PERSEPSI SISWA TERHADAP KREATIVITAS GURU

PERSEPSI SISWA TERHADAP KREATIVITAS GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 3 KOTAMOBAGU SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Tahun Akademik 2015

Oleh: SULPIYATI MUHAMAD

NIM. 10.2.3.073

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 2015

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO:

“Sebaik - baiknya Ilmu adalah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain”

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabbi’)

KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KEPADA

Teruntuk kedua orang tuaku tercinta ayahanda Parno Muhamad dan Ibunda Nursia Potabuga. Terima kasih atas setiap bait doa yang tiada henti-hentinya dipanjatkan demi kesuksessan peneliti dan terima kasih atas setiap butiran keringat yang mengucur demi membiayai study peneliti.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu” adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri. Jika ditemukan dikemudian hari didapat atau terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi atau dibuatkan oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Manado, 8 Oktober 2015 Penyusun

Sulpiati Muhamad NIM: 10.2.3.073

KATA PENGANTAR

Puji syukur patutlah dipanjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat yang begitu besar yaitu nikmat Iman dan Islam, dan semoga hanya kepada- Nyalah kita menundukkan hati dan mengokohkan Keimanan kita dalam Keridhohan- Nya, karena berkat Rahmat dan Rahim-Nya pula skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu” dapat terselesaikan dengan lancar sesuai dengan harapan penulis.

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad saw. Yang telah melakukan penerangan dan perubahan kepada manusia yaitu mengeluarkannya dari kegelapan menuju cahaya dengan ilmu dari Al-Qur’an (Islam).

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado.

2. Dr. H Yasin , M.Si selaku Warek I, Dr. H Yusno Abdullah Otta M.Ag, selaku Warek II, Dr. Evra Wilya. M.Ag selaku Warek III.

3. Dr. Muh Idris. M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

4. Dr. Ardianto, M.Pd selaku Pembimbing I, Dr. Husni Idris, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan, saran, pengorbanan, serta kesabaran beliau selama dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen, staf pegawai dan perpustakaan IAIN Manado yang telah membantu penulis untuk menyelasaikan skripsi ini.

6. Tamrin Syuaip BA selaku Guru Pendidikan Agama Islam, beserta pegawai staf tata usaha di SMA Negeri 3 Kotamobagu yang telah membantu memberikan data bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Para siswa yang beragama muslim kelas XI dan XII, SMA Negeri 3 Kotamobagu yang telah membantu mengisi angket sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tua, yang tercinta Bpk Parno Muhamad dan Ibu Nursia Potabuga yang telah memberikan dukungan doa, materi serta pengorbanan mereka sehingga penulis juga mendapat keleluasaan dalam melaksanakan kuliah hingga proses penyelesaian study akhir di IAIN Manado.

9. Suami dan anak bpk Asri Mokodompit SST dan Miftahuljannah Mokodompit yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Kakak Kandung keluarga Bpk Herman Rasyid, SE, ibu Titin Handayani Muhamad dan putranya Muhammad Davva Putra, yang selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga dapat terselesainya skripsi ini.

11. Adik kandung Cokro Aminoto Muhamad, yang selalu memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Teman-teman seperjuangan IAIN Manado Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Angkatan 2010 yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan study akhir dengan harapan yang sama.

13. Teman-teman Masita citra dewi lahma, S.Pd.I, Mentari Lasene, S.Pd.I, Nurlaila Baluwo, S.Pd.I, Mijayanti Tangguli S.Pd.I, Rahmatyas Yusuf, S.Pd.I, Monifa Palowa, S.Pd.I Rosma sadu kidam, Fauzhia Takahindangen, Mutiara Mokodompit, Marini, Nurcahyani. yang ikut serta memberikan dorongan serta membantu penulisan dalam skripsi ini

Akhirnya Kepada Allah-Lah kita serahkan segala urusan dan perkara, semoga Allah swt selalu memberikan limpahan Rahmat-Nya kepada kita semua dalam mengarungi kehidupan ini. Amin

Penulis

Sulpiyati Muhamad NIM:10.2.3.073

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Lampiran 2 Surat keterangan melaksanakan Penelitian Lampiran 3 Objek Penelitian SMA Negeri 3 Kotamobagu Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen penelitian kreativitas guru dalam penggunaan

media pembelajaran PAI Lampiran 5 Angket variabel penelitian kreativitas guru dalam penggunaan media

pembelajaran PAI Lampiran 6 Data tabulasi angket Lampiran 7 Tabulasi angket uji instrument Lampiran 8 Tabulasi Hasil validitas Instrumen Lampiran 9 Tabulasi data hasil Validitas Lampiran 10 Data reliabilitas Lampiran 11 Data tabulasi hasil penelitian Lampiran 12 Output uji normalitas Lampiran 13 Pengujian Hipotesis Lampiran 14 Bio Data Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas. Sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan salah satunya adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa di setiap jenjang dan tingkat satuan pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga pendidikan. Demikin halnya dalam pembelajaran di sekolah, untuk memperoleh hasil yang optimal dituntut tidak hanya mengandalkan terhadap apa yang ada didalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. Sungguhpun demikian dalam menelusuri dan mendayagunakan aneka ragam sumber tersebut, maka peran guru sangat menentukan, sebab gurulah yang langsung dalam membina para siswa di sekolah melalui proses belajar mengajar. Oleh sebab itu upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas. Sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan salah satunya adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa di setiap jenjang dan tingkat satuan pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab semua tenaga pendidikan. Demikin halnya dalam pembelajaran di sekolah, untuk memperoleh hasil yang optimal dituntut tidak hanya mengandalkan terhadap apa yang ada didalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. Sungguhpun demikian dalam menelusuri dan mendayagunakan aneka ragam sumber tersebut, maka peran guru sangat menentukan, sebab gurulah yang langsung dalam membina para siswa di sekolah melalui proses belajar mengajar. Oleh sebab itu upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih

Dengan mengetahui segala sesuatu yang terhampar di alam semesta, barulah manusia dapat beriman melalui kesadarannya. Jadi melalui proses ”membaca” dan ”menulis”, kemudian beriman, manusia dapat menduduki tingkat atau derajat yang tinggi. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Q.S. ar-Rahman/55: 1-4.

Terjemahannya:

(Tuhan) yang maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur’an. Dia menciptakan manusia, Mengajarkannya pandai berbicara.

Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Qur’an pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kaulaulah tidak, mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara ia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua

1 Putra Wapulaka Kreativitas Guru Menggunakan Media http://putrawapulaka.blogspot.com diakses 15 mei 2015, jam 17.00

lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap dengan catnya. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, amat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca dan memperkaya pengetahuan.

Penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa. Aspek penting lainnya penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media, sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memenuhi harapan tersebut diperlukan kreativitas dan keterampilan guru dalam membuat, memilih, menggunakan media yang dapat mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran. Selain itu, salah satu faktor penting keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari bagaimana media itu direncanakan dengan baik.

Melalui Skripsi ini mencoba menjelaskan media pembelajaran baik yang berkenaan dengan penggunaannya dalam proses pembelajaran maupun pembuatannya sepanjang diinginkan oleh guru.

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang dijelaskan pada latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian skripsi ini hanya pada: “Persepsi siswa terhadap Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 kotamobagu”. Yang diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah pokok bahasan dalam penelitian ini.

A. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut;

Masalah utama Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam

penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu ? Sub masalah

1. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk mengakomodasi gaya belajar di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

2. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

3. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menanamkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

4. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi, guru dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

B. Batasan masalah

Batasan masalah pada penelitian ini dari subjek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dari subtansi masalah persepsi adalah untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pemblajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut; Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan;

1. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk mengakomodasi gaya belajar siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

2. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menciptakan suasana belajar yang menggairahkan di SMA Negeri 3 Kotamobagu

3. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menanamkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

4. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat teoritis;

a. Sumbangsih terhadap teori kreativitas guru

b. Sumbangsih terhadap teori penggunaan media pembelajaran

2. Manfaat praktis;

a. Bagi guru, dan instrukstur hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan penerapan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan bahan rujukan untuk melakukan penelitian sejenis dengan cakupan masalah dan subjek penelitian yang diperluas.

E. Definisi operasional

Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman, tanggapan terdahulu dan perasaan senang atau tidak senang 2 siswa terhadap

kreatifitas guru dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu dalam bentuk eksternal perception dan background perception melalui proses seleksi dan interpretasi. 3 Istilah persepsi banyak di kemukakan

oleh para pakar, merekamemberi batasan-batasan mengenai istilah tersebut antara lain, Sarlito Wirawan Mengartikan persepsi sebagai suatu proses berpikir, proses pengambilan keputusan, penafsiran sebagai objek dan hasil dari stimulus. Sedangkan jalaludin Rahmat mengartikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 4

Ada beberapa aspek dalam memahami persepsi. Pertama, stimulus atau situasi yang hadir. Stimulus adalah pandangan awal dimana seseorang di hadapkan dengan situasi dan kondisi yang akan di respon oleh orang tersebut. Kedua, registrasi. Registrasi adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan saraf seseorang terpengaruh. Kemampuan pada fisik untuk

2 Cucu Suhana, konsep strategi pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 23 3 Suparyanto, Konsep Persepsi (http://www.konsep/persepsi/html) diakses tanggal 27 Agustus

2015 pukul 12.00

4 Rahmathias jusuf , persepsi mahasiswa terhadap penggunaan strategi pembelajaran dengan sisipan humor dalam interaksi perkuliahan, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan

Agama Islam IAIN Manado, 2015, h. 7

melihat dan mendengar secara langsung akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang akan mendengar atu melihat informasi yang datang padanya, maka akan terekam ke dalam pikirannya. Ketiga, interpretasi. Interpretasi merupakan proses menafsirkan menurut cara pendalaman, motivasi serta kepribadian seseorang. Dalam penelitian ini, persepsi menyangkut aspek kognitif dan afektif pada peserta didik. Persepsi kognitif menyangkut pengetahuan, pemahaman, penerapa, analisis, sintesis, dan evaluasi siswa terhadap kreatifitas guru dalam penggunaan media pembelajaran. Persepsi afektif menyangkut penerimaan, partisipasi, dan penilaian/penentuan sikap siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan

media pembelajaran. 5 Pendidik yang dimaksud adalah “guru” dan peserta didik adalah

“siswa” karena masalah yang dibahas berorientasi di SMA Negeri 3 Kotamobagu sebagai jenjang Menengah Atas. Interaksi sekolah dalam penelitian ini adalah interaksi pembelajaran yang di dalamnya terdapat kreativitas guru yang melibatkan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Pembelajaran dirumuskan sebagai proses yang sistematis yang di dalamnya semua komponen yang terlibat seperti pendidik, peserta didik, bahan ajar,

5 Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), h. 48 5 Anas Sudijono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), h. 48

Undang-undang R.I No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Menyebutkan: Guru dan Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan

tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. 7 Secara umum kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak di kenal pembuatnya. Yang dapat berupa imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Dapat mencakup pembentukkan pola baru dan gabungan informasi yang di peroleh dari pengalaman sebelunnya dan pencakokan hubungan lama ke situasi yang baru dan mungkin mencakup pembentukkan korelasi baru.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Association of Education and Communication technologi (AECT) dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

6 Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran Interaksi Komunikatif dan Edukatif di dalam Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 33

7 Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007), h. 59 7 Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007), h. 59

8 Azhar Arsyad Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2010), h. 3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Ancangan Teori

a. Konsep kreativitas

Menjadi guru yang kreatif dan inovatif, siapakah guru ? guru adalah pendidik profesional, tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan daga melatih menilai serta mengevaluasi peserta yang di didik pada pendidikan formal dijenjang anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menguasai kelas agar materi yang ia sampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, tentunya seorang guru harus bisa menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran yang sedang berlangsung berjalan dengan efektif. Dengan demikian berarti seorang guru harus memiliki keterampilan untuk dapat menarik perhatian siswa, guru harus terampil kreatif dan inovatif. Apakah kreatif dan inovatif itu ?

a. Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseroran memiliki kemampuan daya cipta seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi.

b. Inovasi merupakan sebuah temuan baru baik dalam bentuk ide, barang atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkungan tertentu, dalam arti b. Inovasi merupakan sebuah temuan baru baik dalam bentuk ide, barang atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkungan tertentu, dalam arti

kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan. 9 Untuk menjadi guru yang memiliki dua sifat tersebut, ada beberapa

tips :

1. Menguaai materi pelajaran Menguasai materi pelajaran adalah syarat pertama yang harus dimiliki seorang guru. Apabila seorang guru telah menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya, maka tidak da lagi rasa was-was akan segala pertanyaan dari muridnya. Sehingga timbul kepercayaan diri. Dan juga ia akan dapat mengetahui materi mana yang esensial dan yang kurang begitu esensial. Sehingga mengetahui materi apa yang harus diberikan terlebih dahulu.

2. Memiliki wawasan luas Seorang murid akan merasa senang dan bangga apabila memiliki guru yang punya pengetahuan yang luas. Ditanyai apa saja tahu. Namun disarankan pengetahuan tersebut masih terkait dengan mata pelajaran tersebut. Sehingga, dari guru tersebut akan selalu muncul hal-hal yang baru yang menyebabkan muridnya tidak mudah bosan. Dan hal tersebut akan menimbulkan kesan tersendiri pada murid-muridnya.

3. Komunikatif

9 Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif blogspot.com/2012/12. html diakses pada tanggal 11 September 2015, jam 00.21

Maksudnya, guru tidak pasif atau hanya diam saja. Karena seorang murid akan senang apabila disapa gurunya. Baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas. Hal ini akan menimbulkan kedekatan emosi. Oleh karena itu, seorang guru juga harus memperhatikan murid-muridnya. Mungkin bisa dengan menanyakan keadaan mereka sebelum memulai pembelajaran. Sehingga mereka akan merasa diperhatikan.

4. Dialogis Maksudnya, dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru tidak hanya bercerama saja. Tapi juga harus memberi kesempatan kepada muridnya untuk bertanya, sehingga segala sesuatu yang belum dimengerti oleh murid dapat terjawab untuk membentuk suasana yang hidup, pertanyaan jangan langsung dijawab oleh guru, tapi dilemparkan kepada murid lainnya. Sehingga, murid mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

5. Tidak hanya teori tapi juga praktek dalam beberapa mata pelajaran, praktek sangat dibutuhkan untuk membuat pemahaman yang lebih mantap. Dan dengan praktek, pelajaran yang diajarkan lebih jelas dan mudah diingat. Seperti halnya haji atau berenang, jika hanya berteori tanpa praktek, sangatlah sulit untuk dipahami. Selain itu, praktik akan membuat para murid senang dan tidak gampang bosan.

Sulitnya menyampaikan materi bukanlah halangan untuk seorang guru untuk menjadikan kelasnya lebih ‘hidup’. Guru yang kreatif adan inovatif dapat menjadi jawaban bagi sulutnya menyampaikan materi dengan Sulitnya menyampaikan materi bukanlah halangan untuk seorang guru untuk menjadikan kelasnya lebih ‘hidup’. Guru yang kreatif adan inovatif dapat menjadi jawaban bagi sulutnya menyampaikan materi dengan

inovatif dengan berusaha dan berdoa tentunya. 10

Konsep kreativitas guru, dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran, nampaknya faktor guru perlu mendapat perhatian yang pertama dan utama, disamping kurikulumnya, karena baik buruknya suatu kurikulum pembelajaran pada akhirnya bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan kurikulum tersebut. Pembelajaran yang efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan sumber belajar dan peserta didik secara aktif. Pembelajaran bukan sekedar memorasi dan recall bukan sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan oleh logos, tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan

10 Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif blogspot.com/2012/12. html diakses pada tanggal 11 September 2015, jam 00.21 10 Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif blogspot.com/2012/12. html diakses pada tanggal 11 September 2015, jam 00.21

Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi peserta didik. Lebih dari itu, pembelajaran yang efektif menekankan pada bagaimana agar peserta didik mampu belajar cara belajar learning how to learn Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Proses aktivitas belajar mengajar yang menyenangkan tentunya tidak tercipta begitu saja, akan tetapi pengelolaannya dirancang oleh guru dengan merancang fasilitas belajar (media), sehingga aktivitas belajar siswa menjadi dipermudah dan mendorong proses belajar siswa.

Kreativitas bisa dikembangkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya. Selanjutnya, Mulyasa menyatakan bahwa “kreativitas merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.” Sedangkan Muhadjir menyatakan “kemampuan kreatif merupakan kemampuan guru untuk menampilkan tata hubungan unik atau hubungan baru non konvensional yang bermakna antara sejumlah sesuatu.” Salah satu bentuk yang perlu

11 Putra Wapulaka Kreativitas Guru Menggunakan Media. http://putrawapulaka.blogspot.com. Diakes 15 Mei 2015, jam 17.00 11 Putra Wapulaka Kreativitas Guru Menggunakan Media. http://putrawapulaka.blogspot.com. Diakes 15 Mei 2015, jam 17.00

Menurut Mulyasa, secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Selain itu menilai, menghargai peserta didik berpikir kreatif, memberanikan peserta didik untuk memanipulasi benda- benda (obyek) dan ide-ide, menciptakan kondisi yang diperlukan untuk berpikir kreatif, menyediakan sumber untuk menyusun gagasan dan ide-ide, mengembangkan keterampilan untuk memberikan kritik yang membangun dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, Nana Syaodih menyatakan berpikir kreatif adalah “kebiasaan berpikir yang bersifat menggali, menghidupkan imaginasi, intuisi, menumbuhkan potensi-potensi baru, membuka pandangan yang menimbulkan kekaguman, merangsang pikiran-pikiran yang tidak terduga.”

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan nilainya bahwa memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu yang rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. 12

Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreativ selalu dimulai dengan berpikir

12 Rusman, model-model pembelajaran, (cet. V, Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2012), h. 324 12 Rusman, model-model pembelajaran, (cet. V, Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2012), h. 324

Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkan dalam bentuk sebuah hasil karya baru. 13

Kualitas pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurikulum, manajemen sekolah, lingkungan belajar, dan guru sebagai pemegang kunci proses pembelajaran. Karena itu guru dituntut untuk selalu kreatif dalam implementasi pembelajaran. Salah satu kreativitas guru dapat dilihat bagaimana guru mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai alat dan sumber belajar di lingkungannya. Guru tidak hanya dituntut dapat memanfaatkan media pembelajaran, tetapi juga harus dapat mengembangkan media pembelajaran dari tingkat sederhana sampai

dengan canggih. 14

b. Konsep Kreativitas Guru PAI

Dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut dengan murabbi, muallim, dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi. Kata

13 Ibid,. h. 325 . 14 http://www.uny.ace.co.id/berita/kreativitas-guru-kunci-kualitas-pembelajaran.html diakses

13 mei 2015, jam 17.00 13 mei 2015, jam 17.00

Ketiga term itu, muallim, murabbi, muaddib, mempunyai makna yang berbeda, sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam situasi tertentu mem-punyai kesamaan makna.

Kata atau istilah “murabbi” misalnya, sering dijumpai dalam kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta ahklak yang terpuji.

Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam membicarakan aktivitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan (baca : pengajaran), dari seorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu. Adapun istilah “muaddib” menurut al-Attas, lebih luas dari

istilah muallim dan lebih relevan dari konsep pendidikan islam. 15

Sistem pendidikan yang baru menuntut factor dan kondisi yang baru pula baik berkenaan dengan sarana pisik maupun nonpisik. Untuk itu

15 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet, IX; Kalam Mulia: Jakarta; 2011) h. 56

diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan adminitrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tentunya masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran. 16

c. Konsep Media Pembelajaran

1. Pengertian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan bagi pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

16 Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran (Cet. 1: ciputat pers; Jakarta, 2002) h. 17 16 Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran (Cet. 1: ciputat pers; Jakarta, 2002) h. 17

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut fleming adalah penyabab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa da nisi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan- pesan pengajaran. 17

Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet, V: Raja Grafindo Persada; Jakarta: 2004), h. 3 17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet, V: Raja Grafindo Persada; Jakarta: 2004), h. 3

yang dituju. 18 Dengan demikian, kalau ada teknologi pengajaran agama misalnya,

maka itu akan membahas masalah bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam proses mengajar agama, akan membahas masalah keterampilan,

sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan agama. 19

2. Hakikat

Hakikat media pembelajaran merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang memiliki banyak manfaat jika digunakan secara maksimal beberapa manfaat tersebut diantaranya :

a. Media pembelajaran membantu seorang tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran maka seorang tenaga pendidik

18 Ibid,. h. 4 19 Ibid., h. 6 18 Ibid,. h. 4 19 Ibid., h. 6

b. Media pembelajaran dapat mempermudah bagi para peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya. Banyak materi pembelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik yang bersifat abstrak. Sehingga hal tersebut membuat para peserta didik menjadi kebingungan tentang apa yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka dapat membantu para peserta didik untuk lebih memahami apa yang disampaikan tenaga pendidiknya.

c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bervariatif dengan adanya media pembelajaran. Banyak peserta didik yang menganggap bahwa mendengarkan, menjelaskan dari seorang tenaga pendidik dalam waktu yang lama merupakan sebuah kegiatan yang cukup efektif untuk mengulangi kebosanan yang dialami oleh para peserta didik.

d. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat lebih fleksibel dengan adanya media pembelajaran. Jika setiap hari kegiatan pembelajaran dilakukan didalam ruangan maka hal tersebut dalam waktu yang lama akan membuat peserta didik mengalami kejenuhan, karena hal inilah maka semua media pembelajaran diperlukan. Dengan adanya media d. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat lebih fleksibel dengan adanya media pembelajaran. Jika setiap hari kegiatan pembelajaran dilakukan didalam ruangan maka hal tersebut dalam waktu yang lama akan membuat peserta didik mengalami kejenuhan, karena hal inilah maka semua media pembelajaran diperlukan. Dengan adanya media

3. Jenis

Salah satu ciri media pengajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu diracang dan dikembangkan lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran. 20

a. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media teruta yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah

20 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Cet, II: Raja Grafindo Persada; Jakarata: 2000), h. 79

“bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka antar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”. 21

b. Media Berbasis Cetakan

Materi pengajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. 22

c. Media Berbasis Visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna

21 Ibid,. h. 80 22 Ibid,. h. 85 21 Ibid,. h. 80 22 Ibid,. h. 85

d. Media Berbasis Audio-Visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. 24

e. Media Berbasis Komputer

Dewasa ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-managed Instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer- assisted instructional (CAI). CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukan penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat

23 Ibid., h. 89 24 Ibid., h. 91 23 Ibid., h. 89 24 Ibid., h. 91

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut:

1. Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran;

2. Mengevaluasi siswa (tes)

3. Mengumpulkan data mengenai siswa

4. Melakukan analisis statistic mengenai data pembelajaran

5. Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan). 25

f. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar

Dalam dua decade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit- unit perpustakaan keliling (mobile library) dari departemen pendidikan dan kebudayaan tersedia di kota-kota besar guna melayani kebutuhan para pelajar.

25 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet IX; Jakarta: Kalam Mulia. 2011), h. 56 25 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet IX; Jakarta: Kalam Mulia. 2011), h. 56

Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi media belajar :

1. Membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang dijabarkan.

2. Meningkatkan motifasi siswa dalam belajar.

3. Mengurangi peristiwa mis understanding.

4. Memotifasi guru untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam media belajar,

5. Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar.

6. Membantu siswa menginteraksikan materi belajar kedalam situasi yang nyata.

Dalam dunia pendidikan, yang memegang kunci dalam pembangkitan dan pengembangan daya kreativitas anak itu adalah guru. Seorang guru yang ingin membangkitkan kreativitas pada anak-anak didiknya, harus terlebih dahulu berupaya supaya dia sendiri kreatif. Pada umumnya guru yang kreatif perna dididik oleh orang-orang yang kreatif dalam lingkungan yang mendukungnya. Kreativitas harus mengubah konsep lama, yang mengatakan bahwa pebdidikan itu suatu system, dimna factor-faktor yang terdahulu terkumpul, dipelihara dan disistimatisasikan.

Oleh karena itu, seorang guru itu perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru dipersyaratkan mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yng diharapkan. Karena secara operasionalnya gurunya yang terlibat langsung dalam pembelajaran di sekolah. Tugas guru sangatlah kompleks, sehingga mereka di tuntut untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan profesional dengan tugasnya dengan menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam memecakan

masalah-masalah pendidikan/pembelajaran. 26

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun terapkali terabaikan, problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut tidak perlu muncul apabila pengetahuan dalam berbagai macam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar.

26 Hamza. Profesi Kependidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 109.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat menefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran

dalam proses belajar mengajar. 27

Salah satu upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan-pesannya. Hal ini diperuntuhkan bagi siswa yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat di anjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk penggunaan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi

kedua yaitu murid dan guru. 28

1. Perencanaan

Pengajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pengajaran itu juga memerlukan

27 Muhaimin, Strategi Belajar (Penerapan dalam pembelajaran Pendidikan Islam), (Surabaya: CV Citra Media, 1996), h. 91.

28 Ardani Mustakasari, Mengenal Media Pembelajaran . http:/edu-articles. Diakses 11 mei 2015, jam 09:00.

perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya dikelas atas dasar pertimbangan antara lain (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu papan tulis atau proyektor transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang di pilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia

tetapkan. 29

2. Pemilihan

Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Di samping itu perlu pula diperhatikan apakah materi dan media itu akan mampu mengakibatkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, telah terbukti efektif jika pernah di ujicobakan, dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau

29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. V; Raja Grafindo Persada: Jakarta; 2004),. h 67 29 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Cet. V; Raja Grafindo Persada: Jakarta; 2004),. h 67

dengan tujuan yang ingin dicapai. 30

3. Penggunaan

Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Di samping praktek dan latihan menggunakannya, pesiapan ruangan juga diperlukan seperti meja peralatan,

listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian. 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan yaitu penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan agama islam banyak diteliti oleh para peneliti antara lain:

30 Ibid,. h. 68 31 Ibid., h. 69

1. Skripsi Surharyanti, (2008) dengan judul “manfaat pembelajaran dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Pangukan Sleman”. Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini setelah memanfaatkan media pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V di SDN Pangukan maka siswa lebih aktif mengikuti pelajaran, siswa merasa senang mengikuti

pelajaran, siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan. 32

2. Skripsi Khusnul Qotimah, (2004) dengan judul “pengaruh penggunaan media pengajaran terhadap tingkat pemahaman Siswa MA Wahid Hasyim Yogyakarta”. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menunjukan hasil yang signifikan, hasil yang diperoleh siswa dalam belajar

menunjukan standard yang baik. 33 Dari kedua penelitian di atas jika dicermati ada kesesuaian dengan

judul yang akan penulis teliti, tetapi dari kedua penelitian di atas ada sesuatu yang berbeda. Intinya adalah bagaimana media tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

32 Skripsi, Surharyanti, manfaat pembelajaran dalam proses belajar mengajar PAI pada siswa kelas V SDN Pangukan Seleman (2008), diakses tanggal 7 oktober jam 16.49

33 Skripsi, Khusnul Qotimah, pengaruh penggunaan media pengajaran terhadap tingkat pemahaman siswa MA Wahid Hasyim Yogyakarta, (2004), diakses tanggal 7 oktober 16.49

C. Kerangka Berfikir

Guru

Interaksi Pembelajaran

Siswa

Kreativitas Guru dalam penggunaan

Persepsi

Media Pembelajaran

Kerangka berfikir penelitian ini adalah peneliti menggambarkan interaksi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Guru dalam interaksi pembelajaran menggunakan kreativitas media pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menganalisis persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam interaksi pembelajaran di SMA Negeri

3 Kotamobagu.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif atau biasa disebut dengan pendekatan positivistik. Maksudnya pendekatan ini memandang kenyataan (realitas) sebagai suatu yang berdimensi tunggal, fragmental dan cenderung bersifat tetap.

Pendekatan ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran PAI kelas XI dan XII di SMA Negeri 3 Kotamobagu tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 127 orang. Yang populasinya diujikan sebagai berikut.