Perentjanaan Pembangunan Depernas
PERENTJANAAN PEMBANGUNAN
DEPERNAS
JAITU
KETERANGAN RINGKAS TENTANG KEMADJUAN PERANTJANGAN PEMBANGUNAN DEPERNAS DAN TENTANG
SITUASI PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN
DALAM SIDANG IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
DI DJAKARTA
TANGGAL 25 NOPEMBER 1959
OLEH
PROF. MR. H. MUHAMMAD YAMIN
KETUA DEPERNAS
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
KETERANGAN RINGKAS
TENTANG
KEMADJUAN PERANTJANGAN PEMBANGUNAN DEPERNAS DAN SITUASI
PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN DALAM SIDANG IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DI DJAKARTA TANGGAL 25 NOVEMBER 1959.
oleh
Prof. Mr. H. Muhammad Yamin
Ketua DEPERNAS.
-------
Keterangan tentang sampai mana rentjana pembangunan DEPERNAS dan
situasi pembangunan sekarang jang diharapkan dari pihak ketua DEPERNAS
oleh P.J.M Ketua dalam Sidang IV Dewan Pertimbangan Agung saja terima
sebagai perhatian-besar dari pihak Dewan Pertimbangan Agung terhadap
pekerdjaan DEPERNAS sedjak hari pelantikan dibulan Agustus sampai kini
bulan November 1959.
Saja mengutjapkan terima kasih atas perhatian itu. Keterangan tentang soal-soal sekeliling harapan jang dilahirkan itu saja akan tindjau dari pada kerdja-sama antara badan-tertinggi dalam Republik Indonesia, sedjak kita kembali ke UUD-1945, jaitu : Kabinet Kerdja, Dewan
Pertimbangan Agung dan DEPERNAS, jang ketiga-tiganja dibawah pimpinan
P.J.M. Presiden, kepada-negara jang mempunjai wewenang menurut Konsti-tusi
1945 pasal 4: Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut U.U.D.
Sekarang marilah lebih dahulu saja madjukan sedjarah perkembangan
organisasi DEPERNAS sedjak 5 Djuli 1959. Segera sesudah Dekrit Presiden/Panglima Tertinggi jang mendjadi dasar-hukum bagi segala Penetapan
Presiden, maka ditetapkan dalam Penetapan Presiden 1959 No. 4 tentang
DEPERNAS dan Peraturan Pemerintah 1959 No. 44 tentang pengubahan peraturan Pemerintah 1959 No. 1 tentang pelaksanaan U.U.-DEPERNAS. Djuga
Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Tatatertib DEPERNAS telah ditanda-tangani Kepala Negara. Dengan demikian maka DEPERNAS, setelah 77
orang anggotanja dilantik pada 18 Agustus 1959, lalu memulai pekerdja-annja,
jaitu setelah mengangkat sumpah membentuk masjarakat adil dan makmur
berdasarkan adjaran Pantja Sila dengan merantjang pembangunan semesta dan
berentjana.
Menurut peraturan DEPERNAS tersebut diatas maka tugas organisasi
ini jalah : Merantjang, menindjau, mengawasi dan menilai pembangunan. Tugas
merantjan sedang sibuk dikerdjakan.
Tugas menindjau dan mengawasi seluruh pembangunan akan memberi bahan
berharga dari tegalan-kerdja. Tugas menindjau dan mengawasi
itu baru ……………
Stc.no.100/11/59.-
-2itu baru akan dimulai bulan Djanuari 1960, setelah para anggota memiliki pengetahuan dan tenaga tindjauan setjara mendalam terhadap pembangunan. Setelah memiliki pengalaman para anggota disegala bidang pembangunan, barulah kira-kira pada bulan Mai 1960 melaksanakan tugas pekerdjaan menilai atau memberi evaluasi terhadap pembangunan 1956 – 1960, pembangunan routine jang dikerdjakan oleh departemen-departemen, pembangunan jang dikerdjakan oleh pemerintah daerah dan partikulir.
Hasil penilaian dan penindjauan akan dipergunakan untuk merentjanakan pembangunan dan dimana perlu akan disampaikan hasilnja itu kepada
Pemerintah.
Selandjutnja pekerdjaan jang paling pertama harus dilaksanakan sedjak semula pimpinan DEPERNAS, jalah menimbulkan teamwork antara para
anggota jang berasal dari pelbagai daerah dari Sabang sampai Merauke,
dan karena mempunjai anggota dari pelbagai partai politik dan berasal
dari pelbagai golongan karya. Melihat keadaan jang njata, teamwork jang
diperlukan telah tertjapai , seperti ternjata dalam kerdja-sama dalam
seksi-seksi, dalam rapat pleno dan dalam pergaulan antara keluarga
DEPERNAS. Saringan Kepala Negara terhadap 3000 tjalon anggota DEPERNAS
ternjata suatu pilihan jang pada umumnja adalah tepat, karena ternjata
para anggota menurut pengalaman saja adalah tjakap menghadapi tugas
jang dipertjajakan keatas bahu mereka.
Keadaan ini tidaklah berarti bahwa pengetahuan-pengetahuan atau
science of planning dimiliki oleh semua anggota setjara mendalam. Kekuatan para anggota jang paling atas terletak pada perwakilan jang dimi-likinja,
baik sebagai wakil daerah ataupun wakil golongan karya. Keada- an atau
kekuatan-perwakilan daerah serta karya itu memang sangat pen- ting untuk
mendengarkan keinginan Rakjat jang tertebar didaerah diselu- ruh Indonesia
dan penting karena pembangunan jang direntjanakan bersi- fat nasional dan
overall-planning; sifat kebangsaan dan kesemestaan ha- nja dapat didjamin
setjara konkrit, apabila sjarat-sjarat pengetahuan tentang keinginan Rakjat
dibidang pembangunan benar-benar dimiliki oleh para anggota.
Setelah memberikan kata pendahuluan setjara umum, maka marilah
saja djelaskan pekerdjaan DEPERNAS dalam waktu 3 bulan jang lampau.
Setelah rapat-pleno DEPERNAS di Istana Negara pada tanggal 18 dan
28 Agustus 1959 mengangkat sumpah, mendengarkan dan menerima Amanat
Presiden dibidang pembangunan, maka dengan segera rapat-pleno dikota
Bandung menjusun Dasar-azasi Pembangunan jang berpokok kepada Amanat
Pembangunan tersebut.
Oleh karena …….
-3Oleh karena kedua rapat-pleno bersifat rapat tertutup, sedangkan naskahnja untuk sementara waktu bersifat rahasia, maka ada kalanja terdengar suara dari luar negeri, seolah-olah pekerdjaan perentjanaan DEPERNAS tidak mempunjai dasar-pedoman atau guiding principles. Anggapan itu
tidaklah benar dan berbahaja karena boleh menjesatkan fikiran terhadap
Amanat-pembangunan dan Dasar-azasi pembangunan. Kedua naskah itu kami
lampirkan dalam rapat ini.
Segera sesudah dasar-azasi pembangunan atas Amanat Presiden disempurnakan dengan hasil2 musjawarah dalam rapat-pleno DEPERNAS, maka da patlah mulai direntjanakan bidang-pokok pembangunan semesta jang nanti
akan dibagi-bagi dalam beberapa bidang chusus pembangunan. Dalam rapatpleno tersebut telah diangkat empat seksi jaitu :
1. Seksi Sandang Pangan.
2. Seksi Kenegaraan.
3. Seksi Ekonomi/Keuangan
4. Seksi Kemasjarakatan.
Ketua Seksi Sandang Pangan jalah Dr. Hardjiharmo Tjokronegoro dan
Wakil Ketuanja Mr. Elkana Tobing.
Ketua Seksi Kenegaraan jalah Mr. Soedirman Poerwokoesoema dan
Wakil Ketuanja Mr. A. Baramuli.
Ketua Seksi Ekonomi/ Keuangan jalah Mr. I. Gusti Ketut Pudja dan
Wakil Ketuanja R. Wilujo Puspojudo.
Ketua Seksi Kemasjarakatan jalah Prof. Mr. Djokosoetono dan
Wakil Ketuanja Dr. Nj. Hurustiati Subandrio.
Dalam waktu kira-kira dua bulan, keempat seksi itu telah bekerdja
sekuat tenaga dan telah selesai pekerdjaannja dengan menghasilkan empat
djilid pelaporan, jang dengan ini semua kami lampirkan. Segala pelaporan itu akan dibahas oleh rapat-pleno nanti tanggal 30 November sampai
5 Desember di Bandung. Dalam rapat itu djuga akan dimadjukan Rantjangan
bidang pokok pembangunan semesta, jang akan disusun atas empat laporan
seksi diatas, ditambah dengan pendapat hasil musjawarah rapat-pleno dan
pendapat pimpinan DEPERNAS.
Adapun bidang chusus pembangunan akan meliputi diantaranja :
1. Industri sandang atau textil kapas, textil rayon dan textil
rami.
2. Industri pangan atau beras jang meliputi industri pupuk (fertiliser), alat tani dan pemilihan bibit.
3. Industri obat-obatan.
4. Alat perhubungan.
5. Keruhanian …..
-45. Keruhanian, Pendidikan, Persekolahan dan latihan tenaga ahli
dan tenaga penggalang pembangunan.
6. Pemeliharaan Bahasa Indonesia, Kebudajaan Nasional dan Peraturan Negara Republik Indonesia dalam bahasa-persatuan.
7. Industri Tourisme.
8. Rantjangan research jang berentjana untuk menjediakan pelaksanaan pembangunan-semesta jang berikut.
9. Industri Berat dan petambangan.
Perlu kami memadjukan pendjelasan tentang industri sandang-pangan,
jang sama bunji dan isinja dengan item sandang-pangan menurut tri-program Pemerintah, tetapi berlainan sekali tentang soal jang dihadapi.
Sandang-pangan menurut tri-program Pemerintah berputar disekeliling soal quantum jang tjukup dan harga jang pantas, dengan tidak menghiraukan
asalnja beras dan textil. Sandang-pangan menurut pembangunan semesta
bertudjuan supaja Indonesia mendjadi self-supporting dilapangan beras
dan kain, artinja supaja menghilangkan atau mengurangi devisen untuk
import dari luar. Industri sandang-pangan penting sekali, tidak sadja
karena berhubungan dengan pembentukan ekonomi nasional, tetapi djuga
melihat djumlah devisen jang harus dipergunakan selama Indonesia belum
self-supporting dibidang sandang-pangan.
Menurut nota keuangan maka dalam tahun 1956 harga import-beras adalah Rp. 1.192.1 djuta dan dalam 1958 Rp. 1.120.3 djuta. Angka-angka untuk import-textil tahun 1956 Rp. 2.374.5 djuta dan tahun 1958 Rp. 999.8
djuta.
Djadi Djikalau Indonesia dibidang sandang-pangan telah mendjadi
self-supporting akan tertjapailah penghematan devisen kira-kira 3.5 milliard rupiah.
Dengan ini saja lampirkan daftar import jang berasal dari nota keuangan 1960.
-5ICHTISAR TENTANG IMPOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Beras
Bahan Makanan lainnja
Zat genuk
Bahan Kimia
Bahan karet
Kaju dan gabus
Kertas
Tekstil
Barang lain untuk pakaian
Barang pembangkitan
tenaga
11. Barang tambang
12. Logam biasa
13. Mesin dan Pesawat2
14. Alat pengangkutan
15. Lain-lainnja
+ 782.0
592.8
15.7
660.0
14.4
15.2
288.8
1.790.5
57.7
142.0
Djumlah
1.120.3
321.6
7.6
415.6
10.0
22.1
184.5
999.8
34.0
152.1
Tahun 1958
Triw.ke-1
306.7
120.3
1.8
103.7
2.7
2.7
44.3
240.2
11.9
52.1
Triw.ke-2
252.2
60.7
1.7
54.2
0.8
2.6
46.0
246.5
3.9
28.5
Triw.ke-3
318.6
75.4
1.7
110.8
2.5
9.0
49.9
356.5
11.0
39.7
Triw.ke-4
242.8
65.2
2.4
146.9
4.0
7.8
444.3
156.6
7.2
31.8
Triw.ke-1
165.1
57.6
3.1
80.3
3.8
4.6
29.5
166.2
15.7
43.2
Djan.
+ 113.9
20.8
0.9
32.6
2.0
1.5
14.4
53.3
2.8
20.7
298.2
811.4
1.363.1
879.2
380.1
200.1
1.166.8
1.411.0
803.8
308.0
49.5
433.8
854.8
399.9
91.1
23.2
138.5
287.8
179.4
34.0
9.8
94.1
251.6
67.6
16.9
6.9
101.0
168.0
81.7
18.2
9.6
100.2
147.4
71.2
22.0
6.4
94.2
204.0
52.7
21.0
2.1
43.7
79.0
17.0
9.9
2.4
27.5
65.1
18.3
6.4
1.9
22.8
60.3
17.4
4.7
9.359.5
8.248.8
5.096.7
1.549.3
1.137.1
1.350.9
1.059.4
947.6
414.6
284.5
248.5
1956
1956
1957
99.1
473.7
8.5
578.9
22.6
21.2
296.4
1.742.8
111.4
84.2
1.192.1
831.9
11.4
619.9
45.7
15.1
237.5
2.374.5
154.7
144.7
187.3
721.1
735.5
557.9
524.2
6.164.8
Tahun 1959.
Febr.
Maret.
42.9
8.3
19.2
17.6
1.0
1.2
26.0
21.7
0.9
0.9
1.7
1.4
7.0
8.1
45.6
67.3
7.1
5.8
13.4
9.1
-6
Mudah-mudahan tahun 1959 ini DEPERNAS akan dapat beralih ketahun
1960 dengan membawa bidang-pokok pembangunan (main project), jang akan
mendjadi dasar bagi bidang-chusus pembangunan (special project) jang
akan diisi oleh seksi pembangunan dengan objek-objek pembangunan tertentu disegala bidang pembangunan. Pimpinan DEPERNAS sangat menghargaikan kesedian Kepala Negara akan mengutjapkan penegasan Amanat-pembangunan dalam rapat-pleno istimewa pada permulaan bulan Djanuari 1960
dengan mengundang seluruh anggota Pemerintah dan seluruh Diplomatic
Corps, dikota Bandung. Penegasan Amanat Presiden ini diharapkan akan
memberi tindjauan terhadap bidang pokok pembangunan (main project) jang
dibuat oleh DEPERNAS dalam tahun 1959 dab akan memberi pedoman kepada
objek pembangunan chusus. Penegasan Amanat Presiden ini jalah landjutan
daripada Amanat pembangunan bertanggal 28 Agustus 1959.
Dengan penegasan Amanat ini sudah membajangkan terbentuknja nanti
tri-pola pembangunan semesta jaitu :
pola pembangunan,
pola pembiajaan dan
pola pendjelasan,
jang mendjadi tugas inti daripada DEPERNAS menurut peraturan Dewan Perantjang Nasional.
Djikalau tidak ada kedjadian luar biasa, rupa-rupanja dapat diharapkan DEPERNAS akan dapat menjelesaikan tugasnja menurut hasrat tekad
bulat akan menjampaikan tri-pola pembangunan semesta dan berentjana
itu kepada Pemerintah dalam bulan Proklamasi 1960. Sungguh sudah dapat
didengar lagu merdu jang menjongsong sampainja Dasar Undang-Undang Pembangunan, disampaikan oleh Kepala Negara kepada M.P.R., seperti telah
diutjapkan oleh Presiden dalam Manifesto Proklamasi 1959. Apabila Madjelis tertinggi itu telah memberi tjap pengesahan kepada Dasar UndangUndang Pembanguna serupaan DEPERNAS itu, maka pada waktu berachirnja
pembangunan 1956 – 1960 dapatlah berdjalan saling berganti pembangunan
semesta dan berentjana buatan DEPERNAS, sebagai rintisan tegas menudju
pembentukan masjarakat adil dan makmur berdasarkan sosialisme Indonesia.
Selainnja kelandjutan perantjangan dikota Bandung, baiklah pula
saja meminta perhatian kepada tjahaja gelap jang kini sudah kelihatan
dan jang dalam tahun 1960 harus dihilangkan atau diatasi. Kesukaran
itu adalah sebagai berikut :
Anggaran belandja 1960 telah dimasukkan ke D.P.R.; menurut angkaangka budget maka dalam tahun 1960 kita akan menghadapi defisit Rp.
1.921.923.500, karena pengeluaran sedjumlah ± Rp. 46 miljar dan penerimaan sedjumlah ± 44 miljar. Defisit rupanja akan terus dalam tahun
1961 ……….
-7-
1961. Berhubung dengan pembiajaan pembangunan semesta maka timbullah pertanjaan apakah kita bersedia, atau berani membangun atas defisit budget atau tidak bersedia. Pertanjaan ini tentu akan dihadapi Kabinet-Kerdja dibawah pimpinan P.J.M. Presiden sendiri.
Menteri Keuangan telah memberi pendjelasan dalam suatu rapatpleno DEPERNAS dan dengan tegas mengatakan, bahwa pindjaman luarnegeri dalam tahun 1959 sudah mentjapai ceiling. Ditentukan Ceiling
atau plafond berhubung dengan djumlah atau dengan tenaga maximal mem bajar kembali, menurut nota Keuangan 1960. Maka utang Pemerintah dalam negeri dan luar negeri pada Bank Indonesia pada achir tahun 1959
ditaksir Rp. 39.019 djuta dan tahun 1960 ditaksir Rp. 41.084 djuta.
Selandjutnja hutang djangka pandjang dalam negeri berupa sisa pendjaman kepada Bank Indonesia pada tahun 1960 akan mendjadi Rp. 3.367. 948.
000. Hutang djangka pandjang dan djangka pendek luar-negeri achir
1959 ditaksir Rp. 50.840 djuta dan dalam tahun 1960 mendjadi Rp.53.808.
Dengan ini kami lampirkan ichtisar hutang-hutang Negara.
-8ICHTISAR HUTANG-HUTANG NEGARA
(dalamdjutrupiah)
Daftar IV.
Uraian
A. Hutang djangka pendek.
Hutang djangka pendek Dalam Negeri
Achir
1953
Achir
1954
Achir
1955
Achir
1956
Achir
1957
Achir
1958
Achir
1959
Rantjangan
1960
40.909
2.555
7.184
9.179
11.674
17.863
27.833
38.879
-.-
9
15
52
100
120
140
175
2.555
7.193
9.194
11.726
17.963
27.953
39.019
41.084
5.107
5.100
5.043
4.857
4.763
4.669
4.544
5.426
5.020
5.023
5.028
2.979
2.333
2.109
7.277 x)
7.298 x)
Djumlah hutang djangka pandjang
10.127
10.123
10.069
7.836
7.096
6.778
11.821
12.724
Djumlah = (A + B)
12.682
17.316
19.263
19.562
25.059
34.731
50.840
53.808
Hutang djangka pendek Luar Negeri
Djumlah hutang djangka pendek
B. Hutang djangka pandjang
Hutang djangka pandjang Dalam
Negeri
Hutang djangka pandjang Luar
Negeri
TJATATAN :
x) belum termasuk pindjaman Nederland 1950
Jang untuk sementara waktu ditangguhkan (Nf. 196 djuta).
-9Angka-angka dalam daftar hutang dalam dan luar negeri jang saja lampirkan itu, memberi pegangan kepada pindjaman jang sukar sekali dilaksanakan, karena plafond telah tertjapai. Timbullah pertanjaan kemungkinan
bagaimana menerima bantuan dari luar negeri untuk kepentingan pembangunan semesta. Djika untuk pembangunan itu kita membutuhkan bantuan luar
negeri misalnja seharga ± 3 miljar dollar USA, maka timbullah pertanjaan dengan djalan mana uang sebanjak itu harus didapat diatas Ceiling
jang telah tertjapai. DEPERNAS djanganlah hendaknja merantjang blueprint jang tidak akan dapat dilaksanakan. Dengan menaikkan export atas
keamanan jang telah tertjapai untuk menambah devisen untuk kepentingan
pembangunan, tidaklah ada taranja djaminan mendapat djumlah uang sedjumlah 3 miljar dollar USA akan tertjapai sebelum bulan Djanuari 1961.
Oleh sebab itu Pemerintah Indonesia harus menempuh djalan lain dalam
kebidjaksanaan mendapat krediet luar negeri untuk mendapat mesin-mesin
dan alat perhubungan jang dibutuhkan pembangunan semesta 1961 – 1965.
Pemerintah terpaksa harus bekerdja keras mendjalankan kebidjaksanaan
dalam tahun 1960, supaja pekerdjaannja berhasil, menghilangkan tjahaja
suram jang telah kelihatan sedjak sekarang ini.
Untuk mengatasi kesukaran jang telah kelihatan, terutama supaja
menrantjang Pembangunan semesta djangan bernilai hanja setjarik kertas
jang tidak dapat dilaksanakan, maka perlulah Pemerintah mempertimbangkan melaksanakan persetudjuan-pembangunan jang bersifat :
1. long term cooperation
2. agreement atau treaty from G. to G. untuk kepentingan pembangunan, dengan negara-negara sosialis dan non-sosialis.
3. pembajaran mesin-mesin dan alat perhubungan luar negeri dengan
harga produksi pertambangan Indonesia
4. Memulai pembangunan dibidang industri berat dan pertambangan
jang semesta dan berentjana dengan mesin-mesin dan alat-perhubungan seperti tersebut pada angka 3 atas persetudjuan from G.
to G. berdasarkan kerdja-sama berdjangka pandjang.
Soal kedua jang mendesak jalah keperluan ahli technik dalam tingkatan perentjanaan dan nanti dalam tingkatan pelaksanaan pembangunan.
Dalam tingkatan perentjanaan tenaga ahli akan berasal dari para-anggota
sendiri, dari tenaga ahli jang dipekerdjakan pada DEPERNAS atau jang
bekerdja dibidang partikulir dan Kementerian-kementerian jang ada.
Djuga tenaga ahli asing dari luar negeri sangat diharapkan dan setjara
objektif diperlukan. Dalam tingkatan perentjanaan sekarang ini tenagaahli dibutuhkan bagi keahlian dalam planning, anggaran pembiajaan berhubung dengan harga-harga mesin atau barang-barang lain dan kemadjuan
ilmu ……….
- 10 ilmu technik dalam segala bidang-bidang pembangunan, dan ahli mesinmesin dan alat perhubungan. Tenaga ahli masuk kategori 1960. Dengan
memeras otak sendiri dan memetik pengalaman bangsa-bangsa lain dibidang overall-planning, serta mempergunakan tenaga-ahli dan laboratoris
jang ada, rasanja soal jang mendesak ini akan dapat diatasi, walaupun
tidak setjara sempurna.
Tenaga-ahli pembangunan jang akan memimpin pelaksanaan pembangunan berasal dari universitas, akademi dan sekolah-menengah tehnik.
Djumlah pemimpin-pembangunan jang berpendidikan akademis akan berdjumlah kira-kira 250 orang, sedangkan pemimpin dari sekolah menengah berdjumlah ribuan. Tenaga-ahli ini akan diharapkan dari pendidikan atau
sekolah type baru dan dari training-centre, sedangkan tenaga akademici
barangkali dari Fakultas jang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan semesta.
Soal ketiga jang lebih penting lagi jaitu persediaan mental dari
pada Rakjat jang dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan overall dan
nasional. Persediaan mental ini akan dibitjarakan nanti garis-garis
besarnja dalam Panitia Pengerahan Tenaga Rakjat dengan bertudjuan supaja Rakjat berlomba-lomba melaksanakan pembangunan-semesta supaja bersemangat berhemat waktu, berhemat keuangan dan tenaga dalam rangka tri pola pembangunan jang akan ditetapkan oleh M.P.R. nanti.
Demikianlah kami mengemukakan garis-garis jang membajangkan kelantjaran dan kesukaran-kesukaran jang telah kelihatan. Bajangan kelantjaran menimbulkan harapan jang menggairahkan, sedangkan kesukaran-kesukaran jang digariskan dikemukakan akan untuk diatasi. Saja memadukan kenjataan dan tak mau menjimpan-njimpan kemusjkilan jang telah kelihatan.
Pelapuran ini saja madjukan kedepan Sidang D.P.A. dengan hati terbuka;
saja menggambarkan tjahaja gemilang dan tidak menjembunjikan seri jang
suram, lights and shadow pembangunan semesta.
Dengan sengadja pelapuran ini tidak mendiskusikan sosialisme a la
Indonesia jang akan mendjadi dasar susunan masjarakat adil dan makmur,
seperti ditjita-tjitakan. Waktu untuk berdiskusikan tentang soal penting
itu pada kesempatan ini tak ada terluang, dan DEPERNAS menurut pe mandangan saja telah memiliki tindjauan baik terhadap soal tersebut.
Diskusi telah dilakukan oleh DEPERNAS dan hasil perundingan tentang sosialisme Indonesia telah pula dirumuskan dalam Dasar-Azasi Pembangunan berdasarkan Amanat Presiden dibidang Pembangunan tanggal 28
Agustus 1959.
Jang mendjadi soal jang praktis jalah kenjataan, bahwa pelaksanaan sosialisme Indonesia harus dilandjutkan sampai masjarakat sosialis
terbentuk ………
- 11 terbentuk dengan memberi tempat kepada Rakjat konsumen. Melandjutkan
pelaksanaan sosialisme Indonesia jalah dengan melaksanakan overall pembangunan terus-menerus sampai masjarakat sosialis terbentuk.
Demikianlah keterangan saja serba-singkat tentang program perantjangan pembangunan DEPERNAS dan tentang situasi pembangunan waktu ini.
Sekali lagi saja mengutjapkan terima kasih akan kesempatan dapat memberi pelaporan pekerdjaan DEPERNAS selama 100 hari jang lampau, dari
17 Agustus sampai 26 November 1959.-
----------ooOoo----------
DEPERNAS
JAITU
KETERANGAN RINGKAS TENTANG KEMADJUAN PERANTJANGAN PEMBANGUNAN DEPERNAS DAN TENTANG
SITUASI PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN
DALAM SIDANG IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
DI DJAKARTA
TANGGAL 25 NOPEMBER 1959
OLEH
PROF. MR. H. MUHAMMAD YAMIN
KETUA DEPERNAS
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
REPUBLIK INDONESIA
KETERANGAN RINGKAS
TENTANG
KEMADJUAN PERANTJANGAN PEMBANGUNAN DEPERNAS DAN SITUASI
PEMBANGUNAN SEKARANG, SEPERTI DIURAIKAN DALAM SIDANG IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DI DJAKARTA TANGGAL 25 NOVEMBER 1959.
oleh
Prof. Mr. H. Muhammad Yamin
Ketua DEPERNAS.
-------
Keterangan tentang sampai mana rentjana pembangunan DEPERNAS dan
situasi pembangunan sekarang jang diharapkan dari pihak ketua DEPERNAS
oleh P.J.M Ketua dalam Sidang IV Dewan Pertimbangan Agung saja terima
sebagai perhatian-besar dari pihak Dewan Pertimbangan Agung terhadap
pekerdjaan DEPERNAS sedjak hari pelantikan dibulan Agustus sampai kini
bulan November 1959.
Saja mengutjapkan terima kasih atas perhatian itu. Keterangan tentang soal-soal sekeliling harapan jang dilahirkan itu saja akan tindjau dari pada kerdja-sama antara badan-tertinggi dalam Republik Indonesia, sedjak kita kembali ke UUD-1945, jaitu : Kabinet Kerdja, Dewan
Pertimbangan Agung dan DEPERNAS, jang ketiga-tiganja dibawah pimpinan
P.J.M. Presiden, kepada-negara jang mempunjai wewenang menurut Konsti-tusi
1945 pasal 4: Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut U.U.D.
Sekarang marilah lebih dahulu saja madjukan sedjarah perkembangan
organisasi DEPERNAS sedjak 5 Djuli 1959. Segera sesudah Dekrit Presiden/Panglima Tertinggi jang mendjadi dasar-hukum bagi segala Penetapan
Presiden, maka ditetapkan dalam Penetapan Presiden 1959 No. 4 tentang
DEPERNAS dan Peraturan Pemerintah 1959 No. 44 tentang pengubahan peraturan Pemerintah 1959 No. 1 tentang pelaksanaan U.U.-DEPERNAS. Djuga
Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Tatatertib DEPERNAS telah ditanda-tangani Kepala Negara. Dengan demikian maka DEPERNAS, setelah 77
orang anggotanja dilantik pada 18 Agustus 1959, lalu memulai pekerdja-annja,
jaitu setelah mengangkat sumpah membentuk masjarakat adil dan makmur
berdasarkan adjaran Pantja Sila dengan merantjang pembangunan semesta dan
berentjana.
Menurut peraturan DEPERNAS tersebut diatas maka tugas organisasi
ini jalah : Merantjang, menindjau, mengawasi dan menilai pembangunan. Tugas
merantjan sedang sibuk dikerdjakan.
Tugas menindjau dan mengawasi seluruh pembangunan akan memberi bahan
berharga dari tegalan-kerdja. Tugas menindjau dan mengawasi
itu baru ……………
Stc.no.100/11/59.-
-2itu baru akan dimulai bulan Djanuari 1960, setelah para anggota memiliki pengetahuan dan tenaga tindjauan setjara mendalam terhadap pembangunan. Setelah memiliki pengalaman para anggota disegala bidang pembangunan, barulah kira-kira pada bulan Mai 1960 melaksanakan tugas pekerdjaan menilai atau memberi evaluasi terhadap pembangunan 1956 – 1960, pembangunan routine jang dikerdjakan oleh departemen-departemen, pembangunan jang dikerdjakan oleh pemerintah daerah dan partikulir.
Hasil penilaian dan penindjauan akan dipergunakan untuk merentjanakan pembangunan dan dimana perlu akan disampaikan hasilnja itu kepada
Pemerintah.
Selandjutnja pekerdjaan jang paling pertama harus dilaksanakan sedjak semula pimpinan DEPERNAS, jalah menimbulkan teamwork antara para
anggota jang berasal dari pelbagai daerah dari Sabang sampai Merauke,
dan karena mempunjai anggota dari pelbagai partai politik dan berasal
dari pelbagai golongan karya. Melihat keadaan jang njata, teamwork jang
diperlukan telah tertjapai , seperti ternjata dalam kerdja-sama dalam
seksi-seksi, dalam rapat pleno dan dalam pergaulan antara keluarga
DEPERNAS. Saringan Kepala Negara terhadap 3000 tjalon anggota DEPERNAS
ternjata suatu pilihan jang pada umumnja adalah tepat, karena ternjata
para anggota menurut pengalaman saja adalah tjakap menghadapi tugas
jang dipertjajakan keatas bahu mereka.
Keadaan ini tidaklah berarti bahwa pengetahuan-pengetahuan atau
science of planning dimiliki oleh semua anggota setjara mendalam. Kekuatan para anggota jang paling atas terletak pada perwakilan jang dimi-likinja,
baik sebagai wakil daerah ataupun wakil golongan karya. Keada- an atau
kekuatan-perwakilan daerah serta karya itu memang sangat pen- ting untuk
mendengarkan keinginan Rakjat jang tertebar didaerah diselu- ruh Indonesia
dan penting karena pembangunan jang direntjanakan bersi- fat nasional dan
overall-planning; sifat kebangsaan dan kesemestaan ha- nja dapat didjamin
setjara konkrit, apabila sjarat-sjarat pengetahuan tentang keinginan Rakjat
dibidang pembangunan benar-benar dimiliki oleh para anggota.
Setelah memberikan kata pendahuluan setjara umum, maka marilah
saja djelaskan pekerdjaan DEPERNAS dalam waktu 3 bulan jang lampau.
Setelah rapat-pleno DEPERNAS di Istana Negara pada tanggal 18 dan
28 Agustus 1959 mengangkat sumpah, mendengarkan dan menerima Amanat
Presiden dibidang pembangunan, maka dengan segera rapat-pleno dikota
Bandung menjusun Dasar-azasi Pembangunan jang berpokok kepada Amanat
Pembangunan tersebut.
Oleh karena …….
-3Oleh karena kedua rapat-pleno bersifat rapat tertutup, sedangkan naskahnja untuk sementara waktu bersifat rahasia, maka ada kalanja terdengar suara dari luar negeri, seolah-olah pekerdjaan perentjanaan DEPERNAS tidak mempunjai dasar-pedoman atau guiding principles. Anggapan itu
tidaklah benar dan berbahaja karena boleh menjesatkan fikiran terhadap
Amanat-pembangunan dan Dasar-azasi pembangunan. Kedua naskah itu kami
lampirkan dalam rapat ini.
Segera sesudah dasar-azasi pembangunan atas Amanat Presiden disempurnakan dengan hasil2 musjawarah dalam rapat-pleno DEPERNAS, maka da patlah mulai direntjanakan bidang-pokok pembangunan semesta jang nanti
akan dibagi-bagi dalam beberapa bidang chusus pembangunan. Dalam rapatpleno tersebut telah diangkat empat seksi jaitu :
1. Seksi Sandang Pangan.
2. Seksi Kenegaraan.
3. Seksi Ekonomi/Keuangan
4. Seksi Kemasjarakatan.
Ketua Seksi Sandang Pangan jalah Dr. Hardjiharmo Tjokronegoro dan
Wakil Ketuanja Mr. Elkana Tobing.
Ketua Seksi Kenegaraan jalah Mr. Soedirman Poerwokoesoema dan
Wakil Ketuanja Mr. A. Baramuli.
Ketua Seksi Ekonomi/ Keuangan jalah Mr. I. Gusti Ketut Pudja dan
Wakil Ketuanja R. Wilujo Puspojudo.
Ketua Seksi Kemasjarakatan jalah Prof. Mr. Djokosoetono dan
Wakil Ketuanja Dr. Nj. Hurustiati Subandrio.
Dalam waktu kira-kira dua bulan, keempat seksi itu telah bekerdja
sekuat tenaga dan telah selesai pekerdjaannja dengan menghasilkan empat
djilid pelaporan, jang dengan ini semua kami lampirkan. Segala pelaporan itu akan dibahas oleh rapat-pleno nanti tanggal 30 November sampai
5 Desember di Bandung. Dalam rapat itu djuga akan dimadjukan Rantjangan
bidang pokok pembangunan semesta, jang akan disusun atas empat laporan
seksi diatas, ditambah dengan pendapat hasil musjawarah rapat-pleno dan
pendapat pimpinan DEPERNAS.
Adapun bidang chusus pembangunan akan meliputi diantaranja :
1. Industri sandang atau textil kapas, textil rayon dan textil
rami.
2. Industri pangan atau beras jang meliputi industri pupuk (fertiliser), alat tani dan pemilihan bibit.
3. Industri obat-obatan.
4. Alat perhubungan.
5. Keruhanian …..
-45. Keruhanian, Pendidikan, Persekolahan dan latihan tenaga ahli
dan tenaga penggalang pembangunan.
6. Pemeliharaan Bahasa Indonesia, Kebudajaan Nasional dan Peraturan Negara Republik Indonesia dalam bahasa-persatuan.
7. Industri Tourisme.
8. Rantjangan research jang berentjana untuk menjediakan pelaksanaan pembangunan-semesta jang berikut.
9. Industri Berat dan petambangan.
Perlu kami memadjukan pendjelasan tentang industri sandang-pangan,
jang sama bunji dan isinja dengan item sandang-pangan menurut tri-program Pemerintah, tetapi berlainan sekali tentang soal jang dihadapi.
Sandang-pangan menurut tri-program Pemerintah berputar disekeliling soal quantum jang tjukup dan harga jang pantas, dengan tidak menghiraukan
asalnja beras dan textil. Sandang-pangan menurut pembangunan semesta
bertudjuan supaja Indonesia mendjadi self-supporting dilapangan beras
dan kain, artinja supaja menghilangkan atau mengurangi devisen untuk
import dari luar. Industri sandang-pangan penting sekali, tidak sadja
karena berhubungan dengan pembentukan ekonomi nasional, tetapi djuga
melihat djumlah devisen jang harus dipergunakan selama Indonesia belum
self-supporting dibidang sandang-pangan.
Menurut nota keuangan maka dalam tahun 1956 harga import-beras adalah Rp. 1.192.1 djuta dan dalam 1958 Rp. 1.120.3 djuta. Angka-angka untuk import-textil tahun 1956 Rp. 2.374.5 djuta dan tahun 1958 Rp. 999.8
djuta.
Djadi Djikalau Indonesia dibidang sandang-pangan telah mendjadi
self-supporting akan tertjapailah penghematan devisen kira-kira 3.5 milliard rupiah.
Dengan ini saja lampirkan daftar import jang berasal dari nota keuangan 1960.
-5ICHTISAR TENTANG IMPOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Beras
Bahan Makanan lainnja
Zat genuk
Bahan Kimia
Bahan karet
Kaju dan gabus
Kertas
Tekstil
Barang lain untuk pakaian
Barang pembangkitan
tenaga
11. Barang tambang
12. Logam biasa
13. Mesin dan Pesawat2
14. Alat pengangkutan
15. Lain-lainnja
+ 782.0
592.8
15.7
660.0
14.4
15.2
288.8
1.790.5
57.7
142.0
Djumlah
1.120.3
321.6
7.6
415.6
10.0
22.1
184.5
999.8
34.0
152.1
Tahun 1958
Triw.ke-1
306.7
120.3
1.8
103.7
2.7
2.7
44.3
240.2
11.9
52.1
Triw.ke-2
252.2
60.7
1.7
54.2
0.8
2.6
46.0
246.5
3.9
28.5
Triw.ke-3
318.6
75.4
1.7
110.8
2.5
9.0
49.9
356.5
11.0
39.7
Triw.ke-4
242.8
65.2
2.4
146.9
4.0
7.8
444.3
156.6
7.2
31.8
Triw.ke-1
165.1
57.6
3.1
80.3
3.8
4.6
29.5
166.2
15.7
43.2
Djan.
+ 113.9
20.8
0.9
32.6
2.0
1.5
14.4
53.3
2.8
20.7
298.2
811.4
1.363.1
879.2
380.1
200.1
1.166.8
1.411.0
803.8
308.0
49.5
433.8
854.8
399.9
91.1
23.2
138.5
287.8
179.4
34.0
9.8
94.1
251.6
67.6
16.9
6.9
101.0
168.0
81.7
18.2
9.6
100.2
147.4
71.2
22.0
6.4
94.2
204.0
52.7
21.0
2.1
43.7
79.0
17.0
9.9
2.4
27.5
65.1
18.3
6.4
1.9
22.8
60.3
17.4
4.7
9.359.5
8.248.8
5.096.7
1.549.3
1.137.1
1.350.9
1.059.4
947.6
414.6
284.5
248.5
1956
1956
1957
99.1
473.7
8.5
578.9
22.6
21.2
296.4
1.742.8
111.4
84.2
1.192.1
831.9
11.4
619.9
45.7
15.1
237.5
2.374.5
154.7
144.7
187.3
721.1
735.5
557.9
524.2
6.164.8
Tahun 1959.
Febr.
Maret.
42.9
8.3
19.2
17.6
1.0
1.2
26.0
21.7
0.9
0.9
1.7
1.4
7.0
8.1
45.6
67.3
7.1
5.8
13.4
9.1
-6
Mudah-mudahan tahun 1959 ini DEPERNAS akan dapat beralih ketahun
1960 dengan membawa bidang-pokok pembangunan (main project), jang akan
mendjadi dasar bagi bidang-chusus pembangunan (special project) jang
akan diisi oleh seksi pembangunan dengan objek-objek pembangunan tertentu disegala bidang pembangunan. Pimpinan DEPERNAS sangat menghargaikan kesedian Kepala Negara akan mengutjapkan penegasan Amanat-pembangunan dalam rapat-pleno istimewa pada permulaan bulan Djanuari 1960
dengan mengundang seluruh anggota Pemerintah dan seluruh Diplomatic
Corps, dikota Bandung. Penegasan Amanat Presiden ini diharapkan akan
memberi tindjauan terhadap bidang pokok pembangunan (main project) jang
dibuat oleh DEPERNAS dalam tahun 1959 dab akan memberi pedoman kepada
objek pembangunan chusus. Penegasan Amanat Presiden ini jalah landjutan
daripada Amanat pembangunan bertanggal 28 Agustus 1959.
Dengan penegasan Amanat ini sudah membajangkan terbentuknja nanti
tri-pola pembangunan semesta jaitu :
pola pembangunan,
pola pembiajaan dan
pola pendjelasan,
jang mendjadi tugas inti daripada DEPERNAS menurut peraturan Dewan Perantjang Nasional.
Djikalau tidak ada kedjadian luar biasa, rupa-rupanja dapat diharapkan DEPERNAS akan dapat menjelesaikan tugasnja menurut hasrat tekad
bulat akan menjampaikan tri-pola pembangunan semesta dan berentjana
itu kepada Pemerintah dalam bulan Proklamasi 1960. Sungguh sudah dapat
didengar lagu merdu jang menjongsong sampainja Dasar Undang-Undang Pembangunan, disampaikan oleh Kepala Negara kepada M.P.R., seperti telah
diutjapkan oleh Presiden dalam Manifesto Proklamasi 1959. Apabila Madjelis tertinggi itu telah memberi tjap pengesahan kepada Dasar UndangUndang Pembanguna serupaan DEPERNAS itu, maka pada waktu berachirnja
pembangunan 1956 – 1960 dapatlah berdjalan saling berganti pembangunan
semesta dan berentjana buatan DEPERNAS, sebagai rintisan tegas menudju
pembentukan masjarakat adil dan makmur berdasarkan sosialisme Indonesia.
Selainnja kelandjutan perantjangan dikota Bandung, baiklah pula
saja meminta perhatian kepada tjahaja gelap jang kini sudah kelihatan
dan jang dalam tahun 1960 harus dihilangkan atau diatasi. Kesukaran
itu adalah sebagai berikut :
Anggaran belandja 1960 telah dimasukkan ke D.P.R.; menurut angkaangka budget maka dalam tahun 1960 kita akan menghadapi defisit Rp.
1.921.923.500, karena pengeluaran sedjumlah ± Rp. 46 miljar dan penerimaan sedjumlah ± 44 miljar. Defisit rupanja akan terus dalam tahun
1961 ……….
-7-
1961. Berhubung dengan pembiajaan pembangunan semesta maka timbullah pertanjaan apakah kita bersedia, atau berani membangun atas defisit budget atau tidak bersedia. Pertanjaan ini tentu akan dihadapi Kabinet-Kerdja dibawah pimpinan P.J.M. Presiden sendiri.
Menteri Keuangan telah memberi pendjelasan dalam suatu rapatpleno DEPERNAS dan dengan tegas mengatakan, bahwa pindjaman luarnegeri dalam tahun 1959 sudah mentjapai ceiling. Ditentukan Ceiling
atau plafond berhubung dengan djumlah atau dengan tenaga maximal mem bajar kembali, menurut nota Keuangan 1960. Maka utang Pemerintah dalam negeri dan luar negeri pada Bank Indonesia pada achir tahun 1959
ditaksir Rp. 39.019 djuta dan tahun 1960 ditaksir Rp. 41.084 djuta.
Selandjutnja hutang djangka pandjang dalam negeri berupa sisa pendjaman kepada Bank Indonesia pada tahun 1960 akan mendjadi Rp. 3.367. 948.
000. Hutang djangka pandjang dan djangka pendek luar-negeri achir
1959 ditaksir Rp. 50.840 djuta dan dalam tahun 1960 mendjadi Rp.53.808.
Dengan ini kami lampirkan ichtisar hutang-hutang Negara.
-8ICHTISAR HUTANG-HUTANG NEGARA
(dalamdjutrupiah)
Daftar IV.
Uraian
A. Hutang djangka pendek.
Hutang djangka pendek Dalam Negeri
Achir
1953
Achir
1954
Achir
1955
Achir
1956
Achir
1957
Achir
1958
Achir
1959
Rantjangan
1960
40.909
2.555
7.184
9.179
11.674
17.863
27.833
38.879
-.-
9
15
52
100
120
140
175
2.555
7.193
9.194
11.726
17.963
27.953
39.019
41.084
5.107
5.100
5.043
4.857
4.763
4.669
4.544
5.426
5.020
5.023
5.028
2.979
2.333
2.109
7.277 x)
7.298 x)
Djumlah hutang djangka pandjang
10.127
10.123
10.069
7.836
7.096
6.778
11.821
12.724
Djumlah = (A + B)
12.682
17.316
19.263
19.562
25.059
34.731
50.840
53.808
Hutang djangka pendek Luar Negeri
Djumlah hutang djangka pendek
B. Hutang djangka pandjang
Hutang djangka pandjang Dalam
Negeri
Hutang djangka pandjang Luar
Negeri
TJATATAN :
x) belum termasuk pindjaman Nederland 1950
Jang untuk sementara waktu ditangguhkan (Nf. 196 djuta).
-9Angka-angka dalam daftar hutang dalam dan luar negeri jang saja lampirkan itu, memberi pegangan kepada pindjaman jang sukar sekali dilaksanakan, karena plafond telah tertjapai. Timbullah pertanjaan kemungkinan
bagaimana menerima bantuan dari luar negeri untuk kepentingan pembangunan semesta. Djika untuk pembangunan itu kita membutuhkan bantuan luar
negeri misalnja seharga ± 3 miljar dollar USA, maka timbullah pertanjaan dengan djalan mana uang sebanjak itu harus didapat diatas Ceiling
jang telah tertjapai. DEPERNAS djanganlah hendaknja merantjang blueprint jang tidak akan dapat dilaksanakan. Dengan menaikkan export atas
keamanan jang telah tertjapai untuk menambah devisen untuk kepentingan
pembangunan, tidaklah ada taranja djaminan mendapat djumlah uang sedjumlah 3 miljar dollar USA akan tertjapai sebelum bulan Djanuari 1961.
Oleh sebab itu Pemerintah Indonesia harus menempuh djalan lain dalam
kebidjaksanaan mendapat krediet luar negeri untuk mendapat mesin-mesin
dan alat perhubungan jang dibutuhkan pembangunan semesta 1961 – 1965.
Pemerintah terpaksa harus bekerdja keras mendjalankan kebidjaksanaan
dalam tahun 1960, supaja pekerdjaannja berhasil, menghilangkan tjahaja
suram jang telah kelihatan sedjak sekarang ini.
Untuk mengatasi kesukaran jang telah kelihatan, terutama supaja
menrantjang Pembangunan semesta djangan bernilai hanja setjarik kertas
jang tidak dapat dilaksanakan, maka perlulah Pemerintah mempertimbangkan melaksanakan persetudjuan-pembangunan jang bersifat :
1. long term cooperation
2. agreement atau treaty from G. to G. untuk kepentingan pembangunan, dengan negara-negara sosialis dan non-sosialis.
3. pembajaran mesin-mesin dan alat perhubungan luar negeri dengan
harga produksi pertambangan Indonesia
4. Memulai pembangunan dibidang industri berat dan pertambangan
jang semesta dan berentjana dengan mesin-mesin dan alat-perhubungan seperti tersebut pada angka 3 atas persetudjuan from G.
to G. berdasarkan kerdja-sama berdjangka pandjang.
Soal kedua jang mendesak jalah keperluan ahli technik dalam tingkatan perentjanaan dan nanti dalam tingkatan pelaksanaan pembangunan.
Dalam tingkatan perentjanaan tenaga ahli akan berasal dari para-anggota
sendiri, dari tenaga ahli jang dipekerdjakan pada DEPERNAS atau jang
bekerdja dibidang partikulir dan Kementerian-kementerian jang ada.
Djuga tenaga ahli asing dari luar negeri sangat diharapkan dan setjara
objektif diperlukan. Dalam tingkatan perentjanaan sekarang ini tenagaahli dibutuhkan bagi keahlian dalam planning, anggaran pembiajaan berhubung dengan harga-harga mesin atau barang-barang lain dan kemadjuan
ilmu ……….
- 10 ilmu technik dalam segala bidang-bidang pembangunan, dan ahli mesinmesin dan alat perhubungan. Tenaga ahli masuk kategori 1960. Dengan
memeras otak sendiri dan memetik pengalaman bangsa-bangsa lain dibidang overall-planning, serta mempergunakan tenaga-ahli dan laboratoris
jang ada, rasanja soal jang mendesak ini akan dapat diatasi, walaupun
tidak setjara sempurna.
Tenaga-ahli pembangunan jang akan memimpin pelaksanaan pembangunan berasal dari universitas, akademi dan sekolah-menengah tehnik.
Djumlah pemimpin-pembangunan jang berpendidikan akademis akan berdjumlah kira-kira 250 orang, sedangkan pemimpin dari sekolah menengah berdjumlah ribuan. Tenaga-ahli ini akan diharapkan dari pendidikan atau
sekolah type baru dan dari training-centre, sedangkan tenaga akademici
barangkali dari Fakultas jang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan semesta.
Soal ketiga jang lebih penting lagi jaitu persediaan mental dari
pada Rakjat jang dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan overall dan
nasional. Persediaan mental ini akan dibitjarakan nanti garis-garis
besarnja dalam Panitia Pengerahan Tenaga Rakjat dengan bertudjuan supaja Rakjat berlomba-lomba melaksanakan pembangunan-semesta supaja bersemangat berhemat waktu, berhemat keuangan dan tenaga dalam rangka tri pola pembangunan jang akan ditetapkan oleh M.P.R. nanti.
Demikianlah kami mengemukakan garis-garis jang membajangkan kelantjaran dan kesukaran-kesukaran jang telah kelihatan. Bajangan kelantjaran menimbulkan harapan jang menggairahkan, sedangkan kesukaran-kesukaran jang digariskan dikemukakan akan untuk diatasi. Saja memadukan kenjataan dan tak mau menjimpan-njimpan kemusjkilan jang telah kelihatan.
Pelapuran ini saja madjukan kedepan Sidang D.P.A. dengan hati terbuka;
saja menggambarkan tjahaja gemilang dan tidak menjembunjikan seri jang
suram, lights and shadow pembangunan semesta.
Dengan sengadja pelapuran ini tidak mendiskusikan sosialisme a la
Indonesia jang akan mendjadi dasar susunan masjarakat adil dan makmur,
seperti ditjita-tjitakan. Waktu untuk berdiskusikan tentang soal penting
itu pada kesempatan ini tak ada terluang, dan DEPERNAS menurut pe mandangan saja telah memiliki tindjauan baik terhadap soal tersebut.
Diskusi telah dilakukan oleh DEPERNAS dan hasil perundingan tentang sosialisme Indonesia telah pula dirumuskan dalam Dasar-Azasi Pembangunan berdasarkan Amanat Presiden dibidang Pembangunan tanggal 28
Agustus 1959.
Jang mendjadi soal jang praktis jalah kenjataan, bahwa pelaksanaan sosialisme Indonesia harus dilandjutkan sampai masjarakat sosialis
terbentuk ………
- 11 terbentuk dengan memberi tempat kepada Rakjat konsumen. Melandjutkan
pelaksanaan sosialisme Indonesia jalah dengan melaksanakan overall pembangunan terus-menerus sampai masjarakat sosialis terbentuk.
Demikianlah keterangan saja serba-singkat tentang program perantjangan pembangunan DEPERNAS dan tentang situasi pembangunan waktu ini.
Sekali lagi saja mengutjapkan terima kasih akan kesempatan dapat memberi pelaporan pekerdjaan DEPERNAS selama 100 hari jang lampau, dari
17 Agustus sampai 26 November 1959.-
----------ooOoo----------