PENGARUH PENERAPAN VIRTUAL LAB MENGGUNAKAN ANIMASI ADOBE FLASH DAN REAL LAB DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI.

(1)

PENGARUH PENERAPAN VIRTUAL LAB MENGGUNAKAN ANIMASI ADOBE FLASH DAN REAL LAB DALAM PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LAJU REAKSI

Oleh:

Husuwatul Masyithah NIM 408131054

Program Studi Pendidikan Kimia

2 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Penerapan Virtual Lab Menggunakan Animasi Adobe Flash dan Real Lab Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Laju Reaksi” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Teristimewa ucapan terimakasih yang tak terhitung besarnya penulis sampaikan kepada Ibunda Chairani dan Bapak Rismadi, serta adik Kiki yang telah mendo’akan dan motivasi penulis dalam menyelesaikan studi. Terimakasih setinggi-tingginya kepada Bapak Drs. Yahya Syamsudin, M.Ag. beserta keluarga, kepada Kak Sarah Aziz beserta keluarga, dan kepada Ibu Kamariah Ahmad beserta keluarga yang telah mendo’akan, memberikan sumbangan moril, materil dan spritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Terimakasih setinggi-tingginya kepada al-muhsinah yakni Ibu Mariani Bte Ngatiman beserta keluarga, Ibu Norasikin Bte Jamari beserta keluarga, Ibu Siti Aminah Bte Mohd. Aris beserta keluarga, dan Bapak/ Ibu seluruh keluarga besar Project Asam Singapore yang telah mendo’akan, mendistribusi penulis berupa materil, moril, dan spritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Terimakasih setinggi-tingginya kepada Bayu Winata beserta keluarga (Papa Bayu, Ibu, Mbah, Bulek, dan yang lainnya) yang telah mendo’akan, memberikan sumbangan moril, materil dan spritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik sampai akhir penyusunan skripsi. Terimakasih setinggi-tingginya kepada Ibu Sri Hastuti Siregar, S.Pd dan Ibu Nazlinawati Nasution, S.Pd yang telah mendo’akan, memberikan sumbangan materil dan moril dalam menyelesaikan studi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia, Ibu Dra. Ani

Sutiani ,M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia, Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi (PS) yang telah


(4)

v

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, dan terimakasih kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd., Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si, dan Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. P.M. Silitonga, M.S selaku dosen Pembimbing Akademik (PA), Bapak/Ibu staf jurusan kimia dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang membantu penulis selama perkuliahan. Terimakasih kepada Bapak Zulkarnaen Siregar, M.Pd. selaku guru kimia SMA yang telah memberi masukkan dalam menyusun skripsi ini. Serta terimakasih juga kepada Kepala Sekolah dan guru-guru di SMA Swasta Ar-Rahman Medan yang telah banyak membantu selama penelitian.

Terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa/i Jurusan Kimia FMIPA Unimed stambuk 2008/A khususnya Zulfadhilah, S.Pd., Ratna Sabti Wahyuni, S.Pd., Juita Riskina Siregar, S.Pd., Mega Lestari, S.Pd. dan Kartika Warman, S.Pd.. Terutama sahabat penulis yang tak terlupakan: Maulida Shanti dan Tuti Susilawati terimakasih atas dukungan, doa, dan motivasinya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Medan, 15 Januari 2013 Penulis,

Husuwatul Masyithah NIM. 408131054


(5)

iii

PENGARUH PENERAPAN VIRTUAL LAB MENGGUNAKAN ANIMASI ADOBE FLASH DAN REAL LAB DALAM PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LAJU REAKSI

Husuwatul Masyithah (NIM 408131054) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan virtual lab menggunakan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi di kelas XI IPA SMA Swasta Ar-Rahman Medan Tahun Pembelajaran 2012/ 2013. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Swasta Ar-Rahman Medan yang terdiri dari 2 kelas.

Metode sampling adalah sampling jenuh dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah sampel sebanyak 80 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa tes tertulis berbentuk pilihan berganda. Sebelum soal diberikan kepada siswa, terlebih dahulu di lakukan uji validitas, uji realibilitas, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran soal dengan rtabel = 0,312 dan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil pretest dan postest pada saat penelitian, diperoleh rata-rata nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen 1 sebesar 0,73 dan untuk

kelas eksperimen 2 sebesar 0,75. Hasil pengujian hipotesis diperoleh (ttabel < thitung

< ttabel) yaitu (-1,994 < 1,059< 1,994) pada taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 78.

Disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan virtual lab menggunakan media animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada meteri pokok laju reaksi.

Dengan melihat pengajaran virtual lab menggunakan animasi adobe flash yang mengilustrasikan praktikum di laboratorium, maka pengajaran virtual lab menggunakan animasi adobe flash ini dapat diterapkan pada materi pokok yang membutuhkan praktikum untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil praktikum.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 5

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Hakekat Pembelajaran Kimia 9

2.1.2. Virtual Lab 12

2.1.3. Real Lab 17

2.1.4. Pembelajaran Berbasis Masalah 19

2.2. Materi Pokok Laju Reaksi 21

2.2.1. Molaritas 21

2.2.2. Pengertian Laju Reaksi 24

2.2.3. Persamaan Laju Reaksi 25

2.2.4. Orde Reaksi 25


(7)

vii

2.2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 29

2.3. Kerangka Konseptual 31

2.4. Hipotesis Penelitian 33

2.4.1. Hipotesis Verbal 34

2.4.2. Hipotesis Statistik 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35

3.1.1. Tempat Penelitian 35

3.1.2. Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel 35

3.2.1. Populasi Penelitian 35

3.2.2. Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.3.1. Variabel Bebas 36

3.3.2. Variabel Terikat 36

3.3.3. Variabel Kontrol 36

3.4. Jenis dan Sumber Data 36

3.4.1. Jenis Data 36

3.4.2. Sumber Data 36

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 37

3.5.1. Jenis Penelitian 37

3.5.2. Desain Penelitian 37

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 38

3.6.1. Persiapan Penelitian 38

3.6.2. Tahap Pelaksanaan 38

3.7. Teknik Pengumpulan Data 41

3.7.1. Uji Validitas 41

3.7.2. Uji Reliabilitas 42

3.7.3. Indeks Kesukaran 43


(8)

viii

3.8. Teknik Analisis Data 44

3.8.1. Uji Normalitas 44

3.8.2. Uji Homogenitas 45

3.8.3. Uji Hipotesis 46

3.8.4. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1. Analisis Data Instrumen 48

4.1.2. Data Hasil Penelitian 49

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian 50

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 57

5.2. Saran 57


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik Reaksi Orde Nol 26

Gambar 2.2. Grafik Reaksi Orde Satu 27

Gambar 2.3. Grafik Reaksi Orde Dua 27

Gambar 3.1. Bagan Pelaksanaan Penelitian 40

Gambar 4.1. Kurva Daerah Kritis Uji Hipotesis 52

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 53


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah 20

Tabel 2.2. Data Eksperimen Reaksi pada Suhu 8000C 28

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 37

Tabel 3.2. Interpretasi Nilai r 43

Tabel 4.1. Persentase Daya Beda Soal 49

Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa 49

Tabel 4.3. Uji Normalitas 50

Tabel 4.4. Uji Homogenitas 51

Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis 51

Tabel 4.6. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen I 52

Tabel 4.7. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen II 53

Tabel 4.8. Peningkatan Hasil Belajar 54


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 61

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 63

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 70

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ) 77

Lampiran 5 Soal Latihan 83

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Latihan 86

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Instrument Test (Sebelum Validasi) 87

Lampiran 8 Instrumen Test (Sebelum Validasi) 91

Lampiran 9 Penyelesaian Soal Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 103

Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Instrument Test (Sesudah Validasi) 121

Lampiran 11 Instrumen Test (Sesudah Validasi) 124

Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sesudah Validasi) 129

Lampiran 13 Tabel Validitas Instrumen Penelitian 130

Lampiran 14 Perhitungan Validitas Instrumen 131

Lampiran 15 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian 133

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 134

Lampiran 17 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen 135

Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen 136

Lampiran 19 Tabel Daya Pembeda Instrumen 137

Lampiran 20 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen 138

Lampiran 21 Data Hasil Belajar Siswa 139

Lampiran 22 Peningkatan Hasil Belajar Siswa 142

Lampiran 23 Uji Normalitas Data 146

Lampiran 24 Uji Homogenitas Data 151

Lampiran 25 Tabel Uji Homogenitas Data Pre-Test 153

Lampiran 26 Tabel Uji Homogenitas Data Post-Test 154

Lampiran 27 Tabel Uji Homogenitas Data Gain (%g) 155

Lampiran 28 Uji Hipotesis 156


(12)

xii

Lampiran 30 Tabel Nilai-nilai r Product Moment 159

Lampiran 31 Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat 160

Lampiran 32 Tabel Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 161

Lampiran 33 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t 164

Lampiran 34 Animasi Adobe Flash 165


(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik Reaksi Orde Nol 26

Gambar 2.2. Grafik Reaksi Orde Satu 27

Gambar 2.3. Grafik Reaksi Orde Dua 27

Gambar 3.1. Bagan Pelaksanaan Penelitian 40

Gambar 4.1. Kurva Daerah Kritis Uji Hipotesis 52

Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 53


(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus 61

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 63

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 70

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ) 77

Lampiran 5 Soal Latihan 83

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Latihan 86

Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Instrument Test (Sebelum Validasi) 87

Lampiran 8 Instrumen Test (Sebelum Validasi) 91

Lampiran 9 Penyelesaian Soal Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 103

Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Instrument Test (Sesudah Validasi) 121

Lampiran 11 Instrumen Test (Sesudah Validasi) 124

Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sesudah Validasi) 129

Lampiran 13 Tabel Validitas Instrumen Penelitian 130

Lampiran 14 Perhitungan Validitas Instrumen 131

Lampiran 15 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian 133

Lampiran 16 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 134

Lampiran 17 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen 135

Lampiran 18 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen 136

Lampiran 19 Tabel Daya Pembeda Instrumen 137

Lampiran 20 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen 138

Lampiran 21 Data Hasil Belajar Siswa 139

Lampiran 22 Peningkatan Hasil Belajar Siswa 142

Lampiran 23 Uji Normalitas Data 146

Lampiran 24 Uji Homogenitas Data 151

Lampiran 25 Tabel Uji Homogenitas Data Pre-Test 153

Lampiran 26 Tabel Uji Homogenitas Data Post-Test 154

Lampiran 27 Tabel Uji Homogenitas Data Gain (%g) 155

Lampiran 28 Uji Hipotesis 156


(15)

xii

Lampiran 30 Tabel Nilai-nilai r Product Moment 159

Lampiran 31 Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat 160

Lampiran 32 Tabel Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 161

Lampiran 33 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t 164

Lampiran 34 Animasi Adobe Flash 165


(16)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan virtual lab dengan menggunakan media animasi adobe flash dalam

pembelajaran berbasis masalah memberi pengaruh yang positif dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi sebesar 73,36 %, dimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah menggunakan media animasi adobe flash mengillustrasikan sebagai praktikum di laboratorium.

2. Penerapan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah mempengaruhi

dalam peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi sebesar 75,51 %, dimana siswa melakukan praktikum di laboratorium.

3. Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan

virtual lab menggunakan media animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan:

1. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi pokok laju reaksi, guru

sebaiknya menggunakan media komputer berupa media animasi adobe flash untuk menggantikan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan di sekolah.

2. Guru hendaknya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk merancang

pembelajaran praktikum melalui program komputer khususnya media animasi adobe flash, sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menstransfer materi pelajaran kepada siswa.

3. Praktikum dengan media animasi adobe flash dapat diterapkan pada

materi pokok yang membutuhkan praktikum untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil praktikum.


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah pendidikan merupakan masalah kompleks yang didalam pelaksanaannya menyangkut berbagai unsur pendukung yang saling berkaitan, guna mendukung usaha pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Salah satu unsur pendukung pelaksanaan pendidikan adalah sarana dan alat pendidikan yang baik dan memadai yang terdapat disetiap lembaga pendidikan. Sekolah atau lembaga yang memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap tentu akan lebih baik dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswanya bila dibandingkan dengan sekolah yang belum memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap. Sebagai salah satu contoh sarana pendidikan adalah adanya laboratorium pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, karena di laboratorium guru dan siswa melakukan kegiatan praktikum secara bersama-sama.

Praktikum merupakan salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA. Dengan kegiatan praktikum maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA, dapat melatih kita berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya.

Sebagian besar materi pelajaran kimia memerlukan praktikum untuk membuat siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Salah satunya adalah materi pokok laju reaksi, terlebih lagi dipadukan dengan pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran berbasis masalah yang mengharuskan siswa menemukan solusi atau jawaban atas permasalahan yang diberikan selama pembelajaran. Namun tidak semua sekolah memanfaatkan laboratorium untuk praktikum secara efektif. Bahkan ada sekolah yang tidak memiliki laboratorium khusus untuk praktikum kimia, sehingga pembelajaran materi laju reaksi yang seharusnya diajarkan melalui praktikum digantikan dengan


(18)

2

pembelajaran dengan metode ceramah saja. Sehingga kurang bermakna bagi siswa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang diberikan. Padahal praktikum sangat diperlukan dalam pembelajaran khususnya ilmu kimia karena dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Iis Siti Jahro dan Susilawati (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerapan metode praktikum dalam pembelajaran ilmu kimia sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebuah pepatah menyebutkan I hear, I forget; I see, I know; I do, I understand. Berdasarkan penelitian De Porter (dalam Hidayatullah, 2011), manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan yamg dibaca hanya 10%. Berdasarkan penelitian tersebut, maka experiental learning harus tetap diutamakan. Namun, ada kalanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dihadapkan pada materi yang tidak dapat dilakukan eksperimennya. Misalnya suatu percobaan membutuhkan waktu terlalu lama atau terlalu mahal. Pada saat seperti inilah diperlukan alat bantu pengajaran, salah satunya adalah pembelajaran menggunakan animasi interaktif (Hidayatullah, dkk., 2011).

Sekolah Menengah Atas Swasta Ar-Rahman Medan merupakan salah satu sekolah yang memiliki sarana dan alat pendidikan yang cukup baik . Pada saat melakukan observasi, siswa di sekolah tersebut memiliki berbagai tingkatan intelektual di dalam kelasnya. Sebagian siswa sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai pelajaran kimia, namun sebagian lagi tidak. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar berupa nilai ulangan dan nilai ujian yang diperoleh dari guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif metode dan media pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran kimia. Dalam hal ini peneliti menerapkan metode virtual lab dengan menggunakan media animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi siswa yang aktif.


(19)

3

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward, 2002). Metode yang digunakan ini merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.

Praktikum atau real lab dalam pembelajaran kimia di sekolah dapat digantikan dengan virtual lab, ataupun dengan penjelasan materi pembelajaran menggunakan animasi interaktif dalam bentuk adobe flash yang mengilustrasikan praktikum kimia, yang dapat dipadukan dengan suatu strategi pembelajaran seperti pembelajaran berbasis masalah yang mengharuskan siswa menemukan solusi atau jawaban atas permasalahan yang diberikan dari animasi adobe flash yang ditampilkan agar lebih menarik dan lebih bermakna yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi siswa. Butar-butar (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penggunaan program media animasi komputer dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep-konsep materi kimia yang terjadi secara menyeluruh pada setiap aspek materi pelajaran sebagai wujud kemampuan siswa dalam memahami isi sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media animasi dalam adobe flash dapat dibuat untuk berbagai materi pokok dalam pelajaran kimia, tidak terbatas pada materi yang berupa teori atau konsep, hitungan, juga dapat dibuat untuk materi yang seharusnya dilakukan dengan praktikum. Pembelajaran dengan animasi adobe flash ini memerlukan waktu yang lebih singkat dalam penyampaian pelajarannya dibandingkan dengan praktikum di laboratorium. Praktikum di laboratorium memerlukan persiapan yang lebih lama termasuk persiapan alat dan bahan, prosedur yang diperlukan, pembagian kelompok siswa, pengamatan yang harus lebih teliti, serta hasil praktikum bisa saja tidak sesuai dengan teoritisnya, sementara dengan animasi


(20)

4

adobe flash diperlukan waktu yang lebih singkat dalam penyampaiannya, dan dapat tampilkan berulang-ulang sampai siswa benar-benar memahami pelajaran yang disampaikan.

Agus Suheri mengatakan animasi yang memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya gambar atau kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan. Selain itu animasi sebagai media Ilmu Pengetahuan dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan saja untuk mengajarkan materi yang telah dianimasikan terutama dengan adanya teknologi interaktif pada saat ini baik melalui perangkat komputer (http://suheri_agus.blogspot.com/2010/04/pengertian -animasi.html).

Laju reaksi merupakan materi pokok dalam pelajaran kimia dikelas XI IPA SMA semester I (ganjil). Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa adalah siswa mampu mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dari kompetensi dasar tersebut jelas terlihat karakteristik materi pokok laju reaksi ini adalah pengertian laju reaksi menunjukkan karakteristik berupa pemahaman konsep. Sedangkan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi karakteristik materinya adalah aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi karena bersifat aplikasi, maka seharusnya di ajar dengan metode eksperimen. Dengan melakukan eksperimen langsung dilaboratorium siswa dapat mengamati secara langsung perubahan-perubahan yang terjadi, yang pada akhirnya dapat memahamkan sendiri konsep yang akan dipelajarinya, sehingga pembelajaran yang terjadi lebih bermanfaat bagi siswa. Dengan pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan dengan virtual lab gambar dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Berdasarkan hasil penelitian tesis yang dilakukan oleh Zulkarnain Siregar (2011) dan Nurhafni Marito Harahap (2011) menunjukkan bahwa penerapan laboratorium virtual (virtual lab) dan laboratorium real (real lab) dalam


(21)

5

pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran berbasis masalah dengan penerapan laboratorium maya atau virtual lab yang menggunakan media animasi adobe flash dan praktikum di laboratorium atau real lab pada materi pokok laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh sebab itulah peneliti bermaksud ingin melihat bagaimana, ”Pengaruh Penerapan Virtual Lab Menggunakan Animasi Adobe Flash Dan Real Lab Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Laju Reaksi.”

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:

1. Kegiatan belajar yang individual menyebabkan siswa kurang bersosialisasi

dengan sesamanya sehingga keterampilan sosial siswa kurang berkembang.

2. Pada materi pokok laju reaksi banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak

sehingga dibutuhkan keterampilan guru untuk mengajarkannya.

3. Ketidaktepatan pemilihan metode dan media pembelajaran yang dilakukan

oleh guru yang menyebabkan pelajaran kimia mendapat kesan sulit dari siswa.

4. Penerapan pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan virtual lab menggunakan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi?”


(22)

6

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari pembicaraan ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Penerapan virtual lab dengan menggunakan animasi adobe flash dan real

lab dalam pembelajaran berbasis masalah.

2. Virtual lab yang digunakan adalah virtual lab dari animasi adobe flash.

3. Virtual lab yang akan dibuat hanya digunakan pada satu kelas sedangkan

kelas yang lainnya dengan menggunakan real lab.

4. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai pre-test dan post-test yang

dilakukan setelah pembelajaran laju reaksi.

5. Materi pokok laju reaksi di kelas XI IPA SMA yang dibatasi pada

kemolaran, pengenceran, dan pencampuran larutan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu; pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan dankatalisator terhadap laju reaksi.

6. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA SMA Swasta Ar-Rahman Medan.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain untuk mengetahui:

1. Pengaruh dari penerapan virtual lab dengan animasi adobe flash dalam

pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.

2. Pengaruh dari penerapan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.

3. Apakah ada terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari

penerapan virtual lab menggunakan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.


(23)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan

dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.

2. Secara teoritis diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi para

guru mengenai pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok.

4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dalam rangka

meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.7. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Menurut kamus besar Indonesia, pengaruh artinya daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/ benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Departemen Pendidikan Nasional, 1995). Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan virtual lab dengan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa.

2. Metode Praktikum

Metode praktikum adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan, kemudian hasil pengamatan itu di evaluasi oleh guru. Maksud metode praktikum pada penelitian ini adalah suatu metode mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada meteri pokok laju reaksi untuk diteliti apakah ada berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Media Animasi Adobe Flash

Media animasi adobe flash merupakan media yang digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi laju reaksi agar lebih mudah


(24)

8

untuk dipahami oleh siswa dengan didukung gambar yang seolah-olah hidup (nyata) atau bergerak. Media ini digunakan sebagai pengganti praktikum di laboratorium.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran sehingga bertujuan membantu siswa mengembangakn

kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan dalam

memecahkan masalah belajar.

5. Hasil Belajar Kimia

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.

Hasil belajar kimia adalah hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar setelah diberi tindakan.

6. Laju reaksi

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.


(25)

58

DAFTAR PUSTAKA

Andra, Shino, (2012), http://shinobio.blogspot.com/2012/01/pengertian-dan-manfaat-media-pendidikan.html (diakses 20 April 2012).

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2008), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Butar butar, R.S. (2007), Pengaruh Penggunaan Program Animasi Komputer Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Negeri Di Kota Sibolga, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan.

Departemen Pendidikan Nasional, (2004), Pedoman Penyusunan Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, (2006), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hadiat, (1994), Pengelola Laboratorium Sekolah dan Manual Alat IPA, Depdikbud, Jakarta.

Hamalik, O., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Harahap, N. M., (2011), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dibandingkan dengan Laboratorium Riil dengan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan. Hidayatullah, P., Akbar, M. A., Zaky, R., (2011), Animasi Pendidikan


(26)

59

Junaidi, Wawan, (2012), http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html (diakses 19 April 2012).

Keenan, Kleinfelter. A. Hadyana (Alih Bahasa), (1999), Kimia Untuk Universitas. Jakarta. Erlangga.

Marhijanto, (2000), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bahasa Lain, Penerbit Terbit Terang, Jakarta.

Munadi, Yudhi, (2008), Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Penerbit Gaung Persada (GP) Press, Jakarta.

Puspitosari, H. A., (2010), Adobe Flash CS4 Profesional, Penerbit PT. Skripta Media Creative Yogyakarta.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit PT. RajaGranfindo Persada Jakarta.

Sadiman, A.S. 2003. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, Aade, (2011), http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Maret 2012).

Sanjaya, Wina, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2009), Statistik (Teori dan Aplikasi dalam Penelitian), FMIPA Universitas Negeri Medan.

Siregar, Z., (2011), Pengaruh Penerapan Praktikum Dengan Animasi Power Point Dan Praktikum Di Laboratorium Dalam Pembelajaran Berbasisi


(27)

60

Masalah Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Shofyan, Mohamad, (2010), http://forum.upi.edu/index.php?topic=15693.0

(diakses 19 April 2012).

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Bandung.

Sugiono, (2010), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukriati, Lilin, (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/28/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan/ (diakses 20 April 2012).

Tarigan,R.V., (2011), Pembelajaran Sifat Koligatif Larutan Dengan Penggunaan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Media Animasi Adobe Flash Dalam Peningkatan Tiga Tingkat Representasi Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Widiey, (2011),

http://widiey.blogspot.com/2011/06/dasar-kriteria-pemilihan-media.html (diakses 20 April 2012).

Wikipedia, (2010), http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash (diakses 18 Maret 2012).


(1)

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari pembicaraan ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Penerapan virtual lab dengan menggunakan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah.

2. Virtual lab yang digunakan adalah virtual lab dari animasi adobe flash. 3. Virtual lab yang akan dibuat hanya digunakan pada satu kelas sedangkan

kelas yang lainnya dengan menggunakan real lab.

4. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah nilai pre-test dan post-test yang dilakukan setelah pembelajaran laju reaksi.

5. Materi pokok laju reaksi di kelas XI IPA SMA yang dibatasi pada kemolaran, pengenceran, dan pencampuran larutan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu; pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan dankatalisator terhadap laju reaksi.

6. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA SMA Swasta Ar-Rahman Medan. 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain untuk mengetahui: 1. Pengaruh dari penerapan virtual lab dengan animasi adobe flash dalam

pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.

2. Pengaruh dari penerapan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi. 3. Apakah ada terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari

penerapan virtual lab menggunakan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok laju reaksi.


(2)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi sebagai calon guru. 2. Secara teoritis diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan bagi para

guru mengenai pemilihan dan penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok. 4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

1.7. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Menurut kamus besar Indonesia, pengaruh artinya daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/ benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Departemen Pendidikan Nasional, 1995). Mengacu dari pengertian tersebut, pengaruh adalah akibat atau hasil dari penerapan virtual lab dengan animasi adobe flash dan real lab dalam pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa.

2. Metode Praktikum

Metode praktikum adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan, kemudian hasil pengamatan itu di evaluasi oleh guru. Maksud metode praktikum pada penelitian ini adalah suatu metode mengajar yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah pada meteri pokok laju reaksi untuk diteliti apakah ada berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

3. Media Animasi Adobe Flash

Media animasi adobe flash merupakan media yang digunakan untuk membantu dalam menyampaikan materi laju reaksi agar lebih mudah


(3)

untuk dipahami oleh siswa dengan didukung gambar yang seolah-olah hidup (nyata) atau bergerak. Media ini digunakan sebagai pengganti praktikum di laboratorium.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran sehingga bertujuan membantu siswa mengembangakn kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah belajar.

5. Hasil Belajar Kimia

Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.

Hasil belajar kimia adalah hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar setelah diberi tindakan.

6. Laju reaksi

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Andra, Shino, (2012), http://shinobio.blogspot.com/2012/01/pengertian-dan-manfaat-media-pendidikan.html (diakses 20 April 2012).

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2008), Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Butar butar, R.S. (2007), Pengaruh Penggunaan Program Animasi Komputer

Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Sma Negeri Di Kota Sibolga, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan.

Departemen Pendidikan Nasional, (2004), Pedoman Penyusunan Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas, (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, (2006), Strategi Belajar Mengajar

Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hadiat, (1994), Pengelola Laboratorium Sekolah dan Manual Alat IPA, Depdikbud, Jakarta.

Hamalik, O., (2004), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Harahap, N. M., (2011), Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual Dibandingkan dengan Laboratorium Riil dengan Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan.

Hidayatullah, P., Akbar, M. A., Zaky, R., (2011), Animasi Pendidikan Menggunakan Flash, Informatika Bandung, Bandung.


(5)

Junaidi, Wawan, (2012), http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html (diakses 19 April 2012).

Keenan, Kleinfelter. A. Hadyana (Alih Bahasa), (1999), Kimia Untuk Universitas. Jakarta. Erlangga.

Marhijanto, (2000), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bahasa Lain, Penerbit Terbit Terang, Jakarta.

Munadi, Yudhi, (2008), Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Penerbit Gaung Persada (GP) Press, Jakarta.

Puspitosari, H. A., (2010), Adobe Flash CS4 Profesional, Penerbit PT. Skripta Media Creative Yogyakarta.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit PT. RajaGranfindo Persada Jakarta.

Sadiman, A.S. 2003. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, Aade, (2011), http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html (diakses 24 Maret 2012).

Sanjaya, Wina, (2005), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta.

Silitonga, P. M., (2009), Statistik (Teori dan Aplikasi dalam Penelitian), FMIPA Universitas Negeri Medan.

Siregar, Z., (2011), Pengaruh Penerapan Praktikum Dengan Animasi Power Point Dan Praktikum Di Laboratorium Dalam Pembelajaran Berbasisi


(6)

Masalah Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Tesis, Program Pascasarja, Unimed, Medan.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Shofyan, Mohamad, (2010), http://forum.upi.edu/index.php?topic=15693.0 (diakses 19 April 2012).

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, PT. Tarsito, Bandung.

Sugiono, (2010), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukriati, Lilin, (2011), http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/28/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan/ (diakses 20 April 2012).

Tarigan,R.V., (2011), Pembelajaran Sifat Koligatif Larutan Dengan Penggunaan Model Pembelajran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan Media Animasi Adobe Flash Dalam Peningkatan Tiga Tingkat Representasi Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Widiey, (2011), http://widiey.blogspot.com/2011/06/dasar-kriteria-pemilihan-media.html (diakses 20 April 2012).

Wikipedia, (2010), http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Flash (diakses 18 Maret 2012).