Vony Ayun Arinta F3108040

(1)

commit to user

STRATEGI PEMILIHAN FREIGHT FORWARDING

DAN QUOTATION RATE OLEH CV. ARYASENA

ART & FURNITURE DI SUKOHARJO

Tugas Akhir

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Vony Ayun Arinta Nim : F3108040

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing Tugas Akhir

jurusan Bisnis Internasional Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2011 Disetujui dan diterima oleh


(3)

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji

Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna Melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya Bisnis Internasional

Surakarta, Juli 2011

1. Nurul Istiqomah, SE, Msi

19800601 2005 01 2 021

2. Mulyadi, SE NIP 310 800 002


(4)

commit to user

v

MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)

Belajar dari hari kemarin, hidup untuk hari ini, harapan untuk hari esok. Yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya.

(Albert Einstein)

Jangan membanggakan apa yang telah engkau lakukan hari ini, sebab engkau tidak akan tahu apa yang akan diberikan hari esok.


(5)

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Ayah dan ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, doa dan nasehatnya selama ini.

2. Adik-adikku yang tersayang, Anna dan Santi. 3. Sahabat-sahabatku Agneztadiva Queen Zoe

Rossalino, Marlina Selalu Meronaa, Puput Cenat Cenut, Maya Olaalaa, Pepi Sundari Weleh-Weleh dan Intan Ndut terima kasih atas supportnya.

4. Teman-teman Bisnis Internasional 2008. 5. Almamater.


(6)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Strategi Pemilihan Freight Forwarding dan Quotation Rate oleh CV. Aryasena Art & Furniture di Sukoharjo”.

Penyusunan tugas akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Bisnis Internasional Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama kepada berbagai pihak khususnya kepada :

1. Drs. Wisnu Untoro, M. S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Hari Murti, Msi, selaku ketua Program Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Mulyadi, SE, selaku selaku dosen pembimbing yang dengan arif dan kesabaran telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat dan bimbingan hingga tersusunnya laporan tugas akhir ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.

5. Bapak Unggul Kartiko, selaku direktur utama CV. Aryasena Art & Furniture yang telah berkenan memberikan ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan tugas akhir ini.


(7)

commit to user

viii

6. Ibu Rezha Pramudiati, selaku staf bagian pemasaran ekspor yang telah memberikan segala informasi kepada penulis.

7. Ibu Astuti, selaku pembimbing magang kerja atas bimbingan, informasi, nasehat, semangat dan memberikan data-data kepada penulis.

8. Seluruh staf dan karyawan CV. Aryasena Art & Furniture atas kerja sama yang baik kepada penulis.

9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak akan sangat membantu dan bermanfaat bagi penulis demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Surakarta, Juli 2011 Penulis


(8)

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5 BAB II. LANDASAN TEORI


(9)

commit to user

x

1. Pengertian Ekspor ... 8

2. Tata Niaga Ekspor ... 9

3. Dokumen-Dokumen Ekspor ... 11

B. Freight Forwarding 1. Pengertian Freight Forwarding ... 14

2. Peran Freight Forwarding ... 17

3. Aktifitas Freight Forwarding ... 20

C. Quotation Rate ... 21

D. Sale’s Contract Process ... 23

BAB III. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 26

2. Tujuan Perusahaan ... 27

3. Lokasi Perusahaan ... 27

4. Struktur Organisasi ... 28

5. Jam Kerja ... 32

6. Produk yang Dihasilkan ... 33

7. Proses Produksi ... 34

8. Pemasaran Produk ... 36

9. Volume Penjualan ... 36

B. Pembahasan 1. Cara Menentukan Perusahaan Forwarding ... 38


(10)

commit to user

xi

2. Strategi Mendapatkan Quotation Rate ... 42 3. Proses Kontrak dengan Perusahaan Forwarding ... 44 BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 47 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(11)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kurva Keseimbangan Harga ... 25 3.1 Struktur Organisasi CV. Aryasena Art & Furniture ... 32


(12)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Jam Kerja CV. Aryasena art & Furniture ... 33 3.2 Penjualan Ekspor CV. Aryasena Art & Furniture tahun 2010 ... 37


(13)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Sale’s Contract

4. Shipping Instruction 5. Proforma Invoice 6. Invoice

7. Packing List

8. Nota Pelayanan Ekspor (NPE) 9. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 10.Certificate of Fumigation

11.Bill of Lading (B/L)

12.Certificate of Origin (COO)


(14)

commit to user

ABSTRAKSI

Strategi Pemilihan Freight Forwarding dan Quotation Rate oleh CV. Aryasena Art & Furniture di Sukoharjo

Vony Ayun Arinta F3108040

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran lebih mendalam dan pemahaman mengenai tatacara pemilihan freight forwarder dan quotation rate, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan, suatu perusahaan perlu hubungan dan kerja sama dengan perusahaan forwarder untuk memperlancar kegiatan ekspor baik melalui darat, laut, dan udara.

Dalam penelitian ini dipergunakan metode analisis deskriptif studi kasus, karena mengambil satu objek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah, mengenai pemilihan jasa forwarding

serta strategi dalam mendapatkan quotation rate yang sesuai pada CV. Aryasena Art & Furniture. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung pada bidang ekspor departemen CV. Aryasena Art & Furniture. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku dan sumber bacaan lain, seperti dokumen-dokumen serta media internet.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan

forwarder memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, seperti legalitas perusahaan forwarder, harga, service, dan network yang tersedia. Serta dalam pemilihan quotation rate juga memerlukan skill khusus, seperti penawaran-penawaran atas harga yang diberikan pihak forwarder, dan melakukan comparing freight guna terciptanya negosiasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu proses kontrak antara forwarder dan CV. Aryasena Art & Furniture juga diperlukan guna untuk menjaga kelancaran arus barang serta meminimalisasi adanya hambat-hambatan.

Maka saran yang dapat diajukan hendaknya CV. Aryasena Art & Furniture lebih meningkatkan relasi dengan forwarder dan lebih memperhatikan

service yang ditawarkan oleh masing-masing forwarder. Selain itu diperlukannya dokumen legalitas kontak yang mngikat kedua belah pihak guna untuk meminalisasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan atau wan prestasi.


(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan atau pertukaran barang melalui batas suatu negara terjadi karena kebutuhan barang atau jasa yang tidak terdapat pada suatu negara atau negara tersebut dapat memperoleh barang atau jasa lebih murah dan lebih baik mutunya dari negara lain. Pelaksanaan ekspor merupakan bentuk usaha memproduksi barang untuk dikirim keluar negeri atau dengan nama lain ekspor. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari wilayah pabean, sedangkan pelakunya disebut eksportir yang artinya perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Dan terjadinya transaksi ekspor pada umumnya melalui 5 tahap yaitu tahap promotion, inquiry, offersheet, ordersheet, dan sales contract (Punan,1996:1).

Dalam melaksanakan kegiatan ekspor diperlukan jasa perusahaan

forwarding atau yang disebut freight forwarding. Freight forwarding

mempunyai peran sebagai perusahaan jasa perantara yang secara langsung mendukung keberlangsungan perdagangan internasional. Sehingga eksportir harus tepat dalam pemilihan perusahaan forwarding yang akan digunakan dalam kegiatan ekpornya. Hal ini memang terkesan sederhana, namun dalam kenyataanya pemilihan forwarding yang tepat ini akan menimbulkan kerumitan tersendiri. Mulai dari memilih atau menentukan jasa forwarding


(16)

commit to user

mana yang akan dipakai, sampai mendapatkan quotation rate yang sesuai dengan harapan eksportir.

Pemilihan perusahaan forwarding yang akan digunakan dalam melakukan kegiatan ekspor tidaklah semudah yang dibayangkan, eksportir dituntut lebih cermat dan tepat. Dewasa ini perusahaan forwarding semakin menjamur dan pilihan akan jasa tersebut semakin beragam. Eksportir harus memilih perusahaan forwarding yang berkualitas, profesional dan mempunyai

track record yang baik. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya hal-hal yang diluar dugaan eksportir dan lebih mengutamakan kepuasan buyer.

Setelah mendapatkan beberapa pilihan perusahaan forwarding yang akan digunakan, masalah lain pun timbul. Yaitu mendapatkan quotation rate

yang sesuai dengan harapan ekportir. Quotation rate merupakan informasi harga atau biaya yang timbul dalam melakukan pengiriman barang atas jasa

forwarding. Mendapatkan quotation rate yang sesuai tidaklah mudah, hal ini dikarenakan keinginan ekportir untuk mendapatkan kualitas yang bagus dan dengan harga yang murah. Eksportir dituntut lebih pintar dan cermat dalam melakukan kajian dan penawaran-penawaran atas price list yang diberikan oleh perusahaan forwarding. Eksportir juga harus lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan dengan perusahaan forwarding tersebut atas quotation rate yang diberikan, karena sering kali perusahaan forwarding memberikan

quotation rate dengan hiden price yang akan muncul di belakang.

CV. Aryasena Art & Furniture merupakan perusahaan furniture yang berdiri pada tanggal 9 September 2001. Dalam proses produksinya CV. Aryasena Art & Furniture melakukan mitra kerja dengan perusahaan furniture


(17)

commit to user

disekitar Surakarta dan Sukoharjo dengan mengambil barang setengah jadi lalu diolah menjadi barang jadi dan siap untuk diekspor. CV. Aryasena Art & Furniture memulai kegiatan ekspornya pada tahun 2004. Selama ± 7 tahun CV. Aryasena Art & Furniture telah berhasil menguasai pasar luar negeri, seperti Australia, New Zealand, Spain, USA, UK, Italy, Canada, Germany, Kuwait dan Brunei.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, studi ini ditunjukkan untuk mengungkapkan permasalahan yang berhubungan dengan strategi dalam menentukan jasa forwarding di CV. Aryasena Art & Furniture. Maka penulis ingin mengangkatnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang denganjudul“ Strategi Pemilihan Freight Forwarding dan

Quotation Rate Oleh CV. Aryasena Art & Furniture di Sukoharjo “.

B. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, maka perumusan masalah mengenai strategi penentuan perusahaan forwarding adalah :

1. Bagaimana CV. Aryasena Art & Furniture menentukan dan memilih perusahaan forwarding yang digunakan untuk melakukan kegiatan ekspornya ?

2. Bagaimana strategi yang dipakai CV. Aryasena Art & Furniture untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai ?

3. Bagaimana proses terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding


(18)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang penentuan dan pemilihan perusahaan freight forwarding yang akan dipakai CV. Aryasena Art & Furniture dalam kegiatan ekspornya.

2. Untuk mengetahui strategi yang dipakai CV. Aryasena Art & Furniture untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai.

3. Untuk mengetahui proses terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding.

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan mempunyai tujuan langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Melalui penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memahami secara baik mengenai ekspor impor serta peran freight forwarding dalam ikut serta mensukseskan kegiatan ekspor impor dan strategi mendapatkan jasa forwarding dan quotation rate yang sesuai. Dan merupakan penerang ilmu perdagangan internasional yang diperoleh dibangku kuliah dan pada saat magang kerja.


(19)

commit to user

2. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lain

Merupakan tambahan referensi dan informasi khususnya bagi mahasiswa studi Bisnis Internasional untuk menyusun tugas akhir dengan pokok masalah yang sama, selain itu juga dapat menjadi bahan pembanding penelitian.

3. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor dan yang bersangkutan dalam pemilihan jasa forwarding

serta strategi mendapatkan quotation rate yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.

E. Metode Penelitian

Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari dan mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan dengan lancar serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penulisan (Wahyu Agung dan Hari Murti, 2004:48).

Metode penulisan mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah analisis deskriptif studi kasus, karena mengambil satu objek tertentu untuk


(20)

commit to user

dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah mengenai bagaimana menentukan jasa forwarding serta strategi dalam mendapatkan quotation rate yang sesuai di CV. Aryasena Art & Furniture. 2. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden, seperti data comparing freight dari perusahaan. Dan juga dengan wawancara, yaitu pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab langsung kepada pimpinan atau karyawan dalam bidang export departement.

b. Data Sekunder

Merupakan data pendukung yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian, melalui studi pustaka yang berupa fakta, dokumen-dokumen, media internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti price list yang diterbitkan oleh freight forwarding.

3. Tehnik Pembahasan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data deskriptif kualitatif, yang lebih menekankan pada kata-kata dan uraian dari pada deretan angka-angka dan kalaupun ada angka-angka tersebut hanya sebagai pelengkap dan penjelas saja.


(21)

commit to user

4. Tehnik Pengumpulan Data a. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan atau karyawan yang bersangkutan dalam lingkungan perusahaan. Seperti, mengajukan pertanyaan atau tanya jawab kepada nara sumber maupun pembimbing mengenai cara pemilihan freight forwarding yang tepat dan bagaimana mendapatkan quotation rate yang sesuai.

b. Observasi

Tehnik pengumpulan dengan cara pengamatan, pencatatan laporan dan praktek langsung pada CV. Aryasena Art & Furniture. Pengamatan dilakukan mengenai pemakaian jasa forwarding yang digunakan dalam kegiatan ekspor. Seperti, melakukan pencatatan pada semua hal yang dapat menjadi sumber informasi dalam topic penelitian. Dan dengan praktek langsung dalam ikut serta memilih perusahaan forwarding

mana yang akan digunakan. c. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan studi pustaka, merupakan teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti segabai bahan tambahan dalam penelitian. Seperti, mencari buku lain yang berhubungan dengan topik penelitian yang nantinya dapat menjadi acuan dari hasil penelitian.


(22)

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia, maka pelaksanaannya harus sesuai dengan prosedur dan dokumen ekspor yang ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara pengimpor (PPEI, 2006:1).

Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar dari daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (Rosselyne Hurabarat, 1996:306).

Tujuan kegiatan ekspor dapat dilihat dari dua pengertian yaitu secara makro ekonomi dan mikro ekonomi. Tujuan ekspor secara makro adalah untuk mendapatkan devisa, sedangkan tujuan secara mikro/suatu perusahaan melakukan ekspor adalah:

a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).

b. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik (membuka pasar ekspor).


(23)

commit to user

d. Membiasakan diri bersaing di gelanggang internasional, sehingga terlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “jago kandang”.

2. Tata Niaga Ekspor

Seiring berkembangnya kegiatan ekspor di Indonesia pemerintah mengelompokkan barang-barang ekspor menurut jenisnya, seprti yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 117/MPP/Kep/II/2003 yang kemudian mengalami revisi Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 02/MDAG/PER/1/2007. Pengelompokan tersebut antara lain:

a. Barang yang diatur

Ekspor hanya dapat dilakukan dengan mendapatkan pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari menteri perdagangan, tujuannya adalah: 1) Memelihara perjanjian internasional.

2) Menciptakan nilai tambah. 3) Mencegah persaingan eksportir. 4) Kestabilan harga

Contoh dari barang yang diatur ekspornya adalah : 1) Eksportir Terdaftar Kopi (ETK).

2) Eksportir Terdaftar Maniok (ETM). 3) Eksportir Terdaftar Rotan (ETR).

4) Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK). 5) Eksportir Terdaftar Timah Batangan (ETTB).


(24)

commit to user

6) Eksportir Terdaftar Prekursor (ETP). b. Barang yang diawasi

Ekspor hanya dapat dilakukan dengan persetujuan/rekomendasi dari Menperindag/pejabat yang ditunjuk, tujuannya adalah :

1) Agar tidak mengganggu produk dalam negeri. 2) Kestabilan harga produk dalam negeri.

Contoh dari barang yang diawasi ekspornya adalah : 1) Kelapa sawit.

2) Bibit sapi.

3) Banih ikan bandeng. 4) Emas, dan lain-lain. c. Barang yang dilarang

Barang yang dilarang dalam kegiatan ekspor apapun, tujuannya adalah: 1) Menjaga kelestarian alam.

2) Mempertahankan hewan langka. 3) Mempunyai nilai historis.

Contoh dari barang yang dilarang ekspornya :

1) Anak ikan arwana, ikan arwana, benih ikan sidat.

2) Biji timah hitam dan pekatannya, biji timah dan pekatannya.

3) Kulit mentah, pickled, dan wet blue dari binatang melata kecuali kulit buaya dalam bentuk wet blue.


(25)

commit to user

3. Dokumen-Dokumen Ekspor

Didalam kegiatan ekspor tidak pernah lepas dari apa yang disebut dengan dokumen-dokumen pendukung sebagai syarat sahnya suatu barang masuk ke negara lain. Selain itu dokumen sangat membantu pihak terkait dalam melakukan pemeriksaan apakah barang yang dikirim sesuai dengan yang tercantum didalam dokumen yang ada di lapangan.

Dokumen-dokumen ekspor yang perlu diketahui adalah dokumen ekspor yang memenuhi peraturan dan persyaratan dari pemerintah seperti produk yang diatur dan diawasi. Dokumen-dokumen yang diminta oleh pembeli pada umumnya tercantum dalam Letter of Credit antara lain (PPEI, 2009:8) :

a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapatkan fasilitas pembebasan dan pengembalian bea masuk dan barang ekspor lainnya), identitas eksportir, nama importir, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), izin khusus, no HS (Harmony System), berat barang, tempat tujuan, propinsi asal barang, cara penyerahan barang, merk, nomor kemasan, dan lain-lain.

b. Commercial Invoice

Commercial Invoice adalah nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang-barang-barang tersebut atau dokumen yang dibuat oleh eksportir mengenai spesifikasi, jumlah dan


(26)

commit to user

harga barang yang diekspor. Commercial invoice oleh eksportir ditujukan kepada importir yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam Letter of Credit dan ditanda tangani oleh yang berhak menandatangani.

c. Bill of Lading (B/L)

Bill of lading adalah dokumen pengapalan yaitu surat yang membuktikan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen dan sudah dimuat dalam kapal dan berfungsi sebagai :

1) Tanda terima penyerahan barang

2) Tanda bukti kontrak pengangkutan barang

3) Tanda bukti atau hak kepemilikan barang (document of tittle)

d. Airway Bill

Airway bill adalah tanda terima barang yang dikirim melalui udara untuk orang dan alamat tertentu.

e. Packing List

Packing list adalah dokumen yang menjelaskan tentang isi barang yang dipak, dibungkus atau diikat dalam peti, kaleng, kardus, dan sebagainya, yang berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan oleh bea dan cukai.

f. Surat Keterangan Asal (SKA)

Surat keterangan asal adalah surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor.


(27)

commit to user

g. Weight Note and Measurement List

Weight note adalah surat keterangan tentang barang yang dibuat oleh eksportir dan diketahui oleh surveyor atau pihak pelayaran.

Measurement list adalah surat keterangan yang menerangkan tentang ukuran panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor dan dibuat oleh eksportir.

h. Certificate

Certificate adalah dokumen yang dikeluarkan oleh orang, instansi, lembaga, atau laboratorium yang berwenang yang menjelaskan spesifikasi tertentu dari suatu barang. Certificate yang lazim dikeluarkan antara lain :

1) Certificate of Origin

Suatu yang dikeluarkan oleh badan tertentu yang menjelaskan mengenai negara asal. Di Indonesia ini srtifikat ini dikeluarkan oleh kantor Desperindag.

2) Certificate of Analysis

Sertifikat ini dikeluarkan oleh lembaga atau laboratorium yang menjelaskan mengenai kandungan kimiawi dari barang.

3) Certificate of Quality

Sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau laboratorium yang menjelaskan mengenai kualitas mutu barang.


(28)

commit to user

Sertifikan yang dikeluarkan oleh orang atau badan tertentu (pemeriksa barang) yang menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang saat pemuatan.

5) Certificate of Fumigation

Sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan anti hama atas ruang kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan.

i. Exporter’s Certificate

Surat keterangan ini merupakan surat keterangan eksportir yang menyatakan bahwa barang-barang yang dikapalkan merupakan hasil produksi sendiri atau perusahaan lainnya.

B. Freight Forwarding

1. Pengertian Freight Forwarding

Freight forwarding merupakan salah satu bentuk badan usaha yang bergerak dibidang jasa transportasi meliputi darat, laut dan udara, yang melakukan usahanya mulai dari penanganan muatan, pengurusan dokumen-dokumennya, dan pengurusan armada atau perusahaan pengangkut itu sendiri baik di dalam lingkup satu negara maupun antar negara (ekspor-impor). Lebih jauh dikatakan yang dimaksud usaha jasa transportasi adalah usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pengirim dan penerima barang (shipper dan consignee) antar negara dalam mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman


(29)

commit to user

barang sebagian atau seluruhnya melalui laut, darat dan udara dengan ruang lingkup kegiatan meliputi: menerima, menyerahkan barang, menyimpan, menyiapkan, menyelesaikan biaya/tagihan biaya asuransi, biaya angkut darat/laut, claim dan lain-lain kegiatan berkenaan dengan pengiriman barang ekspor/impor. Selain itu juga melakukan pekerjaan dalam menangani muatan mencakup sortasi, mengepak, mengukur, menyelesaikan dokumen, dan mengapalkan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa freight forwarding adalah badan usaha yang menberikan jasa-jasa untuk menjamin muatan ekspor (khususnya) sampai di pelabuhan tujuan secepatnya dalam kondisi sebaik mungkin tanpa menimbulkan banyak masalah bagi eksportir (Amir MS, 2000:67-68).

Sedangkan menurut Suyono (2003:155-156), freight forwarding

adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimoda transport baik melalui darat, laut, dan/atau udara. Disamping itu freight forwarding juga melaksanakan pengurusan prosedur dan formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah negara ekspor, negara transit dan negara impor. Freight forwarding juga menyelesaikan biaya-biaya yang timbul akibat dari kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhan atau gudang, pengurusan dokumentasi dan jugamencakup insurances liability

yang umumnya diperlukan oleh pemilik barang. Berdasarkan aktivitas tersebut freight forwarding dapat bertindak atas nama pengirim (eksportir)


(30)

commit to user

atau bertindak atas nama penerima (importer), atau bertindak atas nama pengirim dan penerima, tergantung dari lingkup pekerjaan (scope of work)

yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disetujui antara kedua belah pihak, yaitu antara pemberi order kerjadan freight forwarding yang bersangkutan.

Jadi dapat disimpulkan freight forwarding adalah : a. Suatu unit usaha pengangkutan.

b. Tidak memiliki alat angkut sendiri (mereka hanya berperan mencarikan armada angkutan untuk pengiriman barang).

c. Tugas freight forwarding bisa meliputi : mengatur, mengkoordinir, mengawasi dan bertanggung jawab sepenuhnya atas terselenggaranya pengangkutan barang dari tempat asal ke negara tujuan.

Sehingga dalam melaksanakan tugasnya mereka berhubungan dengan pihak ketiga, yaitu :

a. Pihak Pengangkut

1) Operator angkutan darat. 2) Jasa kereta api.

3) Pemilik kapal. 4) Angkutan udara. b. Non Pengangkutan

1) Terminal peti kemas. 2) Pergudangan.

3) Container Freight Stations (CFS).


(31)

commit to user

5) Organisasi yang usahanya khusus : mengepak, penyelesaian dokumen, pertukaran valuta asing.

c. Pihak Lain 1) Bank.

2) Pihak asuransi.

3) Pelabuhan laut/pelabuhan udara. 4) Bea cukai.

2. Peran Freight Forwarding

Freight forwarding mempunyai peran yang sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan ekspor. Menurut Hamdani (2003:405), peran

freight forwarding dibagi menjadi 3, antara lain : a. Peranan freight forwarding sebagai prinsipal

Peranan dan pengelolaan freight forwarding akan lebih menonjol sebagai prinsipal kepada perusahaan pengangkutan dalam berbagai hal, antara lain:

1) Freight forwarding mengeluarkan FIATA Bill of Lading atau

House Bill of Lading sendiri, freight forwarding menerima tanggung jawab untuk angkutan barang tersebut sebagai pengangkut, freight forwarding dapat dianggap bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan terhadap barang tersebut sejak waktu penerimaan sampai penyerahan barang kepada penerima meskipun freight forwarding sampai menuntut pengangkut yang


(32)

commit to user

sebenarnya tetapi freight forwarding bertanggung jawab kepada langganannya sebagai prinsipal.

2) Freight forwarding adalah operator yang sesungguhnya dari sarana angkutan, misalnya operator angkutan darat atau gudang, maka dengan sendirinya freight forwarding akan menjadi prinsipal untuk tahap masa angkutan itu, meskipun freight forwarding

mengontrakkan sebagai agen untuk bagian lain dan gerakan barang itu.

3) Freight forwarding tampil sebagai pengirim barang dengan

memakai konsumen perusahaan pelayaran, maka freight forwarding bertindak sebagai prinsipalnya dan melaksanakan tanggung jawab seller dan buyer kepada pemilik kapal dalam hal ini pembayaran ongkos angkut, dan tanggung jawab terhadap kesalahan pernyataan tentang sifat atau jumlah barang yang dikapalkan.

b. Peranan freight forwarding sebagai perencana pengelola pengangkutan Sebagai pelaksana yang mengatur pengangkutan atas saran-saran yang memberikan dengan menunjuk pihak lain sebagai pelaksana dimana

freight forwarding bukan sebagai pengangkut (carrier), tetapi sebagai pengatur modus transportasi, maka freight forwarding harus dapat : 1) Merencanakan pelaksanaan keterpaduan tugas sebagai transporter


(33)

commit to user

2) Menghimpun dan memberikan informasi kepada shipper dan

consignee mengenai cara transportasi tersebut yang akan

dilaksanakan.

3) Sebagai petugas pengawas transportasi atau supervisi maka freight forwarding harus dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengambil langkah-langkah yang preventif jika terjadi penyimpangan.

c. Peranan freight forwarding didalam marketing sebuah perusahaan Masalah utama yang dihadapi seller dalam promosi pengembangan ekonomi adalah mencapai dan mendapatkan pasar sasaran (target market). Dalam membantu kesulitan utama yang dihadapi seller

dalam masalah marketing untuk mendapatkan pasar sasaran freight forwarding berperan memberikan informasi mengenai :

1) Peraturan perdagangan negara tujuan misalnya proteksi komoditi,

quota, tarif preferensi, dan lain-lain.

2) Modus transport yang akan dilaksanakan, analisa pasar negara tujuan.

3) Cara pengangkutan yang akan digunakan untuk memenuhi sistem pembayaran ketepatan dalam delivery.

4) Penutupan asuransi selama pengangkutan.

5) Penjabaran mengenai hal-hal yang akan ditempuh serta implementasinya melalui peraturan yang ada untuk mengatasi hambatan dan berbagai kesulitan.


(34)

commit to user

6) Tata cara pengepakan barang yang tepat (proper packing).

7) Perkiraan biaya (cost calculation) untuk transportasi.

3. Aktifitas Freight Forwarding

Aktivitas freight forwarding keseluruhan (Sudijono & Sarjiyanto, 2007:31), antara lain :

a. Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkutan yang sesuai, kemudian memesan ruang muat (space).

b. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang.

c. Mempelajari letter of credit barang, peraturan negara tujuan ekspor, negara transit, negara impor, kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

d. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan laut/udara, mengurus izin Bea dan Cukai, kemudian menyerahkan barang kepada pihak pengangkut.

e. Membayar biaya-biaya handling serta membayarkan barang kepada pihak pengangkut.

f. Mendapatkan bill of lading/air way bill dari pihak pengangkut.

g. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan/kerusakan atas barang.


(35)

commit to user

h. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari pihak pengangkut dan agen forwarder di negara transit/tujuan.

i. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.

j. Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya-biaya yang timbul dipelabuhan transit/negara tujuan. k. Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat

penyimpanan barang di gudang.

l. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee dan melaksanakan pendistribusian barang bila diminta.

C. Quotation Rate

Quotation rate adalah harga yang ditawarkan freight forwarding kepada konsumen (perusahaan ekspor) atas pengiriman barang keluar atau dalam negeri. Quotation rate bisa dalam bentuk lisan, ataupun secara terperinci (daftar harga), tergantung dari perusahaan forwarding yang mengeluarkannya. Dan pelayanannya mencakup ocean freight atau air freight, dengan service door to door, door to port atau juga port to port. Biaya yang termasuk dalam

quotation rate tergantung dengan kontrak/perjanjian antara forwarding dan perusahaan ekspor. Biasanya, biaya yang termasuk dalam quotation rate


(36)

commit to user

1. Biaya freight

Merupakan biaya atas pengapalan/pemuatan barang dari negara asal ke negara tujuan ekspor.

2. Biaya trucking

Merupakan biaya yang timbul atas pengangkutan barang dari gudang ke pelabuhan.

3. Biaya penumpukan

Merupakan biaya yang timbul akibat penumpukan kontainer di pelabuhan. Hal ini bisa terjadi karena kontainer tiba di pelabuhan sebelum kapal siap untuk dimuati.

4. Biaya legalisasi

Merupakan biaya kepengurusan legalitas dokumen dan barang muatan yang akan diekspor, sehingga barang yang diekspor merupakan barang legal dan diketahui oleh pemerintah atas pengirimannya.

5. Biaya pajak

Biaya yang timbul karena barang yang dimuat merupakan barang yang terkena pajak ekspor.

6. Biaya lift (on/off)

Biaya lift on adalah biaya yang timbul dikarenakan menaikkan kontainer dari container depot ke alat angkut. Biaya lift off adalah biaya yang timbul dikarenakan penurunan kontainer dari alat angkut.

7. Biaya kepengurusan dokumen ke kantor departemen perdagangan luar negeri untuk pengesahan dokumen yang diperlukan dalam pengiriman tersebut.


(37)

commit to user

Pembayaran quotation rate dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Pre Paid

Pre paid adalah pembayaran biaya pengangkutan dibayarkan oleh

shipper ketika barang sudah sampai di pelabuhan pemuatan (port of origin) dan belum terkirim ke pelabuhan tujuan.

2. Collect

Pembayaran biaya pengangkutan yang dibayarkan oleh shipper ketika barang telah sampai di pelabuhan negara tujuan ekspor.

D. Sale’s Contract Process

Secara umum terjadinya sale’s contract merupakan akibat dari terjadinya pertemuan permintaan (demand) dan penawaran (supply). atau yang disebut dengan keseimbangan harga. Dan dijelaskan oleh Sadono Sukirno, (2005-275) sebagai berikut :

1. Permintaan (demand)

Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga yang berlaku di pasar dan waktu tertentu.

Besar kecilnya permintaan ditentukan oleh tinggi rendahnya harga, dan akan berlaku dalam keadaan cateris paribus (faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan). Hukum permintaan berbunyi, “apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah permintaan


(38)

commit to user

barang/jasa akan naik/bertambah, dan sebaliknya apabila harga mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang/jasa akan turun/berkurang”. 2. Penawaran (supply)

Penawaran (supply) adalah sejumlah barang dan jasa yang disediakan untuk dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu. Jumlah penawaran sebagai akibat adanya permintaan, dan sebaliknya sehingga antara penawaran dan permintaan tidak dapat dipisahkan.

Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang, jadi besar kecilnya barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga dan tidak berlaku mutlak (cateris paribus). Hukum penawaran berbunyi, “apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan meningkat/bertambah. Jika harga barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang/turun”.

3. Keseimbangan Harga

Harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen dengan konsumen. Pada harga keseimbangan produsen bersedia melepas barang atau jasa, sedangkan konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut equilibrium price.

Keseimbangan antara permintaan (demand) dan penawaran

(supply) akan menghasilkan suatu tingkat harga tertentu yang stabil. Pada tingkat harga tersebut, kuantitas barang yang diminta sama dengan


(39)

commit to user

kuantitas barang yang ditawarkan. Sedangkan tingkat harga lainnya akan mengakibatkan disekuilibrium (ketidak seimbangan pasar), dan bersifat labil (mudah sekali berubah karena tarik-tarikan berbagai faktor). Secara grafis, teori keseimbangan harga dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kurva Keseimbangan Harga

Harga (Rp)

S

H

D

0 X Jumlah Barang

Sumber : Buku Pengantar Teori Ekonomi Mikro (Sadono Sukirno,

2005:279).

Jika X < H, akan mengakibatkan Qs > Qd atau exesss supply (kelebihan suplai barang), yang akan menekan harga ke bawah. Jika X > H, akan mengakibatkan Qs < Qd atau exess demand (kelebihan jumlah barang yang diminta), yang akan mendorong harga barang jadi menaik. Keadaan akan stabil pada saat X = H, karena Qs = Qd (jumlah barang yang ditawarkan produsen sama dengan jumlah barang yang dikehendaki konsumen pada harga tersebut).


(40)

commit to user

26

BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV. Aryasena Art & Furniture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perusahaan mebel, yang berdiri pada tanggal 9 September 2001. CV. Aryasena Art & Furniture didirikan oleh pengusaha muda asal Surakarta, beliau bernama Bapak Unggul Kartiko. Perusahaan ini telah melakukan kegiatan ekspor kurang lebih selama 7 tahun.

Semula cakupan pemasaran perusahaan hanya untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Namun dengan kredibilitas yang tinggi dan meningkatnya permintaan pasar akan produk-produk yang dihasilkan, CV. Aryasena Art & Furniture mulai membuka pasar internasional pada tahun 2004. Pada awalnya proses proses pembuatan mebel masih dalam bentuk yang sederhana dan menggunakan peralatan yang sederhana pula. Namun semakin berjalannya waktu dan untuk menunjang proses produksinya, perusahaan menambahkan peralatan mesin yang digunakan, dan memberikan pelatihan menggunakan alat bagi para karyawan sehingga tercipta tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya. Selain peningkatan dalam proses produksi, CV. Aryasena Art & Furniture juga melakukan peningkatan dalam hal pemasaran, seperti ikut serta dalam kegiatan pameran dagang, pembuatan katalog produk dan website.


(41)

commit to user

Sehingga perusahaan ini dapat menembus daerah pemasaran diberbagai negara meliputi, Australia, New Zealand , Spain, USA, UK, Italy, Canada, Germany, Kuwait dan Brunei.

2. Tujuan Perusahaan

CV. Aryasena Art & Furniture mempunyai visi yaitu, mengembangkan produk lokal ke dunia internasional. Artinya, CV. Aryasena Art & Furniture berusaha memperluas wilayah pemasarannya dengan meningkatkan kualitas dan mutu yang dihasilkan serta ketepatan waktu pengiriman barang, sehingga terjalin hubungan baik dengan konsumen.

Selain itu, CV. Aryasena Art & Furniture mempunyai misi membuka lapangan pekerjaan disemua lini perusahaan. Artinya, CV. Arysena Art & Furniture berperan serta dalam pemberantasan pengangguran.

3. Lokasi Perusahaan

CV. Aryasena Art & Furniture mempunyai luas bangunan factory

± 1.300 m² yang beralamatkan di daerah Pengembangan Industri Kecil (PIK), Jamur RT 01 RT 08 Trangsan Sukoharjo-Jawa Tengah. Dilokasi inilah tahap finishing dilakukan dari produk mebel setengah jadi yang diterima dari supplier. Sedangkan untuk kantornya beralamatkan di Griyan Baru No. 86 Baturan Solo-Jawa Tengah dengan luas bangunan ± 200 m².


(42)

commit to user

CV. Aryasena Art & Furniture juga mempunyai website untuk memasarkan produknya ke dunia internasional, yaitu www.aryasena.com.

Kesuksesan perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi perusahaan. Pemilihan lokasi factory yang terletak di Sukoharjo dikarenakan atas beberapa pertimbangan, antara lain lokasi yang cukup luas dan supply bahan baku yang memadai.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan masalah yang penting untuk setiap perusahaan, karena karena organisasi merupakan sarana yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien.

Perusahaan merupakan organisasi teratur yang lebih dari sekedar menyediakan barang dan jasa, tetapi juga kegiantan yang dilaksanakan terus menerus dan dilakukan secara terbuka. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menggambarkan kerja pada kelompok-kelompok tugas dan wewenang serta tanggung jawab. Struktur organisasi akan tergantung kepada tahap pengembangan organisasi dan kemampuan sumber daya manusianya.

Struktur organisasi CV. Aryasena Art & Furniture merupakan struktur organisasi yang berbentuk sederhana dimana tenaga ahli yang bertugas rangkap. Struktur organisasi CV. Aryasena Art & Furniture antara lain :


(43)

commit to user

a. Direktur Utama/Pimpinan

Direktur utama perusahaan merupakan orang yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan. Disamping itu direktur utama mempunyai tanggung jawab, antara lain :

1) Bertanggung jawab atas pengawasan jalannya perusahaan. 2) Mengepalai seluruh departemen yang ada dalam perusahaan. 3) Memberikan kebijakan bagi perusahaan.

4) Mengontrol jalannya perusahaan.

5) Memberikan modal jika perusahaan memerlukan. b. Wakil Direktur/Asisten

Wakil direktur merupakan pengganti pimpinan jika pimpinan perusahaan sedang tidak ada ditempat. Wakil direktur mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Memberikan masukan kepada pimpinan dalam membuat kebijakan untuk perusahaan.

2) Mengontrol departemen yang berada dibawah kekuasaannya. 3) Memberikan kebijakan bagi departemen-departemennya. c. Manajer Produksi

1) Membuat sistem perencanaan yang efektif tentang produksi dan organisasi, koordinasi dengan semua divisi dalam menjalankan opersional produksi perusahaan, mengawasi jalannya stuffing. 2) Memotivasi team work mampu bekerjasama dan menciptakan

iklim yang kondusif, serta mampu mengambil keputusan yang berkaitan dengan produksi.


(44)

commit to user

d. Manajer Keuangan

Bagian ini memiliki tugas sebagai berikut :

1) Memberikan informasi laporan keuangan atau anggaran perusahaan.

2) Mengontrol jalannya keuangan perusahaan. 3) Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. e. Manajer Pemasaran

Manajer perusahaan merupakan bagian yang menentukan jalannya perusahaan. Tugasnya antara lain :

1) Bertanggung jawab atas pemasaran produk-produk. 2) Mengontrol dan mengawasi jalannya pemasaran.

3) Menciptakan peluang pasar, membuat strategi marketing yang efektif, melakukan transaksi dan negosiasi bisnis dengan buyer. f. Ekspor Departemen

Eksport departemen merupakan bagian yang mengatur dan merencanakan proses ekspor. Tugasnya antara lain :

1) Membuat perencanaan dan menjadwal distribusi angkutan serta transportasi.

2) Koordinasi dengan manajer produksi untuk memonitor status perkembangan order berjalan dan dalam pelayanan pelaksanaan transportasi bisnis dengan buyer.

g. Quality Control

1) Bertanggung jawab terhadap manajer produksi dengan memberikan laporan kualitas dan kuantitas barang.


(45)

commit to user

2) Koordinasi dengan manajer keuangan untuk tagihan jatuh tempo barang yang lolos uji.

3) Memberi masukan yang signifikan kepada manajer produksi tentang kondisi kualitas barang dan pengrajin terkait.

4) Memberdayakan indenpensi individu dan kerja sama tim dalam memenuhi target kualitas dan spesifikasi lain yang ditetapkan dan wewenang mengambil barang reject untuk diganti atau di repair. h. Bagian Gudang

Bagian gudang merupakan bagian yang melakukan penyimpanan barang-barang hasil produksi, tugasnya antara lain :

1) Penyimpanan dan pengecekan barang hasil produksi.

2) Memberikan informasi kepada bagian pemasaran mengenai stock

barang.


(46)

commit to user Gambar 3.1

Struktur Organisasi CV. Aryasena Art & Furniture

Sumber : Pengamatan tahun 2011.

5. Jam Kerja

Untuk memudahkan dan memperlancar pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan setiap harinya, dan agar mencapai efisiensi dan efektivitas kerja maka perlu adanya peraturan jam kerja. Adapun kebijakan jam kerja CV. Aryasena Art & Furniture adalah sebagai berikut :

Direktur Utama

Quality Control

Wakil Direktur

Ekspor Departemen Manajer

Pemasaran Manajer

Keuangan Manajer

Produksi

Bagian Gudang


(47)

commit to user Tabel 3.1

Jam Kerja CV. Aryasena Art & Furniture

Hari Jam Kerja Jam Istirahat

Senin 08.00 – 16.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Selasa 08.00 – 16.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Rabu 08.00 – 16.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Kamis 08.00 – 16.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Jumat 08.00 – 16.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB Sabtu 08.00 – 15.00 WIB 12.00 – 13.00 WIB

Sumber : Pengamatan tahun 2011.

Jam kerja pada CV. Aryasena Art & Furniture adalah hari senin sampai dengan hari sabtu. CV. aryasena Art & Furniture tidak menerapkan sistem lebur, sehingga proses produksinya hanya dilakukan pada jam kerja biasa.

6. Produk yang Dihasilkan

CV. Aryasena Art & Furniture memproduksi barang sesuai dengan katalog yang ada. Produk-produk ini tentunya berkualitas tinggi dan bernilai seni tinggi pula. CV. Aryasena Art & Furniture juga memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen. Produk-produk yang dihasilkan CV. Aryasena Art & Furniture antara lain :

a. Livingroom furniture

Contoh produk yang dihasilkan seperti : Sofa, Cabinet, Buffet, Book rack, Mirror.

b. Diningroom furniture


(48)

commit to user

c. Bedroom furniture

Contoh produk yang dihasilkan seperti : Bed, Bedside, Cabinet, Wardrobe, Trunk.

d. Officeroom furniture

Contoh produk yang dihasilkan seperti : Chair, Buffet, Cabinet, Book case, Desk.

Bahan baku yang digunakan CV. Aryasena Art & Furniture dalam komoditinya terdiri dari :

a. Kayu mahoni b. Kayu mindi c. Kayu jati d. Alumunium

7. Proses Produksi

Dalam proses produksinya CV. Aryasena Art & Furniture tidak memproduksi sendiri melainkan melakukan mitra kerja dengan beberapa pengrajin yang ada di Surakarta dan Sukoharjo. Perusahaan mengambil produk dan barang setengah jadi, dan diolah menjadi barang jadi dan siap untuk diekspor.

a. Prosen produksi dari barang setengah jadi menjadi barang jadi 1) Barang setengah jadi dari supplier

Barang setengah jadi dari supplier sesuai dengan instruksi manajer produksi berdasarkan atas production order, barang setengah jadi tersebut dikumpulkan di gudang untuk kemudian


(49)

commit to user

dilakukan sortasi dibawah tanggung jawab quality control, kegiatannya adalah memilih produk yang sesuai standar perusahaan dan pesanan. Meliputi ketepatan ukuran, konstruksi kayu, kualitas kayu dan kekeringan kayu.

2) Proses penggosokan

Pemberian minyak tanah dan tiner pada produk setengah jadi untuk membunuh kuman-kuman yang ada pada kayu.

3) Proses pewarnaan

a) Pemberian warna dasar, menggunakan cat warna yang sesuai dengan warna produk yang diinginkan buyer. Tidak semua produk berwarna sama, tergantung dari tipe dan modelnya. b) Pemberian warna bening mengkilat menggunakan melamin dan

tiner, sering disebut top cut. 4) Proses pemberian assesoris

Memberikan perhiasan terhadap produk misal dengan pemberian sepatu pada kaki kursi atau meja, pemberian assesoris disesuaikan jenis produk dan pesanan buyer.

5) Proses packing

Proses packing dengan menggunakan carton box, sebelum barang dimasukkan dalam box terlebih dahulu dibungkus dengan


(50)

commit to user

8. Pemasaran Produk

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsekuensi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorangan dan organisasi.

Tujuan pemasaran setiap perusahaan adalah pemasaran secara internasional, dari pemasaran tersebut maka akses pasar suatu perusahaan mendunia/global, tidak hanya tergantung pada pasar domestik.

Hal tersebut yang mendasari CV. Aryasena Art & Furniture untuk melakukan pemasaran secara kontinue dan berkesinambungan, selalu mencari pangsa pasar yang baru. Untuk itu sudah pasti setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi selera konsumen dan pelayanan juga harus memuaskan.

Daerah tujuan ekspor CV. Aryasena Art & Furniture antara lain, Australia, New Zealand, Spain, USA, UK, Italy, Canada, Germany, Kuwait dan Brunei.

9. Volume Penjualan

Volume penjualan pada CV. Aryasena Art & Furniture selama tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :


(51)

commit to user Tabel 3.2

Penjualan Ekspor CV. Aryasena Art & Furniture Tahun 2010

Bulan Volume

Penjualan

Nilai Penjualan

US ($) Rupiah (Rp)

Januari 1 kontainer 2,225.00 20.025.000 Februari 2 kontainer 19,217.20 172.954.800 Maret 2 kontainer 20,237.26 182.135.340 April 3 kontainer 38,406.08 345.654.720 Mei 2 kontainer 18,769.82 168.928.380 Juni 2 kontainer 21,815.50 196.339.500 Juli 1 kontainer 4,151.70 37.365.300 Agustus 2 kontainer 19,214.65 172.931.850 September 3 kontainer 34,315.90 308.843.100 Oktober 1 kontainer 5,773.20 51.958.800 November 2 kontainer 23,121.15 208.090.350 Desember 3 kontainer 36,985.70 332.871.300

TOTAL 24 kontainer 244,233.16 2.198.098.440

Sumber : Bagian pemasaran CV. Aryasena Art & Furniture.

Dari tabel volume penjualan diatas dapat dilihat bahwa terjadi arus naik turun yang tidak stabil. Hal itu dikarenakan perusahaan hanya memproduksi barang bila ada order atau pesanan yang diterima. Sedangkan tiap bulannya order yang diterimanya tidak menentu. Tetapi CV. Aryasena Art & Furniture juga memiliki buyer tetap, jadi tiap bulannya selalu ada kegiatan ekspor meskipun hanya sedikit. Fluktuasi semacam itu juga dapat terjadi karena musim dan situasi perdagangan global. Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan tersebut.


(52)

commit to user

B. Pembahasan

1. Cara CV. Aryasena Art & Furniture menentukan dan memilih

perusahaan forwarding yang akan digunakan untuk melakukan

kegiatan ekspor.

Dalam memilih perusahaan forwarding yang akan ditunjuk sebagai rekan dalam melakukan kegiatan ekspor, beberapa pertimbangan dari CV. Aryasena Art and Furniture adalah :

a. Entitas legalitas perusahaan

Legalitas perusahaan merupakan hal utama yang perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu, kita akan melihat perusahaan forwarder

tersebut sudah memiliki perijinan utama untuk bertindak sebagai

forwarder. Aspek legalitas ini akan berpengaruh terhadap tingkat tanggung jawab sebuah perusahaan kepada kliennya. Perusahaan yang memiliki kelengkapan legalitas, tentunya memiliki tanggung jawab pada instansi yang mengeluarkan ijin. Perijinan tersebut antara lain :

1)Akta pendirian/SIUP/TDP

Dikeluarkan oleh departemen kehakiman, atau lembaga berweang dimana perusahaan itu didirikan (kecamatan/kabupaten).

2)NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

3)SIUJPT (Surat Ijin Usaha Jasa Perusahaan Transportasi) Dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan.


(53)

commit to user

4)GAFEKSI (Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Indonesia) /INFA

(Indonesia Forwarders Associations) Membership

Merupakan keanggotaan forwarder dalam lingkup satu negara, Indonesia pada khususnya. Dikeluarkan oleh asosiasi forwarder

Indonesia.

5)PPJK (Perusahaan Pelayanan Jasa Kepabeanan) Dikeluarkan oleh Bea dan Cukai.

6)IATA/FIATA (International Federation of Freight Forwarders Associations)

Merupakan keanggotaan forwarder dalam lingkup internasional. Dikeluarkan oleh International Association.

Hal tersebut diatas dapat dilihat dari company profile freight forwarder yang diterima CV. Aryasena Art & Furniture. Selain itu juga dapat dilihat dari keanggotaan pada instansi terkait, seperti : a) Keanggotaan GAFEKSI atau INFA melalui website :

www.gafeksi.or.id atau www.infa.or.id

b) Keanggotaan FIATA/IATA melalui website : www.fiata.com

b. Pelayanan yang diberikan

Setiap perusahaan forwarding memiliki keunikan tersendiri dalam memberikan pelayanannya. Pelayanan ini bisa dilihat pada company profile atau penjelasan sales marketing dari pihak forwarding. Melalui

company profile atau penjelasan secara langsung dari pihak sales marketing, maka akan lebih terbaca letak kekuatan pelayanan perusahaan forwarding. Sangat jarang tiap perusahaan memiliki


(54)

commit to user

kekuatan disemua lini pelayanan. Ambil contoh forwarder A lebih kuat dipengiriman via laut, sedangkan forwarding B lebih kuat dalam pengiriman via udara, atau forwarding C yang hanya lebih mendalami dalam hal impor saja.

c. Struktur organisasi

Struktur organisasi mencerminkan jati diri perusahaan forwarding, bagaimana menjalankan tugasnya dan seberapa kekuatan mereka dalam melayani kliennya. Disini juga terlihat bagaimana alur kerja dalam perusahaan, apakah efektif, cepat, dan lain-lain. Apabila suatu perusahaan forwarding hanya memiliki seorang customer service yang melayani cakupan pengiriman via laut, udara dan impor, tentunya akan besar kemungkinan dalam hal pasca pelayanan, ada resiko dimana pertanyaan ataupun pengaduan tidak akan dapat terlayani dengan cepat. Tentu saja sumber daya manusia menjadi suatu patokan baik buruknya kinerja suatu perusahaan.

d. Pemahaman teknis dan non teknis

Knowledge tentunya sangat diperlukan perusahaan forwarding dalam melayani kliennya, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Pemahaman teknis ini seperti pengetahuan forwarding tentang peraturan-peraturan yang ada tentang pengiriman barang, dan tata cara pengiriman barang yang baik dan benar. Pemahaman non teknis ini seperti pasca pelayanan, seperti melayani komplain. Selain itu perlu diketahui juga track record freight forwarding tersebut.


(55)

commit to user

e. Network yang tersedia

Network yang tersedia tentunya berhubungan dengan cakupan

pelayanan yang diberikan forwarder kepada kliennya. Terlebih khusunya network yang berupa rekan forwarder yang berada di luar negeri untuk melayani barang klien di negara tujuan. Network yang biasa digunakan forwarding ada 3, antara lain :

1) Perusahaan dalam satu bendera

Apabila perusahaan dalam satu bendera, ini berarti mereka terkait dalam satu grup yang sama ataupun kepemilikan yang sama. Hal ini memiliki keuntungan yang lebih, karena mempermudah klien dalam hal memberikan informasi kepada penerimanya.

2) Ekslusif Partnership

Merupakan network dimana yang sebenarnya adalah bersifat agen saja, namun mereka memiliki perjanjian diamana mereka hanya melayani satu forwarder dalam satu negara.

3) Agen

Merupakan network yang tidak memiliki ikatan perjanjian, mereka menjalin kerjasama terhadap beberapa forwarding yang ada diluar negeri.

Adanya network di luar negeri tentunya akan memperlancar keberlangsungan proses pengiriman barang, dimana hal ini merupakan perdangangan lintas negara. Dimana dengan adanya network di luar negeri akan lebih berpengaruh atas kelancaran ekspor tersebut.


(56)

commit to user

f. Price

Harga yang ditawarkan oleh forwarder merupakan salah satu alasan perusahaan ekspor menggunakan jasa forwarder tersebut. Perusahaan ekspor lebih menginginkan harga yang seminimal mungkin tetapi mempunyai kualitas yang bagus. Namun dalam hal ini harus diperhatikan apa bila ada hidden price yang timbul dibelakang.

Namun dari yang disebut diatas, tidak semua dijadikan pertimbangan dalam pememilihan forwarding yang akan digunakan. CV. Aryasena Art & Furniture hanya menitik beratkan pada entitas legalitas perusahan (keanggotaan GAFEKSI dan IATA/FIATA), pelayanan (service) yang diberikan, network yang tersedia, dan harga

(price) yang ditawarkan.

2. Strategi yang dipakai CV. Aryasena Art & Furniture untuk

mendapatkan quotation rate yang sesuai.

Quotation rate merupakan harga freight untuk mengapalkan barang hasil produksi ke negara tujuan ekspor. Mendapatkan harga freight

atau quotation rate harus sesuai dengan harga dan service yang diberikan oleh forwarder yang menangani pengiriman atas barang tersebut.

Untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai, CV. Aryasena Art & Furniture tidak hanya mencari informasi pada satu forwarding saja. Hal ini dikarenakan CV. Aryasena Art & Furniture tidak mempunyai hubungan kemitraan terhadap perusahaan forwarding dalam kegiatan pengiriman barang ekspornya. CV. Aryasena Art & Furniture mencari


(57)

commit to user

harga freight yang paling murah, namun tidak meninggalkan pelayanan yang diberikan oleh forwarding tersebut. Hal tersebut dilakukan karena CV. Aryasena Art & Furniture lebih menitikberatkan pada kepuasan buyer

dibandingkan. Dalam proses mencari rate yang sesuai, CV. Aryasena Art & Furniture melakukan beberapa perbandingan antara forwarding satu dengan forwarding yang lain. Selanjutnya adalah melakukan penawaran atas rate yang diberikan oleh forwarder.

Strategi untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai adalah dengan menggunakn patokan atau acuan harga (rate) terendah yang telah ditawarkan oleh forwarder lain. Sebagai contoh CV. Aryasena Art & Furniture telah mendapatkan rate dari forwarding A sebesar USD 850 all in (termasuk ocean freight, THC, doc fee dan biaya trucking) untuk pengiriman ke Dubai dengan container 20 feet. Jadi, untuk mencari

forwarding lain adalah dengan menggunakan patokan harga tersebut. Sebisa mungkin CV. Aryasena Art & Furniture mencari rate dari

forwarding lain dibawah harga rate tersebut. Apabila forwarding lain memberikan harga yang lebih tinggi, maka akan terjadi tawar menawar antara CV. Aryasena Art & Furniture kepada perusahaan forwarding

tersebut. Setelah mendapatkan quotation rate dari beberapa forwarding, maka CV. Aryasena Art & Furniture membuat daftar comparing freight

untuk membandingkan harga (rate) dan pelayanan (service) dari masing-masing forwarding.

Namun dalam memilih quotation rate ini perusahaan dituntut lebih jeli dalam pemilihannya, yaitu dengan memahami harga dan service apa


(58)

commit to user

saja yang termasuk didalamnya. Hal ini dilakukan karena beberapa

forwarding sering melakukan penawaran harga rendah tetapi terdapat beberapa harga yang tersembunyi (hidden price) di belakang.

3. Proses terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding.

Terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture sangat sederhana, antara lain :

a. Setelah CV. Aryasena Art & Furniture mencari forwarding yang memenuhi kriteria untuk melakukan pengiriman barang, dan meminta daftar harga (price list) untuk pengiriman barang ke luar negeri. Hal ini bisa dilakukan secara by phone (lewat telepon) atau juga dengan mengirim email ke bagian marketing perusahaan forwarding.

b. Selanjutnya forwarding mengirimkan daftar harga (price list) dan

service yang termasuk didalamnya untuk tujuan tertentu yang diminta oleh CV. Aryasena Art & Furniture.

c. Setelah terjadi kesepakatan harga, maka selanjutnya CV. Aryasena Art & Furniture melakukan negosiasi tentang pembayaran rate tersebut. Cara pembayaran rate ada 2 :

1) Pre Paid

Pre paid adalah pembayaran biaya pengangkutan dibayarkan oleh

shipper (CV. Aryasena Art & Furniture) ketika barang sudah sampai di pelabuhan pemuatan (port of origin) dan belum terkirim ke pelabuhan tujuan.


(59)

commit to user

2) Collect

Pembayaran biaya pengangkutan yang dibayarkan oleh shipper

(CV. Aryasena Art & Furniture) ketika barang telah sampai di pelabuhan negara tujuan ekspor.

d. Setelah negosiasi dilakukan dan menemui hasil akhir, selanjutnya

freight forwarding mengirimkan jadwal keberangkatan kapal (schedule freight).

e. Setelah menerima schedule freight dari forwarding dan telah menentukan tanggal keberangkatan kapal lalu CV. Aryasena Art & Furniture mengirimkan Shipping Instruction (SI) kepada freight forwarding yang berisi perintah untuk melakukan pengiriman barang ke luar negeri. Shipping instruction (SI) memuat data yang diperlukan, antara lain :

1) Nama shipper, consignee dan notify address. 2) Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar. 3) Definisi barang yang akan dimuat. 4) Jumlah muatan, berat dan volume. 5) Tanggal dan tempat stuffing.

6) Nama kapal yang akan mengangkut.

7) Nama pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan. 8) Pembayaran freight, pre paid atau collect.

f. Setelah menerima SI dari CV. Aryasena Art & Furniture, forwarder mengirimkan certificate of receipt. Certificate of receipt merupakan


(60)

commit to user

penyataan secara resmi dari pihak freight forwarder bahwa ia sudah mengambil alih penguasaan atas barang-barang.

g. Setelah itu forwarding melakukan booking ruang (space) kapal. Dan mengirimkan bukti DO (Delivery Order) ke CV. Aryasena Art & Furniture. Dengan mengirimkannya bukti DO kepada CV. Aryasena Art & Furniture berarti bahwa forwarding benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.

h. Setelah itu freight forwarding akan mengapalkan barang ke negara tuan ekspor sesuai dengan Shipping Instruction (SI) yang dikirimkan. i. Pembayaran freight oleh CV. Aryasena Art & Furniture dilakukan 1

minggu setelah kapal berangkat. Namun hal ini telah terjadi negosisasi dengan freight forwarding sebelumnya.

Namun dalam proses ini tidak terdapat dokumen legalitas tentang

sale’s contract yang mengikat antara CV. Aryasena Art & Furniture. Dalam hal ini CV. Aryasena Art & Furniture hanya mengandalkan kepercayaan dengan perusahaan forwarding yang bersangkutan.


(61)

commit to user

47

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai pemilihan freight forwarding dan quotation rate pada CV. Aryasena Art & Furniture, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam memilih perusahaan forwarding yang akan melakukan kegiatan ekspornya, CV. Aryasena Art & Furniture melakukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang paling sering dijadikan alasan CV. Aryasena Art & Furniture memilih forwarding yang ditunjuk antara lain entitas legalitas perusahaan (keanggotaan forwarding dalam GAFEKSI dan IATA/FIATA), pelayanan (service), network yang tersedia, dan harga

(price) yang ditawarkan.

2. Untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai, CV. Aryasena Art & Furniture melakukan strategi yaitu dengan melakukan penawaran atas rate

yang diberikan forwarding dengan patokan atau acuan harga terendah yang telah diberikan oleh forwarding lain. Selain itu CV. Aryasena Art & Furniture juga melakukan comparing freight antara forwarding yang satu dengan forwarding yang lain. Comparing tersebut melingkupi harga

(price) dan pelayanan (service) yang diberikan oleh perusahaan


(62)

commit to user

3. Proses kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan

forwarding merupakan kontrak yang sederhana. Dalam proses ini tidak ada dokumen legalitas yang mengikat antara kedua belah pihak, dan didasarkan atas dasar kepercayaan antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut :

1. Dalam memilih perusahaan forwarding yang akan melakukan kegiatan ekspornya, sebaiknya CV. Aryasena Art & Furniture melakukan hubungan kemitraan terhadap perusahaan forwarding tertentu yang sesuai dengan kriteria CV. Aryasena Art & Furniture. Hal ini dilakukan agar mendapat service yang lebih baik lagi, dikarenakan CV. Aryasena telah menjadi mitra dari perusahaan forwarding tersebut, dan tentunya akan ada perlakuan khusus terhadap kliennya.

2. Untuk mendapatkan quotation rate, lebih baik CV. Aryasena Art & Furniture menjalin hubungan kemitraan terhadap suatu forwarding. Hal ini dilakukan tentunya kemitraan forwarding akan lebih memberikan rate

yang lebih murah dan dengan pelayanan yang memuaskan. Tentunya perusahaan forwarding mitra kerja selalu ingin memuaskan kliennya, sehingga mereka lebih memberikan harga yang sedikit lebih murah atau sejajar dengan rate yang diberikan oleh forwarding lain.


(63)

commit to user

3. Dalam proses kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding yang digunakan sebaiknya terdapat dokumen legalitas yang mengikat keduanya. Sehingga dalam berlangsungnya kontak akan sedikit kemungkinan terjadinya wan prestasi, karena didasari atas


(1)

commit to user

saja yang termasuk didalamnya. Hal ini dilakukan karena beberapa

forwarding sering melakukan penawaran harga rendah tetapi terdapat beberapa harga yang tersembunyi (hidden price) di belakang.

3. Proses terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding.

Terjadinya kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture sangat sederhana, antara lain :

a. Setelah CV. Aryasena Art & Furniture mencari forwarding yang memenuhi kriteria untuk melakukan pengiriman barang, dan meminta daftar harga (price list) untuk pengiriman barang ke luar negeri. Hal ini bisa dilakukan secara by phone (lewat telepon) atau juga dengan mengirim email ke bagian marketing perusahaan forwarding.

b. Selanjutnya forwarding mengirimkan daftar harga (price list) dan

service yang termasuk didalamnya untuk tujuan tertentu yang diminta oleh CV. Aryasena Art & Furniture.

c. Setelah terjadi kesepakatan harga, maka selanjutnya CV. Aryasena Art & Furniture melakukan negosiasi tentang pembayaran rate tersebut. Cara pembayaran rate ada 2 :

1) Pre Paid

Pre paid adalah pembayaran biaya pengangkutan dibayarkan oleh

shipper (CV. Aryasena Art & Furniture) ketika barang sudah sampai di pelabuhan pemuatan (port of origin) dan belum terkirim ke pelabuhan tujuan.


(2)

commit to user 2) Collect

Pembayaran biaya pengangkutan yang dibayarkan oleh shipper

(CV. Aryasena Art & Furniture) ketika barang telah sampai di pelabuhan negara tujuan ekspor.

d. Setelah negosiasi dilakukan dan menemui hasil akhir, selanjutnya

freight forwarding mengirimkan jadwal keberangkatan kapal (schedule freight).

e. Setelah menerima schedule freight dari forwarding dan telah menentukan tanggal keberangkatan kapal lalu CV. Aryasena Art & Furniture mengirimkan Shipping Instruction (SI) kepada freight forwarding yang berisi perintah untuk melakukan pengiriman barang ke luar negeri. Shipping instruction (SI) memuat data yang diperlukan, antara lain :

1) Nama shipper, consignee dan notify address.

2) Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar.

3) Definisi barang yang akan dimuat.

4) Jumlah muatan, berat dan volume.

5) Tanggal dan tempat stuffing.

6) Nama kapal yang akan mengangkut.

7) Nama pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan. 8) Pembayaran freight, pre paid atau collect.

f. Setelah menerima SI dari CV. Aryasena Art & Furniture, forwarder mengirimkan certificate of receipt. Certificate of receipt merupakan


(3)

commit to user

penyataan secara resmi dari pihak freight forwarder bahwa ia sudah mengambil alih penguasaan atas barang-barang.

g. Setelah itu forwarding melakukan booking ruang (space) kapal. Dan mengirimkan bukti DO (Delivery Order) ke CV. Aryasena Art & Furniture. Dengan mengirimkannya bukti DO kepada CV. Aryasena Art & Furniture berarti bahwa forwarding benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.

h. Setelah itu freight forwarding akan mengapalkan barang ke negara tuan ekspor sesuai dengan Shipping Instruction (SI) yang dikirimkan. i. Pembayaran freight oleh CV. Aryasena Art & Furniture dilakukan 1

minggu setelah kapal berangkat. Namun hal ini telah terjadi negosisasi dengan freight forwarding sebelumnya.

Namun dalam proses ini tidak terdapat dokumen legalitas tentang

sale’s contract yang mengikat antara CV. Aryasena Art & Furniture. Dalam hal ini CV. Aryasena Art & Furniture hanya mengandalkan kepercayaan dengan perusahaan forwarding yang bersangkutan.


(4)

commit to user

47

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai pemilihan freight forwarding dan quotation rate pada CV. Aryasena Art & Furniture, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam memilih perusahaan forwarding yang akan melakukan kegiatan ekspornya, CV. Aryasena Art & Furniture melakukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang paling sering dijadikan alasan CV. Aryasena Art & Furniture memilih forwarding yang ditunjuk antara lain entitas legalitas perusahaan (keanggotaan forwarding dalam GAFEKSI dan IATA/FIATA), pelayanan (service), network yang tersedia, dan harga

(price) yang ditawarkan.

2. Untuk mendapatkan quotation rate yang sesuai, CV. Aryasena Art & Furniture melakukan strategi yaitu dengan melakukan penawaran atas rate

yang diberikan forwarding dengan patokan atau acuan harga terendah yang telah diberikan oleh forwarding lain. Selain itu CV. Aryasena Art & Furniture juga melakukan comparing freight antara forwarding yang satu dengan forwarding yang lain. Comparing tersebut melingkupi harga

(price) dan pelayanan (service) yang diberikan oleh perusahaan


(5)

commit to user

3. Proses kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan

forwarding merupakan kontrak yang sederhana. Dalam proses ini tidak ada dokumen legalitas yang mengikat antara kedua belah pihak, dan didasarkan atas dasar kepercayaan antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran bagi perusahaan sebagai berikut :

1. Dalam memilih perusahaan forwarding yang akan melakukan kegiatan ekspornya, sebaiknya CV. Aryasena Art & Furniture melakukan hubungan kemitraan terhadap perusahaan forwarding tertentu yang sesuai dengan kriteria CV. Aryasena Art & Furniture. Hal ini dilakukan agar mendapat service yang lebih baik lagi, dikarenakan CV. Aryasena telah menjadi mitra dari perusahaan forwarding tersebut, dan tentunya akan ada perlakuan khusus terhadap kliennya.

2. Untuk mendapatkan quotation rate, lebih baik CV. Aryasena Art & Furniture menjalin hubungan kemitraan terhadap suatu forwarding. Hal ini dilakukan tentunya kemitraan forwarding akan lebih memberikan rate

yang lebih murah dan dengan pelayanan yang memuaskan. Tentunya perusahaan forwarding mitra kerja selalu ingin memuaskan kliennya, sehingga mereka lebih memberikan harga yang sedikit lebih murah atau sejajar dengan rate yang diberikan oleh forwarding lain.


(6)

commit to user

3. Dalam proses kontrak antara CV. Aryasena Art & Furniture dengan perusahaan forwarding yang digunakan sebaiknya terdapat dokumen legalitas yang mengikat keduanya. Sehingga dalam berlangsungnya kontak akan sedikit kemungkinan terjadinya wan prestasi, karena didasari atas