ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Kasus Di Kabupaten Kota Jawa Tengah Tahun 2010-2012)
Siti Rizka Amalia
Vinnie Aulya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: sitirizkaamalia@gmail.com & vinnieaulya@ymail.com
Dosen Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE., M.Si

ABSTRAK
This research starts from a background of capital expenditure, region original revenue and
economic growth. This research is aimed to analyze the effect of capital expenditure and region
original revenue in the previous year simultaneously to economic growth, the effect of capital
expenditure in the previous year to economic growth and the effect of region original revenue
in the previous year to economic growth in districts/cities in Central Java. This research uses
panel data consist of 35 districts/cities in Central Java during the year 2010-2012 for capital
expenditure and region original revenue for economic growth. The independent variable in this
research is capital expenditure and region original revenue and economic growth as the
dependent variable. Hypothesis testing is performed by multiple linear regression analysis.
The results of this research indicate capital expenditure and region original revenue in the

previous year significant effect simultaneously on economic growth, capital expenditure in the
previous year significant effect on economic growth and region original revenue in the previous
year significant effect on economic growth in districts/cities in Central Java.
Keywords: Capital Expenditure, Region Original Revenue, Economic Growth

1.

Pendahuluan
Provinsi

Jawa Tengah yang mempunyai

jumlah kabupaten/kota

sebanyak 35

kabupaten/kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota, kedua terbanyak setelah Jawa Timur
yang memiliki 29 kabupaten dan 9 kota dengan total 38 kabupaten/kota membuat pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jawa Tengah juga bersaing dan perlu diperhatikan. Jawa Tengah, provinsi
yang penuh dengan universitas-universitas bergengsi dan situs-situs pariwisata yang menarik,

membuat provinsi ini banyak didatangi dan juga sebagai daerah transmigrasi dari penduduk
luar Jawa khususnya, mereka berdatangan sebagai pengunjung wisata, atau sebagai mahasiswa
yang merantau. Oleh karena itu, infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pelengkap lainnya sangat

diperhatikan baik itu di kabupaten maupun kota. Salah satu tujuan utama dari desentralisasi
fiskal adalah terciptanya kemandirian daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali
sumber keuangan lokal, khususnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika PAD
meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi. Hal tersebut
akan meningkatkan kemandirian daerah, sehingga pemerintah daerah akan berinisiatif untuk
lebih menggali potensi-potensi daerah yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Sidik,
2002).

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010 - 2012
Kabupaten/Kota
01. Kab. Cilacap
02. Kab. Banyumas
03. Kab. Purbalingga
04. Kab. Banjarnegara
05. Kab. Kebumen

06. Kab. Purworejo
07. Kab. Wonosobo
08. Kab. Magelang
09. Kab. Boyolali
10. Kab. Klaten
11. Kab. Sukoharjo
12. Kab. Wonogiri
13. Kab. Karanganyar
14. Kab. Sragen
15. Kab. Grobogan
16. Kab. Blora
17. Kab. Rembang
18. Kab. Pati
19. Kab. Kudus
20. Kab. Jepara
21. Kab. Demak
22. Kab. Semarang
23. Kab. Temanggung
24. Kab. Kendal
25. Kab. Batang

26. Kab. Pekalongan
27. Kab. Pemalang
28. Kab. Tegal
29. Kab. Brebes
30. Kota Magelang
31. Kota Surakarta
32. Kota Salatiga
33. Kota Semarang
34. Kota Pekalongan
Sumber : Badan35.
Pusat
Statistik
Kota
TegalJawa Tengah

2012 **)
14.517.885,27
5.221.519,49
2.845.663,33
3.189.651,65

3.238.343,03
3.327.675,40
2.075.562,03
4.542.888,65
4.725.558,65
5.211.757,15
5.468.708,95
3.325.850,97
6.086.877,13
3.485.992,03
3.578.062,78
2.278.503,50
2.500.796,46
5.114.682,32
13.754.585,17
4.763.305,80
3.302.610,17
6.223.188,31
2.648.488,46
6.033.632,04

2.611.528,72
3.564.599,07
3.813.839,22
4.001.204,96
6.082.267,39
1.245.158,09
5.742.861,31
1.016.053,15
24.196.487,78
2.324.147,40
1.408.144,10

Pertumbuhan

ekonomi Jawa Tengah tahun 2012 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 6,34 % (2011= 6,03%), hal ini dikarenakan

perekonomian yang relatif terus membaik setelah terjadinya krisis global pada tahun 2008.
Pada tahun 2012 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mencapai 17,1 rupiah, naik 11, 44 %
dari tahun sebelumnya. Sementara untuk PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000

sebesar 6,5 juta rupiah atau meningkat 6,22 %. Berdasarkan tabel diatas PDRB atas dasar harga
konstan 2000 menurut kabupaten/kota tahun 2010-2012 yang memiliki PDRB terbesar pada
tahun 2012 adalah kota Semarang mencapai angka 24.196.487,78 kemudian posisi kedua
kabupaten Cilacap dengan angka PDRB sebesar 14.517.885,27 dan posisi ketiga kabupaten
kudus sebesar 13.754. 585,17 sedangkan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah masih jauh
tertinggal dari ketiga kabupaten/kota tersebut.
2. Tinjauan Pustaka
A. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut teori pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow-Swan dalam Sukirno (2006),
faktor-faktor yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu tenaga kerja,
akumulasi modal serta tingkat kemajuan teknologi. Menurut Mankiw (2006), pengeluaran
pemerintah untuk pembelian barang dan jasa bagi pemenuhan pelayanan publik merupakan
salah satu komponen pembentuk GDP yang akan menyebabkan adanya pertukaran output
barang dan jasa dalam perekonomian. Dengan begitu, perkembangan infrastruktur dapat
digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang baik yang dilihat dari
variabel PDRB.
Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
B. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD sebagai sumber utama penghasilan bagi daerah. PAD terbagi menjadi tiga kategori,
yaitu pajak daerah, denda dan pungutan, serta penghasilan perusahaan daerah. Ketiga kategori
tersebuat tercantum dalam UU No.33 Tahun 2004 pasal 6 ayat 1 yang menyatakan bahwa
sumber PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Pajak daerah yang menjadi sorotan publik yang
dipandang sebagai jenis penghasilan utama yang diperoleh daerah. Pada umumnya, pemerintah
pusatlah yang akan menentukan pajak yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah.
Menurut Mardiasmo (2002:132), “pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang
diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”.
Menurut Lewis dalam Ahyani (2010) Tidak efektifnya berbagai peraturan yang dilakukan
pemerintah bisa jadi menunjukkan tidak adanya relasi positif antara berbagai pungutan baru itu

dengan kesungguhan pemerintah daerah dalammeningkatkan mutu layanan publik. Perlu
adanya kebijakan peraturan daerah yang tepat untuk melakukan pungutan yang akan dilakukan
oleh pemerintah daerah.
C. Belanja Modal
Menurut Erlina dan Rasdianto (2013) Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk

aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Besaran nilai
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud dianggarkan dalam belanja modal
hanya sebesar harga beli/bangun aset (Permendagri 13 Tahun 2006).
Dalam Lampiran III PMK No. 101/PMK.02/2011 Belanja Modal dipergunakan untuk
antara lain: Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung
dan bangunan, Belanja Modal Jalan Irigasi dan Jaringan, Belanja Modal lainnya, dan Belanja
Modal Badan Layanan Umum (BLU). Secara spesifik sumber pendanaan untuk Belanja Modal
belum ditentukan aturannya. Namun seluruh jenis sumber-sumber penerimaan daerah dapat
dialokasikan untuk mendanai Belanja Daerah diantaranya Belanja Modal.
3. Metodologi Penelitian dan Analisis Data
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, dan Belanja Modal
sebagai variable independen dan Pertumbuhan Ekonomi sebagai variable dependen.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Jawa
Tengah tahun 2010 – 2012.
3.2

Metode Analisis Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Modal yang meliputi 29 daerah

Kabupaten dan 6 daerah Kota sehingga daerah total populasi adalah 35 data. Teknik
sampling yang digunakan adalah teknik full sampling, yaitu semua populasi
digunakan sebagai sampel.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel
PDRB

Konsep

Konsep

Teoritis
Kenaikan ouput
perkapita dalam
jangka panjang
sehingga dapat
mengukur
kemajuan

pembangunan
di suatu wilayah
sehingga terjadi

Empiris
Besarnya PDRB
yang diperoleh
dari PDRB di
setiap
kabupaten/kota
Jawa
Tengah
tahun
20102012.

Konsep Analitis

Skala

Data
PDRB
harga
konstan
tahun
2000
menurut
kabupaten/kota
Jawa Tengah

Rasio

proses proses
pertumbuhan
Pendapatan
yang diperoleh
daerah
yang
dipungut
berdasarkan
Peraturan
Daerah sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan.
pengeluaran
anggaran untuk
aset
tetap
berwujud yang
memberi
manfaat lebih
dari
satu
periode
akuntansi.

PAD

Belanja
Modal

3.4

Besarnya PAD
yang diperoleh
dari PAD di
seluruh
kota/kabupaten
Jawa
Tengah
tahun
20102012.

Data PAD yang
diperoleh dari
data
Realisasi
APBD
Jawa
Tengah
tahun
2010-2012

Rasio

Besarnya
Belanja Modal
yang diperoleh
dari
Belanja
Modal
di
seluruh
kota/kabupaten
Jawa
Tengah
tahun
20102012.

Data
Belanja
Modal
yang
diperoleh dari
data
Realisasi
APBD
Jawa
Tengah
tahun
2010-2012

Rasio

Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data kuantitatif yaitu
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Belanja Modal di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2010-2012.

3.5

Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kepustakaan dan dokumentasi yang didapat dari beberapa sumber, yaitu BPS Jawa
Tengah dan Departemen Jendral Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan.

3.6

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan data panel sehingga
regresi dengan menggunakan data panel disebut model regresi data panel (Yana
Rohmana, 2010:229) . Adapun metode estimasi data panel dikelompokkan menjadi
tiga yaitu common effect, fixed effect, dan random effect dengan menggunakan
estimasi OLS. Alat analisis yang digunakan adalah uji Chow dan Uji Hausman.
Selain itu uji statistic yang digunakan adalah uji signifikansi simultan (uji F),
koefisien determinasi, dan uji parsial (uji statistic t) . Alat pengolah data dalam
penelitian ini menggunakan Software Microsoft Excel dan Eviews 8.

3.7

Hipotesis

Parsial
a. Ho : β1 ≠ 0

: Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan

terhadap PDRB.
H1 :

β1 = 0

: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap

PDRB.
b. Ho : β2 ≠ 0

: Belanja Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap

PDRB.
H 2 : β2 = 0

: Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadapPDRB.

Simultan
Ho : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ 0

: Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap PDRB.

H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ 0 : Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal tidak berpengaruh
signifikan terhadap PDRB.
4. Hasil Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal
terhadap PDRB pada kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah tahun 2010 – 2012.
Pertumbuhan Ekonomi
Grafik 4.1 PDRB Jawa Tengah Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 -2012 ( Triliyun Rupiah)

Sumber : BPS Jawa Tengah
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar
harga berlaku sebesar 556,48 triliun rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar sebesar
210, 85 triliun rupiah. Dengan demikian pada tahun 2012 besaran PDRB Jawa Tengah
atas dasar harga berlaku mencapai 4,85 kali dari tahun 2000 dan PDRB atas dasar harga
konstan meningkat menjadi 1,84 kali. Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada tahun

2012 secara agregat cukup dinamis yaitu mencapai 6,34 % selama periode 2010-2012,
ekonomi jawa tengah tumbuh dari tahun ke tahun di atas 5 %.
Grafik 4.2. Pendapatan Asli Daerah

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah mengalami
peningkatan setiap tahunnya pada tahun 2010 sebesar 7.743,30 miliar rupiah dan pada tahun
2012 mencapai 9.659,02 rupiah
Grafik 4.3 Belanja Modal

Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

Grafik diatas merupakan trend belanja daerah tahun anggaran 2008-2012,
berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa belanja pegawai mendominasi dari belanja
daerah dengan angka 16.056,64 miliar pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan setiap
tahunnya, kemudian di ikuti dengan belanja modal dengan nilai 5.574,87 miliar pada tahun

2008 dan mengalami fluktuatif setiap tahunnya dan pada tahun 2012 mencapai 7.793,04
miliar.
4.1

Analisis Regresi Data Panel
Regresi data panel dilakukan dengan menggunakan tiga model, yaitu model

common effect, model fixed effect dan model random effect. Adapun ringkasan hasil
estimasi untuk kedua model diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil Estimasi Model Regresi Common Effect
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 12/12/14 Time: 15:03
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PAD
BELANJAMODAL

-197541.2
38.38408
7.410918

509724.3
3.408033
3.693179

-0.387545
11.26282
2.006650

0.6992
0.0000
0.0474

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.676330
0.669984
2359744.
5.68E+14
-1688.243
106.5680
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

4724662.
4107686.
32.21416
32.28999
32.24489
0.943150

Keterangan :
*) Signifikan pada α = 5%
Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel Random
Effect Model secara statistik variabel PAD dan Belanja Modal sebagai variabel
independen signifikan. Dimana nilai probabilitas PAD sebesar 0,0000 dan nilai
probabilitas Belanja Modal sebesar 0,0474 lebih kecil dari α = 5% atau 0,05.

Tabel 4.2
Hasil Estimasi Model Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 12/12/14 Time: 15:15
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Variable
C
PAD
BELANJAMODAL

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

3693118.
7.623555
1.848910

104168.8
1.084769
0.518816

35.45322
7.027812
3.563711

0.0000
0.0000
0.0007

Effects Specification

Ketera

ngan :

Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.997526
0.996217
252662.7
4.34E+12
-1432.360
761.6711
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

4724662.
4107686.
27.98781
28.92301
28.36677
2.677433

*) Signifikan pada α = 5%
Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel
Fixed Effect Model secara statistik variabel PAD dan Belanja Modal
sebagai variabel independen signifikan. Dimana nilai probabilitas PAD
sebesar 0,0000 dan nilai probabilitas Belanja Modal sebesar 0,0007 lebih
kecil dari α = 5% atau 0,05.
Tabel 4.3
Hasil Estimasi uji Test - Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
259.678986
511.766989

Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares

d.f.

Prob.

(34,68)
34

0.0000
0.0000

Date: 12/12/14 Time: 15:09
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PAD
BELANJAMODAL

-197541.2
38.38408
7.410918

509724.3
3.408033
3.693179

-0.387545
11.26282
2.006650

0.6992
0.0000
0.0474

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.676330
0.669984
2359744.
5.68E+14
-1688.243
106.5680
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

4724662.
4107686.
32.21416
32.28999
32.24489
0.943150

Pengujian yang dilakukan menggunakan Chow-test atau Likelihood ratio test, dengan
asumsi yaitu:
H0: model mengikuti Pool,
H1: model mengikuti Fixed effect dan lanjut tes Hausman
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Chow adalah sebagai
berikut :
1. Jika nilai p-value F > 0,05 artinya Ho terima : maka model common effect
2.

Jika nilai p-value F < 0,05 artinya Ho ditolak: maka model fixed effect dan
dilanjutkan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect
atau random effect.
Hasil estimasi menunjukkan baik F test maupun Chi-square signifikan ( p-value)

0,0000 lebih kecil dari 5 % sehingga H0 ditolak, H1 diterima , maka model mengikuti
fixed effect dan dilanjutkan tes Hausman.
Tabel 4.4
Hasil Estimasi Model Regresi Random Effect

Dependent Variable: PDRB
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/12/14 Time: 15:11
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
C
PAD
BELANJAMODAL

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

3546485.
9.286331
1.704435

366848.4
1.061371
0.517251

9.667442
8.749374
3.295178

0.0000
0.0000
0.0014

Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random

2083844.
252662.7

Rho
0.9855
0.0145

Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.458098
0.447472
322189.5
43.11293
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

329932.0
433445.3
1.06E+13
1.689212

Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid

0.286405
1.25E+15

Mean dependent var
Durbin-Watson stat

4724662.
0.734067

Keterangan : *) Signifikan pada 5 %
Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel Random Effect
Model secara statistik variabel PAD

dan Belanja Modal

sebagai variabel

independen signifikan. Dimana nilai probabilitas PAD sebesar 0,0000 dan nilai
probabilitas Belanja Modal sebesar 0,0145 lebih kecil dari α = 5% atau 0,0.

Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f.

Test Summary
Cross-section random

65.859615

Prob.

2

0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Tabel
Hasil
Estimasi Uji
Hausman

Variable

Fixed

Random

Var(Diff.)

Prob.

PAD
BELANJAMODAL

7.623555
1.848910

9.286331
1.704435

0.050216
0.001621

0.0000
0.0003

Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 12/12/14 Time: 15:12
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Variable

.

C
PAD
BELANJAMODAL

4.5

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

3693118.
7.623555
1.848910

104168.8
1.084769
0.518816

35.45322
7.027812
3.563711

0.0000
0.0000
0.0007

Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.997526
0.996217
252662.7
4.34E+12
-1432.360
761.6711
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

4724662.
4107686.
27.98781
28.92301
28.36677
2.677433

Pengujian yang dilakukan menggunakan Hausman test dengan asumsi, yaitu:
H0: model mengikuti Random Effect.

H1: model mengikuti Fixed Effect.
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Hausman adalah
sebagai berikut :
1. Jika nilai p-value F > 0,05 artinya Ho terima : maka model Random Effect
2.

Jika nilai p-value F < 0,05 artinya Ho ditolak: maka model Fixed Effect

Dapat disimpulkan bahwa Hasil estimasi menunjukkan baik F test maupun Chisquare signifikan ( p-value) 0,0000 lebih kecil dari 5 % sehingga H0 ditolak, H1
diterima , maka model mengikuti fixed effect.
4.2 Uji Signifikansi
Tabel 4.6
Hasil Estimasi Regresi Data Panel
Dependent Variable: PDRB
Method: Panel Least Squares
Date: 12/12/14 Time: 15:03
Sample: 2010 2012
Periods included: 3
Cross-sections included: 35
Total panel (balanced) observations: 105
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PAD
BELANJAMODAL

-197541.2
38.38408
7.410918

509724.3
3.408033
3.693179

-0.387545
11.26282
2.006650

0.6992
0.0000
0.0474

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.676330
0.669984
2359744.
5.68E+14
-1688.243
106.5680
0.000000

Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat

4724662.
4107686.
32.21416
32.28999
32.24489
0.943150

Berdasarkan tabel 4.6 dapat di jelaskan sebagai berikut :
PDRB = -197541.182046 + 38.3840793819*PAD + 7.41091826691*BELANJAMODAL

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Nilai konstanta sebesar -197541.2 menjelaskan nilai PDRB, apabila variable independent
PAD dan Belanja Modal sebesar 0.
 Koefisien regresi X1 (PAD) adalah sebesar 38.38408 yang berarti bahwa setiap
peningkatan PAD sebesar 1% akan menaikan PDRB sebanyak 38.3 % dengan asumsi
variabel lain konstan, begitu juga sebaliknya.

 Koefisien regresi X2 (Belanja Modal) adalah sebesar 7.410918 yang berarti bahwa setiap
peningkatan nilai DGDP sebesar 1% akan meningkatkan PDRB sebanyak 7,41% dengan
asumsi variabel lain konstan, begitu juga sebaliknya.
Hipotesis :


Ho : β1 = β2 = 0 , Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PDRB dengan PAD
dan Belanja Modal



Hi : β1 ≠ β2 ≠ 0 , Terdapat pengaruh yang signifikan antara PDRB dengan PAD dan
Belanja Modal



Uji t :

1. Pengujian terhadap variabel PAD
Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas uji t sebesar
0,0000. Ini berarti keputusan tolak HO, artinya PAD berpengaruh signifikan terhadap PDRB
karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2. Pengujian terhadap variabel Belanja Modal
Berdasarkan hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa nilai probabilitas uji t sebesar
0,0474. Ini berarti keputusan tolak H0, artinya Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap
PDRB karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.


Uji F :
Hasil pengolahan data terlihat bahwa variabel independen (PAD dan Belanja Modal)

mempunyai signifikansi F hitung sebesar 106.5680 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05. Maka tolak H O artinya secara bersama-sama variabel ( PAD dan
Belanja Modal ) berpengaruh terhadap PDRB.


Koefisien determinasi (R2) :
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai koefisien determinan

(R2) diperoleh sebesar 0.676330 atau 67,63 % . Hal ini menunjukkan bahwa 67,63 % kinerja
PDRB dipengaruhi oleh variabel PAD dan Belanja Modal . Sedangkan sisanya sebesar 32,37
% dipengaruhi oleh variabel lain.

5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan


Pendapatan Asli

Daerah berpengaruh signifikan dan

berdampak secara positif

terhadap pertumbuhan ekonomi yang ada di Jawa Tengah. Hal ini berarti memperkuat
penelitian Rokhmawati (2009), Bati (2009), Friska (2010), Stepanus (2013) bahwa
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.


Belanja Modal berpengaruh signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa
Tengah. Hal ini berarti sejalan dengan penelitian Rokhmawati (2009), Stepanus
(2013) bahwa Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.



Secara simultan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.

5.2 Saran


Perlu adanya pemerataan pembangunan di setiap kabupaten dan kota di Jawa Tengah
sehingga tidak terjadi adanya ketimpangan antar daerah.



Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan dapat mengalokasikan dana pengeluaran daerah
berupa Belanja Modal secara efektif dan efisien serta mengurangi porsi belanja pegawai
sehingga pelayanan publik dapat terpenuhi yang akan berdampak pada kesejahteraan
masyarakat.



Pemerintah harus mengetahui potensi sumber daya alam yang terdapat di kabupaten/kota
Jawa Tengah sehingga potensi tersebut dapat dikembangkan dan menambah Pendapatan Asli
Daerah tersebut yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

6. Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian, Realisasi Anggaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah tahun 2010-2012. www.djpk.kemenkeu.go.id
Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2010-2012,
www.jateng.bps.go.id
Jaya, I Putu Ngurah Panji Kartika Dan Dwirandra, A.A.N.B. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah Pada Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Arwati, Dini dan Novita Hadiati, 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat. Semantik 2013, Universitas
Widyatama Bandung.
Febrian, 2014. Analisi Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pengeluaran Pemerintah Daerah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus : Kabupaten Kota Jawa Timur Tahun 20082012), Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya.