Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung

LAMPIRAN

Lampiran: 1. Surat ijin penelitian Lampiran: 2. Surat keterangan sudah

melaksanakan pengumpulan data Lampiran: 3. Kondisi awal:

Karya Ilmiah /Laporan Penelitian Tin dakan Kelas / jurnal pendidikan yang dihasilkan oleh para guru SD Negeri 1 Ngadirejo tahun 2008 – 2015.

Lampiran: 4. Data uji validasi Lampiran: 5. Daftar Hadir Lampiran: 6. Materi IHT Lampiran: 7. Data panduan wawancara Lampiran: 8. Studi dokumen

1) Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsi onal Guru Dan Angka Kreditrnya,

2) Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor

16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit nya,

3) Permendikbud RI Nomor 16 tahun 2007 Ten tang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompe tensi Guru.

4) Proposal kegiatan pendidikan dan pelatihan

5) Buku panduan kegiatan

6) Contoh Hasil latihan pembuatan Laporan Penelitian (Laporan PTK)

Lampiran : 1.Surat ijin penelitian

Lampiran: 2. Surat keterangan sudah melaksanakan pengumpulan data

Lampiran: 3. Data awal keadaan guru

Kondisi awal Karya Ilmiah /Laporan Penelitian Tindakan Kelas/jurnal pendidikan yang dihasilkan Mulai tahun 2008 - 2015

NO NAMA

1 R O B A N I , S.Pd. 4 1 bentuk laporan hasil PTK, dan 19611005 198405 1 002

pendidikan 3 karya dalam bentuk jurnal 2 ENDANG R. V. DEWI

3 KHURIATUL ISRIAH,S.Pd -

4 DHIYANA SETIYOWATI, -

5 DWI KURNIA A,S.Pd -

6 INDRA PRADISTA,S.Pd -

7 HENI SUSILOWATI,S.Pd. -

8 EKO LESTARI , S.Pd karyanya baru sampai 40 % ( 19600813 198201 2 006

1 belum selesai) 9 SETYOWEDI,S.Pd

1 belum selesai) 10 ENDANG HANDAYANI

karyanya baru sampai 50 % ( 19630908 199103 1 006

1 belum selesai) 11 KEMINEM, S.Pd

karyanya baru sampai 60 % ( 19601010 198201 2 019

1 belum selesai), 12 ZULAEKHAH S. S.Pd

karyanya baru sampai 90 % ( 19640105 198806 2 001

19651220 199103 2 011 1 karyanya baru sampai 90 % ( belum selesai),

13 KRISTIAN ADI S karyanya baru sampai 90 % ( 19860424 201001 1 010

1 belum selesai), 14 SITI AISYAH,S.Pd.I

1 belum selesai) 15 KHOYIMAH, S.Pd. I

karyanya baru sampai 60 % ( 19570508 198304 2 001

- 16 F. SUNARSIH,S.Ag 19651207 198806 2 003

1 karyanya baru sampai 50 % ( belum selesai) 17 SRI WAHYUNI R,A.Ma

19660229 198806 2 002 18 TRI PURWANTI,S.Pd

19 SURATMI,S.Pd karyanya baru sampai 50 % ( 19610911 198405 2 002

1 belum selesai) 20 RUSMIYANTO, S.Pd

21 SOLIKHIN,S.Pd.

22 Ayu Indriani, S.Pd

Lampiran: 4.a. Data uji validasi

Uji validasi proposal Pembuatan Proposal PTK

HASIL

NAMA KET/ SANGAT

CUKUP TIDAK PESERTA

T.T LAYAK

LAYAK

LAYAK LAYAK

74,5 - X19

75 - X20

75 - Jumlah

13 5 - 2

Keterangan:

1. Scor 100 – 91 = Sangat layak

2. Scor 90 - 76 = Layak

3. Scor 75– 56 = Cukup layak

4. Scor 55 – kebawah = Tidak layak

Lampiran: 4.b.Data uji validasi laporan penelitian.

Validasi Laporan Penelitian Tindakan Kelas

KET. PESERTA

TIDAK T.T LAYAK

75 - - Junlah

11 7 - 2

Keterangan:

1. Scor 100 – 91 = Sangat layak

2. Scor 90 - 76 = Layak

3. Scor 75– 56 = Cukup layak

4. Scor 55 – kebawah = Tidak layak

Lampiran: 5.a Daftar Hadir Nara Sumber

Lampiran: 5.b Daftar Hadir Peserta diklat (IHT)

Lampiran: 6 Materi In House Training (IHT)

Lampiran: 8. Studi dokumen

8.1 Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditrnya,

8.2. Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya,

8.2. Permendikbud RI Nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

8.4 Proposal kegiatan pendidikan dan pelatihan

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN NGADIREJO SD NEGERI 1 NGADIREJO “ Jalan Raya Candiroto-Ngadirejo No 7 Ngadirejo 56255

Lampiran 2 : Rencana Anggaran Kegiatan

RENCANA ANGGARAN KEGIATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN MODEL IN HOUSE TRAINING (IHT) SD NEGERI 1 NGADIREJO

TAHUN 2015

NO ANGGARAN BIAYA

URAIAN PENGELUARAN JUMLAH 1 Subsidi Sekolah (BOS)

JUMLAH

NO

Rp. 250.000 2 Iuran Peserta 22

Rp. 4.500.000 1

Administrasi

Nara Sumber ( 2 X 3 X orang X Rp. 250.000

Rp. 2.250.000 1). Makan 25.000X3X25

Rp. 1.875.000 2).Snack 5000 X 6 X25

Rp. 275.000 JUMLAH

5 Lain-lain

Rp.10.000.000

JUMLAH

Rp. 10.000.000

8.5 Buku panduan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan dengan model In House Training (IHT)

Laporan Penelitian Tindakan Kelas PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III SD NEGERI I NGADIREJO TAHUN 2014/2015

Oleh

HENI SUSILOWATI, S.Pd NIP. 19730221 201406 02 002

UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN NGADIREJO TEMANGGUNG 2015

PENGESAHAN

Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan

Sederhana Melalui Model Kooperatif Picture and Picture Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ” telah disahkan oleh Kepala SD Negeri 1 Ngadirejo, Kabupaten Temanggung pada : Hari

: ........................ Tanggal

: ........................

Mengetahui dan Mengesahkan Kepala Sekolah,

Peneliti,

ROBANI, S.Pd HENI SUSILOWATI, S.Pd NIP. 19611005 198405 1 002 NIP. 19730221 201406 2 002

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika memang perlu dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bagi siswa Sekolah Dasar yang merupakan pengetahuan dasar untuk jenjang selanjutnya. Tidak hanya itu, namun lebih jauh kedepan agar siswa mampu menumbuhkan kreatifitas, ketelitian, kedisiplinan serta rasa sosial yang tinggi terhadap teman dan orang lain. Dengan demikian maka pembelajaran matematika di SD membutuhkan kreatifitas, ketelitian serta kedisiplinan yang tinggi. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu –ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Sejalan dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2007, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar adalah belajar aktif. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungannya. Kegiatan pembelajaran di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh pendidik agar menghasilkan perubahan tingkah laku yang menyeluruh baik dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Untuk itulah peneliti akan mencoba menggunakan model kooperatif picture and picture dalam pembelajaran, dengan harapan siswa lebih aktif dalam belajar dan mempunyai semangat belajar yang tinggi. Materi pelajaran matematika sangat luas, sehingga dalam penelitian ini masalah hanya akan dibatasi pada kompetensi dasar “Mengenal pecahan sederhana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and 1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas II SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mendasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana melalui model kooperatif picture and picture pada siswa kelas III SD Negeri 1 Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Sekolah, dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah serta meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

2. Bagi Guru, dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya mata pelajaran matamatika dan model kooperatif picture and picture

3. Bagi Siswa, dapat memberikan tantangan baru khususnya dalam belajar menggunakan model pembelajaran variatif di kelas.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Fontana seperti yang dikutip oleh Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengan dung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar, Dimyati dan Mudjiono (2006:3) dalam skripsi Afif Shodikin. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupaka puncak proses belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, yaitu usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiapmengikuti tes, Ahmadi (1984:35) dalam Afif Shodikin.

Menurut Horwart Kingsley dalam Sudjana, 2004:22, hasl belajar dibagi 3 macam :

1) keterampilan dan kebiasaan

2) pengetahuan dan pengarahan

3) sikap dan cita-cita Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari, Shodikin. Menurut Slameto (2003) tes hasil belajar merupakan sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab untuk diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan hasil belajar. Dari pendapat slameto di atas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar maka guru memberikan pertanyaan atau tes kepada peserta didik. Teknik tes meliputi tes pilihan ganda, tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan tekhnik non tes meliputi pengamatan atau observasi, angket, jurnal, portofolio dan wawancara. Guru dapat mengetahui hasil belajar siswa dapat dalam bentuk nilai.

Dalam penelitian ini hasil belajar dapat diidentifikasikan sebagai peningkatan kemampuan kognitif siswa yang diukur melalui tes, dan guru akan mendapatkan data berupa nilai.

3. Hasil Belajar Matematika

Dalam proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui jenjang yang lebih tinggi tanpa melalui dasar atau hal-hal yang merupakan prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk mempelajari matematika dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan yang dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh anak, sehingga hasi belajar lebih bermakna bagi siswa Proses belajar matematika haruslah diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam dengan menggunakan konsep-konsep sebelumnya atau dengan kata lain bahwa proses belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam interaksi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang ber-langsung dalam lingkungan yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

4. Model Kooperatif Picture and Picture

Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar- gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar- gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis. Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok- kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan

Langkah –langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Jamal Ma’mur Asmani terdapat tujuh langkah yaitu:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.

Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan- penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian

KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja diterimanya.Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.

Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture

Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangannya, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran picture and picture adalah: Kelebihan model pembelajaran picture and picture:

1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kelemahan model pembelajaran picture and picture:

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

B. Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar mengajar keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa. Agar siswa tertarik dengan pelajaran, dituntut selalu aktif, mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang menarik yang dapat mempermudah siswa memahami pelajaran. Disini dibutuhkan kegiatan yang membutuhkan keterlibatan siswa secara penuh agar siswa dapat berinteraksi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersam-sama sehingga siswa dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan trampil dalam penerapan matematika. Dalam metode pembelajaran kooperatif picture and picture ini siswa atau peserta didik menjadi lebih aktif ,inovatif, kreatif dan menyenangkan, hal ini dikarenakan dalam metode pembelajaran ini guru menggunakan media gambar dalam memberikan pembelajaraan, sehingga siswa menjadi lebih aktiv dan rasa ingin taunya menjadi lebih besar. Selain itu dalam pelaksanaan metode ini seorang siswa juga dianjurkan unutuk bisa merancang atau menggabungkan gambar sebagai media pembelajaran yang digunakan, dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan guru tetapi juga mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif.

C. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri I Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Disamping itu terjadi peningkatan prosentase perubahan hasil belajar matematika materi pecahan sederhana pada siswa kelas III SD Negeri I Ngadirejo semester genap tahun pelajaran 2015

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 siswa. Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai penyusunan proposal bulan Maret 2015. Siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 20 - 28 April 2014. Laporan penelitian diharapkan selesai pada bulan November 2014.

B. Sumber Data

Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dimana sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, dan tes. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti, hasil wawancara dan tes hasil belajar.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada materi pecahan sederhana dan teknik non tes yaitu observasi digunakan untuk melengkapi beberapa kelemahan yang terdapat dalam teknik tes. Sedang alat pengumpulan data berupa butir soal tes, lembar observasi.

D. Validasi Data

Data-data yang diperoleh baik berupa nilai tes (data kuantitatif) dan data hasil observasi (kualitatif) divalidasi dengan cara trianggulasi data.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif komparatif, artinya membandingkan hasil rata-rata skor yang diperoleh siswa setelah mendapatkan perlakuan dengan hasil rata-rata skor siswa pada kondisi awal dan atau kondisi antar siklus.

F. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini adalah hasil belajar siswa memiliki ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 85% dari seluruh siswa mempunyai daya serap sekurang- kurangnya 70% sesuai dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Mata Pelajaran Matematika di SD Negeri I Ngadirejo Tahun 2014/2015.

G. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas terdiri dari tahapan : Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing) dan Refleksi (Reflecting).

Planning (perencanan) Untuk siklus I, peneliti mempersiapkan materi pecahan sederhana dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun kisi-kisi soal beserta soal dan criteria penilaiannya, instrument untuk observasi kelas baik untuk siswa maupun untuk guru.

Acting (tindakan) Siklus I : Secara rinci, urutan pembelajaranya sebagai berikut :

Pendahuluan

Membuka pelajaran dengan salam guru menanyakan siswa yang tidak masuk, Melakukan appersepsi dan motivasi

Kegiatan Inti

Memberikan contoh bilangan pecahan Siswa mengamati gambar-gambar yang diberikan guru Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang

pecahan Guru menunjuk siswa untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis Guru menanyakan kepada siswa tentang alas an pemasangan gambar Guru menjelaskan lebih lanjut tentang gambar-gambar agar siswa lebih mengerti.

Penutup

Observing (pengamatan) Guru dan dibantu teman sejawat (kolaborator) mengamati dan mencatat semua aktivitas guru dan siswa, termasuk suasana kelas dan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

Reflecting (refleksi) Pada kegiatan ini guru, kolaborator dan perwakilan siswa secara bersama-sama menganalisis data-data yang diperoleh baik data kualitatif maupun kuantitatif. Dalam tahap ini secara bersama- sama mengadakan analisis seberapa jauh perubahan yang terjadi setelah diadakan tindakan, baik yang terjadi pada siswa maupun susasana kelas. Termasuk apakah guru model sudah sesuai dengan skenario yang direncanakan. Hasil analisis dan diskusi ini dipakai sebagai bahan penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya sampai indicator yang dicanangkan dapat tercapai.

H. Jadwal Penelitian

April Mei

Persiapan X Pengumpulan data awal

X Tindakan dan pengumpulan data

X X Analisis Data

X X Pengujian Data dan Evaluasi

X Penyusunan Laporan

Tabel : 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian1

Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing- masing siklus terdiri dari 3 Pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, serta 4) analisis dan refleksi. Deskripsi mengenai hasil penelitian ini merupakan jawaban permasalahan yang diungkapkan pada bab I. Agar diperoleh gambaran yang lengkap tentang hasil penelitian, disertakan pula data tentang kondisi pratindakan, dan pelaksanaan.

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 6 april 2015 Peneliti dan kolaborator membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam waktu enam jam pelajaran dalam tiga pertemuan. Adapun pelaksanaannya akan dilakukan pada hari Senin 13,14 ,15 April 2015 Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut ini.

1) Peneliti menyusun perangkat pembelajaran Adapun perangkat pembelajaran sebagai berikut :

a) Perangkat pembelajaran

b) Lembar observasi

c) Dokumen foto

d) Lembar penilaian

2) Peneliti merencanakan skenario  Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.  Mengawali pertemuan dengan melakukan hal-hal yang hangat dan simpatik.  Mengucapkan salam.  “ Siapa yang tidak masuk hari ini?”  Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai dengan silabus.

 Setelah guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, siswa membuka dan membaca buku matematika tentang berbagai gambar pecahan sederhana.

 Siswa mengamati berbagai gambar pecahan sederhana  guru memperlihatkan gambar- gambar tentang pecahan

sederhana  Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian  Siswa memasang/ memguruukan gambar-gambar menjadi

urutan yang logis.  Guru menanyakan alas an/ dasar p[emikiran gambar  dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai

menanamkan konsep/materi sesua dengan kompetensi yang ingin dicapai.

 Guru memberi komentar positif sebagai bentuk penguatan pada siswa.  Guru memberikan motivasi pada siswa  kesimpulan dan rangkuman.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan I ini dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yakni Senin, Selasa, dan Rabu, 13, 14, 15 April 2015 Sesuai dengan RPP pada siklus I ini, pembelajaran dilakukan oleh guru. Adapun tugas peneliti adalah melakukan proses pembelajaran dan melakukan wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah pecahan sederhana tabung Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: Kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar A Gambar B

Gambar C Gambar D

Gambar E Gambar F

Gambar G Gambar H

Gambar I

Keterangan : Gambar A

: Guru dan siswa berdoa sebelum mulai

pelajaran

Gambar B : Menyajikan materi sebagai pengantar Gambar C,D

: Guru memperlihatkan alat peraga pecahan Gambar E,F,G,H : Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk menguratkan gambar menjadi urutan yang logis

Gambar I : Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

c. Observasi dan Interpretasi

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

a) Observasi terhadap guru

Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran matematika KD 3.1. mengenal alat peraga dengan gambar-gambar .Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru menghasilkan scor yang meningkat sebagai berikut: (a) Perencanaan pembelajaran

1) Membuat RPP :4

2) Menyusun bahan ajar :3

3) Merumuskan tujuan ( indicator ) : 4

4) Mengorganisasi materi : 3

5) Memilih media yang tepat

6) Memilih sumber belajar

7) Menyusun penilaian

Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28 (b) Pelaksanaan pembelajaran

1) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi kepada siswa

2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas : 3

3) Kemampuan guru dalam mengembangkan materi :3

4) Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa :3

5) Kemampuan guru dalam mengembangkan

potensi siswa : 3

6) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa : 4 Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal24

b) Observasi terhadap siswa

1). Observasi terhadap keaktifan siswa Observasi penelitian pada siklus I dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa kurang aktif, meskipun lebih senang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif picture and picture Pada siklus I siswa mengamati contoh- contoh gambar. Sementara itu, strategi ini juga memiliki kelemahan karena tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk gambar, selain karena persiapan yang terkadang membutuhkan waktu lama.. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan kepada siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 75,00 % (2) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 71,09 (3) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan materi

:61,72% (4) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga : 64,84% (5) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas : 68,75 %

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana

( Nilai tes siklus I ) Nilai Perolehan

Jumlah Siswa

Keterangan

Belum Tuntas

50 2 Belum Tuntas

60 6 Belum Tuntas

65 5 Belum Tuntas

70 4 Belum Tuntas

Belum Tuntas

Hasil observasi terhadap nilai akhir pada siklus I dapat dijabarkan seperti pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 3: Nilai-Nilai AkhirSiklus I

Jumlah NO

Hasil Hasil

Arti

Persen (angka)

B Baik

3. 61-70

C Cukup

4. 50-60

D Kurang

Kurang Sumber: Hasil Tabulasi Data April 2015

Untuk memperjelas data dari tabel 7 dapat dibuat histogram sebagai berikut:

:Grafik 1 : Hasil Nilai AkhirSiklus I

Dari hasil analisis yang dilukiskan dalam bentuk grafik histogram diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai 81-100 atau A ( sangat baik ) sejumlah 25% atau 8 orang siswa, yang mendapat nilai 71 – 80 atau B ( baik) sebanyak 18,75 % atau 6 orang siswa, yang mendapat nilai 61 – 70 atau C (cukup) sebanyak 28,125% atau 9 orang siswa, dan yang mendapatkan nilai 50 – 60 atau D (kurang) sebanyak 28,125 % atau 9 orang siswa ,sedangkan yang mendapatkan nilai kurang dari 50 atau E (kurang sekali) tidak ada. Berdasarkan hasil tes menurut data di atas, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 14 siswa, sedangkan 18 siswa lainnya belum tuntas. Data ketuntasan belajar pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4: Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus I

No Jumlah Siswa Hasil Tes Prosentase Ketuntasan Siklus I

Belum Tuntas

Jumlah : 32

Sumber: Hasil Tabulasi Data April 2015

Geafik 2 : Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus I Berdasarkan atas data yang digambarkan pada tabel 8 tersebut di atas, dapatlah diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah KKM 75 sebanyak 18 siswa dan yang berhasil juga 14 orang siswa. Sehingga kalau diprosentase jumlah yang belum berhasil ada 56,25% dan yang berhasil 43,75 %. Adapun hasil rata-rata nilai akhir siklus I dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 5: Rata-rata Hasil Nilai AkhirSiklus I NO

Keterangan

Nilai

1. Nilai Tertinggi

2. Nilai Terendah

3. Nilai Rata-Rata

Sumber: Hasil Analisis Data April 2015

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang nilai tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata- rata dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3 : Nilai Rata-rata Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran Matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan metode kooperatif picture and picture belum maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa terlihat masih kurang konsentrasi. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam berhitung dengan perolehan skor 79 prosentasenya 61,72 % Sedangkan siswa yang mampu memperoleh nilai batas minimal ketuntasan ( KKM ) sebanyak 14 siswa dengan prosentase 43,75% . Ketuntasan yang telah ditentukan adalah 75 atau lebih. Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini belum terpenuhi. Dengan demikian kegiatan pembelajaran ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, dengan mengkaji ulang rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sesuai dengan permasalahan pada siklus I. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru terlihat dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Posisi guru kurang bisa mengontrol siswa karena jumlah siswa yang banyak dan menyebar.

2) Guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa dalam pelajaran berhitung secara maksimal.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

Selanjutnya, kelemahan dari sisi siswa dapat diidentifikasi beberapa kelemahan, yaitu:

1) pada awal pembelajaran berhitung, masih rendah;

2) siswa belum berani bertanya

3) sebagian besar siswa belum dapat menjelaskan dengan menemukan rumus sendiri.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut.

1) Guru tidak hanya berdiri di depan kelas saja. Guru juga harus memonitor siswa yang duduk di belakang. Memperhatikan kepada siswa yang ramai agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa diperhatikan oleh guru.

2) Untuk mendorong siswa agar secara sukarela mau mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan, sebaiknya guru memberikan hadiah dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi nilai tambahan siswa yang berani mengemukakan pendapatnya..

3) Untuk mengatasi siswa yang menggangu siswa lain yang sedang tampil atau membuat gaduh, siswa diberi motivasi yang lebih agar bisa memperhatikan penjelasan guru.

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, berikut ini akan dideskripsikan tentang perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi pada siklus II.

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, Rabu dan kamis tanggal 5,

6, dan 7 Mei 2015 Peneliti dan kolaborator membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II 6, dan 7 Mei 2015 Peneliti dan kolaborator membuat rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II

1. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran

2. Peneliti merencanakan skenario

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai.

a) Observasi terhadap guru Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran matematika KD 3.1. mengenal pecahan sederhana dengan metode picture and picture. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru menghasilkan scor yang meningkat sebagai berikut: Perencanaan pembelajaran

1. Membuat RPP :4

2. Menyusun bahan ajar :3

3. Merumuskan tujuan ( indicator ) :4

4. Mengorganisasi materi :3

5. Memilih media yang tepat :3

6. Memilih sumber belajar :4

7. Menyusun penilaian :3 Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28 Pelaksanaan pembelajaran

1. Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi kepada siswa

2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas :3

3. Kemampuan guru dalam mengembangkan materi :3

4. Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa :3

5. Kemampuan guru dalam mengembangkan potensi siswa

6. Kemampuan guru dalam memotivasi siswa :4 Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal 24.

b) Observasi terhadap siswa

1). Observasi terhadap keaktifan siswa Observasi penelitian pada siklus II dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah aktif, dan lebih tenang dalam mengikuti pembelajaran pembelajaran matematika dengan model picture and picture. Pada siklus II siswa mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, keaktifan siswa sudah meningkat pada siklus II ini. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 80,47%

b) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 67,19%

c) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan

materi : 75,78%

d) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat pera ga : 75,00%

e) Keaktifan siswa saat mengerjakan tugas : 73,44% Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana sudah berjalan lancar. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah bisa aktif Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab dengan perolehan skor 86 prosentasenya 67,19 %. 2). Observasi terhadap hasil yang dicapai siswa Setelah mengadakan tes pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Tabel 6: Daftar Nilai Perolehan Siswa Siklus II diperoleh data sebagai berikut :

Nilai Perolehan

Jumlah Siswa

Keterangan

60 1 Belum Tuntas

70 2 Belum Tuntas

Tuntas Hasil observasi terhadap nilai akhir pada siklus II dapat dijabarkan seperti pada tabel berikut ini:

88 Rata-rata

Tabel 7 : Nilai AkhirSiklus II

Jumlah NO

Hasil Hasil

Arti

Persen (angka)

B Baik

3. 61-70

C Cukup

4. 50-60

D Kurang

Kurang Sumber: Hasil Tabulasi Data Mei 2015

Untuk memperjelas data dari tabel 7 dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Grafik 4 : Hasil Nilai AkhirSiklus II Dari hasil analisis yang dilukiskan dalam bentuk grafik histogram diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai 81-100 atau A ( sangat baik ) sejumlah 59,375% atau 19 orang siswa, yang mendapat nilai 71 – 80 atau B ( baik) sebanyak 31,25% atau 10 orang siswa, yang mendapat nilai 61 – 70 atau C (cukup) sebanyak 6,25% atau 2 orang siswa, dan yang mendapatkan nilai

50 – 60 atau D (kurang) sebanyak 3,125 % atau 1 orang siswa

,sedangkan yang mendapatkan nilai kurang dari 50 atau E (kurang sekali) sudah tidak ada. Atau 0%. Berdasarkan hasil tes menurut data di atas, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 29 siswa, sedangkan 3 siswa belum tuntas. Data ketuntasan belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 8: Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai AkhirSiklus II

N Jumlah Siswa Hasil Tes Prosent Ketuntasan o Siklus II

2. 3 9,375% Belum Tuntas Jumlah : 32

100% Sumber: Hasil Tabulasi Data Mei 2015

Grafik 5 : Ketuntasan Belajar Siswa Menurut Hasil Nilai Akhir Siklus II

Berdasarkan atas data yang digambarkan pada tabel 8 tersebut di atas, dapatlah diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah KKM 75 sebanyak 3 siswa dan yang berhasil 29 orang Berdasarkan atas data yang digambarkan pada tabel 8 tersebut di atas, dapatlah diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah KKM 75 sebanyak 3 siswa dan yang berhasil 29 orang

Keterangan Nilai

1. Nilai Tertinggi 100

2. Nilai Terendah

88 Sumber: Hasil Analisis Data Mei 2015 Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang nilai tertinggi,

3. Nilai Rata-Rata

nilai terendah, dan nilai rata- rata dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 6: Nilai Rata-rata Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran Matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan metode picture and picture sudah maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah mulai aktif dan bisa merespon pertanyaan dari guru. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam merespon dan menjawab pertanyaan dengan perolehan skor 86 prosentasenya 67,19 % Sedangkan siswa yang mampu memperoleh nilai batas minimal ketuntasan ( KKM ) sebanyak 29 Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran Matematika KD 3.1 mengenal pecahan sederhana dengan metode picture and picture sudah maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah mulai aktif dan bisa merespon pertanyaan dari guru. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam merespon dan menjawab pertanyaan dengan perolehan skor 86 prosentasenya 67,19 % Sedangkan siswa yang mampu memperoleh nilai batas minimal ketuntasan ( KKM ) sebanyak 29

1) posisi guru kurang bisa mengontrol siswa karena jumlah siswa yang banyak dan menyebar.

2) guru masih belum bisa membangkitkan semangat siswa dalam pelajaran berhitung secara maksimal.

3) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

4) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

5) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

c. Observasi dan Interpreta

Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajan. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu, guru menunjuk/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan meteri, guru menunjuk siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, setelah selesai guru dan siswa merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran.

a) Observasi terhadap guru

Gambar B Gambar A

Gambar C

Gambar D

Gambar E Gambar F

Keterangan gambar: Gambar A,&B : Guru memperlihatkan gambar-gambar

berkaitan dengan materi.

Gambar C,D,E : Secara bergantian siswa memasang /mengurut kan alat peraga pecahan menjadi urutan yang logis.

Gambar F : Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran matematika KD 3.1. mengenal pecahan sederhana. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer terhadap guru menghasilkan scor yang meningkat sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran

1) Membuat RPP :4

2) Menyusun bahan ajar :3

3) Merumuskan tujuan ( indikator ) :4

4) Mengorganisasi materi :3

5) Memilih media yang tepat :3

6) Memilih sumber belajar :4

7) Menyusun penilaian :3 Skor yang diperoleh guru sejumlah 24 ( 85,7 %) dari skor maksimal 28

2 . Pelaksanaan pembelajaran

1) Kemampuan guru dalam memberikan apersepsi materi

kepada siswa :4

2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas :3

3) Kemampuan guru dalam mengembangkan materi : 3

4) Kemampuan guru dalam menilai aktivitas siswa : 3

5) Kemampuan guru dalam mengembangkan potensi siswa

6) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa :4 Jumlah skor yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran 20 (83%) dari skor maksimal 24

b). Observasi terhadap siswa

1. Observasi terhadap keaktifan siswa

Observasi penelitian pada siklus II dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah aktif, dan kreatif mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif picture and picture. Adapun aspek yang diamati pada pengamatan kepada siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran : 80,47%

2) Kemampuan siswa dalam merespon dan menjawab : 67,19%

3) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan 3) Keaktivan siswa dalam mendengarkan penjelasan

4) Keaktifan siswa dalam memanfaatkan alat peraga : 75,00%

5) Keaktifan siswa dalam mengerjakan : 73,44 % Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran matematika KD. 3.1 mengenal pecahan sederhana sudah maksimal. Hal ini tampak pada saat pembelajaran siswa sudah bisa konsentrasi. Dari lima aspek pengamatan siswa yang memiliki prosentase terendah yaitu keaktifan siswa dalam merespon dan menjawab skor 86, prosentasenya 67,19 %.

2) Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dilakukan analisis dan refleksi sebagai berikut.

1) Guru tidak hanya berada di depan kelas saja saja. Guru juga harus memonitor siswa yang duduk di belakang.. Siswa yang ramai diberi motivasi agar ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan merasa diperhatikan oleh guru.

2) Mendorong siswa agar secara sukarela mau mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan, sebaiknya guru memberikan hadiah dan feedback kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bagus, dan sebagainya ataupun dengan memberi nilai tambahan kepada siswa yang mau mengemukakan pendapatnya.

4. Diskripsi Antar Siklus

Dokumen yang terkait

A. Standar Kompetensi - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar dengan Model Picture and Picture pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Mengunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Model Inquiry pada Mata Pelajaran IPA

0 0 14

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament pada Siswa Kelas V

0 1 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Setting, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament pada Siswa

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament pada Siswa Ke

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 30

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Temanggung

0 0 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pendidikan dengan Model in House Training (IHT) bagi Guru SD Negeri I Ngadirejo Kabupaten Tema

0 1 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BIDANG PENDIDIKAN DENGAN MODEL IN HOUSE TRAINING (IHT) BAGI GURU SD NEGERI I NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

0 8 16