bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang mempunyai potensi, yaitu manusia yang mandiri, cerdas dan terampil. Pendidikan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang demikian.

Anthony Robbins dalam Trianto (2009:15) mendefinisikan belajar secara sederhana dimana belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari devinisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan), dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

Pandangan Anthony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner dalam Trianto (2009:15), bahwa belajar adalah suatu proses aktif


(21)

5

dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Salah satu lembaga pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberi bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi. Dikatakan formal karena sistemnya sudah terstandarisasi di dalam peraturan pemerintah Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 pasal 1 ayat 1).

Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton adalah suatu program pendidikan kejuruan teknik yang melaksanakan serangkaian kegiatan belajar yang meliputi berbagai mata pelajaran keteknikkan. Mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik merupakan salah satu mata pelajaran teknik yang memberikan materi tentang gambar teknik yaitu salah satu sarana komunikasi dalam dunia teknik, mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik pada siswa SMK Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton merupakan salah satu mata pelajaran yang penting. Hal ini dikarenakan mata pelajaran pengetahuan Dasar-Dasar Gambar Teknik merupakan mata pelajaran dasar yang berfungsi untuk mendukung


(22)

6

Adapun fungsi mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik adalah: (1) Sebagai mata pelajaran produktif/pokok pada program keahlilan konstruksi batu dan beton untuk memberi bekal bagi siswa tentang pengetahuan dasar-dasar gambar teknik; (2) Dasar pengembangan diri guna memahami materi dasar-dasar gambar teknik yang erat kaitannya dengan teknik suatu bangunan.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan analisis dokumen berupa Daftar Kumpulan Nilai (DKN) yang di peroleh dari guru mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik kelas X Konstruksi Batu dan Beton SMK N 1 Lembah Melintang, dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah masih mengalami kesulitan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, hal ini dapat kita lihat melalui persentase hasil belajar siswa kelas X Konstruksi Batu dan Beton sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar nilai hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik

T.A Nilai Jumlah

Siswa Persentase (%) Jumlah Siswa/Kelas Keterangan 2009/2010 ≤ 69 70-79 80-89 90-100 5 19 5 -17,24 65,52 17,24 -29 Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 2010/2011 ≤ 69 70-79 80-89 90-100 -29 11 -72,5 27,5 -40 Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 2011/2012 ≤ 69 70-79 80-89 90-100 7 19 4 -23,33 63,33 13,33 -30 Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

(Sumber: daftar kumpulan nilai siswa kelas X Konstruksi Batu dan Beton SMK


(23)

7

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan nilai ≤ 69

terjadi penurunan dari 17,24% pada tahun 2009/2010 menjadi 0% pada tahun 2010/2011, artinya terjadi peningkatan jumlah siswa yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan rata-rata nilai hasil belajar 70-79 dari 65,52% pada tahun 2009/2010 menjadi 72,5% pada tahun 2010/2011, begitu juga pada nilai hasil belajar 80-89 dari 17,24% pada tahun 2009/2010 menjadi 27,5% pada tahun 2010/2011, namun nilai hasil belajar 90-100 tetap 0% dari tahun 2009/2010 sampai tahun 2010/2011. Kemudian nilai hasil belajar ≤ 69 terjadi peningkatan dari 0% pada tahun 2010/2011 menjadi 23,33% pada tahun 2011/2012, artinya terjadi penurunan siswa berprestasi. Penurunan juga terjadi pada nilai 70-79 dari 72,5% pada tahun 2010/2011 menjadi 63,33% pada tahun 2011/2012. Bahkan jumlah siswa yang memiliki nilai 80-89 terjadi penurunan dari 27,5% pada tahun 2010/2011 menjadi 13,33% pada tahun 2011/2012, sedangkan nilai 90-100 tetap 0% dari tahun 2010/1011 sampai 2011/2012.

Disimpulkan bahwa pada tahun pelajaran 2009/2010 hasil belajar siswa rendah kemudian terjadi peningkatan hasil belajar pada tahun pelajaran 2010/2011, namun kembali terjadi penurunan pada tahun pelajaran 2011/2012. Dengan dilakukan observasi awal tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian ini dalam rangka untuk lebih meningkatkan hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik terhadap siswa kelas X dari belum tuntas menjadi tuntas pada tahun pelajaran 2013/2014.


(24)

8

bahwa guru lebih dominan menggunakan metode pembelajaran yang hanya terbatas pada penyampaian pelajaran secara searah yaitu dengan ceramah, pemberian contoh gambar dan pemberian tugas sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk aktif di dalam proses pembelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kemudian siswa sangat jarang menanyakan hal yang kurang di pahami kepada guru yang menyebabkan nilai hasil belajar mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik yang kurang memuaskan.

Menurut Benyamin S. Bloom dalam Yamin Martinis (2012:136) dapat diketahui bahwa tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dengan kriteria ketuntasan kelas ≥ 95%. apakah ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat tercapai, dilihat dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar dapat di rumuskan sebagai berikut: PKK (Persentase Ketuntasan Klasikal) = x 100 berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika kelas nilai hasil belajar siswa telah mencapai ≥ 95%maka ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar termasuk hasil belajar mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik, sebagaimana disebutkan oleh Slameto (2003:54) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menjadi dua yaitu : (1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri indivudu yang sedang belajar), yakni keadaan/kondisi jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan siswa; (2) Faktor Ekstern (faktor di luar indivudu), yakni faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.


(25)

9

Berdasarkan kedua faktor tersebut, faktor eksternallah yang harusnya dapat diperbaiki oleh seorang pendidik. Bagaimana seorang pendidik dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman dan membangkitkan motivasi melalui penerapan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Pendekatan belajar tidak terlepas dari suatu model pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sosial yang lebih baik, kemampuan akademik juga keseluruhan pembelajaran di.

Banyak model pembelajaran yang mengikutsertakan peran aktif siswa. Salah satu diantaranya adalah Model Pembelajaran Kooperatif. Menurut Eggen and Kauchak dalam Trianto (2012:58) “pembelajaran kooperatif merupakan

sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”. Model pembelajaran kooperatif

memiliki banyak tipe, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menerapkan sistem belajar

berkelompok yang membagi materi ajar menjadi beberapa bagian dan kemudian setiap anggota kelompok menjadi ahli untuk satu bagian materi tertentu, setelah bagian materi dikuasai mereka saling berbagi pengetahuan pada teman sekelompok.

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan


(26)

10

akademik. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert) pada suatu aspek tertentu dari materi tersebut. Setelah

membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli”

di konsep yang ia pelajari. Kemudian kembali kekelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir siswa diberi tes atau assessment yang lain pada semua topik yang diberikan. .

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki beberapa keuntungan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Keuntungan tersebut antara lain: (1) meningkatkan kerjasama antar siswa (2) Melatih tanggung jawab siswa (3) meningkatkan peran aktif siswa (4) melatih siswa untuk mau berpikir (5) melatih keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan kata lain model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam


(27)

11

kehidupan masyarakat, yaitu “getting better together”, atau “raihlah yang lebih baik secara bersama-sama”Slavin dalam Solihatin dan Raharjo (2005:5).

Dalam pembelajaran di sekolah menengah kejuruan (SMK), mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik merupakan salah satu mata pelajaran keteknikan yang memberikan materi tentang gambar teknik yaitu salah satu sarana komunikasi dalam dunia teknik. Dimana setiap garis atau setiap sketsa yang ada di dalamnya adalah pengekspresian ide-ide keteknikan dengan maksud dan makna-makna tertentu yang dapat dipahami lebih jelas dan efektif dibandingkan dengan menggunakan bahasa verbal atau komunikasi pada umumnya, yang mana pada mata pelajaran ini memerlukan adanya pemahaman, penguasaan juga merupakan mata pelajaran yang mencakup tentang pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta kebersihan dan keindahannya.

Mengingat peranannya Dasar-Dasar Gambar Teknik seharusnya menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga menimbulkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Namun dari apa yang telah dipelajari ditemukan bahwa ada kesan bahwa sebagian siswa menganggap sulit dan tidak menyukai pelajaran ini. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa memang menggambar teknik memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut tingkat ketelitian yang relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Baik atau kurangnya hasil belajar yang dicapai siswa


(28)

12

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Dan Aktifitas Belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik Kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu Dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat”.

B. Identifikasi Masalah

1. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru belum menekankan keaktifan siswa.

2. Guru kurang memberikan feedback atau umpan balik terhadap siswa dalam setiap pekerjaan tugas gambar.

3. Kurangnya minat belajar siswa untuk mengikuti mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik.

4. Hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik siswa masih termasuk dalam kategori kurang memuaskan.

5. Siswa jarang menanyakan hal yang kurang dipahami saat menggambar. 6. Sarana atau perlengkapan peralatan menggambar di sekolah kurang

mencukupi berdasarkan jumlah siswa.

7. Model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi pelajaran menggambar.

8. Metode belajar mengajar yang kurang tepat dan kurang bervariasi. 9. Strategi pembelajaran yang digunakan masih kurang tepat berdasarkan


(29)

13

10. Sistem penilaian yang digunakan guru masih pada ranah kognitif belum menyentuh ranah afektif dan psikomotor sesuai dengan tuntutan mata pelajaran menggambar.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Penelitian menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik pada kompetensi dasar menggambar bentuk bidang dan bentuk tiga dimensi, dan menggambar proyeksi benda.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilakukan terhadap siswa kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat tahun pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Dasar-Dasar Gambar Teknik siswa kelas X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK N 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat?


(30)

14

X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK N 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

2. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar 2) Meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Menambah semangat belajar siswa.

4) Mengurangi kebosanan siswa dalam pelajaran. b. Bagi Guru


(31)

15

2) Meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan bagi guru.

3) Menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model tepat untuk pengajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar pada khususnya dan sekolah pada umumnya. 2) Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan

prestasi siswa. d. Bagi Peneliti


(32)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 73,07% meningkat menjadi 95,13% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 22,06%. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mengkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktifitas siswa pada siklus I adalah 43,83% dengan kategori cukup. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata aktifitas siswa 81,83% dalam kategori baik, dapat dihitung peningkatannya sebesar 38%.

3. Melalui pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw, siswa dapat saling memberi dan menerima informasi tentang materi


(33)

94

pelajaran. Siswa juga menjadi lebih bertanggungjawab karena mereka dituntut untuk bisa mengajari temannya yang lain.

4. Nilai hasil belajar dasar-dasar menggambar teknik berbanding lurus dengan nilai aktifitas belajar siswa. Dimana jika siswa yang memiliki nilai aktifitas tinggi maka nilai hasil belajarnya juga tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi guru yang mengajar mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebaiknya benar-benar mengawasi siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok, karena siswa yang menghadapi masalah dalam proses diskusi akan malas dan kurang kerjasama antar sesama kelompok.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar, siswa disarankan untuk dapat saling bekerja sama dalam pembelajaran, dan guru lebih mendorong siswa agar berani dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan serta memberi pendapat.

3. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka kepada pihak sekolah diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara


(34)

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, dkk. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. H, Julistiono. (2003). Menggambar struktur bangunan. Jakarta: Grasindo.

Hartanto, S. (1995) Pedoman umum pembentukan istilah dan pedoman umum

ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EyD). Surabaya: Penerbit

Indah.

Inal, Husen, N. (2010). Penerapan model pembelajaran numbered heads together

(NHT) terhadap hasil belajar mata diklat dasar kompetensi kejuruan (DKK) pada siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2010/2011. Medan: Fakultas Teknik

Unimed.

J, Supranto. (2008). Statistik Teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Kunandar. (2007). Guru profesional implementasi kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Luzadder. (2003), Menggambar teknik. Jakarta: Erlangga.

Ridho, Shiroth, A. (2011), Implementasi pendekatan keterampilan proses untuk

meningkatkan hasil belajar gambar teknik siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Padang Sidimpuan T.A 2011/2012. Medan: Fakultas Teknik Unimed.

Samhot, Pardamean, S. (2013), Penerapan pembelajaran kooperatif tipe think talk

write (TTW) untuk meningkatkan hasil belajar rencana anggaran biaya (RAB) pada kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.A 2012/2013. Medan: Fakultas Teknik Unimed.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, E, dan Raharjo. (2008). Cooperatif learning analisis model pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(35)

96

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d. Bandung: Alfabeta.

Sujiyanto. (2001). Menggambar teknik mesin. Yogyakarta: Kanisius.

Syafaruddin, dkk. (2012). Inovasi pendidikan suatu analisis terhadap kebijakan

baru pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.

Yamin, M. (2013) Desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Referensi.


(1)

X program keahlian konstruksi batu dan beton SMK N 1 Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

2. Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar 2) Meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Menambah semangat belajar siswa.

4) Mengurangi kebosanan siswa dalam pelajaran. b. Bagi Guru


(2)

2) Meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan bagi guru.

3) Menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model tepat untuk pengajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar pada khususnya dan sekolah pada umumnya. 2) Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan

prestasi siswa. d. Bagi Peneliti

1) Sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 73,07% meningkat menjadi 95,13% pada siklus II dengan peningkatan sebesar 22,06%. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mengkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik kelas X Program Keahlian Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Lembah Melintang Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-Dasar Gambar Teknik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktifitas siswa pada siklus I adalah 43,83% dengan kategori cukup. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata aktifitas siswa 81,83% dalam kategori baik, dapat dihitung peningkatannya sebesar 38%.

3. Melalui pembelajaran diskusi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa dapat saling memberi dan menerima informasi tentang materi


(4)

pelajaran. Siswa juga menjadi lebih bertanggungjawab karena mereka dituntut untuk bisa mengajari temannya yang lain.

4. Nilai hasil belajar dasar-dasar menggambar teknik berbanding lurus dengan nilai aktifitas belajar siswa. Dimana jika siswa yang memiliki nilai aktifitas tinggi maka nilai hasil belajarnya juga tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi guru yang mengajar mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebaiknya benar-benar mengawasi siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok, karena siswa yang menghadapi masalah dalam proses diskusi akan malas dan kurang kerjasama antar sesama kelompok.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar, siswa disarankan untuk dapat saling bekerja sama dalam pembelajaran, dan guru lebih mendorong siswa agar berani dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan serta memberi pendapat.

3. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka kepada pihak sekolah diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran dasar-dasar gambar teknik maupun pelajaran lainnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, dkk. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. H, Julistiono. (2003). Menggambar struktur bangunan. Jakarta: Grasindo.

Hartanto, S. (1995) Pedoman umum pembentukan istilah dan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EyD). Surabaya: Penerbit Indah.

Inal, Husen, N. (2010). Penerapan model pembelajaran numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar mata diklat dasar kompetensi kejuruan (DKK) pada siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2010/2011. Medan: Fakultas Teknik Unimed.

J, Supranto. (2008). Statistik Teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Kunandar. (2007). Guru profesional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Luzadder. (2003), Menggambar teknik. Jakarta: Erlangga.

Ridho, Shiroth, A. (2011), Implementasi pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan hasil belajar gambar teknik siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 2 Padang Sidimpuan T.A 2011/2012. Medan: Fakultas Teknik Unimed.

Samhot, Pardamean, S. (2013), Penerapan pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) untuk meningkatkan hasil belajar rencana anggaran biaya (RAB) pada kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam T.A 2012/2013. Medan: Fakultas Teknik Unimed. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Solihatin, E, dan Raharjo. (2008). Cooperatif learning analisis model pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r & d. Bandung: Alfabeta.

Sujiyanto. (2001). Menggambar teknik mesin. Yogyakarta: Kanisius.

Syafaruddin, dkk. (2012). Inovasi pendidikan suatu analisis terhadap kebijakan baru pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana.

Yamin, M. (2013) Desain pembelajaran berbasis tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Referensi.

Hasmiati, dkk, Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam http://dirimu.files.wordpress.com/2010/03/slide-tugas-math.ppt. diakses Rabu, 07 November 2013. Pukul 10.29 WIB.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 2 32

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN PADA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR ILMU BAHAN BANGUNAN PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 BINJAI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 2 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COLLABORATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR ILMU BANGUNAN GEDUNG SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 3 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEKANIKA TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 2 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOFERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 7 33

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR.

0 2 30

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU STATIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 1 MERDEKA.

0 4 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI I PERCUT SEI TUAN.

0 3 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 16