PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015-2016
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN BAHASA ARAB DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEBERHASILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 oleh MUSTAQIM NIM. M1.14.010
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Intensitas Penggunaan Bahasa Arab dalam Pembelajaran terhadap
Keberhasilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di Kota SalatigaTahun 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Mengetahui intensitas
penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru PAI di kota salatiga, (2)
Mengetahui keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga
tahun pelajaran 2015/2016, (3) Mengetahui pengaruh intensitas penggunaan bahasa
Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama
Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di seluruh
satuan pendidikan wilayah kota Salatiga pada jenjang SMP dan SMA yang
melibatkan guru dan siswa. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Guru PAI
yang berdedikasi di wilayah kota Salatiga dan siswa yang beragama Islam. Dari
populasi tersebut peneliti mendapati guru PAI sejumlah 83 guru sebagai responden
dengan menggunakan angket/kuesioner. Pengambilan sampel bagi siswa dilakukan
dengan teknik cluster sampling. Teknik analisis data menggunakan 2 macam
analisis, yaitu : Analisis deskriptif, dan Analisis regresi multivariat dengan bantuan
software SPSS versi 16. Hasil analisis data menunjukkan bahwa : 1) Intensitas
penggunaan bahasa Arab guru dalam pembelajaran PAI di kota Salatiga dalam
kategori rendah terdapat pada kelas interval 28-38. Dengan mean sebesar 31,29
dengan standar deviasi 5,373. 2) Tingkat keberhasilan mengajar guru pendidikan
agama Islam di kota Salatiga termasuk dalam kategori rendah terdapat pada kelas
interval 23- –32. mean sebesar 27,12 dengan standar deviasi 3,289. 3) Terdapat
pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab terhadap keberhasilan mengajar guru
pendidikan agama Islam di kotas Salatiga sebesar 1,1%. Pengaruh ini menunjukkan
arti bahwa apabila intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh
guru pendidikan agama Islam naik, maka keberhasilannya dalam mengajar akan
meningkat.Kata Kunci : Intensitas Penggunaan Bahasa Arab, Pembelajaran, Keberhasilan
Mengajar.
ABSTRACT
Title: Effect of Intensity of use of Arabic in the success of Teaching and Learning
Teacher of Islamic Education in Salatiga Year 2015/2016.The purpose of this study was to determine: 1) Knowing the intensity of the
use of the Arabic language in the learning of Islamic religious education in the city
of Salatiga, (2) Determine the success of teaching Islamic religious education
teachers in Salatiga in the academic year 2015/2016, (3) Determine the influence
of intensity the use of Arabic in teaching and learning to the success of Islamic
religious education teachers in Salatiga in the academic year 2015/2016.This research is quantitative. This study was conducted throughout the
education unit area of Salatiga in junior high school and high school involving
teachers and students. The population in the study were all Islamic religious
education teachers who are dedicated in the city of Salatiga and Muslim students.
The population of researchers found a number of Islamic religious education
teachers 83 teachers as respondents using a questionnaire / questionnaire. Sampling
for students conducted by cluster sampling. Data were analyzed using two kinds of
analysis, namely: Descriptive analyzes and multivariate regression analysis with
SPSS version 16. The result showed that: 1) The intensity of the use of the Arabic
language teacher in Islamic religious education in Salatiga in the low category
contained in class interval 28-38. With a mean of 31.29 with a standard deviation
of 5.373. 2) The success rate of teaching Islamic religious education teachers in
Salatiga included in the low category contained in the class interval 23-32. a mean
of 27.12 with a standard deviation of 3.289. 3) There is the influence of the intensity
of the use of Arabic on the success of teaching Islamic religious education teachers
in Salatiga kotas of 1.1%. This influence shows meaning that if the intensity of the
use of Arabic in teaching by teachers of Islamic education goes up, then his success
in teaching will increase.Keywords: Intensity of use of Arabic, Learning, Success Teaching.
PRAKATA
Bissmillaahirrakhmaanirrakhim,Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat, nikmat
dan hidayah yang dilimpahkanNya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tesis ini mengungkapkan tentang intensitas penggunaan bahasa Arab dalam
pembelajaran pengaruhnya terhadap keberhasilan mengajar guru PAI di Kota
Salatiga. Tesis ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab akademik dalam
rangka penyelesaian program Magister Konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada
Program Pascasarjana IAIN Salatiga.Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah memberi
bantuan berupa arahan, bimbingan dan motivasi selama peneliti menyelesaikan
studi, kepada yang terhormat:1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. sebagai Rektor IAIN Salatiga 2.
Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag. sebagai direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga
3. Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai tesis ini terwujud 4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Kota Salatiga yang telah banyak
memberikan wawasan dan bimbingan selama peneliti menempuh studi ini
5. Bapak Kepala Kantor KEMENAG Kota Salatiga yang telah memberikan ijin untuk menempuh studi ini
6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah baik tingkat SMP maupun SMA yang telah memberikan ijin penelitian di satuan pendidikan setempat
7. Bapak/Ibu Ketua MGMP PAI Kota Salatiga baik tingkat SMP maupun SMA yang telah memberikan ijin penelitian di satuan pendidikan setempat
8. Bapak/Ibu guru PAI baik tingkat SMP maupun SMA di kota Salatiga sebagai
9. Temat-teman mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberi dukungan moril sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis
10. Berbagai pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang telah ikut membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah S.W.T dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Amien.Salatiga, 03 Januari 2017 Peneliti, Mustaqim, S.Pd.I
NIM. M1.14.010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i iHALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iii iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv iv
PRAKATA ................................................................................................... v vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix xDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 11 A.
1 Latar Belakang .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
5 C. Signifikansi Penelitian .........................................................
D.
5 Kajian Pustaka ................................................................. 15 KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS ......................................
7
10 A.
BAB II Intensitas Penggunaan ........................................................ 5 B. Bahasa Arab ....................................................................... 9
8 C. Pembelajaran ...................................................................... 9
13 D. Keberhasilan Mengajar ........................................................
E.
Guru Pendidikan Agama Islam ...........................................
15 F. Hipotesis ........................................................................... 17
16 METODE PENELITIAN ........................................................ 19
18 A. Jenis Penelitian ................................................................. 19 B.
Tempat Penelitian ................................................................
21
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN .................... 25
23 BAB III
23 A. Uji Coba Instrumen Penelitian ......................................... 25 Hasil Penelitian ................................................................ 28 B.
23 C. Analisis Data .................................................................... 31
24 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 36 D.
27 PENUTUP ............................................................................... 39
20 A.
30 Simpulan .......................................................................... 39 B. Saran ....................................................................................
35 BAB IV
36
38
38
39 BAB V DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 4
41 LAMPIRAN ................................................................................................ 4
43 BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 9
74
DAFTAR TABEL
TabelHalaman
4.1
4.2
4.3
4.4 Hasil Uji Validitas ............................................................... 21 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 22 Hasil Uji Linieritas ............................................................. 25 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 26
27
28
29
30
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10 Skor Tingkat Keberhasilan Mengajar.................................. 27 Analisis Hasil Penelitian ..................................................... 28 Klasifikasi Intensitas Penggunaan Bahasa Arab ................. 29 Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Mengajar ........................ 30 Rangkuman Analisis Data ..................................................... 31
32
33
34
34
35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran45
66
63
60
59
58
57
55
53
Instrument Penelitian Guru ...................................................................................................... 69 ................................................................................................ 7 Instrumen Penelitian Siswa ...................................................... 78 Data Hasil Penelitian ................................................................ 79 Biografi Penulis ............................................................................
Halaman 1.
10. Instrumen Uji Coba .................................................................. 44 Hasil Uji Coba .......................................................................... 45 Hasil Uji Validitas Penggunaan Bahasa ................................... 55 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 59 Hasil Uji Validitas Tingkat Keberhasilan Mengajar ................ 64 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
74
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional diharapkan akan lebih kompetitif.
Era globalisasi mengubah hakekat kerja menuju kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, tugas guru juga
1 dituntut profesional dalam bidangnya.
Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas
2 yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 8 menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rokhani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tidak terkecuali adalah guru Pendidikan
3 Agama Islam.
Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang memiliki
spektrum yang sangat luas, di dalamnya memuat berbagai materi keagamaan yang
sangat kompleks dengan kajian ilmiahnya ( Fiqih, Ushul Fiqh, Aqidah, Akhlak,
Tajwid, Tarikh, ‘Ulumu al-Qur’an, Hadis dsb.). Sementara itu, bahasa Arab sendiri
bagi umat Islam memiliki peranan sangat penting dalam mengkaji ilmu yang erat
kaitannya dengan pendidikan agama Islam, karena ia merupakan bahasa yang
dipakai untuk menyampaikan pesan suci kepada manusia melalui sumber hukum
utamanya, yaitu al-Qur’an dan al-Hadis. Menurut teori instrumentalisme yang dikenalkan oleh Bruner, bahasa
adalah alat pada manusia untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran,
semakin luas kemampuan berbahasa seseorang maka semakin tinggi pula tingkat
kecerdasan dan nalar seseorang. Dengan kata lain, bahasa dapat membantu
4
pemikiran manusia supaya dapat berpikir secara sistematis. Bahasa adalah sebagai
sarana komunikasi bagi setiap bangsa di dunia. Bangsa yang berbudaya tercermin
dari intensitas penggunaan bahasa sebagai sarana komunikasi dalam kehidupannya.
Kaitannya dengan penelitian ini, bahwa intensitas penggunaan bahasa Arab dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dijadikan sebagai tolak ukur tingkat
keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam sebagaimana yang dimaksud.
Guru yang ideal adalah guru yang memenuhi kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rokhani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai salah
satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar memiliki posisi yang sangat
menentukan keberhasilan, karena fungsi guru adalah merancang, mengelola,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu, kedudukan guru
dalam kegiatan belajar mengajar juga sangat strategis dan menentukan. Strategis,
karena guru yang akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran,
bersifat menentukan, karena guru yang memilah dan memilih materi sebagai bahan
pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru ialah kinerja di
dalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, untuk menjadi guru pendidikan Agama Islam
yang ideal haruslah memiliki beberapa kemampuan dan juga harus memiliki syarat-
syarat tertentu.Penelitian ini memfokuskan pada intensitas penggunaan bahasa Arab dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam dan keberhasilan mengajar guru pendidikan
agama Islam (GPAI), tuntutan akan idealnya seorang guru dalam menguasai materi
serta keterampilan mengajar demi keberhasilannya dalam mengajar menjadi sangat
penting, mengingat muatan materi yang diajarkan kepada peserta didik sarat dengan
kandungan ayat maupun hadis.Asumsi yang melandasi keberhasilan guru pendidikan agama Islam dapat
kependidikannya bilamana guru tersebut mempunyai kompetensi Personal-Religius
5
dan Kompetensi Profesional-Religius. Oleh karena itu, meningkatkan keahlian,
baik dalam bidang yang diajarkannya maupun cara mengajarkannya merupakan
tugas yang harus dipenuhi supaya keberhasilan guru dalam mengajar dapat tercapai
dengan baik.Menurut data yang diperoleh dari pengawas guru PAI di kota Salatiga baik
berupa naskah-naskah soal PAI, bahan ajar/ buku modul, perencanaan
pembelajaran yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
foto-foto, gambar, dokumen, notulen rapat, catatan harian, agenda dan dokumen
lainnya, didapati bahwa ada sejumlah perangkat pembelajaran dan buku teks PAI
yang dijadikan sebagai bahan ajar/ sumber belajar baik itu berupa buku modul, buku
siswa atau yang lainnya ternyata masih terdapat kesalahan dalam penulisan atau
penyusunannya baik dalam instrument soal maupun materi PAI itu sendiri.
Kesalahan tersebut terjadi pada penggalan ayat atau matan hadis, terjemah atau arti
yang kurang berkesesuaian antara teks Arab dan isinya. Oleh karena itu, jika
intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru terhadap materi
yang bermuatan bahasa Arab kurang, kemungkinan yang terjadi adalah pembiaran
terhadap materi-materi tersebut sehingga siswa tidak mampu menyerapnya secara
baik dan utuh. Di sisi lain, latar belakang kemampuan bahasa Arab bagi guru juga
berbeda.Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Bahasa Arab dalam Pembelajaran terhadap Keberhasilan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016
”. Selanjutnya permasalahan-permasalahan di atas disarikan dalam rumusan permasalahan “Bagaimanakah pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran oleh guru PAI di kota Salatiga?
2. Bagaimanakah keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?
3. Apakah terdapat pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016? C.
Signifikansi Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a.
Mengetahui intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di kota Salatiga.
b.
Mengetahui keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
c.
Mengetahui pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat penulis kemukaan sebagai berikut ; a.
Manfaat Teoritis : 1) Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pendidikan Agama Islam
2) Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar 3)
Menentukan kebijakan mengenai konsep ideal guru PAI sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan yang ada dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran guru Pendidikan Agama Islam.
b.
Manfaat Praktis : 1) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum.
2) Memberikan pedoman bagi kepala sekolah dalam mengambil kebijaksanaan yang dimiliki demi mendukung setiap upaya kondusif untuk meningkatkan kualitas pengajaran pada guru.
3) Sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran guru Pendidikan Agama Islam.
D. Kajian Pustaka 1.
Penelitian Terdahulu Nilawati Astini. Pengaruh Media VCD Interaktif dan Media Gambar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Segi Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Cakranegara Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian 1) terdapat perbedaan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara pembelajaran bermedia VCD Interaktif dengan pembelajaran bermedia gambar di Sekolah Dasar 02 hitung tabel
Cakranegara (F > F atau 10,741 > 6,63 pada taraf signifikansi 5%). 2) terdapat perbedaan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial antara kelompok siswa motivasi tinggi dengan kelompok siswa yang mempunyai motivasi hitung tabel rendah di Sekolah Dasar (F > F atau 25,002 > 6,63 pada taraf signifikansi 5%), 3) Tidak terdapat interaksi pengaruh pembelajaran bermedia
VCD, Gambar dan motivasi belajar terhadap presatsi besar mata pelajaran Ilmu hitung tabel Pengetahuan Sosial siswa Sekolah Dasar (F < F atau 0,493 < 6,63 pada
6 taraf signiifkansi 5%).
Muhammad Masyruh, pengaruh penguasaan mufrodat terhadap prestasi belajar Bahasa Arab siswa kelas VII MTs Arrosyidin Madusari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian ada pengaruh penguasaan mufrodat terhadap prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas VII MTs Arrosyidin Madusari tahun pelajaran 2009-2010. Hal ini dapat hitung dilihat dari analisis regresi yaitu nilai regresi (F ) diketahui berjumlah t0,01 t0,05
77,19, sedangkan nilai F Tabel untuk F ( 1:32) = 7,50 dan F (1 : 32) =
hitung t0,01 t0,05
4,15. Dengan demikian F > F dan F hal ini menunjukkan adanya nilai yang signifikan. Ini berarti penguasaan mufrodat berpengaruh pada prestasi belajar bahasa Arab baik pada taraf signifikan 1% maupun pada taraf signifikan 5%. Keadaan ini menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan adalah
7 signifikan artinya hipotesa tersebut dapat diterima.
Tajudin Nur. Sumbangan bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia dalam perspektif pengembangan bahasa dan budaya. Hasil penelitian ada tiga aspek penting sumbangan bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia, yaitu penguasaan kosa kata, kurang lebih 2.336 kata kosa kata Arab gramatika bahasa Arab digunakan dalam sistem gramatika bahasa Indonesia dalam hal pembentukan
6 Nilawati Astini,
“Pengaruh Media VCD Interaktif dan Media Gambar Terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ditinjau Dari Segi Motivasi Belajar Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 02 Cakranegara Nusa Tenggara Barat ”, Tesis, Universitas Sebelas Maret jender dan pembentukan kata yang menunjukkan arti sifat. Pada aspek budaya,
8 bahasa Arab juga mempunyai andil dalam pengembangan budaya Indonesia.
Zulia Rahmawati, Pengaruh Intensitas Berkomunikasi dengan bahasa Arab terhadap Penguasaan Kemahiran Al-Kalam Mahasiswa Jurusan Bahasa
9 Arab Universitas Negeri Sunan Kalijaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata mahasiswa pada variabel Intensitas Berkomunikasi bahasa Arab adalah 68,54%, sedangkan besarnya nilai rata-rata pada variabel Kemahiran Al-Kalam adalah 83,16%. Hal ini berarti bahwa Kemahiran Al-Kalam lebih besar daripada Intensitas Berkomunikasi bahasa Arab. Dari hasil analisis product moment diperoleh nilai koefisien Intensitas Berkomunikasi bahasa Arab terhadap penguasaan Kemahiran Al-Kalam adalah 0,471 dan signifikansinya 0,003 yang kurang dari 0,5. Ini berarti ada korelasi yang signifikan antara Intensitas Berkomunikasi Bahasa Arab terhadap Penguasaan Kemahiran Al-Kalam.
Adapun penelitian ini memfokuskan pada pengaruh intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran terhadap keberhasilan mengajar
guru pendidikan agama Islam di kota Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
8 Tajudin Nur,
“Sumbangan Bahasa Arab terhadap Bahasa Indonesia dalam Perspektif Pengembangan Bahasa dan Budaya”, Humaniora, Vol. 26, No. 2 (2014), 235.
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Intensitas Penggunaan Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti hebat,
10 kuat, semangat, giat.
Sedangkan menurut Nurkholif Hazim, “Intensitas adalah
11 Jadi intensitas secara kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha”. sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan. Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi.
Intensitas memiliki beberapa indikator yaitu sebagai berikut: a. Motivasi
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik manusia maupun hewan) yang mendorongnya untiuk melakukan sesuatu. Disini motivasi berarti pemasok daya untuk berbuat atau bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat melakukan tindakan, termasuk didalamnyan adalah perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian dan
10
hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seterusnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
b.
Durasi kegiatan Durasi kegiatan yaitu berapa lama kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan.
c.
Frekuensi kegiatan Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan belajar baik disekolah maupun diluar sekolah.
Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Ini bisa dilihat dari keinginan yang kuat bagi siswa untuk belajar.
e.
Arah sikap Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam bentuknya yang negatif akan terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, bahkan tidak menyukai objek tertentu. Sedangkan dalam bentuknya yang positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu. Contohnya, apabila siswa menyenangi materi tertentu maka dengan sendirinya siswa akan mempelajari dengan baik.
Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak akan mempelajari.
f.
Minat Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki makna bagi dirinya. Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur afektif, kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian bahwa individu tertarik dan kecenderungan pada suatu objek secara
12 terus menerus, hingga pengalaman psikisnya lainnya terabaikan.
Dengan demikian, makna intensitas yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah tingkat keseringan guru dalam menggunakan bahasa Arab sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilannya dalam mengajar Pendidikan Agama Islam melalui telaahnya terhadap materi-materi PAI yang muatan materinya diambil dari bahasa Arab baik dalam al- Qur’an atau Hadis.
B. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa keluarga rumpun semit yang digunakan oleh orang-orang yang mendiami semenanjung Arabiah, di bagian Barat Daya benua Asia. Kedua, bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah SWT untuk berkomunikasi dengan hamba-Nya dan telah diturunkan sebagai penutup syariat agama-Nya kepada utusan-Nya yang mulia Nabi Muhammad Saw dan ditakdirkan menjadi bahasa al-Qur'an. Ketiga, kata atau kalimat yang digunakan oleh bangsa
13 Arab untuk menyatakan maksud atau gagasannya.
Berdasarkan penggunaannya bahasa Arab memiliki 2 (dua) tipe penggunaan bagi penuturnya, yaitu bahasa Arab baku dan Arab ‘amiyah. Bahasa Arab baku adalah bahasa Quraisy yang digunakan Al-Qur'an dan nabi Muhammad Saw.
Bahasa ini selanjutnya disebut sebagai bahasa Arab fusha.
Hari ini bahasa Arab fusha adalah ragam bahasa yang ditemukan di dalam Al-Qur'an, hadis Nabi dan warisan tradisi Arab. Bahasa fusha hari ini juga
digunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi dan untuk kepentingan kodifikasi
14 karya-karya puisi, prosadan penulisan pemikiran intelektual secara umum.
Sedangkan bahasa amiyah adalah bahasa yang "menyalahi" kaidah-kaidah orisinil
bahasa fusha. Dengan kata lain, bahasa amiyah adalah "bahasa dalam
penyimpangan" (lughat fi: al-lahn) setelah sebelumnya merupakan fenomena
15 penyimpangan dalam (sebuah) bahasa (lahn fi: al-Lughat).
Terkait dengan urgensi bahasa Arab, paling tidak ada beberapa hal pokok
yang dipandang sebagai peranan penting keberadaan bahasa Arab di dalamnya,
yaitu peranan dalam agama, dalam ilmu pengetahuan dan dalam pergaulan. Peranan
bahasa Arab dalam agama Islam tidak dipertanyakan lagi. Bahasa Arab merupakan
sarana yang paling penting untuk memahami agama Islam. Hal ini karena al-
Qur’an, al-Hadis, al-atsar, tafsir, dan penjelasan para ulama sebagian besar
menggunakan bahasa Arab. Untuk bisa memahaminya kita membutuhkan sarana
16 yaitu bahasa Arab.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang analitis artinya tipe bahasa yang
menyatakan berbagai segi gramatika, terutama dengan kata terpisah dan urutan
kata, atau bisa juga disebut dengan bahasa isolatif. Adalah ilmu nahwu - sharaf
(INAS) dikenal sebagai tatabahasa bahasa Arab. Dua ilmu ini, nahwu dan sharaf
memiliki hubungan yang sangat erat. Bahasa yang di dalamnya banyak didominasi
dengan kajian tentang nahwu, sehingga yang dimaksud dengan tata bahasa Arab
14 Emil Badi' Ya'kub, Fiqh al-Lughat al-Arabiyah wa Khasha’isuha, Beirut: Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1982, 144. adalah ilmu nahwu, dan sering disebut Qawa’id al-Lughah dengan maksud tidak terpisah dari ilmu sharaf, karena begitu eratnya hubungan antara morfologi dengan
17 sintaks.
Adapun indikator dari intensitas penggunaan bahasa Arab dalam pembelajaran pada penelitian ini adalah seberapa besar tingkat keseringan guru dalam menelaah materi PAI yang muatan materinya berbahasa Arab, pembuatan soal, serta seberapa sering guru tersebut mengenalkan bahasa Arab pada peserta didik meskipun hanya pada tingkat yang paling dasar.
C. Pembelajaran
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru atau pendidik, sementara yang belajar adalah siswa yang diorientasikan pada kegiatan pengajaran dalam rangka pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya sebagai sasaran pembelajaran.
Adapun pengertian Belajar menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction to Psychology , Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
18 yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
17 Saidun Fiddaroini, “Fungsi, Guna dan Penyalahgunaan Ilmu Nahwu - Sharaf”, Madaniya,
Dengan demikian, secara umum pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Arikunto mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap
19 oleh subjek yang sedang belajar. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar, dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
D. Keberhasilan Mengajar
Pengertian mengajar menurut Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami
20 oleh setiap siswa. Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati mengemukakan sebagai berikut ;
“Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil,
setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun
untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang
berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar
mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut
dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan
21 tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.
Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari
keduanya adalah daya serap siswa terhadap pelajaran. Untuk mengetahui sampai
dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang telah
dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru,
kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut: 1.Istimewa/maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa
2. Baik sekal/optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa
3. Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
4. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.
E. Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam pengertian umum, orang tidak mengalami kesulitan dalam
menjelaskan siapa guru dan sosok guru. Dalam pengertian ini, makna guru selalu
dikaitkan dengan profesi yang terkait dengan pendidikan anak di sekolah, di
lembaga pendidikan, dan mereka yang harus menguasai bahan ajar yang terdapat
dalam kurikulum. Secara umum, baik dalam pekerjaan ataupun sebagai profesi,
guru selalu disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang sangat
penting. Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam
sistem pendidikan nasional. Ketiga komponen pendidikan tersebut merupakan
22 conditio sine quanon atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah.
Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang
yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Rabinranath Tagore
menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru
mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak India
23 (spiritual intelligence) . Dalam bahasa Arab, guru dikenal dengan al- mua’allim
atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat
memperoleh ilmu). Dengan demikian, al- mua’allim atau al-ustadz, dalam hal inijuga mempunyai pengertian orang yang mempuyai tugas untuk membangun aspek
spiritualitas manusia.Pengertian guru kemudian semakin luas, tidak hanya terbatas dalam konteks
keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan
intelektual (intelectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik
jasmaniyah (bodily kinesthetic), seperti guru tari, guru olahraga, dan guru musik.
Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari kecerdasan ganda
(multiple intelligence) sebagaimana dijelaskan oleh pakar psikologi terkenal
24 Howard Garner. Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang
tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua
aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Sedangkan guru (pendidik) menurut Drs. Ahmad Marimba adalah orang
yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, pada umumnya jika
mendengar istilah pendidik akan terbayang di depan kita seorang manusia dewasa,
dan sesungguhnya yang kita maksudkan adalah manusia yang karena hak dan
25 kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.
Hadarawi Nawawi mengatakan bahwa guru adalah orang yang kerjanya
mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, sedangkan lebih khusus lagi ia
mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak didik mencapai
26 kedewasaan.
Selanjutnya arti pendidikan, dari segi bahasa pendidikan dapat diartikan
perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan
tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin,
27 dan sebagainya.