Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan orangtua, dan pekerjaan orang tua : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS
KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN PEKERJAAN ORANG
TUA
Studi kasus di SMK YPKK 1 Sleman
Yansen Triono Sarjana
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
siswa terhadap profesi guru ditinjau dari : (a) Jenis kelamin siswa, (b) Tingkat
pendidikan orang tua, dan (c) pekerjaan orang tua.
Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 1 Sleman pada bulan januari 2012.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI sebanyak 122 dengan
Teknik sampling purposive diambil sampel sebanyak 55 siswa sebagai responden.

Data dikumpulkan dengan kuesioner, dan wawancara. Teknik analisis data
penelitian menggunakan korelasi product moment dan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada perbedaan persepsi antara

siswa laki-laki dan perempuan terhadap profesi guru (�2 hitung = 19.800 >
�2 tabel = 3,84), (2) tidak perbedaan persepsi antara siswa yang orang tuanya

bekerja sebagai guru maupun bukan guru terhadap profesi guru (�2 hitung = 1.473

> �2 tabel = 3,84), (3) ada perbedaan persepsi antara siswa yang orang tuanya

berpendidikan tinggi maupun rendah terhadap profesi guru (�2 hitung = 8.018 >
�2 tabel = 3,84)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
STUDENT PERCEPTIONS TOWARDS PROFESSIONAL TEACHERS
PERCEIVED FROM SEX, EDUCATIONAL LEVEL OF TEACHERS AND,
PARENTS’ OCCUPATION
A Case study on Vocational School YPKK 1 Sleman
Yansen Triono Sarjana

Sanata Dharma University
Yogyakarta
2012

This study aims to determine whether there are differences in the perception of
students towards the teaching profession perceived from: (a) The sex of the
students, (b) The level of parents’ education, and (c) the occupation of parents.
The research was conducted at a Vocational School YPKK 1 Sleman in January
2012. The population of this study were 122 students of class XI. A purposive
sampling technique was applied to take 55 students as respondents. Data were
collected by questionnaires, and interviews. Research data analysis techniques
were the product moment correlation and chi square tests.
.
The results show that: (1) there is a difference between students' perceptions of
male and female to the teaching profession (�2 2 count = 19 800> �2 2 tables =
3.84), (2) there is no difference in perception between students whose parents

work as teachers and are not to the teaching profession (�2 2 count = 1473> �2 2

tables = 3.84), (3) there are differences in perceptions between students whose

parents are highly educated and low educated towards the teaching profession
(�2 2 count = 8018> �2 2 tables = 3.84)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG
TUA, DAN PEKERJAAN ORANG TUA
Studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:
Yansen Triono Sarjana
051334051


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU
DARI JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG
TUA, DAN PEKERJAAN ORANG TUA
Studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi


Disusun oleh:
Yansen Triono Sarjana
051334051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :
x

Yesus Kristus Sang juru Selamat

x

Bapak, Ibu, Mas Danang, Mas dwi

x

Mbak Feli dan Mbak Nana

x


Seluruh Keluarga di Godean

x

Mbah Akad (Alm), Mbah Mak, Bulek Kus, Om Slamet ”Awah”, Bulek Sul,
Om Giggs, Tante Linda, Om Co, Tante Kun, Om Tut, Dodo, Nonik, Dek
Nana, Dek Sari, Dek Lala, Dek Santoso, Mbak Pur, Mak Ti (Alm), De’Luwi,
Pak Juli (Hotel Slamet Pare-Kediri)

x

Teman-teman PAK angkatan 05.

x

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Terima kasih untuk kebersamaan yang sangat berarti dalam hidup.

iv


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“PERCAYALAH, DAN SEGALA SESUATU MENAJDI MUNGKIN”
(Sally-Ann tipson)

“Arti Penting Manusia bukan terletak Pada apa yang Ia Peroleh, Melainkan
apa yang Sangat Ia Rindukan untuk diraih”
(Kahlil Gibran)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2012
Penulis

Yansen Triono Sarjana

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Yansen Triono Sarjana
Nomor Mahasiswa : 051334051
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS
KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, DAN PEKERJAAN
ORANG TUA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Juli 2012
Yang menyatakan

Yansen Triono Sarjana

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRAK
PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS
KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN GURU, DAN PEKERJAAN ORANG
TUA
Studi kasus di SMK YPKK 1 Sleman
Yansen Triono Sarjana
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
siswa terhadap profesi guru ditinjau dari : (a) Jenis kelamin siswa, (b) Tingkat
pendidikan orang tua, dan (c) pekerjaan orang tua.
Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 1 Sleman pada bulan januari 2012.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XI sebanyak 122 dengan
Teknik sampling purposive diambil sampel sebanyak 55 siswa sebagai responden.

Data dikumpulkan dengan kuesioner, dan wawancara. Teknik analisis data
penelitian menggunakan korelasi product moment dan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada perbedaan persepsi antara
siswa laki-laki dan perempuan terhadap profesi guru (�2 hitung = 19.800 >
�2 tabel = 3,84), (2) tidak perbedaan persepsi antara siswa yang orang tuanya

bekerja sebagai guru maupun bukan guru terhadap profesi guru (�2 hitung = 1.473

> �2 tabel = 3,84), (3) ada perbedaan persepsi antara siswa yang orang tuanya

berpendidikan tinggi maupun rendah terhadap profesi guru (�2 hitung = 8.018 >
�2 tabel = 3,84)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
STUDENT PERCEPTIONS TOWARDS PROFESSIONAL TEACHERS
PERCEIVED FROM SEX, EDUCATIONAL LEVEL OF TEACHERS AND,
PARENTS’ OCCUPATION
A Case study on Vocational School YPKK 1 Sleman
Yansen Triono Sarjana
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2012

This study aims to determine whether there are differences in the perception of
students towards the teaching profession perceived from: (a) The sex of the
students, (b) The level of parents’ education, and (c) the occupation of parents.
The research was conducted at a Vocational School YPKK 1 Sleman in January
2012. The population of this study were 122 students of class XI. A purposive
sampling technique was applied to take 55 students as respondents. Data were
collected by questionnaires, and interviews. Research data analysis techniques
were the product moment correlation and chi square tests.
.
The results show that: (1) there is a difference between students' perceptions of
male and female to the teaching profession (�2 2 count = 19 800> �2 2 tables =
3.84), (2) there is no difference in perception between students whose parents

work as teachers and are not to the teaching profession (�2 2 count = 1473> �2 2

tables = 3.84), (3) there are differences in perceptions between students whose
parents are highly educated and low educated towards the teaching profession
(�2 2 count = 8018> �2 2 tables = 3.84)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena skripsi ini telah selesai
tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1.

Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3.

Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4.

Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak

meluangkan

waktu

dengan

kesabaran

dalam

memberikan

bimbingan, pengarahan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5.

Bapak. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6.

Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji
yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan
skripsi ini;

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7.

Para staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

8.

Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini.

9.

Bapak, Ibu, yang telah membantu secara financial, dengan doa, dan selalu
mengingatkan agar skripsi ini cepat diselesaikan.

10.

Mas Danang dan Mas Dawu yang telah membantu dan memberikan kritik
terus agar terselesaikannya skripsi ini.

11.

Mbak Feli dan Mbak Nana yang telah membantu dan memberikan saran
serta kritik agar skripsi cepat selesai.

12.

Rekan-rekan Pendidikan Akuntansi angkatan 2005 terutama Itok, Dwi Kis,
Lilik, Febran, Budi, Sugiyanto, Agnes Kartika, Agnes Ame, Kris, Wika,
Dwi Ningnung, Suster Ana, Paula, dan rekan lain yang memberikan banyak
pengalaman, saran, dan kritik.

13.

Bu Siti Rumini dan Bu Cress selaku guru SMK 1 YPKK yang telah
membantu lanacarnya penelitian ini.

14.

Rekan-rekan angkatan 2004-2008 terutama mbak Okta, Feriantoro, Yoseph,
dan Benny yang telah memberikan saran, dan arahan supaya skripsi cepat
selesai.

15.

Teman-Teman Kost”Rajawali yang telah memberikan banyak pengalaman
selama 3 tahun kebersamaan yang menyenangkan.

16.

Teman-teman kontrakan Monjali dan Pathuk yang telah memberikan saran
dan kritik agar sempurnanya skripsi.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17.

Teman-teman Kost Papringan yang terus mengingatkan agar skripsi ini
cepat diselesaikan.

18.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun bagi
kesempurnaan sekripsi ini sangant penulis harapkan.

Yogyakarta, 27 Juli 2012
Penulis

Yansen Triono Sarjana

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................8
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian ......................................................................8
BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................10
A. Kajian Teoritik ...........................................................................10
1. Persepsi ..................................................................................10
2. Guru .......................................................................................17
3. Profesi Guru ...........................................................................22
4. Jenis Kelamin ........................................................................28
5. Pekerjaan Orang tua ...............................................................29
6. Tingkat Pendidikan Orang Tua...............................................32
B. Hipotesis ....................................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................37
A. Jenis Penelitian ...........................................................................37
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................37
C. Subjek Penelitian ........................................................................37
D. Populasi dan Sampel ...................................................................38
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................40
1. Variabel terkait ......................................................................40
2. Variabel bebas .......................................................................40
F. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................43
1. Kuesioner ...............................................................................43
2. Wawancara ............................................................................43
3. Dokumentasi ..........................................................................43
G. Teknik Pengujian Instrumen .......................................................44
1. Validitas ................................................................................44
2. Reliabilitas .............................................................................48
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Analisis Data ..................................................................49
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH......................................................53
A. Gambaran Umum Sekolah ..........................................................53
B. Visi dan Misi SMK YPKK 1 Sleman ..........................................57
C. Organisasi Sekolah SMK YPKK 1 Sleman .................................58
D. Kurikulum Satuan SMK YPKK 1 Sleman...................................59
E. Sumber Daya Manusia SMK YPKK 1 Sleman ............................60
F. Siswa SMK YPKK 1 Sleman ......................................................60
G. Fasilitas Pendidikan ....................................................................63
H. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah .................................................65
I. Hubungan SMK YPKK 1 dengan instansi lain ............................67
J. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas .............................................67
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN............................................69
A. Deskripsi Data ............................................................................69
1. Distribusi responden berdasar jenis kelamin...........................69
2. Distribusi responden berdasar tingkat pendidikan orang tua ..70
3. Distribusi responden berdasar pekerjaan orang tua ...............71
4. Sikap siswa mengenai profesi guru .........................................71
B. Uji Hipotesis ...............................................................................77
1. Uji Chi Square .........................................................................77
C. Pembahasan ................................................................................81
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN , DAN SARAN ..........................87
A. Kesimpulan.................................................................................87
B. Keterbatasan ...............................................................................87
C. Saran ..........................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................90

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian ...........................................................

39

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner persepsi siswa terhadap profesi guru .............

41

Tabel 3.3 Hasil Uji validitas persepsi siswa terhadap profesi guru ..............

45

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................

48

Tabel 3.5 Koefisien kontigensi ..................................................................

52

Tabel 4.1 Data jumlah siswa-siswi Akuntansi .............................................

61

Tabel 4.2 Data jumlah siswa-siswi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) .........

62

Tabel 4.3 Data jumlah siswa-siswi Akuntansi dan Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL) ...............................................................................

63

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasar jenis kelamin ...............................

69

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasar tingkat pendidikan orang tua ........

70

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasar pekerjaan orang tua .......................

71

Tabel 5.4 Prosentase persepsi responden terhadap profesi guru ..................

72

Tabel 5.5 Persentase persepsi responden terhadap profesi guru ditinjau
Dari jenis kelamin .......................................................................

73

Tabel 5.6 Persentase persepsi responden terhadap profesi guru ditinjau
Dari pekerjaan orang tua ..............................................................

75

Tabel 5.7 Persentase persepsi responden terhadap profesi guru ditinjau
Dari tingkat pendidikan orang tua ................................................

76

Tabel 5.8 Hasil pengujian Chi Square persepsi siswa terhadap profesi
Guru ditinjau dari jenis kelamin ...................................................
Tabel 5.9

78

Hasil pengujian Chi Square persepsi siswa terhadap profesi
Guru ditinjau dari pekerjaan orang tua .........................................

79

Tabel 5.10 Hasil pengujian Chi Square persepsi siswa terhadap profesi
Guru ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ...........................

xvi

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

4.1 Struktur Organisasi Sekolah SMK YPKK 1 Sleman ....................................57

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................

92

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ...............................................................

96

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ...........................................................................

106

Lampiran 5 Tabel R, dan Chi Square ..................................................................... 116
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 118

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan yang penting bagi
peningkatan sumber daya manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu
pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang rendah di Indonesia membuat
pembangunan suatu bangsa menjadi terganggu. Bidang pendidikan menempati
posisi paling tinggi bagi pembangunan suatu bangsa dibandingkan bidang –
bidang lain.
Salah satu faktor yang dianggap cukup signifikan dalam mendongkrak
mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas guru. Kualitas guru pada
kenyataannya sangat bervariasi. Guru yang berkualitas akan mempertinggi
kinerja sebagai seorang guru yang berprofesional. Kinerja guru yang baik
tentu saja harus dihargai dengan memperhatikan kesejahtraan guru.
Kondisi yang nyata terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa
penghargaan terhadap jabatan profesi guru belum sejajar dengan profesi lain
seperti notaris, dokter, pengacara dll. Untuk itu banyak guru yang kurang
bangga dengan predikat mereka, sebab penghargaan terhadap profesi kini
secara ekonomi tergolong kecil sehingga banyak yang tidak mau menjadi
guru. Jika pemikiran opini ini berkembang dalam masyarakat, maka yang mau
menjadi guru adalah orang – orang yang tidak terlalu cerdas karena orang –
orang yang cerdas lebih memilih profesi lain yang menurut opini masyarakat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

cukup menjanjikan. Padahal peran guru menentukan perjalanan bangsa kita.
Guru tak bisa lagi dihibur dengan gelar pahlawan tanpa tanda jasa yang
identik dengan keprihatinan. Keprihatinan ini juga berkaitan dengan minimnya
gaji yang diterima oleh guru, yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup
m i ni m um .
Pada jaman pra – kemerdekaan RI status profesi guru sangat tinggi dan
sangat dihormati. Guru dipandang sebagai pemimpin masyarakat yang
disegani dan mempunyai status ekonomi yang relatif tinggi, baik pada jaman
penjajahan Belanda maupun pada jaman penjajahan Jepang. Dalam masa awal
kemerdekaan, para guru dihormati bukan saja berperan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa, tetapi karena ikut menjadi tentara rakyat dan berperang
mengusir penjajah. Pasca – kemerdekaan, sampai awal tahun 1950-an, citra
dan status profesi guru dalam masyarakat juga masih tinggi. Para guru masih
dilihat dan diperlakukan bukan hanya sebagai pendidik yang pantas digugu
dan ditiru, tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat yang terhormat.
( Sudarminto, Basisn No 01-02, 19988 ).
Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan nilai – nilai dan kepribadian. Hal itu
menunjukan bahwa guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam
membentuk dan mengembangkan suatu masyarakat atau bangsa. Dari segi
pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan dan
tidak dapat digantikan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran sangat pesat berkembang. Hal ini disebabkan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

proses pendidikan atau proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang
menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut pembinaan
sifat mental manusia yang bersifat unik.
Di pedesaan guru merupakan sumber segalanya, Mereka bukan hanya guru
di sekolah melainkan guru masyarakat. Guru memegang peranan kepoloporan
dalam berbagai kegiatan masyarakat. Apapun yang dilakukan melalui dari
PPK, koperasi desa, pemilihan kades sampai pemilu hampir dipastikan guru
yang lebih dulu tampil. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah sangat tinggi
terhadap guru terbukti dari dijadikannya guru sebagai mitra dalam berbagai
kegiatan di pedesaan dan kecamatan.
Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang kelas, tetapi juga
diperlukan oleh masyarakat dalam menyelesaikan aneka permasalahan yang
dihadapi. Masyarakat menempatkan guru pada kedudukan yang tinggi, yaitu
di depan memberi teladan, ditengah – tengah membangun serta dibelakang
memberikan dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa tut wuri handayani. Kedudukan seperti ini merupakan
penghargaan masyarakat yang tidak mudah bagi para guru, sekaligus
merupakan tantangan untuk mengembangkan prestasi bukan saja didepan
kelas, tidak saja di batas – batas pagar sekolah, tetapi juga ditengah –tengah
masyarakat ( Nani Soedarsono, Suara Daerah, No. 185. 1986 )
Pada saat para guru memperbaiki citra profesinya yang semakin terpuruk,
ada sebagian oknum guru yang melanggar atau menyimpang dari kode
etikanya. Masyarakat tidak dapat membenarkan pelangaran – pelangaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

seperti berjudi, mabuk – mabukan, pelangaran seks, korupsi dll, namun kalau
guru yang melakukan maka dianggap sangat serius. Aneh kesalahan kecil
apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi yang begitu hebat di
masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian
menunjukan bahwa guru saharusnya menjadi panutan bagi masyarakat di
sekitarnya. Dimana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang
harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat.
Profesi guru pada saat ini banyak dibicarakan orang, hampir dalam setiap
hari dalam media masa cetak maupun elektronik memuat berita tentang guru.
Ironisnya berita-berita yang dimuat tersebut banyak yang cenderung
melecehkan posisi guru dan cenderung ke hal – hal negatif seperti keluh
kesah, ketidakmampuan atau ketidak berdayaan, hal seperti ini lambat laun
menumbuhkan citra bahwa guru itu identik dengan kesengsaraan, kelemahan,
kekurangan, dan ketidakkeberdayaan.
Pandangan tentang citra guru sebagai orang yang wajib digugu ( dipatuhi )
dan ditiru ( diteladani ) tanpa reserve perlu diragukan ketepatannya. Konsep
keguruan yang klasik tersebut mengandaikan pribadi guru serta perbuatan
keguruanya adalah tanpa cela, sehingga pantas hadir sebagai manusia model
yang ideal. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi citra guru wajib digugu
dan ditiru tampa reserve tersebut perlu disikapi secara kritis dan realitas.
Benarkah bahwa guru dituntut menjadi teladan bagi siswa dan orang – orang
sekelilingnya, tetapi guru adalah orang yang tidak bebas dari cela dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

kelemahan. Citra guru sempurna dan ideal, selama merupakan cita – cita ( A.
Samana, 1994 : 25 ).
Tinggi rendahnya citra suatu profesi biasanya berkait erat dengan status
sosial ekonomi pemegang profesi yang bersangkutan. Pada saat prakemerdekaan, status sosial ekonomi profesi guru cukup tinggi. Mereka
mendapat imbalan jasa yang memadai untuk hidup sejahtera bersama
keluarganya. Pada saat ini rendahnya status ekonomi profesi guru ikut menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan merosotnya citra profesi guru di
Indonesia.
Namun dibalik keteladan yang diberikan guru kepada masyarakat, terdapat
keperhatinan yang menimpa para guru yang relatif rendah. Masalah ekonomi
tersebut memengaruhi para guru dalam menjalankan tugas pokoknya. Secara
sederhana kita dapat memperkirakan bahwa seorang guru akan merasa lebih
tenang dalam melaksanakan tugasnya bila beban ekonomi keluarganya secara
minimal sudah terpenuhi. Sebaliknya bila beban itu tidak dipenuhi,
konsentrasi

dalam

menjalankan

tugas

bisa

terganggu.

Jadi

tingkat

kesejahatraan para guru memberikan dampak secara sosial-psokologis pada
mereka.
Merebaknya sikap materialisme dan konsumerisme yang cenderung
menghargai orang berdasarkan kekuatan ikut memperparah keadaan.
Masyarakat menilai suatu suatu profesi dari imbal jasa yang diterima.
Akibatnya kewibawaan para pendidik dimata masyarakat merosot. Para murid
dan orang tua mereka juga terhinggapi sikap materialisme dan konsumerisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Mereka cenderung kurang menghargai dan menghormati sungguh – sungguh
para guru. Sehingga hubungan antara guru dan murid semakin kurang
menampakkan hubungan antar pribadi antara pendidik dan peserta didik,
tetapi digantikan hubungan fungsional antara orang yang menjual jasa dan
membelinya.
Selain itu, dampak secara tidak langsung ialah profesi keguruan tidak
cukup diminati dan menarik bagi generasi muda mulai dari SMU sampai
alumni yang secara intelektual unggul dan berasal dari status ekonomi yang
tinggi. Generasi muda yang berintelegensi unggul lebih memilih bidang –
bidang lain selain guru, karena profesi tidak banyak menjanjikan dilihat dari
ekonomi maupun gengsi. Banyak generasi muda yang menganggap dengan
menjadi guru maka masa depan tidak cerah, akibatnya sedikit siswa yang
berprestasi tinggi mau menjadi guru. Akibatnya profesi guru hanya diminati
oleh siswa yang beritelingensi sedang bahkan kurang. Sebagai konsekuensi
logisnya kualitas guru sedang bahkan diragukan keprofesionalismenya karena
guru kurang menguasai materi dengan bidang.
Setelah fenomena diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui
secara nyata, jelas dan secara dekat kenyataan sebenarnya mengenai presepsi
siswa terhadap profesi guru. Dari persepsi siswa baik yang positif dan negatif
terhadap profesi guru akan berpengaruh pada diri siswa yaitu akan
mengakibatkan atau justru melemahkan tugas mulianya dalam dunia
pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Berawal dari posisi positif siswa terhadap profesi guru diharapkan siswa
lebih termotivasi untuk menjadi seorang guru, sikap positif siswa terhadap
profesi guru akan mempengaruhi sikap siswa terhadap profesi guru. Ini
merupakan peluang besar terciptanya proses belajar-mengajar yang berhasil
dan pada akhirnya akan tercipta hasil pendidikan yang berkualitas tinggi.
Sedangkan dari persepsi negatif siswa terhadap profesi guru yang akan
berpengaruh pada tidak termotivasinya untuk tidak menjadi seorang guru yang
baik bahkan tidak berkeinginan untuk menjadi guru. Oleh karena hal – hal
tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Persepsi Siswa Terhadap Profesi Guru Ditinjau dari Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan Orang Tua, dan Pekerjaan Orang Tua

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara siswa
laki-laki dan perempuan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara siswa
yang orang tuanya berprofesi guru dan orang tuanya berprofesi bukan
sebagai guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara siswa
yang orang tuanya pendidikan tinggi dan pendidikan rendah ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan tujuan
penelitian yang akan dicapai, yaitu :
1. Untuk megetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara
siswa laki-laki dan perempuan.
2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara
siswa yang orang tuanya berprofesi sebagai guru dan orang tuanya bukan
guru.
3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara
siswa yang mempunyai orang tua yang pendidikan tinggi dan
berpendidikan rendah.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan dengan hasil penelitian antara lain.
1. Bagi Guru dan Siswa
Untuk memberikan gambaran yang konkret mengenai persepsi siswa
terhadap guru. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
untuk memperbaiki citra guru dan menumbuhkan minat siswa untuk
menjadi guru.
2. Bagi Pemerintah
Untuk memberikan masukan bagi pemerintah supaya lebih memperhatikan
profesi Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

3. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis tentang profesi guru.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Untuk menambah kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak
lain yang membutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik
1. Pengertian persepsi
Sejak dilahirkan, manusia secara langsung telah berhubungan
dengan dunia luar. Sejak itu pula seseorang akan menerima stimulus atau
rancangan dari luar di samping dari diri sendiri. Proses terjadinya persepsi
adalah adanya obyek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan
tersebut berhubungan dengan alat indera. Rangsangan atau stimulus yang
diterima oleh alat indera dilanjutkan ke syaraf otak, kemudian terjadilah
suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang dia
terima.
Menurut Ign. Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan
persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang
tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciriciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini
dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan
hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang
ada.
Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman
yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada
pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik
terhadap situasi. Sejalan dengan pendapat ini, Davidoff (1981:232)
menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai proses pemahaman yang
terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita. Dalam
pengantar psikologi umum, Walgino (1994) menyebutkan bahwa bahwa
sekalipun stimulus yang diterima sama tetapi karena pengalaman berbeda
maka ada kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:675), persepsi adalah
tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca inderanya.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi
adalah pemahaman, menerima, pengorganisasian dan menginterpretasikan
rangsangan dari lingkungan melalui panca indera sehingga individu
menyadari dan mengerti tentang yang diinderakan.
Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah besar
objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak mempunyai arti apa –
apa jika orang yang tidak menginterprestasikan atau menafsirkannya.
Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa belum tentu sama antara satu
individu dengan individu yang lain. Walaupun objek dan peristiwa itu
sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula, tetapi hal ini tidak
berarti persepsi orang yang satu dengan yang lainnya tidak mugkin terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

kesamaan. Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi siswa itu bisa bersifat
pos i t i f

atau

negatif

tergantung

dari

cara

ia

memandang

atau

mempersepsikan profesi guru.
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tetapi ada faktor –
faktor yang mempengaruhinya, faktor – faktor inilah yang menyebabkan
mengapa dua orang yang melihat suatu objek atau peristiwa mugkin
memberi interprestasi yang berbeda tentang yang lainnya.
Persepsi dipengaruhi oleh dua hal yaitu orang yang melihat atau
menilai dan orang dilihat atau dinilai. Kedua pihak ini mempunyai
karakteristik ini yang mempengaruhi persepsi :
1. Orang yang menilai atau melihat, dalam hal ini siswa. Munurut
Miftah Thoha ( 1983 : 158 ) faktor – faktor yang menpengaruhi
persepsi antara lain adalah :
a. Belajar atau pemahaman dalam pesepsi
Faktor – faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian
kepada suatu objek sehinga menimbulakan adanya persepsi adalah
didasarkan dari kekomlekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras
dengan proses pemahaman atau belajar dan motivsi yang dipinya pleh
masing – masing orang. Misalnya seorang anak muslim yang semenjak
kecil telah diajari oleh orang tuanya untuk mengenal bahwa daging babi
itu haram dimakan, maka sampai tersebut sampai dewasa akan mempunyai
persepsi bahwa daging babi itu perlu dijauhi. Persepsi seperti ini dibentuk
dari proses pemahaman atau belajar, tetapi berbeda dengan anak kristen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

yang tidak menajiskan daging babi. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan
persepsi antara anak muslim dan anak kristen mekipun objek yang dinilai
sama.
b. Motivasi dan persepsi
Motivasi merupakan sebab – sebab yang menjadi dorongan
atau tindakan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam rangka
memenuhi kebutuhan yang dirasakan ( Muhyadi, 1989 : 248 ).
Biasanya orang yang mempunyai keinginan untuk memperoleh
sesuatu, didalam dirinya akan terdapat suatu dorongan yang kuat
untuk mencapai keinginan itu. Motivasi dan kepribadian pada
dasarnya tidak bisa dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya
juga mempunyai dampak yang sangat penting dalam pemilihan
persepsi. Misalnya, seseorang sudah sangat lapar akan kurang
memperhitungkan apakah makanan yang tersedia dihadapannya
enak atau tidak, yang penting baginya ialah kesempatan untuk
menghilangkan rasa laparnya. Sebaliknya orang yang tidak lapar,
karena

baru

makan

beberapa

waktu

yang

lalu

akan

mempertimbangkan lain. Jelaslah bahwa kedua orang yang melihat
benda yang sama, mempunya persepsi yang berbeda tentang
makanan.
c. Kepribadian dan persepsi
Kepribadian adalah kumpulan dari sejumlah karakteristik,
sifat, sikap dan nilai – nilai yang dianut seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

membedakannya dengan orang lain ( Muhyadi, 1989 : 245 ).
Apabila seseorang melihat suatu dan berusaha memberikan
interprestasi tentang apa yang dilihatnya, ia akan mempengaruhi
oleh karekteristik, sifat, sikap dan nilai yang dianut oleh individu
yang bersangkutan. Misalnya seseorang mahasiswa yang ingin
memperoleh sebanyak mugkin materi pelajaran dari perkulian akan
merasa senang mengajukan banyak pertannyaan kepada dosen pada
waktu kuliah berlangsung. Untuk memudahkanya melakukan hal
itu mahasiswa tersebut berusaha menempati kursi yang sedekat
mugkin dengan tempat dimana dosen berada karena dengan
demikian apabila ia mengacungkan tangan untuk bertanya, dosen
akan mudah melihatnya dan mempeberikan kesempatan kepadanya
unt uk

mengajukan

pertanyaannya.

Sebalinya,

Seseorang

mahasiswa lain yang pemalu akan segan bertannya dan segan pula
ditannya.

Dengan

karakteristik

demikian, mahasiswa

yang

bersangkutan akan berusaha memilih tempat duduk sejauh mugkin
dari tempat duduk dosen sehingga ia merasa tidak perlu bertannya
dan baginya tidak menjadi soal, bahkan akan senag apabila ia tidak
pernah ditanya.
2. Orang yang dinilai adalah dalam hal ini adalah profesi guru.
Menurut Miftah Thoha ( 1983 : 158 ) faktor yang mempengaruhi
persepsi antara lain :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

a. Artibulasi
Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana
seseorang mencari kejelasan sebab – sebab dari prilaku yang
lain. Seseorang tersebut tidak hanya tertarik mengamati prilaku
dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawab penyebab dari
prilaku orang yang diamati. Penilaian orang dan reaksinya
terhadap prilaku orang lain dipengaruhi oleh persepsi mereka
bahwa orang lain itu bertanggung jwab atas prilakunya. Contoh
perbuatan artubulasi adalah seseorang juru rawat yang
memecahkan botol- botol obat yang dibawa, karena terpeleset
lantai licin yang baru dipel bisa dimaafkan dan barang kali dia
bisa dipecat jika pecahnya botol karena kesengajaan. Proses
artibulasi ini sangat bermanfaat karena meneliti sebab – sebab
terjadinya suatu prilaku yang diharapkan persepsi terhadap
orang lain sesuai.
b. Stereotype
Strereotype adalah suatu proses yang cendrung melihat
orang lain sebagai suatu bagian dari suatu kelas/kategori. Selain
itu didalam stereotype ini terdapat suatu persetujuan umum atas
sifat – sifat yang disandang dan timbulnya suatu perbedaan
antara sifat yang disandang dengan sifat yang senyatanya. Hal
ini mengakibatkan suatu kenyataan bahwa suatu stereotype bisa
bersifat

menyenangkan

dan

bi s a

tidak

menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Seseorang yang pernah sekolah tentu mempunyai gambaran
tentang profesi guru. Ternyata banyak kesamaan mengenai
gambaran orang pada umumnya tentang guru sehingga
terbentuklah stereotype guru. Walaupun gambaran tentang guru
itu tidak lengkap dan mugkin juga tidak benar seluruhnya,
namun orang akan berinteraksi dengan guru berdasarkan
stereotype guru itu, misalnya guru wanita, bersifat lebih serius,
bepakaian selalu sama, dan eggan mengikuti mode, walaupun
pada kenyataannya banyak berpendapat perbedaan antara sifat –
sifat yang telah disetujui dalam stereotype dengan sifat
senyatannya, tetapi proses semacam ini berlagsung didalamnya
menimbulkan persepsi. Sehingga proses stereotype ini sangat
besar pengaruhnya didalam menimbulkan suatu persepsi
seseorang.
c. Hallo effect
Hallo effect dipergunakan untuk menilai seseorang
berdasarkan atas salah satu sifat yang diketahui oleh yang
menilai. Misalnya kerajinan, kecerdasan, penampilan, kerjasama
dan lain sebagainya. Satu sifat yang kebetulan dilihat oleh
penilai dapat menutupi sifat – sifat lainya. Hello effect ini
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap persepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2. Pengertian Guru.
Guru adalah salah satu bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan
memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, sebab
fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan profesi yang jabatannya atau
pekerjaan yang memerlukan keahlihan khusus sebagai guru ( Uzer
Usman). Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia
dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen guru, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk
melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu
melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampun yang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

a. Hak dan Kewajiban Guru
Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru
sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh:
1) penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai
2) penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
3) pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas
4) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
5) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru
sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk:
1) menciptakan

suasana

pendidikan

yang

bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.
2) mempunyai

komitmen

secara

profesional

unt uk

meningkatkan mutu pendidikan.
3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya.
b. Peranan guru
Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36),
guru mempunyai peranan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

1) Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai
penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada
zaman itu
2) Guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap
sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru
pengetahuan disampaikan kepada anak didik.
3) Guru

sebagai

fasilitator.

Guru

menyediakan

berbagai

lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber
yang membantu siswa untuk dapat belajar.
4) Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa

memberi

nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan
menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan
persoalan dirinya sendiri.
5) Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru
berperan

sebagai

master

ceremony,

pemimpin

dalam

kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar
bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala
sehingga semua berpartisipasi bersama.
6) Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang
dengan bermacam cara.
7) Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media
belajar yang disediakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

8) Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai
pendekatan

dalam

menyajikan

pelayanan.

Maksudnya

eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai
kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat
hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.
c.

Kode etik guru
Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan
profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang
berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):
1) Guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik
sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa
tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

7) Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan
dan kesetiakawanan sosial.
8) Guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan
mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan
pengabdian.
9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
d. Prinsip guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun
2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip sebagai berikut:
1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
3) memiliki

kualifikasi

akademik

dan

latar

belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas
4) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas
5) memiliki

tanggung

jawab

atas

pelaksanaan

tugas

keprofesionalan
6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7) memiliki

kesempatan

keprofesionalan

secara

unt uk
berkelanjutan

22

mengembangkan
dengan

belajar

hukum

dalam

sepanjang hayat
8) memiliki

jaminan

perlindungan

melaksanakan tugas keprofesionalan
9) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur

hal-hal

yang

berkaitan

dengan

tugas

keprofesionalan guru.
Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan
profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri
yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak
diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
3. Pengertian profesi guru
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian yang khas dari para anggotanya. Keahlian yang
khas tersebut tentunya tidak memilki oleh anggota profesi lain,
sebab keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh suatu profesi
merupakan hasil pendidikan dan pelatihan atau melalui suatu
proses profesionalisasi

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti.

0 0 164

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orangtua : studi kasus SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 0 131

Persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, dan SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.

0 2 94

Persepsi guru terhadap penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenis kelamin, pengalaman mengajar dan jenis pendidikan guru : studi kasus SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 2 Sleman, SMK 17-1 Seyegan.

0 2 154

PERSEPSI GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Ditinjau dari Jenis Kelamin, Pengalaman Mengajar dan Jenis Pendidikan Guru Studi Kasus: SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 2 Sleman SMK 17-I Seyegan SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu S

0 0 152

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PROFESI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS PEKERJAAN, DAN TINGKAT PENDAPATAN

0 0 134

MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, IPK, DAN PEKERJAAN ORANGTUA

0 0 141

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA

0 0 129

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti - USD Repository

0 0 162