NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID

DALAM KITAB ‘AQIDATUL AWAM

  KARYA SAYID AHMAD AL – MARZUKI

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

SYARIFATUN NURUL MAGHFIROH

  NIM: 111 – 12 – 092

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)SALATIGA

  MOTTO ﴾ ٣ ٢ ١ ﴿ ٌذَدَأ ُ هللَّٱ

  ﴿ ُذَّهصٌٱ ُ هللَّٱ ﴾ ﴿ ْذٌَىَُ ٌَُْ َو ْذٍََِ ٌَُْ ﴾ َىُه ًُْل ٤ ﴿ ٌٌۢذَدَأ ا ًىُفُو ۥُههٌ ُٓىََ ٌَُْ َو

  

“ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan

tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-

Nya”

  (QS. Al-Ikhlash: 1-4)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, do‟a

  • serta uang saku yang lebih sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.
  • semangat.

  Adikku tersayang Abdillah Khoiri Nafi‟ yang selalu memberikan

  • serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manar yang senantiasa memberikan tempat bagi saya untuk menimba ilmu.

  Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

  Jajaran kepengurusan pondok pesantren Al-Manar.

  • Almamaterku tercinta, IAIN Salatiga, tempatku menimba pengetahuan,
  • teman-teman PACISTA (PAI C IAIN Salatiga angkatan 2012) kalian luar biasa.
  • maslikhah, faid, luluk serta teman-teman lain yang tak bisa ku sebutkan satu per satu. Tak lupa kepada kang Fatwa yang selalu memberikan semangat, motivasi dan perjuangannya dalam mengajariku banyak ilmu pengetahuan dan selalu kurepotkan.

  Seluruh teman-teman curhatku (curahan hati) yakni ifa, aulia, elfa,

  Someone yang masih jauh di mata.

  • Seluruh Umat Islam di belahan dunia manapun yang bersedia membaca

KATA PENGANTAR

  

ُُد ّشٌا ّٓدّشٌا الله ُغت

زٌّا ِلله ُذّذٌا ّصٌاو .َلاعلإاو ْاَّلإٌ أاذه ي ّغٌاو جىٍ ُّع ًٍػ َلا أذ

  ُّثٔ ذّّذِ ٌّا ه هٌا ًٍػو َإصلااو ْاثولاا جداثػ ِٓ هت أزمٕرعا يز ٌّٕا هتاذصاو .َاشىٌا جسشثٌا ءاثج

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah „Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidup manusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.

  Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendo‟akan dan membantuku dalam menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Bapak Drs. Machfudz, M.Ag. Selaku pembimbing yang telah membimbing dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak H. Mohammad Ali Zamroni, MA. Selaku Pembimbing

  

ABSTRAK

  Nurul, Syarifatun.2016. Nilai-nilai Pendidikan Tauhid dalam Kitab

  „Aqidatul Awam Karya Sayid Ahmad Al-Marzuki. Skripsi. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Machfudz, M.Ag.

  Kata kunci: Nilai, Pendidikan Tauhid.

  Sayid Ahmad Al-Marzuki adalah seorang ulama yang terkenal. Salah satu kitabnya adalah

  „Aqidatul Awam, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

  bagaimana pendidikan tauhid menurut Sayid Ahmad Al-Marzuki dalam kitab

  

„Aqidatul Awam. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)

  Bagaimanakah sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki (2) Apa nilai tauhid dalam kitab

  „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad

  Al-Marzuki (3) Bagaimanakah signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian menggunakan pendekatan kepustakaan.

  Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

  research ). Sumber data primer adalah kitab „Aqidatul Awam, sumber sekundernya

  adalah terjemahannya dan sumber tersiernya adalah kitab-kitab dan buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian. Adapun teknis analisis data menggunakan metode deduktif dan metode induktif.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kitab

  „Aqidatul awam

  karya Sayid Ahmad Al-Marzuki masih relevan dari pendidikan dahulu sampai pendidikan sekarang, sistematika yang dipakai dalam penulisan kitab ini adalah tematik, yang penulisannya dari satu pasal ke pasal lain berdasarkan jumlah aqoid nadhom dan pokok masalah yang terkandung didalamnya. karena terdapat banyak sekali keterangan yang membahas tentang pendidikan tauhid yang tidak diragukan jika dijadikan rujukan pokok ajaran dalam Islam. Tanpa mengetahui pendidikan tauhid, kita tidak akan menemukan tujuan hidup sebenarnya.Adapun nilai pendidikan tauhid yaitu pendidikan keimanan dimana keimanan sendiri terdiri dari keimanan kepada Allah, kepada Malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Rasul, kepada hari Akhir serta keimanan kepada qadha dan

  

qadar. Adapun signifikansi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan sehari-hari dari

  sifat-sifat Allah SWT merupakan pintu menuju kesuksesan hidup di dunia maupun akhirat, dan sebagai acuan dalam menciptakan akhlakul karimah, disamping itu dengan mengimplementasikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan

  maupun antar masyarakat, serta sesuai syar‟i dan norma-norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri.

  

DAFTAR ISI

1.

   HALAMAN JUDUL ............................................................................. i 2. LOGO IAIN ......................................................................................... ii 3. NOTA PEMBIMBING ....................................................................... iii 4. PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv 5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v 6. MOTTO................................................................................................ vi 7. PERSEMBAHAN............................................................................... vii 8. KATA PENGANTAR......................................................................... viii 9. ABSTRAK ........................................................................................... x 10. DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 6 C. Tujuan Penelilitian ........................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian ........................................................ 7 E. Penegasan Istilah .............................................................. 9 F. Metode Penelitian ............................................................ 14 G. Sistematika Penulisan ..................................................... 16

  BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid ................................ 18 B. Materi Pendidikan Tauhid .............................................. 22 C. D asar dan Tujuan Pendidikan Tauhid ...

  ……………….. 29 D.

  M

  

BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN SAYID AHMAD AL-

MARZUKI A. Bi

  ografi Pengaran Kitab

  „Aqidatul Awam ...................... 37 1.

  La tar Belakang Penulisan Kitab Aqidatul Awam ...... 37

  2. Bi ografi Sayid Ahmad Al-Marzuki ........................... 41

  3. Guru-guru Sayid Ahmad Al-Marzuki ....................... 43 4.

  Karya-karya Sayid Ahmad Al-Marzuki .................... 44 B. Sistematika Penulisan Kitab Aqidatul Awam ....................... 47 C. Isi Pokok Kitab „Aqidatul Awam .......................................... 48

  

BAB IV. ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM

KITAB ‘AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL-

  MARZUKI A.

  Ni lai Tauhid dalam kitab

  „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad

  Al-Marzuki ......................................................... 69 B. Signifikansi Pendidikan Tauhid dalam kehidupan sehari-hari ........................................................................ 79

  BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................... 85 B. Saran .............................................................................. 86 C. Kata Penutup .................................................................. 87 11. DAFTAR PUSTAKA 12. LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tauhid merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang percaya dengan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa merasa dekat dan dilindungi oleh Tuhannya (Musa,

  1999: 43). Karena di alam ini pemimpin dan pengatur semua tatanan sistem peredaran kehidupan hanya Allah SWT. Hidup dan mati merupakan kuasa sang pencipta yaitu Allah SWT. Kepercayaan terhadap Allah adalah sang pencipta dan Yang Maha Esa, merupakan landasan bagi setiap muslim. Seorang muslim tidak dapat dikatakan sebagai umat muslim jika tidak menerima suatu ajaran tauhid.

  Seorang muslim dapat menjalani kehidupannya wajib memegang

  Islam yang menegaskan bahwa Tuhan itu hanya satu dan menjadi satu-satunya sumber kehidupan (Zainuddin, 1992: 3).

  Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya, karena seluruh makhluk hidup termasuk manusia pada hakikatnya akan kembali kepada Allah SWT. Beribadah kepada Allah dengan landasan keyakinan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan semesta alam (Hanafi, 1988: 67). Objek kajian dari tauhid adalah tindakan manusia yang diperintahkan oleh Allah agar meng-Esa-kanNya dalam

  Perintah untuk men-tauhid-kan Allah dan pernyataan Allah itu Esa dalam Al- Qur‟an: Al-Baqarah ayat 163.

  ُُُ ِدهشٌا ُٓ ََّْٰدهشٌا َىُه هلاِإ َهٌََِٰإ َلا ۖ ٌذ ِداَو ٌه ٌََِٰإ ُُْىُهٌََِٰإَو

  Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada

  

Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang

(Q.S Al-Baqarah: 163).

  Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang cara- cara menetapkan „aqidah agama dengan mempergunakan dalil naqli maupun dalil aqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli, seseorang akan lebih mudah memahami dan meyakini segala bentuk penjelasan yang ada dalam ilmu tauhid. Dapat dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan-pembahasannya yang paling menonjol ialah pembahasan tentang ke-Esaan Allah yang menjadi asasi agama Islam (Ash Shiddieqy, 1990:1).

  Ilmu tauhid merupakan ilmu yang membahas tentang Allah SWT, sifat-sifat wajib yang ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh kepada-Nya (Sifat jaiz Allah) dan sifat-sifat yang sama sekali harus di tiadakan daripada-Nya serta tentang Rasul-rasul Allah SWT untuk menetapkan kerasulan mereka. Dapat dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasannya yang paling penting adalah menetapkan keesaan Allah SWT dalam dzat-Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-

  Pokok-pokok pembahasan ilmu tauhid meliputi tiga hal, yaitu: a) mempercayai dengan sepenuh hati tentang pencipta alam, Allah Yang Maha Esa, b) mempercayai dengan penuh keyakinan tentang para utusan Allah SWT dan perantara Allah SWT kepada para utusannya untuk disampaikan kepada umat manusia untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya, tentang kitab-kitab Allah SWT yang dibawa oleh para utusan-Nya, dan tentang para malaikat-Nya, c) mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya kehidupan abadi setelah mati di alam akhirat dengan segala hal-ihwal yang ada di dalamnya.

  Berdasarkan jenis dan sifatnya, ilmu tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan atau tahapan. 1) Tauhid Rububiyyah yaitu: mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya dan meyakini bahwa mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba, misalnya: tawakal, beribadah, memohon pertolongan. 3)

  Tauhid asma‟ wa sifat yaitu:

  beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya yang diterangkan dalam Al- Qur‟an dan sunnah Rasul-Nya yang pantas ditiru oleh umat-Nya ( Ilyas, 1993 :23)

  Sumber utama ilmu tauhid ialah Al- Qur‟an dan Hadis yang banyak berisi penjelasan tentang wujud Allah SWT, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya, dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Maka dari itu ilmu naqli. Dengan menggunakan dalil aqli maupun naqli tersebut, maka seseorang akan lebih mudah untuk memahami dan meyakini segala bentuk penjelasan yang ada di dalam ilmu tauhid. Terutama untuk memahami dan meyakini penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT baik yang wajib maupun yang mustahil, ataupun yang jaiz pada-Nya, sehingga seseorang akan lebih mudah mengenal dzat Allah SWT secara mendalam (Maslikhah, 2003:90).

  Ilmu tauhid bertujuan untuk memantapkan keyakinan dan kepercayaan agama melalui akal pikiran, selain itu ilmu tauhid juga digunakan untuk membela kepercayaan dan keimanan dengan menghilangkan keraguan seseorang, serta ilmu tauhid bertujuan untuk meluruskan aqidah-aqidah yang menyeleweng, serta membimbing manusia untuk melakukan ke jalan yang benar serta dapat melakukan tauhid yaitu: mengetahui tentang Allah dengan segala hal yang ada pada-Nya, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan- Nya, semakin meningkatkan dan memperteguh keimanannya.

  Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu „ain bagi setiap muslim dan muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia berada diatas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak

  Dari uraian di atas, penulis berusaha mengkaji lebih mendalam tentang nilai pendidikan tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam, yang di dalamnya terdapat beberapa uraian tentang pendidikan tauhid. Untuk itu, maka penulis mencoba untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN TAUHID DALAM KITAB „AQIDATUL AWAM KARYA SAYID AHMAD AL-MARZUKI”, alasan penulis mengambil judul di atas karena melihat perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini. Banyak masyarakat yang mengaku beragama Islam dan beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi, sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan keimanan tersebut. Sebagian besar dari mereka sering melakukan ke onaran, berbuat dzalim, seperti halnya: mabuk-mabukan, berjudi, anak sekolah tawuran serta anak yang melawan orang tuanya. Oleh sebab itu, penulis kurangnya keimanan pada diri mereka, jika keimanan benar-benar sudah tertancap pada diri seseorang, niscaya ia akan benar-benar takut kepada Allah, siksa Allah dan takut akan adzab Allah yakni balasan di neraka. Bila seseorang takut kepada Allah, sungguh ia akan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang- Nya.

  Kemudian setelah ia menyadari pentingnya keimanan maka perbuatan-perbuatan dzalim yang disebutkan di atas sungguh akan Penulis merujuk pada kitab „Aqidatul Awam ini, karena di dalam kitab tersebut membahas tentang ketauhidan yang menerapkan dasar pokok bagi umat Islam, selain kata-katanya mudah dipahami oleh orang awam kitab tersebut memiliki lafadz-lafadz yang relatif sedikit karena memang kitabnya tipis, akan tetapi mempunyai kandungan makna yang banyak dan cakupannya luas. Selain itu, karena pendidikan tauhid suatu perbuatan manusia untuk meng-Esa-kan Allah SWT sebagai suatu landasan umat muslim dalam menjalankan semua ibadah. Tauhid yang dimaksud penulis adalah Tauhid yang memiliki pengertian percaya kepada Allah yang Satu. Pendidikan Tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam yang sampai sekarang masih digunakan dalam pembelajaran pendidikan Agama khususnya di pondok pesantren Al-Manar dan TPA/TPQ Al-Mubarok, pringapus. Harapan penulis, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan tauhid, terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid

  Ahmad Al-Marzuki? 2. Apa nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al- 3.

  Bagaimana signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari- hari?

C. Tujuan Penelitian

  Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dalam mendalami jenis penelitian literature serta dapat mengembangkan berbagai media sebagai sumber pengetahuan khususnya dalam bentuk naskah, adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui sistematika penulisan kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki.

  2. Mengetahui nilai tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki.

  3. Mengetahui signifikansi pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari- hari.

  Kegunaan dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu: (1)

  Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, berupa pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam karya Sayid Ahmad Al-Marzuki serta dapat bermanfaat sebagai kontribusi pemikiran dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang kajian mengenal sifat-sifat Allah diketahui bagaimana seseorang untuk mengenal sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah SWT. (2)

  Kegunaan Praktis a.

  Bagi Penulis Untuk menambah wawasan serta pemahaman penulis tentang kajian nilai pendidikan tauhid sehingga dapat dijadikan pedoman dan dapat diterapkan dalam menjalankan aktifitas sehari- hari.

  b.

  Bagi Lembaga Pendidikan Dapat menjadi masukan serta sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam sehari-hari dalam dunia pendidikan Islam pada lembaga-lembaga pendidikan. Seperti: Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, di TPA maupun TPQ, sebagai pedoman dalam kehidupan manusia untuk menuju kebahagiaan didunia sampai akhirat.

  c.

  Bagi Ilmu Pengetahuan 1.

  Menambah pengetahuan mengenai nilai pendidikan tauhid yang terdapat dalam kitab „Aqidatul Awam sehingga mengetahui betapa pentingnya pendidikan tauhid dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan terutama ilmu wawasan dibidang tersebut khususnya dan bidang ilmu pengetahuan lain pada umumnya.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas judul serta menghindari kekeliruan, maka penulis membatasi istilah yang berkaitan dengan permasalan tersebut.

  Sehingga dapat mengemukakan uraian kajian tersebut sesuai yang dikehendaki oleh penulis, sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Tauhid

  Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan- perbuatannya (Maslikhah, 2009:106). Nilai adalah tentang apa yang baik, benar, bijaksana dan apa yang berguna.

  Nilai adalah sesuatu yang bersifat ideal dan tidak dapat disentuh oleh panca indera (Sidi, 1978: 93). Maka nilai yang kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan. Dari beberapa pernyataan tersebut, nilai adakan ukuran memilih tindakan atau tujuan tertentu.

  Koasih Djahiri dan Aziz Wahab (1996: 23) memberikan batasan nilai sebagai sesuatu yang berharga baik menurut standar logika (benar dan salah), estetika (baik dan buruk), etika (adil dan sah) serta menjadi keyakinan diri maupun hidupnya.

  Berarti, nilai akan selalu berkaitan dengan kebaikan, kebajikan dan keluhuran, yang menjadi sesuatu yang dihargai, dijunjung tinggi serta dikejar oleh manusia. Melalui nilai, seseorang akan merasakan adanya sesuatu kepuasan dan ia menjadi manusia sebenarnya. Bahkan dengan nilai seseorang secara penuh menyadari kebermaknaannya dan menganggapnya sebagai pendorong dan pedoman, penuntun dan prinsip untuk menentukan sesuatu dalam kehidupan manusia sehari- hari.

  Pendidikan berasal dari kata didik, kemudian mendapatkan awalan pe- dan akhiran -an yang berarti pengukuhan sikap dan tata perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewesakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, cara dan

  Menurut Maslikhah (2009: 130) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

  Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk

  masdar dari kata yang berarti percaya kepada

  • -

  اًذُْ ِد ْىَذ ُذ ِّد َىَُ َذهد َو

  Allah SWT yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal mencipta, menguasai, mengatur dan mengikhlaskan peribadahan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan

  Asma‟ul Husna (Nama-nama yang

  baik) dan shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Jadi pendidikan tauhid itu merupakan usaha sadar untuk mengembangkan diri sesuai kebutuhan, yang diyakini benar oleh setiap orang atau kelompok sehingga dapat menetapkan keyakinan yang berkaitan dengan ketuhanan, kenabian dan hal yang ghaib.

  Pendidikan Tauhid adalah pengembangan ke arah keyakinan seseorang terhadap Allah SWT. Pendidikan tauhid ini dimulai sejak lahir ke bumi karena keyakinan merupakan hal yang pertama dan utama. Pendidikan tauhid sejak dini terlihat pada bayi yang baru lahir kemudian dikumandangkan adzan oleh orang tuanya.

  Pendidikan tauhid mempunyai arti suatu proses bimbingan untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan manusia dalam mengenal keesaan Allah. Pendidikan tauhid yang berarti membimbing atau mengembangkan potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah, menurut pendapat Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan meningkatkan terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang menjiwai tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

  Pendidikan tauhid adalah usaha mengubah tingkah laku manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah semata.

  Pendidikan tauhid, akan membentuk watak seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga mampu menjadi orang yang berguna bagi masyarakat yang timbul saling mengasihi, menolong, memberikan hartanya yang lebih kepada mereka yang membutuhkan.

  Nilai-nilai pendidikan tauhid adalah nilai ketauhidan (ke-Esaan), aplikasi dan implementasinya yang dapat diambil dari suatu kajian dan

  2.

  „Aqidatul Awam Adalah sebuah karya Sayid Ahmad Al-Marzuki yang disajikan untuk seorang hamba sebagai pedoman dan rujukan memantapkan keyakinan dan kepercayaan agama melalui akal pikiran, di samping kemantapan hati, yang didasarkan pada wahyu.

  Di dalamnya menjelaskan tentang ilmu tauhid. Ilmu tauhid ini menjelaskan tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Dalam kitab tersebut menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang disebut aqoid lima

  Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi rasul. Semua merupakan isi dari ajaran yang terangkum dalam kitab Aqidatul Awam ( Nasar, 1995: 8-13).

3. Sayid Ahmad Al-Marzuki

  Nama lengkap beliau Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayid Ramadhan Mansyur bin Sayid Muhammad al-Marzuki Al-Hasani.

  Beliau lahir di Mesir pada tahun 1205 H. Al-Marzuki dikenal sebagai penulis yang handal serta amat lincah dalam menuliskan qolam-nya (pena), terutama menyangkut puji-pujian kepada Allah dan Rasulullah SAW. Salah satu karyanya yang terkenal dan fenomenal adalah

  Mandzumat 'Aqidah Al-Awwam , yaitu ringkasan ilmu kalam mengupas awam, dituangkan dalam sebuah nadzam (prosa) berisi sebanyak 57 bait. Al-Marzuki diangkat sebagai Mufti madzhab Maliki di Makkah menggantikan saudaranya pengganti saudara Sayid Muhammad yang telah mendahului wafat (1261 H ). Di masjid Makkah al-Mukaramah, Al-Marzuki mengajar Al-

  Qur‟an, Tafsir, Tauhid, dan Ilmu-ilmu lainnya. Syekh Ahmad marzuki juga terkenal sebagai seorang Pujangga dan dijuluki dengan panggilan Abu Alfauzi (Muhammad Syamsu, 1996: 253 ).

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library reseach), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka, dan yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Sumber Data

  Karena jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library

  research ), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun

  yang menjadi sumber data primer adalah kitab „Aqidatul Awam karangan Sayid Ahmad Al-Marzuki.

  Kemudian yang menjadi sumber data sekunder adalah Terjemah kitab „Aqidatul Awam karangan Achmad Sunarto, terjemah Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan al-Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, Kitab Tauhid Jilid I, Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku lain yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer yaitu kitab „Aqidatul Awam karangan Sayid Ahmad Al-Marzuki. Dan sumber data sekunder diantaranya adalah Terjemah kitab „Aqidatul Awam karangan Achmad Sunarto, terjemah kitab Jawahirul Kalamiyah karangan Thahir bin Saleh Al- Jazairi, buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, terjemah kitab Tijan al-

  Darary karangan Achmad Sunarto, terjemah Kifayah Al-Awam, buku

  Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam, buku Keimanan Ilmu Tauhid, buku kuliah Aqidah Islam, Rintisan Tauhid, Kitab Tauhid Jilid I,Terjemah Kifayatul Awam, Ensiklopedi islam dan Ensiklopedi Pendidikan, serta buku-buku dan kitab relevan yang lainnya.

  Yaitu penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

  Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah sebagai berikut :

  1. Metode Deduktif Yaitu apa saja yang dipandang benar pada suatu peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga pada hal atau jenis. Metode ini digunakan penulis untuk menganalisa data tentang sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah SWT.

  2. Metode Induktif Yaitu metode yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkret, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasi-generalisasi bersifat umum. Metode ini, penulis gunakan untuk menganalisa data ayat-ayat dan teks kitab

  „Aqidatul Awam sehingga dapat diketahui nilai pendidikan tauhid yang terkandung di dalamnya.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan untuk memberikan kesan runtutnya adalah penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Yang bertujuan agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini.

  Adapun sistematika penulisan skripsi ini antara lain:

  BAB I : Pendahuluan, berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaaan Penenlitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, untuk memahami skripsi ini. BAB II : Landasan Teori, berisi tentang: Nilai Pendidikan Tauhid, Materi Pendidikan Tauhid, Dasar dan Tujuan Pendidikan Tauhid, dan Metode Pendidikan Tauhid. BAB III : Deskripsi pemikiran Sayid Ahmad Al-Marzuki tentang nilai pendidikan tauhid dalam kitab „Aqidatul Awam, berisi tentang: Latar Belakang penulisan kitab „Aqidatul Awam, Isi pokok Kitab „Aqidatul Awam, Biografi Sayid Ahmad Al-Marzuki, menguraikan tentang: Biografi Sayid Ahmad Al-Marzuki yang meliputi riwayat kelahiran, karya-karyanya dan guru- gurunya.

BAB IV : Signifikansi Pendidikan Tauhid dalam Kitab „Aqidatul

  BAB V : Penutup, menguraikan Kesimpulan dan Saran. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nilai Pendidikan Tauhid Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya (Maslikhah, 2009: 106). Nilai adalah tentang apa yang baik, benar, bijaksana dan apa yang berguna.

  Nilai adalah sesuatu yang bersifat ideal dan tidak dapat disentuh oleh panca indera (Sidi, 1978: 93). Maka nilai yang kita rasakan dalam diri kita masing-masing sebagai pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi penting dalam kehidupan. Dari beberapa pernyataan tersebut, nilai adalah ukuran memilih tindakan atau tujuan tertentu. Berarti, nilai akan selalu berkaitan dengan kebaikan, kebajikan dan keluhuran, yang menjadi Melalui nilai, seseorang akan merasakan adanya sesuatu kepuasan dan ia menjadi manusia sebenarnya. Bahkan dengan nilai seseorang secara penuh menyadari kebermaknaannya dan menganggapnya sebagai pendorong dan pedoman, penuntun dan prinsip untuk menentukan sesuatu dalam kehidupan manusia sehari-hari.

  Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan manusia. Dengan menggunakan pendidikan itulah manusia dapat maju dan berkembang dengan baik, melahirkan kebudayaan dan peradaban Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi pula tingkat kebudayaan dan peradaban. Kata pendidikan berasal dari kata didik atau mendidik, yang secara harfiah berarti memelihara dan memberi latihan (Muhibin, 2000: 32).

  Dalam bahasa Arab kata pendidikan juga berasal dari kata

  

rabba-yurabbi-tarbiyatan, berarti mendidik, mengasuh dan memelihara

  (Munawir, 1989: 504). Bahasa Arab pendidikan juga sering diambilkan dari kata

  „allama dan addaba. Kata „allama berarti mengajar

  (menyampaikan pengetahuan), mendidik. Sedang kata addaba lebih menekankan pada melatih, memperbaiki, penyempurnaan akhlak (sopan santun), dan berbudi baik.

  Dalam kamus pendidikan, kata pendidikan diartikan sebagai “Upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan dan laku yang berguna bagi hidupannya”. Adapun arti pendidikan menurut Al-Ghazali yaitu proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna (Abidin, 1998: 56).

  Pendidikan adalah lembaga pendidikan yang yang dikelola, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah, dimulai dari mengubah sikap dan pola pikir masyarakat, menjadikan masyarakat Islam menjadi masyarakat belajar. Berkembang menjadi masyarakat ilmu yaitu masyarakat yang mau dan mampu menghargai nilai-nilai ilmiah (Thoha, 1996: 12).

  Dapat disimpulkan bahwa hakikatnya pendidikan adalah ikhtiar manusia untuk membantu dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar) atau potensi manusia agar berkembang sampai titik maksimal sesuai dengan tujuan yang dicita- citakan.

  Secara bahasa kata tauhid berasal dari bahasa arab, bentuk masdar

  dari kata yang berarti percaya kepada Allah SWT

  اًذُْ ِد ْىَذ ُذ ِّد َىَُ َذهد َو

  yang Maha Esa. Secara istilah syar‟i, tauhid berarti mengesakan Allah kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma‟ul Husna (Nama-nama yang baik) dan shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan. Lebih jelas lagi bahwasanya tauhid itu adalah meyakini bahwa Allah SWT itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya (Abduh, 2003: 3).

  Secara sederhana pendidikan tauhid mempunyai arti suatu proses bimbingan untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan manusia dalam mengenal Allah. Menurut Hamdani pendidikan tauhid sungguh dalam mengembangkan, mengarahkan, membimbing akal pikiran, jiwa, qalbu, dan ruh kepada pengenalan (

  ma‟rifat) dan cinta (mahabbah) kepada Allah SWT.

  Pendidikan tauhid yang berarti membimbing atau mengembangkan potensi (fitrah) manusia dalam mengenal Allah, menurut pendapat Chabib Thoha, “Supaya siswa dapat memiliki dan meningkatkan terus-menerus nilai iman dan taqwa kepada Allah Yang Maha Esa sehingga pemilikan dan peningkatan nilai tersebut dapat menjiwai tumbuhnya nilai kemanusiaan yang luhur (Thoha, 1996: 62)”.

  Pendidikan tauhid adalah usaha mengubah tingkah laku manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah semata.

  Pendidikan tauhid, akan membentuk watak seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga mampu menjadi orang yang berguna bagi masyarakat yang timbul saling mengasihi, menolong, memberikan hartanya yang lebih kepada mereka yang membutuhkan.

  Pendidikan tauhid mempunyai makna yang dapat kita pahami supaya untuk menampakkan atau mengaktualisasikan potensi laten yang sini disebut dengan fitrah beragam. Oleh sebab itu, pendidikan tauhid lebih diarahkan pengembangan firah keberagaman seseorang sebagai manusia tauhid.

  Pendapat lain pendidikan tauhid adalah usaha mengubah tingkah laku manusia berdasarkan ajaran tauhid dalam kehidupan melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah.

  Hal ini sesuai dengan karakteristik Islam sendiri yaitu, mengesakan Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya. Allahlah yang mengatur hidup dan kehidupan umat manusia serta seluruh alam. Dialah yang berhak ditaati dan dimintai pertolongan-Nya (Zaky, 1998: 80).

  Nilai-nilai pendidikan tauhid adalah nilai ketauhidan (ke- kajian dan ditransformasikan sebagai bahan pengajaran dan pendidikan.

B. Materi Pendidikan Tauhid

  Islam adalah agama wahdaniyah, yang meliputi beberapa agama samawi. Islam mendokumentasikan ajarannya dalam Al- Qur‟an, dan tauhid merupakan dasar dari beberapa agama samawi (Muhammad, 1969: 18).

  Ajaran tauhid bukanlah monopoli ajaran Nabi Muhammad ajaran agama samawi. Para Nabi dan Rasul diutus oleh Allah untuk menyeru kepada pengesaan Allah dan meninggalkan dalam penyembahan selain Allah. Walaupun semua Nabi dan Rasul membawa ajaran tauhid, namun ada perbedaan dalam pemaparan tentang prinsip-prinsip tauhid. Hal ini dikarenakan tingkat kedewasaan berfikir masing-masing umat berbeda sehingga Allah menyesuaikan tuntunan yang dianugrahkan kepada para Nabi-Nya sesuai dengan tingkat kedewasaan berfikir umat tersebut (Quraish, 1996: 19).

  Ilmu-ilmu tauhid dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:

1. Adanya Wujud Allah

  Al- Qur‟ānul karim (al-Qur‟an yang mulia) adalah sumber utama

  ilmu tauhid yang paling fundamental, kita akan mendapatkan darinya dan persoalan ilmu tauhid lainnya. Banyak sekali dalil-dalil al- Qur‟an yang telah menjelaskan tentang keesaan Allah SWT, diantaranya Allah

  SWT berfirman dalam Al- qur‟an :

  ﴾ ٣ ٢ ١ ﴿ ُذَّهصٌٱ ُ هللَّٱ ﴾ ﴿ ٌذَدَأ ُ هللَّٱ ﴿ ْذٌَىَُ ٌَُْ َو ْذٍََِ ٌَُْ ﴾ َىُه ًُْل ٤

  ﴿ ٌٌۢذَدَأ ا ًىُفُو ۥُههٌ ُٓىََ ٌَُْ َو

Artinya: “ Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah

tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak

dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara

Nya” (QS. Al-Ikhlash: 1-4) (Departemen Agama, 2005: 604).

  Ayat-ayat di atas menegaskan tentang kemurnian keesaan Allah SWT dan menolak segala kemusyrikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini yang menyamai-Nya.

  Al- Qur‟an juga memaparkan tentang wujud Allah SWT tidak menyerupai benda yang wujud, begitu pula benda yang wujud tidak menyerupai Allah SWT. Ukuran tidak akan bisa mencapai Allah SWT, dan arah tidak bisa memuat dan meliput-Nya. Begitu pula bumi dan langit tidak bisa memadai jika ditempati oleh Allah SWT. Dia-lah (Allah SWT) yang mengangkat derajat segala sesuatu dan lebih dekat dari urat nadi manusia. Dialah (Allah SWT) yang maha mengetahui atas segala sesuatu. Kedekatan Allah SWT tidak menyerupai kedekatan jisim. Dia Maha Luhur dari tempat yang meliputi-Nya, sebagaimana Dia Maha Bersih dari segala masa yang akan diciptakan. Dia akan tetap berada di atas tempat yang ada. Selain itu al- Qur‟an juga memaparkan mengenai bukti sifat qudrat (kekuasaan)

  Allah SWT pada penciptaan alam semesta sebagai aplikasi dari sifat wujud, qidam, dan baqa‟ Allah SWT. Dengan sifat qudrat ini, Allah

  SWT akan mewujudkan dan meniadakan segala sesuatu kemungkinan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dengan seimbang, serasi, teratur dan rapi. Tidak ada satupun dari makhluk-Nya yang mampu setiap bukti dari sekian banyak bukti yang selalu berulang, beriringan atau perubahan bentuk dari yang indah yang mengharubirukan kesan dalam jiwa kita, semuanya adalah yang patut dikagumi nilai seninya dari pada se gala yang mengagumkan (Sa‟id Hawa, 2005: 112).

  Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami, bahwa untuk meyakinkan adanya Tuhan (Wujud Allah), akal pikiran hendaknya diarahkan pada fenomena alam, namun mata hati manusia jauh lebih tajam dan dapat lebih meyakinkan daripada pandangan kasat mata, karena dalam jiwa manusia sudah tertanam fitrah untuk mengakui adanya Tuhan. Segala sesuatu itu pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah Zat Yang Maha Pencipta.

2. Keesaan Allah

  Ajaran mengenai keesaan Allah ini, sudah diterangkan oleh para itu Dzat yang pertama kali ada, Maha Awal, Maha Esa dan Maha Suci yang meliputi sifat, asma dan

  af‟al-Nya. Sementara menurut Quraish

  Shihab yang menganalisa kata ahad (Esa), ia menggolongkan keesaan Allah menjadi empat yaitu: keesaan Dzat, keesaan sifat, keesaan perbuatan dan keesaan dalam beribadah kepada-Nya. Yang dimaksud dengan esa pada Dzat ialah Dzat Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Esa pada sifat berarti sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk- Nya. Esa

  af‟al berarti tidak seorang pun yang memiliki perbuatan

  sebagaimana pebuatan Allah. Ia Maha Esa dan tidak ada sesembahan yang patut disembah kecuali Allah (Asmuni, 1993: 17).

  Dengan demikian dapat dipahami bahwa mulai Rasul pertama sampai generasi terakhir Nabi Muhammad hingga pewaris Nabi (ulama), telah mengajarkan tauhid yang seragam. Allah adalah Maha Esa, Dzat Yang Maha Suci yang meliputi nama, sifat dan

  af‟al-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah.

3. Hadits

  Hadits Rasulullah SAW yang shahîh, yang dimuat oleh kitab- kitab para ulama hadist yang di kenal dengan sifat keterpercayaan mereka dalam dunia Islam, seperti kitab sunnah yang enam, yaitu: kitab

  Shahîh Bukhāri, kitab Shahîh Muslim, kitab Abu Daud, kitab Tirmidzî , kitab an- Nasā‟i, dan kitab Ibnu Majah, serta kitab-kitab yang Imam Hanbal. Kitab-kitab ini, khususnya kitab

  Shahîh Bukhāri dan

Muslim keduanya menempati posisi derajat paling shahîh (kuat),

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM BUKU “TUHAN, MAAF KAMI SEDANG SIBUK” KARYA AHMAD RIFA’I RIF’AN SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 3 126

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 126

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

STUDI ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB RISALATUL MU’AWANAH KARYA AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD (1634 - 1720 H 1044 - 1132 H) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 116

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAQ DALAM KITAB TAISIRUL KHALAQ KARYA HAFIDZ HASAN AL-MAS’UDI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)

0 1 108

KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

0 3 81

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

REWARD DAN PUNISHMENT DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 1 122