ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (1)

DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu

Administrasi Negara

PEPY NOVIA HIDAYAH NIM 060381 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2012

“Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai Penolongmu” (QS. Albaqarah: 153)

Kupersembahkan hasil karya kecilku ini untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayang yang tak terhingga, Kakak- kakakku tersayang dan semua orang yang selalu mendukung serta memberi semangat dalam setiap langkah hidupku, Terimakasih atas semuanya …

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan :

Nama : Pepy Novia Hidayah

NIM : 060381

Fakultas/Prodi : FISIP/Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan telah melaksanakan kegiatan penyusunan skripsi dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di

Kecamatan Taktakan Kota Serang ” secara orisinil. Apabila suatu saat diketahui bahwa skripsi ini merupakan plagiat atau hasil penjiplakan dari skripsi lain, maka gelar yang diperoleh peneliti dapat dicabut sesuai dengan ketentuan.

Serang, Desember 2011

ABSTRAK

Pepy Novia Hidayah. NIM. 060381. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Program Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2011.

Kata kunci: Kebijakan Publik, Faktor-Faktor Keberhasilan, Program Keluarga Berencana (KB)

Penelitian ini dilakukan dengan fokus penelitian Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Dengan Rumusan Masalah yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu implementasi kebijakan Publik menurut Model George C. Edward III. Model implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward

III disebut dengan Direct and Indirect impact in implementation. Menurut model yang dikembangkan oleh Edward III ada empat faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan yaitu faktor sumber daya, komunikasi, disposisi dan struktur birokrasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan yaitu faktor sumber daya yang terdiri dari pegawai yang memilki dedikasi yang tinggi terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan program. Kemudian sarana dan prasarana yang didukung dengan fasilitas lapangan dan fasilitas kesehatan. Selain itu faktor komunikasi yaitu cara kominikasi dilakukan terhadap masyarakat melalui pendekatan dari berbagai pihak seperti pemerintah, tokoh masyarakat, serta tokoh agama. Kemudian perubahan persepsi dari masyarakat yang sudah mulai timbul kesadaran untuk ber-KB .

ABSTRAC

Pepy Novia Hidayah. NIM. 060381. Analysis of the factors influence the success of the Family Planing Program in district Taktakan Serang City. Public Administration

Department, Faculty of Social and Political, University of Sultan Ageng Tirtayasa, 2012. Keyword: Public Policy, Success Factors, Family Planing Program

The Research was conducted focus of the research analysis of the factors influences the success Family Planing Program in district Taktakan town of Serang. With a problems formulas, the factors who influences the success Family Planing Program in district Taktakan town of Serang. The purpous of this research is to find out what factors affect the success of Family Planing Program in district Taktakan town of Serang. Researchers use qualitative research methods.The theory is used toanalyse the Implementation of public policy according to the Model of George C. Edward III. Policy implementation model. developed by Edward III “ Direct and Indirect impact in impleme ntation”. Aaccording to the model developed by Edward

III there are four factors who influence the success of failure of implementation of apolicy are the resource factors, communication, disposition and bureaucracy structure. Data collection techniques used are interviews, observation and study of documentation. Techniques of data analysis using the techniques of data analiysis according to Miles and Huberman. The research concluded the factors who influences the success of Family Planing Program in district Taktakan. Resource factors from employees who have high dedication to the success of the implementation of the program policies then infrastructure supported by field facilities and medical facilities. The communication factor is how communication to the society through the approach of various parties such as Government, community leaders, and then religious figures. Then make a change in the perception of the society who had started to arise awareness for Family Planing Program.

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah dan ikhlas untuk menjadi umatnya. Dan berkat Rahmat, Karunia, dan Ridho-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

Hasil penelitian yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dengan Judul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) Di Kecamatan Taktakan Kota Serang ”.

Hasil penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan Kedua Orang Tuaku, Ibunda Hj. Supenti dan Ayahanda H. Abdullah Komar yang selalu memberikan do‟a, nasihat, cinta dan

kasih sayang kepada peneliti yang tak hentinya serta bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, Mpd. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si . selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

4. Mia Dwianna M., S.Sos., M.Ikom. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

5. Gandung Ismanto, S.Sos, M. M. selaku pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

6. Rina Yulianti S.IP, M.Si. selaku ketua jurusan Administarasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA yang telah memberikan nasihat, pengarahan, motivasi yang sangat berharga kepada peneliti. Serta kepada

7. Anis Fuad, S.Sos. selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA.

8. Listyaningsih, S. Sos., M. Si selaku Dosen Pembimbing akademik.

9. Gandung Ismanto, S.Sos, M. M selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.

10. Yeni Widyastuti, S. Sos, M. Si selaku Dosen Pembimbing II Skripsi

11. Arenawati, S. Sos, M. Si. selaku penguji seminar Proposal Skripsi dan penguji Sidang Skripsi.

12. Ipah Ema J.,M.Si. selaku penguji Sidang Skripsi.

13. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTIRTA yang membekali penulis dengan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan.

14. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Serang beserta Staff khususnya di Bidang KB yaitu Bapak Apay Supardi S. IP, M. Si selaku Kasubag KB yang telah memberi banyak informasi mengenai Program Keluarga Berencana.

15. Kepala Ibu Emi, S. Sos selaku Kepala, Ibu Sri Endah S. Sos selaku Kasubag dan Bapak Indra Cahyadi, S. Sos. I, MM dan Bapak Panji Gerhana selaku PLKB di UPT BPMPKB

Kecamatan Taktakan yang telah memberi banyak informasi mengenai Program Keluarga Berencana serta izin Penelitian.

16. Kepala Kecamatan Taktakan Beserta Staff nya yang telah memberi izin Penelitian.

17. Seluruh Informan yang turut memberikan informasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

18. Kakak-kakakku tercinta yang selalu sabar memberikan nasehat, motivasi baik secara materil maupun non materil, dan doa kepada peneliti hingga saat ini.

19. Sahabat ku Ica, Abel, Manir, Ani, Wati, ling-ling. Terima kasih atas Doa dan dorongannya dan untuk semua waktu yang pernah kita lalui, teman berbagi, serta kebersamaan yang tidak lekang waktu.

20. Sahabat-sahabat ku kelas C ANE angkatan 2006. Asih, Nina, Santi, Ratna, Dona, Desi, Edah, Ikoh, Indah, Dian, Jane, Ujang, Acho, Azhar, Eko, Icha, Pepy, Ephan, Lutvia atas kebersamaannya di kelas C. Semoga kita semua sukses di masa depan dan akan selalu menjalin silaturahmi. Amiin…

21. Sahabat seangkatan ANE 2006 Teman-teman kelas A dan B yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu.

22. Semua pihak yang telah membantu peneliti hingga selesainya skripsi ini.

Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang telah coba dipaparkan dan dibahas dalam hasil penelitian ini. Maka dari itu peneliti dengan segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada, bersedia menerima segala masukan baik itu saran dan kritik yang dapat membangun peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih bermanfaat lagi untuk kemudian hari.

Serang, Deember 2012

Penulis

Pepy Novia Hidayah

LAMPIRA DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peserta Keluarga Berencana Aktif di Kota Serang ............

Tabel 1.2 Akseptor Baru Menurut Pemakaian Alat Kontrasepsi Di

Kota Serang Tahun 2010 .................................................... 8

Tabel 1.3 Pencapaian Target Akseptor Baru Keluarga Berencana Di

Kota Serang Tahun 2010 ................................................... 8

Tabel 1.4 Jumlah Pengguna KB di Kecamatan Taktakan ..................

Tabel 1.5 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I ................

Tabel 1.6 Jumlah Bayi Lahir di Kecamatan Taktakan ......................

Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kecamatan Taktakan ...................

Tabel 4. 2 Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Taktakan ..........

Tabel 4.3 Jumlah Sarana Pelayanan KB di Kecamatan Taktakan ...

Tabel 4. 4 Jumlah Akseptor KB Menurut Alat/Cara Kontrasepsi Yang

71 Tabel 4.5 Indikator Pertanyaan ………………………………........ . 78 Tabel 4.6 Daftar Informan………………………………………….

Digunakan di Kecamatan Taktakan …… ……………….

79

Tabel 4.7 Latar Belakang Pendidikan Pegawai UPT BPMPKB

Kecamatan……………………………………………….. 84

DAFTAR GAMBAR

28

Gambar 2.1 Model Segitiga Perumusan Kebijakan ...........................

34

Gambar 2.2 Kejelasan Makna Kebijakan Publik ...............................

53

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ..........................................................

63

Gambar3.2 Analisis Data menurut Miles dan Huberman ..................

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian

LAMPIRAN 2 Catatan Lapangan

LAMPIRAN 3 Matriks Hasil Wawancara Sebelum Reduksi Data

LAMPIRAN 4 Matriks Hasil Reduksi Data

LAMPIRAN 5 Panduan Wawancara

LAMPIRAN 6 Member Chek

LAMPIRAN 7 Dokumentasi Penelitian

LAMPIRAN 8 Rekapitulasi Hail Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan Taktakan

LAMPIRAN 9 Kecamatan Taktakan dalam angka 2011

LAMPIRAN 10 Jumlah Data Kelahiran dan Kematian Bayi Tahun 2011

LAMPIRAN 11 Daftar Nama Petugas Pendata Kecamatan Taktakan

LAMPIRAN 14 Riwayat Hidup Peneliti

LAMPIRAN 15 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Memiliki keturunan adalah bagian tidak terpisahkan dari eksistensi manusia. Namun, memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi itu sendiri. Perspektif seperti itu relevan untuk situasi dan kelangsungan eksistensi manusia Indonesia, yang lebih makmur, lebih sejahtera. Terutama berkaitan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang kian lama kian mengkhawatirkan.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa.

Berdasarkan jumlah tersebut, maka setiap harinya penduduk Indonesia bertambah sebesar 9.027 jiwa. Dan setiap jam terjadi pertambahan penduduk sebanyak 377 jiwa. Bahkan setiap detik jumlah pertambahan penduduk masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 1,04 (1-2 jiwa). Pertambahan penduduk di Indonesia umumnya (bahkan bisa dikatakan 99,9 persen) disebabkan oleh kelahiran, sisanya berupa migrasi masuk. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dalam 1 detik di Indonesia terjadi kelahiran bayi sebanyak 1-2 jiwa.

Laju pertumbahan penduduk di Indonesia sangat cepat dan terus meningkat. laju pertumbuhan penduduk harus segera ditanggani dan mendapat perhatian serius dari pemerintah juga masyarakat karena jumlah penduduk Indonesia pada saaat ini sudah mencapai 237,6 juta jiwa dan merupakan urutan ke-empat dunia setelah Cina yang berjumlah 1,3 milyar jiwa, India yang berjumlah 1,1 milyar jiwa dan Amerika Serikat yang berjumlah 350 juta jiwa (www.majalahforum.com: 23 Mei 2011 diakses jam 09. 00 WIB)

Tingkat Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dan tiak diatur serta dibatasi akan berdampak negatif pada berbagai bidang kehidupan, baik itu kehidupan bidang sosial, ekonomi maupun politik juga berpengaruh terhadap penggunaan kehidupan masyarakat yang pada gangguan kemanan, ketertiban masyarakat dan akhirnya berpengaruh pula pada kegiatan

pembagunan nasional.

Upaya pemerintah untuk menahan ledakan penduduk ini, yaitu dengan suatu program yang dikenal dengan istilah Keluarga Berencana. Keluarga berencana merupakan program yang digalakkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan jumlah penduduk indoneisa menduduki posisi nomor empat terbanyak di dunia. Jika tidak dikendalikan maka ledakan penduduk ini akan mejadi masalah sosial yang bisa menggagu pembangunan bangsa.

Keluarga Berencana (KB) menurut WHO (1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mengetahui kelahiran yang diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diiinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu pada saaat kelahiran dalam hubungan dengan suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan utama pelaksanaan program keluarga berencana adalah untuk meningkatkan derajat Tujuan utama pelaksanaan program keluarga berencana adalah untuk meningkatkan derajat

Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah yang telah berhasil meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam ber KB yakni pada tahun 1990 hanya 12,49 persen meningkat pada tahun 2010 menjadi 68,13 persen. Sebaliknya untuk angka kelahiran (TFR ) mampu diturunkan, pada tahun 1980 sebesar 4,99 per wanita menjadi 2,7 per

wanita. (http://www.ipkbkaltim.com: diakses tanggal 26 Juli 2011, jam 19.00 WIB)

BKKBN Kaltim selain berupaya meningkatkan keikutsertaan KB dan menurunkan angka kelahiran juga melakukan berbagai upaya di antaranya melakukan pembinaan terhadap para remaja dengan membentuk Pusat Informasi Konseling (PIK) yang tersebar di 14 Kabupaten/kota yang jumlahnya mencapai 277 Pik Remaja. Selain itu pula melakukan pembinaan dan mengembangkan kemandirian keluarga, khususnya bagi keluarga Pra sejahtera dan KS I, dengan membentuk usaha ekonomi produktif melalui usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

425 kelompok. (http://www.ipkbkaltim.com: diakses tanggal 26 Juli 2011, jam 19.00 WIB)

Kota Tegal, kota yang berhasil melaksanakan program KB, kesadaran warga Kota Tegal yang telah mendukung pemerintah dengan turut serta melaksanakan program pengendalia penduduk melalui Keluarga Berencana ( KB ). Kota Tegal mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat berupa Manggala Karya Kencana. Penghargaan tersebut merupakan bukti prestasi Kota Tegal di Bidang KB. Penghargaan yang diberikan kepada Kota Tegal karena Kota Tegal, kota yang berhasil melaksanakan program KB, kesadaran warga Kota Tegal yang telah mendukung pemerintah dengan turut serta melaksanakan program pengendalia penduduk melalui Keluarga Berencana ( KB ). Kota Tegal mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Pusat berupa Manggala Karya Kencana. Penghargaan tersebut merupakan bukti prestasi Kota Tegal di Bidang KB. Penghargaan yang diberikan kepada Kota Tegal karena

Peserta KB aktif di Kota Tegal mencapai 37.134 akseptor yang terdiri dari 3.307 pengguna IUD, Medis Operasi Wanita ( MOW ) atau streril sejumlah 2.933, Medis Operasi Pria ( MOP ) atau vasektomi 51, pengguna kondom 888, implant 3.097, suntik 23.260 dan pil 3.598. Jumlah Pasangan Usia Subur ( PUS ) mencapai 49.652 sehingga jika diprosentasekan mencapai 74,78 %.

Dari jumlah PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi adalah mereka yang sedang hamil sejumlah 1.134, ingin anak segera 4.223, menunda kehamilan 3.070 dan tidak ingin punya anak lagi 4.091. peserta KB mandiri sejumlah 64,55 % atau sekitar 23.696 dengan jumlah akseptor pria mencapai 946 atau sekitar 2,54 %. Sementara untuk pengguna Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) selain pengguna Kondom, suntik dan Pil mencapai 12.746 atau sekitar 34.32 %. Permintaan Masyarakat akan KB di Kota Tegal yang ditargetkan dalam Perkiraan Permintaan Masyarakat ( PPM ) KB Aktif hanya 72,71 % dalam tahun 2011 ternyata sampai dengan bulan Mei 2011 sudah melebihi target yakni sekitar 74,78 % . Sementara untuk Permintaan KB Baru mencapai 3.908 akseptor atau sekitar 43,36 % di bulan yang sama. (http://cakrawalainterprize.com, diakses tanggal 26 Juli 2011, jam 19.00 WIB)

Pengabaian terhadap program Keluarga Berencana mengakibatkan jumlah penduduk tidak terkendali. Situasi ini secara paralel akan membuat peningkatan kesejahteraan rakyat kian sulit tercapai. Kemiskinan pun akan kian sulit diberantas. Karena itu, mata rantai sebab akibat ini harus diputus dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan sehingga diharapkan dapat Pengabaian terhadap program Keluarga Berencana mengakibatkan jumlah penduduk tidak terkendali. Situasi ini secara paralel akan membuat peningkatan kesejahteraan rakyat kian sulit tercapai. Kemiskinan pun akan kian sulit diberantas. Karena itu, mata rantai sebab akibat ini harus diputus dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan sehingga diharapkan dapat

Dengan adanya Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangaunan Keluarga Sejahtera dan PP No. 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Maka program Keluarga Berencana (KB) nasional tidak menjadi peraturan tetap yang mengikat, tetapi kebijakan tersebut tergantung setiap kebijakan strategis yang dikeluarkan pemerintah propinsi dan pemerintah kota/kabupaten.

Berbagai macam bentuk pengelolaan dan kelembagaan program keluaraga berencana yang dimiliki setiap provinsi atau daerah-daerah di Indonesia, maka Kota Serang yang merupakan bagian dari provinsi Banten yang juga dikenal sebagai ibu kota provinsi Banten ini mempunyai suatu lembaga teknis yang dibentuk untuk mengurusi masalah social dan keluarga berencana (KB) yaitu Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Keluaraga Berencana (BPMPKB).

Kota Serang merupakan daerah otonom baru, pemekaran dari Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang secara resmi disahkan pada tanggal 2 November 2007 melalui UU Nomor

32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten. Kota Serang terdiri atas 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug dan Kecamatan Walantaka.

Data yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan, Perempuan dan Keluaraga Berencana (BPMPKB) tentang jumlah pengguna program Keluarga Berencana (KB) di Kota serang tahun 2010 dari 6 kecamatan yang ada di Kota Serang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Peserta Keluarga Berencana Aktif di Kota Serang Tahun 2010 No

Jenis KB (Kontrasepsi)

Jumlah Peserta KB Aktif

Sumber: Badan Pemberdayaan Mayarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Serang, tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat jumlah peserta keluarga berencana aktif di Kota Serang yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu sebanyak 69401 orang. Dengan banyaknya jumlah peserta program Keluaraga Berencana (KB) di kota Serang, maka peneliti memfokuskan penelitiannya hanya pada salah satu kecamatan yang ada di Kota Serang yaitu Kecamatan Taktakan. Akseptor baru menurut pemakaian alat kontrasepsi dan pencapaian target akseptor baru Keluarga Berencana (KB) di Kota Serang dari masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Akseptor Baru Menurut Pemakaian Alat Kontrasepsi di Kota Serang Tahun

No Kecamatan IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL TOTAL

3. Ci pocok

Jaya 4. Serang

Sumber: Badan Pemberdayaan Mayarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Serang, tahun 2010

Tabel 1.3

Pencapaian Tareget Akseptor Baru Keluarga Berencana (KB)

di Kota Serang Tahun 2010

No KECAMATAN TARGET REALISASI PERSENTASE

3. Ci pocok Jaya 2941

140,11 Sumber: Badan Pemberdayaan Mayarakat, Perempuan dan Keluarga

Berencana Kota Serang, tahun 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Taktakan merupakan salah satu kecamatan yang akseptor baru atau peserta KB barunya memiliki jumlah yang besar ke tiga dari Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya di Kota Serang yaitu berjumlah 3132 akseptor. Sedangkan berdasarkan data table pencapaian target akseptor atau peserta KB baru di Kecamatan Taktakan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Taktakan merupakan salah satu kecamatan yang akseptor baru atau peserta KB barunya memiliki jumlah yang besar ke tiga dari Kecamatan Serang dan Cipocok Jaya di Kota Serang yaitu berjumlah 3132 akseptor. Sedangkan berdasarkan data table pencapaian target akseptor atau peserta KB baru di Kecamatan Taktakan

Lokus penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu di Kecamatan Taktakan, Kecamatan Taktakan memiliki jumlah penduduk 76124 jiwa terdiri dari 396633 lak-laki dan 36461 perempuan, 17866 KK (14969 laki-laki dan 2897 perempuan), memiliki 12 Desa, 90 RW, 225 RT. Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikuti program Keluarga Berencana (KB) berjumlah 14821, yaitu dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 1. 4

Jumlah Pengguna KB di Kecamatan Taktakan

No Desa

6. Kalang Anyar

8. Panggung Jati

11. Umbul Tengah

12. Taman Baru

Sumber: UPT PPLKB Kecamatan Taktakan 2010 Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah peserta keluarga berencana (KB) aktif di Sumber: UPT PPLKB Kecamatan Taktakan 2010 Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah peserta keluarga berencana (KB) aktif di

Selain itu juga dari pendataan yang dilakukan oleh Petugas Penyuluhan Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB) kecamatan, ada beberapa keluarga yang dikatagorikan sebagai keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 yaitu dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 1.5

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 No.

Keluarga Pra

6. Kalang Anyar

8. Panggung Jati

11. Umbal Tengah

1176 Sumber: UPT PPLKB Kecamatan Taktakan 2010

12. Taman Baru

Tabel di atas dapat dilihat bahwa yang keluarga yang tergolong keluarga pra sejahtera atau keluarga kalangan menengah kebawah yaitu berjumlah 6421 jiwa dan yang tergolong keluarga Sejahtera 1 atau keluarga kalangan menengah keatas yaitu berjumlah 14190 jiwa. Dengan adanya data-data tersebut diketahui bahwa program Keluarga Berencana (KB) yang dilaksnakan di kecamatan Taktakan tersebut tidak terlepas dari kendala-kendala atau masalah- masalah dalam pelaksanaan program keluarga berencana tersebut.

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui menekan jumlah penduduk dengan cara membatasi kelahiran bayi. Menurut data yang diperoleh oleh peneliti jumlah bayi yang lahir pada Juni tahun 2011 di kecamatan Taktakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.4

Jumlah Bayi Lahir di Kecamatan Taktakan Juni Tahun 2011

No Desa

Jumlah

Jmlh Ibu

Jmlh ibu

Jmlh

Jmlh Bayi

4. Kalang Anyar

7. Panggung Jati

11. Umbul Tengah

12. Taman Baru

Sumber: Puskesmas Kecamatan Taktakan 2011 Jumlah bayi yang lahir sampai dengan bulan Juni 2011 di Kecamatan Taktakan pada data diatas yaitu terdapat 154 dari1825 jumlah ibu hamil. Bayi lahir hidup berjumlah 153 Sumber: Puskesmas Kecamatan Taktakan 2011 Jumlah bayi yang lahir sampai dengan bulan Juni 2011 di Kecamatan Taktakan pada data diatas yaitu terdapat 154 dari1825 jumlah ibu hamil. Bayi lahir hidup berjumlah 153

mencapai 1.750 bayi. (http://bataviase.co.id: diakses tanggal 27 Juli, Jam 08.00 WIB) Dengan melihat data tersebut Kecamatan Taktakan dapat dikatakan cukup berhasil dalam mengurangi angka kematian bayi dan kematian ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena hal ini peneliti mengambil lokus di kecamatan tersebut. Dengan upaya inilah pertumbuhan penduduk ditekan melalui mengikuti program keluarga berencana (KB).

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh peneliti dari lokasi penelitian yang bertempat di Kecamatan Taktakan Kota Serang, ditemukan hal sebagai berikut: Pertama, sudah mulai berkurang dan berubahnya cara pandang dari masyarakat kalangan menengah ke bawah yang menganggap bahwa dengan memiliki keturunan atau anak yang banyak dapat mendatangkan rezeki yang banyak pula. Terlihat dari lebih banyaknya yang ikut KB dibandingkan dengan yang tidak ikut KB. Hal ini didasarkan wawancara dengan Bapak Indra selaku PLKB Kecamatan Taktakan dan Ibu Sri Endah sebagai Kasubag UPT BPMPKB.

Kedua , adanya kepercayaan dari masyarakat yang menjunjung tinggi agamanya bahwa program KB dilarang oleh agama karena menunda atau tidak ingin memiliki anak merupakan perbuatan yang tidak mensyukuri dan menolak rezeki dari tuhan karena anak merupakan anugrah dari Tuhan yang harus disyukuri. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Indra selaku PLKB Kecamatan Taktakan.

Ketiga , pola pikir masyarakat yang tidak ingin direpotkan dengan melaksanakan Ketiga , pola pikir masyarakat yang tidak ingin direpotkan dengan melaksanakan

Keempat , kurang memadainya fasilitas lapangan dan kantor sehingga dapat menghambat kelancaran pelaksanaan kegiatan- kegiatan program keluarga berencana sperti: membutuhkan 1 buah kendaraan operasional mobil penerangan (yang sedang diusahakan dan baru disetujui dari pusat) dan membutuhkan komputer. Apabila ada kegiatan-kegiatan seprti untuk mendata 12 desa serta untuk membuat laporan kegiatan Keluarga Berencana menggunakan laptop milik pribadi pegawai. Hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Panji selaku PLKB Kecamatan.

Kelima, sosialisasi yang dilakukan oleh PLKB melalui penyuluhan dengan berbagai cara pendekatan berbagai tokoh yaitu dari tokoh agama,masyarakat dan pemerintah desa serta masyarakat dengan berdiskusi tentang manfaat dan pentingnya KB. Kemudian dengan cara per individu dengan datang ke rumah-rumah atau istilah lain yaitu dor to dor agar peserta KB meningkat. Hal ini didasarkan atas wawancara yang dilakukan dengan Bapak Panji dan Bapak Indra selaku PLKB Kecamatan.

Keenam, kurangnya jumlah pegawai/petugas UPT BPMPKB untuk petugas di UPT kecamatan dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) yang berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 2 petugas lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Kasubag dan Ketua UPT dan staf.

Sehingga dalam menjangkau 12 desa yang ada di Kecamatan Taktakan petugas dibagi 2 zona untuk tiap petugas yaitu stiap zona terdiri dari 6 desa. Dan dibantu oleh kader-kader yang berasal dari ibu-ibu rumah tangga dan ibu-ibu PKK dalam tiap desa. Sehingga apabila ada jadwal pendataan dalam perhari 1 orang petugas mendapatkan bagian mendatangi 2 desa dan disetiap desa terdapat 1 kampung yang menjadi pusat pertemuan antara PLKB dan petugas Kecamatan. Hal ini didasarkan atas wawancara yang dilakukan dengan Bapak Panji selaku PLKB.

Berdasarkan pemaparan permasalahan-permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti, mengangkat dan mengambil judul masalah “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kacamatan Taktakan Kota Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari pemaparan yang terdapat dalam latar belakang masalah, maka identifikasi masalah yang diperoleh yaitu :

1. Sudah mulai berkurang dan berubahnya cara pandang dari masyarakat kalangan menengah ke bawah yang menganggap bahwa dengan memiliki keturunan atau anak yang banyak dapat mendatangkan rezeki yang banyak pula.

2. Adanya kepercayaan dari masyarakat yang menjunjung tinggi agamanya bahwa program KB dilarang oleh agama karena menunda atau tidak ingin memiliki anak merupakan perbuatan yang tidak mensyukuri dan menolak rezeki dari tuhan karena 2. Adanya kepercayaan dari masyarakat yang menjunjung tinggi agamanya bahwa program KB dilarang oleh agama karena menunda atau tidak ingin memiliki anak merupakan perbuatan yang tidak mensyukuri dan menolak rezeki dari tuhan karena

3. Pola pikir masyarakat yang tidak ingin direpotkan dengan melaksanakan program keluarga berencan karena untuk mengikuti program tersebut membutuhkan kedisiplinan dari penggunanya, dimana masyarakat harus secara teratur dan disiplin untuk melaksanakan aturan dari prgram tersebut sesuai dengan akseptor KB yang digunakan.

4. Kurang memadainya fasilitas lapangan dan kantor

5. Sosialisasi oleh petugas kepada masyarakat menggunakan berbagai cara pendekatan dengan para tokoh agar peserta KB meningkat.

6. Kurangnya jumlah petugas lapangan/sumber daya manusia.

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam mengadakan penelitian penulis membatasi permasalahan penelitian pada fokus utama masalah yaitu tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana dengan lokus penelitian di Kecamatan Taktakan Kota Serang. Berdasarkan batasan dan indentifikasi masalah diatas, maka peneliti meru muskan masalah yaitu ” Faktor- Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang?”

1.4 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut di atas, maka peneliti dalam penelitian ini yaitu Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Apa yang

Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Taktakan Kota Serang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian yang memiliki judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Keluarga Berencana di Kecamatan Taktakan Kota Serang adalah :

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan teori-teori yang telah ada sehingga memperkaya hasil-hasil ilmu pengetahuan.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai Kebijakan publik.

2. Secara Praktis

a. Pada peneliti Karya ilmiah ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam hal mempelajari tentang analisis kebijakan pada khususnya, dan khasanah ilmu pengetahuan lain selama mengikuti program studi ilmu administrasi negara.

b. Pada Instansi terkait Karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam diketahui factor-faktor yang b. Pada Instansi terkait Karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam diketahui factor-faktor yang

c. Pada peneliti lain Pada pembaca atau peneliti selanjutnya karya peneliti ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi pembaca pada peneliti selanjutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

Pada bab II dijelaskan mengenai; Deskripsi Teori, Kerangka Berfikir Penelitian dan Asumsi Dasar Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III dijelaskan mengenai; Metode Penelitian, Instrumen Penelitian, Informan Penelitian, Teknik Analisis Data, dan Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data, dan Tempat dan waktu Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai; Deskripsi Obyek Penelitian, Deskripsi Data, Informan Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP Pada bab ini dipaparkan mengenai; Kesimpulan Hasil Penelitian, dan Saran Peneliti. DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang dipergunakan dalam penelitian

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini. Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian.

Teori-teori tersebut untuk itu pada bab ini peneliti menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini. Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Maka dari itu pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah penelitian diantaranya teori kebijakan, kependudukan dan kebijkan program Keluarga Berencana (KB).

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Kebijakan (policy) mengandung arti yang bermacam-macam. Menurut Ahmad & Santoso (1996:192) kebijakan merupakan sebagai rangkaian konsep pokok dan asas yang menjadi garis besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau suatu konsep dasar yang jadi pedoman dalam melaksanakan suatu kepemimpinan dan cara bertindak.

Selain itu definisi kebijakan lainnya diungkapkan oleh Suharto (2008:3), yang menjelaskan bahwa:

“Kebijakan (policy) adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti government yang hanya menyangkut aparatur negara, melainkan pula

governance yang menyentuh pengelolaan submer daya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik yakini rakyat banyak, penduduk, masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi, kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideology, dan kepentingan- kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.”

Pengertian di atas memberikan gambaran pada kita bahwa kebijakan merupakan alat yang digunakan pemerintah yang juga memeperhatikan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan publik. Definisi kebijakan lainnya dikemukakan oleh Lasswell (dalam Parson, 2005: 17)

“Kata kebijakan (policy) umumnya dipakai unutuk menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat. kebijakan bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis (political) yang sering kali diyakini mengandung makna keberpi hakan dan korupsi”

Definisi kebijakan menurut Laswell memberikan pengertian bahwa kebijakan diyakini bebas dari unsur politis yang kerap dimaknai sebagai sebuah konsolidasi. Kebijakan merupakan pilihan penting dalam organisasi.

Berbeda dengan pandangan Dunn (2003: 51) mendefinisikan kata kebijakan dari asal katanya. Secara etimologis, istilah policy atau kebijakan berasal dari bahasa Yunani, Sanksekerta dan Latin, akar kata dalam bahasa Yunani dan Sanksekerta yaitu polis (Negara-Kota) dan pur (Kota)

Pengertian kebijaksanaan berikutnya dikemukakan oleh Anderson (dalam Islamy 1991: 17), yaitu: “A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of cancern ”

Sedangkan menurut Jones (dalam Winarno, 2002: 14) istilah kebijakan digunakan dalam praktik-praktik sehari-hari. Namun, digunakan untuk menggantikan Sedangkan menurut Jones (dalam Winarno, 2002: 14) istilah kebijakan digunakan dalam praktik-praktik sehari-hari. Namun, digunakan untuk menggantikan

Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep pokok yang menjadi garis besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah bercirikan konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

2.1.2 Pengertian Publik

Istilah publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat atau negara. Sebenarnya dalam bahasa Indonesia sesuai bila diberi terjemahan praja, hanya sejak zaman belanda kata-kata sangsekerta tersebut sudah salah kaprah. Arti sebenarnya dari kata praja tersebut adalah rakyat, sehingga untuk pemerintah yang melayani keperluan seluruh rakyat diberi istilah pamong praja (pelayan rakyat).

Arti publik menurut Kencana (1999: 18) adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki.

Menurut Baber dalam Parsons (2005: 10) berpendapat bahwa sektor publik mengandung 10 ciri penting yang membedakan dari sektor swasta, yaitu:

1. Sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih mendua (ambiguous);

2. Sektor

problem dalam mengimplementasikannya keputusan-keputusannya;

publik

lebih

banyak

menghadapi

3. Sektor publik memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki motivasi yang sangat beragam;

4. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahnkan peluang dan kapasitas;

5. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atau kegagalan pasar;

6. Sektor publik melakukan aktivitas yang lebih banyak mengandung signifikansi simbolik;

7. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas;

8. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar untuk merespon isu-isu keadilan dan kejujuran (fairness);

9. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik.

10. Sektor publik harus memprtahankan level dukungan publiK minimal diatas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

Berbicara tentang kebijakan publik, maka tentu saja kita akan bersinggungan dengan apa yang disebut dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan oleh pihak berwenang dalam negara untuk menetapkan kebijakan-kebijakan umum yang terkait dengan kebaikan dan kepentingan bersama. Dalam pengambilan keputusan ini biasanya para desicion-makers akan melakukan berapa rangkaian yang saling berikat, mulai dari: menetapkan masalah yang benar, merumuskan alternatif-alternatif guna menyelesaikan masalah yang ada, menghitung kerugian dan keuntungan (cost and benefits) yang dapat tercipta dari alternatif kebijakan yang telah disusun, sampai dengan pengambilan keputusan.

Dunn (2006:64) menjelaskan bahwa Kebijakan publik ialah pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.

Menurut Anderson dalam Agustino (2006:41) memberikan pengertian atas definisi kebijakan publik: ”Serangkaian kegaiatan yang mempunyai maksud/tujuan Menurut Anderson dalam Agustino (2006:41) memberikan pengertian atas definisi kebijakan publik: ”Serangkaian kegaiatan yang mempunyai maksud/tujuan

Selanjutnya, menurut Young dan Quinn dalam Suharto (2005: 44-45) membahas beberapa konsep kunci yang termuat dalam kebijakan publik:

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukannya.

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan publik merespon masalah atau kebutuhan kongkrit yang berkembang di masyarakat.

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah- langkah atau rencana tindakan yang tlah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan lembaga pemerintah.”

Definisi lain diungkapkan Dye dalam Agustino (2006:41) mengatakan bahwa ”kebijakan publik adalah apa yang dipilh oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan”. Sedangkan Rose mendefinisikan kebijakan publik sebagai ”sebuah

rangkaian panjang dari banyak-atau-sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsekuensi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan berlainan.”

Kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Sebagai sebuah strategi, dalam kebijakan publik sudah terangkum preferensi- preferensi politis dari para aktor yang yang terlibat dalam proses kebijakan, khususnya Kebijakan publik adalah sebuah fakta strategis daripada fakta politis ataupun teknis. Sebagai sebuah strategi, dalam kebijakan publik sudah terangkum preferensi- preferensi politis dari para aktor yang yang terlibat dalam proses kebijakan, khususnya

“Kebijakan Publik adalah keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya pemerintah, sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Kebijakan Publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju pada masyarakat yang di cita- citakan.”

Kebijakan publik merupakan keputusan politik yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Karena itu, karakteristik khusus dari kebijakan publik adalah bahwa keputusan politik tersebut dirumuskan oleh apa yang disebut Easton (Agustino, 2006:42 ) sebagai “otoritas” dalam sistem politik, yaitu: “para senior, kepala tertinggi, eksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat, para raja, dan sebagainya.”

Dan Easton mengatakan bahwa mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka memformulasikan kebijakan publik itu adalah:

“Orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab dalam suau masalah tertentu dimana pada satu titik

mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian hari yang diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu”.

Dalam kaitannya dengan definisi-definisi tersebut maka Agustino (2006: 42) dapat menyimpukan beberapa karakteristik utama dari suatu kebijakan publik yaitu: ”Pertama, pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan

yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak. Kedua, kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dari pada keputusan yang terpisah-pisah. Misalnya, suatu kebijakan tidak hanya meliputi keputusan untuk mengeluarkan suatu peraturan tertentu tetapi juga keputusan berikutnya yang berhubungan dengan penerapan dan pelaksanaannya. Ketiga, kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan dikerjakan. Keempat, kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan melibatkan yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak. Kedua, kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dari pada keputusan yang terpisah-pisah. Misalnya, suatu kebijakan tidak hanya meliputi keputusan untuk mengeluarkan suatu peraturan tertentu tetapi juga keputusan berikutnya yang berhubungan dengan penerapan dan pelaksanaannya. Ketiga, kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa maksud yang dikerjakan atau yang akan dikerjakan. Keempat, kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan melibatkan

merupakan tindakan yang bersifat memerintah”.

Selanjutnya menurut Suharto (2005: 78) bahwa dalam merumuskan suatu kebijakan dapat dikelompokan melalui tiga tahap yaitu: ”1. Tahap Identifikasi

a. Identifikasi masalah dan kebutuhan: tahap pertama perumusan kebijakan sosial adalah mengumpulkan data mengenai permasalahan sosial yang dialami masyarakat dan mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi.

b. Analisis Masalah dan kebutuhan: yaitu mengolah, memilah dan memilih data mengenai masalah dan kebutuhan masyarakat yang selanjutnya dianalisis dan di transformasikan kedalam laporan yang terorganisasi.

c. Penginformasian rencana kegiatan

d. Perumusan tujuan kebijakan

e. Pemilihan model kebijakan

f. Penentuan indikator sosial

g. Membangun dukungan dan legitimasi publik

2. Tahap Implementasi

a. Perumusan Kebijakan: rencana kebijakan yang sudah disepakati bersama dirumuskan kedalam strategi dan pilihan tindakan beserta pedoman peraturan pelaksannya.

b. Perancangan dan Implementasi Program: kegiatan utama pada tahap ini adalah mengoperasioanalkan kebijakan kedalam usulan-usulan Program atau proyek sosial untuk dilaksanakan atau diterapkan kepada sasaran program

3. Tahap Evaluasi