PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DAN FUNGSI MULTIMEDIA INFORMATION MANAJER (MIM) & SERVICE INFORMATION SYSTEM (SIS) THDP HASIL BELAJAR MATA KULIAH POWERTRAIN DI POLITEKNIK TEDC BANDUNG.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………...……… i
ABSTRAK ………..………. ii
LEMBAR PERNYATAAN ……….. iii
KATA PENGANTAR ……… iv
UCAPAN TERIMA KASIH ……….. vi
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR TABEL ……….……… xvi
DAFTAR GAMBAR ……….………… xviii
DAFTAR LAMPIRAN ……….………. xx
BAB I PENDAHULUAN ……….………….………... 1
A.Latar Belakang Masalah ………..…….………..…… 1
B.Identifikasi Masalah ……… 4
C.Pembatasan Masalah ………..……….……… 5
D.Rumusan Masalah ………... 6
E. Kerangka Berpikir ……….………..………….... 6
1. Keterkaitan antara motivasi belajar mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa ………..……….…... 9
2. Keterkaitan antara Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) dengan hasil belajar mahasiswa … 10 F. Asumsi Penelitian ………..……….. 12
(2)
1. Motivasi Belajar ………..………... 13
2. Multimedia Information Manager (MIM) dan Service Information System (SIS) ………. 14
a. MIM ……… 14
b. SIS ……… 15
3. Hasil belajar ……….……… 16
4. Power train ………..………..………. 17
5. Ruang Lingkup Penelitian ……… 18
H. Hipotesis Penelitian ……….……….……… 18
I. Tujuan dan manfaat penelitian ……….………... 19
1. Tujuan penelitian ………..………..………. 19
2. Manfaat penelitian ……….………... 19
a. Manfaat teoritis ……….……….. 19
b. Manfaat praktis ……….………... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….………. 21
A.Motivasi ... 21
1. Pengertian Motivasi ... 21
2. Teori Motivasi ………..……….………….. 22
3. Motivasi sebagai Dorongan Internal ………..……..…….. 22
a. Teori Hirarkhi Kebutuhan (Need Hierarchy Theory) ………….….... 25
b. Teori Dua Faktor (Motivator-Hygiene Theory)……….……... 29
(3)
d. Teori Motivasi S. George ………..……. 31
e. Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth) ……… 32
4. Motivasi sebagai Dorongan Eksternal ………... 32
a. Teori Harapan (Expectancy Theory) ………..……… 33
b. Teori Pengukuhan/Penguatan (Reinforcement Theory) ……… 34
c. Teori Tujuan sebagai Motivasi (Goal-Setting Theory) ………….... 35
d. Teori Keseimbangan/Keadilan (Equity Theory) …………..…….…. 35
e. Faktor-faktor Motivasi ………..……….… 36
f. Ciri-ciri Orang yang memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ……… 38
B. Multimedia Information Manager (MIM) dan Service Information System (SIS)………..……….. 40
1. Multimedia Information Manager (MIM) ………..……….. 40
2. Service Information System (SIS) ………..……….. 41
3. Pembelajaran dengan Multimedia ……….. 42
a. Pengembangan Format Multimedia ... 46
b. Pengembangan Model Multimedia dalam Pembelajaran ... 47
4. Fungsi MIM dan SIS sebagai Multimedia ... 52
C. Hasil Belajar ………...……….…… 55
1. Rumusan Hasil Belajar ……… 56
2. Kegunaan Hasil Belajar ………..…….… 59
3. Penilaian Hasil Belajar di Politeknik TEDC Bandung ……… 60
(4)
b. Penilaian praktek ……….………...….… 61
c. Penilaian menyeluruh teori dan praktek ………..………..… 63
d. Penilaian hasil belajar ………..…...…… 63
D. Pembelajaran Mata Kuliah Power train ……….…… 64
1. Tujuan Pembelajaran ……….…..………… 64
2. Mekanisme Pembelajaran ………..………..…… 65
a. Pembelajaran Teori ……….……… 65
b. Pembelajaran Praktek ………..…… 67
3. Matakuliah Power train ………..……….… 68
a. GBPP mata kuliah Power train– sub pokok bahasan Clutch System ... 69
b. GBPP mata kuliah Power train– sub pokok bahasan Manual Transmission ... 71
c. GBPP mata kuliah Power train– sub pokok bahasan Automatic Transmission ... 72
d. GBPP mata kuliah Power train – sub pokok bahasan Propeller Shaft... 74
e. GBPP mata kuliah Power train–sub pokok bahasan Axle Shaft & Differential ...... 75
E. Hasil Penelitan yang Relevan ... 77
F. Profil Institusi ... 78
1. Visi dan Misi ... 79
(5)
BAB III METODE PENELITIAN ... 80
A.Metode dan Disain Penelitian ... 80
1. Metode ... 80
2. Disain ... 80
B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 81
1. Lokasi Penelitian ... 81
2. Subjek Penelitian ... 81
C.Instrumen Penelitian ... 82
1. Instrumen Pengumpul Data ... 82
A.Kuesioner (angket) ... 82
B.Dokumentasi/Observasi ... 84
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 84
D.Teknik Pengumpulan Data ... 86
1. Observasi (Pengamatan Langsung) dan Dokumentasi ... 86
2. Kuesioner ... 87
E. Uji Coba Instrumen ... 87
1. Uji Validitas Instrumen ... 87
a. Hasil uji validitas instrumen motivasi belajar mahasiswa (X1) …………..………... 89
b. Hasil uji validitas instrumen fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS))(X2) ….………... 91
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 92
(6)
G.Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data ………..….. 94
1. Prosedur Penelitian ………..….….. 94
2. Prosedur Pengolahan Data ………...……… 94
3. Teknis Analisa Data ……….……… 95
a. Deskripsi data ………..………… 95
1) Konversi data mentah ke Z skor dan T skor …….……….… 95
2) Tahap deskripsi data ……….………..…… 96
b. Tahap uji persyaratan analisis ………..…… 96
c. Tahap pengujian hipotesis ………...…...… 96
H.Hipotesis Statistik ……….… 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 101
A.Analisis Penelitian dan Pembahasannya ……….. 101
B.Analisis Deskriptif Data Variabel ……… 101
1. Konversi data mentah Ke “T score”……….…….… 101
2. Hasil analisis deskriptif antar variabel (X1, X2 dan Y) ……….... 102
a. Variabel Motivasi Belajar Mahasiswa ( X1) ………... 102
b. Variabel Fungsi Multimedia Information Managerdan Service Information System(MIM & SIS) (X2) ……… 105
c. Variabel Hasil Belajar Mata kuliah Power train (Y) ………. 107
C.Uji Persyaratan Analisis ……… 110
1. Pengujian normalitas ……… 110
(7)
D.Pengujian Hipotesis ……….……… 111
1. Hubungan motivasi belajar mahasiswa (X1) dengan hasil belajar mata kuliah power train (Y) ……… 112
2. Perhitungan koefisien korelasi ………..…….. 112
a. Korelasi antara X1 dengan Y ……… 113
b. Kontribusi variabel X1dengan Y ………. 113
c. Korelasi antara X2 dengan Y ……… 114
d. Kontribusi variabel X2 dengan Y ……… 114
e. Korelasi antara X1, X2 ………..………... 114
f. Korelasi ganda X1, X2 dengan Y ………..……….…….. 115
g. Kontribusi X1, X2 dengan Y……… 115
3. Perhitungan Uji Signifikan ……….. 116
a. Uji signifikansi X1 dengan Y ………. 116
b. Uji signifikan X2 dengan Y ………..……….…. 116
c. Uji signifikan X1, X2 dengan Y …………..………... 117
4. Perhitungan Uji Regresi ………. 117
a. Uji regresi X1 dengan Y ………..……….… 117
b. Uji regresi X2 dengan Y ………..……….. 120
c Uji regresi ganda X1, X2, Y ……….…. 123
3. Pembahasan Hubungan Motivasi Belajar Mahasiswa dengan Hasil Belajar Mata kuliah Power train……….…… 126
(8)
4. Pembahasan Hubungan Fungsi MIM & SIS dengan Hasil belajar
Power train………...… 127
5. Pembahasan Hubungan secara bersama - sama Motivasi Belajar Mahasiswa (X1), Fungsi MIM & SIS (X2), dengan Hasil belajar Power train (Y) ………..…………... 128
8. Signifikansi X1 X2 dengan Y ……….……. 128
9. Pembahasan hubungan motivasi belajar mahasiswa dan fungsi MIM & SIS secara bersama-sama dengan hasil belajar Power train….. 129
E. Interpretasi Hasil Penelitian ………..……… 131
F. Pembahasan Hasil Penelitian ………..……….. 132
1. Motivasi belajar mahasiswa berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matakuliah Power train……….……… 133
2. Fungsi MIM & SIS sebagai multimedia interaktif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matakuliah Power train…….. 138
3. Motivasi Belajar dan Fungsi MIM & SIS secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Power train…….. 141
G.Keterbatasan Penelitian ……….….. 144
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……….. 146
A. Kesimpulan ………. 146
B. Implikasi ………..………... 148
C. Saran ……… 150
DAFTAR PUSTAKA ……… 154
(9)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar, memiliki modal sumber daya manusia yang secara kuantitatif cukup besar. Oleh karena itu perlu diusahakan agar penduduk yang demikian besar dapat digerakkan dan dibina menjadi sumber daya yang produktif, berbudi luhur, cakap dan terampil, percaya pada kemampuan diri sendiri untuk bekerja dan memandang hari esok dengan penuh optimisme.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh proses belajar yang berlangsung di ruang-ruang kelas. Undang-undang No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Guru dan Dosen adalah orang yang akan mengembangkan suasana belajar bagi siswa/mahasiswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide kreativitasnya dalam batas-batas dan norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yang harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar informasi antara pengajar dan peserta didik sehinga terjadi proses belajar. Sebagai sumber informasi berarti guru harus menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
(10)
proses komunikasi berjalan lancar sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh alat-alat indera peserta didik. Namun harus disadari bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu bagi peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya. Disamping itu masih ada sumber lain berupa lingkungan, peralatan, media dan sebagainya. Peranan utama guru adalah mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang diperlukan. Peranan guru sebagai penyaji informasi menjadi sangat terbantu dalam perkembangan teknologi saat ini, karena hal itu dapat dilakukan oleh media. Peranan media dalam proses belajar mengajar tidak mungkin diabaikan.
Multimedia adalah sarana pembelajaran yang menggunakan beberapa media untuk menyajikan informasi meliputi kombinasi teks, grafik, animasi, gambar, video dan suara sebagaimana diungkapkan “In general term, multimedia is the use of
several media to present information. Combination many include text, graphics,
animation, pictures, video and sound”. Ivers dan Baron (2002:2). Bentuk pemanfaatan model-model multimedia interaktif dalam pembelajaran dapat berupa
drill, tutorial, simulation dan games. Multimedia memiliki empat komponen penting. Pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan peserta didik. Kedua, harus ada link yang menghubungkan peserta didik dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu peserta didik menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat bagi peserta didik untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi dari ide peserta didik sendiri. Karena
(11)
peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan multimedia, maka disebut ia disebut multimedia interaktif. Selanjutnya menurut Gora (2005:11).
Multimedia interaktif mempunyai beberapa kelebihan antara lain:
1) Menyajikan informasi yang bervariasi kepada peserta didik melalui penggunaan animasi, presentasi dan penyajian materi dalam bentuk teks,
2) Menciptakan lingkungan belajar dengan interaksi yang tinggi antara siswa dengan bahan belajar, 3) Meningkatkan proses belajar siswa dengan penekanan kepada pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Melalui pengamatan awal yang dilakukan di Politeknik TEDC Bandung, terdapat masalah belajar mengajar yang dialami mahasiswa dan dosen di dalam kelas. Ada beberapa masalah khususnya terkait dengan salah satu kompetensi mata kuliah
Power train yaitu dalam mengidentifkasi konstruksi setiap komponen, memahami fungsi setiap komponen, memahami prinsip kerja Power train pada setiap jenis unit otomotif dan alat berat, memahami teknik pengukuran, memahami teknik diagnosa dan analisa gangguan dan kerusakan dan memahami standar operasional prosedur dalam setiap penanganan Power train otomotif dan alat barat, diantaranya adalah: (1) materi yang dipelajari cukup sulit, (2) materi yang diajarkan masih bersumber dari bahan yang diberikan dosen saja, (3) jenis media yang digunakan terbatas pada bahan yang mampu dibuat dosen saja, yaitu berupa modul, animasi yang didapat dari sumber-sumber yang tidak homogen, (4) mahasiswa kesulitan memahami mata kuliah yang diceramahkan, (5) pemilihan metode pembelajaran yang tidak selalu sesuai (6) terbatasnya waktu untuk belajar di kelas, (7) buku teks yang dijual di pasaran masih sangat langka, (8) sering adanya keluhan dari mahasiswa bahwa penggunaan pola proses belajar konvensional cenderung membuat mahasiswa mengeluh dan merasa
(12)
bosan sehingga kehilangan minat dan motivasi belajar (9) kurangnya sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran sehingga hasil belajar belum memuaskan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tersebut, kenyataannya tidak semua institusi pendidikan professional seperti politeknik mampu memenuhi kebutuhan yang dimaksud. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Politeknik TEDC Bandung, bahwa dalam melaksanakan perkuliahan khususnya pada Program Keahlian Mekanik Otomotif dan Teknik Alat Berat masih banyak kendala yang dihadapi, antara lain sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas, fasilitas yang digunakan sebagaimana disebutkan oleh Kepala P4TK BMTI Bandung (TEDC Bandung) bahwa sebagian peralatan di bengkel TEDC Bandung sudah usang
(obsolete).
Kendala-kendala ini dapat berimplikasi pada prestasi belajar mahasiswa dimana prestasi belajar merupakan wujud dari hasil belajar selama mengikuti proses pendidikan, walaupun tidak dipungkiri bahwa hasil belajar bukan melulu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor intern yaitu kemampuan yang dimiliki, minat dan motivasi serta faktor-faktor lain. Faktor ekstern yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sudjana (1989: 18)
B.Identifikasi Masalah
Politeknik TEDC Bandung sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi jalur profesional dalam bidang rekayasa dan bisnis yang bernaung di bawah Yayasan TEDC Bandung, senantiasa berupaya mengembangkan pendidikan keahlian yang berorientasi pada keunggulan lulusannya menjadi ahli madya profesional. Sebagai
(13)
lembaga pendidikan yang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 73/D/0/2002, dipandang perlu dilakukan penelitian terkait dengan bagaimana upaya lembaga ini dalam meningkatkan mutu lulusannya. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang berbagai hal terkait dengan upaya peningkatan hasil belajar mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa masalah rendahnya sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dalam proses pendidikan, pencapaian hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intrinsik yaitu kemampuan individu atau kecerdasan, minat dan motivasi serta faktor-faktor lain. Faktor ekstrinsik terdiri dari lingkungan keluarga termasuk latar belakang ekonomi, faktor lingkungan sekolah yakni kurikulum, fasilitas belajar, sistem evaluasi, disiplin, biaya pendidikan, dan faktor lingkungan masyarakat termasuk dukungan industri.
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan dana, maka tidak semua masalah yang teridentifikasi akan diteliti. Untuk itu penulis akan membatasi masalah dalam penelitian ini hanya yang terkait dengan motivasi belajar mahasiswa serta fungsi MIM (Multimedia Information Manager) dan SIS (Service Information Sistem) dalam hubungannya dengan hasil belajar mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif, Program Keahlian Mekanik Otomotif dan Program Keahlian Teknik Alat Berat dalam mata kuliah Power train di Politeknik TEDC Bandung. variabel bebas adalah motivasi belajar sebagai X1 serta fungsi Multimedia Information Manager (MIM) &
(14)
Service Information System (SIS) sebagai X2, dan variabel terikat adalah hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Power train sebagai Y.
D.Rumusan Masalah
Agar masalah penelitian ini dapat terjawab dengan akurat, maka rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besarkah pengaruh dan korelasi serta signifikansi antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Power train?
2. Seberapa besarkah pengaruh dan korelasi serta signifikansi antara fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Power train?
3. Seberapa besarkah pengaruh dan korelasi serta signifikansi secara bersama-sama antara motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) terhadap hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Power train?
E.Kerangka Berpikir
Keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran didukung oleh beberapa unsur atau komponen yang saling berhubungan. Bloom (Tangyong, 1996: 50) mengemukakan bahwa perubahan sikap perilaku, serta perolehan pengetahuan dan keterampilan yang dihasilkan dari suatu proses pendidikan dan pembelajaran dipengaruhi oleh tiga hal, yakni: (1) affective entry characteristics; sebagai bagian yang melekat pada diri mahasiswa yang dibawa dari lingkungan keluarga. (2)
(15)
cognitive entry behaviors; merupakan bagian dari latar belakang keluarga atau jenjang pendidikan sebelumnya, dan (3) kualitas pembelajaran. Dari ketiga aspek ini akan terbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap serta kepribadian.
Program Pendidikan Tenaga Kependidikan Sarana dan Prasarana Biaya Manajemen / Perangkat Kurikulum
Mahasiswa Hasil Masukan Keluaran
Masukan dari masyarakat (orang tua, badan, perseorangan, Industri dan dunia usaha)
Gambar 1.1. Model Teoritik Kerangka Berpikir Penelitian Sumber: A.J. Romiszowki (Tangyong, 1996: 51)
Dalam gambar di atas diperlihatkan bahwa mahasiswa yang merupakan masukan utama di dalam sistem pendidikan dengan berbagai karakteristik yang dimilikinya termasuk ciri-ciri yang berhubungan dengan faktor internal (struktur kognitif, sikap, motivasi dan lain-lain), serta faktor ekstemal (keadaan ekonomi keluarga dan lain- lain), kemudian berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran, hasilnya menjadi keluaran dari sistem.
Unsur-unsur lain yang menjadi penunjang adalah termasuk program pendidikan/kurikulum dan perangkatnya, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pembiayaan, manjemen pendidikan; dan peran serta masyarakat.
(16)
Proses pembelajaran menyangkut interaksi antara program pendidikan/kurikukulum, dosen/staf pengajar, bimbingan dan evaluasi, sarana-prasarana, biaya pendidikan, manajemen pendidikan dan dukungan masyarakat; serta mahasiswa sebagai komponen masukan.
Menurut pendapat Tangyong (1996: 52), jika lembaga pendidikan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara terencana dan sistematik, maka upaya pengembangan SDM yang berkualitas akan terpenuhi. Pencapaian kualitas harus ditunjang juga oleh program pendidikan/kurikulum dan perangkatnya, tenaga pendidikan yang profesional dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, sarana prasarana yang berkualitas dan dalam jumlah yang mencukupi, manajemen penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien, serta peran masyarakat yang optimal.
Berdasarkan model teoritik berpikir di atas, bahwa mahasiswa merupakan masukan utama di dalam sistem pendidikan dengan berbagai karakteristik yang dimilikinya termasuk ciri-ciri yang berhubungan dengan faktor internal (struktur kognitif, sikap, motivasi dan lain-lain), serta faktor ekstemal (keadaan ekonomi keluarga dan lain-lain), kemudian berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran, seperti program pendidikan/kurikulum dan perangkatnya, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, pembiayaan, manjemen pendidikan; dan peran serta masyarakat. Maka dalam penelitian ini ditetapkan tiga variabel penelitian, yaitu motivasi belajar dan sarana multimedia pembelajaran sebagai variabel bebas serta hasil belajar sebagai variabel terikat.
(17)
Secara operasional kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan melalui skema paradigma penelitian berikut
Gambar 1.2. Paradigma Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar mahasiswa sebagai variable independen (X1), Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) sebagai variabel independen (X2) dan hasil belajar mata kuliah Power train sebagai variabel terikat atau dependen (Y).
1. Keterkaitan antara Motivasi Belajar Mahasiswa dan Hasil Belajar
Motivasi belajar akan tercermin pada perilaku mahasiswa. Ada beberapa ciri yang menjadi indikator orang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi. Individu yang memiliki motivasi belajar tinggi akan menampakkan tingkah laku dengan ciri-ciri menyenangi pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab pribadi, memilih pekerjaan yang resikonya sedang (moderat), mempunyai dorongan sebagai
rYX1
rYX2
RYx1x2 X1
X2
(18)
umpan balik (feed back) tentang perbuatannya dan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara kreatif.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa karakteristik yang membedakan antara mahasiswa yang motivasi belajarnya rendah dengan mahasiswa yang yang motivasi belajarnya tinggi. Motivasi belajar mahasiswa akan terlihat pada sikap perilakunya dalam kehidupan sehari-hari antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut: bagaimana keaktifannya dalam belajar untuk mencapai prestasi, dalam menyelesaikan tugas, dalam memanfaatkan waktu luang dan waktu libur serta bagaimana ia bersikap dalam mengatasi hambatan belajar.
Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki motivitasi tinggi, dapat dinyatakan bahwa ia akan mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan memiliki persepsi bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Sedangkan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan mempersepsikan bahwa kegagalan adalah sebagai akibat dari keterbatasan kemampuannya, dan tidak melihat usaha sebagai penentu keberhasilan. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki mahasiswa akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya, (Sudrajat, 2008. “Teori-teori Motivasi”. www.wordpress.com ).
2. Keterkaitan antara Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) dengan Hasil Belajar Mahasiswa
Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas multimedia sebagai sarana utamanya, yang berisi ketersediaan informasi mengenai segala aspek
(19)
menyangkut teknik mekanik otomotif dan teknik alat berat yang dapat memberikan informasi dan kemudahan bagi mahasiswa program keahlian mekanik otomotif dan teknik alat berat dalam memperoleh pengalaman belajar yang efektif dan efisien.
Fasilitas Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information
System (SIS) merupakan sumber belajar dan merupakan laboratorium yang berfungsi
sebagai sumber informasi mengenai iptek yang diterapkan pada produk-produk Otomotif dan Alat Berat serta informasi spesikasi teknis serta panduan servis pada produk-produk Otomotif dan Alat Berat terutama produk Caterpillar. Fasilitas
Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) juga berfungsi sebagai simulasi bengkel kerja dan sebagai perpustakaan. Jika fasilitas
MIM & SIS dan kondisi fisik lainnya yang secara langsung mempengaruhi kenyamanan belajar terpenuhi, maka mahasiswa dapat mengimplementasikan teori-teori yang diperolehnya ke dalam praktek langsung. Salah satu keberhasilan pendidikan profesional apabila proses pendidikannya didukung oleh kelengkapan sarana dan prasarana khususnya fasilitas belajar yang memadai baik dari segi jumlah, jenis dan tingkatan teknologi yang digunakan.
Dengan fasilitas belajar Multimedia Information Manager (MIM) & Service
Information System (SIS) yang memadai mahasiswa dapat dengan mudah mengakses
informasi, melakukan studi komperatif dan mengaplikasikan langsung konsep teori yang diperolehnya di dalam kelas tanpa menimbulkan bias. Mahasiswa dapat dengan segera menguasai pengetahuan dan keterampilan yang rumit yang tidak dapat dijelaskan secara verbal.
(20)
F. Asumsi Penelitian
Dinyatakan bahwa “...asumsi merupakan titik pangkal penelitian. Asumsi dapat berupa teori, evidensi-evidensi, dan pikiran-pikiran lain yang tidak perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi” (UPI Bandung 2005; 45). Setelah permasalahan dijelaskan, selanjutnya yang dipikirkan adalah gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas, sebagaimana dikemukakan bahwa:
Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan
postulat yang berbeda. Seorang penyelidik mungkin meragukan suatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. (Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 65)
Sebagai titik pangkal penelitian maka asumsi digunakan untuk memberikan arah dalam penelitian ini adalah :
1. Motivasi belajar pada mahasiswa bervariasi sesuai dengan latar belakang kepribadiannya serta dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya dan lingkungannya .
2. Lingkungan Pendidikan yang berkualitas didukung oleh sarana-prasarana yang berkualitas seperti peralatan gedung dan perabot, laboratorium, bengkel kerja, perpustakaan serta sarana penunjang pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa.
3. Motivasi belajar yang tinggi pada mahasiswa dan apabila disertai fasilitas belajar yang memadai serta berkualitas pada lingkungan pendidikan tersebut tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka.
(21)
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian perlu dijelaskan batasan ruang lingkup penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian, sebagai berikut:
1. Motivasi Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu” (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996: 666).
Sementara itu mengutip pendapat Maslow dalam E. Mulyasa (2002:120) :
“Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu suatu tujuan tertentu, Maslow mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya”.
Sedangkan “belajar” adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996: 14).
Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa “Motivasi Belajar” merupakan suatu dorongan dalam diri mahasiswa yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Motivasi belajar adalah bagian yang sangat penting dalam pribadi seseorang. Para mahasiswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Apabila para mahasiswa memiliki motivasi belajar yang positif,
(22)
ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan selalu ingin ikut serta dalam suatu aktifitas atau kegiatan belajar. Dengan kata lain, seorang mahasiswa akan melakukan semua tugasnya dalam kegiatan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong (motivasi belajar). Sehingga hasil belajar mereka meningkat.
2. Multimedia Information Manager (MIM) dan Service Information System (SIS)
a. MIM
MIM adalah kependekan dari “Multimedia Information Manager”, sebuah software atau perangkat lunak yang dikembangkan oleh Caterpillar. MIM merupakan sistem pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan multimedia komputer yang mengupas secara mendalam dan tuntas segala informasi mengenai teknologi otomotif dan alat berat, sekaligus dapat digunakan sebagai perangkat evaluasi untuk mengetahui sampai sejauhmana keterserapan trainee atau mahasiswa sebagai pengguna MIM akan segala informasi yang dipelajarinya, dengan cara menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan, selanjutnya
MIM akan memberikan skor yang diperoleh sesuai jawaban yang benar.
Informasi yang dapat diakses dalam MIM adalah menyangkut prinsip kerja dan teknologi yang diterapkan pada setiap sistem dan konstruksi otomotif dan alat berat, seperti:
1) Basic mechanics, meliputi
(23)
b) fastener c) hands tools d) power tools
e) measurement tools f) jacking & blocking g) safety & health
2) Engine system
3) Electric system
4) Fuel system
5) Lubrication system
6) Hydraulic system
7) Power train system
8) Steering & suspension system
9) Brakes system
10) Undercarriage system
b. SIS
SIS adalah kependekan dari “Service Information System” adalah juga sebuah software atau perangkat lunak yang dikembangkan oleh Caterpillar. SIS
merupakan sistem pembelajaran berupa multimedia komputer yang mengupas secara mendalam dan tuntas segala informasi mengenai spesikasi teknis dan Service Operational Procedure dalam teknik penanganan service and repair setiap produk otomotif dan alat berat.
(24)
Setiap unit otomotif dan alat berat memiliki ukuran, kapasitas power dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga setiap unit memiliki cara penanganan yang berbeda-beda pula, agar setiap unit dapat mempertahankan performa dan produktivitasnya, maka perlu diterapkan pembelajaran berbasis karakter dan disiplin menyangkut SOP (Standard Operational Procedure) yang benar dalam setiap penanganan servis dan pemeliharaannya.
Di dalam SIS dapat ditemukan segala informasi standar menyangkut prosedur servis dan pemeliharaan setiap jenis unit alat berat, seperti:
1) Prosedur engine tune-up
2) Prosedur engine overhaul
3) Prosedur pemeriksaan dan pengukuran komponen 4) Prosedur trobleshooting
5) Fastener torque specification
6) Contamination control
7) OEM (Original Engine Manufaktur) spesification
8) Data teknis setiap jenis unit alat berat 3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996: 787).
(25)
dari matakuliah keahlian Power train yaitu akumulasi pelajaran teori, praktik, penyelesaian tugas mandiri dan sikap/kedisiplinan.
Mata kuliah Power train adalah salah satu dari kelompok matakuliah keahlian berkarya (MKB) yang membekali mahasiswa agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan untuk berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif keahlian serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan. Pada Program Studi Teknik Otomotif, kelompok matakuliah ini lebih banyak diarahkan pada pembentukan kompetensi bidang perawatan dan perbaikan.
Sedangkan kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan (Kepmen Mendiknas, nomor 232 tahun 2000: pasal 9).
4. Power train
Power train adalah sebuah matakuliah keahlian berkarya (MKB) dalam bidang
rangkaian sistem pemindah daya pada unit-unit otomotif dan alat berat, mempelajari sistem perpindahan daya atau tenaga yang dimulai dari mesin sampai roda-roda atau
track penggerak (final drive), dimana setiap fungsi otomotif dan alat berat memiliki konstruksi, rangkaian dan karakteristik Power train yang berbeda-beda.
(26)
5. Ruang Lingkup Penelitian
Uraian definisi operasional di atas adalah penjelasan dari judul penelitian sesuai variabel-variabel yang diteliti. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Motivasi Belajar dan Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) terhadap Hasil Belajar Matakuliah Power train” di
Politeknik TEDC Bandung. Maka penelitian ini diarahkan untuk mengetahui
seberapa besar signifikansi dan kontribusi antara “motivasi belajar” mahasiswa dan “Fungsi MIM & SIS” baik secara terpisah maupun secara simultan terhadap “hasil belajar matakuliah Power train”
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif korelasional yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa.
2. Terdapat pengaruh positif korelasional yang signifikan antara Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) dengan hasil belajar mahasiswa
3. Terdapat pengaruh positif korelasional yang signifikan secara bersama-sama antara motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia Information Manager
(27)
I. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan hubungan korelasional serta signifikansi hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar mata kuliah
Power train mahasiswa.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan hubungan korelasional serta signifikansi hubungan antara Fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS) terhadap hasil belajar Power train mahasiswa. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan hubungan korelasional serta
signifikansi hubungan motivasi belajar dan fungsi Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System secara simultan terhadap hasil belajar Power train mahasiswa
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
1) Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengayaan khasanah penelitian di bidang pendidikan teknologi dan kejuruan khususnya pada pendidikan jalur profesional (politeknik) dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang bermuara kepada kualitas sumber daya manusia.
2) Diharapkan dapat menjadi bahan kajian pihak lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.
(28)
b. Manfaat Praktis
1) Bila penelitian ini dapat membuktikan secara empirik bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dan Fungsi Multimedia Information Manager
(MIM) & Service Information System (SIS) terhadap hasil belajar mahasiswa, maka hasilnya dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait dalam menyelenggarakan dan mengembangkan program pendidikan di Politekmk TEDC Bandung.
2) Bagi penulis, menambah pengalaman sebagai peneliti dan meningkatkan kepedulian terhadap proses penyelenggaraan pendidikan dimana penulis juga sebagai staf pengajar di Politeknik TEDC Bandung.
(29)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Disain Penelitian a. Metode.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu variabel motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS) variabel prediktor serta hasil belajar mahasiswa sebagai variabel kriterion. Studi korelasi ini akan menggunakan analisis korelasi dan regresi.
b. Desain.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu motivasi belajar mahasiswa (X1) dan peranan Multimedia Information Manager & Service Information System (X2) serta satu variabel terikat yaitu hasil belajar mahasiswa (Y). Kedua variabel bebas (X1, X2) dihubungkan dengan variabel terikat (Y) dengan pola hubungan: (1) hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y, (2) hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y, dan (3) hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y. Ketiga pola hubungan variabel tersebut merupakan konstelasi masalah dalam penelitian ini. Pola hubungan antar variabel penelitian terlihat pada gambar berikut.
(30)
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Politeknik TEDC Bandung, Jurusan Teknik Otomotif berlokasi di Jln. Pesantren KM 2 Cimahi.
2. Subjek Penelitian
Berdasarkan judul maka responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa Politeknik TEDC Bandung Jurusan Teknik Otomotif.
Pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane dalam Riduwan (2008:65) sebagai berikut:
X1
X2
Y rYX1
rYX2
(31)
=
. �2+ 1
Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi.
d2 = Presisi yang ditetapkan
Adapun jumlah populasi adalah 140 orang mahasiswa jurusan Teknik Otomotif dengan menentukan d2 = 5%, maka menurut rumus Taro Yamane dalam Riduan (2008:65) sampel untuk responden diatas didapat:
= 140
140. 0,05 2+ 1
n = 103,703 dibulatkan menjadi 105 orang
C. Instrumen Penelitian.
1. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan variabel yang akan diukur. Adapun jenis instrummen yang digunakan sebagai berikut:
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2005: 162). Angket pada umumnya digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku responden dalam suatu peristiwa. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk
(32)
memperoleh data tentang motivasi belajar mahasiswa dan Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS))dalam proses pembelajaran.
Model skala pengukuran yang digunakan untuk menjaring data pada variabel - variabel penelitian ini adalah :
1) Variabel motivasi belajar : menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skalaLikert.
2) Variabel Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS): menggunakan angket dengan pola jawaban tertutup model skala Likert.
3) Variabel hasil belajar mahasiswa : menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumen nilai mata kuliah Power train yang didapat dari Bagian Kemahasiswaan Politeknik TEDC Bandung.
Oleh karena angket dirancang menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban, maka responden hanya diminta memilih alternatif jawaban yang telah tersedia. Adapun pola penskorannya (scoring) adalah sebagai berikut :
TABEL 3.1
POLA PENSKORAN PERNYATAAN POSITIP
No Opsi Skor
1 Sangat setuju/selalu/sangat baik 5
2 Setuju/sering/baik 4
3 Netral/Ragu-ragu/kadang-kadang/cukup baik 3
4 Tidak setuju/jarang/kurang baik 2
5 Sangat tidak setuju/tidak pernah/tidak baik 1 Sumber : Sugiyono (2005: 107)
(33)
b. Dokumentasi/Observasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data sekunder langsung dari tempat penelitian (Bagian Kemahasiswaan Politeknik TEDC Bandung) berupa data nilai mata kuliah Power train.
Instrumen disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan deskripsi teori dalam bab II.
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Sesuai dengan judul dan permasalahan yang dijelaskan dalam bab 1, terdapat dua kategori variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (variable independen) terdiri dari motivasi belajar mahasiswa (X1) dan Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS) (X2), sedangkan variabel terikat atau dependen (Y) adalah hasil belajar mata kuliah Power train. Kedua variabel bebas kemudian dikembangkan dalam bentuk kisi-kisi penelitian yang terdiri dari variabel/subvariabel dan dimensi. Dari dimensi selanjutnya instrumen penelitian disusun dalam bentuk butir-butir pernyataan.
TABEL 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Variabel Aspek Indikator No Item Jumlah 1. Motivasi
belajar
a. motif dari dalam
a. semangat belajar
b. semangat bersaing c. semangat berprestasi
1, 9, 17, 21, 29, 37 2, 10, 18, 22, 30, 38 3, 11, 23, 31
6
6 4
(34)
b. motif dari luar
c. harapan/ espektasi
a. peran teman bergaul
b. peran Orang tua
c. peran Dosen/Instruktur
a. keingintahuan
b. pencapaian tujuan
4, 12, 24, 32, 39 5, 13, 19 25, 33, 6, 14, 20, 26, 34, 40 7, 15, 27, 35
8, 16, 28, 36 5 5 6 4 4 40 1. Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System
(MIM & SIS)
a. Sumber belajar
b.Visualisasi
c.pendukung
a. Tujuan Pembelajaran
b. Peningkatan wawasan
c. Problem solving
d. Evaluasi
a.Identifikasi komponen b.Efektifitas pembelajaran
kondisi laboratorium
Multimedia Information
Manager & Service
Information System (MIM & SIS)
1, 2, 15, 21, 28, 35 3, 4, 16, 22, 29, 36 5, 6, 17, 23, 30, 37 7, 8, 18 24, 31, 38 9, 10, 19, 25, 32, 39 11, 12, 20, 26, 33, 40 13, 14, 27, 34 6 6 6 6 6 6 4 40
(35)
D. Teknik Pengumpulan Data.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan peneliti (atau melalui petugas yang dilibatkan) dari sumber pertamanya. Data sekunder adalah merupakan data pendukung, yakni berupa dokumen-dokumen dan data/informasi lainnya.
Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Observasi (Pengamatan Langsung) dan Dokumentasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diselidiki. Peneliti melakukan observasi aktif karena peneliti terlibat langsung dalam aktifitas pembelajaran baik dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar, menyusun dan merencanakan proses belajar mengajar maupun evaluasi hasil belajar. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas sehari-hari semua yang terlibat dalam populasi penelitian. Oleh karena itu, kegiatan observasi difokuskan pada pengamatan sikap mahasiswa dalam kaitannya dengan motivasi belajar, kedisiplinan dalam mengikuti proses belajar mengajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pengajar serta keseriusan dalam mengeksplorasi materi pembelajaran yang terdapat dalam Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS) serta kondisi sarana prasarana yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.
(36)
Selanjutnya data untuk variabel Y diperoleh dari data sekunder, berupa dokumen nilai hasil belajar mata kuliah Power train mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif yang diperoleh dari Politeknik TEDC Bandung.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan sekumpulan pertanyaan tertulis kepada responden yang telah ditetapkan sasaran dan jumlahnya. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji coba yakni meliputi uji validitas dan uji reabilitas.
E. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur dan untuk mengetahui keterandalan dan konsistensi instrumen tersebut dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2008 : 137) sehingga instrumen penelitian bisa memenuhi persyaratan. Sedangkan Arikunto (Akdon, 2005 :143) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Oleh karena itu untuk mengungkap data yang sesungguhnya, maka terlebih dahulu instrumen tersebut diuji coba untuk menguji validitas instrumen
(37)
tersebut, yang hasilnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan rumus :
= −( )( )
{ 2−( )2}{ 2−( 2)}
Dimana :
= Koefisien Korelasi
∑x = Jumlah skor item
∑y = Jumlah skor total (seluruh item)
Setelah perhitungan selesai dan instrumennya valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) sebagai berikut :
TABEL 3.3
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sugiyono (2005: 214)
Selanjutnya diuji signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 105 orang. Rumus uji signifikansi korelasi product moment adalah sebagai berikut :
xy
(38)
t = n−2
1− 2
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel, untuk kesalahan 5%. (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusan :
jika thitung > ttabel berarti instrument valid, sebaliknya thitung < ttabel berarti tidak valid.
a. Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Mahasiswa (X1)
Variabel ini terdiri dari 40 butir/item pernyataan positip. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 30 orang mahasiswa, dengan hasil sebagai berikut pada tabel 3.4 di bawah ini :
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa dari ke 40 butir/item pernyataan tiga butir/item diantaranya (item no. 2, 34 dan 36) dinyatakan tidak valid
sedangkan 37 butir/item lainnya dinyatakan valid. Data hasil uji coba ditunjukkan dalam tabel 3.4
(39)
TABEL 3.4
DATA HASIL UJI COBA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA KESIMPULAN HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS
MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (X1)
Pernyataan t hitung t tabel Kesimpulan Pernyataan t hitung t tabel Kesimpulan
1 2.44 1.70 v 21 2.789 1.70 v
2 1.174 1.70 tv 22 3.835 1.70 v
3 3.904 1.70 v 23 3.851 1.70 v
4 4.29 1.70 v 24 2.302 1.70 v
5 2.966 1.70 v 25 2.797 1.70 v
6 2.292 1.70 v 26 2.862 1.70 v
7 3.254 1.70 v 27 2.403 1.70 v
8 1.878 1.70 v 28 2.055 1.70 v
9 2.622 1.70 v 29 1.779 1.70 v
10 3.702 1.70 v 30 3.541 1.70 v
11 2.466 1.70 v 31 2.607 1.70 v
12 3.573 1.70 v 32 2.705 1.70 v
13 2.616 1.70 v 33 1.989 1.70 v
14 3.841 1.70 v 34 1.653 1.70 tv
15 3.947 1.70 v 35 3.419 1.70 v
16 1.829 1.70 v 36 1.094 1.70 tv
17 3.235 1.70 v 37 3.507 1.70 v
18 3.321 1.70 v 38 2.086 1.70 v
19 3.05 1.70 v 39 3.854 1.70 v
20 2.918 1.70 v 40 2.915 1.70 v
Keterangan: v = valid tv = tidak valid
(40)
b. Hasil Uji Validitas Instrumen Fungsi Multimedia Information Manager (Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS))(X2)
Variabel ini terdiri dari 40 butir/item pernyataan positip. Instrumen tersebut telah diuji cobakan kepada 30 orang mahasiswa yang sama, dengan hasil sebagai berikut pada tabel 3.5 di bawah ini :
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ke 40 butir/item pernyataan dinyatakan valid.
TABEL 3.5
DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN FUNGSI MULTIMEDIA
INFORMATION MANAGER & SERVICE INFORMATION SYSTEM (MIM & SIS) DAN KESIMPULAN HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS (X2)
Pernyataan t hitung t tabel Kesimpulan Pernyataan t hitung t tabel Kesimpulan
1 4.36 1.70 v 21 5.77 1.70 v
2 3.19 1.70 v 22 2.97 1.70 v
3 4.27 1.70 v 23 4.86 1.70 v
4 4.95 1.70 v 24 2.71 1.70 v
5 3.57 1.70 v 25 2.73 1.70 v
6 5.93 1.70 v 26 4.09 1.70 v
7 2.86 1.70 v 27 2.49 1.70 v
8 3.54 1.70 v 28 2.90 1.70 v
9 4.38 1.70 v 29 2.86 1.70 v
10 4.16 1.70 v 30 1.73 1.70 v
11 4.47 1.70 v 31 2.69 1.70 v
12 4.67 1.70 v 32 3.07 1.70 v
13 3.08 1.70 v 33 2.56 1.70 v
14 2.65 1.70 v 34 2.40 1.70 v
15 5.02 1.70 v 35 1.81 1.70 v
16 1.96 1.70 v 36 4.65 1.70 v
17 4.42 1.70 v 37 3.92 1.70 v
18 2.65 1.70 v 38 2.30 1.70 v
19 2.28 1.70 v 39 3.02 1.70 v
(41)
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Dengan demikian dapat diartikan bahwa reliabilitas instrumen adalah sebagai keajegan (konsistensi) alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya, sehingga kapanpun alat itu digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan sekali saja , kemudian data yang diperoleh dianalisis. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Oleh karena itu instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik.
Ada beberapa teknik atau cara menghitung reliabilitas instrument. Namun penulis menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. (Usman 2003 : 291).
Uji reabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut :
∝= �
� −1 1− �2
2
Dimana : k = jumlah item.
St² = jumlah varians skor total.
Si² = varians responden untuk item ke i. (Usman, 2003 :291)
Menurut Usman, koefisien reabilitas (α) di atas 0,80 sudah memperlihatkan
(42)
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.
TABEL 3.6
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL X1, X2,
Variabel Nilai Alpha Keputusan
Motivasi belajar 0,660 Reliabilitas kuat
(Lampiran 4, hal. 178) Fungsi Multimedia Information Manager
& Service Information System (MIM & SIS)
0,706 Reliabilitas sangat kuat
(Lampiran 4, hal. 180)
F. Revisi Instrumen
Walaupun hasil uji coba instrumen diatas diperoleh hasil yang relatif baik dimana hanya tiga item pernyataan pada variabel X1 dinyatakan tidak valid dan selebihnya mempunyai reabilitas yang kuat, tetapi karena jumlah item pernyataannya terlalu banyak (40 item setiap variabel) maka melalui pertimbangan : akan memberikan dampak yang membosankan kepada objek penelitian didalam menjawab setiap item pernyataan, sehingga akan berdampak kepada kurang seriusnya objek penelitian didalam mengisi instrumen maka melalui pertimbangan dengan pembimbing diambil keputusan untuk mengurangi jumlah item pernyataan menjadi 30 item untuk setiap variabel. Sebagai dasar pertimbangan dalam memilih item yang akan digunakan :
1. Memilih item yang mempunyai validitas yang tinggi. 2. Membuang item yang dinyatakan tidak valid
(43)
3. Item-item yang dipilih harus mewakili setiap dimensi yang diukur di dalam setiap variabel.
G. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisis Data. 1. Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data ini termasuk pada saat pengambilan data uji coba instrumen sampai pada pengumpulan data penelitian yang sesungguhnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah :
a. Penggandaan instrumen,
b. mempersiapkan surat izin melaksanakan penelitian dan c. Penyebaran kuesioner.
2. Prosedur Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna data yang dikumpulkan sehingga hasil penelitianpun segera dapat diketahui. Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah :
a. Menyeleksi (editing) data yang telah dikumpulkan dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Hasan (2002: 89) menyatakan bahwa kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan penyisipan (interpolasi).
(44)
b. Memberi skor terhadap item-item kuesioner berdasarkan pola skor ke dalam tabel rekapitulasi data (tabulasi).
c. Menganalisis data kemudian diinterpretasikan untuk dapat menarik kesimpulan. 3. Teknis Analisa Data
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap deskripsi data, tahap uji persyaratan analisis, dan tahapan pengujian hipotesis.
a. Deskripsi Data
1) Konversi Data Mentah ke Z skor dan T skor
Sebelum data dideskripsikan, terlebih dahulu data mentah dikonversikan menjadi Z skor dan T skor. Adapun perhitungan data mentah menjadi Z skor dan T skor untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:
Menghitung Zskor:
� = − �
Dimana:
= dan � = − ²
−1
Menghitung Tskor :
� = 50 + 10
(45)
2) Tahap Deskripsi Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat tabulasi data untuk setiap variabel, mengurutkan data secara interval dan menyusunnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, mencari modus, median, rata-rata (mean), dan simpangan baku. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel.
b. Tahap Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis yang akan dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis sedangkan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors, sedangkan uji homogenitas menggunakan uji Bartleth.
c. Tahap Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi, di mana untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik analisis korelasi dan regresi linear sederhana sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Uji keberartian menggunakan uji t dan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05.
Sesuai hipotesis dan desain penelitian yang telah dikemukakan, maka dalam pengujiannya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
(46)
Akdon (2002: 188)
KD = R2 x 100%
1) Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y; digunakan rumus korelasi sederhana Pearson Product Moment berikut:
= −( ) ( )
2− ² 2− ²
Dimana :
rxy = Koefisien korelasi
∑x = Jumlah skor item
∑y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah sampel
Nilai korelasi PPM dilambangkan (r), apabila nilai r telah diperoleh dari hasil perhitungan, selanjutnya ditafsirkan dengan tabel interpretasi (tabel 3.4). 2) Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap Y dapat
ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut :
Dimana :
KD = Nilai koefisien determinan R = Nilai koefisien korelasi
3) Untuk uji signifikansi variabel X terhadap Y digunakan rumus seperti di bawah ini, sedangkan mencari ttabel menggunakan bantuan Microsoft Excel.
(47)
Sugiyono (2005: 214)
=
−21− 2
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden
4) Untuk mengetahui hubungan secara simultan X1, X2, terhadap Y menggunakan koefisien korelasi ganda, perhitungan dilakukan dengan bantuan tabel penolong mengggunakan Ms Excel
5) Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel digunakan metode regresi : a) Regresi Linear Sederhana
Uji regresi ini ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel terikat (variabel yang diduga) X = Variabel bebas
a = Intersep
(48)
Sugiyono (2005: 238)
Sugiyono (2005: 239)
Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu melalui persamaan berikut :
a = Y1 X1
2 − X
1 X1 Y1
n X12 − X1 ²
�= 1 1− 1 1
12− 1 ²
Selanjutnya persamaan tersebut diuji keberartian (signifikansi) arah koefisien dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) yang diolah dengan bantuan Ms Excel.
b) Regresi Linear Ganda
Uji regresi linear ganda bertujuan untuk membuktikan ada atau tidak adanya hubungan fungsional atau kausal antara variabel bebas X1, X2, terhadap Y. Pengujian data dilakukan menghitung persamaan regresi linear. Persamaan regresi linear ganda dinyatakan dalam rumus :
(49)
H. Hipotesis Statistik.
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis I : Ho : ρy1 = 0
H1 : ρy1 ≠ 0 Hipotesis II : Ho : ρy2 = 0 H1 : ρy2 ≠ 0 Hipotesis III : Ho : ρy12 = 0 H1 : ρy12 ≠ 0
Keterangan :
Ho : Hipotesis Nol. H1 : Hipótesis Alternatif.
ρy1 : Koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) terhadap hasil belajar mata kuliah Power train (Y).
ρy2 : Koefisien korelasi antara Fungsi Multimedia Information Manager &
Service Information System (MIM & SIS) (X2) terhadap hasil belajar mata kuliah Power train (Y).
ρy12 : Koefisien korelasi secara bersama-sama antara motivasi belajar (X1), Fungsi Multimedia Information Manager & Service Information System (MIM & SIS) (X2) terhadap hasil belajar mata kuliah Power
(50)
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1. Ditemukan pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mata kuliah Power train.
Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin meningkat motivasi belajar mahasiswa, akan diiringi dengan meningkatnya hasil belajar mata kuliah Power train. Demikian pula sebaliknya, semakin menurun motivasi belajar mahasiswa, akan diiringi dengan menurunnya hasil belajar mata kuliah Power train. Hubungan kedua
variabel ini ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ = 21,59 + 0,53 X1 yang telah teruji linear dan signifikan.
Kekuatan hubungan korelasional antara variabel X1 dan Y ditunjukkan oleh koefisien korelasi r
1
yx sebesar 0,5777 dan koefisien determinasi KD = r
2
x 100 % = 33,37 %, sehingga kontribusi variabel X1 terhadap Y sebesar 33,37 %. Hal ini berarti bahwa 33,37 % variasi nilai hasil belajar mata kuliah Power train ditentukan oleh motivasi belajar mahasiswa, berdasarkan uji signifikansi antara X1 dan Y ditemukan bahwa t hitung > t tabel atau 5,88 > 1,65 dan berdasarkan uji regresi ditemukan bahwa F hitung > F tabel atau 134,268 > 3,09, hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa.
(51)
2 Ditemukan pengaruh yang positif dan signifikan antara fungsi MIM & SIS dengan hasil belajar mata kuliah Power train.
Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin baik fungsi MIM & SIS, akan diiringi dengan meningkatnya hasil belajar mata kuliah Power train. Demikian pula sebaliknya, semakin buruk fungsi MIM & SIS, akan diiringi dengan menurunnya hasil belajar mata kuliah Power train. Hubungan kedua variabel ini
ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ= 22,27 + 0,35 X2 yang telah teruji linear dan signifikan.
Kekuatan hubungan korelasional antara variabel X2 dan Y ditunjukkan
oleh koefisien korelasi ryx2 sebesar 0,5681 dan koefisien determinasi KD = r2 x 100 % = 0,3227, sehingga kontribusi variabel X2 terhadap Y sebesar
32,,27 %. Hal ini berarti 32,27 % variasi nilai Hasil belajar mata kuliah Power train
ditentukan ditentukan oleh fungsi MIM & SIS. Sementara itu berdasarkan uji signifikansi anatara fungsi MIM & SIS (X2) ditemukan bahwa t hitung > t tabel atau 7,04 > 1.65 dan berdasarkan uji regresi ditemukan bahwa F hitung > F tabel atau 61,268 > 3,09 hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara fungsi MIM & SIS dengan hasil hasil belajar power train mahasiswa.
3 Ditemukan pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dan fungsi MIM & SIS secara simultan dengan hasil belajar mata kuliah Power train.
Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin positif baik motivasi belajar mahasiswa maupun fungsi MIM & SIS , maka semakin tinggi pula hasil belajar mata
(52)
kuliah Power train. Sebaliknya semakin negatif motivasi belajar mahasiswa maupun fungsi MIM & SIS , maka semakin rendah pula hasil belajar mata kuliah Power train. Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ = 2,7566 - 0,4613 X1 + 0,4475 X2. Berdasarkan uji linearitas dan signifikansi persamaan tersebut telah teruji linear dan signifikan. Kekuatan hubungan ditunjukkan oleh koefisien korelasi multiple sebesar Ryx1x2 sebesar 0,619 sehingga koefisien determinannya 0,3832. Hal ini menunjukkan 38,32 % variasi yang terjadi pada hasil belajar mata kuliah Power train ditentukan secara bersama-sama oleh motivasi belajar mahasiswa dan fungsi MIM & SIS. Sementara itu berdasarkan berdasarkan uji signifikansi antara motivasi belajar (X1) dan fungsi MIM & SIS (X2) secara simultan terhadap hasil belajar (Y) ditemukan bahwa t hitung > t tabel atau 10,23 > 1,65 dan berdasarkan uji regresi ganda ditemukan bahwa F hitung > F tabel atau 134,6 > 3,09, hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar (X1) dan fungsi MIM & SIS (X2) secara simultan terhadap hasil belajar mahasiswa (Y). Walaupun diakui bahwa ada pengaruh yang positif dari kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (hasil belajar mata kuliah (Power train), namun hasil belajar mata kuliah Power train tidak semata-mata dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun tidak menjadi fokus dalam penelitian ini.
B. Implikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan korelasional dan signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dangan hasil belajar mata kuliah Power train dan
(53)
antara fungsi MIM & SIS dengan hasil belajar mata kuliah Power train serta secara bersama-sama antara motivasi belajar mahasiswa dan fungsi MIM & SIS terhadap hasil belajar mata kuliah Power train. Hal ini menegaskan bahwa sebagai komponen belajar, motivasi belajar dan fungsi MIM & SIS memiliki peranan besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar mata kuliah Power train.
Komponen motivasi belajar mahasiswa antara lain mampu mempengaruhi, menggerakkan, membangkitkan dan meningkatkan kreatifitas dan minat belajar mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki peranan yang cukup menentukan terhadap hasil belajar mata kuliah Power train. Motivasi belajar memberdayakan dan mengimplikasikan suatu potensi untuk maju dan berprestasi. Oleh karena itu setiap orang yang terlibat dalam kegiatan akademis, mulai dari pimpinan, staf pengajar/dosen dan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan dan pembelajaran harus selalu berusaha dengan segala upaya untuk memberikan stimulus dalam membangkitkan motivasi belajar para mahasiswa.
Multimedia Information Manager (MIM) & Service Information System (SIS)
merupakan sebuah laboratorium multimedia yang pada dasarnya mempunyai satu konsep dasar yaitu memanfaatkan teknologi komputer sebagai basis teknologi multimedia dalam pengembangan model media pengajaran. MIM & SIS sebagai sarana pembelajaran berbasis multimedia berpotensi untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain menyajikan materi dengan jelas juga lebih menghemat waktu belajar, lebih luwes, membuat apa yang dipelajari lebih tahan lama di ingatan juga mampu memberikan pengalaman lapangan yang sulit dilakukan tanpa media tersebut.
(54)
Pada pembelajaran MIM & SIS mahasiswa/user dapat memilih dan mengulang secara aktif pembelajaran yang diinginkan.
Dari beberapa pernyataan di atas, apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah penggunaan dari beberapa media untuk menyajikan informasi meliputi kombinasi teks, suara, grafik, animasi, gambar, video dan suara yang terintegrasi dan harmonis sehingga menghasilkan satu program pembelajaran yang sinergi untuk mencapai pembelajaran tertentu. Selain digunakan sebagai sarana penyampaian pembelajaran yang utuh, multimedia juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, misalnya memberikan penguatan maupun motivasi dan jika digunakan dengan semestinya komponen ini dapat menentukan kualitas penyampaian informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti diuraikan di atas, di bawah ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Hasil belajar mata kuliah Power train di Jurusan Otomotif Politeknik TEDC Bandung terindikasi rata-rata cukup mengisyaratkan perlunya diupayakan usaha-usaha guna meningkatkan hasil belajar mata kuliah Power train agar tercapai hasil belajar dengan predikat rata-rata memuaskan.
2. Peningkatan hasil belajar mata kuliah Power train dapat dilakukan dengan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, sehingga mahasiswa memiliki kapasitas daya juang yang memadai untuk meningkatkan hasil belajarnya.
(55)
3. Peningkatan hasil belajar mata kuliah Power train dapat dilakukan melalui peningkatan kedisiplinan menggunakan MIM & SIS dan kepatuhan terhadap aturan, norma atau etika yang berlaku, dalam pembelajaran dengan menggunakan fasilitas
MIM & SIS.
4. Peningkatan hasil belajar mata kuliah Power train dapat pula dilakukan melalui peningkatan kualitas laboratorium, perawatan laboratorium dan kebersihan laboratorium MIM & SIS sehingga situasi yang nyaman dan menyenangkan bagi mahasiswa/pengguna MIM & SIS dapat dicapai.
Dengan terujinya hubungan korelasional dan signifikan antara variable bebas dan variable terikat, maka hasil belajar mata kuliah Power train dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa , kualitas laboratorium, perawatan laboratorium dan kebersihan laboratorium MIM & SIS.
Peningkatan motivasi belajar mahasiswa dan fasilitas MIM & SIS dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu dengan meningkatkan conceptual skills, human skill
dan technical skill mulai dari pimpinan Politeknik, para dosen dan mahasiswa.
1. Peningkatan technical skill yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau teknik-teknik atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan serta teknik pengetahuan yang spesifik.
2. Peningkatan human skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan para dosen untuk bekerja sama secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerjasama dilingkungan kelompok yang dipimpinnya.
(56)
3. Peningkatan conceptual skills, yaitu melalui usaha peningkatan kemampuan seorang dosen dalam melihat motivasi belajar mahasiswa dan fasilitas MIM & SIS
sebagai satu kesatuan, dimana seorang dosen harus mengetahui bagaimana kondisi motivasi belajar dan fasilitas MIM & SIS dalam satu situasi pembelajaran dan mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas pembelajaran.
Peningkatan fungsi MIM & SIS dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut :
1. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Buat urutan prioritas pengembangan MIM & SIS yang ingin kita lakukan.
2. Buat jadwal kegiatan secara tertulis.
3. Lakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika perlu, jadwal tersebut dapat diubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
4. Berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah disusun. Sekali tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit untuk mengejar ketertinggalan.
Pengendalian/pengelolaan sarana & prasarana MIM & SIS agar dijaga kontinuitasnya dan kegiatan praktek tetap terjaga, dapat dilakukan melalui :
1. Mengatur tata letak alat dan fasilitas praktek sesuai tata urutannya.
2. Mengatur tata ruang bengkel sedemikian rupa agar proses praktek dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3. Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala, teliti dan cermat.
(57)
4. Senantiasa menyediakan suku cadang untuk mengantisipasi kalau ada kerusakan. 5. Menyediakan alat pengamanan.
Sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, seorang dosen dituntut untuk:
1. Mempunyai komitmen dalam proses belajar mengajar.
2. Menguasai dengan baik mata kuliah yang diajarkan serta cara mengajarkannya. 3. Bertanggungjawab dalam memantau hasil belajar mahasiswa.
4. Berpikir sistematis terhadap apa yang akan dilakukannya.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan, Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Anastasi, A. (1976). Psychological Testing, fourth edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Anwar Prabu Mangkunegara (2006) Evaluasi Kinerja SDM, Bandung, PT. Refika Aditama.
Arikunto Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988.
Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2007) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. (2007), Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Artikel Populer Ilmu Komputer.Com Copyright © 2003-2006 [Online], Tersedia:
http://www.ilmukomputer.com [16 Mei 2009]
Best, John W. (1983). Research in Education, Fourth Edition. New Delhi: Prentice-Hall of India.
Daryanto. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Davish, Ivor K. (1981). Instructional Technique. McGraw-Hill Book Company. Djamarah, Syaiful B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta: Usaha
Nasional.
Ghofur,Abdul. (2008), Strategi pembelajaran Inquiry, [Online].Tersedia: http://punx-pkp.blogspot.com, [11 Maret 2009].
(1)
3. Peningkatan conceptual skills, yaitu melalui usaha peningkatan kemampuan seorang dosen dalam melihat motivasi belajar mahasiswa dan fasilitas MIM & SIS sebagai satu kesatuan, dimana seorang dosen harus mengetahui bagaimana kondisi motivasi belajar dan fasilitas MIM & SIS dalam satu situasi pembelajaran dan mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas pembelajaran.
Peningkatan fungsi MIM & SIS dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut :
1. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Buat urutan prioritas pengembangan MIM & SIS yang ingin kita lakukan.
2. Buat jadwal kegiatan secara tertulis.
3. Lakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat, tetapi jangan terlalu kaku. Jika perlu, jadwal tersebut dapat diubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
4. Berusahalah untuk senantiasa disiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah disusun. Sekali tidak disiplin atau menunda kegiatan tersebut, akan sulit untuk mengejar ketertinggalan.
Pengendalian/pengelolaan sarana & prasarana MIM & SIS agar dijaga kontinuitasnya dan kegiatan praktek tetap terjaga, dapat dilakukan melalui :
1. Mengatur tata letak alat dan fasilitas praktek sesuai tata urutannya.
2. Mengatur tata ruang bengkel sedemikian rupa agar proses praktek dapat berjalan secara efektif dan efisien.
3. Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala, teliti dan cermat.
(2)
4. Senantiasa menyediakan suku cadang untuk mengantisipasi kalau ada kerusakan. 5. Menyediakan alat pengamanan.
Sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, seorang dosen dituntut untuk:
1. Mempunyai komitmen dalam proses belajar mengajar.
2. Menguasai dengan baik mata kuliah yang diajarkan serta cara mengajarkannya. 3. Bertanggungjawab dalam memantau hasil belajar mahasiswa.
4. Berpikir sistematis terhadap apa yang akan dilakukannya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan, Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Anastasi, A. (1976). Psychological Testing, fourth edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Anwar Prabu Mangkunegara (2006) Evaluasi Kinerja SDM, Bandung, PT. Refika Aditama.
Arikunto Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Kejuruan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988.
Arikunto, S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2007) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. (2007), Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Artikel Populer Ilmu Komputer.Com Copyright © 2003-2006 [Online], Tersedia:
http://www.ilmukomputer.com [16 Mei 2009]
Best, John W. (1983). Research in Education, Fourth Edition. New Delhi: Prentice-Hall of India.
Daryanto. (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Davish, Ivor K. (1981). Instructional Technique. McGraw-Hill Book Company. Djamarah, Syaiful B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Jakarta: Usaha
Nasional.
Ghofur,Abdul. (2008), Strategi pembelajaran Inquiry, [Online].Tersedia: http://punx-pkp.blogspot.com, [11 Maret 2009].
(4)
Gora, S.W. (2005), Membuat CD Multimedia Interaktif Untuk Bahan Ajar E-Learning, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Gunawan,Wawan. (2006), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Dalam Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Siswa SMA Pada Konsep Pencemaran, Tesis Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Bandung, tidak diterbitkan.
Hamalik,Oemar. (2007), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ivers and Baron. (2002), Multimedia Projects In Education Designing Producing and Assessing, New York: John Willey & Sons.
Joyce, Bruce & Weil,Marsha. (1986), Models of Teaching, Third Edition, New Jersey: Pretice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.
Marihot Tua Efendi Hariandja, (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Grasindo
Mathis, Robert L., and John H. Jackson, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih bahasa Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Mc.Clelland, David. (1996). Achievement Motivation, New York: Irvington: Publisher. Inc.
Mulyasa E, (2002), Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Muzaqi, Moh. (2004), Pengaruh Pendampingan Tutor Terhadap Motivasi Belajar Warga Belajar PKBM Taman Belajar Kecamatan Kenjeran Surabaya, Tesis
Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya 2004, [Online], Tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/muzaqiunair, [08 Februari 2009] Napitupulu,Maytha Morah. (2008) Menggunakan Multimedia Interaksif Berbasis
Inkuiri Pada Pembelajaran Konsep Mengidentifikasi Proses Produksi Pada Tumbuhan Dan Hewan Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa SMK Pertanian, Tesis Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Bandung, tidak diterbitkan.
Prantiya, (2008), Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi terhadap Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten
(5)
Klaten, Tesis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta-2008.[Online].Tersedia: http:// damandiri.or.id/file/prantiyaunmuhsolo, [08 Februari 2009]
Prijono S, Onny, (1996), Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan implementasi, Jakarta: CSIS.
Riduwan, (2008) Metode Dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta
Robin, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh, Klaten, PT. Intan Sejati Klaten.
Sagala,Syaiful. (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : CV. Alfabeta Saleh, Abdurrahman. (1982). Psikologi Umum dan Sosial. Jakarta: Dharma Bakti Sudarwan Danim,. (2003) Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif, Sinar Baru.
Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. (2007). Teknolog Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. (2008), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo
Sudjarwo, (1989), Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta : PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Sudrajat, 2008. “Teori-teori Motivasi”. [Online].Tersedia: www.wordpress.com
[11 Maret 2009]
Sugiyono. (2005). Metoda Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Susilana, Rudi & Riyana, Cepi (2008), Media Pembelajaran, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian, Bandung : CV Wacana Prima. Sutrisno,Joko. (2007), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Dalam Belajar Sains
Terhadap Motivasi Belajar Siswa, [Online].Tersedia:
(6)
Tangyong, A. F. (1996). Pengembangan Penddikan, Pelaksanaan Kurikulum 1994. Jurnal Ilmiah.Kajia Dikbud, (007), 39-70
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua), Jakarta, Balai Pustaka.
UPI, (2005), Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung
Usman, Husaini dan Akbar R.P.S. (2003). Pengantar Statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Veizal Rivai, (2006), Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
Yusrizal Fadli. (2008) Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Tesis Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Bandung, tidak diterbitkan.