PENGEMBANGAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MINAT DAN BAKAT UNTUK MENINGKATKAN ETOS KERJA SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMPN 12 Bandung.

(1)

PENGEMBANGAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MINAT DAN BAKAT UNTUK MENINGKATKAN ETOS

KERJA SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMPN 12 Bandung) SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pogram Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

oleh: Cucu Sugiharti

1001768

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Minat dan Bakat Untuk

Meningkatkan Etos Kerja Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMPN 12

Bandung)

Oleh Cucu Sugiharti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Cucu Sugiharti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

KERJA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII- I SMP Negeri 12 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP : 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Encep Supriatna, M.Pd NIP: 19760105 200501 1 001

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP: 19611014198601 1 001


(4)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR DIAGRAM... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian... 1

B.Rumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi... 9

BAB II KAJIAN TEORI... 11

A. Hakekat, Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPS... 11

1. Hakekat Pembelajaran IPS... 11

2. Tujuan Pembelajaran IPS... 12

3. Manfaat Mata Pelajaran IPS... 13

4. Karakteristik Mata Pelajaran IPS... 13


(5)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Tinjauan Tentang Minat dan Bakat... 16

1. Pengertian Minat dan Bakat... 16

2. Pengertian Kecerdasan Jamak (Multiple Intelegent) ... 20

3. Perkembangan Peserta didik... 34

4. Pandangan Humanistik... 37

C. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Metode Simulasi... 47

1. Pengertian Metode Pembelajaran Simulasi... 47

2. Karakteristik Metode Simulasi... 54

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi... 54

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Simulasi... 55

D. Pengertian dan Fungsi Etos Kerja Siswa... 56

1. Pengertian Etos Kerja... 56

2. Fungsi Etos Kerja... 59

3. Etos Kerja Menurut Max Weber... 61

4. Etos Kerja Perspektiif Islam... 64

E. Penelitian Terdahulu... 66

F. Kerangka Berpikir... 68

BAB III METODE PENELITIAN... 72

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... ... 72

B. Desain Penelitian... 72

C. Metode Penelitian... 83

D. Definisi Operasional... 84

E. Instrumen Penelitian... 86

F. Teknik Pengumpulan Data... 88


(6)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 99

A. Deskripsi Subjek Penelitian... 99

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 108

1. Paparan Siklus Pertama... 116

2. Paparan Siklus Kedua... 156

3. Paparan Siklus Ketiga... 189

4. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Minat dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja ... 220 5. Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 226

C. Pembahasan Hasil Pembelajaran... 249

1. Kondisi Awal Pembelajaran IPS dikelas VIII I SMPN 12 Bandung sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas... 249 2. Perencanaan pengembangan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi dalam meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII I SMPN 12 Bandung... 253 3. Pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi dalam meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII ISMPN 12 Bandung... 257 4. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi dalam meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII I SMPN 12 Bandung... 262 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 265


(7)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan... 265 B. Saran... 269 Daftar Pustaka ... 271 Lampiran


(8)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN IPS BERBASIS MINAT DAN BAKAT UNTUK MENINGKATKAN ETOS

KERJA SISWA

Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-I SMPN 12 Bandung Oleh:

Cucu Sugiharti

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung Telp. (022) 2013163 Ext.3410 Email:[email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan hasil observasi, peneliti di kelas VIII-I SMP N 12 Bandung menemukan bahwa permasalahan yang ada adalah anggapan siswa terhadap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang nya etos kerja dalam proses belajar mengajar yang masih rendah. Ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti bertanya, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan dari guru. Melalui mata pelajaran IPS di jenjang SMP, setiap minat dan bakat siswa akan difasilitasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara, observasi, catatan lapangan, angket, lembar kerja siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat dapat meningkatkan etos kerja siswa. Berdasakan hasil penelitian ini disarankan untuk mengembangkan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat dengan tampilan yang lebih khusus. Sehingga siswa temotivasi belajar IPS dan etos kerja siswa dapat meningkat.

Kata Kunci : Metode Simulasi, dalam Pembelajaran Berbasis Minat dan bakat,


(9)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIMULATION METHOD DEVELOPMENT ON SOSIAL SCIENCE SUBJECT (IPS) THROUGH INTEREST AND APTITUDE-BASED

LEARNING TO IMPROVE STUDENT WORK ETHOS

( Classroom Action Research in the VIII I Classroom Primary School 12 Bandung )

By:

Cucu Sugiharti

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung Telp. (022) 2013163 Ext.3410 Email:[email protected]

ABSTRACT

Based on observation finding, the researcher in grade VIII-I SMPN 12 Bandung found that the problem faced by the students is their perception toward social science as a boring subject and their less performance in teaching and

learning process. It can be seen from the students’ less participation in classroom,

for instance, is asking questions, responding to and answering the teacher’s

questions. To solve the problem, the students’ interests and aptitudes will be

facilitated through social science subject. This research used qualitative aproach with action research which was conducted in three cycles. Data collection techniques used in the research are interview, observation, file note-talking,

questionnaires, and the students’ worksheet. The research found that simulation

method used in social science learning based on the students’ interests and

aptitudes can improve the students’ performance. Based on that, it is suggested to develop simulation method in learning social science based on the students’

interests and aptitudes as it can motivate the students to learn and improve their performance.

Keywords: Simulation method, the interest and talent-Based Learning, Work


(10)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa


(11)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil observasi terhadap kelas VIII-I SMPN 12 Bandung pada tanggal 7 Februari 2013 pada jam pertama pukul 07.00-08.40. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran IPS di sekolah yaitu mata pelajaran IPS yang membosankan. Permasalahan pembelajaran IPS juga terjadi di SMPN 12 Bandung kelas VIII-I Hal ini terungkap ketika peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPS di kelas VIII-I, ditemukan permasalahan etos kerja siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Hal ini terlihat dari selama pembalajaran berlangsung partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, seperti bertanya, menanggapi, maupun menjawab pertanyaan dari guru kurang, hanya terlihat beberapa orang saja yang ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Ketika guru bertanya kepada siswa, siswapun kurang memberi respon yang baik hanya dua orang saja yang mampu menjawab pertanyaan dari guru.

Selain itu pembelajaran sekarang cenderung klasikal, tidak terlalu memperhatikan potensi individu. Fakta dilapangan siswa malas belajar IPS karena menganggap pelajaran IPS hanya konsep-konsep dan hafalan. Berangkat dari kenyataan dilapanganlah yang mendorong peneliti untuk meningkatkan etos kerja siswa. Setiap manusia memiliki kemampuan individu yang berbeda-beda. Dengan pendidikan IPS SMP akan mewadahi minat dan bakat setiap siswa yang beragam. Dari masing-masing potensi individu diwadahi dalam pembelajaran IPS.


(12)

Pembelajaran berbasis minat dan bakat di SMPN 12 Bandung khususnya kelas VIII-I ini masih rendah. Penyebabnya karena guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan bakatnya. Siswa kurang diberi kesempatan untuk memberikan warna pada pembelajaran IPS dengan mengembangkan bakatnya. Sehingga dengan pengembangan pembelajaran berbasis minat dan bakat siswa mengenal ilmu pengetahuan sosial dan tercipta keunikan serta terjadi ketertarikan siswa untuk mempelajari IPS secara lebih baik.

Dalam suatu pembelajaran perlu adanya sikap aktif dari siswa tidak hanya diam dan mendengarkan apa saja yang diberkan oleh gurunya. Menurut Sadiman (dalam Rahmawati D, 2013) bahwa pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan siswa. Dengan kata lain pembelajaran merupakan upaya menciptakan suatu kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Keberadaan anak berbakat di Indonesia belum begitu tertangani dengan baik hal ini dikarenakan ilmu tentang anak berbakat lambat berkembangnya disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pada masyarakat hingga orang tua, bahkan para pendidik atau guru tidak mengetahui hal ini. Meskipun perhatian yang lebih serius dan formal terhadap anak berbakat ini telah diatur dalam undang-undang, sebagaimana tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 atau UUSPN No. 20 tahun 2003, bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi-potensi anak tersebut secara optimal Putra (2013).

Oleh karena itu sepatutnya dalam pembelajaran lebih melibatkan siswa. Jadikanlah siswa sebagai pusat dari proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, berikan kesempatan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran atau student center. Karena dengan pengembangan kemampuan dan memunculkan keingintahuan pada diri siswa sendiri akan memberikan dampak positif terhadaf perkembangan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotornya (perilaku). Pernyataan


(13)

yang dipaparkan di atas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Rahmawati (2013) mengenai tujuan yang menyatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, sikap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis ddan bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, jelas sekali adanya tujuan dari pendidikan yang bergitu sempurna dimana siswa akan diberikan pendidikan sesuai dengan tujuan di atas. Tujuan yang diharapkan agar siswa dapat berkembang kempuan dan potensi dirinya dan memanfaatkan setiap kemampuan untuk dapat menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa kepata Tuhan Yang Maha Esa dan salah satunya siswa dapat meingkatkan etos kerjanya melalui minat dan bakat yang mereka miliki.

Pembelajaran IPS adalah kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dan guru, pada mata pelajaran IPS memiliki kehasan dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidisipliner bahkan

cross-diciplinary Somantri (2001, hlm.101). Karakteristik ini terlihat dari

perkembangan IPS sebagai mata pelajaran disekolah yang cakupan materinya luas. Dinamika semacam ini dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin IPS, Ilmu pengetahuan Alam, tekhnologi, humaniora lingkungan, bahkan sistem kepercayaan. Dengan cara demikian pula diharapkan pembelajaran IPS terhindar dari sifat ketinggalan zaman, disamping keadaanya yang diharapkan tetap koheren dengan perkembangan sosial yang terjadi.

Selain itu tujuan pembelajaran IPS menurut pusat kurikulum adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap


(14)

perbaikan. Segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Berdasarkan paparan di atas, dalam perspektif formal dan realistik, IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowlwdge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan belajar dan mengajar serta situasi berikut ini (dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006) hendaknya menjadi orientasi utama pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP. Salah satunya adalah agar siswa memiliki kemampuan daya kritis untuk memahami fakta sosial secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metotologi keilmuan. Mc Gregor (2003, hlm.193) menyatakan bahwa kemampuan argumentasi merupakan salah satu inti dari berpikir kritis. Hal ini berarti bahwa keterampilan argumentasi dalam pembelajaran IPS diperlukan siswa agar kegiatan pembelajaran yang berlangsung memberi manfaat dalam menumbuhkan atau mengasah potensi yang dimiliki siswa Sugiharti (2013).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang terdapat dalam jurnal Pendidikan Matematika dan Sains (UNESA) dengan menggunakan minat dan bakat yang berjudul Sistem pendukung keputusan pemilihan mahasiswa berprestasi berdasarkan bakat dan minat dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) karya Dwikoranto dan Lilik Anifah. Kesimpulan dari hasil penelitian yakni penelitian berhasil dengan mudah dan objektif dalam memilih mahasiswa yang dikirim ke suatu event.

Pembelajaran berbasis minat dan bakat ini pula pernah dilakukan pada mata kuliah evaluasi pembelajaran IPS di Prodi Pendidikan IPS angkatan


(15)

2010 di kelas A dan B. Peneliti ikut menjadi bagian dari proses perkuliahan yang menggunakan delapan kecerdasan jamak (multiple

intelegent) yakni kecerdasan verbal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan

logika matematika, kecerdasan musik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalistik. Perkuliahanpun menjadi menarik karena mahasiswa terlibat langsung sesuai minat dan bakatnya. Banyak kreativitas yang dihasilkan diantaranya puisi, film dokumenter mengenai kemerdekaan, cara menanam tanaman yang baik, wayang.

Kemudian kegiatan pembelajaran yang mengembangkan minat dan bakat ini pernah dilakukan di desa Congeang kabupaten Sumedang Jawa Barat. Proses pembelajaran ini terjadi ketika kegiatan pendidikan dalam rangka kuliah kerja nyata oleh rekan peneliti yakni Tella Wilia. Kegiatan ini berhasil mengembangkan potensi anak-anak di desa tersebut sesuai minat dan bakatnya sehingga aktivitas kelas menjadi aktif serta terdapat banyak hasil karya cipta siswa dan siswi di madrasah tersebut. Ini pula yang menjadi dorongan untuk mengembangakan pembelajaran berbasis minat dan bakat pada pembelajaran IPS. Selain dapat mengembangkan potensi diri siswa, pembelajaran ini dapat meningkatkan gairah belajar siswa serta mengembangkan kreativitas siswa.

Selain itu berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mitra Drs. Ahmad Darojat. Beliau merasa cukup kesulitan meningkatkan etos kerja siswa pada mata pelajaran IPS di SMP, karena konsep materi pelajaran IPS yang banyak dan cenderung siswa merasa bosan. Selain itu kemampuan guru untuk berinovasi khususnya dalam mengembangkan metode pembelajaran. Latar belakang pendidikan IPS pada guru di tingkat SMP menjadi salah satu kendala bagi guru untuk menyelenggarakan pendidikan yang mengedepankan aspek minat dan bakat siswa pada bidang sosial.

Berangkat dari permasalahan tersebut, melalui penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang menyertakan guru sebagai subjek penelitian, sehingga pada akhirnya disamping memperkenalkan pembelajaran


(16)

berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi, juga secara subtansial dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS terutama untuk meningkatkan etos kerja siswa.

Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengembangan Metode Simulasi Dalam pembelajaran IPS Berbasis Minat dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-I SMP 12 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana kondisi awal pembelajaran IPS dikelas VIII I SMPN 12 Bandung sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas?

b) Bagaimana merencanakan pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung?

c) Bagaimana pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung?

d) Bagaimana keunggulan dan kelemahan pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung?

e) Bagaimana peningkatan etos kerja siswa setelah penerapan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung?


(17)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Untuk memperoleh informasi kondisi awal di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.

b) Untuk mengidentifikasi perencanaan pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung.

c) Untuk mengidentifikasi pelaksanaan pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung.

d) Untuk mengetahui bagaimana keunggulan dan kelemahan pengembangan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat dapat meningkatkan etos kerja siswa di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung.

e) Untuk mengetahui peningkatan etos kerja siswa setelah penerapan metode simulasi dalam pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Kualitas suatu penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari seberapa bermanfaatnya hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas tersebut. Serta sejauh mana manfaat yang dirasakan oleh sekolah. Skripsi ini mencakup kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, adapun diantaranya yakni:


(18)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan terutama bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui dengan pengembangan etos kerja siswa.

2. Manfaat Secara Praktis

Adapun manfaat yang didapatkan dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, seperti:

a. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman untuk meneliti secara langsung.

 Memiliki kemampuan untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.

 Memiliki kemampuan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif.

b. Bagi sekolah

 Sekolah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui pengembangan pembelajaran berbasis minat dan bakat untuk meningkatkan etos kerja siswa.

 Sekolah memberikan inovasi baru dalam metode pembelajaran. di sekolah.

 Sekolah dapat mengembangkan potensi diri siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

 Mendapatkan bantuan dari peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah

 Sekolah diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas.

c. Bagi Guru

 Melatih guru untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pemelajaran yang mengembangkan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi untuk meningkatkan etos kerja siswa.


(19)

 Memperoleh salah satu variasi metode pembelajaran yang lebih variatif yakni dengan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat.

 Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

d. Bagi Siswa

 Memahami materi pelajaran dengan inovasi baru yaknipenggunaan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi.

 Meningkatkan etos kerja sebagai wujud dari kesadaran sendri yang didasari oleh perilaku kerja siswa sesiai minat dan bakatnya.

 memberikan wawasan serta dapat mengembangkan kemampuan serta kualitas siswa dalam pemebelajaran IPS.

 Memiliki semangat baru dengan dikembangkanya pembelajaran IPS dengan berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi sehingga etos kerja siswa dapat meningkat.

E. Struktur Organisasi

Sistematika dalam penulisan skripsi ini yaitu terdiri dari lima bab dan masing masing dari bab tersebut membahas berbagai pokok bahasan diantaranya pada Bab I pendahuluan, pada bab I ini berisi uraian tentsng latar belakang penelitian yaitu menjelaskan kajian permasalahan yang akan diteliti serta uraian dan alasan mengapa masalah tersebut diteliti dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut bagi dari segi teoritis maupun secara praktis, kemudian rumusan masalah yang akan membahas mengenai perumusan permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian skripsi, tujuan penelitian yaaitu membahas mengenai hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, metode penelitian yang membahas mengenai penggunaan metode dalam penelitian tersebut secara singkat, manfaat penelitian yaitu pembahasan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian, dan struktur organisasi yakni mencari


(20)

tentang urutan penulisan yang ada pada setiap bab dan sub bab yang terdapat dalam skripsi tersebut.

Dalam Bab II berisi kajian pustaka yang meliputi beberapa hal yang berkaitan dengan konsep-konsep atau teori-teori utama dan turunannya yang akan dikaji dalam setiap bidangnya secara menyeluruh maupun sebagian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dan pembahasan mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur, subjek dan temuannya.

Pada Bab III adalah metodologi penelitian yang berisi penjabaran secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode peenelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data yang secara keseluruhan dibahas secara rinci lagi.

Pembahasan pada Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yaitu mengenai penjabaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan mulai dari pengolahan data sampai dengan pembahasan dan analisi temuan dari penelitian tersebut. Penelitian tersebut meliputi observasi dan refleksi awal, pelaksanaan tindakan yang akan menempuh beberapa siklus, analisis hasil penelitian serta analisis keterkaitan pengembangan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi untuk meningkatkan etos kerja siswa.

Selanjutnya Bab V yakni kesimpulan dan saran yang menyajikan mengenai penafsirandan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis, temuan penelitian berupa kesimpulan dan saran peneliti berdasarkan hasil analisis pada bab IV. Serta saran terhadap proses pembelajaran, pendidik, dan penerapan kebijakan yang memilki kompetensi terhadap perkembangan pendidikan.


(21)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMPN 12 Bandung. Letak SMPN 12 Bandung berada di jalan Dr. Setiabudhi No.195 Kota Bandung. Kolabolator peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII, VIII dan IX, yaitu bapak Drs. Ahmad Darojat. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-I yang berjumlah 39 orang, yaitu terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-I adalah di kelas ini ditemukan permasalahan yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, serta merupakan rekomendasi dari guru pamong yang perlu perbaiki dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas VIII-I ini.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan pada penelitian tindakan kelas di kelas VIII-I SMPN 12 Bandung mengacu pada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, dan mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa putaran siklus dalam enam bulan penelitian dilapangan. Setiap siklus akan dijelaskan di bawah ini. Penelitian ini bersifat partisipatorik dan kolaboratif yang ditekankan kepada upaya merefleksi diri yang akan dilakukan bersama-sama peneliti dengan siswa, dan antar guru dan peneliti, terhadap peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung.


(22)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model kemmis dan Mc. Taggart. siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Rencana penelitian tindakan kelas ini terdiri dari bebrapa siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah di desain dalam faktor yang diselidiki. Desain yang dipergunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral yang diambil dari model penelitian tindakan dari Kemmis dan Mc. Taggart. Seperti gambar dibawah ini

dst. Gambar 3.1: Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart


(23)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: idyllicmardhiah.blogspot.com

Dari gambar 3.1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga tahap pada satu siklus, apabila dalam tindakan kelas ini ditemukan kekurangan dan tidak tercapai target yang diharapkan sebelumnya. Maka tahap selanjutnya melakukan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Mc. Taggart dengan melalui beberapa siklus tindakan dan terdiri dari empat komponen, diantaranya sebagai berikut:

a. Rencana awal yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap ini dilakukan perencanaan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini menmencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan peneliti tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen observasi disesuaikan dengan rencana. b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan


(24)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh diharapkan dapat meningkatkan kerja sama peneliti dengan subjek penelitian sehingga dpat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi di kelas.

c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa. Tahap obervasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adlah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung.

d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, serta apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan pada penelitian Tindakan kelas, yaitu diantaranya:

1) Langkah-langkah pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menempuh langkah- langkah sebagai berikut:

a) Identifikasi masalah

Peneliti melakukan identifikasi permasalahan penelitian melalui pra observasi terhadap sekolah serta kelas yang menjadi tempat penelitian. Hal ini dilakukan peneliti sewaktu melaksanakan program PPL dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sekolah dan kelas penelitian


(25)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama empat bulan. Hasil pengamatan yang selama ini ditemui dan diraksakan selama melaksanakan program PPL selanjutnya didiskusikan bersama guru mitra hingga menghasilkan identifikasi masalah penelitian ini.

b) Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh saat melakukan pra observasi. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian.

2) Menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta kolabolator peneliti dalam penelitian yang akan di laksanakan.

3) Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

4) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

5) Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas.

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

7) Menentukan materi yang sesuai dengan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi agar dapat meningkatkan etos kerja siswa dikelas.

8) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan minat dan bakat siswa dalam pembelajran IPS untuk meningkatkan etos kerja siswa.


(26)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan kolabolator peneliti.

10) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolabolator.

11) Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

c) Tindakan

Pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya. Aksi adalah kegiatan inti yang akan dilaksanakan dengan penerapan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk meningkatkan etos kerja siswa dengan mengembangkan minat dan bakatnya dan dirancang melalui metode simulasi di kelas VIII I SMPN 12 Bandung. Adapun langkah-langkah aksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam pembelajaran IPS dengan mengembangkan minat dan bakat siswa yang dirancang melalui metode simulasi dengan rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan.

2) Mengoptimalkan pengembangan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi pada pertemuan pertama dan kedua.

3) Melakukan pengamatan secara teliti selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua untuk melihat sejauh mana pengembangan minat dan bakat siswa dalam meningakatkan etos kerja siswa dalam pembelajaran IPS.

4) Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi, untuk melihat, merekam, dan mencatat aktivitas siswa ketika diterapkan metode simulasi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam proses pembelajaran IPS.


(27)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.

6) Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan berkaitan dengan pengembangan minat dan bakat melalui metode simulasi dalam pembelajaran IPS

7) Melakukan revisi aksi tindak lanjut dari hasil dikusi balikan.

8) Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitain selesai dilaksanakan.

d) Observasi

Pada fase ini, pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi ini peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi yang telah disiapkan tersebut meliputi: 1) fokus aktivitas siswa di kelas yaitu pelaksanaan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi untu meningkatkan etos kerja siswa. 2) fokus aktivitas guru yakni saat kegiatan pelaksanaan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi dilakukan. 3) catatan lapangan dan wawancara dengan siswa. Kegiatan observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas tersebut, sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi hasil penelitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan tindakan selanjutnya.

Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan: 1) Melakukan observasi (pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti).


(28)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengamati kesesuaian pengembangan pembelajaran berbasi minat dan bakat melalui metode simulasi dengan pokok bahasan.

3) Mengamati kesesuaian penerapan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi terhadap materi yang ada.

4) Mengamati kemampuan guru dalam mata pelajaran IPS.

5) Mengamati perubahan meningkatnya etos kerja siswa dengan pengembangan pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi.

e) Refleksi

Pada tahap ini refleksi dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi dilakukan. Pada tahap refleksi peneliti bersama guru mitra melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan, sebagai langkah perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan:

1) Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan.

2) Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

2) Merancang Penelitian Tindakan Kelas

Dalam merancang penelitian tindakan ada beberapa tahap yang harus di perhatikan dan dilaksanakan dengan baik diantaranya:

1. Tahap perencanaan dalam PTK a. Perencanaan

Perencanaan setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Pada proses pembelajaran ini siswa diharapkan mempunyai ketercapaian sesuai tujuan kompetensi dasar yaitu : Standar Kompetensi 6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial dengan


(29)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompetensi dasar 6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru merupakan perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru disesuaikan dengan fokus masalah. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran yaitu dengam mengembangkan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi, yang dimana siswa diarahkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mensintetis dan mengevaluasi sejauhmana minat dan bakat yang dimiliki siswa dapat mendorong etos kerja siswa. Kemudian guru sesuai langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan menentukan skenario atau gambaran kegiatan untuk mengekspresikan minat dan bakat siswa. Pada akhirnya kegiatan pembelajaran selesai siswa melakukan simulasi dan diakhiri dengan menarik makna dari kegiatan tersebut.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Pada langkah observasi ini peneliti telah mempersiapkan (1) pedoman observasi, (2) lembar penilaian hasil diskusi, (3) penilain evaluasi. Melalui pengumpulan informasi, peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyususnan rencana siklus berikutnya.


(30)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi

Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksnakan guru selama tindakan. Dengan melihat proses pembelajaran yang telah dilaksanakan peneliti dapat melihat proses pembelajaran yang telah dilaksanakan peneliti dapat melihat hasil dari ketercapaian yang telah dicapai dengan mengembangkan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi di kelas. Refleksi ini dilakuakn dengan berdiskusi dengan guru, siswa, teman sejawat, atau kolabolator, sebagai sumber data, sehingga dapat dijadikan referenci dasar dalam penyusunan rencana ulang (siklus). Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan pada observasi awal. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada setiap siklus.

3) Tahap Pelaksanaan Siklus PTK a) Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap rencana tindakan siklus menyangkut rencana penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Berdiskusi dengan guru pamong tentang persiapan penelitian yang akan dilakukan.


(31)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Peneliti menganalisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan di berikan kepada siswa.

4) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5) Membuat format penilaian dan alat evaluasi.

6) Membuat media pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan.

7) Memberikan tugas-tugas kepada siswa yang kemudian akan disimulasikan di depan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

8) Kemudian peneliti menyusun kelompok sesuai dengan minat dan bakatnya.

9) Membuat lembar kerja siswa mengenai seberapa besar etos kerja yang dimiliki oleh siswa.

10) Mengatur tempat duduk siswa untuk kegiatan pembelajaran IPS di kelas dengan menggunakan metode simulasi.

11) Membuat rubrik penilaian penampilan minat dan bakat siswa yang di simulasi di depan kelas.

12) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran berbasis minat dan bakat.

13) Membuat lembar observasi catatan lapangan. 14) Membuat angket setelah dilakukan penelitian.

15) Membuat lembar kerja siswa (LKS) berbasis etos kerja.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada fase ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan dengan menggunakan metode simulasi. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan


(32)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa yang terjadi. Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah tersusun sebelumnya yaitu pembelajaran IPS berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi untuk meningkatkan etos kerja siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi, sebagai berikut:

1) Tahap pertama, yakni orientasi, Guru menyajikan topik yang akan dibahas dan konsep yang akan dilakukan dalam aktivitas simulasi. Selain itu, guru memberikan penjelasan mengenai simulasi jika saat itu adalah saat pertama siswa melakukan simulasi. Guru juga perlu menyajikan ikhtisar dari permainan. Tahap pertama ini tidak boleh memakan waktu yang lama meskipun tahap tersebut merupakan konteks yang penting bagi siswa dalam menjalani aktivitas pembelajaran simulasi.

2) Tahap kedua, siswa mulai masuk pada tahap simulasi. pada tahap ini guru menyusun sebuah skenario yang memaparkan peran, aturan, proses, skor, jenis keputusan yang akan dibuat, dan tujuan simulasi. Guru mengatur siswa pada peran yang bermacam-macam dan meminpin praktik dalam jangka waktu singkat untuk memastikan bahwa siswa telah memahami semua arahan dan bisa melaksanakan perannya masing-masing sesuai dengan minat dan bakat siswa.

3) Tahap ketiga adalah partisipasi dalam simulasi. Siswa berpartisipasi dalam permainan atau simulasi, dan guru juga memainkan perannya sebagai wasit dan pelatih. Secar periodik, permainan simulasi bisa dihentikan sehingga siswa dapat menerima umpan balik, mengevaluasi performa dan keputusan mereka, mengklasifikasi kesalahan-kesalahan konsepsi dalam melaksanakan pembelajaran berbasis minat dan bakat.

4) Pada tahap akhir yakni tahap kelima merupakan wawancara partisipan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, guru dapat membantu siswa fokus pada hal-hal berikut ini:


(33)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menggambarkan kejadian dan persepsi serta reaksi mereka pada saat melkakukan simulasi di depan kelas dengan menampilkan minat dan bakat yang mereka miliki.

b. Menganalisis proses pembelajaran sesuai dengan dengan minat dan bakat siswa.

c. Membandingkan simulasi dengan dunia nyata d. Menghubungkan aktivitas dengan materi pelajaran e. Menilai serta merancang kembali suatu simulasi.

c) Tahap Pengamatan

Pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah siapkan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan berdasarkan data yang ada dan memakai format observasi dan juga menilai hasil tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini yaitu guru mitra dan guru lain yang ditempatkan di sekolah yang sama. Observasi dilakukan dalam upaya pengumpulan data. Data yang di kumpulkan adalah data deskriptif kualitatif yang diambil selama proses pembelajaran.

d) Tahap Refleksi

Pada fase ini peneliti melakukan beberapa tindakan diantaranya :

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap tindakan.

2) Melakukan pertemuan untuk membahas sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

3) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi.

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

5) Melakukan tindak lanjut jika terdapat hal yang positif pada siklus selanjutnya.


(34)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e) Pengalaman Peneliti

Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh peneliti secara langsung, bahwa pembelajaran IPS menggunakan metode simulasi berbasis minat dan bakat dapat meningkatkan etos kerja siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin eratnya hubungan komunikatif antar siswasehingga siswa dapat bekerja sama. Kemudian metode ini efektif dalam membuat suasana pembeljaran yang menyenangkan serta tidak membosankan. Setiap kali penggunaan metode ini akan menghasilkan karya siswa yang dapat dijadikan bekal dimasa yang akan datang. keberhasilan penggunaan metode ini, mendorong peneliti menggunakannya dalam ujian program pelatihan lapangan (PPL) di SMP Negeri 12 Bandung.

C. Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Karena dengan menggunakan pendekatan ini akan mempermudah peneliti untuk mengungkap masalah-masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini akan lebih akurat dan tepat sasaran. Pendapat ini dipekuat oleh Nasution dalam Rahmawati (2013, hlm.79) pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar. Oleh karena itu peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang valid.

Pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research ) yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk


(35)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan, Hopkins (dalam Wiriaatmadja 2012, hlm.12).

Penelitian tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya, Mc.Niff (dalam buku Arikunto 2012, hlm. 102).

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas pada hakikatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang melibatkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran, meningakatkan, melakukan perubahan dalam pembeljaran ke arah yang lebih baik. Bertujuan untuk mencapai suatu pembelajaran secara optimal. Penelitian ini pada umumnya sangat cocokditerapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam PTK ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan belajar siswa di kelas VIII I, dengan tujuan untuk mengembangkan pembelajaran berbasis minat dan bakat melalui metode simulasi utnuk meningkatkan etos kerja siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam penelitian, maka peneliti memaparkan variabel-variabel dalam penelitian tentang definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Pembelajaran

Menurut Arifin, Z (2012, hlm. 10) Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar


(36)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompentensi yang telah di tentukan.

2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Depdiknas dalam Rahmawati (2013, hlm. 80) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. 3. Minat

Suprijono (2013, hlm. 28) adalah perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Setiap manusia memliki keingian untuk mencapai sesuatu dan inilah yang akan mendorong untuk berbuat lebih banyak lagi dan berusaha karena merupakan hal yang sangat disenangi.

4. Bakat

Menurut Renzulli dalam Putra (2013) mendefinisikan bakat sebagai gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggung jawab.

5. Metode Simulasi

Menurut Sri Anitah, W (2007) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran simulasI. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura.


(37)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M. Dawam (dalam Malik, 2013) mendefinisikan etos kerja sebagai pola sikap mendasar yang sudah mendarah daging daging dan memengaruhi perilaku seseorang secara konsisten dan terus menerus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pendukung dalam penelitian yang mampu mengukur minat siswa penggunaan metode simulasi dalam mengatasi kurangnya siswa dalam etos kerja sebagai pelajar. Perlu disiapkan instrumen yang mampu mengukur kemampuan siswa. Dibawah ini terdapat beberapa instrumen yang menjadi alat dalam penelitian:

1. Human Instrument

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat kompleks. Selain sebagai perencana, ia juga bertugas sebagai pengumpul data, penafsir data, dan pada akhirnya juga ia harus berperan sebagai pelapor hasil penelitian itu sendiri. Ia adalah segalanya dari segala proses penelitian kualitatif. Kedudukan peneliti dalam pengumpulan data dalam pengumpulan data memiliki peran yang sangat strategis. Dengan keunggulan fisik dan psikologisnya yang fleksibel, ia bisa memanfaatkan segala kemampuan fisik maupun psikologinya itu sebagai alat pengumpul data. Dalam dirinya, terkandung berbagai macam alat (instrument) pengumpul data yang lengkap. Indra penglihatan, rasa, raba, bau bisa digunakan untuk mengenali objek yang ada dihadapannya. Pikirannya bisa digunakan untuk mengungkap hal-hal yang tak terdeteksi oleh keenam indra tubuhnya itu. Itulah keunggulan dari manusia (peneliti) sebagai instrumen. Ia memiliki kemampuan untuk menjelaskan hal yang tak dipahami oleh responden atau subjek penelitian. Kemampuan mengikhtisarkan digunakan dalam rangka mengecek kembali keabsahan


(38)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data dan memperoleh persetujuan dari informan, dan tentunya akan memberikan pula peluang bagi responden untuk mengemukakan hal yang belum diungkap Jabar (2012, hlm. 3-4). Jadi peneliti selain sebagai peneliti, juga sebagai istrumen.

2. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra-penelitian maupun selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran dengan penerapan metode simulasi. Data yang ingin diperoleh adalah data yang berupa perkataan dan aktivitas yaitu komunikasi interaktif antara guru dan siswa, maupun siswa dengan siswa, serta pada saat diskusi kolaboratif dengan guru setelah pembelajaran. Aktivitas guru diamati oleh peneliti mitra. Dengan demikian dapat diketahui jelas kekurangan dan kelebihan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas (Jaelani, 2012, hlm. 64).

3. Lembar aktivitas guru

Menurut Luthfiani (2012, hlm. 47) lembar aktivitas guru merupakan lembaran yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode simulasi. Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah mengenai aktivitas guru dalam pelaksanaan metode simulasi. Lembaran observasi ini memuat kemampuan menarik fokus perhatian siswa, kemampuan mengarahkan siswa untuk melakukan pencarian diberbagai sumber, kemampuan untuk mengarahkan siswa untuk melakukan penemuan informasi mengenai tema, kemampuan mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok, kemampuan berargumentasi antar siswa, kemampuan mengelola kegiatan ceramah bervariasi agar berjalan dengan lancar, cepat tanggap dalam merespon


(39)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi yang ada. Pengisisn lembar ini menggunakan tanda checklist pada salah satu kolom penilaian yang telah ditentukan peneliti.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi penting dalam penelitian ini. Catatan ini dibuat oleh mitra peneliti pada saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisisan waktu. Kegiatan yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung meliputi aktivitas yang dilakukan guru, pengelolaaan kelas, respon siswa dalam pembelajaran, interaksi antar siswa dan guru, interaksi siswa dengan siswa, serta komentar yang berisi tanggapan serta, analisis materi dan solusi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki aktivitas belajar mengajar di kelas.

5. Wawancara

Wawancara menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2007) adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Sehingga data yang didapatkan akan maksimal. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran IPS yang dilakukan dengan menerapkan metode simulasi. Pertanyaan yang dibuat secara struktur yang ditentukan oleh peneliti terkait metode simulasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa cara. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh adalah data yang sesuai. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data tersebut antara lain:


(40)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung, seperti cara guru melaksanakan proses pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, seperti cara guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode simulasi, kegiatan berargumentasi antar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi . Selain itu Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengamatan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi (action) terus dimonitor secara reflektif. Data yang mendukung penelitian di ambil untuk mendukung proses penelitian.Data kuantitatif tentang kemajuan siswa (nilai) dan data kualitatif (minat/ suasana kelas) perlu dikumpulkan. Pada langkah ini, peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (angket/ wawancara/ observasi) tentang fenomena kelas yang dibuat siswa dan guru merupakan informasi yang berharga.

2. Wawancara

Menurut Dezim (dalam Wiriaatmadja, 2012 hlm. 117) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Menurutnya ada tiga macam wawancara, yakni wawancara baku dan terjadwal, serta wawancara baku dan tidak terjadwal, serta wawancara tidak baku. Pertanyaan-pertanyaaan yang sama diajukan dalam urutan yang sama, apabila pertanyaan lanjutan atau

probing diperlukan, maka hal itu juga juga harus baku. Wawancara yang

tidak terjadwal adalah bentuk lain dari yang terjadwal, hanya saja urutannya yang berubah tergantung jawaban yang diberikan oleh informan. Namun demikian, fleksibilitas dari pewawancara dianjurkan


(41)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar wawancara berlangsung wajar dan responsif. Wawncara yang tidak baku biasa disebut juga sebagai wawncara pedoman atau interview guide, yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan umum dan khusus yang diantipasi pewawancara secara informal dalam urutan ketersediaan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-artsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Menurut Goetz dan LeCompte (dalam wiriaatmadja, 2012, hlm. 121) dokumen menyangkut para partisipan penelitian yang akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar. Termasuk kedalamnya ialah 1) koleksi dan analisis buku teks, 2) kurikulum dan pedomen pelaksanaannya. 3) arsip penerimaan murid baru, 4) catatan rapat, 5) catatan tentang siswa. Kumpulan dokumen pemerintah. 6) koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa penting (logs), dan kenangan-kengangan dari siswa angkatan lama.

4. Catatan Lapangan

Menurut Wririatmadja ( 2008, hlm. 125) catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi sebagai sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian. Setiap kejadian selama pembelajaran dicatat misalnya suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dan sisw, interaksi siswa dengan siswa. Selain itu mungkin pula kegiatan lain dari penelitian seperti aspek orientasi, perencanaan,pelaksanaan, diskusi dan refleksi, semuanya dapat di catat oleh peneliti kemudian dapat dibaca kembali dari catatan lapangan tersebut.


(42)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket merupakan alat pengumpul data dalam penelitian yang berisi pertanyaaan yang diajukan untuk mendapatkan jawaban dari responden untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Isi dari angket tersebut telah dibuat dan disusun oleh peneliti dikaitkan dnegan indikator dari variabel judul penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan data

Pengelolaan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari setiap variabel penelitian yang siap dianalisis.Teknik pengelolaan data yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kuanitatif

Pengelolaan data untuk mengukur tumbuhnya etos kerja siswa diolah secara kuantitatif melalui penskoran. Data yang diperoleh berasal dari hasil penelitian observer terhadap setiap lembar observasi yang menjadi fokus penelitian ini.

b. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berasal dari seluruh instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan. Pengelolaan ini dilakuakn secara lebih mendetail pada bagian analisis data

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pengelompokan membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data dehingga mudah untuk dibaca. Analisis data ini merupakan bagian penting dalam penelitian


(43)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini, sebab data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dilakuakan penganalisisan data.

Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data. Pengolahan data kualitatif diolah selama proses penelitian berlangsung yaitu dengan melakukan pengolahan data secara deskriptif, sementara data secara deskriftif, sementara data yang bersifat kuantitatif diolah menggunakan ststistika deskriftif dengan presentase (%), pengamatan dan menyimpulkan lebih mendasar pada nilai rata-rata.

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Maka dari itu, analisis berguna dalam memecahkan masalah penelitian analisis data. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif .

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif sumber data deskripsi yang luas dan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Untuk memperoleh data yang akurat dan memuaskan dilakukan dengan menggunakan analisis data yang akurat dan memuaskan maka dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sebuah data terkumpul peneliti menganalisis, mereduksi, dan menyimpulkan data. Analisi data merpakan proses dalam mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun de dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih yang akan


(44)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipelajarai dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri dan orang lain. Analisis data bersifat induktif, yaitu analisis data yang berdasakan pada data yang diperoleh peneliti yang kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah hipotesis Sugiyono (2010, hlm. 89).

Pada penelitian ini dilakukan setiap siklus sehingga peneliti akan melihat dan melakukan penlilaian setiap tindakan dalam proses pembelajaran, dan selanjutnya akan memutuskan perencanaan untuk siklus selanjutnya. Analisi data dilakukan dalam satu prose yang pelaksanaannya dimulai ketika peneliti dirasakan cukup untuk mengambil data lapangan. Karena apabila pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai maka akan sangat membingungkan peneliti. Teknis analisis data menurut Miles dan

dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

a. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting serta dicari pola dan temanya (Sugiyono, 2008 hlm. 247). Proses reduksi yang dilakukan peneliti adalah merangkum, memilih dan memberikan fokus pada hal-hal penting dari semua data-data yang ada dalam penelitian.

b. Validasi data

Data yang validasi adalah data yang benar. Validitas merupakan suatu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk dlam penelitian tindakan kelas. Untuk menguji keabsahan penelitian diperlukan sebuah validasi data. Tujuannya untuk membuktikan bahwa apa yang telah diamati peneliti adalah sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi . Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap validasi data pada penelitian ini


(45)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagaimnana dikemukakan oleh Hopkin (Wiriaatmadja, 2008 hlm. 168-171) antara lain:

1) Member chek

Memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/informasi itu tidak berubah atau ajeg.

2) Triangulasi

Menurut Elliot (Wiriaatmadja, 2008:15) triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yaitu: sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang observer/pengamat. Tiga sudut pandang ini memiliki alasan pembenaran atau justifikasi epistemology. Trianggulasi dilakukan sebagai proses memastikan sesuatu (getting a’fix’) memeriksa kebenaran hipotesa, kostruk yang dianalisis oleh tiga sudut pandang diantaranya guru, siswa, peneliti. Istilah ini berkembang dengan fungsi utama untuk meningkatkan ketajaman hasil pengamatan melalui beberapa cara dalam pengumpulan data.

3) Expert opinion

Mencari expert opinion atau nasehat/pendapat pakar. Pakar atau ahli ini akan memeriksa semua tahapan penelitian dan akan memberikan pendapat dan arahan atau judgment terhadap permasalahan maupun langkah-langkah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan berdasarkan opini pakar akan memberikan validasi penelitian dan meningkatkan derajar keterpercayaan. Expert opinion merupakan pendapat dari ahli seperti pembimbing skripsi, ahli sosiologi, pendidikan, ekonomi, hukum dan lain sebagainya.


(1)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa


(2)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 12 bandung

Kelas/Semester : VIII / 2

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

AlokasiWaktu : 1 x 40 Menit (2 kali pertemuan)

Tema : Belajar berpolitik

Siklus : Ketiga

A. Standar Kompetensi

6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial

B. Kompetensi Dasar

6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat. C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mensyukuri nikmat Tuhan YME dalam kehidupan berpranata sosial

2. Senantiasa berikhtiar dan senantiasa berikhtiar dan bertaqwa dalam berkehidupan sosial yang baik.

3. Mengidentifikasi Tujuan pranata sosial dalam mencegah terjadinya kerusuhan. 4. Menganalisis fenomena- fenomena yang bertentangan dengan pranata sosial.. 5. Merefleksikan peran pranata keluarga dalam kehidupan siswa melalui kemampuan

verbal, visual spasial, naturalistik, interpersonal, intrapersonal.

6. Mengimplementasikan peran pranata sosial dalam kehidupan melalui etos kerja siswa. D. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran berbasis minat dan bakat siswa dapat :

1. Mensyukuri nikmat Tuhan YME dalam kehidupan berpranata sosial

2. Senantiasa berikhtiar dan senantiasa berikhtiar dan bertaqwa dalam berkehidupan sosial yang baik.

3. Mengidentifikasi Tujuan pranata sosial dalam mencegah terjadinya kerusuhan. 4. Menganalisis fenomena- fenomena yang bertentangan dengan pranata sosial.. 5. Merefleksikan peran pranata keluarga dalam kehidupan siswa melalui

kemampuan verbal, visual spasial, naturalistik, interpersonal, intrapersonal. 6. Mengimplementasikan peran pranata sosial dalam kehidupan melalui etos kerja

siswa. E. Materi Pembelajaran

1. Tujuan Pranata sosial

Tujuan pranata sosial mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, adapun agar kehidupan soasial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.


(3)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fungsi- fungsi secara umum dan karakteristiknya tersebut, pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut. Berikut ini beberapa tipe atau

penggolongan pranata sosial.

a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi crescive institutions dan enacted institutions.

1) Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari kebiasaan masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan berbagai upacara adat.

2) Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan lain-lain.

b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.

1) Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan negara. 2) Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya

tempat-tempat hiburan atau rekreasi.

c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi approved institutions dan unsanctioned institutions.

1) Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum oleh masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dll.

2) Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum ditolak oleh masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti merampok, memeras, pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.

d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi general institutions dan restricted institutions.

1) General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.

2) Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh anggota kelompok tertentu. Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan lainnya.

e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi cooperative institutions dan regulative institutions.

1) Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan pola dan tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.

2) Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur atau mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).


(4)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan Deskripsi

Karakter Etos Kerja yang di harapkan Alokasi waktu

Pendahuluan A. Apersepsi

1. Memberikan salam dan berdo’a sebelum

memulai pembelajaran.

2. Guru mempersiapkan kelas agar lebih

kondusif, presensi (absensi, kebersihan kelas, menyiapkan media dan alat serta buku yang

diperlukan). Menginformasikan materi dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu:  Mendeskripsikan tujuan pranata sosial.  Memahami peran pranata sosial.

B. Motivasi

Guru membuat peta konsep mengenai materi tujuan pranata dan peran pranata sosial.

Disiplin, santun, peduli

10 menit

Inti A. Tahap Pertama: Orientasi

Pada fase ini guru:

 Menyajikan topik luas mengenai simulasi dan konsep yang akan dipakai dalam aktivitas simulasi.

 Menjelaskan simulasi dan permainan  Menyajikan ikhtisar simulasi.

B. Tahap kedua: Latihan Prtisipasi

 Membuat skenario (aturan, peran, prosedur,

skor, tipe keputusan yang akan dipilih, dan tujuan)

 Menugaskan peran.

 Melaksanakan praktik dalam jangka waktu yang singkat.

C. Tahap Ketiga: Pelaksanaan Simulasi

 Memimpin aktivitas permainan dan administrasi permainan.

 Mendapatkan umpan balik dan evaluasi

(Mengenai penampilan dan pengaruh

keputusan).

 Menjelaskan kesalahan konsepsi  Melanjutkan Simulasi

Mandiri, Berpikir logis, Kratif , Kerjasama, Kerja keras, Saling menghargai, Peduli, Percaya diri,

Cinta ilmu,

kratif dan

logis, tanggung jawab

60 menit


(5)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan Deskripsi

Karakter Etos Kerja

yang di harapkan

Alokasi waktu D. Tahap Empat: wawancara partisipan (Satu atau

Semua aktivitas berikutnya)

 Menyimpulkan kejadian dan persepsi.

 Menyimpulkan kesulitan dan

pandangan-pandangan.

 Menganalisis proses.

 Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.

 Menghubungkan aktivitas simulasi dengan

materi pelajaran.

 Menilai dan kembali merancang simulasi.

E. Tahap selanjutnya siswa mengisi Lembar Kerja Siswa yang telah disediakan oleh guru.

F. Setelah siswa diberikan tugas untuk mengkaji materi kedalam minat dan bakat yang dimiliki masing- masing siswa, kemudian guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai fungsi dan tujuan pranata sosial bagi kehidupan serta tugas yang diberikan untuk mensimulasikan pada pertemuan

selanjutnya.

Penutup Fase ini guru membuat kesimpulan bersama-sama

siswa. Selanjutnya menugaskan untuk pertemuan selanjutnya mempersiapkan tampil untuk

mensimulasikan minat dan bakat siswa yang dimilikinya.

Saling menghargai, santun, kritis, logis, percaya diri,

memahami kelebihan dan kekurangan siri, mandiri,

kerja sama,

jujur,

10 menit

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


(6)

Cucu Sugiharti, 2014

Pengembangan Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Ips Berbasis Minat Dan Bakat Untuk Meningkatkan Etos Kerja Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran berbasis minat dan bakat 2. Metode Pembelajaran : Simulasi

G. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Buku IPS SMP/MTs kelas VIII karangan Sri Sudarmi dan Waluyo 2. Lingkungan masyarakat sekitar

3. Kertas HVS

4. Video tetang keluarga

5. Gambar-gambar tentang jenis kebutuhan manusia.

6. Buku IPS BSE kelas VIII karangan : Sanusi Fattah dan Soegiharsono

Mengetahui, Bandung, 6 Maret 2014

Kepala SMPN 12 Bandung Pengajar IPS

Drs. Ahmad Darojat Cucu Sugiharti


Dokumen yang terkait

METODE TUGAS MEMBUAT KLIPING MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMP Yayasan Atikan Sunda Bandung.

0 1 66

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE VCT DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SANTUN : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII E SMPN 4 Bandung.

0 3 5

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 14 Bandung.

0 2 48

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEKERJASAMA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW: penelitian tindakan kelas di kelas viii-7 smpn 9 bandung.

0 2 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

IMPLEMENTASI METODE INQUIRY BERBASIS ISU-ISU SOSIAL KONTEMPORER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII H Di SMP N 40 Bandung.

14 141 48

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MELALUI METODE BRAINSTROMING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas VII-I di SMPN 5 Bandung.

0 4 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40