PENGARUH METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN.

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA DI KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

(PenelitianEksperimen di SDN Cibobokodan SDN HegarmanahKecamatanJatigedeKabupatenSumedang)

Oleh:

SITI NENDEN AISYAH 0903295

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I Penguji II Penguji III

AniNurAeni, M.Pd Drs. H. DedeTatang S., M.Pd AsepKurnia J., M.Pd NIP. 197608222005012002 NIP. 195703251985031005 NIP. 198009292008011023

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP. 198011252005012002


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA DI KELAS IV PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

(Penelitian True Eksperiment di Kelas IV SD Negeri Ciboboko dan SD Negeri Hegarmanah Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang)

SITI NENDEN AISYAH 0903295

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I,

Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd. NIP. 195703251985031005

Pembimbing II,

Asep Kurnia Jayadinata, M.Pd. NIP.198009292008011023

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si. NIP.198011252005012002


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Yang Menyenangkan (Joyfull Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Di Kelas IV Pada Materi Perubahan Lingkungan”ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan

Siti Nenden Aisyah NIM. 0903295


(4)

i

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hakikat IPA ... 8

B. Teori Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ... 10

C. Metode Joyfull Learning ... 10

1. Pengertian Metode Joyfull Learning ... 11

2. Prinsip Joyfull Learnimg ... 12

D. Tahapan-tahapan Pembelajaran Metode Joyfull Learning ... 12

E. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 17

F. Materi Pembelajaran ... 19

1. Perubahan Lingkungan... 19

2. Penyebab Perubahan Lngkungan Fisik ... 20

3. Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan ... 20

G. Hasil Belajar ... 23

H. Pembelajaran Konvensional ... 21

I. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

J. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian... 24

2. Desain Penelitian ... 24

B. Subjek Penelitia ... 26

1. Populas ... 26

2. Sampel ... 26

C. Prosedur Penelitian... 27

1. Tahap Perencanaan... 27


(5)

ii

3. Tahap Akhir ... 28

4. Alur Penelitian ... 28

D. Instrument Penelitian ... 29

1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 29

E. Teknik Pengolahan Data ... 30

1. Pengolahan Data... 30

a. Uji Validitas ... 30

b. Reliabilitas ... 31

c. Tingkat Kesukaran ... 31

d. Daya Pembeda ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 33

1. Teknik Pengumpulan Data ... 33

2. Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 35

a. Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen ... 36

b. Pembelajaran Pada Kelas Kontrol ... 37

2. Analisi Data Penelitian ... 38

a. Pengujian Prasyarat Analisis ... 45

1) Uji Normalitas Pretes dan Postes ... 46

2) Uji Perbedaan Rata-rata ... 48

3) Pengujian Hipotesis ... 48

4) Gain ... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(6)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi IPA kelas IV semester II ... 9

2.2 Indikator keterampilan berpikir kreatif ... 18

3.1 Data Jumlah Siswa Gugus II Cadasngampar ... 26

3.2 Kriteria Korelasi Koefisien ... 30

3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... 31

3.4Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 32

3.5 Klasifikasi Daya Pembeda ... 32

3.6 Klasifiksi Interpretasi Rata-rata Gain... 34

4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 37

4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 39

4.3 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol... 40

4.4 Group Statistic Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 41

4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 42

4.6 Distrubusi Frekuensi Hasil Postes Kelas Kontrol ... 43

4.7 Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 45

4.8 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 46

4.9 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 46

4.10 Analisis Uji-U pada Data Postes ... 48


(7)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alur Penelitian ... 28

4.1Histogram Frekuensi Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 38

4.2 Histogram frekuensi nilai pretes kelas kontrol... 40

4.3 Histogram Frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 43

4.4Histogram Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 44

4.5 Perbandingan Normalitas Data Postes pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 47


(8)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

LAMPIRAN A ... 63

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 64

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 69

A.3 Lembar Kerja Siswa ... 75

A.4 Soal Kuis Kelas Eksperimen ... 77

LAMPIRAN B ... 79

B.1 Kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif IPA ... 80

B.2 Tes Bidang Stdi IPA ... 81

B.3 Kunci Jawaban ... 83

LAMPIRAN C ... 85

C.1 Hasil Validitas Butir Soal ... 86

C.2 Reliabilitas ... 89

C.3 Tingkat Kesukaran ... 92

C.4 Daya Pembeda ... 96

LAMPIRAN D ... 101

D.1 Analisis Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 102

D.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 103

D.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 103

D.4 Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 104

D.5 Uji Perbedaan dua rerata Prestes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 105

D.6 Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 105

D.7 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 106

D.8 Uji- U (Mann Whitney) ... 109

D.9 Data Gain ... 110

LAMPIRAN E ... 111


(9)

vi

E.2 Surat Ijin Penelitian SDN Ciboboko ... 113

E.3 Surat ijin Penelitian SDN Hegarmanah ... 114

E.4 Surat Keterangan Penelitian SDN Ciboboko ... 115

E.5 Surat Keterangan Penelitian SDN Hegarmana ... 116

LAMPIRAN F ... 117

F.1 Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 118

F.2 Dokumentasi Kelas Kontrol ... 120

LAMPIRAN G ... 121

G.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 122


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti, meningkatkan harkat dan martabat manusia yang merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Kualitas pendidikan Indonesia menurut hasil survey World Competitiveness Year Book (Naszh, 2012) dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berda dalam urutan sebagai berikut:

1. Pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39

2. Pada tahun 1996 dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46

3. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan

4. Pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53.

Berdasarkan data di atas, kualitas pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun.Oleh karena itu kualitas pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan.Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas maka tujuan pendidikan di Sekolah Dasar adalah memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Tujuan ini bersifat menentukan baik atau tidaknya kemampuan-kemampuan lain. Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.


(11)

2

Menurut Permendiknas ( 2006 : 22 ) bahwa hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya pemahaman kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian “pengalaman langsung” untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap ilmiah, proses ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang optimal.

Kemampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata dan kesehariannya perlu dikembangkan, oleh karena itu IPA yang selalu dikaitkan dengan lingkungan sangat perlu untuk diajarkan di pendidikan sekolah dasar, karena pembelajaran IPA menekankan bagaimana siswa untuk menghargai dan mencintai alam sehingga siswa dapat belajar aktif dan makna dalam pembelajaran dapat tercapai. Selain itu juga siswa dapat berinteraksi antara informasi yang diberikan dan bagaimana siswa mengolah informasi tersebut berdasarkan pemahaman yang telah dimilki siswa sebelumnya sehingga ada keterkaitan antara pembelajaran dengan pengetahuan awal yang mereka bawa dari lingkungannya.

Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA, memiliki keterampilan proses, mempunyai minat mempelajari alam sekitar, bersikap ilmiah, mampu menerapkan konsep-konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mencintai alam sekitar, serta menyadari kebesaran dan


(12)

3

keagungan Tuhan. Berdasarkan tujuan di atas, maka pembelajaran pendidikan IPA di SD menuntut proses belajar mengajar yang tidak terlalu akademis dan verbalistik.

Adapun tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas (2006:37) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses uuntuk menyelidiki alam memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidika ke SMP/MTs.

Dalam mencapai tujuan tersebut maka dalam pembelajaran, seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif dengan menggunakan pendekatan, model, metode, dan strategi yang sesuai dengan karateristik siswa. Selain itu pembelajaran IPA menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar kepada siswa mengenai lingkungan dan alam sekitar serta menumbuhkan kesadaran pada diri siswa agar dapat menjaga dan menghargai alam yang diciptakan oleh Tuhan.

IPA merupakan salah satu bagian mata pelajaran yang diajarkan di SD, selain itu IPA juga merupakan ilmu dasar yang berkembang di dunia pendidikan saat ini, baik dari segi materi maupun lingkungannya. IPA sangat penting diajarkan di SD, sebagaimana menurut (Samatowa, 2006:3) yang mengemukakan empat alasan mengapa pelajaran IPA penting diterapkan di SD yaitu:

1. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan penjang lebar. Kesejahteraan suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA


(13)

4

merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagi tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA. Orang tidak jadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam 2. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tapat, maka IPA merupakan

suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis: miasalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”.

3. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka

4. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Dari alasan-alasan tersebut maka pelajaran IPA layak diajarkan di SD dengan pembelajaran yang menanamkan rasa keingintahuan alam sekitar dalam diri siswa, serta siswa dapat memberi penjelasan mengenai fenomena alam yang sering mereka jumpai.Siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan yang ada serta berpadu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisai.

Agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan menarik bagi anak SD, seorang guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan membiasakan siswa mandiri agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dilingkungan belajarnya. Hal tersebut proses belajar akan terjadi apabila siswa berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru, dan lebih efektif bila menggunakan metode, strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang tepat dan berdaya guna, agar adanya aktivitas belajar siswa secara aktif, kreatif dan bermakna.

Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh, sehingga siswa terlibat langsung selama proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, maka kemampuan berpikir siswa akan terbangun. Dengan pembelajaran berpikir kreatif akan menggali rasa keingintahuan yang besar untuk siswa karena rasa ingin tahu itulah titik awal dalam kegiatan-kegiatan penyelidikan atau percobaan yang akan dilakukan dan dari situ pula siswa akan aktif dan termotivasi dalam mengikuti


(14)

5

pembelajaran.Hasil belajar yang diharapkan bisa memuaskan siswa untuk lebih termotivasi lagi dalam mengikuti pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran IPA adalah metode pembelajaran menyenangkan atau sering dikenal dengan metode Joyfull Learning. Metode ini digunakan guru agar anak bersemangat dan gembira dalam belajar karena mereka tahu apa makna dan gunanya belajar, karena belajar sesuai dengan minat dan hobinya (meaningful learning), karena mereka dapat memadukan konsep pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dengan berbagai topik yang sedang berkembang di masyarakat.Belajar dengan menggunakan metode pembelajaran menyenangkan (joyfull learning), siswa didorong agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

Tahapan joyfull learning yang diterapkan dalam sekolah dapat dipilih kedalam empat bagian, pertama tahapan persiapan, kedua tahapan penyampaian, ketiga tahapan pelatihan, keempat tahapan penutup.Berdasarkan tahapan pemebelajaran ini siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya.

Pembelajaran IPA terutama dikelas tinggi yaitu kelas 4 sebaiknya siswa dijadikan subjek pada kegiatan belajar mengajar (student center). Untuk itu penulis akan menggunakan metode pembelajaran yang menyenagkan atau sering dikenal dengan metode joyfull learning yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajarannya, sehingga dengan keterlibatannya, siswa akan mudah memahami dan lebih kreatif dalam menemukan konsep mengenai perubahan lingkungan secara langsung dari lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dalam penelitian ini

penulis mengangkat judul: “Pengaruh Metode Pembelajaran yang

Menyenangkan (Joyfull Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Perubahan Lingkungan Di Kelas IV SD


(15)

6

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran dengan metode joyfull learningberpengaruhtehadap keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas IV pada materi perubahan lingkungan ?

2. Adakah peningkatan yang signifikan pada keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode joyfull learningdi kelas IV pada materi perubahan lingkungan?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode joyfull

learning dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang ada di dalam penelitian dapat dijabarkan tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode joyfull learning tehadap keterampilan berpikir kreatif siswadi kelas IV pada materi perubahan lingkungan.

2. Untuk mengatehui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode joyfull learningdi kelas IV pada materi perubahan lingkungan.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode joyfull learning dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak tertentu seperti guru, siswa dan peneliti itu sendiri. Manfaatnya adalah: 1. Manfaat bagi guru

Memberikan manfaat langsung bagi guru dalam mengajar agar lebih kreatif dan inofatif dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi dan berperan aktif pada proses pembelajaran. Selain itu dapat memberikan masukan yang berharga


(16)

7

dalam menentukan pilihan dan menetapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa.

2. Manfaat bagi siswa

a. Diharapkan motivasi siswa dapat meningkat dalam pembelajaran dengan menggunakan metode joyfull learning

b. Semakin termotivasi dalam mengikuti proses pembelajan IPA sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.

3. Manfaat bagi sekolah

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Manfaat bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengelolaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan mata pembelajaran IPA serta lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan penelitian berikutnya.

E. BATASAN ISTILAH

1. Metode pembelajaran yang menyenangkan atau Joyfull Learning adalah merupakan metode pembelajaran yang melibatkan rasa senang, bahagia, dan nyaman dari pihak-pihak yang sedang berada dalam proses belajar mengajar. Adapun tahapan pembelajaran joyfull learning: a. tahapan persiapan, b. tahapan penyampaian, c. tahapan pelatihan, dan d. tahapan penutup.

2. Keterampilan berpikir kreatif adalah proses pembelajaran yang menuntut guru untuk dapat mendorong kreatifitas siswa selama pembelajaran berlangsung, agar mengasilkan sebuah produk yang kreatif. Kreatifitas yang dikembangkanketerampilan berpikir lancar, luwes, rasional dan elaborasi. 3. Perubahan lingkungan dapat mengarah kepada perbaikan lingkungan atau

kerusakan lingkungan. Perbaikan lingkungan mengarah pada keseimbangan lingkungan. Sekarang ini menjadi hal yang sangat sulit untuk mengembalikan lingkungan kepada keseimbangan lingkungan. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia.


(17)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif sering disebut juga dengan metode tradisional, positivistic atau

discovery. Disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan

analisisnya menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:107) adalah:

Metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Pengertian kuantitatif tersebut pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu. Proses penelitian yang dilakukan bersifat deduktif dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan secara hipotesis. Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan pengumpulan data lapangan, untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak.

2. Desain Penelitian

Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian True Experiment Design. Dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen sehingga validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. True experiment mempunyai ciri khusus yaitu sampel yang digunakan baik kelompok kontrol maupun eksperimen diambil secara acak dari suatu populasi. Beberapa desain true experimental terbagi atas : Posstest-Only Control Design, Pretest-Posttest


(18)

25

Peneliti akan mengambil disain Pretest-Posttest Control Group Design, dengan menggunakan desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara acak (random) dari populasi yang homogen pula. Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pretest) dengan tes yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan kelompok control diberi perlakuan seperti biasanya. Setelah diberi perlakuan kedua kelempok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest) hasil kedua tes akhir dibandingkan, demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing kelompok.

Desain penelitian yang digunakan adalah:

Desain Pretest-Posttest Control Group

Kelompok Pretest Perlakuan posttest

K.Eksperimen (R) R O1 X O2

K.Kontrol (R) R O3 O4

Sumber: Sugiyono, 2012: 112 Keterangan :

R = kelompok eksperimen dan kelompok control siswa SD yang diambil secara random.

O1 dan O3 = kelompok eksperimen dan kelompok control sama-sama diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa

X = treatment, yaitu perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode Joyfull Learning pada kelompok eksperimen.

O2 = posttest pada kelompok eksperimen setelah diberi pembelajaran metode Joyfull Learning

O4 = posttest pada kelompok control yang tidak diberi metode


(19)

26

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Joyfull Learning terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif siswa pada sampel yang telah ditentukan. Untuk mengetahui dua variable tersebut penulis menggunakan desain True Experiment ini.

B. Subjek Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008: 117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas, populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa kelas IV Gugus II Kecamatan Jatigede yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Data Jumlah Siswa Gugus II Cadasngampar

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas IV

1 SDN Cidadap 20

2 SDN Hegarmanah 30

3 SDN Ciboboko 31

4 SDN Cisampih 30

5 SDN Cadasngampar 20

6 SDN Ciranggem 25

7 SDN Talagadatar 19

8 SDN Ciawi 19

9 SDN Cikandang 18

10 SDN Jemah 18

11 SDN Lontong 20

12 SDN Pasirkaliki 21

Jumlah 252

Sumber: UPTD Kecamatan Jatigede (2012)

2. Sampel

Menurut Darmadi (2011: 46) “Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu suatu peelitian sedemikian rupa sehingga indiviu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada nama orang dipilih”.


(20)

27

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini seluruh siswa SD kelas IV pada semester genap yang terdiri dari dua sekolah dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 60 siswa. Satu sekolah dijadikan kelompok eksperimen dan satu sekolah dijadikan kelompok kontrol. Kelas eksperimen yaitu SDN Ciboboko sebanyak 30 siswa, sedangkan kelas kontrol yaitu SDN Hegarmanah sebanyak 30 siswa. Cara pengambilan sempel dengan menggunakan teknik simple random sampling dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 120).

C. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perencanaan dan tahap perlakuan.

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan penelitian ini meliputi sebagai berikut

a. Permintaan izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

b. Merancang instrument yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Mengkonsultasikan instrument yang sudah dibuat kepada pihak ahli untuk menetukan validasi isi, apakah instrument tersebut layak atau tidaknya untuk digunakan.

d. Melakukan ujicoba instrument, untuk mengetahui validitas kriteria, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrument.

e. Melakukan pengolahan terhadap instrument.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi:

1) Memberikan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Joyfull


(21)

28

3) Memberikan test akhir (posttest) pada kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan di Kelas Kontrol

Tahap pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen meliputi:

1) Memberikan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelompok kontrol.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa diberikan model pembelajaran pada kelas kontrol.

3) Memberikan test akhir (posttest) pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa setelah proses pembelajaran.

3. Tahap Akhir

Setelah taha pelaksanaan dilakukan, tahap terakhir yang dilakukan sebagai berikut.

1) Pengumpulan data hasil penelitian

2) Mengolah data menganalisis data hasil penelitian 3) Penarikan kesimpulan

4. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian Analisi metode Joyfull

Learning

Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa

Analisis materi perubahan lingkungan

Pembuatan instrument penelitian

Uji coba instrumen Revisi

Instrumen

Pretest

Pembelajaran di kelas kontrol (konvensional)

Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode Joyfull Learning


(22)

29

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.

1. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan meliputi tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan bentuk soal uraian dalam pembelajaran IPA pada materi perubahan lingkungan. Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan berpikir kreaif siswa. Selain itu, soal-soal bentuk uraian amat baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan atau fakta-fakta yang telah mengendap dalam struktur kognitif siswa dengan pengertian materi yang sedang dipikirkannya. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes

Tes awal (pretest) diberikan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis awal pada masing-masing kelas. Tes akhir (posttest) diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif ini berisi sepuluh butir soal uraian. Soal meliputi aspek kemampuan berpikir kreatif. Masing-masing butir soal tes mewakili sub indikator kemampuan berpikir kreatif.

Sebelum disebar ke responden instrument ini sudah di uji cobakan terlebih dahulu dan dihitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran serta daya pembedanya. Setelah melewati uji instrument tersebut soal tes dinyatakan valid dari 10 soal yang diberikan. Soal tes ini diberikan kepada siswa sebelum diberi perlakuan, hasil uji coba instrumen ini apabila koefisien korelasi sama dengan 0,70 atau lebih maka instrument tersebut valid. Sedangkan reliabilitas untuk instrumrn ini adalah 0,82 artinya instrument ini memiliki nilai sangat tinggi dan layak untuk disebarkan.

Untuk mengetahui bahwa suat instrument valid atau tidaknya maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Jika instrument tersebut valid maka instrument dapat dipergunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Setelah melakukan uji coba maka data hasil uji coba diolah melalui analisis uji validitas dan uji


(23)

30

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya dengan menggunakan

Microsoft Excel 2010.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrument dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Wahyudin,2006:140).

Uji validitas angket adalah keadaan yang menggambarkan tingkat kemampuan dalam mengukur apa yang diukur. Rumusnya adalah

rxy

 

  ) ) ( ( ) ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan

rxy =Koefisien korelasi antara x dan y X = nilai hasil uji coba

Y = nilai rata-rata harian N = banyak peserta tes

Selanjutnya koefisien korelasi yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi korelasi seperti berikut.

Tabel 3.2

kriteria korelasi koefisien

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,00-0,20 hampir tidak ada korelasi

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Cukup

0,61-0,80 Tinggi

0,81- 1,00 sangat tinggi

Sumber :Purwanto, 2010 :144

Berdasarkan rumus di atas, dari ujicoba soal yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,70. Jadi, dapat diinterpretasikan bahwa soal yang telah diujikan memiliki validitas sedang dan instrumen layak untuk digunakan.


(24)

31

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat ukur dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan menghasilkan hasil yang sama. Untuk menganalisis reabilitas dapat digunakan dengan rumus Alpha menurut Arikuntoadalah sebagai berikut:

r

tt = �

�−1

(1

2

2

)

Keterangan:

rgg = koefisien reabilitas tes

rtt = koefisien korelasi ganjil genap

Pengkategorian koefisien reliabilitas digunakan menurut (Suherman, 1990: 151) adalah dengan menggunakan skala yang dinyatakan pada tabel:

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah

0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

≤ 0,00 Tidak valid

Sumber: Suherman, 1990: 151

Berdasarkan rumus di atas, ujicoba soal yang telah dilaksanakan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,82. Jadi, soal yang telah diujikan memiliki reliabilitas sangat tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukan mudah atau tidaknya suatu soal. Analisisi tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Besarnya indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran menurut (Wahyudin, 2006:95) sebagai berikut:


(25)

32

� = �

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

� = jumlah siswa yang menjawab benar

�= jumlah siswa yang memberikan jawaban pada soal yang bersangkutan Untuk menyederhankannya, tingkat kesukaran butir atau perangkat soal dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu mudah, sedang dan sukar.

Tabel 3.4

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Koefisien Tingkat

Kesukaran

Kriteria Tingkat kesukaran

0,00 - 0,30 Sukar

0,30 - 0,70 Sedang

0,70 - 1,00 Mudah

Sumber : Wahyudin, 2006 :95

d. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan formula sebagai berikut. (wahyudin, 2006:96)

�� = � − ��

Keterangan :

DP = daya pembeda

WL = kelompok asor yang menjawab salah W = kelompok unggul yang menjawab benar n = 27% dari jumlah siswa

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Korelasi Interpretasi

0,00- 0,20 Rendah

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71 -1,00 Baik sekali


(26)

33

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui pemahaman keterampilan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan metode joyfull learning pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal esay tujuannya untuk mengukur tingakat keterampilan berpikir kreatif siswa.

2. Analisis Data

Data yang diperoleh selama observasi terbagi menjadi dua kategori yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui soal , sedangkan data kualitatif diperoleh melalui nontes berasal dari skala sikap.

a. Data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dimulai dari menganalisis hasil pretes. Pertama-tama, dilakukan uji normalitas terhadap hasil pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for

window. Setelah dilakukan uji normalitas, kemudian dilihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Kemudian langkah yang akan dilakukan adalah: 1) Menghitung skor pretes-postes , data yang diperoleh dari tes tulis siswa

kemudian diperiksa dan diberikan penskoran pada setiap butir soal. Menghitung skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung secara keseluruhan untuk mengetahui persentase keterampilan berpikir kreatif. 2) Uji normalitas, Jika data tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji

kesamaan dua reratanya adalah dengan menggunakan uji non parametrik, dalam penelitian ini akan digunakan uji Mann-Whitney

3) Uji homogenitas, Jika data tersebut homogen maka bisa dilakukan uji kesamaan dua rerata data pretes tersebut dengan menggunakan uji t. sedangkan jika datanya tidak homogen, maka uji kesamaan dua reratanya menggunakan uji t’.


(27)

34

Setelah dilakukan uji kesamaan dua rerata pretes tersebut, maka dapat diketahui apakah kemampuan awal siswa kelompok eksperimen dan kontrol sama atau tidak.

4) Uji dua rerata (uji t) dilakukan untuk menghitung dua rerata. Setelah melakukan uji homogenitas, langkah selanjutnya adalah menguji rerata kedua sampel dengan menggunakan uji t. Uji t ini dapat digunakan apabila kedua data yang akan dibandingkan rata-ratanya berdistribusi normal. Selain datanya harus berdistribusi normal kedua data tersebut harus homogenitas.

5) Uji gain untuk mengetahui perubahan atau perbedaan hasil belajar siswa, hasil tes kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi (Indeks Gain), yaitu membandingkan skor pretest dan postes.

Gain ternormalitas = � − � �

� � � − � �

Pengkategorian atau klasifikasi rata-rata menurut Azizah, (2012: 44) dapat pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.6

Klasifikasi Interpretasi Rata-rata Gain

Interval Interpretasi

≤ 0,3 Rendah

0,3 < ≤0,7 Sedang

> 0,7 Tinggi


(28)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanpembahasandanpengolahan data hasilpenelitian BAB IV,

dapatdisimpulkanmengenaipembelajan IPA

denganmenggunakanmetodeJoyfullLerningsebagaiberikut.

1. Pembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull learning

berpengaruhterhadapketerampilanberpikirkreatifsiswa di kelas IV padamateriperubahanlingkungan.Sebelumdiberikanperlakuansiswadiberiprete shaliniuntukmengetahuikemampuanawalsiswa.

selanjutnyakelaseksperimendiberikanperlakuandenganmetodejoyfull learning, setelahpembelajarandisamapaikansiswadiberipostesdengansoal yang samapadapretes.

Untukmengetahuipengaruhnyapembelajaraniniakandiujipengaruhterhadapket erampilanberpikirkreatifsiswadenganmenggunakanmetodejoyfulllearningsetel ahmelakukanpembelajaranpadakelaseksperimen.

Untukmengetahuipengaruhnyadilakukandenganmenggunakanuji-U. Dari hasil data P-value(Sig.2-tailed) = 0,000 iniberarti H0ditolak, karena H0ditolaknilainyakurangdari 0,05. Maka Ha diterimadapat. JadidisimpulkanbahwaPembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull

learningsangatberpengaruhterhadapketerampilanberpikirkreatifsiswa.

2. Pembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfull

learningpadamateriperubahanlingkungandapatmeningkatkanpadahasilbelajar

keterampilanberpikirkreatifsiswa. Hal inidapatdilihatdariperolehannilai

rata-rata padasaatpretesdanpostesyang

diujipeningkatanpadakemampuankelaseksperimen. Dari hasilanalisis data pretesdanpostesterdapatpeningkatanpadapretesdiperolehnilai rata-rata yaitu 35,63 sedangkanpostesnilai rata-rata memperolehnilai 69,20. Hal iniberarti H0


(29)

58

jadipembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfulllearning adapeningkatan yang signifikansebesar 95%.

3. Terdapatperbedaanhasilbelajarsiswaantarakelaseksperimendankelaskontroldil ihatdarinilaiposteskelaseksperimendankelaskontrol. Dari hasilanalisisdiperoleh P-value (Sig.2-tailed)= 0.000 iniberarti H0ditolak,

karananilai∝ = 0,05 dan Haditerima.Gain

digunakanuntukmengetahuiperbedaanpeningkatanhasilbelajarsiswapadakedua kelompok, yaitudenganmembandingkanskorpretesdanskorpostes. Hasilperhitungan gain ternormalitasdapatdilihatpadalampiran. Dari data yang telahdidapatmengenai gain ternormalitaspadakelaseksperimensebesar 0,53 yang termasukkedalaminterpretasisedangdengankisaran 0,3<� ≤ 0,7 yaitu

0,3 < 0,53 ≤0,7. Sedangkan untuk kelas kontrol, data yang didapat

menunjukkan hasil sebesar 0,085 dengan ketentuan � ≤ 0,3 yang termasuk kedalam interpretasi rendah. Berdasarkanperhitungan yang telahdilakukandapatdisimpulkanbahwahasilbelajarsiswapadakelaseksperimenl

ebihtinggidibandigkandengankelaskontrol yang

pembelajarannyamenggunakankonvensional.Jaditerdapatperbedaanhasilbelaja rberpikirkreatifsiswadenganmenggunakanmetodejoyfull learning danpembelajarankonvensional.

Dari penelitian yang

penelitilakukandapatdisimpulkansecarakeseluruhanmetodepembelajaran yang

menyenangkan (joyfull learning)

sangatberpengaruhpadaketerampilanberpikirkreatifsiswa.Hal inibisadilihatdarihasilbelajarsiswa yang nilainyaadapeningkatan.

B. Saran

Dari hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikan saranbagipihak- pihaktertentuseperti guru, siswadanpenelitiitusendiri. Sarannyaadalah:

1. Bagi Guru

Pembelajaran IPA denganmenggunakanmetodejoyfull learning


(30)

59

dalammengajarmenerapkanmetodetersebutsebagaialteratifdalamsetiappembel ajaransehinggasiswatermotivasidanberperanaktifpada proses pembelajaran.

Selainitudapatmemberikanmasukan yang

berhargadalammenentukanpilihandanmenetapkanmetodepembelajaran yang sesuaidenganmateridankarakteristiksiswa.

2. BagiSekolah

Kurangketersediaannyainfokus di sekolahmenjadisalahsatupenyebab factor

utama.Dengandemikian, diperlukanperhatian yang

lebihberupaalokasidanadaripihaksekolahuntukmenyediakaninfokustersebut, karenabanyakmanfaatnyajikamemangsudahdisediakan..halinijugautukmening katkankualitasdankuantitassumberdayamanusiadalampembelajaranIlmuPenge tahuanAlam di Sekolah.

3. BagiPenelitiSelanjutnya

Terdapatkekurangandalampenelitian yang dilakukan.Untukitu, perludilakukanpenelitianserupadengan media-media yang lebihkreatifdaninofatiflagi.


(31)

60

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.(2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.Jakarta:

RinekaCipta

Aprilia.Achyar. (2009). IlmuPengetahuanAlamuntukKelas 4 SD. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional

Azizah, Sri Dewi. (2012). PerbedaanHasilBelajarSiswaDenganMenggunakan

Model SiklusBelajar (Learning Cycle) Dan PembelajaranKonvensionalPada Mata PelajaranImpuPengetahuanAlam.Bandung: Tidakditerbitkan

Catharinacatur.(2008).Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyfull Learning).[Online].Tersedia http//wordpress.html (26 Desember 2012)

Cecep.(2010). JoyfullLearning. [Online].Tersedia: http://cecepassaadatain.wordpress.com (1 Desember 2012)

Djuanda, Dadan. Et al. (2010).Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar.Sumedang: UPI KampusSumedang

Darmadi, Hamid. (2011). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta

Fauziah, YuliaNurul. (2011). AnalisisKemampuan Guru DalamMengembangkanKeterampilanBerpikirKreatifSiswaSekolahDasar Kelas V PadaPembelajaranIlmuPengetahuanAlam Di Kota Bandung.

[Online].Tersedia: http://jurnal.upi.edu (17 Desember 2012)

Hassoubah, ZalehaIzhab. (2007). MengasahPikiranKreatifdanKritis. Bandung: Nuansa


(32)

61

Holil, Anwar. (2009). Joyfull Leaning

SebagaiLandasanPembelajaranSiswaAktif.[Online].Tersedia:

anwarholil.blogspot.com/2009/01/joyfull-learning-sebagai-landasan.html

Indrawati.Setiawan (2009).PembelajaraAktif, Kreatif, Efektif Dan MenyenangkanUntuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA

Maulan.(2009). MemahamiHakikat, Variabel,

danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn

Munandar, Utami. (2004). PengembanganKreativitasAnakBerbakat. Jakarta: RinekaCipta

Rahmani, Nani. (2011). PengajaranCerdasDenganJoyfull Learning.[Online].Tersedia: http://www.bppk.depkeu.go.id (14 Desember 2012)

Rosyida, AfifahNurma. (2010). UpayaMewujudkan Active, Joyfull, And Effective

Learning (AJEL) MelaluiPembelajaranKooperatifTipe Team Accelerated Kelas V MI PSM ParonKabupatenNgawi. [Online].Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id (13 Desember 2012)

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada

Samatowa, Usman. (2006). BagaimanaMembelajarkan IPA Di SekolahDasar. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional

Sudjana, Nana (2009). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar.Bandung: RemajaRosdakaraya


(33)

62

Suherman,

(1990).PetunjukPraktisUntukMelaksanakanEveluasiPendidikanMatemati

ka.Bandung: WijayaKesumah

Sugiyono. (2008). MetodePenelitianPendidikanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2012). MetodepenelitianpendidikanpendekatanKuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung.Alfabeta

Syaodih, Nana.(2010). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Rosdakarya

TN. (2012).PedomanKaryaTulisIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia

TN. (2012).KonsepBerikirKreatifdanPembelajaranIlmuPengetahuanAlam di SekolahDasar. Bandung: Perpustakaan UPI. [Online].Tersedia: http://repository.upi.edu (12 Desember 2012)

Wahyudin, U. dkk. (2006). EvaluasiPembelajaran SD. Bandung: UPI Pres

Zuriah, Wina. (2005). MetodologiPenelitianSosialdanPendidikan. Malang: BumiAksara

Dokumen

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)StandarKompetensidanKompetensiDasarTingka SD/MI.Kelas IV.

Jakarta: BP Dharma Bhakti

Depdiknas.(2010). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistemPendidikanNasional. Bandung: Citra Buana


(34)

63

RekapitulasiJumlah Data SiswaKelas IV Gugus II CadasngamparUPTD KecamatanJatigede. (2012)


(1)

jadipembelajarandenganmenggunakanmetodejoyfulllearning adapeningkatan yang signifikansebesar 95%.

3. Terdapatperbedaanhasilbelajarsiswaantarakelaseksperimendankelaskontroldil ihatdarinilaiposteskelaseksperimendankelaskontrol. Dari hasilanalisisdiperoleh P-value (Sig.2-tailed)= 0.000 iniberarti H0ditolak, karananilai∝ = 0,05 dan Haditerima.Gain digunakanuntukmengetahuiperbedaanpeningkatanhasilbelajarsiswapadakedua kelompok, yaitudenganmembandingkanskorpretesdanskorpostes. Hasilperhitungan gain ternormalitasdapatdilihatpadalampiran. Dari data yang telahdidapatmengenai gain ternormalitaspadakelaseksperimensebesar 0,53 yang termasukkedalaminterpretasisedangdengankisaran 0,3<� ≤ 0,7 yaitu

0,3 < 0,53 ≤0,7. Sedangkan untuk kelas kontrol, data yang didapat

menunjukkan hasil sebesar 0,085 dengan ketentuan � ≤ 0,3 yang termasuk kedalam interpretasi rendah. Berdasarkanperhitungan yang telahdilakukandapatdisimpulkanbahwahasilbelajarsiswapadakelaseksperimenl ebihtinggidibandigkandengankelaskontrol yang pembelajarannyamenggunakankonvensional.Jaditerdapatperbedaanhasilbelaja rberpikirkreatifsiswadenganmenggunakanmetodejoyfull learning danpembelajarankonvensional.

Dari penelitian yang

penelitilakukandapatdisimpulkansecarakeseluruhanmetodepembelajaran yang

menyenangkan (joyfull learning)

sangatberpengaruhpadaketerampilanberpikirkreatifsiswa.Hal inibisadilihatdarihasilbelajarsiswa yang nilainyaadapeningkatan.

B. Saran

Dari hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikan saranbagipihak- pihaktertentuseperti guru, siswadanpenelitiitusendiri. Sarannyaadalah:

1. Bagi Guru

Pembelajaran IPA denganmenggunakanmetodejoyfull learning dapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifsiswa.Untukitu, sebaiknya guru


(2)

59

dalammengajarmenerapkanmetodetersebutsebagaialteratifdalamsetiappembel ajaransehinggasiswatermotivasidanberperanaktifpada proses pembelajaran.

Selainitudapatmemberikanmasukan yang

berhargadalammenentukanpilihandanmenetapkanmetodepembelajaran yang sesuaidenganmateridankarakteristiksiswa.

2. BagiSekolah

Kurangketersediaannyainfokus di sekolahmenjadisalahsatupenyebab factor utama.Dengandemikian, diperlukanperhatian yang lebihberupaalokasidanadaripihaksekolahuntukmenyediakaninfokustersebut, karenabanyakmanfaatnyajikamemangsudahdisediakan..halinijugautukmening katkankualitasdankuantitassumberdayamanusiadalampembelajaranIlmuPenge tahuanAlam di Sekolah.

3. BagiPenelitiSelanjutnya

Terdapatkekurangandalampenelitian yang dilakukan.Untukitu, perludilakukanpenelitianserupadengan media-media yang lebihkreatifdaninofatiflagi.


(3)

60

RinekaCipta

Aprilia.Achyar. (2009). IlmuPengetahuanAlamuntukKelas 4 SD. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional

Azizah, Sri Dewi. (2012). PerbedaanHasilBelajarSiswaDenganMenggunakan Model SiklusBelajar (Learning Cycle) Dan PembelajaranKonvensionalPada Mata PelajaranImpuPengetahuanAlam.Bandung: Tidakditerbitkan

Catharinacatur.(2008).Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyfull Learning).[Online].Tersedia http//wordpress.html (26 Desember 2012)

Cecep.(2010). JoyfullLearning. [Online].Tersedia: http://cecepassaadatain.wordpress.com (1 Desember 2012)

Djuanda, Dadan. Et al. (2010).Ragam Model Pembelajaran di SekolahDasar.Sumedang: UPI KampusSumedang

Darmadi, Hamid. (2011). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta

Fauziah, YuliaNurul. (2011). AnalisisKemampuan Guru DalamMengembangkanKeterampilanBerpikirKreatifSiswaSekolahDasar Kelas V PadaPembelajaranIlmuPengetahuanAlam Di Kota Bandung. [Online].Tersedia: http://jurnal.upi.edu (17 Desember 2012)

Hassoubah, ZalehaIzhab. (2007). MengasahPikiranKreatifdanKritis. Bandung: Nuansa


(4)

61

Holil, Anwar. (2009). Joyfull Leaning

SebagaiLandasanPembelajaranSiswaAktif.[Online].Tersedia:

anwarholil.blogspot.com/2009/01/joyfull-learning-sebagai-landasan.html

Indrawati.Setiawan (2009).PembelajaraAktif, Kreatif, Efektif Dan MenyenangkanUntuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA

Maulan.(2009). MemahamiHakikat, Variabel,

danInstrumenPenelitianPendidikandenganBenar. Bandung: Learn2Live ‘n Live2Learn

Munandar, Utami. (2004). PengembanganKreativitasAnakBerbakat. Jakarta: RinekaCipta

Rahmani, Nani. (2011). PengajaranCerdasDenganJoyfull Learning.[Online].Tersedia: http://www.bppk.depkeu.go.id (14 Desember 2012)

Rosyida, AfifahNurma. (2010). UpayaMewujudkan Active, Joyfull, And Effective Learning (AJEL) MelaluiPembelajaranKooperatifTipe Team Accelerated Kelas V MI PSM ParonKabupatenNgawi. [Online].Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id (13 Desember 2012)

Rusman.(2012). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada

Samatowa, Usman. (2006). BagaimanaMembelajarkan IPA Di SekolahDasar. Jakarta: PusatPerbukuanDepartemenPendidikanNasional

Sudjana, Nana (2009). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar.Bandung: RemajaRosdakaraya


(5)

Suherman,

(1990).PetunjukPraktisUntukMelaksanakanEveluasiPendidikanMatemati ka.Bandung: WijayaKesumah

Sugiyono. (2008). MetodePenelitianPendidikanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2012). MetodepenelitianpendidikanpendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung.Alfabeta

Syaodih, Nana.(2010). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: Rosdakarya

TN. (2012).PedomanKaryaTulisIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia

TN. (2012).KonsepBerikirKreatifdanPembelajaranIlmuPengetahuanAlam di SekolahDasar. Bandung: Perpustakaan UPI. [Online].Tersedia: http://repository.upi.edu (12 Desember 2012)

Wahyudin, U. dkk. (2006). EvaluasiPembelajaran SD. Bandung: UPI Pres

Zuriah, Wina. (2005). MetodologiPenelitianSosialdanPendidikan. Malang: BumiAksara

Dokumen

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)StandarKompetensidanKompetensiDasarTingka SD/MI.Kelas IV. Jakarta: BP Dharma Bhakti

Depdiknas.(2010). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistemPendidikanNasional. Bandung: Citra Buana


(6)

63

RekapitulasiJumlah Data SiswaKelas IV Gugus II CadasngamparUPTD KecamatanJatigede. (2012)


Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI GAYA MELALUI Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA PAda Materi Gaya Melalui Strategi Pembelajaran Yang Menyenangkan (Joyfull Learning) Pada Sis

0 1 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFATCAHAYA.

0 5 53

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN.

0 0 35

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF FLEXIBILITY SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 0 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS VIII PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.

29 105 54

PENGARUH PRAKTIKUM VIRTUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X PADA MATERI VERTEBRATA

0 1 96

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN JARAKAN.

0 8 211

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

1 1 10

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA KELAS X

0 0 16