MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING.

(1)

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN

METODE ROLE PLAYING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Halimatus Sa’diah

0903794

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Serang, Juni 2013 Yang Menyatakan:


(3)

(4)

ABSTRAK

Halimatus Sa’diah. 2013. Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role-Playing.Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Latar belakang masalah penelitian ini berdasarkan hasil data temuan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas V di SDN Kubang Laban mengalami kesulitan dalam memahami unsur intrinsik cerita anak, dan hasil nilai belajar siswa di bawah rata-rata kriteria ketuntasan minimal dan belum sesuai dengan IPHB. Kesulitan siswa ini disebabkan karena kurangnya tingkat pemahaman dan minat siswa terhadap unsur intrinsik cerita anak, serta penyampaian materi yang cenderung tradisional oleh guru. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing ? (2) Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan metode role-playing dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ? (3) Apakah metode role-playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ? Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: (1) Memperoleh gambaran mengenai kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing. (2) Menemukan langkah-langkah penggunaan metode role-playing dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. (3) Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode role-playing. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (class action research) dengan teknik siklus model Kemmis dan Mc Taggart, yang setiap siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yang meliputi perencanaan, (planning), tindakan (action), Observasi (observasing), dan refleksi (reflektif). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri. Subjek penelitiannya adalah kemampuan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak, yaitu pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 54,3, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 63,7, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 82. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika metode role playing digunakan dengan tepat maka akan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengatasi kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak. Untuk itu direkomendasikan kepada guru, kepala sekolah, dan para peneliti. Diharapkan guru kelas V dapat menggunakan metode role playing pada pembelajaran pemahaman unsur intrinsik cerita anak.


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

BAB II METODE ROLE-PLAYING, CERITA ANAK, DAN PEMBELAJARAN CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE-PLAYING A. Metode Role-Playing ... 10

B. Cerita Anak ... 14


(6)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ... 25

C. Teknik Penelitian ... ... 26

D. Teknik Ananlisis Data ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Latar Penelitian ... 27

BAB IV DATA TEMUAN DAN ANALISIS DATA TEMUAN A. Siklus I ... 31

B. Siklus II ... 38

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 43

B. Rekomendasi ... 44

DAFTAR PUSTAKA


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Basrowi (2008:25) mengemukakan penelitian tidakan kelas

merupakan “salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas.” Penelitian ini dilakukan apabila dalam sebuah pembelajaran teridentifikasi sebuah masalah yang menjadi kesulitan bagi para siswa. Menurut Sudjana yang dikutip oleh Anggara (2009:3) “masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul penelitian”, Anggara (2009:3) pun mengemukakan pernyataan Arikunto bahwa “memilih masalah penelitian adalah salah satu langkah awal suatu kegiatan.” Dari kedua pernyataan di atas peneliti melakukan sebuah observasi partisipan sebagai upaya untuk dapat menemukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran.

Observasi partisipan yang peneliti lakukan terhadap pembelajaran memahami unsur intrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban yang dilakukan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013 menghasilkan data sebagai berikut.


(8)

2

1. Pada saat awal pembelajaran siswa masih terlihat semangat dan disiplin mengikutinya, namun setelah menit ke 15 semangat dan kedisiplinan siswa mulai berkurang.

2. Pada menit ke 20 guru memberikan pertanyaan tentang unsur-unsur intrinsik cerita anak kepada 5 orang siswa, akan tetapi hanya 2 orang siswa yang mampu menjawab dengan tepat, sedangkan 1 orang menjawab dengan jawaban yang kurang tepat dan 2 orang siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Pada menit ke 30 siswa mulai kesulitan dengan materi yang disampaikan oleh guru, karena pada saat guru bertanya tentang unsur instrinsik dari sebuah cerita anak yang telah dibacakan oleh guru, siswa tidak mampu menjawab dengan tepat.

4. Pada menit ke 35 situasi kelas mulai tidak kondusif saat guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan mengalokasikan perannya masing-masing.

5. Pada menit ke 40 saat pementasan masing-masing kelompok, terlihat kelompok yang lain tidak memperhatikan dan mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

6. Pada menit ke 60, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menganalisis unsur instrinsik cerita anak yang telah diperankan oleh masing-masing kelompok, pada saat sedang mengerjakan tugas dari guru, ada 8 orang siswa yang izin keluar kelas, ada 6 orang siswa yang terlihat


(9)

3

mengantuk, dan 10 orang siswa yang merasa kebingungan sehingga bertanya kepada teman dan guru jawaban dari tugas yang diberikan guru. Dari hasil observasi di atas, menunjukkan bukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

Setelah melakukan observasi partisipan di kelas V SD Negeri Kubang Laban, peneliti melanjutkan dengan mengadakan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Kubang Laban yaitu bapak Syair, Ama. Pd dan dua orang siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2013. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam. Saat ditanya mengenai kesulitan siswa, guru menjawab “Ada, anak-anak susah banget kalau disuruh menganalisis cerita anak. Padahal kan gampang banget yah neng.” Dari pernyataan guru wali kelas V tersebut, menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. Untuk lebih memperkuat fakta di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan tiga orang siswa yaitu Abu H, Bagus Sadewa, dan Dede Atikah. Wawancara dilakukan di dalam kelas dan pada saat jam istirahat berlangsung agar tidak mengganggu waktu belajar. Saat para siswa ditanya mengenai pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, mereka merasa kebingungan dalam menganalisis unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada cerita anak yang disampaikan oleh guru. Maka dari itu, ketika siswa mendapat tugas menganalisis unsur instrinsik cerita anak, mayoritas para siswa menjawab dengan tidak tepat. Dari hasil wawancara peneliti dengan


(10)

4

siswa, dapat menjadi bukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

Selain melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa, peneliti juga melakukan analisis dokumen guna memperkuat data hasil temuan pada penelitian ini. Dokumen-dokumen yang peneliti analisis adalah rekapan nilai dan catatan siswa. Kedua dokumen tersebut dianalisis guna mendapatkan gambaran permasalahan yang sedanga dialami oleh siswa. Rekapan nilai siswa peneliti dapat dari guru kelas V SD Negeri Kubang Laban pada tanggal 26 Januari 2013, yang akan peneliti paparkan pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Rekapan Nilai Siswa

No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai

1 A.S Yadi 60 16 Hana A. Lina 60

2 Abu H 70 17 Juliawan S. A 60

3 Agus Tia. N 50 18 Lisnawati 50

4 Aini A.S 50 19 M. Asep. S 60

5 Aninda

Damayanti

50 20 M. Cahya 60

6 Annisa Putri 60 21 M. Fajri 60

7 Anton H. W 60 22 M. Hermanto 50

8 Bagus Sadewa 50 23 M. Iswal 40

9 Baharul ulum 60 24 M. Soleh 60

10 Dede Atikah 60 25 M. Sufian 50

11 Dwi T. S 50 26 Mustirawati 60

12 Eka Putra P. W 60 27 Musyaffa 50

13 Erfiyanto 40 28 Nadiatul Aini 60

14 Fathan Rizki 40 29 Nur Isnan Fitri 50

15 Fuadiyah 40 30 Nurul Aini 60

Jumlah 1630


(11)

5

Hasil rata-rata yang didapatkan oleh siswa pada tabel 1.1 di atas yaitu 54,3 yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 65, yang berarti nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban lebih kecil dibandingkan dengan KKM, yaitu 54,2 < 65. Data di atas menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

Dalam pengamatannya, peneliti menemukan permasalahan pada catatan siswa yang mayoritas saat menganalisis unsur-unsur instrinsik cerita anak, siswa masih kurang tepat dalam menjawab. Setelah melakukan beberapa pengamatan seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen, peneliti pun melakukan diskusi dengan guru kelas guna menemukan solusi dalam mengatasi atau memperbaiki masalah yang terjadi.

Kemampuan ideal dalam pengajaran sastra bagi anak sekolah dasar yaitu menyimak. Menurut Tarigan, menyimak adalah

suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi, untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1986:45)

Tarigan (dalam Djuanda, 2008) pun memaparkan menyimak adalah “suatu

proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,


(12)

6

terkandung di dalamnya.” Pada proses kegiatan pembelajaran sastra siswa tidak hanya diarahkan untuk memahami teori seperti mengenai ciri-ciri cerita anak, unsur-unsur instrisik cerita anak tetapi pembelajaran sastra ini diharapkan untuk bagaimana siswa mampu menemukan unsur-unsur instrisik yang terkandung dalam cerita anak seperti tema, amanat, latar, alur, tokoh, penokohan sudut pandang dan gaya bahasa. Maka dari itu, dengan mendengarkan siswa diharapkan mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam cerita anak tersebut.

Berdasarkan fakta-fakta temuan di atas, terbukti bahwa kemampuan siswa kelas V SD Negeri Kubang Laban dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak belum mencapai KKM. Dalam pengajaran bahasa Indonesia mengenai pemahaman unsur instrinsik cerita anak, dapat digunakan salah satu strategi pembelajaran aktif yaitu metode Role Playing ( bermain peran ). Menurut Djamarah (2000:199) :

Metode Role Playing ialah suatu cara penugasan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik.

Role Palying dapat menjadi suatu media pendidikan yang ampuh, karena dalam pembelajaran siswa dilibatkan dalam proses belajar yang memungkinkan siswa mengeksplorasi hubungannya dengan lingkungan. Melalui metode Role Playing siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna yakni pengalaman, karena menurut Taufik Ampera (2010:2)


(13)

7

Pengalaman dapat diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Pada pembelajaran karya sastra di sekolah dasar (SD), diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang bermakna untuk kehidupannya kelak.

Dalam permasalahan di atas, peneliti merasa perlu menerapkan metode Role Playing untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang berjudul Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role Playing”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing ? 2. Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan metode role-playing

dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?

3. Apakah metode role-playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak ?

C. Tujuan Penelitian


(14)

8

1. Memperoleh gambaran mengenai kesulitan siswa kelas V dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan metode role-playing.

2. Menemukan langkah-langkah penggunaan metode role-playing dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

3. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode role-playing.

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti dapat dimanfaatkan secara efisien. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kelompok Kerja Guru (KKG)

a. Sebagai alternatif untuk memecahkan masalah serupa dalam mengajar bahasa Indonesia dan dapat dijadikan model pengajaran dalam proses belajar mengajar sastra anak khususnya dalam memahami unsur instrisik cerita anak.

b. Sebagai referensi keilmuan mengenai pembelajaran memahami unsur instrinsik cerita anak.

2. Bagi Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)

Sebagai masukan kepada pihak pusat kurikulum atau pengawas sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan sebagai materi pembelajaran.


(15)

9

Sebagai masukan bagi orangtua siswa dalam mendidik dan mengawasi anak dalam belajar.

4. Bagi pembaca

a. Sebagai referensi keilmuan bagi pembaca untuk menambah

pengetahuan pembaca dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. b. Sebagai referensi untuk penelitian dengan permasalahan serupa.

E. Definisi Istilah

Dalam penelitian yang berjudul Mengatasi kesulitan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role Playingini, secara istilah judul tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut sesuai dengan sumber yang didapatkan oleh peneliti.

1. Mengatasi kesulitan

Mengatasi kesulitan dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan oleh guru dan peneliti untuk membantu siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam mengatasi kesulitan memahami unsur instrinsik cerita anak.

2. Memahami unsur instrinsik cerita anak

Memahami unsur instrinsik cerita anak adalah kegiatan memahami dan menganalisis unsur-unsur yang terdapat di dalam sebuah cerita anak yang dibacakan oleh guru.


(16)

10

Metode Role Playing merupakan suatu cara pembelajaran yang melibatkan siswa pada proses belajar-mengajar dalam bentuk kegiatan bermain peran. Dalam penggunaan metode Role Playing siswa di arahkan untuk dapat mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang sedang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban Kec. Jombang Kota Cilegon ini merupakan penelitian kualitatif karena data-data yang diperoleh peneliti merupakan fenomena sosial yang terjadi di lapangan dan setting alami sebagai sumber data langsung (baca Iskandar, 2009: 65; Wiriaatmadja, 2008: 96).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran memahami unsur-unsur instrinsik cerita anak.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart. Setiap sikluas atau putaran terdiri dari empet komponen yang meliputi perencanaan, (planning), tindakan (action), Observasi (observasing), dan refleksi (reflektif).


(18)

26

C. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen.

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilaksanakan pada saat pembelajaran memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban berlangsung.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara ini dilaksanakan setelah pembelajaran memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban berlangsung.

c. Analisis Dokumen

Analisis Dokumen dilaksanakan setelah pembelajaran memahami unsur instrinsik cerita anak di kelas V SDN Kubang Laban berlangsung yang menghasilkan dokumen berupa dokumen-dokumen resmi yang dimiliki oleh SDN Kubang Laban Kecamatan Jombang Kota Cilegon dan dokumen-dokumen dari guru mitra peneliti. Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa (1) rekapan nilai siswa, (2) cacatan siswa, dan (3) cacatan anekdot.


(19)

27

D. Teknik Analisis Data 1. Mengenali data

2. Mengelompokkan data

3. Mengidentifikasi data E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti, karena penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (baca Sugiono 2009: 222-223).

F. Latar Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Kubang Laban Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Alasan peneliti melakukan penelitian di SDN Kubang Laban ini adalah karena antatra peneliti dan pihak sekolah sudah saling mengenal satu sama lain dan lokasinya terjangkau oleh peneliti sehingga mempermudah peneliti untuk mencari informasi dan mempermudah peneliti untuk bertukar pendapat dengan guru kelas dan kepala sekolah. Diharapkan dengan adanya penelitian ini kemampuan peserta didik dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dapat meningkat.


(20)

28

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas V SDN Kubang Laban dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

4. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir.

1. Kegiatan Awal

a. Mencari lokasi penelitian

b. Menemukan masalah

c. Menemukan solusi d. Mengurus surat perizinan

e. Meminta surat keputusan sesuai lokasi penelitian 2. Kegiatan Inti

a. Melakukan kolaborasi dengan guru

Peneliti dengan guru melakukan kolaborasi untuk memilih pendekatan, model, metode, atau teknik yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang ada dan melaksanakan tindakan penelitian, kolaborasi ini dilakukan selama penelitian berlangsung.

b. Melakukan siklus pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.


(21)

29

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap ini merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan keterampilan siswa sebagai solusi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Tahap perencanaan ini kurang lebih sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.

2) Tindakan

Tindakan pada prinsipnya merupakan realitas dari sesuatu yang sudah direncanakan sebelumnya atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti dalam upaya mengatasi permasalahan.

3) Observasi

Kegiatan pengamatan dapat dilakukan oleh guru sebagai kolaborator maupun oleh peneliti sendiri. Obsevasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu untuk mengamati kemampuan siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan metode Role-Playing. Observasi yang digunakan peneliti adalah observasi berstruktur, yang mana peneliti telah mengetahui aspek apa yang diamati dan relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.


(22)

30

4) Refleksi

Pada tahap ini adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melaksanakan tindakan, apabila masih ada kekurangan, dilakukan perbaikan dengan mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Kegiatan ini dapat berulang kembali.

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada penelitian tindakan kelas ini adalah pembuatan laporan.


(23)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data temuan pada penelitian ini yang diperoleh selama pembelajaran pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II di kelas V SDN Kubang Laban Kec. Jombang Kota Cilegon, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kesulitan-kesulitan siswa terlihat pada saat beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru tentang unsur instrinsik cerita anak.

2. Langkah-langkah dalam pembelajaran memahami unsur instrinsik dengan metode role playing yaitu:

a. Menghangatkan suasana dan memotivasi siswa. b. Memilih peran.

c. Menyusun tahapan-tahapan peran. d. Menyiapkan pengamat.

e. Tahapan pemeranan.

f. Diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I. g. Pemeranan ulang.

h. Diskusi dan evaluasi tahap II.


(24)

44

3. Penggunaan metode role playing dengan tepat akan mengatasi kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak dan meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan prasiklus sampai siklus II . Pada prasiklus nilai rata siswa mencapai 54,3, siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 63,7 dan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata siswa mencapai 82.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban, maka dalam kesempatan ini peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Guru

Penggunaan metode role-playing dapat dijadikan alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran sastra, karena dengan menggunakan metode role-playing pada saat kegiatan belajar-mengajar siswa mendapat pengalaman belajar yang sesungguhnya. Mereka terlihat aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran serta mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dengan adanya penerapan metode role-playing dalam pembelajarn, diharapkan guru sekolah dasar memiliki inovasi dan berkompetensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2.Semua Tenaga Pengajar


(25)

45

penggunaan pendekatan yang cocok dengan materi pembelajaran dan perlu memiliki kemampuan mengajar yang berkompetensi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, terutama untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami karya sastra, khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

3.Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin Kepala Sekolah yang memiliki otoritas dan pengaruhnya sangat besar di sekolah hendaknya memantau guru dan memberikan saran yang baik untuk mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan serta turut mengembangkan hasil penelitian tentang Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerita Anak Dengan Metode Role Playing ini melalui KKG atau KKS demi meningkatkan mutu pendidikan.

4.Peneliti Selanjutnya

Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan maupun rujukan keilmuan untuk mengembangkan kemampuan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan profesionalisme guru SD. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan di satu sekolah, maka peneliti menyarankan kepada guru atau pun para pembaca untuk mengembangkan metode role playing ini di sekolah lain.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T.(2010).Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis Aktivitas.Bandung:Widya Padjajaran

Amri, S, dan Ahmadi, I.K. (2010).Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum. Jakarta: Prestasi Pustaka

Anggara, A.(2009).Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas

V SD Negeri Ciawi 2 Kecamatan Patiia Kabupaten

Pandeglang).Skripsi Sarjana pada FIP PGSD Serang.tidak diterbitkan. Basrowi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

DeNeve, M.K and Heppner, J. M.(1997). “Role Play Simulations: The Assessment of an Active Learning Technique and Comparisons with Traditional Lectures”.Journal Innovative Higher Education,21,(3),233. Djaramah, S.B.(2000).Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:PT

Rineka Cipta

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SD. Bandung: Pustaka Latifah

Ertmer, P.A.(2010).“ Expressions of critical thinking in role-playing simulations: comparisons across roles”.Journal J Comput High Educ. 22,(10),75 Irzu.(2011).Kelebihan dan kekurangan metode role playing.[Online].Available at:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244214-kelebihan-dan-kekurangan-metode-role/#ixzz2Tk9NCucc[Mei 15, 2013] Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Juanda, D dan Resmini, N.(2007).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.Bandung:Upi Press

Kosasih, E.(2003).Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa


(27)

Larsen-freeman, D. (1986). Techniques and principles in language teaching. New York: Oxford University Press.

Munandar, U.(1985).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah petunjuk bagi guru dan orang tua.jakarta:PT.Grasindo

Nurgiantoro, B.(2005).Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia

Anak.Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Roestiyah.(2008).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Rineka Cipta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryadin, A dan Rostini, T.(2011).Pengembangan Profesi Guru : Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:CV.Amalia Book

Syabani, D.(2010).Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan (Berbicara) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SD Negeri Kibin Kec. Kibin Kabupaten Serang. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada FIKP UPI Kampus Serang: tidak diterbitkan

Tarigan, H.G. (1986). Menyimak. Bandung : Angkasa.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

30

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Refleksi

Pada tahap ini adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melaksanakan tindakan, apabila masih ada kekurangan, dilakukan perbaikan dengan mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Kegiatan ini dapat berulang kembali.

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada penelitian tindakan kelas ini adalah pembuatan laporan.


(2)

43

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan data temuan pada penelitian ini yang diperoleh selama pembelajaran pada kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus II di kelas V SDN Kubang Laban Kec. Jombang Kota Cilegon, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Kesulitan-kesulitan siswa terlihat pada saat beberapa siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru tentang unsur instrinsik cerita anak.

2. Langkah-langkah dalam pembelajaran memahami unsur instrinsik dengan metode role playing yaitu:

a. Menghangatkan suasana dan memotivasi siswa. b. Memilih peran.

c. Menyusun tahapan-tahapan peran. d. Menyiapkan pengamat.

e. Tahapan pemeranan.

f. Diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I. g. Pemeranan ulang.

h. Diskusi dan evaluasi tahap II.


(3)

44

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penggunaan metode role playing dengan tepat akan mengatasi kesulitan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerita anak dan meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan prasiklus sampai siklus II . Pada prasiklus nilai rata siswa mencapai 54,3, siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 63,7 dan pada siklus II nilai rata-rata-rata-rata siswa mencapai 82.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban, maka dalam kesempatan ini peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Guru

Penggunaan metode role-playing dapat dijadikan alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran sastra, karena dengan menggunakan metode role-playing pada saat kegiatan belajar-mengajar siswa mendapat pengalaman belajar yang sesungguhnya. Mereka terlihat aktif dan menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran serta mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dengan adanya penerapan metode role-playing dalam pembelajarn, diharapkan guru sekolah dasar memiliki inovasi dan berkompetensi dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2.Semua Tenaga Pengajar

Kepada semua tenaga pengajar di Sekolah Dasar dan kepada sepihak yang berkepentingan di dunia pendidikan agar dapat lebih memperhatikan


(4)

45

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan pendekatan yang cocok dengan materi pembelajaran dan perlu memiliki kemampuan mengajar yang berkompetensi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, terutama untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami karya sastra, khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

3.Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin Kepala Sekolah yang memiliki otoritas dan pengaruhnya sangat besar di sekolah hendaknya memantau guru dan memberikan saran yang baik untuk mewujudkan peningkatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan serta turut mengembangkan hasil penelitian tentang

Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kubang Laban Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerita Anak Dengan Metode Role Playing

ini melalui KKG atau KKS demi meningkatkan mutu pendidikan. 4.Peneliti Selanjutnya

Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan maupun rujukan keilmuan untuk mengembangkan kemampuan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan profesionalisme guru SD. Karena penelitian ini hanya dilaksanakan di satu sekolah, maka peneliti menyarankan kepada guru atau pun para pembaca untuk mengembangkan metode role playing ini di sekolah lain.


(5)

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T.(2010).Pengajaran Sastra Teknik Mengajar Sastra Anak Berbasis

Aktivitas.Bandung:Widya Padjajaran

Amri, S, dan Ahmadi, I.K. (2010).Konstruksi Pengembangan Pembelajaran

Pengaruhnya terhadap Mekanisme dan Praktikum Kurikulum. Jakarta:

Prestasi Pustaka

Anggara, A.(2009).Penggunaan Metode Kerja Kelompok Untuk Memahami Isi

Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ciawi 2 Kecamatan Patiia Kabupaten Pandeglang).Skripsi Sarjana pada FIP PGSD Serang.tidak diterbitkan.

Basrowi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

DeNeve, M.K and Heppner, J. M.(1997). “Role Play Simulations: The Assessment of an Active Learning Technique and Comparisons with Traditional Lectures”.Journal Innovative Higher Education,21,(3),233. Djaramah, S.B.(2000).Guru dan Anak Dalam Interaksi Edukatif.Jakarta:PT

Rineka Cipta

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa di SD. Bandung: Pustaka Latifah

Ertmer, P.A.(2010).“ Expressions of critical thinking in role-playing simulations:

comparisons across roles”.Journal J Comput High Educ. 22,(10),75

Irzu.(2011).Kelebihan dan kekurangan metode role playing.[Online].Available at: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244214-kelebihan-dan-kekurangan-metode-role/#ixzz2Tk9NCucc[Mei 15, 2013] Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.

Juanda, D dan Resmini, N.(2007).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi.Bandung:Upi Press

Kosasih, E.(2003).Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama Widya


(6)

Halimatus Sa’diah, 2013

MENGATASI KESULITAN SISWA KELAS V SDN KUBANG LABAN DALAM MEMAHAMI UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK DENGAN METODE ROLE PLAYING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Larsen-freeman, D. (1986). Techniques and principles in language teaching. New York: Oxford University Press.

Munandar, U.(1985).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah

petunjuk bagi guru dan orang tua.jakarta:PT.Grasindo

Nurgiantoro, B.(2005).Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Roestiyah.(2008).Strategi Belajar Mengajar.Jakarta.Rineka Cipta Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryadin, A dan Rostini, T.(2011).Pengembangan Profesi Guru : Penelitian

Tindakan Kelas.Bandung:CV.Amalia Book

Syabani, D.(2010).Penerapan Metode Role Playing Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berbahasa Lisan (Berbicara) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas IV SD Negeri Kibin Kec. Kibin Kabupaten Serang. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada FIKP UPI Kampus Serang:

tidak diterbitkan

Tarigan, H.G. (1986). Menyimak. Bandung : Angkasa.

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan