Analisis unjuk kerja protokol Roip pada sistem Private Mobile Radio.
jarak jauh satu sama lain. Repeater biasanya dipasang pada lokasi yang tinggi, seperti di puncak bangunan, bukit atau daerah tinggi lainnya. Namun hal ini bukan pekerjaan yang mudah. Selain karena kebutuhan perangkat yang tidak murah, memilih penempatan repeater menjadi resiko apa bila akan ditempatkan pada wilayah geografis yang sulit dijangkau.
ROIP (Radio Over Internet Protocol) adalah sebuah teknologi sistem radio yang menggunakan standar VOIP (Voice Over Internet Protocol) dan bekerja melalui perangkat lunak maupun keras. ROIP menggunakan protokol transport seperti UDP dan TCP untuk menghantarkan sinyal-sinyal radio agar dapat terdengar oleh para pengguna ROIP. Protokol transport ini menentukan tingkat kualitas komunikasi pada jaringan ROIP.
Penelitian ini menguji bagaimana kinerja protokol ROIP yang digunakan pada sistem PMR (Private Mobile Radio). Komunikasi ROIP dibangun pada jaringan komputer dan diuji menggunakan parameter jitter, delay dan throughput.
Kata Kunci: ham radio, repeater, ROIP, TCP, PMR, jitter, delay, throughput
(2)
with each other. Repeaters are usually mounted on a high location, such as on top of buildings, hills or other high area. However this is not an easy job. In addition to the necessity of the devices are not cheap, choosing the placement of repeater into the risk of what if would be placed on the geographical areas which are hard to reach.
ROIP (Radio Over Internet Protocol) is a radio system technology uses VOIP (Voice Over Internet Protocol) standard and work through software or hardware. ROIP using transport protocols such as UDP and TCP to carry radio signals in order to be heard by the users of ROIP. This transport protocol determines the level of quality of communication on the ROIP network.
The study tested how the performance of ROIP protocol that is used on the PMR (Private Mobile Radio) system. ROIP communication built on the network computer and tested using parameters of jitter, delay and throughput.
(3)
SISTEM PRIVATE MOBILE RADIO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh:
Bimantara Putra
105314049
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
i
PRIVATE MOBILE RADIO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh:
Bimantara Putra
105314049
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(5)
ii
PROTOCOL (ROIP) IN THE PRIVATE MOBILE RADIO
(PMR) SYSTEM
A THESIS
In Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Degree of Sarjana Komputer
Informatics Engineering Study Program
By:
Bimantara Putra
105314049
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
(6)
iii
SKRIPSI
ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROIP PADA SISTEM PRIVATE
MOBILE RADIO
Dipersiapkan dan Ditulis Oleh: Bimantara Putra
105314049
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
(7)
iv
ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROIP PADA SISTEM PRIVATE MOBILE RADIO
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Bimantara Putra
NIM : 105314049
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan
Ketua :Bambang Soelistijanto, Ph.D. ... Sekretaris :Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. ... Anggota :Benedictus Herry Suharto, S.T., M.T. ...
Yogyakarta, 2016 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Dekan,
(8)
v
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi dengan Judul “ANALISIS
UNJUK KERJA PROTOKOL ROIP PADA SISTEM PRIVATE MOBILE
RADIO” ini adalah murni karya saya sendiri. Tidak ada di dalamnya yang
memuat karya atau bagian dari karya orang lain dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Februari 2016 Penulis,
(9)
vi
(10)
vii
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Bimantara Putra
NIM : 105314049
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROIP PADA SISTEM PRIVATE MOBILE RADIO
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan kedalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yang menyatakan,
(11)
viii
Para amatir radio/ham radio menggunakan relay, biasanya disebut sebagai repeater, sebagai gerbang penghubung agar dapat berkomunikasi jarak jauh satu sama lain. Repeater biasanya dipasang pada lokasi yang tinggi, seperti di puncak bangunan, bukit atau daerah tinggi lainnya. Namun hal ini bukan pekerjaan yang mudah. Selain karena kebutuhan perangkat yang tidak murah, memilih penempatan repeater menjadi resiko apa bila akan ditempatkan pada wilayah geografis yang sulit dijangkau.
ROIP (Radio Over Internet Protocol) adalah sebuah teknologi sistem radio yang menggunakan standar VOIP (Voice Over Internet Protocol) dan bekerja melalui perangkat lunak maupun keras. ROIP menggunakan protokol transport seperti UDP dan TCP untuk menghantarkan sinyal-sinyal radio agar dapat terdengar oleh para pengguna ROIP. Protokol transport ini menentukan tingkat kualitas komunikasi pada jaringan ROIP.
Penelitian ini menguji bagaimana kinerja protokol ROIP yang digunakan pada sistem PMR (Private Mobile Radio). Komunikasi ROIP dibangun pada jaringan komputer dan diuji menggunakan parameter jitter, delay dan throughput. Kata Kunci: ham radio, repeater, ROIP, TCP, PMR, jitter, delay, throughput
(12)
ix
The radio amateur/ham radio uses relays, usually referred to as repeater, as the connecting gate in order to be able to communicate remotely with each other. Repeaters are usually mounted on a high location, such as on top of buildings, hills or other high area. However this is not an easy job. In addition to the necessity of the devices are not cheap, choosing the placement of repeater into the risk of what if would be placed on the geographical areas which are hard to reach.
ROIP (Radio Over Internet Protocol) is a radio system technology uses VOIP (Voice Over Internet Protocol) standard and work through software or hardware. ROIP using transport protocols such as UDP and TCP to carry radio signals in order to be heard by the users of ROIP. This transport protocol determines the level of quality of communication on the ROIP network.
The study tested how the performance of ROIP protocol that is used on the PMR (Private Mobile Radio) system. ROIP communication built on the network computer and tested using parameters of jitter, delay and throughput.
(13)
x
Segala puji dan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan pada jurusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Atas tersusunnya tugas akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak B. Herry Suharto, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir, atas kesabarannya dalam membimbing penulis, meluangkan waktu, memberikan motivasi serta saran yang sangat membantu penulis.
2. Bapak Sudi Mungkasi, S. Si., M. Math. Sc., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.
3. Ibu Sri Hartati Wijono, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas nasehat dan bimbingannya selama masa perkuliahan.
4. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, atas bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Kedua orang tua, adik-adik dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun material.
(14)
yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama pengerjaan skripsi ini.
7. Semua teman-teman Teknik Informatika 2010 yang selalu memberi dorongan dan semangat agar skripsi ini cepat terselesaikan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 10 Ferbruari 2016
(15)
xii
ANALISIS UNJUK KERJA PROTOKOL ROIP PADA SISTEM PRIVATE
MOBILE RADIO (PMR) ... i
PERFORMANCE ANALYSIS OF RADIO OVER INTERNET PROTOCOL (ROIP) IN THE PRIVATE MOBILE RADIO(PMR) SYSTEM... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metodologi Penelitian ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II ... 7
LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Amateur Radio (Radio Amatir) ... 7
2.2. Pemancar dan Penerima Radio ... 8
2.3. PTT (Push-to-talk) ... 9
2.4. Repeater ... 9
2.5. ROIP ... 11
2.5.1. Konsep Cara Kerja ROIP ... 12
2.5.2. Perbedaan ROIP dan VOIP ... 13
2.5.3. Konsep ROIP Interface ... 14
2.5.4. Audio Processing pada ROIP ... 14
2.5.5. Voice Coder pada ROIP ... 15
2.5.6. Standar ROIP ... 15
2.6. TCP (Transmission Control Protocol)... 16
2.6.1. Connection Establishment ... 16
2.6.2. Data Transfer ... 17
2.6.3. Connection Termination ... 19
2.7. Sliding Window ... 20
2.8. Parameter Kualitas Layanan ROIP ... 21
BAB III... 24
METODOLOGI PENELITIAN ... 24
3.1. Spesifikasi Perangkat ... 24
(16)
3.3. Skenario Pengujian ... 31
3.3.1. Topologi Jaringan ROIP ... 31
3.3.2. Penjelasan Skenario Pengujian ... 32
3.4. Tabel Pengujian ... 34
3.5. Konfigurasi Alat Pengujian ... 35
3.5.1. Konfigurasi router... 35
3.5.2. Konfigurasi PMR Radio Server ... 36
3.5.3. Konfigurasi PMR Radio Client ... 37
3.5.4. Konfigurasi PMR Radio Gateway ... 38
BAB IV ... 43
PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM ... 43
4.1. Pengujian Sistem ... 43
4.1.1. Proses Pembentukan Koneksi pada Jaringan ROIP ... 44
4.1.2. Pengujian Skenario Jaringan ROIP dengan Client ... 45
4.1.2.1. Client A ... 46
4.1.2.2. Client B ... 50
4.1.3. Skenario 2: Jaringan ROIP dengan Gateway ... 53
4.1.3.1. Gateway ... 53
4.1.3.2. Client ... 57
BAB V ... 61
KESIMPULAN ... 61
5.1. Kesimpulan... 61
5.2. Saran ... 62
Daftar Pustaka ... 63
(17)
xiv
Gambar 2.1 Amatir Radio ... 8
Gambar 2.2 Pemancar dan Penerima Radio ... 9
Gambar 2.4 Diagram Blok Cara Kerja Repeater ... 10
Gambar 2.5 Contoh jaringan ROIP... 12
Gambar 2.5.1 Diagram prinsip fungsi kerja ROIP ... 13
Gambar 2.5.3 Konsep ROIP Interface ... 14
Gambar 2.6.1 Proses Connection Establishment menggunakan Three Way Handshaking ... 17
Gambar 2.6.2 Proses Data Transfer ... 18
Gambar 2.6.3 Proses Connection Termination menggunakan Three Way Handshaking ... 19
Gambar 2.7 Protokol Sliding Window ... 21
Gambar 3.1.1-5 Skema ROIP/Radio Gateway Interface ... 27
Gambar 3.1.1-6 Radio untuk gateway ... 28
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan ... 30
Gambar 3.3.1-1 Topologi Jaringan ROIP dengan Client ... 31
Gambar 3.3.1-2 Topologi Jaringan ROIP dengan Gateway ... 32
Gambar 3.3.2.1 Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client... 33
Gambar 3.3.2.2 Skenario 2: Jaringan ROIP dengan Gateway ... 34
Gambar 3.5.1 Konfigurasi Alamat IP Perangkat Pengujian... 36
Gambar 3.5.2 Konfigurasi PMR Radio Server ... 37
Gambar 3.5.3 Konfigurasi PMR Radio Client ... 38
(18)
Gambar 3.5.4-c Konfigurasi COM Port Number pada kabel Serial-to-USB ... 40
Gambar 3.5.4-d Konfigurasi PMR Radio Gateway ... 41
Gambar 3.5.4-e Konfigurasi Rig Keying ... 42
Gambar 4.1.1 Paket data saat proses pembentukan koneksi dari client ke server. 44 Gambar 4.1.2-1 Contoh data ROIP pada Wireshark ... 45
Gambar 4.1.2.1-1 Cara pengambilan nilai jitter ... 46
Grafik 4.1.2.1-a Grafik nilai jitter Client A... 47
Grafik 4.1.2.1-b Grafik nilai delay Client A ... 48
Grafik 4.1.2.1-c Grafik Nilai throughput Client A ... 49
Grafik 4.1.2.2-a Grafik Nilai jitter Client B ... 50
Grafik 4.1.2.2-b Grafik nilai delay Client B ... 52
Grafik 4.1.2.2-c Grafik nilai throughput Client B ... 53
Grafik 4.1.3.1-a Grafik nilai jitter gateway ... 54
Grafik 4.1.3.1-b Grafik nilai delay Gateway ... 55
Grafik 4.1.3.1-c Grafik nilai throughput Gateway ... 56
Grafik 4.1.3.2-a Grafik nilai jitter Client ... 57
Grafik 4.1.3.2-b Grafik nilai delay Client ... 59
(19)
xvi
Tabel 2.8-1 Parameter Jitter ITU-T ... 22
Tabel 2.8-2. Parameter Delay menurut ITU-T ... 23
Tabel 3.1.1-1 Spesifikasi Komputer Server ... 24
Tabel 3.1.1-2 Spesifikasi Client ... 25
Tabel 3.1.1-3 Spesifikasi Komputer Gateway ... 25
Tabel 3.1.1-4 Spesifikasi Router RB450G ... 26
Tabel 3.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) ... 29
Tabel 3.6 Tabel Pengambilan Data ... 35
Tabel 4.1.2.1-a Nilai rata-rata jitter Client A ... 47
Tabel 4.1.2.1-a Nilai rata-rata delay Client A ... 49
Tabel 4.1.2.2-a Nilai rata-rata jitter Client B ... 51
Tabel 4.1.1.2-b Nilai rata-rata delay Client B ... 52
Tabel 4.1.3.1-a Nilai rata-rata jitter Gateway ... 55
Tabel 4.1.3.1-b Nilai rata-rata delay Gateway ... 56
Tabel 4.1.3.2-a Tabel nilai rata-rata jitter Client ... 58
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi radio saat ini terus mengalami perkembangan yang secara khusus selalu diamati dan diuji oleh para penggemarnya yaitu amatir radio. Pada umumnya para amatir radio/ham radio menggunakan relay, biasanya disebut sebagai repeater, sebagai gerbang penghubung agar dapat berkomunikasi jarak jauh satu sama lain. Repeater biasanya di pasang di tempat yang tinggi, bisa di puncak bangunan, bukit atau daerah tinggi lainnya. Namun hal ini dirasa bukan pekerjaan yang mudah. Selain karena kebutuhan perangkat yang tidak murah, memilih posisi penempatan repeater menjadi resiko apa bila akan ditempatkan pada kondisi wilayah geografis yang sulit dijangkau.
ROIP (Radio Over Internet Protocol) adalah sebuah teknologi sistem radio yang menggunakan standar VOIP dan bekerja melalui perangkat lunak maupun keras. ROIP memungkinkan adanya komunikasi dengan banyak frekuensi serta terhubung dengan perangkat komunikasi[1].
(21)
ROIP memiliki stasiun pangkalan yang secara fungsional mengirimkan sinyal kepada seluruh pengakses ROIP. ROIP mentransmisi sinyal-sinyal yang secara spesifik untuk aplikasi sistem LMR (Land Mobile Radio) seperti PTT (Push-To-Talk).
ROIP menggunakan beberapa protokol transport seperti UDP dan TCP untuk menghantarkan sinyal-sinyal radio agar dapat terdengar oleh para pengguna ROIP. Protokol transport ini menentukan tingkat kualitas komunikasi pada jaringan ROIP.
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja ROIP pada sistem PMR (Private Mobile Radio) dengan client dan radio gateway. Parameter yang akan diuji meliputi throughput, delay dan jitter.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa, pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimana kinerja protokol ROIP pada sistem PMR yang dibangun? 2. Menurut hasil penelitian yang didapat apakah sistem ROIP yang
(22)
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Menganalisis kinerja protokol ROIP pada sistem PMR dengan client dan radio gateway.
2. Mengetahui kualitas komunikasi ROIP yang di teliti sebagai tolok ukur pengembangan komunikasi radio pada jaringan komputer.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan agar penelitian dalam skripsi ini dapat terfokus secara baik. Adapun batasan masalah yang ada pada penelitian ini antara lain:
1. Perancangan dan konfigurasi serta analisis pada jaringan kabel/wired. 2. Pembuatan alat RF gateway berdasarkan konsep homebrew radio amatir. 3. Pengujian dilakukan dengan melakukan komunikasi suara antar klien
selama ±30 detik.
4. Pengambilan data menggunakan Wireshark. 5. Pengujian dilakukan dengan skenario:
Skenario 1: pengujian pada jaringan kabel/wired menggunakan program PMR Radio client.
Skenario 2: pengujian pada jaringan wired menggunakan alat RF gateway dan aplikasi PMR Radio Gateway.
(23)
6. Tidak membandingkan codec/sampling rate.
1.5. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mempelajari tentang teori ROIP, Radio Komunikasi, Lapisan transport, QoS dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik ini.
2. Diagram Alir Perancangan Sistem
Menulis penggambaran logika perancangan sistem melalui diagram alir berdasarkan studi literatur yang ada. Diagram alir desain pengujian meliputi perancangan topologi jaringan hingga tahap pengujian.
3. Perancangan Sistem
Merancang sistem yang dapat dibuat berdasarkan studi literatur dan diagram alir perancangan sistem. Perancangan sistem meliputi perancangan skenario pengujian dan implementasi skenario pengujian.
4. Pemilihan Hardware dan Software
Memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun jaringan komputer sesuai skenario pengujian.
(24)
5. Konfigurasi Alat Pengujian
Membuat konfigurasi alat pengujian seperti , router, client dan komputer radio gateway.
6. Pengujian
Melakukan pengujian berdasarkan diagram alir pengujian, topologi dan skenario yang telah dibuat agar memperoleh data pengujian yang diinginkan. 7. Analisis
Menghasilkan analisa dari data pengujian yang telah diolah dari tahap-tahap pengujian sesuai dengan parameter pengujian.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan, menemukan tujuan dan kegunaan kegiatan penelitian yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, pemikiran serta sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan, dan berbagai hal yang berguna dalam
(25)
proses analisis serta tinjauan terhadap penelitian serupa yang pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi diagram alir perancangan sistem, spesifikasi alat dan skenari pengujian.
4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
Bab ini berisi evaluasi dari pelaksaan uji coba skenario yang dibuat. Hasil pengambilan data dikumpulkan dan di analisis.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan yang diperoleh dan saran-saran terhadap sistem yang dihasilkan. Kesimpulan akan merangkum inti dari hasil-hasil yang telah diperoleh selama melaksanakan pengujian, sedangkan Saran akan memuat usulan-usulan yang bermafaat yang dapat diterapkan untuk pengembangan sistem selanjutnya.
6. BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini.
(26)
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Amateur Radio (Radio Amatir)
Radio amatir (biasa disebut ham radio) menggambarkan penggunaan spektrum frekuensi radio untuk tujuan pertukaran pesan non komersial, eksperimen nirkabel, rekreasi pribadi, latihan dan komunikasi darurat. Terminologi amatir digunakan untuk secara spesifik menggambarkan “orang berwenang yang tertarik dalam praktek radio dan elektronik dengan tujuan murni pribadi tanpa berkatian dengan uang”, dan untuk membedakan dengan penyiaran komersial, keamanan publik atau layanan radio professional[3].
Layanan radio amatir (layanan amatir dan layanan satelit amatir) didirikan oleh ITU (International Telecommunication Union) melalui Peraturan Telekomunikasi Internasional. Pemerintah nasional mengatur karakteristik teknis dan operasional dari transmisi dan mengeluarkan lisensi stasiun individu dengan tanda panggilan yang teridentifikasi.
Calon operator amatir diuji pemahaman mereka tentang konsep-konsep elektronik dan peraturan radio dari pemerintah tempat ia tinggal. Amatir radio menggunakan suara, teks, gambar dan mode komunikasi data dan memiliki akses ke alokasi frekuensi di seluruh spektrum frekuensi radio untuk dapat berkomunikasi antar kota, wilayah, negara, benua, dunia atau bahkan ke luar angkasa.
(27)
Amatir radio secara resmi diwakili dan dikoordinasi oleh IARU (International Amateur Radio Union), yang dikelola di tiga wilayah dan memiliki anggota masyarakat radio amatir nasional yang ada di sebagian besar negara. Sebagai contoh wadah untuk para amatir radio di Indonesia adalah ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia).
Gambar 2.1 Amatir Radio
2.2. Pemancar dan Penerima Radio
Dalam elektronik dan telekomunikasi pemancar atau pemancar radio adalah perangkat elektronik yang dengan bantuan antena, menghasilkan gelombang radio. Pemancar itu sendiri menghasilkan frekuensi radio arus bolak-balik, yang diterapkan pada antenna.
Antenna dalam dapat melekat pada bagian luar pemancar, seperti dalam perangkat portabel seperti ponsel, walkie-talkie, dan pembuka pintu garasi. Dalam
(28)
pemancar lebih kuat, antena dapat terletak di atas sebuah bangunan atau menara yang terpisah, dan terhubung ke pemancar dengan garis pakan, yang merupakan saluran transmisi.
Gambar 2.2 Pemancar dan Penerima Radio
2.3. PTT (Push-to-talk)
PTT (Push-to-talk) atau biasa dikenal dengan press-to-transmit adalah metode komunikasi pada layanan komunikasi half-duplex, yang termasuk two-way radio, menggunakan tombol untuk merubah posisi dari penerima suara menjadi mode pemancar/transmitter mode. Seorang pengguna tidak dapat berbicara apabila lawan bicaranya sedang mengirim informasi atau berbicara. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak dapat berbicara di waktu yang bersamaan[4].
2.4. Repeater
Dalam telekomunikasi, repeater adalah perangkat elektronik yang menerima sinyal dan mentransmisikan kembali pada tingkat yang lebih tinggi atau kekuatan
(29)
yang lebih tinggi, atau ke sisi lain dari halangan, sehingga sinyal dapat mencakup jarak yang lebih jauh.
Radio repater digunakan untuk memperluas jangkauan cakupan sinyal radio. Sebuah repeater radio biasanya terdiri dari penerima radio yang terhubung dengan pemancar radio. Sinyal yang diterima diperkuat dan dipancarkan, sering pada frekuensi lain, untuk menyediakan cakupan diluar halangan. Penggunaan duplexer dapat memungkinkan repeater untuk menggunakan satu antenna untuk penerima dan pengirim dalam waktu yang sama[5].
Gambar 2.4 Diagram Blok Cara Kerja Repeater
(30)
2.5. ROIP
ROIP adalah sebuah teknologi sistem radio yang menggunakan standar VOIP dan bekerja melalui perangkat lunak maupun keras. ROIP memungkinkan adanya multi komunikasi dengan banyak frekuensi serta terhubung dengan perangkat komunikasi. ROIP bukan milik atau tidak terbatas pada kontruksi protokol saja tetapi merupakan konsep dasar yang telah di implementasikan dengan berbagai cara. ROIP dapat diimplementasikan pada jaringan private maupun Internet publik. Adapun kelebihan yang ditawarkan teknologi ROIP adalah sebagai berikut[6].
Mengurangi biaya dikarenakan dapat menggunakan jaringan data.
Mudah digunakan, menghubungkan berbagai jenis brand peralatan.
Mengurangi biaya dikarenakan dapat menggunakan komputer standar.
Menghubungkan berbagai jenis peralatan seperti telepon, radio 2 arah, internet phones, VOIP phones, dll.
Plug and Play.
ROIP bertindak sebagai koneksi backbone jaringan antara sistem LMR (Land Mobile Radio) dan komputer. BTS terhubung ke IP gateway yang mengkodekan komunikasi suara menjadi paket-paket IP. Setelah data dibentuk menjadi paket, informasi dikirim melalui jaringan menggunakan protokol proprietary yang ditawarkan oleh masing-masing vendor.
(31)
Gambar 2.5 Contoh jaringan ROIP
http://comtekk.us/roip.htm
2.5.1. Konsep Cara Kerja ROIP
Konsep cara kerja ROIP hampir sama dengan VOIP yaitu dengan melakukan pengiriman sebuah sinyal secara digital. Sebelum proses transmisi (pengiriman), data yang berupa sinyal analog akan diubah menjadi sinyal digital menggunakan ADC (Analog to Digital Converter). Setelah proses konversi dilakukan data digital tersebut kemudian ditransmisikan ke sumber tujuan. Setelah sampai, data sinyal digital tersebut diubah kembali menjadi data sinyal analog dengan DAC (Digital to Analog Converter) sehingga dapat diterima oleh sumber tujuan sesuai dengan data sinyal yang ditransmisikan.
(32)
Gambar 2.5.1 Diagram prinsip fungsi kerja ROIP
http://ece.ut.ac.ir/silab/courses/CIDSP/CIDSP/Resources_files/
2.5.2. Perbedaan ROIP dan VOIP
Perbedaan mendasar antara VOIP dan ROIP terletak pada sistem dan aplikasi yang digunakan. Pada VOIP menggunakan sistem telepon dan beberapa fungsi panggilan seperti telepon pada umumnya. Selain itu komunikasi VOIP berupa full duplex, bukan PTT dan menggunakan protokol standar berupa SIP (IETF RFC 3261) atau ITU-T H.323. Sedangkan pada ROIP menggunakan sistem radio dua arah. Fungsinya bervariasi tergantung pada teknologi radio yang ada. Komunikasi ROIP biasanya half duplex, namun ada pula yang full duplex. Juga terdapat variasi band signaling (DTMF, Selcall, MDC, TRC, CTS). Fungsi utama tidak lain adalah PTT.
(33)
2.5.3. Konsep ROIP Interface
ROIP interface menghubungkan radio dua arah ke konsol operator atau komputer melalui jaringan IP. Fungsi inti dari interface ini adalah untuk mengkonversi audio analog ke data IP dan sebaliknya. Selain itu juga memberikan sinyal PTT dari konsol operator dan juga memiliki fungsi Squelch yang mengakui audio masuk.
Gambar 2.5.3 Konsep ROIP Interface
http://testadvance.com/wp-content/uploads/resources/SoftRadio-RoIP-Interface-Units.pdf
2.5.4. Audio Processing pada ROIP
Audio processing adalah proses dimana semua suara yang masuk diubah menjadi paket data. Biasanya proses ini menggunakan salah satu dari dua mekanisme yaitu Waveform coder dan Voice coder/vocoder. Waveform coder
(34)
adalah mekanisme yang menghasilkan gelombang atau sinyal. Sedangkan Voice coder/vocoder adalah mekanisme yang menghasilkan suara yang bukan dalam bentuk gelombang. Istilah vocoder dapat digunakan secara bergantian dan kadang-kadang berarti hal yang berbeda tergantung pada sumbernya.
2.5.5. Voice Coder pada ROIP
Ada beberapa voice coder yang biasa digunakan pada ROIP antara lain:
G.711 - standar 64 kbps PCM
G.726 - standar ADPCM 40-16 kbps
G.723 - CELP Vocoder, 16 kbps
G.729 – CELP Vocoder, 8 kbps
2.5.6. Standar ROIP
TCP, UDP, RTP dan SIP memiliki standar yang dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force). Standar ini biasa dikenal dengan RFC (Request for comment). Dan tidak ada IETF RFC untuk ROIP. Kecuali bila ada vendor interface ROIP yang membuatnya menjadi standar, hal ini akan berdampak pada ketidak cocokan dengan sistem ROIP pada vendor lain.
(35)
2.6. TCP (Transmission Control Protocol)
TCP (Transmission Control Protokol) merupakan salah satu protokol utama di dalam Transport Layer selain UDP (User Datagram Protocol). TCP merupakan protokol di dalam jaringan komputer yang sifatnya reliable dan connection oriented. Reliable dapat diartikan andal di dalam jaringan komputer. Kehandalan ini disebabkan dengan adanya pengecekan paket data yang dikirim ke komputer tujuan. Jika paket mengalami gangguan maka akan dikirim ulang. Kemudian komputer penerima akan memberi laporan dalam bentuk ACK (Acknowledgment). Sedangkan Connection Oriented diartikan bahwa TCP memerlukan adanya proses pembuatan (setup) koneksi jaringan komputer terlebih dahulu. Protokol TCP memiliki sejumlah tahapan di dalam penyediaan dan pembentukan koneksi. Adapun tahapan koneksi yang dimiliki TCP meliputi Connection Establishment, Data Transfer dan Connection Termination.
2.6.1. Connection Establishment
Tahap paling awal yang dilakukan pada TCP adalah pembentukan koneksi. Pada TCP koneksi terbentuk menggunakan proses Three Way Handshaking. Proses dimulai dari server dengan sebuah Passive Open. Pada passive open ini, server memberitahukan kepada TCP bahwa koneksi siap dilakukan, sehingga client diperbolehkan untuk melakukan permintaan koneksi.
(36)
Kemudian dilanjutkan dengan Active Open. Pada Active Open ini, client mengirimkan permintaan (request) ke server, yang di dalamnya memuat SYN.
Proses kemudian dilanjutkan oleh server, dengan cara melayani request client melalui koneksi yang telah terbentuk tersebut. Pada tahap ini dilakukan pengiriman SYN dan ACK. Client membalas dengan mengirimkan ACK. Sebuah segment SYN maupun SYN+ACK tidak dapat membawa data di dalamnya, namun hanya dapat memuat sebuah sequence number di dalamnya.
Gambar 2.6.1 Proses Connection Establishment menggunakan Three Way Handshaking
2.6.2. Data Transfer
Setelah tahap Connection Establishment berhasil dilakukan, maka koneksi mulai tersedia untuk komputer yang akan saling berhubungan. Tahap selanjutnya adalah melakukan Data Transfer. Pada proses Data Transfer ini
(37)
dilakukan tranfer data secara Bidirectional (dua arah). Dengan bidirectional, paket data dan ACK dapat dikirimkan secara bersama-sama. Tahap diawali dengan adanya Send Request (pengiriman permintaan untuk pengiriman paket data) dari client ke server. Kemudian dilanjutkan dengan server menerima Request (permintaan) dari client terkait dengan pengiriman paket data. Setelah proses transfer paket data (beserta dengan ACK) terjadi, kemudian koneksi ditutup (Closed atau Terminated).
(38)
2.6.3. Connection Termination
Connection Termination merupakan tahap terakhir pada koneksi TCP. Connection Termination merupakan tahap menutup koneksi dari client ke server. Pada tahap ini juga digunakan proses Three Way Handshaking.
Proses Three Way Handshaking dimulai dari client melakukan Active Close. Pada Active Close ini client mengirimkan FIN. Kemudian dilanjutkan oleh server dengan cara merespon melalui Passive Close. Pada Passive Close ini dilakukan pengiriman FIN dan ACK, kemudian koneksi ditutup. Client lalu mengirimkan kembali ACK.
Gambar 2.6.3 Proses Connection Termination menggunakan Three Way Handshaking
(39)
2.7. Sliding Window
Sliding Window memungkinkan transmisi aliran menjadi efisien. Untuk memahami konsep ini, kita perlu mengingat proses Data Transfer pada TCP. Hal ini menggambarkan bagaimana pengirim mentransmisikan paket dan menunggu acknowledgement dari penerima sebelum mengirimkan paket yang lain. Dan juga kita dapat menmbuat kesimpulan bahwa data hanya mengalir dari satu komputer ke yang lain dalam satu arah pada waktu tertentu, bahkan jika jaringan mampu secara simultan membuat komunikasi di kedua arah.
Ketika berhadapan dengan jaringan dengan penundaan transmisi yang tinggi, kita harus ingat bahwa protokol acknowledgement yang sederhana memboroskan sejumlah besar bandwidth jaringan. Hal ini terjadi karena harus menunggu untuk mengirim paket lain sampai menerima ACK dari paket asli yang dikirimkan. Solusi dari permasalah ini adalah Sliding Window. Protokol Sliding Window menggunakan bandwidth jaringan lebih efisien karena mereka memperkenankan pengguna untuk mengirimkan banyak paket sebelum menunggu penerimaan ACK. Protokol menempatkan jendela berukuran kecil yang tetap pada urutan dan mengirimkan semua paket yang ada di dalam jendela tersebut.
(40)
Gambar 2.7 Protokol Sliding Window
2.8. Parameter Kualitas Layanan ROIP
Parameter kualitas layanan pada ROIP dapat diukur menggunakan parameter QoS (Quality of Service). Seperti halnya pada VOIP, QoS dapat digunakan untuk mengukur kualitas suara pada jaringan ROIP. Tujuan dari parameter QoS adalah untuk memenuhi layanan yang berbeda-beda dan untuk mengetahui kemampuan jaringan yang digunakan sebagai layanan yang memiliki nilai baik atau buruk. Parameter QoS yang dapat diukur terhadap kualitas layanan ROIP pada penulisan ini terdiri atas Jitter, Delay dan Throughput. Setiap parameter memiliki perannya sendiri dalam menentukan kualitas jaringan tersebut apakah baik atau buruk.
(41)
1. Jitter
Merupakan variasi delay yang terjadi pada jaringan. Besarnya nilai jitter akan sangat berpengaruh pada beban trafik. Semakin besar beban trafiknya maka akan menyebabkan semakin tinggi nilai jitter dan membuat nilai QoS akan semakin turun. Menurut ITU-T G.114 nilai jitter dapat dikategorikan sebagai berikut.
Tabel 2.8-1 Parameter Jitter ITU-T
2. Delay
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Menurut ITU-T G.114 nilai delay dapat dikategorikan sebagai berikut.
Nilai Jitter Kualitas
0 – 20 ms Baik
20 – 50 ms Cukup
(42)
Besar Delay Kualitas
0 – 150 ms Baik
150 - 400 ms Cukup
>400 ms Buruk
Tabel 2.8-2. Parameter Delay menurut ITU-T
3. Throughput
Throughput didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan secara aktual di dalam pengiriman paket data pada jaringan komputer oleh suatu perangkat, dilihat dari beberapa banyak paket data (dalam bit) yang berhasil dikirimkan dalam kurun waktu satu detik. Nilai dari throughput diukur dengan satuan bps (bit per second).
(43)
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Spesifikasi Perangkat
Pada perancangan jaringan ROIP ini akan dilakukan beberapa skenario untuk mengetahui unjuk kerja ROIP. Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat sebagai berikut :
3.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras
1. Komputer Server
Komputer server digunakan untuk menjalankan aplikasi server yaitu PMR Radio Server. Adapun spesifikasi dari komputer server adalah sebagai berikut :
Operating System Windows 7
Memory 4 GB DDR 3
Processor Intel® Core™ i3-3220 CPU
@3.30GHz
System type 32 bit
Hardisk Capacity 500 GB
Network Gigabit LAN
(44)
2. Komputer Client
Komputer client berupa notebook digunakan untuk menjalankan aplikasi PMR Radio Client. Adapun spesifikasi dari komputer client adalah sebagai berikut :
Operating System Windows 7
Memory 2 GB DDR 2
Processor Intel® Core™ 2 Duo CPU
@2.10GHz
System type 32 bit
Hardisk Capacity 250 GB
Network Gigabit LAN
Tabel 3.1.1-2 Spesifikasi Client
3. Komputer Gateway
Komputer gateway digunakan untuk menjalankan aplikasi PMR Radio Client dan PMR Radio Gateway. Adapun spesifikasi dari komputer gateway adalah sebagai berikut :
Operating System Windows 7
Memory 4 GB DDR 3
Processor Intel® Core™ i3-3220 CPU
@3.30GHz
System type 32 bit
Hardisk Capacity 500 GB
Network Gigabit LAN
(45)
4. Router
Router digunakan untuk menghubungkan komputer server, komputer client dan gateway dalam satu jaringan ROIP. Router yang digunakan adalah Mikrotik dengan seri RB450G. Adapun spesifikasi dari router adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1.1-4 Spesifikasi Router RB450G
5. ROIP/Radio Gateway Interface
ROIP/Radio Gateway Interface digunakan untuk mengubah
gelombang suara dari radio agar dapat masuk ke perangkat komputer. Radio Gateway Interface menggunakan serial port DB9/RS232 yang harus dihubungkan dengan kabel Serial-to-USB agar dapat digunakan. Perangkat ini dibuat oleh amatir radio/homebrewer, bukan produk dari vendor penyedia perangkat ROIP. Adapun skema rangkaian gateway interface adalah sebagai berikut.
(46)
Gambar 3.1.1-5 Skema ROIP/Radio Gateway Interface
6. Radio Gateway
Radio yang digunakan adalah radio handy talkie dengan frekuensi UHF yang akan dipasang Radio Gateway Interface dan akan terhubung ke komputer gateway. Berikut adalah radio gateway yang sudah terhubung dengan gateway interface.
(47)
Gambar 3.1.1-6 Radio untuk gateway
3.1.2. Spesifikasi Perangkat Lunak
Perangkat lunak berikut digunakan untuk mendukung dalam membangun infrastruktur jaringan ROIP dan juga digunakan untuk mengumpulkan data pengujian. Adapun spesifikasi dari perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut :
Software Fungsi
Operating System Windows Base system untuk aplikasi server ROIP
Software PMR Radio Aplikasi ini digunakan untuk
(48)
Software PMR Radio Gateway Aplikasi ini digunakan untuk menghubungkan perangkat radio komunikasi dengan komputer melalui sebuah radio gateway interface
Software PMR Radio Client Aplikasi ini digunakan untuk
berkomunikasi dengan pengguna lain dengan menggunakan komputer melalui media mic
Software Winbox Aplikasi ini digunakan untuk melalukan
pengaturan router Mikrotik dalam penetapan alamat IP setiap perangkat yang digunakan
Software Wireshark Aplikasi ini digunakan untuk mengolah
data jaringan dan mengambil nilai QoS (Quality of Service)
(49)
3.2. Diagram Alir dan Desain Pengujian
Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan M ulai
M enent ukan Spesifikasi Alat
Konfigurasi Soft w are dan Perangkat Pengujian
M enent ukan Topologi Jaringan
M engambil Dat a Pengujian Jit t er, Delay & Throughput
Berfungsi?
Analisa Dat a Tidak
Ya
(50)
3.3. Skenario Pengujian
3.3.1. Topologi Jaringan ROIP
Topologi jaringan yang dibangun pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis berdasarkan skenario yang akan diujikan. Adapun topologi yang dibangun yaitu topologi jaringan ROIP dengan client dan topologi jaringan ROIP dengan gateway.
1. Topologi Jaringan ROIP dengan Client
(51)
2. Topologi Jaringan ROIP dengan Gateway
Gambar 3.3.1-2 Topologi Jaringan ROIP dengan Gateway
3.3.2. Penjelasan Skenario Pengujian
Dalam proses pengambilan data pada penelitian ini, penulis menggunakan skenario pengujian sebagai berikut.
Pengujian dilakukan dengan melakukan komunikasi antar client maupun handy talkie yang melalui gateway. Pengujian dibedakan menjadi 2 skenario. Adapun skenario yang dibuat adalah sebagai berikut :
a) Skenario Pengujian 1: Jaringan ROIP dengan Client
Pengujian dilakukan dengan jaringan kabel. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 7. Server yang digunakan adalah PMR Radio Server. Client A akan berkomunikasi dengan Client B selama ±30 detik. Data yang diambil berupa jitter, delay dan throughput.
(52)
Gambar 3.3.2.1 Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client
b) Skenario Pengujian 2: Jaringan ROIP dengan Gateway
Pengujian dilakukan dengan jaringan kabel. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 7. Server yang digunakan adalah PMR Radio Server. Komputer gateway menggunakan PMR Radio Gateway yang telah ditambah radio gateway interface. Handy talkie akan berkomunikasi melalui frekuensi repeater dengan Client selama ±30 detik. Data yang diambil berupa jitter, delay dan throughput.
(53)
Gambar 3.3.2.2 Skenario 2: Jaringan ROIP dengan Gateway
3.4. Tabel Pengujian
Tabel pengujian digunakan untuk mencatat perolehan data pada saat dilakukan pengujian sebanyak 30 kali. Data yang didapat sebanyak 3 jenis yaitu data jitter, delay dan throughput pada masing-masing perangkat yang digunakan berdasar 2 skenario yang diuji. Adapun tabel yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut :
Kat egori Skenario (Perangkat )
Pengujian Nilai Jit ter (m s)
1
2
..
30
Kategori Skenario (Perangkat )
Pengujian Nilai Throughput (bps)
1
2
..
(54)
Tabel 3.6 Tabel Pengambilan Data
3.5. Konfigurasi Alat Pengujian
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa perangkat pengujian. Untuk mendukung proses pengambilan data maka dilakukan beberapa konfigurasi beberapa perangkat sebagai berikut.
3.5.1. Konfigurasi router
Router yang digunakan adalah router Mikrotik. Alamat IP setiap perangkat yang terhubung diatur pada router menggunakan aplikasi Winbox. Berikut pengaturan alamat IP nya.
Kat egori Skenario (Perangkat)
Pengujian Nilai Delay (ms)
1
2
..
(55)
Gambar 3.5.1 Konfigurasi Alamat IP Perangkat Pengujian
Perangkat yang terhubung dengan router adalah komputer pada ether 1, Client A pada ether 2 dan Client B pada ether 3.
3.5.2. Konfigurasi PMR Radio Server
Komputer server berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara client maupun gateway. Aplikasi server yang digunakan adalah PMR Radio Server. Berikut tampilan PMR Radio Server.
(56)
Gambar 3.5.2 Konfigurasi PMR Radio
PMR Radio Server dapat menentukan alamat url atau IP address untuk yang digunakan. PMR Radio Server dapat menentukan jumlah user yang dapat terhubung pada jaringan PMR Radio Server ini. Selain itu aplikasi ini dapat menentukan password user yang digunakan untuk terhubung dengan komputer server. Alamat IP server 172.16.1.2 dengan password admin: eqso. Predefined room yang didaftarkan adalah “LAB”. TCP/IP Port menggunakan alamat port 10024 secara default dan maksimal user sebanyak 5 user.
3.5.3. Konfigurasi PMR Radio Client
Pada client dimasukkan alamat server, port dan password yang telah didaftarkan sebelumnya pada PMR Radio Server. Callsign/Comment yang dipakai adalah CL-A untuk Client A dan CL-B untuk Client B.
(57)
Gambar 3.5.3 Konfigurasi PMR Radio Client
3.5.4. Konfigurasi PMR Radio Gateway
Sebelum menjalankan PMR Radio Gateway kita harus menghubungkan perangkat radio dan komputer gateway dengan radio gateway interface. Kabel jack audio yang ada di interface dipasang ke radio handie talkie dan komputer. Kemudian kabel serial disambungkan dengan kabel Serial-to-USB ke perangkat komputer. Untuk melihat bahwa perangkat radio sudah terhubung ke komputer, buka menu Device Manager pada sistem operasi Windows.
(58)
Gambar 3.5.4-a Menu Device Manager
Jika kabel Serial-to-USB terpasang akan tertera pada device manager. Kemudian instal driver kabel Serial-to-USB agar dapat digunakan dengan cara meng-update driver menggunakan CD Installer. Jika sudah terinstal maka akan muncul tampilan sebagai berikut.
(59)
Kemudian setting kabel Serial-to-USB pada port COM1 agar dapat digunakan. Caranya dengan memilih menu Properties kemudian pilih Port Setting, pilih menu Advance Settings.
Gambar 3.5.4-c Konfigurasi COM Port Number pada kabel Serial-to-USB
Jika COM Port Number sudah dipilih, kemudian sambungkan perangkat radio yang telah dipasang radio gateway interface ke kabel Serial-to-USB dan kabel audio ke perangkat komputer.
Buka program PMR Radio Gateway kemudian daftarkan menggunakan alamat server dan password yang sudah ditentukan sebelumnya.
(60)
Gambar 3.5.4-d Konfigurasi PMR Radio Gateway
Sebelum menghubungkan ke komputer server harus melakukan konfigurasi pada bagian Rig Keying. Menu Rig Keying digunakan untuk mengatur interface yang sebelumnya dihubungkan ke komputer.
(61)
Gambar 3.5.4-e Konfigurasi Rig Keying
Pastikan COM Port Keying terdaftar di COM1 dan pilihan VOX pada Rig Control Method dan Carrier Operated Squelch. Fungsi VOX adalah sebagai pemicu komunikasi jika ada suara keras pada handy talkie yang terhubung pada radio gateway. Dengan kata lain push-to-talk secara otomatis.
(62)
43
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
Pada bab ini dilakukan pengujian dan analisa unjuk kerja protokol ROIP (Radio over Internet Protokol) pada sistem PMR (Private Mobile Radio). Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan parameter pengujian yaitu jitter, delay dan throughput baik dalam pengujian skenario jaringan client dan dalam pengujian skenario jaringan gateway.
4.1. Pengujian Sistem
Pengujian dilakukan berdasarkan 2 skenario pengujian yaitu menggunakan jaringan Client dan jaringan Gateway. Pengujian dibedakan berdasarkan perangkat yang digunakan. Pada skenario Jaringan ROIP dengan Client, client A berupa perangkat PC akan berkomunikasi secara bergantian dengan client B yang berupa notebook. Sedangkan pada skenario Jaringan ROIP dengan Gateway, client berupa notebook akan berkomunikasi secara bergantian dengan Gateway yang berupa perangkat PC yang ditambahkan ROIP Interface dan radio komunikasi. Komunikasi tiap skenario dilakukan selama 30 detik dan diambil data pengujian sebanyak 30 kali untuk setiap perangkat yang digunakan.
(63)
4.1.1. Proses Pembentukan Koneksi pada Jaringan ROIP
Pada saat pembentukan permintaan koneksi dari PMR Radio Client menuju PMR Radio Server terjadi proses Three Way Handshaking pada layer transport. Berikut hasil capture data di Wireshark pada saat proses pembentukan koneksi dari client ke server.
Gambar 4.1.1 Paket data saat proses pembentukan koneksi dari client ke
Client mengirimkan permintaan (request) ke server, yang di dalamnya memuat SYN. Proses kemudian dilanjutkan oleh server, dengan cara melayani request client melalui koneksi yang telah terbentuk tersebut. Pada tahap ini dilakukan pengiriman SYN dan ACK. Client membalas dengan mengirimkan ACK. Kemudian proses pengiriman data suara dapat dilakukan.
(64)
4.1.2. Pengujian Skenario Jaringan ROIP dengan Client
Pada skenario Jaringan ROIP dengan Client akan dilakukan pengujian terhadap parameter jitter, delay dan throughput. Pada skenario ini sepenuhnya berupa jaringan dengan kabel. Pengujian dilakukan dengan melakukan komunikasi secara bergantian antara Client A dan Client B selama 30 detik. Data yang dapat diambil berupa data paket TCP dikarenakan aplikasi PMR Radio Server menggunakan protokol TCP sebagai transport dari data suara ROIP yang dikirimkan di jaringan. Berikut salah satu contoh dari data yang diambil menggunakan program Wireshark.
(65)
4.1.2.1. Client A
Client A berupa perangkat PC yang terhubung pada server ROIP. Client A melakukan komunikasi dengan Client B menggunakan aplikasi PMR Radio Client. Komunikasi terjadi selama 30 detik. Data diambil menggunakan Wireshark saat komunikasi antar kedua Client itu terjadi. Data kualitas layanan yang dapat diambil adalah jitter, delay dan throughput.
a. Jitter (ms)
Jitter adalah variasi delay yang terjadi pada jaringan. Besarnya nilai jitter akan sangat berpengaruh pada beban trafik. Data jitter yang diambil dengan cara menghitung variasi dari time delta paket dari server menuju client, kemudian kembali menuju server. Berikut cara pengambilan nilai jitter berdasarkan paket pada TCP.
(66)
Berikut adalah grafik nilai jitter Client A yang dapat diambil selama 30 kali pengujian.
Grafik 4.1.2.1-a Grafik nilai jitter Client A
Berdasarkan grafik diatas nilai jitter terendah ada pada angka 74,34 ms sedangkan nilai jitter tertinggi ada pada angka 515,82 ms. Tinggi rendahnya nilai jitter pada pengambilan data ini disebabkan oleh antrian paket selain paket TCP yang lewat pada jaringan ROIP yang dibangun. Selain itu proses pembentukan percakapan suara analog menjadi paket data pada aplikasi PMR Radio Client membuat nilai jitter menjadi tinggi. Jika diambil nilai jitter rata-rata berdasarkan percobaan tersebut akan di dapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Jit t er Client A
Rata-rata 243,40
(67)
Berdasarkan standar ITU-T nilai rata-rata jitter Client A mendapat predikat Buruk karena nilai jitter > 50 ms.
b. Delay (ms)
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Nilai delay diperoleh dari jumlah paket yang dikirim dibagi total waktu pengiriman. Adapun grafik nilai delay Client A yang diambil selama 30 kali pengujian.
Grafik 4.1.2.1-b Grafik nilai delay Client A
Jika diambil nilai rata-rata dari delay berdasarkan percobaan tersebut akan didapat hasil sebagai berikut.
(68)
Rata-rata Delay Client A
Rata-rata 122,39
Tabel 4.1.2.1-a Nilai rata-rata delay Client A
Berdasarkan standar dari ITU-T nilai rata delay Client A dikategorikan Baik karena ada di rentang 0 - 150 ms.
c. Throughput (bps)
Throughput didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan secara aktual di dalam pengiriman paket data pada jaringan komputer oleh suatu perangkat. Adapun grafik nilai throughput Client A yang diambil selama 30 kali pengujian.
(69)
4.1.2.2. Client B
Client B berupa perangkat notebook yang terhubung pada server ROIP sama halnya dengan Client A. Data kualitas layanan yang dapat diambil adalah jitter, delay dan throughput.
a. Jitter (ms)
Jitter adalah variasi delay yang terjadi pada jaringan. Besarnya nilai jitter akan sangat berpengaruh pada beban trafik. Berikut adalah grafik nilai jitter dari Client B yang diambil selama 30 kali pengujian.
Grafik 4.1.2.2-a Grafik Nilai jitter Client B
Berdasarkan grafik diatas nilai jitter tertinggi ada pada angka 434,09 ms sedangkan nilai terendah ada pada angka 25,39 ms. Hal ini terjadi karena pada saat komunikasi berlangsung, Client B mengawali pembicaraan kemudian lebih
(70)
banyak mendengarkan dari Client A. Jika diambil nilai jitter rata-rata berdasarkan percobaan tersebut akan di dapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Jit ter Client B
Rata-rata 117,44
Tabel 4.1.2.2-a Nilai rata-rata jitter Client B
Berdasarkan standat dari ITU-T nilai rata-rata jitter Client B dikategorikan Buruk karena > 50 ms.
b. Delay (ms)
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Nilai delay diperoleh dari jumlah paket yang dikirim dibagi total waktu pengiriman. Adapun grafik nilai delay Client B yang diambil selama 30 kali pengujian.
(71)
Grafik 4.1.2.2-b Grafik nilai delay Client B
Jika diambil nilai rata-rata dari delay berdasarkan percobaan tersebut akan didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.1.1.2-b Nilai rata-rata delay Client B
Berdasarkan standar dari ITU-T nilai rata delay Client B dikategorikan Baik karena ada di rentang 0 - 150 ms.
c. Throughput (bps)
Throughput didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan secara aktual di dalam pengiriman paket data pada jaringan komputer oleh suatu perangkat. Adapun grafik nilai throughput Client B yang diambil selama 30 kali pengujian.
Rata-rata Delay Client B
(72)
Grafik 4.1.2.2-c Grafik nilai throughput Client B
4.1.3. Skenario 2: Jaringan ROIP dengan Gateway
Pada skenario Jaringan ROIP dengan Gateway akan dilakukan pengujian terhadap parameter jitter, delay dan throughput. Pada skenario ini sepenuhnya berupa jaringan dengan kabel. Handy talkie sudah terhubung dengan komputer gateway melalui Radio Gateway Interface. Pengujian dilakukan dengan melakukan komunikasi secara bergantian antara Client A dan Client B selama 30 detik.
4.1.3.1. Gateway
Gateway merupakan perangkat PC yang tehubung pada server ROIP. Komputer gateway dapat terbubung dengan frekuensi UHF pada repeater dengan menggunakan perangkat tambahan berupa Radio Gateway Interface. Komunikasi terjadi antara handy talkie dan komputer client dengan perantara
(73)
komputer gateway. Komunikasi terjadi selama 30 detik. Data kualitas layanan yang dapat diambil adalah jitter, delay dan throughput.
a. Jitter (ms)
Jitter adalah variasi delay yang terjadi pada jaringan. Besarnya nilai jitter akan sangat berpengaruh pada beban trafik. Berikut grafik nilai jitter pada Gateway selama 30 kali pengujian.
Grafik 4.1.3.1-a Grafik nilai jitter gateway
Berdasarkan grafik diatas nilai jitter terendah ada pada angka 74,04 ms sedangkan nilai jitter tertinggi ada pada angka 1040,03 ms. Nilai jitter menjadi sangat tinggi disebabkan oleh proses perubahan suara analog dari handy talkie pada komputer gateway melewati Radio Gateway Interface agar dapat diproses menjadi paket data digital. Pada Radio Gateway Interface terjadi penyesuaian level impedansi sinyal analog dari handy talkie agar suara dapat masuk ke
(74)
perangkat komputer. Jika diambil nilai jitter rata-rata berdasarkan percobaan tersebut akan di dapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Jit t er Gat eway
Rata-rata 353,16
Tabel 4.1.3.1-a Nilai rata-rata jitter Gateway
Berdasarkan standar ITU-T nilai rata-rata jitter pada Gateway mendapat predikat Buruk karena nilai jitter > 50 ms.
b. Delay (ms)
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Nilai delay diperoleh dari jumlah paket yang dikirim dibagi total waktu pengiriman. Adapun grafik nilai delay Gateway yang diambil selama 30 kali pengujian.
(75)
Jika diambil nilai rata-rata dari delay berdasarkan percobaan tersebut akan didapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Delay Gat eway
Rata-rata 130,60
Tabel 4.1.3.1-b Nilai rata-rata delay Gateway
Berdasarkan standar dari ITU-T nilai rata delay Gateway dikategorikan Baik karena ada di rentang 0 - 150 ms.
c. Throughput (bps)
Throughput didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan secara aktual di dalam pengiriman paket data pada jaringan komputer oleh suatu perangkat. Adapun grafik nilai throughput Gateway yang diambil selama 30 kali pengujian.
(76)
4.1.3.2. Client
Client merupakan perangkat notebook yang tehubung pada server ROIP. Komunikasi terjadi antara komputer client dan handy talkie yang melalui komputer Gateway. Komunikasi terjadi selama 30 detik. Data kualitas layanan diambil menggunakan Wireshark yang meliputi jitter, delay dan throughput.
a. Jitter (ms)
Jitter adalah variasi delay yang terjadi pada jaringan. Besarnya nilai jitter akan sangat berpengaruh pada beban trafik. Berikut grafik nilai jitter pada Client selama 30 kali pengujian.
Grafik 4.1.3.2-a Grafik nilai jitter Client
Berdasarkan grafik diatas nilai jitter terendah ada pada angka 22,21 ms sedangkan nilai jitter tertinggi ada pada angka 837,95 ms. Suara dari Client
(77)
juga harus diproses menjadi paket data kemudian diubah lagi menjadi suara analog melalui Radio Gateway Interface agar dapat didengar oleh handy talkie. Jika diambil nilai jitter rata-rata berdasarkan percobaan tersebut akan di dapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Jit ter Client
Rata-rata 222,99
Tabel 4.1.3.2-a Tabel nilai rata-rata jitter Client
Berdasarkan standar ITU-T nilai rata-rata jitter pada Client mendapat predikat Buruk karena nilai jitter > 50 ms.
b. Delay (ms)
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik yang lain yang menjadi tujuannya. Nilai delay diperoleh dari jumlah paket yang dikirim dibagi total waktu pengiriman. Adapun grafik nilai delay Client yang diambil selama 30 kali pengujian.
(78)
Grafik 4.1.3.2-b Grafik nilai delay Client
Jika diambil nilai rata-rata dari delay berdasarkan percobaan tersebut akan didapat hasil sebagai berikut.
Rata-rata Delay Client
Rata-rata 122,55
Tabel 4.1.3.2-b Nilai rata-rata delay Client
Berdasarkan standar dari ITU-T nilai rata delay Client dikategorikan Baik karena ada di rentang 0 - 150 ms.
c. Throughput (bps)
Throughput didefinisikan sebagai ukuran keberhasilan secara aktual di dalam pengiriman paket data pada jaringan komputer oleh suatu perangkat. Adapun grafik nilai throughput Client yang diambil selama 30 kali pengujian.
(79)
(80)
61
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa pengujian dari Skenario Jaringan ROIP dengan Client dan Skenario Jaringan ROIP dengan Gateway dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan parameter jitter sesuai standar ITU-T G.114 yang telah diuji menunjukkan bahwa Sistem ROIP menggunakan PMR Radio Server kurang baik digunakan karena menghasilkan nilai delay yang tidak stabil akibat re-transmitting dari protokol transport TCP sehingga sangat mengganggu dalam komunikasi secara aktual.
2. Berdasarkan parameter delay sesuai standar ITU-T G.114 yang telah diuji menunjukkan bahwa Sistem ROIP menggunakan PMR Radio Server dapat diterima karena menghasilkan nilai yang baik.
3. Berdasarkan parameter throughput yang telah diuji menunjukkan bahwa Sistem ROIP menggunakan PMR Radio Server dapat diterima karena nilai throughput sangat kecil jika dibandingkan dengan bandwidth jaringan.
(81)
4. Pada skenario Jaringan ROIP dengan Gateway didapat kesimpulan bahwa waktu pembentukan suara analog dari handy talkie menjadi paket data mempengaruhi waktu proses pengiriman paket data di jaringan.
5. Protokol TCP kurang layak dijadikan protokol transport pada Sistem ROIP dikarenakan proses Sliding Window dimana ACK diberikan setelah semua paket data dikirimkan.
5.2. Saran
1. Perlu ujicoba yang lebih luas terhadap sistem ROIP agar didapat hasil yang memuaskan. Sehingga kedepan sistem ini dapat dimanfaatkan dan dintegrasikan dengan sistem radio komunikasi modern.
2. Perlu ujicoba terhadap sistem ROIP dengan waktu pembicaraan yang lebih lama.
3. Perlu ujicoba sistem ROIP dengan menguji menggunakan protokol transport maupun codec yang berbeda.
(82)
63
DAFTAR PUSTAKA
1. Radio over Internet Protocol. Tersedia pada: [https://id.wikipedia.org/wiki/]
(Diakses tanggal : 15 Agustus 2014).
2. Komunikasi Radio di Relay Internet. Tersedia pada :
[http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/] (Diakses tanggal : 15 Agustus 2014).
3. Amateur Radio. Tersedia pada : [https://en.wikipedia.org/wiki/] (Diakses
tanggal : 15 Agustus 2014).
4. Push-to-talk. Tersedia pada : [https://en.wikipedia.org/wiki/] (Diakses tanggal
: 15 Agustus 2014).
5. Repeater. Tersedia pada : [http://www.hamuniverse.com/] (Diakses tanggal :
20 Februari 2015).
6. Blaschka, Joe. Radio Over IP Technical Class. ADCOMM Engineering, 2008. Tersedia pada : [http://adcommeng.com/] (Diakses tanggal : 20 Februari 2015).
(83)
7. Scott, Les. Presentation: Advanced Radio over IP. Australia: COMMS
CONNECT, 2014. Tersedia pada :
[http://www.slideshare.net/CommsConnect] (Diakses tanggal : 20 Juni 2015).
8. Pratama, Eka. Handbook Jaringan Komputer. Bandung : Penerbit INFORMATIKA, 2015.
9. Setiawan, Eko Budi. Jurnal Analisa Quality of Service (QoS) Voice over Internet (VoIP) dengan Protokol H.323 dan Session Initial Protocol (SIP). Bandung: UNIKOM, 2012. Tersedia pada: [komputa.if.unikom.ac.id] (Diakses tanggal : 20 Juni 2015).
10.______. Introduction to TCP/IP. Tersedia pada :
[http://wiki.treck.com/Introduction_to_TCP/IP] (Diakses tanggal 27 Desember 2015).
11.Forouzan, Behrouz A. Fegan, Sophia Chung. Data communications and networking (3rd edition). Boston: McGraw-Hill, 2004.
(84)
65
LAMPIRAN
Tabel Hasil Data Skenario Jaringan ROIP dengan Client
1. Client A
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client A
Pengujian Nilai Jitt er (m s)
1 135,59
2 343,22
3 112,41
4 187,25
5 131,95
6 138,55
7 415,93
8 405,68
9 354,17
10 515,82
11 74,34
12 407,44
13 132,39
14 280,87
15 484,35
16 111,07
17 311,99
18 135,58
19 218,44
20 415,84
21 135,34
22 228,89
23 416,10
(85)
Pengujian Nilai Jitt er (m s)
25 134,11
26 138,45
27 137,49
28 395,34
29 137,37
30 133,15
Rata-rata Jit t er Client A
Rata-rata 243,40
M in 74,34
M ax 515,82
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client A
Pengujian Nilai Delay (ms)
1 129,88
2 133,63
3 114,95
4 120,17
5 116,88
6 122,32
7 112,61
8 136,01
9 120,38
10 116,07
11 114,36
12 120,46
13 110,88
14 136,08
15 134,55
16 123,32
17 114,13
18 116,60
(86)
Pengujian Nilai Delay (ms)
20 123,03
21 114,24
22 137,37
23 115,95
24 122,35
25 116,75
26 136,79
27 121,16
28 123,57
29 122,39
30 114,54
Rata-rata Delay Client A
Rata-rata 122,39
M in 110,88
M ax 137,37
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client A
Pengujian Nilai Throughput (bps)
1 12000
2 11000
3 14000
4 13000
5 14000
6 13000
7 15000
8 11000
9 14000
10 14000
11 14000
12 14000
13 15000
(87)
Pengujian Nilai Througput (bps)
15 12000
16 14000
17 15000
18 14000
19 12000
20 13000
21 15000
22 11000
23 14000
24 14000
25 14000
26 12000
27 14000
28 13000
29 13000
30 14000
2. Client B
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client B
Pengujian Nilai Jitt er (m s)
1 434,09
2 79,96
3 80,43
4 78,15
5 187,47
6 244,41
7 59,32
8 72,58
9 82,02
10 197,60
11 79,66
(88)
Pengujian Nilai Jitt er (m s)
13 86,65
14 81,25
15 78,02
16 82,14
17 78,62
18 162,49
19 87,97
20 68,50
21 85,77
22 85,57
23 68,49
24 80,76
25 178,13
26 325,85
27 25,39
28 77,79
29 82,14
30 123,43
Rata-rata Jit t er Client B
Rata-rata 117,44
M in 25,39
M ax 434,09
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client B
Pengujian Nilai Delay (ms)
1 125,36
2 126,09
3 112,23
4 114,92
5 114,71
6 121,52
(89)
Pengujian Nilai Delay (ms)
8 132,25
9 110,31
10 111,41
11 112,78
12 108,99
13 111,63
14 127,81
15 116,04
16 110,58
17 108,32
18 116,41
19 120,56
20 124,53
21 104,97
22 130,05
23 112,09
24 121,43
25 127,44
26 120,42
27 114,28
28 125,34
29 114,66
30 115,08
Rata-rata Delay Client B
Rata-rata 117,19
M in 103,41
M ax 132,25
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Client Client B
Pengujian Nilai Throughput (bps)
1 12000
(90)
Pengujian Nilai Throughput (m s)
3 14000
4 14000
5 14000
6 13000
7 16000
8 12000
9 15000
10 14000
11 14000
12 15000
13 14000
14 12000
15 14000
16 15000
17 15000
18 14000
19 13000
20 13000
21 15000
22 12000
23 14000
24 13000
25 12000
26 13000
27 15000
28 13000
29 14000
(91)
Tabel Hasil Data Skenario Jaringan ROIP dengan Gateway
1. Gateway
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Gat eway
Pengujian Nilai Jit t er (m s)
1 690,34
2 301,69
3 759,21
4 74,44
5 91,72
6 554,57
7 384,85
8 478,43
9 88,81
10 709,14
11 572,02
12 1040,03
13 129,21
14 852,86
15 197,66
16 280,85
17 135,69
18 353,61
19 80,36
20 353,66
21 138,84
22 78,34
23 136,70
24 322,50
25 176,85
26 686,77
27 74,04
28 439,56
29 291,10
(92)
Rata-rata Jit t er Gat eway
Rata-rata 353,16
M in 74,04
M ax 1040,03
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Gat eway
Pengujian Nilai Delay (ms)
1 135,43
2 136,67
3 145,80
4 129,83
5 121,55
6 139,32
7 115,93
8 132,81
9 122,25
10 124,39
11 124,18
12 129,13
13 128,76
14 148,88
15 125,55
16 122,68
17 121,07
18 125,61
19 119,72
20 133,69
21 136,47
22 136,87
23 139,17
24 124,16
25 130,18
(93)
Pengujian Nilai Delay (ms)
27 132,56
28 128,93
29 126,62
30 141,82
Rata-rata Delay Gateway
Rata-rata 130,60
M in 115,93
M ax 148,88
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Gat eway
Pengujian Nilai Throughput (bps)
1 11000
2 10000
3 9000
4 11000
5 11000
6 9000
7 12000
8 10000
9 11000
10 11000
11 11000
12 10000
13 11000
14 10000
15 11000
16 11000
17 12000
18 11000
19 11000
20 10000
(94)
Pengujian Nilai Throughput (bps)
22 10000
23 9000
24 11000
25 11000
26 10000
27 11000
28 11000
29 12000
30 10000
2. Client
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Jit ter (m s)
1 551,28
2 229,64
3 683,55
4 78,30
5 77,80
6 412,86
7 246,21
8 120,14
9 93,00
10 354,68
11 205,88
12 837,95
13 85,32
14 91,79
15 141,27
16 230,65
17 87,43
18 305,45
(95)
Pengujian Nilai Jit ter (m s)
20 300,35
21 88,29
22 38,46
23 442,04
24 273,58
25 124,30
26 84,22
27 22,21
28 88,14
29 235,12
30 72,67
Rata-rata Jit ter Client
Rata-rata 222,99
M in 22,21
M ax 837,95
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Delay (ms)
1 136,95
2 130,54
3 117,63
4 133,50
5 115,11
6 126,68
7 114,70
8 121,78
9 113,21
10 113,04
11 113,27
12 122,83
13 120,56
(96)
Pengujian Nilai Delay (ms)
15 120,00
16 121,30
17 117,08
18 117,67
19 116,42
20 122,11
21 125,26
22 129,64
23 130,61
24 129,82
25 124,00
26 122,76
27 129,47
28 117,16
29 121,40
30 130,37
Rata-rata Delay Client
Rata-rata 122,55
M in 113,04
M ax 136,95
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Throughput (bps)
1 10000
2 10000
3 11000
4 10000
5 11000
6 10000
7 12000
8 11000
(97)
Pengujian Nilai Throughput (m s)
10 12000
11 12000
12 10000
13 11000
14 11000
15 11000
16 10000
17 12000
18 11000
19 12000
20 11000
21 10000
22 10000
23 9000
24 10000
25 11000
26 11000
27 10000
28 12000
29 11000
(1)
Rata-rata Jit t er Gat eway Rata-rata 353,16
M in 74,04 M ax 1040,03
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Gat eway
Pengujian Nilai Delay (ms) 1 135,43 2 136,67 3 145,80 4 129,83 5 121,55 6 139,32 7 115,93 8 132,81 9 122,25 10 124,39 11 124,18 12 129,13 13 128,76 14 148,88 15 125,55 16 122,68 17 121,07 18 125,61 19 119,72 20 133,69 21 136,47 22 136,87 23 139,17 24 124,16 25 130,18 26 137,85
(2)
Pengujian Nilai Delay (ms) 27 132,56 28 128,93 29 126,62 30 141,82
Rata-rata Delay Gateway Rata-rata 130,60 M in 115,93 M ax 148,88
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Gat eway
Pengujian Nilai Throughput (bps) 1 11000
2 10000
3 9000
4 11000 5 11000
6 9000
7 12000 8 10000 9 11000 10 11000 11 11000 12 10000 13 11000 14 10000 15 11000 16 11000 17 12000 18 11000 19 11000 20 10000 21 10000
(3)
Pengujian Nilai Throughput (bps) 22 10000
23 9000 24 11000 25 11000 26 10000 27 11000 28 11000 29 12000 30 10000
2.
Client
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Jit ter (m s) 1 551,28 2 229,64 3 683,55 4 78,30 5 77,80 6 412,86 7 246,21 8 120,14 9 93,00 10 354,68 11 205,88 12 837,95 13 85,32 14 91,79 15 141,27 16 230,65 17 87,43 18 305,45 19 87,02
(4)
Pengujian Nilai Jit ter (m s) 20 300,35 21 88,29 22 38,46 23 442,04 24 273,58 25 124,30 26 84,22 27 22,21 28 88,14 29 235,12 30 72,67
Rata-rata Jit ter Client Rata-rata 222,99
M in 22,21 M ax 837,95
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Delay (ms) 1 136,95 2 130,54 3 117,63 4 133,50 5 115,11 6 126,68 7 114,70 8 121,78 9 113,21 10 113,04 11 113,27 12 122,83 13 120,56 14 121,73
(5)
Pengujian Nilai Delay (ms) 15 120,00 16 121,30 17 117,08 18 117,67 19 116,42 20 122,11 21 125,26 22 129,64 23 130,61 24 129,82 25 124,00 26 122,76 27 129,47 28 117,16 29 121,40 30 130,37
Rata-rata Delay Client Rata-rata 122,55
M in 113,04 M ax 136,95
Skenario 1: Jaringan ROIP dengan Gat eway Client
Pengujian Nilai Throughput (bps) 1 10000
2 10000 3 11000 4 10000 5 11000 6 10000 7 12000 8 11000 9 12000
(6)
Pengujian Nilai Throughput (m s) 10 12000 11 12000 12 10000 13 11000 14 11000 15 11000 16 10000 17 12000 18 11000 19 12000 20 11000 21 10000 22 10000 23 9000 24 10000 25 11000 26 11000 27 10000 28 12000 29 11000 30 10000