PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SD PADA MATA PELAJARAN IPS.

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN

BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SD PADA MATA PELAJARAN IPS

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas IV SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh Atep Lesmana NIM. 1102123

PROGRAM PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe STAD Terhadap Keterampilan Sosial dan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik SD Pada Mata Pelajaran IPS” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2014 Yang membuat pernyataan


(3)

(4)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Atep Lesmana, Pengaruh Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe

STAD Terhadap Keterampilan Sosial dan Kemampuan Berfikir Kritis

Peserta Didik SD Pada Mata Pelajaran IPS

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan sosial peserta didik, 2) pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik, 3) perbedaan keterampilan social pada siswa yang mendapatkan perlakuan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional, 4) dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kritis pada siswa yang mendapatkan perlakuan model

cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional.

Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1) perbedaan yang signifikan cooperative

learning tipe STAD dalam pembelajaran IPS terhadap keterampilan sosial siswa,

2) perbedaan yang signifikan penerapan model cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran IPS terhadap kemampuan berfikir kritis siswa, 3) perbedaan keterampilan social pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe

STAD dengan pendekatan konvensional, 3) perbedaan kemampuan berfikir kritis

pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Nagrikaer Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta, khususnya di kelas IV tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Nagrikaler Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Dengan jumlah siswa adalah sebanyak 30 siswa. Instrument yang digunakan untuk mendapat data melalui variabel Penerapan Cooperative Learning tipe STAD, Keterampilan social dan kemampuan berfikir kritis menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan model cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan social dan kemampuan berfikir kritis, terdapat perbedaan pada keterampilan social dan kemampuan berfikir kritis dikelas eksperimen antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan cooperative tipe stad, serta terdapat perbedaan pada keterampilan social dan kemampuan berfikir kritis dikelas control yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

Kesimpulan dari penelitian ini dengan menggunakan strategi pembelajaran

Cooperative Learning tipe STAD dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran

IPS di sekolah dasar khususnya di SDN 2 Nagrikaler di bandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini merekomendasikan bahwa dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik di Sekolah Dasar.


(5)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Penerapan Cooperative Learning tipe STAD, Keterampilan sosial, Kemampuan berfikir kritis

ABSTRACT

Atep Lesmana , Effect of Application of Cooperative Learning Methods STAD type Against Social Skills and Critical Thinking Ability of Students Elementary Lesson On IPS

The purpose of this study was to determine : 1) the effect of the application of cooperative learning model of STAD against social skills of students, 2) the effect of the application of cooperative learning model of STAD against critical thinking skills of students, 3) differences in social skills in students who get treatment model of cooperative learning STAD with conventional approaches, 4) and to determine differences in the ability of critical thinking in students who get treatment STAD cooperative learning models with conventional approaches. The hypothesis of this study were : 1) a significant difference STAD cooperative learning in teaching social studies to students' social skills, 2) significant differences in the implementation of cooperative learning model of STAD in teaching social studies to students' critical thinking skills, 3) differences in students' social skills in the implementation of cooperative learning model of STAD with the conventional approach, 3) differences in students' critical thinking skills in the application of cooperative learning model of STAD with conventional approaches. This research was conducted at the place of research in Public Elementary School 2 Nagrikaer District of Purwakarta Purwakarta, especially in the fourth grade school year 2013/2014. This study used a quasi- experimental methods. The population in this study is the fourth grade students of SDN 2 Nagrikaler District of Purwakarta Purwakarta. With the number of students is 30 students. Instrument used to receive data through a variable Implementation of Cooperative Learning STAD, social skills and critical thinking skills using a Likert scale. The results showed that there is a significant difference in the implementation of cooperative learning model of STAD on social skills and critical thinking abilities, there are differences in social skills and critical thinking abilities between the experimental class students get to use the application of cooperative learning type stad , and there is a difference on social skills and critical thinking skills in class control the gain of learning with the conventional approach.

The conclusion of this study using learning strategies Cooperative Learning STAD can affect the learning process in elementary school social studies, especially in SDN 2 Nagrikaler in comparison with the conventional teaching methods. This study recommends that the use of cooperative learning model of STAD can improve social skills and critical thinking abilities of learners in elementary school.


(6)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords : Implementation of Cooperative Learning STAD, social skills, ability to think critically


(7)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR BAGAN xi

DAFTAR GRAFIK xii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah dan Rumusan MasalahError! Bookmark not

defined.

C. Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Tesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A. Keterampilan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Keterampilan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 2. Definisi Keterampilan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 3. Ciri-ciri Keterampilan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 4. Karakteristik Keterampilan Sosial Anak ... Error! Bookmark not

defined.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Keterampilan Sosial Anak ... Error! Bookmark not defined. 6. Keterampilan Komunikasi Sosial ... Error! Bookmark not defined. B. Kemampuan Berfikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. C. Model Cooperative Learning Tipe STADError! Bookmark not


(8)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Model Cooperative LearningTipe STAD ... Error!

Bookmark not defined.

2. Jenis-Jenis Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined. 3. Model Student Teams Achievement Divisions (STAD) ... Error!

Bookmark not defined.

D. Model Cooperative Learning Tipe STAD kaitannya dengan IPS

Error! Bookmark not defined.

E. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. F. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel PenelitianError! Bookmark not

defined.

C. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not

defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Keterampilan Sosial... Error! Bookmark not defined. 2. Kemampuan Berfikir Kritis ... Error! Bookmark not defined. B. Analisis Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Prasyarat Analisis ... Error! Bookmark not defined. 2. Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest .. Error! Bookmark not

defined.

3. Uji Beda Keterampilan Sosial ... Error! Bookmark not defined. 4. Uji Beda Kemampuan Berfikir Kritis Kelas Eksperimen ... Error!

Bookmark not defined.

5. Uji Beda Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen dan Kontrol Error! Bookmark not defined.

6. Uji Beda Kemampuan Berfikir Kritis Kelas Eksperimen dan

Kontrol ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Simpulan... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.5 DAFATR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 4.1 Data Preetes Hasil Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen ... 55 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Preetest Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen . 57 Tabel 4.3 Hasil Preetes Pengolahan Data Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Eksperimen ... 57 Tabel 4.4 Data Postes Hasil Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen ... 59 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Postest Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen .. 60 Tabel 4.6 Hasil Postest Pengolahan Data Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Eksperimen ... 60 Tabel 4.7 Data Preetest Hasil Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 62 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Preetest Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 63 Tabel 4.9 Hasil Preetes Pengolahan Data Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Eksperimen ... 63 Tabel 4.10 Data Postes Hasil Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 64 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Postest Keterampilan Sosial Kelas Kontrol ... 66 Tabel 4.12 Hasil Postest Pengolahan Data Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol ... 66 Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen pada Preetest ... 68 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen ... 69 Tabel 4.15 Hasil Penolahan Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas

Eksperimen ... 69 Tabel 4.16 Data Hasil Penilaian Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol


(10)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada Preetest ... 71

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4.18 Hasil Penolahan Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 72

Tabel 4.19 Data Hasil Preetest Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 73

Tabel 4.20 Data Hasil Penilaian Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen pada Postest ... 74

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Data Postest Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen... 75

Tabel 4.22 Hasil Penolahan Data Postest Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen ... 76

Tabel 4.23 Data Hasil Penilaian Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol pada Postest ... 77

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Data Postest Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 78

Tabel 4.25 Hasil Penolahan Data Postest Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol 79

Tabel 4.26 Hasil Uji Normalitas Data ... 80

Tabel 4.27 Hasil Uji pretest Kemampuan Berfikir Kritis ... 82

Tabel 4.28 Hasil Manny-Whitney U Keterampilan Sosial ... 83

Tabel 4.29 Hasil Manny-Whitney U Kemampuan Berfikir Kritis Siswa ... 84

Tabel 4.30 Hasil Uji t Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 85

Tabel 4.31 Hasil Mann Whitney U Kemampuan Berfikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 87


(11)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar


(12)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Mekanisme Pembelajaran dengan Model Cooerative Learning Havid Hornsby ... 32 Bagan 2.2 Paradigma Penelitian Model Cooperative Learning Tipe STAD .. 41


(13)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

Grafik 4.1 Histrogram Data Preetest Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Eksperimen ... 58 Grafik 4.2 Histrogram Data Postest Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Eksperimen ... 58 Grafik 4.3 Histrogram Data Preetest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 64 Grafik 4.4 Histrogram Data Postest Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 67 Grafik 4.5 Histrogram Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 70 Grafik 4.6 Histrogram Data Preetest Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 73 Grafik 4.7 Histrogram Data Postest Berfikir Kritis Siswa Kelas Kontrol ... 76 Grafik 4.8 Histrogram Data Postest Berfikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen . 79


(14)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia selain sebagai makhluk individu, juga disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia memerlukan kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Hal ini sudah menjadi salah satu kodrat manusia.Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama, melaksanakan tanggungjawab dan kewajibannya, serta merupakan suatu keharusan bagi manusia untuk dapat meningkatkan keterampilan sosialnya sebagai dasar penunjang didalam bergaul dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Hal diatas senada dengan pendapat Plato (Rachmawati, 2005:1.18) bahwa:

“manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, sehingga sepanjang hidupnya manusia tidak terlepas dari berhubungan dengan orang lain dan membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya, tidak terkecuali anak usia di sekolah dasar

Pendapat diatas semakin memperkuat bahwa setiap individu tidak terkecuali anak usia SD perlu meningkatkan keterampilan sosialnya untuk dapat berhubungan dengan orang lain, karena satu sama lain saling membutuhkan.

Keterampilan sosial sangat penting di dalam penyesuaian sosial, individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan memiliki penyesuaian diri yang baik pula. Hubungan pertemanan yang seimbang dapat diperoleh jika anak memiliki rasa percaya diri dan bisa menghadapi berbagai masalah serta mencari solusinya. Keterampilan sosial juga membuatnya mudah diterima oleh anak lain karena mampu berperilaku sesuai harapan lingkungannya secara tepat.

Begitu pula, anak-anak yang diberi banyak kesempatan untuk bermain dan bergaul cenderung akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi ketimbang anak


(15)

2

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sehari-harinya di rumah saja. Semakin sering anak bergaul dan mempunyai pengalaman langsung dengan banyak situasi sosial, maka keterampilan sosial anak berkembang sesuai dengan fase perkembangan social anak.

Menurut Solehudin (1997:27) bahwa ;

“Pada usia 5 tahun otak anak mengalami perkembangan hingga 80% dari

perkembangan keseluruhannya. Ini adalah penyebab awal mengapa peristiwa yang diawali oleh anak pada waktu itu akan terekam dengan sangat baik dan menentukan perkembangan selanjutnya. Dan masa anak-anak merupakan fase yang sangat penting dan berharga dan dapat dibentuk dalam periode kehidupan manusia.Karenanya masa kanak-kanak adalah masa emas bagi penyelenggaraan pendidikan.Masa kanak-kanak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.

Pengertian keterampilan sosial (Sosial Skill) yang dikemukakan para ahli yaitu Merrel (2008) memberikan pengertian keterampilan sosial (Sosial Skill) sebagai perilaku spesifik, inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk perilaku seseorang. Sedangkan Combs & Slaby (Gimpel dan Merrell, 1998) memberikan pengertian keterampilan sosial (Sosial

Skill) adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial

dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain.

Keterampilan sosial merupakan dasar bagi manusia untuk beradaptasi dan berhubungan dengan oranglain sangatlah penting dimiliki oleh setiap anak. Hal tersebut tercermin dalam tujuan pendidikan yang secara umum mengharuskan seseorang memiliki keterampilan sosial, sebagaimana yang dikutip dari Departemen Pendidikan Nasional bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan manuisa Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaaan (Dinas Pendidikan Nasional, Pasal 4). Melihat dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut. Samsul (2010) menjelaskan bahwa


(16)

3

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“melalui pendidikan seorang anak dapat melakukan adaptasi dengan

lingkungan sosialnya serta mampu menjadi anggota masyarakat yang berguna, sehingga diharapkan bagi para pendidik harus mampu mengembangkan dan membekali seorang anak agar memiliki keterampilan untuk dapat bermasyarakat dengan baik, dengan kata lain seorang anak harus memiliki keterampilan sosial yang baik.

Keterampilan sosial dan kemampuan kerjasama menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan anak-anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal dan tindakan kekerasan.

Menurut Nugraha (2005) yang melakukan penelitian terhadap para orang tua dan guru yang dianggap kurang membekali keterampilan sosial pada anak-anaknya, hasil penelitiannya memfokuskan bahwa anak-anak tersebut menunjukkan perilaku kesepian dan pemurung, beringas serta kurang memiliki sopan santun. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya seseorang untuk memiliki keterampilan sosial sehingga ia dapat hidup dengan baik dan tentram dalam lingkungan sosialnya.

Arahan mengenai keterampilan sosial yang baik, perlu dilakukan kepada anak sejak usia dini. Hal tersebut diperkuat oleh Rahman (2005) yang menyatakan bahwa masa usia dini merupakan fase yang paling subur dan paling dominan bagi seorang pendidik untuk memberikan arahan yang bersih ke dalam jiwa dan sepak terjang anak. Pada masa ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik secara maksimal tentu harapan besar untuk berhasil dapat dengan mudah diraih oleh anak.

Menurut Santrock (2007:10) ketika anak sudah menguasai keterampilan dalam konteks sosial, mereka akan dapat mengatur emosi mereka dengan lebih


(17)

4

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktif, dan akan lebih tanggunh dalam menghadapi keadaan yang menyebabkan stress, serta mampu mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih positif.

Pada proses berikutnya perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Mubiar, 2008:13).

Proses perkembangan sosial anak dapat dipengaruhi oleh pendidikan dimana pendidikan merupakan media strategis untuk melakukan transformasi sosial dalam menyiapkan human resources yang cerdas, dinamis, progresif, inovatif, kreatif dan tentu mempunyai basis spiritualitas dan akhlak mulia. Sebagaimana tercantum dalam UU Sisdiknas Nomor 23 Tahun 2003 pasal 1ayat 1 yang menyatakan bahwa :

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian, pendidikan memegang peranan yang sangat penting, tidak hanya perkembangan dan perwujudan individu, melainkan juga bagi pengembangan kehidupan suatu bangsa dan negara. Karena itu diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Proses pembelajaran merupakan suatu fase yang sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang merangkul pengalaman belajar tanpa batas mengenai bagaimana gagasan dan emosi berinteraksi dengan suasana kelas dan bagaimana keduanya dapat berubah sesuai suasana yang terusberubah (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009: 6-7).

Selain itu perlu dikembangkan kemampuan berfikir kritis siswa, karena kemampuan berpikir merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya


(18)

5

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berfikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.

Hal senada dikemukakan Morgan (1999) mengutip pendapat Marzano (1992) memberikan kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu:

”(1) berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang

mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif, (2) berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, (3) perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan, (4) perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan, (5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang menguntungkan. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses dalam life skill adalah keterampilan berpikir kritis keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Berpikir Kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria. Setiap proses pembelajaran hendaknya mampu melatih aspek intelektual, emosional dan keterampilan bagi siswa. Salah satu potensi tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang harus dikembangkan oleh guru pada saat pembelajaran. Menurut Sapriya dan Winataputra (2003: 196) berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang mengemukakan penilaian dengan menerapkan norma dan standar yang benar.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola berpikir kritis merupakan suatu proses strategi untuk meminta penjelasan tentang sesuatu hal yang membuat rasa ingin tahu seseorang mengenai hal tersebut sekaligus merupakan cara seseorang dalam melihat suatu pernyataan, masalah ataupun gagasan secara objektif.


(19)

6

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari konsep-konsep disiplinilmu sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran (Puskur, 2007: 1).

Ilmu pengetahuan sosial sebagai suatu disiplin sintetik dijelaskan olehSomantri (Maryani; 2011) yang mengatakan bahwa pendidikan IPS bukan hanya harus menyintesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu-ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial, melainkan juga tujuan pendidikan dan pembangunan sertamasalah-masalah sosial dalam hidup bermasyarakat harus menjadi pertimbangan dalam mengembangkanpembelajaran IPS di kelas

Berkaitan dengan konsep IPS sebagain perpaduan pengetahuan dan ilmu-ilmu sosial, maka tujuan kurikulum IPS menurut Sumaatmadja (1980: 48) harus mampu mencapai hal-hal berikut :

“a) membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang bergunadalam kehidupan masyarakat, b) membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yangterjadi dalam kehidupan di masyarakat,c c) membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengansesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan sertaberbagai keahlian, d) membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positifdan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian darikehidupan yang tidak terpisahkan, dan e) embekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkanpengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangankehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu danteknologi.

Dalam pembelajaran IPS ada beberapa permasalahan yang harus dicarikan jalan keluarnya. Salah satu masalah yang dihadapi antara lain pembelajaran yang kurang menarik, membosankan, cenderung monoton dan berfokus pada guru. Metode pengajaran yang searah mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang menarik dan monoton. Pembelajaran yang monoton dapat mengurangi aktifitas peserta didik dalam belajar, menjadikan perserta didik kurang dalam berinteraksi dengan guru dan peserta didik lainnya. Peserta didik


(20)

7

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurang termotivasi membaca buku dan hanya menerima apa yang guru terangkan di depan kelas.

Hal senada diungkapkan oleh Syafruddin, (2001:3) bahwa :

model pembelajaran IPS yang diimplementasikan saat ini masih bersifat konvensional sehingga siswa sulit memperoleh pelayanan secara optimal. Dengan pembelajaran seperti itu maka, perbedaan individual siswa di kelas tidak dapat terakomodasi sehingga sulit tercapai tujuan-tujuan spesifik pembelajaran terutama bagi siswa berkemampuan rendah. Model pembelajaran IPS saat ini juga lebih menekankan pada aspek kebutuhan formal dibanding kebutuhan riil siswa sehingga proses pembelajaran terkesan sebagai pekerjaan administratif dan belum mengembangkan potensi anak secara optimal.

Berdasarkan hal-hal di atas nampak, bahwa pada satu sisi betapa pentingnya peranan pendidikan IPS dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial agar para siswa menjadi warga masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang baik namun di pihak lain masih banyak ditemukan kelemahan dalam pembelajaran IPS, baik dalam rancangan maupun proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan penelitian berkaitan dengan pembelajaran IPS. Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah dengan melakukan pengembangan model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterampilan sosial. Menggunakan model pembelajaran keterampilan sosial diharapkan dapat ditingkatkan sasaran instruksional berupa keterampilan sosial namun juga sasaran berupa pengetahuan IPS.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu melalui pemilihan metode yang tepat. Hal tersebut akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran kadang memerlukan metode yang berpusat pada guru, tetapi interaksi antara peserta didik harus lebih ditekankan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Peranan guru sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Beberapa diantaranya adalah kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Salah satunya dengan penerapan metode yang tepat, maka akan membuat kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan.


(21)

8

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, dalam kenyataan jika guru kurang tepat dalam memilih metode pembelajaran mengakibatkan peran serta peserta didik dalam kegiatan pembelajaran rendah. Peserta didik sering kali hanya sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran, karena peserta didik hanya dibiasakan untuk mencatat dan mendengarkan saja, selain itu juga jarang dilatih untuk berpikir. Ini tentu saja membuat kemampuan berpikir kritis peserta didik rendah, karena mereka tidak dibiasakan untuk berpendapat maupun untuk memecahkan berbagai masalah yang sedang dihadapi.

Guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Ini dilakukan agar peserta didik menjadi bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, karena mereka merasa ikut dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satunya yaitu pada kegiatan pembelajaran IPS.

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dengan optimalnya pelaksanaan pembelajaran IPS maka permasalahan sosial bisa dicegah dan dikurangi. Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi/geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang dimaksud untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat.

Dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar diharapkan mampu mengantarkan peserta didik agar lebih arif dalam hidup bermasyarakat sehingga berbagai permasalahan sosial dapat dikurangi atau dihindari. Berdasarkan pra survai terhadap pembelajaran IPS di kelas IV SDN 2


(22)

9

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nagrikaler, peserta didik kurang dihadapkan pada kasus-kasus atau masalah yang menuntut untuk diupayakan pemecahannya. Hal tersebut menyebabkan kemampuan berpikir kritis peserta didik rendah. Peserta didik dibiasakan untuk mencatat dan mendengarkan, serta kurang dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang ada. Hal tersebut menjadi salah satu faktor rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang rendah dapat dilihat dari kurangnya keberanian dalam menyampaikan pendapat. Saat diberi pertanyaan oleh guru, tidak ada yang berani untuk menyampaikan pendapat mereka.Dalam menyikapi suatu masalah kemampuan berpikir peserta didik juga masih rendah, karena saat dihadapkan pada permasalahan untuk didiskusikan, masih banyak yang memilih untuk mengobrol sendiri dari pada menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran di kelas yang cenderung didominasi oleh guru membuat peserta didik hanya berperan sebagai objek. Guru kurang dapat memahami keinginan dan kebutuhan peserta didik. Sehingga pembelajaran terasa membosankan dan mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPS.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru juga kurang bervariasi, hal ini membuat pembelajaran IPS di kelas cenderung membosankan. Guru seringkali hanya menekankan metode konvensional, sehingga perlu inovasi dalam pembelajaran IPS agar pembelajaran IPS lebih bermakna, menyenangkan dan dapat melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti menyadari perlunya melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan keterampilan sosial. Dengan melakukan penelitian ini yang dirasa akan dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS dengan mendorong terciptanya keterlibatan aktif semua siswa dalam kelas serta terjadinya interaksi yang positif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta seluruh siswa yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.


(23)

10

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model cooperative learning merupakan sebuah sistem kerja sama antar siswa yang dikoordinasikan dalam bentuk kelompok kecil yang heterogen saling bekerja sama satu sama lain untuk melaksanakan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Suatu pembelajaran kelompok tidak bisa dikatakan cooperative jika hanya satu orang dari kelompok yang dibebankan untuk menyelesaikan tugas kelompok. Tidak pula cooperative jika setiap anggota kelompok bekerja sendiri-sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dibebankan kepada kelompok

Cooperative learning mengedepankan adanya suatu kerjasama antar individu

yang memiliki keberagaman di dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dibebankan kepada kelompok. Siswa secara bersama-sama saling berinteraksi satu sama lain guna menyelesaikan masalah kelompok, sehingga maju dan berhasil secara bersama-sama.

Model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran guna kemajuan tim dan mendapat skor yang tinggi. Model pembelajaran Cooperative

Learning tipe STAD dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama memberikan skor atau poin guna kemajuan kelompoknya secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan dalam bentuk pertanyaan sebuah permasalahan yang dikemas dalam bentuk kuis.

Dalam tipe STAD ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi, saling


(24)

11

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu antar anggota kelompok agar kelompok mendapatkan skor atau poin tertinggi.

Penerapan model STAD dalam pembelajaran IPS sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Ini dibuktikan penelitian yang dilakukan oleh Suandi, Muhammad sahdan (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD NEGERI 1 Jerowaru Lombok Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. (2) Keterampilan sosial pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. (3) hasil belajar dan keterampilan social siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Penelitian lain yang dilakukan oleh N. Puspawati, w. Lasmawan, n. Dantes Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Minat dan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar nomor 3 Legian - Badung. Hasil analisis data sebagai berikut. Pertama, prestasi belajar IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe stad lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Kedua, minat belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe stad lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Ketiga, prestasi belajar IPS dan minat belajar lebih baik yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe stad dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

Pendidikan pada dasarnya berperan mencerdaskan kehidupan bangsa, yang sasarannya adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia baik itu sosial, spiritual dan intelektual, serta kemampuan yang professional.Masih banyak lembaga pendidikan yang pelaksanaan pembelajarannya cenderung berorientasi akademik,


(25)

12

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang lebih menekankan pada pencapaian kemampuan anak dalam membaca, menulis dan berhitung saja. Mereka tidak memperhatikan aspek-aspek kecerdasan lain yang dimiliki oleh siswanya. Seharusnya pembelajaran dijenjang pendidikan dasar lebih diarahkan untuk mengembangkan berbagai potensi yang terdapat dalam diri anak, seperti kognitif, fisik, bahasa dan sosio emosi.

Siswa dalam pembelajarannya cenderung monoton, mereka merasa jenuh karena hanya materi saja yang disampaikan. Model cooperative learning adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk kelompok. Didalam belajar kelompok inilah yang diharapkan oleh penulis, sehingga nantinya dengan belajar kelompok siswa bisa mengembangkan beberapa keterampilan dan kecerdasan yang mereka miliki terutama prestasi belajar mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe STAD

terhadap Kemampuan berfikir kritis dan Keterampilan Sosial Peserta Didik di

SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta”.

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan dampak positif terhadap keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS karena, sejatinya pembelajaran IPS harus memberikan dampak yang signifikan terhadap realitas kehidupan anak didik menjadikan anak didik yang mempunyai rasa keterampilan berpartisipasi sosial sehingga anak didik tanggap dan mempunyai rasa kepeduliaan terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat dan tidak menjadikan dirinya terlibat dalam hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah penelitian dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:


(26)

13

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Konsep-konsep IPS yang sarat dengan materi tidak bisa diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga keterampilan sosial mereka rendah dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

b) Rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik.

c) Penggunaan model dan metode pembelajaran IPS yang belum bervariasi yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS sehingga pembelajaran terkesan monoton dan membosankan.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu:

a. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan sosial peserta didik di SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPS setelah penerapan model cooperative learning tipe STAD? b. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

berfikir kritis peserta didik di SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPS setelah penerapan model cooperative learning tipe

STAD ?

c. Apakah terdapat perbedaan keterampilan social pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional ? d. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berfikir kritis pada siswa dalam

penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional ?

C. Tujuan penelitian

Memperhatikan rumusan masalah tersebut, maka secara spesifik penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan sosial peserta didik di SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPS setelah penerapan model cooperative learning tipe


(27)

14

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik di SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta dalam pembelajaran IPS setelah penerapan model cooperative learning tipe

STAD.

3. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan social pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional.

4. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kritis pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti, maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Kegunaan teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan Model

Cooperative Learning Tipe STAD terhadap keterampillan sosial peserta

didik

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Kegunaan praktis

a. Memberikan informasi bagi para. guru agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan bahwa model

cooperative learning tipe STAD dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor


(28)

15

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Sebagai masukan bagi para guru bahwa pemanfaatan sumber belajar dapat menunjang keberhasilan terhadap tujuan hasil pembelajaran.

E. Struktur Organisasi Tesis

Urutan penulisan tesis ini terdiri dari Bab I pendahuluan yang merupakan bagian awal dari tesis yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Bab III metode penelitian yang berisi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan yang merupakan refleksi terhadap teori yang dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya. Bab V kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(29)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi/semu. Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat ( Riduwan, 2011 : 50 ).

Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui kemampuan berfikir kritis dan keterampilan sosial antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model cooperative learning tipe STAD dan yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvensional.

Desain eksperimen yang digunakan adalah kuasi eksperimen Nonquivalent

Control Group Pretest-posttest Design dimana kelompok control tidak dipilih

secara random (Sugiyono, 2009:116). Eksperimen dilakukan dengan memberikan pembelajaran dengan penerapan model Cooperative Learning Tipe STAD dan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok control.

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan :

O : Pretest – Posttest

X : Perlakuan model pembelajaran dengan model cooperative

learning tipe STAD

Berdasarkan desain penelitian kuasi eksperimen, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memudahkan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian, alur penelitian ini adalah sebagai berikut ;


(30)

47

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 : Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Studi Literatur : Keterampilan Sosial, kemampuan berfikir kritis, dan Metode Cooperative Learning Tipe STAD

Penyusunan Instrumen :

1. Soal non tes keterampilan sosial 2. Soal tes kemampuan berfikir

kritis 3. Wawancara

Penyusunan RPP dengan metode Cooperative Learning

Tipe STAD

Validasi, Uji coba, Revisi

Tes Awal

( Pretest ) Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol

Pembelajaran konvensional

Pembelajaran Metode

Cooperative Learning Tipe STAD

Tes Akhir ( Postest )

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Observasi Keterlaksanaan metode

Cooperative Learning Tipe STAD


(31)

48

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Nagrikaler jalan Veteran Gg. Mawar II Rt. 69 Rw. 07 Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Populasi merupakan objek penelitian yang sangat penting, karena tanpa objek yang akan diteliti otomatis tidak akan mendapatkan data atau informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 117) populasi dapat diartikan sebagai: “wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Sudjana (2011: 6) bahwa “populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tak dapat dihitung jumlah dan besarannya

sehingga tidak mungkin diteliti”.Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 2 Nagrikaler Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Dengan jumlah siswa adalah sebanyak 64 siswa.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel merupakan bentuk mini dari (miniatur population). Menurut Sugiyono (2009:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada siswa SDN 2 Nagrikaler Kecamatan Purwakarta dan yang akan diteliti adalah siswa kelas IV dengan jumlah 64 orang yang dibagi ke dalam 2 kelompok, sehingga masing- masing terdapat 32 orang siswa. Kemudian kelas dibagi menjadi satu kelas eksperimen dan satu lagi menjadi kelas kontrol.Jumlah anak tersebut langsung ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian.


(32)

49

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:96) “... instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga

menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.”Hal senada juga diungkapkan

oleh Zainal Arifin (2011:225) “instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini digunakan instrument sesuai dengan permendikbud No. 16 Tahun 2013 yaitu:

1. Tes Keterampilan sosial

Adapun indikator keterampilan sosial dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Variabel Indikator

Keterampilan Sosial

Keterampilan mendengarkan orang lain Keterampilan bertanya

Keterampilan menjalin dan memelihara pertemanan

Keterampilan bekerjasama

2. Tes kemampuan berfikir kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa. Adapun indikator kemampuan berfikir kritis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Variabel Indikator

Kemampuan berfikir kritis

Memberikan penjelasan sederhana Membangun keterampilan dasar Menyimpulkan

Memberikan penjelasan lanjut Mengatur strategi dan taktik 3. Lembar observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan Model


(33)

50

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tertentu dan digunakan untuk bahan atau alat dalam merefleksikan apa yang telah dilakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan lima macam cara pengumpulan data yaitu tes berfikir kritis dan observasi. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Sumber data Jenis data Teknik

pengumpulan Instrumen

1 Siswa

Keterampilan social sebelum mendapat

perlakuan dan

setelah mendapat perlakuan

Observasi Pedoman

observasi

2 Siswa

Kemampuan Berfikir kritis sebelum mendapatkan

perlakuan dan

setelah mendapat perlakuan

Pretest dan posttes

Butir soal uraian yang memuat sikap kepahlawanan dan patriotisme

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian diperoleh dua macam data yaitu data hasil tes dan data hasil observasi. Pengolahan data diawali dengan mengukur validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes penelitian

Ketentuan-ketentuan yang akan digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah :

1. Validitas Butir Soal

Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau tingkat keabsahan.Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Perhitungan dilakukan


(34)

51

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson (Arifin, 2009 : 254) .

N ∑XY –(∑ X)(∑Y)

r

xy

=

{N∑X2(∑X)2} {N ∑ Y2(∑ Y)2

} Keterangan :

rxy =koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor item Y = skor total N = jumlah siswa

Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut : Kategori validitas butir soal :

Batasan Kategori

0.80 < rxy ≤ 1, 00 Sangat tinggi (sangat baik)

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi (baik)

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup (sedang)

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah (kurang)

0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)

2. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen.Reliablitas tes menunjukkan tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauhmana tes tersebut dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Untuk menghitung reliabilitas tes dengan rumus sebagai berikut (Arikunto 2002) :

2r1/2 1/2

r11=

( 1+ r1/2 ½ )

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas yang telah disesuaikan


(35)

52

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harga dari r1/2 ½dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson ( Arifin, 2009:254) :

N ∑XY –(∑ X)(∑Y)

rxy=

√ {N∑X2(∑X)2} {N ∑ Y2(∑ Y)2

} Keterangan :

rxy =koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor item ganjil Y = skor item genap

Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi dapat menggunakan criteria sebagai berikut :

0,81 – 1,00 = sangat tinggi 0,61 – 0,80 = tinggi

0,41 – 0,60 = cukup 0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0, 20 = sangat rendah 3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Arifin, 2009 : 272) :

P = Keterangan :

P = tingkat kesukaran

∑B = jumlah peserta didik yang menjawab benar

N = jumlah peserta didik

Kriteria indeks tingkat kesukaran sebagai berikut : P > 0,70 = mudah

0,30 ≤ p ≤ 0,70 = sedang

P < 0,30 = sukar

4. Efektivitas model Cooperative Learning Tipe STAD terhadap kemampuan berfikir kritis dan Keterampilan Sosial


(36)

53

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor ( N- Gain) dengan rumus Hake (Cheng, et al, 2004) :

g = Spost – S pre

Smaks – S pre

Keterangan : Spost = skor postes

S pre = skor pretes

Smaks = skor maksimum ideal

Gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan berfikiri kritis dan keterampilan sosial siswa dengan kriteria sebagai berikut :

g> 0,7 = tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 = sedang

g< 0,3 = rendah 5. Uji Hipotesis

Uji t dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi perbedaan gain ternormalisasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada pengolahan data ini , uji t dilakukan dengan program SPSS 17.0. jika nilai taraf signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf nyata, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data yang dibandingkan tersebut berbeda secara signifikan. Uji t dilakukan jika kedua data yang dibandingkan tersebut terdistribusi secara normal.

6. Menghitung Hasil Observasi Siswa

Menghitung hasil observasi siswa dinyatakan dalam bentuk penskoran. Penskoran untuk skala penilaian yang digunakan dalam lembar observasi siswa adalah sebagai berikut:

Skor yang didapatkan adalah setiap butir pernyataan 1 jumlah maksimal 15 Skor 1 = jika siswa melakukan kegiatan sesuai dengan indikator

Skor 0 = jika siswa tidak melakukan kegiatan sesuai indicator Skor 15= Jika siswa melakukan semua kegiatan sesuai indikator


(37)

54

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dalam indikator keterampilan sosial dianalisis dengan persentase (%) dengan menggunakan rumus

x 100%

7. Menghitung Nilai Tes

Tes diadakan setiap akhir siklus dengan dengan jumlah tes terdiri dari 5 soal yang didalamnya terdapat indikator kemampuan berpikir kritis. Dengan pedoman penskoran :

Skor Kriteria

3 2 1 0

Siswa menjawab dengan langkah benar, lengkap dan jelas

Siswa menjawab dengan langkah tidak lengkap tetapi hasil benar Siswa menjawab tidak menggunakan langkah dan hasil salah Tidak menjawab pertanyaan sama sekali

(Arikunto,1995:236) Dari perhitungan tersebut didapat skor maksimal yang diperoleh siswa adalah 15. Untuk menghitung rata-rata skor tiap indikator digunakan rumus sebagai berikut:


(38)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan model

cooperative learning tipe STAD terhadap keterampilan sosial peserta didik di

SDN 2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta. Ini mengindikasikan bahwa pembelajaran melalui cooperative tipe STAD lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (ceramah biasa) dalam hal meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam keterampilan mendengarkan orang lain, keterampilan bekerjasama, dan keterampilan bertanya.

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model cooperative

learning tipe STAD terhadap kemampuan berfikir kritis peserta didik di SDN

2 Nagrikaler Kabupaten Purwakarta. Ini dapat dilihat sebelum mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan cooperative tipe stad dengan sesudah mendapatkan pembelajaran menggunakan cooperative tipe stad. Berdasarkan hal tersebut, maka dengan diterapkannya pembelajaran IPS menggunakan

cooperative tipe stad siswa lebih mampu berfikir kritis dalam mengatur

startegi dan taktik, memberikan penjelasan sederhana, menyimpulkan dan membangun keterampilan dasar.

3. Terdapat perbedaan pada Keterampilan Sosial Kelas Eksperimen dan Kontrol antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan

cooperative tipe stad dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan

pendekatan konvensional. Ini berarti penerapan cooperative tipe stad lebih baik daripada pembelajaran konvesional dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa. Selain itu, ditinjau dari perbedaan dua rata-rata, kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki derajat pembeda sebesar


(39)

91

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2,80 satuan skor

4. Terdapat perbedaan pada kemampuan berfikir kritis siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan cooperative tipe stad dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ini berarti penerapan

cooperative tipe stad lebih baik daripada pembelajaran konvesional dalam

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa Selain itu, ditinjau dari perbedaan dua rata-rata, kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki derajat pembeda sebesar 4,63 satuan skor.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, model Cooperative Learning tipe STAD dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis siswa. Oleh karena itu apabila seorang guru hendak melaksanakan pembelajaran, sebaiknya menguasai langkah-langkah paling pokok dari model pembelajaran cooperative tipe STAD. Guru harus memberdayakan faktor-faktor penunjang dengan maksimal dan dilakukan secara kolaboratif agar tercapai kondisi optimal. Perumusan rencana pembelajaran perlu melakukan analisis materi pembelajaran secara kolaboratif, mencantumkan prediksi perilaku siswa pada kegiatan pembelajaran sebagai solusi alternatif untuk menciptakan lingkungan pembelajaran dan kondisi yang optimal dalam penerapan model pembelajaran

cooperative tipe STAD pada mata pelajaran IPS untuk materi yang lain

dengan memperhatikan karakteristik atau kesesuaian materi ajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan model cooperative tipe STAD akan lebih efektif dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, dalam kegiatan diskusi para siswa disarankan dapat memilih pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan dan sebagainya dengan dibimbing oleh guru, siswa hendaknya


(40)

92

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui secara persis apa yang akan di diskusikan dan caranya berdiskusi, hasil diskusi yang dilaporkan harus dapat ditanggapi oleh semua siswa, dan hasil diskusi dapat dicatat dengan baik. Untuk yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran dilakukan pengamatan terlebih dahuluatau observasi langsung untuk mengetahui karakteristik siswa, sehingga model pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan siswa dapat menerima pembelajaran yang peneliti lakukan.

3. Kepada peneliti lain yang berminat, diharapkan dapat meneliti cooperative

learning tipe STAD untuk materi yang berbeda dengan penelitian saat ini.


(41)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AA Tristiar; Ibadullah Malawi (2013). Pengaruh Konsentrasi Dan Kemampuan

Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Manisrejo I Kabupaten Magetan. Jurnal Prodi PGSD [online]. 2013, vol.

3, no. 2.

Arikunto.(2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara. ---. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Bellack and Hersen (1997).Research and Practice In Sosial Skills. New York: Plesnum Press.

Darmawan. (2010). Penelitian Dengan Judul Penggunaan Pembelajaran berbasis

Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan berfikir Kritis SIswa Pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 11 No.2 Oktober 2010.

Depdiknas. (2013). Permendikbud No.66 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Elaine (2009). Contextual Teaching & Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung. MLC.

E. Syaodih. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Depdiknas. Comb dan Slaby (1977). Social Skills Training With Children. New York:Plenum

Press.

Fisher. (2009). An Introduction of Critical Thinking. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. (1998).Social Skill of Children and Adolescents:

Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.http ://www .questia.com /PM.qst?a =o&d=


(1)

91

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2,80 satuan skor

4. Terdapat perbedaan pada kemampuan berfikir kritis siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan cooperative tipe stad dengan yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ini berarti penerapan

cooperative tipe stad lebih baik daripada pembelajaran konvesional dalam

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa Selain itu, ditinjau dari perbedaan dua rata-rata, kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki derajat pembeda sebesar 4,63 satuan skor.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, model Cooperative Learning tipe STAD dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu peneliti mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis siswa. Oleh karena itu apabila seorang guru hendak melaksanakan pembelajaran, sebaiknya menguasai langkah-langkah paling pokok dari model pembelajaran cooperative tipe STAD. Guru harus memberdayakan faktor-faktor penunjang dengan maksimal dan dilakukan secara kolaboratif agar tercapai kondisi optimal. Perumusan rencana pembelajaran perlu melakukan analisis materi pembelajaran secara kolaboratif, mencantumkan prediksi perilaku siswa pada kegiatan pembelajaran sebagai solusi alternatif untuk menciptakan lingkungan pembelajaran dan kondisi yang optimal dalam penerapan model pembelajaran

cooperative tipe STAD pada mata pelajaran IPS untuk materi yang lain

dengan memperhatikan karakteristik atau kesesuaian materi ajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan model cooperative tipe STAD akan lebih efektif dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, dalam kegiatan diskusi para siswa disarankan dapat memilih pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan dan sebagainya dengan dibimbing oleh guru, siswa hendaknya


(2)

92

mengetahui secara persis apa yang akan di diskusikan dan caranya berdiskusi, hasil diskusi yang dilaporkan harus dapat ditanggapi oleh semua siswa, dan hasil diskusi dapat dicatat dengan baik. Untuk yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran dilakukan pengamatan terlebih dahuluatau observasi langsung untuk mengetahui karakteristik siswa, sehingga model pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan siswa dapat menerima pembelajaran yang peneliti lakukan.

3. Kepada peneliti lain yang berminat, diharapkan dapat meneliti cooperative

learning tipe STAD untuk materi yang berbeda dengan penelitian saat ini.


(3)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

AA Tristiar; Ibadullah Malawi (2013). Pengaruh Konsentrasi Dan Kemampuan

Berpikir Kritis Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Manisrejo I Kabupaten Magetan. Jurnal Prodi PGSD [online]. 2013, vol.

3, no. 2.

Arikunto.(2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

---. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Bellack and Hersen (1997).Research and Practice In Sosial Skills. New York: Plesnum Press.

Darmawan. (2010). Penelitian Dengan Judul Penggunaan Pembelajaran berbasis

Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan berfikir Kritis SIswa Pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 11 No.2 Oktober 2010.

Depdiknas. (2013). Permendikbud No.66 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Elaine (2009). Contextual Teaching & Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung. MLC.

E. Syaodih. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Depdiknas.

Comb dan Slaby (1977). Social Skills Training With Children. New York:Plenum Press.

Fisher. (2009). An Introduction of Critical Thinking. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Gimpel, G.A. & Merrell, K.W. (1998).Social Skill of Children and Adolescents:

Conceptualization, Assessment, Treatment. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publisher.http ://www .questia.com /PM.qst?a =o&d=


(4)

Herawati.(2006). Psikologi Perkembangan III. Bandung: PGTK Universitas Pendidikan Indonesia.

Hurlock (1995).Perkembangan Anak Jilid 1, Terjemahan: Med. Meitasari Tjandrasa, Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Pers.

Johnson dan Johnson (1999). Growing the trust relationship, Marketing

Management.

L’Abate & Milan.(1985). Hanbook of social skill training and research.New ork :

John Wiley & Sons, Inc.

Lie, A. (2008). Kooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Kurniati. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas.

Merrel (2008).Helping Students Overcome Depression and Anxiety:A Practical

Guide (2nded.). New York: The Guilford Press.

Morgan (1980).Plant Protection. Press Etching Pty Ltd, Melbourne.

Mubiar. (2008). Mengenali Dan Mengembangkan Potensi Kemampuan Jamak

Anak Usia Taman Kanak-Kanak / Raudhatul Athfal.Bandung : Rizqi Press.

Mu’tadin. (2002). Faktor Penyebab Agresi. (online).

Tersedia:http://www.e-psikologi.com.

Mulyati, Sri Anitah, Sunardi .(2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Stad Dan Tipe Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Motivasi Siswa. Jurnal Teknologi

Pendidikan Dan Pembelajaran Vol.1, No.3, hal 336 – 346, Desember 2013 Nugraha (2005). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Penerbit

Universitas Terbuka.

Rachmawati. (2005). Metode Pengembangan Sosial Emosionla. Bandung: Universitas Terbuka.

Rahman. (2005). Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti


(5)

Atep Lesmana, 2014

Pengaruh penerapan metode cooperative learning tipe stad terhadap keterampilan sosial dan kemampuan berfikir kritis peserta didik sd pada mata pelajaran IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosyada. (2004). Paradigma Pendidikan Demokrasi.Jakarta : Prenada Media Ruskandi. (2001). Coopereative Learning. Yogya: MKPBM.

Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan.Kewarganegaraan. Bandung: CV Alfabeta

Saptono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Biologi Unnesa

Samsul (2010). Ketuntasan Belajar. [online]. Tersedia: http//www.unjabisnis.com. [12 Desember 2012].

Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak, edisi ke-11 jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Setiasih. (2005). Keterampilan Sosial Siswa Tunanetra Ditinjau Dari Kemampuan

Orientasi dan Mobilitas. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sjamsuddin, H dan Maryani, E. (2008). Pengembangan Program Pembelajaran

IPS untuk meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial Peserta Didik.

Makalah pada seminar Nasional, Makasar.

Slavin. (2009). Cooperatif Learning, Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media : Bandung.

Solehudin. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung : FIP UPI.

Solihatin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Suandi , Muhammad Sahdan. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD NEGERI 1 Jerowaru Lombok Timur. Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).

Suhartini. (2001). Minat Siswa Terhadap Topik-Topik Mata Pelajaran Sejarah

dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakanginya. Thesis pada SPs

Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Syafruddin. (2001). Penerapan Model ATI dalam Pembelajaran IPS di SD. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wijaya. (1996). Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya

Manusia. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf.(2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA PELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA

0 7 205

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT BANTAL HIAS PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN SISWA SMP PEMBANGUNAN GALANG.

0 2 29

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 1 29

Pengaruh Penerapan Metode Problem-Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI).

2 58 51

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Paired Storytelling Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Patihan Sidoharjo Sragen Pada Mata Pelajaran Ips Tahun 2011/2012.

0 1 16

PENGARUH PENERAPAN METODE ROLE PLAYING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 2 60

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI.

0 0 50

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 1 61

PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SD PADA MATA PELAJARAN IPS - repository UPI T PD 1102123 Title

0 0 3

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PESERTA DIDIK

0 0 8