ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG : Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi.

(1)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA

DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG (Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi)

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Hazis Sudian

0606071

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT

JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA

MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA

DI

MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Oleh Hazis Sudian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Hazis Sudian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. HAZIS SUDIAN

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUTAN MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA

DI MASNYARAKAT UJUNG BERUNG BANDUNG (Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi)

Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing 1,

Drs. Memen Durachman, M. Hum NIP 196603201991031004

Pembimbing 2,

Dr. Tedi Permadi, S.S, M.Hum NIP 197006242006041001

Diketahui

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Bahasa dan Seni


(4)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIP 197204031999031002


(5)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUTAN MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA

DI MASNYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG (Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi)

Hazis Sudian 0606071

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Analisis Legenda Dewi Bungur Sari, Opat Jawara Paledang, dan Buyut Kunta Malayang Jeung Buyut Kunta Palasara di Masyarakat Ujuberung Bandung (Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan fungsi). Ini ditalatar belakangi oleh asumsi peneliti bahwa cerita rakyat sudah mulai terlupaka dalam ke hidupan mayarakatnya. Cerita rakyat yang tersebar di masyarakat memiliki nilai penting bagi masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, peneliti ini bertolak dari 1) bagaimana struktur cerita DBS, OJP, dan BKMBKP ; 2) bagaimana konteks penceritaan cerita DBS, OJP, dan BKMBKP ; 3) bagaimana proses penciptaan cerita DBS, OJP, dan BKMBKP ; 4) bagaimana fungsi cerita DBS, OJP, dan BKMBKP.

Penelitian deskriptif yang dilakukan ini bersifat kualitatif. Penelitian ini merupakan interpretasi dari penelusuran struktur cerita yang meliputi alur, tokoh, dan latar; Konteks penuturan; proses penciptaan; dan fungsi. Dari pengkajian folklor, untuk memperoleh deskripsi beberapa permasalahan di atas. Dengan demikian, mendapatkan deskripsi struktur keseluruhan dari cerita yang dituturkan. Selain itu, dikaitkan pula dengan fungsi sosial bagi masyarakatnya.

Metode penelitian deskriptif analisis ini, dengan tahap pengumpulan data dan pengolahan data. Tahap pengumpulan data meliputi studi lapangan, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Sementara itu, pengolahan data meliputi identifikasi dan analisis data.

Berdasarkan hasil penelitian, analisis struktur cerita menghasilkan alur yang terwuju oleh adanya peristiwa sebab akibat. Tokoh cerita adalah manusia yang menggambarkan peperanan yang akan membawa malapetaka terhadap kehidupan oranglain (DBS), kepintaran/kecerdikan dalam meraih sesuatu (OJP), dan sikap yang digambarkan dalam menjalani hidup yaitu harus memiliki keberanian (BKMBKP). Dengan demikian, semua tokoh yang terdapat dalam cerita selalu saling berhubungan. Latar dalam cerita meliputi latar tempat, waktu, dan sosial. Latar berada di alam dunia. Pada umumnya latar yang terdapat dalam cerita masih dapat dijumpai sampai saat ini.


(6)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis konteks meliputi pada aspek penutur cerita, kesempatan brcerita, dan hubungan bercerita dengan lingkungannya. Penutur cerita diprioritaskan kepada yang lebih tua usianya. Kesempatan becerita tidak dibatasi, hubungan cerita dengan lingkungannya dapat terlihat dari latar sekitar mayarakat Ujungberung yang sekarang masih dapat dijumpai. Penelitian ini pun meliputi analisis fungsi sosial, sehingga cerita berperan serta dalam kehidupan masyarakatnya.


(7)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.5 Definisi Operasional ...8

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Ciri-ciri Folklor dan Sastra Lisan ...10

2.2 Pengertian Legenda ...14

2.2.1 Ciri-ciri Legenda ...15

2.2.2 Jenis-jenis Legenda ...16

2.3 Struktur Cerita Rakyat ...18

2.3.1 Alur ...19

2.3.2 Tokoh ...19


(8)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4 Konteks Penuturan ...20

2.4.1 Penutur Cerita ...21

2.4.2 Kesempatan Bercerita ...22

2.4.3 Tujuan Bercerita ...23

2.4.4 Hubungan Cerita dengan Lingkungannya ...24

2.5 Proses Penciptaan ...24

2.6 Fungsi Sosial ...25

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...28

3.2 Objek Penelitian ...28

3.3 Intrumen Penelitian ...29

3.4 Sumber Data ...30

3.5 Prosedur Penelitian ...31

3.5.1 Pengumpulan Data ...31

3.5.2 Pengolahan Data ...32

3.5.3 Teknik Penganalisisan Data ...33

BAB 4 LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA ANALISIS STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI 4.1 Analisis Struktur Legenda Dewi bungur Sari ...35

4.1.1 Transkripsi Legenda Dewi Bungur Sari ...35


(9)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.3 Analisis Struktur ...43

4.1.3.1 Analisis Alur ...43

4.1.3.2 Analisis Tokoh ...50

4.1.3.3 Analisis Latar ...57

4.1.3.3.1 Latar Tempat ...57

4.1.3.3.2 Latar Waktu ...65

4.1.4 Analisis Konteks Penuturan ...66

4.1.5 Analisis Proses Penciptaan ...68

4.1.6 Analisis Fungsi ...70

4.2 Analisis Struktur Legenda Opat Jawara Palѐdang ...71

4.2.1 Transkripsi Legenda Opat Jawara Palѐdang ...71

4.2.2 Terjemahan Legenda Opat Jawara Palѐdang ...74

4.2.3 Analisis Struktur ...77

4.2.3.1 Analisis Alur ...77

4.2.3.2 Analisis Tokoh ...83

4.2.3.3 Analisis Latar ...91

4.2.3.3.1 Latar Tempat ...91

4.2.3.3.2 Latar Waktu ...96

4.2.4 Analisis Konteks Penuturan ...97

4.2.5 Analisis Proses Penciptaan ...99

4.2.6 Analisis Fungsi ...99


(10)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Buyut Kunta Pala ...100

4.3.1 Transkripsi Legenda Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara ...100

4.3.2 Terjemahan Legenda Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara ...104

4.3.3 Analisis Struktur ...107

4.3.3.1 Analisis Alur ...107

4.3.3.2 Analisis Tokoh ...116

4.3.3.3 Analisis Latar ...121

4.3.3.3.1 Latar Tempat ...121

4.3.3.3.2 Latar Waktu ...125

4.3.3 Analisis Konteks Penceritaan ...126

4.3.4 Analisis Proses Penciptaan ...128

4.3.5 Analisis Fungsi ...129

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...131

5.2 Saran ...134

DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP


(11)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Informan ...30 Bagan Alur Legenda Dewi Bungur Sari ...49 Bagan Alur Legenda Opat Jawara Paledang ...82 Bagan Alur Legenda Buyut Kunta Manglayang jeung


(12)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan ini sebagai ciri pengenal dan pembeda dengan kebudayaan bangsa lainnya, dan sebagai pembeda suku-suku bangsa sendiri. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas kebudayaan tersendiri. Selain bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat yang menjadi simbol kebudayaan daerah, juga tentang sejarah dirinya sendiri merupakan dasar untuk timbulnya kesadaran tentang identitas diri. kebudayaan tersebut yang dicerminkan kedalam keindahan misalnya dalam kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan dan organisasi kenegaraan. Adapun peninggalan-peninggalan itu dapat berwujud ide, aktivitas, dan benda-benda yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat, (2009:150). Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide atau gagasan seperti nilai-nilai norma, peraturan dan sebagainya, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, sedangkan wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Kebudayaan pun jelas memiliki suatu kekhasann bentuk dalam wujud kebudayaan, maka folklor menurut Danandjaja, (2007:22). Jelasnya dalam kelompok ilmu folklor, foklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan lisan. Folklor lisan iyaitu folklor yang bentuknya memang murni lisan seperti bahasa rakyat, ungkapan tradisional, puisi rakyat, dan lain-lain. Folklor sebagian lisan


(13)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti kepercayaan rakyat dan permainan rakyat. Folklor bukan lisan dalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Mempunyai dua bentuk, yakni yang material dan yang bukan material. Foklor yang berbentuk materian material rumash asli daerah dan bentuk lubung padi, sedangkan yang bukan material seperti gerakan isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat, dan musik rakyat

Di antaranya banyak peninggalan tersebut sastra lisan pada masyarakat lalu lebih menonjol, sastra lisan yang berkembang di masyarakat. Keberadaan sastra lisan ini tidak dapat diabaikan begitu saja sebab sastra lisan merupakan bagian dari keseluruhan kehidupan sastra (Rusyana, 1978: 1). Jelasnya sebagaimana dikemukakan oleh Hutomo (1991:1), sastra lisan merupakan tradisi sastra yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan (dari mulut ke mulut). Studi sastra lisan merupakan hal penting bagi para peneliti sastra yang ingin memahami peristiwa perkembangan sastra, asal mula dan timbulnya genre sastra, serta penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Sastra lisan yang berkembang di Jawa Barat, misalnya cerita rakyat si Kabayan, Lutung Kasarung, Nyi Rambut Kasih, Gunung Tangkuban Parahu, Legenda Prabu Siliwangi, prasasti Tarumanegara, carita Galuh, dan lain-lain.

Sastra lisan merupakan bagian dari pada folklor, yaitu merupakan bagian dari persediaan cerita yang telah lama hidup dalam tradisi suatu masyarakat (Rusyana, 1987:1). Pada hakikatnya, folklor dalam masyarakat sangan erat


(14)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaitannya. Mengingat dari sifat folklor sendiri yang tradisional, maka bentuk penyebarannya pun disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut, dari satu generasi-kegenerasi berikutnya dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.

Cerita rakyat merupakan salah satu tradisi lisan yang sangat dekat dengan masyarakat penuturnya. Mucculloh (dalam Maryanti, 2011:1) mendefinisikan bahwa cerita rakyat adalah bentuk tertua dari sastra romantik dan imajinatif, fiksi tak tertulis dari manusia masa lampau dan manusia primitif di semua belahan dunia.

Cerita rakyat dapat digolonkan menjadin tiga golongan besar mite, legenda, dan dongeng Bascom (dalam Danandjaja, 2007:50). Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral.

Akan tetapi, pada saat ini perhatian masyarakat terhadap kesusastraan lisan sudah sangat berkurang. Seperti di daerah Ujungberung yang mengetahui cerita rakyat itu sendiri sudah sangat sulit di temukan. Padahal cerita rakyat memberikan peranan yang sangat besar untuk massyarakat, misalnya dalam hal pengajaran dan penghiburan. Cerita rakyat akan tetap terjaga jika diturunkan dan dipelihara oleh masyarakat penuturnya dan lembaga-lembaga yang mengatur kebudayan itu sendiri.


(15)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa cerita rakyat yang masih ada adalah, cerita rakyat berupa legenda “Dewi Bungur Sari” (DBS), ”Opat Jawara Paledang” (OJP), dan ”Buyut

Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara” (BKMBKP). Legenda DBS ini

mengisahkan seorang perempuan yang bernama Dewi Bungur Sari yang sedang mencari suaminya ke daerah Ujungberung, suami Dewi Bungur Sari yang lari dari peperangan, perang dengan Untung Surapati. Legenda OJP juga mengisahkan empat orang jawara yang memiliki kesaktian/keahlian yang berbeda-beda, Kasniah seorang penjaga makam, Kasyiam ahli kesenian, Nurhasim kuat dengan dengan senjata tajam, dan Ki Jahani maledang. Empat jawara tersebut diam-diam menyukai ratu Sunda. Sedangkan Legenda BKMBKP mengisahkan kekhawatiran saudara kandung dari kerajaan sunda yang mendengar suami dari adiknya yaitu ratu Sunda kalah dari peperangan dan meninggal, Buyut Kunta Manglayang bersama Buyut Kunta Palasara mencari tahu keadaan ratu Sunda karena khawatir setelah ditinggal meninggal oleh suaminya. Masyarakat Ujungberung memandang ke tiga cerita tersebut bukan hanya sekedar cerita, banyak misteri yang mengelilingi cerita ini yang masih belum terkuak. Tidak banyak lagi yang dapat menceritakan cerita sebagai struktur cerita secara utuh tidak diketahui.

Adapun tiga Legenda ini DBS, OJP, dan BKMBKP yang diteliti ini termasuk jenis sastra lisan yang berupa Legenda. Legenda DBS, OJP, dan BKMBKP yang hidup di masyarakat Ujungberung khususnya masyarakat Desa Pasir Jati, ini tidak dibatasi kapan bisa diceritakan dan kepada siapa saja yang mau mendengar atau mengetahuinya. bagaimana struktur cerita lisan, Serta melihat Cerita ini kurang mendapat perhatian, bahkan hampir tidak ada yang mengetahui.


(16)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagian besar masyarakat Ujungberung tidak mengetahui ceritra/legenda DBS, OJP, dan BKMBKP sehingga konteks cerita dalam kaitannya dengan masyarakat pendukungnya tidak diketahui.

Banyak orang yang melupakan Legenda DBS, OJP, dan BKMBKP, seiring berkurangnya orang-orang tua yang mengetahui ceritanya, yang sudah meninggal. Sementara itu, transfer cerita ini tanpa disadari kurang dari sempurna karena keterbatasan dari penutur-penutur sebelumnya. Pewarisan cerita yang tidak tersetruktur sehingga proses penciptaan legenda DBS, OJP, dan BKMBKP tidak diketahui secara fasti. Sebagian masyarakat pun mengetahui tentang cerita tersebut. Akan tetapi, tidak selengkap orang yang mewarisi cerita tersebut. Adapun terkait dengan setruktur, konteks cerita, dan pewarisan cerita yang tidak terstruktur. Sehingga fungsi legenda DBS,OJP, dan BKMBKP pada masyarakat pandangan menjadi tidak jelas.

Berdasarkan studi pustaka “DBS”, “OJP”, dan “BKMBKP” belum pernah diteliti, Penelitian sastra lisan dengan objek penelitian serupa legenda diantaranya adalah penelitian Dwiastuti (2010) yang berjudul Legenda Nyi Jerah Jadi Ratu Buaya. Dalam penelitiannya Dweastuti berhasil meneliti aspek struktur, konteks

Penceritaan, dan fungsi cerita. Sedangkan dalam konteks Penceritaan meliputi penutur cerita, kesempatan bercerita, tujuan bercerita, dan hubungan cerita dengan lingkungannya.

Tidak jauh berbeda dengan cerita Nyi Jerah Jadi Ratu Buaya yang terdapat di Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Dwiastuti, kepercayaan bahwa gadis yang akan menikah tidak boleh mandi


(17)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di sungai Ciujung apalagi menjulurkan kakinya ke dalam sungai menjadikan

cerita ini berfungsi sebagai pengesahan kebudayaan. Selain berfungsi sebagai

pengesahan kebudayaan, fungsi lain Legenda Nyi Jerah Jadi Ratu Buaya adalah

sebagai sistem proyeksi, alat pendidikan dan hiburan. Penelitian ini tidak jauh

berbeda dengan yang akan peneliti lakukan pada legenda “DBS, OJP, dan BKMBKP”.

Selain itu, ada pula penelitin sastra lisan dengan objek serupa dan

penelitian serupa lainnya yaitu Legenda Kuwu Bintangun Cintaraja (LKBC) oleh

Yang M (2009). Dalam penelitiannya berhasil menganalisis aspek struktur,

konteks, dan fungsi pada masyarakat Cintaraja Singaparna Tasikmalaya. Dalam

sekripsinya Yang M meneliti LKBC ini tergolong kedalam jenis legenda

perseorangan, Karena dibuktikan dengan isi yang mengisahkan seorang pemimpin

yang sangat luar biasa dan ilmu yang luar biasa. Dengan Kepemimpinannya,

mendapat bintang penghargaan dari pemerintah penjajah.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang menjadi objek kajian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur cerita DBS, OJP, dan BKMBKP? 2. Bagaimana konteks cerita DBS, OJP, dan BKMBKP?

3. Bagaimana proses penciptaan cerita DBS, OJP, dan BKMBKP? 4. Bagaimana fungsi cerita DBS, OJP, dan BKMBKP?


(18)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu `1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan struktur cerita DBS, OJP, dan BKMBKP.

2. Mendeskripsikan konteks penuturan cerita DBS,OJP, dan BKMBKP. 3. Mendeskripsikan proses penciptraan cerita DBS, OJP, dan BKMBKP. 4. Fungsi cerita DBS, OJP, dan BKMBKP pada masyarakat ujung

berung. 1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan keilmuan, khususnya di bidang sastra. Hasil penellitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ke dalam dua bagian, yaitu:

 Manfaat Teoretis

Bagi dunia pendidikan penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan dan informasi yang berhubungan dengan bidang kesusastraan Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengajaran sastra lisan. Bagi kesusastraan, selain manfaat itu, ada manfaat lainnya yang bisa kita ambil, yaitu untuk memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi para peneliti, terutama mengenai sastra lisan, yaitu cerita Legenda jenis lainnya.

 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sastra lisan, serta untuk memperoleh pengalaman dalam menganalisis


(19)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur cerita, konteks penceritaan, dan fungsi cerita. Selain itu, bermanfaat bagi masyarakat sendiri supaya cerita-cerita pada masyarakat tidak hilang begitu saja.

2. Bagi pembaca, dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai sastra lisan mengenai legenda DBS, OJP, dan BKMBKP dan mendapatkan pengajaran yang sangat berharga. Dengan demikian, cerita ini dapat diwariskan kembali kepada generasi berikutnya.

1.5 Definisi Operasional

Dalam penelitian ada definisi operasional, agar tidak terjadi perbedaan pemahaman dan penafsiran. Untuk menghindari kesalahan interpretasi, peneliti membuat definisi operasional, bagian ini beberapa istilah penulis definisikan sesuai dengan konteks penelitian yang akan dilakukan.

 Dewi Bungur Sari adalah seorang Ratu Sunda yang sedang mencari suaminya yang hilang dari peperangan.

 Ki Buyut yaitu seseorang pengembala yang membantu Dewi Bungur Sari mencari suaminya.

 Ki Kasniah, sosok yang dipercaya menjadi penjaga makam mewakili Buyut Rongge.

 Ki Kasyiam, tokoh yang memiliki keahlian dalam kesenian di Ujungberung.

 Ki Nurhasim, tokoh yang terkenal kesaktiannya dan kekuatan akan benda tajam.


(20)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Ki Jahani, tokoh yang sangat panday membuat perkakas daput.

 Buyut Kunta Manglayang dan Buyut Kunta palasara, dua toko dari kerajaan Sunda yang mencari adiknya Dewi Bungur Sari.

 Analisis struktur adalah langkah kerja membedah struktur intern cerita, yaitu berkaitan dengan alur, fungsi utama, tokoh. dan latar.

 Analisis konteks adalah langkah kerja membedah segala yang berkaitan dengan siapa penutur.

 Analisis proses penciptaan mengungkapkan bagai mana cerita berkembang di masyarakatnya.

 Analisis fungsi adalah langkah kerja untuk mengetahui pengaruh cerita dengan lingkungan sosial masyarakat.


(21)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yang dimaksud bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu atau kelompok tertentu, keadaan, gejala, atau untuk menentukan frekuensi dan penyebaran suatu gejala serta frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain di masyarakat (Ismawati, 2011:38).

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena cerita dan masyarakatnya. Proses ini dilanjutkan dengan menarik kesimpulan karena penelitian ini sangat erat hubungannya dengan masyarakat dan banyak melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan, serta bisa juga melibatkan bebagai unsur, sehingga penelitian akan bertumpu pada sumber-sumber lisan dan tertulis.

3.2 Objek Penelitian

Aasal-usul tiga cerita/Legenda DBS, OJP, dan BKMBKP dari tiga informan terpilih yang berada di Kecamatan Ujungberung. Dari ketiga legenda tersebut ditemukan adanya keterkaitan antara legenda ke satu, legenda ke duan, dan legenda ke tiga. Legenda pertama, menceritakan tentang ratu sudan Dewi


(22)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bungur Sari yang ditinggal oleh suaminya yang kalah dari peperangan, legenda dua setelah menetap di Ujungberung kampung Maruyung Ratu Sunda yang merubah namanya menjadi Maruyung kecantikannya mengundang empat jawara Paledang mendekatinya, sedangkan legenda ketiga, dua Buyut yang khawatir terhadap Ratu Sunda langsung menyusul ke Ujungberung dan berniat membalas kematian suami dari Ratu Sunda. Walaupun isi cerita yang mereka kisahkan itu berbeda, tetapi ketiga pencerita percaya bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi dan telah ada beberapa tahun lalu atau sebelum mereka dilahirkan.

Dalam penulusuran pencarian bahan cerita rakyat penulis banyak menemukan hambatan selama berada di lapangan. Ternyata sangat sulit untuk mencari narasumber yang benar-benar mengetahui cerita rakyat di daerah Ujungberung karena kebanyakan masyarakat Ujungberung sendiri sudah banyak dipadati masyarakat pendatang dan tidak mengetahui cerita rakyat di daerah Ujungberung sendiri.

3.3Instrumen Penelitian

Dalam penelitian yang bersipat kualitatif, Dalam konteks ini hasil dari observasi, partisipasi, dan wawancara, peneliti mendapatkan gambaran yang mendekati kenyataan. Adapun intrumen tambahan yang digunakan oleh peneliti, yaitu lembar catatan lapangngan yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan konteks penceritaan cerita dan fungsi cerita di masyarakat. Selain itu, menggunakan alat perekam, telepon genggam (hape), untuk merekam saat informan berbicara.


(23)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4 Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif sumber utama sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Bogdan dan Taylor dalam (Ismawati, 2011:10).

Sumber data diperoleh dalam bentuk cerita lisan dari beberapa narasumber melalui wawancara dan pengamatan, berhubungan langsung dengan objek penelitian yang memiliki pengetahuan luas mengenai berbagai sektor dalam masyarakat, dan yang mempunyai kemampuan untuk menginformasikan tentang sektor-sektor masyarakat atau unsur-unsur kebudayaan yang ingin kita ketahui. Sumber data Legenda DBS, OJP, BKMBKP yang lengkap peneliti dapatkan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Data Informan No Nama

informan

Tempat/Tgl lahir

Pendidikan Jabatan Alamat 1. Dade

Ruspendi, S. Pdi

Bandung 19 Okteber 1964

S1 - Ketua

yayasan - Ketua lingkung seni girimalela - Wailkil ketua kandaga sunda. Jl. Paledang RT 03/06 No.114 Ujungberung Bandung


(24)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Andi

Rustandi

Bandung 28 Agustus 1936

- - jl. Paledang

RT 03/06 Ujuberung Bandung

3. Enceng Suherman

Bandung 12 Februari 1947

- - Jl. Sukagalih

RT 01/06 Ujunberung Bandung

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan tahap demi tahap dalam pengkajian secara sederhana penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan hasil penelitian.

3.5.1 Pengumpulan Data

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, partisipasi, wawancara, dan studi pustaka.

Observasi merupakan salah satu teknik yang peneliti lakukan untuk mencapai tujuan, yakni dengan cara mengamati objek penelitian dan seluruh faktor yang menyertai dan mempengaruhi objek. Data primer ini juga dapat diperoleh rangka mengumpulkan data dan dimaksudkan untuk melihat secara


(25)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langsung aspek-aspek di luar konteks penelitian. Disini peneliti mencatat segala hal yang ada dan mungkin saja berpengaruh terhadap data dan analisis.

Teknik wawancara juga dilakukan untuk memperoleh data dari narasumber. Bertujuan untuk menggali data yang sedalam-dalamnya dan selengkap-lengkapnya. Sebelum melakukan teknik ini, peneliti menyiapkan daftar pertanyaan wawancara untuk mengambil data yang penting agar tidak terlupakan serta lebih terarah.

Data juga diperoleh dari pengalaman personal peneliti yang pada masa kecilnya pernah mendengar legenda DBS, OJP, BKMBKP. Akan tetapi, data ini bersifat sekunder.

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari literatur yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian. Studi pustaka yang dilakukan pada awal penelitian menjadi bekal sebelum peneliti terjun ke lapangan dan melakukan proses penelitian selanjutnya. Dari hasil studi pustaka, peneliti memperoleh contoh penelitian yang membantu tentang konsep-konsep, metode-metode, dan teori-teori yang dapat memperluas analisis.

3.5.2 Pengolahan Data

Setelah data-data diperoleh, hasil rekaman kemudian ditranskrip, sehingga dari data bahasa lisan menjadi ke dalam tulisan. Kemudian, setelah ditranskrip data dialihbahasakan atau diterjemahkan dari Bahasa Sunda ke Bahasa Indonesia.


(26)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah itu, penulis mengelompokan data utama yang diperoleh dari penutur cerita, dan tambahan diperoleh dari informal serta masyarakat sekitar. Setelah ditranskrip dan transliterasi, kemudian dianalisis dan dilakukan pendeskripsian satuan-satuan struktur. Data yang telah ada dianalisis dari aspek struktur, kemudian dilihat hubungan-hubungannya dengan konteks, proses penciptaan dan fungsi.

3.5.3 Teknik Penganalisisan Data

Dalam teknik penganlisis data ini peneliti akan menyajikan hasil analisis dari data yang diteliti, yakni legenda DBS, OJP, dan BKMBKP ditinjau dari segi Struktur, Proses Penciptaan, Konteks Penuturan, dan Fungsi. Penganalisisan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teori.

a. Analisis struktur

Struktur mengacu pada teori Todorov (1985: 11) dan Endraswara (dalam Maryanti, 2011: 23), struktur merupakan konsep dasar dalam menganalisis sebuah karya sastra. Karya sastra yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karya sastra bercorak cerita rakyat yang di dalamnya memuat teks cerita.

b. Analisis konteks penceritaan

Konteks pencerita menggambarkan lingkungan dan situasi pencerita. Merupakan pembahasan mengenai unsur penuturan cerita, kesempatan bercerita, tujuan bercerita, dan hubungan cerita dengan lingkungannya.


(27)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian analisis ini dapat digambarkan mengenai apa yang diharapkan oleh pencerita dan pendengar.

c. Analisis proses penciptaan

Proses penciptaan, meliputi lingkungan sebuah karya yang tidak terlepas dari sebuah fenomena yang melatarinya seperti fenomena alam dan fenomena sosial.

d. Analisis fungsi

Melihat bagaimana legenda DBS, OJP, dan BKMBKP diperlakukan oleh masyarakatnya dan mempunyai ciri tersendiri, hal itu tergantung kedalam corah hidup masyarakat berkenaan dengan pandangan hidup. Sebab fungsi dalam tradisi lisan oleh masyarat dinggap berguanan bagi kehidupan.


(28)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara merupakan cerita rakyat yang hidup di Masyarakat Ujunberung. Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dikatagorikan sebagai legenda. Pengkatagorian tersebut berdasarkan ciri-ciri dalam Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara, baik itu dalam hal alur, tokoh, maupun latarnya serta penerimaan masyarakat terhadap cerita tersebut. berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan.

a. Struktur Cerita

Struktur cerita Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan

Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dari tiga legenda dalam

segi alur, tampak bahwa yang menggerakkan cerita yang satu dengan yang

lainnya berbeda-beda. Hal ini tampak pada legeda Legenda Dѐwi Bungur Sari

karna peperangan yang mengakibatkan suami Dѐwi Bungur Sari meninggal. Sedangkan dalam Legenda Opat Jawara palѐdang karna kecantikan yang di mikiki oleh Dѐwi Bungur Sari yang mengundang para lelaki untuk meminangnya. Dan dalam Legenda Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara sikap


(29)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Radѐn Anggadireja yang takuta akan kekutan kerajan Mataram dan tidak mengharapkan peperangan dengan Mataram ada.

Dari segi tokoh, Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara umumnya ditokohi manusia biasa.

Dari segi latar, latar yang terdapat dalam Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara tersebut dibedakan menjadi latar tempat dan latar waktu. Latar temapat pada cerita ini banyak digambarkan di daerah berlangsungnya cerita yaitu seperti di hutan perkampungan

Latar waktu ada yang disebutkan frase jaman dulu dan sebagian lagi tidak jelah kapan terjadinya yang pati pada jaman lampau penyebutan latar waktu yang tidak eksplisit itu tampaknya digunakan pencerita untuk menegaskan bahwa ini terjadi pada zaman dahulu.

b. Konteks Penceritaan

Konteks Penceritaan meliputi penutur cerita, kesempatan bercerita, tujuan bercerita, dan hubungan cerita dengan lingkungannya. Penutur cerita adalah orang yang dilahirkan dan dibesarkan di Kecamatan Ujuberung Kota Bandung. Penutur cerita kebanyakan mengetahui cerita dari keturunannya, baik bapaknya atau siapa saja yang masih mempunyai kekerabatan keluarga.


(30)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesempatan bercerita, biasanya dalam waktu yang tidak terikat. Artinya, tidak ada waktu khusus, penutur dapat dengan bebas menceritakan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara kapan pun saja. Tidak ada larangan untuk menceritakan.

Tujuan bercerita secara umum adalah agar tidak musnah apabila para penutur telah tiada, sehingga cerita ini dituturkan kepada siapa saja yang ingin mengetahui, ataupun kepada penerus dari keturunannya, serta agar anak cucunya mengetahui asal-usul Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara.

Hubungan cerita dengan lingkungannya umumnya masyarakat Ujungberung dan sekitarnya mempercayai apabila nama-nama tempat yang tergambar dalam cerita benar adanya dan serta tempat-tempat yang dikeramatkan di jaga sampai saat ini.

c. Proses Penciptaan

Proses penciptaan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara pada umumnya didasari oleh skema yang dimiliki para penutur. Skema itu diperoleh melalui tuturan cerita tersebut dari generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan generasi sebelumnya selalu memperingatkan kepada anak cucu. Kemudian didengarlah cerita tentang Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara , yang sampai akhirnya mendasar dari pembendaharaan memori para penutur.


(31)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Fungsi

Melalui cerita ini masyarakat Ujuberung mempercayai keberadaan

Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta

Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara , hal itu ditandai dengan adanya

nama-nama tempat yang berada di wilayah Ujungberung. fungsi lain Legenda Dѐwi

Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara adalah sebagai sistem proyeksi, alat pendidikan dan hiburan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini mengajukan beberapan saran. Saran-saran tersebut diantaranya sebagai berikut.

Pertama, saat ini informasi mengenai Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat

Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara di

masyarakat Ujungberung sudang jarang yang menceritakan cerita tersebut secara utuh, karena pada hari lebaran tergantikan akan pembagian THR yang sering di lakukan dan banyaknya pendatang yang masuk ke wilayang Ujungberung. Oleh karena itu, penelitian Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dapat dijadikan sebagai dorongan terhadap munculnya penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara, khususnya di daerah-daerah yang belum terekspose sebelumnya, sehingga informasi mengenai cerita rakyat yang


(32)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saling berkaitan dapat lebih kaya dan beragam sesuai dengan daerah masing-masing.

Kedua, hasil penelitian Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dapat dijadikan sebagai dokumentasi sekaligus inventarisasi cerita, yang akan tetap terjaga sapai kapanpun sehingga anak cucu kita akan tetap mengetahu tentang Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian cerita sebelum benar-benar hilang atau punah untuk kemudian dapat diteruskan atau dipelajari oleh generasi-generasi.


(33)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Danandjaja, J. 2007. Foklor Indonesia: Ilmi Gosip, Dongeng, dll. Jakarta: Grafitipers.

Hutomo, S. S. 1991. Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, HISKI-Komisariat Jawa Timur.

Koentjaraningrat. 2009. Pengatar Ilmu Antropologi Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1981. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Maryanti, S. 2011. Carita Maung Panjalu: Struktur, Konteks penuturan, Proses penciptaan, dan Fungsi. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Taum, Y.Y. 2011. Setudi Sastra Lisan (Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Contoh Penerapannya). Yogyakarta: Penerbit Lamalera.

Geertz, C. 2003. Pengetahuan Lokal (Esai-esai Lanjutan Antropologi Interpretasif). Yogyakarta: Merapi Rumah penerbitan

Ismawati, E. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sasatra. Surakarta: Yuma Pustaka.

Rusyana, dkk. 2000. Prosa Tradisional: Pengertian, Klasifikasi, dan Teks. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional.

Rusyana, dkk. 1978. Sastra Lisan Sunda (Cerita Karuhun, Kajajaden, dan Dedemit). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional.

Todorov, T. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Harini, Y.N.S. 2009. Kajian Setruktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses Penciptaan Cerita Nini Anteh Di Kotamadiya dan Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yang M, Y. 209. Legenda Kuwu Bintang Cintaraja di Masyarakat Cintaraja Singaparna Tasik malaya (Analisis Setruktur, Konteks, dan Fungsi). Skripsi Sarjana Pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(34)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Badrun,A. 2003. “Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Jakarta: UI (Distertasi).

Dwiastuti, R. 2010. Legenda Nyi Jerah Jadi Ratu Buaya dari Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang (analisis Struktur, Konteks Penceritaan, Proses Penciptaan, dan Fungsi). Skripsi Sarjana Pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984: Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick Hartoko). Jakarta: PT. Gramedia..

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan (diterjemahkan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Finnegan, R. 1992. Oral Tradition and The Verbal Art. A Guide ro Reseach and Practices. London dan New York: Routledge.

Untania, Ratna Manikan. 1991. Bahasa sastra, budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Endraswara, S. 2011. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Metode, Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service (CAPS).

Aminudin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


(1)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Radѐn Anggadireja yang takuta akan kekutan kerajan Mataram dan tidak

mengharapkan peperangan dengan Mataram ada.

Dari segi tokoh, Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara umumnya ditokohi manusia biasa.

Dari segi latar, latar yang terdapat dalam Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara tersebut dibedakan menjadi latar tempat dan latar waktu. Latar temapat pada cerita ini banyak digambarkan di daerah berlangsungnya cerita yaitu seperti di hutan perkampungan

Latar waktu ada yang disebutkan frase jaman dulu dan sebagian lagi tidak jelah kapan terjadinya yang pati pada jaman lampau penyebutan latar waktu yang tidak eksplisit itu tampaknya digunakan pencerita untuk menegaskan bahwa ini terjadi pada zaman dahulu.

b. Konteks Penceritaan

Konteks Penceritaan meliputi penutur cerita, kesempatan bercerita, tujuan bercerita, dan hubungan cerita dengan lingkungannya. Penutur cerita adalah orang yang dilahirkan dan dibesarkan di Kecamatan Ujuberung Kota Bandung. Penutur cerita kebanyakan mengetahui cerita dari keturunannya, baik bapaknya atau siapa saja yang masih mempunyai kekerabatan keluarga.


(2)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesempatan bercerita, biasanya dalam waktu yang tidak terikat. Artinya, tidak ada waktu khusus, penutur dapat dengan bebas menceritakan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara kapan pun saja. Tidak ada larangan untuk menceritakan.

Tujuan bercerita secara umum adalah agar tidak musnah apabila para penutur telah tiada, sehingga cerita ini dituturkan kepada siapa saja yang ingin mengetahui, ataupun kepada penerus dari keturunannya, serta agar anak cucunya mengetahui asal-usul Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara.

Hubungan cerita dengan lingkungannya umumnya masyarakat Ujungberung dan sekitarnya mempercayai apabila nama-nama tempat yang tergambar dalam cerita benar adanya dan serta tempat-tempat yang dikeramatkan di jaga sampai saat ini.

c. Proses Penciptaan

Proses penciptaan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara pada umumnya didasari oleh skema yang dimiliki para penutur. Skema itu diperoleh melalui tuturan cerita tersebut dari generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan generasi sebelumnya selalu memperingatkan kepada anak cucu. Kemudian didengarlah cerita tentang Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara , yang sampai akhirnya mendasar dari pembendaharaan memori para penutur.


(3)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Fungsi

Melalui cerita ini masyarakat Ujuberung mempercayai keberadaan

Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara , hal itu ditandai dengan adanya nama-nama tempat yang berada di wilayah Ujungberung. fungsi lain Legenda Dѐwi

Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara adalah sebagai sistem proyeksi, alat pendidikan dan hiburan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini mengajukan beberapan saran. Saran-saran tersebut diantaranya sebagai berikut.

Pertama, saat ini informasi mengenai Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara di masyarakat Ujungberung sudang jarang yang menceritakan cerita tersebut secara utuh, karena pada hari lebaran tergantikan akan pembagian THR yang sering di lakukan dan banyaknya pendatang yang masuk ke wilayang Ujungberung. Oleh karena itu, penelitian Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dapat dijadikan sebagai dorongan terhadap munculnya penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara, khususnya di daerah-daerah yang belum terekspose sebelumnya, sehingga informasi mengenai cerita rakyat yang


(4)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saling berkaitan dapat lebih kaya dan beragam sesuai dengan daerah masing-masing.

Kedua, hasil penelitian Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara dapat dijadikan sebagai dokumentasi sekaligus inventarisasi cerita, yang akan tetap terjaga sapai kapanpun sehingga anak cucu kita akan tetap mengetahu tentang Legenda Dѐwi Bungur Sari, Opat Jawara palѐdang, dan Buyut Kunta Manglayang jeung Buyut Kunta Palasara. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian cerita sebelum benar-benar hilang atau punah untuk kemudian dapat diteruskan atau dipelajari oleh generasi-generasi.


(5)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Danandjaja, J. 2007. Foklor Indonesia: Ilmi Gosip, Dongeng, dll. Jakarta: Grafitipers.

Hutomo, S. S. 1991. Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, HISKI-Komisariat Jawa Timur.

Koentjaraningrat. 2009. Pengatar Ilmu Antropologi Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1981. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Penerbit PT Gramedia.

Maryanti, S. 2011. Carita Maung Panjalu: Struktur, Konteks penuturan, Proses penciptaan, dan Fungsi. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Taum, Y.Y. 2011. Setudi Sastra Lisan (Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan Contoh Penerapannya). Yogyakarta: Penerbit Lamalera.

Geertz, C. 2003. Pengetahuan Lokal (Esai-esai Lanjutan Antropologi Interpretasif). Yogyakarta: Merapi Rumah penerbitan

Ismawati, E. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sasatra. Surakarta: Yuma Pustaka.

Rusyana, dkk. 2000. Prosa Tradisional: Pengertian, Klasifikasi, dan Teks. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional.

Rusyana, dkk. 1978. Sastra Lisan Sunda (Cerita Karuhun, Kajajaden, dan Dedemit). Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Naional.

Todorov, T. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Harini, Y.N.S. 2009. Kajian Setruktur, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Proses Penciptaan Cerita Nini Anteh Di Kotamadiya dan Kabupaten Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yang M, Y. 209. Legenda Kuwu Bintang Cintaraja di Masyarakat Cintaraja Singaparna Tasik malaya (Analisis Setruktur, Konteks, dan Fungsi). Skripsi Sarjana Pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Hazis Sudian, 2014

ANALISIS LEGENDA DEWI BUNGUR SARI, OPAT JAWARA PALEDANG, DAN BUYUT KUNTA MANGLAYANG JEUNG BUYUT KUNTA PALASARA DI MASYARAKAT UJUNGBERUNG BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Badrun,A. 2003. “Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Jakarta: UI (Distertasi).

Dwiastuti, R. 2010. Legenda Nyi Jerah Jadi Ratu Buaya dari Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang (analisis Struktur, Konteks Penceritaan, Proses Penciptaan, dan Fungsi). Skripsi Sarjana Pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Luxemburg, Jan Van dkk. 1984: Pengantar Ilmu Sastra (diterjemahkan oleh Dick Hartoko). Jakarta: PT. Gramedia..

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan (diterjemahkan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Finnegan, R. 1992. Oral Tradition and The Verbal Art. A Guide ro Reseach and Practices. London dan New York: Routledge.

Untania, Ratna Manikan. 1991. Bahasa sastra, budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Endraswara, S. 2011. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Metode, Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service (CAPS).

Aminudin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.