HUBUNGAN KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK DAN SIKAP BERKOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENGAWAS DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DELI SERDANG.
HUBUNGAN KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK DAN
SIKAP BERKOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENGAWAS
DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
OLEH :
CALI SUSMA BERINA TARIGAN
NIM. 0811 8813 0084
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
HUBUNGAN KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK DAN
SIKAP BERKOMUNIKASI DENGAN KINERJA PENGAWAS
DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
OLEH :
CALI SUSMA BERINA TARIGAN
NIM. 0811 8813 0084
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
SEKOLAH PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Cali Susma Berina Tarigan. Hubungan Kompetensi Supervisi Akademik Dan Sikap Berkomunikasi Dengan Kinerja Pengawas Di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 20013.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) hubungan antara kompetensi supervisi akademik dengan kinerja pengawas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, (2) hubungan antara sikap berkomunikasi dengan kinerja pengawas pendidikan Kabupaten Deli Serdang, dan (3) hubungan antara kompetensi supervisi akademik dan sikap berkomunikasi secara bersama-sama dengan kinerja pengawas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
Populasi penelitian adalah seluruh pengawas di Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah populasi 67 orang. Sampel penelitian berjumlah 59 dengan mengacu kepada Surakhmad. Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah angket dengan model skala Likert. Uji persyaratan dilakukan untuk menguji normalitas, linearitas, homogenitas dan independensi antar variabel bebas. Teknik analisis data digunakan korelasi dan regresi sederhana dan korelasi dan regresi ganda pada taraf signifikansi α = 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan terdapat: (1) hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi supervisi akademik dengan kinerja pengawas dengan angka korelasi sebesar 0,417 dan koefisien determinannya sebesar 0,173 dengan persamaan garis regresinya Ŷ= 75,74 + 0,78X1 (2) hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap berkomunikasi dengan kinerja guru dengan angka korelasi sebesar 0,421 dan koefisien determinannya sebesar 0,177 dengan persamaan garis regresinya Ŷ= 40,05 + 0,51X2 (3) hubungan yang positif dan signifikan antara
pengetahuan supervisi dan sikap berkomunikasi secara bersama-sama dengan kinerja pengawas dengan angka korelasi sebesar 0,560 dan koefisien determinannya sebesar 0,313 dengan persamaan garis regresinya Ŷ= 84,57 + 0,67X1 + 0,72X2. Di samping itu juga ditemukan sumbangan relatif dari variabel
pengetahuan supervisi terhadap kinerja pengawas sebesar 37,4% dan sumbangan relatif dari variabel sikap berkomunikasi terhadap kinerja pengawas sebesar 62,6%. Sumbangan efektif dari variabel pengetahuan supervisi terhadap kinerja pengawas sebesar 14,9% dan sumbangan efektif dari variabel sikap berkomunikasi terhadap kinerja pengawas sebesar 25,1%
(6)
ABSTRACT
Cali Susma Berina Tarigan, The Correlation Between Knowledge of The Supervisors and Communicative Attitude and Supervision Performance in Education Depertment of Both Kabupaten Deli Serdang, a thesis, postgraduate study from of state university Medan, 2009.
The objective of the study is to know and describe : (1) The correlation between knowledge of the supervisors and supervision performance of education in both Aceh Tamiang and east Aceh, (2) The correlation between communicative attitude and supervision performance of education in both Aceh Tamiang and east Aceh, and (3) The correlation between knowledge of the supervisors and communicative attitude simultaneously and the supervision performance of education in both Aceh Tamiang and East Aceh.
The population of the study included all the supervisors of education in both Aceh Tamiang and East Aceh of 67 persons. The samples consisted of 34 persons referring to Surakhmad. The instruments used to collect the data included test and questionnaire using Likert scale. The requirement test included normality, linearity, and independence of independent variables. The collected data were than analyzed by using a simple correlation and regression and multiple regression
in significance level of α = 0.05.
The findings of the study showed that (1) There was a positive and significance correlation between knowledge of the supervisors and the performance of the supervisors with the correlation coefficient of 0.417 and the determination coefficient of 0.173 using the regression equation Y= 76.74 + 0.78X1. (2) There was a positive and significant correlation between communities
attitude and performance of the teachers with the correlation coefficient of 0.421 and the determination coefficient of 0.177 using the regression equation Y = 40.05 + 0.51X2 (3). There was a positive and significant correlation between knowledge
of the supervisors and communities attitude simultaneously and the performance of the supervisors of 62.6%. Effective contribution of the knowledge of supervisors to their performance of 14.9% and the effective contribution of the communities attitude on the performance of the supervisors of 25.1%
(7)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis
ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Magister
Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan
berbagai pihak baik moril maupn materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan menjadi amal ibadah
dan mendapatkan rahmat dari Allah, SWT, Amin.
Rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Arif
Rahman, M.Pd selaku pembimbing I, dan Dr.Zulkifli Matondang, M.Si selaku
pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi pada penulis.
Begitu juga rasa terimakasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H.Syaiful
Sagala, M.Pd, Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai
narasumber. Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan
dan Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pasca sarjana Universitas Negeri Medan serta semua staf yang telah
memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program
(8)
2. Bapak Prof. Dr.H.Syaiful Sagala,M.Pd dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. Ketua
Prodi dan Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan PPs. Universitas Negeri
Medan.
3. Para dosen di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
membekali penulis dengan ilmu, pengalaman dan kematangan berfikir yang
dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Dinas Pendidikan.
5. Para Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yang telah
memberikan bantuan pada penulis dalam pengumpulan data di lapangan.
6. Kedua orang tuaku yang kucintai, Sopan Tarigan dan Rasukur Br. Sinulingga,
yang selalu mendoakan dan tidak pernah lupa mengingatkanku untuk
menyelesaikan pendidikan magister ini.
7. Yang teristimewa Suamiku “Desa Arizona, S.Pd. yang telah memberikan
dukungan dengan penuh kesabaran dan toleransi yang tak terhingga untuk
menyelesaikan pendidikan magister ini
8. Segala permohonan maaf untuk perhatian yang berkurang buat anakku
tersayang Tiyo Arung Lolewa Ginting, dan mama akan menggantikan itu
semua dengan menjadikan sayang anak yang soleh dan berhasil untuk masa
yang akan datang. Amin
9. Buat Sahabatku yang terbaik dan sumber motivasi Rini Puji Lestina Br. Sitepu
(9)
menyelesaikan perjuangan ini bersama-sama walaupun dipenghujung waktu
yang tersisa.
10.Kepada Koperasi Zeqita Mandiri terimakasih untuk memberikan waktu yang
tidak terbatas dalam menyelesaikan tugas ini dan juga memberikan dukungan
materi. (Buat Leli dan Dedek terimakasih untuk bantuan dan kesabarannya)
11.Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
khususnya angkatan XIV yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam
penyelesaian perkuliahan dan penelitian ini.
Akhirnya, penulis berdoa kepada Allah SWT semoga kita semua
mendapatkan karunia dan ridha-Nya.. Amin...
Medan, Maret 2013 Penulis
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak... i
Abstract... ii
Kata Pengantar... iii
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar... viii
Daftar Lampiran……... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 9
C. Pembatasan Masalah... 9
D. Perumusan Masalah... 10
E. Tujuan Penelitian... 10
F. Manfaat Penelitian... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teoretis….………... 12
1. Hakikat Kinerja Pengawas..……….. 12
2. Hakikat Kompetensi Supervisi……….. 19
3. Hakikat Sikap Berkomunikasi... 29
B. Penelitian Yang Relevan……..………...…... 40
C. Kerangka Konseptual... 42
D. Hipotesis Penelitian..………. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 48
B. Metode dan Jenis Penelitian……….. 49
(11)
D. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel……… 50
E. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data………...………… 52
F. Uji Coba Instrumen………... 55
G. Teknik Analisis Data... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Variabel Kompetensi Supervisi Akademik (X1)... 64
2. Variabel Sikap Berkomunikasi (X2)... 65
3. Variabel Kinerja Pengawas (Y)... 66
B. Uji Kecenderungan Variabel Penelitian 1. Variabel Kompetensi Supervisi Akademik (X1)... 68
2. Variabel Sikap Berkomunikasi (X2)... 69
3. Variabel Kinerja Pengawas (Y)... 69
C. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas dan Homogenitas... 70
2. Uji Linieritas... 71
3. Uji Indepedensi ... 73
D. Pengujian Hipotesis……… 74
E. Pembahasan Penelitian………... 80
F. Keterbatasan Penelitian………. 85
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan………... 86
B. Implikasi……… 87
C. Saran-Saran………... 90
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Waktu Penelitian………... 48
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Kinerja Pengawas………... 53
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Supervisi Akademik... 54
Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Sikap Berkomunikasi... 55
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian... 58
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Kompetensi Supervisi Akademik... 64
Tabel 7 Distribusi Data Variabel Sikap Berkomunikasi... 66
Tabel 8 Distribusi Data Variabel Kinerja Pengawas... 67
Tabel 9 Tingkat Kecenderungan Variabel (X1)... 68
Tabel 10 Tingkat Kecenderungan Variabel (X2)... 69
Tabel 11 Tingkat Kecenderungan Variabel (Y)... 69
Tabel 12 Rangkuman Analisis Uji Normalitas... 71
Tabel 13 Rangkuman Anava Uji Linearitas Antara X1 Dengan Y.... 71
Tabel 14 Rangkuman Anava Uji Linearitas Antara X2 Dengan Y.... 73
Tabel 15 Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 Dengan X2 74 Tabel 16 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 Dengan Y Dan Uji Keberartiannya... 75
Tabel 17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X2 Dengan Y Dan Uji Keberartiannya... 76
Tabel 18 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Dan Uji Keberartian Variabel X1 dan X2 Dengan Y... 77
Tabel 19 Matrik Korelasi Antar Variabel... 77
Tabel 20 Rangkuman Analisis Regresi Ganda... 78
Tabel 21 Rangkuman Sumbangan Relatif Dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Variabel... 78
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Komunikasi………... 36 Gambar 2 Paradigma Penelitian………...………... 46 Gambar 3 Histogram Variabel Kompetensi Supervisi Akademik …….. 65 Gambar 4 Histogram Variabel Sikap Berkomunikasi ...…... 66 Gambar 5 Histogram Variabel Kinerja Pengawas ...………... 67
(14)
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 94
Lampiran 2. Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.... 107
Lampiran 3 Data Penelitian... 122
Lampiran 4 Perhitungan Statistik Deskriptif... 124
Lampiran 5 Uji Kecendrungan... 130
Lampiran 6. Uji Normalitas dan Homogenitas... 134
Lampiran 7 Uji Linieritas... 141
Lampiran 8 Uji Independensi Antar Variabel Bebas... 149
Lampiran 9 Perhitungan Korelasi Sederhana... 150
Lampiran 10 Perhitungan Korelasi Ganda... 153
Lampiran 11 Perhitungan Korelasi Parsial... 155
Lampiran 12 Analisis Regresi Sederhana... 157
Lampiran 13 Analisis Regresi Ganda... 163
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengawasan pendidikan merupakan salah satu rangkaian yang penting
dalam proses manajemen. Inti pembicaraan pengawasan pendidikan terutama
tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan
pengawasan diharapkan setiap perencanaan pendidikan dapat tersusun secara
cermat dan matang, setiap pelaksanaan kegiatan pendidikan dapat berjalan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, dan pada akhir kegiatan dapat diketahui
sejauhmana ketercapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 66 mengamanatkan pentingnya kegiatan pengawasan atas
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat. Pengawasan oleh pemerintah hadir dalam
berbagai bentuk, salah satunya adalah pengawasan pendidikan yang dilaksanakan
oleh pengawas sekolah.
Menurut Siahaan (2006:1), Pengawas (supervisor) adalah salah satu tenaga
kependidikan, yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan
(guru, kepala sekolah, personil lainnya di sekolah) dapat menjalankan tugasnya
dengan baik. Nana Sudjana, dkk (2006:114) mengemukakan: tenaga pengawas
TK/SD, SMP, SMA dan SMK merupakan tenaga kependidikan yang peranannya
(16)
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Pengawas Sekolah
merupakan jabatan strategis dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
yang memiliki tugas pokok menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan di
sekolah tertentu yang menjadi tanggungjawabnya. Seperti yang di kemukakan
Kimball dalam sahertian (2000:25) bahwa tugas seorang pengawas adalah untuk
membantu, memberi support dan mengajak (Sharing ). Berdasarkan pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengawas merupakan salah satu komponen yang
memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya
pengawasan yang dilakukan pengawas (supervisor) akan menumbuhkan semangat
dan motivasi kepada personil dan lembaga pendidikan.
Menurut Siahaan (2006:65), Kinerja pengawas, walaupun adakalanya
bersifat teknis, tetapi memiliki kedudukan yang strategis dalam menciptakan
situasi yang kondusif bagi pencapaian kinerja setiap elemen yang ada disekolah,
baik itu kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, peserta didik dan lainnya yang
terlibat secara langsung terhadap proses pembelajaran. Akhir dari pelaksanaan
kinerja pengawas adalah terciptanya personil sekolah yang dapat melaksanakan
tugas sebagaimana tuntutan kinerjanya, sehingga tercipta situasi yang kondusif
untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih efektif bagi manajemen
persekolahan.
Tujuan yang utama dari kinerja pengawas bukanlah mencari kesalahan
atau menyudutkan guru, tetapi mencari kesesuaian antara rencana pengawas
dengan implementasi kerja atau dapat juga dikatakan mencari kebenaran terhadap
(17)
menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Kontribusi pengawas sangat
dibutuhkan dalam rangka melakukan penyesuaian antara kegiatan kerja dengan
rencana yang ditetapkan. Jika terjadi ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan
rancana yang telah ditetapkan, maka harus diambil tindakan untuk mengoreksi
dan memperbaiki penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan agar implementasi
kerja tidak mengalami hambatan yang lebih fatal dan merugikan. Tugas terpenting
pengawas adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam
pembelajaran. Bila terjadi sesuatu yang timbul atau mencuat ke permukaan yang
dapat mengganggu konsentrasi proses belajar mengajar, maka kehadiran
pengawas bersifat fungsional untuk melakukan perbaikan.
Sebagai tenaga kependidikan yang telah lama melaksanakan tugas
pengajaran, pengawas seharusnya memiliki wawasan yang luas tentang proses
pembelajaran. Apalagi jika telah memiliki usia yang matang karena relatif lama
menggeluti tugas sebagai guru. Dengan usia dan pengalaman pembelajaran yang
matang, emosi pengawas diharapkan lebih stabil dalam menghadapi berbagai
persoalan, baik persoalan pribadi maupun tugas. Tetapi hal ini tidak sesuai dengan
keadaan yang terjadi di lapangan. Prilaku pengawas yang sering mencari
kesalahan dan memberikan sanksi tanpa memberikan solusi membuat personil
yang ada di sekolah tidak nyaman dengan keberadaan pengawas. Tidaklah jarang
pengawas melakukan kesalahan-kesalahan sehingga guru, kepala sekolah dan
personil sekolah yang lain menjauhi pengawas. Berbagai masalah yang menjadi
opini di lingkungan pengawas menjadi fenomena dan berjalan sedemikian rupa,
(18)
Sebagaimana dilaporkan Subijanto (2003:15) bahwa dalam pelaksanaan supervisi,
sebagain besar pengawas satuan pendidikan tidak melakukan supervisi kelas.
Namun sebaliknya, pengawas satuan pendidikan cenderung melakukan supervisi
dalam hal-hal yang berkaitan dengan kelengkapan administrasi proses
belajar-mengajar. Pelaksanaan supervisi semacam inipun hanya dilakukan di ruang kepala
sekolah dan atau di ruang KKG. Hal ini terjadi karena pengawas satuan
pendidikan tidak menguasai substansi (materi yang berkaitan). Selanjutnya
Abutarya, E. (2003:8): fakta menunjukkan bahwa supervisi kelas oleh pengawas
satuan pendidikan ke sekolah tidak pernah dilakukan. Sehingga wajar jika saran
dan keberadaan pengawas satuan pendidikan kurang dipertimbangkan oleh pihak
Cabang Dinas Pendidikan kecamatan dan Dinas Pendidikan kabupaten. Padahal
hasil penilaian yang dibuat oleh pengawas satuan pendidikan sebagai bagian dari
tugas pokok dan fungsinya dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
untuk memberi masukan terhadap keseluruhan sistem dengan seluruh komponen
yang saling terkait secara sistematis satu dengan lainnya, yaitu komponen input,
proses, output dan outcome serta konteks sekolah.
Kinerja pengawas satuan pendidikan yang profesional tampak dari unjuk
kerjanya sebagai pengawas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
me-nampilkan prestasi kerja atau performance hasil kerja yang baik, serta berdampak
pada peningkatan prestasi dan mutu sekolah binaannya. Dalam MBS misalnya,
kinerja pengawas tentunya juga akan nampak secara tidak langsung dalam
mengupayakan bagaimana kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam
(19)
yang tersedia, terwujudkannya visi, misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Bagaimana
kemampuan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah mampu mengambil
inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.Kinerja pengawas satuan
pendidikan juga tampak dampaknya pada bagaimana guru menerapkan PAKEM
(pembelajaran siswa yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), bagaimana
pemahaman guru tentang implikasi dari implementasi MBS, penilaian portofolio
dalam penilaian. Selain itu kinerja pengawas satuan pendidikan juga berkaitan
dengan kiprah dan keberadaan komite sekolah dan peran serta orang tua dan
masyarakat dalam pendidikan.
Program kepengawasan disekolah dapat berjalan dengan efektif dan
efisien jika pengawas memahami dengan baik dan benar konsep dasar, tujuan,
fungsi, tugas, kompetensi kepengawasan. Pengawas dalam menjalankan perannya
diharapkan memiliki kecermatan dalam melihat kondisi sekolah, memiliki
program perencanaan kepengawasan, kemampuan melaksanakan kompetensi
supervisi akademik dan manajerial serta kemampuan berkomunikasi yang baik
dengan setiap individu di sekolah.
Salah satu bidang tugas supervisor adalah atau pengawas pendidikan
adalah pengembangan kurikulum dan program pembelajaran. Peran supervisor
membimbing guru mengaharuskan pengawasas menguasai konsep-konsep dan
teori pengembangan kurikulum. Dari peran tersebut pengawas harus memiliki
kompetensi dalam melakukan supervisi akademik, karena setiap saat pengawas
(20)
Kompetensi supervisi akademik adalah kemampuan pengawas sekolah
dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru
dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya,
agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. Kompetensi supervisi
akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses
pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam
proses pembelajaran, yang terdiri dar materi pokok dalam proses pembelajaran,
penyusunan silabus dan RPP, pemilihan trategi/metode/teknik pembelajaran,
penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses
dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Dalam melaksanakan
supervisi akademik kepala sekolah dan pengawas sekolah memerlukan
teknik-teknik yang jitu dan efektif agar kegiatan supervisi mampu mencapai tujuanyang
diharapkan dan mampu meningkatkan kualitas mengajar guru. Teknik supervisi
yang digunakan akan selalu memperhatikan dan terkait banyaknya guru dan
variasi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru yang dibimbing.
Pengawas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan memadai dapat
menyelesaikan berbagai masalah di lapangan. Masalah komunikasi antara lain
disebabkan oleh pola birokrasi dan hubungan yang kaku sehingga tidak
terpelihara situasi sesuai harapan pengawas maupun pihak-pihak yang disupervisi.
Keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi akan sangat menentukan bagaimana
pengembangan kualitas pendidikan oleh pengawas sekolah. Terutama dalam
membentuk jaringan kemitraan dengan share/stake holder dan tim kerjasama
(21)
menguntungkan yang dilayani oleh anggota tim kerjasama yang saling melayani,
sudah pasti akan memperlancar pengembangan kualitas pendidikan.
Komunikasi merupakan sarana untuk berbagi pemikiran, perasaan dan
sumber daya. Jika kondisi ini tidak didukung oleh sikap berkomunikasi yang tidak
komunikatif, maka yang akan segera terjadi hanyalah ketidaksepakatan dan
kesalahpemahaman. Oleh karena itu berhati-hatilah ketika komunikator
(pengawas) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (guru), usahakan guru
sebagai komunikan memahami benar pesan yang disampaikan tersebut dan
bagaimana komunikator harus membuat guru tertarik dan berminat untuk
mendegarkan dengan baik pesan yang disampaikan. Oleh karena itu dalam
melakukan komunikasi dibutuhkan sikap yang harmonis dan empati dari
komunikator kepada komunikan.
Sikap berkomunikasi pengawas sangat dibutuhkan bahkan menjadi
prioritas yang utama dalam mempermudah pencapaian tujuan. Sikap
berkomunikasi inilah yang dapat menentukan dan mengkondisikan suasana atau
iklim kerja yang kondusif, harmonis dan menggembirakan penuh dengan rasa
kekeluargaan. Sikap berkomunikasi yang dapat meningkatkan kinerja pengawas
adalah komunikasi yang mengutamakan penyampaian pesan dengan interprestasi
yang sama dan adanya rasa saling menghargai dan menghormati dari
informasi-informasi yang disampaikan oleh siapa saja tidak ada diskriminasi informasi-informasi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12-13 Maret
2010 di Auditorium Unimed saat pelaksanaan Seminar Supervisi Klinis dengan
(22)
Negeri 1 dan 2 Percut Sei Tuan, SMP Negeri 1 Hamparan Perak, banyak
ditemukan permasalahan yang terjadi di lapangan yang berhubungan dengan
pengawas, diantaranya: (1) terbatasnya kemampuan sebahagian pengawas
mengenai supervisi; (2) komunikasi yang tidak sejalan antara pengawas dan guru,
(3) pengawas kurang terjadwal dalam melakukan kegiatan kepengawasan; (4)
sistem pengawasan yang dilakukan para pengawas tidak sesuai dengan tidak
tersusun dengan baik; (5) pelaksanaan pengawas yang dilakukan pengawas di
setiap sekolah tidak efektif; (6) implikasi sistem pengawasan tersebut berpengaruh
buruk terhadap mutu proses pembelajaran.
Hal di atas menjadi indikasi bahwa pengetahuan pengawas tentang
supervisi rendah. Selain itu sikap berkomunikasi pengawas dalam menerima guru
kurang komunikatif. Guru tidak proaktif dalam merespon kehadiran pengawas,
karena kegiatan pengawas hanya cenderung mencari-cari kesalahan, bukan
membantu penyelesaian masalah yang dihadapi guru atau sekolah. Berdasarkan
realita di atas maka direncanakan penelitan untuk mengkaji lebih dalam tentang
Hubungan Kompetensi Supervisi Akademik dan Sikap Berkomunikasi Dengan
Kinerja Pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang mempengaruhi
kinerja pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. Secara umum
dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu: (1) Apakah kemampuan supervisi
akademik yang dapat meningkatkan kinerja pengawas (2) Apakah supervisi yang
(23)
gaya kepemimpinan dengan kinerja pengawas (4) Bagaimana Kemampuam
Pengawas tentang Supervisi Akademik (5) Bagaimana cara meningkatkan kinerja
pengawas (6) Bagaimana sikap pengawas terhadap bawahannya (7) Bagaimana
Hubungan Kompetensi Supervisi Akademik terhadap Kinerja Pengawas (8)
Bagaimana Hubungan Sikap Berkomunikasi dengan Kinerja Pengawas (9)
Usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan pengawas untuk meningkatkan kinerja
pengawas
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat berbagai masalah yang
berkaitan dengan kinerja pengawas. Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah,
maka penelitian ini hanya dibatasi pada kompetensi supervisi akademik, sikap
berkomunikasi dan kinerja pengawas. Kompetensi supervisi akademik merupakan
variabel bebas kesatu (X1), Sikap Berkomunikasi adalah variabel bebas kedua
(X2), sedangkan Kinerja Pengawas merupakan Variabel terikatnya (Y).
D. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi supervisi
akademik dengan kinerja pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli
Serdang?
2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara Sikap
Berkomunikasi dengan Kinerja Pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten
(24)
3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi supervisi
akademik dan Sikap Berkomunikasi secara bersama-sama dengan Kinerja
pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah.
1. Mengetahui hubungan positif yang signifikan antara kompetensi supervisi
akademik dengan kinerja pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli
Serdang.
2. Mengetahui hubungan positif yang signifikan antara sikap berkomunikasi
dengan Kinerja Pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
3. Mengetahui Hubungan positif yang signifikan antara Kompetensi Supervisi
akademik dan Sikap Berkomunikasi secara bersama-sama dengan Kinerja
pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun
secara praktis. Manfaat teoritis yaitu mengembangkan khasanah pengetahuan
tentang kinerja pengawas pendidikan sesuai dengan kompetensi supervisi
akademik dan sikap komunikasi. Selanjutnya secara praktis penelitian ini
bermanfaat: (1) Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dalam
merumuskan kebijakan tentang berbagai upaya peningkatan kinerja pengawas
(25)
kinerjanya, (3) Bagi Kepala Sekolah memberi informasi tentang pentingnya
kinerja pengawas dalam memberikan masukan untuk memanajemen sekolah yang
(26)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka
simpulan penelitian adalah:
1. Terdapat kecenderungan yang sedang pada variabel kompetensi supervisi
akademik, terdapat kecenderungan yang tinggi pada variabel sikap
berkomunikasi, dan terdapat kecenderungan yang sedang pada variabel kinerja
pengawas.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi supervisi
akademik dengan kinerja pengawas. Artinya semakin tinggi dan positif
kompetensi supervisi akademik i maka semakin tinggi dan positif pula kinerja
pengawas di Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang dengan memberikan
sumbangan yang efektif sebesar 11,455%. Hal ini diartikan bahwa variasi
yang terjadi pada variabel kompetensi supervisi akademik sebesar 11,455%
dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja pengawas.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap berkomunikasi dengan
kinerja pengawas. Artinya semakin tinggi dan positif sikap berkomunikasi
maka semakin tinggi dan positif pula kinerja pengawas dengan memberikan
(27)
variasi yang terjadi pada variabel sikap berkomunikasi sebesar 17,341% dapat
diprediksi dalam meningkatkan kinerja pengawas.
4. Terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara
kompetensi supervisi akademik dan sikap berkomunikasi dengan kinerja
pengawas. Artinya semakin tinggi dan positif kompetensi supervisi akademik
dan kinerja pengawas maka semakin tinggi dan positif pula kinerja pengawas
dengan memberikan sumbangan efektif sebesar 28,769%. Hal ini bermakna
bahwa 28,769% dari variasi yang terjadi kinerja pengawas dapat diprediksi
oleh kedua variabel bebas tersebut. Dengan kata lain, kompetensi supervisi
akademik dan sikap berkomunikasi secara bersama-sama dapat meningkatkan
kinerja pengawas.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik
dan sikap berkomunikasi mempunyai hubungan positif dan signifikan baik
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan kinerja pengawas.
Adanya hubungan tersebut berimplikasi sebagai berikut.
1. Hasil uji kecenderungan terlihat bahwa masih kurang dan lemahnya
kompetensi supervisi akademik yaitu 30,508%. berada pada kategori kurang.
Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kompetensi supervisi
akademik adalah salah satu elemen penting yang harus dimiliki pengawas
untuk meningkatkan performa kinerjanya. Karena melalui kompetensi
(28)
dan fungsi dalam menjalankan tugas-tugas kepengawasan. Dengan demikian
konsekuensinya apabila kompetensi supervisi akademik yang kurang baik atau
tidak baik sama sekali maka tentu pula pelaksanaan peranan dan tugas
pengawas akan kurang efektif dan berjalan tidak maksimal. Demikian pula
sebaliknya apabila pengawas memiliki kompetensi yang memadai terhadap
supervisi maka tentunya program-program kerja yang berkaitan peningkatan
kinerja pengawas akan efektif. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi supervisi akademik agar kinerja pengawas dapat meningkat dapat
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang yaitu pembinaan
secara intensif kepada pengawas. Upaya pembinaan dapat dilakukan dengan
mengadakan rapat koordinasi, memberikan kesempatan kepada pengawas
mengikuti pelatihan struktural kepengawasan. Untuk itu konsekuensinya
Dinas Pendidikan harus proaktif untuk terus berkesinambungan memantau
perkembangan performa kompetensi supervisi akademik dari pengawas.
2. Hasil uji kecenderungan terlihat bahwa sikap berkomunikasi sebesar 49,15%
berada pada kategori sedang. Oleh karena itu menjadi penting untuk dijadikan
referensi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang untuk mengambil
kebijakan dengan rutin melakukan pelatihan komunikasi yang baik. Walaupun
selama ini Dinas Pendidikan telah melakukan rapat-rapat koordinasi dalam
membina pengawas, dalam pelaksanaannya masih bersifat struktural yaitu
hanya terbatas dalam penyampaian peraturan-peraturan yang berkenaan
dengan kerja pengawas, belum fokus dalam hal pembinaan sikap
(29)
pengawas banyak berhubungan dengan kepala sekolah dan guru sehingga
pengawas dituntut untuk memiliki sikap berkomunikasi yang dilakukan
hendaklah mencakup lebih luas lagi yang mencakup interaksi dengan kepala
sekolah dan guru. Melalui pembinaan dan pelatihan komunikasi yang
dilakukan Dinas Pendidikan tersebut diharapkan masalah-masalah yang
berkenaan dengan temuan penelitian ini yang berkaitan dengan sikap
berkomunikasi pada aspek orientasi masalah dan pemahaman yang sama
tentu akan teratasi. Setelah sikap berkomunikasi yang ditingkatkan melalui
rapat koordinasi dan pelatihan komunikasi tercapai maka untuk meningkatkan
performa kinerja pengawas.
3. Adanya hubungan positif dan signifikan kompetensi supervisi akademik dan
sikap berkomunikasi secara bersama-sama terhadap kinerja pengawas. Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi supervisi akademik dan sikap berkomunikasi
merupakan hal yang urgen di dalam meningkatkan kinerja pengawas, seperti
halnya dalam penelitian ini apabila kompetensi supervisi akademik dan sikap
berkomunikasi tidak berjalan efektif atau rendah maka tentunya kinerja
pengawas juga rendah. Sebaliknya apabila pengetahuan supervisi dan sikap
berkomunikasi efektif atau tinggi maka tentunya kinerja pengawas akan
semakin tinggi pula.
4. Konsekuensi keterkaitan kompetensi supervisi akademik dan sikap
berkomunikasi secara bersama-sama dengan kinerja pengawas, maka Dinas
Pendidikan Kabupaten Deli Serdang agar selalu melakukan komunikasi yang
(30)
Pendidikan dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik dan sikap
berkomunikasi pengawas melalui program-program pengkaderan yang jelas
dan terarah tujuannya. Di lain pihak juga pengawas secara individual agar
selalu meningkatkan kemampuannya dengan meningkatkan kompetensi
supervisi akademik dan sikap berkomunikasinya melalui mengikuti mandiri
dengan membaca buku-buku, mengikuti secara maksimal kegiatan pembinaan
dan pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan yang terpenting
adalah berinteraksi dengan kepala sekolah dan guru secara kontiniu.
5. Setelah melaksanakan penelitian ini, maka dapat diketahui cara untuk
memperbaiki kinerja pengawas yaitu dengan memperkuat kemampuan
pengawas dalam supervisi akademik terutama penguasaan terhadap metode
pempelajaran, menentukan perangkat pembelajaran. Kemampuan pengawas
dalam berkomunikasi sehingga terjalin hubungan yang efektif dengan personil
yang ada di sekolah.
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang untuk memberikan
pembinaan secara kontiniu melalui rapat koordinasi dengan pengawas dan
juga memberikan kesempatan kepada penngawas untuk mengikuti
pelatihan struktural kepengawasan.
2. Dalam rangka meningkatkan kinerja pengawas, maka hendaknya
(31)
dilaksanakan Dinas Pendidikan agar tumbuh motivasi untuk berkarya dan
bekerja secara maksimal dari pengawas.
3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya
yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan
(32)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
(2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rieneka Cipta
(2000). Materi Pelatihan Untuk Supervisi Akademik dan Akreditasi, Jakarta : Depag RI
(2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., Jakarta : Rieneka Cipta
Anshari, (1982). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Azwar, Saifuddin. (2008). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
______________. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cut Zurnali, (2010), "Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan, Bandung, Unpad Press,
Depatemen Agama, RI. (2000). Pedoman Pengembanagn Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pedoman Pokok Pembinaan Kesiswaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Wawasan
Wiyatamandala. Ttp. : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Kesiswaan.
Gondokusumo, (1980). Komunikasi Penugasan. Jakarta : Gunung Agung.
Handoko, Hani. (2000). Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : Gunung Agung.
Hanafi, Abdillah. (1984). Memahami Komunikasi Antar Manusia. Surabaya: Usaha Nasional.
Handayani, (2008). ”Kontribusi Pengawasan Internal dan Pengawasan Eksternal Terhadap Kinerja Sekolah di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai .”
(33)
Indrawan, WS. (1999). Kamus Ilmiah. Surabaya : Cipta Media.
Irianto, Agus. (2008). Statistik, Konsep dan Apikasinya . Jakarta : Kencana.
Jhonson, C.E. (1978). Answer to Some Basic Questions About Teacher and CBTE.
Atlanta : Georgia University.
Krech, Cruthfield. & Ballachey. (1982). Indivdual in Society. Tokyo : McGraw Hill Company.
Kertonegoro, Sentanoe. (1983). Manajemen Organisasi. Jakarta : Widya Press.
Kartini, Kartono, dan Gulo, D. (1997). Kamus Psikologi, Bandung, Pioner Jaya.
Liliweri, Alo. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajaran.
Moenir, H.A.S. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad, Arni. (2002). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Moekijat, (2003). Manajemen Kepegawaian. Bandung : Mandar Maju.
Mar’at, (1981). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia.
Nana Sudjana (19966). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Neagley, Ross. L & Evan, N. Dean. (1980). Effective Supervision of Instruction.
New Jersey : Prentice Hall
Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rieneka Cipta.
Purwanto, Ngalim.M. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rosmini, (2004). ”Kontribusi Intensitas Komunikasi Dalam Penugasan dan Imbalan Non Materi Terhadap Sikap Tanggungjawab Pegawai Administrasi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.” Tesis,
Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Rasyidin, dan Mardianto. (1993). Filsafat Ilmu. Medan : IAIN Sumatera Utara.
Robbins, Stepphen, P. (1996). Prilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi, Aplikasi, diterjemahkahkan Pujaatmaka. Jakarta : Prenhalindo
(34)
Ruky, Achmad, S. (2002). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sagala, S. (2007). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung : Alfabeta .
Syafaruddin, 2003. Pengantar Filsafat Ilmu. Medan : IAIN Sumatera Utara.
Surasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Suyono, (2011). ”Hubungan Kualifikasi Akademik dan Kemampuan Supervisi Pengawas Dengan Kinerja Kepala Sekolah Di Kabupaten Deli Serdang.”
Tesis, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan..
Sahertian, Piet. A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Soejadi, F.X. 1996. Organisasi dan Methods Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Syafri, Sofyan, 1996. Manajemen Konterporer. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang. P. 1995. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Prilaku Organisasi. Jakarta : Gunung Agung.
__________________. 1988. Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta : Quantum Teaching.
Scoot, W.G. 1962. Human Relation In Management Behavior. Science Approach, Illions, Hoemwood.
Tim Instruktur, (2009). Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bidang
Diklat Pengawas Olah Raga dan Seni Budaya SMP/SMA/SMK. Medan :
Universitas Negeri Medan
Umar, Husein. 2001. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Widjaja, A.W. 1987. Komunikasi Administrasi Organisasi dan Manajemen Dalam Pembangunan. Jakarta : Bina Aksara.
(35)
Wahjosumidjo, 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yusuf, A. dkk. 2002. Pedoman Pengawasan Untuk Madrasah dan Sekolah Umum. Jakarta : Mekar Jaya.
(1)
Pendidikan dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik dan sikap berkomunikasi pengawas melalui program-program pengkaderan yang jelas dan terarah tujuannya. Di lain pihak juga pengawas secara individual agar selalu meningkatkan kemampuannya dengan meningkatkan kompetensi supervisi akademik dan sikap berkomunikasinya melalui mengikuti mandiri dengan membaca buku-buku, mengikuti secara maksimal kegiatan pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan dan yang terpenting adalah berinteraksi dengan kepala sekolah dan guru secara kontiniu.
5. Setelah melaksanakan penelitian ini, maka dapat diketahui cara untuk memperbaiki kinerja pengawas yaitu dengan memperkuat kemampuan pengawas dalam supervisi akademik terutama penguasaan terhadap metode pempelajaran, menentukan perangkat pembelajaran. Kemampuan pengawas dalam berkomunikasi sehingga terjalin hubungan yang efektif dengan personil yang ada di sekolah.
C. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang untuk memberikan pembinaan secara kontiniu melalui rapat koordinasi dengan pengawas dan juga memberikan kesempatan kepada penngawas untuk mengikuti pelatihan struktural kepengawasan.
2. Dalam rangka meningkatkan kinerja pengawas, maka hendaknya pengawas diberdayakan potensinya dalam berbagai kegiatan yang
(2)
dilaksanakan Dinas Pendidikan agar tumbuh motivasi untuk berkarya dan bekerja secara maksimal dari pengawas.
3. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindak lanjuti khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel berbeda yang turut memberikan sumbangan terhadap kinerja pengawas.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
(2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rieneka Cipta
(2000). Materi Pelatihan Untuk Supervisi Akademik dan Akreditasi, Jakarta : Depag RI
(2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., Jakarta : Rieneka Cipta
Anshari, (1982). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional
Azwar, Saifuddin. (2008). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. ______________. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi 2,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Cut Zurnali, (2010), "Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan, Bandung, Unpad Press,
Depatemen Agama, RI. (2000). Pedoman Pengembanagn Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pedoman Pokok Pembinaan Kesiswaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Wawasan
Wiyatamandala. Ttp. : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Kesiswaan.
Gondokusumo, (1980). Komunikasi Penugasan. Jakarta : Gunung Agung. Handoko, Hani. (2000). Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : Gunung Agung.
Hanafi, Abdillah. (1984). Memahami Komunikasi Antar Manusia. Surabaya: Usaha Nasional.
Handayani, (2008). ”Kontribusi Pengawasan Internal dan Pengawasan Eksternal Terhadap Kinerja Sekolah di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai .” Tesis, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
(4)
Indrawan, WS. (1999). Kamus Ilmiah. Surabaya : Cipta Media.
Irianto, Agus. (2008). Statistik, Konsep dan Apikasinya . Jakarta : Kencana.
Jhonson, C.E. (1978). Answer to Some Basic Questions About Teacher and CBTE. Atlanta : Georgia University.
Krech, Cruthfield. & Ballachey. (1982). Indivdual in Society. Tokyo : McGraw Hill Company.
Kertonegoro, Sentanoe. (1983). Manajemen Organisasi. Jakarta : Widya Press. Kartini, Kartono, dan Gulo, D. (1997). Kamus Psikologi, Bandung, Pioner Jaya. Liliweri, Alo. (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajaran.
Moenir, H.A.S. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad, Arni. (2002). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Moekijat, (2003). Manajemen Kepegawaian. Bandung : Mandar Maju.
Mar’at, (1981). Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia. Nana Sudjana (19966). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru
Neagley, Ross. L & Evan, N. Dean. (1980). Effective Supervision of Instruction. New Jersey : Prentice Hall
Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rieneka Cipta. Purwanto, Ngalim.M. (1987). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Rosmini, (2004). ”Kontribusi Intensitas Komunikasi Dalam Penugasan dan Imbalan Non Materi Terhadap Sikap Tanggungjawab Pegawai
Administrasi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.” Tesis,
Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Rasyidin, dan Mardianto. (1993). Filsafat Ilmu. Medan : IAIN Sumatera Utara. Robbins, Stepphen, P. (1996). Prilaku Organisasi : Konsep, Kontraversi,
(5)
Ruky, Achmad, S. (2002). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sagala, S. (2007). Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta
.
Syafaruddin, 2003. Pengantar Filsafat Ilmu. Medan : IAIN Sumatera Utara. Surasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
Suyono, (2011). ”Hubungan Kualifikasi Akademik dan Kemampuan Supervisi Pengawas Dengan Kinerja Kepala Sekolah Di Kabupaten Deli Serdang.” Tesis, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan..
Sahertian, Piet. A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Soejadi, F.X. 1996. Organisasi dan Methods Penunjang Berhasilnya Proses
Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Syafri, Sofyan, 1996. Manajemen Konterporer. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang. P. 1995. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Prilaku
Organisasi. Jakarta : Gunung Agung.
__________________. 1988. Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Jakarta :
Quantum Teaching.
Scoot, W.G. 1962. Human Relation In Management Behavior. Science Approach, Illions, Hoemwood.
Tim Instruktur, (2009). Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Bidang Diklat Pengawas Olah Raga dan Seni Budaya SMP/SMA/SMK. Medan : Universitas Negeri Medan
Umar, Husein. 2001. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Widjaja, A.W. 1987. Komunikasi Administrasi Organisasi dan Manajemen Dalam Pembangunan. Jakarta : Bina Aksara.
(6)
Wahjosumidjo, 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yusuf, A. dkk. 2002. Pedoman Pengawasan Untuk Madrasah dan Sekolah Umum. Jakarta : Mekar Jaya.