Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orangtua : studi kasus SMA St. Mikael Warak Sleman.

(1)

viii ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN

ORANGTUA

Studi Kasus: SMA St. Mikael Warak Sleman

Bernadetha Maries Prananti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, (2) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, (3) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.

Penelitian studi kasus ini dilaksanankan di SMA St. Mikael Warak Sleman. Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan jumlah responden sebanyak 118 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa (sig 0,722 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa (sig 0,494 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig 0,722> 0,05).


(2)

ix ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S PROFESSIONAL PERCEIVED FROM SEX, STUDENT’S ACHIEVEMENT AND

PARENTS’ OCCUPATION

A Case Study on: The Students of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman

Bernadetha Maries Prananti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to determine student’s perception towards teaching profession perceived from: (1) gender, (2) learning achivement, (3) parents’ occupation.

This is a case study research carried out in St. Mikael Warak high school in Sleman. The population of this study was 118 students. Data collection techniques were questionnaires and documentation, while analysis of data was the mean difference test (t test).

The result shows that: (1) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from gender (sig 0,722 > 0,05), (2) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from student’s achievement (sig 0,494 > 0,05), (3) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from parents’ occupation (sig 0,630 > 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU

DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA,

PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA

Studi Kasus : SMA St. Mikael Warak Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

BERNADETHA MARIES PRANANTI NIM : 061334049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011


(4)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kupersembahkan

sebagai ucapan syukur dan

terimakasih kepada:

Tuhan Yesus Kristus sahabat dan Juru

selamatku

Bunda Maria yang selalu menyertai

dan selalu menguatkanku

Orangtuaku terkasih yang memberikan

dukungan dan

mendoakan aku selalu

Mas dan Mbak yang selalu memberikan

dorongan dan semangat

Sahabat-sahabatku terkasih yang

memotivasiku

Almamaterku –Universitas Sanata

Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

v

MOTTO

Ia membuat segala sesuatu indah pada

waktunya

(Pengkhotbah 3:11)

Marilah kepadaKu, semua yang letih

lesu dan berbeban berat, Aku akan

memberikan kelegaan kepadamu

(Matius 11:28)


(8)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

(10)

viii ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN

ORANGTUA

Studi Kasus: SMA St. Mikael Warak Sleman

Bernadetha Maries Prananti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, (2) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, (3) persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.

Penelitian studi kasus ini dilaksanankan di SMA St. Mikael Warak Sleman. Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan jumlah responden sebanyak 118 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji beda mean (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa (sig 0,722 > 0,05), (2) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa (sig 0,494 > 0,05), (3) tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua (sig 0,722> 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

ix ABSTRACT

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S PROFESSIONAL PERCEIVED FROM SEX, STUDENT’S ACHIEVEMENT AND

PARENTS’ OCCUPATION

A Case Study on: The Students of St. Mikael Senior High School in Warak Sleman

Bernadetha Maries Prananti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purpose of this study is to determine student’s perception towards teaching profession perceived from: (1) gender, (2) learning achivement, (3) parents’ occupation.

This is a case study research carried out in St. Mikael Warak high school in Sleman. The population of this study was 118 students. Data collection techniques were questionnaires and documentation, while analysis of data was the mean difference test (t test).

The result shows that: (1) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from gender (sig 0,722 > 0,05), (2) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from student’s achievement (sig 0,494 > 0,05), (3) there isn’t different perception towards teaching profession perceived from parents’ occupation (sig 0,630 > 0,05).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi dengan judul “PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; 4. Sr. M. Bernadette SND. S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA St.

Mikael Warak Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

xi

6. Bapak Fx. Muhadi, M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

11.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA St. Mikael warak Sleman yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

12.Kedua orangtuaku, Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu, kan kubuktikan ku mampu penuhi maumu....

Pesonamu masih jelas ku rasa hingga kini menemani hingga ku dewasa, derai air mata dan pengorbananmu takkan tergantikan terima kasih Ibu...

13.Mas Eta dan Mbak Devi, terima kasih atas dukungan dan doanya akhirnya aku menyusul jadi sarjana juga...

14.Ibu kost sekeluarga yang selalu memberikan dukungan dan memberi makan gratis.hee...


(14)

xii

15.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006, yang telah banyak memberikan kenangan selama kuliah,

16.Sahabat-sahabatku, Retno yang selalu sabar menemaniku, orang sabar subur jeng. Heeee... kapan kita minum es degan sama makan bakso lagi sruputtttt..., Mela akhirnya ku menyusul dirimu me... besok ajari dandan yo... he, Lina, makasi jeng bajunya mengantarkan aku menjadi S.Pd. tetap semangat ya, cepat nyusul...

Dwi Kirby Panda, makasi ya udah bantu ngeditin powerpoin ku jadi bagus, kreatif hee.... besok masak yang enak-enak ya wi’, tak dateng ke kosmu dengan senang hati heeeee. Buncis Siska, makasi ya jeng dukungannya, tunggu aku di Berbah... aku pengen diboncengi naek sepeda keliling Berbah. Heeeee... Lena, semangat len..ayo susul kita biar besok wisuda bareng. Kapan kita ke BBC lagi makan iga goreng?? Misi akhirnya kita bisa...untung ada barengannya..heeee. dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xiii


(16)

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PESEMBAHAN ...

v

MOTTO ...

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

ABSTRAK ...

ix

ABSTRACT ...

x

KATA PENGANTAR ...

xi

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

A.

Latarbelakang ...

1

B.

Batasan Masalah ...

3

C.

Rumusan Masalah ...

3

D.

Tujuan Penelitian ...

3

E.

Manfaat Penelitian ...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ...

5

A.

TINJAUAN TEORITIK ...

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xvi

1.

Persepsi ...

5

2.

Profesi Guru ... 8

3.

Jenis kelamin siswa ... 14

4.

Prestasi Belajar Siswa ... 16

5.

Pekerjaan Orangtua ... 19

B.

Kajian penelitian yang hasil relevan ……….. 21

C.

Kerangka Berfikir ………..

21

D.

Hipotesis ………...

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ………...

26

A.

Jenis penelitian ………... 26

B.

Tempat dan waktu penelitian ………... 26

C.

Populasi dan Sampel ………... 27

D.

Variabel Penelitian dan Pengukurannya ...………. 27

E.

Teknik Pengumpulan Data ... 31

F.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 32

G.

Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 43

A.

Mengenal SMA St. Mikael Warak sleman ………... 43

1.

Sejarah Berdirinya SMA St. Mikael ... 43


(18)

xvii

B.

Kurikulum ……… 46

C.

Organisasi Sekolah SMA St. Mikael ………... 47

D.

Personalia dan Pembagian Tugas ... 47

E.

Sumber Daya Manusia SMA St. Mikael ……… 59

F.

Siswa SMA St. Mikael ………... 61

G.

Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA St. Mikael ... 62

H.

Proses Pembelajaran SMA St. Mikael ……… 62

I.

Fasilitas Pendidikan ……….... 63

J.

Hubungan dengan Instansi Lain ………... 63

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Data ... 64

B.

Analisis Data ... 69

C.

Pembahasan ... 78

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

K.

Kesimpulan ... 82

L.

Keterbatasan Penelitian ... 83

M.

Saran ... 84

Daftar pustaka ... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesi

Guru... 28

Tabel 3.2 Pengukuran variabel Jenis kelamin Siswa ...

29

Tabel 3.3 Pengukuran Variabel Prestasi Belajar ...

30

Tabel 3.4 Pengukuran Variabel Pekerjaan Orangtua ...

31

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas item Variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesi

Guru ...

33

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 35

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru ... 65

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ...

65

Tabel 5.3 Distribusi Prestasi Belajar ... 67

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua ... 68

Tabel 5.5 Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa... 70

Tabel 5.6 Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa.. 71

Tabel 5.7 Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.... 72

Tabel 5.8 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian... 73

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru ditinjau dari Jenis

Kelamin Siswa ... 74


(20)

xix

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Persepsi siswa terhadap Profesi Guru ditinjau dari

Prestasi Belajar Siswa ... 76

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru ditinjau dari

Pekerjaan Orangtua ... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN1

A. Data Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru, Jenis kelamin

Siswa dan Pekerjaan Orangtua... 88

L AMPIRAN II

A. Kuesioner ... 96

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

LAMPIRAN III

A. Perhitungan Mean, Median dan Modus ... ... 103

B. PAP II ( Kategori Kecenderungan Variabel) ... ... 104

C. Hasil Uji Normalitas ... 106

D. Hasil Uji Homogenitas ... 107


(22)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Guru mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggungjawab membentuk karakter generasi bangsa. Di tangan para gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di masa datang. Profesi guru saat ini banyak dibicarakan orang yang cenderung melecehkan posisi guru dan cenderung ke hal-hal yang negatif seperti keluh kesah, ketidakmampuan atau ketidakberdayaan. Hal ini lambat laun menumbuhkan citra bahwa guru itu identik dengan kesengsaraan, kelemahan, kekurangan, ketidakmampuan dan ketidakberdayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

Merebaknya sikap materialisme dan konsumerisme yang cenderung manghargai orang berdasarkan kekuatan materi ikut memperparah keadaan masyarakat menilai suatu profesi dari imbal jasa yang diterima. Akibatnya kewibawaan para pendidik di mata masyarakat merosot. Para murid dan orangtua juga terhinggapi sikap materialisme dan konsumerisme. Mereka cenderung kurang menghargai dan menghormati sungguh-sungguh para guru. Sehingga hubungan antara guru dan murid semakin kurang menampakkan hubungan antar pribadi antara pendidik dan peserta didik.

Salah satu tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah terbatasnya sumber daya tenaga pengajar (guru). Keterbatasan sumber daya ini antara lain dipengaruhi terbatasnya jumlah siswa berprestasi yang bersedia menjadi guru. Cukup jarang siswa yang berprestasi waktu di sekolah, setelah lulus kuliah menjadi guru. Mayoritas siswa dengan prestasi baik melanjutkan ke perguruan tinggi cenderung memilih fakultas non keguruan. Hal ini dipengaruhi dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa profesi sebagai guru tidak cukup menjanjikan dari sisi ekonomi. Selain itu, perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir dan perasaan akan berpengaruh pada persepsi seseorang tentang profesi guru yang pada akhirnya akan mempengaruhi minat siswa untuk bekerja sebagai guru.

Setelah melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui secara nyata sebenarnya mengenai persepsi siswa terhadap profesi guru. Dari persepsi siswa baik yang positif maupun negatif terhadap profesi


(24)

3

guru akan berpengaruh pada diri siswa yaitu akan membangkitkan atau justru melemahkan tugas mulianya dalam dunia pendidikan.

B.Batasan Masalah

Sejalan dengan judul penelitian ini peneliti memfokuskan pada persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa, dan pekerjaan orangtua. Mengingat begitu banyak faktor yang mempengaruhi persepsi siswa terhadap profesi guru, maka peneliti hanya meneliti persepsi siswa ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa, dan pekerjaan orangtua.

C.Rumusan masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin?

2. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar?

3. Apakah ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa.

2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua.

E.Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

Untuk memberikan gambaran yang konkert mengenai persepsi siswa terhadap profesi guru.

2. Bagi siswa

Untuk memperbaiki citra guru dan menumbuhkan minat siswa untuk menjadi guru.

3. Bagi penulis

Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis tentang profesi guru.

4. Bagi Universitas

Untuk menambah kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik

1. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.

Menurut Slameto (1987), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.

Dalam kenyataannya setiap orang dihadapkan pada sejumlah objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa tersebut itu tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak diinterpretasikan atau ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak berarti persepsi orang yang satu dengan orang yang lain tidak mungkin terjadi kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.

Walgito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan. Persepsi pada dasarnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Dapat disimpulkan, persepsi adalah suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 1005:141).

Persepsi dapat diartikan sebagai: 1) suatu tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan) dan 2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:675). Menurut Winkel (1986:161) persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara objek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik objek-objek itu, misalnya ukuran, warna dan bentuk.

Menurut Walgito (1992: 70), menjelaskan ada tiga faktor utama yang berperan dalam persepsi, yaitu:

1. Objek yang dipersepsi

Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang diterima oleh alat indera. Stimulus dapat datang dari luar maupun dari dalam diri


(28)

7

individu yang bersangkutan. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf

Alat indera digunakan sebagai alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada syaraf sensoris yang berfungsi untuk meneruskan stimulus. Stimulus tersebut lalu diterima oleh pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

3. Perhatian

Perhatian diperlukan untuk membentuk atau menyadari persepsi yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Edgar (Thoha, 1988; 143-144)

1. Psikologi

Persepsi seseorang mengenai sesuatu di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi. Sebagai contoh, terbenamnya matahari di waktu yang indah akan dirasakan sebagai bayang-bayang kelabu bagi seseorang yang buta warna.

2. Famili

Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anaknya adalah familinya. Orangtua telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini banyak sikap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

persepsi-persepsi mereka yang diturunkan kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu tak ayal lagi kalau orangtuanya kasar, anaknya akan bersikap kasar pula, ayahnya suka bermain bola maka anaknya pun juga suka sepak bola, dll.

3. Kebudayaan

Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.

2. Profesi Guru

Salah satu definisi yang dikemukakan oleh Dr. Sirkun Pribadi (Oemar Hamalik, 2002:1) adalah:

Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan.

Menurut Webstar, 1989, Profesi diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. (Kunandar, 2007:45)


(30)

9

Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar. Sementara itu, Ametembun (1973:3), mengemukakan guru adalah semua orang yan berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid, individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun luar sekolah. Guru yang dimaksud di sini mencakup semua guru dari tingkat pra sekolah (TK) sampai guru besar (Dosen) di perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 mengemukakan, bahwa Guru adalah tenaga profesional yang mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi dengan tugas utama menjadi agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan dasar dan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini formal.

Profesi guru memiliki ciri-ciri (Dedi Supriadi, 1999: 96) sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

a. Pekerjaan itu lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan dalam mengabdi kepada masyarakat.

b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan, latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.

c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu.

d. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggota beserta sangsi yang jelas dan tugas terhadap pelanggaran kode etik.

e. Anggota profesi secara perseorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial atau materiil.

Berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi guru (Mulyasa, 2005; 37-65):

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.


(32)

11

b. Guru sebagai pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.

c. Guru sebagai pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalan itu. Dalam hal ini istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga perjalanan mental , emosional, kreativitas, moral yang lebih dalam dan kompleks.

d. Guru sebagai pelatih

Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.

e. Guru sebagai penasehat

Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orangtua., meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, sehingga seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang. Oleh karena itu, mereka tidak senang menjalankan fungsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

f. Guru sebagai pembaharu (inovator)

Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang luas dan dalam antara generasi yang satu dan generasi yang lain. Guru harus menjembatani ini bagi peserta didik., jika tidak maka hal ini dapat mengambil bagian dalam proses belajar dan berakibat tidak menggunakan potensi yang dimilikinya.

g. Guru sebagai model atau teladan

Guru sebagai model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Sebagai teladan tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapatkan sorotan peserta didik dan orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

h. Guru sebagai pribadi

Sebagai individu yang bergerak di bidang pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih jika dibandingkan dengan profesi selain guru. Ungkapan yang sering diungkapkan lainnya adalah bahwa guru bisa ‘ digugu lan ditiru’.


(34)

13

Menurut Supriyadi (1993), untuk menjadi seorang guru yang profesional harus dituntut untuk memiliki lima hal sebagai berikut:

1. Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada siswa.

2. Guru harus memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswa. Bagi seorang guru hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.

4. Guru mampu berfikir secara sistematis tentang apa yang dilakukan, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk mengadakan refleksi terhadap apa yang telah dilakukannya.

5. Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya PGRI dan organisasi lainnya.

Kematangan profesional guru ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki keahlian, rasa tanggung jawab dan rasa kesejawatan yang tinggi (Surya, 2003:30). Selain harus menjalankan tugasnya secara profesional, seorang guru juga harus memiliki kompetensi. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Pendapat di atas sejalan dengan B. J Chandler ( Sahertian, 1994:27) yang menjelaskan tentang profesi mengajar. Dikatakan bahwa profesi mengajar merupakan suatu jabatan yang mempunyai kekhususan. Memerlukan kelengkapan mengajar dan keterampilan yang menggambarkan bahwa seseorang melakukan tugas mengajar yaitu membimbing manusia.

Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi ( keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berdaya guna. (Kunandar, 2007: 46)

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam identitas seseorang. Sejak lahir, anak laki-laki dan anak perempuan dibiasakan berperilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan masyarakat sehubungan dengan perilaku mana yang semestinya untuk laki-laki dan perilaku mana yang seharusnya bagi anak perempuan. Sifat-sifat seperti logis, bebas,


(36)

15

agresif, dianggap sebagai sifat-sifat maskulin, sedangkan sifat-sifat seperti lemah lembut, ramah dan empatik dianggap feminin.

Ada anggapan bahwa tekanan-tekanan untuk berperilaku sesuai dengan cara-cara yang tepat bagi pria atau wanita semakin meningkat pada masa remaja, khususnya terhadap remaja putri. John Mill dan Mary Allen Lynch (1983), dari penelitiannya memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Remaja putri menjadi lebih self- conscious (perasa terhadap diri sendiri) dan lebih banyak mengalami gangguan dalam citra diri ketimbang remaja-remaja pria.

2. Remaja-remaja putri lebih menonjol dalam prestasinya di bidang ketrampilan-ketrampilan verbal (kata-kata), sedangkan remaja-remaja pria di bidang ketrampilan spasial (ruang).

3. Remaja-remaja putri menjadi lebih suka membentuk persahabatan-persahabatan yang kental.

Sedangkan menurut Kartono (1981: 20), perbedaan pria dan wanita adalah:

a. Pada umumnya kemampuan intelektual wanita lebih rendah daripada kemampuan intelektual laki-laki.

b. Wanita lebih menyenangi pekerjaan yang bersifat sosial seperti juru rawat dan guru, sedangkan pria lebih menyenangi pekerjaan yang membutuhkan pemikiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

4. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1987: 2). Menurut Oemar Hamalik (1975:4), belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar jika di dalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil belajar. Misalnya bayi yang belum bisa duduk menjadi bisa duduk. Perubahan ini terjadi karena kematangan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut (Sumandi Suryabrata, 1971: 252) :

1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial)

2. Bahwa perubahan itu pokoknya adalh didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntins dan Fertingkeit)


(38)

17

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sumandi Suryabrata, 1971: 253) :

1. Faktor-faktor yang berasal dari luar: a) Faktor-faktor non-sosial

Misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang, malam), alat peraga, dll.

b) Faktor-faktor sosial

Yang dimakdud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam: a) Faktor-faktor fisiologis

(1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani pada umumnya dapat melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah akan lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah.

(2) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu terutama fungsi-fungsi panca indera.

b) Faktor-faktor psikologis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

Arden N. Frandsen (Sumandi Suryabrata, 1971: 257) mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu sebagai berikut:

(1)adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas

(2)adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju

(3)adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru, dan teman

(4)adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi

(5)adanya ganjaran atau hukuman mendapatkan rasa aman 3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.

Winkel (1984: 43) menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

a. Faktor pada pihak siswa: (1) faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, (2) faktor atau kondisi fisik.


(40)

19

b. Faktor dari luar diri siswa: (1) faktor pengatur proses sekolah, meliputi kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah, (2) faktor sosial di sekolah meliputi sistem sekolah, status sosial, interaksi guru dan siswa, (3) faktor situasional meliputi polotik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat nilai raport. Raport adalah sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah. Raport berguna bagi orangtua siswa dan siswa sendiri untuk mengetahui kemampuan siswa. Dengan nilai yang tinggi pada mata pelajaran tertentu menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai bakat, sehingga perlu dikembangkan ilmu yang diperoleh tersebut.

5. Pekerjaan orangtua

Pekerjaan adalah segala usaha manusia, baik usaha jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses peningkatan kegunaan ekonomi (Gilarso , 1986; 77). Dari definisi ini dapat terlihat bahwa tidak setiap kegiatan manusia dipandang sebagai kerja. Kegiatan yang hanya dilakukan demi kesenangan atau hobi tidak termasuk faktor produksi kerja.

Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ( Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal 12):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

a. Pekerjan pokok

Pekerjaan pokok adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap.

b. Pekerjaan sampingan atau sambilan

Pekerjaan sampingan atau sambilan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sampingan atau sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Dalam penelitian ini penulis membedakan pekerjaan orangtua menjadi dua jenis, yaitu:

1) Guru

2) Non Guru ( pegawai negeri, petani, pedagang, pengusaha, ABRI/ POLRI dan sejenisnya)


(42)

21

B. Kajian hasil penelitian yang relevan

Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis.

Thomas Juli (2002) telah melakukan penelitian tentang perbedaan sikap terhadap profesi guru ditinjau berdasarkan jenis kelamin dan status sosial ekonomi orangtua. Kesimpulan yang diperoleh 1) sebagian besar responden (87%) mempunyai sikap positif terhadap profesi guru. 2) tidak ada perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan jenis kelamin, dan 3) tidak terdapat perbedaan sikap siswa-siswi terhadap profesi guru berdasarkan status sosial ekonomi orangtua.

Bambang (2003) telah melakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap profesi guru. Kesimpulan yang didapat adalah tidak ada perbedaan yang signifikan dalam persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari asal tempat tinggal (desa/ kota).

C. Kerangka Berfikir

1. Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin

Jenis kelamin yang dimaksud adalah laki-laki dan perempuan. Secara psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Sifat kepribadian yang dimiliki juga berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat keibuan, lemah lembut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

berperasaan dan lebih feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat maskulin, kasar, dan lebih perkasa. Perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan ini dapat menimbulkan perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal perhatian, pandangan, cara berfikir, dan perasaan.

Ada anggapan bahwa profesi guru lebih cocok untuk perempuan karena perempuan mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, berperasaan dan lebih feminim sehingga perempuan lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa maupun masalah-masalah yang menyangkut kepribadian atau psikologis siswa. Sedangkan profesi guru kurang cocok untuk laki-laki karena sifat laki-laki yang maskulin, kasar, dan lebih perkasa, sehingga kurang peka terhadap siswa dalam hal pendampingan belajar maupun dalam setiap pembimbingan masalah-masalah yang terjadi pada siswa.

2. Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar

Perbedaan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi cara pandang siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Siswa yang memiliki prestasi tinggi cenderung mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang lebih baik daripada siswa yang yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung mempunyai gairah belajar yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas. Semakin luas pengetahuan yang diketahui siswa, siswa akan semakin mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka menerima hal-hal baru. Semakin luas pengetahuan ia


(44)

23

akan semakin tau berbagai macam peluang pekerjaan dengan imbal jasa yang tinggi dengan fasilitas-fasilitas yang menarik yang ditawarkan. Dengan prestasi yang tinggi siswa merasa yakin dengan kemampuannya dan lebih berani bersaing dengan siswa lain. Siswa lebih memilih pekerjaan yang lebih menantang.

Cukup jarang siswa berprestasi baik waktu di sekolah setelah lulus kuliah kemudian menjadi guru. Mayoritas siswa dengan dengan prestasi baik melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi cenderung memilih fakultas non keguruan. Siswa yang berprestasi baik menganggap bahwa profesi guru tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi pemimpin, memperoleh harta kekayaan yang banyak, kekuasaan yang cukup. Hal ini dipengaruhi dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa profesi sebagai guru tidak cukup menjanjikan dari sisi ekonomi. Tidak sedikit siswa berprestasi kemudian direkrut sebuah perusahaan saat lulus dari bangku kuliah. Sedangkan siswa yang kemampuan akademiknya kurang atau berprestasi rendah lebih memilih berprofesi menjadi guru karena peluang kerjanya lebih banyak, dan jika mau mencari pekerjaan lain membutuhkan berbagai macam keahlian.

3. Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orangtua

Pekerjaan orangtua adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan setiap bulan di suatu instansi pemerintah, swasta atau wiraswasta. Antara orangtua siswa yang satu dan yang lain pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Secara tidak langsung pekerjaan orangtua akan mempengaruhi pola asuh orangtua yang akan berpengaruh terhadap cara pandang siswa terhadap suatu pekerjaan atau profesi.

Seorang yang bukan guru akan mempunyai pola asuh yang berbeda dengan seorang guru. Sikap mental yang dimiliki oleh orangtua baik guru maupun bukan guru, akan ditularkan ke anak lewat pola asuh. Pola asuh yang diberikan kepada anak sangat berbeda sesuai dengan mentalitas yang dimiliki orangtua, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap mental anaknya dalam memandang lingkungan sekitarnya. Ada kecenderungan anak dari seorang guru mengikuti jejak orangtuanya menjadi guru. Hal ini memperkuat dugaan bahwa siswa yang mempunyai orangtua yang berprofesi sebagai guru cenderung lebih mempunyai persepsi yang positif terhadap profesi guru, karena profesi guru adalah profesi terhormat. Sebaliknya siswa yang orangtuanya mempunyai pekerjaan yang bukan guru cenderung mempunyai persepsi negatif terhadap profesi guru karena menganggap profesi guru adalah profesi yan tidak terhormat dan tidak dapat menjamin pemenuhan kebutuhannya.


(46)

25

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah ditetapkan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1 : Ada perbedaan persepsi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan terhadap profesi guru.

Ha2 : Ada perbedaan persepsi antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi terhadap profesi guru.

Ha3 : Ada perbedaan persepsi antara siswa yang orangtuanya berprofesi sebagai guru maupun non guru terhadap profesi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian

yang dilakukan pada suatu objek tertentu, sehingga hasil penelitian hanya

berlaku bagi sekolah yang diteliti dan tidak berlaku pada sekolah lainnya.

Dalam hal ini, penelitian dilakukan di SMA St. Mikael Warak sehingga

kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku di SMA tersebut.

B.

Tempat dan waktu penelitian

1.

Tempat penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian di SMA St.

Mikael Warak Sleman.

2.

Waktu penelitian


(48)

 

27

C.

Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA St. Mikael

Warak Sleman tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan penelitian

populasi, teknik pengambilan sampel sejumlah siswa di SMA St. Mikael

Warak.

D.

Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1.

Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 99). Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yaitu:

a.

Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin siswa,

prestasi belajar siswa, pekerjaan orangtua.

b.

Variabel terikat ( dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap

profesi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

2.

Pengukuran variabel

a.

Persepsi siswa terhadap profesi guru

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesi Guru

Variabel

bebas

Indikator Pernyataan

positif

Pernyataan

negatif

Persepsi

siswa

terhadap

profesi guru

1)

Sikap dan disiplin

guru

2)

Pengabdian guru

3)

Lingkup profesi guru

4)

Posisi guru di

masyarakat

5)

Latarbelakang

pendidikan guru

6)

Keterampilan guru

7)

Kesejahteraan dan

ekonomi

8)

Pekerjaan yang

monoton

9)

Profesi yang menarik

untuk dijalani

1, 2, 6, 11,

3, 4, 5, 7, 8

-

13, 14

21

19

-

-

18

-

-

9, 10

15, 16, 24

20

17, 22, 23

12

-

Jumlah

14

10

Diadopsi dari Skripsi Pungki (2009)

Pengukuran variabel persepsi siswa terhadap profesi guru dengan menggunakan

skala Likert.


(50)

 

29

Skor Variabel Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru

b.

Jenis kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua

jenis yaitu laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi skor sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Pengukuran variabel Jenis kelamin Siswa

Jenis Kelamin

Skor

Laki-laki

Perempuan

1

2

c.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dilihat dari nilai rata-rata hasil raport

semester ganjil tahun ajaran 2010-2011 yang kemudian dikelompokkan

menjadi 2 kategori yaitu tinggi dan rendah dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Jawaban

Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju

4

1

Setuju 3 2

Tidak setuju

2

3

Sangat tidak setuju

1

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

1)

Menunjukkan skor yang dicapai responden dari nilai raport.

2)

Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori

tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurve normal dan diberi skor sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Pengukuran Variabel Prestasi Belajar

Kategori Syarat

pengukuran Skor

Tinggi Lebih

dari

mean 1

Rendah

Kurang /sama dengan

mean

2

Mean dicari dengan rumus sebagai berikut (Hadi, 1998:41):

Mean=

N

fx

Keterangan:

fx

= total Skor

N = jumlah Sampel

d.

Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan orangtua adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan

orangtua untuk memperoleh penghasilan. Adapun pedoman pemberian

skor adalah sebagai berikut :


(52)

 

31

Tabel 3.4

Pengukuran Variabel Pekerjaan Orangtua

Pekerjaan Orangtua

Skor

Guru

Non guru

1

2

E.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan teknik sebagai berikut:

1.

Kuesioner atau angket untuk responden

Pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis

yang diberikan kepada siswa sebagai responden untuk diisi dengan jawaban

yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dalam penenlitian ini kuesioner

yang digunakan terbagi dalam 2 bagian yaitu:

Bagian I: berupa pertanyaan mengenai identitas responden

Bagian II: berupa pertanyaan tentang persepsi responden terhadap profesi

guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

2.

Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen tertulis

yang tersedia di sekolah sebagai sumber datanya. Misalnya

peraturan-peraturan sekolah, jumlah siswa, jumlah guru dan segala hal yang kiranya

masih ada korelasi dengan penelitian ini.

F.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1.

Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen ( Suharsimi, 1993:136 ), yaitu

sebagai berikut:

r =

(

) (

)

(

)

(

)

∑ ∑

− − − 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n

Keterangan :

r

= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total item

X = skor item


(54)

 

33

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan

korelasi dengan signifikansi 5%. Jika r

hitung

lebih besar dari pada r

tabel

, maka

butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal

tersebut tidak valid.

Pengujian item instrument dilakukan di SMAN 1 Mlati, dengan jumlah

responden sebanyak 30 responden. Berikut ini merupakan rangkuman dari

hasil uji validitas terhadap variabel persepsi siswa terhadap profesi guru

ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan

orangtua yang dilakukan sebelum penelitian.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas item Variabel Persepsi Siswa Terhadap Profesi Guru

No.

R

hitung

r

tabel

Keterangan

1 0,449

0,

361

Valid

2 0,570

0,

361

Valid

3 0,469

0,

361

Valid

4 0,376

0,

361

Valid

5 0,398

0,

361

Valid

6 0,628

0,

361

Valid

7 0,555

0,

361

Valid

8 0,476

0,

361

Valid

9 0,365

0,

361

Valid

10 0,429

0,

361

Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

11 0,476

0,

361

Valid

12 0,559

0,

361

Valid

13 0,468

0,

361

Valid

14 0,461

0,

361

Valid

15 0,420

0,

361

Valid

16 0,380

0,

361

Valid

17 0,444

0,

361

Valid

18 0,394

0,

361

Valid

19 0,570

0,

361

Valid

20 0,506

0,

361

Valid

21 0,377

0,

361

Valid

22 0,392

0,

361

Valid

23 0,559

0,

361

Valid

24 0,380

0,

361

Valid

2.

Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 1993:142),

yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha :

11

r

=

2

2

1

1

t b

k

k

σ

σ


(56)

 

35

Keterangan:

11

r

= reliabilitas instrumen

k

= banyak butir pertanyaan

2

t

σ

= varian total

2

b

σ

= jumlah varian butir

Dengan taraf signifikan sebesar (

α

) = 5%, jika nilai r

hitung

lebih besar

dari pada r

tabel

, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga

sebaliknya jika r

hitung

lebih kecil dari r

tabel

maka soal tersebut tidak reliabel.

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

r

hitung

Kriteria

Reliabilitas

Status

Persepsi Siswa terhadap

Profesi guru

0,883 0,6

Reliabel

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa instrumen atau

kuesioner untuk mengukur variabel persepsi siswa terhadap profesi guru

diperoleh hasil koefisien

Alpha Cronbach

sebesar 0,883 yang lebih besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah

reliabel.

G.

Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F. Agar

kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu

dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji

normalitas dan uji homogenitas.

1.

Uji Persyaratan Analisis Korelasi

a.

Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis

untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini

digunakan rumus uji satu sampel dari

Kolmogorov-Smirnov

, yaitu

tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)

dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana

teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya

distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi

suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36).

Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes


(58)

 

37

Kolmogorov-Smirnov

. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk

normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

D

=

maksimum

F

o

( )

X

S

n

( )

X

Keterangan:

D

= Deviasi maksimum

F

o

= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang

ditentukan

S

n

( X )

= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih

besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila

probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf

signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b.

Uji Homogenitas

Untuk menggeneralisasikan hasil penelitian maka harus lebih dahulu

yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari

populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan

dengan adanya kesamaan variasi diantara kelompok sampel, dan ini

mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka

dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

populasi yang sama. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah uji

Barlett

(Arikunto, 2004:215). Adapun langkah-langkah uji homogenitas

menurut Sudjana (2002: 250) sebagai berikut:

F =

kecil

Varianster

besar

Varianster

Harga F

hitung

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga

F

tabel

dengan dk pembilang n -1 dan dk penyebut n – 1. Dalam hal ini

berlaku ketentuan bila harga F

hitung

lebih kecil atau sama dengan F

tabel

(

F

hitung

F

tabel

), maka dapat disimpulkan bahwa varians data yang akan

dianalisis homogen.

2.

Pengujian Hipotesis Penelitian

Analisis yang digunakan untuk menguji model dalam penelitian ini

adalah analisis varian Uji t-test. Adapun langkah-langkah yang digunakan

dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a.

Perumusan Hipotesis

1)

Hipotesis 1

HO = Tidak ada perbedaan persepsi antara siswa laki-laki dan

siswa perempuan terhadap profesi guru.

H1 = Ada perbedaan persepsi antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan terhadap profesi guru.


(60)

 

39

2)

Hipotesis 2

HO = Tidak ada perbedaan persepsi antara siswa yang berprestasi

rendah dan siswa yang berprestasi tinggi terhadap profesi guru.

H1 = Ada perbedaan persepsi antara siswa yang berprestasi

rendah dan siswa yang berprestasi tinggi terhadap profesi guru.

3)

Hipotesis 3

HO

= Tidak ada perbedaan persepsi antara siswa yang

orangtuanya berpofesi sebagai guru maupun non guru terhadap

profesi guru.

H1 = Ada perbedaan persepsi antara siswa yang orangtuanya

berpofesi sebagai guru maupun non guru terhadap profesi guru.

b.

Pengujian Hipotesis

1)

Pengujian Hipotesis Pertama

Untuk menguji hipotesis persepsi siswa terhadap profesi guru

ditinjau dari jenis kelamin siswa yaitu dengan menggunakan rumus uji

beda (uji t). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a)

Menentukan hipotesis H0 : = 0

H1 : > 0

b)

Menentukan t tabel dengan dk = n – 2 dengan tingkat signifikansi

(a=0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

c)

Menentukan statistik uji t dengan rumus:

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − + + − =

2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1

2 n n

n n x x x x t

=

1

x

rerata kelompok pertama

=

2

x

rerata kelompok kedua

2

=

1

x

jumlah kuadrat skor pertama

2

=

2

x

jumlah kuadrat skor kedua

=

1

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok pertama

=

2

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok kedua

d)

Menentukan kriteria penolakan dan penerimaan Ho

Ho ditolak apabila

t

hitung

t

tabel

atau probabilitas signifikan > 0,05

2)

Pengujian Hipotesis Kedua

Untuk menguji hipotesis persepsi siswa terhadap profesi guru

ditinjau dari prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus

uji beda (uji t). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a)

Menentukan hipotesis H0 : = 0

H1 : > 0

b)

Menentukan t tabel dengan dk = n – 2 dengan tingkat signifikansi

(a=0,05).


(62)

 

41

c)

Menentukan statistik uji t dengan rumus:

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − + + − =

2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1

2 n n

n n x x x x t

=

1

x

rerata kelompok pertama

=

2

x

rerata kelompok kedua

2

=

1

x

jumlah kuadrat skor pertama

2

=

2

x

jumlah kuadrat skor kedua

=

1

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok pertama

=

2

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok kedua

d)

Menentukan kriteria penolakan dan penerimaan Ho

Ho ditolak apabila

t

hitung

t

tabel

atau probabilitas signifikan > 0,05

3)

Pengujian Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis persepsi siswa terhadap profesi guru

ditinjau dari pekerjaan orangtua yaitu dengan menggunakan rumus uji

beda (uji t). Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a)

Menentukan hipotesis H0 : = 0

H1 : > 0

b)

Menentukan t tabel dengan dk = n – 2 dengan tingkat signifikansi

(a=0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(63)

c)

Menentukan statistik uji t dengan rumus:

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − + + − =

2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1

2 n n

n n x x x x t

=

1

x

rerata kelompok pertama

=

2

x

rerata kelompok kedua

2

=

1

x

jumlah kuadrat skor pertama

2

=

2

x

jumlah kuadrat skor kedua

=

1

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok pertama

=

2

n

banyaknya skor yang dimiliki kelompok kedua

d)

Menentukan kriteria penolakan dan penerimaan Ho


(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Mengenal SMA St. Mikael Warak sleman 1. Sejarah Berdirinya SMA St. Mikael

SMA Mikael terletak di desa Warak Kelurahan Sumberadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55288. Luas tanah keseluruhannya yaitu 6.425 m2 dengan luas bangunan 2.078 m2.

Pada tahun 1982, berdirilah SMA Kartika yang dikelola oleh Yayasan Pertahanan Sipil di bawah pimpinan Bapak Dono sekaligus sebagai pemilik tanah. Pada saat itu lokasinya sendiri masih menjadi satu dengan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Namun karena kondisi tempat yang tidak memadai akhirnya SMA Kartika dipindahkan ke Denggung bersama dengan murid–murid lama untuk tetap melanjutkan proses KBM di sana. Di tempat yang baru, atas saran dari Dinas Propinsi untuk mendirikan sekolah barn dengan nama SMA Sta. Yulia dengan Bapak Subardjo Yuventius sebagai kepala sekolah yang pertama. Namun pihak Dinas menyatakan bahwa sekolahan tersebut tidak resmi, karena murid-murid yang ada merupakan murid-murid sekolah yang lama (SMA Kartika). Karena dianggap tidak resmi, SMA Sta. Yulia terpaksa hams dibubarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(65)

Selanjutnya, dari Dinas Pendidikan menyarankan Bapak Subardjo dan Suster Canisia untuk membentuk sekolah barn dan terbentuklah SMA St. Mikael yang diresmikan oleh Kanwil Depdikbud Propinsi DIY pada tanggal 14 Juli 1984 dengan SK pendirian yang keluar pada tanggal 28 Mei 1984 dengan No. 0457/11/1986 yang menyatakan bahwa SMA Mikael dapat berjalan secara operasional, meskipun pada tingkat pertama hanya menerima murid sejumlah 44 orang.

Pada tahun 1987 SMA St. Mikael mulai menerima murid barn dari tingkat pertama sampai ke tiga dengan dua macam penjurusan yaitu IPA dan IPS. Pada tanggal 14 Desember 2005 SMA St. Mikael mendapat akreditasi A dan berlaku sampai sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA St. Mikael a. Visi SMA St. Mikael

Tangguh dalam kepribadian, unggul dalam kecerdasan, serta mampu berkompetisi berdasarkan iman kristiani. Indikator- indikator visi :

1. Warga SMA St. Mikael Sleman memiliki budi pekerti luhur.

2. Warga SMA St. Mikael Sleman mampu mengembangkan diri sesuai dengan kecerdasan masing–masing.

3. Warga SMA St. Mikael Sleman mempunyai daya juang yang tinggi untuk berkompetisi.

4. Warga SMA St. Mikael Sleman memiliki iman yang dalam.


(66)

45

tinggi.

b. Misi SMA St. Mikael

1. Menumbuhkembangkan nilai–nilai budi pekerti luhur.

2. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan, pelatihan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal.

3. Meningkatkan daya juang untuk berprestasi sehingga mampu untuk berkompetisi.

4. Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai kristiani. 5. Menghidupkan dan mengembangkan sekolah sebagai komunitas

iman yang mencerminkan tata kehidupan bersama yang semakin bersaudara, adil dan bermartabat.

c. Tujuan SMA St. Mikael

1. Setiap warga sekolah memiliki kedisiplinan tinggi.

2. Setiap warga sekolah berperilaku sopan dan santun dalam kehidupan sehari-hari.

3. Setiap warga sekolah berperilaku hidup sehat.

4. Persentase kelulusan meningkat.

5. Nilai rata-rata ujian meningkat.

6. Rangking nilai ujian meningkat.

7. Sekolah memiliki tim olahraga yang mampu tampil menjadi finalis pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(67)

lomba di tingkat kabupaten untuk: basket, yob dan sepak bola.

8. Sekolah memiliki tim kesenian yang mampu tampil dalam event-event

tertentu dan dalam lomba di tingkat kabupaten untuk cabang seni: paduan suara, teater dan band.

9. Sekolah memiliki tim bahasa inggris yang mampu tampil dalam lomba bahasa inggris di tingkat kabupaten ataupun propinsi.

10.Setiap warga sekolah dapat mengoperasikan komputer minimal untuk program: MS Word, Exel, dan Power Point.

11.Warga sekolah mau dan mampu menulis minimal pada majalah dinding atau majalah sekolah "Mikael Magazine".

12.Siswa mempunyai ketekunan dan daya juang yang tinggi.

13.Siswa mau dan mampu berkompetisi secara sehat.

14.Dalam kehidupannya siswa selalu mendasarkan kepada iman kepercayaan kepada Tuhan.

15.Sekolah menjadi arena komunikasi antar warganya di mana tercermin tata kehidupan bersama yang bersaudara, adil dan bermartabat.

B. Kurikulum

Di dalam penyelenggaraan pendidikan SMA St. Mikael memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimulai pada tahun pelajaran 2006/2007.


(68)

47

Program pengajaran yang digunakan di SMA St. Mikael ada 2 macam yaitu program pengajaram umum yang berlaku untuk kelas X serta program pengajaran khusus yang berlaku untuk kelas XI dan XII yaitu program IPA dan IPS.

C. Organisasi Sekolah SMA St. Mikael

Dalam setiap sekolah memerlukan struktur organisasi, yang sangat mendukung bagi pelaksanaan kerja di lingkungan sekolah baik sebagai kepala sekolah, guru maupun karyawan. Hal ini dikarenakan terkait dengan masalah tata kerja personal dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan.

Pelaksanaan suatu kegiatan baik belajar mengajar maupun kegiatan yang lain dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan akan dapat berjalan dengan baik apabila struktur organisasi sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menguraikan tugas serta wewenangnya dengan jelas, dan melaksanakan tugas serta wewenang tersebut dengan sebaik-baiknya.

D. Personalia dan Pembagian Tugas

Personalia dan pembagian tugas di SMA St. Mikael Sleman adalah sebagai berikut :

Pengelola sekolah terdiri dari :

1. Kepala Sekolah

Untuk periode 2008 yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah Sr. M. Bernadette SND, S.Pd. Tugas dari kepala sekolah di antaranya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(69)

a. Kepala sekolah selaku pimpinan mempunyai tugas : 1) Menyusun perencanaan;

2) Mengorganisasikan kegiatan;

3) Mengarahkan kegiatan;

4) Mengkoordinasikan kegiatan;

5) Melaksanakan pengawasan;

6) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan;

7) Menentukan kebijaksanaan;

8) Mengadakan rapat;

9) Mengambi keputusan;

10) Mengatur proses;

11) Mengatur administrasi

a) Kantor

b) Siswa

c) Pegawai

d) Perlengkapan

e) Keuangan / RAPBS


(70)

49

13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha

b. Kepala sekolah sebagai administrator bertugas menyelenggarakan administrasi :

1) Perencanaan

2) Pengorganisasian

3) Pengarahan

4) Pengkoordinasian

5) Pengawasan

6) Kurikulum

7) Kesiswaan

8) Kantor

9) Kepegawaian

10)Perlengkapan

11)Keuangan

12)Perpustakaan

13)Laboratorium

14)Ruang ketrampilan/ kesenian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(71)

2. Wakil Kepala Sekolah

Jumlah Wakil Kepala Sekolah pada sekolah menengah umum satu orang, disesuaikan menurut kebutuhan. Pada tahun ajaran 2008 yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah ialah Drs. Subardjo Yuventius.Adapun tugas dari Wakil Kepala Sekolah ialah membantu Kepala Sekolah dalam urusan-urusan sebagai berikut :

a) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan program pelaksanaan.

b) Pengorganisasian

c) Pengarahan

d) Ketenangan

e) Pengorganisasian

f) Pengawasan

g) Penilaian

h) Identifikasi dan pengumpulan

a. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dijabat oleh M. Sri Purwantoro S.Pd. Tugas dari bidang ini ialah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan–kegiatan sebagai berikut:


(72)

51

2) Menyusun pembagian tugas guru

3) Menyusun jadual pembelajaran

4) Menyusun jadual evaluasi pembelajaran

5) Menyusun pelaksanaan EBTA/ EBTANAS ( ujian akhir )

6) Menetapkan kriteria persyaratan naik kelas / tidak naik kelas.

7) Menetapkan jadual penerimaan buku laporan pendidikan ( rapor ) dan penerimaan STTB

8) Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusun satuan pelajaran. 9) Menyediakan buku kemajuan kelas.

10) Menyusun laporan pelaksanaan pembelajaran.

b. Wakil Kepala Sekolah Urusan/ Bidang Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan dijabat oleh Drs. A. Raharjo. Bidang ini mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiaan kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun program pembinaan kesiswaan/ OSIS

2) Melaksanakan bimbingan pengarahan dan pengendalian kegiatan siswa/ OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah.

3) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan dan kekeluargaan ( K6 )

4) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(73)

5) Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi

6) Menyusun program dan jadual pembinaan siswa secara berkala dan insidentil.

7) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerimaan beasiswa.

8) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah.

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala. 10)Mengatur mutasi siswa.

c. Wakil kepala Sekolah Urusan/ Bidang Hubungan Kerjasama dengan Masyarakat

Wakil K epala S ekolah Urusan atau Bidang Hubungan Masyarakat dijabat oleh FX. Sudarmin BA. Bidang ini mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa.

2) M e mb i n a h u b u n g a n a n t a r a s e k o l a h d e n g a n P O M G / B P 3 . 3) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasrana

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


(74)

53

2) Mengadministrasikan pendayagunaan sarana prasarana.

3) Pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran.

4) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.

3. Guru

Guru di SMA St. Mikael berjumlah 20 orang, dimana 6 orang yang berstatus pegawai negeri dan 14 orang berstatus guru tetap yayasan. Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

a. Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi:

1) Membuat program pengajaran/rencana kegiatan belajar mengajar catur wulan atau tahunan.

2) Membuat satuan pelajaran (persiapan mengajar).

3) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

4) Melaksanakan kegiatan penilaian catur wulan/tahunan.

5) Mengisi daftar nilai siswa.

6) Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar.

7) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran.

8) Melaksanakan kegiatan bimbingan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(75)

9) Membuat alat pelajaran program.

10) Membuat alat pelajaran peraga.

11) Menciptakan karya seni.

12) Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

13) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.

14) Mengadakan pengembangan setiap bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

15) Membuat lembaran kerja siswa (LKS).

16) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.

17) Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.

18) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.

19) Mengumpulkan dan menghitung angka 'credit untuk kenaikan pangkatnya.

b. Sesuai dengan ruang lingkup, fungsi dan tugas guru sebagai tugas pendidik dan tugas pengajar pelaksanaan jenis-jenis kegiatan pengelolaan Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah sebagai berikut:

1) Menyusun satuan pelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.


(76)

55

3) Menyusun rencana program evaluasi.

4) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

5) Menyusun nilai bidang studi formatif dan subsumatif.

6) Menyusun laporan-laporan pelaksanaan pelajaran tiap akhir catur wulan. 7) Melaksanakan evaluasi catur wulan dan tahunan.

8) Mengisi buku kelas (khusus wali kelas).

c. K egiatan penilaian proses dan hasil belajar mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Dalam melaksanakan penilaian tersebut digunakan jenis-jenis evaluasi sebagai berikut:

1) Evaluasi formatif ialah kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir satuan pelajaran.

2) Evaluasi subsumatif ialah kegiatan penilaian setelah beberapa satuan pelajaran diselesaikan yang dilakukan pada perempat atau setengah catur wulan.

3) Evaluasi sumatif ialah kegiatan penilaian yang dilakukan pada akhir satuan program.

4) Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) ialah evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir seluruh program bagi siswa kelas tertinggi yang menentukan lulus/tidaknya siswa. Pelaksanaan EBTA didasarkan pada peraturan/ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

KATEGORI KECENDERUNGAN VARIABEL

PAP tipe II digunakan untuk menentukan kecenderungan variabel yang dimaksud dengan Peniliaan Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang membandingkan suatu prestasi dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam PAP tipe II penguasaan kompetensi minimal yang merupakan Passing score atau batas kelulusan adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai. Jadi, passing score terletak pada persentil 56. Tuntutan pada batas persentil 56 dianggap merupakan batas manual yang paling rendah. Kategori kecenderungan menurut PAP tipe II adalah sebagai berikut:

a) Variabel Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru

Tingkat pengusaan kompetensi Kategori kecenderungan variabel

81% - 100% Sangat Positif

66% - 80% Positif

56% - 65% Cukup Positif

46% - 55% Negatif

< 46% Sangat Negatif

Perhitungan cara menentukan skor-skor adalah sebagai berikut:

Skor = Nilai terendah yang dicapai + persentase (Nilai tertinggi - Nilai terendah).

Berdasarkan kriteria dan cara perhitungan di atas, maka kategori kecenderungan dari masing-masing variabel-variabel adalah sebagai berikut:


(2)

A. Variabel Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 24 X 4 = 96 Skor terendah yang mungkin dicapai = 24 X 1 = 24 Perhitungan (pembulatan):

Sangat Positif = 24 + 81% (75-24) = 80 Positif = 24 + 66% (75-24) = 58 Cukup positif = 24 + 56% (75-24) = 53 Negatif = 24 + 46% (75-24) = 48 Sangat Negatif = 24 – 47

Penilaian Persepsi Siswa terhadap Profesi Guru No. Interval Kategori Sikap

1 80 - 96 Sangat Positif

2 58 – 79 Positif

3 53 – 57 Cukup Positif

4 48 – 52 Negatif


(3)

UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS

A. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persepsi siswa untuk jenis kelamin laki-laki

Persepsi siswa untuk jenis kelamin

perempuan

N 60 58

Normal Parametersa

Mean 73.34 73.38

Std. Deviation 5.689 6.239 Most Extreme Differences

Absolute .119 .108

Positive .101 .106

Negative -.119 -.108

Kolmogorov-Smirnov Z 1.120 .907

Asymp. Sig. (2-tailed) .163 .383

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persepsi siswa untuk prestasi belajar tinggi Persepsi siswa untuk prestasi belajar rendah

N 69 49

Normal Parametersa Mean 73.45 72.78

Std. Deviation 5.524 4.840

Most Extreme Differences

Absolute .154 .100

Positive .154 .074

Negative -.117 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z 1.280 .697


(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persepsi siswa untuk pekerjaan orangtua

sebagai guru

Persepsi siswa untuk pekerjaan orangtua bukan sebagai guru

N 27 91

Normal Parametersa Mean 72.74 73.30

Std. Deviation 5.762 5.102

Most Extreme Differences

Absolute .131 .126

Positive .117 .126

Negative -.131 -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .682 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .74127 .114

a. Test distribution is Normal.

B. UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variances

JENIS KELAMIN SISWA

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.930 1 116 .337

Test of Homogeneity of Variances

PRESTASI BELAJAR SISWA Levene Statistic df1 df2 Sig.


(5)

Test of Homogeneity of Variances

PEKERJAAN ORANGTUA Levene Statistic df1 df2 Sig.


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara persepsi siswa tentang kineja guru dengan prestasi belajar siswa : survai di SMP Negeri I Bojongpicung-Cianjur

0 8 84

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, prestasi belajar siswa dan pekerjaan orang tua : studi kasus siswa SMA Pangudi Luhur Jl. P. Senopati no. 18 Yogyakarta.

0 0 123

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, tingkat pendidikan orangtua, dan pekerjaan orang tua : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI di SMK YPKK 1 Sleman.

0 0 150

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti.

0 0 164

Pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar guru, gaya mengajar, sikap guru dalam mengajar dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat siswa untuk menjadi guru : studi kasus pada SMA St. Mikael Warak Sleman.

0 2 159

Persepsi siswa mengenai profesi guru ditinjau dari jenis kelamin siswa, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 1, SMA BOPKRI 2, dan SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.

0 2 94

SIKAP SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEGURUAN PRAKTIKAN PPL II DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR, MINAT MENJADI GURU, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

0 1 179

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI JENIS PEKERJAAN ORANG TUA DAN JENIS KELAMIN SISWA

0 1 211

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PEKERJAAN ORANGTUA

0 0 129

Persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua: studi kasus siswa SMA N Megang Sakti - USD Repository

0 0 162