EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF ADOBE DIRECTOR TERHADAP PEMBELAJARAN KANJI DASAR DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BAHASA JEPANG.

(1)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BAHASA JEPANG

(Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendididkan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

Luthfi Muhammad NIM 0900377

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BAHASA JEPANG

Oleh

Luthfi Muhammad

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Luthfi Muhammad 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

LUTHFI MUHAMMAD

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF ADOBE DIRECTOR TERHADAP PEMBELAJARAN KANJI DASAR DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BAHASA JEPANG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dra. Renariah, M. Hum. NIP. 195804061985032001

Pembimbing II

Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum. NIP. 196011081986012001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum. NIP. 196011081986012001


(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF ADOBE DIRECTOR TERHADAP PEMBELAJARAN KANJI DASAR DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BAHASA JEPANG

(Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendididkan Indonesia Tahun Akademik 2014/2015)

(Luthfi Muhammad, 0900377)

Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita dituntut untuk menguasai empat kemampuan berbahasa, salah satunya yaitu kemampuan membaca. Selain kemampuan berbahasa, penting juga untuk menguasai huruf, struktur kalimat, dan lain sebagainya. Untuk dapat membaca tentu kita harus menguasai huruf terlebih dahulu. Dalam mempelajari bahasa Jepang penguasaan huruf Kanji merupakan salah satu aspek yang cukup sulit untuk dipelajari. Hingga saat ini untuk dapat membaca teks wacana bahasa Jepang menggunakan huruf Kana (Hiragana dan Katakana) dirasa cukup memadai, namun apabila dihadapkan dengan adanya huruf Kanji, irama, intonasi serta kecepatan dalam membaca menjadi tersendat. Maka dari itu, perlu adanya sebuah alternatif dalam meningkatkan penguasaan huruf Kanji untuk meningkatkan keterampilan membaca teks wacana bahasa Jepang. Adobe Director sendiri dirancang untuk membuat animasi, namun penambahan bahasa scripting yang kuat disebut Lingo membuat Adobe Director menjadi pilihan populer untuk membuat CD Interaktif dan kios mandiri serta konten web. Adobe Director mendukung proyek – proyek multimedia baik 2D dan 3D. Untuk itu dengan adanya media interaktif Adobe Director ini, diharapkan dapat membantu mempelajari huruf kanji untuk digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membaca wacana bahasa Jepang sederhana yang ditulis dengan huruf Kanji menggunakan media interaktif Adobe Director. 2) mengetahui perbandingan kemampuan penguasaan huruf Kanji dan kemampuan membaca wacana bahasa Jepang sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif Adobe Director. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain One Group Pretest-Postest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang tahun akademik 2014/2015 sebanyak 27 orang mahasiswa. Instrumen yang digunakan berupa tes dan angket. Dari hasil analisis data, diketahui bahwa thitung = 7,74 dengan db = 53 serta ttabel pada taraf signifikansi 5% = 2,01 dan pada taraf signifikansi 1% = 2,68. Artinya, thitung lebih besar dari pada ttabel. Hasil nilai rata – rata mahasiswa sebelum diberi treatment yaitu 44,74 menjadi 73,85 setelah diberi treatment. Dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan huruf Kanji dengan menggunakan media interaktif Adobe Director. Sedangkan dari hasil analisis data kecepatan membaca, di dapat hasil rata – rata kecepatan membaca teks sebanyak 793 huruf sebelum diberi treatment yaitu 6 menit 57 detik atau sebanyak 114,1 huruf per menit menjadi 5 menit 58 detik atau sebanyak 132,9 huruf per menit setelah diberi treatment. Artinya, terdapat peningkatan kecepatan membaca dengan rata – rata 59 detik atau sebanyak 18,8 huruf per menit. Dengan demikian terdapat peningkatan keterampilan mahasiswa dalam membaca teks bahasa Jepang. Berdasarkan hasil data angket, sebagian mahasiswa menganggap belajar menggunakan media interaktif Adobe Director sangat menarik, tidak membosankan, praktis dan mudah digunakan.


(5)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keyword: Media Interaktif, Adobe Director, Kanji, Membaca


(6)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF USING ADOBE DIRECTOR’S INTERACTIVE MEDIA FOR LEARNING BASIC KANJI TO IMPROVE READING SKILLS OF

JAPANESE LANGUAGE DISCOURSE

(Quasi Experimental Research on 1st Grade Students of Japanese Language of Education Department Language and Literature Faculty of Education Indonesia University of

Education, Academic Year 2014/2015)

(Luthfi Muhammad, 0900377)

In studying Japanese language, we are required to master the four language skills, one of which is an ability to read. In addition to language skills, it is also important to master the letter, grammar, and so forth. But, to be able to read the course, we have to master the letter first. In studying Japanese language, mastering the Kanji is one aspect that is quite difficult to learn. Until now, to be able to read the Japanese’s text using letter Kana (Hiragana and Katakana) is considered adequate, but when confronted with kanji, rhythm, intonation and speed in reading become hampered. Therefore, we need an alternative to help learn kanji to improve the reading skills of Japanese discourse. Adobe Director itself was designed to create animations, but the addition of a powerful scripting language called Lingo makes it a popular choice to create interactive CD’s, standalone kiosks and web contents. Adobe Director supports a multimedia project both 2D and 3D. For it with Adobe Director's interactive media, is expected to help learn kanji for use in improving reading skills Japanese discourse. This research’s purposes are; 1) to determine the ability of students in reading simple Japanese discourse written with kanji using Adobe Director’s interactive media. 2) To compare the ability of mastering kanji and ability to read Japanese discourse before and after using Adobe Director’s interactive media. This research used a quasi experimental method with One Group Pretest-Posttest Design. The sample in this study was 27 students of first grade student of Japanese Language of Education Department, academic year 2014/2015. The instrument used was a test and questionnaire. From analysis of data, it is known that thitung = 7.74 with db = 53 and ttabel at 5% significance level = 2.01 and 1% significance level = 2.68. That is, thitung greater than ttabel. The student’s average result value before being given treatment is 44.74 into 73.85 after given a treatment. May imply, there is a difference in ability of students to mastering Kanji by using Adobe Director’s interactive media. Based on speed reading’s data analysis, the average result of reading the text as much as 793 letters before treatment was given is 6 minutes 57 seconds, or as much as 114.1 letters per minute to 5 minutes 58 seconds, or as much as 132.9 letters per minute after a given treatment. This means, there is an increase 59 seconds in reading speed’s average or as much as 18.8 letters per minute. It explained that there is an increase in student’s skills in reading Japanese discourse. Based on results of questionnaire data, most students consider learning using Adobe Director’s interactive media was very interesting, not boring, practical and easy to use. Keyword: Interactive media, Adobe Director, Kanji, Reading


(7)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………....

ABSTRACT ………...

ABSTRAK BAHASA JEPANG ………...

SINOPSIS ………...

KATA PENGANTAR ………...

DAFTAR ISI ………

DAFTAR TABEL ………

i ii iii iv xv xviii xxi

BAB I PENDAHULUAN ………

1.1.Latar Belakang Masalah ………

1.2.Rumusan dan Batasan Masalah ………... 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..

1.4.Definisi Operasional ………..

1.5.Metodologi Penelitian ………

1.5.1. Metode Penelitian ………..

1.5.2. Populasi dan Sampel ………..

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data ……….

1.5.4. Instrumen Penelitian ………..

1.6.Anggapan Dasar dan Hipotesis ………..

1.6.1. Anggapan Dasar ……….

1.6.2. Hipotesis Penelitian ………...

1.7.Sistematika Penulisan ………....

1 1 4 5 6 7 7 8 8 8 9 9 10 10

BAB II LANDASAN TEORITIS ………...

2.1.Media Pembelajaran Interaktif ………... 2.1.1. Definisi Media Pembelajaran ………. 2.1.2. Fungsi Media Pembelajaran ………...

12 12 12 13


(8)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji

2.1.3. Jenis – jenis Media Pembelajaran ………..

2.1.4. Multimedia Interaktif ……….

2.1.5. Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran ………..

2.2.Adobe Director ………...

2.2.1. Sejarah dan Perkembangan ………

2.2.2. User Interface (Antar-Muka Pengguna) ……… 2.2.3. Interaksi dalam Media Pembelajaran ……….

2.3.Kanji ………..

2.3.1. Sejarah Kanji ………..

2.3.2. Cara Baca Kanji ……….

2.3.3. Bushu ……….

2.3.4. Kakusuu ……….

2.3.5. Hitsujun ………..

2.3.6. Rikusho ………..

2.4.Kegiatan Membaca dan Wacana ………

2.4.1. Membaca ………

2.4.2. Pengertian Wacana ……….

2.5.Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ……….. 2.5.1. Hasil Penelitian terdahulu tentang pembelajaran kanji

menggunakan media interaktif ………... 2.5.2. Hasil Penelitian terdahulu tentang pembelajaran dokkai

menggunakan media interaktif ………... 14 16 17 18 18 20 22 24 24 25 25 26 27 28 30 30 32 32 32 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………..

3.1.Metode Penelitian ………..

3.2.Desain Penelitian ………...

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian ……….

3.3.1. Populasi ……….

3.3.2. Sampel ………

34 34 35 36 36 36


(9)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.

3.4.Lokasi dan Waktu Penelitian ……….

3.4.1. Lokasi Penelitian ………

3.4.2. Waktu Penelitian ………

3.5.Teknik Penelitian ………...

3.6.Teknik Pengolahan Data ………

3.7.Prosedur Penelitian ………

3.8.Instrumen Penelitian ………..

3.9.Hipotesis Statistik ………..

37 37 37 37 38 40 43 44

BAB IV ANALISIS DATA ……….

4.1.Pelaksanaan Penelitian ………..

4.2.Analisis Data Tes ………..

4.3.Analisis Data Angket ……….

45 45 56 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..

5.1.Kesimpulan ………

5.2.Saran ………..

70 70 71


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran bahasa merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh keterampilan, pengetahuan dan nilai – nilai positif dalam berbahasa dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. (Waluyo, 2012: hlm. 1)

Erat kaitannya dengan pembelajaran bahasa asing, salah satunya adalah bahasa Jepang. Dalam mempelajari sebuah bahasa kita dituntut untuk dapat menguasai empat kemampuan berbahasa itu sendiri, yaitu kemampuan menyimak (kiku ginou), kemampuan membaca (yomu ginou), kemampuan menulis (kaku ginou) dan kemampuan berbicara (hanasu ginou). Namun dalam mempelajari bahasa Jepang, selain dari menguasai empat kemampuan di atas, penting juga untuk bisa menguasai huruf, struktur kalimat dan lain sebagainya (Ratnawulan, 2012: hlm. 1-2). Untuk aspek kemampuan membaca, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan yang kompleks. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Cole bahwa membaca ialah proses psikologis untuk menentukan arti kata – kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dan pengalaman pembacanya. (Sudjianto, 2010: hlm. 1)

Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan teknologi dan informasi kian berkembang pesat. Setiap orang dapat memperoleh informasi melalui teknologi yang mereka miliki secara cepat, termasuk dalam mendapatkan pengetahuan kebahasaan. Teknologi telah memasuki berbagai aspek, dalam aspek pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jepang tidak luput dari pengaruh teknologi dalam bentuk media pembelajaran. Bagi penulis, media pembelajaran diciptakan untuk mempermudah proses belajar. Dengan adanya sebuah media dan mengacu


(11)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada fungsi dari media itu sendiri di rasa akan lebih meningkatkan motivasi dan semangat dalam belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad (2008: hlm. 113) bahwa diperlukannya sebuah media yang dapat digunakan dalam pembelajaran mandiri, menarik, mudah dimengerti dan tidak membosankan.

Dari pemaparan di atas, penulis tertarik membuat sebuah media pembelajaran demi mempermudah proses meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam bahasa Jepang. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada media dalam membantu mempelajari huruf Kanji untuk digunakan dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang dengan menggunakan media interaktif Adobe Director. Sebagaimana dikatakan oleh Sudjianto dan Dahidi (2004: hlm. 56) bahwa huruf Kanji merupakan salah salah satu aspek yang sulit bagi para siswa yang sedang mempelajari bahasa Jepang. Hal ini dirasakan terutama oleh siswa yang tidak memiliki latar belakang ‘budaya kanji’. Penulis rasakan sendiri ketika mempelajari bahasa Jepang terutama dalam aspek kemampuan membaca (Dokkai) bahwa kita tidak akan bisa membaca sampai kapanpun apabila kita tidak mempelajari hurufnya. Dalam bahasa Jepang kita mengenal empat jenis huruf yaitu huruf Hiragana, Katakana, Kanji dan Romaji. Sejauh ini dalam membaca dengan menggunakan huruf Kana (Hiragana dan Katakana) di rasa cukup memadai, namun ketika kita dihadapkan dengan adanya huruf Kanji, kecepatan dan irama kita dalam membaca akan sedikit tersendat. Akan tetapi hal tersebut belum tentu menjadi masalah pada setiap pembelajar bahasa Jepang, hal ini dipengaruhi oleh bagaimana cara mereka belajar dan pengalaman membaca itu sendiri. Selanjutnya, mungkin bagi sebagian orang saat ini mendengar kata ‘Adobe’ pasti akan teringat dengan sebuah software bernama Photoshop dan Flash. Kedua software tersebut memang populer sebagai software untuk keperluan mengedit foto dan keperluan media interaktif. Namun dalam perkembangannya sendiri dalam dunia media interaktif, Adobe Flash lebih banyak digunakan oleh pengembang dalam


(12)

mengembangkan media interaktif mereka. Dapat kita istilahkan bahwa Adobe Flash lebih terkenal dibanding dengan Adobe Director, sehingga pengembangan dari Adobe Director ini kurang ter-expose oleh media dan para pengembang media interaktif dalam dunia pendidikan khususnya di Indonesia. Baik Adobe Flash maupun Adobe Director sama – sama memiliki peran dalam perkembangan media interaktif, namun seiring berjalannya waktu Adobe Flash seakan – akan lebih laku terjual di pasaran. Perbedaan antara kedua produk tersebut telah menjadi banyak subjek diskusi, khususnya dalam komunitas pengembang Director. Extensibility adalah salah satu perbedaan utama antara keduanya, seperti beberapa dari berbagai macam codec yang dapat di impor. Director cenderung menjadi lebih besar dari Flash, namun jejak yang telah menjadi bagian dari kelemahan. Hal ini memanifestasikan kelemahan ke mana – mana erosi Director sebagai pemimpin authoring tools, terutama di jendela kritis tahun 1998 – 2000. Jejak download plugin Shockwave Director secara signifikan lebih besar dari jejak download Shockwave Flash. Selain itu, bermitra dengan distributor Macromedia seperti Dell, Apple, dll untuk memiliki Flash plugin pra-instal pada mesin untuk pengguna, sehingga mereka tidak akan di minta untuk menginstal perangkat lunak tambahan (Sugimin dalam http://sugiminvipz.blogspot.com/2014/04/macromedia-director.html). Di sini dapat penulis simpulkan bahwa efisiensi ruang penyimpanan dan proses penggunaan menjadikan Adobe Director sedikit digunakan oleh para pengembang. Hal ini berdampak pada pengembangan media interaktif untuk pembelajaran bahasa menjadi sedikit. Padahal dari segi fitur yang disediakan, Adobe Director memiliki lebih banyak fitur dibanding Adobe Flash, salah satunya yaitu fitur 3D interaktif.

Alasan penulis menggunakan media Adobe Director dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adobe Director merupakan sebuah software yang dapat membuat berbagai macam media pembelajaran maupun game dengan berbagai metode. Hal ini dapat kita analogikan bagai


(13)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kita sedang membuat sebuah film dan kita berperan sebagai sutradara yang dapat mengatur film kita sesuka hati.

2. Penggunaan interface yang tidak begitu rumit, sehingga memudahkan siapapun untuk mempelajarinya.

3. Adobe Director ini dapat dioperasikan pada komputer maupun laptop dengan spesifikasi minimal Processor Intel® Pentium® 4, Microsoft® Windows® XP Starter Pack 2, RAM sebesar 512MB dan tidak menghabiskan banyak ruang pada Hard Disk. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh penggunaan media interaktif terhadap pembelajaran bahasa Jepang yang dirumuskan dalam bentuk skripsi berjudul “Efektivitas

Penggunaan Media Interaktif “Adobe Director” terhadap Pembelajaran

Kanji Dasar dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Wacana

Bahasa Jepang”.

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dalam membaca wacana bahasa Jepang sederhana yang ditulis dengan huruf Kanji sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif Adobe Director?

2. Bagaimanakah manfaat atau hasil dari penggunaan media interaktif Adobe Director terhadap perkembangan pembelajaran Bahasa Jepang mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI?

Supaya penelitian ini tidak menyimpang terlalu jauh, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:


(14)

1. Penelitian ini hanya meneliti tingkat keterampilan mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dalam menguasai huruf Kanji dan membaca wacana bahasa Jepang sederhana.

2. Penelitian ini hanya meneliti hasil pembelajaran mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dengan menggunakan media interaktif Adobe Director.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengukur tingkat kemampuan membaca wacana Bahasa Jepang yang ditulis dengan huruf Kanji pada mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2014/2015.

2. Untuk mengetahui perbandingan kemampuan penguasaan huruf Kanji dan kemampuan membaca wacana bahasa Jepang sebelum dan sesudah menggunakan media interaktif Adobe Director.

Manfaat yang ingin diperoleh berdasarkan tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran konseptual mengenai pembelajaran bahasa Jepang. Selain itu, dapat memberikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan membaca wacana melalui sebuah media interaktif. Sehingga pembelajaran akan mengalami proses inovasi dan tujuan pembelajaran pun akan mudah untuk dicapai.

b. Manfaat Praktis

Disamping manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam pembelajaran bahasa


(15)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jepang di jenjang instansi pendidikan formal maupun non-formal.

1. Untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan membaca wacana bahasa Jepang beserta huruf Kanjinya. 2. Untuk memberikan kemudahan dalam meningkatkan

pembelajaran huruf Kanji dasar dan untuk meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang sederhana.

1.4. Definisi Operasional

Judul dari penelitian ini adalah “Efektivitas Penggunaan Media

Interaktif “Adobe Director” terhadap Pembelajaran Kanji Dasar dalam

Meningkatkan Keterampilan Membaca Wacana Bahasa Jepang”. Maka

dari itu, penulis akan mendefiniskan makna kata – kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini demi menyamakan persepsi terhadap istilah yang ada dalam penelitian ini.

1. Pengertian efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana semakin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. (Hidayat, 1986 dalam http://dansite.wordpress.com). Dalam penelitian ini efektifitas yang di maksud yaitu efektifitas dari penggunaan media Adobe Director.

2. Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: hlm. 6 yang dikutip dari Sukiman, 2012: hlm. 27). 3. Adobe Director merupakan software authoring yang

memposisikan diri sebagai software aplikasi multimedia untuk membuat aplikasi – aplikasi media yang powerful dan interaktif (Mulyanta dan Marlon, 2009: hlm. 8).


(16)

4. Kanji adalah huruf yang digunakan dalam rangka baca dan tulis di Jepang. Kanji sebagian besar dibuat di Cina untuk penulisan bahasa Cina. Kanji disampaikan di Jepang kira – kira pada abad 4. Oleh karena itulah huruf tersebut dinamakan kanji yang berarti huruf – huruf negeri Kan (Iwabuchi, 1989: hlm. 63).

5. Pengertian pengajaran adalah “A preplanned, goal directed educational process designed to facilitate

learning.” (Pengajaran adalah sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta di rancang untuk mempermudah belajar). (Tardif, 1987 dikutip dari http://fitriano.blogspot.com).

6. Pengertian wacana secara etimologis kata ‘wacana’ (discourse) berasal dari bahasa latin discurrere (mengalir kesana kemari) dan nominalisasi kata discursus (‘mengalir secara terpisah’ yang ditransfer maknanya menjadi ‘terlibat dalam sesuatu’, atau ‘memberi informasi tentang sesuatu’) (Vaas, 1992: hlm. 7, dikutip dari Metode Analisis Teks & Wacana oleh Stefan Titscher, dkk, 2009). 7. Pengertian membaca menurut Cole ialah proses psikologis

untuk menentukan arti kata – kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dan pengalaman pembacanya. (Sudjianto, 2010: hlm. 1)

1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi-eksperimen atau eksperimen semu. Pada menentukan subyek yang akan diteliti tidak dilakukan secara acak, tetapi dengan adanya pemilihan terhadap subyek –


(17)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

subyek tertentu. Sehingga siswa menjadi control terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap suatu kelompok subjek dengan dua kondisi observasi atau tes yang dilaksanakan hanya menggunakan satu kelompok atau tanpa adanya kelas kontrol atau pembanding. Variabel luar masih berpengaruh terhadap terbantuknya variabel dependen, sehingga hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh variabel independen. (Sugiyono, 2012: hlm. 109).

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik One-Group Pretest-Posttest Design, dengan struktur seperti berikut:

O

1

X O

2

Keterangan:

X : perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam

penelitian eksperimen ini. Perlakuan yang dimaksud ini berupa penggunaan media interaktif Adobe Director dalam kegiatan pembelajaran kanji.

O1 : tes atau observasi yang dilakukan sebelum X diberikan. O2 : tes atau observasi yang dilakukan setelah X diberikan.

1.5.2. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu mahasiswa Tingkat 1 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dan teknik yang digunakan yaitu teknik One-Group Pretest-Posttest Design.

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: - Studi literatur


(18)

- Menentukan populasi dan sampel penelitian - Melaksanakan pre-test

- Melaksanakan perlakuan terhadap kelompok dengan metode yang telah ditentukan

- Melaksanakan post-test terhadap kelompok - Menganalisis data

- Menyusun laporan penelitian - Melaporkan hasil penelitian

1.5.4. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa test dan angket. Test akan berbentuk pre-test dan post-test, di mana penelitian akan meninjau terlebih dahulu kemampuan awal mahasiswa. Sedangkan angket untuk mengetahui respon terhadap penguunaan media beserta metode yang diterapkan.

a. Test

Test yang diberlakukan dalam penelitian ini merupakan pretest dan posttest. Dimana pada pretest ini peneliti akan mengukur kemampuan dari subyek penelitian atau mahasiswa dalam memahami wacana serta membaca huruf Kanji, sebelum dilakukan treatment. Setelah mengetahui hasilnya, dilakukanlah treatment terhadap mahasiswa dengan metode yang telah ditentukan. Kemudian untuk menilai perkembangannya, dilakukanlah posttest demi mengukur tingkat efektivitas dari media dan metode yang diterapkan. Dan pada akhirnya posttest akan menjadi tolak ukur apakah media dan metode yang digunakan efektif atau tidak.

b. Angket

Selain test, peneliti pun memberikan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui respon terhadap media dan metode yang diterapkan dalam meningkatkan keterampilan membaca


(19)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan media interaktif. Selain itu mahasiswa juga dapat mengemukakan kesulitan – kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan media maupun kesulitan dalam membaca.

1.6. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1.6.1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan suatu teori baik yang sudah baku, rangkuman, kesimpulan yang digunakan sebagai dasar untuk berpijak suatu kegiatan penelitian (Sutedi, 2005: hlm. 32).

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian terdahulu penggunaan media interaktif berbasis komputer sangat berpengaruh terhadap motivasi dan semangat belajar. Hal tersebut dapat meningkatkan daya tangkap mahasiswa terhadap materi yang diberikan. Semakin efektif pembelajaran dengan menggunakan media interaktif Adobe Director, semakin meningkat pula penguasaan mahasiswa terhadap aspek penguasaan Kanji dan aspek membaca wacana bahasa Jepang.

1.6.2. Hipotesis Penelitian

Sejalan dengan paparan Sugiyono (2012: hlm. 96), bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis, yaitu Hipotesis Kerja (Hk) untuk hipotesis yang di terima, dan Hipotesis Nol (H0) apabila hipotesis ditolak. Dengan kata lain, bila tidak tidak terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan, maka Hk ditolak dan H0 diterima. Begitu pun sebaliknya, bila terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan, maka Hk diterima, dan H0 ditolak.


(20)

Hk : Penggunaan Media Interaktif Adobe Director terhadap

pembelajaran Kanji Dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang sederhana terhadap mahasiswa tingkat 1 DPBJ FPBS UPI efektif.

H0 : Penggunaan Media Interaktif Adobe Director terhadap

pembelajaran Kanji Dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang sederhana terhadap mahasiswa tingkat 1 DPBJ FPBS UPI tidak efektif.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, menjelaskan landasan teori yang didalamnya menguraikan tentang media pembelajaran, wacana, huruf Kanji, media interaktif Adobe Director dan hasil penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi uraian mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahan data, serta yang terakhir yaitu tahap pengolahan data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN, berisi tentang laporan kegiatan, data, dan hasil pengolahan, pembahasan dan disimpulkan apakah masalah penelitian terjawab atau tidak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis untuk bisa dijadikan bahan pertimbangan penelitian selanjutnya.


(21)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Sutedi (2011: hlm. 53) dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2012: hlm. 3) secara umum mengartikan metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data yang empiris (teramati) yang memiliki kriteria tertentu yaitu valid. Kemudian setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu – raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Oleh karena itu, untuk dapat menjawab masalah pada penelitian, diperlukan sebuah metode yang dapat memberikan data valid yang digunakan untuk menjawab masalah pada penelitian. Dalam penelitian ini metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen.

Menurut Sutedi (2011: hlm. 22) penelitian eksperimental merupakan penelitian murni, karena di dalamnya kegitan mengontrol, memanipulasi, dan observasi semuanya dilakukan. Sutedi (2011: hlm. 64) juga menambahkan tujuan dari penelitian eksperimental ialah untuk menguji efektivitas dan efesiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran yang sebenarnya.


(22)

Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media interaktif Adobe Director terhadap pembelajaran huruf kanji untuk meningkatkan kemapuan membaca wacana bahasa Jepang, mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran kanji dengan menggunakan media interaktif Adobe Director. Karena metode eksperimen termasuk ke dalam metode penelitian kuantitatif, maka data yang dihasilkan berupa angka. Sehingga penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian kuasi dimana penelitian ini hanya meneliti satu kelas tanpa adanya kelas pembanding atau kontrol.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest design. Dengan adanya sebuah pretest, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1 X O2

Keterangan:

X : perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam

penelitian eksperimen dengan menggunakan media interaktif Adobe Director dalam kegiatan pembelajaran kanji.

O1 : tes atau observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (X)

diberikan.

O2 : tes atau observasi yang dilakukan setelah perlakuan (X) diberikan.


(23)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan adanya pre-test dan post-test, menandakan bahwa observasi akan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Pada pertemuan pertama penulis akan memberikan soal pre-test untuk dikerjakan olah sampel selama 15 menit. Selanjutnya penulis akan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara menggunakan media interaktif Adobe Director dan memberikan CD kepada masing – masing sampel untuk dapat digunakan pada saat membahas soal dan jawaban. Pertemuan untuk melakukan perlakuan/treatment ini dapat berlangsung selama 3 sampai dengan 4 kali pertemuan. Di akhir pertemuan penulis akan melakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dan perkembangan sampel dalam mempelajari huruf kanji dengan menggunakan media interaktif Adobe Director.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2012: hlm. 117) memaparkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda – benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyak/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sedangkan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi disebut sampel. Sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representatif.

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia.


(24)

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1 semester ganjil Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2014/2015.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia Gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Lantai 3 Jalan Dr. Setiabudi No. 229 Bandung.

3.4.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan: - Satu kali pre-test dengan durasi 15 menit

- Dua kali pertemuan treatment dengan durasi 30 menit

- Satu kali post-test dan pengisian angket dengan durasi 30 menit

3.5. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dilakukan dalam rangka mengumpulkan berbagai macam materi dan teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini, diperoleh dari berbagai macam buku, jurnal bahasa Jepang, catatan – catatan, ataupun dari dokumen tertulis lainnya.

b. Tes

Tes yang akan ditempuh dalam penelitian ini sebanyak dua kali tes. Tes yang pertama (pre-test) dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan sampel dalam menguasai huruf kanji serta mengukur kemampuan membaca wacana bahasa Jepang


(25)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang ditulis dengan huruf kanji sebelum diberikan treatment. Tes yang kedua (post-test) dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang telah dicapai oleh sampel dalam menguasai huruf kanji setelah menggunakan media interaktif Adobe Director.

c. Observasi

Selama melakukan penelitian, peneliti mencatat situasi dan kondisi siswa secara garis besar, mulai dari kegiatan pre-test, treatment sampai post-test.

d. Angket

Angket akan diberikan kepada sampel setelah post-test selesai dilaksanakan. Angket ini digunakan untuk mencari tahu respon dan efektivitas penggunaan media interaktif Adobe Director menurut pandangan para sampel penelitian.

3.6. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dan diolah dengan beberapa cara dan rumus statistik seperti berikut:

a. Mencari nilai rata – rata (mean) hasil pre-test (x) dan post-test (y).

dan Keterangan:

Mx : Nilai rata – rata pre-test

My : Nilai rata – rata post-test ∑x : Jumlah total nilai pre-test ∑y : Jumlah total nilai post-test

N : Jumlah sampel

b. Mencari Standar Deviasi dari variable x (SDx) dan standar

deviasi dari variable y (SDy). dan


(26)

c. Mencari standar Error Mean dari variabel x (SEMx) dan dari

variabel y (SEMy).

dan

Keterangan:

SEMx : Standar Error Mean variabel x

SEMy : Standar Error Mean variabel y

SDx : Standar Deviasi variabel x

SDy : Standar Deviasi variabel y

N : Jumlah sampel

d. Mencari Standar Error perbedaan antara Mean variabel x dan variabel y.

Keterangan:

SEMx : Standar Error mean variabel x

SEMy : Standar Error mean variabel y

SEMx y : Standar Error mean variabel antara mean x dan y

e. Mencari nilai thitung .

=

f. Mencari nilai derajat kebebasan (degrees of freedom).

Keterangan:

db : Nilai derajat kebebasan N : Jumlah sampel

g. Menghitung kecepatan membaca mahasiswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

HPM : Huruf Per Menit h. Mengolah data hasil angket


(27)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

P : Presentasi jawaban

f : Frekuensi setiap jawaban responden N : Jumlah sampel

100% : Presentase frekuensi setiap jawaban responden

Tabel Tafsiran Analisis Hasil Angket

0% Tidak ada seorangpun

1% - 5% Hampir tidak ada

6% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengah

76% - 95% Sebagian besar

96% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Sudjiono (2001: hlm. 40-41)

3.7. Prosedur Penelitian

Sejalan dengan paparan Teguh Maulana (2012: hlm. 30) dalam Khaerunnisa (2013: hlm. 31) bahwa prosedur merupakan tahap – tahap yang dilalui oleh seorang peneliti untuk memperlancar penelitiannya, maka dalam penelitian ini pun tidak lepas dari prosedur yang harus dilaksanakan demi kelancaran penelitian. Berikut merupakan prosedur yang ditempuh oleh penulis dalam melaksanakan penelitian.

a. Tahap Awal (Perencanan)

Tahap awal dalam penelitian ini meliputi: - Menentukan sampel penelitian


(28)

- Pembuatan instrument penelitian - Penyusunan RPP penelitian

- Menguji kelayakan instrumen penelitian yang telah dibuat, melalui expert judgement maupun uji reliabilitas.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini meliputi pelaksanaan kegiatan observasi yang di dalamnya mencakup hal – hal teknis selama kegiatan observasi/penelitian.

Waktu/

Pertemuan Kegiatan Deskripsi Keterangan

Pertemuan Ke-1

Pre-test  Membuka

pertemuan dengan

salam dan

menjelaskan

mengenai test yang akan dilaksanakan

 Peneliti

mempersiapkan soal pre-test.

 Membagikan soal

pre-test dan

memulai pre-test.

Lembar soal pre-test.

Pertemuan ke-2 dan ke-3

Treatment  Membuka

pertemuan, selanjutnya menjelaskan

tentang media interaktif yang

Laptop, speaker, infocus

(optional), CD media


(29)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan digunakan dalam treatment.

 Menjelaskan

tentang tata cara menggunakan media interaktif Adobe Director.

 Mengamati

observasi dan menjawab

pertanyaan apabila ada yang merasa kesulitan.

 Pada akhir

treatment, masing – masing sampel akan diberikan CD media interaktif Adobe Director untuk dipelajari

diluar jam

observasi.

Adobe Director

Pertemuan ke-4 Post-test  Membuka

pertemuan dengan

salam dan

menjelaskan

mengenai tes yang akan dilaksanakan.

 Peneliti

mempersiapkan

Lembar soal post-test dan angket.


(30)

soal post-test.

 Membagikan soal tes dan memulai pre-test.

 Setelah pre-test selesai, peneliti memberikan angket penelitian.

c. Tahap Akhir (Pengambilan Kesimpulan)

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut.

- Pengolahan data statistik (hasil tes dan angket). - Analisis data.

- Menginterpretasikan hasil analisis data penelitian dan menarik kesimpulan.

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. (Sutedi, 2011: hlm. 155). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu instrumen berupa tes dan angket. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan post-test.

a. Instrumen Tes

Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Khaerunnisa, 2013: hlm. 36). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes, pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan untuk mengetahui dan mengukur kemampuan sampel dalam menguasai kanji dan kemampuan membaca


(31)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wacana bahasa Jepang sebelum diberikan treatment menggunakan media interaktif Adobe Director. Sedangkan post-test dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan dan hasil akhir dari sampel setelah diberikan treatment menggunakan media interaktif Adobe Director. Materi yang diberikan merupakan materi yang ada dalam buku paket kanji jilid 1 yang digunakan di lingkungan Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.

b. Instrumen Angket

Sugiyono mengungkapkan bahwa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (2012: hlm. 199). Dalam penelitian ini angket diberikan untuk mengetahui respon dan tanggapan sampel selama menggunakan media interaktif Adobe Director.

3.9. Hipotesis Statistik

Langkah terakhir yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis statistik. Sejalan dengan paparan Sugiyono (2012: hlm. 96), bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis, yaitu Hipotesis Kerja (Hk) untuk hipotesis yang di terima, dan Hipotesis Nol (H0) apabila hipotesis ditolak. Dengan kata lain, bila tidak tidak terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan, maka Hk ditolak dan H0 diterima. Begitu pun sebaliknya, bila terdapat hubungan dan kontribusi yang positif dan signifikan, maka Hk diterima, dan H0 ditolak.


(32)

Hk : Penggunaan Media Interaktif Adobe Director terhadap pembelajaran Kanji Dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang sederhana terhadap mahasiswa tingkat 1 DPBJ FPBS UPI efektif. H0 : Penggunaan Media Interaktif Adobe Director terhadap

pembelajaran Kanji Dasar dalam meningkatkan keterampilan membaca wacana bahasa Jepang sederhana terhadap mahasiswa tingkat 1 DPBJ FPBS UPI tidak efektif.

Kedua hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya dengan membandingkan besarnya thitung dan ttabel. Apabila thitung lebih kecil daripada ttabel (thitung < ttabel) maka H0 diterima, sedangkan apabila thitung lebih besar daripada ttabel (thitung > ttabel), makan Hk diterima serta menandakan bahawa adanya pengaruh atau kontribusi yang signifikan dari media interaktif Adobe Director terhadap hasil pembelajaran kanji.


(33)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Media interaktif Adobe Director memberikan pengaruh yang positif dan cukup signifikan terhadap pembelajaran huruf kanji. Hal ini terbukti dari hasil analisis data yang telah dilakukan dengan melihat nilai rata – rata sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan nilai 44,74 menjadi 73,85 setelah diberikan treatment. Nilai thitung 7,74 > ttabel pada taraf 5% yaitu 2,01 dan pada taraf 1% yaitu 2,68, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai hasil pre-test dan nilai hasil post-test. 2. Berdasarkan hasil tes kecepatan membaca, terlihat pula

perbedaan keterampilan membaca mahasiswa dengan perbedaan dalam satuan waktu dengan rata – rata pre-test 6 menit 57 detik atau sebanyak 114,1 huruf per menit, sedangkan post-test menjadi 5 menit 58 detik atau sebanyak 132,9 huruf per menit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kecepatan membaca mahasiswa dengan rata – rata 59 detik atau 18,8 huruf per menit untuk membaca sebuah teks wacana bahasa Jepang sebanyak 793 huruf yang ditulis dengan huruf kanji menggunakan media interaktif Adobe Director.

3. Berdasarkan hasil angket yang telah di isi oleh responden, belajar menggunakan media interaktif Adobe Director di respon sangat baik dan positif. Sebagian responden menyatakan bahwa belajar kanji dan berlatih membaca menggunakan media interaktif Adobe Director sangat menarik, tidak membosankan, praktis dan mudah digunakan. Adanya sebuah game menjadi daya tarik tersendiri bagi responden,


(34)

karena dapat meningkatkan daya ingat serta dapat refreshing ketika jenuh belajar huruf kanji.

4. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden pula, terdapat kesulitan yang di alami oleh sebagian responden dalam mengoperasikan media interaktif Adobe Director, di mana responden belum terbiasa menulis huruf kanji menggunakan pointer/mouse, sehingga bentuk dari huruf kanji itu sendiri kurang begitu rapih.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yakni sebagai berikut:

1. Untuk pengajar

Karena penggunaan media interaktif Adobe Director ini mendapat respon baik dan positif, diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pengajar bahasa Jepang dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya untuk mempelajari huruf kanji dan meningkatkan keterampilan membaca mahasiswa.

2. Untuk pembelajar atau mahasiswa

Diharapan mahasiswa dapat lebih leluasa mengoperasikan media interaktif Adobe Director pada pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam mempelajari huruf kanji dan meningkatkan keterampilan membaca sehingga menarik minat untuk belajar bahasa Jepang dan memudahkan untuk mengingat huruf kanji beserta cara penulisannya.

3. Untuk penelitian selanjutnya

Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema serupa, diharapkan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas gambar, animasi, efisiensi penyimpanan ruang dan fitur – fitur yang ada seperti sound command, writing pad yang lebih rapih, word counter, text reader, dan sebagainya serta dapat


(35)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meminimalisir error dan bug yang ada pada sebuah media pembelajaran. Diharapkan juga dapat mengembangkan media sejenis untuk pembelajaran kemampuan berbicara (kaiwa), pembelajaran kemampuan mendengar (choukai) maupun pembelajaran pola kalimat (bunpou). Metode di dalam sebuah media juga diharapkan dapat diterapkan ke dalam media interaktif Adobe Director untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam aspek meningkatkan keterampilan membaca, karena di rasa masih kurang adanya sebuah metode untuk meningkatkan keterampilan membaca teks wacana bahasa Jepang.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan Artikel Jurnal

Adobe. (2009). Using adobe director 11.5 for windows and mac os. California: Adobe System Incorporated.

Arsyad, Prof. Dr. Azhar, M.A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Budiman, Dadan. (2014). Efektivitas pembelajaran kanji dengan menggunakan winds pro emulator game nazotte oboeru. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Daryanto. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dewi, Liana. (2011). Efektivitas pembelajaran kanji dasar dengan multimedia berbasis komputer. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Gross, Phill & Jason Roberts. (2008). Director 8 demystified: the official guide to

macromedia director, lingo and shockwave. California: Peachpit Press. Halpern, Jack. (1999). The kodansha kanji learner’s dictionary. Saitama:

Kodansha International.

Hendratman, Hendi, ST. (2011). The magic of macromedia director. Bandung: Informatika.

Khaerunnisa, Fitria. (2013). Efektivitas penggunaan metode audiolingual kumon terhadap pembelajaran kosakata pada siswa SMA. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kustandi, Cecep, M.Pd. & Drs. Bambang Sutjipto, M.pd. (2011). Media pembelajaran: manual dan digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Matsuura, Kenji. (1994). Kamus bahasa jepang-indonesia. Kyouto: Kyouto Sangyo University Press.

Mayer, Richard E. (2009). Multimedia learning: prinsip – prinsip dan aplikasi. Surabaya: ITS Press.


(37)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mitamura, Joyce Yumi & Yasuko Kosaka Mitamura. (1997). Let's learn kanji: an introduction to radicals, components and 250 very basic kanji. Tokyo: Kodansha International.

Mulyanta, Drs. St., M.Kom & Marlon Leong, S.Kom., M.Kom. (2009). Tutorial membangun multimedia interaktif – media pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.

Niimura. (2004). Koujien. Tokyo : Iwanamishoten.

Ratnawulan, Dea. (2013). Analisis kemampuan membaca cepat teks berbahasa jepang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rosenzweig, Gary. (2002). Special edition using director 8.5. United State of America: Que.

Rusliani, Hani Fitri. (2011). Efektivitas pembelajaran kanji dasar dengan menggunakan multimedia power point. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Setiana, Wisnu. (2014). Efektivitas penggunaan model instructional game puzzle maze terhadap hasil belajar sisiwa pada materi gaya dalam mata pelajaran ipa terpadu. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjianto, Drs. M.Hum. & Drs. Ahmad Dahidi, M.A. (2007). Pengantar linguistik bahasa jepang. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjianto. (2010). Makalah metode pengajaran membaca. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjiono, Anas. (2001). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, Prof. Dr. (2012). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian pendidikan bahasa jepang. Bandung: Humaniora. Suyoto, Dr. & Sunardi Yang. (2005). Buku latihan multimedia dan aplikasinya

dengan macromedia director. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tampubolon. (1987). Perkembangan bahasa Indonesia di nusantara. Jakarta: Imbara.


(38)

Tim Pengajar Bahasa Jepang FPBS UPI. (2014). 初 級 表 記 2 semester 2. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tim Penyusun Pedoman Karya Ilmiah. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Titscher, Stefan, dkk. (2009). Metode analisis teks & wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Waluyo, Widyoharsono. (2012). Multimedia flash new approach intermediate course dalam pembelajaran dokkai. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

2. Sumber Online dan Bentuk Lain

Didi Weliyanto. (t.t). Tentang director. Diakses dari http://cahbagusmm.blogspot.com/2013/02/tentang.director.html.

Goo. (t.t). か ん じ [ 漢 字 ]. Diakses dari

http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/jn2/48239/m0u/漢字/.

Hilfan Soeltansyah. (t.t). Perkembangan program aplikasi multimedia. Diakses dari http://hilfan-s.blogspot.com/2012/10/perkembangan-program-aplikasi-multimedia.html.

Sugimin. (t.t). Macromedia director. Diakses dari

http://sugiminvipz.blogspot.com/2014/04/macromedia-director.html.

Wikipedia. (t.t). Macromedia director. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Director.html.


(1)

70

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Media interaktif Adobe Director memberikan pengaruh yang positif dan cukup signifikan terhadap pembelajaran huruf kanji. Hal ini terbukti dari hasil analisis data yang telah dilakukan dengan melihat nilai rata – rata sebelum dan sesudah diberikan treatment dengan nilai 44,74 menjadi 73,85 setelah diberikan treatment. Nilai thitung 7,74 > ttabel pada taraf 5% yaitu 2,01 dan

pada taraf 1% yaitu 2,68, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai hasil pre-test dan nilai hasil post-test. 2. Berdasarkan hasil tes kecepatan membaca, terlihat pula

perbedaan keterampilan membaca mahasiswa dengan

perbedaan dalam satuan waktu dengan rata – rata pre-test 6 menit 57 detik atau sebanyak 114,1 huruf per menit, sedangkan post-test menjadi 5 menit 58 detik atau sebanyak 132,9 huruf per menit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kecepatan membaca mahasiswa dengan rata – rata 59 detik atau 18,8 huruf per menit untuk membaca sebuah teks wacana bahasa Jepang sebanyak 793 huruf yang ditulis dengan huruf kanji menggunakan media interaktif Adobe Director.

3. Berdasarkan hasil angket yang telah di isi oleh responden, belajar menggunakan media interaktif Adobe Director di respon sangat baik dan positif. Sebagian responden menyatakan bahwa belajar kanji dan berlatih membaca menggunakan media interaktif Adobe Director sangat menarik, tidak membosankan, praktis dan mudah digunakan. Adanya sebuah game menjadi daya tarik tersendiri bagi responden,


(2)

71

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena dapat meningkatkan daya ingat serta dapat refreshing ketika jenuh belajar huruf kanji.

4. Berdasarkan hasil angket yang telah diisi oleh responden pula, terdapat kesulitan yang di alami oleh sebagian responden dalam mengoperasikan media interaktif Adobe Director, di mana responden belum terbiasa menulis huruf kanji menggunakan pointer/mouse, sehingga bentuk dari huruf kanji itu sendiri kurang begitu rapih.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yakni sebagai berikut:

1. Untuk pengajar

Karena penggunaan media interaktif Adobe Director ini mendapat respon baik dan positif, diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pengajar bahasa Jepang dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya untuk mempelajari huruf kanji dan meningkatkan keterampilan membaca mahasiswa.

2. Untuk pembelajar atau mahasiswa

Diharapan mahasiswa dapat lebih leluasa mengoperasikan media interaktif Adobe Director pada pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam mempelajari huruf kanji dan meningkatkan keterampilan membaca sehingga menarik minat untuk belajar bahasa Jepang dan memudahkan untuk mengingat huruf kanji beserta cara penulisannya.

3. Untuk penelitian selanjutnya

Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema serupa, diharapkan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas gambar, animasi, efisiensi penyimpanan ruang dan fitur – fitur yang ada seperti sound command, writing pad yang lebih rapih,


(3)

72

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meminimalisir error dan bug yang ada pada sebuah media pembelajaran. Diharapkan juga dapat mengembangkan media sejenis untuk pembelajaran kemampuan berbicara (kaiwa), pembelajaran kemampuan mendengar (choukai) maupun pembelajaran pola kalimat (bunpou). Metode di dalam sebuah media juga diharapkan dapat diterapkan ke dalam media interaktif Adobe Director untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam aspek meningkatkan keterampilan membaca, karena di rasa masih kurang adanya sebuah metode untuk meningkatkan keterampilan membaca teks wacana bahasa Jepang.


(4)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan Artikel Jurnal

Adobe. (2009). Using adobe director 11.5 for windows and mac os. California: Adobe System Incorporated.

Arsyad, Prof. Dr. Azhar, M.A. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Budiman, Dadan. (2014). Efektivitas pembelajaran kanji dengan menggunakan

winds pro emulator game nazotte oboeru. (Skripsi). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Daryanto. (2013). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dewi, Liana. (2011). Efektivitas pembelajaran kanji dasar dengan multimedia berbasis komputer. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Gross, Phill & Jason Roberts. (2008). Director 8 demystified: the official guide to

macromedia director, lingo and shockwave. California: Peachpit Press. Halpern, Jack. (1999). The kodansha kanji learner’s dictionary. Saitama:

Kodansha International.

Hendratman, Hendi, ST. (2011). The magic of macromedia director. Bandung: Informatika.

Khaerunnisa, Fitria. (2013). Efektivitas penggunaan metode audiolingual kumon terhadap pembelajaran kosakata pada siswa SMA. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kustandi, Cecep, M.Pd. & Drs. Bambang Sutjipto, M.pd. (2011). Media pembelajaran: manual dan digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Matsuura, Kenji. (1994). Kamus bahasa jepang-indonesia. Kyouto: Kyouto Sangyo University Press.

Mayer, Richard E. (2009). Multimedia learning: prinsip – prinsip dan aplikasi. Surabaya: ITS Press.


(5)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mitamura, Joyce Yumi & Yasuko Kosaka Mitamura. (1997). Let's learn kanji: an introduction to radicals, components and 250 very basic kanji. Tokyo: Kodansha International.

Mulyanta, Drs. St., M.Kom & Marlon Leong, S.Kom., M.Kom. (2009). Tutorial

membangun multimedia interaktif – media pembelajaran. Yogyakarta:

Universitas Atmajaya.

Niimura. (2004). Koujien. Tokyo : Iwanamishoten.

Ratnawulan, Dea. (2013). Analisis kemampuan membaca cepat teks berbahasa jepang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rosenzweig, Gary. (2002). Special edition using director 8.5. United State of America: Que.

Rusliani, Hani Fitri. (2011). Efektivitas pembelajaran kanji dasar dengan menggunakan multimedia power point. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Setiana, Wisnu. (2014). Efektivitas penggunaan model instructional game puzzle maze terhadap hasil belajar sisiwa pada materi gaya dalam mata pelajaran ipa terpadu. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjianto, Drs. M.Hum. & Drs. Ahmad Dahidi, M.A. (2007). Pengantar linguistik bahasa jepang. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjianto. (2010). Makalah metode pengajaran membaca. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sudjiono, Anas. (2001). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, Prof. Dr. (2012). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian pendidikan bahasa jepang. Bandung: Humaniora. Suyoto, Dr. & Sunardi Yang. (2005). Buku latihan multimedia dan aplikasinya

dengan macromedia director. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Tampubolon. (1987). Perkembangan bahasa Indonesia di nusantara. Jakarta: Imbara.


(6)

Luthfi Muhammad, 2014

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Adobe Director Terhadap Pembelajaran Kanji Dasar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca WacanaBahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Pengajar Bahasa Jepang FPBS UPI. (2014). 初 級 表 記 2 semester 2. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tim Penyusun Pedoman Karya Ilmiah. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Titscher, Stefan, dkk. (2009). Metode analisis teks & wacana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Waluyo, Widyoharsono. (2012). Multimedia flash new approach intermediate course dalam pembelajaran dokkai. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

2. Sumber Online dan Bentuk Lain

Didi Weliyanto. (t.t). Tentang director. Diakses dari

http://cahbagusmm.blogspot.com/2013/02/tentang.director.html.

Goo. (t.t). か ん じ [ 漢 字 ]. Diakses dari

http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/jn2/48239/m0u/漢字/.

Hilfan Soeltansyah. (t.t). Perkembangan program aplikasi multimedia. Diakses dari http://hilfan-s.blogspot.com/2012/10/perkembangan-program-aplikasi-multimedia.html.

Sugimin. (t.t). Macromedia director. Diakses dari

http://sugiminvipz.blogspot.com/2014/04/macromedia-director.html.

Wikipedia. (t.t). Macromedia director. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Adobe_Director.html.