Pengaruh Kinerja Keuangan, Size Dan Good Corporate Governance Perusahaan Terhadap Timeliness

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS

SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh: ANISA FITRIANI F1308510 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

commit to user

commit to user

commit to user

MOTTO

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan” ( Q.S Al Fatihah: 5 ).

“... Allah is always by your side ... ... Insya Allah you’ll find a way ...” (Insya Allah, Maher Zain).

“… Bila kau kejar mimpimu, aku salut Bila kau ingin berhenti, ingat tuk mulai lagi

Tetap semangat dalam teguhkan hati …”

( Sampai Nanti Sampai Mati, Letto ).

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Allah SWT

Atas semua limpahan rahmat dan berkah-Mu…

Papa dan Mama tercinta

Atas semua dukungan, pengorbanan, doa dan nasihat…

Mba Aris, Listi serta Prima Adi Hutama tersayang

Atas doa, semangat, dan support selama ini…

Teman-temanku terkasih…

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan rasa syukur yang tidak terhingga penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah , dan karunia-Nya, sehingga pembuatan dan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Size, dan Good Corporate Governance Perusahaan terhadap Timeliness” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material, secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta serta selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Seluruh jajaran Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, atas bimbingan, ilmu, serta pengabdiannya.

4. Seluruh karyawan Jurusan Akuntansi khususnya dan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta umumnya, yang telah banyak

commit to user

skripsi ini.

5. Papa dan Mama tersayang, yang tidak pernah lelah memberikan doa, dukungan dan nasihat yang mendorong dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kakak dan Adik atas semua doa, dukungan, dan support.

7. Prima Adi Hutama yang menjadi semangatku untuk segera menyelesaikan skripsi.

8. Keluarga Besar Akuntansi Swadana Transfer Angkatan 2008, terimakasih atas semangatnya.

9. Teman-teman seperjuangan selama menuntut ilmu di Solo yang selalu setia menemani dalam suka maupun duka dan atas kebersamaannya selama ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi ini semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, November 2011

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II : Kerangka Pemikiran ......................................................................... 27

IV.1 : Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 48

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 : Hasil Pengambilan Sampel ............................................................. 41

IV.2 : Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 42

IV.3 : Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Outlier ................................... 42

IV.4 : One-Sample kolmogorov-Smirnov Test ......................................... 45

IV.5 : Uji Multikolonearitas ...................................................................... 46

IV.6 : Uji Analisis Regresi (Goodness of Fit Test) ................................... 49

IV.7 : Uji Signifikansi F ............................................................................ 51

IV.8 : Uji Signifikansi t ............................................................................. 52

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 : Daftar Nama Perusahaan Sampel

2 : Daftar Nama Perusahaan Sampel stelah Outlier

3 : Hasil Pengolahan SPSS for windows 16

4 : Surat Pernyataan Skripsi

commit to user

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS ANISA FITRIANI NIM. F1308510

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari profitabilitas (ROA), leverage (DER), likuiditas (CR), ukuran perusahaan (Total Aset), dan good corporate governance (presentase jumlah komisaris independen) terhadap ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan diukur dengan jumlah hari antara tanggal tutup buku (31 Desember) sampai dengan tanggal tanda tangan audit atau tanggal surat pertanggungjawaban manajemen . Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dalam pengumpulan data. Data yang digunakan adalah laporan keuangan 171 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 dan 2009. Analisis data dilakukan dengan regresi berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa 1) leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, 2) likuiditas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, 3) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, 4) good corporate governance tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, dan 5) profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kata kunci : Kinerja Keuangan, Size, Good Corporate Governance, Timeliness , Pelaporan Keuangan Perusahaan.

Ketersediaan Data : www.idx.go.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

commit to user

THE IMPACT OF FIRM’S FINANCIAL PERFORMANCE, SIZE AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE ON THE TIMELINESS ANISA FITRIANI NIM. F1308510

This study aims to test the effect of the firm’s financial performance that consists of profitability (ROA), leverage (DER), liquidity (CR), firm size (Total Assets), and good corporate governance (the percentage of independent commissioners) to the timeliness of financial reporting. The timeliness of financial reporting is measured by the number of days between the closing date (December

31) until the date of the signing date of the audit or management accountability. Thisresearch uses purposive sampling techniques in data collection. The data are the financial statements of 171 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2007 until 2009. The analysis uses multiple regression.

Result of this research show that 1) leverage has no effect on the timeliness of financial reporting, 2) liquidity has no effect on the timeliness of financial reporting, 3) firm size has no effect on the timeliness of financial reporting, 4) Good corporate governance has no effect on the timeliness of financial reporting, and 5) profitability has a significant on the timeliness of financial reporting .

Keywords : firm’s financial performance, size , good corporate governance,

timeliness and financial reporting.

Data Avaibility : www.idx.go.id and Indonesian Capital Market Directory.

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi-informasi dimana informasi tersebut menggambarkan kinerja suatu entitas pada tanggal tertentu dan posisi keuangan pada periode tertentu. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan sering digunakan oleh pengguna laporan keuangan sebagai dasar dalam rangka pengambilan keputusan ekonomisnya. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Selain itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Wijayanti, 2009).

Laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat di dalamnya, sehingga keputusan-keputusan ekonomis dapat segera diambil. Relevansi (relevance) adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Salah satu aspek pendukung relevansi adalah ketepatwaktuan (timeliness) selain nilai prediktif (predictive value ) dan nilai balikan (feedback value) (Suwardjono, 2008).

Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi pembuat

commit to user

mempengaruhi pengambilan keputusan (Yasnanto, 2011). Ketepatwaktuan (timeliness) adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan (Suwardjono, 2008). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting untuk mengungkapkan informasi baik bersifat wajib (mandatory) maupun sukarela (voluntary).

Para pengguna laporan keuangan memiliki perbedaan kepentingan atas informasi dalam laporan keuangan, meskipun demikian ketepatan waktu diperolehnya informasi sangatlah menentukan. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika disampaikan tidak tepat waktu karena informasi yang telah lewat lebih sedikit digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yang diserahkan tepat waktu akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien terhadap pasar saham untuk fungsi evaluasi dan penetapan harga (pricing) serta membantu mengurangi tingkat insider trading, kebocoran dan rumor di pasar saham (Owusu-Ansah, 2000).

Atas dasar pentingnya ketepatan waktu (timeliness) dalam pelaporan keuangan, setiap perusahaan publik atau yang mencatatkan sahamnya di bursa efek berkewajiban menyampaikan laporan perkembangan perusahaan kepada otoritas bursa secara berkala. Sesuai dengan Bapepam yaitu Peraturan Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala tertanggal 30 September 2003.

commit to user

Kinerja keuangan dapat dinilai melalui dua aspek yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan. Dengan menganalisis pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan. Selain itu, dengan melakukan analisis terhadap kinerja keuangan dapat juga digunakan untuk memprediksi bagaimana kinerja keuangan di masa yang akan datang. Perusahaan yang mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu berarti mempunyai kinerja yang baik (Setyaningsih, 2009).

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba perusahaan. Profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan sumber daya yang digunakan (Bumi, 2011). Semakin tinggi rasio profitabilitas semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan cenderung akan untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan (Almilia dan Setiady, 2006).

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu (Hilmi dan Ali, 2008). Dan sebaliknya perusahaan yang mengalami kerugian akan melaporkan terlambat. Selain itu, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan menarik

commit to user

segera menyampaikan laporan keuangannya. Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak utang pada pihak luar. Leverage yang tinggi pada perusahaan tersebut memiliki arti risiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan akibat utang yang tinggi. Kesulitan keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan merupakan berita buruk (bad news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008).

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu (Hilmi dan Ali, 2008). Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi merupakan berita baik (good news). Perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya.

Dalam penelitian Rahmawati (2008) menyatakan bahwa besar kecilnya perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas, dan intensitas operasi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan. Perusahaan yang lebih besar sering didiversivikasikan lebih luas dan memiliki arus kas yang lebih stabil, kemungkinan pailit untuk perusahaan besar adalah lebih kecil

dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan yang lebih besar akan cenderung menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu.

commit to user

Komisaris Independen dalam perusahaan. Adanya komisaris independen sebagai pengawas dari luar perusahaan maka laporan keuangan yang dsajikan oleh manajemen perusahaan cenderung lebih berintegritas sehingga dapat mempengaruhi timeliness. Komisaris independen memainkan peran aktif dalam peninjauan kebijakan dan praktik pelaporan keuangan sehingga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan dalam suatu perusahaan (Savitri, 2010).

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mepengaruhi ketepatan ketepatan waktu telah dilakukan. Penelitian Hilmi dan Ali (2008) menemukan bahwa timeliness dipengaruhi oleh profitabilitas dan likuiditas, tetapi tidak dipengaruhi oleh leverage. Berbeda dengan penelitian Almilia dan Setiady (2006) dan Rachmawati (2008) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi timeliness. Masodah dan Mustikaningrum (2009) dan Indrawati (2010) menemukan bahwa timeliness tidak dipengaruhi oleh size. Penelitian yang dilakukan Gunarsih dan Hartadi (2007) menemukan bahwa profitabilitas mempengaruhi timeliness. Selain itu Gunarsih dan Hartadi (2007) menambahkan struktur good corporate governance sebagai varibel moderasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Savitri (2010) menggunakan size, profitabilitas dan leverage sebagai variabel kontrol dalam menganalisis pengaruh good corporate governance peerusahaan terhadap timeliness.

Gunarsih dan Hartadi (2007) menggunakan dewan direksi, dewan komisaris, dan kepemilikan institusi sebagai proksi good corporate governance , namun penulis memilih untuk menggunakan komisaris

commit to user

dikarenakan dengan adanya dewan komisaris independen dapat meningkatkan efektifitas dewan tersebut dalam mengawasi manajemen untuk mencegah kecurangan laporan keuangan. Selain itu, perusahaan yang memiliki komisaris yang berasal dari luar perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan kreditur kepada perusahaan karena dengan adanya komisaris independen menunjukkan keterbukaan perusahaan terhadap investor dan kreditur.

Banyak penelitian telah dilakukan namun hasil analisis yang berbeda dan bervariasi diperoleh. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan, size dan good corporate governance terhadap timeliness. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, SIZE DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS.

B. Perumusan Masalah

Ketepatwaktuan pelaporan suatu laporan keuangan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas dari keputusan yang dibuat (Almilia dan Setiady, 2006). Jika terjadi keterlambatan dalam penyampaian suatu informasi menyebabkan tidak tepat waktunya pelaporan informasi keuangan tersebut kepada publik sehingga informasi tersebut akan kehilangan relevansi dan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan.

commit to user

keuangan perusahaan yang diwakili oleh faktor profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, dan ukuran perusahaan (size), serta good corporate governance mempengaruhi ketepatwaktuan (timeliness). Cukup banyak bukti empiris yang yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti, diantaranya oleh Na’im (1999), Owusu-Ansah (2000), Almilia dan Setiady (2006), Gunarsih dan Hartadi (2008), Hilmi dan Ali (2008), Lestari (2008), Rachmawati (2008), Masodah dan Mustikaningrum (2009), Setyaningsih (2009), Wijayanti (2009), Bumi (2011), Yasnanto (2011), dan lain sebagainya namun penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya memiliki hasil yang berbeda-beda.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah faktor-faktor kinerja keuangan yang diproksikan dengan profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, serta faktor size, dan faktor good corporate governance dapat mempengaruhi ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan (timeliness) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dimanfaatkan bagi praktisi manajemen perusahaan, analisis keuangan, investor dan kreditur,

2. Dapat memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan

commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan keuangan, tetapi semua informasi yang berhubungan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan sistem akuntansi. Pelaporan keuangan sesuai SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1 terdiri dari laporan dan informasi berikut:

a. Laporan keuangan dasar (Basic Financial Statements) yang terdiri dari laporan keuangan (Financial Statement) dan catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statements).

b. Informasi-informasi tambahan (Supplementary Informations).

c. Laporan-laporan lain selain laporan keuangan (Other Means of Financial reporting ). Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan merupakan cacatan tertulis mengenai status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi poerubahan modal, catatan atas laporan keuangan serta laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

commit to user

pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009). Dalam SAK juga menjelaskan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor potensial, karyawan dan pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaganya, serta masyarakat yang menggunakannya untuk kebutuhan informasi yang terbuka.

Informasi dalam laporan keuangan dapat memberikan manfaat bagi para pemakainya apabila empat karakteristik telah dipenuhi, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan (SAK, 2007). Suatu laporan keuangan akan lebih berkualitas apabila mudah untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

Keandalan diartikan bahwa suatu informasi tepat dan layak untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dapat dibandingkan memiliki arti bahwa informasi dalam laporan keuangan mempunyai kemampuan untuk dapat dibandingkan dengan informasi lain baik dalam satu entitas yang sama maupun entitas lain di dalam industrinya sehingga pengguna memiliki beragam alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan ekonomisnya.

Ada beberapa kendala dalam menghasilkan informasi yang relevan. Salah satu kendalanya adalah tepat waktu (timeliness). Tepat waktu berkaitan dengan penundaan yang tidak semestinya dalam laporan

commit to user

laporan keuangan tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pemakai laporan keuangan.

2. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Timeliness)

Informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi yang terdapat di dalamnya. Ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan (SFAC dalam Suwardjono, 2005). Ketepatan waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Savitri, 2010).

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan di dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pengguna pada waktu membuat keputusan ekonomisnya. Ketepatan waktu penyusunan dan/atau pelaporan suatu laporan keuangan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut (Bandi dan Hananto, 2000). Apabila informasi tersebut disampaikan tidak tepat waktu akan menyebabkan informasi kehilangan nilainya di dalam mempengaruhi kualitas keputusan pengguna informasi.

Chamber dan Penman (1984) dalam Bandi dan Hananto (2000) mendefinisikan ketepatan waktu kedalam dua cara: Pertama, ketepatan

commit to user

ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Menurut Dyer dan McHugh dalam penelitian Bandi dan Hananto (2000) menyatakan bahwa ada tiga kriteria keterlambatan: (1) preleminari lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa; (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Na’im (1999), ketepatan waktu dilihat dari keterlambatan pelaporan. Keterlambatan pelaporan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya kepada Bapepam setelah tanggal 31 Maret, hal ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam tahun 1995 (sekarang Peraturan Nomor X.K.2 tanggal 30 September tahun 2003).

Dalam penelitian ini peneliti lebih mengacu kepada keterlambatan audit (auditor’s report lag) dengan asumsi apabila penyelesaian auditnya terlambat maka ketepatan waktu pelaporan laporan keuangannya menjadi berkurang. Keterlambatan audit dapat mempengaruhi timeliness karena perusahaan yang akan mengumumkan laporan keuangannya kepada publik wajib menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada Badan Pengawas Pasar Modal. Hal tersebut sesuai dengan peraturan yang

commit to user

2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala pada ayat (2) poin (a) yang rnenyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

3. Kinerja Keuangan

Dalam penelitian Harimurti (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Suatu perusahaan dikatakan efektif apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.

Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI, 2009). Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Apabila kinerja suatu perusahaan bagus, maka perusahaan tersebut dalam kondisi baik, demikian pula sebaliknya, apabila kinerja keuangan perusahaan tidak bagus maka mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki masalah

commit to user

ukuran-ukuran tertentu. Analisis atas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap aspek keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan dapat menghasilkan berbagai informasi mengenai kondisi keuangan dan prediksinya dimasa yang akan datang (Mamduh, 2003). Dengan menganalisis pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan maka dapat ditemukan rasio-rasio yang dapat digunakan sebagai indikator baik buruknya kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan antara lain profitabilitas, leverage, likuiditas dan lain sebagainya.

Perusahaan yang mampu menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu berarti mempunyai kinerja yang baik (Setyaningsih, 2009). Apabila kinerja perusahaan meningkat, maka dapat diasumsikan perusahaan dalam kondisi yang baik yang merupakan berita baik (good news ) bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan cenderung melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Dalam penelitian Dyer dan Hugh (1975) menyatakan perusahaan dengan kinerja yang baik cenderung untuk melaporkan laporan keuangan dengan tepat waktu.

a. Profitabilitas

Salah satu cara untuk melihat keberhasilan suatu perusahaan adalah melalui profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan

commit to user

menghasilkan laba. Profitabilitas juga merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan.

Menurut Dyer dan Hugh (1975) dalam Almilia dan Setiady (2006) menyatakan perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditor menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya penyerahan terlambat. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan akan menyebabkan kecenderungan untuk semakin tepat waktu dalam pelaporan keuangannya, karena tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan berita bagus (good news) bagi perusahaan dimana akan dikabarkan lebih cepat kepada para penggunanya.

Tingkat profitabilitas perusahaan yang rendah dimana merupakan berita buruk (bad news), sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangan. Menurut Rachmawati (2008) auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati- hati dalam melakukan proses pengauditan sehingga dapat menunda pelaporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Hal tersebut menyebabkan pelaporan keuangan perusahaan menjadi tidak tepat waktu.

commit to user

Leverage dapat diartikan penggunaan asset dan sumber dana perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage terdiri dari operating leverage dan financial leverage. Operating leverage merupakan ukuran dari biaya-biaya tetap dalam struktur operasi suatu perusahaan. Operating leverage yang tinggi memperbesar perubahan laba, sehingga meningkatkan ketidakstabilan laba.

Financial leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang menimbulkan beban tetap (Suad Husnan, 1998: 619). Financial leverage dapat diartikan juga sebagai penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi, 2008).

Rasio leverage merupakan ukuran utang terhadap kapitalisasi total suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio-rasio ini mengindikasikan utang yang berlebihan, yang menandakan kemungkinan suatu perusahaan menjadi tidak mampu menghasilkan pendapatan atau laba memadai untuk memenuhi kewajiban- kewajiban utangnya. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

Kesulitan keuangan pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi penilaian kondisi perusahaan dimata masyarakat.

commit to user

sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008). Pihak manajemen cenderung akan menunda pelaporan keuangan yang berisi berita buruk. Hal tersebut mengakibatkan tidak tepat waktunya pelaporan keuangan perusahaan.

c. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan harta lancarnya. Suatu perusahaan dapat berkurang likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lain yang menyebabkan pihak lain menghindari transaksi atau memberikan pinjaman ke perusahaan tersebut.

Rendahnya tingkat likuiditas suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko likuiditas yaitu risiko keuangan karena perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo yang mengakibatkan ketidakpastian likuiditas. Hal ini merupakan bad news karena perusahaan dapat kehilangan kepercayaan kreditur untuk memberikan pinjaman yang digunakan perusahaan untuk membiayai berbagai keperluan operasinya. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah akan cenderung menunda pelaporan keuangannya sehingga dapat mengakibatkan tidak tepat waktunya pelaporan keuangan perusahaan.

commit to user

yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya.

4. Ukuran Perusahaan (Size)

Untuk dapat menentukan besar atau kecilnya suatu perusahaan, dapat digunakan berbagai dasar pengukuran. Dasar pengukurannya antara lain total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).

Owusu-Ansah (2000) menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang berukuran lebih besar melaporkan lebih cepat daripada perusahaan yang berukuran lebih kecil. Hal tersebut dapat dikarenakan pada perusahaan yang besar umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dan didukung oleh tenaga ahli yang lebih profesional serta

commit to user

investor. Dalam Savitri (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar pula untuk membayar biaya audit, hal ini menyebabkan perusahaan yang memilikiukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki timeliness yang lebih pendek bila dibandingkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.

Dalam Masodah dan Mustikaningrum (2009) menyatakan bahwa s emakin besar ukuran perusahaan, makin banyak informasi yang terkandung di dalam perusahaan, dan makin besar pula tekanan untuk mengolah informasi tersebut, sehingga pihak manajemen perusahaan akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya informasi dalam mempertahankan eksistensi perusahaan. Semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, akan membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat waktu.

Dalam Lestari (2008) disebutkan ada beberapa alasan kenapa perusahaan besar menjadi pelapor yang tepat waktu. Pertama, perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih yang menghasilkan laporan tahunan lebih tepat waktu. Kedua, perusahaan besar cenderung memiliki sistem kontrol internal yang kuat dengan konsekuensi bahwa auditor menghabiskan lebih sedikit waktu dalam pelaksanaan uji kesesuaian dan substantif. Maka penundaan audit dapat diminimalisir dan hal ini

commit to user

Ketiga, perusahaan besar cenderung diikuti oleh relatif banyak analis- analis finansial yang biasanya bergantung pada laporan tahunan yang tepat waktu untuk menegaskan dan merevisi prakiraan mereka untuk prospek ekonomi perusahaan sekarang dan dimasa datang.

5. Good Corporate Governance

Menurut FCGI (2000) pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Maksum (2005) menyimpulkan bahwa corporate governance itu adalah suatu sistem yang dibangun untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tatanan yang baik, adil, dan transparan diantara berbagai pihak yang terkait dan memiliki kepentingan (stakeholder) dalam perusahaan. Upaya penerapan good corporate governance ditujukan untuk mendorong optimalisasi alokasi atau pemanfaatan sumber daya perusahaan agar kesejahtrahan pemilik perusahaan terjaga (Kantiasih, 2010).

Good corporate governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh perusahaan (pemegang saham atau pemilik modal, Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna

commit to user

perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Purwati, 2006). Good corporate governance dapat pula diartikan sebagai mekanisme pengelolaan perusahaan untuk memastikan bahwa tindakan manajemen akan selalu diarahkan pada peningkatan nilai perusahaan (Baridwan, 2004 ) .

Perusahaan menerapkan mekanisme corporate governance untuk meyakinkan transparancy dan accountability dari perusahaan. Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Akuntabilitas, artinya perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar (Savitri, 2010).

Penerapan corporate governance yang konsisten akan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi secara transparan (Maksum, 2005).

Dalam penelitian ini, good corporate governance diproksikan dengan komposisi dewan komisaris independen. Hal ini didasarkan pada pemikiranbahwa komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring (terkait dengan agecy theory) dan pengendalian internal agar tercipta perusahaan yang good governance.

Komisaris independen merupakan orang yang berada diluar perusahaan yang bertindak untuk mengawasi perusahaan serta mendorong

commit to user

independen mampu menjadi penengah antara manajer internal dan mampu mengawasi kebijakan manajemen sehingga komisaris independen mempunyai posisi terbaik untuk dapat melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan good corporate governance (Setyaningsih, 2009).

Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Savitri, 2010). Adanya komisaris independen tentunya akan menambah keyakinan auditor eksternal terhadap pengendalian internal perusahaan yang diauditnya, sehingga proses pengauditan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat. Proses pengauditan yang relatif lebih singkat ini dapat mempercepat penyerahan laporan keuangan auditan ke bursa saham.

Menurut Peraturan Pencatatan Nomor IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa yaitu jumlah Komisaris Independen minimal 30%. Dalam rangka penyelenggaraan good corporate governance, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah anggota komisaris (Purwati, 2006).

Dapat disimpulkan keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi timeliness pelaporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam perusahaan maka diharapkan pemberdayaan dewan komisaris

commit to user

kepada direksi secara efektif sehingga dapat meningkatkan corporate governance perusahaan. Dengan adanya pengawasan dari pihak luar maka manajemen perusahaan cenderung lebih berintegritas dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat mempengaruhi timeliness.

B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

1. Profitabilitas dan Timeliness

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008).

Hasil penelitian oleh Na’im (1999), Suharli dan Rachpriliani (2006), serta Hilmi dan Ali (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Selain itu hasil penelitian oleh Owusu-Ansah (2000) juga menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap timeliness.

Penelitian-penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian oleh Almilia dan Setyadi (2006), Rahmawati (2008) dan Nurkayati (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang

commit to user

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

: Profitabilitas berpengaruh terhadap timeliness pada perusahaan

manufaktur.

2. Leverage dan Timeliness

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) menunjukkan bahwa faktor leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatwaktuan laporan keuangan. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa suatu perusahaan yang memiliki tingkat leverage keuangan yang tinggi akan memiliki risiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat utang yang tinggi.

Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Teori tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang menemukan bahwa leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2010).

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

: Leverage berpengaruh terhadap timeliness pada perusahaan

manufaktur.

commit to user

Dalam penelitian Hilmi dan Ali (2008) menyatakan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang mereka lakukan yaitu likuiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan laporan keuangan.

Hasil penelitian Suharli dan Rachpriliani (2006) juga menemukan bahwa likuiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap timeliness. Namun hasil penelitian-penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Setiady (2006) dan Sulistyo (2010) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap timeliness.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut

3 = Likuiditas berpengaruh terhadap timeliness pada perusahaan

manufaktur.

4. Size dan Timeliness

Perusahaan besar akan lebih konsisten tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan mereka dibanding perusahaan kecil. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang berukuran

commit to user

lebih kecil. Pada perusahaan yang besar umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dan didukung oleh tenaga ahli yang lebih profesional serta sistem pengolahan informasi yang lebih canggih. Selain itu, perusahaan yang lebih besar cenderung lebih menarik perhatian masyarakat dan investor.

Hasil penelitian Owusu-Ansah (2000), Almilia dan Setiady (2006), Rachmawati (2008), Lestari (2008) dan Nurkayati (2009) menemukan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan (size) dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian dengan bukti sebaliknya dilakukan Hilmi dan Ali (2008), Siwi dan Sudaryono (2008) dan Indrawati (2010) yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaandengan ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness).

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H 4 = Size berpengaruh terhadap timeliness pada perusahaan

manufaktur.

5. Good Corporate Governance dan Timeliness

Pengungkapan dan transparansi adalah salah satu prinsip good corporate goverance yang diikuti banyak negara termasuk Indonesia. Prinsip ini menyebutkan bahwa kerangka corporate governance harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dibuat

commit to user

kepemilikan dan corporate governance. Pengungkapan dan transparansi tidak hanya mementingkan isi dari informasi, tetapi juga ketepatan waktu dalam penyampaian informasi. Salah satu informasi yang diberikan perusahaan adalah laporan keuangan tahunan yang diaudit (Gunarsih dan Hartadi, 2008).

Dalam penelitian ini, good corporate governance diproksikan dengan komposisi dewan komisaris independen. Semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam perusahaan maka diharapkan pemberdayaan dewan komisaris ini dapat melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi secara efektif dan manajemen perusahaan cenderung lebih berintegritas dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat mempengaruhi timeliness.

Hasil penelitian Gunarsih dan Hartadi (2008) menemukan bahwa struktur corporate governance mempengaruhi ketepatan penyampaian laporan keuangan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Savitri (2010) yang menemukan bahwa komisaris independen mempengaruhi mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Namun penelitian Purwati (2006) menemukan bahwa struktur komisaris independen tidak mempengaruhi timeliness.

= Good corporate governance berpengaruh terhadap timeliness

pada perusahaan manufaktur.

commit to user

Berikut ini kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan:

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

Good Corporate

Governance

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Penulis memilih menggunakan jenis perusahaan manufaktur karena beberapa alasan, sebagai berikut:

1. Menghindari perbedaan karakteristik antara perusahaan manfaktur dengan jenis perusahaan yang lain.

2. Perusahaan manufaktur mempunyai populasi relatif lebih besar. Teknik pengambilan sampel dalan penelitian ini adalah dengan

menggunakan purposive sampling, artinya populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah anggota yang memenuhi kriteria pemilihan sampel tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti.

Kriteria yang dipakai sebagai sampel yang digunakan adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut 2007-2009;

2. Perusahan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) untuk periode 2007-2009;

3. menampilkan data tanggal opini auditor atau tanggal surat pertanggungjawaban manajemen untuk periode 2007-2009;

4. Memiliki informasi mengenai susunan dewan komisaris independen;

commit to user

kinerja keuangan, size dan good corporate governance perusahaan yang mempengaruhi timeliness untuk periode 2007-2009.

B. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian tetapi diperoleh dari data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) di dalam www.idx.co.id dan data terdapat dalam Indonesian Capital Market Directori (ICMD). Alasan menggunakan data sekunder adalah dengan pertimbangan bahwa data tersebut mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini mengunakan variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dari penelitian ini adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Lag). Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan (size) dan good gorporate governance yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Savitri (2010).

1. Variabel Dependen