PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TE (1)

PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR QUR’AN- HADITS DI MAN KANDANGAN KEDIRI SKRIPSI

Oleh: Umi Masruroh JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG OKTOBER, 2007

PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR QUR’AN- HADITS DI MAN KANDANGAN KEDIRI SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh: Umi Masruroh JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG OKTOBER, 2007

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR QUR’AN-HADITS DI MAN KANDANGAN KEDIRI SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Umi Masruroh 03110036

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diujikan Pada Tanggal 03 Oktober 2007

Oleh Dosen Pembimbing

Drs. H. Su’aib H. Muhammad, M.Ag NIP. 150227505

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M. PdI NIP. 150267235

PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR QUR’AN-HADITS DI MAN KANDANGAN KEDIRI SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Umi Masruroh (03110036) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 3 Oktober 2007 dengan nilai A

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada tanggal: 03 Oktober 2007

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs.H.Su’aib H.Muhammad,M.Ag Hj. Rahmawati B. M.A NIP.150227505

NIP.150318021

Penguji Utama,

Drs. A. Fatah Yasin, M.Ag NIP.150287892

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony

NIP. 150042031

Drs. H. Su’aib H. Muhammad, M. Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Umi Masruroh Malang, 25 September 2007 Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama

: Umi Masruroh

: Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Metode Reward And Punishment Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits Di MAN Kandangan Kediri

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Drs.H.Su’aib H.Muhammad,M.Ag NIP. 150227505

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Malang, September 2007

Umi Masruroh

MOTTO

Artinya:

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya pula 1 (Q.S. Zal-Zalah: 7-8)

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena Qur’an, 2002), hlm. 600

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji syukur segalanya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat, hidayah serta inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan.

Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita ke jalan yang benar, yaitu jalan yang di ridhoi Allah SWT.

Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis tidak akan terlepas dari bimbingan dan dukungan dan bantuan dari semua pihak sehingga terselesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan ungkapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak dan Ibunda tercinta yang dengan sabar telah membimbing, mendoakan, mengarahkan, memberi kepercayaan, dan bantuan moril serta materiil

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor UIN Malang

3. Bapak Prof. Dr. H. Djunaidi Ghony selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

4. Bapak Padil M. Pdi selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

5. Bapak Drs. H. Su’aib H. Muhammad M. Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingannya hingga skripsi ini selesai

6. Bapak Drs. Djamil Aly selaku Kepala Sekolah MAN Kandangan Kediri yang telah memberi izin dan kerja samanya

7. Segenap Guru, karyawan serta siswa-siswi MAN Kandangan Kediri yang telah memberikan bantuannya dalam memberikan data-data penelitian

8. Semua teman-temanku yaitu Tutik Astiani, Nurussobah, Azizah, Ana Faizati, semua teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya

9. Semua teman-teman ku di kost wartel A dan Istiqomah apartement

10. Semua pihak yang ikut mensukseskan skripsi ini (maaf tidak mungkin disebutkan satu persatu)

Penulis manyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat pada semua pihak. Tujuan saya dengan karya ini setidaknya memberikan kontribusi bagi para pembaca karya ini, yang peduli dengan dunia pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Akhirnya hanya Allah SWT berserah diri dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan semua pihak pada umumnya, semoga kita semua mendapat Hidayah-Nya. AMIN.

Penulis

B. Pengaruh Metode reward terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri ..................... 99

C. Pengaruh Metode Punishment terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri ..................... 101

BAB VI :KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 103

B. Saran-saran .................................................................................. 104

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Skor Skala Likert Reward dan Punishment Terhadap

Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits .................................... 73 Tabel 3.2 Blue Print Skala Metode Reward dan Punishment Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits .................... 74 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Skala Metode Reward dan Punishment Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits .................... 77 Tabel 4.1 Keadaan Guru MAN Kandangan Kediri .......................................... 82 Tabel 4.2 Data Siswa MAN Kandangan Kediri................................................ 83 Tabel 4.3 Data Keadaan Siswa Sejak Berdiri Sampai Sekarang ...................... 83 Tabel 4.4 Luas MAN Kandangan Kediri .......................................................... 84 Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Reward dan

Punishment......................................................................................... 93 Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Reward ...................... 95 Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Punishment................ 96

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penelitian Lampiran 2. Struktur Organisasi MAN Kandangan Kediri Lampiran 3. Denah Lokasi Ruang MAN Kandangan Lampiran 4. Daftar Sarana Prasarana Kelas MAN Kandangan Kediri Lampiran 5. Surat Keputusan Kepala MAN Kandangan Tentang Pembagian

Tugas Mengajar Lampiran 6. Kuesioner yang Belum Valid Lampiran 7. Kuesioner yang Sudah Valid Lampiran 8. Hasil Uji Reliabel Reward Lampiran 9. Hasil Uji Reliabel Punishment Lampiran 10. Hasil Uji Reliabel Motivasi Lampiran 11. Hasil Uji Regresi Reward dan Punisment Lampiran 12. Hasil Uji Regresi Reward Lampiran 13. Hasil Uji Regresi Punishment Lampiran 14. Tabel Frekuensi

ABSTRAK

Masruroh, Umi. Pengaruh Metode Reward and Punishment Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Drs. H. Su’aib. H. Muhammad, M.Ag.

Metode pembelajaran merupakan suatu teknik untuk mencapai tujuan. Dengan adanya metode pembelajaran diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan, namun dalam kenyataannya masih ada siswa yang tidak fokus pada pelajaran, untuk itu diperlukan metode yang sesuai dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Adapun salah satu metode yang digunakan oleh guru MAN Kandangan Kediri adalah metode reward dan punishment, dengan menerapkan metode reward dan punishment diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan metode reward akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dengan diberikan punishment ini diharapkan dapat menertibkan siswa yang mengganggu dalam proses belajar mengajar. Kedua metode ini dapat menimbulkan motivasi sehingga siswa akan antusias dalam belajar Qur’an-Hadits. Dalam kegiatan belajar mengajar memang sangat penting diterapkan metode reward dan punishment sebagai salah satu metode pembelajaran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an- Hadits di MAN Kandangan Kediri, untuk mengetahui seberapa pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri.

Penelitian ini menggunakan Korelasi Product Moment serta dengan menggunakan metode dokumentasi, kuesioner, dan observasi. Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan taraf signifikan 0,05 dan apakah ada pengaruh yang signifikan metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits, dan untuk memperkuat analisis ini digunakan analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis hasil pengamatan mengenai pengaruh metode reward dan punishment,

Hasil penelitian dari analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri mempunyai pengaruh yang signifikan untuk meningkatkan motivasi belajar Qur’an-Hadits yaitu sebesar 42%.

Kata kunci: Metode Reward dan Punishment, Motivasi belajar, Qur’an-Hadits

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Gajayana NO. 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533

BUKTI KONSULTASI

Nama : Umi Masruroh NIM

: 03110036 Jurusan

: Pendidikan Agama Islam Pembimbing : Drs. H. Su’aib H. Muhammad, M. Ag Judul : Pengaruh Metode Reward and Punishment Terhadap Peningkatan

Motivasi Belajar Qur’an-Hadits Di MAN Kandangan Kediri

No Tanggal

Hal Yang Dikonsultasikan

Tanda Tangan

1 15-03-2007 Konsultasi Judul

2 19-04-2007 Konsultasi Judul

3 30-05-2007 Konsultasi Bab I

4 30-06-2007 Konsultasi Bab II

5 21-07-2007 Konsultasi Bab III + Angket

6 25-08-2007 Konsultasi Bab IV, V

7 13-09-2007 Konsultasi Bab V, VI

8 20-09-2007 Konsultasi Keseluruhan

9 25-09-2007 ACC Bab I, II, II, IV, V, dan VI

Malang, 25 September 2007

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah

Prof. Dr.HM. Djunaidi Ghony NIP. 150042031

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keyakinan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting untuk kehidupan manusia memang ada sejak dulu sampai sekarang ini dapat dilihat dari sebuah ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, ayat ini bisa menjadi motivasi untuk terus

mencari ilmu, adapun ayat itu adalah surat Al-Mujadalah: 11 2

“ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (Al- Mujadalah: 11)

Dari ayat di atas kita dapat mengambil sebuah hikmah betapa pentingnya pendidikan bagi manusia hingga Allah SWT akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu. Pendidikan dan manusia memang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan, baik keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara, ini sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena Qur’an, 2002), hlm. 544 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena Qur’an, 2002), hlm. 544

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. 3 Pendapat di atas mengingatkan kita pada pentingnya pendidikan, pendidikan mempunyai peran untuk meningkatkan sumber daya manusia, maka masyarakat dengan segala kesadarannya untuk menyekolahkan putra dan putrinya. Hal ini dapat dilihat pada setiap ajaran baru, dalam setiap tahunnya jumlah siswa semakin meningkat dan ini tidak menutup kemungkinan timbul berbagai masalah yang dihadapi oleh para guru, dimana jika kita melihat pendidikan sekarang ini yang berhubungan dengan tingkah laku siswa, terjadi banyak penyimpangan dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Ini terbukti dengan banyaknya moral dan akhlak siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Misalnya: perkelahian antar siswa, terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik di kelas, saling kirim surat disaat pelajaran, membantah perintah dan sebagainya.

Penyimpangan lain dari siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu sering tidak fokus dan tidak memperhatikan pada pelajaran yang disampaikan oleh guru yang di depan, dengan keadaan yang demikian seorang guru harus bisa menguasai kelas dan mengkondisikan siswa yang perhatiannya mulai terpecah, sebagai seorang guru haruslah mampu memberikan motivasi bagi siswa, bagaimana caranya bahwa belajar itu tidak membosankan melainkan menyenangkan, ini merupakan tantangan bagi guru, seorang guru harus tahu

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 3 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 3

Sebagai seorang guru dalam menghadapi fenomena semacam ini haruslah bijak dalam mengambil tindakan, karena sekecil apapun tindakan guru nantinya akan menimbulkan dampak positif maupun negatif pada siswa. Harus dipikirkan bagaimana membentuk kepribadian siswa menjadi baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan terbentuknya kepribadian siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut serta mampu memberi motivasi belajar bagi siswa agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil, maka diadakan upaya pencegahan dalam berbagai macam seperti peraturan-peraturan tata tertib, peraturan itu harus ditaati dan dilaksanakan oleh siswa demi meningkatkan kualitas dan prestasi belajar siswa, namun ada cara lain yang bisa diterapkan yaitu dengan memberi motivasi belajar Qur’an- Hadits dengan memberikan reward (ganjaran) dan punishment (hukuman), reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) adalah sebagai salah satu alat pendidikan untuk mempergiat usaha siswa untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapai.

Reward (ganjaran) adalah hadiah, pembalas jasa, alat pendidikan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapi prestasi baik. 4 Sedangkan pendapat yang lain tentang reward (ganjaran) adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena

perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. 5

Reward (ganjaran) merupakan hal yang menggembirakan bagi anak, dan dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi belajarnya murid. 6 Reward (ganjaran) yaitu segala yang diberikan guru berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa atas dasar hasil baik yang telah dicapai dalam proses pendidikan dengan tujuan memberikan motivasi kepada siswa, agar dapat melakukan perbuatan terpuji dan berusaha untuk meningkatkannya. Dalam agama Islam metode reward (ganjaran) terbukti dengan adanya “pahala”, Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi siapa saja yang berbuat kebaikan termasuk dalam hal memberi reward (ganjaran), ini dikarenakan kita telah berbuat baik pada orang lain (siswa) yaitu dengan memberi hadiah yang dapat menyenangkan hati siswa.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa reward (ganjaran) merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, reward (ganjaran) juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi.

4 M. Sastra Pradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1978), hlm. 169

5 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.182

6 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 147

Reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) adalah alat pendidikan yang represif. Namun kedua-duanya mempunyai prinsip yang bertentangan. Mengenai pengertian tantang punishment (hukuman) adalah sebagai berikut “punishment (hukuman) adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak didik secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dalam mana bahwa dengan adanya nestapa itu, anak didik akan menjadi sadar akan perbuatannya

dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya” 7 Punishment (hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan

yang memasung kreativitas. 8 Dari pengertian di atas, punishment (hukuman) yang diberikan bukan

untuk balas dendam kapada siswa melainkan untuk memperbaiki tingkah laku siswa yang kurang baik ke arah yang lebih baik dan dapat memberikan motivasi belajar siswa.

Setelah memperhatikan pengertian di atas punishment (hukuman) merupakan imbalan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau mengganggu jalannya proses pendidikan. Dapat dikatakan juga bahwa punishment (hukuman) adalah penilaian terhadap belajarnya murid yang bersifat negatif, sedang reward (ganjaran) adalah penilaian yang bersifat positif.

Dengan demikian, reward (ganjaran) dan punisment (hukuman), di samping berfungsi sebagai alat-alat pendidikan, maka sekaligus berfungsi

7 Mahfudh Shalahuddin, dkk. Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: Bina Ilmu,1987), hlm. 85-86

8 Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm. 202 8 Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm. 202

guna mencapai sesuatu tujuan. 9

Sedang menurut Tadjab motivasi belajar adalah "keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar demi mencapai tujuan tertentu” 10

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa- siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. 11 Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. 12 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa reward (ganjaran) dan

punishment (hukuman) disamping sebagai alat pendidikan juga sebagai motivasi bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar siswa setinggi-tingginya. Untuk itu diperlukan adanya pemberian reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) di sekolah-sekolah.

MAN Kandangan Kediri adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang bersifat responsif untuk menerima pembaharuan, MAN Kandangan Kediri letaknya memang strategis sehingga memudahkan peneliti untuk

9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm. 70 10 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hlm. 102 11 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta:

Bumi Aksara, 2007), hlm. 23 12 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm. 85

mengambil data, selain dari itu MAN Kandangan Kediri dalam proses belajar mengajar menerapkan sistem full day school, sehingga siswa seharian berada di sekolah untuk belajar, maka secara tidak langsung siswa akan merasa jenuh dan bosan dalam kegiatan belajar yang menggunakan metode ceramah saja, sedangkan pada matapelajaran Qur’an-Hadits guru Qur’an-Hadits menggunakan metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa tidak akan merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar yang menggunakan sistem full day school, dengan menggunakan sistem full day school ini siswa akan merasa jenuh dalam kegiatan belajar mengajar karena sejak pagi sampai sore siswa berada di sekolah untuk belajar apalagi dalam kegiatan belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah saja, dengan mengunakan metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, terkendali, dan bervariasi, mengingat sangat pentingnya pemberian metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) di sekolah, maka untuk itu penulis bermaksud melakukan penelitian sejauhmana pengaruh metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk membahas masalah tersebut dalam judul: “PENGARUH METODE REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR QUR’AN-HADITS DI MAN KANDANGAN KEDIRI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh metode reward and punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri?

2. Seberapa besar pengaruh metode reward terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri?

3. Seberapa besar pengaruh metode punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan

1. Mengetahui pengaruh metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

2. Mengetahui tingkat pengaruh metode reward (ganjaran) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

3. Mengetahui tingkat pengaruh metode punishment (hukuman) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan kontribusi kepada semua pihak antara lain:

1) Lembaga 1) Lembaga

b) Memberikan semangat belajar bagi siswa

c) Sebagai sebuah perbandingan dengan penggunaan metode baru

d) Sebuah terobosan baru dalam pengelolaan kelas

2) Pengembangan Ilmu Pengetahuan

a) Sebagai tambahan wawasan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar banyak metode yang diterapkan dan mampu menciptakan semangat belajar yang baru

b) Sebagai tambahan wawasan dalam mengelola sekolah bahwa sekolah juga harus mengikuti perkembangan ilmu dan selalu terjadi perubahan

3) Penulis

a) Memberikan pengalaman yang baru tentang metode pembelajaran

b) Memberikan wawasan dalam mengelola kelas

c) Sabagai tambahan dalam wawasan berpikir

D. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hipotesis alternatif “Terdapat pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri”

E. Ruang Lingkup

Untuk membatasi dari pembahasan pada penelitian ini maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah berkisar pada pengaruh metode reward dan Untuk membatasi dari pembahasan pada penelitian ini maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah berkisar pada pengaruh metode reward dan

1) Adakah pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

2) Seberapa besar pengaruh metode reward terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

3) Seberapa besar pengaruh metode punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits di MAN Kandangan Kediri

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran mengenai isi laporan penelitian ini maka sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan, dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap skripsi ini agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dalam pembahasan selanjutnya. Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang berfungsi untuk memberi gambaran tentang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah yang menjadi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, tujuan dan kegunaan penelitian dimaksudkan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan penulisan skripsi ini sehingga penulisan dapat mengarah pada sasaran yang dikehendaki, ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam penelitian sehingga penelitian ini fokus pada apa yang akan diteliti, dan yang terakhir adalah sistematika pembahasan yaitu menggambarkan secara garis besar susunan Untuk memberikan gambaran mengenai isi laporan penelitian ini maka sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan, dimaksudkan untuk memberikan gambaran terhadap skripsi ini agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dalam pembahasan selanjutnya. Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang berfungsi untuk memberi gambaran tentang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah yang menjadi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian ini, tujuan dan kegunaan penelitian dimaksudkan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan penulisan skripsi ini sehingga penulisan dapat mengarah pada sasaran yang dikehendaki, ruang lingkup dan batasan penelitian ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam penelitian sehingga penelitian ini fokus pada apa yang akan diteliti, dan yang terakhir adalah sistematika pembahasan yaitu menggambarkan secara garis besar susunan

Bab II. Akan menguraikan kajian pustaka yang menjadi landasan dalam penulisan dan penelitian skripsi yang berisi pembahasan tentang reward (ganjaran); pengertian reward (ganjaran), macam-macam reward (ganjaran), tujuan reward (ganjaran), pembahasan tentang punishment (hukuman); pengertian punishment (hukuman), macam-macam punishment (hukuman), tujuan punishment (hukuman), dan pembahasan tentang motivasi; pengertian motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi, faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, serta pembahasan tentang pengertian Qur’an- Hadits, fungsi Qur’an-Hadits, dan tujuan Qur’an-Hadits, pengaruh metode reward dan punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits, dengan pokok bahasan ini agar bisa memberikan dukungan yang mantap sehingga mencerminkan konsep ideal sebagai landasan teori yang kuat. Hal ini dimaksudkan agar dapat menyumbang kerangka pemikiran dalam pembahasan berikutnya.

Bab III. Menguraikan metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berisi tentang lokasi penelitian, jenis penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode dokumentasi, angket, dan observasi, dan yang terakhir analisis data adalah sebagai cara untuk menganalisa data yang telah penulis dapatkan dari obyek penelitian, serta validitas dan reabilitas.

Bab IV. Membahas hasil penelitian berisi tentang latar belakang obyek penelitian yang meliputi; sejarah berdirinya MAN Kandangan Kediri, serta deskripsi data meliputi data responden, deskripsi data hasil penelitian yang menggambarkan tentang data yang akan diolah dengan menggunakan statistik.

Bab V. Pembahasan hasil penelitian berisi tentang pembahasan mengenai adakah pengaruh metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits, seberapa besar pengaruh metode reward (ganjaran) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits, seberapa besar pengaruh metode punishment (hukuman) terhadap peningkatan motivasi belajar Qur’an-Hadits, serta interpretasi data merupakan penafsiran mengenai kesesuaian antara teori dengan kondisi lapangan, apakah antara dasar pemikiran dengan hasil pemikiran ada kesesuaian, sehingga membantu pembaca skripsi mengetahui sejauh mana hasil-hasil tersebut dapat diterapkan di dalam praktek.

Bab VI. Penutup berisi tentang kesimpulan dari apa yang telah diuraikan pada bab di atas serta sebagai informasi yang telah teruji kebenaran penelitian yang dilakukan setelah itu adalah saran yang relevan untuk membangun bagi obyek penelitian yang bersumber atau merujuk pada materi yang ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembahasan Tentang Reward

1. Pengertian Reward (Ganjaran)

Metode reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) merupakan suatu bentuk teori penguatan positif yang bersumber dari teori Behavioristik. Menurut teori Behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan

cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. 13

Ganjaran menurut bahasa, berasal dari bahasa Inggris reward yang berarti penghargaan atau hadiah 14

Sedangkan reward (ganjaran) menurut istilah ada beberapa pendapat yang akan dikemukakan sebagai berikut, diantaranya adalah: Menurut M. Ngalim Purwanto “reward (ganjaran) ialah alat untuk

mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan” 15

Menurut Amir Daien Indrakusuma “reward (ganjaran) adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya siswa” 16

14 Asri Budiningsih, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 20 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 485

15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 182

16 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 159

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa reward (ganjaran) adalah segala sesuatu yang berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa karena mendapat hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.

Peranan reward (ganjaran) dalam proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini berdasarkan atas berbagai pertimbangan logis, diantaranya reward (ganjaran) biasanya dapat menimbulkan motivasi belajar siswa, dan reward (ganjaran) juga memiliki pengaruh positif dalam kehidupan siswa.

Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan dan keinginan. Inilah yang dimanfaatkan oleh metode reward (ganjaran). Maka dengan metode ini, seseorang mengerjakan perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi yang tertentu diberikan suatu reward (ganjaran) yang menarik sebagai imbalan. Dengan demikian dengan melakukan sesuatu perbuatan atau

mencapai suatu prestasi. 17 Reward (ganjaran) merupakan alat pendidikan yang mudah

dilaksanakan dan sangat menyenangkan para siswa, untuk itu reward (ganjaran) dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan keberadaannya demi meningkatkan motivasi belajar siswa.

17 Mahfudh Shalahuddin, dkk. Metodologi Pendidikan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1987), hlm. 81

Maksud dari pendidik memberi reward (ganjaran) kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain siswa

menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar lebih baik. 18 Dalam agama Islam juga mengenal metode reward (ganjaran), ini terbukti dengan adanya pahala. Pahala adalah bentuk penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada umat Nya yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh seperti; sholat, puasa, membaca al-Qur’an dan perbuatan- perbuatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam al-Qur’an juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk berbuat kebaikan, yaitu dalam Q.S. al-Baqarah ayat 261 19

()* "'

Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui . (QS. Al-Baqarah: 261)

Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa metode reward (ganjaran) mendidik kita untuk berbudi luhur, maka diharapkan agar manusia selalu

18 M. Ngalim Purwanto, loc. cit. 19 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Penjelasan Ayat Ahkam (Jakarta: Pena

Qur’an, 2002), hlm. 45 Qur’an, 2002), hlm. 45

Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian reward (ganjaran) dalam konteks pendidikan dapat diberikan bagi siapa saja yang berprestasi, dengan adanya reward (ganjaran) itu siswa akan lebih giat belajar karena dengan adanya reward (ganjaran) itu siswa menjadi termotivasi untuk selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, untuk itulah pentingnya metode reward (ganjaran) di terapkan di sekolah.

2. Macam-macam Reward (Ganjaran)

Reward (ganjaran) adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya murid. Reward (ganjaran) yang diberikan kepada siswa bentuknya bermacam-macam, secara garis besar reward (ganjaran) dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a. Pujian Pujian adalah satu bentuk reward (ganjaran) yang paling mudah dilakukan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat sugesti. Misalnya: “Nah, lain kali akan lebih baik lagi.” “Kiranya kau sekarang telah lebih rajin belajar” dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda- pertanda. Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.

b. Penghormatan Reward (ganjaran) yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula. Pertama berbentuk semacam penobatan. Yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-temannya sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan para teman dan orang tua murid. Misalnya saja pada malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, kemudian ditampilkan murid-murid yang telah berhasil menjadi bintang-bintang kelas. Penobatan dan penampilan bintang-bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, biasanya dilakukan di muka umum. Misalnya pada rangkaian upacara hari proklamasi kemerdekaan.

Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

c. Hadiah Yang dimaksud dengan hadiah di sini ialah reward (ganjaran) yang berbentuk pemberian yang berupa barang. Reward (ganjaran) yang berupa pemberian barang ini disebut juga reward (ganjaran) materiil, yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagianya.

d. Tanda Penghargaan Jika hadiah adalah reward (ganjaran) yang berupa barang, maka tanda penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda pengahargaan dinilai dari segi “kesan” atau “nilai kenang”nya. Oleh karena itu reward (ganjaran) atau tanda penghargaan ini disebut juga reward (ganjaran) simbolis. Reward (ganjaran) simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda jasa, sertifikat-

sertifikat. 20 Dari keempat macam reward (ganjaran) tersebut di atas, dalam penerapannya seorang guru dapat memilih bentuk macam-macam reward (ganjaran) yang cocok dengan siswa dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, baik situasi dan kondisi siswa atau situasi dan kondisi keuangan, bila hal itu menyangkut masalah keuangan.

Dalam memberikan reward (ganjaran) seorang guru hendaknya dapat mengetahui siapa yang berhak mendapatkan reward (ganjaran), seorang guru harus selalu ingat akan maksud reward (ganjaran) dari pemberian reward (ganjaran) itu. Seorang siswa yang pada suatu ketika menunjukkan hasil lebih baik dari pada biasanya, mungkin sangat baik diberi reward (ganjaran). Dalam hal ini seorang guru hendaklah bijaksana, jangan sampai reward (ganjaran) menimbulkan iri hati pada

20 Amir Daien Indrakusuma, op .cit., hlm. 159-161 20 Amir Daien Indrakusuma, op .cit., hlm. 159-161

Kalau kita perhatikan apa yang telah diuraikan tentang maksud reward (ganjaran), serta macam-macam reward (ganjaran) yang baik diberikan kepada siswa, ternyata bukanlah soal yang mudah. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebelum memberikan reward (ganjaran) pada siswa yaitu:

a. untuk memberi reward (ganjaran) yang pedagogis perlu sekali guru mengenal betul-betul siswanya dan tahu menghargai dengan tepat. Reward (ganjaran) dan penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang tidak diinginkan.

b. Reward (ganjaran) yang diberikan kepada seorang siswa janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi siswa lain yang merasa pekerjaannya juga lebih baik, tetapi tidak mendapat reward (ganjaran).

c. Memberi reward (ganjaran) hendaklah hemat. Terlalu kerap atau terus-menerus memberi reward (ganjaran) dan penghargaan akan menjadi hilang arti reward (ganjaran) itu sebagai alat pendidikan.

d. Janganlah memberi reward (ganjaran) dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum siswa menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi reward (ganjaran) yang diberikan kepada seluruh kelas. Reward (ganjaran) yang telah dijanjikan lebih dahulu hanyalah akan membuat d. Janganlah memberi reward (ganjaran) dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum siswa menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi reward (ganjaran) yang diberikan kepada seluruh kelas. Reward (ganjaran) yang telah dijanjikan lebih dahulu hanyalah akan membuat

e. Pendidik harus berhati-hati memberikan reward (ganjaran), jangan sampai reward (ganjaran) yang diberikan pada siswa diterima sebagai

upah dari jerih payah yang telah dilakukannya. 21

Ada beberapa pendapat para ahli pendidikan terhadap reward (ganjaran) sebagai alat pendidikan berbeda-beda. Sebagian menyetujui dan menganggap penting reward (ganjaran) itu dipakai sebagai alat untuk membentuk kata hati siswa. Sebaliknya ada pula ahli-ahli pendidikan yang tidak suka sama sekali menggunakan reward (ganjaran). Mereka berpendapat bahwa reward (ganjaran) itu dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat pada siswa. Menurut pendapat mereka, seorang guru hendaklah mendidik siswa supaya mengerjakan dan berbuat yang baik dengan tidak mengharapkan pujian atau reward (ganjaran), tetapi semata-mata karena pekerjaan atau perbuatan itu memang kewajibannya.

Sedangkan pendapat yang terakhir adalah terletak diantara keduanya, sebagai seorang pendidik hendaknya menginsafi bahwa yang dididik adalah siswa yang masih lemah kemauannya dan belum mempunyai kata hati seperti orang dewasa. Dari mereka belumlah dapat dituntut supaya mereka mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk atas kemauan dan keinsafannya sendiri. Perasaan kewajiban

21 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 184 21 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 184

hati dan kemauan. 22

Setelah mengetahui beberapa pendapat para ahli pendidikan di atas dapatlah disimpulkan, reward (ganjaran) juga sangat penting tapi ada juga dampak negatifnya, untuk itu seorang guru harus memberitahu kepada siswa bahwa berbuat baik bukan karena mengaharap suatu pujian atau reward (ganjaran), maka seorang guru harus selalu ingat akan syarat-syarat reward (ganjaran) seperti yang diuraikan di atas.

Reward (ganjaran) adalah alat yang mendidik, maka dari itu reward (ganjaran) tidak boleh berubah sifatnya menjadi upah. Upah adalah sesuatu yang mempunyai nilai sebagai ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu jasa. Upah adalah sebagai pembayar suatu tenaga, pikiran, atau pekerjaan yang telah dilakukan seseorang. Sedangkan reward (ganjaran) sebagai alat pendidikan tidaklah demikian, untuk itu seorang

guru harus selalu ingat maksud dari pemberian reward (ganjaran) itu. 23

3. Tujuan Reward (Ganjaran)

Mengenai masalah reward (ganjaran), perlu peneliti bahas tentang tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward (ganjaran). Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan semata-

22 M. Ngalim Purwanto, op. cit. hlm. 184 -185 23 Ibid. hlm. 182 22 M. Ngalim Purwanto, op. cit. hlm. 184 -185 23 Ibid. hlm. 182

Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward (ganjaran) adalah untuk lebih mengembangkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan reward (ganjaran) itu, juga diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena reward (ganjaran) itu adalah bagian dari pada penjelmaan dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.

Jadi, maksud dari reward (ganjaran) itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa.

Seperti halnya telah disinggung di atas, bahwa reward (ganjaran) disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, reward (ganjaran) juga dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi.

B. Pembahasan Tentang Punishment

1. Pengertian Punishment (Hukuman)

Hukuman menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata Punishment yang berarti Law (hukuman) atau siksaan”. 24 Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan tentang punishment (hukuman), diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Malik Fadjar “punishment (hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang memasung kreativitas” 25

Menurut Roestiyah “punishment (hukuman) adalah suatu perbuatan yang tidak menyenangkan dari orang yang lebih tinggi kedudukannya untuk pelanggaran dan kejahatan, bermaksud memperbaiki

kesalahan anak” 26

Menurut M. Ngalim Purwanto “punishment (hukuman) adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu

pelanggaran, kejahatan atau kesalahan” 27

Menurut Amir Daien “punishment (hukuman) adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan disengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan

perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya” 28

24 John M. Echole dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 456

25 Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm. 202 26 Y. Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta: Rineka Cipta, 1978), hlm. 63 27 M. Ngalim Purwanto. op. cit., hlm. 186 28 Amir Daien Indrakusuma, op. cit., hlm. 147

Menurut Ahmadi dan Uhbiyati dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Punishment (hukuman) adalah suatu perbuatan, di mana kita secara

sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu maka kita mempunyai tanggung jawab untuk

membimbingnya dan melindunginya 29

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa punishment (hukuman) adalah suatu perbuatan yang kurang menyenangkan, yang berupa penderitaan yang diberikan kepada siswa secara sadar dan sengaja, sehingga sadar hatinya untuk tidak mengulangi lagi.

Punishment (hukuman) diberikan bukan sebagai bentuk siksaan baik fisik maupun rohani, melainkan sebagai usaha mengembalikan siswa ke arah yang baik dan memotivasinya menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif

dan produktif. 30 Punishment (hukuman) sebagai alat pendidikan, meskipun

mengakibatkan penderitaan bagi si siswa yang terhukum, namun dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk mempergiat aktivitas belajar siswa (meningkatkan motivasi belajar siswa). Ia berusaha untuk dapat selalu memenuhi tugas-tugas belajarnya, agar terhindar dari bahaya

hukuman. 31 Dengan adanya punishment (hukuman) itu diharapkan supaya

29 Abu Ahmadi dan Abu Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 150 30 Malik Fadjar, op. cit., hlm. 203 31 Abu Ahmadi dan Uhbiyati, op. cit. hlm. 156 29 Abu Ahmadi dan Abu Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 150 30 Malik Fadjar, op. cit., hlm. 203 31 Abu Ahmadi dan Uhbiyati, op. cit. hlm. 156

Dalam memberikan punishment (hukuman) guru tidak boleh bertindak sewenang-wenang, punishment (hukuman) yang diberikan itu harus bersifat pedagogis dan bukan karena balas dendam.

Punishment (hukuman) bisa dikatakan berhasil apabila dapat menimbulkan perasaan penyesalan akan perbuatan yang telah dilakukannya. Di samping itu punishment (hukuman) juga mempunyai dampak sebagai berikut:

a. Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum. Ini adalah akibat dari hukuman sewenang-wenang dan tanpa tanggung jawab. b.Menyebabkan siswa menjadi lebih pandai menyembunyikan pelanggaran.

c. Dapat memperbaiki tingkah laku si pelanggar.

d. Mengakibatkan si pelanggar menjadi kehilangan perasaan salah, oleh karena kesalahannya dianggap telah dibayar dengan punishment (hukuman) yang telah dideritanya.

e. Akibat yang lain adalah memperkuat kemauan si pelanggar untuk menjalankan kebaikan. 32

Setelah mengetahui tentang akibat dari punishment (hukuman) sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya punishment (hukuman) adalah agar siswa yang melakukan pelanggaran

32 M. Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 189 32 M. Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 189

didorong untuk selalu belajar. 33 Metode punishment (hukuman) dalam Islam juga dianjurkan, karena

dengan adanya punishment (hukuman) itu, manusia akan berusaha untuk tidak mendapat punishment (hukuman), dalam agama Islam dikenal dengan dosa, berikut ayat yang menjelaskan tentang punishment

(hukuman), yaitu QS. Al-Baqarah ayat 179 34

*. (# -' $" , &+ ! %' # $

Artinya: Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa (QS. Al- Baqarah: 179)