PENGARUH SINETRON INDONESIA BAGI ANAK AN

PENGARUH SINETRON INDONESIA BAGI ANAK-ANAK DI BAWAH UMUR
Analisis terhadap Anak Usia 6-8 tahun
Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia

Oleh :
Adjeng Kunti Septarini (112130010)
Ajeng Ayuning Pertiwi (112130021)
Arfia Hapsekar Lestari (112130038)

Program Studi Desain Komunikasi Visual
STISI Telkom
2012

Kata Pengantar
Pertama, kami ingin mengucapkan puji dan syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga
karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai

sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada
hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu
pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya
tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki
keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu, seperti yang telah dijelaskan bahwa kami
memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia
menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang
sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain
dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik. Dengan
menyelesaikan karya tulis ini, kami mengharapkan banyak

manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.

Bandung, 4 Desember 2012

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................
Daftar Isi ............................................
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................
1.2 Identifikasi Masalah.........................
1.3 Rumusan Masalah..............................
1.4 Tujuan.......................................
1.5 Manfaat......................................
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
BAB 2PEMBAHASAN
BAB 3PENUTUP
3.1 Simpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.........................................
LAMPIRAN...............................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Sinetron adalah istilah untuk serial drama sandiwara bersambung
yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya

bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai
konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara,
sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki
karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda
menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga
sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat
bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang
ditentukan oleh penulis skenario.

Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode
kebanyakan karena tujuan komersial semata-mata sehingga
dikhawatirkan menurunkan kualitas cerita, yang akhirnya
membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi hanya
menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur. Hal ini banyak
terjadi di Indonesia yang pada umumnya bercerita seputar
kehidupan remaja dengan intrik-intrik cinta segitiga,
kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan tema yang akhirakhir ini sangat digemari yaitu tentang kehidupan alam gaib.
Sinetron sering menuai kontroversi dalam tayangannya.
Kontroversi dapat timbul dari sisi cerita, penokohan, sampai
nilai moral yang terkandung. Terkadang nilai moral tersebut
dapat di salah artikan, terutama untuk kalangan anak di bawah
umur (6-8 tahun) sehingga menimbulkan dampak yang tidak baik
pada anak di bawah umur.
1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, identifikasi
masalah dalam makalah ini adalah pengaruh sinetron terhadap
psikologis anak umur 3-8 th dalam kehidupannya sehari-hari.


1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.3.1 Kriteria sinetron yang seperti apa yang memengaruhi anak
dibawah umur ?
1.3.2 Apa dampak positif sinetron pada anak dibawah umur ?
1.3.3 Apa dampak negatif sinetron pada anak dibawah umur ?
1.3.4 Apa dampak psikologis terhadap anak dibawah umur ?
1.3.5 Apa dampak psikis terhadap anak dibawah umur ?
1.3.6 Anak yang bagaimana yang dapat terkena dampak sinetron
tersebut ?

1.3.7 Bagaimana solusi untuk menangani dampak negatif dari
sinetron tersebut ?
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1.4.1 Kriteria sinetron yang dapat memengaruhi anak dibawah

umur
1.4.2 Dampak positif sinetron pada anak dibawah umur
1.4.3 Dampak negatif sinetron pada anak dibawah umur
1.4.4 Dampak psikologis dari sinetron terhadap anak dibawah
umur
1.4.5 Dampak psikis dari sinetron terhadap anak dibawah umur
1.4.6 Ciri-ciri anak dibawah umur yang dapat terkena dampak
sinetron
1.4.7 Memecahkan solusi dalam menangani dampak negatif dari
sinetron terhadap anak dibawah umur
1.5 Manfaat
Manfaat bagi penulis, mendapat pengalaman baru dalam
penelitian pada anak usia 3-8 tahun.
Manfaat bagi pembaca, dapat mengetahui dampak atau pengaruh
dari sinetron terhadap anak di bawah umur, mengetahui ciri-ciri anak
di bawah umur yang terkena dampak dari sinetron.

Bab 2
PEMBAHASAN
Pada zaman sekarang ini, banyak sekali sinetron yang disiarkan

di televisi. Hampir semua stasiun televisi brlomba untuk memproduksi
sinetron yang bekerja sama dengan production house. Kebanyakan
sinetron yang ditayangkan adalah sinetron yang bertemakan
percintaan. Namun, ada beberapa sinetron yang bertemakan anak-anak.
Rata-rata, sinetron ditayangkan sekitar petang hingga malam hari.
Sinetron yang bertemakan percintan jelas sangat tidak pantas
untuk ditonton dengan anak usia di bawah umur karena merek memang
belum saatnya untuk mengerti tentang percintaan. Ada pula sinetron
yang bertemakan anak-anak, tentu saja sasaran penontonnya adalah
anak-anak. Namun, beberapa sinetron yang bertemakan anak-anak
memiliki dampak negatif. Di dalam sinetron tersebut, tampak
sekumpulan anak SD yang memiliki geng dan menyiksa teman yang tidak
mereka sukai. Seringkali dalam sinetron tersebut, justru mebahas
tentang percintaan. Anak usia di bawah umur belum bisa mengetahui
mana yang pantas dan tidak pantas untuk mereka tiru.
Faktor yang mendorong banyaknya permintaan terhadap tayangan
sinetron di antaranya adalah daya tarik cerita dan tokoh cerita yang
digemari, sedangkan ketertarikan stasiun swasta untuk memproduksi
sinetron didorong permintaan dan daya jual tinggi dengan biaya
murah. Jika mengamati cerita yang ditayangkan, relatif tidak ada

perubahan dari satu sinetron ke sinetron yang lain.
Tayangan televisi sekarang, terutama sinetron sering kali
dikemas hanya untuk menarik perhatian penonton. tidak lagi
memedulikan pendidikan dan perkembangan jiwa anak sehingga anak
mencontoh atau pun meniru adegan dari tokoh idolanya, baik perilaku
seperti gaya bicara, gaya rambut hingga busana yang dikenakan.
Meskipun dalam sinetron itu para pemainnya anak-anak, banyak

memunculkan dialog dan adegan yang tidak baik bahkan sebenarnya
sangat tidak layak untuk ditonton anak-anak.
Selain itu, dampak yang terlihat adalah mereka akan merasa
ketergantungan dengan tayangan di televisi, mereka akan malas untuk
melakukan kegiatan lain selain menonton televisi.
Adapun dampak positif dari sinetron terhadap anak, yaitu
mereka dapat mengetahui perilaku mana yang dapat ditiru dan dapat
ditiru. Namun, didalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting.
Orang tua harus mendampingi anak kertika sedang menonton televisi,
orang tua juga harus dapat memilih sinetron mana yang dapat ditonton
untuk anak di bawah umur dan yang terpenting orang tua harus dapat
memberi pengertian kepada anak bahwa apa yang terjadi di sinetron

tersebut hanyalah fiktif bekala.
Jika anak di bawah umur menonton sinetron tanpa didampingi
oleh orang tua atau orang yang lebih tua umurnya dari mereka, maka
akan berdampak kepada psikologis anak tersebut. Di antaranya, dengan
menonton sinetron, anak di bawah umur dapat meniru perilaku dan
perkataan idolanya yang ada dalam sinetron tersebut. Selain itu,
sinetron dapat mengubah pola pikir anak di bawah umur. Dengan mereka
menonton sinetron, jika mereka mengalami hal yang sama dengan
sinetron tersebut, ia akan melakukan hal yang sama juga dengan apa
yang ada di dalam sinetron tersebut meskipun perilaku itu tidak
pantas untuk seumuran mereka sehingga dengan adanya sinetron yang
menjamur saat ini membuat psikologis anak di bawah umur terganggu.
Sinetron tidak hanya memengaruhi psikologis anak, tetapi juga
memengaruhi psikis anak. Biasanya anak dibawa umur masih sengangsenganya mengikuti atau meniru gaya bicara, gaya berpakaian atau
semacamnya yang ada di sekitarnya, termasuk dalam menonton sinetron.
Sinetron zaman sekarang kenanyakan sinetron remaja yang seharusnya
tidak layak ditonton oleh anak di bawah umur sehingga dari situlah
anak di bawah umur ini mengikuti gaya berpakaian atau gaya bicara
yang seharusnya belum pantas mereka ikuti. Mereka akan cenderung
meniru apa yang merekalihat di tayangan televisi atau sering

dikatakan para psikolog 'what they see is what they do' (apa yang
mereka lihat adalah apa yang mereka kerjakan).
Kebanyakan orang tua membiarkan anak-anaknya menonton televisi
selama berjam-jam, dengan asumsi bahwa mereka terhibur dengan acara
yang disuguhkan, tanpa memerhatikan manfaat dan pengaruhnya terhadap
perkembangan jiwa dan mental anak-anaknya. Kebanyakan dari para
orang tua tidak selalu ada di rumah sehingga pangawasan dari para
orang tua pun kurang. Peran orang tua dalam hal ini sangatlah
penting karena pada masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting
bagi perkembangan hidup manusia.

Anak yang sering menonton sinetron, biasanya malas-malasan,
setiap ada waktu senggang mereka selalu menghabiskan waktunya dengan
menonton televisi, bahasa yang mereka pakai menjadi lebih dewasa
seperti kebanyakn yang ada dalam sinetron dan menjadi tidak sopan
terhadap orang yang lebih tua.
Kemewahan telah menjadi gaya hidup yang sudah tidak bisa
dipisahkan dari sinetron-sinetron sekarang ini, belum lagi dengan
dandanan yang sudah mendekati pornografi, begitu juga dengan katakata kasar dan tidak seronok yang bisa membahayakan anak-anak dan
remaja yang mungkin belum begitu mengerti dengan jalan cerita yang

di tontonnya. Bahaya lain yang membuat sinetron Indonesia banyak
dihujat oleh banyak orang adalah karena bisa membawa pengaruh
negatif karena kehidupan di sinetron yang demikian wah dan serba
glamour. tidak jarang sinetron yang menunjukan adegan kekerasan.
Bagi orang dewasa, mungkin apa yang ditampilkan di televisi
itu bukanlah masalah besar sebab mereka sudah mampu memilik-memilah,
dan memahami apa yang ditanyangkan ditelevisi. Namun, bagaimana
dengan anak-anak dengan segala kepolosan yang dimilikinya, belum
tentu mereka mampu mengerti kenapa yang mereka saksikan dilayar
televisi dengan tepat dan benar.
Memang dikatakan oleh Jospeph T. Klapper bahwa media bukan
penyebab perubahan satu-satunya, melainkan ada faktor-faktor lain
yang menengahi. Namun, bagaimana pun juga, jika mengacu pada teori
efek media makan terdapat teori belajar, dimana seseorang itu
belajar melakukan sesuatu dari media. Seorang anak bisa dengan
fasihnya menirukan ucapan atau lagu-lagu yang di dengarnya di
televisi. Mereka pun dengan kepolosannya dan keluguannya sering pula
menirukan segala gerak dan tingkah laku idolanya di televisi. Keith
W. Mielke sebagaimana dikutip oleh Arini Hidayati dalam bukunya
berjudul Televisi dan Perkembangan Sosial Anak mengatakan bahwa
msalah paling mendasar bukan jam yang dilewatkan si anak untuk
menonton televisi, melainkan program-program yang ia tonton dan
bagaimana orang tua dan guru memanfaatkan program-program ini untuk
sedapat mungkin membantu kegiatan belajar mereka.
Ada beberapa solusi untuk mengatasi dampak negatif dari
sinetron terhadap anak di bawah umurnya itu. Pertama, perlu adanya
sosialisasi kepada orang tua tentang bahaya program yang ada di
televisi, juga diperlukan kewaspadaan yang penuh dan tidak
membiarkan anak-anak menonton televisi dengan bebas. Kedua,
mendampingi waktu anak-anak menonton televisi dan sekaligius
memberikan penjelasan saat dibutuhkan. Untuk itu, kesiapan orang tua
untuk mendampingi di tengah kesibukan kegiatan mutlak diperlukan.
Ketiga, perlu diupayakan pemberdayaan masyarakat dengan diadakan
lembaga kontrol yang bisa memberi masukan dan kajian kritis tentang
isi program televisi, siaran televisi dan dampak yang ada.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengaruh sinetron sangat berpengaruh terhadap psikologis anak
di bawah umur (usia 3-8 tahun), terlebih jika saat menonton sinetron
tidak diawasi oleh orang tua dampaknya akan lebih besar dibanding
dengan diawasi oleh orang tua.
3.2 Saran
Tontonlah sesuai dengan usianya. Peran orang tua di sini juga
sangat penting untuk mengawasi anak-anak menonton televisi, terutama
saat menonton sinetron.

DAFTAR PUSTAKA
www.boby86.wordpress.com, diakses pada 6 Desember 2012
www.megasari-saputri-tugasku-blogspot.com, di akses pada 6 Desember
2012
www.gwimukti.multiply.com, di akses pada 6 Desembr 2012
www.ebookbrowse.com, di akses pada 6 Desember 2012
www.blog.tp.ac.id, diakses pada 6 Desember 2012