Tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta dalam kegiatan pembelajaran tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII
SMP REGINA PACIS JAKARTA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Oleh :
Trias NoviandariNIM : 041114036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010 i
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII
SMP REGINA PACIS JAKARTA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Oleh :
Trias NoviandariNIM : 041114036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010 ii
iii ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
“Percayakan hidupmu pada Tuhan, kadang Tuhan tampak lambat, tapi Ia tak pernah terlambat... Tuhan juga tak pernah terlalu cepat, tapi
Ia selalu tepat pada waktunya..”
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Yang tercinta Papa dan Mama Yang tercinta kakak-kakakku
Yang tersayang keponakanku Desta dan lio vi
ABSTRAK
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII
SMP REGINA PACIS JAKARTA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
Trias Noviandari Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta tahun ajaran 2009/2010.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 50 (30, 86%) dari 162 siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta tahun ajaran 2009/2010. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik sampling sistematis .
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner penyesuaian diri yang terdiri dari 60 item pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable yang disusun sendiri oleh peneliti. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan berdasarkan mean, standar deviasi, dan kategorisasi jenjang yang disusun berdasarkan Azwar (1999: 108) yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Koefisien reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha yaitu r ' = 0,930. xx
Hasil penelitian ini adalah: tingkat penyesuian diri siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta Tahun ajaran 2009/2010 yang termasuk dalam kualifikasi “sangat tinggi” ada 16 orang (32%), yang termasuk dalam kualifikasi “tinggi” ada 32 orang (64%), yang termasuk dalam kualifikasi “sedang” ada 2 orang (4%), dan tidak ada subyek penelitian (0%) yang termasuk dalam kualifikasi “rendah” dan “sangat rendah”. Ini menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri saat mengikuti kegiatan pembelajaran dari para siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta tahun ajaran 2009/2010 tergolong tinggi. vii
ABSTRACT
SELF ADJUSTMENT LEVEL OF THE STUDENTS IN GRADE VII IN
REGINA PACIS JUNIOR HIGH SCHOOL JAKARTA INTO FOLLOW
THE LEARNING ACTIVITIES IN ACADEMIC YEAR 2009/2010
Trias Noviandari Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
The aim of the research to get a description the self adjustment level of the students in grade VII in Regina Pacis Junior High School Jakarta into follow the learning activities in academic year 2009/2010.
This kind of research was descriptive. The total sample of this research was 50 (30, 86%) of 162 first grade students of Regina Pacis Junior High School Jakarta of the 2009/2010 academic year. The sample of this research has taken from systematic sampling technic.
The research instrument was a self adjustment questionnaire, consisting of 60 items of some favourable statements dan unfavourable statements. The data analysis technique of this research was a meant, deviation standard and categorization according to Azwar (1999: 108) i.e.; “very high”, “high”, “medium”, “low” and “very low”. The coefficient of reliability (Cronbach Alpha) was r ' = 0,930. xx
The results of this research were: the self adjustment levels of the students in grade VII in Regina Pacis Junior High School Jakarta into follow the learning activities in academic year 2009/2010 were “very high”: 16 students (32%), “high”: 32 students (64%), “medium”: 2 students (4%), and no students (0%) at “low” and “very low” qualification level. These results showed that the self adjustment level of the students in grade VII in Regina Pacis Junior High School Jakarta into follow the learning activities in academic year 2009/2010 was high qualification level. viii
KATA PENGANTAR
ix
Puji syukur penulis haturkan pada Yesus Kristus atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga dengan kekuatan dan kesabaran dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan trima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk menulis skripsi ini, juga sebagai dosen pembimbing yang begitu sabar dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku Wakil Ketua Program Studi yang telah membantu penulis untuk mencarikan dosen penguji.
4. Drs. Y. Maksum Warsito selaku Kepala Sekolah SMP Regina Pacis Jakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Ibu Lilis selaku Koordinator BK kelas VII dan membantu dalam menjelaskan kuesioner dan mencarikan siswa. Guru mata pelajaran yang telah memberikan waktu pada siswa untuk mengisi kuesioner.
6. Seluruh siswa kelas VII SMP Regina Pacis Tahun ajaran 2009/2010 atas kerjasamanya dalam pengisian Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran.
7. Papa dan Mama tercinta, GM. Winarso dan MT. Widati E. yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan biaya yang telah diberikan buat “Cemplon” (penulis). Kakak-kakaku tercinta, keponakanku tercinta dek Desta dan dek Lio dan seluruh keluarga besar dari Papa dan Mama. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
8. Sahabat-sahabatku (Piggy yang selalu sabar dan setia menemaniku dari jauh, Onchu, Lupsyong, dan Ella), kakak Rm. Mouzy, teman-teman Bimbingan dan Konseling Angkatan 2003, 2004, dan 2005 yang telah bersedia membantu penulis (Sr. Brigitta SCMM, Tian, Wahyu, Lasibe, Yasinta, Sr. Hilaria ADM, Sr. Lina Fdcc, Fr. Paul CMM, Mas Alel, Mas Bayu), para Suster SCMM, para frater CMM dan BHK dan juga teman-teman kos. Terima kasih atas doa, dukungan, perhatian, saran dan kritik yang telah diberikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.
Yogyakarta, 17 Mei 2010 Penulis x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8 D. Definisi Operasional ............................................................................. 9 BAB II. KAJIAN TEORITIS ............................................................................... 11 A. Kegiatan Pembelajaran ....................................................................... 11 B. Penyesuaian Diri ................................................................................ 15
1. Pengertian Penyesuaian Diri ........................................................ 15 xi
2. Ciri Penyesuaian Diri ................................................................... 17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ................. 19
C. Penyesuaian Diri Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran ................. 23
D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 30 A. Jenis Penelitian ................................................................................... 30 B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 31 C. Instrumen Penelitian ........................................................................... 32
1. Kuesioner Penyesuaian Diri.......................................................... 32
2. Kisi-kisi ........................................................................................ 33
3. Penentuan Skor ............................................................................. 34
4. Validitas Kuesioner ...................................................................... 35
5. Reliabilitas Kuesioner .................................................................. 36
6. Uji daya Diskriminasi .................................................................. 37
D. Pelaksanaan Ujicoba dan Penelitian .................................................... 41
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 46 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 46 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 47 C. Pembahasan Hasil Penelitian setiap Aspek ........................................ 54 xii
BAB V. RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ................................... 56 A. Ringkasan ........................................................................................... 56 B. Kesimpulan ........................................................................................ 57 C. Saran ................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60 xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jumlah Keseluruhan dan Jumlah Subyek Ujicoba dan
Penelitian Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ....................................................................... 31
Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Diri Siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran sebelum diacak dan diujicobakan ........................................................... 33
Tabel 3. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran setelah diujicobakan ............................................................................... 39
Tabel 4. Distribusi Item Skala Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Tahun Ajaran 2009/2010 (penelitian) .................................................... 40
Tabel 5. Norma Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran
Tahun Ajaran 2009/2010 ........................................................................ 44 Tabel 6. Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP
Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Tahun Ajaran 2009/2010 ........................................................................ 46
Tabel 7. Kategorisasi Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Tahun Ajaran 2009/2010 Pada Setiap Aspek ......................................... 54 xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Statistik Penelitian .................................................................. 62 Lampiran 2. Data Statistik Ujicoba ...................................................................... 72 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian di SMP Regina Pacis Jakarta ........................................................... 81 Lampiran 4. Perhitungan Penelitian Setiap Aspek Penyesuaian Diri .................. 85 xv
BAB I PENDAHULUAN Bab I ini akan memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses mempengaruhi siswa supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya (Hamalik, 2008:3). Salah satu lingkungan pendidikan adalah sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara formal dan terstruktur berpusat pada pendidikan siswa yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Sekolah memiliki tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP/SMA), dan pendidikan tinggi (PT). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 11, mengatakan “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.” (Sri Renani, dkk, 2008:19).
Penelitian ini berfokus pada siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang menjadikan seorang siswa belajar. Kegiatan pembelajaran mengarahkan siswa untuk lebih aktif atau terlibat penuh dalam proses belajar-mengajar di kelas,
1
seperti siswa aktif bertanya kepada guru, aktif mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru, aktif memberikan pendapat saat diskusi kelompok, aktif mengikuti kegiatan eksperimen/percobaan, dan aktif mencatat hal-hal penting yang diperoleh dari pengalaman belajarnya. Theo Riyanto (2003) juga mengatakan pembelajaran menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih.(http://www.bruderfic.or.id, diakses tanggal 11 April 2009)
Peneliti mengambil subyek siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya siswa kelas VII. Siswa kelas VII adalah siswa yang baru memasuki jenjang pendidikan SMP. Siswa yang baru memasuki jenjang pendidikan yang baru tentunya akan menemukan beberapa perubahan, antara lain mendapat beberapa mata pelajaran baru, mendapat teman-teman yang baru, dan mendapat beberapa guru yang masing-masing memegang satu mata pelajaran. Situasi seperti inilah yang menuntut siswa melakukan penyesuian diri. Siswa yang dapat menyesuaikan diri di sekolah, khususnya saat di kelas akan merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran, sehingga dia mampu memfokuskan pikiran pada pelajaran, mampu mengikuti peraturan yang diberikan oleh guru mata pelajaran, mampu berelasi dengan teman, dan mampu memahami penjelasan guru. Dengan demikian siswa mampu memenuhi berbagai tuntutan dan harapan dari pembelajaran sehingga memperoleh prestasi akademik yang baik.
Dalam menyesuaikan diri, seseorang dapat dikatakan melakukan penyesuaian yang baik (well-adjusted) atau penyesuaian yang salah
(maladjusted). Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan hasil pengamatan terhadap perilaku siswa kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis dalam mengikuti kegiatan pembelajaran selama Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Taman Dewasa Jetis pada tanggal 12 Juli-18 Agustus 2007 sebagai penelitian pendahuluan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa siswa masih belum mampu menunjukkan sikap yang baik saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku siswa yang sering keluar kelas saat pelajaran berlangsung, tidur di kelas saat guru menjelaskan, berbicara dengan teman sebangku, tidak mengerjakan tugas dari guru, melamun, tidak mau bertanya pada guru bila belum mengerti penjelasan bahan pelajaran dan senang memainkan HP yang dibawanya. Perilaku tersebut dikatakan perilaku salah suai (maladjusted). Namun demikian, peneliti juga melihat ada siswa yang menunjukkan penyesuaian yang baik saat mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti siswa mau bertanya pada guru bila mengalami kesulitan, siswa selalu memperhatikan penjelasan guru, dan siswa selalu mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Pada tanggal 5-6 Januari 2009 di SMP Regina Pacis Jakarta, peneliti melakukan survei mengenai perilaku siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mewawancarai guru mata pelajaran Agama, guru PPKN dan guru BK kelas VII. Dalam wawancara dengan guru mata pelajaran, peneliti meminta guru menceritakan perilaku-perilaku siswa kelas VII selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, bagaimana siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan guru?, apakah siswa mendengarkan penjelasan guru?, dan bagaimana guru menangani siswa yang berperilaku salah saat pelajaran berlangsung? Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa banyak perilaku siswa yang belum menunjukkan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu digambarkan guru dengan ungkapan bahwa masih banyak siswa yang tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran, banyak siswa malas mengerjakan latihan soal, banyak siswa tidak peduli pada penjelasan guru, dan banyak siswa yang sering memainkan HP saat pelajaran berlangsung. Selain itu terungkap pula bahwa pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa, siswa meminta guru mengulang kembali isi pertanyaan; pada saat guru memberikan latihan soal, siswa meminta guru mengulang kembali penjelasannya; pada saat guru memberikan waktu untuk mengerjakan latihan soal, siswa tidak segera mengerjakan tetapi justru bermain dengan teman; pada saat guru menjelaskan bahan pelajaran, siswa berbicara dengan teman atau mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Perilaku tersebut menunjukkan perilaku siswa yang salah saat mengikuti kegiatan pembelajaran (maladjustment), sehingga dapat dikatakan siswa tersebut belum mampu melakukan penyesuaian diri. Para guru juga mengatakan ada siswa yang sudah mampu melakukan penyesuaian diri (well-adjustment) saat mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan pada guru, siswa memiliki kemauan untuk mendengarkan penjelasan guru, siswa memiliki kemauan untuk mengerjakan latihan soal
yang diberikan guru, dan siswa lebih berusaha untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Tindakan yang sudah dilakukan guru mata pelajaran dalam menghadapi siswa yang berperilaku salah saat pelajaran berlangsung, seperti menegur siswa dengan keras, memberikan pertanyaan pada siswa, mengingatkan siswa akan peraturan yang sudah disepakati antara guru dengan siswa saat mengikuti kegiatan belajar di kelas, dan menghukum siswa bila tidak ada perubahan dari perilaku siswa tersebut.
Dalam mewawancarai guru BK kelas VII, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, antara lain: (1) topik bimbingan apa saja yang diberikan untuk siswa kelas VII pada saat bimbingan klasikal? (2) layanan BK apa saja yang sudah diberikan pada siswa kelas VII yang baru? (3) apa yang guru BK lakukan untuk membantu siswa yang kesulitan menyesuaikan diri dalam kegiatan pembelajaran? dan (4) secara garis besar bagaimana penyesuaian diri siswa kelas VII dalam melakukan kegiatan pembelajaran? Dari jawaban guru BK dapat disimpulkan, bahwa ada banyak usaha yang telah dilakukan pihak sekolah untuk membantu siswa, seperti guru BK memberikan topik bimbingan klasikal, seperti “Siapa Saya”, “Mengenal Kekuatan dan Kelemahan Diri”, “Dahulukan yang Utama (Prioritas)” dan “Penerimaan Diri”. Usaha lain yang dilakukan guru BK adalah memberikan layanan orientasi dan layanan informasi bagi siswa kelas VII yang baru, serta layanan konseling pribadi dan layanan bimbingan belajar untuk membantu siswa yang sulit mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut informasi yang diterima guru BK dari guru- guru mata pelajaran, secara garis besar penyesuaian diri siswa kelas VII dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran seimbang, dimana dalam satu kelas jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sama dengan jumlah siswa yang tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
Dapat disimpulkan dari survei yang dilakukan pada guru mata pelajaran dan guru BK terdapat kesamaan pendapat bahwa faktanya masih banyak siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta yang belum menunjukkan penyesuaian diri yang baik saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini karena siswa masih terbawa pola belajar di SD yang lebih banyak bermain, siswa belum mandiri/masih bergantung pada orang lain, siswa belum menyadari akan pentingnya belajar, kurangnya rasa tanggung jawab dan disiplin diri terhadap pembelajaran. Program bimbingan yang sudah diberikan oleh guru BK saat bimbingan klasikal memberi kesan bahwa program lebih membantu siswa mengenal diri belum sampai pada siswa mengenal lingkungan yang baru dimasukinya.
Selain itu peneliti melihat kenyataan bahwa para siswa sedang mengalami masa transisi, masa peralihan dari akhir usia kanak-kanak menuju usia remaja awal dan masa peralihan dari SD masuk ke SMP. Ketika siswa memasuki jenjang pendidikan SMP para siswa dihadapkan dengan berbagai perubahan, seperti meningkatnya tanggung jawab, perubahan dari suatu struktur kelas yang kecil menjadi lebih besar, perubahan dari sistem satu guru menjadi banyak guru, penambahan mata pelajaran, metode mengajar guru, sikap belajar, dan tuntutan belajar. Hal ini dikatakan juga oleh Winkel dan Sri Hastuti (2004:141), “Perpindahan dari Sekolah Dasar ke satuan pendidikan
lanjutan tingkat pertama merupakan langkah yang cukup berarti dalam kehidupan anak, baik karena tambahan tuntutan belajar bagi siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam diri. Siswa akan berhadapan dengan sejumlah guru yang masing-masing memegang bidang studi tertentu, hal ini yang menuntut siswa untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar.”
Perbedaan yang mencolok pada kurikulum di SD dan SMP, seperti adanya perbedaan mata pelajaran IPA dan IPS di SD dengan SMP. Ketika di SD dinamakan mata pelajaran “IPA terpadu” dan “IPS terpadu”, yang artinya tidak dipisahkan antara pelajaran biologi dan fisika dan juga geografi, ekonomi, dan sejarah. Sedangkan di SMP mata pelajaran IPA dan IPS sudah terbagi, menjadi biologi dan fisika, sedangkan IPS menjadi geografi, ekonomi, dan sejarah. Metode mengajar guru SD lebih banyak menggunakan ceramah dan memberi catatan. Siswa dituntut mendengarkan dan mengerjakan soal.
Sedangkan di SMP metode mengajar yang digunakan adalah ceramah interaktif-tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi, observasi dan melakukan eksperimen. Di SD siswa mengenal satu guru sebagai wali kelas yang memegang sebagian besar mata pelajaran, tetapi di SMP siswa berhadapan dengan guru yang masing-masing memegang mata pelajaran tertentu. Oleh karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut, siswa dituntut menyesuaikan diri dengan perbedaan itu.
Oleh sebab itu peneliti menganggap topik ini penting untuk diteliti terutama dilihat dari sudut pandang bimbingan dan konseling. Dengan
penelitian ini guru BK akan mengetahui tingkat penyesuaian diri siswa sehingga bisa memberikan layanan bimbingan dan layanan konseling yang tepat bagi siswa. Bagi siswa yang sudah menunjukkan penyesuaian diri yang baik bisa lebih dibimbing untuk mempertahankan dan meningkatkannya. Bagi siswa yang belum menunjukkan penyesuaian diri yang baik bisa di bantu dengan layanan konseling pribadi dan layanan bimbingan belajar. Dengan demikian siswa akan terbantu untuk menyesuaikan diri dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga mencapai prestasi akademik yang baik.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti memilih SMP Regina
Pacis Jakarta sebagai tempat penelitian yang mengukur tingkat penyesuaian diri siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta dalam kegiatan pembelajaran tahun ajaran 2009/2010? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta dalam kegiatan pembelajaran tahun ajaran 2009/2010.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh:
1. Guru-guru mata pelajaran sebagai masukan untuk mempertahankan dan meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta dalam kegiatan pembelajaran.
2. Guru bimbingan dan konseling sebagai masukan untuk mencari solusi yang tepat bagi siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta yang belum mampu menyesuaikan diri dalam mengikuti pembelajaran.
D. Definisi Operasional
1. Tingkat adalah suatu susunan yang berlapis-lapis atau ukuran yang menunjukkan tinggi rendah (Depdikbud, 1990:950).
2. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan/ aktivitas yang bertujuan membuat siswa mau belajar secara keseluruhan dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran.
3. Penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan (Agustini, 2006:165).
4. Tingkat penyesuaian diri siswa saat mengikuti pembelajaran adalah sejauh mana siswa mampu membuat diri sesuai dengan keadaan/situasi belajar di kelas, baik dengan guru, teman, maupun mata pelajaran yang akan membantunya untuk lebih aktif belajar di kelas, seperti yang diukur dengan
kuesioner tingkat penyesuaian diri siswa dan hasilnya dikategorikan menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
5. Penyesuaian diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) aspek penyesuaian diri siswa terhadap guru saat mengikuti kegiatan pembelajaran merupakan usaha siswa membuat diri menjadi sesuai dengan perilaku guru, metode pembelajaran yang digunakan guru, kecerdasan dan ketekunan guru dalam mengajar, sehingga siswa dapat termotivasi untuk aktif belajar dalam memahami setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, (2) aspek penyesuaian diri siswa dengan mata pelajaran dalam melakukan kegiatan pembelajaran merupakan usaha siswa membuat diri lebih memahami maksud dari materi pelajaran yang diterimanya, seperti menerima penjelasan yang diberikan oleh guru di kelas dan dilanjutkan pada proses siswa mengolah materi pelajaran, (3) aspek penyesuaian diri dengan teman sebaya dalam melakukan kegiatan pembelajaran merupakan usaha siswa membuat diri menjadi sesuai/ cocok dengan teman dalam bergaul dan berinteraksi dengan siswa lain di kelas.
Usaha siswa ditunjukkan dengan berusaha mengembangkan potensi diri, berusaha bekerjasama dengan teman, sehingga mudah memahami materi pelajaran.
6. Siswa kelas VII SMP Regina Pacis Jakarta adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi di SMP Regina Pacis Jakarta dengan rentang usia antara 12-15 tahun.
BAB II KAJIAN TEORI Bab II ini memuat tiga pokok bahasan. Pokok bahasan pertama mengenai
kegiatan pembelajaran. Kedua, mengenai penyesuaian diri, dan ketiga mengenai penyesuaian diri siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
A. Kegiatan Pembelajaran
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dan terstruktur dengan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Pasal 2, tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan bahwa kurikulum merupakan:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:7).
Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh siswa setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan terdiri dari kegiatan pembimbingan, pengajaran dan pelatihan. Ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang memotivasi seseorang untuk mau belajar. Hamzah (2006) mengartikan pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi/ keseluruhan dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakterisitk bidang studi, serta berbagai strategi pembelajaran. Dengan kata lain, Hamalik (2008:3) mengatakan,
11
kegiatan pembelajaran menyediakan berbagai kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Dengan kesempatan tersebut, siswa akan berusaha memfokuskan diri dengan memusatkan perhatian, pembicaraan, pandangan, dan sasaran pada kegiatan belajar khususnya dalam mengolah bahan pelajaran.
Levine (1989:44) mengatakan pembelajaran sebagai proses aktif yang memiliki tiga elemen dasar, yaitu usaha (effort), perhatian (attention), dan kebiasaan (habit). Ketiga elemen tersebut meliputi, antara lain: 1.
Effort involves paying attention to what is being taught and participating in learning activities.
2. Attention involves focusing on a particular learning activity or stimulus.
3. Habit, a) Active: involves thought, invention, and initiative in applying capacities attained to new learning. b) Routine: involves developing certain behavioral tendencies through numerous repetitions of those behaviors.
Levine juga mengatakan ketiga elemen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain, seperti sulit dibayangkan seorang individu memberikan perhatian penuh tanpa berusaha membangun kebiasaan dari perhatian itu. Sama halnya berusaha tanpa memberikan perhatian akan tidak ada hasilnya atau tanpa arah/tujuan. Jadi, dalam melakukan pembelajaran seorang siswa akan memberikan perhatian penuh yang menuntut adanya usaha sehingga menghasilkan kebiasaan yang baik. Siswa yang seperti itulah yang mampu mengolah lebih lanjut informasi yang diterimanya dan menyimpan informasi tersebut dalam penalarannya, dengan demikian siswa tersebut dapat dikatakan siswa yang aktif belajar.
Siswa yang aktif belajar akan melakukan aktivitas belajar sebagai berikut: (Soemanto, 1984:102-107)
1. Mendengarkan: siswa mendengarkan secara aktif saat guru menjelaskan bahan pelajaran.
2. Memandang: siswa memperhatikan penjelasan guru saat menerangkan bahan pelajaran.
3. Meraba, membau, dan mencicipi: siswa meraba, membau, atau mencicipi, seperti ketika mengikuti mata pelajaran yang menggunakan metode eksperimen.
4. Mencatat: siswa menuliskan atau menyalin kembali hal-hal yang menurutnya penting dari apa yang didengar dan dilihatnya selama pelajaran berlangsung.
5. Membaca: siswa melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis di papan tulis maupun buku pelajaran, baik dengan lisan atau hanya dalam hati (Kamus, 1990:62).
6. Membuat ringkasan: siswa membuat suatu tulisan yang berisi tentang intisari dari apa yang sudah dipelajarinya melalui diskusi, membaca buku, presentasi, praktek dengan eksperimen, dengan demikian siswa mudah memahami materi yang disampaikan.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
8. Menyusun paper/kertas kerja: siswa membuat suatu tulisan dari hasil belajar sesuai dengan apa yang sudah dipahaminya.
9. Mengingat: siswa memperhatikan dan memikirkan dengan pikiran tentang materi pelajaran yang disampaikan (Kamus, 1990:331) dan disimpan melalui penalarannya.
10. Berpikir: siswa dengan menggunakan akal budinya mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, seperti sebelum menjawab pertanyaan guru, siswa memikirkan jawaban yang tepat terlibih dahulu.
11. Latihan/praktek: siswa mengerjakan soal dari guru untuk mengasah pemahaman dan memperoleh kemahiran dalam mata pelajaran tertentu.
Dierich (dalam Oemar Hamalik, 2008:90) membagi kegiatan/aktivitas belajar menjadi delapan kelompok, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan dan mendengarkan diskusi kelompok.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis laporan, membuat rangkuman, membuat sketsa, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, dan menari.
7. Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, seperti memiliki perasaan tenang, memiliki
minat, memiliki keberanian, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas. Kegiatan emosional merupakan kegiatan yang memotivasi diri untuk belajar memahami, mengenali emosi diri dan orang lain, mengelola, dan mengerkpresikan diri. ( http://duniapsikologi.dagdigdug.com , diakses tanggal 4 Agustus 2009)
B. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri
Individu yang memasuki lingkungan baru akan melakukan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dilakukan dengan maksud untuk menyelaraskan diri dengan kondisi lingkungan yang ada. Setiap individu yang menyesuaikan diri akan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, seperti perubahan fisik, perubahan psikis, dan perubahan sosial. Karena adanya perubahan-perubahan tersebut, maka banyak individu yang mengalami masalah yang dapat mengganggu penyesuaian dirinya. Masalah
yang dihadapi itu disebabkan kurangnaya individu mengenal diri dan lingkungannya. Lazarus (1963:3) mengatakan, “When we adjust something
we change it in some way to make it appropriate to certain requirements”.
Ketika seseorang melakukan penyesuaian terhadap suatu tuntutan di lingkungan, orang tersebut akan berusaha melakukan perubahan untuk mencapai kesesuaian diri dengan keadaan lingkungannya.
Seorang individu akan terus menyesuaikan diri ketika memasuki lingkungan yang baru. Sundari (2005:43) mengatakan, penyesuaian diri merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan (lifelong
process). Sama halnya dengan yang dikatakan Good (1973:524),
penyesuaian diri adalah
“Full understanding in relating feelings toward self as well as toward others; a continous process of maintaining harmony among the attributes of the individual and the environmental conditions that surround him”.
Manusia harus berusaha menemukan dan mengatasi rintangan, tekanan, dan tantangan untuk mencapai pribadi yang seimbang. Keseimbangan akan terwujud apabila seorang individu berhasil dalam pemenuhan kebutuhan sehingga mencapai kepuasan. Setiap individu diharapkan dapat menyesuaikan antara kebutuhan-kebutuhan yang harus diutamakan dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungannya.
Ada beberapa rumusan pengertian penyesuaian diri. Menurut Gerungan (dalam Mappiere, 1982:156), penyesuaian diri sebagai suatu usaha dan kemampuan individu melakukan perubahan pada diri dalam mengikuti tuntutan perubahan sosial di sekitarnya. Kartono (2000:259)
mengatakan, “Adjustment adalah usaha mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya.” Sundari (2005:40) berpendapat bahwa penyesuaian diri sebagai usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada dirinya dan lingkungannya. Usaha itu dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dengan tidak berlebihan, tidak merugikan orang lain, dan saling menolong. Dengan demikian, akan menumbuhkan hubungan yang baik antara diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mencapai keharmonisan/keselarasan antara diri dengan lingkungan sosialnya guna menjaga keseimbangan diri untuk mencapai keberhasilan dalam hubungan dengan orang lain.
2. Ciri Penyesuaian Diri
Seorang individu dalam menyesuaikan diri akan menunjukkan perilaku-perilaku yang menandakan suatu penyesuaian diri yang baik (well-
adjustment) atau penyesuaian diri yang salah (maladjustment). Orang yang
dipandang mempunyai penyesuaian diri yang baik (well adjusted person) akan memiliki harmoni dalam dirinya, artinya ia akan merasa puas dengan dirinya dalam kelompok, meskipun sewaktu-waktu ada kekecewaan atau kegagalan tetapi ia tetap berusaha mencapai tujuan. Menurut Semiun (2006:37), orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons/ tanggapan yang matang, efisien, memuaskan dan sehat. Dikatakan matang apabila respons tersebut sudah dipikirkan dengan
baik-baik, sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Respon yang efisien adalah mampu memberikan tanggapan yang tepat dan cermat dengan mengeluarkan tenaga dan waktu sehemat mungkin. Respon yang memuaskan adalah respon yang dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. Respon yang sehat adalah respon yang dilakukan dengan baik, hati- hati dan sesuai dengan hakikat individu atau kelompok.
Hurlock (1978:258) menyebutkan beberapa ciri penyesuaian diri, yaitu: a. Mampu menerima tanggung jawab sesuai dengan usia.
b. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan tiap tingkat usia.
c. Mampu mengatasi masalah dengan baik.
d. Mampu mengambil keputusan dengan senang tanpa banyak meminta bantuan orang lain.
e. Mampu mengambil pelajaran dari kegagalan.
f. Mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.
g. Mampu menunjukkan reaksi yang positif.
h. Mampu menerima kenyataan hidup. i. Mampu memusatkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
Kartono (1971:121) menyebutkan beberapa ciri orang yang menyesuaikan diri dengan baik, yakni: a. Dapat melakukan regulasi pengontrolan diri yaitu kontrol terhadap pikiran, angan-angan, keinginan-keinginan, dorongan-dorongan dan sentimen terhadap emosi.
b. Mengenal kemampuan serta batas-batasnya.
c. Memiliki konsep yang sehat terhadap diri sendiri yaitu pengakuan terhadap diri sendiri dan menerima nasib dengan sikap yang rasional.
d. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik, kebiasaan yang efisien, ketepatan dalam menanggapi situasi, cepat mengambil keputusan, berpikir secara kritis dan obyektif dalam menilai diri orang lain.
e. Mampu untuk melakukan adaptasi yang baik terhadap perubahan sosial dan perubahan diri sendiri.
Penyesuaian diri yang salah merupakan ketidakmampuan individu menyelaraskan diri dengan lingkungannya, sehingga ia merasa tidak nyaman dengan diri dan lingkungannya. Menurut Semiun (2006:37), “Orang yang salah menyesuaikan diri adalah orang yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.” Seseorang yang tidak puas dengan keadaan diri dan lingkungannya akan melakukan tindakan atau perilaku yang salah (maladjustment).
Menurut Hurlock (1978:266) individu yang mempunyai penyesuaian diri yang salah (maladjusted) ditandai dengan: a. Menyelesaikan konflik dengan emosional
b. Melanggar peraturan-peraturan yang berlaku
c. Tidak bisa mempertahankan diri
d. Menolak belajar dari pengalaman positif maupun negatif
e. Gagal menyelesaikan tugas/tanggung jawab f. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan secara berlebihan.
g. Sering melamun
h. Tidak mampu menghindari perilaku salah i. Kebiasaan berbohong untuk memenuhi suatu tujuan j. Ragu menentukan pilihan k. Suka menarik perhatian orang lain dengan bertindak tidak wajar 3.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri
Menurut Hariyadi (dalam http://one.indoskripsi.com diakses tanggal 4 Agustus 2009), mengatakan bahwa pada dasarnya penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu: a. Faktor-faktor internal, meliputi:
1) Faktor motif, merupakan dorongan yang menyebabkan adanya tingkah laku guna memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya (Ahmadi, 2002:192).
2) Faktor harga diri, yaitu bagaimana seorang individu memandang secara positif pada dirinya sendiri, baik pada aspek fisik, psikologis, sosial maupun akademik. Penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat membuat seseorang memiliki penerimaan diri, percaya diri, dan harga diri. Individu dengan harga diri tinggi akan lebih memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian yang menyenangkan.
3) Faktor persepsi, yaitu pengamatan dan penilaian individu terhadap objek peristiwa dan kehidupan, baik melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep dengan objek tersebut. 4) Faktor sikap, yaitu kecenderungan individu untuk berperilaku baik atau menyimpang. Individu yang bersikap baik terhadap sesuatu yang dihadapi akan lebih memiliki peluang untuk melakukan penyesuaian diri.
5) Faktor intelegensi dan minat, yaitu intelegensi merupakan modal untuk menalar, menganalisis dan menyimpulkan berdasarkan argumentasi yang matang, sehingga dapat menjadi dasar dalam melakukan penyesuaian diri. Individu yang memiliki minat terhadap sesuatu akan memiliki penyesuaian yang cepat dan lancar tentunya didukung pula dengan intelegensi yang baik.
6) Faktor kepribadian, yaitu individu yang memiliki kepribadian ekstrovet akan lebih lentur dan dinamis, sehingga mudah melakukan penyesuaian diri.
b. Faktor-faktor eksternal, meliputi: 1) Faktor keluarga, menurut Schneiders (dalam Moh. Ali, 2005:181) interaksi individu antara orang tua dan saudara dalam lingkungan keluarga merupakan dasar dari perkembangan diri seseorang. Bila dalam keluarga tercipta saling memberi dan menerima, persahabatan, saling menghargai, dan saling bekerja sama akan sangat membantu perkembangan penyesuaian diri anak.