Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Aldes Dwi Pikal 0 4 1 1 1 4 0 2 3
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
Aldes Dwi Pikal 0 4 1 1 1 4 0 2 3
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO : “ ...... Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah...... ” (Kolose 3: 17) PERSEMBAHAN : Skripsi ini ku persembahkan kepada Orang tuaku tersayang Bapak Anjiu dan Ibu MinimSerta adik-ku tersayang Nonie Mega Dini, Yeremia Herling, Nataleo dan Felikx Untung
Elisabeth Dwi Suryati dan Almamater-ku
ABSTRAK
TINGKAT KEMANDIRIAN MEMPELAJARI BAHAN MATA PELAJARAN
PARA SISWA TAHUN KE II SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2008/2009
Aldes Dwi Pikal Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan akademik dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dengan jumlah 105 siswa (49 putera dan 56 puteri). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran, dengan jumlah 64 item pernyataan. Instrumen penelitian ini dibuat sendiri oleh penulis, berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian dan kajian teoritis.
Masalah penelitian ini adalah adalah; (1) Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? (2) Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? (3) Apakah ada perbedaan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?
Hasil penelitian ini adalah; (1) Jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (63,27%) daripada jumlah siswa putera yang termasuk dalam kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (36,73%). (2) Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran lebih banyak (58,93%) daripada jumlah siswa yang termasuk kategori tinggi dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran (41,07%). (3) Uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran, antara siswa putra dan siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
ABSTRACT
THE INDEPENDENCE LEVEL OF THE SECOND YEARS STUDENTS IN
BOPKRI 3 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN STUDYING
SCHOOL’S SUBJECT
IN 2008/2009
Aldes Dwi Pikal Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009 This research was a descriptive research in academic guidance using survey method.
The population of this research was limited population, they were all of the students both male and female in grade II in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta, that consisted of 105 students (male: 49 and female: 56). The instrument in this research was questionnaire about the independence level in studying school’s subject which consisted of 64 statements. The instrument in this research was based on the problems of research, variable of research and theoretical review.
The problems of this research were; (1) What is the independence level of male students in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in
2008/2009? (2) What is the independence level of female student in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009? (3) Is there any difference in the independence level among male and female students in BOPKRI 3 junior high school Yogyakarta in studying school’s subject in 2008/2009?
The results of this research were; (1) the total of male students who had high level of independence studying school’s subject (63, 27%) was more than the amount of students who had low level of independence studying school’s subject (36, 73%). (2) The total of female students who had low level of independence studying school’s subject (58, 93%) was more than the amount of students who had high level of independence studying school’s subject (41, 07%). (3) The hypothesis test showed that there was a difference in independence studying school’s subject level among male and female students in BOPKRI 3 Junior high school Yogyakarta in 2008/2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan tulus memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penulisan skripsi ini.
3. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen yang pernah mendidik penulis selama masa perkuliah di Program Studi bimbingan dan konseling.
4. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studi.
5. Bapak Pariadi, S. Pd., kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang dengan tulus menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Yanti, S. Pd dan Bapak Catur, S. Psi., Koordinator dan staff bimbingan & konseling di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan Para siswa kelas II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 yang telah banyak membantu segala kelancaran selama penulis melakukan penelitian.
7. Orangtuaku tercinta Bapak Anjiu dan Ibu Minim serta adik-adiku (Felix Untung, Nataleo, Yeremia Herling dan Nonie Mega Dini), atas dukungan dana, doa, daya, perhatian dan kegembiraan kepada penulis.
8. Bapak Slamet Raharjo dan Ibu serta keluarga serta di Yogyakarta, keluarga Ev.
Amir Siden, keluarga Pak along Agen, keluarga Mak endek Martini, keluarga Pak de Jumadi di Pontianak, keluarga Pak de Rahmat di Mentebah, keluarga Usu Sarimo, kendek Dadau dan Sr. Desi Mariani (Sr. Eva) yang telah banyak membantu kelancaran studi penulis.
9. Elisabeth Dwi Suryati, atas dukungan doa, perhatian dan kasih sayang kepada penulis.
10. Saudara seperjuangan dari tanah Bamban, bang Benny dan bang Andreas, teman- teman KKY; Asep, Sepri, Sigit, Kris, Tius, Aloysz, Pitra, kak Iren, kak Sony, Sr.
Brigita, Sr. Yus, Sr. hil, Sr. Lina, Uno, Arsen, Tio, Ria, Tina, Natalia, Irna, Tian, Aca, Rini, Pimpom, Ardhy, Anting, Mbk Angga, Mbk Erna, Bismo dan mbak Putri.
Teman-teman PMK Efata; mas Bayu, Christo, Bayu, Silvi, Asih, Vivi, Tyas, Riri, Duon, Robie, Ezra, Rolie, Bob, Nancy, Wahyu, Wisnu, Ester, Nike dan masih banyak lagi atas dukungan doa, perhatian, semangat dan kebersamaan selama ini.
11. Teman-teman Bimbingan & Konseling angkatan 2004 dan atas perhatian, kerjasama dan kebersamaan yang selama ini kita jalani bersama selama perkuliahaan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya bagi mereka yang memerlukan.
Yogyakarta, 19 September 2009 Penulis
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................….……..... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN....................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. ix
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………………………………. xDAFTAR ISI............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 4 1. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4 2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4 D. Batasan Variabel................................................................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................. 5
A. Sekolah Menengah Pertama (SMP).................................................................. 5 1. Kurikulum SMP .......................................................................................... 6 a. Pengertian Kurukulum Sekolah ………………………………………. 6 b. Isi Kurikulum SMP …………………………………………………… 7 c. Struktur kurikulum SMP ……………………………………………… 7 B. Kegiatan Kelas ……………………...……………………..………………… 9 1. Pengajaran Kelas ........................................................................................ 9 a. Dialog Guru dan Siswa ........................................................................... 9 b. Siswa Latihan di Kelas ........................................................................... 9 2. Bimbingan Belajar........................................................................................ 11 a. Latihan Pengaturan Jadwal belajar.......................................................... 11 b. Latihan Sikap Belajar.............................................................................. 11 c. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Tertulis ........................................ 13 d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Masyarakat .................................. 14 C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran …..…………........... 15 1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa …..……………………….................. 15 2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri......... 17 D. Jenis Kelamin Siswa ....................................................................................... 20BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 22
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 22 B. Alat Pengumpul Data ....................................................................................... 22 1. Kuesioner Tingkat Kemandirian Mempelajhan Mata Pelajaran.................. 22 2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 23 a. Validitas …………………………………………………………… 23b.
Reliabilitas ………………………………………………………… 24 3. Skoring ....................................................................................................... 26 4. Kategori Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Mata Pelajaran ......... 26 C. Populasi............................................................................................................ 27 D. Pengumpulan Data .......................................................................................... 27 E. Teknik Analisis Data …………..………………………………….…………. 28 1.
Penghitungan Koefisien Reliabilitas Kuesioner........................................... 28 2. Penghitungan Koefisien Validitas Kuesioner .............................................. 29 3. Mean............................................................................................................. 29 4. Chi-Kuadrat ................................................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……............................. 31
A. Hasil Penelitian................................................................................................. 31 1. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Putera ……….….. 31 2. Tingkat Kemandirian Mempelajari Bahan Para Siswa Puteri …………… 32 3. Uji Hipotesis………………………………………………………….…... 33 B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................ 35BAB V PENUTUP…………………………........................................................... 37
A. Kesimpulan....................................................................................................... 37 B. Saran Untuk Kegiatan Bimbingan ................................................................... 38DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 40
LAMPIRAN............................................................................................................. 42
DAFTAR TABEL
Tabel HalamanTabel 1 : Struktur kurikulum SMP ……………………………………......... 8
Tabel 2 : Kisi- kisi kuesioner penelitian ……………………………………. 24 Tabel 3 : Koefisien validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian mempelajari bahan mat a pelajaran …………................................. 25
Tabel 4 : Klasifikasi koefisien alat ukur …………………………………… 25
Tabel 5 : Skor Kuesioner …………………………………………………… 26
Tabel 6 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putera tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ………………………………………….. 32
Tabel 7 : Tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa puteri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008
/2009 …………………………………………... 33 Tabel 8 : Distribusi frekwensi kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ……………………………… 34 Tabel 9 : Kuesioner Kemandirian mempelaja ri bahan mata pelajaran ………. 42 Tabel 10 : Penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas dengan teknik belah dua ganjil- genap ……………………………………………… 48
Tabel 11 : Skor kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran ………………… 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran HalamanLampiran 1 : Kuesioner kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran ……….. 42
Lampiran 2 : Tabel penghitungan koefisien validitas dan reliabilitas dengan teknik belah dua ganjil- genap ………………………….….. 48
Lampiran 3 : Tabel skor kebiasaan mempelajari bahan mata pelajaran …………. 55
Lampiran 4 : Surat izin penelitian di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta ……………... 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang yang belum
dewasa susila bersama orang yang berpribadi dewasa susila dengan tujuan iapun mencapai pribadi yang dewasa pula. Pendidikan dapat terjadi dalam lingkungan keluarga, dalam sekolah dan dalam masyarakat. Pendidikan dalam sekolah meliputi kegiatan pengajaran untuk pengembangan kecerdasan siswa, pembimbingan untuk pengembangan penyesuaian diri siswa dan pelatihan untuk pengembangan keterampilan siswa.
Kegiatan pengajaran dalam sekolah dilaksanakan oleh guru dan siswa berdasarkan kurikulum dan program yang telah dibuat oleh sekolah. Kegiatan pengajaran bertujuan agar siswa mengetahui cara mempelajari bahan mata pelajaran di sekolah, sehingga dapat mempelajari dan menguasai mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan siswa sejak ia masuk sekolah. Siswa Sekolah Menengah Pertama juga melakukan hal yang sama sejak ia masuk kelas I.
Kegiatan pengajaran mencakup kegiatan dalam kelas dan kegiatan pengajaran di luar kelas . Pengajaran kelas dimulai dengan dialog antara guru dan siswa untuk mengenal bahan mata pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan guru memberikan tugas atau latihan kepada siswa baik secara perorangan ataupun secara kelompok. Tugas latihan dikerjakan di sekolah,
2 dan ada juga tugas yang dikerjakan di rumah (tugas rumah). Siswa, baik perorangan atau berkelompok mulai untuk berlatih mengerjakan tugas dan latihan yang diberikan oleh guru.
Selain siswa mengerjakan tugas atau latihan yang diberikan oleh guru, siswa juga mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri tanpa pendampingan dan penugasan dari guru dengan menggunakan buku catatan yang dimiliki, buku paket mata pelajaran, kamus, televisi dan radio.
Kebiasaan siswa mempelajari secara mandiri bahan mata pelajaran akan memperlancar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan SMP.
Siswa berlatih dan mengenal cara mempelajari bahan mata pelajaran secara mandiri sehingga ia menguasai dan secara teratur menggunakannya dalam mengerjakan soal-soal latihan di sekolah, mengerjakan tugas rumah dan mempelajari sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran dengan baik akan semakin mahir dalam menguasai bahan dan memahaminya dengan baik serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bimbingan belajar merupakan pemberian informasi dan latihan mengenai cara berlatih, cara berpraktek dan cara pemecahan masalah yang berkaitan dengan program pendidikan sekolah oleh guru pembimbing dan siswa baik perorangan maupun kelompok, sehingga siswa mahir menggunakannya dalam kegiatan belajarnya. Bimbingan belajar bertujuan, siswa memiliki sikap dan menggunakan cara-cara mempelajari bahan mata pelajaran terutama dalam belajar mandiri. Siswa berlatih menghargai dan menyukai
3 setiap kegiatan sekolah dan menggunakan cara mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan sumber bahan mata pelajaran buku catatan, buku pelajaran, buku ilmu, kamus, telivisi, radio dan lingkungan mayarakat melelui bimbingan belajar. Siswa mampu melakukan kegiatan belajar sendiri atas inisiatif sendiri dengan menyusun jadwal dan teratur menggunakannya. Timbul pertanyaan: apakah mereka sudah melakukan? Sejauh mana mereka melakukannya? Jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat diperoleh melalui penelitian.
Penelitian terhadap kelompok siswa dipusatkan pada para siswa tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan alasan siswa tahun ke II sudah mampu menyesuaikan diri dalam situasi sekolah dan sudah stabil dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.
B. Perumusan Masalah 1.
Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009? 2. Bagaimana tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009? 3. Apakah ada perbedaan tingkat kemandirian mempelajari bahan mata pelajaran para siswa putra dan para siswa putri tahun ke II SMP BOPKRI
3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemandirian para siswa putra dan putri tahun ke II SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan program Bimbingan dan Konseling belajar.
D. Batasan Variabel 1.
Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran Kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran adalah kegiatan siswa mengolah bahan mata pelajaran atas inisiatifnya sendiri yang terinci dalam penggunaan jadwal belajar, sumber belajar, cara belajar dan diukur dengan Kuesioner Kemandirian Belajar Siswa. Ada dua kategori tingkat kemandirian siswa mempelajari bahan mata pelajaran, yaitu kategori rendah dan tinggi.
2. Jenis kelamin siswa Jenis kelamin siswa adalah identitas siswa sebagai pria atau wanita.
Ada kelompok siswa putra dan kelompok siswa putri
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dibentuk sedemikian
rupa guna memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Selama siswa bersekolah ia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terprogram dalam kurikulum sekolah. Kegiatatan-kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah meliputi kegiatan pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 menegaskan bahwa pendidikan adalah
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 5).
Sekolah Mengengah Pertama (SMP) merupakan lembaga pendidikan formal setelah Sekolah Dasar (SD) dan merupakan persiapan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah Menengah Pertama yang akan ditempuh oleh siswa selama tiga tahun ini dilalui tahap demi tahap yaitu tahun pertama sampai tahun ketiga yang dikenal dengan pengelompokan kelas dari kelas I, kelas II dan kelas III. Perpindahan jenjang dari Sekolah Dasar ke jenjang pendidikan lanjut merupakan langkah yang cukup penting bagi siswa, karena alasan siswa akan mendapat tambahan mata pelajaran yang berbeda dari jenjang sekolah sebelumnya (Winkel dan Hastuti, 2005: 141)
6
1. Kurikulum SMP a. Pengertian Kurikulum Sekolah
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal I menegaskan bahwa kurikulum adalah:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapa i tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).
Kurikulum memuat arti kata adalah jarak tempuh yang harus dilalui dalam batas waktu tertentu. Kemudian kurikulum digunakan dalam konteks sekolah. Anderson mendefinisikan kurikulum sebagai
“...... the kind and quality of experiences planned and provided by the school” (Lueck, 1968 : 25). Kurikulum sekolah berarti pengalaman
yang ditempuh siswa pada program pendidikan tertentu. Pengalaman tersebut dialami tiap-tiap siswa mulai dari siswa masuk sekolah sampai menamatkan sekolah. Kurikulum sekolah dibentuk dan dilaksanakan berdasarkan situasi dan kondisi alam, sosial, dan budaya masyarakat
7
b. Isi Kurikulum SMP
Penerapan kurikulum pendidikan dalam sekolah menekankan pada pendalaman materi melalui proses yang terjadi antara guru dan siswa dalam kelas, sebab itu pembelajaran yang dilaksanakan melibatkan peserta didik dan guru sebagai mediator dan fasilitator. Materi-materi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa selama proses tertentu dimuatan dalam isi kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 37 ayat 1 menegaskan bahwa:
“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Ketrampilan, dan Muatan Lokal” (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 7).
Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhuhan siswa. Kurikulum sekolah menggambarkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, dan kondisi serta tuntutan lingkungan, terutama yang berkembang sekarang.
c. Struktur Kurikulum SMP
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Mata pelajaran satuan pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan beban belajar, tercantum dalam struktur kurikulum.
8 Struktur kurikulum SMP menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 memuat Mata Pelajaran, Muatan Lokal Pengembangan Diri dan secara rinci disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1: Struktur Kurikulum SMP
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu
VII
VIII
IX A.
Pendidikan Agama
2 10.
2
2
2 9. Pend Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
2
2
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
2
2
2 B.
Muatan Lokal
2
2
2
4 8. Seni Budaya
4
2
4 4. Bahasa Inggris
2
2 2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2 3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4 5. Matematika
4
4
Mata Pelajaran 1.
4
4
4 6. Ilmu Pengetahuan Alam
9 C.
2*) 2*) 2*) Pengembangan Diri
Jumlah
32
32
32 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran B.
Kegiatan Kelas 1. Pengajaran Kelas a. Dialog Guru dan Siswa
Guru dan siswa berperan penting dalam proses pencapaian tujuan kegiatan pengajaran di kelas. Dialog antara guru dan siswa mengenai bahan mata pelajaran. Di dalam kelas guru menjelaskan materi bahan mata pelajaran kepada siswa. Guru juga bertanya kepada siswa tentang penguasaan materi yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tugas latihan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuan yang terhadap tugas latihan.
Tugas yang dikerjakan secara individu maupun kelompok. Tugas itu ada yang dikerjakan di sekolah dan ada juga yang dikerjakan di rumah. Tugas yang dikerjakan dirumah biasa dikenal dengan tugas rumah. Hasil siswa dalam mengerjakan tugas akan tampak dalam penyelesaian tugas tersebut.
b. Siswa Latihan di Kelas
Mempelajari bahan mata pelajaran dikelas merupakan proses tindakan siswa dalam berlatih mengolah bahan mata pelajaran, bahan bimbingan dan bahan pelatihan, menurut cara yang sudah diajarkan oleh guru
10 sehingga ia memperoleh kemampuan baru dan menyempurnakan kemampuan yang sudah di miliki sebelumnya. Kegiatan ini berupa latihan yang diberikan guru kepada siswa secara individual maupun secara kelompok dengan menggunakan petunjuk yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya.
Siswa yang mengerjakan tugas secara individu, mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas secara individual dapat bertanya kepada guru untuk mengatasi kesulitannya. Hal yang dapat dilakukan berupa, membuat ringkasan bahn-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan soal latihan, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, dan lain sebagainya.
Begitu juga dengan tugas yang dikerjakan secara kelompok, siswa mulai masuk dalam kelompok untuk mengerjakan tugas mereka. Siswa yang mengalami kesulitan dapat bertanya kepada siswa lain dalam kelompok untuk mendapat pemahaman, demikian juga sebaliknya siswa yang sudah memahami bahan dapat membantu siswa lain yang mengalami kesulitan. Adapun yang dapat dilakukan belajar dalam kelompok antara lain, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit, saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran, dan mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti.
11
2. Bimbingan Belajar Bimbingan belajar dalam sekolah berbentuk bimbingan kelas.
Bimbingan kelas merupakan kegiatan sekelompok siswa atau mahasiswa yang berkumpul dalam satu kelas untuk kegiatan pengajaran (Winkel dan Hastuti, 2005: 561). Bimbingan belajar merupakan suatu kegiatan bimbingan antara guru pembimbing dan siswa dalam satu ruang kelas untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing.
a. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar
Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru, di luar sekolah diatur oleh siswa sendiri. Siswa perlu mengatur jadwal mempelajari bahan mata pelajaran terutama dalam belajar mandiri. Pengaturan jadwal belajar dapat membantu siswa untuk melakukan belajar yang maksimal.
Siswa perlu menyadari pentingnya sebuah jadwal belajar. Jadwal belajar yang digunakan dengan baik dapat membantu siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran secara teratur, sehingga waktu yang dimiliki tidak terbuang. Pembuatan jadwal belajar, penting dilakukan oleh tiap siswa setiap masuk tahun ajaran baru (Gie, 1988: 74).
b. Latihan Sikap Belajar
Sikap merupakan keadaan psikologis dimana individu mulai memutuskan untuk berprilaku terhadap situasi. Allport mengemukakan bahwa sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang
diatur melalui pengalaman yang memberikan pengeruh dimamik atau
12
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.”
Sikap belajar yang baik juga perlu dimiliki oleh siswa. Sikap merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merespon sesuatu pilihan, baik respon menolak atau menerima sesuatu. Sikap siswa mempelajari bahan mata pelajaran berupa respon menerima atau menolak mata pelajaran. Sikap siswa yang menerima mata pelajaran akan mendorong siswa menggunakan waktunya untuk mempelajari bahan mata pelajaran yang ditugaskan oleh guru dan mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri.
c. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis
Buku catatan, buku ilmu, buku bahan mata pelajaran dan lain-lain sebagai sumber bahan tertulis dapat digunakan siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih menggunakan sumber bahan tertulis. Latihan penggunaan sumber belajar tertulis dapat dilakukan dengan latihan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Uraian mengenai metode SQ3R sebagai berikut: 1)
Langkah Orientasi (Survey) Pada langkah ini siswa mengamati secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul dengan memusatkan diri pada tiap bagian judul. Tujuan utama dari
13 langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai nomor urut bahan yang akan dipelajari.
2) Langkah Bertanya (Question)
Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada tiap nomor urut bahan hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai kata- kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing-masing kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan dirumuskan secara tertulis dan dipusatkan menurut urutan bagian-bagian bahan tertulis.
3) Langkah Membaca (Read)
Pada langkah ini siswa membaca tiap nomor urut bahan dan mencari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan. 4)
Langkah Merumuskan (Recite) Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri arti kata-kata yang baru dibacanya. Disini terletak makna “mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat mengetahui apakah yang dirumuskannya benar atau tidak, dilihat dari isi bacaan.
14 5)
Langkah Merangkum (Review) Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimilikinya. Bimbingan belajar yang dilaksanakan ini semakin membantu siswa dalam kegiatan akademiknya, sebab siswa menguasai cara menggunakan sumber bahan tertulis.
d. Latihan Penggunaan Sumber Bahan: Lingkungan Masyarakat
Kegiatan dan apa yang terjadi di masyarakatyang terjadi di masyarakat sekitar dapat digunakan siswa sebagai sumber bahan.
Sumber bahan yang terjadi di masyarakat dapat berupa orang-orang dan lingkungan sekitar. Penggunaan masyarakat sebagai sumber bahan dikenal dengan metode projek. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih menggunakan metode ini. Berikut langkah-langkah yang dilalui dalam metode proyek: 1)
Siswa memilih permasalahan dalam hidup sehari-hari yang menarik perhatiannya dan ingin ia pecahkan. Sebelum memecahkan masalah itu, siswa harus sungguh-sungguh menyadari permasalahannya. Siswa lalu menegaskan masalah-masalah yang terkandung didalamnya dan merumuskannya dalam bentuk-bentuk
15 pertanyaan. Siswa membuat rumusan-rumusan pertanyaan yang akan dijawab.
2) Siswa mengajukan jawaban-jawaban sementara terhadap tiap pertanyaan itu berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Jawaban sementara berupa rumusan-rumusan sementara. 3)
Siswa mengadakan observasi lapangan dan mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menjawab tiap pertanyaan. 4)
Siswa menganalisis informasi-informasi yang sudah terkumpul dan mengaitkannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuatnya tadi. 5)
Siswa membandingkan hasil-hasil analisis dengan jawaban- jawaban semantara di atas dan pada akhirnya siswa menarik kesimpulan-kesimpulan sendiri. Metode ini digunakan siswa untuk memahami masalahnya yang terjadi dalam masyarakat secara ilmiah.
C. Kemandirian Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran 1. Pengertian Kegiatan Mandiri Siswa
Menurut Barnadib (1982), kemandirian meliputi "perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain”. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (1987) yang
16 mengatakan bahwa kemandirian adalah “hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri” (Mu’tadin, 2002: e-psikologi.com).
Latihan mandiri atau independent study menurut Houle adalah merupakan “….a wholly self-guided way of designing and controlling an educational activity, it can be examined in depth only by one who analyzes his own experience on that reported to him
” (Houle, 1987: 91). Latihan mandiri siswa disini merupakan kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri untuk mengembangkan potensi diri yang tidak terikat dengan kehadiran guru. Skager menyebutnya “studying independently is obviously indicate of self direction” (Skager,1984: 104).
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arahan belajarnya, merencanakan proses belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-keputusan akademik dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007: 115)
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan. Individu akan terus berusaha untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan. Individu lalu berusaha berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandiriannya seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk dapat berkembang tanpa bergantung penuh pada orang lain.
Kegiatan mandiri siswa berarti siswa memiliki keinginan atas inisiatif sendiri untuk berlatih di luar kelas dan siswa berlatih sendiri. Latihan ini
17 berupa mempelajari bahan mata pelajaran termasuk latihan mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku ilmu tanpa perintah guru. Siswa yang melakukan kegiatan belajar atas inisiatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu: siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi dan siswa yang tingkat belajar mandirinya rendah (Skager, 1984: 177).
2. Kegiatan Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran Secara Mandiri
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang diatur oleh siswa sendiri, dengan demikian siswa membuat jadwal sendiri dan memilih sendiri sumber bahan yang akan digunakan. Belajar mandiri yang dilaksanakan oleh siswa berdasarkan keinginan atau inisiatif sendiri, dengan begitu siswa memiliki kesempatan untuk mempelajari bahan ajar. Belajar atas inisiatif sendiri merupakan sarana untuk mengembangkan pribadi siswa.
Kegiatan belajar mandiri yang dilaksanakan siswa dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dan kompetensi-kompetensi yang sudah dimiliki sebelumnya dan selanjutnya dapat digunakannya untuk mendapatkan informasi-informasi baru sehingga membuat siswa semakin memahami situasi di lingkungan sekitarnya.
Kegiatan belajar mandiri siswa dapat berupa meringkas materi dan mengerjakan soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku paket mata pelajaran, jurnal penelitian, majalah, internet, media audiovisual a.
Cara menggunakan buku catatan Buku catatan tiap mata pelajaran sangat penting karena buku catatan merupakan hasil rangkuman tiap pertemuan antara guru dengan siswa.
18 Buku catatan akan membantu siswa dalam mengingat kembali pokok pembicaraan yang terjadi dalam kelas. Buku catatan dapat digunakan dengan cara membaca kembali dan menghafal informasi, kemudian informasi yang sudah ada dirumuskan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Cara menggunakan buku paket mata pelajaran Buku paket yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku paket yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis. Mempelajari dan menggunakan bahan tertulis ini dapat dipelajari dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) .
c.
Cara menggunakan buku kamus Buku kamus merupakan kumpulan kosa kata yang diterbitkan.