Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Plak Dental

2.1.1

Definisi

Masalah yang paling sering dihadapi dalam bidang kesehatan mulut adalah
karies dan plak gigi. Plak dental merupakan etiologi utama dari penyakit periodontal
yang termasuk dalam salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut. Plak terdiri dari
bakteri bercampur musin, sisa-sisa makanan dan bahan-bahan lain yang melekat erat
di permukaan gigi. Bakteri yang berperan dominan dalam pembentukan plak yaitu
Streptococcus mutans. Plak dental atau plak bakteri adalah deposit lunak yang

membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras

lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat. Lingkungan biofilm
tersebut penting artinya karena sering merugikan bagi mikroorganisme dan dapat
mempengaruhi sifat-sifat bakteri yang ada disana. Sebagai contoh, kerentanan bakteri
terhadap bahan antimikroba bisa menurun karena struktur biofilmnya.6,10
Bila jumlah plak sedikit maka plak tidak dapat dilihat secara langsung, dan
untuk melihat plak dibutuhkan zat pewarna (disclosing solution).

2.1.2

Struktur dan Komposisi Plak Dental

Plak dental diklasifikasikan atas plak supragingiva dan plak subgingiva
berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva adalah plak yang
terbentuk pada permukaan koronal gigi di atas margin gingiva. Pembentukan plak
supragingiva dipengaruhi oleh saliva dan asupan makanan. Keberadaan plak dan
kalkulus supragingiva dapat diperiksa secara visual.11
Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya apikal dari tepi gingiva, diantara
gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva. Secara morfologis, plak
subgingiva dibedakan atas plak subgingiva yang berkaitan dengan gigi (tooth
associated) dan plak subgingiva yang berkaitan dengan jaringan (tissue associated).11


Universitas Sumatera Utara

6

2.1.3

Pembentukan Plak Dental

Proses pembentukan plak dibagi atas tiga tahap, yaitu: pembentukan pelikel
yang membalut permukaan gigi, kolonisasi awal oleh bakteri, kolonisasi sekunder
dan pematangan plak.
a. Pembentukan Pelikel Dental
Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal dari
pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi (cekat maupun
lepasan) akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan
cairan sulkular (cairan sulkus), begitu juga dari produk sel bakteri, pejamu dan debris.
Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif, bertindak sebagai pelumas permukaan
dan mencegah pengeringan jaringan. Selain itu, pelikel merupakan substrat yang
membuat bakteri di sekitarnya melekat.12

b. Kolonisasi Awal pada Permukaan Gigi
Bakteri yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel
didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram-positif, seperti Actinomyces viscosus
dan Streptococcus sanguis. Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan
bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.
Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental.12
c. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak turut sebagai
pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia,
Prevotella loescheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, dan
porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang

telah berada dalam massa plak.12

2.1.4

Struktur Plak Dental

Struktur plak supragingiva didominasi oleh bakteri kokus gram positif dan
bakteri batang (rod) yang pendek pada permukaan yang menghadap ke gigi. Bakteri

batang, filamen gram negatif dan Spirokheta mendominasi permukaan luar massa
plak yang matang.

Universitas Sumatera Utara

7

Lingkungan subgingiva berbeda dari lingkungan supragingiva. Pada sulkus
gingiva atau poket menggenang cairan sulkular yang mengandung banyak substansi
yang dijadikan bahan makanan oleh bakteri.13

2.2

Kontrol Plak

Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menyingkirkan plak dan mencegah
akumulasi plak kembali pada gigi. Kontrol plak adalah prosedur yang dapat
dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk :
a) Menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak (materi alba
dan debris makanan) dari permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. Hal ini

merupakan tujuan utama dari kontrol plak. Penyingkiran serta penghambatan
penumpukan plak dengan kontrol plak berarti menghambat pembentukan
kalkulus.
b) Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan tonus gingiva,
keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva dan sirkulasi gingiva.
Sampai saat ini kontrol plak masih mengandalkan pada pembersihan secara
mekanis yang dicontohkan dengan menyikat gigi maupun dengan menggunakan
benang gigi. Kontrol plak secara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat-alat
seperti sikat gigi dan pembersih interdental. Pembersihan dengan sikat gigi juga harus
memperhatikan bentuk sikat gigi, metode penyikatan gigi dan frekuensi penyikatan
gigi. Meskipun telah dikembangkan bahan-bahan kimia yang bersifat antiplak, hasilhasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol plak secara kimiawi hanyalah sebagai
penunjang dan bukan pengganti kontrol plak secara mekanis.13,14,24
Sekarang ini sudah banyak obat kumur yang beredar di pasaran, tapi ada
baiknya untuk menghindari efek merugikan pada penggunaan obat kumur dalam
jangka waktu panjang sehingga penggunaan obat kumur berbahan herbal menjadi
pilihan pada saat ini.

Universitas Sumatera Utara

8


2.3

Peranan Herbal terhadap Kesehatan Rongga Mulut

Pemanfaatan bahan herbal untuk pengobatan berbagai penyakit banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu. Peningkatan penggunaan bahan
herbal ini disebabkan kesadaran masyarakat yang menilai bahwa penggunaan bahan
herbal lebih aman dibandingkan menggunaan sediaan obat-obatan dari bahan kimia.15
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2001 menunjukkan
pemanfaatan obat tradisional cukup tinggi, walaupun obat modern tersedia dan
mudah didapat.22 Sudah banyak bahan herbal yang telah digunakan dalam lingkungan
masyarakat, dan sudah sering dipakai sebagai alternatif pengobatan.
Saat ini banyak beredar pasta gigi dengan kandungan bahan herbal antara lain:
Aloe vera, Eucalyptus, siwak dan daun sirih. Pemakaian Aloe vera di bidang

kedokteran gigi telah dilaporkan oleh seorang dokter gigi di Chicago yang
menggunakannya sebagai bahan pasta gigi untuk membantu penyembuhan pasien
dengan radang gusi dan mengurangi pewarnaannya akibat merokok.5
Siwak sangat umum digunakan di Timur Tengah dan diketahui memiliki efek

antiplak dan khasiat farmakologis lainnya. Beberapa peneliti melaporkan adanya efek
antibakteri dari siwak terhadap bakteri kariogenik dan patogen periodontal khususnya
spesies bakteriodes.5
Daun sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama, yaitu yang
dimana bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menghentikan perdarahan gusi dan
sebagai obat kumur.5
Obat kumur daun salam mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid
dan minyak atsiri 0,05%. Kandungan Eugenia polyantha merupakan bahan aktif yang
diduga mempunyai efek farmakologis. Tanin dan flavonoid merupakan bahan aktif
yang mempunyai efek anti inflamasi dan anti mikroba, sedangkan minyak atsiri
mempunyai efek analgesik.8

Universitas Sumatera Utara

9

2.4

Biji Buah Pinang (Areca catechu L.)


2.4.1 Defenisi
Tumbuhan Pinang telah banyak dimanfaaatkan oleh masyarakat Indonesia
untuk pengobatan, termasuk penggunaan buah dan bijinya. Biji Pinang ditumbuk
halus dan digunakan untuk menyembuhkan luka, baik pada manusia maupun pada
hewan.9,16

Gambar 1. Buah Pinang16

2.4.2 Klasifikasi
Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio

: Angiospermae


Kelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Arecales

Family

: Arecaceae (Palmae)

Genus

: Areca

Species

:Areca catechu L.17


2.4.3 Morfologi
Pinang dapat ditemukan dengan ketinggian dari 1-1.400 m/dpl. Pohon
berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak
bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh

Universitas Sumatera Utara

10

berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung,
panjang 80cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8m, anak daun
mempunyai panjang 85cm, lebar 5cm, dengan ujung sobek dan bergigi.16
Buah Pinang berbiji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung
membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30mm,
permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk
menyerupai jala dengan warna yang lebih muda.16

Gambar 2. Biji Buah Pinang17


2.4.4 Khasiat Biji Buah Pinang
Pada umumnya secara tradisional biji buah Pinang telah banyak digunakan
oleh masyarakat umum dari sejak lama sebagai obat, diantaranya dapat digunakan
untuk menghentikan perdarahan dan sebagai obat luka. Biji buah Pinang bersifat
hemostatik karena dapat mencegah timbulnya pendarahan dan cepat menghentikan
pendarahan. Sebagai obat luar, biji buah Pinang ini dapat direbus yang kemudian air
rebusan digunakan untuk mencuci muka dan infeksi kulit lainnya.18,19

2.4.5 Kandungan Biji Buah Pinang
Biji buah Pinang (Areca catechu L.) mengandung 0,3-0,6% alkaloid dan
senyawa bioaktif yaitu flavonoid dan tannin. Biji buah Pinang juga mengandung
proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan
flavonoid. Biji buah Pinang segar mengandung 50% lebih banyak alkaloid,

Universitas Sumatera Utara

11

dibandingkan biji yang telah diproses. Khasiat yang dimiliki biji buah Pinang antara
lain sebagai anti bakteri, anti inflamasi dan anti mikroba.9,19

2.4.6 Peranan Ekstrak Biji Buah Pinang Sebagai Antiplak
Aktifitas anti bakteri, anti mikroba dan anti inflamasi pada biji buah Pinang
(Areca catechu L.) dapat diperoleh dari :

2.4.6.1 Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan polifenol sehingga memiliki sifat kimia
senyawa fenol yang tersebar luas pada hampir semua tumbuhan tingkat tinggi,
kecuali algae. Penelitian secara in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa flavonoid
mempunyai aktifitas biologis dan farmakologis, antara lain sebagai anti bakteri.
Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri karena flavonoid mempunyai kemampuan
berinteraksi dengan DNA bakteri. Hasil interaksi tersebut menyebabkan terjadinya
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom. Penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa ion hidroksil secara kimia menyebabkan perubahan
komponen organik dan transpor nutrisi sehingga menimbulkan efek toksik terhadap
sel bakteri dan dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan akumulasi plak.8,23

2.4.6.2 Tanin
Tanin adalah salah satu senyawa yang terkandung dalam buah Pinang yang
kadarnya cukup tinggi. Tannin yang juga merupakan senyawa polifenol bekerja
dengan cara mengurangi pertumbuhan bakteri dengan mengadakan denaturasi protein
serta menurunkan tegangan permukaan, sehingga permeabilitas bakteri meningkat.
Kerusakan dan peningkatan permeabilitas sel bakteri menyebabkan pertumbuhan sel
bakteri terhambat sehingga akhirnya dapat menyebabkan kematian sel dan
mengurangi jumlah bakteri pada akumulasi plak.8,26

Universitas Sumatera Utara

12

2.4.6.3 Alkaloid
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai anti bakteri. Mekanisme yang diduga
adalah dengan cara menganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
sel tersebut dan akhirnya sel bakteri pada akumulasi plak pun dapat berkurang.20

Universitas Sumatera Utara

13

2.5

Kerangka Teori
Plak Bakteri

Kimiawi

Mekanis

Obat Kumur ekstrak
biji buah pinang

Sikat Gigi

Tanin

Flavonoid

-

-

Mempunyai
kemampuan
berinteraksi
dengan DNA
bakteri
Ion hidroksil
menyebabkan
perubahan
komponen
organik dan
transport nutrisi
sehingga
menimbulkan
efek toksik
terhadap sel
bakteri.

-

-

-

Alkaloid

Mengurangi
pertumbuhan
bakteri
Mengurangi
pertumbuhan
sel
Menyebabkan
kematian sel

-

-

Mengganggu
komponen
penyusun
peptidoglikan
pada sel
bakteri
Menyebabkan
kematian sel

Akumulasi plak dental

Universitas Sumatera Utara

14

2.6

Kerangka Konsep

Variabel bebas:

Variabel terikat:

Obat kumur ekstrak biji
buah Pinang

- Indeks Plak
- Loe and Silness

Variabel terkendali:
-

Kondisi higine oral sampel sebelum
penelitian

-

Waktu dan frekuensi menyikat gigi

-

Cara menyikat gigi

-

Jenis sikat dan pasta gigi

-

Frekuensi berkumur

-

Lama dan waktu berkumur

-

Volume obat kumur yang

Variabel tidak terkendali:
-

Diet

-

Sosial ekonomi

digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

3 88 78

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011

3 71 65

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

4 95 78

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

5 73 62

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

17 54 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 0 15

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 1 4

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

3 13 3

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 0 15