EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 7E MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 20112012)

SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012) SKRIPSI OLEH : DWIKI ADI SEPTIAN K4608104

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

DARI TAHUN 2007 Sampai 2011

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

: Dwiki Adi Septian

NIM

: K4608104

Jurusan/Program Studi :POK / Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

ATLET PANAHAN PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Dwiki Adi Septian NIM. K4608104

SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Geneng Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh : DWIKI ADI SEPTIAN

K4608104

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013

DARI TAHUN 2007 Sampai 2011

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I

Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd NIP. 19651128 199003 1 001

Pembimbing II

Drs. Budhi Satyawan. M.Pd NIP. 195650909 199403 1 003

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Waluyo, S.Pd, M.Or

Sekretaris

: Drs. Sarwono, M. S

Anggota I

: Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd

Anggota II

: Drs. Budhi Satyawan. M.Pd

Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:

Ibuku Bapakku tersayang dan semua keluargaku, sayang, semangat, dukungan, pengorbanan, dan harapan yang selalu tercurah untukku.

Sahabat terdekatku Andreas Dwi Septarini Teman-

menjaga

kebersamaan yang indah. UNS yang selalu kubanggakan. Pengurus Nasa Archery Club Ponorogo

khususnya Bpk. Slamet

Dwiki Adi Septian. STUDI TENTANG MANAJEMEN ATLET PANAHAN

PADA NASA ARCHERY CLUB PONOROGO DARI TAHUN 2007 Sampai

2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. November 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pembinaan atlet pada Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (2) Prasarana dan sarana Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (3) Program latihan Nasa Archery Club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011. (4) Prestasi yang diraih Nasa archery club Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Sampling yang digunakan adalah purposive dan bersifat snowball sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya dan dapat berkembang setelah penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu data yang terkumpul kemudian disusun untuk dianalisis sehingga dapat diperoleh gambaran dari variabel-variabel yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: (1) Pembinaan yang dilakukan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena pelatih mampu melakukan pembinaan prestasi dalam berlatih maupun dalam lapangan. (2) Prasarana dan sarana yang dimiliki dan digunakan Nasa Archery Club Ponorogo masih belum cukup baik. Sehingga belum dapat mendukung secara maksimal dalam kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan. (3) Program latihan yang dijalankan Nasa Archery Club Ponorogo sudah cukup baik, karena latihan yang diberikan merupakan latihan biasa untuk sehari-hari dan terprogram dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. (4) Perkembangan prestasi yang pernah diraih oleh para atlet Nasa Archery Club Ponorogo di tingkat Nasional dari tahun 2007 sampai dengan 2011 sudah cukup memuaskan.

Dwiki Adi Septian. STUDY ABOUT MANAGEMENT ARCHERY

ATHLETE ON NASA ARCHERY CLUB PONOROGO FROM 2007 TO

2011. Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Nopember 2012.

The purpose of this research is to find out: (1) Guidance on Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (2) Infrastructure and facilities of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (3) Training program of Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011. (4) Achievement was reached by Nasa Archery Club Ponorogo from 2007 to 2011.

This research was using descriptive qualitative method. This study used a case study strategy of single spikes to the goal that will be examined was limited and determined, and focused on one location that has its own characteristics. Data source was used was object source, place, event, informant, and document. Collecting data with observation technique, interview, and document analyzes. Sampling technique was used was purposive and snowball sampling characteristic that was take sample based on the purpose of the study, where researcher chose informant that looked at detecting of troubleshoot exhaustively and can be trusted also can be amended after the research in the range. In this research, to look for the validity data was used two technique triangulasi that was data triangulasi and method triangulasi. Analyzes data technique was used descriptive qualitative, that is gathered data is later;then made arrangements for to be analysed so that can be obtained by picture of accurate variables.

Based on the results obtained conclusions: (1) Development carried Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the coach was able to guide that covers all areas, both in learning and achievement in the field. (2) Infrastructure and facilities owned and used Nasa Archery Club Ponorogo still not good enough. So it cannot support the maximum smoothness activities undertaken. (3) Training programs being run Nasa Archery Club Ponorogo is good enough, because the training provided is a common practice for the day-to-day and programmed in the short, medium and long term. (4) The development accomplishments ever achieved by the athletes Nasa Archery Club Ponorogo at national level from 2007 to 2011 has been quite satisfactory.

B. Deskripsi Temuan Penelitian ...............................................

1. Pembinaan .....................................................................

2. Prasarana dan Sarana ....................................................

3. Program Latihan ...........................................................

C. Pembahasan ..........................................................................

1. Pembinaan .....................................................................

2. Prasarana dan Sarana .....................................................

3. Program Latihan .............................................................

4. Prestasi ............................................................................

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................

A. Simpulan .................................................................................

B. Implikasi ...................................................................................

C. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN ..............................................................................................

54

54

54

55

56

56

59

60

65

68

68

69

70

71

73

Gambar 1 Shooting line layout-Olympic Round Teams Finals Gambar 2 Range Layout-Major Events Gambar 3 Range Layou-Other Events Gambar 4 Range Layout-Olympic Round Final Gambar 5 Busur Gambar 6 Panah Gambar 7 Jenis mata dan bulu panah Gambar 8 Pelindung Jari, Lengan Bawah, dan Tempat Panah

.. Gambar 9 Target Face

27

28

29

30

31

32

32

33

34

43

Tabel 1. Ronde dan ukuran target Tabel 2. Jadwal peneliti Tabel 3. Prasarana dan Sa Tabel 4. Prestasi Nasa Archery Club Ponorogo Tabel 5. Dosis Latihan

34

49

50

52

61

Lampiran 1 Hasil Wawancara Nasa Archery Club Ponorogo ................ Lampiran 2 Gambar Dokumentasi ......................................................... Lampiran 3 Susunan Kepengurusan ........................................................ Lampiran 4 Sertifikat Pelatih .................................................................. Lampiran 5 Program Latihan .................................................................. Lampiran 6 Prestasi dari 2007 sampai 2011 ........................................... Lampiran 7 Surat Perizinan .....................................................................

73

82

90

92

93

98 177

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga Panahan adalah olahraga yang membutuhkan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental dan meningkatkan kondisi jasmani secara prima . Perkembangan olahraga panahan di Indonesia merupakan wujud dari perkembangan olahraga ini di daerah-daerah. Semakin banyaknya perkumpulan- perkumpulan olahraga panahan ditiap-tiap daerah di Indonesia telah turut meramikan olahraga ini untuk dapat dikenal dan berkembang di masyarakat. Banyak event-event perlombaan yang diadakan sebagai wujud untuk menciptakan prestasi dan untuk memperoleh bibit atlet-atlet handal serta pada dasarnya untuk meningkatkan agar prestasi olahraga panahan Indonesia menjadi lebih bagus. Dalam upaya untuk meningkatkan perkembangan prestasi olahraga panahan Indonesia maka tentunya pula diperlukan suatu kerja keras seperti pelatihan yang sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet berpotensi, organisasi yang baik, pelatih yang berkualitas serta prasarana dan sarana yang memadai. Komponen- komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Seiring dengan berkembangnya olahraga panahan di Indonesia maka perlu juga untuk meningkatkan prestasi olahraga panahan agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya jalan keluar untuk meningkatkan prestasi olahraga panahan di Indonesia yang nantinya pula akan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga panahan, mestinya pihak-pihak yang terkait bukan hanya pelatih dan pemain saja, tetapi berbagai pihak baik pengurus organisasi bahkan pemerintah mampu mencarikan jalan pemecahannya. Pembinaan yang terencana dan dilaksanakan terus-menerus merupakan langkah yang harus ditempuh serta merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ikut berperan aktif dalam kegiatan olahraga panahan tersebut.

meningkatkan kondisi jasmani secara prima. Unsur-unsur yang penting serta mendukung didalam upaya meningkatkan prestasi olahraga panahan antara lain pembinaan prestasi. Organisasi olahraga adalah suatu wadah yang bergerak dibidang olahraga yang bertujuan untuk meraih prestasi maksimal dalam olahraga. Kerjasama antar orang-orang yang terlibat didalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana kerja atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi maksimal dapat tercapai.

Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni olahraga yang di pelajarinya. Keberhasialan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting, dimana pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta membina terus menerus. Disamping itu juga seorang pelatih harus mampu menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.

Munculnya klub-klub panahan baik di kota maupun di daerah yang tergabung dalam Persatuan Panahan Indonesia yang di singkat PERPANI merupakan perwujudan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang ikut andil besar dalam mengembangkan bakat-bakat atlet panahan. Ada beberapa kota yang tergabung dalam PERPANI Jawa Timur antara lain kota Blitar, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Ponorogo, Sidoarjo, Surabaya, Tulungagung, dan masih banyak kota lainnya. Kota Ponorogo yang merupakan kota ataupun daerah kecil yang mungkin dikenal kebanyakan orang dengan keseniannya, namun ternyata kota Ponorogo adalah salah satu kota yang turut meramaikan perkembangan olahraga panahan di Indonesia. Walau sebenarnya di kota Ponorogo sendiri cabang olahraga panahan kurang di mengerti

Indonesia. NASA ARCHERY CLUB merupakan salah satu klub yang berada dibawah naungan PERPANI Ponorogo. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo telah turut membawa PERPANI Ponorogo sebagai salah satu kota yang diunggulkan dan disegani prestasinya di daerah Jawa Timur dan khususnya Indonesia. Namun dari hasil prestasi yang di capai PERPANI Ponorogo tersebut apakah juga mempengaruhi perkembangan prestasi masing-masing klub yang di dikelolanya seperti misalnya NASA ARCHERY CLUB Ponorogo. Pengelolaan PERPANI Ponorogo yang juga ada hubungan dan diperuntukan bagi klub, apakah juga berpengaruh pada pengelolaan dimasing-masing klub khususnya NASA ARCHERY CLUB Ponorogo. Melihat kenyataan tersebut, maka dapat memicu proses kegiatan di NASA ARCHERY CLUB Ponorogo baik itu pengorganisasian dan kepengurusan, pembinaan yang diberikan pada atletnya, program latihan yang diterapkan, ataupun dari segi keberadaan fasilitas pendukung atau prasarana dan sarana yang dimiliki serta berbagai prestasi yang pernah diraih diberbagai kejuaraan yang pernah diikuti.

Untuk memperoleh data tersebut maka penelitian ini akan meneliti NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Maksud penelitian mengambil data pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dikarenakan dilihat dari manajemen klub yang kurang baik namun klub tersebut mampu memberikan prestasi yang membanggakan. NASA ARCHERY CLUB Ponorogo juga merupakan klub yang pernah menghasilkan pemain yang pernah menjadi atlet nasional seperti Lukman Wahyudi dan Anang Eko Setiyawan. Sedang maksud penelitian mengambil data dari tahun 2007 sampai 2011 adalah bentuk dari kepengurusan 5 tahun terakhir. Sehubungan dengan hal tersebut, guna mengetahui dan memperoleh hasil yang sesungguhnya maka penelitian ini

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembinaan atlet yang dilakukan NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

2. Bagaimanakah prasaran dan sarana yang digunakan NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

3. Bagaimanakah program latihan yang diterapkan oleh NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

4. Bagaimanakah prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembinaan atlet pada NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

2. Untuk mengetahui prasarana dan sarana NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

3. Untuk mengetahui program latihan NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

4. Untuk mengetahui prestasi yang diraih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dari tahun 2007 sampai 2011.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi NASA ARCHERY CLUB Ponorogo dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atlet panahannya.

2. Dapat memberikan motivasi yang positif bagi pengurus dan pelatih NASA ARCHERY CLUB Ponorogo untuk senantiasa meningkatkan pembinaan yang dilaksanakan.

3. Sebagi masukan bagi para pelatih, olahragawan, pembina olahraga dalam upaya peningkatan prestasi maupun struktur organisasi cabang olahraga panahan.

4. Sebagai masukan bagi penulis pada khususnya dan untuk teman-teman mahasiswa pada umumnya.

A. Kajian Teori

1. Panahan

a. Pengertian Panahan

Panahan atau memanah adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Mengenai pengertian panahan Husni, Hakim, Gayo (1990) berpendapat, Panahan adalah salah satu cabang olahraga yang menggunakan busur dan anak panah. Dalam permainan ini, setiap pemain harus mampu menembakkan anak panahnya mengenai sasaran y

(hlm. 294). Bukti-bukti menunjukkan bahwa sejarah panahan telah dimulai sejak 5.000 tahun yang lalu yang awalnya digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan. Seseorang yang gemar atau merupakan ahli dalam memanah disebut juga sebagai pemanah.

b. Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia

Panahan sudah dikenal di Indonesia sejak berabad-abad yang lampau, hal ini dapat dibuktikan dan dilihat pada cerita-cerita wayang yang menceritakan bahwa busur dan panah digunakan sebagai alat berburu dan berperang.

Mengenai perkembangan olahraga panahan di Indonesia, Nurhayati (2011) menyatakan, PERPANI sebagai induk organisasi panahan didirikan pada tanggal 21 juli 1953 dengan pendiri GPAA Paku Alam VIII yang kemudian menjabat sebagai ketua sampai seperempat abad. Perlombaan Kejuaraan Panahan Indonesia pertama diselenggarakan di Surabaya pada tahun 1959

3). Sejak saat itu panahan berkembang sebagai olahraga nasional, walaupun pada awal perkembangan kegiatan panahan hanya terdapat di daerah jawa. Pada perkembangan selanjutnya kegiatan panahan telah dikenal dan dilatih diseluruh penjuru tanah air.

termasuk dalam acra pertandingan resmi dalam setiap kejuaraan Nasional maupun PON.

c. Perkembangan Olahraga Panahan di Ponorogo

Olahraga Panahan tampaknya semakin berkembang di kota kecil seperti Ponorogo. Hal ini juga diungkapkan oleh Pengurus PERPANI kota Ponorogo bahwa olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang mulai diminati dan digemari di kalangan masyarakat kota Ponorogo baik itu untuk kalangan kelas kecil, menengah dan juga kelas atas. Walau olahraga ini di kenal sebagai olahraga mahal karena peralatannya tapi olahraga ini mempunyai tempat tersendiri bagi masyarakat Ponorogo kususnya. Dari kesetaraan itu tampaknya olahraga Panahan juga dapat dijadikan sarana untuk menghapus strata yang ada di masyarakat dan hal itu semakin membuat PERPANI kota Ponorogo berkeinginan untuk mengembangkan dan melanjutkan pembinaan yang sudah dilakukan. Dan hasil yang didapat khususnya untuk kota Ponorogo, dan Indonesia pada umumnya.

Meskipun tempat latihan khusus untuk panahan belum ada dan peralatan pendukung belum begitu memadai tapi pengurus ataupun pelatih berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan olahraga panahan di Ponorogo. Seperti yang diuangkapkan oleh pengurus PERPANI Ponorogo, sebenarnya cabang olahraga panahan ini sendiri mengalami pasang surut. Tapi dengan keberhasilan prestasi yang diraih dan semakin banyaknya minat masyarakat terhadap olahraga ini maka olahraga ini masih tetap bertahan walau banyak kekurangan yang belum dapat di selesaikan.

d. Ronde-ronde Panahan

Ronde-ronde yang dilombakan adalah:

a) Ronde FITA

b) Ronde Nasional

Ronde FITA dan nasional cara memanahnya sama, yaitu dilaksanakan dengan cara berdiri, dan yang berbeda adalah jarak tembak, peralatan busur, peralatan lapangan, serta anak panahnya. Untuk Ronde Tradisional, memanahnya dilakukan dengan cara duduk. Jarak tembaknya sama dengan jarak tembak Ronde Nasional. Peralatan berupa busur dan anak panah selurunya terbuat dari bambu.

Untuk Nasa Archery Club Ponorogo sendiri, memiliki atlet panahan yang masuk dalam Ronde FITA, Ronde Nasional, dan Compound. Untuk Ronde Tradisional, dulu mempunyai atlet di ronde tradisional tapi sekarang sudah tidak ada atlet di Ronde tersebut.

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Perkataan Organisasi sering kita hubungkan dengan pemerintah, perusahaan negara atau swasta, partai politik, golongan karya, rukun warga, rukun tetangga, OSIS dan sebagainya. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu menjadi anggota dari beberapa macam organisasi, sperti organisasi sekolah, perkumpulan olahraga, kelompok musik, militer ataupun organisasi perusahaan.

Pada prinsipnya organisasi adalah setiap bentuk kerja sama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan, yang bermaksud untuk mencapai

Menurut Siagian yang dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang

(hlm. 1). Sedangkan menurut Atmosudirjo yang dikutip Pandjaitan (1992) mengemukakan bahwa organisasi adalah Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara teratur untuk bersama-sama

(hlm. 1).

Selanjutnya menurut Barnard yang dikutip oleh Soemarno, Dalimin & Hartoko (1998)

suatu sistem dari pada aktivitas kerja yang dilakukan oleh kedua orang atau lebih (hlm. 9). Sedangkan menurut Handoko (2003) pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi

(hlm. 167).

Dari berbagai pengertian organisasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibikin oleh orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efesiensi kerja tertentu yang sebesar-besarnya.

Kata organisasi memiliki dua arti umum, arti yang pertama mengacu pada suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perkumpulan olharaga, atau badan pemerintahan. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian yaitu pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan efisien.

Dalam setiap kegiatan baik yang individu maupun kelompok tidak akan lepas dari adanya organisasi dan manajemen. Demikian juga dalam

Kalau memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi maka dapatlah di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut : (1) Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian tempat di sini dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

(2) Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

(3) Jelas dengan tugas dan kedudukannya masing-masing Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing- masing orang atau pihak yang berhubungan satu dengan yang lain akan dapat terlihat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan pekerjaan yang menumpuk dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisiasi secara baik akan mendapat keuntungan yaitu pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah : (1) Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama. (2) Harus ada orang-orang yang bekerja sama. (3) Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas. (4) Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olahraga adalah merupakan wadah untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah peningkatan prestasi yang maksimal.

b. Jenis Organisasi

Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui status organisasinya. Bergerak dalam suatu bidang tertentu dan berjalan dengan baik akan memberi gambaran yang jelas tentang jenis organisasi tersebut.

Jenis organisasi-organisasi itu bermacam-macam, seperti organisasi politik, organisasi sosial, organisasi kampus, organisasi sekolah dan organisasi olahraga

Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktifitas yang

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yang berkedudukan di Jakarta. KONI Pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga, baik di tingkat daerah maupun pusat. Sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal dapat tercapai dengan baik.

Olahraga panahan merupakan salah satu olahraga yang berkembang di Indonesia. Di Indonesia olahraga panahan dijalankan dan dikelola penuh oleh suatu organisasi tersendiri yaitu PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Didalam struktur kepengurusan PERPANI membawahi dan mengawasi PERPANI di tingkat propinsi dan daerah, selanjutnya PERPANI daerah membawahi dan mengelola di tingkat cabang kota, dan sruktur selanjutnya PERPANI cabang kota membawahi mengelola klub-klub atau perkumpulan panahan yang ada diwilayahnya. Keberadaan PERPANI didalam keoorganisasian olahraga di Indonesia posisinya berada dibawah naungan dan pengawasan KONI Pusat bersama Pengurus Besar (PB) olahraga lainnya.

c. Struktur dan Bagan Organisasi

Menurut Handoko (2003)

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana (hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur Organisasi adalah cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana (hlm. 169). Jadi struktur organisasi adalah perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para pekerjanya. Struktur Organisasi adalah cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Hakekatnya suatu organisasi harus membentuk struktur

Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara yang satu dengan yang lainnya dan bagan juga disebut dengan gambar rancangan, gambar denah, skema. Dengan melihat bagan organisasi, maka juga dapat dilihat bagaimana kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Kedudukan yang ditempati seseorang dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas- tugasnya dan hubungan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sebab apabila tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak ada kerjasama yang baik, maka organisasi tersebut tidak sehat dan tidak lancar.

Handoko (2003) menyatakan bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

(1) Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tersebut, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.

(2) Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah

menunjukan

hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer

(3) Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Labek dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisasional atau bidang tangung jawab yang berbeda.

(4) Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi)

Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Handoko (2003) dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Bentuk Piramida, (2) Bentuk Vertikal, (3) Bentuk Horisontal, (4) Bentuk Iingkaran (hlm. 174)

Berdasarkan bentuk dan isi bagan organisasi maka akan memudahkan dalam menentukan bentuk badan organisasi yang sesuai dengan organisasi yang dijalankan. Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kedudukannya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian yang harus dilaksanakan, proses kerjasama yang baik, serta pembagian tugas yang tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas organisasi.

d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Didalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik.

Unsur-unsur organisasi tersebut adalah :

a) Pengurus Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung

jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang jawab cukup besar dalam organisasi. Pengurus merupakan orang yang

1) Ketua Umum

2) Wakil Ketua Umum

Adapun kepengurusan Nasa Archery Club Ponorogo atau Pengurus Cabang Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Ponorogo masa bakti 2009-2013 pada saat ini adalah sebagai berikut :

1) Pelindung

: 1. Bupati Kabupaten Ponorogo

2. KONI Kabupaten Ponorogo

2) Penasihat

: Sunardi, B.A.

3) Ketua

: Slamet

4) Wakil Ketua

: Drs. Bukari

5) Sekertaris

: Andri Malik. A.Md.Kep.

6) Wakil Sekertaris

: Heru Sucahyono

7) Bendahara

: Nurul Fajarwati.ST.

8) Wakil Bendahara

: Ryska Aprilia

9) Kepelatihan

: 1. Anang Eko Setiawan, A.MA.

2. Agung Setiyono

10) Bidang Organisasi

: Djuni Riyanto

11) Bidang pembinaan

: 1. Sarju

2. Lukman Wahyudi

2. Sutoyo

14) Bidang Peralatan

: 1. Rudianto

2. Syaiful Fanani

15) Pembantu Umum

: 1. Sugeng Prayogi

b) Anggota Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam organisasi adalah anggota. Keterlibatan seorang anggota didalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatkan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

c) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Anggaran Dasar adalah merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksana kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

d) Rencana Kerja Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antara unsur-unsur yang terlibat didalam organisasi.

e) Anggaran Belanja Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun

Anggaran yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan- kemungkinan yang terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncakan.

3. Manajemen

a. Pengertian Umum Manajemen

Sampai sekarang ini para ahli manajemen memberikan tentang pengertian manajemen masih berbeda-beda dan belum jelas batasan ruang lingkupnya, karena mendifinisikan manajemen secara tepat merupakan masalah yang sulit, karena definisinya sangat universal.

Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian pula dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksanaanya harus sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Pengertian manajemen menurut Siagan dalam Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998) untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui

(hlm. 4), menurut Gie dalam Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998) adalah

-tindakan atau proses menggerakan tindakan dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-

(hlm. 4), dan menurut Terry juga dalam Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998) yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, seperti yang dikemukakan oleh Stoner yang dikutip oleh Handoko (2003)

(hlm. 8).

Berdasarkan dari berbagai pengertian manajemen diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kemampuan untuk bertindak melalui kegiatan orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan dan melalui proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengkoordinasian, dan pengendalian. Suatu manajemen yang tercipta bagus maka didalam pelaksanaannya tentu akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Sebuah organisasi akan berjalan dengan baik dan lancar, jika pengelolaan manajemennya juga baik. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya sebuah organisasi sangat bergantung dari manajemennya. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi peranan manajemen sangat penting dan harus berjalan dengan baik dan benar.

b. Manajemen Olahraga

Di masyarakat luas banyak dibentuk suatu organisasi cabang olahraga yang bertujuan bermacam-macam. Organisasi olahraga di masyarakat meliputi sekelompok orang dari bermacam-macam profesi yang ada di masyarakat untuk membentuk organisasi cabang olahraga sesuai yang diminatinya.

Organisasi olahraga tersebut merupakan wadah bagi anggota masyarakat yang berminat pada cabang olahraga tertentu. Di samping itu kelompok orang yang berprofesi tertentu yang selalu terlibat dengan kegiatan olahraga, membentuk suatu organisasi fungsional. Dengan banyaknya organisasi tersebut banyak diperlukannya pengelolaan manajemen yang baik sehingga tujuan organisasi dapat terwujudkan.

Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting didalam dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan Husdarta (2009) bahwa : Saat ini manajemen olahraga menjadi hal yang sangat penting didalam dunia olahraga modern, seperti yang dikatakan Husdarta (2009) bahwa :

Dan menurut Harsuki (2003) menyatakan bahwa Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari kesadaran dari manajer akan : tingkat pekerja, kemampuan SDM, peran serta motivasi dalam pencapaian

(hlm. 168-169). Kenyataan ini membuktikan pentingnya manajemen dalam olahraga, kerena pada dasarnya olahraga juga memiliki struktur organisasi, dimana dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga diperlukan kerjasama manajemen masing-masing komponen yang sangat berperan penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

4. Pembinaan

Sumber daya atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola pembinaan olahraga, karena atlet adalah merupakan objek yang menjadi faktor yang berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat berprestasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang olahraga, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal. Untuk mencapai prestasi yang optimal, maka usaha pembinaan harus dilaksanakan dengan menyusun strategi dan perencanaan yang rasional sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas serta mempunyai program yang jelas. Hal ini penting agar program pembinaan dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu prestasi yang tinggi, seperti apa yang diinginkan.

Seorang pakar kepelatihan Hadisasmita dan Syarifudin (1996) menyatakan tentang karakteristik pembinaan bahwa: Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi

jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik

Dalam pembinaan harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan tahap-tahap tertentu, sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang secara maksimal. Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan mudah, dimana upaya mencapai prestasi yang tinggi harus dilakukan pembinaan secara sistematis dan terprogram. Karena semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan preses dan waktu yang cukup lama, sumber dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang memadai, dan juga dukungan dari masyarakat maupun pemerintah. Sebagai satu keutuhan prestasi itu merupakan kombinasi antara kondisi fisik, kemampuan mental, penguasaan teknik, kecakapan taktik yang diantar melalui pembinaan hingga mencapai prestasi puncak. Menurut Prawirasaputra, Lutan, Yusup (1999) beberapa faktor yang menjadi fokus perhatian adalah:

(1) Prakondisi kesehatan dan kemampuan fisik, pada anak usia SLTP misalnya, kondisi fisik mereka sudah mulai berkembang pesat seperti kekuatan, kecepatan dan daya tahannya sehingga ia lebih siap untuk menerima beban latihan yang lebih berat dibandingkan dengan siswa SD

(2) Aspek mental menunjukkan kesiapan sifat-sifat psikologis seperti kesetabilan emosi, pengendalian diri, keberanian dan ketekunan. Siswa pada usia SLTP sudah menunjukkan kesiapan mental untuk berlatih

(3) Aspek sosial, menunjukkan kesiapan untuk bekerja sama, menerima kepemimpinan dan tanggung jawab. Sisiwa SLTP sudah menunjukkan sudah menunjukkan kematangan dari sisi perkembangan social (hlm. 47).

Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi Dalam melakukan pembinaan harus dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, dimana tahapan tersebut merupakan salah satu proses untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kemampuan pemain pada periode tertentu. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan olahraga prestasi dibutuhkan tahap persiapan meliputi

Pemassalan merupakan suatu upaya untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran melibatkan semua kelompok umur. Pelaksanaan kegiatan pemassalan harus dilakukan secara terus menerus, sehingga nantinya mampu menciptakan bibit-bibit atlet yang baik. Hal ini seperti dikemukakan Hadisasmita dan Syarifudin (1996) bahwa,

Pemassalan olahraga ialah suatu proses dalam upaya mengikutsertakan peserta sebanyak mungkin supaya mau terlibat dalam kegiatan olahraga dalam rangka pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat yang dilakukan dengan cara teratur dan terus-

(hlm. 36). Sedangkan menurut Irianto, dkk. (2009) berolahraga secara menyeluruh agar diperoleh bibit-bibit olahragawan handal (hal. 6).

Tujuan pemasaalan olahraga yang dilaksanakan antara lain agar masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Hadisasmita dan Syarifudin (1996)

mengemukakan bahwa tujuan pemassalan adalah untuk: (a) Membina dan meningkatkan kesegaran jasmani.

(b) Meningkatkan kesegaran rohani atau untuk mendapatkan

kegembiraan (c) Pembentukan watak atau kepribadian. (d) Menanamkan dasar-dasar keterampilan gerak dalam usaha

pencapaian prestasi tinggi (hal. 36).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pemassalan olahraga disamping untuk mendapatkan bibit-bibit atlet yang baik, juga untuk menyadarkan masyarakat tentang arti pentingnya olahraga terhadap peningkatan prestasi olahraga.

Agar masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pemassalan olahraga prestasi, maka perlu ditempuh langkah-langkah yang baik dan

Hadisasmita dan Syarifudin (1996) Strategi pemassalan olahraga antara lain. (1) Meyediakan prasarana dan sarana olahraga yang memadai sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Apabila pemassalan olahraga ini akan diterapkan disekolah-sekolah, maka yang perlu disediakan prasarana dan sarana yang sesuai dengan kemampuan masing- masing tingkatannya.

(2) Menyediakan penyiapan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih olahraga yang bener-bener memiliki kemampuan untuk menggerakan olahraga anak-anak usia muda disekolah.

(3) Mengadakan berbagai bentuk pertandingan cabang olahraga bagi anak-anak sekolah, baik pertandingan antar kelas, sekolah maupun antara perkumpulan.

(4) Mengadakan demontrasi pertandingan antar atlet-atlet yang

berprestasi. (5) Mengadakan kerjasama antara sekolah dengan orang tua siswa. (6) Memberikan motifasi kepada para siswa untuk mau berolahraga. (7) Merangsang minat para siswa dengan melalui media masa maupun

elektronik (hal. 39). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemassalan

olahraga dapat dilakukan disekolah-sekolah maupun diluar sekolah. Pemassalan dapat berjalan dengan baik, apabila didukung prasarana dan sarana yang memadai, tenaga pengajar atau pelatih, diadakan pertandingan olahraga, ditambahkan minat berolahraga pada siswa, serta adanya kerjasama dengan para orang tua siswa.

Strategi diatas perlu diperhatikan agar tujuan dalam pemassalan olahraga dapat tercapai yaitu diperolehnya bibit-bibit atlet yang baik. Bibit- bibit atlet yang baik tersebut akan menopang dalam pembinaan olahraga selanjutnya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat dikembangkan dan prestasi maksimal dapat diciptakan.

b. Pembibitan Pemain

Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit Prestasi maksimal bukan merupakan hal yang mudah dicapai. Prestasi maksimal dapat dihasilkan melalui proses yang panjang. Latihan sejak dini atau usia muda dimungkinkan dapat dilakukan pembinaan dalam rentang waktu yang relatif panjang. Disamping latihan sejak dini, bibit-bibit

Menurut Suharno (1992), aspek-aspek yang dilihat dalam mencari bibit atlet antara lain : (1) Segi Anatomis : Tinggi, berat badan, proporsi dan badan macam

otot-otot perlu diteliti secara cermat (2) Segi Fisiologis : keadaan jantung, paru-paru, peredaran darah, pencernaan makanan, susunan syaraf dll. Harus dipriksakan dokter. (3) Kemampuan gerak :

- Unsure-unsur gerak (kekuatan, daya tahan dst) - Kecakapan gerak dalam cabang olahraga.

(4) Segi mental : Kejiwaan, Kepribadian, temperament (5) Kesehatan : Kesehatan fisik dan mental (6) Segi social ekonomi : latar belakang social ekonomi (hal. 78).