PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

(1)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PADA MATA PELAJARAN TIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh :

FAJAR ROBYANA EL. NOOR 0901968

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PADA MATA PELAJARAN TIK

Oleh :

Fajar Robyana EL. Noor 0901968

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Fajar Robyana EL. Noor 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN FAJAR ROBYANA EL. NOOR

0901968

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PADA MATA PELAJARAN TIK

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Dr. Parsaoran Siahaan, M. Pd. NIP. 195803011980021002

Pembimbing II,

Harsa W. Prabawa, S.Si, M.Pd. NIP. 198008102009121003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom. NIP. 196711211991011001


(4)

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PADA MATA PELAJARAN TIK

Fajar Robyana EL. Noor, [email protected] ABSTRAK

Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran salah satunya disebabkan oleh proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah salah satu solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Experimental Design dengan design One-Group Pretest-Postest Design. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata nilai pretes kelompok atas sebesar 18,30, kelompok tengah sebesar 14,80 dan kelompok bawah sebesar 10,60. Sementara untuk data hasil postes, kelompok atas memperoleh rata-rata nilai sebesar 36,60, kelompok tengah sebesar 29,50 dan kelompok bawah sebesar 23,60. Nilai pretes dan postes didapatkan dari skor ideal 45. Sedangkan untuk indeks gain, kelompok atas memperoleh indeks gain sebesar 0,68, kelompok tengah sebesar 0,49 dan kelompok bawah sebesar 0,38. Hal tersebut menunjukan bahwa model Project Based Learning (PjBL) berbantu multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada tiap kelompoknya. Pengujian menggunakan Uji ANOVA satu jalur diperoleh hasil yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada setiap kelompoknya. Uji lanjut terhadap uji ANOVA satu jalur dengan menggunakan Tukey-Kramer diperoleh hasil bahwa perbedaan yang signifikan terdapat antara kelompok atas dan kelompok bawah. Setelah melihat perbedaan tersebut maka dilakukannya analisis soal terhadap peningkatan pemahaman konsep, dan didapatkan hasil bahwa pada kelompok bawah, soal ekstrapolasi pada tipe pilihan ganda meningkat lebih baik dibandingkan translasi dan interpretasi. Hal ini disebabkan karena siswa kelompok bawah lebih menyukai soal pilihan ganda yang memiliki pilihan bantuan dibandingkan dengan soal uraian. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara terhadap kelompok bawah. Sementara itu dalam mengerjakan soal, peningkatan soal essay translasi dan interpretasi pada kelompok tengah lebih baik dibandingkan pilihan ganda, hasil wawancara menunjukan bahwa kelompok tengah lebih termotivasi mengerjakan soal pilihan ganda dibandingkan dengan soal essay, dan dalam menjawab soal essay, kelompok tengah melihat soal pilihan ganda yang berkaitan sebagai bantuan untuk menjawab soal essay.


(5)

THE INFLUENCE OF PROJECT BASED LEARNING (PjBL) MODEL SUPPORTED BY INTERACTIVE MULTIMEDIA IN INCREASING

STUDENT UNDERSTANDING ABILITY ON ICT SUBJECTS

Fajar Robyana EL. Noor, [email protected] ABSTRACT

Deficiencies in student conceptual understanding of the subject matter one of them due to the learning process based on the teacher. This study aims to determine the condition of increasing the ability of students' concept understanding between the groups, the middle group, and the bottom group after being given treatment that is learning to use the model of Project Based Learning (PjBL).The research method that is used is pre-experimental design with one-group pretest-postest design. Based on the research results obtained information from the ideal score pretes 45, the top Group obtained an average value of 18.30, the Middle group of 14.80 and bottom of 10.60. While for the data results of the ideal score postes, 45, the Group obtained an average value of the Central Group of 36,60 29.50 and bottom of 23.60. As for the index gain obtained the top group is central to group, 0,68 of 0.49 and below of 0.38. It shows that the model of Project Based Learning (PjBL) supported by interactive learning media can improve the understanding of the concept in each group. One way ANOVA is used to test the hypothesis in the study. The results obtained revealed that there were differences in each group. To see the difference then the layout was done using method test Tukey-Kramer. The result is there is a significant difference between the top and bottom groups. After seeing the difference then he did an analysis of the question of increase in the understanding of the concept, and obtained results that the Group down, a matter of extrapolation on type selection of double rise better than translation and interpretation. This is because the Group of students prefers multiple choice question which has a selection of aid compared with the problem description. This is confirmed by the results of the interview against the bottom. Meanwhile, in answering the questions, increasing in translation and interpretation of the essay questions on the Middle group is better than multiple choice, the results of interviews indicate that middle group is more motivated working on multiple choice questions than essay questions, and in answering essay questions, the Middle sees groups of multiple choice questions pertaining to help answering the essay question.


(6)

DAFTAR ISI

halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERSEMBAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional... 6

G. Hipotesis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran... 8

B. Project Based Learning (PjBL) ... 9

1. Pengertian Project Based Learning (PjBL) ... 9

2. Prinsip-Prinsip Project Based Learning (PjBL) ... 10

3. Karakteristik Project Based Learning (PjBL) ... 11

4. Prosedur Pembelajaran MenggunakanProject Based Learning (PjBL) ... 11

5. Keuntungan Project Based Learning (PjBL) ... 15

6. Dukungan Teoritis Project Based Learning (PjBL) ... 16

C. Pemahaman Konsep ... 17

1. Pengertian Pemahaman Konsep ... 17

2. Indikator Pemahaman Konsep ... 18

D. Multimedia Interaktif ... 21

1. Pengertian Multimedia Interaktif ... 21


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 25

D. Variabel dan Alur Penelitian ... 26

1. Variabel Penelitian ... 26

2. Alur Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian... 29

1. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 29

2. Pengujian Instrumen Penelitian ... 31

F. Data dan Teknik Pengumpulan Data... 36

1. Data Kuantitatif ... 36

2. Data Kualitatif ... 36

G. Analisis dan Teknik Pengolahan Data ... 37

1. Analisis Data Kuantitatif ... 37

2. Analisis Data Kualitatif ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Persiapan Penelitian ... 45

1. Studi Pendahuluan ... 45

2. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 46

3. Judgemen Instrumen Penelitian ... 51

4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 52

5. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 52

B. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 55

1. Pelaksanaan Pretes... 56

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 56

3. Pelaksanaan Postes ... 59

4. Penyebaran Angket ... 60

5. Wawancara ... 60

C. Tahap Analisa Data Hasil Penelitian... 61

1. Analisis Data Kuantitatif ... 61

2. Analisis Data Kualitatif ... 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... ...80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... ...93


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 32

Tabel 3.2. Klasifikasi Reliabilitas ... 34

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Kesukaran... 35

Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda ... 36

Tabel 3.5. Kriteria Indeks Gain ... 42

Tabel 3.6. Kategori Jawaban Angket ... 42

Tabel 3.7. Rata-Rata Skor Jawaban Angket... 43

Tabel 4.1. Hasil Uji Instrumen Soal Pilihan Ganda ... 55

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Soal Essay ... 56

Tabel 4.3. Deskripsi Umum Data ... 62

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 65

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 66

Tabel 4.6. Hasil Uji ANOVA 1 Jalur ... 68

Tabel 4.7. Hasil Tukey-Kramer Pada Postes ... 69

Tabel 4.8. Hasil Tukey-Kramer Pada Gain ... 70

Tabel 4.9. Gain Ternormalisasi ... 71

Tabel 4.10. Gain Ternormalisasi Soal Translasi Tiap Kelompok ... 72

Tabel 4.11. Gain Ternormalisasi Soal Interpretasi Tiap Kelompok ... 72

Tabel 4.12. Gain Ternormalisasi Soal Ekstrapolasi Tiap Kelompok ... 73

Tabel 4.13. Data Hasil Angket ... 74


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 One Group Pretest-Postest Design ... 24

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel ... 26

Gambar 3.3 Alur Penelitian... 27

Gambar 3.4 Interval Interpretasi Kategori Perolehan Angket ... 43


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Rata-Rata Skor Pretes Tiap Kelompok ... 63

Diagram 4.2. Rata-Rata Skor Postes Tiap Kelompok ... 64

Diagram 4.3. Gain Ternormalisasi ... 71

Diagram 4.4. Perbedaan Peningkatan Pada Indikator Pemahaman Konsep ... 74

Diagram 4.5 Hasil Angket... 76

Diagram 4.6 Perbedaan Peningkatan Pemahaman Konsep Pada Soal Pilihan Ganda ... 83


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

A. LAMPIRAN A : Multimedia ... 94

1. Flowchart ... 95

2. Storyboard ... 96

3. Interface Multimedia ... 103

B. LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian ... 103

1. Silabus ... 107

2. RPP ... 109

3. Kisi-kisi Instrumen Tes (Soal) ... 127

4. Rubrik Skoring ... 138

5 Lembar Judgement Soal ... 142

6. Judgement Soal ... 147

7. Soal Uji Coba Instrumen ... 162

8. Soal Pretes ... 166

9. Soal Postes ... 169

10. Lembar Angket ... 172

10. Kisi-kisi Angket ... 174

11. Lembar Observasi ... 175

11. Lembar Judgement Multimedia ... 181

12. Judgement Multimedia ... 189

C. LAMPIRAN C : Analisa Hasil Uji Coba Instrumen ... 196

1. Uji Validitas ... 197

2. Uji Reliabilitas ... 198

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 203

4. Uji Daya Pembeda... 174

D. LAMPIRAN D : Analisa Hasil Penelitian ... 206

1. Nilai Awal Siswa dan Pembagian Kelompok ... 207

2. Uji Normalitas ... 208

3. Uji Homogenitas ... 213


(12)

5. Gain Ternormalisasi ... 220

6. Hasil Angket ... 226

E. LAMPIRAN E : Jawaban / Hasil Penelitian ... 229

1. Hasil Uji Instrumen ... 230

2. Hasil Pretes Siswa ... 231

3. Hasil Pembelajaran Siswa ... 232

4. Hasil Postes Siswa ... 237

5. Hasil Angket Siswa ... 238

6. Hasil Observasi ... 239

7. Hasil Wawancara ... 252

F. LAMPIRAN F : Dokumentasi ... 254

1. Surat Izin Penelitian ... 255

2. Surat Balasan Penelitian ... 257


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja (Setiawan, 2009). Hal ini tentunya harus ditunjang dengan pendidikan sehingga teknologi informasi dan komunikasi dapat diperkenalkan sejak dini sehingga pengguna teknologi informasi dan komunikasi dapat memanfaatkannya dengan optimal sesuai dengan kebutuhan.

Mempelajari teknologi informasi dan komunikasi sangat penting, dengan diadakannya mata pelajaran teknologi komunikasi dan informasi di sekolah maka siswa tidak hanya mengetahui perkembangan yang terjadi tetapi mampu mengikuti perkembangan tersebut dengan ilmu yang dimilikinya. Selain itu, siswa dapat mengembangkan minat dan bakat terhadap peralatan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga kedepannya siswa tidak hanya mampu menggunakan, tetapi mampu membuat sesuatu yang berguna. Hal ini sejalan dengan visi mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi menurut Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dalam Inansyah (2009) yaitu agar siswa dapat menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, pemecahan masalah, eksplorasi, dan komunikasi konsep, pengetahuan, dan operasi dasar pengolahan informasi untuk produktivitas mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.

Sesuai dengan visi misi pelajaran TIK, pelajaran teknologi informasi dan komunikasi menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan ataupun perubahan dalam variasi penggunaan peralatan teknologi informasi dan


(14)

2

komunikasi. Inansyah (2009) menyatakan bahwa bahan kajian teknologi informasi dan komunikasi dalam standar isi mencakup 3 aspek yaitu konsep, pengetahuan, dan operasi dasar yang meliputi pengolahan informasi untuk produktivitas, pemecahan suatu masalah, eksplorasi dan komunikasi.

Siswa tidak akan mampu memecahkan suatu masalah yang terjadi apabila siswa tidak memahami apa yang ia hadapi. Diperlukan suatu pemahaman terhadap materi pelajaran agar siswa dapat memecahkan suatu masalah. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam menguasai konsep dengan mengetahui dan mengingat sesuatu yang telah dipelajari atau dialami serta melibatkan kemampuan berpikir berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Sehingga sangat penting kemampuan pemahaman konsep lebih ditekankan kepada siswa didalam setiap pelajaran karena pemahaman konsep merupakan langkah awal bagi siswa apabila ingin memecahkan suatu masalah yang ia temukan.

Namun, observasi yang dilakukan oleh Wijayanti (2011) di SMP Negeri 26 Kota Bandung diperoleh hasil yang menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih kurang memuaskan, hal tersebut terjadi karena siswa yang masih belum paham dengan materi yang diajarkan. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu proses pembelajaran yang masih bersifat “teacher oriented”, yaitu guru yang masih mendominasi proses belajar mengajar.

Hasil yang diperoleh selama mengikuti kegiatan PPL di SMP Negeri 3 Lembang, ternyata masih banyak siswa yang tidak memahami materi secara keseluruhan, sehingga ketika diberikan suatu permasalahan berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi, siswa tersebut mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Salah satu hal yang menjadi penyebab kurangnya pemahaman siswa adalah kecenderungan guru yang lebih mendominasi proses pembelajaran di kelas sehingga dalam proses pembelajarannya komunikasi hanya terjadi satu arah.

Pada pembelajaran konvensional, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya interaksi timbal balik, sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran menjadi pasif. Siswa hanya menerima hasil pembelajaran tanpa membangun pengetahuan awal dari materi yang diajarkan (Wijayanti, 2011). Hal


(15)

3

ini menyebabkan materi ajar sulit untuk dipahami yang berdampak pada kurangnya kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep materi. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang bersifat “student centered”, yaitu model yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya, dengan tujuan agar siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

Model Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan proyek pada saat pembelajarannya, siswa berperan secara aktif mulai dari tahap perencanaan sebuah proyek sampai dengan tahap evaluasi proyek tersebut. Model Project Based Learning (PjBL) menekankan pada proses pembelajaran yang bersifat kontekstual melalui kegiatan – kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata (Thomas, dalam Kamdi, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010) mengenai model Project Based Learning diperoleh hasil bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning memiliki gain 0,51, lebih besar dari peningkatan hasil belajar siswa pada kelas konvensional yang memiliki gain 0,44. Selain itu, motivasi belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model Project Based Learning lebih baik daripada motivasi siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional.

Selain menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar, untuk menunjang pembelajaran hendaknya digunakan suatu media pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan PPL di SMP Negeri 3 Lembang, diperoleh hasil bahwa media masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada dunia pendidikan yang diimplementasikan dalam multimedia pembelajaran yang interaktif dapat menunjang proses pembelajaran, sehingga pembelajaran


(16)

4

akan lebih menarik dan bervariasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2011) didapatkan data sebanyak 81% siswa menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif didalam proses pembelajaran memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Sebanyak 86% siswa menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif didalam pembelajaran membantu meningkatkan minat belajar. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran, selain memudahkan siswa dalam memahami materi, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh – sungguh.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING (PjBL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas ,kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan model Project Based Learning (PjBL)?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL)?

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :


(17)

5

1. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pada kompetensi dasar membuat dokumen pengolah angka sederhana dengan materi pokok rumus dan fungsi.

2. Tidak semua tahapan dalam Project Based Learning dibantu oleh multimedia, tahapan yang dibantu oleh multimedia adalah pada Start With the Essential Question, yaitu dalam penyampaian pertanyaan proyek dan Design a Plan for a Project yang berfungsi sebagai pendukung atau alat bantu pembelajaran.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas ,kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan model Project Based Learning (PjBL).

2. Untuk mengetahui kondisi peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model Project Based Learning (PjBL).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Bagi Peneliti

Dengan diadakannya penelitian ini penulis berharap dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi mengenai pengaruh penggunaan model Project Based Learning (PjBL) berbantu multimedia interaktif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK.


(18)

6

Melalui penelitian ini guru mendapatkan model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar terutama pada saat mata pelajaran TIK. sehingga dalam mengajar guru memiliki variasi model pembelajaran yang yang dapat diterapkan. Guru akan mendapatkan model pembelajaran baru sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi agar siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep. Dikarenakan dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran maka siswa akan lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar karena model Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu metode yang dalam penerapannya berpusat pada siswa.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah umum yang digunakan dalam penelitian ini. Maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut :

1. Project Based Learning (PjBL) adalah suatu model pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam proses pembelajarannya yaitu (1) Start With the Essential Question yaitu memulai pembelajaran dengan pertanyaan yang dapat memberikan suatu penugasan (pertanyaan proyek), (2) Design a Plan for the Project yaitu melakukan perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif, (3) Create the Schedule yaitu tahapan dimana pengajar dan peserta didik menyusun jadual aktivitas dalam menyelesaikan proyek, (4) Monitor the Student yaitu peranan guru dalam memonitor kegiatan yang dilakukan siswa, (5) Assess the Outcome yaitu tahap penilaian yang dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar dan kemajuan siswa, (6) Evaluate the Experience


(19)

7

yaitu tahap dimana siswa dan guru mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran.

2. Pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan siswa dalam memahami arti dari sebuah konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Terdapat tiga indikator pemahaman konsep yaitu : a) Translasi (Kemampuan menterjemahkan), b) Interpretasi (kemampuan menafsirkan) dan c) Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan).

3. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafis, suara, vidio dan animasi yang menghasilan presentasi yang menarik. multimedia interaktif yaitu multimedia yang dapat berinteraksi dengan penggunanya sehingga terjadi hubungan komunikasi dua arah.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan dibuktikan kebenarannya. Adapaun hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan model Project Based Learning.

H1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan model Project Based Learning.


(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantu multimedia interaktif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Pre-Eksperimental Design. Menurut Sugiono (2012) pre eksperimen masih dipengaruhi variabel luar terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

B. Desain Penelitian

Sesuai dengan metode penelitian yang menggunakan metode eksperimen dengan Pre-Eksperimental Design, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest-postest design. Menurut Sugiono (2012), pada desain ini diberikan pretest sebelum diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui secara akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

One group pretest-postest design O1 X O2

Keterangan:

O1 : Nilai pretest siswa (Sebelum diberi perlakuan) O2 : Nilai postest siswa (Setelah diberi perlakuan)

X : Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


(21)

25

Pada desain ini terdapat satu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan, yaitu dengan menerapkan model Project Based Learning (PjBL) dalam proses pembelajaran. Yang dimaksud dengan O1 yaitu pemberian tes awal, sebelum siswa mendapatkan pelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL), sedangkan O2 yaitu tes yang diberikan kepada siswa setelah mendapatkan pelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran TIK.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini berkaitan dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian itu sendiri. Menurut Sugiyono (2012) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sudjana (2005) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkapdan jelas.

Jadi, populasi tidak hanya berupa orang atau mahluk hidup, tetapi bisa berupa benda – benda alam dan yang lainnya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian yang mewakili dari sebuah populasi, terdapat teknik sampling yang berfungsi untuk menentukan sampel dalam sebuah populasi.

Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Non Probability sampling yaitu menggunakan Purposive Sampling. Menurut Sugiono (2012) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-H SMP Negeri 3 Lembang. Pertimbangan peneliti menggunakan kelas tersebut sebagai sampel penelitian adalah rekomendasi dari guru TIK di sekolah


(22)

26

karena kelas ini dinilai cukup representatif jika dilihat dari kemampuan siswa dibandingkan dengan kelas lainnya, dan frekuensi menggunakan lab komputer yang lebih banyak dibandingkan kelas lainnya.

D. Variabel dan Alur Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel didalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu independent variable atau variabel bebas dan dependent variabel atau variabel terikat (Sugiyono, 2011). Variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1) Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah penerapan model Project Based Learning (PjBL). Variabel bebas dalam penelitian dilambangkan dengan menggunakan simbol X. 2) Variabel terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran TIK. Variabel terikat dalam penelitian ini dilambangkan dengan simbol Y.

Hubungan antara kedua variabel diatas, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2

Hubungan Antar Variabel Variabel X

Model Project Based Learning (PjBL)

Variabel Y

Peningkatan kemampuan pemahaman konsep

Hasil pengukuran dari variabel Y berupa tingkat kemampuan pemahaman konsep pada mata pelajaran TIK yang dibandingkan pada tiap sub kelompok siswa (sub kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok


(23)

27

bawah) untuk melihat efek dari penerapan model Project Based Learning (PjBL) yang merupakan variabel X.

2. Alur Penelitian

Alur dari penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, berikut ini adalah alur yang dilakukan dalam penelitian :

Gambar 3.3 Alur Penelitian

Fase Analisis Penentuan masalah penelitian Studi literatur Project Based Learning

(PjBL) dan pemahaman konsep

Pembuatan RPP

Pembuatan Instrumen penelitian

Judgement Revisi

Uji Coba Instrument

Penentuan Populasi dan Sampel

Tes Awal (Pretes)

Pembelajaran menggunakan project based learning (PjBL)

Tes Akhir (Postes) Wawancara

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan

Instrumen tes Instrumen non tes Studi Pendahuluan Multimedia Fase Penilaian Fase Implementasi Fase Design Fase Pengembangan Observasi Angket Siswa Pembagian Kelas X

Nilai Murni  Mencari dan s  menentukan kelas berdasarkan kriteria Atas

+ s Tengah

Bawah - s

X X

Analisis data

Uji Prasyarat Uji Hipotesis Uji Normalitas

Uji Homogenitas

ANOVA 1 Jalur Tukey-Kramer Tahap Perencanaan

Tahap Pelaksanaan


(24)

28

Berikut ini merupakan penjelasan dari alur penelitian : 1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan yaitu mengkaji masalah mengenai metode dan kemampuan siswa di sekolah. Setelah ditemukan masalah, kemudian menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian disertai dengan menentukan solusi atas permasalahan yang terjadi, yaitu melakukan studi literatur mengenai model Project Based Learning sebagai salah satu solusi. Setelah ditemukan solusi atas permasalahan, kemudian dilakukan penyusunan instrumen, Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini antara lain adalah RPP, instrumen tes, instrumen non tes dan multimedia. Pembuatan multimedia terdiri dari beberapa fase yaitu fase analisis, fase desain, fase pengembangan, fase Implementasi dan fase penilaian. Setelah seluruh instrumen selesai dibuat, dilakukan judgement apakah instrumen yang dibuat sudah layak atau terdapat revisi. Untuk instrumen tes, sebelum digunakan untuk penelitian, dilakukan uji coba terhadap instrumen tes yang diakhiri dengan analisa terhadap hasil dari uji coba intrumen tes yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Pada akhir dari tahapan perencanaan yaitu menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan selama penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dengan pemberian pretes untuk mengukur pemahaman siswa sebelum diberikannya perlakukan. Setelah itu, siswa diberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning berbantu multimedia interaktif. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning, dilakukan observasi untuk mengukur tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Setelah diberikan perlakuan, selanjutnya siswa diberikan postes yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah diberikan perlakuan. Selanjutnya siswa diberikan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model


(25)

29

pembelajaran serta multimedia yang digunakan. Langkah terakhir dari tahapan pelaksanaan adalah melakukan wawancara kepada siswa.

3. Tahap Analisis Data

Tahapan analisis data meliputi tahapan pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan. Pada tahapan pengolahan data, data dikelompokan berdasarkan data kuantitatif dan data kualitatif, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Setelah data hasil penelitian diolah dan dianalisis, selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan dari uji hipotesis dan hasil penelitian.

E. Instrumen Penelitian

1. Penyusunan Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi. Sebelum melakukan penelitian ini peneliti membuat seperangkat instrumen penelitian sebagai berikut :

a. Tes

Tes adalah rangsangan atau stimul yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (Margono dalam Verawati 2011). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) tentang kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi pembelajaran. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL), sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Adapun bentuknya (untuk masing-masing soal pretes dan postes) berbentuk soal pilihan ganda dan uraian yang mengandung 3 indikator dalam kemampun pemahaman konsep yaitu Translasi (Menterjemahkan), Interpretasi (Menafsirkan), dan Ekstrapolasi


(26)

30

(Meramalkan). Soal-soal ini menuntut kemampuan pemahaman siswa dalam menjawabnya.

b. Observasi

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan,meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2010). Pedoman observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL).

c. Angket

Menurut Arikunto (2010) angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran TIK menggunakan Model Project Based Learning (PjBL).

d. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data berupa informasi selama penelitian yang tidak terekam baik pada angket ataupun observasi. Hasil dari wawancara terhadap siswa dijadikan sumber data yang digunakan dalam pembahasan penelitian sebagai penguat atas keputusan yang diambil.

e. Multimedia Interaktif

Pembuatan multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahapan. Adapun tahapan dalam pembuatan multimedia interaktif menurut Munir (2012) adalah :

1) Fase analisis

Fase ini menetapkan keperluan pengembangan software dengan melibatkan tujuan pembelajaran, pendidik, dan lingkungan. Kerjasama guru dan pembuat software meneliti kurikulum berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.


(27)

31

2) Fase desain

Fase ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat didalam software yang akan dikembangkan berdasarkan model pembelajaran yang digunakan. 3) Fase pengembangan

Fase ini berasaskan model yang disediakan dengan tujuan merealisasikan sebuah prototip software pembelajaran.

4) Fase Implementasi

Fase ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pembelajaran dan juga prototip yang telah siap.

5) Fase penilaian

Fase ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan software yang dikembangkan.

2. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian ini dilakukan untuk menguji soal – soal yang dijadikan sebagai instrumen penelitian, terdapat dua jenis soal yaitu sol pretes dan postes. Soal – soal ini dikembangkan berdasarkan kepada indikator kemampuan pemahaman yang telah ditetapkan. Jenis soal yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk pilihan ganda dan soal berbentuk uraian (essay).

Sebelum melakukan penelitian, soal – soal yang dijadikan instrumen tersebut harus diuji terlebih dahulu, adapun jenis – jenis pengujian yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian adalah :

a. Uji Validitas Soal

Suherman dan Kusumah (1990) mengemukakan bahwa suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas tinggi, sedangkan instrumen yang


(28)

32

kurang valid berarti memiliki tingkat kevalidan yang rendah (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis soal yang diujikan, yaitu soal yang berbentuk pilihan ganda, dan soal yang berbentuk uraian (essay).

Untuk mendapatkan validitas dari tiap-tiap butir soal baik soal pilihan ganda maupun soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut :

rxy =

N XY− X ( Y)

N X2− X 2 N Y2− Y 2

(Arikunto, 2010)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

X = skor siswa pada tiap butir soal. Y = skor total tiap siswa.

N = jumlah siswa.

Hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria pengklasifikasian pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Klasifikasi Koefisien Korelasi Besarnya rxy Interpretasi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik) 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang)

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

rxy≤ 0,00 Tidak valid

(Guilford dalam Suherman dan Kusumah, 1990)

b. Uji Realibilitas Soal

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil


(29)

33

pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah, 1990).

Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua jenis type soal dengan penyekoran yang berbeda, maka perhitungan realibilitas instrumen menggunakan dua rumus yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk menghitung realibilitas instrumen pilihan ganda yang penyekorannya 1 dan 0 yaitu dengan menggunakan rumus Flanagan sebagai berikut :

11= 2(1−

�1− �2

� )

(Arikunto, 2010) Keterangan :

11 = Realibilitas Instrumen.

�1 = Varians Belahan Pertama (σ12) �2 = Varians Belahan Kedua (σ22) � = Varians Skor Total

Namun sebelum melakukan perhitungan realibilitas menggunakan rumus Flanagan, terlebih dahulu harus membuat analisis terhadap butir soal, dari analisis ini skor-skor dikelompokan menjadi 2 bagian soal. Skor nomor butir ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir genap sebagai belahan kedua yang kemudian dicari variansinya.

Adapun rumus untuk menghitung varians belahan pertama dan belahan kedua yaitu :

� = �

2( �) 2 � �

(Arikunto, 2010) Keterangan:

V = Varians (σ2)


(30)

34

N = Jumlah Siswa

Untuk menghitung realibitias soal uraian, digunakan rumus alpha. Rumus alpha digunkan untuk mencari realibilas instrumen yang penyekorannya merupakan rentaang antara beberapa nilai, misalnya 0-10, contoh instrumen yang penyekorannya menggunakan rentang nilai adalah angket atau uraian.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : r11 =

k

k−1 1−

σb2 σt2

(Arikunto, 2010) Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas.

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal.

σb2 = jumlah varians skor tiap item. σt2 = varians skor total.

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang dibuat oleh yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas (���) Interpretasi 0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat reliabilitas tinggi 0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat reliabilitas sedang

0,20 < r11 ≤ 040 Derajat reliabilitas rendah

r11 ≤0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

(Guilford dalam Suherman dan Kusumah, 1990)

c. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Suherman dan Kusumah (1990) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks


(31)

35

kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dengan bentuk pilihan ganda adalah sebagai berikut :

= +

+

(Suherman dan Kusumah, 1990) Keterangan :

JBa = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas JBb = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah JSa = 27% jumlah dari kelompok bawah

JSb = 27% jumlah dari kelompok atas

Data yang diperoleh dari hasil perhitungan dapat diinterpretasikan untuk menemukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

(Suherman dan Kusumah,1990)

d. Uji Daya Pembeda

Menurut Suherman dan Kusumah (1990) daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau siswa yang menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk


(32)

36

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

��= −

(Suherman dan Kusumah, 1990) Keterangan :

JBa = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas JBb = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah JSa = Jumlah dari kelompok bawah

Data yang diperoleh dari hasil perhitungan dapat diinterpretasikan untuk menemukan daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda (DP) Klasifikasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik (Suherman dan Kusumah, 1990:202)

F. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengelompokan data dibagi kedalam dua jenis data, yaitu :

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu data yang didapatkan dari hasil pretes dan postes. Pengumpulan data – data tersebut dilakukan setiap kegiatan siswa ketika menggunakan instrumen penelitian seperti ketika mengerjakan pretes, dan mengerjakan postes.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu data yang didapatkan dari hasil pengisian angket yang diisi oleh siswa dan lember observasi yang diisi oleh observer.


(33)

37

G. Analisis dan Teknik Pengolahan Data 1. Analisis Data Kuantitatif

Sebelum melakukan analisis terhadap data kuantitatif, data yang sudah ada dibagi kedalam 3 kelompok yaitu, kelompok 1 (atas), 2 (tengah), 3 (bawah). Pengelompokan ini berdasar kepada Arikunto (2009) yang menyatakan bahwa kemampuan siswa terbagi kedalam tiga golongan, yaitu siswa dengan kemampuan tinggi (kelompok atas), siswa dengan kemampuan sedang/rata-rata (kelompok tengah), dan siswa dengan kemampuan rendah (kelompok bawah). Penentuan kelompok siswa berdasarkan nilai murni nilai pelajaran TIK pada semester sebelumnya dengan menggunakan rumus standar deviasi. Sehingga tiap kelompok dibatasi oleh standar deviasi tertentu

Adapun kriteria yangdigunakan dalam pembagian kelompok adalah sebagai berikut :

- Kelompok 1 (atas) adalah kelompok siswa yang memiliki nilai murni lebih besar dari : �+

- Kelompok 2 (tengah) adalah kelompok siswa yang memiliki nilai murni diantara : �+ dan �−

- Kelompok 3 (bawah) adalah kelompok siswa yang memiliki nilai murni lebih kecil dari �−

Keterangan : � = Rata-rata

s = Simpangan baku (standar deviasi) a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebuah data yang akan dihitung, hal ini perlu diketahui untuk menetapkan uji statistik yang akan dipergunakan. Menurut Purwanto (2010) Uji normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah sampel yang diambil mempunyai kesesuaian dengan populasi.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji liliefors untuk melakukuan uji normalitas. Uji liliefors ini digunakan untuk


(34)

38

mengetahui normalitas data dengan data yang kecil sehingga tidak perlu dikelompokan. Pengujian dilakukan menggunakan koefisien T. Setelah didapatkan hasil, T hitung akan dikonfirmasikan dengan T tabel pada T(N)(1-�). Data dinyatakan berdistribusi normal apabila T hitung < T tabel pada taraf � tertentu (Purwanto, 2010)

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk meghitung normalitas data menggunakan uji liliefors adalah :

1. Menghitung rata-rata data. 2. Menghitung standar deviasi data.

3. Menghitung Zi (setelah data diurutkan dari data tekecil ke terbesar) dengan rumus :

= � − �

4. Menghitung nilai F*(X) dengan cara melihat harga tabel dari Zi yang kemudian dihitung dengan rumus :

F*(X) = 0,5 + � (apabila Zi bernilai positif) F*(X) = 0,5− � (apabila Zi bernilai negatif)

5. Menghitung s(X) dengan rumus :

� = � ℎ �

6. Menghitung nilai T dengan rumus :

= |� ∗ � − � | 7. Konfirmasi Tabel

T tabel = T(N) )(1-�). 8. Membuat Kesimpulan

Apabila T hitung < T tabel maka data dinyatakan berdisribusi normal.


(35)

39

Setelah melakukan uji normalitas, maka selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas sebagai prasyarat uji parametrik. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang akan dibandingkan merupakan kelompok-kelompok-kelompok-kelompok yang mempunyai varians homogen (Purwanto, 2010).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji bartlet untuk menguji normalitas data. Uji bartlet dilakukan apabila kelompok yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak sama besar. Menurut Purmwanto (2010) homogenitas varians diuji menggunakan rumus sebagai berikut :

χ2= 10 {

1−1 log 2

Data yang dihitung dinyatakan homogen apabila χ2 hitung <

χ2 tabel pada taraf kesalahan tertentu (Purwanto, 2010).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung normalitas menggunakan uji bartlet adalah :

1. Menghitung standar deviasi dan varians dari data yang akan diuji. 2. Menghitung varians gabungan dengan rumus :

� 2

= ( −1)

2

( −1) 3. Menghitung harga B dengan rumus :

= log 2 ( −1) 4. Menghitung nilai χ2 dengan rumus :

χ2= 10 {

1−1 log 2}

5. Menentukan nilai tabel χ2

χ2 = χ2 ( 1)

6. Membuat kesimpulan

Apabila χ2hitung < χ2tabel maka data mempunyai varians yang homogen.


(36)

40

b. Uji hipotesis menggunakan ANOVA

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus ANOVA. ANOVA adalah singkatan dari Analysis of Variance (Russefendi, 1998). ANOVA adalah suatu cara untuk melihat perbedaan rerata melalui pengetesan variansinya.

Jenis ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA satu jalur, karena hanya memperhatikan satu peubah saja yaitu peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa. Perbedaan rerata dengan uji ANOVA dapat ditulis sebagai berikut :

� = ( )

(� )

(Purwanto,2010) Keterangan :

RJK(AK) = Variansi antar kelompok RJK(DK) = Variansi dalam kelompok

Adapun langkah - langkah untuk pengujian hipotesis menggunakan uji ANOVA adalah :

1. Menghitung jumlah kuadrat b) Total, dengan rumus :

JKT = 2−

( )2

c) Antar Kelompok JKA = 1

2

1 +

2 2 2 +

32

3 −

2

d) Dalam Kelompok

JKD = JKT - JKA

2. Menentukan Derajat Kebebasan a) Antar Kelompok, dengan rumus :

dkA = k – 1 b) Dalam Kelompok


(37)

41

dkD = dkT – dkA 3. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK)

a) Antar kelompok, dengan rumus :

= ( )

( ) b) Dalam kelompok, dengan rumus :

� = (� ) (� ) 4. Menghitung nilai F, dengan rumus :

� = ( )

(� ) 5. Menentukan F tabel dengan ketentuan :

F(dk AK)(dk DK)(a)

6. Membuat tabel ringkasan ANOVA

Tabel ringkasan ANOVA berisi data hasil perhitungan yang meliputi sumber varians, JK, dk, RJK, F hitung, dan F tabel. Tabel ringkasan ANOVA dipergunakan untuk memudahkan membuat kesimpulan. 7. Membuat kesimpulan

Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Adapun hipotesis untuk uji ANOVA adalah:

H0 = Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan model Project Based Learning (PjBL).

H1 = Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep pada siswa kelompok atas, tengah dan bawah setelah diterapkan model Project Based Learning (PjBL).

c. Uji Gain

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data skor pretes, postes, dan indeks gain. Indeks gain digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa. Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(38)

42

� = −

(Meltzer dalam Verawati 2011) Kriteria indeks gain menurut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain

Nilai Klasifikasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > g ≥ 0,3 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Meltzer dalam Verawati 2011)

2. Analisis Data Kualitatif

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data kualitatif yang diperoleh sebagai berikut:

a. Angket

Pengisian angket diberikan kepada siswa yang dijadikan objek penelitian dan dilakukan pada akhir penelitian yaitu setelah siswa melakukan postes. Skala yang digunakan dalam angket tersebut ialah skala Likert, yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, serta sangat tidak setuju. Pada skala ini tidak menggunakan opsi netral seperti kurang setuju, agar respon dari siswa tidak ada yang menyatakan ragu-ragu. Setiap jawaban siswa pada angket tersebut diberi bobot, dan pembobotan yang dipakai menurut Suherman (1990, 236) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kategori Jawaban Angket Jenis

Pernyataan

Skor

SS S TS STS

Positif 5 4 2 1

Negatif 1 2 4 5

Setelah pengskoran, kemudian dilakukan pengolahan dengan cara menentukan rata-rata skor siswa. Rata-rata skor pernyataan angket dengan skala likert, menurut Sugiyono (2011) adalah sebagai berikut :


(39)

43

= 100%

Skor ideal menurut Sugiyono (2011) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

= �� ℎ ℎ

Hasil presentase kemudian diintepretasikan berdasarkan skala kategori kemampuan menurut Arikunto dalam Sari (2010) sebagai berikut :

Tabel 3.7

Rata-rata skor jawaban angket Nilai (%) Kategori

S ≤ 20 Sangat kurang

21 ≤ S ≤ 40 Kurang

41 ≤ S ≤ 60 Cukup

61 ≤ S ≤ 80 Baik

81 ≤ S ≤ 100 Sangat Baik

(Arikunto dalam sari, 2010) Setelah diketahui presentase dari hasil angket. Secara kontinum dapat dibuat kategori dengan intrval sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :

Gambar 3.4

Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket

Sangat tidak setuju Kurang setuju Ragu Setuju Sangat setuju

|1/5 skor ideal| |2/5 skor ideal| |3/5 skor ideal| |4/5 skor ideal| |skor ideal|

b. Lembar Observasi

Data hasil observasi dianalisis dan diinterpretasikan berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL). Hasil dari observasi tersebut menjadi


(40)

44

bahan evaluasi dan bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi lebih baik.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data selama melaksanakan penelitian yang tidak terekam baik pada data angket maupun pada observasi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara digunakan untuk memperkuat pengambilan keputusan maupun kesimpulan pada pembahasan dari hasil dan temuan pada saat penelitian.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari analisis data yang diperoleh dari nilai pretes, postes, angket, dan lembar observasi yang dilaksanakan pada saat penelitian di kes VIII-H SMP Negeri 3 Lembang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan dalam peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model Project Based Learning berbantu multimedia interaktif. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep yang signifikan terjadi pada kelompok atas dan kelompok bawah.

2. Kelompok atas memiliki peningkatan kemampuan pemahaman konsep lebih baik apabila dibandingkan dengan kelompok tengah dan kelompok bawah, sedangkan kelompok bawah memiliki peningkatan pemahaman konsep paling rendah dibandingkan dengan kelompok atas dan kelompok tengah. Terdapat perbedaan peningkatan dalam indikator pemahaman konsep. Secara umum, soal tipe translasi memiliki peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan soal tipe interpretasi dan soal tipe ekstrapolasi.

3. Hasil dari angket memperoleh rata-rata 81,46% yang termasuk dalam kriteria “baik” menunjukan bahwa respon yang diberikan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning mendapatkan respon yang positif.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut :

1. Apabila guru akan mengunakan model Project Based Learning dalam proses pembelajaran, hendaknya diperhatikan waktu dan materi yang


(42)

89

akan diajarkan mengingat model Project Based Learning membutuhkan waktu yang cukup panjang.

2. Dalam penelitian ini, penggunaan multimedia interaktif hanya sebagai alat bantu dalam penyampaian proyek dan materi ajar. Untuk peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model Project Based Learning berbantu multimedia interaktif disarankan dapat mengembangkan multimedia yang dapat memfasilitasi terlaksananya seluruh tahapan dalam model Project Based Learning. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila seluruh tahapan dalam Project Based Learning akan diintegrasikan kedalam multimedia pembelajaran, yaitu proses management kelas yang dapat digunakan untuk tahapan Create the Schedule dan tahapan Monitor the Student. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu intergrasi aplikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran kedalam multimedia, sehingga multimedia yang digunakan harus lebih dinamis dengan menggunakan client-server, salah satunya adalah multimedia berbasis web.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Madrasah Aliyah Kota Bima. Tesis Jurusan Pengembangan Kurikulum SPS UPI. Tidak Dipublikasikan.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:Jakarta.

Didik (2008). Multimedia Pembelajaran Interaktif. [online]. Tersedia : http://didikwirasamodra.wordpress.com/2008/09/05/multimedia%C2%A0pe mbelajaran%C2%A0interaktif/, Diakses tanggal : 11 April 2013.

Ernawati. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Simulasi Virtual Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas XI Di Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Hariyanto. (2011). Pengertian Model Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Inansyah. (2009). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK. [Online]. Tersedia:http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&

view=article&id=520:kajian-kebijakan-kurikulum-mata-pelajaran-tik&catid=41:top-headlines. Diakses Tanggal : 09 Januari 2013. Kamdi, Waras. (2008). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran

Inovatif. Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMA Kota Tarakan. Universitas Negeri Malang.


(44)

91

Munir. (2012). Multimedia, Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Alfabeta :Bandung.

Nining (2012) Pengertian Multimedia Interaktif . [online]. Tersedia : http://nining.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-multimedia-interaktif/. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Pranita, Tya (2010). Teori Kontruktivisme. [online]. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme-280303.html. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Purworini,Stevani Endah. (2006). Pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya

mengembangkan Habit of Mind. Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan.[online].Tersedia :

http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-1-no-2-stevani-endah-purworini.pdf . Diakses tanggal : 11 April 2013

Putri, Retno Astrini. (2008). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak dipublikasikan.

Rahmadani. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Pada Pemisahan Campuran. Tesis SPS UPI. Tidak Dipublikasikan.

Rahyu (2011). Konsep Model Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/04/model-pembelajaran-artikel.html. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Rais, Muh. (2010). Project Based Learning : Inovasi Pembelajaran yang berorientasi Soft Skill. [online]. Tersedia :


(45)

92

http://digilib.unm.ac.id/download.php?id=19. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Russefendi. (1998). Statistika Dasar. UPIPress: Bandung.

Sari, Danti Faramita. (2010). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.

Setiawan, Wawan (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPIPress:Bandung.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Tarsita:Bandung.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suherman,S & Kusuma,Ys. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusuma.

Wena, Made. (2012). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). Bumi Aksara: Jakarta.

Wijayanti, Rafika. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Pemahaman Pada Pembelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.

Verawati. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.


(1)

44

bahan evaluasi dan bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan berikutnya menjadi lebih baik.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data selama melaksanakan penelitian yang tidak terekam baik pada data angket maupun pada observasi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara digunakan untuk memperkuat pengambilan keputusan maupun kesimpulan pada pembahasan dari hasil dan temuan pada saat penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari analisis data yang diperoleh dari nilai pretes, postes, angket, dan lembar observasi yang dilaksanakan pada saat penelitian di kes VIII-H SMP Negeri 3 Lembang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan dalam peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model Project Based Learning berbantu multimedia interaktif. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep yang signifikan terjadi pada kelompok atas dan kelompok bawah.

2. Kelompok atas memiliki peningkatan kemampuan pemahaman konsep lebih baik apabila dibandingkan dengan kelompok tengah dan kelompok bawah, sedangkan kelompok bawah memiliki peningkatan pemahaman konsep paling rendah dibandingkan dengan kelompok atas dan kelompok tengah. Terdapat perbedaan peningkatan dalam indikator pemahaman konsep. Secara umum, soal tipe translasi memiliki peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan soal tipe interpretasi dan soal tipe ekstrapolasi.

3. Hasil dari angket memperoleh rata-rata 81,46% yang termasuk dalam kriteria “baik” menunjukan bahwa respon yang diberikan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning mendapatkan respon yang positif.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut :


(3)

89

akan diajarkan mengingat model Project Based Learning membutuhkan waktu yang cukup panjang.

2. Dalam penelitian ini, penggunaan multimedia interaktif hanya sebagai alat bantu dalam penyampaian proyek dan materi ajar. Untuk peneliti selanjutnya yang akan menggunakan model Project Based Learning berbantu multimedia interaktif disarankan dapat mengembangkan multimedia yang dapat memfasilitasi terlaksananya seluruh tahapan dalam model Project Based Learning. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila seluruh tahapan dalam Project Based Learning akan diintegrasikan kedalam multimedia pembelajaran, yaitu proses management kelas yang dapat digunakan untuk tahapan Create the Schedule dan tahapan Monitor the Student. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu intergrasi aplikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran kedalam multimedia, sehingga multimedia yang digunakan harus lebih dinamis dengan menggunakan client-server, salah satunya adalah multimedia berbasis web.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahim. (2011). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Di Madrasah Aliyah Kota Bima. Tesis Jurusan Pengembangan Kurikulum SPS UPI. Tidak Dipublikasikan.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:Jakarta.

Didik (2008). Multimedia Pembelajaran Interaktif. [online]. Tersedia : http://didikwirasamodra.wordpress.com/2008/09/05/multimedia%C2%A0pe mbelajaran%C2%A0interaktif/, Diakses tanggal : 11 April 2013.

Ernawati. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Simulasi Virtual Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA Kelas XI Di Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Hariyanto. (2011). Pengertian Model Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Inansyah. (2009). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran TIK. [Online]. Tersedia:http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&

view=article&id=520:kajian-kebijakan-kurikulum-mata-pelajaran-tik&catid=41:top-headlines. Diakses Tanggal : 09 Januari 2013. Kamdi, Waras. (2008). Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran

Inovatif. Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP dan SMA Kota Tarakan. Universitas Negeri Malang.


(5)

91

Munir. (2012). Multimedia, Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Alfabeta :Bandung.

Nining (2012) Pengertian Multimedia Interaktif . [online]. Tersedia : http://nining.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-multimedia-interaktif/. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Pranita, Tya (2010). Teori Kontruktivisme. [online]. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme-280303.html. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Purworini,Stevani Endah. (2006). Pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya

mengembangkan Habit of Mind. Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan.[online].Tersedia :

http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-1-no-2-stevani-endah-purworini.pdf . Diakses tanggal : 11 April 2013

Putri, Retno Astrini. (2008). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak dipublikasikan.

Rahmadani. (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa SMK Pada Pemisahan Campuran. Tesis SPS UPI. Tidak Dipublikasikan.

Rahyu (2011). Konsep Model Pembelajaran. [online]. Tersedia : http://skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com/2011/04/model-pembelajaran-artikel.html. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Rais, Muh. (2010). Project Based Learning : Inovasi Pembelajaran yang berorientasi Soft Skill. [online]. Tersedia :


(6)

http://digilib.unm.ac.id/download.php?id=19. Diakses tanggal : 11 April 2013.

Russefendi. (1998). Statistika Dasar. UPIPress: Bandung.

Sari, Danti Faramita. (2010). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.

Setiawan, Wawan (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPIPress:Bandung.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Tarsita:Bandung.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suherman,S & Kusuma,Ys. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusuma.

Wena, Made. (2012). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (suatu tinjauan konseptual operasional). Bumi Aksara: Jakarta.

Wijayanti, Rafika. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Pemahaman Pada Pembelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.

Verawati. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Tidak Dipublikasikan.


Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PELAJARAN TIK.

0 2 44

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 6 40

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 3 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 36

EFEKTIVITAS MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 40

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN TIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE BERBANTU MULTIMEDIA.

0 3 44

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 39

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJASAMA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTUAN METODE EDUTAINMENT PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

0 0 6