PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPUL RE J O 01 TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

  

PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP

KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISW A S D KUMPUL RE J O 0 1

TAHUN 2 0 1 0

» S K R

  I P S

  I Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

A B D U R R A H M A N

  

NIM: 11408027

JURUSAN TARBIYAH

  8. Apakah kamu ikut shalat tarawih?

  A. Ya, selalu

  B. Kadang-kadang

  C. Tidak pernah

  9. Bagaimana kalau kamu belum shalat pada waktu menjelang?

  A. Diingatkan

  B. Di perintah

  C. Di diamkan

  10. Apakah shalatmu lima kali sehari semalam?

  A. Ya, selalu

  B. Kadang-kadang Tidak pernah C.

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 324433 Salatiga 50721 Website : w w w.siamsalatiga.ac. i d Email admmisirasr&'stainsalatiga.ac.iu

  Drs. Djoko Sutopo Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eks Hal : Naskah skripsi

  Saudara Abdur Rahman Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga Di

  Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Setelah kami teliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Abdur Rahman NIM : 11408027 Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Isalam Judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA

  TERHADAP KEDISIPLINAN

  IBADAH SHALAT SISWA SDN KUMPULREJO 01 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2009-2010 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera di munaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 18 Agustus 2010

  Pembimbing K EM EN TER IA N AGAMA SE K O LA H TIN G G I AGAMA ISLA M N EG E R I (STAIN) SA LATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 324433 Salatiga 50721 Website : www.5talnsaiatiaa.ac. id Email administrasi;#stainsalatiga.ac.id

  

P E N G E SA H A N K E L U L U S A N

  Skripsi saudara Abdur Rahman dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408027 yang berjudul: ’’PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SD KUMPULREJO 01 TAHUN

  

2010” telah di munaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

  Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Salatiga, 25 September 2010 Panitia Sidang,

  Ketua Sekretaris

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 324433 Salatiga 50721 Website: http: •/wwvv.stainsalatiga.ac.id E-mail

  

S U R A T P E R N Y A T A A N K E A S L IA N T U L IS A N

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasah skripsi.

  Demikian surat pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Agustus 2010

HALAMAN MOTTO

  

CJ&J iT i b t p & ll. IjZA i)T J ^ j 4 p o lf oiJ

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (keteladanan) hari

qiyamat dan dia banyak menyebut Allah. ”

  (Al-Ahzab: 21)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ^upersemBah^an untuBj

  • • (Bapa^dan iSufiu tercinta

  • • %ptuargaf{u istri dan anaf^anab&u
  • • Cucuku tercinta
  • • SeCuruh ^eCuarga 6esar%u

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan limpahan taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Religiusitas Lingkungan Keluarga Terhadap Kedisiplinan Ibadah Shalat Bagi Siswa SD Kumpulrejo 01 Tahun 2010.

  Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umat islam yang taat kepadanya.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tarbiyah Jurusan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari hambatan dan rintangan, terkadang harus berhenti sebentar karena membutuhkan pemikiran analisa yang matang untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat agar penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

  Penulis mensyukuri sepenuhnya bahwa terselesainya skripsi ini bukan semata-mata usaha penulis, namun melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenenkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  2. Ibu Kepala Sekolah SDN Kumpulrejo 01 beserta jajarannya yang telah membantu dan mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna mendapatkan data dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Semua pihak yang telah membantu dari awal sampai skripsi ini tersusun dengan baik.

  Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, Agustus 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman B A B I. PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

   BA BU LANDASANTEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Peran keluarga dalam pendidikan anak sejak masa bayi hingga usia sekolah dimulai dari lingkungan tempat tinggal, yaitu keluarga, maka tak mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga sejak dari bangun tidur hingga saat akan tidur kembali. Anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarganya (Gilbert Highest 1981-

  78) (DR. Jalaludin, 1992 : 201).

  Bayi yang baru lahir merupakan makhluk yang tidak berdaya, namun dia dibekali oleh berbagai kemampuan yang bersifat dua aspek yang kontradiktif. Di satu pihak bayi berada dalam posisi tanpa daya, sedangkan di pihak lain bayi memilki kemampuan untuk berkembang (eksploratif). Tetapi menurut Walter Houston Chork, perkembangan bayi tak mungkin dapat berkembang secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun secara alami dia memiliki potensi bawaan (DR. Jalaludin, 1992 : 201). Seandainya bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya hanya diharapkan menjadi manusia normal sekalipun, maka ia masih memerlukan berbagai persyaratan tertentu serta pemeliharaan yang berkesinambungan (Walter Houston Chork :

  2 walaupun ia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang serta potensi- potensi lainnya.

  Pendidikan islam disini diartikan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh orang tua / keluarga yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan, bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakekat kejadiannya. Jadi dalam pengertian ini pendidikan islam tidak dibatasi oleh institusi (kelembagaan) ataupun pada lapangan pendidikan tertentu.

  Pendidikan islam diartikan dalam ruang lingkup yang luas. Adapun yang bertanggung jawab dalam pengertian ini adalah orang tua. Sedangkan para guru atau pendidik lainnya adalah merupakan perpanjangan tangan dari orang tua. Maksudnya tepat tidaknya para guru atau pendidik yang dipilih orang untuk mendidik anak mereka sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua. Pendidikan meletakkan dasarnya adalah pada rumah tangga. Seiring dengan tanggung jawab itu, maka para orang tua dan para guru dalam pendidikan islam berfungsi dan berperan sebagai pembina, pembimbing, pengembang serta pengarah potensi yang dimiliki anak agar mereka menjadi pengabdi

  Allah yang taat dan setia sesuai dengan hakekat penciptaan manusia.

  Untuk mewujudkan kepribadian anak yang menjadi dambaan setiap orang. Pendidikan agama perlu dilaksanakan secara intensif di dalam keluarga.

  Karena pendidikan agama dalam keluarga akan membentuk manusia yang

  3 terjadi dengan sendirinya melainkan hasil bentukan dari orang tua, lingkungan dan transmisi dakwah.

  Selain dalam pelaksanaannya aktifitas pendidikan seperti itu diterapkan sejak usia bayi dalam buaian hingga akhir seperti tertera dalam sabda Rasul SAW :

  • J j j o j Aaic. J IS J c - Ail J|.^> n j ' Ajldl JQJ dl S ^ Iaall ^ a J S l 4 \\ LllS /N < a |
    • »»V Artinya:

  

Dari abu hurairah RA, berkata: bersabda nabi SAW Setiap anak dilahirkan

dalam keadaan islam, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia

yahudi, nasrani/Majusi.

  Fenomena kehidupan dewasa saat ini menunjukkan mulai memudarnya kedisiplinan ibadah salat pada diri anak-anak yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi para orang tua. Khususnya di lingkungan sekitar SDN Kumpulrejo 01 yang mayoritas penduduknya beragama non muslim (nasrani) dan para orang tua yang secara agama masih lemah atau kurang sehingga secara tidak langsung hal ini mempengaruhi terhadap kedisiplinan ibadah shalat. Islam memandang bahwa keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama, dari sinilah anak mulai dikenalkan dengan agama,

  4 berpengaruh dalam pembentukan sikap dan akhlak pada putra-putrinya, sebagai orang tua perlu sekali mendahulukan pendidikan agama dalam keluarga.

  Atas dasar permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang judul : PENGARUH RELIGIUSITAS LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT BAGI SISWA SDN KUMPULREJO 01 TAHUN 2010.

B. Rumusan Masalah

  Mengacu pada masalah tersebut maka dapat dirumuskan pokok masalahnya sebagai berikut:

  1. Bagaimana religiusitas lingkungan keluarga siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

  2. Bagaimana kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

  3. Adakah pengaruh antara religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SD Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009-2010.

  C. Tujuan Penelitian Mengacu pada pokok rumusan masalah diatas, maka tujuan

  5

  2. Mengetahui kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

  3. Mengetahui sejauh mana korelasi antara pengaruh religiusitas lingkungan keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:

  1. Secara teoritis diharapkan mampu meningkatkan religiusitas keluarga dalam menjalankan perintah agama

  2. Sebagai masukan yang berharga untuk penulis keterlibatan keluarga dengan siswa.

  3. Sebagai praktisi pendidikan khususnya guru agama islam dapat mengambil hasil penelitian sebagai bahan perbandingan dalam mengembangkan dan menanamkan kedisiplinan ibadah shalat sebagaimana yang diinginkan.

  E. Hipotesis Sebagai arahan sementara penulis menganggap perlunya mengemukakan hipotesis agar data dan informasi yang penulis paparkan menjadi relevan.

  6 Suharsimi Arikunto, memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1999 : 143).

  Hipotesis yang penulis sampaikan pada penelitian ini adalah ada tidaknya pengaruh religiusitas keluarga terhadap kedisiplinan ibadah shalat siswa yang beragama islam SDN Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2009 - 2010.

F. Metode Penelitian

  Metode penelitian yang penulis gunakan dalam pendekatannya adalah dengan pendekatan kuantitatif sedangkan jenis penelitiannya adalah korelasional

  1. Metode Penentuan Subyek

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu yang hendak diteliti.

  Dengan pendapat ini dapat disimpulkan populasi adalah seluruh individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan obyek yang sesungguhnya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN Kumpulrejo 01 tahun 2009-2010 yang beragama islam sejumlah 63 anak.

  b. Sampel Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

  7 100, maka sebaiknya diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian polulasi.

  c. Teknik Sampling Sampling adalah cara untuk mengumpulkan sampel. Teknik sampel ini menggunakan teknik sampel penuh. Dengan demikian dari keseluruhan siswa SDN Kumpulrejo 01 kelas I sampai dengan kelas VI yang beragama islam.

  2. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pengaruh religiusitas lingkungan keluarga sebagai variabel independen atau variabel yang diketahui dan kedisiplinan ibadah shalat di sekolah sebagai variabel dependen atau variabel yang belum diketahui. Variabel disini diartikan sebagai sesuatu yang dapat berubah-ubah (Kamus Lengkap Bahasa

  Indonesia, 2008 : 855), sedangkan variabel penelitian disini yang dimaksud adalah untuk memprediksi atau meramalkan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui

  3. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan apa yang dimaksud penulis dalam judul penelitian ini, perlu penulis ungkapkan penjelasan dari beberapa pokok maupun kata- kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini.

  8 kepercayaan atau perbuatan seseorang (Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 894).

  b. Religiusitas maksudnya adalah pengabdian terhadap agama ; kesalehan (Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 944).

  c. Kedisiplinan mengandung arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb) (Departemen Pendidikan Nasional, 2020 : 268).

  Kedisiplinan disini adalah ketaatan (kepatuhan) dalam melaksanakan ibadah shalat.

  Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana dan melengkapi pengertian dari variabel yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:

  a. Religiusitas lingkungan keluarga

  1. Menjalankan shalat secara rutin

  2. Melaksanakan shalat berjamaah dilingkungan keluarga

  3. Melaksanakan pengajian dalam keluarga

  4. Tadarus al-quran di lingkungan keluarga

  5. Saling hormat-menghormati

  b. Kedisiplinan ibadah shalat dirumah

  1. Mengikuti kegiatan shalat di sekolah

  2. Hafal bacaan shalat

  3. Menjalankan shalat dengan benar gerakan dan bacaannya

  4. Menjalankan shalat tepat waktu

  9

  4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data menggunakan

  fie ld research , yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan penelitian langsung terjun ke kancah penelitian atau di tempat fenomena terjadi.

  Untuk mendapatkan data yang akurat dapat ditempuh dengan teknik-teknik tertentu. Sedangkan yang terpenting adalah research. Metode pengumpulan data yang penulis pilih adalah sebagai berikut:

  a. Metode Angket Metode angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tenatng pribadinya. Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi religiusitas lingkungan keluarga dan kedisiplinan ibadah siswa di sekolah.

  Angket tersebut harus dijawab oleh siswa dengan memilih option yang ditentukan.

  b. Metode Interview Cara lain untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah dengan bahasa lisan atau wawancara, sebagaimana dikemukakan

  Suharsimi Arikunto ” interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

  10 global latar belakang siswa SDN Kumpulrejo 01 Salatiga tahun 2009 - 2010.

  c. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan pada saat pengisian angket.

  d. Metode Test Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman bacaan dan gerakan shalat pada siswa SDN Kumpulrejo

  01 Salatiga tahun 2009-2010

  5. Metode Analisa data Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa penelitian ini tergolong kuantitatif, maka data yang telah terkumpul diolah dan dikuantitatifkan dengan menggunakan statistik dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Keterangan: Rxy : Nilai korelasi

  11

  X2 : Jumlah kuadrat x Y2 : Jumlah kuadrat y

  N : Jumlah responden

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: B abi : Pendahuluan

  Dalam bab ini terdiri atas : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis, Metodologi penelitan dan Sistematika penulisan

  Bab II : Landasan Teori Pada bab ini membahas tentang peranan keluarga terutama orang tua dalam pendidikan anak dan pengertian shalat dan hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan agama

  Bab III : Laporan Penelitian Pada bab ini terdiri dari sejarah berdirinya SD Kumpulrejo 01, keadaan guru, keadaan murid, keadaan karyawan, sarana dan prasarana, daftar data responden dan penyajian data

  Bab IV : Analisa Data Dalam bab ini meliputi analisa pendahuluan, analisa kedua dan analisa ketiga Interpretasi Data

BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua atau Keluarga

  1. Anak sebagai amanah Anak sebagai dambaan setiap orang tua, di satu sisi merupakan anugerah Allah tetapi, di sisi lain merupakan amanah. Orang tua diminta Pertanggungjawaban, apakah anak-anaknya mampu mengemban peran, tugas dan tujuan hidup seperti tersebut diatas. Dalam hal ini apakah orang tua dapat menghadirkan manusia yang berkualitas, dengan ciri-ciri iman dan taqwa, berbudi luhur dan seterusnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

  Peringatan Allah dalam hal ini begitu tegas :

  

A j i Ja. $ . & [ > ■ y a

   I j S j J jJ ^ y i S d J j

  I J u J u L , \ j i j j i l l j V j i i

  Artinya:

  Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

  13 masih dipertanyakan. Kiranya sikap yang paling utama ialah bersyukur kepada Allah. Untuk mewujudkan rasa syukur sehubungan dengan anugerah anak ialah berusaha mengasuh, memelihara, dan membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh - sungguh. Keikhlasan dan kesungguhan dalam melaksanakan usaha itu termasuk ibadah. Dan keberhasilan dalam mengasuh anak merupakan prestasi besar yang nilai gunanya abadi, baik di dunia maupun akhirat.

  2. Peran Keluarga Suatu keluarga diawali dari suami istri, kemudian lahir anak- anak mereka. Itulah keluarga inti tempat berinteraksi yang pertama kali bagi setiap anak, di situlah berkembang individu dan disitu pula tahap- tahap awal proses pembentukan kepribadian anak melalui internalisasi nilai-nilai yang terpantul dari emosi, minat, sikap dan perilaku orang tuanya. Ketenangan, kedamaian dan keharmonisan keluarga sangat menentukan terciptanya suatu pendidikan anak-anak.

  Begiu pentingnya keluarga sebagai pusat pembentukan dan peletakan dasar-dasar pembentukan kepribadian anak dengan memberikan pedoman yang kondusif.

  Pertama : tujuan berumah tangga untuk mendapatkan

  kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian dengan dilandasai saling memberi kasih sayang, sekaligus diniati untuk beribadah kepada Allah.

  14

  Kedua

  : memilih pasangan ideal dengan mengutamakan persyaratan akhlak dan agamanya, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah.

  Ketiga : Menyadari dan memenuhi hak dan tanggung jawab

  masing-masing. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang menyangkut hal ini, yang intinya antara suami isteri hendaknya saling mengerti, saling menghormati dan sailing menghargai, kemudian masing-masing dituntut tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya dalam rumah tangga.

  Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan pembentukan landasan kepribadian anak. Itulah fungsi utama keluarga, yang penjabamya telah diungkapkan dalam Al- Quran Surat Luqman ayat 13 s.d 19 sebagai berikut:

  1. Menanamkan iman dan tauhid

  2. Menumbuhkan sikap hormat dan bakti kepada orang tua

  3. Menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran

  4. Mendorong anak untuk taat beribadah (terutama salat)

  5. Mendorong cinta kebenaran (ma’aruf) dan menjauhi yang buruk (munkar)

  6. Menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan

  7. Menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam

  15 Apabila sikap hidup dan perilaku seperti tersebut di atas ditumbuh kembangkan sejak dini akan sangat membekas dalam diri anak dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya pribadi muslim, kepribadian manusia seutuhnya.

  Dalam hal ni Ibnu Sina mengingatkan bahwa pendidikan dan pengajaaran pada usia dini (masa kanak-kanak) ibarat mengukir di atas batu, membekas sehingga tidak mudah terhapus. Selanjutnya dia menganjurkan;

  Apabila anak telah disapih, telah fasih lidahnya dan telah jelas pendengarannya hendaklah diajarkan padanya Al-Quran dengan huruf hijayah.

  Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas tidak mungkin hanya dengan perintah atau nasihat, larangan atau hukuman, tetapi akan lebih berhasil apabila dilakukan dengan memberikan contoh dan iklim keluarga yang kondusif. Karena tabiat anak suka meniru dan suka mencoba sendiri sebagai naluri kreativitasnya. Kreatifitas itu hanya akan tumbuh dalam suasana yang bebas dan merdeka, tidak diwarnai dengan hal-hal yang mencekam dan penuh ketegangan. Itulah perlunya suasana rumah tangga yang tenteram dan damai.

  Diluar keluarga anak memperoleh kesempatan berinteraksi sosial. Bentuk masyarakat yang paling mikro adalah keluarga, sedangkan bentuk makro dari masyarakat adalah Negara. Adapun yang

  16

B. Pengertian Religiusitas

  Pengertian Religiusitas berasal kata dari bahasa latin religio, yang berakar dari kata religare yang berarti mengikat (Ahmad, 1995). Secara instansial religius menunjuk pada sesuatu yang dirasakan sangat dalam yang bersentuhan dengan keinginan seseorang, yang butuh ketaatan dan memberikan imbalan sehingga mengikat seseorang dalam suatu masyarakat (Ahmad, 1995). Mayer (dalam Kahf, 1995) mengatakan bahwa agama adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang pasti untuk membimbing manusia dalam tindakan terhadap Tuhan, orang lain, dan diri sendiri. Menurut Anshari (1979) walaupun istilah agama sering disamakan dengan istilah yang lain seperti religi (religion: bahasa Inggris) dan (ad-diin: bahasa arab), pada dasarnya semua istilah ini sama maknanya dalam terminologi dan teknis, meskipun masing-masing arti etimologis, riwayat, dan sejarah sendiri-sendiri. Anshari (1979) mendifinisikan agama, religi, ad-diin sebagai sistem keyakinan atas adanya yang mutlak di luar diri manusia dan suatu sistem peribadatan kepada sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Tuhan yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, serta sistem norma (kaidah) yang mengatur hubungan sesama manusia dengan manusia, dan dengan alam sekitarnya sesuai dan sejalan dengan keyakinan manusia itu sendiri.

  Menurut Madjid (1992), religiusitas seseorang adalah tingkah laku manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan kepada kegaiban atau

  17 religiusitas meletakan harga dan makna tindakan empirisnya di bawah supra empiris. Untuk mengukur religiusitas tersebut, kita mengenal tiga dimensi dalam Islam yaitu aspek akidah (keyakinan), syariah (praktik agama, ritual formal) dan akhlak (pengamalan dari akidah dan syariah).

  Sebagaimana kita ketahui bahwa keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas- aktivitas lainnya. Sebagai sistem yang menyeluruh, Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh pula; baik dalam berpikir, bersikap maupun bertindak, harus didasarkan pada prinsip penyerahan diri dan pengabdian secara total kepada Allah, kapan, dimana dan dalam keadaan bagaimanapun.

  Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan , dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

  Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2: 208).

  Karena itu, hanya konsep yang mampu memberi penjelasan tentang kemenyeluruhan yang mampu memahami keberagamaan umat Islam.

  18

C. Kedisiplinan Shalat Sebagai Metode Pembentukan Karakter

  Allah mewajibkan salat kepada umat Muhammad SAW, karena di dalamnya terdapat makna pengabdian tertinggi seorang hamba kepada penciptanya. Di dalam salat juga seandainya dilakukan secara ikhlas, tidak karena semata-mata menjalankan kewajiban, al- musholly akan memperoleh limpahan cahaya petunjuk dari Allah yang berfungsi menjernihkan hati dan sebagai petunjuk dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

  Tidak berlebihan bila penulis menyatakn bahwa salat itu ibadah yang paling utama dan merupakan mercusuar bagi segala ibadah dan aktivitas. Tolok ukur kehidupan seseorang dapat dilihat dari kualitas salatnya, karena ketika seorang muslim melakukan salat sesungguhnya ia sedang berhadapn dengan Allah, tentunya berhadapan dengan Allah membutuhkan konsentrasi (khusyu’) dan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan pembiasaan. Seorang ingin disiplin waktu ia harus membiasakan diri tepat waktu dalam aktivitasnya. Salat merupakan ibadah yang mendidik berbagai hal mulai dari kedisiplinan hingga komitmen terhadap ucapan sikap dan perbuatan. Metode pembiasaan dalam salat (lima kali dalam satu hari satu malam), selaras dengan metode pembiasaan yang dikemukakan oleh An-nahlawy. Menurut An-nahlawy pencapaiaan pendidikan dapat dilakukan dengan membiasakan pengamalan

  19 {(^c. j p . a ljj} ^jj s\

  Artinya:

  “Tuhan telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku” (HR. al- Askary dari Ali r. a).

  Bila kita pahami metode-metode yang dikemukakan oleh An- nahlawy erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah salat. Seperti telah dijelaskan oleh Allah di dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-23, di dalam nya terkandung makna bahwa manusia dibekali karakter positif dan negative.

  Bentuk karakter yang dimaksud dalam ayat ini ialah yaitu berkeluh kesah saat susah, kikir saat mendapat nikmat.

  Namun, orang yang sholatihim daaimun yaitu orang-orang yang melaksanakan salat dan terus menerusmengamalkan makna salat dalam keseharian mereka terhindar dari karakter negative sebagaimaa penjelasan dalam ayat 21 dan 22 surat Al-Ma’arij. Bila kita tarik dalam sebuah analisis maka teijadi keselarasan antara metode yang dikemukakan An-nahlawy dan salat dalam pembentukan karakter positif.

D. Salat

  1. Pengertian Salat Pengertian salat dalam pengertian bahasa arab, ialah “doa

  20 Firman Allah SWT: s ' ' s

4 s * s * s* * % * ' ' s s 9 f

6£. 9 ’ j l o j l K» j ^3 p t ^ p j Cr?

  Artinya:

  

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiw a bagi mereka,

dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q. S. Al-Taubah

  (9): 103). a p 't. i ^ \ j p o j t i jA

  

I I i jJUo i jjw« I i <d)l

__ ^ ) s

  L5 Artinya :

  

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi

Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q. S. Al-Ahzab (33): 56).

  Adapun pengertian salat secara syar ’i, sebagaimana banyak dirumuskan para fuqaha (ahli fiqh), ialah “beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan” (Abdullah Ali, 1993:35).

  21 dalamnya jiwa rasa keagungan kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”.

  Sementara itu ahlul ma’rifat mendefinisikan salat dengan pengertian yang bersentuhan dengan ruh salat yaitu “berharap kepada Allah SWT, dengan sepenuh jiwa dan khusyu’ di hadapan-Nya dan ikhlas kepada-Nya serta hadir hati dalam berzikir, berdoa dan memuji” (Abdullah Ali, 1993:36).

  2. Dasar Hukum Salat Ada beberapa ayat dari Al-Qur’an sebagai dasar hukum salat diantaranya adalah (Abdullah Ali, 1993:36): Firman Allah SWT:

  Artinya:

  “Dan dirikanlah olehmu akan salat dan berikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku (Q.S. Al-Baqarah (2): 43).

  Artinya:

  “Bacalah kitab yang telah aku wahyukan kepadamu dan dirikanlah olehmu akan salat, karena sesungguhnya salat itu menghalangi kita dari

  22

  Artinya: Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.

  Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu. (Q.S. Al- Baqarah (2): 238).

  Artinya:

  Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa’ (4): 103).

3. Faedah Salat

  Beberapa faedah dengan mengerjakan salat adalah (Abdullah Ali,

  1993:37): a. Salat dapat mencegah dari perbuatan jahat dan munkar.

  Firman Allah SWT: ^ 3^*11

  23 Artinya:

  Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar, dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Ankabut (29): 45).

  b. Salat dapat menghilangkan tabiat keluh kesah dan kikir.

  Firman Allah SWT:

  c a lilj t i! I -^JL I o| ^

  (tS l j»-* *^| |Sj5 Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

  Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (Q.S. Al-M a’arij (70): 19-23).

  c. Salat dapat dijadikan sarana untuk dzikrullah.

  Firman Allah SWT:

  I s N j 'J \ y %

  ^ S u

  24

  Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Q.S. Thoha (20): 14).

  d. Salat dan sabar dapat menjadi penolong untuk menghasilkan maksud yang baik.

  Firman Allah SWT:

  i j J l p 'y13/s-S^ 13 * i <

  Artinya:

  Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (Q.S. Al-Baqarah (2): 45).

E. Cara Mengerjakan Salat, Bacaan dan Artinya

  1. a. Takbiratul Ihram dan Niat Firman Allah SWT:

  5j l y o l 1 Ij A.j .ajj 4] ahl V ] i j ^ » I L»j

  (^5 dM)

  'i j Artinya:

  Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

  25 Sabda Rosulullah SAW:

  . . . p l ^ J b J U p V v u l j Artinya:

  “Sesungguhnya (sahnya) perbuatan itu tergantung kepada niatnya” (HR. Bukhari-Muslim).

  Pada saat hendak mengerjakan salat harus didahului dengan tegak berdiri menghadap kiblat kemudian bertakbiratul ihram disertai dengan mengikhlaskan niat karena Allah SWT semata. Cara Takbiratul al-Ihram : Mengangkat kedua belah tangannya, sehingga kedua tangannya itu selempang dengan bahu serta ibu jari dengan telinganya dengan mengucap “Allahu Akbar”.

  b. Bersedekap Setelah takbiratul ihram dilanjutkan dengan bersedekap. Adapun cara bersedekap ialah meletakkan tangan kanan pada punggung telapak tangan kiri di atas dada.

  2. Membaca Doa Iftitah

  26 Artinya:

  

“Ya Allah, jauhkanlah antaraku dan antara segala kesalahanku,

sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah,

bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana dibersihkannya pakaian

putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah segala kesalahanku dengan air, salju

dan air hujan beku(diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Abu

Hurairah).

  Atau

  Artinya:

  

“Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah, puji yang banyak dan maha

suci Allah pada pagi dan petang. Sesungguhnya aku menghadap mukaku

pada dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan kecondongan hati

serta menyerah dan tidaklah aku dari golongan orang-orang musyrikin.

  

Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku bagi Allah seru

Sekalian alam tidak ada sekutu baginya, demikian itulah aku

  27

  3. Membaca Al-Ta ’awudz dan Al-Fatihah Sesudah berdoa iftitah bacalah Al-Ta ’aw udz:

  f

  Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetanyang terkutuk”.

  Kemudian membaca surat Al-Fatihah : Artinya:

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai di hari Pembalasan, Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan

  

(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

  28

  4. Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an Artinya:

  Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah, dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah, untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

5. Ruku ’

  Cara ruku’ ialah mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbir awal, kemudian membungkuk badan seraya bertakbir kemudian melapangkan (meratakan) punggung dengan leher dan memegang kedua lutut dengan dua belah tangan. Kemudian membaca doa dalam ruku ’ :

  Artinya:

  “Maha suci Tuhanku yang maha agung dan dengan puji - pujiannya ”.

  29 Artinya:

  “Semoga Allah mendengarkan pada orang yang memuji kepadanya wahai Tuhan kami dan bagimu segala p u ji”.

  dan bila badan sudah berdiri tegak atau lurus membaca d o a :

  • * *X j x j jV *»21 a 5 l *2L a

  ♦ ^ z ' . ✓ Artinya:

  “Hai Tuhan kami, bagimu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa yang engkau kehendaki pada sesudahnya

  7. Sujud Setelah berdiri dari ruku’, lalu sujud dengan bertakbir, dan letakkanlah terlebih dahulu kedua lutut dan jari kaki di atas tanah, kemudian kedua tangan, kemudian dahi dan hidung, dengan menghadapkan ujung jari-jari kaki ke arah kiblat dan merenggangkan tangan dari kedua lambung dengan mengangkat sikunya. Dalam sujud ini membaca d o a :

  30 Artinya:

  “Maha suci Tuhanku yang maha tinggi dan dengan puji - puji tetap bagi Tuhan

  8. Duduk diantara Dua Sujud Membaca d o a :

  Artinya:

  “Wahai Tuhan ampunilah kepadaku dan kasihanilah aku dan cukupilah kekuranganku, dan angkatlah aku dan berilah Rizki, dan tunjukkanlah aku dan sehatkanlah aku dan ampunilah aku

  9. Tasyahud Awal Cara bertasyahud awal : duduklah di atas kaki kiri dan tumpukan kaki kanan serta letakkan kedua tangan di atas kedua lutut julurkan jari-jari tangan kiri, sedang tangan kanan menggenggam jari kelingking. Lalu membaca doa dan tasyahud awal dan shalawat

  31 Artinya:

  “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah. Semoga keselamatan bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia ”.

  10. Tasyahud Akhir Cara tasyahud akhir ialah seperti pada tasyahud awal, tetapi kaki kiri dimasukkan dan kaki kanan ditumpuk, serta posisi duduk bertumpu pada pantatnya. Kemudian berdoa seperti dalam tasyahud awal, tetapi ditambah

  33

F. Batalnya Salat

  1. Pengertian Batalnya Salat Yang dimaksud dengan batalnya salat adalah rusak atau tidak sahnya salat karena sesuatu sebab syar’i (Abdullah Ali, 1993:79).

  2. Hal-hal yang Membatalkan Salat (Abdullah Ali, 1993:80)

  a. Bila salah satu dari syarat rukunnya tidak dikeijakan, atau sengaja ditinggalkan.

  b. Terkena najis yang tidak dimaafkan.

  c. Berhadas.

  d. Terbuka auratnya.

  e. Berkata-kata dengan sengaja, walau hanya satu huruf, tetapi yang memberi pengertian.

  f. Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan salat.

  g. Makan atau minum walau hanya sedikit.

  h. Tertawa terbahak-bahak. i. Membelakangi kiblat dengan sengaja. j. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan dengan sengaja.

  3. Menuju Sempurnanya Salat Salat seseorang dikatakan sempurna apabila dalam salat tersebut telah

  34 Sedangkan syarat-syarat sahnya salat adalah sebagai berikut: a. Suci badannya dari dua hadats, yaitu hadats besar dan kecil.

  b. Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis.

  c. Menutup ‘aurat, bagi laki-laki antara pusat dan lutut dan bagi wanita seluruh badannya kecuali muka dan dua telapak tangan.

  d. Sudah masuk waktu salat.

  e. Menghadap kiblat. Sedangkan syarat-syarat wajib mengerjakan salat adalah : a. Islam.

  b. Suci dari haidh dan nifas.

  c. Sampai dakwah islam kepadanya.

  d. Berakal.

  e. Baligh.

  f. Ada pendengaran.

G. Perilaku Kebiasaan Salat

  Salat adalah ibadah yang paling utama untuk membuktikan keislaman seseorang. Untuk mengukur keimanan seseorang, dapat dilihat kerajinan dan keikhlasan dalam mengerjakan salat.

  Islam memandang salat sebagai tiang agama dan intisari islam terletak

  35 Iman dan islam tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Iman yakni membenarkan dan patuh atau taat mengerjakan segala yang dikehendaki oleh kepercayaan hati (menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya). Jelasnya, apabila seseorang mengaku beriman, tetapi ia tidak pernah mengerjakan salat, maka pengakuannya itu tidak dibenarkan oleh syara’ (Moh. Rifa’i, 1979:83).

  Islam sebagai risalah Allah SWT bagi umat manusia tidak akan pernah habis didakwakan. Bahkan tuntutan amaliyah diniyah yang bersifat ritual dan rutin pun masih perlu untuk terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan umat islam.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIFASI BELAJAR SISWA MTs MA'ARIF NYATNYONO UNGARAN TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5

0 1 86

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 2 0 1 1

0 0 70

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS VI SD NEGERI TINGKIR TENGAH 0 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 /2 0 1 1 - Test Repository

0 1 74

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENERAPAN METODE )EMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOBOREJO KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

1 0 96

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

0 1 125

UPAYA STRATEGI, READING GUIDE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN ILMU TAJWID PADA SISWA KELAS IV REJOSARI III BANDONGAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

0 0 92

EFEKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR DENGAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SD NEGERI 2 DUREN KECAMATAN BEJEN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 8 87

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH ANAK DI SD N 2 BANDUNGGEDE KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0

1 2 92

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN NGAJARAN 0 3 KEC. TUNTANG KA B. SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 0 92

PENGARUH PEMBIASAAN PRAKTIK KEAGAMAAN DI SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN IBADAH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI TRETEP KEC. TRETEP KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2 0 1 0 - Test Repository

0 0 82