HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI

  

HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP

TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF

PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015

S K R I P S I

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah

  

Disusun oleh

MUTOHAROH

114 12 025

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

MOTTO MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  ) ىناربطنا هاور ( ةدابعنا ريثك نم ريخ مهعنا ميهق Artinya : ―Ilmu yang sedikit, lebih baik dari pada ibadah yang banyak‖. (HR.

  Thabrani)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada:

  1. Kedua orang t uaku ( Ibu Riyatun dan Bapak Maf’ul) yang telah mendidik dan memberikan dorongan baik material maupun spiritual. Terima kasih atas segalanya.

2. Suamiku tercinta, Romli dan anakku, Naja dan Rif’at yang sangat berarti dalam hidupku.

  3. Adik-adikku, Latif, Maghfi, dan Tafsir, yang telah memberiku semangat.

  4. Kepada teman-temanku, yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR

  

ميحرنا نمحرنا الله مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah ―HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015

  ‖ Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

  4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Bapak Drs. Abdul Basid, M.Pd.I Selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Pulutan yang telah memberikan izin, masukan dan bantuan untuk melakukan penelitian.

  8. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  9. Bapak dan Ibu Guru MI Ma’arif Pulutan yang telahmemberikan keterangan, meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikannya skripsi ini.

  10. Seluruh Siswa siswi MI Ma’arif Pulutan selaku responden yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian dalam hal pengisian angket dengan baik.

  11. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena i

  

ABSTRAK

  Mutoharoh, 2015. (Hubungan antara Akhlak Orang Tua dengan Sikap Tawadhuk Siswa Kelas V MI Ma’arif Pulutan Tahun 2015).

  Skripsi, jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Muna Erawati, M. Si. Kata Kunci: Pendidikan ahklak, Sikap tawadhuk

  Pendidikan akhlak merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena akhlak kelak yang akan membentuk kepribadian seorang anak, demikian juga sikap tawadhuk seorang anak dapat terbentuk karena adanya pendidikan akhlak, baik yang diberikan oleh orang tuanya di rumah maupun pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah. Pendidikan akhlak tidak hanya berupa materi akhlak saja tetapi yang lebih penting adalah contoh perilaku dari orang-orang terdekat seorang anak. Berkaitan dengan hal tersebut untuk membentuk sikap anak yang baik, sebagai orang tua dan sebagai seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik pula.

  Berangkat dari hal tersebut, maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini yang pertama bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Kedua bagaimana s ikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota

  Salatiga tahun 2015? Ketiga adakah hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Jumlah populasinya adalah 353 dengan sampel sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling. Adapun penelitian dilakukan pada tanggal 5 – 26 0ktober 2015.

  Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan yaitu : (1) akhlak orang tua siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 termasuk dalam kategori tinggi didukung dengan 24 responden (60%) menjawab pada kategori tinggi, 16 responden (40%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (2) sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015, berada pada kategori tinggi, dibuktikan dengan 31 responden (77,5%) berada pada kategori tinggi, 9 responden (22,5%) menjawab dalam kategori sangat tinggi, menjawab sedang dan rendah (0%). (3) ada hubungan yang signifikan antara akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V MI Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015, dibuktikan dengan

  hitung

  hasil perhitungan korelasi product moment yaitu r sebesar 0,408 berada di atas koefisien korelasi (rtabel), baik taraf 5% yaitu 0,312 dan 1% yaitu 0,403.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ v HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... vi MOTTO .................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................ xii DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xx

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................

  5 C. Tujuan Penelitian ..........................................................

  5 D. Hipotesis Penelitian ......................................................

  6 E. Manfaat Penelitian ........................................................

  6 F. Definisi Operasional .....................................................

  7 G. Metode Penelitian .........................................................

  9 H. Sistematika Penulisan ...................................................

  15

  BAB II KAJIAN PUSAKA A. Akhlak Orang Tua .......................................................

  16 1. Pengertian Akhlak Orang Tua ...............................

  16 2. Fungsi Akhlak ........................................................

  17 3. Klasifikasi Akhlak .................................................

  18 a. Terpuji ...............................................................

  18 b. Tercela ...............................................................

  19 4. Tanggung Jawab Orang Tua ..................................

  20 B. Sikap Tawadhuk Siswa .................................................

  22 1. Pengertian ..............................................................

  22 2. Keutamaan Tawadhuk ...........................................

  22 3. Bentuk-bentuk Tawadhuk ......................................

  23 C. Penelitian-Penelitian yang Relevan ..............................

  24 D. Hubungan Akhlak Orang Tua Dengan Sikap Tawadhuk Siswa ...........................................................

  25 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ..........

  27 B. Penyajian Data ..............................................................

  32 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ...........................................................

  35 B. Analisis Kedua ..............................................................

  40 C. Pengujian Hipotesis ......................................................

  46 D. Pembahasan ..................................................................

  50

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................

  54 B. Saran .............................................................................

  54 C. Penutup .........................................................................

  55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kisi-kisi angket akhlak orang tua ...................................

  13 Tabel 1.2 Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa ...........................

  13 Tabel 3.1

  30 Keadaan guru MI Ma’arif Pulutan ..................................

Tabel 3.2 Keadaan siswa dan orang tua siswa ................................

  31 Tabel 3.3 Variabel akhlak orang tua ...............................................

  32 Tabel 3.4 Variabel sikap tawadhuk siswa .......................................

  33 Tabel 4.1 Daftar analisis hasil jawaban angket tentang akhlak orang tua .........................................................................

  36 Tabel 4.2 Tabel interval dan kategori skor variabel akhlak orang tua ....................................................................................

  38 Tabel 4.3 Tabel kategori skor variabel akhlak orang tua beserta .. frekuensi respondennya ..................................................

  39 Tabel 4.4 Tabel kategori skor, frekuensi dan presentase hasil angket akhlak orang tua ..................................................

  44 Tabel 4.5 Daftar analisis hasil jawaban angket sikap tawadhuk siswa ................................................................................

  42 Tabel 4.6 Tabel interval dan kategori skor sikap tawadhuk siswa .

  44 Tabel 4.7 Tabel kategori skor angket variabel sikap tawadhuk siswa beserta frekuensi respondennya ............................

  45 Tabel 4.8 Tabel kategori skor, frekuensi dan presentaase hasil angket sikap tawadhuk siswa ..........................................

  46

Tabel 4.9 Tabel koefisien hubungan akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa ......................................................

  49 Tabel 4.10 Tabel perhitungan product moment ................................

  50

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian (balasan) Lampiran 5 Angket Penelitian Lampiran 6 Jawaban angket Variabel I Lampiran 7 Jawaban angket Variabel II Lampiran 8 Dokumentasi Lampiran 9 Pernyataan Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman yang semakin modern ini banyak kita jumpai berbagai

  macam penyimpangan yang terjadi baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Penyimpangan tersebut beragam, baik dari anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Penyimpangan dapat ditunjukkan dari atau perilaku seseorang terhadap orang lain. Sikap atau perilaku seseorang terhadap orang lain yang tidak baik bahkan sampai merugikan orang lain itulah yang dinamakan penyimpangan.

  Sikap atau perilaku sering disebut dengan akhlak. Akhlak yang baik yang dimiliki seseorang akan menjadikan seseorang itu lebih mulia dimata orang lain maupun di hadapan Allah SWT. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. :

  اقهخ مهنسحا ان اميا نينمؤمنا ممكا

  Artinya : ―Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang

  paling mulia akhlaknya.”(HR. Imam Ahmad bin Hanbal, no 10829).

  Akhlak seseorang dapat dicontoh bahkan ditiru oleh orang lain. Seorang anak di dalam keluarga pada umumnya mencontoh atau meniru akhlak dari orang tuanya atau siapa saja yang ada dalam keluarga tersebut.

  Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa. Dalam keterpisahan raga, jiwa mereka bersatu dalam ikatan keabadian, tidak seorangpun dapat mencerai beraikannya. Ikatan itu dalam bentuk hubungan emosional antara anak dan orang tua yang tercermin dalam perilaku (Djamarah, 2004: 27). Jadi peran orang tua untuk membentuk akhlak anaknya sangatlah besar, orang yang terdekat dengan seorang anak adalah orang tua bahkan pendidikan yang pertama kali diterima oleh anak adalah pendidikan dari orang tua.

  Dalam kehidupan sehari-hari waktu yang dilalui oleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada waktu yang dilalui anak ketika di sekolah. Dapat di simpulkan bahwa pedidikan akhlak yang diperoleh anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di sekolah. Orang tua lebih mendominasi pembentukan akhlak meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

  Fenomena sekarang ini banyak di jumpai anak yang berani kepada orang tuanya, sering kali anak membantah perintah orang tua, bahkan ketika di sekolah sikap anak terhadap guru juga banyak yang menunjukkan sikap yang kurang sopan. Banyak juga siswa yang mengabaikan perintah guru, padahal guru adalah orang tua ketika di sekolah. Jadi apa yang disampaikan guru ketika di sekolah harus ditaati oleh siswanya.

  Sebagai orang tua, siapapun itu dari golongan apapun itu pasti menginginkan memiliki anak yang mempunyai akhlak yang baik, yang selalu mematuhi perkataan orang tua serta memiliki sikap rendah hati kepada orang lain. Sikap rendah hati (tawadhuk) merupakan sikap yang diinginkan orang tua agar sikap tersebut dimiliki oleh anak-anaknya. Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian yang lain dijelaskan oleh Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan takabur (2005 : 123).

  Firman Allah dalam surat Al Furqon ayat 63:

  

        

   

  Artinya :

  “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka ( dengan kata-

kata yang menghina) mereka mengucapkan salam

  ‖ . Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang lain. Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah baik di dunia maupan di akhirat.

  Sikap rendah hati dapat terlihat pada seseorang dari tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, jauh dari keangkuhan, langkahnya pasti, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Anak yang rendah hati tidak suka menirukan gaya orang lain. Apalagi gaya orang itu tidak sesuai dengan ajaran agama

  Islam. Anak yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah SWT.

  Dengan sikap rendah hati atau sikap tawadhuk yang dimiliki seorang anak akan selalu membawa kebaikan pada dirinya sendiri. Mereka akan banyak disenangi oleh teman bermainnya, disenangi oleh gurunya dan bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Anak yang bisa memiliki sifat itu hidupnya akan merasa damai, karena merasa tidak memiliki musuh dalam kehidupannya.

  Tidak semua anak memiliki sikap tawadhuk atau rendah hati, karena tidak mudah memiliki sifat tawadhuk, sifat tawadhuk harus dilatih sejak kecil, disini peran keluarga sangat penting terutama orang tua. Orang tualah yang pertama membentuk karakter anak, anak ketika lahir bagaikan kertas putih tergantung orang tuanyalah anak mau dibentuk seperti apa. Jika sejak dini anak diberikan pendidikan yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam maka sampai besar anak akan memiliki sifat baik pula.

  Tetapi realita yang kita hadapi sekarang ini banyak sekali kita jumpai anak yang berani kepada orang tua, siswa tidak taat kepada gurunya, tidak menghargai orang lain, yang muda tidak lagi hormat kepada yang lebih tua, serta masih banyak lagi sikap-sikap yang tidak mencerminkan sikap ketawadhukan.

  Akibat dari perilaku atau sikap yang tidak tawadhuk akan berpengaruh pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Anak tidak lagi mendapat penghargaan atau kehormatan dari orang lain, kasih sayang orang tua akan berkurang, jika anak berada di sekolah akan mengurangi nilai mata pelajaran akidah akhlak.

  Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan dengan harapan dapat mengetahui ada tidaknya hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk anak.

  Judul yang penulis tentukan adalah sebag ai berikut : ―HUBUNGAN ANTARA AKHLAK ORANG TUA DENGAN SIKAP TAWADHUK SISWA KELAS V

  MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2015‖.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah pada penelitian ini, yaitu :

  1. Bagaimana akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ? 2.

  Bagaimana sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?

  3. Adakah hubungan akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015 ?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui akhlak orang tua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.

2. Untuk mengetahui sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.

  3. Untuk mengetahui hubungan akhlak orang tua dengan sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015.

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Darmawan, 2013 : 120). Hipotesis ini bisa diterima jika faktanya menunjukkan kebenaran dan bisa salah jika faktanya tidak menunjukkan kebenaran. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah, ―ada hubungan positif antara akhlak orang tua terhadap sikap tawadhuk siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015‖.

  E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat teoretis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikam wawasan keilmuan tentang akhlak dan sikap tawadhuk sehingga dapat membentuk akhlak yang baik dan menanamkan sikap tawadhuk kepada siswa.

  2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis adalah

  a. Bagi orang tua Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan orang tua siswa dapat meningkatkan atau memperbaiki akhlak atau tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari untuk kebaikan masa depan anaknya, karena orang tua sebagai teladan bagi anak-anaknya.

  b. Bagi guru Guru adalah orang tua anak ketika di sekolah, maka dari itu diharapkan guru dapat menunjukkan sikap atau akhlak yang baik kepada siswanya.

  c. Bagi siswa Diharapkan dengan penelitian ini siswa dapat memahami sikap tawadhuk serta dapat menanamkan sikap tawadhuk dalam dirinya sendiri dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  d. Bagi sekolah Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang akhlak yang baik serta sikap tawadhuk anak agar dapat diwujudkan dalam suatu lembaga pendidikan berhasil dalam membentuk sikap anak yang baik dan rendah hati.

F. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari para pembaca, penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul diatas yakni :

  1. Akhlak orang tua Akhlak atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat istiadat, perangai,

  muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi

  tabi’at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibn Miskawaih (Nata, 2002 : 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :

  

تيورلاو ركفريغ نم اهناعفا ىنااهن تيعاد سفنهن لاح

  Artinya: ―Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

  melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

  .‖ Orang tua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua

  (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984 : 688). Sedangkan menurut Ahmadi, orang tua adalah orang yang telah menjadi perantara kehadiran kita di dunia (Ahmadi, 2004 :171).

  Adapun indikator akhlak orang tua adalah : 1) Akhlak dalam keluarga (Ilyas, 2007 : 147).

  2) Akhlak terhadap kerabat (Salamulloh, 2008 : 25). 3) Akhlak terhadap tetangga (Salamulloh, 2008 : 73). 4) Akhlak bertamu dan menerima tamu (Salamulloh, 2008 : 199).

  2. Sikap Tawadhuk Siswa Sikap atau perilaku menurut W.J.S. Poerwodarminto adalah tingkah laku, kelakuan, perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari Kamus Umum Bahasa Indonesia 1984 : 187).

  Tawadhuk dapat diartikan merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja (Supiana, 2003 : 231). Dalam pengertian lain yang dijelaskan Ilyas, bahwa tawadhuk adalah rendah hati, lawan dari sombong dan takabur (2005 : 123). Sedangkan menurut Hasyim tawadhuk adalah akhlak mulia, perangai terpuji,tabiat serta sifatyang baik (Hasyim, 2005 :568).

  Adapun indikator sikap tawadhuk siswa adalah : 1) Tidak menonjolkan diri dari orang lain.

  2) Bergaul dengan orang awam dengan ramah. 3) Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya. 4) Mau duduk-duduk bersama fakir miskin. 5) Tidak makan minum dengan berlebihan (Ilyas, 2005 : 124).

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan infomasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013 : 127).

  1. Pendekatan dan Rancangan penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif.

  Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang- orang atas penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut : a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian

  b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket

  c. Melaksanakan penelitian

  d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian

  2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan

  Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Adapun waktu penelitiannya sejak diajukannya proposal sampai selesai.

  3. Populasi dan Sampel Penelitian

  a. Populasi Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas (Darmawan, 2003 : 137). Dari pengertian tersebut dapat peneliti sebutkan bahwa adalah seluruh individu dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Jumlah populasi sebanyak 353 siswa.

  b. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Darmawan, 2003 :

  138). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mengatakan sampel sebagai sejumlah individu yang jumlahnya bisa sama atau kurang dari populasi, yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian.

  Pengambilan sampelnya sebagaimana berdasarkan pada pendapat (Arikunto, 1982 : 120) yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut : ―Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25 % atau lebih‖.

  Pada penelitian ini, peneliti mengambil teknik proposional

  stratifield random sampling dengan cara diundi. Dikarenakan siswa

  Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dianggap bisa mengisi dan memberi jawaban soal-soal pada angket yang nantinya akan diajukan oleh peneliti adalah siswa kelas IV, V dan VI, maka yang diundi hanya kelas tersebut. Adapun hasil undian tersebut jatuh pada kelas V. kelas V terdapat 2 kelas, kelas V A terdiri dari 20 siswa dan kelas V B terdiri dari 20 siswa, jadi jumlah seluruhnya adalah 40 siswa.

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk keperluan pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik atau metode sebagai berikut ; a. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung.

  Cara ini sangat efisien dalam penggunaan waktu, tenaga dan biaya, karena cukup melihat catatan yang ada. Dokumentasi berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998 : 7), metode ini digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, meliputi sejarah, visi, misi, keadaan siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.

  a. Angket Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2005 : 101). Ada dua angket yang peneliti persiapkan, yaitu angket tentang akhlak orang tua dan angket tentang sikap tawadhuk siswa.

  Angket tentang akhlak orang tua mengungkap tentang akhlak dalam keluarga, akhlak tarhadap kerabat, akhlak terhadap tetangga serta akhlak bertamu dan menerima tamu. Sedangkan sikap tawadhuk siswa mengungkap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada empat indikator keperilakuan yang memadai akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa yaitu ; sangat sesuai (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS) dan tidak sesuai (TS). Skala linkert skoring adalah: SS = 4, S = 3, KS = 2 dan TS = 1. Jumlah angket akhlak orang tua dan sikap tawadhuk siswa masing-masing adalah 15 .

Tabel 1.1 Kisi-kisi angket akhlak orang tua adalah sebagai berikut: No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/ Total

  3

  5. Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam menganalisis data pokok dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik kolerasi product moment dengan rumus sebagai berikut :

  15

  3 Jumlah

  5 Tidak makan minum dengan berlebilan 13 , 14 , 15

  3

  4 Mau duduk-duduk dengan fakir miskin 10 , 11 , 12

  3

  3 Mau mengunjungi orang lain yang lebih rendah statusnya 7 , 8 , 9

  3

  2 Bergaul dengan orang awam dengan ramah 4 , 5 , 6

  1 Tidak menonjolkan diri kepada orang lain 1 , 2 , 3

  1 Akhlak dalam keluarga 1 , 2 , 3 , 4

  Kisi-kisi angket sikap tawadhuk siswa sebagai berikut : No Indikator keprilakuan Aitem Jumlah/ Total

  15 Table 1.2

  4 Jumlah

  15

  4 Akhlak bertamu dan menerima tamu 12 , 13 , 14 ,

  4

  3 Akhlak terhadap tetangga 8 , 9 , 10 , 11

  3

  2 Akhlak terhadap kerabat 5 , 6 , 7

  4

  a. Analisis Persentase Analisis persentase untuk mengukur akhlak orang tua dan sikap tawadhuk anak, rumus persentase yang digunakan adalah :

  Keterangan: P : Persentase skor F : Frekuensi N : Jumlah responden

  b. Untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut yaitu untuk mengetahui akhlak orang tua dan sikap tawadhuk anak digunakan rumus product moment.

  Rumus product moment : Keterangan : r xy : Koefisien kolerasi antara x dan y

  : Jumlah skor total variabel x Ʃx

  : Jumlah skor total variabel y Ʃy

  2

  x : Kuadrat x

  2

  y : Kuadrat y N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian :

  BAB I : Pendahuluan, pemaparannya meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,analisis data dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Landasan teori, dalam bab ini penulis akan menyajikan analisis teori. BAB III : Hasil penelitian, gambaran umum lokasi, subyek penelitian dan penyajian data. BAB IV : dalam bab ini berisi tentang analisis data yang terkumpul. BAB V : meliputi tentang kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Akhlak Orang Tua

  1. Pengertian Akhlak atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat istiadat, perangai,

  muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at.

  Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukakan oleh Ibnu Miskawaih (Nata, 2002 : 3) sebagai pakar bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah :

  تيورلاوركف ريغ نم اهناعفا ىنا اهن تيعاد سفنهن لاح Artinya :

  “sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. “

  Orang tua ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli), orang yang dihormati di kampong (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1982 :688). Sedangkan menurut Ahmadi, Orang tua adalah orang yang telah menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan manusia (Ahmadi, 2004 : 171)

  Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak orang tua adalah suatu hal yang memiliki nilai positif yang dapat ditiru dan diikuti oleh anaknya. Dengan demikian, Orang tua hendaklah memberi teladan yang baik kepada anaknya.

  Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. Secara tidak langsung apa yang dilakukan orang tua baik itu tindak tanduk, sopan santun, disadari atau tidak akan dilihat dan dicermati oleh anaknya. Bahkan bentuk perkataan maupun perbuatannya akan senantiasa tertanam dalam kepribadian anak.

  Akhlak atau perilaku orang tua menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya perilaku anak. Jika orang tua memiliki akhlak yang baik seperti jujur, sopan, lemah lembut, penuh kasih sayang kepada anaknya maka secara tidak langsung anak akan meniru perilaku yang dicontohkan oleh orang tuanya. Begitu pula sebaliknya jika orang tua memiliki akhlak yang tidak baik seperti suka berbohong, sombong, suka berkata kasar, tidak menyayangi anaknya, maka anak akan tumbuh sebagaimana perilaku orang tuanya.

2. Fungsi Akhlak

  Menurut Mansur, kebahagiaan seseorang tidak akan tercapai tanpa akhlak terpuji. Dengan kata lain bahwa akhlak terpuji pada seseorang dapat berfungsi mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Adapun akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai atau dicintai oleh Allah yakni tidak mengandung kemaksiatan. Dapat dikatakan akhlak terpuji yakni melaksanakan amal yang baik dan meninggalkan maksiat yang diharamkan oleh Allah (Mansur, 2005 : 226).

3. Klasifikasi Akhlak

  Seperti dikatakan oleh Sayid Usman dalam bukunya (Mansur, 2005 : 238) akhlak manusia terdiri atas akhlak yang baik (al-akhlaq al-

  mahmudah ) dan akhlak yang tercela (al-akhlaq al-mazmumah), sehingga

  harus diperhatikan baik sejak mau tidur hingga bangun dari tidurnya, sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali. Jadi akhlak seseorang itu dapat digolongkan menjadi dua katagori.

  a. Terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) Akhlak terpuji atau al-akhlaq al-mahmudah maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang datang dari sifat-sifat batin yang ada dalam hati menurut syara’. Sifat-sifat itu biasanya di sandang oleh para Rosul, anbiya, aulia dan oranng-orang salih. Dadapun syarat- syarat diterima tiap amal salih itu dilandasi dengan sifat-sifat terpuji juga antara lain sebagai berikut: 1) Ikhlas, artinya beramal karena Allah. 2)

  Wara’, artinya meninggalkan setiap yang haram atau yang ada subhatnya.

  3) Zuhud, artinya meninggalkan tamak dan meninggalkan yang bagus-bagus dari kelezatan dunia baik berupa makanan, pakaian, rumah dan lain-lain (Mansur,2005 : 239)

  Sedangkan akhlak terpuji yang lain adalah: 1) Adil.

  2) Melakukan kebajikan.

  3) Memberi kepada sanak famili apa yang mereka butuhkan. 4) Meninggalkan perbuatan-perbuatan keji. 5) Menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan mungkar. 6) Meninggalkan perbuatan dosa. 7) Memenuhi janji-janji Allah yang meliputi iman kepada-Nya, mengikuti ajara-ajaran-Nya, konsisten dengan-Nya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan, serta menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang menghilangkan keimanannya. 8) Tidak menggunakan pernyataan keimanan sebagai alat untuk melakukan kecurangan, kezaliman atau untuk mendorong orang lain mengikuti kebatilan dan meninggalkan kebenaran. 9) Menjaga iman agar tidak tergadai hanya karena harta dan dunia yang tidak berarti (Mahmud, 2004 ; 197-198).

  b. Tercela (al-akhlaq al-mazmumah) Sifat-sifat tercela atau keji atau al-akhlaq al-mazmumah menurut syara’ dibenci Allah dan Rosul-Nya yaitu sifat-sifat ahli maksiat pada Allah. Sifat-sifat sebagai sebab tidak diterimanya amalan-amalan manusia, antara lain: 1) Ujub, yakni melihat kebagusan dan kebajikan diri sendiri dengan ajaib hingga dia memuji akan dirinya sendiri.

  2) Takabur, yakni membesarkan diri atas yang lain dengan pangkat, harta, ilmu dan amal.

  3)

  Riya’, yakni beramal dengan tujuan ingin mendapatkan pangkat, harta, nama, pujian, sebagai lawan dari ikhlas.

  4) Hasad, yakni dengki, suka harta dunia baik halal maupun haram, lawan dari wara’ dan zuhud. Akhlak tercela lainnya adalah mengumpat, main judi, mencuri, mendengar bunyi- bunyian yang haram, melihat sesuatu yang haram (Mansur, 2005 : 240).

  4. Tanggung Jawab Orang Tua Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya (Daradjat, 2011 : 35). Dari ungkapan tersebut orang tua adalah sebagai penanggung jawab atas pendidikan anaknya. Sejak anak lahir ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu anak akan meniru perangai ibunya, seorang anak akan lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalan tugasnya dengan baik. Orang tua bukan hanya ibu saja, ayah juga memiliki peran yang sangat penting, selain tugas ayang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ayah juga sebagai pemimpin dalam sebuah keluarga. Sebagai seorang pemimpin, ayah harus bisa memberikan contoh kepada keluarganya terutama anak-anaknya bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana, jujur dan adil. Jadi ayah dan ibu dalam keluarga sama-sama memiliki tanggung jawab yang besar terhadap anak-anaknya. Diantara tanggung jawab orang tua adalah sebagai berikut: a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

  b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dangan filsafat hidup dan agama yang dianutnya.

  c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.

  d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim (Djamarah, 2004 : 86) Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang bisa menumbuhkan perasaan senang, gembira, bahagia, kasih sayang, dan sebagainya kepada anak. Sedangkan perasaan sedih, cemas, takut, marah dan sebagainya sebaiknya tidak dimunculkan orang tua di hadapan anak upaya membangun hubungan baik dengan anak. Sedangkan sikap permusuhan, penghinaan, kebencian, penghardikan dan sebagainya harus dihapus dalam jiwa anak, karena sikap tersebut merupakan sikap yang tidak terpuji.

B. Sikap Tawadhuk Siswa

  1. Pengertian Sikap atau perilaku menurut W.J.S. poerwodarminto adalah tingkah laku, kelakuan, perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984: 187). Tawadhuk berasal dari kata wa- dha’a. ia berarti merendahkan diri atau menempatkan dirinya pada posisi lebih rendah dari yang semestinya dimiliki. Sikap tawadhuk ditunjukkan oleh seseorang atas sesuatu yang berhubungan dengan dirinya, hingga batas-batas yang tidak merendahkan martabatnya (Wahid, 2004 : 108). Menurut Umar Hasyim tawadhuk adalah akhlak mulia, perangai terpuji, tabiat serta sifat yang baik (Hasyim, 2005 : 568)

  Dengan demikian dapat penulis tarik kesimpulan bahwa sikap tawadhuk adalah perbuatan atau sikap merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja yang ditujukkan dalam ucapan, sikap dan tindakan dalam berinteraksi dengan orang lain.

  2. Keutamaan Tawadhuk Apabila seseorang memiliki sikap tawadhuk maka dalam kehidupannya ia akan merasakan ketenangan dalam jiwanya, karena sikap tawadhuk adalah sifat terpuji yang banyak disenangi oleh orang banyak. Dalam ayat Al-

  Qur’an dijelaskan bahwa sikap rendah hati atau tawadhuk sangat dianjurkan dalam ajaran agama Islam.

  

        

   

  Artinya :

  ”Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata- kata yang menghina) mereka mengucap salam” (QS. Al- Furqon ayat 63).

  Dalam ayat ini mengajarkan kepada manusia agar senantiasa memiliki sifat rendah hati kepada siapapun baik itu rendah hati kepada Allah SWT, maupan kepada manusia lainnya. Karena seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan Allah SWT.

  3. Bentuk-Bentuk Tawadhuk Sikap tawadhuk dalam pergaulan bermasyarakat akan terlihat antara lain dalam bentuk-bentuk berikut ini: a. Tidak menonjolkan diri dari orang-orang yang level atau statusnya sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat Islam

  b. Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya, dan mengantarkannya ke pintu ke luar jika yang bersangkutan meninggalkan majlis.

  c. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka. d. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya.

  e. Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan undangan mereka.

  f. Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Ilyas, 2007 : 124-125).

  C. Penelitian-Penelitian yang Relevan Berikut penelitian-penelitian yang terkait dengan topik atau kajian skripsi ini:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Karisah (2010) yang berjudul ―Hubungan antara Keteladanan Orang Tua dalam Beribadah dengan Sikap Tawadzuk Anak‖, penelitian pada siswa SD 1 Gandon Kec.

  Kaloran Kab. Temanggung tahun pelajaran 2009/2010. Hasilnya adalah ada hubungan antara keteladanan orang tua dalam beribadah dengan sikap tawadhuk anak pada siswa SD 1 Gandon Kec. Kaloran Kab. Temanggung 2009/2010.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Syaekodin (2009) yang berjudul ―

  Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlak Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Buncak Kec. Buncak Kab.

  Semarang Tahun 2009. Ditemukan hasilnya adanya Hubungan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlak siswa di Madrasah

Dokumen yang terkait

MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA MI MA’ARIF MAGERSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 - Test Repository

0 0 118

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MADRASAH IBTIDAIYAH GEYONGAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI

0 0 93

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAK SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 111

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS BIMBINGAN MEMBACA AL QUR’AN DARI ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN ANAK DI KELURAHAN PULUTAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN 2010 SKRIPSI

0 0 105

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEPRIBADIAN GURU DENGAN AKHLAQUL KARIMAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYYAH MA’ARIF SRATEN KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 95

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA BAGI SISWA KELAS V SEMESTER II MI MA’ARIF PULUTAN SIDOREJO SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 155

KORELASI ANTARA PERILAKU KEAGAMAAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN MORAL REMAJA DI DESA BATURAGUNG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 136

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS VIII MTS MANBA’US SA’DIYAH DUSUN KALIWINONG DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 76

PENINGKATAN PRESTASI BERMAIN BOLA VOLI DENGAN BANTUAN BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN 20132014

0 0 115

POLA ASUH ORANG TUA PENGRAJIN BAMBU DALAM MENDIDIK ANAK DI DUSUN NGABLAK PULUTAN SIDOREJO SALATIGA

0 0 205