Tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 - USD Repository

  

TINGKAT DISIPLIN DIRI PARA SISWA

PUTRA DAN PUTRI KELAS VII SMP BOPKRI III

YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun oleh:

WAHYU TUNGGUL NUGROHO S. P.

NIM:011114058

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam

tingkah lakumu, dalam kasihmu dan dalam kesucianmu

..................1 Timotius 4:12.................

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang

benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan

yang sesuai dengan kepenuhan Kristus

................Efesus 4:13...............

  

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Tuhan rasa amanku”

Hanya dekat allah saja aku tenang,

dari padanylah keselamatanku

  • ---------------mazmur 62:2---------

    Janganlah seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.

  

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

“Almarhum bapakku disurga”

“Ibuku yang tercinta”

  

ABSTRAK

TINGKAT DISIPLIN DIRI PARA SISWA PURTA DAN PUTRI KELASVII

SMP BOPKRI III YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Wahyu Tunggul Nugroho SP.

  

011114058

  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tingkat disiplin diri siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun

  pelajaran 2008/2009. Masalah yang hendak dijawab adalah (1) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? (2) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? (3) Bagaimanakah tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009? Tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri digolongkan dalam dua kategori tinggi (T) dan rendah (R).

  Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta, dengan sample 98 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner disiplin diri para siswa putra dan putri di sekolah yang terdiri dari 60 item dan dibagi dalam tiga bidang yaitu bidang kegiatan akademik, bidang kegiatan disiplin umum, dan bidang kegiatan penggunaan fasilitas. Kuesioner ini disusun oleh Andhi Tri Laksana yang dimodifikasi oleh peneliti dengan menambah item baru.

  Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan: (1) yang memiliki tingkat disiplin diri jumlah siswa putra dan putri kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dalam kategoeri tinggi ada 42 orang (42,86%) dan jumlah siswa yang memiliki tingkat disiplin diri rendah ada 56 orang (57,14%). (2) Terdapat 29 orang (54,72%) siswa putra yang memiliki disiplin diri kategori rendah dan ada 24 orang (45,28%) termasuk dalam kategori tinggi. (3) Terdapat 32 orang (71,11%) siswi yang berbeda dalam kategori disiplin diri tinggi, sementara 13 orang (28,89%) siswi termasuk dalam kategori rendah.

  

ABSTRACT

The self discipline level of the students in grade VII In BOPKRI III

junior high school Yogyakarta in 2008/2009 Wahyu Tunggul

Nugroho SP. 011114058

  

This research was a descriptive research using survey method. This research had a

purpose to gather information about discipline level in grade VII in BOPKRI III

Yogyakarta in 2008/2009. The problems of this research were (1) what is the self

discipline level of students in male students grade VII in BOPKRI III junior high school

Yogyakarta 2008/2009? (2) what is the self discipline level of students in female

students grade VII in BOPKRI III junior high school Yogyakarta 2008/2009? (3) what

is the self discipline level of students in grade VII in BOPKRI III junior high school

Yogyakarta 2008/2009? The self discipline level of the students were in high category

and low category.

The subject of this research was all of the students in grade VII in BOPKRI III junior

high school Yogyakarta 2008/2009 consisted of 98 students. The instrument in this

research was questionaire about,students self independence level which consisted of 60

statements and was divided into 3 parts: academic group, common discipline group and

facilities using group. This questionaire was developed by Andhi Tri Laksana and had

been modified by the researcher which add some new items.

The results of this research were (1) the total of students who had high level of self

students 42 students (42,86%) and the total students who had low level of self students

56 students (57,14%); (2) based on mean from all students total make of students who

had low level of self discipline students 29 students (54,72%) and 24 students (45,28%)

had high level self discipline; (3) for female students, 32 female students (71,11%) had

high self discipline level and 13 female students (28,89%) had low self discipline level.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena bimbingan dan penyertaan-Nya, penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancer. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Sanat Dharam Yogyakarta

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerelaan mereka, banyak hambatan yang akan ditemui oleh peneliti. Oleh karna itu, dengan tulus hati, peneliti mengucapkan terimakasi kepada: 1.

  Bapak Drs. T. Sarkim, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma atas pengesahan sekripsi ini.

  2. Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si., ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam proses penyelsaian skripsi ini.

  3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen pembimbing I dengan penuh kerelaan dan kerendahan hati telah memberikan masukan, kritikan, dorongan, dan memberikan pengarahan kepada peneliti.

  4. Bapak Drs. Wens Tanlain, M. Pd., dosen penuji II yang bersedia memberikan sumbangan pemikiran guna membantu pebaikan skripsi ini sampai dengan selesai.

  5. Ibu A. Setyandari,S.Pd.,Psi.,M.A., Dosen penguji III dengan penuh kesabaran mendorong, memberikan kritikan dan mengrahkan peneliti

  6. Para Dosen Bimbingan dan Koseling yang telah banyak membantu peneliti dalam menuntut ilmu di Universitas Sanata Dharma.

  7. Pak Giarto (mantan urusan kesekretariatan) dan Mas Moko yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.

  8. Bapak Paryadi, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP BOPKRI III Yogyakarta) yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.

  9. Ibu Dra. Tri Nurjayanti (Koordinator BK SMP BOPKRI III Yogyakarta) yang telah mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian.

  10. Tenaga pengajar dan karyawan SMP BOPKRI III Yogyakarta yang menerima penelitian dengan tangan terbuka.

  11. Siswa-siswi SMP BOPKRI III Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan peneliti pada waktu pelaksanaan penelitian.

  12. Bapakku Almarhum, Ibu, Kakak, atas doa, dukungannya dan perhatiannya 13.

  Khusus untuk Istri dan anakku, atas dukungan, perhatian, kesetiaan, kesabaran dan doanya dalam mendampingi peneliti.

  14. Teman-temanku, Asep, Kiki, Berta, Tuti haryati, atas bantuan dan dorongan selama proses penelitian hingga penyusunan.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv

HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT

  ........................................................................................................ vii

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… .. 1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….1 B. Rumusan Masalah………………………………………………… . 3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………… .. .3 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 3 E. Batasan Variabel ............................................................................... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………….5 A. Disiplin Diri Siswa ........................................................................................ 5 1. Pengertian Disiplin Diri Siswa ................................................................ 5 2. Aturan Sekolah ........................................................................................ 7 3. Unsur Disiplin Diri Siswa…………………………………………… ... .7 B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah .................................................... 8

  1 Aturan Akademik .................................................................................... 8

  2 Atuaran Umum di Lingkungan Sekolah………………………………..9

  3 Aturan Penggunaan Fasilitas Sekolah ..................................................... 9

  4 Manfaat Tata Tertib................................................................................. 10

  B.

  Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa ......................................................... 13

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 15

A. Jenis Penelitian…………………………………………………………… .. 15 B. Populasi Penelitian………………………………………………………… 15 C. Instrument Penelitian……………………………………………………….16 D. Pengumpulan Data………………………………………………………… 17 E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………21

A. Hasil Penelitian……………………………………………………………. 21

  1 Secara Keseluruhan…………………………………………………… . 21

  2 Tingkat Disiplin Diri Dalam Tiap Bidang Peraturan .............................. 23

  B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 29

  

BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 33

A Ringkasan…………………………………………………………………....33 B Kesimpulan………………………………………………………………… 34 C Saran……………………………………………………………………… .. 35 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ..... 37 LAMPIRAN…………………………………………………………………… 38

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Rincian Jumlah Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajara 2008/2009 ……......…..16 Tabel 2. Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa

  Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..17

  Tabel 3 .Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas............................................18 Tabel 4. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa

  Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..22

  Tabel 5. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..23

  Tabel 6. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009……………………………………………..23

  Tabel 7. Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 Terhadap Peraturan Sekolah Secara Keseluruhan………………...…….24

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran 1. Kuesioner Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009………………………………………….1

  Lampiran 2. Pengelompokkan Skor dengan Teknik Belah Dua pada Instrumen Angket Disiplin Diri Siswa Putra Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta…………………………....2

  Lampiran 3 Kategori Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Terhadap Peraturan Sekolah Berdasarkan Mean Persiswa…....….....3

  Lampiran 4 Data Statistik Deskriptif………………………………………….....4 Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian………………………………………………....5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di sekolah tidak jarang kita menemukan siswa-siswi yang bertindak

  tidak disiplin, seperti terlambat datang ke sekolah. Disiplin diri berarti suatu keadaan di mana seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

  Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, pembimbingan, ataupun pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas.

  Disiplin selalu dikaitkan dengan keadaan tertib. Disiplin berarti suatu keadaan dimana seseorang mengikuti aturan tertentu yang telah ditetapkan, misalnya siswa yang ada di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah tersebut; berarti ia disiplin. Jika ia datang terlambat berarti ia tidak disiplin.

  Disiplin siswa dibagi menjadi dua bagian yaitu yang diatur dalam diri oleh siswa dan yang diatur oleh pihak sekolah. Disiplin yang diatur dari dalam diri berarti siswa sendiri yang bertindak disiplin. Disiplin tersebut meliputi pengetahuan tentang peraturan sekolah, kesadaran akan manfaat disiplin bagi perkembangan diri dan kemauan untuk bersikap disiplin. Disiplin yang diatur oleh pihak sekolah berarti siswa bertindak disiplin, sebab ada larangan, pengawasan, pujian, ancaman, dan hukuman dari pihak sekolah. Disiplin yang berdasarkan rasa takut pada peraturan sekolah berakibat siswa menjadi terpaksa dan merasa tertekan melaksanakan peraturan tersebut. Tujuan dari aturan sekolah adalah membantu siswa dalam menempuh pendidikannya yaitu mengembangkan pengendalian dan pengrahan diri. Pengendalian diri (self

  

control) berarti mengatur tingkah laku diri sendiri. Pengarahan diri (self

direction) berarti menampilkan tingkah laku yang sesuai.

  Siswa yang terbebani rasa terpaksa akan mengalami konflik dalam diri dan keadaan ini merangsang tindakan menentang yang dapat mengganggu perkembangan siswa dan kenyamanan dalam kehidupan bersama di sekolah. Siswa tidak disiplin dapat ditemukan pada tiap sekolah. Keadaan ini juga dapat ditemukan di SMP BOPKRI III Yogyakarta,. Pelanggaran tidak hanya dilakukan oleh siswa putera, tetapi juga oleh siswa puteri.

  Berkaitan dengan ini, muncul pertanyaan : apakah ada perbedaan kedisiplinan antara siswa putera dan siswa puteri di SMP BOPKRI III Yogyakarta? Jawaban atas ini harus diperoleh melalui penelitian. Karena itu, penelitian ini dilakukan dan dibatasi pada para siswa putera dan puteri kelas

  VII BOPKRI III Yogyakarta tahun Pelajaran 2008/2009.

  B. Perumusan Masalah

  Masalah yang diteliti dirumuskan sbb: 1.

  Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putra kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta? 2. Bagaimana tingkat disiplin diri siswa putri kelas VII SMP BOPKRI III

  Yogyakarta ? 3. Bagaimana tingkat disiplin diri para siswa putra dan putri VII SMP

  BOPKRI III Yogyakarta ? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin diri siswa putra dan putri kelas I SMP BOPKRI III Yogyakarta.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa-siswi untuk meningkatkan dan mempertahankan disiplin dirinya.

  E. Batas Variabel 1.

  Disiplin diri siswa Disiplin diri siswa diartikan tingkah laku siswa mengikuti peraturan sekolah dan diukur dengan kuesioner disiplin diri dan ditunjuk oleh skor yang diperoleh. Ada dua kategori keadaan disiplin diri siswa yaitu tinggi dan rendah.

2. Jenis kelamin siswa

  Jenis kelamin siswa yang dibedakan menjadi dua, yaitu: siswa putra dan putri. Siswa putra adalah identitas diri siswa laki-laki, siswa putri adalah identitas diri siswa perempuan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kajian teoritis yang menjadi

  dasar dari penelitian ini. Kajian teorits ini mencakup disiplin diri siswa dan peranan bimbingan dan konseling di sekolah menengah pertama.

A. Disiplin Diri Siswa 1.

  Pengertian disiplin diri siswa Disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar. Sikap dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itulah yang benar dan kesadaran bahwa hal itu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

  Didalamnya terkait dengan kemampuan dan kemauan seseorang menyesuaikan keinginan dan mengendalikan dirinya untuk menyesuaikan dirinya dengan norma, aturan, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan sosial budaya setempat. Selain itu disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata hidup tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Barbara Keating menulis sebagai berikut:

  “self discipline is defined as the ability to act consistently on decisions that allow individual achivement, use of our environment” (Keating, 1990:3).

  Disiplin diri dapat berarti kemampuan dan penghargaan untuk bertindak secara konsisten dan terarah yang diikuti oleh penerimaan dan

  Sedangkan menurut Charles Schaefer (1997:Xi) dikatakan sbb: “disiplin diartikan dalam bidang yang luas yaitu mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan mereka sepenuhnya. Disiplin bisa dibentuk melalui pengajaran, bimbingan, ataupun pelatihan. Tujuannya adalah untuk membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mendidik mereka dengan membentuk tingkah laku yang pantas bagi mereka. Selain itu juga untuk mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri agar siswa-siswi dapat mengarahkan diri sendiri. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri dengan berpedoman pada norma-norma yang jelas. Pengarahan dini berarti menempatkan diri sendiri dengan tingkah laku yang sesuai bagi perkembangan diri sendiri “

  Siswa-siswi bisa dikatakan disiplin apabila dia mampu bertindak seperti apa yang diharapkan oleh orang-orang disekitarnya.

  ”Salah satu tugas perkembangan penting yang harus di kuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu kanak-kanak.”(Hurlock, 1980:255).

  2. Aturan Sekolah Sekolah sebagai satu sistem, merupakan suatu lembaga yang utuh dan memiliki berbagai komponen dasar yang saling terikat, saling menunjang dan saling mempengaruhi. Komponen dasar tersebut yaitu : a.

  Penataan lingkungan sekolah melalui 6K (keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan, ketertiban).

  b.

  Pengelolaan Administrasi sekolah yang baik (lengkap,tertib dan rapi) c. Kegiatan belajar mengajar, baik kurikuler maupun ekstrakurikuler berlangsung secara efektif dan efisien.

  Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai disiplin diri siswa dapat disimpulkan bahwa disiplin diri siswa merupakan unsur pribadi yang erat terkait dengan kegiatan-kegiatan siswa dalam lingkungan sekolah.

  3. Unsur disiplin diri siswa Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kelompok sosial mereka, maka disiplin harus mempunyai unsur-unsur serbagai berikut:

  • Unsur pengetahuan dan sikap siswa

  Unsur pengetahuan dan sikap ini meliputi penghargaan dan konsistensi. Istilah penghargaan berarti setiap bentuk hadiah atau ganjaran untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak selalu dalam bentuk materi tetapi dapat berupa kata-kata yang pujian, senyuman atau tepukan di punggung. Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau kecenderungan menuju suatu kesamaan.

  • Kehendak siswa untuk melakukan tindakan yang sesuai ketetapan

  Kehendak siswa merupakan dorongan untuk melakukan tindakan yang dipandang sesuai. Kehendak selalu berdasarkan pengetahuan dan kemauan melaksanakannya. Kemungkinan siswa tetap melaksanakan keputusannya dan ada kemungkinan siswa tidak melaksanakan kemauannya/tidak stabil. Dua kemungkinan tersebut dapat memunculkan rasa puas dan tidak puas (ragu-ragu) pada diri siswa.

  • Hasil atau akibat tindakan

  Jika tindakan berhasil baik atau berakibat baik yaitu diterima orang lain, maka muncul rasa puas. Tetapi, jika tindakan tidak diterima orang lain, maka muncul rasa kecewa.

B. Bidang-bidang Disiplin Siswa di Sekolah

  Kedisipinan siswa di lingkungan sekolah bisa dilihat melalui beberapa bidang kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Menurut Andhi Tri Laksana (2006:25-27), kegiatan tersebut berhubungan dengan aturan akademik, aturan umum di lingkungan sekolah dan berhubungan dengan penggunaan fasilitas sekolah.

1. Aturan akademik

  Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah dalam upaya penyelesaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diberlakukan dan diterapkan sekolah dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik, meliputi : a. belajar secara tertib di kelas, masuk keluar kelas tepat waktu.

  b.

  Melaksanakan tugas sekolah secara sungguh-sungguh c. memanfaatkan perpustakaan sekolah secara optimal.

  2. Aturan umum di lingkungan sekolah Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah dalam upaya penyesuaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan disiplin akan perilaku dan sikap siswa secara umum dan mendasar. Aturan umum, meliputi: a. tertib sebelum memasuki ruang kelas b. tertib meninggalkan ruang kelas c. tertib dalam berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar d. tertib mninggalkan pintu gerbang sekolah e. tertib mengikuti upacara bendera.

  3. Aturan penggunaan fasilitas sekolah Kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan siswa di sekolah dalam upaya penyesuaian akan aturan-aturan dan kebiasaan-kebisaan baik yang tertulis maupun yang lisan untuk menegakkan dan menciptakan tatatertib yang diperlukan dan diterapkan disekolah dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan akan kepedulian dan rasa memiliki terhadap diri sendiri dan lingkungan sekolah dengan segala fasilitas yang ada yang perlu untuk dipergunakan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Aturan tentang penggunaan fasilitas ,meliputi: a. bersih lingkungan sekolah b. bersih badan dan pakaian c. bersih ruang kelas 4. Manfaat Tata Tertib

  Menurut Havighurst (Hurlock, 1999:97) ada tiga fungsi disiplin, yaitu : a. Menyadarkan siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian b.

  Menyadarkan kepada siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa konformitas yang berlebihan.

  c.

  Membantu siswa dalam mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani untuk membimbing mereka.

C. Peranan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

  Menurut Winkel, (1997;67) bimbingan adalah proses pemberi bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demilian Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan di sekolah. Guru sebagia salah satu pendidik mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan dan konseling di sekolah, di samping menggunakan pendekatan bimbingan dalam proses pengajaran. sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya.

  Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya yang salah satunya yaitu aspek sosial kultural berhubungan dengan masalah perkembangan sosial yang juga erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut mempengaruhi sekolah sebagai lembaga pendidikan dan juga mempengaruhi siswa sebaga individu.

  Latar belakang pedagogis berhubungan dengan masalah hakikat pendidikan sebagai usaha mengembangkan kepribadian, dinamika dan perkembangan kepribadian dan hakikat peranan guru sebagai pendidik. Hal itu berkaitan erat dengan perlunya layanan pribadi kepada para siswa dalam upaya mencapai perkembangan optimal. Latar belakang psikologis berhubungan dengan hakikat siswa sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, dalam upaya mencapai perwujudan diri. Secara psikologis setiap siswa memerlukan adanya layanan yang bertitik tolak dari kondisi keunikan masing-masing.

  Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi yang khas bila dibanding dengan pengajaran yang lain, meskipun semua bidang pengajaran itu merupakan pelayanan khusus kepada siswa. Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah membantu sesama manusia agar mampu mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggungjawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasan sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang terwujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi di dalam kehidupan ini secara memuaskan. Dengan demikian bimbingan dan konseling sangat berperanan terhadap disiplin diri siswa. Bimbingan dan konseling mempunyai beberapa fungsi layanan dalam membantu meningkatkan disiplin diri siswa. Bimbingan dan konseling siswa mempunyai beberapa fungsi layanan dalam membantu meningkatkan disiplin diri siswa. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

  1. Fungsi pemahaman: bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan yang berguna untuk: a. memahami keadaan siswa dan lingkungannya, seperti kemampuan, kecerdasan, minat, motivasi, latar belakang keluarga, pergaulan sebaya dan lain-lainnya yang ada kaitannya dengan kepentingan belajar dan perkembangan siswa itu pada umumnya.

  b. memahamkan siswa terhadap sejumlah informasi yang mereka perlukan, seperti informasi cara belajar efektif-efisien, informasi kelanjutan studi, informasi karier, dan lain sebagainya.

  2. Fungsi pencegahan: fungsi bimbingan dan konseling dalam memberikan pelayanan yang sifatnya mencegah atau menghindarkan siswa dari mengalami hambatan atau masalah dalam belajar maupun dalam perkembangan pada umumnya.

  3. Fungsi pengentasan: bimbingan dan konseling berfungsi memberikan pelayanan yang berguna untuk mengatasi hambatan atau mencegah masalah yang ada, serta mengentaskannya dari kondisi yang bermasalah itu.

  4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan: bimbingan dan konseling berfungsi memelihara dan memperkembangkan potensi dan kondisi- kondisi positif siswa untuk perkembangannya yang mantab dan berkelanjutan.

  Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang sangat membantu siswa dalam meningkatkan dan mempertahankan disiplin diri.

D. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa

  Setiap individu memiliki sifat bawaan sejak lahir, hal itulah yang disebut dengan jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu diciptakan dengan jelas yaitu jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Jenis kelamin siswa berpengaruh terhadap perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Robert A.

  (Baron, 2003;195) mengklasifikasikan kecenderungan laki-laki dan perempuan. Sebagai berikut: ”Laki-laki digambarkan sebagai seorang yang bertindak sebagai pemimpin, agresif, ambisius, atletis, kompetitif, mempertahankan keyakinan dominan dan memaksa”. Siswa putera SMP menunjukkan ciri-ciri di atas.

  Kecendrungan perempuan adalah “penuh perasaan, ceria, penuh belas kasih, lemah lembut, feminim, ingin disanjung dan lugu”. (Baron, 2003:195). Hal tersebut nampak dalam perilaku siswa perempuan.

  Disiplin tidak membedakan jenis kelamin. Semua siswa putera maupun puteri wajib mamatuhi tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah. Sikap disiplin siswa putera dan puteri dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu sehingga tampak perbedaan antara keduanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal yang berhubungan dengan jenis penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian dan analisis data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan dan menafsirkan keadaan sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan melukiskan kondisi suatu situasi apa adanya. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status

  gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:415). Metode yang dipakai adalah survey. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta.

B. Populasi Penelitian

  Populasi penelitian adalah semua siswa kelas I SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa. Adapun alasan peneliti untuk memilih siswa SMP BOPKRI III Yogyakarta sebagai subyek penelitian adalah sebagai berikut : 1.

  SMP BOPKRI III memiliki cukup banyak siswa, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian. Perincian jumlahsiswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta disajikan pada tabel 1.

  Tabel 1: Rincian Jumlah Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarata Tahun Pelajaran 2008/2009

  

Kelas VII Jumlah Populasi

  A 34 B 34 C 30

  Total 98 2.

  Peneliti sudah mengenal beberapa guru dan siswa melalui program PPL Furchan (2004:89) mengidentifikasikan populasi sebagai “individu atau orang yang ingin diteliti”. Suatu penelitian pada umumnya bertujuan untuk mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan sekelompok individu yang memiliki karakteristik umum yang dinamakan populasi penelitian.

  C. Instrumen Penelitian Insntrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner disiplin diri para siswa yang dikembangkan oleh peneliti dari instrumen yang dibuat Andi Tri Laksana (2006). Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri sebagai alat pengumpul data.

  Kuesioner ini disusun oleh peneliti mengenai masalah tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri di sekolah. Terdiri dari dua bagian yaitu data identitas siswa dan petunjuk pengisisn serta bagian peranyaan tentang tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri di sekolah. Pertanyaan scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu ; 3untuk banyak kali ; 2 untuk kadang-kadang ; 1 dan untuk untuk tidak pernah:0. Kisi-kisi dari item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini :

  Tabel 2: Bidang Kuesioner Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Putra dan Putri Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta

  No Tingkat Kedisiplinan Siswa No Item Jumlah

  1 Bidang kegiatan akademik 1-20

  20

  2 Bidang kegiatan disiplin umum 21-40

  20

  3 Bidang kegiatan penggunaan fasilitas 41-60

  20 Jumlah Total

  60 Dalam suatu penelitian, alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data harus mempunyai validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

D. Pengumpulan Data

  Proses pengumpulan data diawali dengan mengurus ijin kepada pihak sekolah untuk mengadakan uji coba instrumen sekaligus untuk mengadakan penelitian Siswa kilas I SMP BOPKRI III Yogyakarta yang jumlah berjumlah 98 siswa.

E. Teknik Analisis Data 1.

  Reliabilitas Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310). Relabilitas kuesioner ini dapat ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a.

  Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner dengan rumus

  Spearman & Brown sebagai berikut :

  2r gg r tt =

  • 1 r gg r tt = koefisien reliabilitas tes keseluruhan pelaksanaan kegiatan disiplin para siswa r gg = korelasi r Pearson antara kelompok item gasal dan kelopmok item genap

  Penafsiran tinggi rendah koefisien reabilitas dapat menggunakan tabel berikut : Tabel 3: Koefisien kolelasi dan kualifikasi reabilitas

  Kuefisien kolerasi Kualifikasi

  0,91-1,00 Sangat tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah

  Negatif-0,20 Sangat rendah (Masidjo, 1995 :209)

  Koefisien reliabilitas yang diperoleh rtt=0,65 bagi siswa putra dengan mengunakan table diatas sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa reabilitas cukup dan siswa putrid rtt=0,36 dengan mengunakan table diatas sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa reabilitas rendah. Untuk selengkapnya, penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2 b.

  Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap dengan teknik Product Moment dari Pearson (Furchan, 2004:176).

  Rumus korelasi yang digunakan sebagai berikut :

  X Y

  ( )( ) ∑ ∑

  XY

  ∑

  N r gg = 2 2 ⎡ ⎤ ⎡ ⎤

  X Y 2 ( ) ( )

2

  ∑ ∑

  ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ X − Y −

  ∑ ∑

  N N ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ ⎣ ⎦ rgg = koefisien korelasi skor item gasal-genap

  N = jumlah subyek ∑X = jumlah skor item gasal

  = jumlah skor item genap ∑Y ∑X² = jumlah skor kuadrat skor item gasal ∑Y² = jumlah skor kuadrat skor item genap ∑XY = jumlah hasil perkalian skor item gasal-genap 2.

  Validitas Validitas menunjukan sejauhmana alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2004:293). Perhitungan validitas menggunakan rumus: r r ( Guilford , 1965: 443 ) t tt = rtt = koefisien reliabilitas 3.

   Perhitungan Mean

  Menurut Furhan(2004:157) perhitungan mean dilakukan dengan rumus:

  X

  ∑

  M =

  N M = Mean (skor rata-rata ) ∑X = Jumlah skor disiplin diri para siswa N = Jumlah siswa

  

Mean digunakan sebagai batas kategori tinggi dan rendah. Skor

  ≥ Mean termasuk dalam kategori tinggi dan skor < Mean termasuk dalam kategori rendah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan atas hasil penelitian tersebut. A. Hasil Penelitian Pada bagian ini disajikan hasil pengolahan data dari kuesioner ”Tingkat Disiplin Diri Para Siswa kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 terhadap Peraturan Sekolah”.

1. Secara keseluruhan

  Tingkat disiplin diri para siswa terhadap peraturan sekolah dapat diketahui

  X

  ∑ dengan menggunakan perhitungan Mean ( M = ) atau angka rata-rata.

  N Mean dicari dengan jalan membangi jumlah semua skor (

  ∑X) kuesioner disiplin diri para siswa di sekolah dengan jumlah siswa (N). Hasil perhitungan dapat dikategorikan dalam dua kategori tingkat disiplin diri yaitu kategori tinggi (jarang melakukan pelanggaran) dan kategori rendah (sering melakukan pelanggaran). Siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri tinggi adalah siswa yang memperoleh skor di atas rata-rata skor total kuesioner disiplin diri, sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori disiplin diri rendah adalah siswa yang memperoleh skor di bawah rata-rata skor total kuesioner disiplin diri. Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata skor tingkat disiplin diri para siswa kelas VII SMA BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun 2008/2009 dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Kelas VII SMP BOPKRI

  IIIYogyakarta pada Tahun Pelajaran 2008/2009

  Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

  Tinggi >97 42 42,86 Rendah 56 57,14

  ≤ 97 98 100,00

  Jumlah

  Secara keseluruhan pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang berada pada tingkat disiplin diri dalam kategori tinggi ada 42 orang (42,86%) dan jumlah siswa yang berada pada kategori rendah ada 56 orang(57,14%). Jadi, jumlah siswa yang berada pada dalam kategori tingkat disiplin diri rendah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang berada dalam kategori tinggi

  Rata-rata skor diperoleh dengan menjumlahkan semua skor tingkat disiplin diri siswa putra dan skor dan kemudian membagi jumlah skor itu dengan jumlah siswa yang diteliti. Hasil penghitungan rata-rata skor siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.

  Selanjutnya dilakukan pengkategorian untuk kelompok siswa putra dengan menggunakan rata-rata skor keseluruhan sebagai standar kategorisasi. Berdasarkan standar skor rata-rata keseluruhan, terdapat 29 (54,72%) siswa putra memiliki kategori disiplin diri rendah dan 24 (45,28%) sisanya termasuk ke dalam kategori disiplin tinggi, seperti yang dirangkum dalam Tabel 5 berikut ini. Tabel 5: Tingkat Disiplin diri Para Siswa Putera Kelas VII SMP BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009

  

Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

  Tinggi >97 24 45,28 Rendah 29 54,72

  ≤ 97

  Jumlah

  53 100,00 Selanjutnya dilakukan kategorisasi yang sama atas skor disiplin diri siswa putri. Terdapat 32 (71,11%) siswa putri yang masuk ke dalam kategori disiplin tinggi, sementara 13 (28,89%) sisanya termasuk ke dalam kategori rendah. Hasil kategori disiplin diri siswa putri dirangkum dalam Tabel 6 berikut ini. Tabel 6: Tingkat Disiplin Diri Para Siswa Puteri Kelas VII SMP

  BOPKRI III Yogyakarta Pada Tahun Pelajaran 2008/2009

  Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

  Tinggi >97 32 71,11 Rendah 13 28,89

  ≤ 97

  Jumlah

  45 100,00 Dengan menggunakan standar yang sama, yaitu rata-rata skor (97), terlihat bahwa jumlah siswa puteri memiliki tingkat disiplin diri yang lebih tinggi dibanding siswa putera dengan persentase 71,11% berbanding 45,28%.

Dokumen yang terkait

Motif-motif mempelari bahan mata pelajaran para siswa putra dan putri kelas II SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 49

Tingkat pemahaman para siswa putra dan putri kelas XI SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 terhadap perilaku seksual yang wajar dan tidak wajar - USD Repository

0 0 111

Tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah - USD Repository

0 0 73

Tingkat kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran ekonomi para siswa Kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 86

Tingkat disiplin diri para siswa kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 terhadap peraturan sekolah - USD Repository

0 0 96

Deskripsi kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 100

Kegunaan bimbingan dan konseling pribadi menurut siswa putra dan putri kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 74

Tingkat partisipasi dalam kegiatan bimbingan kelas para siswa putra dan putri kelas VIII di SMP Pangudi Luhur Timoho, Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 - USD Repository

0 0 74

Tingkat minat para siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris dan implikasinya terhadap bimbingan belajar - USD Repository

0 0 85

Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 1 76