PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO DI KELAS VI SDN KUBANG LABAN KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON.

(1)

PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO DI KELAS VI SDN KUBANG LABAN

KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : MUSLIHAT

0903842

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG 2013


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

Penerapan Metode Latihan untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa

Berpidato Di Kelas Vi SDN Kubang

Laban Kel. Penggung Rawi Kec.

Jombang Kota Cilegon

Oleh Muslihat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Muslihat 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

ABSTRAK

MUSLIHAT 2013. Penerapan Metode Latihan untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berpidato Di Kelas VI SDN Kubang Laban Kelurahan Panggung Rawi Kecamatan Jombang Kota Cilegon.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh nilai siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia yang masih dibawah nilai ketuntasan minimal belajar di SD, khususnya pembelajaran berpidato menunjukkan bahwa kemampuan siswa berpidato masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan penggunaan metode yang kurang bervariasi. Untuk itu peneliti menggunakan metode latihan sebagai metode pembelajaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode latihan, untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan dan untuk mengetahui penerapan metode latihan dalam meningkatkan kemampuan siswa berpidato. Adapun rumusan masalahnya adalah mengenai implikasi, proses dan hasil dari penggunaan metode latihan dalam peningkatan kemampuan siswa berpidato. Kajian pustaka terhadap pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan mengindikasikan bahwa pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan akan berhasil bila metode latihan digunakan sebagai cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato. Berpidato adalah berbicara di depan umum dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Data diperoleh dengan cara observasi dan tes kemampuan siswa berpidato dari 26 partisipan di kelas VI SDN Kubang Laban. Data di analisis dengan cara ditabulasikan sehingga terlihat kenaikan nilai siswa disetiap siklusnya, pada pra siklus mencapai nilai rata-rata 49,73, siklus I 61,80, siklus II 75,53. Dengan demikian metode latihan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam berpidato dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berpidato mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dengan adanya kenaikan nilai dalam proses pembelajaran. Adapun rekomendasi dari penelitian ini adalah ditujukan kepada semua guru agar dapat menggunakan metode latihan dalam pembelajaran berpidato.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

PERNYATAAN ……… ii

ABSTRAKSI ………. iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Definisi Operasional ………... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 5

B. Kajian Hasil PenelitianTerdahulu... 12


(6)

D. Hipotesisi Tindakan ... 13

BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 14

B. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 21

C. Instrumen Penelitian ……… 22

D. Analisi Data ………. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 24

B. Pembahasan ……..……… 31

C. Jawaban Hipotesis………. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 36

B. Saran ……… 38

DAFTAR PUSTAKA ……… 39

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 40


(7)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1 Desain Penelitian ……… 16 2. Gambar 3.2 Model Pengembangan PTK ……… 17 3. Gambar 4.1 Grafik Nilai Siswa Tiap Siklus ……….. 35


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Direktur UPI Kampus Serang …...40

2. Surat Permohonan Izin Observasi dari UPI Kampus Serang………41

3. Surat Permberian Izin dari SDN Kubang Laban………...42

4. Hasil Nilai Pra Siklus……….43

5. RPP Siklus I………...44

6. Pedoman Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I………47 7. Pedoman Observasi KBM Guru Siklus I……….………..48 8. Hasil Nilai Siklus I……….………49

9. Foto Kegiatan Siklus I……….………...50

10.Siklus II ……….51

11.Pedoman Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II……….………..54

12.Pedoman Observasi KBM Guru Siklus II ………...55

13.Hasil Nilai Siklus II………..…..56 14.Foto Kegiatan Siklus II……….………..……57


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, mencakup empat aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Salah satu aspek tersebut yaitu kemampuan berbicara, dimana kemampuan berbicara merupakan kebutuhan yang paling utama dalam berkomunikasi. Menurut Tarigan (1998:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Oleh karena itu, kemampuan berbicara perlu dilatih sejak jenjang pendidikan sekolah dasar. Dengan demikian guru mempunyai tanggung jawab untuk melatih keterampilan berbicara peserta didiknya.

Menurut Ellis at all dalam Novi dan Dadan (2007:59) kegiatan yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih menggunakan bahasa lisan antara lain diskusi, pelaporan, pengisahan cerita, paduan suara, drama, improvisasi dan kegiatan komunikasi lisan yang lain. Salah satu kegiatan komunikasi lisan lainnya adalah kegiatan berpidato. Kegiatan berpidato itu sendiri lebih mengutamakan kemampuan seseorang berbicara untuk mempengaruhi pendengar atau khalayak ramai. Untuk itu seorang guru perlu melatih peserta didiknya untuk berpidato terutama melatih dalam hal aspek-aspek berpidato.

Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan observasi di Sekolah Dasar Negeri Kubanglaban untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi terhadap pembelajaran berpidato. Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pembelajaran berpidato dan tes akhir kemampuan berpidato pada siswa kelas VI SDN Kubang Laban, peneliti mendapatkan data siswa mengalami


(10)

2

kesulitan terhadap kegiatan pembelajaran berpidato, hal ini terlihat pada hasil tes kemampuan berpidato dengan nilai rata-rata hanya mencapai 49,73. Pada saat tes kemampuan berpidato siswa tidak dapat menggunakan kata-kata yang tepat dalam berpidato, mereka tidak berani untuk tampil berpidato, mereka dihinggapi perasaan tidak percaya diri, takut dan tegang. Mereka juga tidak dapat menggunakan intonasi dan mengekspresikan unsur penjiwaan yang baik dan benar ketika berpidato. Keadaan semacam ini merupakan salah satu fakta bahwa kegiatan pembelajaran belum terbiasa memfokuskan pada pengembangan keterampilan berbicara khususnya pembelajaran berpidato.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan umumnyahanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks tanpa melatih keterampilan berbicara khususnya dalam pembelajaran berpidato. Pembelajaran yang demikian ini mengakibatkan kebiasaan siswa belajar menjadi kurang aktif sehingga peserta didik mengalami kebosanan dalam pembelajaran.

Atas dasar permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk memecahkan masalah terhadap pembelajaran berbicara khususnya kegiatan berpidato dengan menggunakan metode latihan agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato. Hal ini melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENERAPAN METODE

LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERPIDATO DI KELAS VI SDN KUBANGLABAN KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(11)

3

1. Bagaimana metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato?

2. Bagaimana metode latihan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato?

3. Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berpidato?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode latihan.

2. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan.

3. Untuk mengetahui implikasi dari hasil penelitian dalam meningkatkan pembelajaran berpidato.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

a. Menjadikan pengalaman sekaligus pengetahuan untuk proses pembelajaran selanjutnya.

b. Dapat meningkatkan kreatifitas terhadap pembelajaran yang menarik sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat bagi guru

a. Memberikan kesadaran terhadap guru untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar dengan baik dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

b. Guru mempunyai kemampuan untuk merancang rencana pembelajaran yang inovatif agar menarik dalam setiap kegiatan pembelajaran.


(12)

4

3. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan siswa berbicara terhadap kegiatan berpidato.

b. Melatih siswa untuk menumbuhkan keberanian dalam mengembangkan kemampuan berbicara.

E. Definisi Operasional

1. Metode latihan (drill) atau metode training merupakan suatu cara mengjar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan (Sagala, 2012:217).

2. Meningkatkan kemampuan siswa menurut kamus besar Bahasa Indonesia Depnas diartikan sebagai suatu usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar (Balai Pustaka, 2000:258).

3. Berpidato adalah berbicara di depan umum dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Wiyanto, 2001:5).


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif karena hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru dapat digunakan untuk mengatasi masalah atau meningkatkan taraf hidup manusia.

Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan dalam Sugiyono (2008:19) seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang dituju tetapi belum tentu tahu pasti apa yang di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki objek, dengan cara membaca informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat objekdan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asingyang mau melihat pertunjukkan wayang kulit atau kesenian atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa,bagaimana, wayang kulit itu. Ia akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan menganalisis dengan serius.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajran dikelas.


(14)

15

Menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi(2008:26) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih professional.

Menurut Borg tujuan utama dalam PTK adalah pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi dikelas atau disekolahnya sendiri dengan atau tanpa masukan khusus, berupa berbagai program pelatihan yang lebih eksplisit (Basrowi dan Suwandi, 2008:55).

Dengan demikian, guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif, dan bukannyabertujuan untuk mendapatkan ilmu baru tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu (Yusnandar,2012:9).

3. Model Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, hendaknya harus melakukan penyusunan rancangan atau desain penelitian dengan memilih salah satu model rancangan yang dikembangkan oleh pakar penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model siklus atau model Kemmis dan Mc. Taggart. Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Yusnandar (2012:24) terdiri dari empat komponen yaitu :

a. Rencana

Rencana adalah rencana yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. b. Tindakan


(15)

16

Tindakan adalah tindakan yang dilakukan oleh guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi

Observasi adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi

Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Berikut ini merupakan model atau alur penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Basrowi dan Suwandi, 2008:68).

Pra siklus

Perencanaan Observasi Siklus I

Refleksi


(16)

17

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan pengertian di atas penelitian ini dapat dilakukan dengan model atau desain sebagai berikut :

Alur PTK dalam kegiatan pembelajran berpidato dengan menggunakan Metode Latihan

( Modifikasi dari Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart)

Perencanaan

- Peneliti dan guru mengadakan

kolaborasi terhadap pembelajaran berpidato.

- Menyusun rencana pembelajaran

dengan menggunakan metode

latihan Pelaksanaan

- Melaksanakan pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan Observasi

- Melakukan pengamatan terhadap kegiatan

Refleksi

Menganalisis kekurangan dan permasalahan dalam proses pembelajran berpidato yang telah diamati, terdapat kemajuan atau tidak, selanjutnya

melakukan rencana pada siklus selanjutnya.

SIKLUS I Observasi

- Melakukan pengamatan terhadap pembelajaran berpidato yang dilakukan oleh guru.

- Mengamati sikap siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Refleksi

- Menganalisis kekurangan dan permasalahan dalam proses pembelajaran

berpidato

- Melakukan rencana tindakan pada siklus


(17)

18

Gambar 3.2

Model Pengembangan PTK

4. Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain alur pengembangan PTK, penelitian ini dirancang kedalam tiga siklus, yaitu tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Dari setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Pra Siklus 1) Observasi

Kegiatan ini dilakukan sebagai pengamatan terhadap pembelajaran kegiatan berpidato yang dilakukan oleh guru serta pengamatan terhadap sikap siswa terhadap pembelajaran kegiatan berpidato.

2) Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti dan guru menanalisis permasalahan dalam kegiatan pembelajaran berpidato, selanjutnya peneliti bersama guru melakukan rencana tindakan pada siklus 1.

b. Tahap Siklus I 1) Perencanaan

Peneliti dan guru mengadakan kolaborasi terhadap pembelajaran berpidato, kemudian peneliti bersama guru menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai


(18)

19

berikut : a) menyusun Rencana Pembelajaran dengan menggunakan metode latihan, b) menyusun alat observasi terhadap guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam berpidato serta proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, c) merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan guna mengukur kemampuan siswa dalam berpidato.

2) Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan rencana yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan penelitian pada siklus I ini adalah :

a) Guru memberikan contoh berpidato dengan menggunakan intonasi dan penjiwaan yang tepat dan tidak lupa memperhatikan kata-kata yang diucapkan harus sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b) Siswa dilatih dalam keterampilan berpidato.

c) Siswa diminta untuk mencoba latihan berpidato dengan menggunakan intonasi dan penjiwaan yang tepat.

d) Siswa dinilai dengan menggunakan lembar tes yang telah disiapkan.

3) Observasi

Kegiatan peneliti sebagai mitra guru, hanya mengamati proses pelaksanaan pembelajaran berpidato dengan menggunakan metode latihan. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati kegiatan dan kemampuan siswa dalam berpidato serta mengamati proses kegiatan belajar mengajar yang


(19)

20

4) Refleksi

Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan berpidato, maka peneliti mengumpulkan data untuk dianalisis dan didiskusikan secara kolaboratif dengan guru berdasarkan hasil tindakan untuk menetapkan rencana selanjutnya.

c. Tahap Siklus II 1) Perencanaan

Setelah diperoleh hasil siswa dalam siklus I, ternyata sudah ada sedikit peningkatan maka peneliti akan merencanakan tindakan yang lebih baik lagi pada siklus II ini, yaitu dengan cara :

a) Peneliti menyiapkan RPP yang telah diperbaiki agar kemampuan siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode latihan dapat meningkat.

b) Peneliti menyiapkan lembar observasi dan lembar tes untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam berpidato.

2) Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan yang direncanakan agar di siklus II ini kemampuan siswa dalam berpidato dapat meningkat dengan maksimal.Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Siswa dilatih kembali dalam keterampilan berpidato secara lebih baik lagi.

b) Guru menjelaskan lebih jelas lagi aspek-aspek yang harus ada dalam berpidato yang baik.

c) Siswa diminta untuk mencoba latihan berpidato dengan baik sesuai dengan arahan yang diberikan guru.


(20)

21

d) Siswa dinilai kembali dengan menggunakan lembar tes yang telah disiapkan.

3) Observasi

Kegiatan ini memantau kemajuan dalam proses belajar mengajar tentang kemampuan siswa dalam keterampilan berpidato dengan metode latihan. Berdasarkan lembar observasi dan lembar tes yang digunakan ternyata pada siklus II ini kemampuan siswa dalam berpidato sudah mengalami peningkatan.

4) Refleksi

Dalam kegiatan refleksi pada siklus II ini adalah menganilisis hasil penilaian dari proses kegiatan belajar mengajar tentang keterampilan berpidato dengan menggunakan metode latihan pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI.

Dalam refleksi pada siklus II sudah ada peningkatan yang optimal dalam keterampilan berpidato dengan menggunakan metode latihan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

B. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Subjek penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah kegiatan guru dalam mengembangkan pembelajaran terhadap kegiatan berbicara siswa khususnya kegiatan berpidato. Karena keberhasilan siswa terhadap pembelajaran ditentukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Untuk itu kegagalan siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa hal ini terjadi juga


(21)

22

perhatian siswa, sehingga siswa merasa bosan terhadap suatu pembelajaran. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VI dengan jumlah 26 siswa SDN KubangLaban Kelurahan PanggungRawi Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SD tersebut Peneliti menganggap siswa di SD tersebut masih mengalami kesulitan berbicara terutama dalam pembelajaran berpidato serta kurangnya inovasi dalam metode pembelajaran yang digunakan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN KubangLaban yang berlokasi di Kelurahan PanggungRawi Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi ini dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : a) lokasi penelitian mudah dijangkau, sehingga mempermudah penelitian baik dari segi waktu maupun dari segi biaya, b) terdapat masalah yang menarik untuk diteliti secara ilmiah, c) penulis cukup mengenal lokasi tersebut.

C. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang baik peneliti perlu menyusun instrumen sebagai acuan atau pedoman dalam pengembangan tindakan kelas. Oleh karena itu bentuk instrumen dalam penelitian ini yang digunakan oleh peneliti adalah :

1. Observasi

Menurut Burns observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara sistematis terhadap kegiatan interaksi didalam kelas. Dengan observasi, diharapkan kesulitan siswa terhadap kegiatan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui sehingga dapat


(22)

23

dilakukan rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut. Observasi ini dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun (Basrowi dan Suwandi, 2008:127).

2. Tes Perbuatan

Tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan, tindakan atau unjuk kerja. Hal ini berfungsi sebagai penilaian terhadap kemampuan melakukan sesuatu perbuatan. Bentuk tes unjuk kerja ini cocok umtuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas tertentu (Sumiati dan Asra, 2009:204).

D. Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data melalui observasi dan tes kemampuan siswa dalam berpidato, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data. Untuk itu langkah-langkah dalam mengolah data adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:

a. Memeriksa kelengkapan identitas pengisi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menyusun data.

b. Menyeleksi data sebagai gambaran tentang hasil penelitian.

c. Mengelompokkan data berdasarkan tujuan untuk memudahkan pengolahan data dalam mengambil keputusan.

2. Tabulasi


(23)

24

3. Pengolahan Data

Pada tahap ini pengolahan data dilakukan untuk menentukan atau menarik kesimpulan terhadap tingkat keberhasilan dalam penelitian ini. Dengan kata lain apabila nilai yang didapat mencapai nilai ketuntasan minimal belajar sebesar 70 maka penelitian ini akan dihentikan.


(24)

(25)

35

Muslihat, 2013

PENGGUNAAN PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan jawaban dari rumusan masalah sebelumnya pada bab I. Antara lain sebagai berikut:

1. Rumusan yang pertama, “bagaimana penerapan metode latihan dapat

meningkatkan kemampuan siswa berpidato?”

Jawaban:

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes hasil kemampuan siswa berpidato dan hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa berpidatomenggunakan metode latihan menunjukkan bahwa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata yang terus mengalami perubahan menjadi lebih baik walaupun pada awal penelitian ditemukan masalah yang ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa yang masih dibawah nilai ketuntasan minimal belajar di SD yaitu 70, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa 49,73.

Setelah peneliti menggunakan metode latihan nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada siklus pertama sebesar 61,80 dan siklus kedua yang mencapai nilai rata-rata sebesar 75,53. Dengan demikian dapat dikatakan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato.

Hal ini dapat juga dibuktikan dengan hasil observasi kegiatam pembelajaran pada lembar observasi KBM guru yang mencapai peningkatan dari siklus I hingga siklus II yang mencapai presentase sebesar 80% sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran


(26)

36

berpidato yang menunjukkan peningkatan dari kegiatan pra siklus hingga kegiatan siklus II mencapai presentase sebesar 75%.

2. Rumusan yang kedua, “bagaimana metode latihan dapat mengatasi

kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato?”

Jawaban:

Pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa penggunaan metode latihan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato. Karena pada awal peneltian sebelum menggunakan metode latihan masih belum dapat mengatasi kesulitan siswa dalam berpidato, namun setelah peneliti menggunakan metode latihan, kesulitan siswa pada pembelajaran berpidato dapat teratasi hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa disetiap siklusnya. Dengan nilai rata-rata yang mancapai 75,53, nilai yang diperoleh siswa tersebut sudah diatas nilai minimal ketuntasan belajar, sehingga dapat dikatakan kesulitan siswa dapat teratasi.

3. Rumusan yang ketiga, “Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berpidato?”

Jawaban:

Selain hasil pembelajaran meningkat proses kegiatan pembelajaran di kelas pun semakin meningkat atau membaik. Peningkatan ini dikarenakan adanya implikasi dari penggunaan metode latihan. Metode latihan tersebut adalah suatu metode yang dapat menambah daya kecakapan anak serta dapat menimbulkan gerakan-gerakan yang otomatis sehingga anak lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga metode latihan dapat menumbuhkan kebiasaan dalam anak. Jadi semakin terbiasa anak berbicara dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat pula kemampuan berbicaranya. Hal ini dapat dibuktikan dengan data nilai


(27)

37

minimal belajar di SD yakni dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 49,73. Namun setelah menggunakan metode latihan pada pembelajaran berpidato nilai yang diperoleh meningkat hingga mencapai 75,53. Nilai tersebut sudah mencapai dan sudah melebihi nilai ketuntasan minimal belajar di SD sebesar 70. Dari uraian diatas penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan metode latihan yang digunakan pada pembelajaran berpidato dapat meningkatkan kemampuan siswa berpidato.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan uraian penelitian diatas maka dapat disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Guru-guru sekolah dasar didalam menyampaikan pembelajaran berpidato hendaknya dengan menggunakan metode latihan agar siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang belum dipelajari. Hal ini terbukti setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode latihan pembelajaran berpidato menjadi meningkat. 2. Kepada Kepala Sekolah SDN Kubang Laban agar melakukan supervisi

pada guru kelas ataupun guru bidang studi. Para guru diminta untuk melakukan persiapan sebelum mengajar. Dan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya berpidato, sebaiknya guru memberikan motivasi kepada siswanya.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikannsebagai referensi untuk meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran berpidato di sekolah dasar bagi peneliti lain pada masa yang akan datang. Oleh karena itu peneliti lain diharapkan masukan-masukannya agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara menemukan metode-metode pembelajaran yang inovatif.


(28)

(29)

38

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Balai Pustaka. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Basrowi dan Suwandi.(2008).Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.Bogor: Ghalia Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI

Isah dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Novi dan Dadan. (2007). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung:

UPI Press

Sagala, S.(2012).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Subana dan Sunarti. (2011).Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima Susilawati. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Berpidato dengan

Menggunakan Metode Latihan. Skripsi sarjana pada PGSD UPI Serang: tidak

diterbitkan

Tarigan, H.G.(1981).Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa

Tarigan, H.G.(1998). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wiyanto, A.(2001).Berpidato yang Memukau. Jakarta: Balai Pustaka

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press


(1)

25

Muslihat, 2013

PENGGUNAAN PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO

DI KELAS VI SDN KUBANG LABAN KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON


(2)

35

Muslihat, 2013

PENGGUNAAN PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan jawaban dari rumusan masalah sebelumnya pada bab I. Antara lain sebagai berikut:

1. Rumusan yang pertama, “bagaimana penerapan metode latihan dapat

meningkatkan kemampuan siswa berpidato?”

Jawaban:

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes hasil kemampuan siswa berpidato dan hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa berpidatomenggunakan metode latihan menunjukkan bahwa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata yang terus mengalami perubahan menjadi lebih baik walaupun pada awal penelitian ditemukan masalah yang ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa yang masih dibawah nilai ketuntasan minimal belajar di SD yaitu 70, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa 49,73.

Setelah peneliti menggunakan metode latihan nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada siklus pertama sebesar 61,80 dan siklus kedua yang mencapai nilai rata-rata sebesar 75,53. Dengan demikian dapat dikatakan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpidato.

Hal ini dapat juga dibuktikan dengan hasil observasi kegiatam pembelajaran pada lembar observasi KBM guru yang mencapai peningkatan dari siklus I hingga siklus II yang mencapai presentase sebesar 80% sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran


(3)

36

Muslihat, 2013

PENGGUNAAN PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO

DI KELAS VI SDN KUBANG LABAN KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpidato yang menunjukkan peningkatan dari kegiatan pra siklus hingga kegiatan siklus II mencapai presentase sebesar 75%.

2. Rumusan yang kedua, “bagaimana metode latihan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato?”

Jawaban:

Pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa penggunaan metode latihan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran berpidato. Karena pada awal peneltian sebelum menggunakan metode latihan masih belum dapat mengatasi kesulitan siswa dalam berpidato, namun setelah peneliti menggunakan metode latihan, kesulitan siswa pada pembelajaran berpidato dapat teratasi hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa disetiap siklusnya. Dengan nilai rata-rata yang mancapai 75,53, nilai yang diperoleh siswa tersebut sudah diatas nilai minimal ketuntasan belajar, sehingga dapat dikatakan kesulitan siswa dapat teratasi.

3. Rumusan yang ketiga, “Implikasi apa yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran berpidato?”

Jawaban:

Selain hasil pembelajaran meningkat proses kegiatan pembelajaran di kelas pun semakin meningkat atau membaik. Peningkatan ini dikarenakan adanya implikasi dari penggunaan metode latihan. Metode latihan tersebut adalah suatu metode yang dapat menambah daya kecakapan anak serta dapat menimbulkan gerakan-gerakan yang otomatis sehingga anak lebih aktif dalam proses pembelajaran dan juga metode latihan dapat menumbuhkan kebiasaan dalam anak. Jadi semakin terbiasa anak berbicara dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat pula kemampuan berbicaranya. Hal ini dapat dibuktikan dengan data nilai kemampuan siswa yang sebelumnya tidak mencapai nilai ketuntasan


(4)

minimal belajar di SD yakni dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 49,73. Namun setelah menggunakan metode latihan pada pembelajaran berpidato nilai yang diperoleh meningkat hingga mencapai 75,53. Nilai tersebut sudah mencapai dan sudah melebihi nilai ketuntasan minimal belajar di SD sebesar 70. Dari uraian diatas penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan metode latihan yang digunakan pada pembelajaran berpidato dapat meningkatkan kemampuan siswa berpidato.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan uraian penelitian diatas maka dapat disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Guru-guru sekolah dasar didalam menyampaikan pembelajaran berpidato hendaknya dengan menggunakan metode latihan agar siswa dapat memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang belum dipelajari. Hal ini terbukti setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode latihan pembelajaran berpidato menjadi meningkat. 2. Kepada Kepala Sekolah SDN Kubang Laban agar melakukan supervisi

pada guru kelas ataupun guru bidang studi. Para guru diminta untuk melakukan persiapan sebelum mengajar. Dan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya berpidato, sebaiknya guru memberikan motivasi kepada siswanya.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikannsebagai referensi untuk meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran berpidato di sekolah dasar bagi peneliti lain pada masa yang akan datang. Oleh karena itu peneliti lain diharapkan masukan-masukannya agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara menemukan metode-metode pembelajaran yang inovatif.


(5)

38

Muslihat, 2013

PENGGUNAAN PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERPIDATO

DI KELAS VI SDN KUBANG LABAN KELURAHAN PANGGUNG RAWI KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Balai Pustaka. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Basrowi dan Suwandi.(2008).Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.Bogor: Ghalia Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI

Isah dan Hodijah. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Novi dan Dadan. (2007). Pendidikan dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung:

UPI Press

Sagala, S.(2012).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Subana dan Sunarti. (2011).Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumiati dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima Susilawati. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Berpidato dengan

Menggunakan Metode Latihan. Skripsi sarjana pada PGSD UPI Serang: tidak diterbitkan

Tarigan, H.G.(1981).Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa

Tarigan, H.G.(1998). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wiyanto, A.(2001).Berpidato yang Memukau. Jakarta: Balai Pustaka

Yusnandar, E. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHINGPADA KONSEP PERJUANGAN MEMPERTAHANKANKEMERDEKAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA DI KELAS V SD NEGERI 2 CILEGON KECAMATAN JOMBANG KOTA CILEGON.

0 3 41

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI WUJUD DAN SIFAT BENDA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sumampir Kecamatan Purwakarta Kota Cilegon.

0 0 35

PENERAPAN METODE ESTAFET WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SDN CIHANJUANG I KECAMATAN PARONGPONG.

3 49 45

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE LISTENING TEAMUNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKILKOTA CILEGON.

0 1 30

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING.

0 0 27

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH PIDATO PADA SISWA KELAS VI SDN BANTARJAMBE KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG.

1 2 72

(ABSTRAK) PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTEK VOKAL IBU-IBU PKK RW V KELURAHAN PANGGUNG KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL.

0 0 2

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRAKTEK VOKAL IBU-IBU PKK RW V KELURAHAN PANGGUNG KECAMATAN TEGAL TIMUR KOTA TEGAL.

0 0 84

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VI SDN PURO PAKUALAMAN.

0 1 165

this PDF file PENERAPAN METODE PEMODELAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS VI SDN INPRES 1 UJUNA KECAMATAN PALU BARAT | Hadijah | BAHASANTODEA 1 PB

0 0 9