PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN : DESA BABAK BAWO DAN DESA BARON KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK.

(1)

PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK RELAKSASI DALAM MENANGANI STRES PADA REMAJA-REMAJA KORBAN

PERCERAIAN

(Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik) SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh:

Nurul Dianawati NIM.B03212042

PROGAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nurul Dianawati 2012 (B03212042), Pengaruh BImbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja Korban Percerain ( Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)

Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu apakah ada pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo dan Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain di Deesa Babak Bawo dan Desa Baron. Hipotesis ini adalah ‘’ Tidak ada Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres apada remaja korban perceraian di Desa Babk Bawo dan Desa Baron.

Untuk mengungkap persoalan tersebut diatas penelitian mengungkapkan metode kuantitatif yang berguna untuk memeriksa fakta dan mengenai pengaruh antara bimbingan konsling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian di Desa Babak Bawo Kec. Dukun Kab. Gresik. Subjek dalam penelitian ini adalah mengenai stres pada remaja korban perceraian dengan jumalh 43 dari Desa Babak dan Desa Baron. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket yang menggunakan analisis korelasi product moment dan regresi linier.

Berdasarkan dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi product moment antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi ini tidak berpengaruh menganai stres pada remaja korban perceraian, yang menghasilkan koefisien = 0,122 dan signifikansi nya = 0,301 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan dari uji regresi linier sederhana antara variabel bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban percerain menghasilkan konfensien 0,015 dan signifikansinaya 1,6839 maka Ho diterima dan Ha ditolak, Artinya bahwa Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksai hanya menyumbang sebesar 1,5% dalam menangani Stres Pada Remaja korban Perceraian.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 9

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ... 9

3. Variabel dan Indikator Penelitian ... 12

4. Definisi Operasional ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 19

6. Tehnik Analisis Data ... 22

7. Hipotesis Penelitian ... 23

F. Sistematika Pembahasan ... 25

BAB II : TINJAUN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 28

1. Bimbingan Konseling Islam ... 28

2. Tenik Relaksasi... 40

3. Stres ... 49

4. Remaja ... 53

5. Perceraian ... 59


(8)

BAB III : PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 67

1. Lokasi Penelitian ... 67

a.Desa Babak Bawo ... 67

b.Desa Baron ... 71

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

C. Pengujian Hipotesis ... 90

BAB IV : ANALISIS DATA 1. Mengetahui kebenaran hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) ... 94

2. Mengetahuai arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. ... 94

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran... 100

C. Penutup ... 101

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

3.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Babak- Bawo ... 69

3.3 Data Jumlah Angka Perceraian Desa Babak-Bawo ... 70

3.5 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Baron ... 73

3.6 Data Jumalah Angka Perceraian Desa Baron... 73

3.7 Hasil Sekor dari Variabel X ... 78

3.8 Hasil Skor Variabel Y ... 80

3.9 Statistik Deskritif Angket ... 83

3.10 Tabel Kerja Produk Moment dan Regresi Linier ... 88


(10)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Peta Desa Babak Bawo Kecamatan Dukun-Gresik ... 69 3.4 Peta Desa Baron Kecamatan Dukun-Gresik ... 72


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam sebuah hubungan rumah tangga tentunya tidak selamanya berjalan baik sesuai dengan apa yang telah kita inginkan dari kejauhan hari, namun ternyata ada beberapa faktor lain yang secara sengaja atau tidak di sengaja penghambat keharmonisan hubungan keluarga tersebut. Salah satu akibat yang di timbulkan dengan adanya konflik tersebut ialah adanya perceraian, dimana perceraian bukan lagi hal yang asing di Indonesia namun perceraian bisa dikatakan sebagai hal yang lumrah dan sudah memasyarakat.

Keluarga merupakan unit sosial penting dalam bangunan masyarakat yang merupakan warisan umat manusia yang terus dipertahankan keberadaannya dan tidak lekang oleh perubahan zaman. Berbagai perubahan oleh faktor perkembangan zaman tentu saja mempengaruhi corak dan karakteristik keluarga, namun substansi keluarga tidak terhabuskan. Meningkatnya angka perceraian dianggap sebagai salah satu indikasi dan merosotnya nilai-nilai keluarga ini. kasus perceraian di Indonesia, sebagaimana dipaparkan dalam laman Direktorat Jendral Badan Peradialan Agama MA juga mengalami tren peningkatan1

Tingginya angka perceraian belakangan ini, menyiksa miris. Angka perceraian setiap tahunnya terus meningkat cukup tinggi. Data kantor pengadilan Agama Gresik 2014 menunjukkan jumlah perceraian mencapaia 2079 kasus

1


(12)

diantaranya adalah kasus perceraian pasangan Pegawai Negri Sipil ( PNS). Dari kasus 2079 kasus perceraian tersebut 542 merupakan kasus permohonan dan 1209 berbentuk gugatan. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan angaka perceraian 2013 yang hanya mencapai sekitar 1177 kasus. Indikasinya angka perceraian di kabupaten Gresik tahun 2014 mengalami peningkatan sekitar 92%.2

Perceraian ini tidak saja terjadi pada orang-orang kelas bawah tetapi terjadi pada orang-orang berkelas atas yang mempunyai perekonomian lebih dari cukup, bukan hanya rakyat biasa tetapi perceraian pun bisa terjadi pada seorang figur salah satunya artis, musisi, bahkan terjadi pada ustad-ustad.3

Perceraiana adalah putusnya ikatan lahir batin antara suami dan istri yang mengakibatkan berakhirnya hubungan keluarga (rumah tangga) antara suami istri tersebut, terdapat dalam pasal 38 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 sebagai aturan hukum psitif yang menunjukkan adanya.4

Dalam masalah ini terdapat banyak penyebab perceraian-perceraian yang telah tampak dari kasus-kasus yang sering terjadi di Indonesia seperti kurangnya berkomunikasi, kekerasan dalam rumah tangga, perzinaan dan kurangnya ekonomi.

Dalam rumah tangga, komunikasi sangat penting dan sangat dibutuhkan antara suami-istri. Sekecil apapun itu masalah harus memberitahu satu sama lain. Jika tidak, akan memicu terjadinya perceraian. karena dengan berkomunikasi

2

www.kabargresik.com . Pada tanggl 03.September. 2015. Pukul. 05.00. 3

http://.id.Wikipedia.org/wiki perceraian. Pada tanggal 10 september 2015. Pukul 10.00. 4


(13)

membuat rasa saling percaya, saling mengerti, tidak ada kebohongan, dan tidak ada hal yang disembunyikan. Namun sebaliknya jika dalam rumah tangga gagal berkomunikasi, maka akan sering terjadi pertengkaran karena tidak saling percaya, tidak saling mengerti, banyaknya rahasia yang disembunyikan satu sama lain. Hal ini akan berujung pada perceraian jika kedua pihak kurang atau gagal berkomunikasi.5

Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang dilakukan dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri yang berakibat timbulnya penderitaan fisik, seksual, psikis,dan ekonomi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama perceraian.

Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungnan seksual diluar nikah yang dilakukan baik oleh suami maupun istri. hal ini bisa terjadi dalam rumah tangga dikarenakan mungkin seperti yang kita bahas sebelumnya yaitu kurangnya atau gagal berkomunikasi, ketidak harmonisan, tidak adanya perhatian atau kepedulian suami terhadap istri atau sebaliknya, saling sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, merasa tidak tercukupinya kebahagiaan lahir dan batin, ketidaksetiaan, atau hanya untuk bersenang-senang bersama orang lain.

Sedangkan Uang memang tidak bisa menjamin adanya keluarga bahagia. Namun uang merupakan kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling dominan terjadinya perceraian pada masyarakat.

5


(14)

Faktor-faktor terjadinya perceraian di atas seperti halnya masalah ekonomi, perzinahan, kurangnya atau gagal berkomunikasi, dan kekerasan dalam rumah tangga dapat menimbulkan landasan berupa krisis moral dan akhlak yang dilalaikan oleh suami mapun istri atas peran dan tanggung jawab.6

Dalam rumah tangga yang tidak sehatkan mengakibatkan dampak kepada remaja dan menjadi korban keluarga dalam perceraian, sehingga remaja menjadi sering melamun, memberontak, sedih, mengurung diri.

Melamun merupakan sumber kegembiraan bagi semua remaja, tertama bagi mereka yang tidak bahagia dengan keadaan diri dan peran mereka dalam kehidupan sebenarnya. Melamun merupakan cara mengalami perwujudan impian yang penting bagi semua remaja. Yang dalam dunia rahasia lamunan remaja dapat memperoleh keasyikan yang jarang ditemukannya dalam kehidupan nyata. 7

Seorang remaja yang berasal dari sebuah keluarga yang besar sikap dan perilakunya cenderung otoriter, sedangkan yang berasal dari keluarga yang bercerai atau berpisah menjadi remaja yang cemas, tidak mudah percaya, dan sedikit kaku. Sehingga ketiadaan hubungan emosional akibat penolakan anggota keluarga atau perpisahan dengan orang tua, sering kali menimbulkan gangguan kepribadian. Sebaliknya pemuasan emosional mendorong perkembangan kepribadian.8

6

Abdul Rahman. Do’I Perkawinan dalam syariat Islam (Jakarta; Rineka

Cipta,1996)hlm.82-83 7

Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan Anak Jilid 2( Jakarta; Erlangga. 1978),Hal.20 8


(15)

Oleh karena itu tidak jarang mereka berbohong dengan mengatakan bahwa orangtua mereka tidak bercerai atau bahkan menghindari pertanyaan-pertanyaan tentang perceraian orang tua mereka. Banyak sekali dampak negatif perceraian yang bisa muncul pada remaja. “Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan, jadi pembangkang, tidak sabar, impulsif,”. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah (guilty feeling) dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian orangtuanya. Berdasarkan ciri-ciri yang diatas remaja akan mengalami stres.

Stres bisa diakibatkan oleh banyak faktor baik itu internal maupun ekternal. Dan diantara faktor yang sering yang menjadi stres adalah perceraian, yang penyebab stres dalam kehidupan sehari-hari yang mana bila ditangani lebih baik bisa membuat tertekan dan merasa terpuruk yang berkepanjangan. Tentu selain buruk bagi fisik juga buruk bagi kesehatan mental, dengan adanya sebab perceraian maka akan berakibat terhadap anak menjadi stres dengan hal ini cara mengatasai stres pada remaja korban perceraian bisa ditangani dengan tehnik relaksasi.9

Dalam hal ini peran keluarga sangatlah penting bagi anak remaja, Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, memperoleh kasih sayang. Peran keluarga sangatlah penting untuk perkembangan remaja pada masa-masa yang mendatang, baik secara psikologi maupun secara fisik. Tanpa keluarga anak akan merasa sendiri, tidak ada tempat untuk berlindung.

9


(16)

Dari hasil pengamatan peneliti bahwa di Desa Babak Bawo dan Desa Baron banyak remaja- remaja yang mengalami tingkah laku yang menyimpang yang bersifat negative, remaja laki-laki di Desa Baron sering mengadakan meiuman keras dan sering tawuran serta cangkrukan di warung kopi, dan kebanyakan remaja-remaja di Desa Baron adalah remaja pengangguran, tidak sekolah dan tidak bekerja, suka melamun dan bersikap yang aneh, sedangkan di Desa Babak Bawo tidak jauh dengan tingkah laku remaj-remaja di Desa Baron yang suka keluar malam yang tanpa arah tujuan hanya bersenang-senang di warung kopi dengan teman-temannya. Berbeda dengan remaja wanita di Desa Babak Bawo dan Desa Baron cenderung lebih pendiam dan pemalu terhadap lingkunganny. Dalam hal ini peneliti memperkirakan bahwa remaja-remaja yang ada di Desa Babak dan Desa Baron mengalami stres akibat korban percerain.

Dengan adanya fenomena yang diamati oleh peneliti, maka peneliti menetapkan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik relakasi dalam menangangi stres pada remaja korban perceraian. Bimbingan konseling islam ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan proses pemberian bantuan terhadap individu yang mempunyai masalah agar individu sadar dan menjalankan aktivitas yang semestisnya.10 Sedangakan teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rileks, dan bisa mengendurkan ketegangan, ketegangan jasmaniah yang nantinya akan berdampak pada penururnan kecemasan dan

10 10

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota IKAPI, 2013), h. 22


(17)

mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energy atau ketegangan (psikis) melalui sesuatu yang menyenangkan.11

Peneliti mengambil teknik ini karna mempunyai karakteristik yang tepat dalam kasus yang diambil oleh peneliti. Teknik Relaksasi ini untuk mengembalikan tubuh dalam kondisi homoestatis sehingga konseli dapat kembali tenang yang menciptakan individu yang lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan demikian bimbingan konseling dengan tehnik relaksasi maka peneliti akan mudah dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneletiti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Adakah pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaj-remaja korban perceraian?

2. Seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini selain sebagai syarat ujian siding progam strata satu (S1) bidang kajian keluarga, Jurusan Bimbngan konseling Islam, Fakultas Dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya sebagai berikut:

11


(18)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan dan konseling islam

dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban percerain

2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan dan konseling islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap akan hadirnya manfaat dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para pembacanya. Diantara manfaat penelitian ini baik secara teoritis dan praktis dapat peniliti uraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khazanah keilmuan bagi peniliti yang lain dalam hal menangani stres pada remaja korban perceraian dengan tehnik relaksasi. b. Sebagai sumber informasi dan refrensi bagi jurusan bimbingan konseling

islam khususnya dan bagi mahasiswa umumnya dalam hal penggunaan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam pengembangan tehnik relaksasi dalam menangani stres pada remaja korban perceraian bagi peneliti selanjutnya.

b. Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi konseli/klien agar dapat bersemangat dalam menjalani kehidupan dan membantu memecahkan permasalahn yang dihadapi oleh remaja korban perceraian.


(19)

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memahami metodologi penelitian terlebih dahulu, sebab merupakan pengetahuan tentang langkah- langkah sistematis dan logis, tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu, kemudian diolah dan dianalisis diambil kesimpulan selanjutnya dicari solusinya.

Pilihan metodologi ini berdasarkan pada masalah dan cara kerja yang relevan dengan obyek penelitian agar hasil yang dicapai tidak diragukan kualitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan adanya hubungan sebab akibat antara variabel- variabel dan hubungan ini bersifat empirik, bukan Cuman berdasarkan penalaran (logika), sehingga peneliti memperoleh kesimpulan yang valid mengenai sebab akibat di bandingkan dengan yang bisa diperoleh metode lain.12

2. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling a. Populasi

Populasi berasal dari kata bahsa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,sikap hidup, dan

12 Tatang M Arifin,”

Menyusun Rencana Penelitian” (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(20)

sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Populasi merupakan keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi itu hasil penelitian diberlakukan, sesuai tempat terjadinya masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya adalah remaja korban percerain di Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik yang berjumlah 43 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Dalam menentukan sampel hendaknya dipenuhi syarat-syarat utama dalam menentukannnya didalam penelitian yang akan kita telititi.

Hakikat penggunakan sampel dalam suatu penelitian adalah dikarenakna sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, hal ini mengingat biaya dan waktu yang begitu banyak diperlukan jika harus meneliti seluruh populasi.13

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul- betul representative (mewakili).14

13

Mardalis. Metode penelitian suatu pendekatan proposal,(Jakarta; Bumi Aksara, 1995),Hlm.55

14


(21)

Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan remaja korban perceraian di Desa Babak dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik sebagai responden yang akan diteliti yang berjumlah 43 orang. Apabila subyeknya kurang 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil diantaranya 10-15% atau 20-25% atau lebih.

c. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan metode pengambilan sampel dan untuk menentukan sampel yang akan dipergunakan dalam suatu penelitian.15 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengambilan sampel probability sampling dengan teknik Simple Random Sampling yang artinya simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada data populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.16 Meskipun terlihat sangat sederhana, teknik acak sederhana ini membutuhkan syarat yang khusus. Teknik acak sederhana ini bisa dipakai jika ada kerangka sampel yang baik dan lengkap yang memuat daftar nama semua anggota populasi.17

Dalam hal ini peneliti mengambil sampel secara acak tidak memperhatikan jenis dan strata sampel yang akan diambil. Dan sampel

15

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 150

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 122

17


(22)

yang akan diambil oleh peneliti merupakan sampel yang semuanya sama tanpa memperhatikan strata.

Selanjutnya adalah penentuan sampling eror. Sampling eror menunjukkan perbedaan antara hasil sampel dan hasil populasi. Hasil dari sampel tentu berbeda dengan populasi. Perbedaan ini terjadi karena kita menggunakan sampel bukan populasi. Masalahnya, kita umumnya tidak mengetahui nilai populasi. Yang diketahui oleh peneliti adalah hasil dari sampel. Semakin besar sampel, semakin kecil angka sampel eror. Sebaliknya, semakin kecil sampel, semakin besar angka sampling eror.18

Kemudian menentukan tingkat kepercayaan. Tingkat kepercayaan berhubungan dengan seberapa besar taksiran atau estimasi dari sampel berlaku untuk populasi. Tingkat kepercayaan menggambarkan seberapa besar hasil perkiraan dari sampel berlaku untuk populasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

N = [ ]

3. Variabel dan Indikator

Variabel berasal dari kata bahasa inggris variable yang berarti faktor tak tetap atau berubah-rubah.19Variabel adalah objek-objek atau gejala-gejala

18

Eriyanto, Analisi isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan

Ilmu- ilmu Sosial lainnya...hlm. 165- 166 19

Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial,(Surabaya; Airlangga University Press, 2001), Hlm.76


(23)

yang menjadi interes peneliti untuk menelitinya.20 Jadi, Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Untuk penelitian kali ini, peneliti sudah membuat variabel-variabel dari judul penelitian “Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan Tehnik Relaksasi dalam Menangani Stres Pada Remaja Korban Perceraian (Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik)”

Penelitian ini di dalamnya hanya terdapat dua variabel yakni X (Variabel bebas) dan Y (Variabel Terikat)

1) Variabel bebas (VX) adalah Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Relaksasi.

2) Variabel terikat (VY) adalah menangani stres pada remaja korban perceraian.

Indikator variabel

Indikator variabel adalah yang dipecahkan menjadi kategori-kategori data yang haru dikumpulkan oleh peneliti. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah:

1) Indikator variabel bebas (x) : Tehnik Relaksasi dibatasi pada: a) Mengatasi ketegangan otot

b) Meningkatkan kemampuan kognitif

c) Mengatasi ketegangan keadaan jiwa yang kurang seimbang

20

Zaenal Arifin. Metodologi penelitian pendidikam,(Surabaya; Lentera cendika, 2009), Hlm.33


(24)

d) Mengatasi kecemasan e) Mengatasi emosi negatif f) Mengatasi kehawatiran 2) Indikator variabel terikat (y) :

Stres dalam hal ini dibatasi pada: a) Kesulitan Tidur (Insomnia)

b) Nafsu makan menurun

c) Merasa cemas

d) Mudah marah

e) Kesulitan untuk berkonsentrasi f) Lelah

g) Merasa tidak bisa memecahakan masalah yang dihadapi

4. Definisi operasional

Agar diperoleh kejelasan menganai judul yang diangkat yakni” Pengaruh Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Relaksasi dalam menangani Stres pada Para Remaja korban Perceraian (Desa Babak Bawo dan Desa Baron Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik ), maka disini akan dijelaskan tentang beberpa istilah yang terdapat di dalam judul, antara lain:

a. Bimbingan Konseling Islam

Dalam bukunya, Thori Musnamar mendefinisikan Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya


(25)

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, Sehingga dapat mencapai kebgahiaan dulia dan akhirat.21

Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan

terhadap individu belajar mengmbangkan fithrah dengan cara

memperdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah da RasulNya agar fitrah yang ada pada indivdu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan Allah SWT.22

Sedangkan menurut Dra. Hallen A, M.Pd dalam bukunya DRs. Syamsul Munir Amin, M.A. menyatakan bahwa bimbingan Konseling islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu, dan sistematis, kepada setiap setiap individu agar ia dapat mengmbangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginterlasasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.23

Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa Bimbingan Konseling Islam adalah suatu bantuan proses atau aktivitas pemberian bantuan berupa bimbingan kepada individu yang membutuhkan, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya agar klien dapat mengembangkan potensi akal fikiran dan jiwanya, keimanan serta dapat menggulangi problematika

21

Thohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,

(Yokyakarta; UII Pres, 1992), hal.15. 22

Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami,( Bandung: PT Al Ma’arif, 1996), hal. 56

23


(26)

hidupnya dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Quran dan Al-Hadits, sehingga mendapat petunjuk petunjuk Allah.

b. Tehnik Relaksasi

Relaksasi menurut Singgih adalah terapi atau latihan relaksasi untuk membawa seseorang sampai pada keadaan relaks pada otot-otot. Jika seorang dalam keadaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang menggelora, baik pola susunan saraf pusat maupun pada susunan saraf otonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan sehat jasmani maupun Rohani.24

Gerald Corey memberikan pengertian bahwa memberikan dan membayangkannsituasi yang membuat santai , seperti duduk dipinngir Danau atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang terpenting adlah klien mencapai keadaan tenang dan damai.25

Jadi, bahwa tehnik relaksasi ini penting dalam remaja yang mengalami stress yang berkontribusi bagi perkembangan banyak penyakit. Bahkan relaksasi mungkin menjadi salah satu faktor yang penting utuk kesehatan dan disarankan terapis harus menggunakan tehnik relaksasi untuk mengelola stres.

c. Stres

Stres merupakan suatu kondisi ketidakmampuan fungsi tubuh merespon berbegai perilaku-perilaku eksternal yang dianggap berbahaya oleh

24

Anis Watus Solika. Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam

menangani setres di Wonocolo Surabya. 2014 25


(27)

anggota tubuh. Pada dasarnya setiap oranng berpeluang mengalami stres tergantung dari respon mental yang dimiliki oleh orang tersebut.26

Menurut M. Hardja menyebutkan bahwa stres adalah keadaan atau konsisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal ayang dianggap stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadaman, entah nyata atau tidak nyata, kondisi dan sumber daya energy biologis, psikologis dan social apa adanya.27

Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap individu. Pengaruh pasitif dari stres adalah mendorong individu untuk

melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan

pengalaman baru. sedangkan pengaruh negativenya adalah menimbulakn perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, mudah marah, perubahan pola makan, mersa cemas, lelah yang kemudian memicu munculnya penyakit stres sakit kepala, sakit perut insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke.28

Jika,Stres secara terus menerus bisa saja terjadi dan membuat tubuh menjadi lelah, hingga akan menyebabkan interaksi social , kualitas hidup, dan kesehatan orang tersebut akan mengalami kesulitan pula.oleh karena itu mengetahui cara menangani stres adalah hal penting, agar tubuh selalu memberikan respon yang baik pada banyak situasi yang datang.

26

Sunardy,10 ciri-ciri orang yang mengalami stres, http://dunia

terang.blogspot.com/2013/08/10, diakses pada tanggal 16 november2015. Pukul 20.05 WIB 27

Agius M. Harjana, Stres tanpa Distres Seni Mengolah

Stres,(Yokyakarta:Kansisius,1994),hal.14 28


(28)

d. Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolense yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. istilah adolensece mempunyai arti yang luas lagi yang mencakup kematangan, emosional, sosial dan fisik .

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa akhir, akan mengemukakan banyak faktor yang masing-masing perlu mendapat tinjauan tersendiri.

Remaja usia 13 tahun menunjukkan perbedaan yang sangat besar dengan remaja usia 18 tahun, lebas daripada perbedaan sosial-kultural dan seksual diantara para remaja sendiri.29

e. Perceraian

Perceraian dalam bahsa Indonesia dipakai dalam pengertian yang sama dengan talak dalam istilah Fiqih yang berarti bubarnya pernikahan.30

Perceraian adalah faktor kedua yang menyebabkan putusnya tali pernikahan seseorang.31

Pengertian “ talak”dan “Fithrah” dalam istilah Fiqih mempunyai arti yang umum dan artinya yang khusus. arti yang umum ialah segala macam bentuk perceraian yang dijatuhkan oleh suami yang telah ditetapkan oleh hakim dan perceraian yang jatuh dengan sendirinya sepertia perceraian yang

29

Siti Rahayu Raditono. Psikologi Perkembangan.(yokyakarta; Gadjah Mada University

Pres.2006),hlm.262 30

Beni Ahmad Saebani. Fiqih Munakahat,(Bandung;Cv Pustaka Setia,2001),Hlm.55

31

H.M.Mustofa. Fiqih Munakahat dan Jinayat,(Surabaya; Cosma B UIN Sunan


(29)

disebabkan meninggalnya salah seorang dari suami atau isteri, arti khusus ialah perceraian yang dijatuhkan oleh suami saja.32

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian disamping menggunakan metode yang tepat diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik pengumpulan data yang relevan. Dengan alat pengumpul data yang teruji kesahihan dan keterandalannya, akan didapat data sesuai dengan keperluan penelitian, termasuk kualitas data secara proporsional terhadap kepentingan data.33

Dari pemilihan teknik pengumpulan data ini, penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan variabel yang pada giliranya lah memungkinkan untuk dirumuskannya generalisasi yang obyektif.

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 34Observasi berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan merinci gejala yang terjadi. Ketika menguraikan metode deskriptif, kita sudah menjelaskan bagaimana

32

Kamal muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan,( Jakarta; Bulan Bintang,1974),hlm.156

33

Mahi M.Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra

(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011), hal. 71 34


(30)

etnomedologi di kalangan ilmuwan sosial dipergunakan untuk tujuan- tujuan deskriptif.35

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang telah ditentukan, guna memperoleh data yang langsung dapat diambil oleh peneliti yaitu mengenai Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam menangani Stres pada para remaja korban perceraian.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan seseorang yang memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.36 Pada penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh informasi pendukung. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak strukutur. Pedoman yang digunakan dalam wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip termasuk buku tentang pendapat teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

35

Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), hal. 84 36

Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Rmaja Rosdakarya, 2008) , hal. 180


(31)

Metode ini digunakan untuk mencari data tentang strukutur organisasi Desa Babak Bawo dan Desa Baron, dan data lain yang diperlukan. Disamping itu juga letak geografis, peta, foto kegiatan dan wujud yang lain yang diperlukan untuk menunjang kejelasan objek penelitian.

d. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, di mana partisipan atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait dengan pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan perilaku dari responden.37

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah satu alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus dapat membuat kuesioner (angket) dengan baik.38

Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan terapi relaksasi dalam menangani stres pada para remaja korban perceraian dengan pernyataan yang sudah ditentukan oleh peneliti.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), h.193

38

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitaif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 28


(32)

6. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan tehnik statistic. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengn Tehnik Relaksasi dalam menangani Stres Pada Anak Korban Perceraian. Maka rumus yang peneliti gunakan adalah Regresi Linier Sederhana ,sedangkan analisis regresi digunakan untuk untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variable independen, bila nialai variable independen di manipulasi/dirubah rubah atau dinaik-naikkan.39 Manfaat dari hasil analisis regresi adlah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variable dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variable independen atau tidak. Untuk mencari dengan regresi ini menggunakan rumus:

Y’=a + bx Keterangan:

Y : subjek dalam variable bebas (dependenvariable) yang diprekdisikan. a: harga Y bila X = 0 ( harga konstan)

b: angaka arah atau nilai koefisien regresi, yang menunujukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable tergantung (dependent Variable). Bila positif (+) maka naik, dan bila negative (-) maka terjadi penurunan. x: Subjek Pada variable bebas (independen variable) yang mempunyai nilai tertentu.

Nilai maupun a maupun nilai b dapat dihitungkan melalui rumus yang

39


(33)

sederhana.

Untuk memperoleh nilai a dapat digunakan rumus:

Sedangkan nilai b dapat dihitung dengan rumus:

Untuk membuktikan Pengaruh Bimbingan konseling islam dengan tehnik relaksasi dalam menangani Stres pada Remaja korban perceraian.

7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang melalui pengumpulan data.40

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian di perluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu

40

Sugiono, Metode penelitaina Kuantitatif kualitatif dan R&D,( Bandung:


(34)

melalui penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dimkasud dengan data di lapangan.41

Hipotesa dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan kita teliti. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.42

Hipotesis dari penelitian ini menggunakan Hipotesis Kerja (Hipotesis Nihil). Hipotesis Nihil atau hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Hipotesis nol bisa diberikan kode kode Ho. Hipotesis alternative (Hipotesis Kerja) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Hipotesis kerja bisa diberi kode Ha. Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi: Ho: Tidak adanya Pengaruh Bimbingan Konseling Islam dengan teknik relasasi dalam menangani setres pada anak koraban perceraian Ha: Adanya pengaruh bimbingan konseling islam dengan teknik relaksasi dalam menangani stres pada remaja-remaja korban perceraian.

41

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005), hal. 85

42

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal.38


(35)

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam mengemukakan pembahasan terhadap permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan yang terbagi dalam 5 bab yang terdiri dari:

A. BAB I PENDAHULUAN

Meliputi : Latar belakang permasalahan yang diteliti peneliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, Kerangka teori dan Hipotetsis, metode penelitian yang terdiri dari : pendekatan dan jenis penelitian, Populasi, sampel dan Teknik Sempling, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.

B. BAB II KAJIAN TEORITIK

Meliputi : Kajian pustaka (beberapa referensi yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan kajian teoritik (teori yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian).

C. BAB III PENYAJIAN DATA

1. Deskripsi Subjek, Objek dan Lokasi Penelitian

Berisi tentang gambaran profil informan, alasan dijadikannya sebagai informan (kompetisi) yang ditambahkan dengan informasi tentang usia, pendidikan, jenis kelamin dan sebagainya. Objek penelitian berisi tentang keilmuan komunikasi yang diteliti. Sedangkan lokasi penelitian menggambarkan tentang tempat penelitian yang dilakukan.


(36)

Pada bagian ini dipaparkan tentang deskripsi dan penelitian, terutama yang terkait dengan data fokus penelitian yang diajukan.

D. BAB IV ANALISIS DATA

1. Temuan Peneliti

Bagian ini peneliti menampilkan analisis data yang telah dipaparkan. Dari analisis tersebut akan menghasilkan temuan- temuan peneliti. Pemaparan temuan dapat disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data, disamping data juga berupa penyajian kategori, system, klasifikasi dan tipologi. Pemunculan hasil temuan mengacu pada fokus penelitian yang diajukan.

2. Konfirmasi Temuan dengan Teori

Bagian ini peneliti membandingkan temuan- temuan peneliti dengan teori yang relevan, dan juga teori- teori yang memungkinkan berlawanan dengan temuan penelitian. Masing- masing dijelaskan dengan argumentasi.

E. BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Merupakan jawaban langsung dan fokus penelitian. Hal ini perlu diingat bahwa simpulan harus sesuai dengan fokus penelitian baik dalam hal urutan atau jumlahnya.


(37)

Bagian rekomendasi mengemukakan beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakan pelanjutan beberapa kesimpulan yang dihasilkan dan dikaitkan dengan manfaat penelitian.


(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “” guidance” dan counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “ guidance” berasal dari akar kata “ guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to direcct), (2) memandu ( to pilot), (3) mengola (to manage) dan (4) menyetir ( to ster).1ditinjau secara etimologis kata Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “ Guidance” berasal dari kata kerja “ too guide” yang mempunyai arti menunujukkan, membimbing ataupun menunutun.2dan konseling berasal berasal dari bahasa latin “ Consilium” yang berarti dengan atau bersama

yang dirangkai dengan menerima atau memehami.3 Dimana

“Consilium”diartikan sebagai bersama, yakni berbicara bersama, pembicaraan yang berlangsung bersama konselor (Counselor) dengan seorang atau beberapa klien (Counselee).4sedangkan Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat sentosa dan

1 Syamsu Yusuf L,N. Progam Bimbingan dan Konseling Di sekolah,( Bandung; Rizqi Press,2009),Hlm.37

2 Hellen A. Bimbingan dan Konseling,(Jakarta; Quantum Teaching, 2005),Hl. 3

3 Prayitno dan Eman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (edisi Revisi),( Jakarta; PT. Rineka Cipta, 1999),hal. 99


(39)

damai.5dari kata Salima diubah menjadi menjadi bentuk Aslama yang berarti berserah diri.6 kata aslama mengandung segala arti yang terkandung dalam arti pokok. Dengan demikian, arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian.7

Bimbingan Konseling Islam adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah atau kembali ke fitrah dengan cara memberdayakan iman, akal dan kemampuan yang dikaruniakan ALLAH SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan RasulNya agar Fitrah yang ada pada Individu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan Allah SWt.8

Sedangkan dalam bukunya Samsul Munir, Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sisitematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tunutunan al-Quran dan Hadits.9

Dari beberapa definisi dan tinjauan secara etimologis yang terpaparkan diatas, maka dapat diambil pengertian bahwa Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan dalam bidang

5 Tim Studi Islam IAIN Sunan Ampel.Pengantar Studi Islam,( Surabaya: IAIN Ampel Press,2005,hal. 2

6 Maulana Muhammad Ali, Islamogi, (Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996)hlm.56

7 Nasarudin Rozaq, Deinul Islam, (Bandung; PT.Al-Ma’arif, 1996).hal.56

8 Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami, (Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota IKAPI, 2013), h. 22


(40)

mental spiritual yang diberikan kepada seseorang yang mengalami kesulitan-kesulitan baik lahir maupun batin didalam lingkungan hidunya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri dengan melalui dorongan dari kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah SWT, untuk mencapai kehahagian hidup dunia dan akhirat.

دقل قلخ ن ٱ إ ل َٰ يإف ن حأ قت إنٰ ميإو ) ٤ (

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ( Qs; At-Tin:4)10

b. Tujuan Bimbingan Konselin Islam

Tujuan Bimbingan Konseling Islam pada dasarnya adalah sejalan dengan maksud dan tujuan syariat islam,yang oleh al-Syatibhi di jabarkan menjadi empat tujuan pokok, yaitu: pertama, syariat islam ditegakkan untuk dipahami manusia Lil Ifham. Kedua, untuk memperkuat manusia dalam ketentuan agama. Ketiga, untuk mengentas manusia dari cengkraman dan tipu daya hawa nafsunya. Keempat, untuk mencapai kemaslahatan manusia dunia dan akhiiratnya.

Ainur Rohim Fiqih membedakan tujuan Bimbingan Konseling Islam dalam dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, menurutnya tujuan umum bimbingan konseling islam adalah membantu individu dalam mewujudkan potensi dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiann hidup di dunia dan akhirat.

10 Kementrian Agama RI. Al-Qura’an dan Tafsirnya,( Jakarta; Ikrar Mandirir Abadi, 2011),Hlm.78


(41)

Sedangkan tujuan khususnya adalah diuraikan menjdi tiga yaitu:

1. Membantu individu dalam memehami situasi dirinya.

2. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik, sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.11

c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya mengatasi dan mencegah problema kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri. Bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan masa depannya.

Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri oleh karna itu pelayanan bimbingan dan konseling mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling.

Secara garis besar fungsi pelayanan bimbingan konseling dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi sifat dan hubungan individu dengan

11 Aswali. Iyadah dan Ta’ziyah Perspektif Bimbingan KOnseling,( Surabaya;Dakwah digital pres, 2009),hal. 13


(42)

lingkungannya. Dilihat dari segi sifatnya, pelayanan bimbingan konseling berfungsi sebagai pencegahan ( preventif), pengembangan ( development ) dan perbaikan ( kuratif ). Sedangkan dilihat dari hubungan antara individu dan lingkungannya pelayanan bimbingan konseling berfungsi sebagai penyaluran dan penyesuaian.12

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan. Dengan demikian, fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, atau keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan.

Fungsi Bimbingan dan Konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu dapat dikelompokan menjadi empat fungsi yaitu, fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan atau pengembangan.

1. Pemahaman

Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa. Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan

12 Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan konseling, ( Surabaya; PT. Revka Petra Media, 2012 ), Hal. 58


(43)

pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang membantunya ( pembimbing ). Fungsi pemahaman ini terdiri dari 3 fungsi pemahaman yaitu:

a. Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik termasuk dalam lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan, perkerjaan dan informasi social dan budaya atau nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.13

2. Pencegahan

Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi.

Pelayanan bimbingan konseling yang berfungsi pencegahan apabila bantuan itu diberikan kepada individu agar terhindar dan terjadinya masalah yang dapat menghambat perkembangannya.14 dengan melalui fungsi ini untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.


(44)

Berdasarkan fungsi ini harus tetap diberikan kepada setiap siswa atau seseorang sebagai usaha untuk pencegahan yang timbulnya masalah. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan progam bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang menghambat perkembangan siswa seperti kesulitan dalam belajar, kekurangan informasi, masalah sosial dan lain sebagainya yang dapat dihindari.15

Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pencegahannya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan kurugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya.16

3. Pengembangan

Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan dan pengembangan seseorang.

Pelayanan bimbingan dan konseling akan berfungsi pengembangan apabila bantuan yang diberikan kepada individu itu yang mengarah kepada upaya mengembangkan seluruh potensi dan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya pelayanan diarahkan kepada hal-hal yang dipandang positif

15 Thohirin, Bimbingan dan konseling, ( Jakarta; PT RajaGrafindo Persada, 2011), Hal. 36

16 Mcleod John, Pengantar Konseling Teori Studi Kasus,(Jakarta, Kencana Prenada Media: 2006), hal .13


(45)

diupayakan agar meningkat lagi sehingga mencapai taraf yang optimal, melalui upaya pengembangan ini diharapkan individu semakin hari semakin berkembang secara wajar, terarah menuju perwujudan diri yang optimal dan bahkan mungkin akan terhindar dari keterlambatan karena munculnya masalah.

Pemahaman ini mencakup beberapa hal yaitu:

1. Pemahaman tentang diri seseorang terutama bagi siswa, orang tua, guru dan guru bimbingan.

2. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk yang didalamnya informasi pendidikan, pekerjaan atau karir dan informasi budaya atau nilai-nilai budaya) terutama oleh siswa

4. Penyaluran

Fungsi bimbingan dalam hal membantu siswa (anak bimbing) untuk memilih jurusan/spesialisasi pendidikan jenis lanjutan, ataupun lapangan pekerjaan atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat dengan keahlian dan cirri-ciri kepribadian lainnya serta cita-citanya.17

Orang yang mengalami masalah itu di anggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Ia perlu diangkat dari keadaan yang tidak disukainya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya pengentasan melayani bimbingan dan konseling. Dalam hal


(46)

itu, pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi pengentasan

5. Adaptasi

Membantu para pelaksana pendidikan dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan progam pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/ konselor yang dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat baik dalam memilih materi sekolah atau madrasah dengan memilih metode dan proses pembelajaran maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan kecepatan konseli.18

d. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam mempunyai beberapa unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Unsur-unsur bimbingan konseling islam pada dasarnya adalah terkait dengan konselor, konseli dan masalah yang dihadapi.

1. Konselor

Konselor adalah orang yang bermakna bagi klien, konselor menerima klien apa adanya dan bersedia dengan sepenuh hati membantu klien mengatasi masalahnya hingga saat kritis sekalipun dengan upaya menyelamatkannya dari keadaan yang tidak menguntungkan, baik untuk


(47)

jangka panjang maupun jangka pendek dalam kehidupan yang terus berubah.19Menurut Thohari Musnamar, persyaratan menjadi konselor antara lain:

a) Kemampuan Profisional b) Sifat Kepribadian

c) Kemampuan Kemasyarakatan

d) Ketaqwaan Kepada Allah.20

Selanjutnya menurut imam Sayuti Farid, Syarat-syarat untuk menjadi konselor adalah:

a) Meyakini akan kebenaran Agama yang dianutnya, menghayati,

mengamalkan karena ia menjadi norma-norma Agama yang konsekuensi serta menjadi dirinya dan idola sebagai muslim sejati baik lahir mauun bathin dikalangan anak bimbingannya.

b) Memiliki sifat dan kepribaduan menarik, terutama terhadap anak bimbingannya dan juga terhadap orang-orang yang berada di llingkungan sekitarnya.

c) Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti tinggi dan loyalitas terhadap tugas pekerjaannya secra konsisten.

d) Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak meghadapi permasalahan yang memerluakan pemecahan.

19 Aswadi. Iyadah dan Ta’ziyah Perspetif Bimbingan KOnseling Islam, ( Surabaya; Dakwah Digital Press, 2009),Hlm. 28-31

20 Thohari Musnamar. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam,(


(48)

e) Mampu mengadakan komunikasi (hubungan) timbal balik terhadap anak bimbingan dan lingkungan sekitarnya.21

2. Klien (konseli)

Klien adalah seorang yang mengalami kesulitan atau hambatan yang perlu bantuan orang lain untuk menyelesaikannya.

Dalam buku Bimbingan Konseling Islam menurut W.S. Winkel menyebutkan ada beberpa syarat seorang klien, antara lain:

a. Keberanian untuk mengekspresikan diri, kemampuan untuk mengutarakan persoalan, untuk memeberikan informasi dan data-data yang diperlukan.

b. Motivasi yang mengandung keinsyafan adanya suatu masalah dan bersidia untuk memebecarakan masalah itu dengan konselor dan keinginan untuk mencari penyelesaian.

c. Keinsyafan untuk tanggung jawab dan keharusan berusaha sendiri. Berdasarkan uraian tersebut, kliean adalah individu yang mempunyai masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain yaitu konselor untuk mencari alternative dan motivasi klien agar tetap eksis dalam menjalani hidupnya dan dapat menerima kenyataan hidupnya.22

3. Masalah

Thohari Musnamar mengatakan bahwa , konseling berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh individu, dimana masalah tersebut timbul

21 Imam Syauti Farid. Pokok-pokok Bahasan Bimbingan Penyuluhan Agama,,hal. 14

22 H.M Arifin . Pedoman Pelaksanakan Bimbingn Konseling dan Penyuluhan


(49)

karena berbagai faktor atau bidang kehidupan, maka masalah yang ditangani oleh konselor dapat menyangkut beberapa bidang kehidupan, antara lain:

a) Pernikahan dan Keluarga b) Sosial (Kemasyarakatan) c) Pekerjaan ( jabatan) d) Keagamaan.23

Masalah dalam kamus Konseling adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang atau kelompok menjadi rugi atau sakit dalam melakukan sesuatu.24

e. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam

Dalam Bimbingan Konseling Islam ada beberapa langkah yang harusdi lakukan:

1) Langkah Identifikasi Masalah

Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui masalah beserta gejala-gejala yang nampak

2) Langkag diagniosis

Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya

3) Langkah prognosis

23 Thohari Musnamar.Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, hal.41-42


(50)

Langkah prognosis adalah untuk menetapkan jenis bantuan apa yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah.

4) Langkah Terapi

Langkah ini adalah pelaksakan bantuan apa yang telah ditetapkan dalam langkah prognosa

5) Langkah Evaluasi dan Follow Up

Langkah ini dimaksudkan untuk mengatakan sejauh mana langkah konseling telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam langakah follow up atu tidak lanjut, di lihat perkembangan selanjutnya dalam jangka yang lebih jauh.25

2. Tehnik Relaksasi

a. Pengertian Relaksas

Dalam kamus pelajar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa relaksasi adalah pengenduran otot-otot dan syaraf pada tubuh yang dapat berada dalam keadaan santai.26 Relaksasi menurut Singgih adalah terapi atau latihan relaksasi untuk membawa seseorang sampai pada keadaan relaks pada otot-otot. Jika seseorang berada dalam keadaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang menggelora, baik pada susunan saraf otonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan sehat baik jasmani maupun rohani.27

25 Aswadi. Iyadah Ta’ziyah Perspektif Bimbingan Konseling Islam ( Surabaya: Dakwah digital press, 2009), hal. 39.

26 Djalinus Syah DKK, Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Jakara:

PT.Cipta,1993,hal.185)

27 Gerald Corey, Teori dan praktek Konseling dan Psikoterapi,(Bandung: Refika Aditima,1999)hal.213


(51)

Jacobson memberikan pengertian sebagai beruikut” Relaksasi adalah terapi atau latihan relaks pada otot,otot, jika seseorang berada dalam keadaaan santai akan terjadi pengurangan timbulnya reaksi emosi yang menggelora, baik pada susunan sarat pusat maupun pada susunan saraf ontonom dan lebih lanjut dapat meningkatkan perasaan segar dan sehat baik jasmani maupun rohani.28 Menurut Beh Dkk relaksasi adalah salah satu dalam terapi perilaku. Menurut pandangan ilmiyah, relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot-otot akelatal, sedangkan ketegangan merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut otot.29

Sedangkan menurut Wlpe memberikan pengertian sebagai berikut ”Wolpe Memberikan dan pembayaran situasi yang membuat santai seperti: duduk dipinggir danau atau berjalan-jalan ditaman yang indah, hal yang penting adalah klien mencapai keadaan tentang dan damai.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa terapi relaksasi adalah terapi untuk membawa klien sampai keadaan tenang dengan pemikiran situasi-situasi yang membuiat santai sehingga berkurang timbulnya reaksi emosi menggelora.

Kaitannya dengan terapi agama (islam) maka terapi relaksasi ini merupakan terapi dalam rangka rangka mengatasi stres, agar klien dapat menyesuaikan diri dalam keadaan tenang dan menurunkan reaksi emosi,

28 Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi cet III (Jakarta: Gunung

Mulia,2000),hal.207


(52)

karena langkah pertama untuk mengurangi untuk mengurangui stres adalah bersantai dan tenang.30

ٱ طت ْ ونم ء نيإذل كإذإب م بولق نإ م

إر ٱ هإل كإذإب َأ إر ٱ طت إل نإ م ٱ ل ولق } ٨٢ {

Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.( QS; Al-Ra’d: 28)31

Dalam terapi relaksasi terdapat dua macam bentuk relaksasi diantaranya adalah:

1. Relaksasi Mental

Relaksasi mental adalah berusaha mengurangi dan

mengendalikan emosi. Dalam keadaan stres yang harus dilakukan untuk dapat santai secara mental adalah mengenali dan mengindentifikasi emosi, memang tidak mudah untuk dilakuakn, maka perlu belajar dengan sedikit latihan tertentu. Untuk mengenali emosi, diharuskan untuk bersikap jujur dalam menganalisis diri, hal yang penting dan terbesar dalam mengenali emosi adalah harus siap menelaah seluruh emosi dan tidak takut mengakuinya.32

Menurut pandangan agama, dzikir dan sholawat dengan mengingat dan merindukan Allah, maka manusia senantiasa berkomunikasi secara spiritual, sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan jasmani dan rohani, oleh karena itu orang yang senantiasa sadar dan

30 John Powell S J. 10 laku hidup bahagia, (Yokyakarta; kanisius,1992),hlm78

31 Al-Imam Abul Fida Isma’il. Tafsir Ibnu Kasir,( Bandung; Sinar Algensindo, 2003).Hlm.198

32 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty


(53)

dzikir serta bersholawat maka jiwanya akan senantiasa sadar dan berdzikir serta sholawat maka jiwanya akan merasa bahagia, hatinya tentram dan terhindar dari keluh kesah. Dzikir sholawat dilakukan dengan sikap yang rendah hati serta suara yang lembut dan halus akan membawa dampak relaksasi dan ketentuan bagi mereka yang melakukan.33

Hal yang perlu dilakukan dalam relaksasi mental yaitu: a) Berhenti dan berfikir

b) Mengenali Emosi

c) Mengembangkan Rencana

d) Menyadari dan mengetahui apa yang telah dicapai e) Meninjau strategi untuk mengatasi stres34

2. Relasasi Fisik

Relaksai fisik dengan melakukan senam tertur dan bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu senggang untuk berbelanja, berenang berolah raga. Melukukan aktivitis atau kegiatan yang sangat disenangi yang dapat membuat santai merupakan usaha dari relaksasi fisik.35

Dari macam-macam bentuk relaksasi tersebut, peneliti menggunakan relaksasi mental dengan cara mendengarkan ayat suci

33 Nur aini Chafidhoh, Bimbingan dan Konseling Agama denga Terapi Relaksasi

Shoalawat dalam Menangani Stres, ( Surabaya: Skrpsi, 2003),hal.37

34 Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty

R.cet ke-2. Hal. 62

35Tay Swee Noi-Peter J. Smith, Bagaimana mengadalikan Stres, Terjemahan Dean Praty


(54)

Quran sebagai wujud terapi relaksasi dalam mengatasi stres pada remaja korban percerain.

Para ilmuan menemukan bahwa gelombang suara bisa mempengaruhi aktivitas listrik sel otak dan sebagian suara mungkin bisa mengurangi aktivitis listrik sel. Apabila aktifitis ini meningkat dari batasan tertentu maka ia bisa mempengaruhi stabilitas emosional manusia dan terkadang menyebabkan beberapa penyakit. Sebagaimana pula para ilmuan sejak beberapa abad, juga menemukan bahwa frekuensi suara mempengaruhi aliran darah.36

b. Dasar umum melaksanakan Tehnik Relaksasi

1. Mengajarkan klien bagaimana merenganggkan otot-otot

2. Klien memulai merenggangkan otot setelah terapis mengatakan “sekarang”. Perenggangan dipertahankan selama lima sampai tujuh detik. Pertahatin klien dipusatkan pada timbulnya perasan karena pereganngya dengan ucapan yang tepat.

3. Klien mengendorkan peregangan dan melalui relaks adalah mendengar perkataan relaks. Suruhlah klien memusatkan pada perasaan relaks sebagai peganti perasan tegang. pakailah ucapan ucapan yang tepat untuk membantu klien mengarahkan perhatian secara berlangsung, agar merasakan relaks (yang disertaai perasaan nyaman) selama kira-kira 30-40 detik.

36 Abdel Daem Al-Kaheel,Pengobatan Qur’ani: Manjurnya berobat dengan Al-Quran


(55)

4. Ulangi siklus peregangan-pengendoran pada otot yang sama, tetapi beri waktu sedikit lebih banyak untuk merasakan relaks.

5. Meminta klien untuk memberikan tanda ( misalnya,dengan mengangkat jari) kalau ototnya tidak seppuhnya relaks. Dalam keadaan demikian, dapat diulang.

6. Sering kali terjadi klia klien diminta melakukan peregangan pada suatu kelompok otot, kelompok otot lain aka terpengaruh dan ikut tegang. Karena itu setelah latihan pertama, kepada kliean diminta hanya meregangkan pada kelompok otot yang diminta dan mencegah agar kelompok aotot lain tidak terpengaruh.

7. Pengulangan langkah-langkah tersebut di atas untuk kelompok otot yang lain sampai ke 14 kelompok otot telah dilakukan.37

c. Langkah-langkah Terapi Relaksasi

Dalam Al-Quran terkandung konsistensi akurat yang tidak terdapat dalam kitab-kitab suci lainnya. Seperti halnya terapi, seoarang konseli sebaiknya membaca dan mendengarkan Al-Quran selama beberapa jam dan kapan pun dia bisa. Konseli tersebut sebaiknya juga merenungkan ayat-ayat yang didengarnya, sebab memahami maknanya juga termasuk bentuk penyembuhan.38

Menurut Herbet Benson dan William Proctor dalam bukunya yang menyebutkan bahwa dasar-dasar untuk melaksanakn relaksasi yaitu

37Sinnggih dan Gunarsa.Konseling dan Psikoterapi,( Jakarta; PT BPK Gunung Mulia, 2012),Hlm.209

38 Abdel Daem Al-Kaheel, Pengobatan Qurani: majunya berobat dengan Al-Quran.


(56)

memadukan relaksasi dengan keyakinan pribadi diri sendiri. Langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pilihlah satu kata yang mencerminkan diri sendiri

Bahwa yang dimaksudkan adalah kata yang mengsugesti diri dan kata ini diucapkan dalam hati saat menghmbuskan nafas yang secara normal.

2) Mengatur posisi yang nyaman

Relaksasi dapat dibangkitkan dengan sikap duduk apapun selama tidak menggangu pikiran dan mendatangkan ketenangan serta nyaman, akan tetapi jangn mudah terhnyut tidur.

3) Pejamkan mata

Hindari memecingakan mata atau menutup mata kuat-kuat. Pejamkan mata dengan wajar , tindakan ini semestinya tidak memerluakan tenaga.

4) Lemasakn otot-otot

Mulailah dari kaki, lalu kebetis, paha dan perut kendurkan semua kelompok otot pada tubuh. Lemaskan kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan. Untuk lengan dan tangan ulurkan, kemudian jangan memegangn lutut dan kaki atau mengaitkan kedua tangan erat-erat. 5) Perhatiakan nafas dan mulai menggunakan kata yang mencerminkan


(57)

Bernafaslah perlahan-perlahan dan wajar tanpa memaksakan iramanya, pada saat ini mulailah mengulang dalam hati kata keyakinan diri sambil menghembuskan nafas.

6) Perhatikan sikap pasif

Sikap pasif adalah aspek penting untuk membangkitkan respon relaksasi. Saat duduk dengan tenang, mengulang frase dalam hati berbagai macam pikiran akan mulai dan bombardier benak anda, akan tetapi kunci untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan tidak memperdulikannya.

Jika muncul pikiran atau citra yang menggngu atau bisikan yang lain yang mengalihkan perhatian sementara atau nyeri akibat penyakit mulai terasa, bersikap pasif saja dengan dengan kata lain, tidak perlu melawannya. Sikap agresif terhadap pikiran yang menganggu justru adalah sikap yang harus dihindari sekalipun pikiran-pikiran atau suara lain tetap beralngsung (terdengar) selama melakukan relaksasi, tidak perlu dipersoalkan, gangguan ini wajar.

7) Lanjutkan untuk jangka waktu tertentu

Praktikkan teknik ini selama sepuluh menit, akan tetapi jangan mengkur sesi ini dengan pengukur waktu, karena alat tersebut akan mengejutkan dan mengganggu sikap pasif. Setelah selsai, duduklah dengan tenang dan tetap dalam keadaan mata terpejam sekitar 2 menit. Hentikan pengucapan kata, biarkan pikiran lain masuk dalam kesadaran, lalu bukalah mata perlahan-lahan dan duduk denga tenang sekitar 2


(58)

menit. Jika lngsung berdiri, mungkn akan terasa sedikit pusing, akan tetapi tidak berbahaya.39

d. Proses Terapi Relaksasi

Kita tau bahwa Al-Quran yang dibaca dengan suara kita akan memberikan pengaruh kepada orang lain melalui frekuensi suara. jika kita menganalisis suara Al-Qur’an, kita mencatat bahwa ia merupakan frekuensi audio atau gelombang yang dikirim kepada kita melalui udara. Gelombang suara ini ditransmisikan ke telinga kemudian masuk kedalam otak. Tentu saja setelah gelombang itu masuk ditelinga dan berubah menjadi sinyal-sinyal lisrik dan getaran-getaran yang kemudian memberikan pengaruh pada daerah tertentu dari otak. Setelah itu sel-sel tersebut memberikan perintah kepada seluruh tubuh untuk merespons suara itu. Keadaan yang terjadi adalah frekuensi suara lain.40

Kita pun harus menyadari bahwa lebih baik konseli sendiri membaca Al-Qur’an sebab penelitian terbaru dibidang ini membuktikan bahwa suara konseli lebih banyak memberikan pengaruh terhadap penyakitnya. Sel-sel ini merespon terhadap frekuensi suara yang dihasilkan oleh pemilik suara tersebut lebih banyak dibandingkan dengan suara lain.41

39 Herbert Benson dan William Proctor, Dasar-dasar Respon relaksai, terjemahan Nur Hasan, cet,ke-1, (Bandung: Kaifah,2000),hal 169-185

40Abdel Daem Al-Kaheel, Pengobatan Qurani: majunya berobat dengan Al-Quran. Hal.

88-89

41Abdel Daem Al-Kaheel, Pengobatan Qurani: majunya berobat dengan Al-Quran. Hal.


(59)

3. Stres

a. Pengertia Stres

Menurut Djalinus Syah dalam kamus pelajar menyebutkan bahwa stres adalah tekanan atau gangguan /kekacauan.42 Stres adalah suatu kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, bertumbuh, berjuang, beradaptasi atau mendapatkan keuntungan. Semua kejadian dalam kehidupan, bahkan yang bersifat positif juga menyebabkan stres.43

Agus M. Hardjana menyebutkan bahwa stress adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stress dan hal yang dianggap stress membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadaman, entah nyata atau tidak nyata, konsisi dan sumber daya energy biologis, psikologis dan social apa adanya.44

Stres merupakan suatu kondisi ketidakmampuan fungsi tubuh merespon berbagai perilaku-perilaku eksternal yang dianggap berbahaya oleh anggota tubuh. Pada dasarnya setiap orang perpeluang mengalami stres tergantung dari respon mental yang dimiliki oleh orang tersebut.45Stres dapat diumuskan sebagai tekanan atau ketegangan yang

42 Djalinus Syah,DKK. Kamus pelajar kata serapan Bahasa Indonesia, ( Jakarta; PT.Cipta,1993),hlm.277

43 Judith Swart. Stres dan Nutrisi,(Jakarta,Bumi Aksara; 1993 ),hal.1

44 Agus M. Harjana. Stres Tanpa Distres Seni Mengolah Stres,( Yokyakarta:

Kanisius,1994),hlm.14

45 Sunardy, 10 ciri orang yang mengalami stres , http://dunia

terang.blogspot.com/2013/08/10 ciri-ciri-orang-yang-sedang-mengalami.html, diakses pada 16 November 2015.pukul 20.05 WIB


(60)

mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseoarang dengan cara sehat atau tidak sehat, tergantung terhadap faktor-faktor yang menekan.46

Gejala dan realitas stres digunakan dalam hubungan dengan bidang yang sangat luas, yakni biologi, ilmu kedokteran,psikologi dan bahkan ilmu social. Untuk itu , stres dapat dikonseptualisasikan dan berbagai titik pandang. Kejadian atau lingkungan yang menimbulkan perasaan tegang disebut stressor. Dan stressor itu bisa berupa bencana besar, angin badai atau tsunami,gempa bumi, kejadian kejadian di dalam kehidupan individu kehidupan pekerjan kehilangan orang yang dicintai, situasi kondisi yang tidak menyenangkan atau tinggal disuatu daerah yang penat dan bising.47

b.Ciri-Ciri Stres

Berikut ini cirri-ciri orang ysng sedang mengalami stres menurut Sunardy antara lain:

1. Sulit Tidur

2. Sulit untuk tetap tidur 3. Perubahan pola makan

4. Sangat menginginkan makanan manis/berlemak/asin (makanan pemberi rasa nyaman) sakit kepala lebih sering dari baisanya

5. Mudah marah atau tersinggung

6. Pilek berulang atau penyakit mirror lainnya 7. Nyeri otot dan ketegangan otot

46 Yulia Singgih D. Gunarsa. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, ( Jakarta; PT BPK Gunung Muli, 2002),hlm.137

47 Moh, Sholeh. Terapi Sholat Tahajjud: menyembuhkan berbagai penyakit, ( Jakarta; Notra Books, 2012),hlm. 37


(61)

8. Sulit kosentrasi.48

c. Faktor-Faktor Penyebab Stres

Stres dapat disebabkan oleh beragai hal. Biasanya stres akan dialami seseorang apabila ia merasaakn ketidak seimbangan antara tuntunan dengan kemampuan yang dimililkinya. Tuntunan ini secara umum dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk yakni:

1) Frustasi

Frusta muncul apabila usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan mendapat hambatan atau kegagalan. Hambatan ini bisa bersumber dari lingkungan maupun dari diri individu.

2) Konflik

Stres pun bisa muncul apabila seseorang dihadapkan pada suatu keharusan untuk memilih salah satu diantara kebutuhan dan tujuan. 3) Tekanan

Stres juga dapat muncul apabila seseorang mendapatkan tekanan atau paksaaan untuk mencapai suatu hasil tertentu atau untuk bertingkah laku dengan cara tertentu.

4) Ancaman

Antisipasi seseorang terhadap hal-hal yang merugikan atau tidak menyenangkan bagi dirinya, mengenai suatu situasi merupakan suatu hal yang dapat memunculkan stres.49

48 Sunardy, 10 ciri orang yang mengalami stres , http://dunia

terang.blogspot.com/2013/08/10 ciri-ciri-orang-yang-sedang-mengalami.html, diakses pada 16 November 2015.pukul 20.05 WIB


(1)

103

http://.id.Wikipedia.org/wiki perceraian. Pada tanggal 10 september 2015. Pukul

10.00.

Hurlock. Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan sepanjang Rentan kehidupan, Jakarta; Airlangga,1990

Jalaluddin, Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000

John Powell S J., 10 laku hidup bahagia, Yokyakarta; kanisius,1992

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Judith Swart, Stres dan Nutrisi, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Juliah Rahman . tumblr/com //http cara mengasasi stres.( 27. N0vember.2015) Juliansyah Noor. Metodologi penelitian, Jakarta; kencana, 2012

Kamal muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta; Bulan Bintang,1974

Kementrian Agama RI. Al-Qura’an dan Tafsirnya, Jakarta: Ikrar Mandirir Abadi, 2011

Kementrian Agama. Tuntunan Keluarga Sakinah Bagi Remaja Usia Nikah,Surabya; Kanwil Jawa Timur,2010

Kharisun. pada tanggal 21 Desember 2015 pada pukul 10.00 WIB, di Balai desa Baron

Lestari, Sri, Psikologi Keluarga, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. M Arifin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(2)

104

M. Harjana, Agus. Stres Tanpa Distres Seni Mengolah Stres, Yokyakarta: Kanisius,1994

M. Wijoyo, Padmiarso. Cara mudah mencegah dan mengatasi stres, Bogor; Bee Media Pustaka, 2011

M.Hikmat, Mahi, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra , Yogyakarta:Graha Ilmu, 2011

Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal, Jakarta; Bumi Aksara, 1995

Mashudi, Farid, Psikologi Konseling, Jogjakarta; IRcisod.2012 Maulana Muhammad Ali, Islamogi, Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996

Mcleod John, Pengantar Konseling Teori Studi Kasus, Jakarta, Kencana Prenada Media: 2006

Moh, Sholeh. Terapi Sholat Tahajjud: menyembuhkan berbagai penyakit, Jakarta; Notra Books, 2012

Moh. Syaifuddin dkk. Hukum Perceraian, Jakarta Timur, Sinar Grafika; 2013 Moh.Idris Ramulyo. Hukum Perkawinan Islam, ( Jakarta, Bumi aksara; 1996),

hlm.152

Mohammad ali, Mohhammad Asrori, Psikologi Remaja, Jakarta; PT Bumi Askara,2006)

Mohammad Ali,DKk. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta; Bumi Aksara, 2006

Mohammad Ilyas, pada tanggal 27 Desember 2015 pada pukul 09.00 WIB, di Balai desa Babak Bawo


(3)

105

Muhammad Ali, Mohammad Asrori. Psikologi Remaja, Jakarta; PT Bumi Aksara. 2006

Munir,Samsul, Bimbingan Konseling Islam, Jakarta; Amazah,2010

Namora Lumongga , Lubis. Depresi: Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana, 2009 Nawawi , H. Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yokyakarta, Gaja mada

University Press, 1983

Nur Laila, Faizah, Bimbingan konseling social, Surabaya; UIN Sunan Ampel Press, 2014

Ny. Soemiyati. Hukum perkawinan islam dan Undang-undang perkawinan, Yokyakarta, Liberty; 2007

Ny.Soemiyati.Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawina( Undang-undang No. Thun 1974, tentang perkawinam), (yokyakarta; Libetty Yokyakarta, Oktober 2007).hlm 134-135

Pasal 38 Undang-undang No.1Tahun 1974 Pasal 38 Undang-undang No.1Tahun 1974

Raditono, Siti Rahayu, Psikologi Perkembangan, yokyakarta; Gadjah Mada University Pres.2006

Rahayu Lin dsn Ardi Ardayani Tritiyadi, Observasi dan wawancara, malang: Bayu Media Publishing,2004

Rahman, Abdul , Do’I Perkawinan dalam syariat Islam , Jakarta: Rineka Cipta,1996


(4)

106

Rofiq,Arif Ainur, Sistemayika sikologi perkembangan Islami, Surabaya; Arkola,2005

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 150

Rozaq,Nasarudin, Deinul Islam, Bandung; PT.Al-Ma’arif, 1996

Samsul,Munir Amin, Bimbingan dan konseling islam, Jakarta: AMZA, 2010 Sarlito, Wirawan Sarsono. Psikologi Remaja, Bandung; PT Renaja

Rosdakarya,2006

Sarwono,Jonathan, Metode Penelitian Kuantitaif & Kualitatif , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Sarwono,Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal.38

Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi cet III , Jakarta: Gunung Mulia,2000

Sinnggih, Gunarsa.Konseling dan Psikoterapi,Jakarta; PT BPK Gunung Mulia, 2012

Siradj,Shahudi, Pengantar Bimbingan dan konseling, Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012

Siraj,Shahudi, Pengantar Bimbingan konseling, Surabaya: Revka Petra Media. 2012

Solika, Anis Watus, Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Relaksasi dalam menangani setres di Wonocolo Surabya. 2014


(5)

107

Sri Rumini dan Siti Sundari. Perkembangan anak dan Remaja, Jakarta; PT Rineka CIpta,2004

Sriyadi, Agus, Bimbingan Konseling Islam, Yokyakarta; penerbit Ombak. 2013 Sugiono, Metode penelitaina Kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta,2013

Sugiono, Statistik untuk Penelian, Bandung: Alfabeta, 2010 Sugiono, Statistik untuk Penelian, Bandung: Alfabeta, 2010 Sugiono,Statistika untuk Penelitian, Bandung; Alfabeta, 2012

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014

Sugiyono.metode penelitian kulitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,2010

Sunardy, 10 ciri orang yang mengalami stres , http://dunia terang.blogspot.com/2013/08/10 ciri-ciri-orang-yang-sedang-mengalami.html, diakses pada 16 November 2015.pukul 20.05 WIB Sunardy, 10 ciri orang yang mengalami stres , http://dunia

terang.blogspot.com/2013/08/10 ciri-ciri-orang-yang-sedang-mengalami.html, diakses pada 16 November 2015.pukul 20.05 WIB Suryani. Pengertian Relaksasi. Jakarta ;Arcan,1993

Suryani. Pengertian Relaksasi. Jakarta;Arcan,1993

Sutoyo, Anwar , Bimbingan dan Konseling Islami, Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota IKAPI, 2013


(6)

108

Sutoyo, Anwar , Bimbingan dan Konseling Islami, Jogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota IKAPI, 2013

Thohari, Musnamar. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam, Yokyakarta; Ull Press, 1992

Thohirin, Bimbingan dan konseling, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011 Tim penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Tim Studi Islam IAIN Sunan Ampel.Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN Ampel Press, 2005

www.kabargresik.com . Pada tanggl 03.September. 2015. Pukul. 05.00.

Yusuf L,N, Syamsu Progam Bimbingan dan Konseling Di sekolah, Bandung: Rizqi Press, 2009


Dokumen yang terkait

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK MELALUI TEKNIK DISENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MENANGANI STRES AKADEMIK SISWA : STUDI KASUS DI SMP N 1 KEDAMEAN KECAMATAN KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK.

1 7 146

Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi behavior untuk menangani kenakalan remaja seorang pelaku balap motor liar di Desa Keramat Kabupaten Nganjuk.

0 0 108

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK REWARD BERBASIS HOBI DAN PUNISHMENT UNTUK MENGATASI MALAS BELAJAR SEORANG SISWA KELAS 2 MTs TASYWIRUL AFKAR DI DESA BARON LOR KEC. DUKUN KAB. GRESIK.

0 1 152

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN HYPNOSLEEP UNTUK MENANGANI PERILAKU NEGATIF SEORANG ANAK DI DESA GADUNG KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK.

0 0 135

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENANGANI SIKAP FEMINISME PADA SEORANG PEMUDA DI DESA BALONGMASIN KECAMATAN PUNGGINNG MOJOKERTO.

0 0 110

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING MELALUI SIKAP PEDULI DALAM MENANGANI PERILAKU AGRESIF ANAK DI DESA KETEGAN TANGGULANGIN - SIDOARJO.

0 0 146

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI SEORANG PEMUDA PUTUS CINTA DI DESA BADANG NGORO JOMBANG.

0 0 118

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN PADA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU PROPINSI JAWA TIMUR (PPT JATIM).

1 3 106

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (DOWN SYNDROM) DI SDN 1 INKLUSI TLOGOPATUT GRESIK

0 1 18

BAB II LANDASAN TEORI PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM OLEH BP4 DALAM MENANGANI KASUS PERCERAIAN A. Deskripsi Teori 1. Bimbingan dan Konseling Islam - PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM OLEH BP4 KECAMATAN MEJOBO DALAM MENANGANI KASUS PERCERAIAN DI KEC

0 0 36