NAMA: JEPRI ROMARIOSIHOMBING NIM : 120707060

PERTUNJUKAN MUSIK PADA CHAMPION CAF Ế MEDAN: ANALISIS FUNGSI DAN PENGELOLAAN PROPOSAL SKRIPSI SARJANA OL NAMA: JEPRI ROMARIOSIHOMBING NIM : 120707060 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2016

LEMBAR PENGESAHAN PERTUNJUKAN MUSIK PADA CHAMPION CAFĖ MEDAN: ANALISIS FUNGSI DAN PENGELOLAAN

Skripsi Sarjana Dikerjakan Oleh

NAMA : JEPRI ROMARIOSIHOMBING NIM

Disetujui Oleh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari,M.Hum.,Ph.D. Drs. Torang Naiborhu, M.Hum. NIP 196512211991031001

NIP 196308141990031004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2016

ii

ABSTRAKSI

Skiripsi ini berjudul Pertunjukan Musik pada Champion Cafe Medan : Analisis Fumgsi dan Manajemen Pengelolaan. Champion Café merupakan salah satu café yang sangat berkembang di kota Medan. Champion Café merupakan salah satu café yang menggunakan live music sebagai salah satu daya tariknya. Café yang mempunyai tiga lantai ini terdapat pertunjukan live music pada masing-masing lantainya dengan mengusung konsep yang berbeda-beda. Pada lantai pertama live music bertemakan lagu-lagu dari berbagai genre kecuali lagu batak. Sedangkan untuk lantai dua live music khususbertemakan lagu batak. Pada lantai tiga live music mempunyai konsep yang sama dengan lantai pertama namun pada lantai tiga live music hanya dipertunjukkan pada hari sabtu saja.

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pertunjukan live music yang ada di Champion Café serta untuk mengetahui sejauhmana fungsi musik mempengaruhi minat pengunjung. Teori yang digunakan penulis adalah Pendekatan Operasioanl yang dikemukakan oleh George R. Terry (2000) yang ditulis kembali oleh Muhammad Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni, Teori yang penulis gunakan dalam mengakaji fungsi dan penggunaan musik adalah teori yang dikemukakan oleh Raddclife Brown yang mengemukakan mengenai fungsi musik sangat berkaitan erat dengan struktur masyarakat.

Selanjutnya penulis menggunakan teori Use and Function yang dikemukakan oleh Merriam, Alan P (1964) yang membedakan penggunaan dan fungsi musik. Teori lain yang digunakan penulis adalah pendapat yang dikemukakan oleh Edi Sedyawati tentang fungsi seni pertunjukan penikamatan estetik, jadi dapat mempunyai fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomik, seperti tertera dari adanya kelompok pertunjukan ngamen (2006:293).

iii

KATA PENGANTAR

Apa yang telah dicapai dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Pertunjukan Musik pada Champion Caf ế Medan: Analisis Fungsi dan Pengelolaan” adalah berkat kasih dan karunia Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Karena-Nya penulis panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya.

Karya yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana seni pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, merupakan salah satu syarat di penghujung kegiatan akademis yang formal setelah bertahun- tahun menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa yang menuntut ketabahan dan kesabaran.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun kemudian, penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di sana-sini dalam penulisan skripsi ini. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik konstruktif demi perbaikan skripsi ini.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Hum., sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara;

2. Bapak Dr. Budi Agustono., M.S., Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universittas Sumatera Utara;

3. Bapak Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D., selaku ketua Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, juga selaku Dosen

iv iv

4. Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd., selaku sekretaris Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, dan juga sebagai Wakil Dekan II, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.A., selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan global dari materi skripsi ini, semoga Tuhan selalu memberikan rahmat-Nya kepada bapak.

6. Bapak Drs. Irwansyah, M.A. Sebagai Dosen PA penulis, yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara, semoga Tuhan selalu memberikan rahmat-Nya kepada bapak.

7. Bapak dan Ibu Dosen DepartemenEtnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D.; Ibu Dra. Rithaony, M.A.; Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si.; Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si.; Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si.; Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.; dan Ibu Arifninetrirosa, SST, M.A.; Bapak Drs. Fadlin, M.A.; yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama bertahum-tahun mengikuti perkuliahan.

8. Bapak William Atapary, yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Champion Café dan juga membantu penulis dalam memberikan informasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Esther Hutabarat, yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada pengisi live music Champion Café yang membantu penulis dalam memberikan informasi untuk menyelasikan skripsi ini : Indonesian Groove, Blue Shine-shine, Ninety Nine, Horizon, Tamados, Sanga Pajumpang, Ladostar, Specta, Permata, Floopy, DJ.

11. Stambuk 2012 Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Mario Yosua Sinaga, S.Sn., Nevo Kaban, Gopas Velentino, Demala Siagian, S.Sn., Tety Novitasary, Brama Hutauruk, Helpin Nainggolan, Ade Pasaribu, Harti Silitonga, Veronika Sitepu, Olivia Gabriella, Yunita Batubara, Friztian Richard, Gogom Silaban, Lawrence Simbolon, Philipus Aritonang dan teman-teman lain nya yang tak bisa disebutkan nama nya satu per satu, yang selama beberapa tahun ini selalu bersama-sama dengan penulis dalam mengikuti banyak matakuliah untuk meraih gelar sarjana.

12. Sahabat-sahabat yang mendukung penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan matakuliah yang sudah ditempuh selama di Etnomusikologi, terimakasih kepada; Aprindo Nadeak, David Hutagalung, Erwin Prasaja, Ardi Manurung, Agriva Sinuaji, Lawrence Simbolon.

13. Teman-teman satu kostan Pasar Baru No 12 yang mendukung penulis dan selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan perkuliahaan, terimaksih kepada: Bang David Simanungkalit, Bang Supriadi, Bang Andre, Bang Tumpak, Bang Samuel, Bang Denata, Bang Nuel.

14. Teman-teman tim gordang sambilan Universitas Sumatera Utara yang selalu memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan, dan

vi vi

15. Teman-teman Symphony of Ethnic Project yang selalu mendukung penulis dan senantiasa bersama dalam melakukan berbagai aktivitas berkesenian dan menemukan banyak inspirasi dalam bermusik.

16. Kekasihku Angel Christine Aritonang yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk berbagi cerita kepada penulis dalam menjalani proses perkuliahan, dan tidak hentinya memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menuntut ilmu untuk menyelesaikan perkuliahan.

17. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya Pelman Sihombing dan Ruside Pasaribu yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis baik itu Doa dan Materil, dan selalu memberikan semangat kepada penulis agar lebih giat untuk belajar, dan kepada abang saya Dippu Zeklin Sihombing S.Sn., dan kepada kedua kakak saya Meinar Sari Sihombing, Amd, Fitri Afrita Sihombing, S.Pd,, dan satu adik saya Marteus Partogi Hamonangan Sihombing yang selalu memberikan doa restu dalam menyelesaikan pendidikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa berkenan memberi balasan yang setimpal bagi mereka semua. Akhirnya harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan di era globalisasi ini, dan menjadi suatu bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang relevan.

vii

DAFTAR SKEMA DAN TABEL

Skema 3.1: Struktur Manajemen Champion Café………………………… Tabel 3.1:

Jadwal Live Music Lantai 1…………………………………... Tabel 3.2:

Jadwal Live Music Lantai 2………………………………….. Tabel 3.3:

Jadwal Live Music Lantai 3…………………………………… Tabel 4.1:

Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin………….. Tabel 4.2:

Persentase Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan………… Tabel 4.3:

Lagu-Lagu Yang Sering Direquest Pengunjung……………… Tabel 4.4:

Daftar Band Yang Disukai Pengunjung………………………

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan musik pada zaman sekarang ini sangatlah pesat dan mendukung banyak bidang bukan hanya seni itu sendiri, seperti keagaaman, pendidikan, kesehatan,dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, musik biasanya dikaitkan dengan pekerjaan dan pendapatan. Penggunaan musik dalam bidang ini dapat kita lihat dengan jelas di kafe-kafe yang saat ini sangat diminati oleh masyarakat umum. Penggunaan musik ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik kafe tersebut sehingga mendatangkan banyak pengunjung.

Kata kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu café yang berarti coffe (Inggris), yang dalam bahasa Indonesia kopi--atau coffehouse(Inggris) yang dalam bahasa Indonesia adalah kedai kopi. Ustilah ini muncul pada abad ke-18 di Inggris. Kopi pertama kali masuk ke Eropa pada tahun 1669 ketika utusan Sultan Mohammed IV (Persia) berkunjung ke Paris, Perancis, dengan membawa berkarung-karung biji misterius yang nantinya dikenal dengan nama coffee.

Ketika utusan sultan meninggalkan Paris pada bulan Mei tahun berikutnya, kebiasaan menikmati kopi yang dikenalkannya pada kaum bangsawan Paris telah menjadi mode baru. Kemudian di tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia, yang dikenal dengan nama Pascal menjualnya secara umum, pertama- tama di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko Ketika utusan sultan meninggalkan Paris pada bulan Mei tahun berikutnya, kebiasaan menikmati kopi yang dikenalkannya pada kaum bangsawan Paris telah menjadi mode baru. Kemudian di tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia, yang dikenal dengan nama Pascal menjualnya secara umum, pertama- tama di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko

Adalah Jean de la Rogue yang berperan penting dala sejarah kopi di Perancis, ia menulis bahwa ketika tahun 1714 ia berjalan bergegas menuju jalan besar ke arah Jardin des Plants, dimana hampir tidak ada satu kota pun yang tidak memiliki kedai kopi (kafe).

Penyebaran kafe atau coffehouse di Eropa ini terjadi melalui jalur perdagangan, ke wilayah italia yang dikenal dengan sebutan caffe yang hanya berbeda penulisan saja.Yang kemudian pada tahun 1839 muncul kata cafetaria dalam bahasa Amerika English yang berasal dari bahasa Mexican Spanish untuk menyebutkan sebuah kedai kopi.

Keberadaan café makin lama makin menjamur.Selain mall sebagai tempat jalan-jalan dan bersantainya masyarakat perkotaan, café menjadi alternatif tempat bercengkerama dan bersenda gurau sekelompok kawan-kawan. Di Jakarta, setidaknya ada lebih dari 300 café yang beroperasi. Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Kafe Restoran Indonesia (Apkrindo), jumlah kafe dan restoran di Surabaya pun tumbuh pesat sebesar 15-20% pada tahun 2015, dan akan terus meningkat. Begitu juga dengan café-café yang ada di kota-kota besar lainnya seperti Bandung,Medan, Makassar, Yogyakarta, dan Denpasar, yang terus bertambah jumlahnya seeiring waktu. Semua ini menandakan bahwa bisnis ini cukup diandalkan dan menjanjikan.

Berbicara dan melihat perkembangan bisnis café yang cukup pesat saat ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari asal-usul munculnya bisnis ini di Indonesia. Di Berbicara dan melihat perkembangan bisnis café yang cukup pesat saat ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari asal-usul munculnya bisnis ini di Indonesia. Di

Perlahan namun pasti, acara ngopi di café menjadi bagian darigaya hidup. Aktivitas ini kemudian menjadi ajang kumpul-kumpul dengan kolega, teman kuliah, arisan, reuni, musyawarah soal bisnis, curi hati (curhat), nonton sepak bolabareng (nobar) dan bahkan meeting.

Suasana seperti ini kemudian menjadi peluang yang lebih besar bagi orang-orang yang tergiur manisnya bisnis café. Mereka berpendapat bahwa selama masyarakat tidak keberatan dengan harga yang mahal dan menginginkan gaya serta kenyamanan, maka bisnis café bisa dikembangkan, dan kemudian café pun menjamur. Tidak hanya fokus pada menu kopi, cafémulai memperluas lingkup pada menu-menu yang lain. Kini, bisa kita temukan caféyang menyajikan menu es krim, hasil olahan susu, coffeyogurt, coklat, brownies, cookies, minuman jus buah buahan, minuman beralkohol rendah dan masih banyak lagi menu-menu yang disajikan di tempat makan berkonsep café.

Café sendiri merupakan sebuah konsep induk yang kemudian dikembangkan lagi dalam subkonsep tempat makan yang lebih rinci.Dari situ, pemilik café lalu memperjelas lagi dengan tema disain ruang yang artistik.Saat ini, nyaris tidak bisa ditemui cafe yang biasa saja tanpa mengusung tema tertentu.Demi kenyamanan dan pengalaman eksklusif para pengunjung, para pemilik café berlomba menentukan tema yang unik, cantik, dan dieksekusi dengan kecerdikan para desainer interior. Saat ini, tema vintage, retro,sepak bola, dan kampung adalah yang paling banyak digemari para pemilik.Selain konsep interior, para pemilik café juga menyuguhkanlive music di café bekerjasama dengan band- band yang ada di kotanya. Semua konsep itu dikemas secara modern, sehingga setiap pengunjung memperoleh suasana berbeda yang tidak akan didapati di tempat lain. Suasana inilah yang juga meningkatkan daya saing bisnis café. Semua pengelola berlomba-lomba menciptakan tempat yang memberikan pengalaman dan nuansa baru yang eksklusif.

Selain menu dan konsep tata ruang, café juga harus didukung dengan strategi marketing yang maksimal. Apalagi di kota-kota besar, tempat bisnis hiburan tumbuh pesat, promosi dan taktik pemasaran wajib dikuasai. Tidak hanya promo di momen-momen special, café juga kerap menghadirkan entertainment tambahan melalui serangkaian event dan paket-paket khusus. Tidak jarang, pengelola bersedia memberikan salah satu ruangan secara gratis untuk acara di tempat itu, bahkan sengaja menyewa event organizer untuk menyiapkan event sebagai daya tarik pengunjung. Pengelola juga membuat harga paket khusus untuk acara tertentu, misalnya ulang tahun.

Selama beberapa tahun terakhir ini, perkembangan industricafé tampak berkembang pesat di Kota Medan. Jumlah café terus bertambah secara signifikan, mengisi hampir setiap titik kota ini. Dengan kata lain, bisnis ini tampaknya sangat menjanjikan.

Jika kita menelusuri jalan-jalan yang dipenuhi café di daerah Jalan Dr. Mansur, Jalan Halat Medan, Jalan Setia Budi, bahkan di café-café dalam mall

selalu saja ramai akan pengunjung yang sebagian besarnya anak muda. Seperti halnya café café yang lainnya,café yang terdapat di Jalan Dr. Mansur juga dapat ditemukan penggunaan musik langsung (live music) sebagai salah satu daya tarik bagi pengunjungnya.

Penggunaan live music merupakan faktor penting untuk suatu usaha dalam mempertahankan dan meningkatkan daya tarik pengujung. Para pelaku bisnis industri hiburan ini berlomba lomba menyuguhkan live music yang kreatif dan berkualitas. Sehingga banyak para pelaku bisinis ini melakukan kerjasama dengan band-band yang ada di Kota Medan.

Di Jalan Dr. Mansur Medan terdapat sebuah Champion Café yang merupakan salah satu café yang berkembang pesat dengan menyuguhkan live music .Champion Café mempunyai tiga lantai dengan konsep live music yang berbeda beda tiap lantainya.Lantai dasar mengusung konsep musik allround (maksudnya mencakup semua genre musik) yang membawakan lagu lagu yang populer atau lagu yang lagi hits masa kini dan ditambah adanya hiburan musikretro yang dimainkan oleh seorang disk jockey (DJ). Band-band yang mengisi pertunjukan di lantai dua mengusung lagu-lagu Batak. Pengunjung yang Di Jalan Dr. Mansur Medan terdapat sebuah Champion Café yang merupakan salah satu café yang berkembang pesat dengan menyuguhkan live music .Champion Café mempunyai tiga lantai dengan konsep live music yang berbeda beda tiap lantainya.Lantai dasar mengusung konsep musik allround (maksudnya mencakup semua genre musik) yang membawakan lagu lagu yang populer atau lagu yang lagi hits masa kini dan ditambah adanya hiburan musikretro yang dimainkan oleh seorang disk jockey (DJ). Band-band yang mengisi pertunjukan di lantai dua mengusung lagu-lagu Batak. Pengunjung yang

Sanga Pajumpang (SP) merupakan salah satu band yang bekerjasama dengan Champion Café merasakan dampak yang baik.Erick Ferdani S. Pane yang merupakan salah satu personil dari Band Sanga Pajumpang menyatakan bahwa terjadi dampak yang baik bagi band mereka maupun pengunjung.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permintaan lagu dari pengunjung yang datang ke Champion Café.

Dalam hal ini dapat dilihat dengan jelas adanya fungsi musik yang dirasakan oleh pengunjung, pengisi acara (home band) dan pemilik café. Untuk mengkaji fungsi musik di dalam konteks bisnis café digunakan teori fungsionalisme dalam ilmu-ilmu sosial humaniora.

Fungsi musik dalam perkembangan sebuah bidang usaha yang dirasakan oleh pemiliknya. Meskipun fungsi musik yang dimaksudkan oleh penulis sangatlah spesifik, namun pada zaman modern ini banyak masyarakat yang menggunakan musik sebagai usaha dan perkembangan usahanya meskipun mereka bukan merupakan pelaku musik tersebut. Seperti halnya live musik pada café dan kolam renang, adanya live dj pada diskotik, dan dapat kita lihat juga adanya management yang bergerak dalam pembuatan album dan pemasaran karya dari musisi musisi, contohnya RMC, Sony BMG , dan Nagaswara.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Pertunjukan Musik pada Champion Café Medan: Analisis Fungsi dan Pengelolaan .

1.2 Pokok Masalah

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Sejauh mana fungsi musik mempengaruhi minat pengunjung Champion Café?

2. Bagaimana pengelolaan Champion Café?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan yang dikemukakan oleh Willi Apel dalam Wilda Damanik (1969:298) bahwa penelitin etnomusikologi suatu metode yang digunakan untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musiknya namun juga melihat hubungan dengan konteks budayanya.Konteks budaya ini dihubungkan dengan masyarakat dengan perkembangannya. Mengacu padapendapat pakar lainnya, yaitu Barbara Krader yang mengatakan bahwa etnomusikologi juga melakukan studi terhadap perubahan dan akulturasi yng dapat dilakukan melalui studi music populer atau musik komersial (R. Supanggah 1995:2).

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membuat tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana fungsi musik mempengaruhi minat pengunjung Champion Cafe.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana manajemen pengelolaanlive music Champion Cafe.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dirampungkan, diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Menambah wawasan kepada pembaca khususnya mahasiswa etnomusikologi mengenai live music merupakan sebuah fenomena guna dan fungsi musik (uses and functions) yang terjadi di tengah- tengah masyarakat pada saat ini.

2. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

3. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan program studi S-1 di Departement Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara

1.5 Konsep dan Teori

1.5.1 Konsep

Konsep adalah penggambaran atas image (citra) sebelumnya dengan meletakkan perbedaanya (Schopenhauer, 1992). Pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif

(kepercayaan) yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut yaitu:

1. Memperoleh informasi baru.

2. Transformasi informasi.

3. Menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. Dalam mencari ketiga proses di atas tidak akan terlepas dari kata observasi dan

pengamatan. Pengertian observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Dalam hal ini penelitian yang akan dilakukan adalah observasi dan pengamatan mengenai live music sebagai daya tarik pengunjung dalam perkembangan Champion Cafe di Jalan Dr Mansur Medan.

1.5.2 Teori

Untuk memahami penggunaan dan fungsi musik, khususnya live musik dalam sebuah Café Champion, penulis berpedoman pada pendapat para ahli, yaitu sebagaio berikut.

(a) Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkait erat dengan struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus, sedangkan individu-individu dapat berganti setiap saat. Dengan demikian, Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas kepada keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya.

Tujuan fungsi adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang diuraikannya berikut ini.

By the definition here offered ‘function’ is the contribution which a partial activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a perticular social usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view implies that a social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in which all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or internal consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither

be resolved not regulated (1952:181).

Dalam kaitannya dengan fungsi musik dalam konteks bisnis café di Kota Medan, dengan studi kasus pada Champion Café, maka musik ini yang dipertunjukan di lantai satu, dua, dan tiga, berdasarkan genrenya adalah salah satu aktivitas dari sekian banyak aktivitas manusia yang terlibat di dalam café ini, yang tujuannya adalah untuk mencapai harmoni atau konsistensi internal. Manusia- manusia yang terlibat itu adalah pengelola café, seperti manajer, bidang keuangan, bidang minuman, bidang makanan, bidang pertunjukan, dan lain-lainnya. Demikian juga pengunjung yang datang ke sini untuk menikmati makanan dan minuman disertai dengan hiburan yang sesuai dengan selera estetiknya.

Pada bagian lain Alan P Merriam mengemukakan: Music is used in certain situation dan becomes a part of

them, but it may or may not also have a deeper function, If te lovers uses song to who his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant mechanism in conjunction with other conjunction with other conjunction with other mechanism as such as dancer, prayer, organized ritual,and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enserepable here from the function of religion wich my perhaps be interpreted as establishment of a sense of security vis-à-vis the universe. “Use” them, refers to the situation them, but it may or may not also have a deeper function, If te lovers uses song to who his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant mechanism in conjunction with other conjunction with other conjunction with other mechanism as such as dancer, prayer, organized ritual,and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enserepable here from the function of religion wich my perhaps be interpreted as establishment of a sense of security vis-à-vis the universe. “Use” them, refers to the situation

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Merriam membedakan pengertian penggunaan dan fungsi musik berdasarkan kepada tahap dan pengaruhnya dalam masyarakat. Musik dalam situasi tertentu dan menjadai bagian dari situasi tersebut. Penggunaan bisa atau tidak bisa menjadi fungsi yang lebih dalam. Alan P. Merriam memberikan contoh, jika seseorang menggunakan nyanyian yang ditujukan untuk kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu bisa dianalisis sebagai perwujudan dari kontinuitas dan kesinambungan keturunan manusia. Penggunaan menunjukkan situasi musik yang dipakai dalam kegiatan manusia, sedangkan fungsi berkaitan dengan tujuan-tujuan yang lebih jauh dari sekedar dari apa yang dapat dilayaninya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Edi Sedyawati tentang fungsi seni pertunjukan yang dapat dikenali, baik lewat data masa lalu maupun data etnografik masa kini, meliputi fungsi-fungsi religius, peneguhan integrasi sosial, edukatif, dan hiburan. Yang berubah dari zaman ke zaman adalah penekanan pada fungsi tertentu maupun bentuk-bentuk pernyataanya. Fungsi penikamatan estetik, jadi dapat mempunyai fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomik, seperti tertera dari adanya kelompok pertunjukan ngamen (2006:293).

Dari kutipan di atas dapat terlihat adanya fungsi musik sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomik, baik untuk pemain musiknya, dan juga masyarakat yang mengelolanya menjadi lahan bisnis untuk menjadi pekerjaannya.

Selanjutnya dalam hal meneliti cara pengelolaan live music di Café Champion, penulis akan juga akan menggunakan teori dalam ilmu manajemen yang disebut pendekatan operasional yang dikemukakan oleh George R. Terry (2000) yang ditulis kembali oleh Muhammad Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni, yang mengkaji pengelolaan suatu isntitusi baik waralaba maupun nirlaba, berdasarkan titik pandang apa yang diperbuat oleh seorang manajer yang memusatkan perhatian pada fungsi fungsi manajemen. Fungsi manajemen antara lain adalah perencanaan, pengorganisasian, penentuan SDM, pengarahan, dan pengawasan.

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk dilaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 704). Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukansecara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, 2005:1163).

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini dalam Saridin Sinaga (995:209) penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses menjaring data (informasi) yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini dalam Saridin Sinaga (995:209) penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses menjaring data (informasi) yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek

1.6.1 Studi Kepustakaan

Untuk mencari tulisan tulasan pendukung teori dan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini, yang diajukan sebagai landasan dalam penelitian,, penulis terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan menambah sumber bacaan yang diambil dari buku dan internet.

Untuk memperkuat dan memokuskan kajian di dalam skripsi ini, penulis melakukan studi kepustakaan terhadap skripsi-skripsi sarjana maupun tesis dan sejenisnya. Di antaranya adalah:

(1) Jerry Periance Saragih (2011) menulis skripsi sarjana Etnomusikologi FS USU, yang berjudul “Radio Bonita Jaya Medan: Analisis terhadap Pengelolaan, Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangsut yang Disiarkan.” Di dalam skripsi ini dikaji secara luas mengenai aspek-aspek pengelolaan, organisasi radio, produksi siaran, pemasarannya dan sebagai (1) Jerry Periance Saragih (2011) menulis skripsi sarjana Etnomusikologi FS USU, yang berjudul “Radio Bonita Jaya Medan: Analisis terhadap Pengelolaan, Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangsut yang Disiarkan.” Di dalam skripsi ini dikaji secara luas mengenai aspek-aspek pengelolaan, organisasi radio, produksi siaran, pemasarannya dan sebagai

(2) Nelia Sihombing, (3)

1.6.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan dibagi dalam dua tahap yaitu wawancara dan observasi.Wawancara yang dilakukan penulis langsung kepada Bapak William Atapary sebagai pemilik dari Champion Café, kepada personil Band Sanga Pajumpang. Selain itu juga penulis juga akan memberikan angket yang berisi beberapa pertanyaan kepada pengunjung. Data – data yang didapatkan penulis , dituliskan kedalam sebuah buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian.

1.6.3 Wawancara

Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik (1995:67), wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban- jawaban responden akan dicatat dan direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara adalah salah satu cara Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik (1995:67), wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban- jawaban responden akan dicatat dan direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara adalah salah satu cara

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara berfokus (focused interview ) dan wawancara bebas (free interview). Sebelum melakukan wawancara , penulis melakukan beberapa pertanyaan dan menentukan siapa yang akan diwawancarai. Sedangakan pada wawancara bebas penulis tidak akan berpusat pada pokok permasalahan, namun berkembang pada masalah yang lain yang tujuannya adalah untuk menambah data yang dibutuhkan oleh penulis.

1.6.4 Observasi

Observasi adalah peninjauan secara cermat atau mengawasi dengan teliti serta mengamati (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 794).Dalam penelitan ini, penulis meneliti langsung ke Champion Café yang berlokasi di Jalan Dr.Mansur no. 134A, Medan, Sumatera Utara.

1.6.5 Kerja Laboratorium

Dengan kerja laboratorium, semua data yang diperoleh dari penelitan lapangan dan studi kepustakaan, akan dianalisis selanjutnya akan dilakukan penyelesaian akhir dalam rangkaian penelitian ini. Tujuan utamanya adalah agar kajian sesuai dengan pokok masalah yang telah diajukan, dan sesuai pula pembahasannya sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik, yang mengikuti kaidah-kaidah penelitian di dalam etnomusikologi. Semua data yang yang dikumpulkan , diklasifikasikan agar data- data yang digunakan tidak rancu dan Dengan kerja laboratorium, semua data yang diperoleh dari penelitan lapangan dan studi kepustakaan, akan dianalisis selanjutnya akan dilakukan penyelesaian akhir dalam rangkaian penelitian ini. Tujuan utamanya adalah agar kajian sesuai dengan pokok masalah yang telah diajukan, dan sesuai pula pembahasannya sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik, yang mengikuti kaidah-kaidah penelitian di dalam etnomusikologi. Semua data yang yang dikumpulkan , diklasifikasikan agar data- data yang digunakan tidak rancu dan

BAB II GAMBARAN UMUM CHAMPION CAFÉ

2.1 Sejarah Café

Cafe telah mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat yang berada di sekitarnya. Istilah café berasal dari bahasa Perancis yang merujuk pada sebuah tempat yang

menyajikan sajian minuman berupa kopi sebagai menu utamanya di samping makanan kecil seperti kue tart, roti, pie dan yang lainnya.

Istilah cafe dikaitkan dengan masuknya kopi pertama kali ke Eropa pada sekitar tahun 1669. Saat itu utusan sultan Mohammed IV berkunjung ke Paris, Perancis, dengan membawa berkarung-karung biji kopi maka dari sanalah kebiasaan menikmati kopi mulai diperkenalkan di kalangan bangsawan Paris. Pada tahun 1672 seorang pengusaha muda asal Armenia bernama Pascal menjualnya secara umum, kopi untuk pertama kalinya di sebuah pameran besar di Saint Germain dan kemudian di sebuah toko kecil yang berlokasi di Quai de Evole.

Orang Inggris menamakan Coffee Shop mereka dengan "penny university" (“universitas duit”) karena harga kopi yang memang mahal waktu itu dan banyaknya bisnis kelas atas didirikan di sini. Pada kenyataannya, sebuah Coffee Shop kecil yang dijalankan oleh Edward

Lloyd pada tahun 1678 adalah contoh sejati, sampai sekarang bisnis tersebut masih berjalan sebagai perusahaan insuransi Lloyd’s of London.

Jean de la Rogue pada tahun 1714 menulis bagaimana perkembangan kopi hingga disajikan sebagai menu utama di hampir tiap kedai kopi. Dalam tulisannya ia menceritakan bagaimana ia berjalan bergegas menuju jalan besar ke arah Jardin des Plants, dimana hampir tidak ada satu kota pun yang tidak memiliki kedai kopi (kafe). Penyebaran kafe (coffe) house di Eropa ini terjadi melalui jalur perdagangan, ke wilayah Italia yang dikenal dengan sebutan caffe yang hanya berbeda penulisan saja. Pada tahun 1839 muncul kata cafetaria dalam bahasa Amerika English yang berasal dari bahasa Mexican Spanish untuk menyebutkan sebuah kedai kopi.

Di Amerika Serikat, cafe dianggap sebagai restoran non formil karena rata-rata memang tidak menyuguhkan makanan berat. Orang Amerika lebih mengenal istilah coffe house dibanding cafe.

Ketika masa kolonialisasi Amerika, Coffee Shop secara cepat ikut menyebar. Aturan Coffee Shop di Amerika sama dengan kedai-kedai di Inggris: tempat berkumpulnya komunitas bisnis. The Tontine Line Coffee House (1792) di New York adalah lokasi asli New York Stock Exchange, karena dari dulu sangat banyak kegiatan bisnis dilakukan di sini.

Sampai saat itu, Coffee Shop masih menyajikan kopi seduh tradisional. Kemudian muncullah espresso. Pada tahun 1946, Gaggia menciptakan mesin membuat ekspresso komersil yang jauh lebih mudah Sampai saat itu, Coffee Shop masih menyajikan kopi seduh tradisional. Kemudian muncullah espresso. Pada tahun 1946, Gaggia menciptakan mesin membuat ekspresso komersil yang jauh lebih mudah

Tentu saja, Coffee Shop yang sudah lama tidak harus dibingungkan dengan Coffee Shop yang muncul pada dekade baru-baru

ini. Yang sebenarnya adalah restaurant yang melayani menu makanan berat, disamping kopi. Tim Horton merupakan contoh yang bagus untuk Coffee Shop yang populer, yang selain menyajikan berbagai macam makanan berat, mereka terkenal di berbagai negara untuk kopi mereka yang nikmat. Tapi, ini tidak dapat diklasifikasikan sebagai Coffee Shop karena mereka tidak menyediakan espresso atau minuman lain yang berbahan dasar espresso.

Dan juga kita tidak mungkin dapat melupakan apa yang paling terkenal dan memiliki jaringan sangat luas dibanding Coffee Shop yang lain, Starbucks. Mereka membuka counter mereka yang pertama pada 1971 di Seattle dan kini telah membanjiri dunia di 8.000 lokasi.

2.1.1 Sejarah Café di Indonesia

Salah satu hal yang mendorong munculnya cafe di indonesia adalah tayangan serial film Friends yang popular sekitar 1990. Dalam film tersebut kerap ditampilkan adegan pertemuan-pertemuan antar pemain yang dilakukan di cafe. Semenjak saat itu masyarakat perkotaan di Indonesia mulai menjadikan cafe Salah satu hal yang mendorong munculnya cafe di indonesia adalah tayangan serial film Friends yang popular sekitar 1990. Dalam film tersebut kerap ditampilkan adegan pertemuan-pertemuan antar pemain yang dilakukan di cafe. Semenjak saat itu masyarakat perkotaan di Indonesia mulai menjadikan cafe

2.2 Deskripsi Umum Champion Café Medan

Gambar 2.1 Tampilan Depan Champion Café (dokumentasi penulis)

Champion Café merupakan salah satu kafe yang perkembangannya sangat pesat di kota Medan. Champion Café didirikan pada tanggal 19 Mei 2014 tepat menjelang final Liga Champion 2013-2014. Champion Café didirikan karena kecintaan Bapak William Atapary pada sepak bola, sehingga awal dibangunnya

Champion Café hanya untuk tempat berkumpulnya para fans sepak bola untuk menonton pertandingan sepak bola melalui layar proyektor. Pada awalnya Champion Café hanya merupakan gerai sederhana yang hanya menyediakan makanan sehari-hari dan bahkan tidak ada menu yang ekslusif, inovatif dan yang baru. Setelah melihat perkembangan pengujung yang semakin meningkat dan adanya kesempatan menjadi usaha bisnis yang menjanjikan , maka Bapak Wiiliam Atapary kemudian menggunakan Live Music dengan bekerjasama dengan salah satu band akustik yang ada di kota Medan. Band Lingkaran Salam merupakan band yang pertama kali menjadi pengisi live music di Champion Café ini. Lingkaran Salam membawakan lagu-lagu top 40 yang jadwalnya hari Senin – Kamis, sedangakan untuk hari Jumat – Minggu dikhususkan untuk lagu lagu Batak. Setelah melihat perkembangan usaha Café Champion yang setiap harinya ramai akan pengunjung oleh adanya penggunaan live music, maka Bapak William Atapary kemudian melakukan perubahan pada Café Champion baik dari segi konsep tata ruangan, jenis makanan dan minuman yang disajikan dan dari konsep live music yang disuguhkan. Dari segi konsep tata ruangan Champion Café mengusung tema olahraga sepak bola. Didalam kafe ini banyak terdapat aksesoris sepakbola seperti jersey,sepatu bola kaki, dan juga jenis-jenis bola kaki. Champion Café terdapat tiga lantai, konsep masing-masing lantainya pun tidak jauh berbeda. Konsep ruangan dengan penataan cahaya juga diperbaharui untuk kenyamanan dan menambah estetika bagi konsumen. Dari segi jenis makanan dan minuman yang disuguhkan sangat beragam seperti nasi goreng, beraneka minuman jus, coffee, dan juga minuman beralkohol rendah seperti bir.

Sedangkan dalam penggunaan live musicnya Champion Café melakukan perubahan yang sangat signifikan pada setiap lantainya. Lantai 1 disajikan live music full band yang mengusung tema jenis music topforty yang sedang hits tanpa ada batasan genre musiknya, dalam lantai 1 ini juga terdapat juga music DJ ( Disk Jokey) sebagai hiburan tambahannya. Pada lantai 2 Champion Café mengusung live music dengan tema music Batak Song, jadi dalam lantai 2 ini dikhususkan untuk pengunjung yang menyukai lagu lagu Batak. Sedangkan pada lantai 3 ada live music yang menggunakan band akustik dan tema jenis lagunya sama dengan lantai 1, tetapi live music pada lantai 3 ini hanya disajikan pada hari Sabtu dan Minggu saja.

Gambar 2.2: Desain Interior Ruangan Lantai 1 (dokumentasi penulis)

Gambar 2.3 Desain Interior Ruangan Lantai 2 (dokumentasi penulis)

2.2.1 Lokasi Champion Café

Champion Café merupakan salah satu Restoran cepat saji yang berada di daerah lingkungan mahasiswa dan kampus Universitas Sumatera Utara.Champion Café berdiri pada tanggal 19 Mei 2014 yang beralamat di Jln.Dr.Mansyur No.134 A-B, Medan, Sumatera Utara.

2.2.2 Visi dan Misi Champion Café

Visi: Menjadi Restoran pilihan utama bagi masyarakat Champion Café bisa selalu inovatif dan berkembang

Misi: Menyediakan aneka rasa dan jenis makanan bagi pelanggan dengan pelayanan yang tepat demi kepuasan pelanggan.

BAB III SISTEM STRUKTUR MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PEMASARAN CHAMPION CAFÉ

3.1 Sistem Struktur Manajemen Champion Café

Struktur manajemen suatu perusahaan merupakan pembagian tugas dan tanggaung jawab fungsional yang berperan dalam menjalankan

aktivitas perusahaan. Melalui struktur manajemen yang jelas, akan diketahui wewenang dan tanggung jawab yang diberikan pada setiap pegawai serta hubungan kerja antar pegawai sehingga tidak terjadi tumpang tindih dari fungsi masing-masing bagian. Dengan adanya struktur manajemen diharapkan setiap pegawai mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan serta dapat mempertanggung jawabkannya pada atasan dan atasan akan mengetahui dengan bagaimana mendelegasikan wewenang kepada bawahannya sehingga setiap aktivitas perusahaan dapat terselenggara dengan baik dan terkoordinir.

Struktur manajemen Champion Café memiliki sistem yang dibangun sejak awal guna untuk mendukung kinerja perusahaan agar dapat menjalankan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Struktur organisasi yang baik dan tugas-tugas yang jelas sangat mendukung dalam proses berlangsungnya operasional perusahaan.

Struktur Managemen Champion Café

Direktur

M anager

Asist en M anager

Kepala Operasional Kepala M arket ing

Kasir Koki/ Chef

Pengadaan

Bahan

Operat or

Wait er dan

Sound

Wait ress

Pet ugas Parkir

Operat or Sound

Skema 3.1

Struktur Manajemen Champion Café

Di bawah ini akan dijelaskan tentang tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur managemen yang terdapat pada Champion Café.

1.Direktur Utama

Nama: William Atapary Tugas dan wewenang:

a. Menerima laporan dan pertanggung jawaban dari manager untuk seluruh aktivitas restoran.

b. Mempunyai hak untuk mengawasi semua aktivitas yang terjadi direstoran

c. Mempunyai hak untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kemajuan restoran.

2. Manager, bertugas mengepalai semua departemen dan bertanggung jawab secara penuh terhadap operasional restoran.

Nama: Esther R. Hutabarat Tugas dan wewenang:

a. Memberikan laporan pertanggungjawaban restoran secara menyeluruh kepada direktur

b. Mengontrol kelancaran operasional restoran

c. Mengevaluasi semua pekerjaan dan operasional restoran

3. Asisten Manager,

Tugas dan wewenang:

a. Memberikan pertanggungjawaban mengenai operasional restoran kepada manager

b. Mengontrol kelancaran operasional restoran

c. Berhak menggantikan semua tugas manager apabila sedang berhalangan.

4. Kepala Operasional, mengepalai operasional departmenndan bertanggung jawab secara penuh terhadap operasional restoran.

Tugas dan wewenang:

a. Memeriksa jadwal kerja harian staff untuk memastikan kehadiran semua staff

b. Berhak memberikan sanksi kepada staff yang melakukan pelanggaran

c. Memberikan laporan mengenai operasional restoran dalam rapat

d. Mengontrol kerja karyawan

e. Memiliki wewenang untuk mengambil keputusan mengenai dapur dan service

4. Kepala Marketing, mengepalai marketing departemen dan bertanggung jawab secara penuh terhadap publikasi dan penyediaan bahan

Tugas dan wewenang:

a. Memberikan laporan mengenai marketing restoran dalam rapat

b. Menyediakan bahan baku yang dibutuhkan restoran

6. Pengadaan Bahan, bertanggung jawab secara penuh terhadap pengadaan bahan masakan,

Tugas dan wewenang

a. Bertanggung jawab terhadap perbelanjaan bahan-bahan masakan yang diperlukan, bertanggung jawab untuk menyimpan ke dalam lemari atau gudang penyimpanan

b. Membuat laporan perbelanjaan setiap hari dan laporan pertanggung jawaban kepada kepala marketing

c. Mencari informasi harga dalam bahan pokok dan distributor terbaikuntuk mendapatkan bahan yang berkualitas

d. Bertanggung jawab mengenai biaya perbelanjaan kepadabagian keuangan

7. Kasir, bertanggung jawab terhadap pembayaran pengunjung Tugas dan wewenang

a. Melayani pembayaran pengunjung

b. Melaporkan pemasukan keuangan

8. Koki, bertanggung jawab secara penuh terhadap proses produksi makanan dan minuman.

Tugas dan wewenang:

a. Wajib menyediakan makanan dan minuman kepada pelanggan

b. Wajib menyajikan menu yang dipesan

9. Waiter dan Waitress, bertanggung jawab secara penuh terhadap pelayanan yang memuaskan untuk pengunjung.

Tugas dan wewenang:

a. Memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung

b. Bersikap sopan, ,,ramah dan siap sedia

10. Operator Sound Sistem

Tugas dan wewenang:

a. Menyiapkan segala keperluan untuk pertunjukan Live Music

b. Menyetting kualitas suara Live Music agar nyaman didengar pengunjung

11. Satpam/ Petugas Keamanan

Tugas dan wewenang:

a. Menjaga ketertiban pengunjung yang dating

b. Bersikap sopan dan ramah kepadaa setiap pengunjun

12. Penjaga Parkir

Tugas dan wewenang

a. Menjaga ketertiban parkir kenderaan pengunjung

b. Menjaga keamanan kenderaan pengunjung yang parkir.

3.2 Sistem Pemasaran Champion Café

3.2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang serta jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen

potensial. 1 Dalam hal ini Champion Café mempunyai beberapa strategi pemasaran yang dilakukan melakukan melalui media sosial dan juga melalui penyelenggaraan acara di Champion Café,

Promosi yang dilakukan Champion Café melalui media jejaring sosial di Facebook , dan Instagram. Sedangkan promosi yang dilakukan melalui acara yaitu berupa nonton bareng, festival band, mendatangkan artis, dan mengadakan acara klinik musik. Nonton bareng biasanya dilakukan untuk menonton pertandingan besar sepak bola dan laga final sepak bola. Beberapa acara festival band yang telah dilakukan di Champion Café seperti Festival Band Sound of Etnic, Festival Band Cardinal, dan Festival Band Indie. Artis yang pernah diundang dan mengisi acara live music di Champion Café yaitu Rizky The Titans, Dipo Pardede, Tongam Sirait, dan Arvindo. Sedangkan untuk acara klinik music

1 Lihat William J. Stanton Prinsip Pemasaran (1991:5-6). Marketing is a total system of business activities designed to plan, price, promote, and distribute wants satisfying good and services to

present and potential customers present and potential customers

Promosi ini dilakukan untuk lebih mengenalkan Champion Café kepada masyarakat umum sehingga meningkatkan kuantitas pengunjung. Champion Café mempunyai target pengunjung masyarakat umum baik dari masyarakat kelas bawah sampai masyarakat kelas atas. Sehingga tidak ada batasan yang dilakukan dalam strategi pemasaran Champion Café.

3.3 Jam Operasional dan Jadwal Live Music Champion Café

Champion Café beroperasional setiap hari, meskipun hari libur dan hari- hari besar, jadwal operasional Champion Café berbeda dengan jadwal live music yang diadakan. Adapun jadwal operasional dan jadwal live music pada Champion Café, yaitu:

3.3.1. Champion Café mempunyai jadwal operasional yaitu:

Hari Senin – Jumat : Pukul 10.00 - 03.00 WIB Hari Sabtu – Minggu : Pukul 10.00 – 04.00 WIB

3.3.2. Jadwal Pertunjukan Live Music di Champion Café :

Lantai I.

Hari

Jadwal Pertunjukan

Nama Pengisi Acara

Senin

Blue Shine-shine Band Selasa

20.00-00.00 WIB

Horizon Band Rabu

20.00-00.00 WIB

Ninety Nine Band Kamis

20.00-00.00 WIB

Indonesian Groove Band Jumat

20.00-00.00 WIB

Blue Shine-Shine Band Sabtu

20.00-00.00 WIB

20.00-00.00 WIB

1.Blue Shine-Shine Band 2.Indonesian Groove Band

Minggu

20.00-00.00 WIB

Indonesian Groove Band

Tabel 3.1

Jadwal Live Music lantai 1

Lantai II

Hari

Jadwal Pertunjukan

Nama Pengisi Acara

Senin

Permata Band Selasa

20.30-00.30 WIB

Tamados Band Rabu

20.30-00.30 WIB

Specta Band Kamis

20.30-00.30 WIB

Ladostar Band Jumat

20.30-00.30 WIB

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145

Perancangan media katalog sebagai sarana meningkatkan penjualan Bananpaper : laporan kerja praktek

8 71 19