T2 942012068 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan peneliti-an dpeneliti-an mpeneliti-anfaatnya, jenis penelitipeneliti-an ypeneliti-ang tepat adalah kualitatif atau naturalistik dan pengembangan. Peneli-tian kualitatif dilakukan untuk meneliti rumusan masalah 1 dan 2 sedangkan penelitian pengembangan dilakukan untuk meneliti rumusan masalah 3. Dengan penelitian naturalistik, maka situasi lapangan akan tetap bersifat natural, wajar, dan tidak ada tindakan manipulasi, pengaturan, ataupun eksperimen (Harsono, 2008: 155).
Bogdan dan Tailor dalam Moleong (2009: 4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar (Sukmadinata, 2007:72). Penelitian deskriptif dituju-kan untuk mendeskripsidituju-kan atau menggambardituju-kan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Menurut Sugiyono (2009: 297), metode pe-ngembangan adalah metode penelitian yang digunakan
(2)
keefektifan produk tersebut. Validasi produk oleh pakar dilakukan melalui forum rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang terdiri dari kepala sekolah negeri, swasta, madrasah ibtidaiyah, baik inti maupun imbas yang dipimpin oleh pengawas TK/SD sekaligus sebagai nara sumber kemudiaan diuji keefektifannya melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh nara sumber, Kepala UPTD, pengawas, Ketua Komite dan semua anggota sekolah dimana penelitian ini dilakukan. Draf perencanaan ini nanti-nya dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi atau pedoman bagi sekolah-sekolah yang akan melak-sanakan program sekolah ramah anak.
Ada beberapa alasan dalam penggunaan pendekatan deskriptif (Sukmadinata, 2007:73) antara lain:
(1) deskripsi atau penggambaran apa adanya merupakan hal yang alamiah dan sesuai dengan kenyataan kehidupan manusia hidup apa adanya, (2) penelitian deskriptif mempunyai makna yang lebih luas, mencakup deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif, (3) penelitian deskriptif meru-pakan metode penelitian yang paling dasar dari penelitian non eksperimental.
Dengan penelitian deskriptif, peneliti ingin menggambarkan tentang cara melakukan penyusunan perencanaan sekolah ramah anak (SRA) yang partisi-patif karena dengan melibatkan seluruh wargawarga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan dan peduli terhadap perkembangan pendidikan. Dengan
(3)
melibatkan semua unsur diharapkan dalam pelaksa-naannya masing-masing pihak ikut merasa bertang-gungjawab dan ikut berpartisipasi dalam kepenga-wasan sehingga kegiatan ini berjalan baik sperti yang diharapkan.
3.2
Prosedur Penelitian Pengembangan
Menurut Sugiyono (2009: 198) langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1
Langkah-langkah penggunaan metode
Research and Development (Sugiyono, 2009: 298) Potensi
dan masalah
Pengum- pulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain Uji Coba
Produk Revisi
Produk Uji Coba
Pemakaian
Revisi
(4)
Penelitian pengembangan sampai pada tahap desain produk perencanaan divalidasi pakar melalui forum K3S di UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas yang terdiri dari Kepala Sekolah SD Inti, SD Imbas dan sekolah swasta serta Madrasah Ibtidaiyah dan diuji keefektifannya melalui kegiatan FGD. Berikut ini ada-lah langkah-langkah penelitian pengembangan yang dilakukan dalam penelitian sampai dengan menghasil-kan sebuah produk perencanaan sekolah ramah anak di SD Negeri Gebugan 01.
Gambar 3.2
Tahapan Penelitian Pengembangan
Tahap Pendahuluan (Pengumpulan Data)
TahapStudi Pengembangan melalui:
1. EDS
2. Vsisi Misi Sekolah 3. Analsis SWOT 4. Renstra 5. Strategi
Desain produk Perenca-naan SRA
Validasi Pakar dalam rapat K3S
Uji Keefektifan Produk melalui FGD
(5)
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pengembangan dalam penelitian ini sampai dengan menghasilkan sebuah draf desain produk perencanaan divalidasi pakar dan diuji keefektifannya melalui kegiatan FGD sampai pada revisi produk tanpa uji coba pemakaian dan produksi massal karena hasil penelitian ini tanpa implementasi. Diharapan produk yang dihasilkan dapat digunakan tidak hanya oleh sekolah dimana penelitian ini dilakukan tetapi juga untuk sekolah-sekolah lain di lingkungan Dinas Pendi-dikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang yang ingin mengembangkan sekolahnya menjadi sekolah ramah anak.
3.3
Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Waktu yang digunakan untuk penelitian kurang lebih 4 bulan.
2. Sumber Data
Menurut Lofland (1984) yang dikutip oleh Moleong (2008: 112), “Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data yang digunakan
(6)
peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain meliputi:
1. Informan
Informan yang dimaksud di sini adalah sese-orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi pada peneliti. Informan dalam penelitian ini adalah siswa, guru, komite sekolah dan orang tua siswa.
2. Dokumen dan Arsip
Arsip dan dokumen yang digunakan sebagai sumber data adalah arsip dan dokumen yang berhu-bungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam mengkaji dokumen dan arsip, peneliti tidak hanya mencatat apa yang terdapat dalam dokumen dan arsip, yang jauh lebih penting adalah bagaimana peneliti dapat menggali informasi dan memberi makna dari data tersebut. Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berhubung-an dengberhubung-an objek penelitiberhubung-an, dapat berupa laporberhubung-an- laporan-laporan atau catatan, studi kepustakaan atau instansi terkait.
3. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa menjadi sumber informasi karena dalam pengamatan harus sesuai dengan kon-teksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat,
(7)
perilaku dan aktivitasnya. Dalam upaya mendapatkan informasi yang valid, peneliti langsung berkomunikasi dengan siswa, guru, orang tua, dan komite. Dengan demikian peneliti akan mempunyai gambaran yang utuh yang ditemukan di sekolah dan informasi yang disampaikan oleh informan melalui wawancara serta mencocokkan dengan dokumen yang diperoleh.
Dari data yang diperoleh peneliti segera menjalin koordinasi dengan seluruh warga sekolah untuk menyusun draf perencanaan sekolah ramah anak dengan melibatkan pihak-pihak yang peduli dengan perkembangan pendidikan di sekolah termasuk unsur Dinas Pendidikan, dalam hal ini pengawas sekolah.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengum-pulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin menge-tahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/kecil (Sugiyono, 2008:194). Penggunaan wawancara mendalam dengan mengaju-kan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkin-kan responden memberimemungkin-kan jawaban secara luas. Pertanyaan diarahkan pada mengungkapkan kehidup-an responden, konsep, persepsi, perkehidup-ankehidup-an, kegiatkehidup-an,
(8)
dan peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti (Sukmadinata, 2007: 112).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa, guru, komite sekolah, dan pengawas. Wawancara dilakukan: (a) untuk mengingat kembali tentang visi, misi dan tujuan sekolah; (b) untuk mengetahui hasil analisis SWOT; (c) untuk mengetahui rencana strategis; dan (d) menentukan strategi yang akan dilakukan sekolah dalam perencanaan sekolah ramah anak.
3.4.2 Angket
Menurut Sugiyono (2011:199-203) Angket ada-lah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyata-an tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Angket atau kuesioner adalah instrumen peneli-tian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesi-oner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena
(9)
isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Angket dalam penelitian ini berisi tentang Evaluasi Diri Sekolah yang meliputi 8 standar nasional pendidikan.
3.4.3 Dokumen Analisis
Dokumen sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mencari sumber data karena dokumen dapat dipergunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronika (Sukmadinata, 2007:221). Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen-dokumen yang dihim-pun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen berupa draf perencanaan sekolah ramah anak, serta rekaman dan foto pelaksanaan rapat dengan komite sekolah dan orang tua siswa pada saat membahas perencanaan sekolah ramah anak. Notulen rapat yang dilakukan sekolah bersama dengan komite dan guru menjadi salah satu dokumen pendukung dalam penyusunan draf perencanaan sekolah ramah anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01
(10)
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang partisi-patif.
3.5
Keabsahan Data
Validitas data merupakan suatu teknik pemerik-saan untuk menguji keakuratan atau keabsahan data. Data yang berhasil dikumpulkan wajib diyakini kebe-narannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Cara pengumpulan ada beragam tekniknya dan harus sesuai dan dapat untuk menggali data yang diperlu-kan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlu-kan teknik pengembangan validitas datanya.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan angket dan untuk mengecek keabsahan data, peneliti mengajukan wawancara dengan guru, komite sekolah dan siswa yang ada di SD Negeri Gebugan 01 Keca-matan Bergas Kabupaten Semarang. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data.
Dalam trianggulasi dengan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajad keperca-yaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan
(11)
jalan: (1) peneliti membandingkan data wawancara, angket yang diperoleh dari guru, siswa, orang tua dan komite sekolah; (2) peneliti akan mengecek atau mencari kebenaran hasil wawancara yang telah di-peroleh; (3) peneliti berusaha untuk melakukan validasi terhadap hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari sumber guru dan siswa oleh hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari pengawas sekolah sebagai pakar,sedang hasil wawancara dari orang tua dan masyarakat divalidasi dengan hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari ketua komite.
3.6
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 337) yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari ketiga alur kegiatan tersebut diharapkan dapat mem-buat data menjadi bermakna.
3.6.1 Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama melakukan penelitian di lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak, komplek, dan rumit. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
(12)
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2008:338).
Peneliti merangkum semua data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk kemudian memvalidasi kepada pakar untuk mengambil kesimpulan. Data yang diperoleh peneliti berupa hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS), analisis SWOT, rencana strategis serta strategi yang ditentukan sekolah untuk selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam menyusun kisi-kisi sampai dengan menghasilkan sebuah draf perencana-an sekolah ramah perencana-anak.
Reduksi data ini berlangsung secara terus- menerus selama penelitian berlangsung. Setelah data wawancara, angket, dan dokumentasi dikumpulkan oleh peneliti, kemudian dirangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mengelompokkan sesuai dengan rumusan pene-litian yaitu: (a) peranserta guru dari hasil wawancara, angket dan observasi kegiatan pembelajaran yang dila-kukan guru selama proses penelitian; (b) peranserta siswa dan orang tua siswa dari hasil wawancara dan angket serta pengamatan terhadap aktivitas orang tua selama rapat/musyawarah bersama sekolah; dan (c) penyusunan perencanaan partisipatif berdasarkan hasil EDS dan wawancara, penyusunan visi misi,
(13)
analisis swot, rencana strategi dan strategi yang telah tersusun.
3.6.2 Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemung-kinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi-kan tindamemberi-kan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Data yang diperoleh dari penelitian ini dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf. Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Penyajian data yang baik merupakan cara utama bagi analisis kualitatif yang valid (Miles dan Huberman, 1984: 102).
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:341) mengatakan dengan mendisplay data maka akan me-mudahkan untuk memahami apa yang terjadi, meren-canakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Setelah data-data penelitian dike-lompokkan berdasarkan rumusan penelitian kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk narasi yang dapat didukung dengan tabel dan gambar atau foto-foto penelitian. Namun data tentang bagaimana penyusunan perencanaan partisipatif masih berupa
(14)
draf atau catatan kasar dari hasil analsis SWOT dan EDS.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Analisis data selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Analisis data yang terus-menerus dilakukan mempu-nyai implikasi terhadap pengurangan dan atau penam-bahan data yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk kembali ke lapangan.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:345) menyatakan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupa-kan temuan baru yang belum pernah ada.
Berdasarkan sajian data tersebut, kemudian dirumuskan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara tersebut akan terus berkembang sejalan dengan penemuan data baru dan pemahaman baru. Maksudnya ketika penelitian dihentikan maka peneliti
(15)
akan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh. Dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan partisipatif maka kesimpulan yang di-buat oleh peneliti berdasarkan pada kegiatan penyu-sunan perencanaan saja.
(1)
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang partisi-patif.
3.5
Keabsahan Data
Validitas data merupakan suatu teknik pemerik-saan untuk menguji keakuratan atau keabsahan data. Data yang berhasil dikumpulkan wajib diyakini kebe-narannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Cara pengumpulan ada beragam tekniknya dan harus sesuai dan dapat untuk menggali data yang diperlu-kan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak hanya bergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlu-kan teknik pengembangan validitas datanya.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan angket dan untuk mengecek keabsahan data, peneliti mengajukan wawancara dengan guru, komite sekolah dan siswa yang ada di SD Negeri Gebugan 01 Keca-matan Bergas Kabupaten Semarang. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data.
Dalam trianggulasi dengan sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik derajad keperca-yaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan
(2)
jalan: (1) peneliti membandingkan data wawancara, angket yang diperoleh dari guru, siswa, orang tua dan komite sekolah; (2) peneliti akan mengecek atau mencari kebenaran hasil wawancara yang telah di-peroleh; (3) peneliti berusaha untuk melakukan validasi terhadap hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari sumber guru dan siswa oleh hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari pengawas sekolah sebagai pakar,sedang hasil wawancara dari orang tua dan masyarakat divalidasi dengan hasil wawancara dan angket yang diperoleh dari ketua komite.
3.6
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008: 337) yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari ketiga alur kegiatan tersebut diharapkan dapat mem-buat data menjadi bermakna.
3.6.1 Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka dari itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama melakukan penelitian di lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak, komplek, dan rumit. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
(3)
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2008:338).
Peneliti merangkum semua data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk kemudian memvalidasi kepada pakar untuk mengambil kesimpulan. Data yang diperoleh peneliti berupa hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS), analisis SWOT, rencana strategis serta strategi yang ditentukan sekolah untuk selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam menyusun kisi-kisi sampai dengan menghasilkan sebuah draf perencana-an sekolah ramah perencana-anak.
Reduksi data ini berlangsung secara terus- menerus selama penelitian berlangsung. Setelah data wawancara, angket, dan dokumentasi dikumpulkan oleh peneliti, kemudian dirangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mengelompokkan sesuai dengan rumusan pene-litian yaitu: (a) peranserta guru dari hasil wawancara, angket dan observasi kegiatan pembelajaran yang dila-kukan guru selama proses penelitian; (b) peranserta siswa dan orang tua siswa dari hasil wawancara dan angket serta pengamatan terhadap aktivitas orang tua selama rapat/musyawarah bersama sekolah; dan (c) penyusunan perencanaan partisipatif berdasarkan hasil EDS dan wawancara, penyusunan visi misi,
(4)
analisis swot, rencana strategi dan strategi yang telah tersusun.
3.6.2 Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemung-kinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi-kan tindamemberi-kan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Data yang diperoleh dari penelitian ini dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf. Karena itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks atau berupa uraian naratif. Penyajian data yang baik merupakan cara utama bagi analisis kualitatif yang valid (Miles dan Huberman, 1984: 102).
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:341) mengatakan dengan mendisplay data maka akan me-mudahkan untuk memahami apa yang terjadi, meren-canakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Setelah data-data penelitian dike-lompokkan berdasarkan rumusan penelitian kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk narasi yang dapat didukung dengan tabel dan gambar atau foto-foto penelitian. Namun data tentang bagaimana penyusunan perencanaan partisipatif masih berupa
(5)
draf atau catatan kasar dari hasil analsis SWOT dan EDS.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Analisis data selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Analisis data yang terus-menerus dilakukan mempu-nyai implikasi terhadap pengurangan dan atau penam-bahan data yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk kembali ke lapangan.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:345) menyatakan kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupa-kan temuan baru yang belum pernah ada.
Berdasarkan sajian data tersebut, kemudian dirumuskan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara tersebut akan terus berkembang sejalan dengan penemuan data baru dan pemahaman baru. Maksudnya ketika penelitian dihentikan maka peneliti
(6)
akan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh. Dalam kaitannya dengan penyusunan perencanaan partisipatif maka kesimpulan yang di-buat oleh peneliti berdasarkan pada kegiatan penyu-sunan perencanaan saja.