Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Depernas-01 Bab-17

BAB 17.
KOPERASI.
I.

Pendahuluan.

Dalam zaman kemerdekaan ini koperasi telah
berkembang dengan tjepat sekali. Sesungguhnja
azas-azas koperasi sudah dikenal oleh bangsa kita
sedjak lama, akan tetapi selama masa pendudukan
Djepang azas koperasi telah dirobah sedemikian
rupa sehingga sama sekali tidak sesuai lagi dengan
azas-azas jang sebenarnja. Oleh karena itu usahausaha pertama dalam masa kemerdekaan ini ialah
mengembalikan koperasi keazas-azasnja semula.
Hal telah memberi hasil jang luar biasa sebagai
akibat daripada ketekunan pendukung-pendukung
koperasi.
Rentjana Pembangunan Lima Tahun ini bersifat
rentjana penanaman modal. Oleh karena bagi
pelaksanaan pembangunan koperasi pengeluaranpengeluaran Pemerintah sebagian besar bersifat
pengeluaran routine, maka dalam bab ini terutama

akan diuraikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pertumbuhan koperasi selama masa achir-achir
ini.
b. Peranan Pemerintah.

249

II. Keadaan dan pertumbuhan Koperasi.
1. Djumlah dan matjam koperasi

Djumlah:

7.66
7

— 125
46 2.70
5
252 2.45
3

3 731

2

2

22 128
87 3.47
5
467 3.17
2
16 663

2

Djumlah

Djumlah

Djumlah

2

2

24
141
131 3.873
553 4.319
16

berbadan Djumlah
hukum kop. Jang

lnduk/Gabunga
2. Pusat2
Koperasi 99
3. Koperasi Desa 2.09
2
4. Koperasl
2.05

Kredit(ua
3
5. Koperasi
487
Kredit
(dim natura)
6. Koperasl
Pro- 1.48
dusen.
3
7. Koperasi Kon- 1,23
semen,
1
8. Laing matjam
222
Koperasi.



1955


berbadan Djumlah
hukum kop. Jang



1954

berbadan Djumlah
hukum kop. Jang

1.

1953

berbadan Djumlah
hukum kop. Jang

Matjam Koperasi


Djumlah

1952

2

26.
134
650

642

14
120

38 1.47
3
13 888

62 1.27

8
24 683

76 1.344
22

821

27

13

37

15

304

6


839 11.44
6

979

251

378 8.62
6

Sumber: Djawatan Koperasi.

183

715 9.59
3

Koperasi-koperasi jang berbadan hukum itu adalah
koperasikoperasi jang telah melampaui tiga tingkat,
jakni: tingkat penjelidikan, tingkat pengamatan dan

tingkat pengakuan.
Bank Koperasi Propinsi terdapat di Djawa Barat
dan di Djawa Timor sedang pusat-pusat koperasi
daerahnja meliputi 1 Kabupa-ten. Koperasi-koperasi
Desa adalah koperasi serbaneka, artinja koperasi
jang mendjalankan beberapa matjam usaha, jang
satu
sama lain erat hubungannja. Djadi koperasikoperasi ini usahanja berlainan dengan misalnja
Koperasi Kredit, jang berusaha hanja dalam
pengkreditan sadja. Koperasi Desa ini ada segiseginja jang baik dan ada pula keberatankeberatannja.
Akan
tetapi
kenjataannja ialah bahwa Koperasi Desa ini terutama
didaerah Djawa Barat mengalami pertumbuhan jang

baik,
meskipun
bartt
telah berbadan hukum,
250


sedikit

jang

Dari tabel diatas terlihat bahwa djumlah Koperasikoperasi jang berbadan hukum masih kurang dari
10% dari djumlah koperasi-koperasi jang ada. Hal
ini antara lain mengandung arti bahwa gerakan
koperasi masih harus lebih memperhatikan azasazas koperasi.
Dalam Kongres Koperasi jang pertama pada tahun
1947 di Tasikmalaja telah diputuskan bahwa tanggal
12 Djuli adalah Hari Koperasi, sedang dalam Kongres
Koperasi jang kedua dalam tahun 1953 di Bandung
telah didirikan Dewan Koperasi Indonesia jang
merupakan Pusat dari pada gerakan koperasi.
Tugas daripada Dewan Koperasi Indonesia ini antara
lain terletak dalam lapangan pendidikan dan
penerangan serta mewakili gerakan koperasi
keluar,
baik terhadap Pemerintah maupun

terhadap luar negeri.
Tidak mustahil bahwa dalam tahun 1960 djumlah
koperasi akan meningkat mendjadi 25.000.
2. Djumlah anggauta-anggauta koperasi.
Selama tahun-tahun terachir ini djumlah
anggauta-anggauta gerakan koperasi adalah
sbb.:
Djumlah
Tahun
anggauta
1951
1.000.324
1952
1.179.422
1953
1.431.977
1954
1.644.465
1955
1.938.074
Sumber: Djawatan Koperasi.
Djadi apabila djumlah penduduk Indonesia ditaksir
sedikit-dikitnja
82,500.000
maka
perbandingan
djumlah
anggauta koperasi dan djumlah penduduk adalah 1 :
41. Dalam tahun 1955 perbandingan djumlah
anggauta laki-laki dan djumlah anggauta wanita
adalah 3 : 1.
3. Djumlah simpanan.
Djumlah simpanan selama tahun-tahun achir ini
adalah sbb.:
Tahun
1951

Djumlah simpanan Djumlah
Modal
Rp. 35.313.040,
Rp 3.471.983,

1952
1953
1954
1955
Sumber:

95
56.389.371,
25
„ 76.357.765,
62
„ 150.262.73
2,-„ 268.597.93
5,76
Djawatan Koperasi.


.

10
3.262.183,
53
5.324.051,
45
27.338.02
9,66
45.221.27
9,24
251

Soal simpanan ini adalah suatu sifat istimewa
daripada gerakan koperasi di Indonesia. Untuk
memberi
tekanan
bahwa
koperasi
harus
didasarkan atas azas kekuatan sendiri (selfhelp)
serta untuk mendjamin pembentukan modal, maka
terdapat beberapa matjam simpanan:
a. Simpanan Pokok.
Simpanan ini berupa sedjumlah uang tertentu jang
harus
disimpan oleh setiap orang jang akan mendjadi
anggauta koperasi sebagai sjarat untuk masuk
kedalam koperasi; djumlah ini dapat diambil
kembali
apabila
anggauta
tersebut
meninggalkan koperasi, kalau perlu dikurangi
dengan bagian dari kerugian Koperasi jang harus
ditanggung oleh anggauta tersebut; selama
mendjadi anggauta maka simpanan ini tidak
bisa diminta kembali.
b. Simpanan wadjib.
Simpanan ini berupa sedjumlah uang jang hares
disimpan oleh para anggauta pada koperasi
dalam djumlah minimum jang tertentu dan
pada waktu-waktu tertentu, sebagaimana ditentukan oleh koperasi; simpanan ini dimaksud untuk
menambah modal kerdja dan tidak dapat
diminta selama mendjadi ang-gauta.
c. Simpanan manasuka.
Simpanan ini tidak tertentu djumlahnja dan
bersifat sukarela.
d. Simpanan untuk keperluan chusus.
Simpanan ini terdiri atas berbagai matjam antara
lain simpanan untuk kematian, selamatan, dsb.
Djumlah bermatjam-matjam simpanan tersebut adalah sbb:

1954
a. Simpanan Pokok Rp.
b. Simpanan
Wadjib

39.405.301,69


76.070.560,47
c. Simpanan Manasuka „
24.483.505,24

1955
Rp.
56.957.560,96

155.006.17
1,31

36.565.269,64

d. Simpanan untuk
keperluan
chusus



10.303.365,26
Rp.
150.262.732,2
6
Sumber: Djawatan Koperasi.
Djumlah:.

252


20.068.933,85

Rp.
268,597.935,76

4. Minggu Simpanan.
Bertepatan dengan Hari Koperasi diselenggarakan
Minggu Simpanan jang makin lama hasinja makin
meningkat, sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini:

Tahu
n
195
1
195
2
195
3
195
4
195
5

Djumlah
Koperasi
jg
merajakan

Nilai
Simpanan
dalam
natura
Rp.

347

Djumlah
orang
jg.
merajakan
.
20.68

837

161.65

4.008,-

3.211

492.161

3.548

617.602

4.465

723.407

2.007.335
,42
834.961,4
8
793.539,7
9

-

Nilai
Simpanan
uang
Rp.
538.557,5
2
930.963,1
4
2.928.559:
38
7.217.941.
70
15.159.24
5,18

Djumlah
Simpanan
Rp.
538.557,53
934.971,14
4.935.894,
81
8.052.903.
18
15.952.784
.97

Sumber: Djawatan
Koperasi:
III. Peranan
Pemerintah .
1. Djawatan Koperasi.
Peranan Pemerintah mengenai soal koperasi dalam
garis
besarnja adalah sbb: pemberian penerangan mengenai
arti dan azas-azas koperasi, pendidikan dalam hal
koperasi,
pengawasan
terhadap pertumbuhan koperasi dan pemberian
bantuan
kepada
gerakan
koperasi.
Untuk
melaksanakan peranan Pemerintah ini telah
dibentuk Djawatan Koperasi jang merupakan bagian
dari Kementerian Perekonomian dan jang chusus
bertugas
melaksanakan segala sesuatu jang berhubungan dengan
koperasi. Kebidjaksanaan Pemerintah ialah bahwa
segala tjampur-tangan Pemerintah harus senantiasa
didasarkan atas azas bahwa segala sesuatu pada
suatu ketika harus diserahkan kepada gerakan
koperasi sendiri dan bahwa pada suatu ketika
gerakan koperasi akan berdiri sendiri atas
kekuatan
sendiri
sepenuhnja.
Agar
supaja
Djawatan
Koperasi
dapat
mengimbangi

pertumbuhan jang demikian tjepat dari gerakan
koperasi, maka perlu adanja tambahan alat perlengkapan Djawatan tersebut.
2. Penerangan.
Penerangan tentang arti koperasi serta azas-azas
koperasi telah meliputi seluruh wilajah Negara
sehingga dapat dikatakan bahwa
pentingnja
koperasi telah difahami oleh seluruh lapisan
masjarakat.

253

Hal ini antara lain terbukti dart pertumbuhan
koperasi jang sungguh luar biasa tjepatnja. Kini
jang mendjadi soal bukannja mempropagandakan
pentingnja koperasi, melainkan mengusahakan agar
pertumbuhan gerakan koperasi dalam segalasegalanja benar-benar sesuai dengan azas-azas
koperasi. Oleh karena itu penerangan mengenai
koperasi
tak
dapat
dipisahkan
dart
usaha
pendidikan azas-azas koperasi.
3. Pendidikan.
Pendidikan mengenai azas-azas koperasi serta
tjara-tjara melaksanakan koperasi antara lain terdiri
atas kursus-kursus kader koperasi, kursus-kursus
aplikasi bagi pegawai-pegawai Djawatan Koperasi,
kuliah-kuliah tentang koperasi difakultas-fakultas,
dsb. Adalah tudjuan Pemerintah agar lambat-laun
kursus-kursus ini, terutama kursus-kursus kader
koperasi, dilaksanakan sendiri oleh gerakan
koperasi.
I. Kursus Kader Koperasi pada waktu ini
berdjumlah 43 buah dan tersebar diseluruh
Indonesia. Kursus-kursus ini diper-untukkan
kader-kader dart desa-desa, jang kembali lagi
kedesa masing-masing sesudah kursus-kursus
tersebut berachir dan memperaktekkan apa jang
mereka telah peladjari. Hingga achir Maret 1956
tidak kurang dart 17.587 pengikut telah menjelesaikan pendidikan pada kursus-kursus kader
tersebut.
II. Djawatan Koperasi menjelenggarakan kursuskursus aplikasi jang intensif bagi pedjabatpedjabat Djawatan tersebut agar mutu para
pedjabat dapat dipertinggi.
III.Ketjuali
itu
Djawatan
Koperasi
djuga
mengirimkan
pedjabat-pedjabatnya
serta
pemuka-pemuka gerakan koperasi keluar negeri
dengan tudjuan untuk memperluas pandangan
serta pengertian mereka tentang koperasi. Biaja
untuk keperluan ini sebagian ditanggung
Pemerintah dan sebagian lagi diperoleh
dari bantuan luar negeri.
IV. Pedjabat-pedjabat Djawatan Koperasi memberi
peladjaran tentang koperasi kepada berbagai
matjam kursus-kursus jang diselenggarakan
oleh Djawatan-djawatan Pemerintah jang lain,
antara lain kursus-kursus pertanian jang

diselenggarakan oleh Djawatan pertanian.
V. Atas inisiatip gerakan koperasi di Jogjakarta dan
di Bandung telah didirikan Sekolah-sekolah
Menengah jang chusus mem-beri peladjaran
mengenai hal-hal jang bersangkut-paut dengan
koperasi, sedang diantara Sekolah-sekolah
Menengah
254

Pemerintah ada pula jang mulai memasukkan
mata-peladjaran
koperasi
dalam
daftar
peladjarannja.
VI. Pada
Fakultas
Ekonomi
serta
Fakultas
Pertanian dari Univer-sitas Indonesia diberikan
pula kuliah-kuliah dalam mata peladjaran
koperasi.
4. Pengawasan
Pengawasan Pemerintah terhadap pertumbuhan
koperasi diselenggarakan dengan setjara bertingkattingkat:
I. Pada tingkat pertama jakni tingkat penjelidikan,
Djawatan Koperasi memberikan bimbingan
kepada koperasi-koperasi jang baru didirikan
mengenai soal-soal jang berhubungan dengan
organisasi, administrasi, penjusunan rentjana
anggaran dasar, tjara bekerdja, dan sebagainja
agar supaja sesuatu benar-benar sesuai
dengan azas-azas koperasi. Lamanja tingkat
penjelidikan ini tidak tentu oleh karena
tergantung
dari
kesanggupan
serta
pertumbuhan koperasi jang bersangkutan itu
sendiri.
II. Apabila koperasi jang bersangkutan telah
membuktikan hak hidupnja, sedang organisasi,
administrasi serta tjara bekerdja-nja tidak
menjimpang dari azas-azas koperasi, maka
koperasi
tersebut
dinaikkan
dari
tingkat
penjelidikan ketingkat peng- amatan, jang
lamanja djuga tidak tentu.
III. Tingkat jang terachir ialah tingkat pengakuan,
dalam mana koperasi jang bersangkutan
mendjadi badan hukum. Tjara jang bertingkattingkat ini untuk memperoleh pengakuan
sebagai badan hukum dianggap perlu untuk
mentjegah pertumbuhan jang tidak sehat
daripada gerakan koperasi.
5. Bantuan.
Bantuan Pemerintah kepada gerakan koperasi
antara
lain
ber-bentuk
berbagai
matjam
keringanan-keringanan dan bantuan langsung
dalam
bentuk
pindjaman-pindjaman.
Dalam
memberikan bantuan-bantuan ini tetap dipegang
teguh pertimbangan bahwa segala sesuatu harus

didasarkan
azas
kekuatan
sendiri
dad
gerakan koperasi, artinja: setiap bantuan hanjalah
sekedar bantuan sementara agar supaja dikemudian
hari gerakan koperasi dapat menolong diri sendiri.
Harus ditjegah setiap bantuan jang -bersifat
memandjakan, karena hal jang demikian itu akan
mematikan
rasatanggung-djawab
sendiri
dan
achirnja djustru akan mematikan perkembangan
jang sehat daripada gerakan koperasi. Keringanan-

255

keringanan jang diberikan kepada gerakan
koperasi antara lain berbentuk pembebasan
pembajaran padjak perseroan selama djangka
waktu
lima
tahun
dan
pembebasan
pembajaran segel untuk surat-surat hutang.
Bantuan dalam bentuk pindjaman-pindjaman
disalurkan melalui badan-badan perkreditan
jang ada. Diharapkan agar Bank-bank Koperasi
Propinsi jang sudah ada (di Djawa-Timur dan
di Djawa Barat) akan memegang peranan jang
lebih penting dalam penjaluran kredit-kredit
tersebut. Selandjutnja bantuan langsung bagi
koperasi-koperasi
dapat
Pula
disebarkan
melalui organisasi Pembangunan Masjarakat
Desa. Dalam Rentjana Pembangunan Lima
Tahun ini kredit-kredit untuk koperasi-koperasi
bersifat pro-memorie.
6. Undang-undang Koperasi.
Dasar hukum bagi koperasi di Indonesia hingga
kini ialah ketentuan jang dibuat dalam tahun
1927 dan jang kemudian diperbaiki dalam tahun
1949,
Untuk
mentjiptakan
suasana
jang
memungkinkan pertumbuhan jang sehat daripada gerakan
koperasi, perlu adanja suatu Undang-undang
Koperasi. jang benar-benar sesuai dengan alam
kemerdekaan sekarang ini. Undang-undang
Koperasi tersebut antara lain diperlukan untuk
memberi kedudukan hukum jang pasti kepada
koperasi, untuk melindungi nama koperasi
untuk menjalurkan usaha-usaha koperasi
sehingga benar-benar sesuai dengan azas-azas
koperasi, untuk mendjamin prosedur-prosedur
hukum jang sederhana bagi koperasi, dan
sebagainja.
Hingga
kini
Undang-undang
Koperasi tersebut belum lagi ada.
7. Koperasi dan Pembangunan Masjarakat
Desa.
Sebagaimana diuraikan dalam bab mengenai
Pembangunan Masjarakat Desa maka koperasi
merupakan salah sate pokok jang penting
dalam usaha-usaha membangun masjarakat desa.
Jang penting dalam hubungan ini ialah bahwa
usaha-usaha kope-rasi harus disesuaikan pula
dengan azas-azas Pembangunan Masjarakat
Desa, antara lain azas pembangunan jang

integral. Hal ini berarti bahwa usaha-usaha
koperasi
tidak
boleh
bersifat
tersendiri,
melainkan harus selalu dihubungan dengan
usaha-usaha pembangunan jang lain dan harus
selalu dilihat dalam hubungan Pembangunan
Masjarakat Desa sebagai suatu keseluruhan.
Untuk itu diperlukan usaha-usaha jang dapat
mendjamin konvergensi diantara kebidjaksanaankebidjaksanaan berbagai Djawatan Pemerintah,
Mengenai hal ini lihat selandjutnja bab mengenai
Pembangunan Masjarakat Desa.
256