PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM BERNEGOSIASI : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM BERNEGOSIASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Aghnia Syadza

NIM 1002674

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM BERNEGOSIASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Aghnia Syadza

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Aghnia Syadza 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN

PENDAPAT DALAM BERNEGOSIASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

AGHNIA SYADZA 1002674

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986011004

Pembimbing II,

Drs. Denny Iskandar, M.Pd. NIP 196606291991031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoretis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 6

F. Anggapan Dasar ... 6

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, PEMBELAJARAN BERBICARA, DAN NEGOSIASI A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 8

2. Tujuan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 10

3. Karakteristik, Ciri-ciri, dan Variasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah 11 4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

B. Pembelajaran Berbicara ... 14

1. Pengertian Berbicara ... 14

2. Tujuan Berbicara ... 15

3. Jenis Berbicara ... 16


(5)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Faktor Penunjang Keefektifan Berbicara ... 17

C. Negosiasi ... 18

1. Pengertian Negosiasi ... 18

2. Tujuan Negosiasi ... 19

3. Langkah-langkah Negosiasi ... 19

4. Struktur dan Kaidah Negosiasi ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Definisi Operasional ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 24

1. Angket ... 24

2. Lembar Observasi ... 26

3. Catatan Lapangan ... 29

4. Pedoman Wawancara ... 30

5. Jurnal Siswa ... 30

6. Tes Berbicara ... 31

E. Teknik Pengolahan Data ... 35

1. Analisis Data ... 35

2. Kategorisasi Data ... 36

3. Interpretasi Data ... 36

F. Kriteria Penilaian Berbicara ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 40

B. Siklus 1 ... 41

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 41

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 41


(6)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Analisis Hasil Tes Siswa Siklus 1 ... 49

5. Refleksi Tindakan Siklus 1 ... 63

C. Siklus 2 ... 64

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 65

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 65

3. Analisis Pengamatan Pembelajaran Siklus 2 ... 68

4. Analisis Hasil Tes Siswa Siklus 2 ... 74

5. Refleksi Tindakan Siklus 2 ... 88

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

1. Kemampuan Siswa Mengungkapkan Pendapat dalam Bernegosiasi ... 90

2. Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran ... 94

3. Pembahasan ... 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN


(7)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah... 13

Tabel 3.1 Angket Siswa ... 25

Tabel 3.2 Observasi Siswa ... 26

Tabel 3.3 Observasi Guru ... 28

Tabel 3.4 Jurnal Siswa ... 30

Tabel 3.5 Format Penilaian Keterampilan Berbicara ... 37

Tabel 3.6 Deskripsi Penilaian Keterampilan Berbicara ... 38

Tabel 3.7 Penilaian PAP Skala Lima ... 39

Tabel 4.1 Penilaian Aktivitas Guru Siklus 1 ... 44

Tabel 4.2 Kriteria Penilaian ... 46

Tabel 4.3 Penilaian Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 47

Tabel 4.4 Kelompok Nilai Cukup ... 50

Tabel 4.5 Kelompok Nilai Cukup ... 52

Tabel 4.6 Kelompok Nilai Cukup ... 54

Tabel 4.7 Kelompok Nilai Kurang ... 56

Tabel 4.8 Kelompok Nilai Kurang ... 58

Tabel 4.9 Kelompok Nilai Kurang ... 60

Tabel 4.10 Penilaian Berbicara Siklus 1 ... 62

Tabel 4.11 Penilaian Aktivitas Guru Siklus 2 ... 68

Tabel 4.12 Kriteria Penilaian ... 70


(8)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.15 Kelompok Nilai Baik ... 76

Tabel 4.16 Kelompok Nilai Baik ... 79

Tabel 4.17 Kelompok Nilai Baik ... 81

Tabel 4.18 Kelompok Nilai Cukup ... 83

Tabel 4.19 Kelompok Nilai Cukup ... 85

Tabel 4.20 Penilaian Berbicara Siklus 2 ... 87

Tabel 4.21 Kemampuan Siswa Mengungkapkan Pendapat dalam Bernegosiasi ... 91

Tabel 4.22 Kategori Nilai Siklus 1 dan Siklus 2 ... 92


(9)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM BERNEGOSIASI

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

Aghnia Syadza 1002674

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran berbicara yang terjadi pada siswa kelas X Sosial 2 SMA Negeri 1 Lembang. Siswa kelas X Sosial 2 mengalami kesulitan mengungkapkan pendapat ketika berbicara di depan umum. Siswa masih merasa kesulitan pada penyusunan kosakata dan struktur kata dalam berbicara. Siswa memerlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan ketika berbicara di depan kelas. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dianggap mampu menjadi alternatif bagi guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan model PBM, (2) pelaksanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan PBM, dan (3) hasil pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan model PBM. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan model PBM, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PBM, dan (3) hasil pembelajaran menggunakan model PBM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Hasil pembelajaran menggunakan model PBM terbukti dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat siswa, khususnya ketika bernegosiasi. Nilai tertinggi pada siklus 1 adalah 72 dan nilai terendah adalah 48. Rata-rata pada siklus 1 adalah 57,6. Sedangkan pada siklus 2, nilai tertinggi siswa adalah 88 dan nilai terendah adalah 72. Rata-rata pada siklus 2 adalah 72,25. Oleh karena itu, penerapan model PBM dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi.


(10)

iii Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penelitian Tindakan Kelas, Mengungkapkan Pendapat, dan Bernegosiasi

ABSTRACT

APPLICATION OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TO IMPROVE ABILITY TO RAISE OPINION

IN NEGOTIATING

(Classroom Action Research in Class X Social 2 SMA Negeri 1 Lembang Academic Year 2013/2014)

Aghnia Syadza 1002674

This research is motivated by the problem of learning to speak that happens in class X Social 2 SMA 1 Lembang. Students X Social 2 have difficulty expressing opinions when speaking in public. Students still feel difficulties in the preparation of vocabulary and grammar in speech. Students need a learning model that can overcome the problems when speaking in front of the class. Problem Based Learning Model (PBM) is considered to be an alternative for teachers in classroom learning. The problem of this study were (1) the planning of learning to express their opinions in negotiating PBM model, (2) the implementation of learning to express their opinions in negotiating using the PBM, and (3) the results of learning to express their opinions in negotiating PBM model. The purpose of this study was (1) to describe the planning of learning to express their opinions in negotiating PBM model, (2) describe the implementation of learning using PBM models, and (3) the results of the learning using PBM models. The method used in this study was Classroom Action Research (CAR). This study was conducted as two cycles. Each cycle consists of four stages, namely (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection. Learning outcomes using PBM models are proven to improve students' ability to express their opinions, especially when negotiating. The highest value in cycle 1 was 72 and the lowest score is the average 48. in cycle 1 was 57.6. While on cycle 2, the highest score of students is 88 and the lowest score was a 72 average in cycle 2 was 72.25. Therefore, the application of the PBM can enhance the ability to express their opinions in a negotiation.


(11)

iii Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords: Model Problem Based Learning, Classroom Action Research, Reveal Opinions, and Negotiation


(12)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum dalam pendidikan Indonesia saat ini sedang menjadi sorotan masyarakat. Hal tersebut karena banyaknya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah. Sejak Indonesia merdeka, terhitung telah tujuh kali perubahan yang dilakukan pemerintah. Perubahan tersebut memberikan banyak hal baru dalam dunia pendidikan, seperti pendekatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran di kurikulum sebelumnya, siswa lebih pasif menerima informasi dari guru. Pembelajaran dilakukan dengan cara siswa menyimak penjelasan guru. Akan tetapi, dalam Kurikulum 2013, guru tidak lagi memberikan penjelasan secara utuh kepada siswa. Siswa harus lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Guru hanya bertugas untuk mengarahkan siswa agar mampu berpikir kritis ketika belajar (Kemdikbud, 2013:9). Sejalan dengan itu Husamah (2013:98) berpendapat bahwa pada dasarnya siswa harus dipersiapkan sebaik mungkin agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Kemampuan-kemampuan tersebut menjadi tujuan dari Kurikulum 2013 ini.

Salah satu perubahan yang terjadi dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas adalah adanya mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang terdapat dalam Kurikulum 2013. Patria (2013) dalam artikelnya berpendapat bahwa implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks tersebut dapat berupa teks tulisan atau teks lisan. Pembelajaran teks akan membawa siswa sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis.


(13)

2

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada dasarnya, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari empat keterampilan berbahasa, yakni membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berpengaruh terhadap tingkat pemahaman materi dan kemampuan berbahasa siswa. Oleh karena itu, keempat keterampilan berbahasa tersebut perlu diajarkan kepada siswa. Tujuannya agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Di antara empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif karena siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tarigan (2008:17) mengungkapkan bahwa kegiatan berbicara membutuhkan paling sedikit dua orang. Salah satu kegiatan berbicara yang melibatkan beberapa orang adalah berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum membutuhkan banyak latihan karena komunikasi yang terjadi terkadang satu arah. Oleh karena itu, berbicara di depan umum membutuhkan kemampuan vokalisasi yang benar, penguasaan materi yang baik, dan penguasaan panggung. Beberapa hal tersebut menjadi faktor penghambat kemahiran siswa dalam memelajari keterampilan berbicara hingga menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik ketika mengungkapkan pendapat di depan umum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Erlina Marliawati, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Lembang, mengatakan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan mengungkapkan pendapat ketika berbicara di depan umum. Siswa masih belum terampil dalam berbicara atau mengungkapkan pendapat. Siswa masih merasa kesulitan pada penyusunan kosakata dan struktur kata dalam berbicara. Siswa merasa tegang, gugup, dan takut salah ucap ketika diminta untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Rasa takut salah dan malu menjadi faktor lain bagi siswa untuk berani berbicara di depan umum. Kendala tersebut tidak terlepas dari kurangnya rasa percaya diri siswa ketika berbicara di depan umum. Selain itu, siswa lebih terbiasa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa reseptif seperti membaca dan menyimak.


(14)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Padahal kegiatan berbicara akan menunjukkan bagaimana performansi seorang siswa berbahasa aktif.

Selain itu, faktor yang juga berpengaruh terhadap kemampuan berbicara siswa kelas X Sosial 2 SMAN 1 Lembang juga sempat diungkapkan oleh Ibu Erlina. Perkembangan teknologi saat ini menjadi faktor yang paling berpengaruh. Saat ini, siswa lebih tertarik membuka media sosial atau internet. Tanpa disadari siswa menjadi tidak menghiraukan lingkungan sekitar. Hal tersebut berpengaruh terhadap keinginan siswa mengungkapkan pendapatnya secara langsung dengan berbicara. Selain itu, kurangnya kemampuan berbicara siswa kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang adalah pengaruh bahasa ibu. Latar belakang siswa yang mayoritas berasal dari daerah sunda menjadi hal yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Mayoritas siswa menggunakan bahasa sunda ketika mata pelajaran bahasa Indonesia.

Pernyataan di atas menunjukan bahwa peran pendidik sangat berpengaruh terhadap hasil dari pembelajaran. Menurut Suryani (dalam Husamah, 2013:105), dalam melaksanakan perannya sebagai implementator desain pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya. Akan tetapi, guru juga berperan sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian, berlangsungnya pembelajaran dapat dikatakan berada pada keputusan seorang guru. Berinovasi dalam model pembelajaran yang digunakan menjadi hal penting. Model pembelajaran yang monoton akan membuat siswa merasa jenuh, lebih dari itu siswa menjadi tidak tertarik terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

Selain melakukan wawancara dengan guru, peneliti juga melakukan pengamatan ke kelas dan wawancara dengan beberapa siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat respons siswa terhadap pembelajaran berbicara di kelas. Hasil dari pengamatan awal adalah siswa terlihat kurang persiapan ketika berbicara di depan kelas. Sesekali siswa berhenti berbicara untuk berpikir apa yang akan diungkapkan. Tidak jauh berbeda ketika peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Siswa terlihat enggan untuk mengungkapkan pendapat atau


(15)

4

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbicara di depan kelas. Siswa mengaku ada perasaan gugup, takut salah ucap, dan kurang percaya diri ketika berbicara.

Terdapat beberapa penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas X. Sebagai contoh, penelitian dalam upaya peningkatan kemampuan berbicara dilakukan oleh Aminah (2013) yang berjudul “Penggunaan

Teknik Permainan Kotak Kata Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2013). Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan

teknik permainan kotak kata dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas X. Hal tersebut dapat terlihat dari presentase yang meningkat setiap siklusnya. Peningkatan tersebut terlihat dari siklus 1 sebesar 52,63% menjadi 68,57% siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Selanjutnya, pada siklus 3, terjadi peningkatan yang siginifikan pada minat siswa dalam mengungkapkan pendapat yaitu sebesar 86,11%.

Mengingat pentingnya kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya mengungkapkan pendapat, guru dituntut untuk lebih inovatif dalam memilih model, metode, atau teknik pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih tertarik dan tidak mengalami kesulitan ketika berbicara di depan kelas. Terdapat penelitian mengenai model pembelajaran yang dianggap tepat dalam penelitian ini. Sebagai contoh, penelitian tersebut dilakukan oleh Rachman (2006) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Matematika di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Magelang.

Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan dalam hasil belajar siswa. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes pada siklus 1 sebesar 60,95 menjadi 69,10.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti beranggapan bahwa kemampuan berbicara siswa di depan umum dapat diperbaiki dengan adanya inovasi model pembelajaran dari guru. Peneliti tertarik untuk menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa, khusunya ketika mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi. Mengacu pada


(16)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengangkat judul

‘Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat dalam Bernegosiasi’. Dengan begitu, diharapkan siswa dapat lebih tertarik dalam mengungkapkan pendapat dan memahami materi pelajaran. Dalam melakukan penelitian ini, peran guru sangatlah penting karena guru diharapkan mampu memberikan pengalaman yang sesuai dengan materi pelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang dijelaskan dalam latar belakang, peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang ditemukan di SMAN 1 Lembang sebagai berikut.

1. Siswa masih merasa takut salah berucap ketika berbicara di depan umum. 2. Perkembangan teknologi membuat siswa lebih pasif dalam pembelajaran. 3. Kurang tertariknya siswa dengan model pembelajaran yang digunakan guru. 4. Model pembelajaran yang kurang inovatif menyebabkan siswa merasa jenuh

dan bosan dengan materi pembelajaran.

5. Siswa kelas X Sosial 2 kesulitan belajar berbicara, khususnya ketika mengungkapkan pendapat di depan umum.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014?


(17)

6

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana hasil pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Menambah inovasi pembelajaran bahasa Indonesia untuk pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas X.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, model pembelajaran berbasis masalah merupakan alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara.


(18)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensinya khususnya dalam bidang berbicara.

c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti yang nantinya diharapkan menjadi seorang pendidik. Pada hakikatnya seorang pendidik harus mampu menyiasati kesulitan belajar siswa serta membantu siswa dalam proses belajar dan mengajar.

F. Anggapan Dasar

Pada penelitian ini, peneliti berpedoman pada anggapan dasar sebagai berikut.

1. Pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi merupakan salah satu kompetensi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang terdapat dalam Kurikulum 2013 untuk SMA.

2. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dapat membantu siswa dalam mengungkapkan pendapat ketika bernegosiasi.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi.


(19)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan muncul karena adanya kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Pembelajaran ini tidak akan terlepas karena adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, materi dengan bahan ajar yang digunakan untuk meneliti proses dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul di kelas. Dalam hal ini, pembelajaran berbicara di kelas menjadi masalah utama yang akan diteliti. Data yang diambil dalam penelitian disesuaikan dengan materi pembelajaran di kelas. Kegiatan dalam penelitian ini terdiri atas perumusan kembali masalah yang sedang dihadapi, perumusan cara pemecahan masalah, perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi kegiatan atau refleksi. Berikut ini bagan Penelitian Tindakan Kelas.

Gambar 3.1


(20)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Arikunto, 2010: 137)

Sebelum siklus satu dilaksanakan, hal yang pertama dilakukan adalah studi kelayakan sebagai penelitian pendahuluan (prasiklus) dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran. Proses penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Keempat tahap tersebut menjadi sebuah siklus dalam penelitian. Jika hasil dari siklus pertama dianggap masih kurang, maka refleksi menjadi acuan untuk dilakukannya siklus berikutnya hingga hasil belajar siswa dianggap meningkat.

Secara lebih rinci, prosedur penelitian setiap siklusnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan penelitian ini dimulai dengan observasi di salah satu sekolah mengenai kesulitan atau permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran berbicara. 2. Tindakan

Tindakan dalam penelitian adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat. Tindakan yang nanti akan dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pembelajaran berbicara dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

3. Pengamatan

Pada penelitian ini, nantinya ada yang bertindak sebagai observer, tugasnya akan mengamati proses berlangsungnya pengamatan penelitian. Data dari hasil ini akan memberikan pengaruh dalam penyusunan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Selain itu, pengamatan yang dilakukan observer akan membantu peneliti melihat aktivitas guru dan siswa yang terjadi di kelas.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengkaji pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi juga merupakan bentuk evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Hasil


(21)

24

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan observer dan hasil analisis belajar siswa dijadikan acuan untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Lembang. Subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X Sosial 2 semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sebanyak 32 orang yang terdiri atas 18 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih kelas ini berdasarkan rekomendasi dari seorang guru yang mengalami permasalahan pembelajaran berbicara di kelas.

C. Definisi Operasional

Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi yang berkaitan dengan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menghindari penafsiran yang berbeda. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah riil sebagai konsep, bahan, contoh, dan fasilitas agar siswa mampu memecahkan suatu masalah yang dihadapi di kehidupan nyata.

2. Kemampuan mengungkapkan pendapat dalam bernegosiasi adalah salah satu keterampilan berbahasa produktif yang mengutamakan bahasa lisan dengan cara berunding.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang membantu dalam menyusun data-data yang telah dikumpulkan agar pengolehan data-data lebih cermat, lengkap dan mudah. Instrumen yang dipilih oleh peneliti untuk mengolah data-data yang dikumpulkan sebagai berikut.


(22)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angket merupakan instrumen yang di dalamnya berisi pertanyaan atau pernyataan secara tertulis. Tujuan dari angket ini adalah untuk mengetahui berapa besar antusias siswa dalam pembelajaran berbicara. Dalam penelitian ini, angket yang disebar berisi pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, seperti ya, kadang-kadang, atau tidak. Pertanyaan dalam angket ini mencakup beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran berbicara. Berikut ini merupakan format angket yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.1 Angket Siswa

No Pertanyaan Ya Kadang

-kadang Tidak Keterangan

1. Apakah Anda menyukai pembelajaran berbicara dengan diskusi

berdasarkan masalah? 2. Pernahkah Anda

melakukan kegiatan diskusi seperti yang ditayangkan?

3. Apakah Anda mengalami kesulitan ketika berbicara di depan kelas? Jika ya, sebutkan apa kesulitan yang anda rasakan! 4. Apakah Anda menyukai

pembelajaran berbicara dengan cara diskusi seperti yang


(23)

26

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Apakah yang Anda

inginkan dari

pembelajaran bahasa Indonesia?

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Observer mengisi lembar observasi dengan cara menuliskan jumlah siswa pada lembar observasi aktivitas siswa. Sedangkan pada lembar observasi aktivitas guru, observer mengisi dengan memberi tanda check (√). Observasi dilakukan tidak hanya pada siswa, tetapi observasi terhadap guru pun perlu dilakukan. Tujuannya untuk memperoleh data mengenai aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Dalam melakukan observasi ini, peneliti bekerja sama dengan beberapa mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebagai observer atau pengamat di dalam kelas.

Lembar observasi aktivitas siswa dibagi menjadi dua, yaitu aktivitas positif dan negatif. Aktivitas siswa yang positif terbagi menjadi empat aspek, yaitu siswa yang memperhatikan penjelasan guru, siswa yang mengajukan pendapat atau pertanyaan, siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, dan siswa yang mampu berbicara dengan baik di depan kelas. Sedangkan aktivitas negatif terbagi menjadi tujuh aspek yaitu, siswa yang melamun, siswa yang mengobrol dengan temannya, siswa yang melakukan kegiatan lain, siswa yang mengganggu temannya, siswa yang mencorat-coret kertas atau meja, siswa yang keluar masuk kelas, dan siswa yang berpindah-pindah tempat duduk. Berikut ini merupakan format lembar observasi terhadap siswa.


(24)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi Siswa

No. Aspek yang diamati Jumlah

Siswa

Presentase (%)

1

Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Proses Belajar Mengajar Siswa memperhatikan penjelasan guru

Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan

Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mampu berbicara dengan baik di depan kelas

2

Perilaku Negatif Siswa Saat Proses Belajar Mengajar Berlangsung Siswa melamun

Siswa mengobrol dengan temannya Siswa melakukan kegiatan lain Siswa mengganggu temannya

Siswa mencoret-coret kertas atau meja Siswa keluar masuk kelas

Siswa berpindah tempat duduk

Penilaian terhadap aktivitas guru dibagi menjadi beberapa bagian yang berkaitan dengan kemampuan guru membuka pembelajaran, sikap guru dalam pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran, dan kemampuan guru menutup pembelajaran. Selain itu, terdapat penilaian terhadap guru dalam menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah.

Berikut ini aspek yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas seperti pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Aspek yang dinilai dalam kemampuan membuka pembelajaran adalah kemampuan menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, kemampuan apresepsi, dan kemampuan memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan. Kemudian aspek yang dinilai dari sikap guru dalam pembelajaran


(25)

28

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa, tidak melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu yang mengganggu perhatian siswa, antusiasme mimik dalam penampilan, dan mobilitas posisi tempat dalam kelas. Selain itu, aspek yang dinilai dari kemampuan guru menggunakan media pembelajaran adalah memperhatikan prinsip media pembelajaran, tepat ketika menggunakan, mampu dalam mengoperasikan, dan media yang digunakan membantu dalam pembelajaran.

Aspek yang berkaitan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah kemampuan guru mengaplikasikan langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), efektivitas proses belajar menggunakan model PBM, kejelasan menerangkan berdasarkan aspek kompetensi, dan mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional. Selain itu, beberapa aspek yang dinilai dari implementasi langkah-langkah pembelajaran yaitu penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP, pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa, dan cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang direncanakan. Berikut ini merupakan format lembar observasi terhadap guru.

Tabel 3.3

Lembar Observasi Guru

No Penampilan Mengajar Nilai

A B C D

1

Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa

c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan

d. Memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan

2

Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan yang


(26)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengganggu perhatian siswa

c. Antusiasme mimik dalam penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas

3

Kemampuan Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Mengaplikasikan langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah

b. Efektivitas proses belajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

c. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif)

d. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

e. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional

4

Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang direncanakan

5

Penggunaan Media Pembelajaran

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media

b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran

6

Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan


(27)

30

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dirancang

7

Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali/ menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya

c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler

Jumlah Nilai Aspek

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan lembaran yang akan diisi oleh observer. Catatan lapangan berfungsi untuk menuliskan kekurangan, ajuan, atau solusi dari observer untuk pembelajaran selanjutnya. Observer diberikan satu lembar kertas untuk menuliskan segala kekurangan dari pembelajaran di hari itu. Lembar catatan lapangan diisi setelah pembelajaran berakhir.

4. Pedoman Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan terhadap guru dan beberapa orang siswa. Wawancara yang dilakukan kepada guru bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbicara kelas X Sosial 2 di SMA N 1 Lembang. Guru diberi beberapa pertanyaan mengenai proses belajar di kelas, respons siswa terhadap pembelajaran, dan upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat. Sedangkan wawancara yang dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran berbicara. Pedoman wawancara ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pembelajaran berbicara di kelas. Selain itu, faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara siswa.

5. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berakhir. Jurnal ini bertujuan untuk melihat respons dan gambaran umum siswa setelah


(28)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan pembelajaran. Setelah itu, data tersebut digunakan dalam upaya perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. Jurnal ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pembelajaran saat itu. Siswa menjawab pertanyaan tersebut secara tertulis. Selain itu, untuk membuat siswa teratrik dalam menjawab pertanyaan, peneliti memberikan pilihan berupa gambar wajah senang, sedih, atau biasa saja. Berikut ini merupakan format jurnal yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.4 Jurnal Siswa

6. Tes Berbicara

Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan, berupa tes keterampilan berbicara di depan publik. Tes yang dilakukan dalam berbicara ini disesuaikan dengan kompetensi siswa kelas X Sosial 2. Selain itu, tes berbicara dilakukan ketika pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Berikut ini merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA NEGERI 1 LEMBANG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X ( sepuluh )/2 Materi Pokok : Teks Negosiasi

Tema “Seni Bernegosiasi dalam Kewirausahaan”

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran berbicara dengan cara diskusi seperti hari ini?

2. Bagaimana kesanmu setelah melakukan permbelajaran berbicara dengan cara diskusi?


(29)

32

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alokasi waktu : 1 Pertemuan x @ 2 Jam Pelajaran

a. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan mematuhi norma-norma bahasa Indonesia serta mensyukuri dan mengapresiasi keberadaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan menunjukkan sikap pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam kehidupan sosial secara efektif dengan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia dan mengapresiasi sastra Indonesia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang bahasa dan sastra Indonesia serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian bahasa dan sastra yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

untuk mengembangkan ilmu bahasa dan sastra Indonesia secara mandiri dengan menggunakan metode ilmiah sesuai kaidah keilmuan terkait. b. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.

1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakanya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan,


(30)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan negosiasi.

2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi dalam perundingan. 4.1 Memproduksi teks negosiasi baik secara lisan maupun tulisan.

4.1.1 Siswa mampu mengungkapkan argumen secara lisan. 4.1.2 Siswa mampu menggunakan diksi yang tepat.

c. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterprestasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan materi pembelajaran tentang teks negosiasi, siswa mampu: 1) Mensyukuri anugrah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya dengan baik dan benar sesuai keperluan. 2) Siswa mampu memberikan pendapat secara lisan.

3) Siswa mampu menggunakan diksi yang tepat ketika berpendapat.

d. Materi Pembelajaran

Fakta : Berbagai contoh tayangan negosiasi. Konsep : 1) Pengertian teks negosiasi.

 Struktur dan sistematika teks negosiasi.  Ciri bahasa teks negosiasi.

2) Menginterpretasikan atau memaknai teks negosiasi.  Kalimat efektif, pilihan kata, dan satuan bahasa. 3) Memproduksi teks negosiasi.

 Menyiapkan konsep teks negosiasi.

 Menyusun teks negosiasi sesuai dengan strukturnya. Prinsip : Karakteristik teks negosiasi


(31)

34

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur : Langkah-langkah melakukan negosiasi sesuai dengan struktur, sistematika dan isi teks negosiasi

e. Metode Pembelajaran (Rincian dari kegiatan Pembelajaran) Pendekatan : saintifik

Model : Pembelajaran Berbasis Masalah f. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1) Alat/bahan

LCD, handycam, laptop  Contoh-contoh teks negosiasi 2) Sumber Belajar

Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. 2013. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.  Internet

g. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi

Alokasi waktu Pendahuluan Kegiatan awal Kegiatan Awal

1. Siswa merespons salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas.

2. Siswa menerima informasi mengenai tujuan pembelajaran.

3. Siswa menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4. Motivasi.

10 menit

Isi (Kegiatan Inti)

Mengamati

Siswa mengamati tayangan diskusi mengenai negosiasi.

Menanya

Setelah mengamati tayangan, siswa menanya perihal negosiasi dari tayangan.

Mengeksplorasi

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk

15 menit

10 menit


(32)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mendiskusikan dan mengkaji masalah yang diberikan oleh guru.

Mengasosiasikan/Mencoba

Secara berkelompok, siswa melakukan diskusi dari masalah yang diberikan seperti tayangan yang diamati sebelumnya.

Mengomunikasikan

Setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.

15 menit

15 menit

Penutup Penutup

1. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memberi tanggapan paling baik.

2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

3. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

10 menit

h. Penilaian

1) Jenis/teknik penilaian a) Kompetensi Sikap:

 Observasi  Penilaian diri

b) Kompetensi Pengetahuan:  Tes lisan

c) Kompetensi Keterampilan:  Tes praktik,

 Projek,dan 2) Bentuk instrumen 3) Pedoman penskoran

E. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, (1) analisis data, (2) kategorisasi data, dan (3) interpretasi data.


(33)

36

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dimulai dengan mengolah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Data dianalisis dan dideskripsikan dengan menampilkan data hasil atau dalam bentuk tabel. Setelah itu, hasil analisis data direfleksi untuk mendapatkan simpulan.

Dalam pelaksanaanya, kegiatan menganalisis tidak hanya dilakukan oleh peneliti, tetapi dilibatkan juga beberapa guru untuk menjadi observer. Observer diminta untuk melihat langsung kegiatan pembelajaran di kelas. Para observer akan berdiskusi atau memberi komentar dalam pengamatan kegiatan pembelajaran. Kemudian, setelah diketahui beberapa kekurangan yang terjadi di siklus pertama, peneliti melakukan refleksi sebagai acuan untuk mengadakan atau melaksanakan rencana pembelajaran di siklus kedua. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perbaikan dari siklus pertama. Hal yang sama dilakukan sampai masalah dalam pembelajaran dapat terselesaikan.

Data yang telah terkumpul baik data kuantitatif atau kualitatif, terlebih dahulu dianalisis dan dideskripsikan melalui tabel atau grafik. Setelah itu, data direfleksi untuk mengambil simpulan. Berikut ini adalah data yang akan dianalisis oleh peneliti.

a. Analisis Angket Siswa

Lembar angket diisi oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Angket diolah dengan menghitung jumlah pilihan sesuai dengan jawaban responden. Setelah itu, hasil angket tersebut dideskripsikan.

b. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Observasi diolah dengan menghitung jumlah cheklist yang diisi oleh observer. Setelah lembar observasi terisi kemudian dideskripsikan. Lembar observasi guru dan siswa diisi oleh observer ketika pembelajaran berlangsung agar memudahkan dalam pengamatan.


(34)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Catatan lapangan dianalisis bertujuan untuk membantu peneliti melihat kekurangan dalam pembelajaran. Hasil dari catatan lapangan akan dideskripsikan. Hasil catatan lapangan juga menjadi bentuk refleksi atau evaluasi bagi guru memperbaiki pembelajaran.

d. Jurnal Siswa

Jurnal siswa dianalisis berdasarkan tiga kategori jawaban, yaitu jawaban positif, jawaban negatif, dan jawaban netral. Dari hasil jurnal tersebut dapat dilihat tingkat antusiasme siswa khususnya ketika pembelajaran berbicara menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

e. Tes Berbicara Menggunakan Model PBM

Tes ini merupakan bagian yang paling penting dalam proses pengambilan data. Siswa diminta untuk berdiskusi menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Hasil berdiskusi tersebut akan dinilai oleh guru sesuai dengan kriteria penilaian berbicara yang telah dibuat sebelumnya.

2. Kategorisasi Data

Kategorisasi data adalah proses mengategorikan seluruh data yang telah didapat berdasarkan fokus penelitian. Data penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data hasil penelitian berbicara siswa. Sedangkan data sekunder adalah data yang berasal dari hasil pengamatan selama penelitian. Data tersebut terdiri dari jurnal siswa, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa. Setelah itu, seluruh data tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kriteria yang telah dibuat sebelumnya.

3. Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan setelah semua data diperoleh, dianalisis, dan direfleksi. Akan tetapi, sebelum peneliti mengeinterpretasi data yang telah diperoleh, ada beberapa hal yang peneliti lakukan, di antaranya:


(35)

38

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Mendeskrispsikan pelaksanaan tindakan di setiap siklusnya.

c. Menganalisis hasil belajar siswa selama KBM, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam penelitian.

d. Menganalisis hasil observasi lembar aktivitas siswa dan guru dengan menghitung presentase dari setiap kategori yang telah dinilai observer.

e. Menganalisis jurnal siswa dengan mengelompokan pendapat yang diberikan. f. Menganalsis angket siswa dengan cara menghitung jumlah pilihan jawaban

yang ditulisnya, kemudian data tersebut dideskripsikan. g. Mendeskripsikan hasil wawancara guru.

F. Kriteria Penilaian Berbicara

Rubrik penilaian merupakan alat atau acuan untuk penilaian tes berbicara kelas X SMA N 1 Lembang. Penilaian berbicara berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut ini merupakan format penilaian tes berbicara siswa kelas X SMA Negeri 1 Lembang. Berikut ini merupakan deskripsi kriteria penilaian berbicara.

Tabel 3.5

Format Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kerja

1 2 3 4 5

1 Keakuratan dan keaslian gagasan 2 Kemampuan berargumentasi 3 Ketepatan kata

4 Ketepatan kalimat 5 Kelancaran

Jumlah Skor

Nilai = skor siswa x 100 (Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2010:420) skor total


(36)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Deskripsi Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek Penilaian Skor Keterangan

1. Keakuratan dan keaslian gagasan 5

Gagasan yang diungkapkan sangat rasional dan alasan yang diberikan sangat tepat. 4 Gagasan yang diungkapkan rasional dan

memberikan alasan yang tepat.

3 Gagasan yang diungkapkan rasional tetapi alasan yang diberikan kurang tepat.

2 Gagasan yang diungkapkan kurang rasional dan alasan yang diberikan kurang tepat. 1 Gagasan yang diungkapkan tidak tepat dan

tidak memberikan alasan. 2. Kemampuan

berargumentasi 5

Argumentasi yang diungkapkan sangat logis, menggunakan pilihan kata yang tepat, dan isi pembicaraan sesuai dengan tema. 4

Argumentasi yang diungkapkan logis dan isi pembicaraan sesuai dengan tema, tetapi pemilihan kata kurang tepat.

3

Argumentasi yang diungkapkan logis dan menggunakan pilihan kata yang tepat, tetapi isi pembicaraan kurang sesuai dengan tema. 2

Argumentasi yang diungkapkan logis, tetapi pemilihan kata dan isi pembicaraan kurang sesuai dengan tema.

1

Argumentasi yang diungkapkan kurang logis, isi pembicaraan kurang sesuai dengan tema, dan pemilihan kata kurang tepat. 3. Ketepatan kata

5 Pemilihan katanya sangat tepat dengan vokal dan intonasi sangat jelas.

4 Pemilihan katanya tepat dengan vokal dan intonasi yang jelas.


(37)

40

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vokal dan intonasi yang cukup jelas.

2 Pemilihan katanya kurang tepat tetapi vokal dan intonasi cukup jelas.

1 Pemilihan katanya tidak tepat dengan vokal dan intonasi kurang jelas.

4. Ketepatan kalimat

5

Kalimat yang digunakan sangat baik, sangat efektif, dan sangat sesuai dengan topik pembicaraan.

4 Kalimat yang digunakan baik, efektif, dan sesuai dengan topik pembicaraan.

3

Kalimat yang digunakan sudah cukup baik dan sesuai dengan topik pembicaraan tetapi belum cukup efektif.

2

Kalimat yang digunakan baik, tetapi kurang efektif dan kurang sesuai dengan topik pembicaraan.

1 Kalimat yang digunakan tidak efektif dan tidak sesuai dengan topik pembicaraan. 5. Kelancaran 5 Berbicara sangat lancar tidak ada hambatan.

4 Berbicara lancar, sesekali berhenti untuk berpikir.

3 Berbicara cukup lancar, terkadang berhenti untuk berpikir, dan terbata-bata.

2 Berbicara kurang lancar, sering berhenti, dan terbata-bata.

1 Berbicara tidak lancar, sering berhenti, dan terbata-bata.

(Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2010:420)

Tabel 3.7

Penilaian PAP Skala Lima Interval Tingkat

Penguasaan

Kategori Nilai Keterangan

85-100 A Baik Sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup


(38)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nurgiantoro (1995: 393) dalam Damayanti (2011)


(39)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hasil penelitian, dan hasil pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran yang peneliti persiapkan disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas X di SMA N 1 Lembang. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan di kelas, peneliti mengetahui permasalahan kemampuan berbicara siswa kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang. Peneliti menemukan kelemahan siswa ketika mengungkapkan pendapat secara lisan. Setelah mengetahui permasalahan tersebut, peneliti mencari alternatif model pembelajaran untuk mengatasinya. Peneliti memilih model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah yang sesuai dengan model PBM. Selain itu, peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran berbicara menggunakan model PBM terlaksana dengan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pelaksanaan pada siklus 1 masih terdapat beberapa kekurangan. Guru melakukan diskusi dengan kedua observer untuk mengetahui kekurangan yang terjadi saat pembelajaran. Akhirnya, kekurangan yang terjadi di siklus 1 dapat diatasi pada pembelajaran siklus 2. Pembelajaran menggunakan model PBM ini dinilai dapat menarik perhatian siswa kelas X Sosial 2. Siswa


(40)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlihat lebih percaya diri dan berani ketika berbicara di depan kelas. Kemampuan berbicara siswa pun terlihat jauh lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan PBM.

3. Hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan model PBM di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan nilai berbicara siswa kelas X Sosial 2 menjadi bukti bahwa model PBM dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bernegosiasi. Rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 57,6 sedangkan rata-rata kelas pada siklus 2 adalah 75,25. Pada siklus 1, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 72 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 48 (6,25%). Sedangkan pada siklus 2, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 72. Hasil pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Pada siklus 1, siswa terbagi menjadi dua kategori yaitu cukup dan kurang. Siswa yang berkategori cukup sebanyak 21 orang (65,62%) dan siswa yang berkategori kurang sebanyak 10 orang (6,25%). Pada siklus 2, hasil pembelajaran siswa meningkat dari sebelumnya. Siswa yang berkategori baik sekali sebanyak 1 orang (3,125%), siswa yang berkategori baik sebanyak 26 orang (81,25%), dan siswa yang berkategori cukup sebanyak 3 orang (9,38%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengalami peningkatan kemampuan berbicara khususnya dalam bernegosiasi. Seluruh siswa terlihat lebih berani dan percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran berbicara khususnya bernegosiasi.


(41)

99

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2, peneliti memiliki saran kepada guru dan peneliti berikutnya. Adapun saran dari peneliti sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pembelajaran siswa yang meningkat dari setiap siklusnya. Siswa terlihat lebih berani dan percaya diri ketika mengungkapkan pendapatnya secara lisan. Model PBM dapat digunakan oleh guru bahasa Indonesia ketika pembelajaran berbicara mengungkapkan pendapat, khususnya ketika materi negosiasi.

2. Peran guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Guru harus mampu membawa suasana kelas menjadi menyenangkan. Hal tersebut akan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar dan keadaan kelas menjadi kondusif.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya pada penelitian pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa. Peneliti menyarankan adanya penelitian dalam keterampilan berbahasa lainnya seperti menulis dengan memodifikasi model PBM dengan model pembelajaran lainnya.


(42)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aminah, Lutfah. (2013). Penggunaan Teknik Permainan Kotak Kata dalam

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013).

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arifin, Nurjanah. (2010). Negosiasi. [Online]. Tersedia di: http://www.academia.edu/5491499/Negosiasi. Diakses 1 Mei 2014.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Damayanti, Fitri. (2011). Penggunaan Teknik Voli Verbal dalam Upaya

Meningkatkan Keterampilan Berbicara. (Skripsi). Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal. Tidak diterbitkan.

Ghazali, Syukur. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Refika Aditama.

Guntur, Agus. (2010). Strategi Negosiasi. [Online]. Tersedia di: http://www.stekpi.ac.id/informasi/datas/users/1/negosiasi.pdf. Diakses 18 April 2014.

Haryadi dan Zamzani. (2000). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Husamah dan Yanuar Setyaningrum. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis

Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ibrahim, M. dan Nur. (2000). Pembelajaran Berdasar Masalah. Surabaya: Unesa-University Press.


(43)

101

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jackman, Ann. (2005). How To Negotiate (Teknik Sukses Bernegosiasi). Jakarta: Erlangga.

Kosasih, Engkos. (2013). Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X

Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lewicki, Roy J., Bruce Barry., David M. (2012). Negosiasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Marsigit. (2013). Draft Kurikulum Baru (2013) Oleh Tim Pengembang Kurikulum

2013 Kemdikbud. [Online]. Tersedia di:

https://www.academia.edu/2219841/Draft_Kurikulum_Baru_2013_Oleh_Tim _Pengembang_Kur_2013_Kemdikbud_diposting_kembali_oleh_Marsigit. Diakses 18 April 2014.

Muhson, Ali. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based-Learning. Vol 39. No. 2.

Mulawati, Tri Risti. (2011). Peningkatan Keterampilan Diskusi Siswa Kelas X

SMA N 1 Pleret, Bantul Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray.

(Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyadi, Yadi dan Fitria Danaira. (2013). Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK

Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010) Penilaian Pembelajaran Bahasa (Berbasis

Kompetensi). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Patria, Bekti. (2013). Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di: http://bektipatria.wordpress.com/2013/10/27/mata-pelajaran-bahasa-indonesia-dalam-kurikulum-2013/. Diakses 17 April 2014. Pratama, Rizqi Aji. (2013). Interferensi Bahasa Sunda dalam Bahasa Indonesia

Lisan Siswa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Berbicara. (Skripsi).

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Putra, Sititavia R. (2012). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.


(44)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rachman, Irma Kurnia. (2006). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Magelang. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme

Guru). Bandung: Raja Grafindo.

Tarigan, Djago. (1990). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

White, Hall. (2001). Problem Based Learning. Jurnal. Stanford University

Newsletter on Teaching. Vol 11. No.1.

Yunita, Tri Rahma. (2012). Strategi Point Counterpoint dalam Pembelajaran

Berargumentasi Siswa Kelas X SMA N 1 Rancaekek. (Skripsi). Fakultas


(1)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, hasil penelitian, dan hasil pembahasan, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran yang peneliti persiapkan disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas X di SMA N 1 Lembang. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan di kelas, peneliti mengetahui permasalahan kemampuan berbicara siswa kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang. Peneliti menemukan kelemahan siswa ketika mengungkapkan pendapat secara lisan. Setelah mengetahui permasalahan tersebut, peneliti mencari alternatif model pembelajaran untuk mengatasinya. Peneliti memilih model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah yang sesuai dengan model PBM. Selain itu, peneliti juga menyiapkan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran berbicara menggunakan model PBM terlaksana dengan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pelaksanaan pada siklus 1 masih terdapat beberapa kekurangan. Guru melakukan diskusi dengan kedua observer untuk mengetahui kekurangan yang terjadi saat pembelajaran. Akhirnya, kekurangan yang terjadi di siklus 1 dapat diatasi pada pembelajaran siklus 2. Pembelajaran menggunakan model PBM ini dinilai dapat menarik perhatian siswa kelas X Sosial 2. Siswa


(2)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlihat lebih percaya diri dan berani ketika berbicara di depan kelas. Kemampuan berbicara siswa pun terlihat jauh lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan PBM.

3. Hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan model PBM di kelas X Sosial 2 SMA N 1 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan nilai berbicara siswa kelas X Sosial 2 menjadi bukti bahwa model PBM dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bernegosiasi. Rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 57,6 sedangkan rata-rata kelas pada siklus 2 adalah 75,25. Pada siklus 1, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 72 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 48 (6,25%). Sedangkan pada siklus 2, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 72. Hasil pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Pada siklus 1, siswa terbagi menjadi dua kategori yaitu cukup dan kurang. Siswa yang berkategori cukup sebanyak 21 orang (65,62%) dan siswa yang berkategori kurang sebanyak 10 orang (6,25%). Pada siklus 2, hasil pembelajaran siswa meningkat dari sebelumnya. Siswa yang berkategori baik sekali sebanyak 1 orang (3,125%), siswa yang berkategori baik sebanyak 26 orang (81,25%), dan siswa yang berkategori cukup sebanyak 3 orang (9,38%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mengalami peningkatan kemampuan berbicara khususnya dalam bernegosiasi. Seluruh siswa terlihat lebih berani dan percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Selain itu, siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran berbicara khususnya bernegosiasi.


(3)

99

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2, peneliti memiliki saran kepada guru dan peneliti berikutnya. Adapun saran dari peneliti sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pembelajaran siswa yang meningkat dari setiap siklusnya. Siswa terlihat lebih berani dan percaya diri ketika mengungkapkan pendapatnya secara lisan. Model PBM dapat digunakan oleh guru bahasa Indonesia ketika pembelajaran berbicara mengungkapkan pendapat, khususnya ketika materi negosiasi.

2. Peran guru dalam pembelajaran sangatlah penting. Guru harus mampu membawa suasana kelas menjadi menyenangkan. Hal tersebut akan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar dan keadaan kelas menjadi kondusif.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya pada penelitian pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa. Peneliti menyarankan adanya penelitian dalam keterampilan berbahasa lainnya seperti menulis dengan memodifikasi model PBM dengan model pembelajaran lainnya.


(4)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013).

(Skripsi). Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.

Arifin, Nurjanah. (2010). Negosiasi. [Online]. Tersedia di: http://www.academia.edu/5491499/Negosiasi. Diakses 1 Mei 2014.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Damayanti, Fitri. (2011). Penggunaan Teknik Voli Verbal dalam Upaya

Meningkatkan Keterampilan Berbicara. (Skripsi). Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal. Tidak diterbitkan.

Ghazali, Syukur. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Refika Aditama.

Guntur, Agus. (2010). Strategi Negosiasi. [Online]. Tersedia di: http://www.stekpi.ac.id/informasi/datas/users/1/negosiasi.pdf. Diakses 18 April 2014.

Haryadi dan Zamzani. (2000). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud

Husamah dan Yanuar Setyaningrum. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis

Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Ibrahim, M. dan Nur. (2000). Pembelajaran Berdasar Masalah. Surabaya: Unesa-University Press.


(5)

101

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jackman, Ann. (2005). How To Negotiate (Teknik Sukses Bernegosiasi). Jakarta: Erlangga.

Kosasih, Engkos. (2013). Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X

Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lewicki, Roy J., Bruce Barry., David M. (2012). Negosiasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Marsigit. (2013). Draft Kurikulum Baru (2013) Oleh Tim Pengembang Kurikulum

2013 Kemdikbud. [Online]. Tersedia di:

https://www.academia.edu/2219841/Draft_Kurikulum_Baru_2013_Oleh_Tim _Pengembang_Kur_2013_Kemdikbud_diposting_kembali_oleh_Marsigit. Diakses 18 April 2014.

Muhson, Ali. (2009). Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based-Learning. Vol 39. No. 2.

Mulawati, Tri Risti. (2011). Peningkatan Keterampilan Diskusi Siswa Kelas X

SMA N 1 Pleret, Bantul Melalui Model Pembelajaran Two Stay Two Stray.

(Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyadi, Yadi dan Fitria Danaira. (2013). Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK

Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010) Penilaian Pembelajaran Bahasa (Berbasis

Kompetensi). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Patria, Bekti. (2013). Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. [Online]. Tersedia di: http://bektipatria.wordpress.com/2013/10/27/mata-pelajaran-bahasa-indonesia-dalam-kurikulum-2013/. Diakses 17 April 2014. Pratama, Rizqi Aji. (2013). Interferensi Bahasa Sunda dalam Bahasa Indonesia

Lisan Siswa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Berbicara. (Skripsi).

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Putra, Sititavia R. (2012). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.


(6)

Aghnia Syadza, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Bernegosiasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rachman, Irma Kurnia. (2006). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Magelang. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme

Guru). Bandung: Raja Grafindo.

Tarigan, Djago. (1990). Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

White, Hall. (2001). Problem Based Learning. Jurnal. Stanford University

Newsletter on Teaching. Vol 11. No.1.

Yunita, Tri Rahma. (2012). Strategi Point Counterpoint dalam Pembelajaran

Berargumentasi Siswa Kelas X SMA N 1 Rancaekek. (Skripsi). Fakultas


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH OPEN-ENDED TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Sumberejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012)

3 20 62

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

FEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 49

JUDUL INDONESIA : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014)

1 8 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 10 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Bandar Lampung T.P. 2013/2014)

1 19 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pringsewu T.P. 2013/2014)

1 7 66

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

0 5 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) BERDASARKAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI KETERKAITAN KEGIATAN MANUSIA DENGAN MASALAH PERUSAKAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri

3 21 66

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14