PRAKTIK SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI KOPENG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

  

PRAKTIK SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI

KOPENG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar

  

Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

  

ILHAM INDRAWAN

NIM. 214 13 014

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYAR’IAH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

MOTTO

  “ Dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah di usahakannya. dan bahwasanya usaha itu kelak akan di perlihatkan kepadanya. kemudian akan di beri balasan kepadanyadengan balasan yang paling sempurna”

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tua ku tercinta Bapak (Daroji), Ibu (Nur Faidah). Sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terimakasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkan ku sampa ikini.

  2. Almamaterku 3.

  Bapak SukronMa’mun S.HI.,M.Si yang senantiasa membimbingku dalam pembuatan skripsi ini.

  4. Para sahabat terbaikku yang selalu mendukung dan memotivasiku tiada henti, Anida Kumalasari, Nurul Azizah, Diana Wulansari, RatnaDwiastuti, Feri Firdaus, Intan Fadlilah, Maulina Handayani, Safari Zali, Koid, Roisul Niam, Iwan ulumudin.

  5. Adikku tercin taItta Ulfa Sari dan Azka Qaulan, walaupun tidak ada ucapan yang keluar tetapi aku yakin pasti didalam batinmu selalu mendoakanku selalu.

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuninnya-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai strata satu Hukum Ekonomi Syariah. Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. RahmatHariyadi, M.Pd, selakuRektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. SitiZumrotun, M. Ag selakuDekanFakultasSyar’iah IAIN Salatiga.

  3. IbuEviAriyani, SH., MH, selakuKetuaJurusanHukumEkonomiSyari’ah IAIN Salatiga.

  4. IbuDr. SitiZumrotun,M.Ag.selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  5. IbuLutfianaZahriani, S. H., M.H.selakuKepala Lab. FakultasSyari’ah IAIN Salatiga.

  6. Bapak Sukron Ma’mun S.HI.,M.Siselaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Keluarga tercinta Ibu,bapak,saudara yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memberikan semangat.

  8. KepadasemuaNarasumber yang berkenanmemberikaninformasi.

  9. Terimakasih kepada teman-teman tercinta Diana, Anida, Nurul, Nana, Intan, lina, Feri, Iwan, serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk pertemanannya selama ini dan sukses selalu untuk kalian semua.

  Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terimakasih banyak telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan Konstribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Semoga Allah SWTmembalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

  maghfiroh , dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amin.

  Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penlis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi ataupun skripsi. Sehingga saran, dan kritik serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

  

ABSTRAK

Indrawan, Ilham (2018).Praktik Sewa Menyewa Kamar Hotel Di Kopeng Dalam Perspektif Hukum Islam.

  Skripsi Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Pembimbing: Sukron Ma’mun S.HI.,M.Si

  Kata Kunci : SewaMenyewa, Kamar Hotel, Hukum Islam

  Sewa menyewa adalah pemindahan hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan adanya pembayaran.Sewa menyewa kamar hotel di Desa Kopeng jelas mengenai manfaatnya.Sebenarnya kamar hotel disini seharusnya digunakan sebagaitempat untuk penginapan tetapi banyak dari masyarakat malah di gunakan untuk prostitusi atau hal yang dilarang oleh Agama. Penelitian ini mengacu pada pokok permasalahan Bagaimana Praktik sewa menyewa yang terjadi di hotel kopeng ? dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik sewamenyewa kamar hotel di Kopeng ?

  Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai penyusun adalah penelitian lapangan (field research), dan sifat penelitian adalah deskriptif analitik.Untuk melakukan pendekatan penelitian, penyusun menggunakan pendekatan yuridis sosiologis.Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumen.

  Praktik sewa menyewa yang terjadi di desa Kopeng yaitu ketika penyewa datang memesan kamar Hotel dan dibayar dimuka. Apabila melebihi waktu yang sudah disepakati ada tambahan biaya lagi (cash). Setiap jamnya dikenakan 10 % dari harga awal. Apabila kurang dari waktu yang telah disepakati harga tetap sama.Tinjauan hukum Islam terhadap sewa menyewa kamar Hotel di desa Kopeng tidak sesuai dengan syarat dan rukun yang ditetapkan oleh hukum Islam. Sebab manfaat dari objek sewa menyewa kamar Hotel di Kopeng tidak digunakan sesuai dengan semestinya.

DAFTAR ISI

  

COVER ..................................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ............................................................................ ii

PENGESAHAN ........................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

  BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ................................................................... 1 B. RumusanMasalah ........................................................................... 5 C. Tujuan Peneliti ............................................................................... 5 D. Kegunaan Peneliti .......................................................................... 5 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6 F. MetodePenelitian............................................................................ 11 G. SistematikaPenulisan...................................................................... 15

BAB II SEWA MENYEWA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengertian Akad Ijarah ................................................................... 17 B. Dasar Hukum Akad Ijarah ............................................................. 20 C. Rukun dan Syarat Akad Ijarah ....................................................... 24 D. Macam-macam Ijarah..................................................................... 32 E. Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah ............................................... 35 F. Pengembalian Obyek Sewa Menyewa ........................................... 37 G. Perselisihan antara pihak dalam Ijarah ........................................... 38

BAB III DESA KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN

SEMARANG

  A.

  SejarahDesaKopeng ....................................................................... 40 B. ProfiDesaKopeng ........................................................................... 40 C. Pariwisata dan Persewaan Hotel di Kopeng................................... 50

  

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI DESA

KOPENG A. PraktikSewaMenyewaKamar Hotel di Kopeng ............................. 55 B. PerspektifHukum Islam terhadapSewamenyewaKamar Hotel ...... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 66 B. Saran ............................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam setiap

  dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini berusaha mendialektikan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah ataupun etika. Artinya, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran transendental di dalamnya sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan muamalah (ekonomi) juga sangat konsen terhadap nilai-nilai humanisme (Djuwaini, 2010: 18).

  Banyak interaksi yang dapat dilakukan manusia agar apa yang menjadi kebutuhannya dapat terpenuhi. Di sinilah peran Islam sebagai agama yang sempurna mengatur segala bentuk kehidupan, salah satunya adalah muamalah. Kegiatan muamalah yang disyariatkan oleh Allah yaitu adanya Sewa-menyewa (ijarah).Sewa menyewa (al-ijarah), sewa menyewa berasal dari kata ajru yang berarti

  „iwadhu (ganti). Menurut

  pengertian syara’, al Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian (Sabiq, 1987: 1). Dari pengertian di atas terlihat bahwa yang di maksut dengan sewa menyewa itu adalah berkurang samasekali, dengan perkataan lain dengan terjadinya peristiwa sewa menyewa, yang berpindah hanyalah manfat dari barang tersebut. Di dalam istilah hukum Islam orang yang menyewakan.

  Secara bahasaijaroh berarti upaya, sewa, jasa atau imbalan. Sedangkan secara istilah ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam waktu tertentudengan adanya pembayaran atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan perpindahan pemilik atas barang itu sendiri. Maksut dari manfaat tersebut adalah, sebuah benda yang memiliki nilai guna, dan setelah digunakan barang tersebut masih utuh. Maka tidak boleh menyewakan sebuah benda yang telah di gunakan nilai guna daribenda tersebut habis. Seperti menyewa apel yang di makan (Afandi yazid 2009:179).

  Adapun firman Allah dalam surat An-nisa ayat 29 yang berbunyi :

  

ْنَع ًةَراََتَ َنْوُكَت ْنضأ َّلاِإ ِلِطاَبلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكأّتَلا اوُنَمآ َنيِذِّلا اَهُّ يَأ اَي

اًمْيِحَر ْمُكِب َناَك َةَّللا َّنِإ ْمٌكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت َلاَو ْمُكْنِم ٍض اَرَ ت “Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali perniagaan yang berlangsung suka sama suka di antara kamu. Dan jangan lah membunuh dirimu: sesunggunh nya allah adalah maha penyayang kepadamu” (Q.S.: An-nisa ayat 29).

  Menurut buku yazid afandi syarat yang terkait dengan

  ma‟qud alaih (objek sewa): a.

  Objek sewa bisa di serah terimakan Artinya barang sewa tersebut adalah milik syah

  mu‟jir (orang yang

  menyewakan) dan jika

  musta‟jir (orang yang menyewakan) meminta

  barang tersebut sewaktu-waktu

  mu‟jir dapat menyerahkan pada waktu itu.

  b.

  Mempunyai nilai menurut syara’ Manfaat yang menjadi objek ijarah di ketahuisempurna dengan cara menjelas kan jenis dan waktu manfaatada di tangan penyewa.

  c.

  Upah diketahui kedua belah pihak.

  d.

  Objek ijarah dapat di serahkan dan tidak cacat.

  e.

  Objek ijarah adalah sesuatu yang di halal kan syara’.

  f.

  Objek bukan kuwajiban bagi penyewa.

  Misal menyewa orang untuk melaksanakan sholat (Afandi Yazid 2009 : 184).

  Namun masih banyak sekali kalangan masyarakat yang belum pahan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh di sewakan menurut syariat Islam. Pada umumnya sewa menyewa itu harus memenuhi syarat sah jika suatu akad ijarah tersebut tidak di haram kan oleh syara’, seperti adanya pihak penyewa dan si penyewa, harus berakal,dapat di manfaatkan barangnya,dan manfaat barangnya bukan di haramkan oleh syara’.

  Dan seharusnya itulah syarat yang harus di jalankan oleh kedua belah pihak baik penyewa dan pemilik barang sewaan, agar akad Ijarah di benar kan oleh syariat Islam. Seharusnya segala ketentuan menyewakan Hotel itu harus berdasarkan landasan ijarahyang sudah di atur dalam agam Islam, dan yang sudah di jelaskan semua larangan yang harus di hidari ketika kita akan melakukan ijarah. Dan jika semua ketentuan dan syarat melakukan ijarah tersebut sesuai dengan ajaran agama Islam, maka akad

  

ijarah tersebut juga di sahkan oleh agama Islam, namun jika ketentuan

  sewa yang sudah di atur dalam agama Islam tersebut di langgar, maka sewa tersebut juga tidak sah dalam agama Islam.

  Akan tetapi tepatnya di daerah Kopeng sangat banyak sekali penyewaan kamar Hotel yang dimana penyewaan tersebut di salah gunakan oleh si pemilik Hotel. Dimana kemanfaatan Hotel untuk beristirhat malah di salah gunakan untuk disewakan sebagai tempat prostitusi, entah itu apakah memang disengaja oleh si pemilik Hotel. Namum sangat disayangkan karena di balik pendirian Hotel tersebut si pemilik Hotel tidak memilih-milih sang konsumen, disebabkan di Hotel tersebut banyak sekali di buat untuk di jadikan prostitusi. Dan sangat miris sekali keadaan tersebut seolah-olah sudah terbiasa dan di jadikan mata pencaharian dari warga sekitar yang berada di wilayah wisata Kopeng tersebut.

  Berangkat dari latar belakang diatas sehingga penulis mencoba menyusun suatu penelitian dengan Judul

  PRAKTIK SEWA MENYEWA

KAMAR HOTEL DI KOPENG DALAM PERSPEKTIF HUKUM

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah di rumuskan sebagai berikut : a.

  Bagaimana praktik sewa menyewa Kamar Hotel di DesaKopeng Kecamatan Getasan? b. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Sewa Menyewa Kamar

  Hotel di Desa Kopeng Kecamatan Getasan? C.

Tujuan Penelitian

  Dengan melihat pokok permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a.

  Untuk mengetahui bagaimana praktik sewa menyewa Kamar Hotel di Desa Kopeng Kecamatan Getasan b. Untuk mengetahui bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik

  Sewa Menyewa Kamar Hotel di Desa Kopeng Kecamatan Getasan D.

Kegunaan penelitian

  Dalam penelitian ini tidak hanya berguna untuk diri si penulis melainkan juga untuk semua pembaca agar mengetahui akat dan hukum Islam terhadap praktik sewa Hotel di daerah Kopeng tersebut. Berberapa dapat di rumuskan kegunaan penelitian sebagai berikut : a.

  Secara Akademis

  a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca agar mengetahui praktik sewa Hotel di Kopeng apakah sesuai dengan hukum Islam.

  b) Penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk referensi atau bahan rujukan penelitian bagi para civitas akademika.

  b.

  Bagi Praktisi

  a) Agar bagi dari pihak pengelola Hotel bisa menjalankan bisnis dengan baik agar jangan melenceng dan menjadi bisnis yang bersifat negatif.

  b) Agar menjadi panduan untuk mengelola bisnis Hotel yang baik dari ketentuan yang benar.

E. TINJAUAN PUSTAKA

  Pembahasan tentang sewa-menyewa sebenarnya sudah banyak dibicarakan ataupun dibahas, apalagi tentang perjanjian dan akad sewa- menyewa tersebut, namun untuk masalah skripsi yang membahas tentang praktek sewa-menyewa kamar Hotel belum banyak diteliti. Di antara penelitian-penelitian tentang sewa-menyewa dalam perspektif hukum Islam belum ada yang membahas tentang sewa-menyewa kamar Hotel, untuk itulah disini penyusun berusaha melakukan penelitian ini.

  Penelitian yang pernah penyusun jumpai yang berkaitan dengan prakteksewa-menyewa, terutama pada praktek sewa-menyewa dalam bentuk tarif kamar,seperti dikemukakan oleh Mika Gristiavara yang berjudul “Analisis Perhitungan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Metode

  Cost Plus Pricing dengan Pendekatan Full Costing

  ” terbit di Universitas Sanata Darma Yogyakarta (2016). Dan penulis merumuskan masalahnya apakah ada perbedan tarif antara perhitungan sewa kamar hotel menurut X Yogyakarta. Danpenulis mencari informasi dengan metode kualitatif yaitu penulis langsung menemui pihak-pihak yang bersangkutan. Dan hasilnya si penulis membandingkan antara Hotel X Yogyakarta dengan mengunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, maka si penulis menemukan perbedaan perhitungan, Perbedaan pada perhitungan harga kamar tersebut tedapat pada biaya taksiran penuh, perhitungan laba yang di harapkan, perhitungan mark up dan perhitungan harga jual. Hotel X Yogyakarta tidak sama dalam menentukan biaya tersebut, sehingga terjadi perbedaan hasil perhitungan.

  Dan skripsi yang membahas tentang sewa Hotel adalah karya Lina Desianti yang berjudul Analisis Hukum Islam Terhadap Sewa Menyewa Kamar Hotel Syariah di Solo, di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (2016).Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1.

  Bagaimana prosedur menginap pada hotel syariah di Solo? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap sewa kamar pada hotel syariah di Solo? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui prosedur menginap pada hotel syariah di Solo. 2. Mengetahui status hukum Islam tentang sewa kamar pada hotel syariah di Solo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur penyewaan kamar Hotel syariah di Solo sesuai dengan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Sebab, hotel tidak menerapkan salah satu aspek yang termuat dalam peraturan tersebut, yaitu seleksi tamu. Salah satu tujuan diadakanya seleksi tamu adalah untuk mencegah terjadinya perbuatan- perbuatan yang melanggar syara’. Sedangkan hukum sewa-menyewa kamar Hotel Syariah di Solo adalah sah menurut hukum Islam. Semua rukun dan syarat dalam akad sewamenyewa kamar Hotel Syariah di Solo sudah terpenuhi. Rukun tersebut adalah

  sighat ijab qabul,

  Recepsionist sebagai

  Mu‟ajjir, tamu sebagai musta‟jir, dan kamar

  Hotel sebagai objek yang diambil manfaatnya. Dengan hasil tersebut si penulis mengunakan metodependekatan kualitatif dimana temuannya tidak diperoleh dari prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Penelitian ini difokuskan pada hotel syariah di Solo.

  Dan skripsi lain yang membahas tentang sewa menyewa hotel lainnya oleh Mualana yang berjudul Sistem “Pelayanan Hotel yang Berbasis

  

Syari’ah ditinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi Kasus Hotel Aziza Pekanbaru)”

Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

  Kasim Riau (2013)Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah, bahwa semakin banyaknya lembaga keuangan dan badan usaha yang berbasis Syariah akhir-akhir ini, begitu juga dengan bisnis perhotelan. Sudah banyak berdiri Hotel yang berbasis Syariah, Hotel Aziza Pekanbaru adalah salah satu Hotel yang pelayanannya menurut prinsip Syariah. Namun lambang Syariah yang dibuat di Hotel yang berbasis Syariah ini belum tentu sepenuhnya memakai prinsip Syariah. Kemudian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif analitis untuk memaparkan data-data yang didapat di lapangan kemudian menganalisanya untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini. Adapun hasil dari penelitian ini, pihak Hotel Aziza Pekanbaru telah meningkatkan mutu pelayanan dan memebrikan yang terbaik setiap pengunjung hotel agar tercipta kepuasan pelanggan. Hal ini terbukti, 123 orang atau 84 % responden dari angket yang disebarkan menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak Hotel Aziza Pekanbaru sudah memuaskan. Pihak hotel telah memberikan pelayanan yang sama kepada semua tamu yang berkunjung dengan tidak membeda-bedakan antara suku, agama, maupun golongan. Hal ini terbukti, tidak ada satu orangpun responden yang menyatakan bahwa pihak Hotel Aziza Pekanbaru membeda-bedakan pelayanan terhadap setiap tamunya yang ingin memakai fasilitas hotel. dan 104 orang atau 71 % responden dari angket yang disebarkan menyatakan nyaman ketika berkunjung atau menginap di Hotel Aziza Pekanbaru. Adapun tinjauan Ekonomi Islam terhadap pelayanan yang dilakukan oleh pihak hotel Aziza Pekanbaru yang berbasis syariah sudah sesuai dengan syariat Islam karena dalam pelayanan yang diberikan Hotel Aziza Pekanbaru memakai prinsip musawah yaitu dengan tidak membeda-bedakan tamu Hotel untuk memberikan pelayanan,

ukhuwah yaitu pihak Hotel menganggap dan melayani semua tamu yang berkunjung seperti saudara sendiri, Muhabbah yaitu pihak Hotel dalam memberikan pelayanan kepada tamu penuh dengan rasa kasih sayang, dan

  

ta‟awun yaitu dengan memberikan pelayanan semaksimal mungkin dan

  menyediakan fasilitas yang bagus kepada para tamu Hotel sebagai bentuk pertolongan kepada tamu Hotel yang sedang membutuhkan.

  Kemudian skripsi dari Aan Riska A.F.S yang berjudul Analisis Tanggung Jawab Pengusaha Hotel Terhadap Barang Milik Penyewa

  

Arcade Studi di Hotel Wahid Kusuma Surakarta. Fakultas Hukum Sebelas

  Maret Surakarta (2009). berdasar kan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang hendak di teliti adalah 1. Bagaimana prosedur usai setelah perjanjianantara pemilik dan penyewa. 2. Bagaimana pelaksanaan perjanjian antara pemilik hotel dan penyewa. 3. Bagaimana tanggung jawab pemilik Hotel apabila barang penyewa Hotel hilang. Penulis ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat dekriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Terknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu dengan wawancara dan penelitian kepustakaaan baik buku-buku, peraturan perudang-undangan, dokumen dan sebainya. Analisis datanya mengunakan analisis data interaktif. Dan kemudian mendapatkan hasil bahwa prosedur terjadinya perjanjian antara pemilik hotel dan penyewa di Hotel Sahid Surakarta adalah adanya promosi dari pihak Hotel, kemudian pengajuan permohonan sewa arcade dari pihak penyewa. Proses seleksi surat permohonan sewa arcade oleh pihak Hotel dan yang membuat surat perjanjian sewa acarde kemudian dalam pelaksanaan perjanjian sewa acarde antara pihak Hotel dengan penyewa acarde di Hotel Sahid Surakarta harus sesuai dengan kesepakatan yang diatur dalam surat perjanjian sewa acardedan dapat di lakukan kedua belah pihak dengan itikat baik. Tanggung jawab pihak Hotel didasarkan pada klausal perjanjian yang di sepakati oleh kedua belah pihak.

  Dan skripsi-skripsi yang ada, setelah penyusun mengamati dan menelusuri sejauh yang penyusun ketahui, kajian secara spesifik terhadap pembahasan sewa-menyewa kamar Hotel menurut hukum Islam belum ada yang mengkajinya. Oleh karena itu, penyusun bermaksud hendak mengkaji permasalahan tersebut dalam sebuah karya ilmiah (skripsi) yang berjudul

  PRAKTIK SEWA MENYEWA KAMAR HOTEL DI KOPENG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM “ F.

   Metode Penelitian a.

Jenis Penelitian

  Dengan melihat jenisnya penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dan peristiwa yang nyata di masyarakat yakni tentang kegiatan sewa- menyewa kamar hotel di daerah Kopeng. Penulis memilih wilayah Kopeng karena di daerah ini terdapat banyak sekali usaha sewa Hotel, hal ini dikarenakan daerah inibanyak sekali wisata alam sehinga didirikan Hotel untuk penginapan pengunjung di kawasan wisata Kopeng.

  b.

Sifat Penelitian

  Sifat penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitik dan menilai penelitian tersebut dalam tinjauan hukum Islam. Deskriptif adalah menggambarkan praktek pelaksanaan kegiatan sewa-menyewa kamar hotel. Penelitian ini bersifat untuk menggambarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipermasalahkan atau dipersoalkan. Jadi hanya menggambarkan jalannya peristiwa. Analitik adalah kegiatan untuk selalu menimbang-menimbang permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama dan sebagianPendekatan Penelitian Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan pendekatan normatif dan pendekatan yuridis, dimana pendekatan normatif mendekati dengan cara meneliti norma yang berlaku dengan mengangkat suatu kasus. ljtihad hukum berdasarkan pada teks Al-

  Qur’an, Hadits dan karya ilmiah para ulama c. Teknik Pengumpulan Data

  a)

Observasi

  Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang diadakan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran penelitian. Observasi merupakan alat yang langsung untuk meneliti bermacam-macam gejala. Banyak aspek- aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diamati melalui observasi langsung. Bagi seseorang yang terlalu sibuk, lebih tidak berkeberatan untuk diamat-amati daripada mengisi jawaban- jawaban dalam kuesioner. Observasi di sini penyusun secara langsung mengamati objek penelitian, yaitu pemilik dan penyewaHotel yang mana penulis secara lagsung menanyakan fenomena dan gejala apasaja yang terjadi ketika pemilik dan penyewa Hotel akan melakukan akad sewa tersebut sehingga si penuis akan tahu dan memperhatikan ketika pemilik dan penyewa akan melakukan akat sewa menyewa tersebut.

  b) Wawancara

  Alat pengambilan data juga dapat dilakukan dengan cara interview atau wawancara. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Dan dalam penelitian ini penyusun proposal menggunakan teknik wawancara terpimpin. Wawancara ini juga disebut dengan interviewguide,

  Controlled interview atauStructured interview. yaitu wawancara

  yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti.Penyusun mewawancarai responden untuk mendapat informasi atau keterangan yang menyangkut masalah-masalah yang ada di Hotel Kopeng tersebut, di samping itu nantinya penyusun akan mewawancarai pemilik Hotel, konsumen (penyewa) dan warga sekitar serta pihak-pihak yang diperlukan guna melengkapi data yang diperlukan.

  c)

Dokumen

  Pengambilan data dengan meneliti bahan-bahan yang bersifat tertulis seperti buku, karya tulis, catatan-catatan, peraturan- peraturan dan sebagainya yang adarelevansinya dengan tujuan penelitian untuk sumber data. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori, dalil, hukum-hukum dan lainnya, yang berhubungan dengan masalah sewa menyewa kamar hotel yang berada di daerah Kopeng tersebutut.

  d.

  Analisis Data Dalam menganalisis skripsi ini penyusun menggunakan metode kualitatif yaitu analisa data yang digunakan tidak dapat diukur dengan angka, data ini abstrak, tidak dapat digolongkan ke dalam katagori tertentu. Dan metode kuantitatif yaitu analisis data yang digunakan untuk menggambarkan dan menerangkan penelitian dari berbagai gejala yang terjadi dalam bentuk angka-angka. Pembahasan ini penyusun akan menganalisa ketentuan-ketentuan khusus yang berlaku baik secara material di lapangan atau teks naqliyaitu Al-

  Qur’an dan Hadist serta Aqliyaitu Ijtihad, kemudian dihubungkan dengan kepentingan dan kenyataan di masyarakat.

G. Sistematika Pembahasan

  Untuk mempermudah pembahasan sksipsi ini, maka penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut: BABI menguraikan tentangpendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan, semua yang ada dalam bab ini untuk mengarahkan para pembaca kepada substansi penelitian ini.

  BAB II, yang berpedoman pada karakteristik responden penyusun mengemukakan tentang penentuan harga, penentuan masa sewa dan berlangsungnya akad perjanjian, di samping itu penyusun juga akan melanjutkannya dengan akibat hukumnya jika terjadi pelanggaran akad perjanjian dimana sebagai pedoman perjanjian terjadi pelanggaran.

  BAB IIImembahas tentang Deskripsi wilayah penelitian yaitu di daerah kopeng, sebagai ruang lingkup daerah penelitian. Selain deskripsi wilayah bab tiga juga berisi tentang karakteristik responden sebagai subyek dan penelitian yang penyusun teliti.

  BAB IV membahas tentang analisa praktek sewa-menyewa hotel dalam hukum Islam yang menganalisa terhadap akad perjanjian, penentuan harga sewa dan penentuan masa, sewa setelah terjadi pelanggaran akad perjanjian.

  BABV adalah penutupan, padabab terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran, yang berisikan garis besar kesimpulan penelitian yang penyusun teliti. diderivasi dari bentuk fi’il isim ijarah-ya‟juru,Ajran semakna dengan kata al iwadh yang mempunyai arti ganti dan upah, dan dapat juga berarti sewa dan upah. Secara istilah, pengertian ijarah adalah akad atas beberapa manfaat atas penggantian (Huda 2011:77).

  Menurut pengertian syara’ al-ijarah adalah: Suatu jenis akad untuk mengambil maanfaat dengan jalan penggantian. Karena itu menyewa pohon untuk dimanfaatkan buahnya tidak sah, karena pohon tidak sebagai manfaat. Dengan demikian halnya menyewakan dua jenis mata uang yaitu emas dan perak, makanan untuk dimakan, barang untuk ditakara dan di timbang. Karena jenis-jenis barang ini tidak dapat dimanfaatkan kecuali dengan mengunakan barang itu sendiri (Sabiq 1987:7).

  Menurut Sayyid Sabiq ijarah adalah:

  َ ج َ ج َأ ل َ حَأا َ ش َ ج ََ أ َأثنا َ َ س َ وَ َ ضا َ ى َ َ ز َ ج َألا َأرا َأز َأتَ ق َ نَ ً َ يا َ با َأٌ َ ً َ يَ ن َأًَ، َأٌ َ عنا َأٌَ َأً َأى

  Artinya: ”Ijarah di ambil dari kata “Ajrun” yaitu pergantian maka dari

  itu pahala juga dinamakan upah ”.

  Kemudian Abi Yahya Zakaria juga mengemukakan :

  َ ج َ لا َ س َ نَأغ َ جَ َأا َأز َأرا َأج َ ىَ َ ا َ حَ َ ل

  Artinya :

  “Ijarah secara bahasa disebut upah” Secara terminologi pengertian ijarah adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh para ulama di bawah ini:

  1. Menurut Ulama Syafiiyah:

  َ عَ ه َ َ َ َأق َ عَ ه َ ص َ نَأف َ َ قَ ذ َ ٌ َأح َأب َأثَ ذ َأهَ ح َ حَ َ ٌَ َأدَ ج َ ٌ َ حَ َأع َأم َأع َأع َ و َأٌ َ حَ َأً َ ل ََ نَ ه

ََأي َ تَ ع َ لا َ تَا َأي ََأي َأيَ ق ََأي

  َ ض

  Artinya:

  “Akad atas suatu manfaat yang diketahui kebolehannya dengan serah terima dan ganti yang diketahui manfaat kebolehannya”.

  Berdasarkan defenisi di atas maka secara etimologi ijarah adalah imbalan atas pekerjaan atau manfaat sesuatu.

  2. Menurut Ulama Hanafiyah:

  َأن َأه َ َ قَ ذ َ ٌ َأع َأع َ فا َ تَأع َأًناَى

  َ ض َ عَ

  Artinya: ”Akad terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti”.

  3. Menurut Ulama Malikiyyah:

  َ ٍ َ حَأت َ عَ ه َ ذَ ج َ َأشَع َ نا َأك َ ٌ َأة َ ءَ َ ً َ ًَ ه ََ ي َ ي َ اَ ف َأي ََأي َأًَأن

  َ ح

  Artinya:

  ”Ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu”.

  4. Menurut Sayyid Sabiq

  ى َ نَأف َأه َ َأقَ ذ َ َ ع َأشنا َ ض َ ٌ َ حَ َأع َأع َأع َأٌَ ف َ تَ ع َأًناَى

  َ ز Artinya:

  ”Ijarah secara Syara‟ ialah akad terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti”.

  Dari beberapa pendapat ulama dan mazhab diatas tidak ditemukan perbedaan yang mendasar tentang defenisi ijarah, tetapi dapat dipahami ada yang mempertegas dan memperjelas tentang pengambilan manfaat terhadap benda atau jasa sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dan adanya imbalan atau upah serta tanpa adanya pemindahan kepemilikan.

  Kalau diperhatikan secara mendalam defenisi yang dikemukakan oleh para ulama mazhab di atas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam ijarah antara lain: a.

  Adanya suatu akad persetujuan antara kedua bela pihak yang ditandai dengan adanya ijab dan kabul b.

  Adanya imbalan tertentu c. Mengambil manfaat, misalnya mengupah seseorang buruh untuk bekerja.

  Al Ijarah atau sewa menyewa menurut pengertian hukum Islam

  diartikan sebagai suatu akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian.(Sayid Sabiq,13,1988:15) Pembiayaan dalam bentuk Ijarah yaitu pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. (Ahmad Dahlan,2012:180).

  Dari pengertian di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan sewa menyewa itu adalah pengambilan manfaat suatu benda, jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan perkataan lain dengan terjadinya peristiwa sewa menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang disewakan tersebut, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan, rumah dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan juga dapat berupa karya pribadi seperti kendaraan.

  Dalam istilah hukum Islam orang-orang yang menyewakan disebut dengan “Mu‟ajjir”, sedangkan orang yang menyewa disebut dengan “Musta‟jir”, benda yang disewakan diistilahkan dengan “Ma‟jur” dan uang sewa atau imbalan atas pemakaian manfaat barang tersebut disebut dengan “Ujrah”.

  Sewa-menyewa sebagaimana perjanjian yang lainnya, adalah merupakan perjanjian yang bersifat konsensual, yang berarti menyangkut persetujuan seluruh anggota yang terlibat, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukum yaitu pada saat sewa-menyewa berlangsung, dan apabila akad sudah berlangsung, maka pihak yang menyewakan (

  Mu‟ajjir)

  berkewajiban untuk menyerahkan barang (

  Ma‟jur) kepada pihak penyewa

  (

  Musta‟jir), dan dengan diserahkannya manfaat barang/benda maka pihak penyewa berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewanya (Ujrah).

  B.

  Dasar Hukum Akad Ijarah Para ulama fiqh mengatakan yang menjadi dasar kebolehan akad

  ijarah adalah al Qur’an, sunnah, dan Ijma’. a.

  Landasan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233:

  





 

  





  Artinya:

  “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

  

Bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan”.

  Kemudian Q.S Al-Qashshash (28) ayat 26-27:

  









  Artinya:

  “Seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bappakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.

Berkata dia (Syu‟aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan

kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar

bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu

cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari

kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insyaAllah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik”. Kemudian Surat Az-Zukhruf ayat 32:

    

  Artinya:

  “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian dari mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

  b.

  Landasan Sunah

  َ ٌأز ىًَ تأأَ نأع َ اللََّأً ضأرَأجأز َ نأع َاأيَألاأقَأى هأسأًَ و ٍأهأعَ اللََّى هأصًَِّ ث ننا َ ت ن كَ ىأعأنَ ألاأقأفَ أت نأأأًَ و تاأح صأأَ ألاأقأفَ أىأنأغ ناَىأعأرَ لَّ إَا ٍ ثأنَ اللََّ أثأعأت

  َأح كأيَ م ىأ لَأطٌ راأزأقَىأهأعَاأىاأع رأأ

  Artinya: telah menceritkan kepada kami Ahmad bin Muhammad Al

  Malikiy telah menceritakan kepada kami „Amru bin Yahya dari kakeknya dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda: ” tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan dia mengembalakan kambing”. Para sahabat bertanya: “ termasuk engkau juga?” maka beliau menjawab: “ya, akupun mengembalakannya dengan upah beberapa qirath (keping dinar) milik penduduk Makkah”. (HR Bukhari No.

  1061, Ringkasan Shahih Bukhari. 2012: 136).

  Kemudian hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a ia berkata:

  

َ ي )

  Rukun dan Syarat Akad Ijarah a.

  C.

  ijarah ini yang tujuannya untuk kemaslahatan ummat, dan tidak ada larangan untuk melakukan kegiatan ijarah.

  sekalipun ada diantara mereka yang berbeda pendapat, akan tetapi hal itu tidak ditanggapi. Jelaslah bahwa All ah SWT telah mensyari’atkan

  ijma‟) ini,

  Ijma’ Mengenai kebolehan ijarah para ulama sepakat tidak ada seorang ulama pun yang membantah kesepakatan (

  c.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA TANAH DALAM PRODUKSI BATU BATA DI DESA KARANGDUREN KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 86

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

0 0 95

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

0 0 93

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 108

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 121

PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 8 150

Susukan Tahun 2010 ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 84