STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA TERKAIT KONFLIK BUDAYA INDONESIA-MALAYSIA.

(1)

i

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN

IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA

TERKAIT KONFLIK BUDAYA

INDONESIA-MALAYSIA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora

Program Studi Linguistik

oleh Suroto 1009575

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini berjudul

STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA

TERKAIT KONFLIK BUDAYA INDONESIA-MALAYSIA

Menyetujui,

Pembimbing I,

Prof. A. Chaedar Alwasila, MA., Ph.D.

NIP. 195303301980021001

Pembimbing II,

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP. 196611271993031002


(3)

iii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Strategi Nominasi untuk Merepresentasikan Identitas Nasional dalam Wacana Media terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, 27 Juni 2013

Yang membuat pernyataan,


(4)

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi nominasi dipergunakan untuk merepresentasikan identitas nasional menggunakan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS). Objek yang dikaji berupa wacana media terkait konflik budaya Indonesia-Malaysia (konflik tarian Tortor dan Alat Musik Gordang Sambilan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi nominasi dapat digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional atas nama kesamaan dan perbedaan suatu kelompok. Selanjutnya, strategi nominasi juga berperan secara makro sebagai strategi konstruktif untuk mengonstruksi identitas nasional. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan adanya praktik eklusi dan inklusi atas nama identitas nasional.

Kata kunci: Pendekatan Wacana Sejarah, strategi nominasi, strategi konstruktif,


(5)

i

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xii

BABI: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Asumsi ... 7

1.6 Metode Penelitian... 9

1.7 Definisi Istilah-Istilah Utama ... 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Representasi di Media ... 12

2.2 Identitas Nasional ... 14


(6)

ii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.2 Representasi Identitas Nasional di Media ... 18

2.3 Wacana ... 19

2.3.1 Wacana Media... 21

2.3.2 Surat Kabar dan Artikel Berita... 22

2.4 Sekilas Sejarah Sumut Pos ... 24

2.5 Latar Belakang Konflik dan Pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan... 25

2.6 Analisis Wacana Kritis (AWK) ... 29

2.7 Pendekatan Wacana Sejarah (PWS)... 30

2.7.1 Kritik dalam Perspektif PWS ... 32

2.7.2 Kekuasaan dalam perspektif PWS ... 33

2.7.3 Ideologi dalam perspektif PWS ... 33

2.8 Strategi Wacana dalam PWS ... 34

2.9 Strategi Nominasi/Referensi ... 38

2.9.1 Deiksis ... 39

2.9.2 Nama Diri ... 42

2.9.3 Antroponim dan Toponim ... 42

2.9.4 Kata Benda Kolektif... 42

2.9.5 Kata Benda Konkret dan Abstrak ... 43

2.9.6 Kata Kerja/Kata Benda yang Menunjukkan Proses/Tindakan ... 43

2.10 Studi-Studi Terdahulu ... 44

BAB III: METODOLOGI 3.1 Tujuan dan Pertanyaan Penelitian ... 45


(7)

iii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Desain Penelitian ... 45

3.3 Pengumpulan Data ... 50

3.3.1 Sumber Data ... 50

3.3.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 50

3.4 Analisis Data ... 54

3.4.1 Analisis Strategi Nominasi ... 54

3.4.2 Analisis Ideologi Wacana ... 55

3.5 Penutup ... 56

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Makro Historis Pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan ... 57

4.2 Analisis Strategi Nominasi ... 63

4.2.1 Deiksis ... 64

4.2.2 Nama Diri ... 72

4.2.3 Antroponim Profesi ... 76

4.2.4 Kata Benda Kolektif ... 79

4.2.5 Toponim ... 81

4.2.6 Kata Benda Konkret dan Abstrak ... 83

4.2.7 Kata Kerja/Kata Benda yang Menunjukkan Proses atau Tindakan .. 87

4.3 Analisis Ideologi Wacana ... 89

BAB V: SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 97


(8)

iv

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran 1: DATA PENELITIAN ... 108

Lampiran 2: ANALISIS DATA ... 119

Lampiran 3: RANGKUMAN ANALISIS DATA ... 157

Lampiran 4: DATA SEKUNDER ... 164


(9)

v

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level analisis wacana dalam PWS... 31

Tabel 2.2 Strategi mikro dalam PWS ... 37

Tabel 2.3 Penggunaan kata ganti orang pertama jamak „kita‟ ... 40

Tabel 3.4 Data primer ... 53

Tabel 4.5 Tabel analisis strategi nominasi ... 55

Tabel 4.6 Berbagai peristiwa historis yang terhubung dengan pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan ... 58

Tabel 4.7 Struktur teks tujuh artikel SP terkait Tortor dan Gordang Sambilan ... 63

Tabel 4.8 Tiga pola penggunaan deiksis (kata ganti orang) untuk merepresentasikan pihak Indonesia ... 69

Tabel 4.9 Perbandingan penggunaan deiksis “kita/kami” dan “mereka” .... 71

Tabel 4.10 Pola nama diri untuk merepresentasikan aktor sosial pihak Indonesia ... 74

Tabel 4.11 Perbandingan penggunaan nama diri untuk merepresentasikan pihak Indonesia dan Malaysia ... 75

Tabel 4.12 Penggunaan nama diri untuk merepresentasikan aktor sosial pihak Indonesia (pemerintah dan selain pemerintah) ... 78

Tabel 4.13 Frekuensi penggunaan kata benda kolektif untuk merepresentasi- kan Indonesia... 80


(10)

vi

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.14 Penggunaan toponim untuk merepresentasikan Indonesia ... 83 Tabel 4.15 Kata benda abstrak dan konkret untuk merepresentasikan

Indonesia ... 85 Tabel 4.16 Intensitas penggunaan kata benda abstrak dan konkret (merujuk

pada budaya) untuk merepresentasikan pihak Indonesia dalam

pemberitaan SP ... 86 Tabel 4.17 Frekuensi penggunaan strategi nominasi berupa kata benda untuk


(11)

vii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Proses konstruksi realitas dalam membentuk wacana ... 20

Bagan 2.2 Teori perencanaan teks sosio-psikolinguistik ... 31

Bagan 3.3 Delapan tahapan analisis wacana dalam PWS ... 47

Bagan 3.4 Prosedur pengumpulan data dengan purposive sampling ... 51

Bagan 4.5 Hubungan Intertekstualitas berbagai teks terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan di surat kabar Sumut Pos ... 60

Bagan 4.6 Hubungan interdiskursifitas tiga wacana terkait konflik Indonesia-Malaysia ... 61


(12)

1

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Munculnya berita di salah satu media massa Malaysia Bernama mengenai maksud Malaysia memasukkan tarian Tortor dan alat musik Gordang Sambilan ke dalam daftar kebudayaan mereka (Sumut Pos, 18 Juni 2012; Tempo.co, 18 Juni 2012; Star One, 22 Juni 2012) memicu beragam reaksi masyarakat Indonesia. Peristiwa tersebut mengingatkan kembali Indonesia pada berbagai konflik budaya sebelumnya seperti kasus tari Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, seni Batik, tari Pendet, musik Angklung dan sebagainya (Kompas.com, 19 Juni 2012; The

Jakarta Post, 19 Juni 2012, Antara News, 25 Agustus 2009). Berbagai tindakan

Malaysia terhadap budaya Indonesia tersebut disikapi dengan cara berbeda-beda oleh masyarakat Indonesia.

Sebagian masyarakat Indonesia menilai berbagai tindakan Malaysia tersebut sebagai klaim (Tempo.co, 18 Juni 2012; The Jakarta Post, 19 Juni 2012) sehingga memicu reaksi dari berbagai kalangan. Terkait klaim tari Pendet misalnya, ratusan seniman dan budayawan menolak hal tersebut dengan melakukan long march di Denpasar (Prathivi dan Wardani, 2009 dalam Chong: 2012). Tidak hanya itu, ratusan mahasiswa Indonesia juga melakukan protes dengan menggelar pertunjukan teatrikal (Seatle Times, 4 September 2009). Terkait kasus terkini, beberapa politikus juga memprotes keras tindakan klaim tarian Tortor dan alat


(13)

2

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

musik Gordang Sambilan (Haluan Kepri.com, 12 Juni 2012; Kompas.co, 18 Juni 2012). Pemerintah pun tidak tinggal diam dengan menyelenggarakan seminar dan

workshop hingga upaya diplomasi (Sindonews.com, 11 September 2012).

Sebagaimana kasus Pendet, ada juga sebagian masyarakat yang melakukan unjuk rasa terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan (The Jakarta Post, 26 Juni 2012; Sumut Pos, 28 Juni 2012). Melihat masifnya reaksi yang ditimbulkan dari konflik Tortor dan Gordang Sambilan maka perlu dilakukan kajian mendalam terhadap hal ini.

Beberapa penelitian terkait permasalahan budaya Indonesia-Malaysia telah dilakukan dengan sudut pandang berbeda. Di antaranya penelitian dengan sudut pandang politik (Melati, 2010; Yusda, 2011), hukum (Yazdadya, 2011), dan budaya (Herlina, 2010). Terkait dengan penelitian terkini, Chong (2012) meneliti permasalahan budaya Indonesia-Malaysia dari sudut pandang budaya. Salah satu fokus penelitian Chong (2012) adalah pada kesamaan kedua negara sebagai negara serumpun dan pada kesamaan bahasa serumpun. Didasarkan pada berbagai persamaan tersebut, Chong (2012) intinya mengajukan tawaran kepada kedua negara untuk berbagi budaya. Penelitian ini berbeda dengan berbagai penelitian di atas dalam hal metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Wacana Kritis (AWK).

Peristiwa klaim budaya dalam penelitian ini diyakini sebagai permasalahan yang tidak hanya melibatkan aspek budaya namun juga sosio politis dan historis. Sebagaimana akan dijelaskan pada bagian asumsi penelitian, masalah ancaman


(14)

3

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identitas nasional Indonesia menjadi topik makro yang melatar belakangi

peristiwa „klaim‟ budaya. Karena demikian, penelitian ini merupakan penelitian wacana terkait identitas nasional.

Penelitian tentang identitas telah menarik banyak peneliti dari berbagai bidang ilmu seperti antropologi, sosiologi, sejarah, psikologi, sastra, gender dan politik (de Fina dkk., 2007:1). Penelitian tentang identitas nasional sendiri juga menjadi perhatian para peneliti. Setelah 1970-an, penelitian identitas nasional mengalami pergeseran menuju konteks informal seperti media, wacana keluarga, wacana tentang pertemanan, wacana tentang komedi, sastra, film, dan pada produk budaya lainnya (Facal dkk., 2008). Penelitian ini berfokus pada representasi identitas nasional dalam wacana media menggunakan metode

Discourse Historical Approach (Wodak dkk., 1999, 2009; Reisigl dan Wodak,

2009) atau Pendekatan Wacana Sejarah (PWS) (Eryanto, 2011:17).

Penelitian identitas nasional menggunakan PWS dapat didasarkan pada beberapa hipotesis. Di antara hipotesis tersebut bahwa identitas nasional dapat dikonstruksi dan dihancurkan secara diskursif (lihat Wodak dkk., 2009:3). Konstruksi identitas nasional tersebut juga berjalan beriringan dengan konsep persamaan (sameness, in group, we group) dan perbedaan (difference, out group,

they group) (lihat Wodak dkk., 2009:3). Persamaan dan perbedaan dalam konteks

identitas nasional tersebut dapat bersumber pada berbagai topik terkait identitas nasional seperti budaya, suku bangsa, batas geografi, sejarah politik masa lalu dan yang akan datang (Wodak dkk., 2009:30). Dengan demikian, poin pentingnya


(15)

4

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah bahwa identitas nasional dapat direpresentasikan melalui wacana. Selain itu, identitas nasional dapat direalisasikan melalui representasi dua kelompok yang berbeda (in group dan out group). Dalam wacana media, umumnya kelompok lain (out group) direpresentasikan secara negatif sedangkan kelompoknya sendiri (in group) direpresentasikan secara positif (KhosraviNik, 2010; Sahin, 2011, Clary-Lemon, 2010). Penelitian ini difokuskan pada bagaimana representasi pihak in group (Indonesia) dalam wacana media atas nama identitas nasional. Meskipun demikian representasi pihak out group (Malaysia) juga dianalisis sebagai perbandingan.

Berbagai penelitian identitas nasional menggunakan perspektif PWS telah dilakukan banyak peneliti seperti Jensen (2008), Iuul (2008), Hernandez (2008), Sahin (2011), Way (2011) dan Clary-Lemon (2010). Jensen (2008) menerapkan perspektif PWS untuk meneliti konstruksi diskursif identitas nasional Afrika. Sementara, Iuul (2008) menerapkannya dalam konteks identitas nasional Israel. Baik Jensen (2008) maupun Iuul (2008) menganalisis wacana menggunakan empat strategi makro (strategi konstruktif, justifikatif, transformatif dan destruktif) dalam PWS. Penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian tersebut dalam hal strategi yang digunakan. Penelitian ini menganalisis bagaimana strategi nominasi dalam PWS digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional Indonesia. Fokus penelitian adalah pada wacana di media terkait permasalahan budaya Indonesia dengan genre berupa artikel berita surat kabar online.


(16)

5

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikaitkan dengan penelitian Hernandez (2008), Sahin (2011),Way (2011) dan Clary-Lemon (2010) penelitian ini juga merupakan penelitian identitas nasional dalam wacana di media. Hernandez (2008) memfokuskan penelitiannya pada representasi identitas Gibraltar di editorial Surat kabar Gibraltar. Sahin (2011) menggunakan tiga dimensi analisis PWS untuk menganalisis praktik eksklusi dan diskriminasi atas nama nasionalisme di salah satu surat kabar Turki. Sementara Way (2011) menganalisis bagaimana representasi identitas nasional dalam dua berita di surat kabar nasional Turkish Cypriot dan dalam acara radio yang menyiarkan kedua berita tersebut. Way (2011) tidak hanya menggunakan perspektif PWS tapi juga AWK Kress (1989) dan Leeuween (1996). Terakhir, Clary-Lemon menggunakan tiga dimensi analisis (topik, strategi wacana dan realisasi linguistik) dalam PWS untuk menganalisis 15 data interviu terkait identitas nasional Irlandia.

Sebagaimana Sahin (2011) dan Clary-Lemon (2010), penelitian ini juga menganalisis bagaimana representasi identitas nasional dalam wacana media. Perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian di atas terletak pada strategi wacana yang digunakan. Penelitian ini menganalisis bagaimana strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional melalui wacana di media. Dengan strategi ini juga akan diketahui apakah terjadi praktik ekslusi atau inklusi atas nama identitas nasional sebagaimana penelitian Sahin (2011). Selanjutnya, demi alasan kritis, permasalahan yang terjadi antara Indonesia Malaysia terkait budaya akan disebut dengan „konflik budaya‟.


(17)

6

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini akan menganalisis representasi identitas nasional Indonesia dalam artikel pemberitaan surat kabar Sumut Pos (SP) terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan. Hal ini diwujudkan dalam pertanyaan berikut.

1. Bagaimanakah strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional Indonesia?

2. Ideologi apakah yang melatar belakangi wacana?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengetahui strategi nominasi yang digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional Indonesia,

2. mengetahui ideologi yang melatar belakangi wacana

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan pengayaan penelitian linguistik khususnya penelitian akademik bidang AWK dengan metode PWS. Terlebih lagi, dalam konteks Indonesia, belum ada penelitian wacana terkait konflik budaya Indonesia-Malaysia yang menggunakan metode PWS. Metode PWS yang digunakan dalam penelitian ini


(18)

7

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan mampu memperjelas latar belakang konflik Tortor dan Gordang Sambilan dengan cara menghadirkan konteks sejarah yang menyertai wacana.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dalam hal memberikan pemahaman dan mempertajam kesadaran terhadap identitas nasional. Penelitian ini juga ditujukan untuk membangun budaya membaca media dengan kritis mengingat berita di media merupakan rekontektualisasi realitas yang dapat membahayakan (Caldas-Coulthard, 2003). Penyikapan kritis ini di antaranya diwujudkan dalam hal mempertanyakan kepentingan apa (baca: ideologi) yang ada dibalik wacana yang diproduksi.

1.5 Asumsi

Penelitian ini meyakini bahwa ancaman identitas nasional Indonesia merupakan topik makro yang melatar belakangi peristiwa konflik budaya. Keyakinan ini didapatkan dengan menyimpulkan beberapa sudut pandang dalam memahami peristiwa konflik budaya Indonesia-Malaysia. Sudut pandang tersebut di antaranya didasarkan pada sejarah hubungan politik Indonesia-Malaysia dan pada konsep Negara Indonesia.

Pertama, upaya memahami peristiwa konflik budaya berdasarkan sejarah politik Indonesia-Malaysia pada dasarnya terkait dengan masalah identitas nasional yang berkaitan dengan ingatan sejarah. Melati (2010) membuktikan bahwa sejarah hubungan politik Indonesia-Malaysia mengalami fluktuatif sejak 1960-an dan diwarnai dengan konflik yang terus berulang. Konflik ini telah


(19)

8

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimulai sejak Malaysia berdiri pada 31 Agustus 1957 dan memuncak pada 1963-1965 yang ditandai dengan buruknya hubungan bilateral kedua negara. Sebagai

contoh adalah politik “Ganyang Malaysia‟ yang diserukan Soekarno tahun 1963.

Hingga kini pasang surut hubungan bilateral Indonesia-Malaysia terus berlanjut. Peristiwa Sipadan-Ligitan (Munib, 2012), kasus blok Ambalat (Weiss, 2010 dalam Chong, 2012), kasus Camar Bulan dan Tanjung Datu Kalimantan Barat (Sihaloho, 2011 dalam Chong, 2012) merupakan beberapa bukti pasang surut hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Sayangnya dalam berbagai konflik tersebut, Indonesia lebih sering mengalami kekalahan atau kekecewaan (Wibowo, 2011; Thontowi, 2009; Inayati, 2007; Andhini, 2011). Sejarah pengalaman politik yang kurang harmonis di atas menjadi salah satu pemicu berbagai reaksi emosional masyarakat Indonesia terkait tindakan Malaysia terhadap budaya Indonesia (Mardiyati, 2009 dalam Chong, 2012). Peristiwa „klaim‟ budaya oleh Malaysia semakin memperburuk sejarah hubungan Indonesia - Malaysia. Hal itu dapat dapat dimaknai pula sebagai ancaman identitas nasional karena sejarah merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional (Halbwachs, 1985 dalam Wodak dkk., 1999 dan Kolakowski, 1995 dalam Wodak dkk., 2009).

Kedua, dari sisi konsep negara, Indonesia merupakan negara sosial (Suryadinata, 1999). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan sebuah bangsa multietnis yang terintegrasi menjadi sebuah masyarakat dengan nilai-nilai bersama. Suryadinata (1999: 83) juga menyatakan bahwa “negara sosial menegaskan dirinya dengan ikatan-ikatan sosial dan kebudayaan”. Dengan posisi


(20)

9

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti ini Indonesia tidak hanya sebagai statnation tapi juga sebagai kulturnation. Hal ini sesuai dengan pandangan Anderson (Wodak dkk., 2009) tentang bangsa sebagai imagined community. Dengan konsep negara demikian, munculnya beragam reaksi masyarakat Indonesia terkait dugaan „klaim‟ budaya dapat dipahami sebagai dampak terusiknya ikatan budaya. Terusiknya budaya berarti pula terusiknya identitas nasional karena budaya merupakan bagian dari identitas nasional (Hall, 1994 dalam Wodak dkk., 1999:155 dan Hall, 1996 dalam Wodak dkk., 2009:23).

Kesimpulannya, kedua sudut pandang di atas mengacu pada satu hal penting yaitu masalah identitas nasional. Berbagai reaksi masyarakat Indonesia itu muncul karena adanya ancaman identitas nasional Indonesia berupa dugaan „klaim‟ terhadap budaya Indonesia. Demikian halnya dengan wacana yang muncul seiring dengan konflik budaya Indonesia-Malaysia khususnya Tortor dan Gordang Sambilan. Wacana tersebut, termasuk konteks yang membingkainya, diyakini muncul sebagai representasi dari identitas nasional.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode AWK. Adapun model AWK yang digunakan adalah model PWS. Pendekatan ini dipilih karena objek yang dikaji merupakan wacana terkait konflik budaya yang melibatkan tidak hanya aspek linguistik namun juga historis dan sosio politis. Pertimbangan lain adalah karena wacana yang dikaji terkait


(21)

10

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan identitas nasional maka tepat jika wacana diteliti menggunakan perspektif PWS sebagaimana yang dilakukan Wodak dkk., (1999, 2009).

Sumber data penelitian ini adalah artikel pemberitaan SP terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

purposive sampling (Patton, 1990 dalam Alwasilah, 2011) atau criterion-based selection (LeCompte & Preissle, 1993 dalam Alwasilah, 2011). Cara ini dipilih

demi “memenuhi kerepresentatifan data dikaitkan dengan latar dan individu” (Maxwell, 1996 dalam Alwasilah, 2011:103). Kerepresentatifan latar dan individu dalam penelitian ini ditunjukkan dengan memilih surat kabar daerah SP. Surat kabar daerah ini lebih memungkinkan memuat artikel yang mencerminkan perasaan masyarakat Sumatera Utara dimana Tortor dan Gordang Sambilan berasal.

1.7 Definisi Istilah-Istilah Utama

Beberapa istilah kunci dalam penelitian ini didefinisikan sebagaimana berikut.


(22)

11

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi nominasi : adalah salah satu strategi mikro yang digunakan untuk mengonstruksi dan merepresentasikan aktor sosial (Wodak, 2001; Reisigl dan Wodak, 2009). Analisis strategi nominasi dilakukan dengan menjawab pertanyaan “How are persons, objects,

phenomena/events, process and actions named and

referred to linguistically?” (Wodak, 2001:72; Reisigl dan Wodak, 2009:93).

Representasi : “mengacu pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam wacana” (Eryanto, 2011: 113) atas nama nasionalisme (Wodak; 2009).

Identitas Nasional : istilah ini didasarkan pada pandangan Smith dan Guibernau (2007) dalam Esparza (2009:415) bahwa identitas nasional merupakan upaya reproduksi dan reinterpretasi yang terus menerus terhadap nilai, simbol, memori, mitos dan tradisi yang akan membuat warisan suatu bangsa berbeda. Definisi ini dikuatkan dengan pendapat Guibernau (2007) dalam Esparza (2009:415) bahwa identitas nasional merupakan sentimen kolektif perasaan sebangsa dengan berbagai atributnya yang membedakan dengan bangsa lain. Secara lebih luas, identitas nasional dalam penelitian ini didasarkan pada hipotesis Wodak (1999, 2009) yang dijelaskan pada Bab II. Dalam penelitian ini, identitas nasional mengacu pada sentimen kolektif atas kepemilikan Tortor dan Gordang Sambilan. Wacana Media : Wacana merupakan penggunaan bahasa sebagai


(23)

12

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2009; Reisigl dan Wodak 2009). Wacana media dalam konteks ini didefinisikan sebagai penggunaan bahasa sebagai praktik sosial secara tertulis melalui media. Wacana media yang dimaksud adalah wacana media bidang politik (Reisigl dan Wodak, 2009:91) khususnya yang berfungsi membentuk opini publik dan merepresentasikan diri. Genre wacananya adalah artikel pemberitaan surat kabar dengan topik konflik budaya Indonesia-Malaysia terkait Tortor dan Gordang Sambilan.

Konflik Budaya : Istilah „konflik budaya‟ didasarkan pada pengertian politis yang mana dipahami sebagai konflik kepentingan politik antara dua pihak terkait budaya (Croissant dan Trinn 2009:14). Budaya dalam konteks ini selanjutnya dipahami sebagai acuan makna untuk membentuk identitas kelompok (Geertz, 1994 dalam Croissant dan Trinn, 2009:14). Budaya dalam penelitian ini mengacu pada karya seni dan budaya sehari-hari (Wodak dkk., 2009) berupa budaya Indonesia yang dilaporkan diklaim yaitu Tortor dan Gordang Sambilan.


(24)

45 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian sebagaimana disajikan secara garis besar dalam Bab I. Bab ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama mereviu kembali tujuan dan pertanyaan penelitian. Bagian kedua menjelaskan desain penelitian. Bagian ketiga menjelaskan teknik pengumpulan data yang meliputi sumber data dan prosedur pengumpulan data. Bagian keempat menjelaskan bagaimana analisis data dilakukan.

3.1 Tujuan dan Pertanyaan Penelitian

Sebagaimana disajikan dalam Bab I, penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional dalam wacana media terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ideologi yang melatar belakangi wacana. Menggunakan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS) tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimanakah strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional Indonesia?

2. Ideologi apakah yang melatar belakangi wacana?


(25)

46 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan perspektif PWS yang meliputi tiga level analisis. Ketiga level tersebut merupakan tiga dimensi analisis wacana yang meliputi (1) identifikasi isi/ topik wacana, (2) analisis strategi wacana dan (3) realisasi topik dan strategi secara linguistik pada level leksikal/ sintaksis (Reisigl dan Wodak, 2009:93). Karena wacana yang dianalisis dalam penelitian ini adalah mengenai budaya yaitu tentang Tortor dan Gordang Sambilan. maka topik wacana secara umum juga mengenai budaya. Dengan demikian, dalam penelitian ini analisis terhadap topik wacana tidak dilakukan.

Ketiga dimensi analisis ini dalam tataran analisis praktis berada dalam delapan tahapan analisis PWS sebagaimana ditunjukkan dalam Bagan 3.3. Kedelapan tahapan PWS tersebut idealnya dilakukan dalam tahapan yang berulang (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tanpa mengurangi esensi akan tuntutan rekursivitasnya, delapan tahap tersebut dilakukan dan ditempatkan dalam bab yang berbeda.

Tahap 1 dan 4 yang berupa pengkajian berbagai referensi dan penelitian sebelumnya, merinci pertanyaan penelitian serta merumuskan asumsi ditempatkan dalam Bab I. Tahap 2 dan 3 dijelaskan dalam Bab III (bagian pengumpulan data). Tahap 5, 6, 7 dan 8 secara umum juga dijelaskan pada Bab III (bagian teknik analisis data) dan secara lebih rinci diterapkan pada Bab IV.

Berdasarkan Bagan 3.3, tahap pertama merupakan tahap pengaktifan dan pengkonsultasian teori pengetahuan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan


(26)

47 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan kembali, membaca dan mendiskusikan penelitian sebelumnya. Tahap 1 telah dilakukan dengan membaca berbagai literatur tentang identitas nasional dan analisis wacana kritis sebagai pendekatan analisis serta mereviu berbagai penelitian sebelumnya. Hasil tahap 1 ini disajikan dalam Bab I dalam bentuk latar belakang penelitian.

Bagan 3.3 Delapan tahapan analisis wacana dalam PWS

Tahap kedua merupakan tahap pengumpulan data dan informasi konteks secara sistematis. Sistematika ini bergantung pada pertanyaan penelitian, wacana,

Tahap 1 Pengaktifan dan pengkonsultasian teori

pengetahuan sebelumnya

Tahap 2 Sistematika pengumpulan data dan

informasi konteks

Tahap 3 Pemilihan dan persiapan data untuk

analisis

Tahap 4 Merinci pertanyaan

penelitian dan merumuskan asumsi

Tahap 5 Analisis kualitatif awal

Tahap 8 Penerapan hasil analisis

Tahap 7 Memformulasikan

kritik

Tahap 6 Mendetailkan studi


(27)

48 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peristiwa diskursif, aktor sosial, media semiotik, genre dan teks yang dijadikan fokus penelitian (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tahap 2 dalam penelitian ini dijelaskan secara sistematis pada bagian prosedur pengumpulan data.

Tahap ketiga merupakan tahap pemilihan dan persiapan data untuk analisis. Reisigl dan Wodak (2009:98) mengungkapkan bahwa tahap ini dapat dilakukan dengan cara mengurutkan data berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria tersebut seperti frekuensi, kerepresentatifan, jenis, intertekstualitas/ interdiskursifitas, tingkat kepentingan dan keunikan dari objek yang dikaji (lihat Reisigl dan Wodak, 2009:98). Adapun pemilihan data penelitian ini didasarkan pada intertekstualitasnya dengan peristiwa munculnya berita terkait Tortor dan Gordang Sambilan di kantor berita Malaysia Bernama. Hal ini akan dijelaskan pada bagian prosedur pengumpulan data dalam bab ini.

Pada tahap keempat dirumuskan pertanyaan penelitian dan asumsi berdasarkan reviu literatur dan analisis sepintas terhadap data. Sebagaimana pertanyaan penelitian dan asumsi yang disajikan dalam Bab I, penelitian ini memandang bahwa identitas nasional merupakan topik makro yang melatar belakangi konflik Tortor dan Gordang Sambilan. Penjelasan detail mengenai pertanyaan dan asumsi dari penelitian ini telah dijelaskan pada Bab I.

Tahap kelima merupakan tahap analisis data awal secara kualitatif. Tahap ini pada dasarnya merupakan uraian dari pertanyaan dan asumsi penelitian (Reisigl dan Wodak, 2009:100). Dengan kata lain tahap ini menunjukkan


(28)

49 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana data diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguatkan asumsi penelitian. Tahap ini secara lebih rinci dibahas dalam Bab IV dengan membatasi pembahasan pada strategi nominasi dan tidak melibatkan strategi argumentasi.

Data yang telah dianalisis pada tahap 5 selanjutnya dianalisis kembali secara menyeluruh pada tahap keenam. Metode analisis utamanya adalah kualitatif, tetapi sebagiannya mungkin kuantitatif (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tahap ini menjelaskan secara detail analisis linguistik pada berbagai level yang meliputi level mikro, meso dan makro teks. Secara lebih detail, tahap ini akan dijelaskan pada Bab IV. Sebagai pendahuluan, tahap ini ditekankan pada analisis teks tentang Tortor dan Gordang Sambilan dalam hal (1) strategi wacana yang digunakan dan (2) ideologi yang melatar belakangi wacana.

Pada tahap ketujuh dilakukan perumusan kritik. Kritik di sini didasarkan pada prinsip-prinsip seperti nilai-nilai demokrasi (democratic norms), hak asasi manusia (human rights) dan kriteria rasionalisasi argumen (criteria of rational

argument) (lihat Reisigl dan Wodak, 2009:119). Tahap ini akan diterapkan dan

dijelaskan secara detail pada Bab IV.

Tahap kedelapan merupakan tahap penerapan hasil analisis. Hal ini termasuk keunggulan PWS dimana ada kemugkinan bahwa hasil dari penelitian dapat diterapkan atau minimal disarankan untuk diterapkan. Tahap ini sesungguhnya merupakan realisasi dari kritik yang dilakukan (Reisigl dan Wodak, 2009:119). Terkait hal ini, penerapan hasil penelitian sebaiknya tidak hanya


(29)

50 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa publikasi ilmiah namun juga dalam bentuk upaya membuka akses publik terhadap hasil penelitian. Adapun bentuknya dapat berupa seminar, siaran radio, dan sebagainya.

3.3 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini jika dihubungkan dengan delapan langkah dalam PWS merupakan tahapan yang melibatkan langkah kedua (2) dan ketiga (3). Hal ini dijelaskan pada bagian sumber data dan prosedur pengumpulan data berikut.

3.3.1 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah wacana media berupa artikel berita di

Sumut Pos [online] dari 18 Juni sampai 28 Juni 2012. Jika didasarkan pada

klasifikasi wacana menurut Reisigl dan Wodak (2009:91), maka wacana tersebut merupakan wacana media yang berperan dalam pembentukan opini publik (formation of public opinion) dan representasi diri (formation of

self-representation). Sedangkan genre wacana tersebut adalah artikel berita surat kabar

(news article/ news discourse).

3.3.2 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (Patton, 1990 dalam Alwasilah, 2011:103; Reisigl dan Wodak, 2009:98) atau


(30)

criterion-51 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

based selection (LeCompte & Preissle, 1993 dalam Alwasilah, 2011:103). Cara

ini dipilih demi memenuhi kerepresentatifan data dikaitkan dengan latar dan individu (Maxwell, 1996 dalam Alwasilah, 2011:103). Prosedur pengumpulan dengan purposive sampling ini ditampilkan dalam Bagan 3.4.

Bagan 3.4 Prosedur pengumpulan data dengan purposive sampling

Berdasarkan Bagan 3.4, pengumpulan data diawali dengan pengamatan terhadap berbagai praktik diskursif yang terjadi pasca pemberitaan klaim Tortor dan Gordang Sambilan di kantor berita Malaysia Bernama (Bernama, 14 Juni 2012). Praktik wacana yang terjadi di antaranya berupa praktik wacana di media massa (koran, TV dan internet seperti blog, twitter, facebook), tindakan sosial

1. Pengamatan Data mentah

Berbagai praktik wacana terkait Tortor dan Gordang Sambilan

2. Pemilihan data

Dengan purposive

sampling

3. Data Primer

7 artikel berita sumut Pos

4. Data Sekunder

Data lain yang relevan untuk penguat


(31)

52 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(demo termasuk pagelaran seni budaya, seminar dan diskusi, dan diplomasi). Berbagai praktik wacana tersebut telah dijelaskan dalam Bab I. Di antara berbagai praktik diskursif yang terjadi, penelitian ini memfokuskan pada praktik diskursif wacana media berupa koran online.

Menggunakan prinsip purposive sampling, kerepresentatifan latar dan individu dalam penelitian ini ditunjukkan dengan memilih salah satu surat kabar daerah dimana Tortor dan Gordang Sambilan berasal. Surat kabar daerah dipilih karena lebih memungkinkan merepresentasikan opini masyarakat daerah. Karena Tortor dan Gordang Sambilan berasal dari Sumatera Utara maka surat kabar daerah yang dipilih adalah yang berasal dari Sumatera Utara. Di Sumatera Utara ada banyak surat kabar daerah yang mengakomodasi berbagai berita daerah dan nasional. Di antaranya Koran Tapanuli, Tribun Medan, Sumut Pos, Harian

Sumatera, Riau Pos, Metro Siantar, Post Metro Medan dan sebagainya. Berbagai

Koran tersebut kemudian diseleksi berdasarkan segmen pembaca dan penghargaan yang pernah diraih.

Penelitian ini kemudian membandingkan tiga koran lokal yang pernah mendapatkan penghargaan dari IPMA (Indonesia Print Media Award) yaitu Tribun

Medan, Sumut Pos dan Riau Pos. IPMA merupakan ajang kompetisi media cetak

se-Nusantara yang digelar setiap tahun dimana pesertanya adalah ratusan penerbit media cetak, baik harian, mingguan, tabloid, dan majalah dari tingkat lokal hingga nasional (Sumut Pos, 9 Februari 2013). Sumut Pos dan Riau Pos (Grup Sumut


(32)

53 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghargaan dari IPMA tahun 2011. Sedangkan Sumut Pos dan Riau Pos mendapatkan penghargaan berturut-turut dari tahun 2011, 2012, dan 2013. Tahun 2013 dapat dianggap sebagai tahun kejayaan Sumut Pos karena berhasil menerima

Double Gold Winner The Best Sumatera. Penghargaan ini bermakna bahwa Sumut Pos merupakan salah satu koran terbaik yang ada di Sumatera Utara. Dengan

demikian penelitian ini memilih Sumut Pos sebagai sumber data berdasarkan pada pertimbangan kualitas koran. Selain itu jika didasarkan pada segmen pembaca,

Sumut Pos merupakan koran yang diperuntukkan untuk semua komunitas.

Selanjutnya, wacana yang dikaji dalam PWS dapat diseleksi berdasarkan pada kriteria tertentu (Reisigl dan Wodak (2009). Di antaranya adalah berdasarkan kriteria wacana tertentu (specific discourses) dan periode waktu wacana. Menggunakan dua kriteria tersebut, data dalam penelitian ini adalah berupa wacana dengan topik konflik budaya Indonesia-Malaysia dalam kurun waktu bulan Juni tahun 2012. Pertimbangannya adalah bahwa dalam kurun waktu tersebut terjadi pemberitaan klaim terhadap Tortor dan Gordang Sambilan (Sumut

Pos, 18 Juni 2012; Tempo.co, 18 Juni 2012; Jakarta Post, 19 Juni 2012).

No Judul Sumber Rujukan Waktu Terbit

1 Malaysia Klaim Tor-Tor dan Gordang Sambilan

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36361/mal aysia-klaim-Tor-Tor

-dan-gordang-sembilan#axzz2N0mXzV8Z

18 Juni 2012

2 Pengacara Batak Siap Gugat Malaysia

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36405/pen gacara-batak-siap-gugat-malaysia#axzz2NBN2ne8P

19 Juni 2012

3 Malaysia Jamin tidak Klaim ke Unesco

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36464/mal aysia-jamin-tidak-klaim-ke-unesco#axzz2NBN2ne8P

20 Juni 2012


(33)

54 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konjen Malaysia ga-manortor-di-konjen-malaysia#axzz2NBN2ne8P 5 Ramai-ramai

Menari Tortor

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36520/ram ai-ramai-menari-tortor#axzz2NBN2ne8P

21 Juni 2012 6 Ketua DPR RI ke

Malaysia Diharapkan Bisa Cairkan Suasana http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36718/ketu a-dpr-ri-ke-malaysia-diharapkan-bisa-cairkan-suasana#axzz2NBN2ne8P

25 Juni 2012

7 Malaysia Protes, 2 Pendemo Tortor Ditangkap

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36812/mal

aysia-protes-2-pendemo-tortor-ditangkap#axzz2NBN2ne8P

28 Juni 2012

Tabel 3.4 Data Primer

(7 artikel pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan di Sumut Pos)

Setelah dilakukan pencarian data secara online, ditemukan tujuh artikel dan empat opini pembaca terkait pemberitaan kasus Tortor dan Gordang Sambilan. Tujuh artikel dan tiga opini tersebut terbit pasca pemberitaan maksud Malaysia memasukkan Tortor dan Gordang Sambilan di Kantor berita Malaysia Bernama 14 Juni tahun 2012. Ketujuh artikel tersebut digunakan sebagai data primer sementara empat opini digunakan sebagai data sekunder. Tujuh artikel sebagai data primer ditampilkan dalam Tabel 3.4.

Adapun, data berupa artikel media lain (disajikan dalam bagian lampiran) yang secara intertekstualitas mendukung analisis penelitian ini juga dimasukkan dalam data sekunder. Dalam penelitian ini, data yang akan dianalisis secara langsung adalah data primer sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.4.

3.4 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dengan purposive sampling dianalisis berdasarkan dimensi analisis dalam PWS. Mengingat pertanyaan penelitian


(34)

55 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

difokuskan pada dua hal yaitu pada strategi wacana dan ideologi maka analisis data juga ditujukan untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan tersebut.

3.4.1 Analisis Strategi Nominasi

Analisis ini difokuskan pada satu jenis strategi wacana yaitu strategi nominasi (Reisigl dan Wodak, 2009: 94; Wodak, 2001:73). Analisis strategi nominasi dilakukan dengan menjawab pertanyaan “How are persons, objects,

phenomena/events, process and actions named and referred to linguistically?”

(Reisigl dan Wodak, 2009:93). Dengan demikian fokus strategi nominasi terletak pada bagaimana orang, objek, fenomena/peristiwa, proses dan tindakan direpresentasikan dalam wacana/teks. Adapun teknik analisis terhadap strategi nominasi tersebut ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Paragraf Strategi Nominasi Realisasi

Aktor Sosial:

a. Deiksis: personal (kami/kita/ we, mereka/ they) dan refleksif

b. Nama diri/orang (proper names) c. Antroponim profesi (Professional

Anthroponyms)

d. Kata benda kolektif, toponim (tempat, kota)

Objek/ Fenomena/ Peristiwa : a. Konkret

b. Abstrak

Kata kerja dan benda yang menunjukkan Proses/ tindakan:

a. Material b. Mental c. Verbal


(35)

56 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Analisis Ideologi Wacana

Ideologi dalam konteks penelitian ini mengacu pada kepentingan apa yang dimiliki media ketika memberitakan konflik Tortor dan Gordang Sambilan dengan cara tertentu. Analisis ideologi yang melatar belakangi wacana dilakukan dengan cara menghubungkan hasil analisis strategi wacana dengan ideologi tertentu. Misalnya berbagai aktor sosial yang dihadirkan dalam wacana dapat dihubungkan dengan afiliasi politik atau ideologi yang diyakini atau dianut aktor sosial tersebut.

Pada saat yang sama juga dianalisis apakah terjadi ekslusi aktor sosial dengan cara tidak menampilkannya dalam wacana. Hal ini dapat dikaitkan dengan mempertanyakan kepentingan apa yang ada dibalik upaya ekslusi terhadap aktor sosial tersebut. Pilihan kata atau istilah ideologis dan mungkin terdapat dalam argumen aktor sosial juga dapat digunakan untuk menentukan ideologi. Selain itu, ketidakkonsistenan penggunaan kata atau frase tertentu yang dipentingkan dalam wacana juga dapat menunjukkan kepentingan yang diperjuangkan.

3.5 Penutup

Bab ini telah menjelaskan garis besar metodologi penelitian bagaimana penelitian ini dilakukan. Berbagai hal dalam bab ini telah dijelaskan di antaranya pertanyaan penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Presentasi dan analisis data selanjutnya disajikan dalam Bab IV.


(36)

97

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian dan saran untuk penelitian berikutnya pada bidang yang sama.

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional dan mengetahui ideologi yang melatar belakangi wacana. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi nominasi dapat digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional atas nama kesamaan dan perbedaan suatu kelompok. Dalam perspektif Indonesia, aspek persamaan ditunjukkan dengan penggunaan strategi nominasi untuk mengonstruksi dan merepresentasikan pihak Indonesia. Strategi nominasi tersebut direalisasikan dalam bentuk deiksis, nama diri, antroponim profesi, kata benda kolektif, toponim, kata benda konkret dan abstrak serta kata kerja/kata benda yang menunjukkan proses atau tindakan.

Strategi nominasi, berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, digunakan untuk mengonstruksi aktor sosial, objek/fenomena penting dan peristiwa/tindakan yang merepresentasikan Indonesia. Penggunaan deiksis dipergunakan untuk melibatkan dan menghimpun berbagai pihak atas nama sentimen kolektif terhadap kepemilikan Tortor dan Gordang Sambilan. Nama diri


(37)

98

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan antroponim profesi digunakan untuk mengonstruksi dan merealisasikan aktor sosial penting dari pihak pemerintah dan masyarakat Sumatera Utara. Sementara penggunaan kata benda kolektif digunakan untuk mempertegas kesamaan unsur bangsa seperti negara, pemerintah, dan masyarakat Indonesia. Penggunaan kata benda konkret dan abstrak digunakan untuk mengonstruksi dan merealisasikan dua objek penting dalam wacana yaitu Tortor dan Gordang Sambilan dan kebudayaan. Adapun kata kerja/kata benda yang menunjukkan proses/tindakan lebih digunakan untuk mengonstruksi tindakan verbal berupa berbagai pandangan dari aktor sosial pihak Indonesia terkait konflik dua budaya Indonesia.

Sementara perbedaan atas nama identitas nasional ditunjukkan dengan

penggunaan deiksis „mereka‟ yang mengacu kepada Malaysia sebagai pihak out

group. Untuk menekankan perbedaan ini juga direalisasikan dengan pemunculan

aktor sosial pihak Malaysia berupa nama diri dalam kuantitas yang lebih sedikit. Hal ini menunjukkan adanya upaya pengucilan (ekslusi) terhadap pihak Malaysia. Hal yang menarik bahwa praktik ekslusi dan inklusi terjadi tidak hanya antara dua pihak dalam bingkai bangsa yang berbeda. Namun praktik tersebut juga terjadi dalam bingkai satu bangsa yang sama (ingroup) atas nama kepentingan politis. Strategi nominasi yang digunakan SP dalam memberitakan Tortor dan Gordang Sambilan secara makro juga berperan sebagai strategi konstruktif. Dengan fungsi ini strategi nominasi digunakan SP untuk mempromosikan keunikan dan perbedaan atas nama identitas nasional Indonesia.


(38)

99

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, terdapat tiga ideologi/kepentingan yang melatar belakangi wacana dan tengah diperjuangkan oleh SP. Pertama adalah ideologi kapitalis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keyakinan SP bahwa konflik dua budaya Indonesia dapat diproduksi menjadi berita yang menarik. Terkait tujuan tersebut, SP menampilkan konflik melalui pemberitaan yang newsworthy dan melibatkan kepentingan politis. Yang kedua, adanya upaya legitimasi ideologi egaliter dan pendobrakan ideologi feodal. Hal ini ditunjukkan dengan upaya SP mengeliminasi sekat sosial dengan cara menghilangkan gelar atau jabatan aktor sosial yang ditampilkan. Dengan demikian jarak sosial antar aktor sosial ketika membicarakan Tortor dan Gordang Sambilan menjadi lebih dekat. Ketiga, keperbihakan SP terhadap Indonesia menunjukkan adanya semangat nasionalisme. Hal ini ditunjukkan dengan upaya SP yang merepresentasikan pihak Indonesia lebih dominan dibandingkan pihak Malaysia dalam pemberitaan.

5.2 REKOMENDASI

Penelitian ini menerapkan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS) dalam konstruksi yang sederhana. Objek yang dikaji hanya satu jenis (genre) wacana. Selain itu, dari sisi perangkat analisis, strategi wacana yang digunakan hanya salah satu dari lima strategi mikro yang ada dalam PWS. Oleh karena itu, penelitian mendatang sebaiknya menerapkan PWS dalam bentuk yang lebih komprehensif.


(39)

100

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata “komprehensif” tersebut adalah dalam dua hal. Pertama dalam hal

teori dan pendekatan PWS yang digunakan. Sebaiknya penelitian selanjutnya menerapkan tiga dimensi analisis dan strategi wacana secara menyeluruh. Kedua, penelitian selanjutnya juga harus komprehensif dari sisi objek yang diteliti. Objek yang diteliti perlu melibatkan berbagai jenis genre teks tidak hanya artikel berita namun juga genre lain seperti opini, teks hasil wawancara dan sebagainya.


(40)

100

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdusasalam, A. (2009, 25 Agustus). Malaysia‟s Pendet Dance Ad Sparks Indonesian Protest. Antara News [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com. [1 Oktober 2012].

Alwasilah, A. C. (2011). Pokoknya Kualitatif; dasar-dasar merancang dan

melakukan penelitian kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Andhini (2011, 25 Agustus). TK: Camar Bulan-Tanjung Datu Dibawa ke MI,

Indonesia Kalah. Metro News.com [Online]. Tersedia: http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/20/68824/TK-Camar-Bulan-Tanjung-Datu-Dibawa-ke. [12 Desember 2012].

Asa. (2012, 19 Juni). Top Official Says Malaysia Has Claimed Seven Indonesian

Cultures. The Jakarta Post [Online]. Tersedia: http://www.thejakartapost.com. [29 September 2012].

Augoustinos K. dan O’Doherty K. (2008). Protecting The Nation:Nationalist Rhetoric on Asylum Seekers and the Tampa. Dalam Journal of Community

& Applied Social Psychology [Online]. Vol. 18, 576-592. Tersedia: http://www.interscience.willey.com. [13 November 2012].

Bailey, A. C. (2007). A Guide to Qualitative Field Research: Second Edition. California: Pine Forge Press.

Borchers, T. A. (2002). Persuasion in the Media Age. New York: McGraw-Hill.

Caldas-Coulthard. (2003). Cross-Cultural Representation of „Otherness‟ in Media

Discoursedalam Wodak, R. dan Weis. G. (2003). Critical Discourse Analysis: theory and interdisciplinarity. New York: Palgrave Macmillan.

Chong, W. J. (2012). “Mine, Your or Ours?”: The Indonesia-Malaysia Disputes

over Shared Heritaged Culture. Dalam Journal of Social Issues in Southeast

Asia [Online]. Vol. 27 (1) Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=83c09b3f-7893-41fc-bb20-23d3f9eb0070%40sessionmgr14&vid=1&hid=12. [20 September 2012].

Clary-Lemon, J. (2010). „We‟re not ethnic, we‟re Irish!‟: oral histories and the

discursive construction of immigrant identity. Dalam Journal of Discourse

and Society [Online]. Vol. 21, 5. Tersedia:


(41)

101

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: choosing

among five tradition. London: Sage Publications.

Crissant T. dan Trinn A. (2009). Culture, Identity and Conflict in Asia. Dalam ASIEN 110, S.13-45, 31 halaman. Tersedia: http://www.bertelsmann-

stiftung.de/cps/rde/xbcr/SID-55870FDA-05349113/bst/Croissant%20Trinn%20Cultural%20Conflicts.pdf.[17 Oktober 2012].

Darwin, Muhadjir. (1999). Maskulinitas: Posisi Laki-Laki dalam Masyarakat

Patriarkis. http://www.cpps.or.id/images/S281.pdf. [20 Juni 2013].

De Fina dkk., (2009). Discourse and Identities. New York: Cambridge University Press.

Dmp, (2012, 21 Juni). Ramai-ramai Menari Tortor. Sumut Pos [Online]. Tersedia: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36520/ramai-ramai-menari-tortor#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Eggins, S. (2004). An Introduction to Systemic Functional Linguistics; 2nd edition.

New York: Continuum.

Eryanto. (2001). Analisis Wacana. Jakarta: LKiS

Esparza, D. (2009). National Identity and the Other: imagining the EU from the

Czech Lands. Dalam National Papers [Online]. Vol. 38 (3), 25 halaman.

Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=0b0065ec-ea1e-46d4-a83a-5f9df2071fa3%40sessionmgr112&vid=1&hid=104. [23 Juni 2012].

Facal dkk., (2008). Identities, Social Representations and Critical Thinking. Dalam: Culture Study of Sciences and Education. [Online].Vol. 4:689–695. Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=5d799b3f-2f22-43e9-99ba-c47b01e37963%40sessionmgr115&vid=1&hid=105. [6 Desember 2012].

Fairclough, N. (1995). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. (pp. 27-70, 130-167, 187-215, 219-233). London & New York: Longman Group Ltd.

Fairclough, N. (2003). Analysing Discourse: textual analysis for social research. London: Routledge.


(42)

102

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairclough, N. (2009). A Dialectical-Relational Approach Critical Discourse

Analysis in Social Research dalam Wodak, R. dan Meyer, M. (2009). Methods of Critical Discourse Analysis: 2nd Edition. London: Sage

Publications Ltd.

Fal, (2012, 18 Juni). Malaysia Protes, 2 Pendemo Tortor Ditangkap. Sumut Pos [Online].Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36812/malaysia-protes-2-pendemo-tortor-ditangkap#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Fearon, D. (1999). What is Identity: as we know use the word.[Online]. Tersedia: http://www.stanford.edu/~jfearon/papers/iden1v2.pdf [2 Oktober 2012]. Frank, M. (1972). Modern English. New Jersey. Prentice-Hall.

Gus, (2012, 21 Juni). Warga Manortor di Konjen Malaysia. Sumut Pos [Online]. Tersedia: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36472/warga-manortor-di-konjen-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Hamad, I. (2005). Lebih Dekat dengan Analisis Wacana. Dalam Jurnal Mediator

[Online]. Vol. 2, 8 (325-344). Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11& cad=rja&ved=0CDMQFjAAOAo&url=http%3A%2F%2Fmediator.fikom.u nisba.ac.id%2Findex.php%2Fmediator%2Farticle%2Fdownload%2F80%2F 77&ei=ZEk0UfyTCor5rQfujICoDQ&usg=AFQjCNFTZEAdSwfAmwS_kK GboynORqyCQ&sig2=BUctyejbQ773IOYx1PGiTw&bvm=bv.43148975,d. bmk. [4 Maret 2013]

Herlina, R. (2010). Festival Seni Budaya Melayu Dalam Perspektif Kepentingan

Nasional Indonesia. [Online].Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1608/601. [24 Juni 2012].

Hernandez, A. A. (2008). Discursive Strategies in The Construction of National

Identity: A Critical Discourse Analysis of The Gibraltar Issue in The Printed Media. Dalam EBSCO [Online]. Tersedia: http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=8797affa-5b04-451b-8d24-2ffca4a3dd10%40sessionmgr115&vid=1&hid=104. [1 September 2012].

Hornby, A.S. (2000). Oxford Advanced Learner‟s Dictionary. New York: Oxford University Press.


(43)

103

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inayati (2007), Diplomasi Indonesia-Malaysia: Kasus Ambalat. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kasus+ambalat%2C+inayati.+pdf &source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CC0QFjAB&url=http%3A%2F%2Feli b.pdii.lipi.go.id%2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDa tabyId%2F8488%2F8488.pdf&ei=keLHUO-uGY2XiAe6jIDYDA&usg=AFQjCNEI9PtMOII3PtU3rsofTiOkl9fMcw&bv m=bv.1355247934,bs.1,d.bmk[12 Desember 2012].

Indrietta dkk., (2012, 27 September). Heboh Klaim Tari Tor Tor dan Gordang

Sambilan. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27 September

2012].

Ila, (2012, 25 Juni). Ketua DPR RI ke Malaysia Diharapkan Bisa Cairkan

Suasana. Sumut Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36718/ketua-dpr-ri-ke-malaysia-diharapkan-bisa-cairkan-suasana#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Iuul, Cecilie, 2008, A discursive construction of Israel‟s national identity,

[Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/#q=the+definition+of+discursive+construction&hl =id&prmd=imvns&ei=cQujUJW6PMyrrAfqoIBw&start=40&sa=N&bav=o n.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=41037c24abdfaef&bpcl=38626820&biw=1266& bih=667 [14 November 2012].

Jager, S. dan Mayer, F. Theoretical and Methodoligal Aspects of Foucauldian

Critical Discourse Analysis and Dispositive Analysis dalam Wodak, R.,dan

Meyer, M.(2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition.

London: Sage Publications Ltd.

Jensen, V. K. (2008). Thesis: Afrikaner Identities in Contemporary South Africa

Approached Through Discourse Theory and The Discourse-Historical

Approach. [Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=afrikaner%20identities%20in% 20contemporary%20south%20africa%20approached%20through%20discou rse%20theory%20and%20the%20discourse-historical%20approach.%20Jensen&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0C B0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fprojekter.aau.dk%2Fprojekter%2Ffiles%

2F13777080%2FUnder_Construction.doc&ei=1tVrULT2BM-zrAeEpYC4Aw&usg=AFQjCNHGlnMegnXx8LkmODTUYezyGs8toA. [1 Oktober 2012].

Jorgensen M. dan Phillip J.L. (2002). Discourse Analysis as Theory and Methods, London: Sage Publication Ltd..


(44)

104

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KhosraviNik, M. (2010). Actor Descriptions, Action Attributions, and

Argumentation: Towards A Systematization of CDA Analytical Categories in The Representation of Social Groups. Dalam Critical Discourse Studies

[Online].Vol.7,8(54-72).Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=6bbe2c72-f1aa-46c2-ac18-2bd3292c6da7%40sessionmgr4&vid=1&hid=24. [6 Mei 2013] Kumar, Chandra. (2005). Foucault and Rorty on Truth and Ideology: A

Pragmatist View from the Left. Dalam Contemporary Pragmatism.

[Online].Vol.2, 1 (35-93).

http://people.su.se/~guarr/Ideologi/KumaronIdeologyCritiqueJan2005.pdf [20 Juni 2013].

Lai, I. (2012, 22 Juni). Mandailing Folk Keep Their Heritage Alive. Star One

[Online]. Tersedia:

http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2012/6/22/nation/11526275&sec =nation. [3 Oktober 2012].

Lesmana, I. (2012, 11 September). Indonesia Jadi Tuan Rumah Penyelamatan

Warisan Budaya.Sindonews [Online].Tersedia: http://sindonews.com. [27

September 2012].

Levinson, S. C. (1995). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press Lim. (2012, 19 Juni). Ganyang Malaysia, Klaim Tor-Tor. Haluan Kepri [Online].

Tersedia: http://www.haluankepri.com. [27 September 2012].

Melati.A. (2010). Sikap Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Klaim Budaya

oleh Malaysia (Studi Kasus Tari Pendet Bali). [Online]. Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/675/1501. [1 Oktober 2012].

Mole, R. C.M. (2007). Discursive Constructions of Identity in European Politics New York: Palgrave Macmillan.

Munib, A. T. Alasan Pemerintah Indonesia Menyerahkan Sengketa Kepemilikan

Pulau Sipadan dan Ligitan Kepada Mahkamah Internasional. [Online].

Tersedia: http://djangka.org. [3 Oktober 2012].

Munthe, S. R., (2012, 18 Juni). Malaysia Klaim Tor-tor dan Gordang Sembilan.

Sumut Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36361/malaysia-klaim-tor-tor-dan-gordang-sembilan#axzz2N0mXzV8Z. [9 Maret 2013].


(45)

105

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prihandoko dan Syailendra. (2012, 21 Juni). Malaysia Sudah Tujuh Kali

Mengklaim Budaya RI. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27

September 2012].

Press, Associated, (2012, 4 September). Malaysia Blames Discovery Channel in

Dance Flap. Seatle Times [Online]. Tersedia:

http://seattletimes.com/html/nationworld/2009804119_apasmalaysiaindones iadancedispute.html. [27 September 2012].

Reah, D. (2002). The Language of Newspapers. (2nd ed.). London & New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Reisigl, M., dan Wodak, R. (2009). The Discourse Historical Approach dalam Wodak, R., dan Meyer, M. (2009). Methods of Critical Discourse Alanysis:

2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Richardson, K. (2002). Critical Linguistics and Textual Diagnosis. In M. Toolan. (Ed.), Critical Discourse Analysis. Critical Concepts in Linguistics. Vol. I: Precursors and Inspirations.( 358-374). London & New York: Routledge. Sahin, Sanem. (2011). Open Borders, Closed Minds: The Discursive Construction

of National Identity in North Cyprus. Dalam Media Culture Society.

[Online]. Vol 33, 583. Tersedia:

http://mcs.sagepub.com/content/33/4/583.full.pdf+html. [10 Oktober 2012]. Setiawan, E. (201). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:

kbbi.web.id

Sisworo, A.dkk., (2012, 19 Juni). Pengacara Batak Siap Gugat Malaysia. Sumut

Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36405/pengacara-batak-siap-gugat-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Suryadinata, L. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Tabolt, Mary. (2007). Media Discourse: Representation and Interaction. Edinburg: Edinburg University Press Ltd.

Thontowi (2009), Blok Ambalat Wilayah Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://jawahirthontowi.wordpress.com/2009/09/14/blok-ambalat-wilayah-indonesia/. [12 Desember 2012].

Van Leeuwen, T. (2008). Discourse and Practice: new tools for critical discourse


(1)

102

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairclough, N. (2009). A Dialectical-Relational Approach Critical Discourse Analysis in Social Research dalam Wodak, R. dan Meyer, M. (2009). Methods of Critical Discourse Analysis: 2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Fal, (2012, 18 Juni). Malaysia Protes, 2 Pendemo Tortor Ditangkap. Sumut Pos [Online].Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36812/malaysia-protes-2-pendemo-tortor-ditangkap#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Fearon, D. (1999). What is Identity: as we know use the word.[Online]. Tersedia: http://www.stanford.edu/~jfearon/papers/iden1v2.pdf [2 Oktober 2012]. Frank, M. (1972). Modern English. New Jersey. Prentice-Hall.

Gus, (2012, 21 Juni). Warga Manortor di Konjen Malaysia. Sumut Pos [Online]. Tersedia: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36472/warga-manortor-di-konjen-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Hamad, I. (2005). Lebih Dekat dengan Analisis Wacana. Dalam Jurnal Mediator

[Online]. Vol. 2, 8 (325-344). Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=11& cad=rja&ved=0CDMQFjAAOAo&url=http%3A%2F%2Fmediator.fikom.u nisba.ac.id%2Findex.php%2Fmediator%2Farticle%2Fdownload%2F80%2F 77&ei=ZEk0UfyTCor5rQfujICoDQ&usg=AFQjCNFTZEAdSwfAmwS_kK GboynORqyCQ&sig2=BUctyejbQ773IOYx1PGiTw&bvm=bv.43148975,d. bmk. [4 Maret 2013]

Herlina, R. (2010). Festival Seni Budaya Melayu Dalam Perspektif Kepentingan

Nasional Indonesia. [Online].Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1608/601. [24 Juni 2012].

Hernandez, A. A. (2008). Discursive Strategies in The Construction of National Identity: A Critical Discourse Analysis of The Gibraltar Issue in The Printed Media. Dalam EBSCO [Online]. Tersedia: http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=8797affa-5b04-451b-8d24-2ffca4a3dd10%40sessionmgr115&vid=1&hid=104. [1 September 2012].

Hornby, A.S. (2000). Oxford Advanced Learner‟s Dictionary. New York: Oxford University Press.


(2)

103

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inayati (2007), Diplomasi Indonesia-Malaysia: Kasus Ambalat. [Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kasus+ambalat%2C+inayati.+pdf &source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CC0QFjAB&url=http%3A%2F%2Feli b.pdii.lipi.go.id%2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDa

tabyId%2F8488%2F8488.pdf&ei=keLHUO-uGY2XiAe6jIDYDA&usg=AFQjCNEI9PtMOII3PtU3rsofTiOkl9fMcw&bv m=bv.1355247934,bs.1,d.bmk[12 Desember 2012].

Indrietta dkk., (2012, 27 September). Heboh Klaim Tari Tor Tor dan Gordang Sambilan. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27 September 2012].

Ila, (2012, 25 Juni). Ketua DPR RI ke Malaysia Diharapkan Bisa Cairkan

Suasana. Sumut Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36718/ketua-dpr-ri-ke-malaysia-diharapkan-bisa-cairkan-suasana#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Iuul, Cecilie, 2008, A discursive construction of Israel‟s national identity,

[Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/#q=the+definition+of+discursive+construction&hl =id&prmd=imvns&ei=cQujUJW6PMyrrAfqoIBw&start=40&sa=N&bav=o n.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=41037c24abdfaef&bpcl=38626820&biw=1266& bih=667 [14 November 2012].

Jager, S. dan Mayer, F. Theoretical and Methodoligal Aspects of Foucauldian Critical Discourse Analysis and Dispositive Analysis dalam Wodak, R.,dan Meyer, M.(2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Jensen, V. K. (2008). Thesis: Afrikaner Identities in Contemporary South Africa Approached Through Discourse Theory and The Discourse-Historical

Approach. [Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=afrikaner%20identities%20in% 20contemporary%20south%20africa%20approached%20through%20discou

rse%20theory%20and%20the%20discourse-historical%20approach.%20Jensen&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0C B0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fprojekter.aau.dk%2Fprojekter%2Ffiles%

2F13777080%2FUnder_Construction.doc&ei=1tVrULT2BM-zrAeEpYC4Aw&usg=AFQjCNHGlnMegnXx8LkmODTUYezyGs8toA. [1 Oktober 2012].

Jorgensen M. dan Phillip J.L. (2002). Discourse Analysis as Theory and Methods, London: Sage Publication Ltd..


(3)

104

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KhosraviNik, M. (2010). Actor Descriptions, Action Attributions, and Argumentation: Towards A Systematization of CDA Analytical Categories in The Representation of Social Groups. Dalam Critical Discourse Studies [Online].Vol.7,8(54-72).Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=6bbe2c72-f1aa-46c2-ac18-2bd3292c6da7%40sessionmgr4&vid=1&hid=24. [6 Mei 2013] Kumar, Chandra. (2005). Foucault and Rorty on Truth and Ideology: A

Pragmatist View from the Left. Dalam Contemporary Pragmatism.

[Online].Vol.2, 1 (35-93).

http://people.su.se/~guarr/Ideologi/KumaronIdeologyCritiqueJan2005.pdf [20 Juni 2013].

Lai, I. (2012, 22 Juni). Mandailing Folk Keep Their Heritage Alive. Star One

[Online]. Tersedia:

http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2012/6/22/nation/11526275&sec =nation. [3 Oktober 2012].

Lesmana, I. (2012, 11 September). Indonesia Jadi Tuan Rumah Penyelamatan Warisan Budaya.Sindonews [Online].Tersedia: http://sindonews.com. [27 September 2012].

Levinson, S. C. (1995). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press Lim. (2012, 19 Juni). Ganyang Malaysia, Klaim Tor-Tor. Haluan Kepri [Online].

Tersedia: http://www.haluankepri.com. [27 September 2012].

Melati.A. (2010). Sikap Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Klaim Budaya oleh Malaysia (Studi Kasus Tari Pendet Bali). [Online]. Tersedia: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/675/1501. [1 Oktober 2012].

Mole, R. C.M. (2007). Discursive Constructions of Identity in European Politics New York: Palgrave Macmillan.

Munib, A. T. Alasan Pemerintah Indonesia Menyerahkan Sengketa Kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan Kepada Mahkamah Internasional. [Online]. Tersedia: http://djangka.org. [3 Oktober 2012].

Munthe, S. R., (2012, 18 Juni). Malaysia Klaim Tor-tor dan Gordang Sembilan.

Sumut Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36361/malaysia-klaim-tor-tor-dan-gordang-sembilan#axzz2N0mXzV8Z. [9 Maret 2013].


(4)

105

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prihandoko dan Syailendra. (2012, 21 Juni). Malaysia Sudah Tujuh Kali Mengklaim Budaya RI. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27 September 2012].

Press, Associated, (2012, 4 September). Malaysia Blames Discovery Channel in

Dance Flap. Seatle Times [Online]. Tersedia:

http://seattletimes.com/html/nationworld/2009804119_apasmalaysiaindones iadancedispute.html. [27 September 2012].

Reah, D. (2002). The Language of Newspapers. (2nd ed.). London & New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Reisigl, M., dan Wodak, R. (2009). The Discourse Historical Approach dalam Wodak, R., dan Meyer, M. (2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Richardson, K. (2002). Critical Linguistics and Textual Diagnosis. In M. Toolan. (Ed.), Critical Discourse Analysis. Critical Concepts in Linguistics. Vol. I: Precursors and Inspirations.( 358-374). London & New York: Routledge. Sahin, Sanem. (2011). Open Borders, Closed Minds: The Discursive Construction

of National Identity in North Cyprus. Dalam Media Culture Society.

[Online]. Vol 33, 583. Tersedia:

http://mcs.sagepub.com/content/33/4/583.full.pdf+html. [10 Oktober 2012]. Setiawan, E. (201). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:

kbbi.web.id

Sisworo, A.dkk., (2012, 19 Juni). Pengacara Batak Siap Gugat Malaysia. Sumut

Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36405/pengacara-batak-siap-gugat-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Suryadinata, L. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Tabolt, Mary. (2007). Media Discourse: Representation and Interaction. Edinburg: Edinburg University Press Ltd.

Thontowi (2009), Blok Ambalat Wilayah Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://jawahirthontowi.wordpress.com/2009/09/14/blok-ambalat-wilayah-indonesia/. [12 Desember 2012].

Van Leeuwen, T. (2008). Discourse and Practice: new tools for critical discourse


(5)

106

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Van Leeuwen, T. dan Wodak, R. (1999). Legitimizing immigration control. A

Discourse-Historical Analysis. Discourse studies, 1 (1): 83-118.

Van Dijk. (1988). News Analysis: case studies of international and national

international news in the press. London: Lawrence Erlbaum Associates

Publishers.

Van Dijk. (2008). Discourse and Context. New York: Cambridge University Press. Vasvani, K. (2009, 12 November). Malaysia and Indonesia Tries to Mend Ties.

BBC [Online] . Tersedia: http://news.bbc.co.uk/2/hi/8355417.stm. [1 Oktober 2012].

Way, L. (2011). The Local News Media Impeding Solutions to The Cyprus Conflict: Competing Discourses of Nationalism in Turkish Cypriot Radio

News. [Online]. Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=73dc968e-20a6-4711-a3b5-48907d29ad54%40sessionmgr104&vid=1&hid=104. Dalam Social Semiotics [Online]. Vol. 21, 1 (15-31). [3 Oktober 2012].

Wibowo (2011), Konflik Sipadan dan Ligitan antara Indonesia-Malaysia.

[Online]. Tersedia:

http://agungsetiyowibowo.blogspot.com/2011/06/konflik-sipadan-ligitan-antara.html?zx=9be6b3a74c0b492f. [3 Oktober 2012].

Williams, C. (2005). The Discursive Construction of The „competent‟ learner

-worker: from Key Competencies to „employability skills‟. Dalam Studies in Continuing Education [Online]. Vol. 27, 1 (33-49). Tersedia: http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=f7410e29-dfe3-401e-83e7-019d4c9885e0%40sessionmgr104&vid=1&hid=106. [14 November 2012].

Wodak, R. dan Weis. G. (2003). Critical Discourse Analysis: theory and interdisciplinarity. New York: Palgrave Macmillan.

Wodak, R. dkk., (1999). The Discursive Construction of National Identities. Sagepub [Online]. Tersedia: www.sagepub.com/upm-data/40470_13b.pdf. [10 Mei 2012].

Wodak R. dkk., (1999). The Discursive Construction of National Identity. (pp. 1-7, 7-49, 186-203). Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd


(6)

107

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wodak R. (2001). The Discourse Historical Approach dalam Wodak, R. dan Meyer. M. (2001). Methods of Critical Discourse Alanysis. London: Sage Publication, Ltd

Wodak, R. dan Meyer. M. (2001). Methods of Critical Discourse Alanysis. London: Sage Publication, Ltd

Wodak, R., Cillia, R.D., Reisigl, M. and Liebhart, K. (2003). The Discursive

Construction of National Identity. (pp. 1-7, 7-49, 186-203). Edinburgh:

Edinburgh University Press Ltd.

Wodak, R. dan Meyer, M.(2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Wodak, R. dkk., (2009).The Discursive Construction of National Identities. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Wodak, R.dan Meyer, M. (2009). The Discourse Historical Approach (DHA) dalam Wodak, R.,dan Meyer, M.(2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Yanuar, Ikhwan. (2013, 24 Juni). Dahlan Iskan Tolak Jabatan Ketua Umum Partai Demokrat Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://www.vivanews.co.id [20 Juni 2013].

Yazdadya. R. (2011). Tinjauan Yuridis Penggunaan Lagu “Rasa Sayange” Dalam Iklan Promosi Pariwisata Negara Malaysia. [Online]. Tersedia: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hukum/article/viewFile/3112/1873. [24 Juni 2012].

Yusda, H.(2011). Konflik Indonesia-Malaysia (Studi Kasus : Klaim Malaysia Atas

Budaya Indonesia). [Online]. Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/3414/2172. [24 Mei 2012].

Yudono. (2012, 18 Juni). Maruarar: Masyarakat Harus Kompak Tolak Klaim Malaysia. Kompas [Online]. Tersedia: http://www.haluankepri.com. [27 September 2012].