Penetapan Kadar Tramadol Secara Titrasi Semi Bebas Air Dalam Sediaan Kapsul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tramadol HCl
Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Struktur Tramadol HCl
Tramadol HCl dengan rumus molekul C16H25NO2,HCl dan berat molekul
299,8 berupa serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan etanol,
sangat tidak larut dalam aseton .
2.1.1 Bentuk Sediaan
Tramadol HCl yang beredar di pasaran berupa tablet, kapsul dan injeksi
yang mengandung tramadol HCl 50 mg dan 100 mg. Kapsul adalah sediaan padat
yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak, dimana cangkang
umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain
yang sesuai. Cangkang kapsul kosong dibuat dari campuran gelatin, gula dan air
jernih tidak berwarna dan pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Cangkang kapsul
gelatin (keras) harus dibuat dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan bagian
5
Universitas Sumatera Utara
tutupnya yang lebih pendek. Ukuran kapsul berkisar dari 000 yang terbesar
sampai No. 5 yang terkecil (Ansel, 1985).
Kapsul harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Keseragaman bobot
Untuk kapsul yang berisi obat kering, ditimbang 20 kapsul kemudian
ditimbang lagi satu persatu dikeluarkan isi semua kapsul ditimbang seluruh bagian
cangkang kapsul dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul
tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B (Ditjen POM RI, 1979).
Tabel 2.1 Perbedaan Bobot Isi Kapsul
Bobot rata-rata isi
kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A
B
120 mg atau kurang
± 10 %
± 20%
Lebih dari 120 mg
± 7,5%
± 15%
Untuk kapsul yang berisi bahan obat cair atau pasta, ditimbang 10 kapsul
ditimbang lagi kapsul satu persatu dikeluarkan isi semua kapsul dicuci cangkang
kapsul dengan eter P dibuang cairan cucian dibiarkan hingga tidak berbau eter
ditimbang seluruh bagian cangkang kapsul dihitung bobot isi kapsul dan bobot
rata-rata tiap isi kapsul, perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata isi kapsul tidak lebih dari 7,5% (Ditjen POM RI, 1979).
6
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu hancur
Dilakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat kecuali dinyatakan
lain waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima kapsul tidak boleh lebih
dari 15 menit (Ditjen POM RI, 1979).
3. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat sebaiknya berisi zat pengering ditempat sejuk
(Ditjen POM RI, 1979).
2.1.2
Farmakologi
Nyeri didefinisikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan yang
bisa bersifat akut atau kronis dan merupakan dampak proses neurokimia yang
kompleks dalam sistem saraf pusat dan perifer. Nyeri ringan dapat diatasi dengan
obar perifer seperti paracetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon atau
aminofenazon begitu pula rasa nyeri dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat
ditambahkan codein atau cofein. Nyeri yang disertai dengan pembengkakan atau
akibat trauma sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum antiradang NSAID.
Nyeri yang hebat perlu ditanggulangi dengan morfin atau opiat lainnya (Tan dan
Rahardja, 2002). Tramadol merupakan analgesik kerja sentral yang berikatan
dengan reseptor µ-opioid digunakan untuk menata laksana nyeri sedang dan agak
berat (Harvey dan Champe, 2009). Resorpsinya di usus cepat, plasma t-½ nya 6
jam, efeknya di mulai sesudah 1 jam dan dapat bertahan 6-8 jam serta efek
sampingnya mual, muntah, mulut kering dan lelah. Dosis diatas 14 tahun 3-4 kali
sehari 50-100 mg maksimum 400 mg sehari, anak-anak diatas 1 tahun 3-4 kali
sehari 1-2 mg/kg (Tan dan Rahardja, 2002).
7
Universitas Sumatera Utara
2.2. Titrasi Semi Bebas Air
Titrasi Semi Bebas Air (TSBA) adalah bagian titrasi asidi-alkalimetri
menggunakan pelarut campur, biasanya campuran air dan etanol sama banyak.
Etanol gunanya untuk melarutkan analit atau hasil reaksi dari analit yang sukar
larut, bila etanol sedikit atau kurang maka kemungkinan analit atau hasil reaksi
dari analit tidak sempurna dilarutkan. Bila etanol kebanyakan, warna indikator
kurang terang. Titrasi semi bebas air digunakan untuk asam-asam lemah dengan
pKa ≤ 6 serta garam-garamnya dan basa-basa lemah dengan pKb≤ 6 serta
garam-garamnya.
Menurut Syafruddin (2009) titrasi semi bebas air meliputi :
1. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Penetapan kadar asam benzoat (sukar larut dalam air, pKa = 4,2) dititrasi
dengan NaOH 0,1 N
O
O
+ H2O
+ NaOH
OH
O-Na
Asam Banzoat
Na Benzoat
pH Titik Ekivalen ± 8,6 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
pH = ½ pKw + ½ pKa + ½ log c
Indikator yang sesuai adalah Fenolftalein dengan trayek pH 8,3-10,0
(Basset, et al., 1991). pH titik akhir titrasi adalah 10 .
8
Universitas Sumatera Utara
2. Titrasi basa lemah dengan asam kuat dititrasi dengan HCl 0,1 N
Contoh pada penetapan kadar Efedrin (sukar larut dalam air, pKa = 9,6 )
NH
HCl
NH
+ HCl
OH
OH
Ephedrine
Ephedrine HCl
pH Titik Ekivalen : ± 5,3 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
pH = ½ pKw - ½ pKb - ½ log c
Indikator yang sesuai adalah merah bromofenol 5,2-6,8. pH titik akhir
titrasi adalah 5,2.
3. Titrasi basa Bronsted dengan asam kuat
Penetapan kadar Fenobarbital Natrium dititrasi dengan HCl 0,1 N dalam
reaksi dibebaskan Fenobarbital asam (pKa =7,5) yang sukar larut dalam
air.
ONa
+
OH
HCl
+ H2O
N
O
N
O
HN
HN
O
Fenobarbital
Fenobarbital natrium
O
pH Titik Ekivalen : ± 4,25 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
H+ =
Ka x HA
pH = - log H+
9
Universitas Sumatera Utara
Indikator yang sesuai adalah Merah metil 4,2-6,3 (Basset, et al., 1991).
pH titik akhir titrasi adalah 4,2.
4. Titrasi asam Bronsted dengan basa kuat
Penetapan kadar Tramadol HCl dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan dalam
reaksi akan dihasilkan Tramadol basa (pKb = 5,7) yang sukar larut dalam
air.
O
O
N
H
+
Cl
N
+ NaCl + H2O
NaOH
HO
HO
tramadolhidrokhlorida
tramadolbasa
pH Titik Ekivalen : ± 10,65, Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
OH- =
Kb x
BOH
pOH = - log OHpH = 14 - pOH
Indikator yang sesuai adalah Fenolftalein 8,3–10,0 (Basset, et al., 1991).
pH titik akhir titrasi adalah 10.
Proses yang kita gunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu
larutan dikenal dengan standarisasi dengan menggunakan standar primer, dengan
syarat sebagai berikut:
10
Universitas Sumatera Utara
1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan dan
mudah dipertahankan dalam keadaan murni
2. Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan dan komposisi
kimianya tidak berubah dalam kondisi penyimpanan.
3. Zat tersebut harus mempunyai bobot ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan
penimbangan dapat diabaikan
4. Zat tersebut harus mudah larut pada kondisi dimana ia digunakan
5. Reaksi dengan larutan standar harus stokiometris dan cepat
6. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji kualitatif atau uji
lainya yang kepekaanya diketahui (Basset, et al., 1991 )
Standar primer merupakan senyawa kimia stabil yang tersedia dalam
kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk membakukan larutan baku yang
digunakan dalam titrasi seperti larutan baku natrium hidroksida dapat dibakukan
dengan kalium hidrogen ftalat yang memiliki kemurnian tinggi (Watson, 2005).
2.3 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya.Validasi
metoda menurut USP, dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang
digunakan akurat, spesifik dan reproduksibel serta tahan pada kisaran analit yang
akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi
bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem
analisis (Rohman, 2007).
11
Universitas Sumatera Utara
1. Kecermatan (accuracy)
Merupakan ukuran yang menunjukan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan
dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) dan metode
penambahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi sejumlah
analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan
farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar
analit yang ditambahkan, tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel
placebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obat paten atau karena
analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder maka dapat
dipakai metode adisi. Metode adisi dibuat dengan menambahkan sejumlah analit
dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan
metode tersebut (Harmita, 2004).
% Perolehan Kembali (% Recovery) =
CF − C A
x 100%
C A*
Keterangan:
CF
= Konsentrasi sampel setelah penambahan baku
CA
= Konsentrasi sampel sebelum ditambahkan baku
C*A = Konsentrasi baku yang ditambahkan
Tabel 2.2 Rentang persen recovery yang diperbolehkan.
No.
1
2
3
4
Analit pada matriks sampel (%)
≥10
≥1
0.1 – 1
< 0.1
Rata-rata yang diperoleh (%)
98-102
90-110
80-120
75-125
12
Universitas Sumatera Utara
2. Keseksamaan (Precision)
Merupakan ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogeny (Harmita, 2004).
Tabel 2.3 Rentang presisi yang diperbolehkan (Harmita, 2004).
No.
1
2
3
4
Konsentrasi sampel (%)
≥10
1.0 – 10.0
0.1 – 1.0 %
< 0.1
Presisi (%)
≤2
≤5
≤ 10
≤ 20
Presisi diekspresikan dengan relatif standard deviasi (RSD) dari serangkaian
data (Harmita, 2004).
RSD =
100 x SD
x
Keterangan:
RSD = Relatif Standar Deviasi
SD = Standard Deviasi
x
= Kadar Rata–rata Sampel
13
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tramadol HCl
Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Struktur Tramadol HCl
Tramadol HCl dengan rumus molekul C16H25NO2,HCl dan berat molekul
299,8 berupa serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan etanol,
sangat tidak larut dalam aseton .
2.1.1 Bentuk Sediaan
Tramadol HCl yang beredar di pasaran berupa tablet, kapsul dan injeksi
yang mengandung tramadol HCl 50 mg dan 100 mg. Kapsul adalah sediaan padat
yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak, dimana cangkang
umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain
yang sesuai. Cangkang kapsul kosong dibuat dari campuran gelatin, gula dan air
jernih tidak berwarna dan pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Cangkang kapsul
gelatin (keras) harus dibuat dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan bagian
5
Universitas Sumatera Utara
tutupnya yang lebih pendek. Ukuran kapsul berkisar dari 000 yang terbesar
sampai No. 5 yang terkecil (Ansel, 1985).
Kapsul harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Keseragaman bobot
Untuk kapsul yang berisi obat kering, ditimbang 20 kapsul kemudian
ditimbang lagi satu persatu dikeluarkan isi semua kapsul ditimbang seluruh bagian
cangkang kapsul dihitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul
tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B (Ditjen POM RI, 1979).
Tabel 2.1 Perbedaan Bobot Isi Kapsul
Bobot rata-rata isi
kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A
B
120 mg atau kurang
± 10 %
± 20%
Lebih dari 120 mg
± 7,5%
± 15%
Untuk kapsul yang berisi bahan obat cair atau pasta, ditimbang 10 kapsul
ditimbang lagi kapsul satu persatu dikeluarkan isi semua kapsul dicuci cangkang
kapsul dengan eter P dibuang cairan cucian dibiarkan hingga tidak berbau eter
ditimbang seluruh bagian cangkang kapsul dihitung bobot isi kapsul dan bobot
rata-rata tiap isi kapsul, perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata isi kapsul tidak lebih dari 7,5% (Ditjen POM RI, 1979).
6
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu hancur
Dilakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat kecuali dinyatakan
lain waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima kapsul tidak boleh lebih
dari 15 menit (Ditjen POM RI, 1979).
3. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat sebaiknya berisi zat pengering ditempat sejuk
(Ditjen POM RI, 1979).
2.1.2
Farmakologi
Nyeri didefinisikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan yang
bisa bersifat akut atau kronis dan merupakan dampak proses neurokimia yang
kompleks dalam sistem saraf pusat dan perifer. Nyeri ringan dapat diatasi dengan
obar perifer seperti paracetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon atau
aminofenazon begitu pula rasa nyeri dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat
ditambahkan codein atau cofein. Nyeri yang disertai dengan pembengkakan atau
akibat trauma sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum antiradang NSAID.
Nyeri yang hebat perlu ditanggulangi dengan morfin atau opiat lainnya (Tan dan
Rahardja, 2002). Tramadol merupakan analgesik kerja sentral yang berikatan
dengan reseptor µ-opioid digunakan untuk menata laksana nyeri sedang dan agak
berat (Harvey dan Champe, 2009). Resorpsinya di usus cepat, plasma t-½ nya 6
jam, efeknya di mulai sesudah 1 jam dan dapat bertahan 6-8 jam serta efek
sampingnya mual, muntah, mulut kering dan lelah. Dosis diatas 14 tahun 3-4 kali
sehari 50-100 mg maksimum 400 mg sehari, anak-anak diatas 1 tahun 3-4 kali
sehari 1-2 mg/kg (Tan dan Rahardja, 2002).
7
Universitas Sumatera Utara
2.2. Titrasi Semi Bebas Air
Titrasi Semi Bebas Air (TSBA) adalah bagian titrasi asidi-alkalimetri
menggunakan pelarut campur, biasanya campuran air dan etanol sama banyak.
Etanol gunanya untuk melarutkan analit atau hasil reaksi dari analit yang sukar
larut, bila etanol sedikit atau kurang maka kemungkinan analit atau hasil reaksi
dari analit tidak sempurna dilarutkan. Bila etanol kebanyakan, warna indikator
kurang terang. Titrasi semi bebas air digunakan untuk asam-asam lemah dengan
pKa ≤ 6 serta garam-garamnya dan basa-basa lemah dengan pKb≤ 6 serta
garam-garamnya.
Menurut Syafruddin (2009) titrasi semi bebas air meliputi :
1. Titrasi asam lemah dengan basa kuat
Penetapan kadar asam benzoat (sukar larut dalam air, pKa = 4,2) dititrasi
dengan NaOH 0,1 N
O
O
+ H2O
+ NaOH
OH
O-Na
Asam Banzoat
Na Benzoat
pH Titik Ekivalen ± 8,6 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
pH = ½ pKw + ½ pKa + ½ log c
Indikator yang sesuai adalah Fenolftalein dengan trayek pH 8,3-10,0
(Basset, et al., 1991). pH titik akhir titrasi adalah 10 .
8
Universitas Sumatera Utara
2. Titrasi basa lemah dengan asam kuat dititrasi dengan HCl 0,1 N
Contoh pada penetapan kadar Efedrin (sukar larut dalam air, pKa = 9,6 )
NH
HCl
NH
+ HCl
OH
OH
Ephedrine
Ephedrine HCl
pH Titik Ekivalen : ± 5,3 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
pH = ½ pKw - ½ pKb - ½ log c
Indikator yang sesuai adalah merah bromofenol 5,2-6,8. pH titik akhir
titrasi adalah 5,2.
3. Titrasi basa Bronsted dengan asam kuat
Penetapan kadar Fenobarbital Natrium dititrasi dengan HCl 0,1 N dalam
reaksi dibebaskan Fenobarbital asam (pKa =7,5) yang sukar larut dalam
air.
ONa
+
OH
HCl
+ H2O
N
O
N
O
HN
HN
O
Fenobarbital
Fenobarbital natrium
O
pH Titik Ekivalen : ± 4,25 Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
H+ =
Ka x HA
pH = - log H+
9
Universitas Sumatera Utara
Indikator yang sesuai adalah Merah metil 4,2-6,3 (Basset, et al., 1991).
pH titik akhir titrasi adalah 4,2.
4. Titrasi asam Bronsted dengan basa kuat
Penetapan kadar Tramadol HCl dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan dalam
reaksi akan dihasilkan Tramadol basa (pKb = 5,7) yang sukar larut dalam
air.
O
O
N
H
+
Cl
N
+ NaCl + H2O
NaOH
HO
HO
tramadolhidrokhlorida
tramadolbasa
pH Titik Ekivalen : ± 10,65, Harga ini dapat dihitung dengan rumus :
OH- =
Kb x
BOH
pOH = - log OHpH = 14 - pOH
Indikator yang sesuai adalah Fenolftalein 8,3–10,0 (Basset, et al., 1991).
pH titik akhir titrasi adalah 10.
Proses yang kita gunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu
larutan dikenal dengan standarisasi dengan menggunakan standar primer, dengan
syarat sebagai berikut:
10
Universitas Sumatera Utara
1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan dan
mudah dipertahankan dalam keadaan murni
2. Zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan dan komposisi
kimianya tidak berubah dalam kondisi penyimpanan.
3. Zat tersebut harus mempunyai bobot ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan
penimbangan dapat diabaikan
4. Zat tersebut harus mudah larut pada kondisi dimana ia digunakan
5. Reaksi dengan larutan standar harus stokiometris dan cepat
6. Zat harus dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji kualitatif atau uji
lainya yang kepekaanya diketahui (Basset, et al., 1991 )
Standar primer merupakan senyawa kimia stabil yang tersedia dalam
kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk membakukan larutan baku yang
digunakan dalam titrasi seperti larutan baku natrium hidroksida dapat dibakukan
dengan kalium hidrogen ftalat yang memiliki kemurnian tinggi (Watson, 2005).
2.3 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya.Validasi
metoda menurut USP, dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang
digunakan akurat, spesifik dan reproduksibel serta tahan pada kisaran analit yang
akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi
bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem
analisis (Rohman, 2007).
11
Universitas Sumatera Utara
1. Kecermatan (accuracy)
Merupakan ukuran yang menunjukan derajat kedekatan hasil analisis
dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan
dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) dan metode
penambahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi sejumlah
analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan
farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar
analit yang ditambahkan, tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel
placebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obat paten atau karena
analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder maka dapat
dipakai metode adisi. Metode adisi dibuat dengan menambahkan sejumlah analit
dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan
metode tersebut (Harmita, 2004).
% Perolehan Kembali (% Recovery) =
CF − C A
x 100%
C A*
Keterangan:
CF
= Konsentrasi sampel setelah penambahan baku
CA
= Konsentrasi sampel sebelum ditambahkan baku
C*A = Konsentrasi baku yang ditambahkan
Tabel 2.2 Rentang persen recovery yang diperbolehkan.
No.
1
2
3
4
Analit pada matriks sampel (%)
≥10
≥1
0.1 – 1
< 0.1
Rata-rata yang diperoleh (%)
98-102
90-110
80-120
75-125
12
Universitas Sumatera Utara
2. Keseksamaan (Precision)
Merupakan ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogeny (Harmita, 2004).
Tabel 2.3 Rentang presisi yang diperbolehkan (Harmita, 2004).
No.
1
2
3
4
Konsentrasi sampel (%)
≥10
1.0 – 10.0
0.1 – 1.0 %
< 0.1
Presisi (%)
≤2
≤5
≤ 10
≤ 20
Presisi diekspresikan dengan relatif standard deviasi (RSD) dari serangkaian
data (Harmita, 2004).
RSD =
100 x SD
x
Keterangan:
RSD = Relatif Standar Deviasi
SD = Standard Deviasi
x
= Kadar Rata–rata Sampel
13
Universitas Sumatera Utara