PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan Ciri-cirinya di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Pa

(1)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI

SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan

Ciri-cirinya di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh TUTI HARYATI

0710129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA 2012


(2)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI

SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan

Ciri-cirinya di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh : TUTI HARYATI

0710129

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Drs. H. Basuni Rachman, M.Pd NIP 19500702 198611 1001

Pembimbing II,

Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP 19600601 198611 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD

Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP 19600601 198611 2 001


(3)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BUKTI PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

NAMA : TUTI HARYATI

NIM : 0710129

JUDUL : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A

MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan Ciri-cirinya di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

No Nama (Jabatan) Tanda Tangan Tanggal

1.

Pembimbing I

(Drs. H. Basuni Rachman, M.Pd)

2.

Pembimbing II

(Dra. Puji Rahayu, M.Pd) 3. Penguji I

4. Penguji II 5.

Penguji III

(Dra. Suhaedah, MPd)


(4)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A

MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan Ciri-cirinya di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten

Subang Tahun Ajaran 2012/2013) Oleh

TUTI HARYATI 0710129 ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar IPA yang masih rendah. Data awal dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match, nilai rata-rata baru mencapai 54,90. Salah satu penunjang tercapainya tujuan pembelajaran adalah terciptanya proses pembelajaran yang lebih terpusat pada peserta didik. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Model pembelajaran kooperatif teknik make a match didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial, oleh karena itu interaksi dalam proses pembelajaran sangat penting.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1).Bagaimana hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan Model Kooperatif Make a Match?, (2). Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya dengan menggunakan Model Kooperatif Make a Match?, (3). Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya setelah penerapan Model Kooperatif Make a Match dalam pembelajaran IPA?

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklusnya meliputi : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini dilihat dari aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Nilai aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari interpretasi nilai proses pembelajaran yang secara umum mengalami peningkatan dari siklus kesatu yang baru mencapai 54,16%, dan pada tindakan kedua naik menjadi 91,66%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan baik dilihat dari perolehan nilai rata-rata tes akhir yang diberikan setiap siklus, pada siklus kesatu nilai rata-rata baru mencapai 61,06, dan pada siklus kedua mencapai 74,38. Dilihat dari ketuntasan belajar secara klasikal (DSK) yang dicapai oleh siswa yaitu siklus kesatu 63,64%, dan siklus kedua mencapai 90,91%.


(5)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 11

4. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif... 12

5. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

6. Teknik-teknik dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

7. Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match ... 17

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match ... 17

b. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match ... 18

c. Langkah-langkah Pembelajaran Model Make a Match ... 19

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match ... 20

8. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif ... 20


(6)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

b. Teori Belajar Gestalt ... 22

c. Teori Belajar Jerome S. Bruner ... 22

B. Hasil Belajar Siswa... 23

1. Hakikat Pembelajaran ... 23

2. Hasil Belajar ... 26

C. Hakikat Pembelajaran IPA di SD ... 28

D. Penerapan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Pembelajaran IPA ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Desain Penelitian ... 34

B. Prosedur Penelitian ... 35

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Analisis Data ... 40

H. Pengolahan Data Hasil Tes Belajar ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

B. Pelaksanaan Penelitian ... 43

1. Data Awal Penelitian ... 43

2. Analisis, Refleksi, dan Rencan Penerapan Model Pembelajaran Make a Match ... 46

C. Hasil Penelitian ... 47

1. Siklus Kesatu ... 47

2. Siklus Kedua ... 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 RIWAYAT HIDUP


(7)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi


(8)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Depdiknas, 2006:1) menyatakan, “ Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (KTSP, 2006: 484).

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada


(9)

2

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (KTSP, 2006 : 1).

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan memberikan pengalaman langsung dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan perubahan tingkah laku peserta didik kearah yang lebih balk. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan tanpa tekanan dan hendaknya menyenangkan bagi siswa. Kegiatan yang menyenangkan akan memberikan suasana segar dalam kelas, interaksi siswa akan kelihatan nyata, ide dan keberanian siswa akan tumbuh berkembang dan proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal.

Guru merupakan figur perubahan dalam pembelajaran, strategi, model dan penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan di kelas sangat tergantung dengan selera guru. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah prilaku anak dengan menggunakan metode atau sarana lingkungan sekitar (Arsyad, A. 1997 : 153). Kegiatan ini semata-mata mengubah prilaku anak secara terencana dan melalui proses yang berkesinambungan.

Pemanfataan metode dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar transfer pesan lebih mudah untuk diterima siswa. Metode merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim pesan (guru) ke penerima


(10)

3

pesan (siswa) sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan bemakna. (Arsyad, 1997 : 193).

Proses pembelajaran yang menggunakan metode umumnya berlangsung secara terarah dan menyenangkan, sebaliknya pembelajaran yang berlangsung tanpa menggunakan metode akan terasa membosankan dan kurang bermakna. Rendahnya kuaIitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dikarenakan kurang tepatnya strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas atau pembelajaran yang monoton, salah satu diantaranya adalah kurangnya memanfaatkan metode pembelajaran (Arsyad, 1997 : 193). Berdasarkan pendapat di atas, dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yang merupakan mata pelajaran yang menekankan pada arah efektif, diperlukan penerapan metode yang banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif make a match dikemas dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda (berprestasi tinggi, sedang, dan rendah) untuk membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.

Berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA, siswa kelas III SDN Jati Ragas II pada umumnya kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran, daya serap belum mencapai KKM. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan hasil rata-rata tes awal pembelajaran IPA di kelas III hanya mencapai 54,90, dan siswa yang mencapai KKM adalah 65. Hasil pengamatan di lapangan,


(11)

4

teryata banyak ditemukan kesenjangan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas III SDN Jati Ragas II masih banyak berorientasi pada guru (teacher centered) dengan mengandalkan bahan belajar dari buku IPA yang tersedia tanpa ditunjang dengan media pembelajaran yang sesuai. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPA yang pada akhirnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, khususnya pada pokok bahasan mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya. Nilai yang diperoleh pada akhir pembelajaran menunjukkan baru sekitar 50% yang telah mencapai KKM.

Untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran IPA di kelas III SDN Jati Ragas Patokbeusi perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Model pembelajaran kooperatif teknik make a match didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003: 27). Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan peserta didik dalam kelas, guru menerapkan pembelajaran kooperatif teknik make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik. Penerapanya dimulai dari peserta didik disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat


(12)

5

memahami suatu konsep atau informasi tertentu dengan mencari pasangan yang sesuai dalam suasana yang aktif dan menyenangkan.

Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan dalam tentang upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar IPA, dengan judul penelitian:

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Siswa pada Materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan Ciri-cirinya” (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masalah dalam pembelajaran IPA di SDN Jati Ragas II dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa ditandai dengan nilai hasil ulangan formatif IPA yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.

2. Rendahnya kemampuan guru dalam memahami dan menggunakan model-model pembelajaran yang terpusat pada guru.

3. Guru kesulitan dalam merancang dan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk melasanakan proses pembelajaran IPA. 4. Kurangnya sarana dan prasarana terutama media pembelajaran IPA.

5. Lemahnya motivasi siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari beberapa masalah di atas, penelitian ini difokuskan ke dalam rumusan sebagai berikut:


(13)

6

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya dengan menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya setelah penerapan metode Cooperative Learning Tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match. 2. Aktivitas belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA

pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya setelah menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II dalam pembelajaran IPA pada materi mengelompokkan hewan berdasarkan


(14)

ciri-7

cirinya setelah penerapan metode Cooperative Learning Tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis manafaat yang dapat diambil penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dalam penerapan metode pembelajaran khususnya tentang penerapan metode Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Kelas III. Sedangkan Secara Khusus manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran IPA yang disajikan dalam proses pembelajaran.

2. Membantu guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa khusnya dalam mata pelajaran IPA.

Sedangankan manfaat secara umum yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu cara dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dasar.

2. Sebagai cara guru dalam memperbaiki proses pembelajaran di sekolah dasar 3. Sebagai salah cara bagi guru dalam meningkatkan wawasan dalam


(15)

8

E. Struktur Organisasi Sikripsi

Sistematika yang digunakan dalam penulisan sikripsi mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI Bandung 2012. Adapun sistematikan Bab I Pendahuluan yang berisi: (a) latar belakang masalah, (b) identifikasi masalah dan perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, dan (f) struktur organisasi skripsi.

Bab II berisikan kajian pustaka tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran IPA dan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Bab III membahas metodologi penelitian terdiri dari: a) lokasi dan subjek penelitian; b) desain penelitian; c) metode penelitian; d) definisi operasional; e) instrumen penelitian; f) teknik pengumpulan data; g) analisis data

Bab IV memuat pembahasan hasil penelitian dari siklus-siklus yang telah dilaksanakan.


(16)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 34

BAB III

METODE PENELITIAAN

A. Desain, Lokasi, dan Subjek Penelitian 1. Desain Penelitian

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menempuh tahapan-tahapan atau prosedur yang berurutan dalam pengembangan setiap siklus. Desain siklus yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan tindakan adalah seperti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999:14) yaitu: Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur yang dijelaskan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66) adalah sebagai

berikut: “(1) merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melaksanakan observasi, (4) melakukan refleksi”. Sedangkan untuk siklus

selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang.

Desain penelitian ini dibuat dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Dalam setiap siklus telah dibuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tindakan yang telah dipersiapkan. Alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1.


(17)

35

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart (Arikumto, dan Suhardjono, 2008)

Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di kelas III SDN Jati Ragas II dan akan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan dan rencana penelitian yang hendak diselenggarakan dalam proses pembelajaran IPA.

Prasiklus

Refleksi

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan


(18)

36

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan perencanaan tersebut di antaranya: (a) berdiskusi dengan guru mitra penelitian dalam menyiapkan RPP, (b) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif make a match.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktik pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama antara guru ahli dan peneliti yang juga merangkap sebagai praktikan guna memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan pembelajaran ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra penelitian. Selanjutnya peneliti meminta guru mitra (teman sejawat) untuk mengamati peneliti yang sekaligus menjadi praktisi dalam pelaksanaan tindakan. Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada rancangan siklus pertama untuk menjawab permasalahan yang diperoleh dari data observasi awal.

Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil refleksi siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kejadian siklus sebelumnya.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi pada penelitian ini mengacu pada pembahasan observasi

yang dikemukakan oleh Trianto (2010:78) sebagai berikut: “Tahapan observasi sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan.”


(19)

37

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan.

Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan guru mitra penelitian melakukan pengamatan dan mencatat semua hal- hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat, sehingga dapat diketahui apakah aktivitas guru dan siswa telah sesuai atau tidak dengan lembar observasi. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi adalah merupakan kegiatan akhir penelitian. Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dikumpulkan, dianalisis, dan diinterpretasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SD Negeri Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III yang berjumlah 24 siswa. Tediri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Fokus penelitian ini adalah pembelajaran IPA pada pokok bahasan mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-cirinya dengan pendekatan Kooperatif Learning Tipe Make a Match.


(20)

38

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Definisi Operasional

1. Metode Cooperative Learning Tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif make a match merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik mempelajari isi akademik dan hubungan sosial dengan mencari pasangan. Setiap peserta didik mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran make a match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.

2. Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. (KTSP 2006 : 484).

3. Hasil Belajar

Segala sesuatu yang telah dicapai oleh seseorang melalui proses pembelajaran dan memenuhi standar kompetensi. Dan merupakan alat ukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, apakah siswa dinyatakan mengusai materi pembelajaran atau tidak. Jika kurang dalam penguasaan materi pembelajaran, maka guru bisa memberikan tindakan lanjutan pembelajaran


(21)

39

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada siswa. Baik berbentuk Remedial atau memberikan pelajaran tambahan berupa Pekerjaan Rumah (Usman, 2003 : 135).

C. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan berjalan dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatau, baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan. Jenis tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis (Usman, 2003 : 135).

2. Observasi

“Observasi merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegaiatan yang dapat

diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.” (Nana

Sudjana, 2009 : 109 ). Pada penelitian ini observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan peneliti ketika pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dalam melaksanaknan dokumentasi pada penelitian ini data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan penelitian serta foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.


(22)

40

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Melakukan observasi secara langsung mengenai segala situasi yang terjadi di kelas secara khusus pada pembelajaran IPA.

2) Melakukan dokumentasi berupa pengumpulan data-data yang berkaitan dengan penelitian serta foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.

3) Memberikan tes berupa soal-soal untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa.

4) Mencatatat kejadian-kejadian yang berlangsung selama penelitian. E. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan selama penelitian merujuk pada teknik analisis data penelitian dari Hopkins (Nurlaeli, 2003:26) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kategorisasi Data

Mengelompokan data berdasarkan sumber data, jenis data dan permasalahannya ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalis data dan dilaporkan secara deskriptif.

2. Validasi Data

Untuk memperoleh data yang benar-benar valid dilakukan teknik triangulasi yaitu: (a) menggunakan cara yang bevariasi untuk memperoleh data yang sama; (b) menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, (c) melakukan pengecekan ulang; (d) melakukan pengolahan dan analisis ulang data.


(23)

41

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Interpretasi Data

1) Menganalisis data untuk mengetahui keberhasilan tindakan ini adalah daya serap siswa (DSS) dan daya serap klasikal (DSK). Suatu kelas dianggap telah tuntas belajarnya bila kelas itu telah mencapai daya serap

≥ 65% (Depdikbud RI, 1994: 39).

2) Untuk mengolah data digunakan skala dari 0 - 4. Dengan interpretasi 0=tidak baik; 1=kurang baik; 2=cukup; 3=baik; 4=baik sekali. Kemudian dilihat perkembangannya dari setiap siklus untuk setiap poin aktivitas yang diamati, kemudian dilaporkan secara kualitatif dengan cara dipersentasikan terlebih dahulu dari keseluruhan aktivitas guru dan siswa setiap siklus dan diambil rata-ratapersentasenya lalu dikonversikan ke dalam aturan Suherman dan Sukjaya (Suprihatin, 2003: 24) dengan ketentuan sebagai berikut:

95% ≤ A ≤ 100% = sangat baik

75% ≤ B ≤ 90% = baik

55% ≤ C ≤ 75% = cukup

40% ≤ D ≤ 55% = kurang

0% ≤ E ≤ 40% = jelek

4. Validasi Data

Agar data yang diperole lebih valid, maka perlu dilakukan beberapa tindakan , yaitu :

1) Triangulasi Data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan (validitas) data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.


(24)

42

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Audit trail yaitu pengecekan keabsahan temuan peneliti dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan menginformasikan kepada sumber data pertama ( peneliti dan siswa ).

3) Member check yaitu mengecek kebenaran data temuan peneliti dengan mengkonfirmasi dengan guru, mitra penelitian melalui refleksi diskusi pada setiap siklus sampai akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan, sehingga terjaring data yang lengkap dan memiliki validitas serta reabilitas yang tinggi.

F. Pengolahan Data Hasil Tes Belajar

Tes hasil belajar siswa diberi nilai sesuai dengan rumus yang ditentukan yaitu :

NA =��

��

x 100

Keterangan : NA = Nilai Akhir ND = Nilai yang dicapai NI = Nilai Ideal

Nilai yang sudah ditabelkan, dicari rata-rata kelasnya dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Rata-rata (x) = ∑ nilai seluruh siswa x 100% ∑ siswa

Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65% (*KKM=65) DSK =

Keterangan :

DSK = Daya serap klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85% ∑ siswa yang memperoleh nilai ≥ 85% ∑ seluruh siswa


(25)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan pada setiap tindakan dalam penelitian tindakan kelas di SDN Jati Ragas II kelas III III Patokbeusi Kabupaten Subang, hasilnya dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang dalam pembelajaran IPA materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan ciri-cirinya sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match kurang memuaskan. Hasil pra siklus dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match, nilai rata-rata baru mencapai 54,90. Siswa yang sudah tuntas belajarnya 8 orang siswa atau (33,33%) dari 24 siswa, dan siswa yang belum tuntas belajarnya berjumlah 16 orang (66,67%).

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dari aspek yang diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung yaitu: kemampuan merencanakan eksperimen; kemampuan melakukan eksperimen, kemampuan menyampaikan informasi, dan kemampuan bekerjasama (bereksperimen) secara terbuka, mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada siklus kesatu rata-rata aktivitas belajar siswa baru mencapai 63,54% atau dikonversikan ke dalam nilai kualitatif = “C”, siklus kedua rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami


(26)

67

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan yang sangat baik, yaitu mencapai 85,80% atau dikonversikan kedalam nilai kualitatif = “B”.

3. Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Subang, berdasarkan hasil penilaian selama dua siklus menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada pra siklus nilai rata-rata mencapai 54,90; pada siklus kesatu rata-rata nilai siswa yaitu: 61,06 ini berarti ada peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus kesatu yaitu sebesar 6,16. Kemudian pada siklus kedua 74,38, ini berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12,72.

Ditinjau dari ketuntasan belajar pada pra siklus baru mencapai 33,33%, kemudian siklus kesatu mencapai 54,16%, dan tindakan kedua meningkat menjadi 91,66%. Pada siklus kedua pembelajaran sudah dianggap berhasil mencapai ketuntasan belajar dari batas minimal yang harus dicapai yaitu 85%.

B. Saran

Kesimpulan yang telah diuraikan di atas sebagai hasil penelitian diharapkan menimbulkan implikasi bagi komponen pengajaran khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Dalam hal ini peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi komponen-komponen pendidikan dan pengajaran. Karena itu ada beberapa saran dari peneliti sebagai implikasi penelitian ini. Saran yang peneliti kemukakan diantaranya sebagai berikut:


(27)

68

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi guru seyogyanya dapat memilah-milah kepentingan penggunaan model pembelajaran, antara kebutuhan peserta didik untuk dapat belajar aktif, dan menyenangkan. Suatu tuntutan yang sulit namun menjadi tantangan bagi guru untuk sukses dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai guru yang professional.

2. Bagi pihak sekolah, untuk dapat memberdayakan semua fasilitas sarana prasarana untuk kebutuhan proses pembelajaran peserta didik, guna mempermudah pemahaman makna isi materi standar kompetensi yang dirasakan sulit dipahami oleh peserta didik, dan dapat digunakan untuk kelancaran penggunaan model pembelajaran lainnya yang akan digunakan oleh guru IPA.

3. Bagi peneliti lanjut, untuk lebih meningkatkan atau melanjutkan penelitian ini lebih dalam lagi, agar diperoleh hasil yag maksimal guna menambah wacana pengetahuan bagi dunia pendidikan.

4. Apabila akan menggunakan model pembelajaran make a match hendaknya memperhatikan dahulu kelebihan dan kelemahannya, dengan tujuan agar dapat memanfaatkan kelebihannya dan dapat mengatasi kelemahannya.


(28)

69 Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arsyad, A. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. BNSP , (2006) Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Darmojo, H dan Kaligis. JRE (1992/1993). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta : Dirjem Dikti-Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (1995/1996). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Dikdasmen.

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional (UU. NO 20.Tahun 2003). Bandung: PT.Citra Umbara.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hanafiah, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.

Kasbolah, K. ( 1988 ) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Lie, A. (2010). Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Moedjiono dan Moh. Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.


(29)

70

Nurhadi dan Senduk. (2003). Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Nurhadi, dkk. (2004) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. UM Press

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Sofiraeni, R. (2004). Model Model Pembelajaran. Bandung: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. LPMP Jawa Barat.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sulitriyoni, Sri, (2007). Model Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana

Suparno, P. (1997). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius. Suprijono, A. (2009). Cooperatif Learning. Surabaya: PT. Pustaka Belajar. Surya, M. (2004), Psikologi Pendidikan, Bandung. IKIP.

Surya, M. (2004). Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Undang-undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2003 Tentang Pengertian Pendidikan.

Usman, M.U, Setiawati L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(30)

71

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.


(1)

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan pada setiap tindakan dalam penelitian tindakan kelas di SDN Jati Ragas II kelas III III Patokbeusi Kabupaten Subang, hasilnya dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Hasil belajar siswa kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang dalam pembelajaran IPA materi Mengelompokkan Hewan Berdasarkan ciri-cirinya sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match kurang memuaskan. Hasil pra siklus dalam pembelajaran IPA sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif

make a match, nilai rata-rata baru mencapai 54,90. Siswa yang sudah tuntas

belajarnya 8 orang siswa atau (33,33%) dari 24 siswa, dan siswa yang belum tuntas belajarnya berjumlah 16 orang (66,67%).

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dari aspek yang diobservasi selama proses pembelajaran berlangsung yaitu: kemampuan merencanakan eksperimen; kemampuan melakukan eksperimen, kemampuan menyampaikan informasi, dan kemampuan bekerjasama (bereksperimen) secara terbuka, mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada siklus kesatu rata-rata aktivitas belajar siswa baru mencapai 63,54% atau dikonversikan ke dalam nilai kualitatif = “C”, siklus kedua rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami


(2)

67

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatan yang sangat baik, yaitu mencapai 85,80% atau dikonversikan kedalam nilai kualitatif = “B”.

3. Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif make

a match dalam pembelajaran IPA di kelas III SDN Jati Ragas II Kecamatan

Patokbeusi Subang, berdasarkan hasil penilaian selama dua siklus menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Pada pra siklus nilai rata-rata mencapai 54,90; pada siklus kesatu rata-rata nilai siswa yaitu: 61,06 ini berarti ada peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus kesatu yaitu sebesar 6,16. Kemudian pada siklus kedua 74,38, ini berarti ada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12,72.

Ditinjau dari ketuntasan belajar pada pra siklus baru mencapai 33,33%, kemudian siklus kesatu mencapai 54,16%, dan tindakan kedua meningkat menjadi 91,66%. Pada siklus kedua pembelajaran sudah dianggap berhasil mencapai ketuntasan belajar dari batas minimal yang harus dicapai yaitu 85%.

B. Saran

Kesimpulan yang telah diuraikan di atas sebagai hasil penelitian diharapkan menimbulkan implikasi bagi komponen pengajaran khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Dalam hal ini peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi komponen-komponen pendidikan dan pengajaran. Karena itu ada beberapa saran dari peneliti sebagai implikasi penelitian ini. Saran yang peneliti kemukakan diantaranya sebagai berikut:


(3)

68

Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi guru seyogyanya dapat memilah-milah kepentingan penggunaan model pembelajaran, antara kebutuhan peserta didik untuk dapat belajar aktif, dan menyenangkan. Suatu tuntutan yang sulit namun menjadi tantangan bagi guru untuk sukses dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai guru yang professional.

2. Bagi pihak sekolah, untuk dapat memberdayakan semua fasilitas sarana prasarana untuk kebutuhan proses pembelajaran peserta didik, guna mempermudah pemahaman makna isi materi standar kompetensi yang dirasakan sulit dipahami oleh peserta didik, dan dapat digunakan untuk kelancaran penggunaan model pembelajaran lainnya yang akan digunakan oleh guru IPA.

3. Bagi peneliti lanjut, untuk lebih meningkatkan atau melanjutkan penelitian ini lebih dalam lagi, agar diperoleh hasil yag maksimal guna menambah wacana pengetahuan bagi dunia pendidikan.

4. Apabila akan menggunakan model pembelajaran make a match hendaknya memperhatikan dahulu kelebihan dan kelemahannya, dengan tujuan agar dapat memanfaatkan kelebihannya dan dapat mengatasi kelemahannya.


(4)

69 Tuti Haryati,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arsyad, A. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

BNSP , (2006) Kurikulum Tingat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Darmojo, H dan Kaligis. JRE (1992/1993). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta : Dirjem Dikti-Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdikbud. (1995/1996). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Dikdasmen.

Depdiknas. (2003). Sistem Pendidikan Nasional (UU. NO 20.Tahun 2003). Bandung: PT.Citra Umbara.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Dimyati & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hanafiah, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.

Kasbolah, K. ( 1988 ) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Lie, A. (2010). Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Moedjiono dan Moh. Dimyati. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi Pertama. Jakarta: Bina Aksara.


(5)

70

Nurhadi dan Senduk. (2003). Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Nurhadi, dkk. (2004) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. UM Press

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Sofiraeni, R. (2004). Model Model Pembelajaran. Bandung: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. LPMP Jawa Barat.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya

Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sulitriyoni, Sri, (2007). Model Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana

Suparno, P. (1997). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta: Kanisius.

Suprijono, A. (2009). Cooperatif Learning. Surabaya: PT. Pustaka Belajar.

Surya, M. (2004), Psikologi Pendidikan, Bandung. IKIP.

Surya, M. (2004). Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Undang-undang Republik Indonesia NO. 20 Tahun 2003 Tentang Pengertian Pendidikan.

Usman, M.U, Setiawati L. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(6)

71

Wiriaatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a match untuk meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran Matematika di SMP YMJ Ciputat (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah YMJ Ciputat)

0 7 231

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VA SDN NO. 101731 KAMPUNG LALANG.

0 3 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA KELAS V SD 5 DERSALAM KUDUS

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN BUGEL 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16