Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah - USD Repository
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA KELAS VIII SMP JOANNESS BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DI SEKOLAH
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh
Estu Diah Karsaningsih 051114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
ABSTRAK
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA KELAS VIII
SMP JOANNESS BOSCO YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN
2009/2010 DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DI SEKOLAH
Estu Diah Karsaningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa? Subjek penelitian adalah para siswa kelas
VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah keseluruhan 112 siswa.
Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner ini memiliki 80 butir pernyataan yang mengungkapkan 4 aspek kedisiplinan akademik. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: dari 112 siswa kelas VIII, 49 siswa (43,75 %) memiliki tingkat kedisiplinan rendah dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dan 63 siswa (56,25 %) memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. Tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah dalam tiap aspek, adalah sebagai berikut: (1) Aspek kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (64 siswa/57,14 %) lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (48 siswa/42,85 %); (2) Aspek kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (62 siswa/55,35 %)lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (50 siswa/44,54 %); (3) Aspek kedisiplinan dalam mengikuti ujian: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (83 siswa/74,10 %)lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah (29 siswa/25,89 %); (4) Aspek kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah: jumlah siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi (62 siswa/55,35 %) lebih banyak daripada siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah, yaitu 50 siswa (44,64 %). akademik di sekolah.
Usulan topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatan kedisiplinan para siswa di SMP Joanness Bosco Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tanggung Jawab, Mengelola Waktu Dengan Baik, dan Kedisiplinan di Sekolah.
ABSTRACT
The Level Of Discipline Of The VIII Grade Students At Joanness Bosco
Junior High School Yogyakarta Academic Year Of 2009/2010 In Attending
Academic Activities At School
Estu Diah Karsaningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
This research was aimed to know of the level of discipline in attending academic activities of the VIII grade students, at Joanness Bosco Junior High School, Yogyakarta academic year of 2009/2010.
This study was a descriptive research using survey as the method of data collecting. It is intended to specifically provide answer to several questions. Those are as follows: (1) On which level is the discipline of the VIII grade students academic year of 2009/2010 at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta in attending academic activities during? (2) Which topics are prioritized to be counseling materials to improve school discipline of the students? The subject of this research is the VIII grade student at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta academic year of 2009/2010 with total number of 112 students.
The instrument of the research was questioner that was drafted by the researcher. The questioner has 80 statements expressing 4 aspects of academic discipline. It used statistic technique of scores categorizing and tabulating, based on the questioner as technique of analyzing data
The result of this research is as follow, 49 out of 112 students (43,75%) has a low level of discipline in attenting the academic activities at school and 63 out of 112 students (56,25%) has a higher level of discipline. The level of discipline of the VIII grade students at Joanness Bosco Junior High School Yogyakarta in attending academic activities based on each aspect: (1) Discipline in attending class: number of students having higher level of discipline (64 students or 57,14%) is bigger than those having a lower level of discipline (48 students or 42,85%); (2) Discipline oneself to do the homework and other assigned tasks: number of students having higher level of discipline (62 students or 55,35%) is bigger than those having a lower level of discipline (50 students or 44,64%); (3) Discipline to attend the exam: number of students having higher level of discipline (83 students or 74,10%) is bigger than those having a lower level of discipline (429students or 25,89%); (4) Discipline to take advantage of spare time to study: number of students having higher level of discipline (62 students or 55,35%) is bigger than those having a lower level of discipline (48 students or 44,64%);
Therefore, the proposed coaching programs relevant with the goal to improve good behavior of students at Joanness Bosco Yogyakarta namely being Responsible, Time Management, and School Discipline.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Percayalah kapada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3: 5-6)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku” (Filipi 4:13)
“Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa
yang akan terjadi hari itu. Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan bibirmu sendiri” (Amsal 27: 1-2)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Jesus, My Savior .. My Father, yang sudah lebih dahulu pulang ke rumah Bapa .. My Mom and my Little Brothers , My Life Iinspirations ..Thanks for anythings ..I Love You so much ..
From morning first light, to evening last star always remember how special you are .. my Lovely, Efran .. I Love You ..
Angkatan 2005.. TOP BANGETT..!!!!!!!!! Keluarga besar Hasi Sugimo ..
Semua teman- temanku, di kos Arimbi 5 dan kampus tercinta ..
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa kesempatan ini tidak akan terlaksana dan berjalan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi selama menulis skripsi. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan skripsi ini.
2. Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.
3. YB. Adimassana Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesungguhan dan
kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan dalam membimbing, mendampingi penulis dalam setiap tahap dan seluruh proses demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Wens Tanlain, M.Pd Dosen Penguji I yang dengan penuh kesungguhan
dan kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan untuk menjadi Dosen Penguji dalam ujian skripsi.
5. A. Setyandari, S. Pd., Psi., M.A. Dosen Penguji II yang dengan penuh
kesungguhan dan kesabaran telah memberikan motivasi, meluangkan waktu, serta kesetiaan untuk menjadi Dosen Penguji dalam ujian skripsi.
6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal hidup yang berharga dan bersedia dengan senang hati membagikan ilmu yang dimilikinya untuk penulis selama menjalankan studi.
7. Dra. C Bekti Susilowati Kepala Sekolah SMP Joanness Bosco yang berkenan
menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Sherly Yonathan, S.Pd Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Joanness
Bosco Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Fr. Estu Wahyu Astuti, S.Pd. staf Bimbingan Konseling SMP Joanness Bosco
Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………… iv
ABSTRAK …………………………………………………………….. v
ABSTRACT ……………………………………………………………. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………. vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………….. viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………… ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………............. xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………..………………..…...…………...
1 B. Perumusan Masalah …………………………….…...….………….
4 C. Tujuan Penelitian …………………………………..…..…….….....
5 D. Manfaat Penelitian ………………………………….…….……….. 5
E. Definisi Istilah dan Variabel ……………….................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan Bidang Akademik ……………………..…..………...
7 1. Pengertian Kedisiplinan ………………………………………
7 2. Bidang Akademik ……………………………………………..
10 B. Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik ……………………..
11 1. Fungsi Kedisiplinan Akademik ………………………………..
11
16 3. Layanan BimbinganAkademik ………………………………...
2. Tujuan Kedisiplinan Akademik ………………………………..
16 C. Cara-cara Pendisiplinan ……..………..……………………………
17
1. Pendisiplinan Preventif …………………………………………
18 2. Pendisiplinan Korektif …..………..…………………………….
20 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik …………………..…………....................
18 1. Faktor Internal …..………..……………………………………
19 2. Faktor Eksternal …..………..………………………………….
19 BAB III METODOLOGI A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 21 B. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 21 C. Alat Pengumpul Data ……………………………………………… 22 1.
Kuesioner ………………………………………………………
22 2. Pemberian Skor ………………………………………………..
23 3. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan ……………………………..
23 D. Validitas dan Reliabilitas …………………………………………
24 1. Validitas ………………………………………………………
25 2. Raliabilitas ……………………………………………………
25 E. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………..
27 F. Teknik Analisis Data ……………………………………………..
28 1. Mencari Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Korelasi ……...
28 2. Mencari Mean ………………………………………………..
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian …………………..………………..…...………..
33 B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….…...…
35
BAB V PENUTUP A. Ringkasan …………………..………………..…...………………. 42 B. Saran ………………………………………………………………
43 C. Topik-topik Bimbingan yang Relevan Dengan Kebutuhan Para Siswa ...................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Rincian Siswa Kelas VIII SMP Joannesss Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah
Tabel 3: Koefisien Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Kedisiplinan Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah
Tabel 4: Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Tabel 5: Jadwal Penelitian Tingkat Kedisiplinan Siswa Tahun Pelajaran
2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah Tabel 6: Jumlah Siswa Kategori Tinggi dan Rendah Tingkat Kedisiplinan
Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah
Tabel 7: Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah dalam Tiap Aspek Kedisiplinan Sekolah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Usulan Program Bimbingan untuk Peningkatan Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah Lampiran 2 : Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah. Lampiran 3 : Tabulasi Skor-skor Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah. Lampiran 4 : Tabulasi Skor-skor Ganjil Genap Penelitian Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah. Lampiran 5 : Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah Secara Keseluruhan Lampiran 6 : Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Kelas VIII Smp Joanness Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik Di Sekolah dari Tiap-tiap Aspek Lampiran 7 : Surat Ijin Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel dari masalah yang akan diteliti.
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lingkungan di mana siswa mengikuti serangkaian kegiatan pendidikan. Winkel (1996: 169) mengungkapkan bahwa: “Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di kelas”. Tiap sekolah akan berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya dengan berbagai usaha. Melaksanakan kedisiplinan di sekolah bagi siswa SMP merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar siswa dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang terbaik. Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin adalah sekolah yang kondusif untuk belajar dan hubungan interpersonal warga sekolahnya positif. Menerapkan disiplin berarti memberikan kesempatan belajar yang baik kepada peserta didik.
Sekolah yang aman dan nyaman mencerminkan kedisiplinan yang tinggi. Selain aspek keamanan fisik, diperlukan kenyamanan iklim sekolah, yaitu menyangkut atmosfer, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan iklim sekolah ini adalah hubungan keterikatan antar warga sekolah, interaksi warga sekolah, rasa saling menghargai dan mempercayai baik antara guru dengan siswa maupun seluruh warga sekolah dan interaksinya dengan peraturan sekolah yang ada.
Keberhasilan suatu sekolah dalam melaksanakan kedisiplinan kegiatan akademik ditentukan oleh warga sekolahnya. Sekolah yang nyaman dan disiplin perlu diciptakan agar siswa dapat belajar dan mengikuti kegiatan akademik dengan baik. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan kegiatan akademiknya. Jika dalam prosesnya siswa tidak sungguh-sungguh atau kurang disiplin, maka hasil belajarnya pun tidak akan optimal.
Dewasa ini para siswa cenderung melakukan tindakan yang tidak disiplin di sekolah. Siswa sering melakukan aktivitas yang mengganggu kegiatan akademik, seperti keluar pada saat jam pelajaran sekolah sedang berlangsung atau pada saat pergantian jam pelajaran sekolah. Banyak siswa yang terlambat masuk saat pelajaran, mengerjakan tugas lain saat pelajaran tertentu sedang berlangsung, mencontek saat ujian berlangsung, bahkan secara sengaja melanggar peraturan sekolah. Hal ini disoroti sebagai hambatan dalam pelaksanaan kedisiplinan akademik di sekolah. Kecenderungan perilaku ini memicu kecenderungan siswa yang lain untuk melakukan perilaku yang sama sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Disiplin adalah menyangkut penguasaan diri (self control), Imam Bernadib (1993:26). Disiplin diri yang dilandasi percaya diri akan dapat mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan sehingga tercapai hasil kerja yang efektif. Disiplin dianggap sebagai alat untuk menuju keberhasilan untuk semua guru dan semua siswa di berbagai institusi pendidikan. Paradigma baru mengenai difinisi disiplin adalah langkah-langkah untuk mengembangkan keberhasilan perilaku siswa secara akademik maupun sosial.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan dalam perkembangan kepribadian siswa. Sekolah merupakan faktor penentu perkembangan kepribadian anak (siswa) baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun dalam cara berperilaku. Sekolah merupakan pengganti keluarga, dan guru sebagai pengganti orang tua. Oleh karena itu, sekolah mempunyai peranan dan tanggung jawab penting dalam membantu siswa mencapai tugas perkembangan dan hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Bayu Asmoro (2007:24), tingkat kedisiplinan siswa dalam megikuti kegiatan akademik di sekolah rendah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tanggung jawab siswa dalam proses belajar di sekolah. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan tertib dan teratur adalah suasana yang membosankan dan monoton. Siswa membutuhkan pandangan yang positif mengenai kegiatan akademik di sekolah. Dalam hal ini, peran serta guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam membentuk disiplin diri siswa sehubungan dengan peran siswa sebagai pelajar. Oleh karena itu peneliti merasa tertantang untuk mengetahui seberapa besar tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang bimbingan di sekolah. Bimbingan di sekolah memusatkan pelayanan bagi peserta didik untuk melaksanakan kedisiplinan akademik di sekolah. Kedisiplinan penting bagi siswa dalam kaitannya dengan pelaksanakan ketertiban sekolah. Kegiatan siswa di sekolah memiliki unsur kedisiplinan. Mengingat banyak kasus pelanggaran di sekolah oleh siswa kelas VIII yang kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan akademik di sekolah, penelitian ini memilih topik “Tingkat Kedisiplinan Para Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik di SMP Joanness Bosco Tahun Pelajaran 2009/2010”. Pemilihan topik ini berdasarkan pertimbangan bahwa kedisiplinan merupakan salah satu sikap yang penting dimiliki para siswa sebagai peserta didik yang perlu ditanamkan sejak awal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah?
2. Apa saja topik yang prioritas sebagai bahan layanan bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran/diskripsi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP Joanness Bosco Yogyakarta tahun
pelajaran 2009/2010 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan program bimbingan di SMP Joanness Bosco. E. Definisi Istilah dan Variabel
1. Definisi Istilah
a. Kedisiplinan adalah usaha individu sebagai latihan untuk menumbuhkan kontrol diri yang dilakukan secara ajeg dan teratur mengikuti pola-pola tertentu.
b. Kegiatan akademik adalah serangkaian kegiatan belajar siswa meliputi proses mempelajari bahan mata pelajaran.
2. Definisi Variabel
Tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah adalah kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran, mengerjakan tugas rumah, menggunakan waktu kosong secara ajeg dan diukur dengan kuesioner serta ditunjuk oleh skor yang diperoleh siswa. ada dua kategori yaitu rendah dan tinggi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai permasalahan yang akan
diteliti. Dalam bab ini meliputi pengertian kedisiplinan, tujuan disiplin akademik, layanan bimbingan akademik, aspek kedisiplinan, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam bidang akademik, bidang akademik, dan fungsi kedisiplinan akademik.
A. Kedisiplinan Bidang Akedemik
1. Pengertian Kedisiplinan
Menurut Sastrapraja (1987:117) disiplin berasal dari kata disiple yang dapat diartikan sebagai bimbingan kearah perbaikan melalui pengarahan dan paksaan, pelaksanaan peraturannya secara keras. Pengertian ini memiliki makna bahwa pelaksanaan disiplin berdasarkan paksaan. Akan tetapi berbeda menurut Sutari (1982:22), disiplin adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat. Dengan kata lain, disiplin merupakan sebuah kesepakatan untuk mematuhi segala peraturan.
Menurut Webster (dalam Intisari, 1999) disiplin adalah latihan untuk menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi, pendapat ini sejalan dengan pendapat Bernhardt (1997), bahwa disiplin merupakan latihan, bukan pengkoreksian, bimbingan bukan hukuman, mengatur kondisi untuk belajar bukan hanya pembiasaan. Berkaitan dengan pengertian tersebut disiplin merupakan sebuah usaha yang dilakukan dengan cara berlatih terus menerus untuk menumbuhkan kontrol diri terhadap perilaku-perilaku yang ada. Istilah disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib, artinya suatu keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Soekanto, 1996).
Penjelasan yang berbeda diberikan oleh Meier dan Wichern (dalam Elia, 1987), yang mengatakan bahwa disiplin merupakan cara menetapkan pembatasan-pembatasan sebagai suatu demonstrasi kasih sayang. Dalam hal ini, kasih sayang sebagai reinforcement untuk melakukan tingkah laku tertentu dan tidak melakukan tingkah laku lainnya. Kasih sayang dapat mempengaruhi fungsi locus control dalam diri individu. Narramore (dalam Elia, 1987) mengemukakan hal yang tidak jauh berbeda mengenai pengertian disiplin, yakni stress yang sengaja diciptakan dalam hubungan orang tua- anak untuk membantu anak belajar dan tumbuh, Disiplin menempatkan anak dalam tugas latihan dan pengukuhan, serta membantu mereka mencapai proses kematangan.
Sekolah sebagai pengganti keluarga dan guru sebagai pengganti orang tua. Seperti halnya dalam keluarga, proses pendidikan di sekolah memiliki batasan-batasan tertentu mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Batasan-batasan tersebut termuat dalam peraturan sekolah yang menjadi salah satu sarana ungkapan kasih sayang orang tua melalui proses pendisiplinan siswa. John Maxwell mendefinisikan ‘disiplin’ sebagai suatu pilihan dalam hidup untuk memperoleh apa yang kita inginkan dengan melakukan apa yang tidak kita inginkan. Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, bimbingan, ataupun pelatihan (Schaefer, 1997: Xi). Wendy Schwartz (2001: 55) mengemukakan bahwa:
“The goals of discipline, once the need for it is determined,
should be to help students accept personal responsibility for
their actions, understand why a behavior change is necessary,
and commit themselves to change”.Disiplin sangat perlu diajarkan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab dan berperilaku yang positif. Disiplin adalah pengembangan mekanisme internal diri siswa sehingga siswa dapat mengatur dirinya sendiri. Siswa dapat mengatur diri sendiri berarti dapat mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan yang dilakukannya dan mampu mengendalikan perilakunya. Kedisiplinan adalah melakukan hal-hal yang harus kita lakukan secara ajeg dan teratur dalam upaya mencapai tujuan atau sasaran kita. Disiplin adalah menyangkut penguasaan diri (self control). Hal ini berhubungan dengan locus control. Locus Control adalah ruang kendali dalam menentukan perilaku dan dimiliki oleh setiap individu. Perilaku setiap siswa dipengaruhi dan dikendalikan oleh locus control. Individu dengan locus
control memiliki keyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Disiplin diri yang dilandasi percaya diri akan dapat mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan sehingga tercapai hasil kerja yang efektif (Imam Bernadib, 1993:26).
2. Bidang Akademik
Aspek-aspek kegiatan akademik menyangkut perihal yang berhubungan dengan kegiatan belajar setiap siswa di sekolah. Bidang bimbingan akademik terkait dengan pemahaman akan tugas-tugas pendidikan siswa dan cara melaksanakannya. Kegiatan akademik berdasarkan Instruksi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1974 No. 14/U/1974, dan menurut peraturan sekolah memuat hal-hal yang harus dipatuhi oleh siswa meliputi: a. Kedisiplinan dalam mengikuti pelajaran.
Siswa belajar sesuai dengan jam yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selama jam pelajaran berlangsung siswa wajib memperhatikan guru mengajar dan tidak diperbolehkan keluar kelas atau tidak mengikuti pelajaran tanpa alasan yang jelas.
b. Kedisiplinan dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas.
Tugas rumah atau PR diberikan sebagai sarana pelatihan bagi siswa. PR wajib dikerjakan oleh siswa. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi.
Orang yang berhak memberikan sanksi adalah guru mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Kedisiplinan dalam mengikuti ujian.
Ujian sekolah diadakan untuk mengukur prestasi siswa dalam bidang akademik atau hasil belajar selama 1 semester. Pelaksanaan ujian sekolah dilaksanakan dengan tata tertib tertentu dan siswa wajib disiplin mentaati tata tertib tersebut.
d. Kedisiplinan dalam menggunakan waktu kosong untuk belajar di sekolah.
Siswa wajib mengikuti tiap-tiap mata pelajaran yang ada di sekolah dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan. Jika ada jam kosong, guru memberikan tugas pengganti. Sebaliknya, jika tidak ada tugas pengganti, guru pembimbing mengambil alih tanggung jawab.
B. Kedisiplinan Siswa dalam Bidang Akademik
1. Fungsi Kedisiplinan Akademik
Melalui kedisiplinan akademik siswa diharapkan dapat memperlihatkan tingkah laku yang sesuai dengan keharusan dan batas- batas yang digariskan lingkungan hidupnya. Jika ia adalah seorang pelajar, berarti ia mengarah pada batas-batas dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Bila remaja telah memiliki tingkah laku demikian berarti pada dirinya telah tumbuh kontrol diri dan suasana hati yang mengarahkannya sehingga dapat membuat keputusan yang bijaksana (Hurlock, 1996: 134). Gunarsa (2000:136), menjelaskan manfaat utama disiplin adalah agar anak mengendalikan diri dengan lebih baik maupun menghormati dan mematuhi otoritas orang tua. Gunarsa menegaskan bahwa dalam mendidik siswa perlu adanya kedisiplinan yaitu adanya ketegasan dalam hal yang harus dilakukan, yang tidak boleh dilanggar, dan larangan-larangan.
Dasar kedisiplinan yang paling kuat adalah kepatuhan pada prinsip dan keyakinan yang dihayati oleh individu sendiri, bukan pada seperangkat peraturan dan kepatuhan kepada atasan saja. Kepatuhan pada keyakinan diri sendiri mendorong untuk patuh kepada hukum dan peraturan (Winkel, 1997: 13). Pelaksanaan kedisiplinan dalam kegiatan akademik penting bagi siswa untuk membantu kelancaran proses pendidikan siswa di sekolah. Kegiatan akademik di sekolah membutuhkan suasana yang nyaman dan kondusif untuk belajar, diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan antara guru dan siswa. Kedisiplinan akademik sangat berkaitan dengan terwujudnya lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Aktivitas siswa selama kegiatan akademik berlangsung mempengaruhi konsentrasi siswa sehingga menentukan prestasi belajar siswa.
Ausubel, (1991: 10) mengemukakan bahwa disiplin memiliki berbagai fungsi yang sangat penting terutama bagi perkembangan anak.
Disebutkan ada 4 fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin, yaitu:
a. Fungsi internalisasi
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi kemasakan kepribadian d. Fungsi terhadap perasaan aman.
Berdasarkan keempat fingsi disiplin tersebut, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Fungsi internalisasi terkait dengan kelancaran proses belajar mengajar.
Dengan belajar berdisiplin, siswa merasa nyaman dan tidak terganggu oleh teman dalam proses belajar. Mereka menyadari bahwa kedisiplinan yang mereka terapkan bermanfaat bagi diri mereka, yaitu disiplin diterapkan dalam berbagai hal, termasuk dalam berperilaku.
b. Fungsi sosialisasi terkait dengan proses pendidikan dan pelatihan siswa dalam hidup bermasyarakat.
Dengan belajar berdisiplin, siswa mengetahui norma-norma yang berlaku di masyarakat dan semakin terlatih untuk mengikuti serta melaksanakan aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. Dengan kata lain melalui kedisiplinan, siswa dapat berinteraksi dan melakukan sosialisasi dengan lingkungan hidupnya.
c. Fungsi kemasakan kepribadian terkait dengan proses pendidikan siswa dalam penggunaan waktu.
Dengan belajar berdisiplin, siswa terdidik dan terlatih dalam menggunakan waktu. Siswa akan dapat mengatur waktu secara efektif, baik digunakan untuk belajar maupun bermain. d. Fungsi terhadap perasaan aman terkait dengan kenyamanan diri.
Dengan belajar berdisiplin, siswa akan memiliki rasa saling menghormati dan menghargai hak-hak dan kepentingan orang lain, sehingga timbul perasaan aman dalam dirinya terutama ketika harus menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
Setelah mengetahui pentingnya disiplin dan fungsinya bagi proses pendidikan, tentu kita akan mengusahakan disiplin dapat diterapkan oleh setiap individu terutama bagi siswa sebagai peserta didik. Pendidikan sekolah bertujuan agar siswa berprestasi dalam belajar, dan menegakkan disiplin diri menyeluruh terhadap kegiatan akademik. Kegiatan akademik menjadi salah satu kegiatan yang penting dalam proses pendidikan di sekolah yang menentukan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu sekolah mengupayakan terwujudnya kedisiplinan akademik yang tercermin dalam perilaku siswa dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), ketaatan terhadap peraturan, pelaksanaan ujian, tugas rumah (PR), penggunaan waktu belajar yang efisien dan efektif, dan siswa sebagai subyek didik diharapkan menyadari tanggung jawab sepenuhnya sebagai seorang pelajar. Menciptakan iklim positif di sekolah adalah penting agar aktivitas pengajaran tidak akan terganggu, para murid akan merasa aman dan akan bersikap baik, para guru akan menjadi efektif, sehingga pencapaian nilai akademis akan terdongkrak (Colvin, 2008: 8).
2. Tujuan Kedisiplinan Akademik
Berkenaan dengan tujuan disiplin akademik di sekolah, Maman Rachman (1998: 83) mengemukakan bahwa salah satu tujuan disiplin akademik adalah : a. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. Siswa memiliki tanggung jawab untuk taat terhadap peraturan yang berlaku di sekolah. Peraturan sekolah perihal kegiatan akademik merupakan salah satu sarana pendisiplinan siswa. Ketaatan terhadap peraturan menjadi salah satu indikasi bahwa siswa memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
b. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Kedisiplinan tercermin dari kebiasaan siswa sehari-hari. Siswa dengan kebiasaan yang positif mempengaruhi perilakunya sehingga tindakanya mencerminkan kedisiplinan.
Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Kegiatan akademik yang berlangsung di sekolah memerlukan suasana yang kondusif dan nyaman untuk belajar. Sekolah sebagai wadah siswa dalam belajar, untuk itu perlu adanya kerja sama antara pihak-pihak sekolah dengan siswa untuk menciptakan suasana tersebut. Upaya pendisiplinan melalui peraturan sekolah menjadi salah satu sarana untuk mengendalikan tingkah laku
3. Layanan Bimbingan Akademik
Layanan bimbingan adalah tindakan-tindakan yang harus disusun oleh sekolah dan pelaksanaan bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa (Sukardi, 2003: 16). Dengan kata lain, usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal diri, mengenal lingkungan , dan mengambil keputusan. Selain itu layanan bimbingan juga bertujuan memberikan arahan terhadap perkembangan siswa, tidak hanya untuk siswa yang bermasalah tetapi untuk seluruh siswa di sekolah. Bimbingan diartikan sebagai proses membantu siswa dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan pelayanan bantuan kepada siswa.
Bimbingan dan konseling bersifat: preseveratif yaitu mendampingi siswa agar perkembangannya berlangsung secara normal. Bimbingan dan konseling bersifat preventif yaitu membekali siswa untuk menghindarkan diri terhadap hal-hal yang tidak di inginkan. Bimbingan dan konseling bersifat koretif yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan perkembangan. Kegiatan bimbingan siswa bertujuan agar siswa bertambah kemampuan bertanggung jawabnya serta dapat mengatasi persoalan sendiri. Glanz (1964: 5-6), mengemukakan bahwa bimbingan adalah “process of helping individuals to solve and to be free and responsible members of world community with in which they live” .
Kegiatan bimbingan akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan (Winkel dan Sri Hastuti, 2005: 116). Pelayanan bimbingan akademik untuk sebagian besar disalurkan melalui kegiatan bimbingan kelompok, baik di jenjang pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Kegiatan-kegiatan bimbingan bersifat kelompok maupun individual merupakan bantuan agar siswa menemukan, menyadari, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya (Winkel, 1997:184). Pembimbing membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan akademik di sekolah dan menyesuaikan diri di sekolah.
C. Cara-cara Pendisiplinan
1. Pendisiplinan Preventif Tindakan pendisiplinan melalui cara penerapan peraturan- peraturan dan harus pasti bahwa setiap orang mematuhinya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan wadah pembelajaran akademik bagi siswa memberikan batasan-batasan tertentu dalam sekolah disebut sebagai peraturan sekolah yang memuat segala ketentuan-ketentuan yang boleh dilakukan atau bahkan berupa larangan. Ketentuan ini wajib ditaati oleh seluruh warga sekolah sebagai sarana untuk pencegahan terhadap kemungkinan pelanggaran yang dapat terjadi.
2. Pendisiplinan Korektif
Tindakan pendisiplinan melalui cara pemaksaan untuk mematuhi peraturan yang ada. Disiplin dalam hal ini merupakan upaya mengobati/memperbaiki situasi tertentu terhadap pelanggaran yang sudah terjadi. Disiplin korektif lebih pada pemberian punishment. Bila terjadi ketidak disiplinan, maka aturan yang berlaku harus ditegakkan. Misalnya jika seorang siswa melakukan suatu pelanggaran, langkah pendisiplinannya adalah: pertama ditegur, kedua dipanggil orang tuanya, ketiga skorsing.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa Bidang
AkademikPerilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya, secara otomatis, hal itu berpengaruh pada siswa. Menurut Brown and Brown (Akhmad Sudrajat, 2008: 11) beberapa faktor penyebab ketidak disiplinan adalah:
1. Faktor Internal
a. Faktor internal berasal dari dalam diri siswa pribadi. Kedisiplinan berkaitan erat dengan kebiasaan yang teratur dan sering dilakukan.
Hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kedisiplinan dipengaruhi oleh siswa melaksanakan peraturan akademik sekolah.