PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (8)
2 Percik
Juli 2005
Kredit Mikro Sanitasi
Bagi Si Kecil
KARIKATUR: WWW.RUDIKOZ.COM
Warga Umbulmartani boleh
D yang difasilitasi oleh LSM [e] Founda- tertentu kepada peminjam yang tidak
esa yang terletak di Ke-
mulai Rp 750 ribu sampai Rp 1,275 juta.
sedikit lega. Kebiasaan Pengembaliannya dilakukan dengan ang-
camatan Ngemplak, Ka-
bupaten Sleman, DIY ini
suran selama 10-24 bulan. Pinjaman itu
buang air besar (BAB)
berubah berkat adanya
juga dikenakan bunga 1,5 persen per bu-
di sungai-biasa disebut
bantuan dari Bank Dunia
lan dan pengelola memberikan sanksi
WC panjang-dan di kebun
tion. Nilainya tak terlalu besar hanya Rp.
menepati waktu angsuran. Sanksi itu be-
kosong mulai
15,3 juta. Namun bantuan itu mampu
rupa denda sebesar 5 persen dari bunga
berkurang drastis.
menggerakkan masyarakat untuk meng-
pinjaman.
Ini karena warga mulai Dana yang dipinjam tidak boleh digu-
ubah hidupnya untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat.
nakan untuk keperluan lain, kecuali
memiliki jamban keluarga
Hibah Bank Dunia itu kemudian dija-
membangun atau memperbaiki jamban
kendati sangat sederhana
dikan dana bergulir yang bisa dipinjam
sehat. Kriteria jamban sehat adalah ter-
awal tahun ini. tutup, tetapi memiliki ventilasi udara,
warga untuk membangun atau memper-
baiki jamban keluarga. Program itu di-
tidak berbau, berlantai dan memiliki
beri nama "Kredit Jamban Sehat". Besar
saluran air, jarak tangki septik minimal
pinjaman bagi setiap KK ditetapkan
10 meter dari sumur, dan di jamban itu
Percik 3
Juli 2005
FOTO: MUJIYANTO
tersedia air. Pada Agustus 2002 hibah Bank Dunia bisa digunakan membangun atau mem- perbaiki 12 jamban keluarga. Pada Februari 2005 jumlahnya melonjak men- jadi 40 jamban keluarga.
Lurah Desa Umbulmartani Atok Triyudianta, menjelaskan diperkirakan masih ada sekitar 30 persen warganya yang belum memiliki jamban sehat. Kalau dana yang digunakan untuk mem- bantu warga hanya berasal dari Bank Dunia, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mewujudkan jamban sehat di desanya. Akhirnya, desa mencari ban- tuan ke PT Ford Motor Indonesia (FMI) yang mempunyai dana hibah dalam upa- ya melestarikan lingkungan.
Warga memanfaatkan sungai seperti ini untuk buang air.
FMI memberikan hibah sekitar Rp 41 juta yang penyerahannya dilakukan secara bertahap mulai Mei 2004. Sampai
memadai, termasuk tidak tersedia cukup Februari 2005, jumlah bantuan yang
di kawasan perkotaan dan perdesaan di
banyak instalasi pengolah limbah tinja. sudah disalurkan mencapai Rp 20,7 juta.
Indonesia. Sampai dengan tahun 2002,
Kondisi ini merupakan salah satu sumber Dengan adanya hibah baru ini, jumlah
penduduk Indonesia yang mempunyai
pencemaran lingkungan, baik terhadap pinjaman kepada warga bisa ditingkatkan
akses terhadap sarana sanitasi dasar yang
air tanah maupun sungai yang meru- menjadi maksimal Rp 1,5 juta per KK.
memadai yaitu jamban yang dilengkapi
pakan sumber utama air baku PDAM. Dengan dana tersebut, pada Mei 2004
cubluk atau tangki septik, baru mencapai
63,5 persen. Proporsi di perdesaan relatif
sudah ada tambahan 11 jamban sehat dan
lebih rendah, hanya berkisar 52,2 persen,
Kondisi Global
sampai Februari 2005, jumlahnya ber-
Sidang Umum PBB pada September tambah lagi menjadi 15 jamban sehat. Se-
sementara di perkotaan telah mencapai
2000 menetapkan Millennium Develop- lain membangun jamban, sebagian bunga
77,5 persen.
ment Goals (MDGs) sebagai target bagi pinjaman dana bergulir juga digunakan
Angka tersebut hanya menunjukkan
komunitas global untuk mengurangi meningkatkan gizi balita melalui pro-
proporsi yang tersedia tetapi tanpa mem-
kemiskinan dan meningkatkan kesehatan gram pemberian makanan tambahan da-
bedakan kualitasnya. Karenanya data di
dan kesejahteraan seluruh penduduk. lam kegiatan pos pelayanan terpadu
atas ditengarai belum menunjukkan kon-
Dua tahun berikutnya, dalam the World (posyandu).
disi yang sebenarnya. Kondisi nyata
Summit on Sustainable Development di "Kalau program pembuatan jamban
mungkin lebih buruk dari itu. Diper-
Johannesburg, PBB menegaskan kembali sehat dan perbaikan gizi balita bisa terus
kirakan banyak sarana sanitasi dasar
MDGs dan menambahkan target khusus bergulir, kami memiliki angan-angan
yang ada saat ini sudah tidak dapat diper-
tentang sanitasi dan higinitas. Umbulmartani menjadi sehat, Yogyakar-
gunakan lagi dan kurang memenuhi per-
Data tahun 2000 menunjukkan 2,4 ta sehat, dan Indonesia pun sehat," ujar
syaratan kesehatan dan lingkungan.
milyar manusia tak memiliki akses yang Heny Kusharyati, penggerak PKK Um-
Sebagai ilustrasi di daerah perkotaan
baik ke sanitasi. Sebanyak 81 persen di bulmartani yang juga istri Atok Triyu-
lokasi tangki septik hanya berjarak
antaranya berada di desa. Selain itu 1,1 dianta.
kurang 10 meter dari lokasi sumber air.
Diperkirakan 73 persen rumah tangga
milyar manusia tak memiliki akses ke
perkotaan mempunyai sanitasi setempat
sumber air. Sebanyak 86 persen berada
Kondisi Indonesia
di desa. Kedua kelompok ini tergolong Apa yang terjadi di Umbulmartani
(on-site sanitation), sebagian besar da-
masyarakat miskin yang tersebar di setidaknya bisa menggambarkan-kendati
lam bentuk septik tank yang tidak ber-
perdesaan dan perkotaan. Kondisi akses tidak sepenuhnya-kondisi sanitasi dasar
fungsi baik. Sementara di lain pihak, sis-
tem pembuangan air limbah tidak cukup
ke air minum dan sanitasi yang buruk ini
4 Percik
Juli 2005 Juli 2005
Pada tahun 2015 jumlah penduduk dunia diperkirakan 7 miliar. Sebagian besar pertambahan penduduk terjadi di negara berkembang. Peningkatan itu akan menambah jumlah penduduk yang belum mempunyai akses terhadap sani- tasi yang memadai menjadi 3,4 miliar pada tahun 2015. WHO memperkirakan setiap tahun sebanyak 150 juta tambahan penduduk yang harus mendapatkan akses terhadap sanitasi.
Terpenuhikah target tersebut? Ini pertanyaan sekaligus tantangan yang harus dijawab. Soalnya diakui atau tidak membangun sarana sanitasi yang mema- dai memang tidak mudah. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala. Di anta- ranya masalah budaya, dana, dan keti- dakpedulian. Warga masyarakat di ba- nyak negara miskin dan berkembang memiliki kebiasaan buang air besar di sungai, kebun, sawah, dan tempat terbu- ka lainnya tanpa merasa itu suatu tin- dakan yang salah. Ada pula yang tak mau membangun jamban/WC karena tidak memiliki cukup uang. Sebagian lain tidak peduli terhadap masalah sanitasi dan menganggap ini bukan urusannya tetapi urusan pemerintah.
Oleh karena itu, dalam kondisi seper- ti sekarang-dengan kemampuan ke- uangan pemerintah dan masyarakat yang terbatas-target MDGs baru akan tercapai pada tahun 2025. Tanpa kemauan politis dan komitmen nyata, target tersebut tidak akan tercapai. Tantangan Indonesia yaitu bagaimana agar keberhasilan mem- promosikan target air minum dan sani-
tasi di tingkat internasional dapat juga menjangkau dan menyebar di seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di Indonesia dengan kemampuan pembi- ayaan yang terbatas seperti saat ini.
Pembiayaan Mikro
Tantangan pembiayaan telah mem- bayangi pembangunan sanitasi di dunia. Saat ini pembiayaan yang dikeluarkan untuk pengolahan air limbah di dunia mencapai 14 juta dolar Amerika per tahun. Sementara masih dibutuhkan tambahan sebesar 56 juta dolar Amerika jika target MDGs ingin dicapai.
Di sisi lain, laju pertumbuhan pen- duduk tak sebanding dengan laju pertam- bahan sanitasi dasar berupa jamban. Terjadi kesenjangan antara keduanya. Oleh karena itu, perlu ada upaya pen- dekatan baru yang memungkinkan pe- ningkatan laju pertambahan sarana sani-
tasi dasar, paling tidak mendekati laju pertumbuhan penduduk.
Model pembiayaan lama seperti sub- sidi dan hibah untuk memperluas cakup- an layanan sanitasi oleh beberapa kalang- an dinilai tak tepat lagi untuk kondisi saat ini. Selain karena keterbatasan dana pemerintah, kelompok 'antisubsidi' me- mandang subsidi bermasalah pada tiga hal yakni (i) Desain untuk subsidi sulit, karena subsidi membutuhkan data-data masyarakat mengenai kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar, mekanisme paling sesuai untuk menya- lurkan, merumuskan keuntungan sosial dan manfaat kesehatan bagi masyarakat; (ii) Penyaluran subsidi banyak tantang- annya; dan (iii) Subsidi cenderung ter- henti dan tidak berkelanjutan. Namun demikian, subsidi memang tak bisa diha- puskan sama sekali di sektor ini. Yang mungkin dilakukan yaitu meminimalkan- nya karena sektor ini merupakan bagian dari kewajiban pemerintah menyejahte- rakan rakyat.
Muncullah berbagai terobosan untuk bisa mengembangkan pembiayaan bagi sarana sanitasi dasar ini. Salah satunya dengan model pembiayaan mikro (micro- finance). Langkah ini dianggap sebagai ujung tombak dalam pengentasan kemis- kinan dan telah mendapat pengakuan se- cara internasional. Pengakuan tersebut tercermin dalam keputusan Sidang Majelis Umum PBB ke-53 (tahun 1998) yang menetapkan tahun 2005 sebagai Tahun Kredit Mikro Internasional. Di- lanjutkan dengan Launching Internati- onal Year of Microcredit 2005, di Markas Besar PBB, New York, oleh Sekjen PBB Kofi Annan, 18 November 2004.
Pencanangan tersebut diharapkan akan dapat mendorong program pember- dayaan keuangan mikro dan usaha mikro yang berkelanjutan, dalam rangka pe- ningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Saat itu Sekjen PBB menyerukan agar seluruh pemerin- tah, lembaga keuangan, dan lembaga
1,8 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare-terma- suk kolera; 90 persen di antaranya anak-anak di bawah 5 tahun, ter- banyak di negara-negara berkem- bang.
88 persen dari penyakit diare itu disebabkan penggunaan air minum yang tak terlindungi, sanitasi dan kebersihan yang tak layak. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat bisa mengurangi tingkat kematian akibat diare sebanyak 21 persen Peningkatan sanitasi mengurangi kematian akibat diare sebesar 37,5 persen Mencuci tangan pada waktu dibu- tuhkan dapat mengurangi kasus diare lebih dari 35 persen Perbaikan kualitas air minum seper- ti memberikan disinfektan bisa mengurangi episode diare 45 persen.
Diare di Dunia
Percik 5
Juli 2005 Juli 2005
mikro untuk lebih menjangkau kaum miskin.
Dalam peluncuran itu, para pem- bicara sepakat bahwa microfinance me- rupakan salah satu inovasi yang paling berhasil dalam pembangunan sosial ekonomi serta memiliki konstribusi yang penting dalam pencapaian Millennium Development Goals (MDGs). Untuk men- capai tujuan tersebut telah teridentifikasi berbagai hal yang perlu dilakukan antara lain pelatihan dan peningkatan kapasitas, promosi kredit mikro, keterlibatan sektor swasta, serta penyempurnaan peraturan perundangan sehingga dapat mendukung pengembangan sektor keuangan mikro.
Di Indonesia, Presiden Susilo Bam-
Cubluk terbuka banyak dimiliki warga desa
bang Yudhoyono telah mencanangkan Tahun Keuangan Mikro Indonesia 2005
kehidupan. Padahal dari berbagai fakta di pada 26 Februari 2005 lalu. Langkah ini
Indonesia sendiri pernah mencobanya
lapangan, termasuk di negara-negara dinilai positif terhadap peranan Lem-
pada tahun 1993 yang dilaksanakan oleh
Afrika dan Asia, masyarakat miskin yang baga Keuangan Mikro (LKM) atau micro-
Yayasan Dian Desa di Yogyakarta.
mendapat fasilitas pembiayaan mikro finance, sebagai unsur penting dalam
Pengalaman WaterAid di Nafadji sejak
dan tabungan dapat membayar pinjaman membantu pengembangan usaha mikro,
2001 bekerja sama dengan LSM lokal
kredit mereka dengan baik. kecil, dan menengah.
JIGI dengan membangun sarana air dan
Hal ini bisa dicapai dengan mende- Memang disadari bukan cara yang
sanitasi, menunjukkan penyaluran kredit
sain metodologi peminjaman, produk mudah membiayai sanitasi bagi ma-
khusus sanitasi mampu mengurangi
pinjaman yang inovatif, menyederha- syarakat berpenghasilan rendah/miskin.
prevalensi penyakit yang berhubungan
nakan prosedur peminjaman, mengada- Ini sangat berbeda dengan penyeleng-
dengan polusi air dan memperbaiki kua-
kan kontak langsung secara regular de- garaan air bersih/minum yang lebih
litas air minum.
ngan klien, dan menerapkan suku bunga mudah karena air adalah kebutuhan
Hanya saja keberhasilan setiap
pasar-bagi yang menginginkan. Dan per- dasar sekaligus bisa menjadi sumber pen-
proyek tersebut tidak dapat diterapkan
lu diingat bahwa kredit tidak dimaksud- dapatan jika digunakan untuk kegiatan
secara universal. Tapi ada pembelajaran
kan untuk mempercepat keberhasilan produktif misalnya mencuci pakaian dan
yang bisa diambil dari sana dan kemudi-
pembangunan sarana sanitasi. Kredit mengairi tanaman. Penyelenggaraan sa-
an diterapkan sesuai dengan kondisi dan
hanyalah salah satu investasi bagi rumah nitasi lebih sulit karena hasilnya tidak
kemampuan yang ada. Yang terpenting
tangga yang mungkin bagi masyarakat segera terlihat secara langsung. Tak
adalah adanya kepedulian dan pemecah-
untuk membelanjakan pendapatannya heran bila banyak literatur pembiayaan
an bagi pembiayaan sanitasi.
yang terbatas bagi sanitasi. air bersih/minum dan sanitasi mem-
Beberapa aturan umum dalam pem- fokuskan pada air minumnya, dan hanya
Kunci Sukses
biyaan mikro dapat diterapkan di sektor sedikit menyinggung pembiayaan sani-
Layanan pembiayaan bagi masya-
air minum dan sanitasi, yaitu: tasi bagi rumah tangga.
rakat miskin-sebagai peminjam dan pe-
Riset terhadap kebutuhan lokal, yakni Beberapa contoh pembiayaan sanitasi
nabung skala kecil-kurang memperoleh
bagaimana memahami secara menye- menunjukkan keberhasilan. Beberapa
perhatian dari pihak perbankan. Akses
luruh kemampuan peminjam beserta model telah dipraktekkan di beberapa ne-
masyarakat miskin terhadap layanan itu
sistem keuangan dan akuntansi yang gara seperti di Lesotho, Honduras, Gha-
tergolong rendah. Hal ini menghambat
layak diterapkan na, Afrika Selatan, India, dan Pakistan.
mereka untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan partisipasi dalam
Bunga pinjaman-kalau ada-harus di-
6 Percik
Juli 2005 Juli 2005
masih belum dianggap sebagai kebu- tuhan dasar, pemilihan pembiayaan bagi masyarakat kecil untuk membangun sa- rana sanitasinya harus dikaitkan dengan hal-hal produktif yang bisa dilakukan oleh mereka. Dengan demikian diharap- kan ada jaminan keberlangsungan pe- ngembalian kredit, di samping terba- ngunnya sarana sanitasi yang diharap- kan. Sebagai contoh, masyarakat miskin diberikan kredit untuk mata pencahari- annya seperti membuka warung klon- tong, membeli sepeda motor untuk usaha ojek, beternak, bertani, atau yang lain- nya. Pembangunan jamban bisa disisih- kan dari pembayaran kredit dengan cara menabungnya.
Pada tahun 1990-an pernah dicoba sistem dana bergulir untuk pembangun- an jamban. Waktu itu cara ini diharapkan dapat mengurangi kredit macet. Kredit disalurkan melalui kelompok berang- gotakan 5-9 orang. Kelompok ini ber- tanggung jawab untuk setiap pinjaman yang dilakukan oleh anggotanya. Dengan adanya pengorganisasian seperti ini ma- ka apabila ada anggota yang tidak bisa membayar, kelompok harus memberi talangan. Kalau kelompok tak mampu menalangi, kelompok bisa menekan ang- gotanya yang tak bisa membayar. Dana yang sudah dikembalikan kemudian di- gulirkan kembali kepada anggota atau ke- pada kelompok lainnya secara berkesi-
nambungan. Bahkan dana yang terkum- pul bisa digunakan bagi kebutuhan lain- nya di luar sanitasi jika sarana tersebut telah dimiliki oleh masyarakat. Kelompok arisan, posyandu, RT, atau sejenisnya memungkinkan menerapkan mekanisme ini. Namun model dana bergulir ini dini- lai banyak kalangan telah gagal. Sangat sedikit yang berhasil. Makanya gaungnya telah hilang ditelan kegagalan.
Memang program pemberdayaan ma- syarakat kecil ini tidak mudah, apalagi ji- ka dikaitkan dengan uang. Mekanisme penyaluran dan pengawasan harus jelas. Bagi penerima harus ada kriteria yang jelas pula. Syarat pokoknya yaitu memili-
ki kemampuan dan kemauan untuk me- ngembalikan pinjaman. Adanya kemauan ini amat penting, mengingat jika bahan- bahan pembuatan sarana sanitasi seperti jamban ini diberikan secara cuma-cuma- padahal mereka tak ada keinginan untuk membayarnya-bisa jadi barang itu akan dijual untuk membayar kebutuhan yang lain.
Dari sisi pemberi kredit, pinjaman harus diarahkan kepada banyak sasaran. Pinjman yang hanya diberikan untuk satu sasaran khusus hanya akan memperbesar biaya penyediaan pinjaman. Contoh pembiayaan mikro yang paling sukses di dunia adalah produk pinjaman KU- PEDES milik BRI yang mempunyai ba- nyak sasaran.
Biaya pengembalian pada proyek sa- nitasi adalah hal yang memungkinkan, dan kredit merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan. Cara ini cukup fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan subsidi atau hi- bah dan kontribusi kepemilikan. Program kredit paling baik digunakan sebagai
Karena kebutuhan sarana sanitasi masih belum dianggap
sebagai kebutuhan dasar, pemilihan pembiayaan bagi masyarakat kecil untuk mem-
bangun sarana sanitasinya harus dikaitkan dengan hal-hal
produktif yang bisa dilakukan
oleh mereka.
Percik 7
Juli 2005
Meski miskin warga bisa membangun jamban yang memenuhi syarat.
FOTO: RHEIDDA P
FOTO: ANDRE K
bagian dari strategi sanitasi berdasarkan pendekatan tanggap kebutuhan (demand driven approach).
Pertanyaannya kemudian, bagaimana jika masyarakat tidak butuh sarana itu? Jawabannya, harus diciptakan kebutuh- an. Misalnya dengan memunculkan ke- pedulian terhadap kesehatan lingkungan, atau adanya tekanan dari tetangga atau komunitas untuk membangun sarana sanitasi yang sehat. Selain itu, kepedulian bisa didorong dengan layanan kredit yang dilaksanakan dengan baik sehingga mekanisme itu menggerakkan masya- rakat untuk menggunakan dana itu bagi pembangunan sanitasinya.
Perlu diperhatikan, penyedia fasilitas
Jamban yang bersih dan sehat menjadi dambaan setiap orang.
kredit harus memberikan pilihan-pilihan bagi rumah tangga sehingga mereka bisa
terhadap kontraktor/penyedia sarana menentukan pilihan yang sesuai. Pilihan pa-
nekan biaya penyediaan pinjaman. Hal
ini karena para perantara tersebut sudah
sanitasi. Sehingga hak-hak masyarakat
miskin dan kualitas sarana sanitasi untuk ring bervariasi. Misalnya beberapa rumah
da masyarakat berpenghasilan rendah se-
memahami karakter peminjam.
mereka tetap terjaga dengan baik. tangga memilih jamban paling murah, dan
Skala Waktu
yang lainnya justru mau membayar untuk
Pembangunan sarana sanitasi bagi
Penutup
membangun jamban yang lengkap.
Pembangunan sarana sanitasi sangat Di samping itu pertimbangan lain
masyarakat miskin harus memperha-
penting. Ini tidak hanya memberikan yang harus diperhatikan adalah pembe-
tikan skala waktu yang realistis. Program
keuntungan bagi rumah tangga yang rian kredit bagi masyarakat miskin harus
akan gagal apabila semata-mata untuk
memilikinya, tapi jauh dari itu untuk didukung ketersediaan bahan bagi sarana
memperluas cakupan layanan kredit
masyarakat secara lebih luas. Sanitasi sanitasi. Artinya ada barang-barang sara-
dalam waktu singkat tanpa diiringi de-
yang baik akan mengurangi penyebaran na sanitasi di pasar lokal. Juga tersedia
ngan peningkatan komitmen masyarakat
penyakit secara signifikan. variasi model yang bisa dipilih oleh
untuk melunasi pinjaman dan meng-
Keterbatasan sumber daya-terutama masyarakat. Dan yang tak kalah penting,
gulirkannya kembali untuk peminjam
dana-seharusnya tidak dijadikan alasan teknologinya mampu dikuasai oleh ma-
baru.
untuk mengabaikan sektor ini. Dan se- syarakat. Jadi pembiayaan mikro tidak
Hubungan antara lembaga penyedia
jatinya masih banyak alternatif jalan yang berdiri sendiri tapi didukung oleh elemen
pinjaman dengan nasabah/peminjam
bisa ditempuh guna memperbaiki kondisi lain.
harus dilihat sebagai hubungan jangka
sanitasi ini. Hanya saja memang butuh Untuk meringankan beban kredit
panjang. Hubungan perkreditan ini se-
kepedulian, kesungguhan, dan waktu. masyarakat miskin, mekanisme penya-
baiknya tidak dikelola sebagai transaksi
Segala bentuk dana yang dikucurkan luran kredit pun bisa diatur sedemikian
"sekali pakai" (one-off transaction) yang
untuk peningkatan sanitasi tidak akan rupa sehingga mengurangi biaya inves-
diarahkan hanya untuk satu sasaran.
membuahkan hasil apabila tidak diiringi tasi. Dengan fasilitas kredit nasabah/kli-
Bagian dari peningkatan kualitas kredit
dengan perubahan perilaku masyarakat en dapat membeli perlengkapan sanitasi
adalah upaya pengembangan keper-
berkaitan dengan sanitasi. Layak dipertim- secara borongan. Cara ini memungkin-
cayaan dan keyakinan antara penyedia
bangkan juga untuk menggabungkan kredit kan pemasok dapat memberikan potong-
kredit dengan nasabah. Hal ini dapat di-
sanitasi dengan bentuk-bentuk kredit lain an harga.
peroleh dengan hubungan yang berlang-
yang lebih menguntungkan seperti program Sedangkan di pihak pemberi pinjam-
sung dalam jangka panjang.
kredit untuk usaha mikro dan layanan an, pemanfaatan pihak perantara in-
Lembaga penyedia pembiayaan dapat
penyediaan air, sehingga dapat dibangun formal yang sudah ada akan dapat me-
memberikan dukungan dengan mening-
katkan posisi tawar masyarakat miskin
mekanisme subsidi silang. (MJ)
8 Percik
Juli 2005
Pembelajaran Kredit Mikro
Mancanegara
FOTO: WWW.QTAWWA.ORG
Setiap negara memiliki karakteristik tersendiri dalam membangun sarana sanitasi. Pengalaman satu negara bisa men- jadi pelajaran bagi negara lain, meskipun penerapannya tak sepenuhnya harus sama. Berikut pembelajaran yang bisa diambil dari beberapa negara mengenai kredit mikro:
Lesotho
P royek di Lesotho dimulai pada tahun
1980 sebagai bagian dari proyek pengembangan perkotaan. Program ini menyediakan kredit bagi rumah tangga khususnya untuk pembangunan jamban. Program itu didorong oleh kebutuhan jamban rumah tangga. Untuk menerima kredit, rumah tangga harus menggali
Salah satu jamban milik warga Honduras
lubang jamban terlebih dahulu dan memiliki tabungan sebesar 30-40 persen dari total kebutuhan dana. Jumlah pin-
Program bersifat menyeluruh yakni
Honduras
jaman yang diberikan 50-300 dolar Ame-
promosi jamban, kesehatan, dan
Sebuah yayasan dibentuk di Hondu- Lesotho tapi dikelola oleh Lesotho Bank
rika. Dana itu berasal dari pemerintah
pendidikan kebersihan
ras. Yayasan itu bernama Yayasan Kope- yang telah memiliki kredibilitas yang
Proyek terintegrasi dengan struktur
rasi Perumahan (Co-operative Housing baik dalam menangani pinjaman.
pemerintahan
Foundation/CHF). Program ini merupa- Pada tahun 1990, 600 pinjaman telah
Koordinasi yang kuat dalam kebi-
kan strategi nasional untuk menyediakan disetujui dari 4.500 pemohon. Sebanyak
jakan dan perencanaan di antara de-
pinjaman bagi pembangunan perumahan 282 jamban telah dibangun dan 81 per-
partemen yang terlibat dalam pro-
di Tegucigalpa, ibukota Honduras. Pada sen peminjam telah melunasi pinjaman-
mosi peningkatan sanitasi
tahun 1993, program permukiman me- nya. Dari 1.000 jamban yang telah diba-
Melihat skema kreditnya sendiri,
ngeluarkan sekitar 4 juta dolar Amerika ngun di wilayah yang ditargetkan, 80
pembayaran pinjaman dengan bunga di-
kepada LSM setempat untuk dipinjam- persen di antaranya dibangun melalui
maksudkan untuk memastikan bahwa
kan kepada 4 ribu keluarga. inisiatif masyarakat sendiri. Ini bisa ter-
rumah tangga bertanggung jawab penuh
Sanitasi diidentifikasi sebagai ceruk jadi karena adanya program promosi dan
terhadap penyediaan fasilitas sanitasi.
pasar (niche market) dan hibah UNICEF ketersediaan pilihan sanitasi. Berda-
Biaya administrasi pinjaman tergolong
sebesar 350 ribu dolar Amerika disedi- sarkan laporan yang ditulis UNDP pada
tinggi dan biaya tambahan untuk pro-
akan untuk melanjutkan program dana tahun 1994, kunci keberhasilan proyek
mosi dan pengelolaan tidak dibebankan
bergulir bagi pengembangan sanitasi. Tu- ini antara lain:
kepada peminjam sehingga keberlanjut-
juan dari program ini adalah mening- Desain jamban yang murah dan
an jangka panjang proyek ini diper-
katkan kemampuan LSM sehingga me- estetis
tanyakan. Oleh karena itu proyek ini
reka dapat mengembangkan kredit me- Kecilnya subsidi dan hibah secara
berhasil dalam promosi sanitasi tetapi
reka yang berasal dari pemerintah dan langsung untuk rumah tangga
tidak menciptakan institusi pembiayaan
mikro yang berkesinambungan.
akhirnya dari sektor perbankan swasta.
Percik 9
Juli 2005
FOTO: COMMONORGARDEN.BLOGS.COM
nakan untuk penyediaan sarana sanitasi dapat dilunasi lebih awal sehingga dapat digantikan dengan pinjaman jangka pan- jang yang lebih besar untuk peningkatan kualitas rumah.
Penyediaan saran-saran teknis yang da- pat diandalkan dan bantuan pendampingan dalam negosiasi kontrak-kontrak konstruk- si merupakan faktor kunci untuk menarik minat calon peminjam yang berencana meningkatkan kualitas sarana sanitasi yang sudah mereka miliki.
Rumah tangga dengan pendapatan ren- dah sering tidak memiliki informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan berkaitan dengan syarat-syarat teknis fasili- tas sanitasi. Fungsi utama dari loan officer adalah mengawasi kualitas konstruksi dan menggunakan keahliannya untuk meno- lak tuntutan pembayaran yang tidak sesuai dengan kontrak guna menjaga agar kontrak tetap dipatuhi.
India
WC umum yang ada di sebuah wilayah di India.
Sulabh adalah sebuah LSM di India Maksudnya, mereka harus mampu mem-
yang memperkerjakan 20 ribu orang. pertahankan track record-nya dan me-
Orang-orang itu disiapkan untuk masuk ngembalikan pinjaman secara sukses.
ke pasar jamban di wilayah miskin perko- Persetujuan pinjaman dibuat secara
Luasnya
taan. Sebanyak 500 ribu rumah tangga langsung oleh LSM. Tidak ada jaminan
program jamban
memperoleh keuntungan akses kepada yang dibutuhkan meskipun latar bela-
kredit melalui mekanisme formal dan kang peminjam sangat sedikit diketahui.
menunjukkan bahwa
informal. LSM itu kemudian menyiapkan Pendamping penandatangan/saksi digu-
dari sisi keuangan
agen yang memasarkan pinjaman dan nakan sebagai garansi pembayaran. Ben-
bisa berjalan
mengumpulkannya dari para pembeli tuk pinjaman berlaku selama tiga tahun
dan menjangkau kaum
dengan persyaratan yang fleksibel. dan dibayarkan setiap bulan. Pinjaman
Sulabs merancang target penerimaan dikenakan bunga sebesar 15 persen, yang
miskin.
rata-rata dari para kolektor ini, tetapi terhitung lebih rendah dibandingkan
tidak membebani mereka dengan buku sumber kredit informal lainnya. LSM
catatan formal. Meskipun Sulabs telah berhasil menarik kembali uang pinjaman
menerima hibah, luasnya program jam- itu sebesar 95 persen pada tahun perta-
pemberi pinjaman. Peminjam dapat
ban menunjukkan bahwa dari sisi ma. Beberapa pengembangan terus
mengatur paket pinjaman sesuai dengan
keuangan bisa berjalan dan menjangkau dilakukan sesuai dengan rencana.
kebutuhan mereka.
kaum miskin. Ketidaktransparansian Keberhasilan dari skema ini dapat di-
Dengan adanya fleksibilitas dari per-
dari persyaratan pinjaman mungkin kaitkan dengan banyaknya pilihan yang
syaratan pinjaman, peminjam dan pem-
menggambarkan penggunaan yang mencakup jenis perbaikan yang akan
beri pinjaman dapat menguji sistem pin-
nyata sistem informal yang didasarkan dilakukan, masa pinjaman dan kualitas
jaman dengan risiko yang rendah bagi
pada diskriminasi harga dan catatan dari perbaikan yang ditawarkan oleh
mereka berdua. Terkadang pinjaman
skala kecil dan jangka pendek yang digu-
minimum yang ada. (MJ)
10 Percik
Juli 2005
Pengalaman Kredit Jamban Keluarga di Yogyakarta
ogyakarta Urban terdiri atas Kotamadya Yogyakarta ditambah
Y dan Bantul. Sepintas lalu kita melihat Kesulitan Investasi awal 17 57 38
Alasan warga tidak memiliki jamban/WC menurut wilayah (%)
beberapa kelurahan di Sleman
Alasan
Yogyakarta
Sleman Bantul
kota tersebut cukup indah. Bahkan be-
37 10 8 berapa sanitasi yang dimiliki warga
Tidak ada tempat
23 4 5 cukup bagus. Namun di balik itu ter-
Belum mapan
11 15 35 nyata masih banyak dijumpai keluarga
Begini saja cukup
12 14 14 yang sama sekali tidak mempunyai WC keluarga. Mereka ini biasa buang air be-
Lain-lain
takan tangki septik) ditetapkan sar di sungai, sawah, atau selokan pada
rana sanitasi keluarga (revolving
oleh YDD, sehingga sarana yang waktu matahari belum terbit atau sete-
funds). Program ini ditujukan bagi
dibuat benar-benar berfungsi se- lah matahari terbenam. Aktivitas itu
mereka yang mengalami kesulitan
suai tujuan. Sedangkan bentuk dan terkadang berbarengan dengan mencu-
investasi awal untuk membangun
disain upperground construction ci pakaian atau mandi.
sarana sanitasi tapi memiliki lahan
(misalnya dinding, model toilet) Berdasarkan hasil studi, dari seluruh
Pelayanan WC umum yng dikelola
diserahkan sepenuhnya kepada ke- keluarga di wilayah Yogyakarta Urban se-
secara swasta (pengguna harus
inginan yang bersangkutan. banyak 79 persen mempunyai WC priba-
membayar). Ini khusus bagi mereka
Pada uji coba ini peminjam berjumlah di dan sisanya 21 persen tidak mempu-
yang tidak ada tempat untuk mem-
150 keluarga yang tersebar di dusun nyai (kira-kira adalah 31.500 keluarga).
bangun sarana keluarga secara pri-
Potorono, Tegalmanding dan Con- Dari mereka yang tidak punya WC, 5,34
badi
dongcatur. Kredit per jamban/WC sebe- persen buang air besar di WC umum yang
Penyuluhan yang terencana dan
sar Rp. 350.000-Rp. 400.000. Dalam dibuat pemerintah (3,09 persen), WC
konsisten sehubungan dengan aspek
kurun waktu dua tahun hasilnya cukup umum milik pribadi (0,99 persen), dan
kesehatan lingkungan
menggembirakan yaitu: tetangga yang baik hati (1,26 persen)--,
Total hanya 4,8 persen dan mere- sebanyak 14,53 persen di kali, 0,49 per-
Program Sanitasi Bergulir
ka yang tidak mengembalikan jus- sen di kolam/blumbang, dan 0,64 persen
Untuk mengatasi kendala investasi
tru perangkat di kampung ber- di tempat lain seperti kebun, pekarangan,
awal perlu ada kredit lunak (soft loan)
sangkutan. Lunas tepat waktu 87 dan sebagainya.
atau dana berputar yang tepat kondisi
persen, dan sisanya pembayaran Jumlah hajat yang langsung di buang
masyarakat sasaran. Memang agak sulit
memperoleh dana ini karena sanitasi
mundur.
ke alam sangat besar. Bila setiap hari ma-
Dari pengamatan terlihat bahwa nusia buang hajat 0,2 kg, maka akan ada
keluarga masuk dalam kategori barang
perawatan dari sarana jauh lebih 31,5 ton per hari yang dibuang langsung
konsumtif dan pinjaman yang tersedia bi-
baik dibandingkan perawatan sara- ke alam atau 945 ton per bulan (kira-kira
asanya untuk kegiatan produktif; kekha-
na umum yang dibangun secara cu- 250 truk penuh-hajat).
watiran bahwa si miskin tidak mau mem-
ma-cuma oleh pemerintah. Beberapa alasan mendasari mengapa
bayar; dan sebagainya. Itu hipotesis yang
Adapun motivasi masyarakat mau warga tidak membangun jamban/WC
muncul. Perlu ada pembuktian. Dengan
membangun jamban/WC melalui kredit pribadi:
dukungan dana kecil dari SDC, Yayasan
Dian Desa (YDD) melakukan uji coba
ini antara lain:
Alasan utama:
Ekonomi (memungkinkan untuk Kesulitan investasi awal
pada tahun 1995 - 1996. Pola yang dite-
buka indekos, warung, usaha lain) Tidak ada tempat
rapkan adalah:
Pemberian kredit lunak dengan
Status
Alasan lain:
Lain-lain (tetapi motivasi mengenai Belum mapan
bunga sebesar 8 persen per tahun
kesehatan, lingkungan, biasanya be- Begini sudah cukup
dengan jangka waktu pengembalian
lum mereka pahami). Lain-lain
selama 30 bulan.
Kesulitan dan problem yang timbul Berdasarkan kondisi tersebut maka
Pemberian dukungan teknis di loka-
dalam pelaksanaan program tersebut dicari jalan pemecahannya. Ada tiga
si dan biaya untuk bantuan teknis
bermacam-macam. Kendati sulit, lebih gagasan pokok yang dapat dikem-
tersebut tidak dibebankan kepada
baik dimulai daripada tidak sama se- bangkan:
masyarakat sasaran.
Disain untuk underground con-
kali.
Kredit lunak untuk pengadaan sa-
struction (seperti ukuran dan perle-
(Prianti Utami/MJ)
Percik 11
Juli 2005
Jamban Sehat Posyandu Kuat
(sebuah cerita dari Sleman)
D seluruhnya dapat diatasi. Tingginya ang- Sedangkan pelayanan yang dapat di- Awal pengembangan kredit jamban di
i wilayah perdesaan masalah kemandirian program dapat dicapai jamban masih merupakan per-
Oleh: Momon Hermansyah*
masalahan yang pelik dan belum
Upaya dan Hasil
ka pertumbuhan penduduk dan rendah-
DIY dilahirkan oleh Yayasan Dian Desa nya pendapatan masyarakat menyebab-
lakukan antara lain: pelayanan gizi, kese-
pada akhir tahun 1993. Pola yang dipakai, kan semakin rumitnya permasalahan pe-
hatan ibu dan anak, keluarga berencana
masyarakat diberi dana pinjaman untuk nyediaan jamban.
(KB), imunisasi, dan penanggulangan
membuat jamban, kemudian dana tersebut Di samping itu, ada faktor yang me-
penyakit diare dan ISPA. Kegiatan tam-
diangsur selama 12 bulan dengan jasa nyebabkan masyarakat tidak atau belum
bahan Posyandu lainnya seperti men-
bunga pengembalian sebesar 1 persen per- mempunyai jamban, di antaranya:
dorong pembangunan sarana air minum
bulan. Selama 4 tahun berjalan terbangun Ketidaktahuan masyarakat akan
dan jamban keluarga dan perbaikan ling-
400 unit jamban dari modal awal 146 unit proses pembangunan yang terjadi,
kungan permukiman; memonitor per-
yang tersebar di wilayah Potorono, Umbul- karena ada anggapan bahwa semua
kembangan anak termasuk bayi Keluarga
martani dan Condongcatur. urusan sanitasi merupakan urusan
Balita (BKB); penanggulangan penyakit
Tahun 2002, [e] Foundation bekerja pemerintah.
menular setempat; dan Usaha Kesehatan
sama dengan Badan Koordinasi Promosi Masalah budaya, bagi masyarakat
Gizi Masyarakat Desa ( UKGMD).
Kesehatan dan PKK desa Umbulmartani yang kebetulan tinggal di pinggiran
mengembangkan konsep Community sungai, saluran irigasi dan kebun,
Ketidakberdayaan
Based Development yang dipadukan de- membuang hajat cukup di sungai, sa-
masyarakat dalam
menyediakan ngan konsep Community Action Plan
luran dan kebun. Selain tidak me- (CAP) dalam rangka membangun sumber ngeluarkan dana juga ada rasa kepuas-
jamban dan lemahnya
daya manusia untuk penyediaan jamban an tersendiri, walaupun mereka harus
dan penguatan Posyandu secara mandiri. berjalan 500-1.500 meter dari rumah.
peran lembaga lokal
Karena program ini dinilai cukup ber- Masalah dana, untuk mendapatkan
Posyandu akan berdampak
buruk. manfaat maka awal tahun 2003 Ford Motor
dana tunai untuk membuat jamban Conservation & Environmental Grant juga dirasakan sangat sulit, selain belum
memberikan bantuan tambahan dana untuk adanya budaya menabung, peng-
memperluas cakupan kegiatan. hasilan sehari-hari habis untuk biaya
Sayangnya dari sekian banyak pela-
Inti dari program ini sederhana, ma- hidup.
yanan dan kegiatan tersebut sebagian be-
syarakat diberi dana pinjaman untuk Selain permasalahan jamban, masa-
sar tidak berjalan, walaupun ada hanya
membangun jamban dengan masa ang- lah pelayanan kesehatan bagi anak-anak
sebatas penimbangan balita dan pembe-
suran selama 24 bulan. Peminjam dike- juga cukup memprihatinkan. Lembaga
rian vitamin, karena kurangnya sarana
nai jasa bunga sebesar 1, 5 persen per bu- lokal kaum perempuan seperti Pos Pela-
penunjang dan terbatasnya dana.
lan. Dari bunga pengembalian ini dibe- yanan Terpadu (Posyandu) di tingkat du-
Ketidakberdayaan masyarakat dalam
rikan kembali (subsidi) ke Posyandu se- sun juga sebagian besar tidak berfungsi
menyediakan sarana jamban dan lemahnya
besar 0,7 persen. Untuk biaya Admi- secara optimal. Padahal peran lembaga
peran lembaga lokal Posyandu dalam mem-
nistrasi pengelola sebesar 0,3 persen. Si- Posyandu adalah :
beri pelayanan kesehatan ke masyarakat
sanya 0,5 persen untuk penambahan mo- Memelihara dan meningkatkan kese-
akan berdampak buruk. Oleh karena itu
dal jamban bergulir. hatan dalam rangka mewujudkan ke-
perlu dicari jalan untuk memberdayakan
Sejak tahun 2002 hingga 2004 hasil tahanan dan kesejahteraan keluarga
masyarakat dan lembaga lokal di bidang
yang telah dicapai sebagai berikut: (lihat Meningkatkan kegotongroyongan
tersebut. Salah satu satunya adalah mem-
tabel di halaman sebelah) masyarakat
buat program kegiatan bersama masya-
rakat dengan pola dana bergulir. Program
Sebagai tempat untuk saling mem-
disiapkan dalam tahapan yang sistematis,
Pelajaran yang Dapat Dipetik
peroleh dan memberikan berbagai
Dari kegiatan yang sudah dan sedang informasi
di mana sejak awal masyarakat terlibat di
dalamnya, sehingga keberlanjutan serta
berjalan, berbagai pengalaman dan pela-
12 Percik
Juli 2005 Juli 2005
KONSEP PENGEMBANGAN JAMBAN BERGULIR & POSYANDU
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan program
Ada peningkatan dan keterlibatan secara langsung peran kaum perem-
[e] Foundation
Perguliran puan yang tergabung dalam lembaga
PKK
Dana lokal, PKK, Posyandu, dalam pem-
dengan Kepala
bangunan bidang kesehatan, khusus-
awal
Dusun
nya lingkungan permukiman sehat.
Meringankan biaya investasi pem-
anggota
Point”
bangunan atau dengan kata lain de-
Peminjam dan
Admisnistrasi
ngan jumlah dana tertentu (terbatas),
1. Pembangunan jangkauan program lebih luas, karena
Kredit
dan dari uang pengembalian angsuran
pengembangan pinjaman, kemudian dipinjamkan
jamban kembali ke masyarakat untuk mem-
Monitor &
Evaluasi
bergulir Angsuran
2. Penguatan jasa bunga diberikan atau disubsi-
bangun jamban, kemudian sebagian
Posyandu dikan kepada Posyandu untuk me-
lewat subsidi nunjang kegiatan kesehatan.
bunga pengembalian
Kesimpulan
angsuran Untuk mencapai hal-hal yang tersebut
Kelompok Sasaran
di atas diperlukan sikap dasar untuk mem-
peminjam dana
percayai rakyat kecil serta menghargai
pembuatan jamban
kemampuan mereka. Kepercayaan dan
dan
penghargaan yang bersumber pada kenya-
Posyandu
taan bahwa orang miskin itu bukan "the have not", mereka adalah "the have tittle". Kalau yang kecil-kecil itu dihimpun akan menjadi kekuatan yang dapat dipakai untuk mengatasi permasalahannya sendiri.
Pada titik saat rakyat mampu menye- lesaikan masalahnya sendiri dan me-
LEMBAGA MITRA NILAI PINJAMAN
JAMBAN
SUBSIDI UNTUK BANTUAN
ngembangkan kehidupan yang serasi dan
MODAL
YG TERBANGUN POSYANDU S/D THN 2004
berkesinambungan partisipasi masyarakat
AWAL
S/D THN 2004
dalam pembangunan menjadi nyata. Peme-
51 Posyandu dengan ban- rintah tidak perlu mengurus dan mengatur
BKPK,
12 Unit jamban
41 Unit jamban,
ada penambahan tuan dana @ Rp 50.000. hal-hal yang sudah dapat diurus dan diatur
[e] Foundation,
@ Rp 1.250.000
Dana ini dimanfaatkan oleh rakyat.
PKK desa Umbul-
29 unit jamban
untuk penambahan PMT Inilah prinsip pembangunan yang se-
martani
dan pembelian peralatan. benarnya. Pertanyaan sekarang mau dan
beranikah kita mengembangkannya?
Ford Motor Com-
15 Unit jamban
28 unit jamban,
10 Posyandu dengan ban-
pany, [e] Founda- @ Rp 1.500.000
ada penambahan tuan dana @ Rp 75.000.
*) Kepala Divisi Kendali Mutu pada Assosiasi
tion, PKK desa
11 unit jamban. Dana ini dimanfaatkan
Konsultan Pembangunan Permukiman Indonesia
Umbulmartani
untuk penambahan PMT
Cab. DIY dan Staf pada Badan Koordinasi
dan pembelian peralatan.
Promosi Kesehatan - Dinas Kesehatan DIY
Percik 13
Juli 2005
Penanganan Sampah Melalui
Eco-Cycle Society
M liki karakter tersendiri. Ada satu
odel-model pengelolaan
Oleh: Yuni Erni Agustin
sampah cukup banyak.
Integrated Landfill Spillepeng's Masing-masing memi-
di Malmö
Dilengkapi dengan berbagai model perencanaan pengelolaan
fasilitas untuk proteksi terhadap sampah regional yang patut ditiru
Produk
lingkungan, seperti fasilitas oleh pengelola sampah di Indo-
pemilahan, pengomposan, daur- nesia. Model ini berkembang cu-
ulang, produksi gas-bio, dan kup baik di Swedia.
pengolahan lindi. Selain itu, lo- Model perencanaan sampah
kasi landfill lama seluas ± 50 ha regional ini dikembangkan oleh
saat ini digunakan untuk area SYSAV, sebuah perusahaan jasa
Bahan
Residu
rekreasi bagi masyarakat umum. pelayanan pengelolaan sampah perkotaan milik sembilan peme-
Baku
Pusat daur ulang sampah rumah rintah kota di selatan Swedia. Per-
tangga
usahaan ini melayani 500.000 Pusat daur ulang ini berjumlah penduduk. Setiap pemerintah ko-
sembilan unit, masing-masing ta bertanggung jawab terhadap
pengelola kota memiliki satu pengumpulan dan pengangkutan
unit. Pusat daur-ulang ini hanya sampah dari rumah tangga dan
menerima sampah yang dapat industri. SYSAV bertanggung ja-
didaur ulang, mulai dari kertas, wab terhadap pengolahan dan pe-
Sumberdaya
Pembuangan
botol, elektronik, perkakas ru- nanganan sampah selanjutnya.
Alam
Akhir
mah tangga, dan juga hazardous Model itu disebut sebagai Eco-
waste (B3) yang berasal dari cycle society yakni konsep pena-
rumah tangga seperti batu nganan sampah regional yang me-
baterei, lampu neon, dll. rupakan siklus tertutup, sehingga diharapkan tidak ada energi yang terbu-
proses pengomposan atau digesti Lund Transfer Station ang ke alam. Filosofi konsep ini adalah
Berfungsi untuk mencapai efisiensi mengurangi produksi sampah dengan
dan dikembalikan ke alam;
pengangkutan dari sumber sampah ke meningkatkan kegiatan reuse, recycling,
e. diamankan di tempat pembuangan
lokasi pengolahan atau pembuangan dan recovery.
akhir dengan proteksi lingkungan
jangka panjang.
akhir.
Dari gambar di atas dapat dilihat bah- Model sejenis seharusnya bisa dite- wa sampah yang dihasilkan dapat :
Berdasarkan filosofi eko-siklus terse-
rapkan di Indonesia. Apalagi ada proyek
a. digunakan kembali sebagai produk
WJEMP (Western Java Environmental yang sama seperti semula atau pro-
but, maka SYSAV membangun berbagai
Management Project) bantuan Bank duk baru (contoh: botol bekas dapat
fasilitas penanganan sampah regional,
Dunia yang salah satu programnya ada- digunakan kembali);
antara lain:
Fasilitas pembakaran sampah (waste
lah membentuk Jabodetabek Waste Ma-
b. didaur ulang sebagai bahan baku
nagement Corporation (JWMC), yang (contoh : sampah kertas)
to energy plant) di Malmö
Sekitar 25 ton sampah dikonversi
hingga kini belum berjalan.
c. dipakai sebagai bahan bakar untuk
menjadi energi panas setiap jam.
menghasilkan energi, sehingga dapat *) Instalasi ini terhubung dengan insta- Balai Pelatihan Air Bersih dan mengurangi bahan bakar fosil yang
lasi penghasil panas di Malmö dan
Penyehatan Lingkungan Permukiman
tidak dapat diperbaharui; Departemen Pekerjaan Umum, Burlöv, dan menghasilkan 600 GWh
Anggota Pokja AMPL
d. distabilkan secara biologis melalui
panas per tahun.
14 Percik
Juli 2005
P ada masa pemerintahan orde ba-
ru banyak dibangun fasilitas-fasi- litas untuk masyarakat menengah
ke bawah di seluruh pelosok tanah air. Mulai dari penyediaan air minum, MCK, pompa tangan, jalan, persampahan, dan lain-lain. Tetapi sampai saat ini hampir semua fasilitas tersebut tidak dapat di- manfaatkan. Bahkan fasilitas-fasilitas dan bangunan yang dibangun oleh Dirjen Cipta Karya, khususnya untuk penyedia- an air minum dan penyehatan lingkung- an, dikenal dengan sebutan "Monumen Cipta Karya" karena tak lagi berfungsi. Banyak dana yang telah dikeluarkan. Se- bagian besar dana berasal dari pinjaman luar negeri. Hal yang sama terjadi pada proyek fisik yang dilaksanakan oleh LSM. Kegagalan proyek atau program tersebut disebabkan oleh kegunaan yang tidak tepat (teknologi tidak sesuai) dan tidak ada partisipasi masyarakat
Untuk pelaksanaan proyek-proyek atau program-program penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan per- mukiman ke depan harus mempertim- bangkan partisipasi aktif masyarakat.
Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat yaitu peli- batan masyarakat dalam proses peren- canaan, konstruksi dan pengoperasian proyek. Ini termasuk melibatkan masya- rakat dalam:
Menentukan tujuan proyek Pengumpulan sumber daya Mendapatkan keuntungan pro- yek Menilai apakah proyek mencapai tujuannya Mengelola kelanjutan proyek dengan swadaya masyarakat
Peran serta masyarakat tidak terjadi dengan sendirinya, karena masyarakat
belum pernah merencanakan suatu pro- yek. Kadang-kadang tidak ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri. Air minum yang mereka minum sehari-hari ke- banyakan tidak memenuhi syarat. De- mikian juga dengan fasilitas-fasilitas ke- sehatan lainnya yang digunakan sehari- hari.
Oleh karena itu masyarakat perlu di- beri motivasi dan dorongan untuk dapat berperan aktif pada setiap proyek yang disediakan untuk mereka. Mereka akan turut bertanggung jawab karena merasa memiliki. Dalam hal ini peran fasilitator sangat penting. Fasilitator menjadi peng- hubung antara pemberi proyek dan ma- syarakat. Fasilitator bertugas menerje- mahkan maksud dan tujuan pemberi pro- yek kepada masyarakat dan sebaliknya menyampaikan aspirasi masyarakat ke- pada pemberi proyek.
Kita juga dapat melihat bagaimana suksesnya pembangunan dan pengope- rasian Tangki AG di Kota Malang yang di- prakarsai oleh Agus Gunarto. Hanya di- butuhkan satu orang motivator untuk mengajak masyarakat berpartisipasi da- lam pembangunan fasilitas penyehatan lingkungan permukiman. Karena didu- kung penuh oleh masyarakat setempat maka Tangki AG dapat bertahan hingga sekarang.
Prioritas Pelayanan
Tidak semua daerah mendapat bantu- an proyek penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman. Hanya daerah-daerah tertentu yang akan
diberi bantuan. Untuk itu perlu diten- tukan prioritas pemberian pelayanan dalam bentuk bantuan proyek. Langkah- langkah yang perlu dilakukan adalah:
Membuat dan menggunakan krite- ria objektif untuk menentukan masyarakat yang diprioritaskan. Yang perlu diperhatikan yakni data, informasi dan masukan tentang kondisi daerah dan kondisi masya- rakat sehingga kriteria yang diha- silkan bersifat objektif dan akurat. Berkoordinasi dengan pemerintah dan LSM-LSM lainnya untuk pemi- lihan daerah atau masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih bantuan untuk daerah dan proyek yang sama. Merekrut dan melatih fasilitator proyek untuk membantu dalam pendidikan masyarakat dan proses partisipasi. Dalam merekrut fasili- tator juga perlu diperhatikan track record atau pengalaman dari calon fasilitator tersebut.
Prioritas diberikan sesuai dengan pe- milihan yang lebih dipentingkan. Maka perlu ada kriterianya, misalkan kelompok miskin, kelompok perdesaan ataupun la- innya yang lebih butuh saat itu. Contoh :
Daerah miskin di mana penghasilan sangat sedikit Daerah di mana fasilitas membu- tuhkan perbaikan Daerah di mana terdapat pening- katan penyakit Daerah di mana sulit terdapat air dan sarana kesehatan Daerah di mana masyarakatnya mempunyai kebiasaan buruk terha- dap kesehatan
Untuk daerah yang masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas biasa- nya kesadaran akan kesehatan ling-
Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Proyek Penyediaan Sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Oleh: Erik Armundito *)
Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Penyelenggaraan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan, karyawan swasta di Jakarta.
Percik 15
Juli 2005 Juli 2005
nyehatan lingkungan permukiman mere- ka tidak ragu mengeluarkan dana untuk membangun fasilitas pribadi maupun fasilitas untuk bersama. Mereka juga su- dah mulai meninggalkan kebiasaan-ke- biasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Mendorong Peran Serta
Bila hasil suatu proyek penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan per- mukiman kurang baik, tidak tepat sasaran atau tidak dapat berlanjut, perlu diketahui sebab-sebabnya. Ada beberapa sebab yang perlu diperhatikan di an- taranya: (i) Perbedaan pandangan antara masyarakat dan pembuat rencana ter- hadap fasilitas yang akan dibangun; (ii) Titik berat pada bantuan dan bukan
pemakaian fasilitas yang berkesinam- Kelangsungan Proyek dan Fasilitas
fasilitas tersebut. Apakah diserahkan bungan; (iii) Bantuan penunjang yang
Desa atau kampung telah menyedia- kepada perangkat kelurahan, karang efektif pada masyarakat sering kurang, kan perbaikan kesehatan lingkungan. Air taruna, RT setempat, atau dibentuk lem- terutama sesudah proyek selesai.
untuk minum, mandi, mencuci, kakus baga baru khusus untuk mengelola. Ini Agar dapat berpartisipasi aktif perlu maupun perbaikan rumah telah dilak- untuk menumbuhkan rasa tanggung diketahui hal-hal apa yang dapat menjadi sanakan. Tetapi bagaimanakah pemakai- jawab bersama. Setelah lembaga pengelo- pemicunya. Biasanya kebutuhan dan annya? Apakah memuaskan penduduk? la terbentuk, masyarakat juga harus dili- keadaan yang mendesak akan mendorong Dapatkah mereka mengelola selanjutnya? batkan untuk menanggung biaya opera- masyarakat berperan serta dalam berba- Maka penting kiranya memastikan ke- sional. Kesadaran dan rasa tanggung gai proyek bantuan. Misalkan kebutuhan langsungan tujuan proyek. Apakah ber- jawab yang telah tumbuh akan memper- akan air minum. Air minum merupakan henti setelah fasilitas fisik dibangun atau mudah menarik iuran dari masyarakat. kebutuhan pokok manusia yang sangat dapat dimanfaatkan secara berkesinam-
Sebelum fasilitas fisik selesai dibangun penting dan diperlukan setiap hari. Ma- bungan dan dapat dijadikan contoh bagi masyarakat perlu diberi pengetahuan cara- syarakat sangat mengharapkan kemudah- daerah lainnya.
cara untuk mengoperasikan alat-alat yang an mengakses sumber air minum dan
Setelah proyek selesai dan keperluan digunakan seperti pompa tangan, pompa mudah timbul kesadaran untuk memban- untuk laporan serta publikasi selesai listrik, tangki septik, jamban, dan lain-lain. tu setiap usaha dalam membangun fasili- biasanya fasilitas fisik diserahkan lang- Nantinya masyarakat bisa langsung meng- tas-fasilitas air minum.
sung kepada masyarakat untuk dikelola. operasikan fasilitas itu. Demikian juga terhadap fasilitas-fasili- Pemanfaatan dan pengelolaan fasilitas-