Pemanfaatan Model-model dalam Pelayanan Konseling untuk Membentuk Generasi Berkarakter Bebas Narkoba

Pemanfaatan Model-model da dalam Pelayanan Konseling untuk Membentuk Generas asi Berkarakter Bebas Narkoba

Fadilla Yusri Universitas Negeri Padang

Abstract

One of the unsettling soc society not only in Indonesia but also in the rest of the the world is the circulation of drugs, espe specially among students. Not only consume, nowadays s there are also students and the young gen generation which helped distribution, ranging from airport ort to the courier. Drug abuse is a social pr l problem that always comes up in the midst of the com ommunity. Drug circulation increasingly bo bolder worrying; drugs became one of the nation's chara aracter Assassin. Indonesia was in a crisis o is of character. The spread of drug prevention efforts amon ong the younger generation is supposed to to be a shared responsibility, in this case all parties inclu including parents, teachers, and the public s lic should be aware of are active in contributing to the th e threat of drugs towards the younger gener neration. One way is to establish and improve the characte cter of the young generation is by providing ing help through counseling. Counseling counselor should be be done through

a clear procedure, so that th at the process happens more effectively and right on target. et. Counselling is not solely the verbal sente ntence formulation, but also load the roles that run by co counsellors and clients, the procedure is, is, and the behavior of clients that will be transformed in d in the process. Because of that in providin iding services to the client whether or not there are nine S e Sha-counseling model that can be used by c y counselors.

Keyword: Karakter, Narkoba, dan dan Model konseling

Copyright © 2014 IICE - Multika ltikarya Kons (Padang - Indonesia) dan IKI - Ikatan Konselo elor Indonesia - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counselin ling and Education (IICE) Multikarya Kons

PENDAHULUAN

Masih lekat rasanya dala alam ingatan kita nama Zarima si ratu ekstasi, yang seka karang sudah menghirup udara kebebasannya kembali. Ba Baru-baru ini santer lagi diperbincangkan si ratu mariyu iyuana Corby, yang juga mendapatkan grasi dan sekarang s g sudah diberikan bebas bersyarat. Mungkin masih banyak la k lagi deretan nama-nama yang telah membawa barang har haram itu ke negeri kita tercinta ini. Hingga kini penye yebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dic dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia bisa de dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang ng tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal ini bisa membu buat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khaw awatir.

Tidak dapat dipungkiri ba i bahwa narkoba merupakan wabah paling berbahaya yang m g menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak dirag iragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan jauhnya diri dari A ri Allah merupakan faktor terpenting yang membawa kita ma masuk ke dalam lingkungan narkoba. Manusia yang taat be t beragama pasti akan jauh dari neraka narkoba. Tidak mungk gkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik m ik membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Seb Sebab, jalan narkoba adalah jalan setan dan jalan Allah tid h tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.

Di Indonesia, pencandu du narkoba ini perkembangannya semakin pesat, para pe pencandu narkoba pada umumnya berusia antara 11 samp mpai 24 tahun, artinya usia tersebut ialah usia produktif tif atau usia pelajar, pada Di Indonesia, pencandu du narkoba ini perkembangannya semakin pesat, para pe pencandu narkoba pada umumnya berusia antara 11 samp mpai 24 tahun, artinya usia tersebut ialah usia produktif tif atau usia pelajar, pada

Maraknya narkotika dan dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi hi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat aat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung se sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari bah ahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang ng semakin dekat dengan kita semua. Teman dan saudara ra kita mulai terjerat oleh narkoba yang sering kali dapa apat mematikan. Sebagai makhluk Tuhan yang kian dewa wasa, seharusnya kita senantiasa berfikir jernih untuk m menghadapi globalisasi teknologi dan globalisasi yang be berdampak langsung pada keluarga dan remaja penerus b s bangsa khususnya. Kita harus memerangi kesia-siaan yang ng di akibatkan oleh narkoba.

Narkoba merupakan oba obat-obatan yang mengandung unsur dan zat-zat addicti ictive. Jika sudah pernah mencicipi kenikmatan yang dis disuguhkan oleh obat terlarang ini, maka akan sulit lit untuk menghentikan konsumsinya.

rokok, alkohol, atau bahkan kecanduan bermain ga game. Bagaimanapun juga, sesuatu yang terlalu berlebiha ihan tidak pernah menjadi sesuatu yang baik. Namun, sangat gat sulit untuk membuat orang yang sudah kecanduan untu tuk berhenti dan menjadi normal kembali.

Mirip

deng engan

kecanduan n

Jika hal tersebut ada pada ada diri anak-anak di bawah umur, yaitu anak-anak yang be belum dewasa dan masih memerlukan bimbingan, maka sud sudah menjadi tugas orang tua dan guru serta seluruh mas asyarakat yang lebih tua dan lebih mengerti mana yang ba baik, dan mana yang buruk untuk senantiasa memperinga gatkan dan membimbing anak-anak tersebut supaya tidak se semakin terjerumus. Mereka memerlukan bantuan dari oran rang lain.

Pemakaian narkoba pad pada tahap awal akan menyebabkan perasaan enak, te tetapi pada pemakaian selanjutnya akan menimbulkan k kerusakan organ tubuh, kerusakan mental dan bahkan m menyebabkan kematian. Jika pemakai narkoba tersebut ada adalah remaja atau bahkan anak-anak maka akan berakibat r at rusaknya mental remaja sebagai generasi penerus bangsa sa. Rusaknya generasi penerus berakibat runtuhnya suatu uatu bangsa/negara. Pada dasarnya orang memilih lari ke n e narkoba karena tak mampu menyelesaikan masalah hidu idup yang mendatanginya dengan baik.

Hurlock (1980:224) men enyebutkan bahwa yang membuat remaja mulai mengguna nakan obat-obatan adalah karena terdorong untuk membebas baskan diri dari segala larangan keluarga, karena ingin untu tuk menambah dukungan sosial kelompoknya dengan jalan lan menyesuaikan diri dengan pola perilaku yang ditetapk pkan oleh pemimpinnya, atau karena ingin untuk berpetuala alang. Dalam banyak kasus misalnya, pecandu narkoba yan ang masih di bawah umur mulai mengkonsumsi narkoba k karena kekurangan teman bicara serta kurangnya kepe epercayaan pada sesama manusia terutama orang dewasa se seperti orang tua dan guru.

Dalam membantu penye yembuhan pecandu narkoba, bimbingan konseling diberik rikan tidak hanya kepada pecandu namun juga keluarganya. ya. Hal ini karena keadaan psikis dan mental pecandu sudah ah sangat rapuh sehingga perlu dukungan dari berbagai pih i pihak supaya pecandu tersebut bisa lepas sepenuhnya d dari narkoba dan tidak mencoba mengkonsumsi obat-oba batan tersebut yang bisa menyebabkan kambuhnya masalah lah kecanduan yang sama.

Konseling bagi korban pe penyalahguna/ketergantungan NAPZA menurut Depso sos (2004), merupakan hubungan antara konselor denga gan pecandu Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat at Adiktif lainnya yang selanjutnya disingkat dengan NA NAPZA, dalam rangka membantu meningkatkan kesadara aran akan masalah yang dialaminya serta potensi-potensi a si atau kekuatan-kekuatannya yang akan digunakan dalam lam melakukan perubahan perilaku, untuk mengatasi kesulita litan dan menentu- kan keputusan.

Konseling terhadap peca candu narkoba tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang ang, harus dilakukan oleh seorang konselor yang telah ahli li di bidang konseling. Konselor dalam melakukan pekerja erjaannya membimbing si pecandu pun harus memegang te teguh beberapa prinsip (menerima, memiliki empati, tulu tulus, tidak menghakimi, berpikir

sebagain gainya), supaya kegiatan konseling bisa terkondisik isikan dengan baik. Konseling yang baik memerlukan ke kerjasama dari berbagai pihak. Intinya adalah saling mem emahami dan saling mendukung supaya pecandu bisa se sembuh dari efek buruk narkoba.

NARKOBA

Perkembangan narkoba b a berawal sejak tahun 2737 SM ketika Kaisar Cina bernam nama Shen Nung menulis naskah farmasi yang bernama Pe Pen Tsao atau “Ramuan Hebat” (Great Herbal). Salah s h satu ramuan itu adalah disebut liberator of sin atau delig elight giver (pemberi kesenangan) yang ditujukan untuk k kesenangan, obat lemah badan, malaria, rematik, dan analg algesik (Martin, 1977 dalam Dadang Hawari, 2002).

Pada tahun 800 SM di di India ditemukan ramuan sejenis opium yang disebu but the heavenly guide, digunakan oleh masyarakat sebag bagai pemberi kesenangan (fly) dan juga sebagai anti sak sakit (analgesik). Opium banyak pula ditemukan di Cina, M , Mesir, Turki, dan segitiga emas (Kamboja, Vietnam, Thai hailand). Pada tahun 1973 atau 2500 tahun kemudian ditemu mukan antara lain di India, Cina, dan Amerika Selatan, se , sejenis obat (drug) yang saat ini amat populer yaitu marij rijuana yang berasal dari tanaman linneaeus canabis sativ ativa . Suku-suku primitif seperti Aztec dan suku-suku d di banyak negara Amerika Selatan (Latin) menggu gunakan ramuan-ramuan hallucinogenic seperti marijuana d a dan sejenisnya untuk upacara-upacara ritual kepercayaann annya mendekati roh-roh, dan untuk bahan analgesik (Kisker ker, 1977; Martin, 1977 dalam Dadang Hawari, 2002).

Narkoba merupakan sin singkatan dari Narkotika dan Obat-obat berbahaya yang ng telah popular beredar dimasyarakat perkotaan maupun n di perdesaan, termasuk bagi aparat hukum. Selain Nar arkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh D Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu sing ingkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainn innya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelom mpok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masy asyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).

Semua istilah ini, baik " ik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok se senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi p i penggunanya. Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/z n/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi uhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bila bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik isik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah me memberlakukan Undang- Undang untuk penyalahgunaan na narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika ika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Menurut Kurniawan (200 2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psik sikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilak ilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan ca cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lai lain sebagainya. Menurut Soerdjono Dirjosisworo menga gatakan bahwa narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulka lkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya dengan an memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa ber berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan seman angat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sif Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam m dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan da dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghila ghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika adalah zat ata atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman an baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebab babkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghila hilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantung ngan (adiksi). Jenis narkotika yang sering disalahgunakan an adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganj anja atau kanabis, mariyuana, hashis, kokain, tanaman pa papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicin jicingko), opium obat, ekgonina. Zat-zat tersebut dapat m t membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, keta etagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara penggunaan n bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Co Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumi dengan cara dihis ihisap adalah Opium yang menggunakan pipa hisapan.

Golongan psikotropika a a adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun un bukan narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwa iwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan n syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan terten tentu pada aktivitas mental dan perilaku. Jenis Psik sikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin in, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypno nol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mu Mushroom. Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat /zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etano tanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia nsia) maupun zat pelarut (solven).

Beberapa hal yang perlu lu di ketahui tentang narkotika, psikotropika, dan bahan ad adiktif, ketiganya berasal dari bahan yang berbeda dan m memiliki dampak yang berbeda, ketiganya juga kerap ap menjadi perdagangan terselubung yang korbannya tidak ak lain anak-anak yang belum memiliki pengetahuan meng engenai narkoba. Berawal

Berkembangnya jumlah p h pecandu narkoba ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor tor dalam dan di luar diri sendiri. Faktor penentu dalam diri iri menurut Hurlock (1980) adalah: (1) minat, (2) rasa ingin ingin tahu (curiousity) (3) lemahnya rasa ketuhanan, dan (4) 4) ketakstabilan emosi. Sedangkan, faktor-faktor yang bera rasal dari luar diri sendiri adalah: (1) gangguan psikososial ial keluarga, (2) lemahnya hukum terhadap pengedar dan an pengguna narkoba, (3) lemahnya sistem sekolah termasuk suk bimbingan dan konseling (BK), serta yang terpenting (4 (4) lemahnya pendidikan agama para siswa sekolah.

Secara keseluruhan obat- at-obatan ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan pada ada sistem saraf manusia, juga pada organ-organ tubuh manusia. Narkoba juga akan mengakibatkan kecand nduan/ketagihan kepada pemakainya dan apabila pemakaia kaian dihentikan, dapat mengakibatkan kematian. Ciri-ciri iri kecanduan antara lain: kejang, sakit perut, badan geme metar, muntah-muntah, mata dan hidung berair, hilang ngnya nafsu makan dan hilangnya/berkurangnya berat bad adan.

Penggunaan narkoba dap dapat menghilangkan kesadaran pemakainya, menyebabka bkan paranoia (linglung), juga dapat membuat pemakainya m a menjadi ganas dan liar sehingga dapat mengganggu keten tentraman di masyarakat. Untuk mendapatkan barang-bara arang haram itu, diperlukan tidak sedikit biaya, sehingg gga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan kriminal sep seperti pencurian, perampasan ataupun pertengkaran dan tid n tidak sedikit pula yang menimbulkan pembunuhan.

Peredaran narkotika di In i Indonesia terindikasi dikendalikan jaringan internasional. Se l. Sebab hampir 70 persen narkotika yang beredar di dalam m negeri merupakan kiriman dari luar negeri. Selain itu, itu, kurangnya penegakan hukum menjadikan produsen nar narkotika luar negeri tertarik masuk ke Indonesia. Keban banyakan narkotika yang beredar di Indonesia berasal dar dari luar negeri. Negara pemasoknya kini mengalami pe pergeseran, asalnya dari ASEAN seperti Thailand, Birma, d a, dan Laos. Kini meluas dari negara segitiga emas dunia, te , termasuk Kolumbia juga masuk ke Indonesia.

Hingga saat ini upaya y yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan nar narkoba bagi anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga, m , masyarakat, dan lembaga-lembaga yang mengurusi ma masalah narkoba. Namun keluarga yang di harapkan dapat m t mengawasi dan mendidik anaknya untuk menjauhi narkob oba.

DAMPAK NARKOBA TERHA ADAP PERKEMBANGAN GENERASI MUDA

Pemakaian narkoba pada ada akhir-akhir ini semakin marak seiring dengan kemaju juan ilmu dan teknologi. Beberapa kasus dilaporkan pemak akaian narkoba sebagian besar adalah pada usia remaja. Dan an bahkan ada juga yang masih anak-anak. Hal ini karena a pada usia ini merupakan usia untuk mencari identitas d dan tingginya rasa ingin tahu sehingga sering coba-coba. a. Pemakaian narkoba pada tahap awal akan menyebabkan kan perasaan enak, tetapi pada pemakaian selanjutnya ak akan menimbulkan kerusakan organ tubuh. Kerusakan kan mental dan bahkan menyebabkan kematian. Jika pe pemakai narkoba tersebut adalah remaja atau bahkan a anak-anak, maka akan berakibat rusaknya mental rema maja sebagai generasi penerus bangsa. Rusaknya gener nerasi penerus berakibat runtuhnya suatu bangsa/negara.

Narkoba adalah zat yang ng dapat menimbulkan pengaruh tertentu terhadap mereka ka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat ter t tertentu ke dalam tubuhnya. Pengaruh tersebut berupa pem embiasan, hilangnya rasa sakit, rangsangan, semangat d t dan halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inila inilah yang menyebabkan kelompok masyarakat terutama d di kalangan remaja ingin menggunakan narkoba meskipu ipun tidak menderita apa- apa. Hal inilah yang mengakibatk atkan penyalahgunaan narkoba (obat). Bahaya mengguna nakan narkoba bila tidak sesuai dengan peraturan adalah ad adanya adiksi/ketergantungan obat (ketagihan).

Berdasarkan efek yang diti ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan kan sebagai berikut: • Halusinogen, yaitu efek ek dari narkoba bisa mengakibatkan seseorang menjadi di ber-halusinasi dengan

melihat suatu hal/benda da yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata bila dikonsum umsi dalam sekian dosis tertentu. Contohnya koka kain & LSD.

• Stimulan, yaitu efek dari ari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh se seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasan anya sehingga mengakibatkan penggunanya lebih berte rtenaga serta cenderung membuatnya lebih senang ang dan gembira untuk sementara waktu.

• Depresan, yaitu efek da dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehing ngga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak sad sadarkan diri. Contohnya putaw.

• Adiktif, yaitu efek dari ri narkoba yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yan ang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan in ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba me mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, sif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan sya syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin oin, dan putaw.

• Jika terlalu lama dan suda udah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam lam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takar aran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya meng ngakibatkan kematian.

Penggunaan narkoba dap dapat menghilangkan kesadaran pemakainya, menyebabka bkan paranoia (linglung), juga dapat membuat pemakainya m a menjadi ganas dan liar sehingga dapat mengganggu keten tentraman di masyarakat. Untuk mendapatkan barang-baran rang haram itu, di perlukan tidak sedikit biaya, sehingg gga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan kriminal sep seperti pencurian, perampasan ataupun pertengkaran dan tid n tidak sedikit pula yang menimbulkan pembunuhan.

Kesehatan fisik dan pena enampilan diri pengguna narkoba menurun dan suhu badan dan tidak beraturan, jalan sempoyongan,

ac acuh), mengantuk, agresif, nafas sesak, denyut jantun tung dan nadi lambat, kulit terasa dingin, nafas lambat/berhe rhenti,

bicara

pelo (cadel),

mata dan hidung berair, menguap terus men enerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingg gga malas mandi, kejang, kesadaran menurun, penampilan tid n tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersi rsihan, gigi tidak terawat dan kropos, terdapat bekas suntika tikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna den dengan jarum suntik).

Di rumah, para pengguna una narkoba membangkang terhadap teguran orang tua, tid tidak mau mempedulikan peraturan keluarga, mulai melupa pakan tanggung jawab rutin di rumah, malas mengurus d s diri, sering tertidur dan mudah marah, sering berbohong, g, banyak menghindar pertemuan dengan anggota keluarg arga lainnya karena takut ketahuan bahwa ia adalah pecan candu, bersikap kasar terhadap anggota keluarga lainnya ya dibandingkan dengan sebelumnya, pola tidur berubah, m , menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uan ang, sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rum rumah, sering merongrong keluarganya untuk minta uang d g dengan berbagai alasan, berubah terhadap teman dan jara arang mau mengenalkan teman-temannya, sering pulang g lewat jam malam dan menginap di rumah teman, sering ring pergi ke disko, mall atau pesta, bila ditanya sikapnya nya defensive atau penuh kebencian, sekali-sekali dijumpai ai dalam keadaan mabuk.

Prestasi belajar penggun una narkoba di sekolah tiba-tiba menurun drastis, perhatia tian terhadap lingkungan tidak ada, sering kelihatan mengan gantuk di sekolah, sering keluar dari kelas pada waktu jam p pelajaran dengan alasan ke kamar mandi, sering terlamba bat masuk kelas setelah jam istirahat; mudah tersinggung ung dan mudah marah di sekolah, sering berbohong, menin ninggalkan hobi-hobinya yang terdahulu (misalnya kegiata iatan ekstrakurikuler dan olahraga yang dahulu digemariny inya), mengeluh karena menganggap keluarga di rumah tid tidak memberikan dirinya kebebasan, mulai sering berkumpu pul dengan anak-anak yang “tidak beres” di sekolah.

Penggunaan narkoba dap dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan an gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatka tkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susuna nan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-tran ansmitter akan mengakibatkan terganggunya fungsi kogniti itif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi) si), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Selain hal-hali di atas, ko , konsekuensi negatif dari penyalahgunaan narkoba pada re remaja lainnya, mungkin mencakup:

1. Gangguan mengemudi. M i. Mengemudi di bawah pengaruh obat apapun dapat men engganggu keterampilan pengemudi kendaraan be bermotor, waktu reaksi dan penilaian menempatkan penge ngemudi, penumpangnya, dan lain-lain beresiko di j di jalan.

2. Aktivitas seksual. Remaja aja yang menyalahgunakan narkoba lebih mungkin untuk m k memiliki penilaian yang buruk, yang dapat menye yebabkan seks yang tidak direncanakan dan tidak aman.

3. Ketergantungan obat. Re Remaja yang menyalahgunakan narkoba akan meningkatkan kan risiko ketergantungan obat yang serius di kemud udian hari.

4. Gangguan konsentrasi. P i. Penggunaan obat-obatan, seperti mariyuana, mungkin m n mempengaruhi memori remaja, motivasi dan kem emampuan untuk belajar.

5. Masalah kesehatan yang ng serius. Ekstasi dapat menyebabkan kerusakan hati dan dan gagal jantung. Dosis tinggi atau penggunaan n kronis amfetamin dapat menyebabkan perilaku psikoti otik. Kronis penggunaan inhalansia dapat memba bahayakan jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Penyalahg hgunaan resep obat atau over-the-counter dapat m t menyebabkan gangguan pernapasan dan kejang.

Narkoba merupakan oba bat yang bermanfaat dibidang kesehatan dan pengembang angan ilmu pengetahuan, tetapi hal ini banyak disalahguna unakan oleh masyarakat khususnya para remaja. Dampak pak yang di peroleh dari penyalahgunaan obat-obatan terla rlarang tersebut adalah sangat merugikan penggunanya. Pe Pemakaian narkoba dapat menyebabkan ketergantungan yan ang hebat, sehingga dapat merusak organ-organ tubuh serta rta dapat menyerang saraf manusia. Hal ini membuat para p a penggunanya melakukan tindakan-tindakan yang dapat m t merusak perkembangan jati dirinya. Seorang remaja yan yang sudah kecanduan barang terlarang tersebut, akan n selalu berusaha untuk mengkonsumsinya. Terkadang seo seorang pemakai narkoba tidak sadar telah melakukan perbu rbuatan yang kurang baik karena terpengaruh obat-obatan n tersebut. Sebagaian besar dampak narkoba itu dapat m t mengancam jiwa serta kesadaran remaja.

KARAKTER

Pembangunan karakter b r bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para ra pendiri bangsa karena sebagai bangsa yang terdiri atas b s berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang ke kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandang angan tentang budaya dan karakter yang holistik sebagai ai bangsa. Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk tuk membina dan mengembangkan karakter warga neg negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang be ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa ker kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan da dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sos sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter bangsa ad adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas b s baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, ras rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebag bagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan ka karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. ng.

Pembangunan karakter ter bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu nega gara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangs ngsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideolo eologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya d a dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global y l yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, uh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergo rgotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorien rientasi ipteks berdasarkan pancasila dan dijiwai oleh im iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karakter adalah istilah h yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “mena nandai”, yaitu menandai tindakan atau tingkah laku seseo eorang. Jadi, seseorang disebut berkarakter bila tingkah h lakunya sesuai dengan kaidah moral. N.K. Singh dan Mr Mr. A.R. Agwan (2000:175) menyatakan bahwa menurut b t bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan n menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem ke keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seora rang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karak rakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pu i pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kond ondisi-kondisi tertentu.

Kata karakter tersebut m t memang sulit didefinsikan tapi banyak sekali pengertian n seperti pendapat kedua tokoh yaitu Prof. Dr. H. M. Qu Quraish Shihab dan Sigmund Freud. Menurut pendapat pat yang pertama yaitu” Himpunan pengalaman, pendidika ikan, dan lain-lain yang menghubungkan kemampuan di d i dalam diri kita, sebagai alat ukir sisi paling dalam hati ma manusia yang mewujudkan baik pemikiran, sikap, dan perila erilaku termasuk aktivitas mulia dan budi perkerti” dan yan yang kedua “Kumpulan tata nilai yang mewujud dalam su suatu sistem daya juang yang melandasi pemikiran”

Menurut Suyanto dan Dj Djihat Hasyim (2000), karakter adalah cara berpikir dan be berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hid hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, m masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkara arakter baik adalah individu yang bisa membuat t keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap ak akibat dari keputusan yang dibuatnya. Batasan lain dari kar karakter ialah “Charakter

Karakter terdiri dari 3 k komponen yang berhubungan satu sama lain, yaitu peng engetahuan moral (moral knowing ), perasaan moral (moral ral feeling ), dan perilaku moral (moral behavior). Karakte ter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan (kn (knowing the good), keinginan untuk berkebaikan (desiring ing the good ), dan berbuat kebaikan (doing the good). Dalam lam hal ini dibutuhkan pembiasaan dalam pemikiran yang g baik (habit of the good mind ), pembiasaan dalam hati yan yang baik (habits of the good heart), dan pembiasaan beru erupa tindakan yang baik (habits of the action in good). Kar Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang d g dibawa sejak lahir yang dikenal sebagai karakter dasar ata atau biologik, dan aktualisasi karakter dalam bentuk perilak ilaku adalah sebagai hasil perpaduan antara karakter biologik gik dan hasil interaksi dengan lingkungannya.

Kertajaya sebagaimana d a dikutip Majid dan Andayani (2012:11) mendefinisikan n bahwa karakter adalah ”ciri khas” yang dimiliki oleh su suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah ”asli” asli” dan mengakar pada kepribadian benda atau individu idu tersebut dan merupakan ”mesin” pendorong bagaima mana seorang bertindak, bersikap, dan merespon sesuatu. tu. Berdasarkan pengertian karakter ini dapat dipahami se i secara gamblang bahwa karakter itu sama halnya dengan a n akhlak di dalam Islam. Karakter dapat dikatakan sebaga gai tindakan refleks yang dilakukan seseorang tanpa butuh p h perenungan dan pemikiran terlebih dahulu yang merupaka akan buah dari kebiasaan- kebiasaan

Kebiasaan tersebut berakumulasi hingga menjadi kara arakter.

terdahulu,

baik ik

matematis y tis yang dapat diukur seca- ra kuantitatif. Karakter adalah sifa ifat-sifat kejiwaan yang membeda kan seseorang dengan an orang lain. Karakter merupakan fase kedua dalam mere erepresentasikan kejiwaan manusia. Fase pertama ialah sifa ifat, selanjutnya karakter, tabiat, dan watak. Menurut ilmu u psikologi, sifat dan karakter bisa diubah sejauh pribadi/k adi/kelompok masyarakat tersebut mau untuk mengubahnya. ya.

Pada dasarnya

MEMBENTUK GENERASI MU MUDA BERKARAKTER BEBAS NARKOBA

Pembentukan karakter se seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari ora orangtua dan sekolah atau guru (jika memprioritaskan hal in l ini) untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakte kter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang me merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disala alah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini m i maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun ber berdampak positif. Paling tidak karakter sabar, toleransi, m i, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang ng berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan dan ti n tindakan sama) terpancar di diri kita sebagai orangtua ata ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan peker kerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter.

Rhonda Byrne (2007:17 :17) menyatakan bahwa unsur terpenting dalam pemben entukan karakter adalah pikiran, karena pikiran yang di d i dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari ri pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. P . Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan aan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang ang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang te tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran ran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan h n hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa keten tenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program terseb sebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, al, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilk asilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatk patkan perhatian serius.

Tentang pikiran, Joseph M h Murphy (2002:6) mengatakan bahwa di dalam diri manus usia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. da. Untuk membedakan ciri tersebut, maka istilahnya dina inamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikira iran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) ind ) atau pikiran subjektif. Pikiran sadar yang secara fisik ik terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan ana analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kem emampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar secara fis fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk tuk ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika ika bayi yang dilahirkan menangis, bayi tersebut akan tena tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak a asing lagi dengan detak jantung ibunya. Adi W. Gunawan an (2005:27) menegaskan bahwa pikiran bawah sadar bersif sifat netral dan sugestif.

Untuk memahami cara k a kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (con conscious ) adalah pikiran objektif yang berhubungan denga gan objek luar dengan menggunakan panca indra sebagai m ai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedang ngkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikira iran subjektif yang berisi emosi serta memori, bersifat iras irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerj erja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerj erja pikiran sadar semakin minimal.

Ariesandi Setyono (200 006:50) menyatakan secara alami, sejak lahir sampai be i berusia tiga tahun, atau mungkin hingga sekitar lima tahu tahun, kemampuan menalar seorang anak belum tumbuh s sehingga pikiran bawah sadar (subconscious mind) masih sih terbuka dan menerima apa saja informasi dan stimulu ulus yang dimasukkan ke dalamnya tanpa ada penyeleksian, ian, mulai dari orang tua dan lingkungan keluarga. Dari mere ereka itulah, pondasi awal terbentuknya karakter sudah terba rbangun. Pondasi tersebut adalah kepercayaan tertentu dan an konsep diri. Jika sejak kecil kedua orang tua selalu berte ertengkar lalu bercerai, maka seorang anak bisa mengam ambil kesimpulan sendiri bahwa perkawinan itu penderitaa itaan. Tetapi, jika kedua orang tua selalu menunjukkan ra rasa saling menghormati dengan bentuk komunikasi yang a g akrab maka anak akan menyimpulkan ternyata pernikaha ahan itu indah. Semua ini akan berdampak ketika sudah tum mbuh dewasa.

Selanjutnya, semua peng ngalaman hidup yang berasal dari lingkungan kerabat, sek sekolah, televisi, internet, buku, majalah, dan berbagai su sumber lainnya menambah pengetahuan yang akan me mengantarkan seseorang memiliki kemampuan yang semak akin besar untuk dapat menganalisis dan menalar objek lu k luar. Mulai dari sinilah, peran pikiran sadar (conscious) m menjadi semakin dominan. Seiring perjalanan waktu, maka aka penyaringan terhadap informasi yang masuk melalui pik pikiran sadar menjadi lebih ketat sehingga tidak sembarang ng informasi yang masuk melalui panca indera dapat mudah ah dan langsung diterima oleh pikiran bawah sadar.

Semakin banyak informa masi yang diterima dan semakin matang sistem kepercaya yaan dan pola pikir yang terbentuk, maka semakin jelas tin tindakan, kebiasan, dan karakter unik dari masing-masing ng individu. Dengan kata lain, setiap individu akhirnya mem emiliki sistem kepercayaan (belief system), citra diri (self elf-image), dan kebiasaan (habit) yang unik. Jika sistem ke kepercayaannya benar dan selaras, karakternya baik, dan an konsep dirinya bagus, maka kehidupannya akan terus ba baik dan semakin membahagiakan. Sebaliknya, jika sistem tem kepercayaannya tidak selaras,

maka m kehidupannya akan dipenuhi banyak permasalaha lahan dan penderitaan

karakternya

tidak ak

Terdapat empat sifat kara arakter yang dirasa sangat penting dan berpengaruh terhada dap perbaikan bangsa ini, yaitu kejujuran, kedisiplinan, spor ortifitas dan toleransi terhadap perbedaannya. Pada kenyata ataaanya sifat karakter ini sudah jarang kita temui yang koko okoh mempertahankan nilai. Oleh karena itu hendaknya kita kita semua bersama-sama mulai membenahi kondisi bangsa sa saat ini. Dimulai dari diri sendiri, hal yang kecil dan se sekarang juga. Jika nilai karakter bangsa sudah kembali kita li kita miliki, bukan tidak mungkin bangsa ini akan menjad jadi besar ditataran dunia dan disegani karena berkarakter. .

Secara garis besarnya, , yang menjadi perhatian orang tua, guru, dan orang d g dewasa lainnya dalam membentuk generasi muda berkar karakter bebas narkoba, adalah perlakuan yang diberikan pa pada anak-anak dan para remaja. Mendidik anak dengan n penuh cinta dan kasih sayang, pengertian dan pemaha ahaman yang baik, akan menimbulkan perasaan diterima. a. Dalam menghadapi tingkah laku remaja, bersabarla arlah, bersikaplah jujur, kembangkan toleransi dan mengh nghargai, sehingga tertanamkan kepercayaan dalam diri m iri mereka. Hindari emosi negatif dalam menghadapi tingkah ah laku remaja yang di luar dugaan

Pada masa remaja yang p g penuh gejolak, rasanya patut kalau orang tua memprogra gram pikiran anak dengan prinsip kebenaran universal. Ana nak sedini mungkin diperkenalkan dengan norma dan p peraturan yang berlaku. Tegakkan kedisiplinan yang tegas gas dalam membentuk tingkah laku anak. Anak adalah karu arunia Tuhan yang penuh dengan keunikan, tuntutan untuk m k menjadi sempurna dan tanpa salah, rasanya tidak mungkin gkin diberlakukan kepada anak. Oleh karena itu, patut tut rasanya anak mendapatkan penerimaan yang tu tulus dari orang tua atas keadaan dan kondisi dirinya. a.

Menciptakan komunikasi asi yang akrab dan terbuka, merupakan sebuah terobosan san yang dapat dilakukan untuk mengendalikan tingkah lak laku anak. Berusaha untuk selalu ada saat anak membutu utuhkan, terutama ketika mereka menemukan persoalan de dengan dunia luar. Bersedia mendengarkan keluhan ana nak dan berbagi dengan mereka, akan mempererat hubun ungan emosional dengan para remaja. Membantu anak u untuk mampu membuat

Memperlihatkan kehidup upan keluarga yang harmonis, akrab, saling menunjang g dan menguatkan, akan menciptakan keadaan emosional y l yang menenangkan bagi anak. Dengan kondisi yang demik mikian, anak akan mampu menemukan identitas diri yang po positif dan bisa terhindar dari bahaya mematikan narkoba. H . Hal yang paling penting adalah, memperkenalkan anak d dengan Tuhan YME sedini mungkin. Mengenal Tuhan han akan membuat anak memiliki kontrol sendiri atas tingk gkah lakunya. Anak akan berusaha menjauhi semua yang d g dilarang oleh Tuhan dan menjalankan apa yang diperintahk hkan Tuhan. Karena anak yang telah dibiasakan dengan tin tindakan yang dibolehkan dan yang harus dihindarkan, aka akan mampu mengendalikan dirinya dari hal-hal negatif tif yang akan merugikan dirinya termasuk narkoba. Sebab a b anak-anak yang demikian telah menyadari tentang adanya ya dosa dan pahala.

Pembangunan karakter an r anak sangat ditentukan olehpola asuh sejak dini dalam kel keluarga. Karena itu perlu dibangun keluarga yang kokoh un untuk dapat melahirkan generasi-generasi penerus yang b g berkualitas ,berkarakter kuat yang bermanfaat besar dalam lam masyarakat. Yang harus berperan bukan hanya ibu, teta tetapi juga ayah. Bahkan keterlibatan ayah dalam pengasuh suhan dimasa kecil sampai usia remaja sangat menentukan an pembentukan karakter anak. Keluarga yang harmonis, di , dimana ayah dan ibu saling berinteraksi dengan kasih say sayang akan memberikan suatu lingkungan yang kondusif ba if bagi pembentukan karakter anak

Cara tersebut dapat mena enanamkan karakter remaja termasuk para pelajar dan mah ahasiswa. Lalu tanamkan nilai-nilai seperti nilai agama, n , nilai sosial, nilai budaya dan nilai pendidikan kepad ada seluruh pelajar dan mahasiswa itu untuk memberikan an contoh yang baik kepada kita seperti pelajar dan gener nerasi muda. Membangun karakter bukan hanya tugas gene nerasi muda, untuk itu perlu kedisiplinan tinggi bagi selu eluruh komponen dengan upaya menyiapkan kondisi, saran rana/prasarana, kegiatan, pendidikan, dan pembiasaan se serta kasih sayang yang mengarah kepada pembentukan w watak dan budi pekerti generasi muda bangsa.

PEMANFAATAN

GENERASI G MUDA BERKARAKTER BEBAS NAR RKOBA

MODEL KONSELING

DALAM

PEMBENTUKAN

Ada banyak alasan anak ak mengkonsumsi narkoba, diantaranya, tidak memiliki ras rasa percaya diri ataupun kurang mendapat kasih sayang o orang tua dapat menyebabkan timbulnya penyalahgunaa aan narkoba di kalangan remaja. Jika seorang anak di temp mpatkan pada lingkungan yang berhubungan dengan narko rkoba, maka sulitlah bagi kalangan tersebut untuk mengubah bah pengaruhnya, terlebih lagi jika lingkungan itu sangat ku kuat mempengaruhi anak tersebut. Kurangnya kesadaran be beragama dan informasi yang positif serta bermanfaat bagi agi para remaja. Memiliki banyak persoalah hidup yang tidak tidak mampu dipecahkan sendiri dan tidak memiliki orang-o -orang yang peduli untuk berbagi. Mudahnya akses untuk k mendapatkan narkoba juga menjadi alasan para remaja aja untuk mencoba-coba. Beberapa hal di atas, merupakan p n penyebab anak atau remaja terjerumus ke lembah narkoba ba.

Sebagaimana diketahui b i bahwa konseling adalah upaya konselor terhadap klien n atau sekelompok klien agar ia dapat keluar dari masala alah yang dihadapi, sehingga dapat berperilaku secara ef efektif dalam kehidupan sehari- hari. Konseling yang dila ilakukan konselor harus menempuh prosedur yang jelas, a , agar proses yang terjadi lebih menjadi efektif dan tepat sa t sasaran. Untuk itu Prayitno (2002) berpendapat bahwa ko konseling bukan semata- mata rumusan kalimat verbal,tetap tetapi juga memuat tentang peran yang diemban oleh konse selor dan klien, prosedur yang ditempuh, dan perilaku klien lien yang akan diubah dalam proses tersebut. Karena itu untu ntuk memberikan layanan kepada klien setidak- tidaknya te a terdapat beberapa model-model (pendekatan) yang dig digunakan oleh konselor. Model-model (pendekatan) terseb sebut memiliki karakteristik tersendiri, demikian halnya de dengan keterbatasan dan keunggulannya.

Model-model (pendekata atan) tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk membantu ntu membentuk karakter generasi muda bebas narkoba. Pe Pemanfaatan model-model (pendekatan) tersebut, patut un t untuk dipraktekkan oleh konselor untuk membantu para ra remaja agar memiliki karakter yang diharapkan. Pen enggunaan model-model (pendekatan) dalam praktek kons nseling menuntut keberanian, kesadaran, dan kebijaksanaa naan yang integritas serta sistematis yang tertuang dalam lay layanan. Konseling diperlukan oleh semua individu yang tid g tidak berperilaku efektif

Konseling Psikoanalisis Klasik (K (Kopsak)

Menurut kopsak, individ idu bermasalah karena ketidaksesuaian dan ketidakefektif tifan antara kerja id, ego dan super ego. Ketidaksesuaian da dan ketidakefektifan ini dapat dilihat dari tingkah laku yang ang dimunculkan individu tersebut. Hal ini dapat terjadi ketik etika, keinginan dari id, dipenuhi oleh ego tanpa pertimbang ngan super ego, sehingga terjadi pelanggaran atas norma ata atau aturan yang membuat individu bermasalah. Kejadian ian itu akan menimbulkan kecemasan pada diri individu. u. Jika penanganannya tidak tepat, bukan tidak mungk ngkin individu ini akan lari ke narkoba.

Selain itu, permasalahan an pada diri individu menurut kopsak juga bisa terjadi kare arena, proses belajar pada masa kanak-kanak yang tidak ses sesuai atau tidak benar. Anak terlalu banyak mendapat tek tekanan atau indoktrinasi dengan nilai-nilai yang amat kaku ku. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian ian, karena menimbulkan konflik-konflik dalam diri sendiri. iri. Dimana jika merasa telah terlalu mentok, anak menga gambil jalan pintas yang salah.

Agar permasalahan terse rsebut tidak berlanjut dan menimbulkan kerusakan perman anen pada diri individu, maka perlu penanganan yang tepa tepat. Dalam kondisi bermasalah seperti yang dikemukakan an dalam kopsak ini, para individu bermasalah butuh untuk tuk dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu, agar merek reka tidak terjerumus ke jurang kelam narkoba, maka men enurut kopsak yang dapat dilakukan konselor adalah, men endengarkan semua yang mereka curahkan dalam sesi kons nseling. Hal ini dilakukan agar mereka merasa di dengar d r dan akan menimbulkan efek dipahami pada diri individu u tersebut. Untuk membina tingkah laku individu ke arah ah yang lebih baik, maka konselor perlu menafsirkan hasil sil konseling. Hasil penafsiran dari konselor inilah nantiny tinya yang akan dijadikan rujukan oleh klien, untuk memperb erbaiki tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari bahaya na narkoba.

Konseling Ego (Konego)

Menurut konego individu idu bermasalah karena individu kehilangan kemampuan ata atau tidak diperkenankan merespon rangsangan dari luar sec secara tepat, sehingga pada saat sekarang menjadi salah tin tingkah. Anak-anak yang dikekang dengan aturan nilai-nila ilai yang kaku, jika dibiarkan sedikit longgar, maka ia an anak mempergunakannya untuk hal-hal yang menurutnya m a menarik, termasuk narkoba. Selain itu, bila pola coping ing behavior yang sudah terbina pada dirinya, tidak sesuai ai lagi dengan tempat dia berada sekarang. Stress karena a kebiasaannya dianggap ganjil oleh masyarakat tempat ting tinggalnya yang baru juga memungkinkan mereka untuk me menenangkan diri dengan cara menggunakan narkoba. Ha Hal berikutnya yang menimbulkan masalah pada diri i individu adalah, tidak berjalannya dengan baik salah sa satu, salah dua atau ketiga dari fungsi ego. Maka indiv dividi tidak mampu lagi mempertimbangkan baik buruk tin tingkah lakunya.

Agar individu tersebut tid t tidak terlalu larut dalam permasalahannya, maka yang da dapat dilakukan konselor menurut konego adalah, membin bina hubungan akrab dengan klien. Setelah terbina keakr kraban yang baik antara konselor dan klien, klienpun suda udah merasa nyaman bersama dengan konselor. Maka hal al berikutnya yang perlu diperbaiki oleh konselor adalah m h membentuk coping behavior yang dikehendaki sesuai d i dengan lingkungan dan situasi. Kemudian membantu mem emfungsikan ego klien kembali sebagaimana semestinya. .

Konseling Psikologi Individual (K l (Kopsin)

Menurut kopsin individu idu bermasalah karena feeling of inferiority, apalagi jika a keadaannya diperparah dengan cacat fisik atau mental, pe perlakuan orang tua yang tidak wajar dan bila diterlantarkan kan. Dalam keadaan yang demikian, akan sangat besar kem emungkinan individu akan mengembangkan gaya hidup ya yang keliru dengan cara memakai narkoba. Hal ini terjadi adi karena individu memiliki konsep diri yang negatif. Dim Dimana anak menghayati dirinya jauh dari keadaan yang di dimilikinya sekarang, sehingga menghambat hubungan sos sosialnya. Jika anak telah

Konseling Analisis Transaksiona nal (Konsistran)

Dalam konsistran, ketika tika individu memilih posisi hidup devolusioner, revolusio sioner atau obvolusioner, mereka memposisikan dirinya pad ada posisi not OK. Kemudian kecenderungan menggunakan kan ego state tunggal, cair dan tercemar, juga membuat indiv dividu berada dalam kondisi bermasalah untuk berhubung ngan dengan lingkungan. Pada keadaan yang demikian, dala alam melakukan hubungan sosial individu sering merasa d a dirinya tidak berarti dan tidak mampu memanfaatkan ego go state yang tepat dalam berinteraksi dengan orang lain lain. Maka mereka yang demikian cenderung tidak dapat d t diterima dalam berhubungan sosial. Untuk menenangkan an diri dan merasa sedikit nyaman,

ke ke lembah narkoba. Agar hal tersebut tidak terjadi, adi, maka peran konselor dalam model ini adalah membantu ntu klien memahami sifat dan jenis transaksi mereka de dengan orang lain ketika melakukan transaksi. Kons nselor membantu klien menghilangkan pencemaran ego. o. Membantu klien agar dapat mempergunakan ego state tate adult secara optimal. Membebaskan klien dari ketidaks akstabilan posisi hidup, dengan sedikit pencerahan pada k a klien. Diharapkan klien bisa menempatkan diri pada posis sisi saya OK kamu OK dalam berinteraksi dengan siapap apun. Hal ini diupayakan untuk meminimalisir kemungkinan inan individu lari ke narkoba.

maka

individu idu

Konseling Self (Konself)