UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS IV SDN BAKARAN KULON 01 Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Melalui Strategi STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

PADA SISWA KELAS IV SDN BAKARAN KULON 01 TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN OLEH : HENY SULISTYAWATI

A54E090088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

PADA SISWA KELAS IV SDN BAKARAN KULON 01 TAHUN 2013

Heny Sulistyawati. A54E090088. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013.130 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV melalui strategi STAD. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 yang berjumlah 46 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik Pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validasi data menggunakan validasi instrument, triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiridari 3 komponen, yaitu :reduksi data, penyajian data, danpenarikan kesimpulan. Prosedur penelitin meliputi tahap : identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dar iempat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar IPA dan peningkatan nilai rata-rata IPA setelah dilakukkan tindakan siklus I dan Siklus II. Pada Pra Siklus persentase keaktifan belajar rendah 54% atau 25 orang yang tidak aktif, pada Siklus I persentase keaktifan belajar sedang 43% atau 20 siswa yang cukup aktif dan pada Siklus II persentase keaktifan belajar tinggi mencapai 50% atau 23 siswa yang sangat aktif. Sedangkan persentase ketuntasan belajar dari Pra Siklus 46% atau 21 siswa, Siklus I 78% atau 36 siswa dan Siklus II 95% atau 44 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan memnggunakan strategi STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 Kec.Juwana.


(5)

A.PENDAHULUAN

Keaktifan belajar siswasangatlah penting dan bermanfaat bagi guru agar mampu meningkatkan semangat belajar siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik. Ketidakmampuan siswa pada materi,akanmenyebabkan siswa merasa kurang berminat pada pelajaran yang dihadapi, acuh tak acuh dan tidak konsentrasi pada pelajaran.

Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam.Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

Mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA) yang seharusnya merupakan pelajaran yang mampu membuat siswa menjadi sangat tertarik,karena mata pelajaran ini membahas kondisi nyata yang ada dalam diri dan lingkungan sekitar kita. Seharusnya nilai siswa bisa lebih baik dari mata pelajaran lain.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 diperoleh data bahwa keaktifan belajar siswa masih rendah.Indikatornya bisa dilihat dari aktifitas bertanya, menjawab dan berpendapat siswa masih rendah.Hal ini dikuatkan dengan masih banyaknya siswa yang mendapat nilai 60.Dan masih ada 25 siswa dari 46 siswa yang nilainya dibawah KKM.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01,diperoleh data bahwa pembelajaran masih bersiftat teacher centered,yaitu cenderung dikuasai guru. Guru tidak pernah memberikan praktek hanya ceramah saja. Iniberarti kurangnya peran guru dalam menciptakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa kurang diberi kesempatan dalam mengajukan gagasan dan penalaran dalam pembelajaran.Kurangnya keaktifan siswa ditandai dengan,siswa cenderung bermain pada saat pembelajaran berlangsung, jarang bertanya, jarang menjawab. Oleh karena itu selayaknya guru harus merubah metode mengajar konvensional dengan metode yang kooperatif dan menyenangkan bagi siswa.

Berdasarkan kondisi di atas, terjadi kesepakatan antara guru dan peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut. Guru akanmenggunakan pembelajaran inovatif, salah satunya adalah strategi STAD.

Strategi pembelajaran STAD dipilih karena dengan menggunakan strategi ini siswa akan lebih aktif dalam kelompok belajar sehingga siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang mereka hadapi dengan lebih baik.


(6)

Berkaitan dengan pemikiran tersebut,makaperlu dilakukan penelitian dengan judul“UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI STAD PADA SISWA KELAS IV SDN BAKARAN KULON 01 TAHUN 2013”.

Permasalahan dibatasi pada materi IPA, aspek yang ditingkatkan keaktifan siswa, strategi yang digunakan adalah strategi STAD, dan dilaksanakan di kelas IV SDN Bakaran Kulon 01.

Perumusan masalahnya adalah, apakah melalui penggunaan strategi pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 tahun 2013?

Tujuan penelitian untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV melalui strategi STAD di SDN Bakaran Kulon 01.

Manfaatnya agar berguna bagi guru, siswa, sekolah dan peneliti lain. Agar dapat dijadikan bahan kajian, maupun pembelajaran yang menarik.

B. LANDASAN TEORI 1. Hakekat IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.

b. Tujuan IPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,


(7)

menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

c. Ruang Lingkup IPA

Menurut Depdiknas (2006) ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep.Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan.Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

2. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Sardiman (2007 : 98) Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar Menurut Slameto (2003:60) sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut: 1) Faktor intern, merupakan faktor yang timbul dari dalam diri

sendiri. Antara lain kecerdasan atau intelegensi,bakat, minat dan motivasi.


(8)

2) Factor ekstern,merupakan faktor-faktor yang timbul dari luar diri siswa. Antara lain keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

c. Cara mengatasi ketidakaktifan belajar

Agar siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. Dalam pengajaran siswalah yang menjadi subyek, dialah pelaku kegiatan belajar.Oleh karena itu hendaknya guru merencenakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktifitas belajar.(Uut Iswahyudi, 2011)

d. Indikator Keaktifan

Menurut Suryosubroto (2002 : 71) siswa dikatakan aktif bila terdapat ciri-ciri :

1. Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi. 2. Pengetahuan dipelajari, dialami dan ditemukan siswa. 3. Mencobakan sendiri-sendiri konsep-konsep.

4. Mengkomunikasikan hasil pemikiran siswa 3. Model pembelajaran tipe STAD

a. Pengertian STAD

Menurut Ibrahim (2000:20) Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana. Dalam pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, yang beranggotakan 4-5 siswa.Dalam satu kelompok terdapat siswa yang kerkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

b. Langkah-langkah pembelajaran STAD

Menurut Suminarsih (2007: 16) Pembalajaran STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut :

1.) Presentasi kelas

Mata pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran.Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya.

2.) Kerja kelompok

Kelompok terdiri dari 4-5 orang, dalam kegiatan ini siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban atau memperbaiki misskonsepsi.


(9)

3.) Tes

Siswa diberi tes secara individual, dalam tes ini siswa tidak diperkenankan bekerjasama.

4.) Peningkatan skor individual

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi, karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok.

5.) Penghargaan kelompok

Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi diberikan penghargaan.

c. Kelebihan Strategi STAD

Kelebihan strategiSTAD menurut Soewarso (1998 : 23) adalah sebagai berikut :

1.) Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

2.) Adanya anggota kelompok lain, menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,karena dalam pengetesan lesan siswa bisa dibantu oleh anggota kelompok lain.

3.) Siswa mampu belajar berdebat,belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

4.) Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi, menambah harga diri siswa, dan mamperbaiki hubungan sebaya.

5.) Hadiah dan penghargaan yang diberikan akan membuat siswa bersemangat, sehingga mencapai hasil yang lebih tinggi.

6.) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah pengetahuannya.

7.) Pembentukan kelompok kecil yang memudahkan memonitor siswa dalam belajar bekerja bersama-sama

d. Kekurangan Strategi STAD yaitu :

1) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat kurang mampu belajar mandiri.

2) Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum terkadang tidak dapat dipenuhi. 3) Penilaian terhadap individu dan kelompok serta pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. (Soewarso, 1998 : 23)


(10)

C. METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana Kabupaten Pati.Penulis memilih lokasi ini dengan pertimbangan merupakan tempat bekerja, sehingga memudahkan mencari data, peluang waktu yang banyak, dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD ini.

b. Waktu penelitian dilaksanakan selama semester II tahun ajaran 2012/2013. Pada bulan Januari sampai April. Tahap persiapan penelitian ini dimulai bulan Januari 2013.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana, kabupaten Pati, dengan jumlah siswa 46 orang, laki-laki 25 dan perempuan 21. Subjek pelaku tindakan adalah guru peneliti.Sementara guru kelas IV dan kelas II ASDN Bakaran Kulon 01 sebagai patner kolaborasi sekaligus sebagai komentator agar penelitian ini dapat terlaksana sesuai rencana dan agar menjadi penelitian yang dapat dijadikan contoh atau panduan yang baik demi meningkatkan kualitas pendidikan di SD khususnya.

Objek penelitian ini adalah keaktifan belajar IPA melalui metode STAD pada siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 tahun 2013. 3. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus II (berlangsung selama tiga minggu).Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes melihat sejauh mana peningkatan kemampuan siswa.

Secara visual prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digambarkan sebagai berikut :


(11)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan lembar Observasi guru yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada lampiran 4 (hal 98) dan lampiran 9 (hal 122) diperoleh hasil yang bagus, kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi STAD berjalan sesuai dengan perkiraan dan rencana. Dan kondisi ini membuat keaktifan belajar siswa menjadi lebih maksimal, sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa tabel 17 ( hal 71) dan grafik 11 (hal 71) diperoleh adanya perubahan dari sebagian besar cukup aktif menjadi sangat aktif. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 69,9 pada siklus I menjadi 78,8 pada siklus II.

Persentase keaktifan dari kondisi pra siklus yang masih rendah, berangsur naik pada siklus I dan semakin meningkat pada siklus II. Pada pra siklus jumlah siswa yang tidak aktif dari 25 siswa, menjadi 10 siswa pada siklus I dan menjadi 1 siswa saja pada siklus II. Dan aktifitas belajar siswa menjadi sangat tinggi dari kondisi pra siklus sebanyak 10 siswa, menjadi 16 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 23 siswa pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Selain data keaktifan belajar yang meningkat data nilai hasil belajar juga terdapat peningkatan yang cukup bagus. Ini terlihat pada tabel 17.

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Apakah indikator sudah tercapai,jika belum dilanjutkan ke siklus berikutnya


(12)

Dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi membuat karya atau model yang menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, guru sebagai bagian yang sangat penting dalam pembelajaran dituntut untuk selalu memberikan kontribusi dan perubahan yang baik terhadap pembelajaran. Sehingga guru harus selalu mengadakan penelitian tindakan kelas agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dari data persentase keaktifan per siklus dan data nilai per siklus yang dihasilkan pada penelitian ini mendukung diterimanya hipotesis bahwa dengan metode STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana, kabupaten Pati.

Hal ini menguatkan pendapat atau penelitian sebelumnya bahwa penggunaan strategi pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berikut ini disajikan tabel Keaktifan belajar siswa Per siklus.

Grafik Keaktifan Belajar Siswa Per Siklus

Gambar 11. Presentase Keaktifan Belajar Siswa Per Siklus E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan strategi STAD dapat

0 20 40 60 80 100 120

Pra Siklus Siklus I Siklus II

tinggi sedang rendah

K

e

ak

ti

fan


(13)

meningkatkan keaktifan belajar IPA.Keaktifan tersebut dapat ditunjukkan dari pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Keaktifan belajar IPA pada siswa kelas IV menunjukkan peningkatan yang cukup bagus setelah menggunakan strategi pembelajaran STAD. Dari pra siklus 22%, siklus I 35% dan siklus II 50%

Dan peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus 63, siklus I 69 dan siklus II mencapai 78,8. Peningkatan persentase ketuntasan dari 46% menjadi 78% pada siklus I dan mencapai 95% pada siklus II

2. Saran

a. Untuk Guru

Hendaknya guru mampu menjadi “ ing ngarso sung tulodho (di depan member contoh), ing madya mangun karso (di tengah membangun ide atau gagasan), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan/dukungan).”

b. Bagi siswa

1) Harus lebih aktif dalam proses belajar mengajar, dan peka terhadap permasalahan pembelajaran jika dikaitkan dengan permasalan yang nyata.

2) Mampu menjadi individu yang cerdas, terampil, beriman dan berani berpendapat.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Selalu terbuka dan dapat memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. 2) Memberikan pelatihan atau seminar tentang bermacam-macam

strategi mengajar kepada guru. d. Bagi peneliti lain

1) Lebih mengembangkan penelitiannya, jika kasusnya sama

2) Dapat lebih variatif menerapkan strategi pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbandingan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 2000. PembelajaranKoperatif. Surabaya : UNESA-University Press.

Iskandar. 2009. PsikologiPendidikan. Ciputat : Gaung Persada Press

Rubiyanto, Rubino dan Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas keSDan dan Karya Ilmiah. Surakarta : PGSD FKIP UMS.


(14)

Rubiyanto, Rubino. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : PGSD FKIP UMS.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suminarsih. 2007. Model-model Pembelajaran Matematika. Semarang : LPMP

Soewarso. 1998. Menggunakan Strategi Kooperatif Learning di dalam Ilmu Pengetahuan Sosial : Edukasi

Suryosubroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta

UutIswahyudi. 2011. Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas III Tahun 2012/2013. Skripsi


(1)

3.) Tes

Siswa diberi tes secara individual, dalam tes ini siswa tidak diperkenankan bekerjasama.

4.) Peningkatan skor individual

Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi, karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok.

5.) Penghargaan kelompok

Kelompok yang mencapai rata-rata skor tertinggi diberikan penghargaan.

c. Kelebihan Strategi STAD

Kelebihan strategiSTAD menurut Soewarso (1998 : 23) adalah sebagai berikut :

1.) Membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

2.) Adanya anggota kelompok lain, menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,karena dalam pengetesan lesan siswa bisa dibantu oleh anggota kelompok lain.

3.) Siswa mampu belajar berdebat,belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

4.) Menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi, menambah harga diri siswa, dan mamperbaiki hubungan sebaya.

5.) Hadiah dan penghargaan yang diberikan akan membuat siswa bersemangat, sehingga mencapai hasil yang lebih tinggi.

6.) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah pengetahuannya.

7.) Pembentukan kelompok kecil yang memudahkan memonitor siswa dalam belajar bekerja bersama-sama

d. Kekurangan Strategi STAD yaitu :

1) Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat kurang mampu belajar mandiri.

2) Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum terkadang tidak dapat dipenuhi. 3) Penilaian terhadap individu dan kelompok serta pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. (Soewarso, 1998 : 23)


(2)

C. METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana Kabupaten Pati.Penulis memilih lokasi ini dengan pertimbangan merupakan tempat bekerja, sehingga memudahkan mencari data, peluang waktu yang banyak, dan nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD ini.

b. Waktu penelitian dilaksanakan selama semester II tahun ajaran 2012/2013. Pada bulan Januari sampai April. Tahap persiapan penelitian ini dimulai bulan Januari 2013.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana, kabupaten Pati, dengan jumlah siswa 46 orang, laki-laki 25 dan perempuan 21. Subjek pelaku tindakan adalah guru peneliti.Sementara guru kelas IV dan kelas II ASDN Bakaran Kulon 01 sebagai patner kolaborasi sekaligus sebagai komentator agar penelitian ini dapat terlaksana sesuai rencana dan agar menjadi penelitian yang dapat dijadikan contoh atau panduan yang baik demi meningkatkan kualitas pendidikan di SD khususnya.

Objek penelitian ini adalah keaktifan belajar IPA melalui metode STAD pada siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 tahun 2013. 3. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus II (berlangsung selama tiga minggu).Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.Untuk itu setiap akhir siklus diberikan tes melihat sejauh mana peningkatan kemampuan siswa.

Secara visual prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digambarkan sebagai berikut :


(3)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan lembar Observasi guru yang dilakukan pada siklus I dan siklus II pada lampiran 4 (hal 98) dan lampiran 9 (hal 122) diperoleh hasil yang bagus, kekurangan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi STAD berjalan sesuai dengan perkiraan dan rencana. Dan kondisi ini membuat keaktifan belajar siswa menjadi lebih maksimal, sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa tabel 17 ( hal 71) dan grafik 11 (hal 71) diperoleh adanya perubahan dari sebagian besar cukup aktif menjadi sangat aktif. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari 69,9 pada siklus I menjadi 78,8 pada siklus II.

Persentase keaktifan dari kondisi pra siklus yang masih rendah, berangsur naik pada siklus I dan semakin meningkat pada siklus II. Pada pra siklus jumlah siswa yang tidak aktif dari 25 siswa, menjadi 10 siswa pada siklus I dan menjadi 1 siswa saja pada siklus II. Dan aktifitas belajar siswa menjadi sangat tinggi dari kondisi pra siklus sebanyak 10 siswa, menjadi 16 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 23 siswa pada siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :

Selain data keaktifan belajar yang meningkat data nilai hasil belajar juga terdapat peningkatan yang cukup bagus. Ini terlihat pada tabel 17.

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Apakah indikator sudah tercapai,jika belum dilanjutkan ke siklus berikutnya


(4)

Dalam rangka meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi membuat karya atau model yang menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, guru sebagai bagian yang sangat penting dalam pembelajaran dituntut untuk selalu memberikan kontribusi dan perubahan yang baik terhadap pembelajaran. Sehingga guru harus selalu mengadakan penelitian tindakan kelas agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dari data persentase keaktifan per siklus dan data nilai per siklus yang dihasilkan pada penelitian ini mendukung diterimanya hipotesis bahwa dengan metode STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN Bakaran Kulon 01, kecamatan Juwana, kabupaten Pati.

Hal ini menguatkan pendapat atau penelitian sebelumnya bahwa penggunaan strategi pembelajaran STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berikut ini disajikan tabel Keaktifan belajar siswa Per siklus.

Grafik Keaktifan Belajar Siswa Per Siklus

Gambar 11. Presentase Keaktifan Belajar Siswa Per Siklus E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan strategi STAD dapat

0 20 40 60 80 100 120

Pra Siklus Siklus I Siklus II

tinggi

sedang

rendah

K

e

ak

ti

fan


(5)

meningkatkan keaktifan belajar IPA.Keaktifan tersebut dapat ditunjukkan dari pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Keaktifan belajar IPA pada siswa kelas IV menunjukkan peningkatan yang cukup bagus setelah menggunakan strategi pembelajaran STAD. Dari pra siklus 22%, siklus I 35% dan siklus II 50%

Dan peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus 63, siklus I 69 dan siklus II mencapai 78,8. Peningkatan persentase ketuntasan dari 46% menjadi 78% pada siklus I dan mencapai 95% pada siklus II

2. Saran

a. Untuk Guru

Hendaknya guru mampu menjadi “ ing ngarso sung tulodho (di depan member contoh), ing madya mangun karso (di tengah membangun ide atau gagasan), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan/dukungan).”

b. Bagi siswa

1) Harus lebih aktif dalam proses belajar mengajar, dan peka terhadap permasalahan pembelajaran jika dikaitkan dengan permasalan yang nyata.

2) Mampu menjadi individu yang cerdas, terampil, beriman dan berani berpendapat.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Selalu terbuka dan dapat memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. 2) Memberikan pelatihan atau seminar tentang bermacam-macam

strategi mengajar kepada guru. d. Bagi peneliti lain

1) Lebih mengembangkan penelitiannya, jika kasusnya sama

2) Dapat lebih variatif menerapkan strategi pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbandingan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 2000. PembelajaranKoperatif. Surabaya : UNESA-University Press. Iskandar. 2009. PsikologiPendidikan. Ciputat : Gaung Persada Press

Rubiyanto, Rubino dan Marsudi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas keSDan dan


(6)

Rubiyanto, Rubino. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : PGSD FKIP UMS.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suminarsih. 2007. Model-model Pembelajaran Matematika. Semarang : LPMP Soewarso. 1998. Menggunakan Strategi Kooperatif Learning di dalam Ilmu

Pengetahuan Sosial : Edukasi

Suryosubroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta UutIswahyudi. 2011. Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model

pembelajaran STAD Pada Siswa Kelas III Tahun 2012/2013.


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Melalui Strategi Pembelajaran Stad (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas V SDN Kedumul

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Melalui Strategi STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 Tahun 2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Melalui Strategi STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas IV SDN Bakaran Kulon 01 Tahun 2013.

0 1 7