PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

No Daftar FPEB: 356/UN40.7.D1/LT/2014

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT

LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Anugrah Firmansyah 0707416

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT

LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

Anugrah Firmansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Anugrah Firmansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.1 Maksud Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Audit ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Jenis Audit ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Audit Operasional ... Error! Bookmark not defined.


(5)

2.2.2 Audit Kepatuhan ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Audit Laporan Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Opini Audit ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) ... Error!

Bookmark not defined.

2.3.1.1 Kurangnya Penerapan Konsisten Atas Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1.2 Keraguan Atas Kelangsungan Usaha Perusahaan . Error! Bookmark

not defined.

2.3.1.2.1 Opini Audit Going Concern . Error! Bookmark not defined. 2.3.1.3 Auditor Menyetujui Adanya Perbedaan Dengan Prinsip Yang Wajib

Diterapkan ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1.4 Penekanan Atas Suatu Hal ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1.5 Pelaporan Yang Melibatkan Auditor Lain ... Error! Bookmark not

defined.

2.3.2 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) ... Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) ... Error! Bookmark not defined.

2.3.4 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kondisi Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1 Rasio Keuangan ... Error! Bookmark not defined.


(6)

2.4.1.2 Rasio Liquiditas ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1.3 Rasio Profitabilitas ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Lama Perikatan Dengan Klien... Error! Bookmark not defined. 2.6 Audit Lag ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.8 Hubungan Antar Variabel... Error! Bookmark not defined. 2.8.1 Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Going Concern.... Error!

Bookmark not defined.

2.8.2 Pengaruh Lama Perikatan Terhadap Opini Going Concern. ... Error! Bookmark not defined.

2.8.3 Pengaruh Audit Lag Terhadap Opini Going Concern. ... Error! Bookmark not defined.

2.9 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.10 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel .. Error! Bookmark not defined. 3.2.2.1 Definisi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2.1.1 Opini Going Concern (Variabel Dependen) ... Error! Bookmark not defined.


(7)

3.2.2.1.2 Kondisi Keuangan (Variabel Independen) Error! Bookmark not defined.

3.2.2.1.3 Lama Perikatan Dengan Klien (Variabel Independen) Error! Bookmark not defined.

3.2.2.1.4 Audit Lag (Variabel Independen) ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y) .. Error! Bookmark not defined.

3.2.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Independen (B) Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2.1 Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Analisis Regresi Model Logit ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

4.1.2 Deskripsi Data Variabel ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.1 Kondisi Keuangan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Lama Perikatan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.3 Audit Lag ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.4 Opini Audit Going Concern ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1 Uji Hipotesis Pertama ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.1.1 Uji Hipotesis Pertama Model Logit ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3.1.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Pertama Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.2.1 Uji Hipotesis Kedua Model Logit ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3.2.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Kedua .. Error! Bookmark not defined.

4.1.3.3 Uji Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3.3.1 Uji Hipotesis Ketiga Model Logit ... Error! Bookmark not

defined.

4.1.3.3.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not defined.


(9)

4.2.1 Gambaran Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Sektor

Perdagangan Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Kondisi Keuangan Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Gambaran Lama Perikatan Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Dan

Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia... Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Gambaran Audit Lag Pada Perusahaan Pada Perusahaan Sektor

Perdagangan Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark not defined.

4.2.5 Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern

... Error! Bookmark not defined. 4.2.6 Pengaruh Lama Perikatan Terhadap Opini Audit Going ConcernError!

Bookmark not defined.

4.2.7 Pengaruh Audit Lag Terhadap Opini Audit Going Concern ... Error! Bookmark not defined.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(10)

ABSTRAK

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT

LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA.

Anugrah Firmansyah

Pembimbing: Indah Fitriani,SE,M,Ak,Ak,CA

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan, dan audit lag terhadap opini audit going concern.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pre eksperimental dengan tingkat eksplanasi asosiatif. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi model logit yang dianalisis dengan software SPSS 19. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 332 perusahaan sektor perdagangan dan jasa emiten BEI (Bursa Efek Indonesia).

Hasil pengujian hipotesis menunjukan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukan bahwa variabel lama perikatan dan audit lag hasilnya tidak signifikan.


(11)

ABSTRACT

THE INFLUANCE OF FINANCIAL CONDITION, AUDIT TENURE, AND AUDIT LAG AND AUDIT TOWARD GOING CONCERN AUDIT OPINION

IN TRADE AND SERVICES SECTOR COMPANIES LISTED INDONESIA STOCK EXCHANGE

Anugrah Firmansyah

Preceptor: Indah Fitriani,SE,M,Ak,Ak,CA

The purpose of this study is to know the influance of financial condition, audit tenure, and audit lag toward going concern audit opinion.

This research using qualitative method pre experimental with the associative explanation level. Hypotesis testing on this research used logit regression models which analyzed by software SPSS 19. The sample used in this research were 332 trade and service sector companies listed IDX (Indonesia Stock Exchange).

The hypothesis testing showed that financial company condition significant effect toward going concern audit opinion. Variables of audit tenure and audit lag have no significant effect toward going concern audit opinion. Keywords: Audit, Going Concern Opinion


(12)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin kompleksnya bisnis suatu perusahaan menyebabkan pemilik perusahaan tidak mampu melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap perusahaan oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang menjalankan operasi perusahaan. Dalam upaya melakukan pertanggung jawaban terhadap pemilik perusahaan, maka pihak manajemen diharuskan menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat manajemen masih mungkin mengandung resiko informasi. Resiko informasi mungkin terjadi karena berbagai alasan, diantaranya jauhnya sumber informasi, bias dan motif penyedia informasi, jumlah data yang sangat besar, dan transaksi pertukaran yang kompleks.

Dalam upaya mengurangi resiko informasi maka laporan keuangan perlu untuk diaudit. Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti asersi manajemen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi dan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang dilakukan oleh auditor independen.

Proses atas audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen, akan menghasilkan opini. Terdapat 4 opini diantaranya: 1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), 2) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), 3) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), 4) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion). Pada opini


(13)

2

unqualified opinion terdapat kondisi dimana auditor dapat memberikan paragraf tambahan dan modifikasi kalimat, opini tersebut dikenal dengan unqualified opinion with explanatory paragraph or modified wording. Auditor akan memberikan opini tersebut jika terdapat lima kondisi diantaranya 1)Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan. 3) Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan. 4) Penekanan atas suatu hal. 5) Pelaporan yang melibatkan auditor lain.

Hal yang menjadikan fokus auditor salah satunya adalah mengenai keraguan atas keberlangsungan hidup perusahaan. Pada PSA (Pernyataan Standar Auditing) 30, ISA (International Standard on Auditing) 570 dan SPA (Standar Perikatan Audit) 570 (yang berlaku efektif per 1 Januari 2013) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang subtansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Bila terdapat hal – hal yang berkenaan dengan kelangsungan usaha perusahaan yang diaudit, umumnya auditor akan menambahkan paragraf penjelasan (modifikasi kata) setelah paragraf opini laporan keuangan. Auditor membuat penilaian mengenai kondisi perusahaan pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya, penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor, selama masa audit, bahwa perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan untuk menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan


(14)

prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kesulitan keuangan pada tahun depan.

Fakta dalam beberapa dekade terakhir banyak perusahaan yang telah diaudit dan mendapat opini wajar tetapi keberlangsungan usahanya terhenti (pailit) beberapa contoh kasusnya adalah sebagai berikut: Lehman Brothers. Bear Stearns. Washington Mutual. AIG. Countrywide. New Century. American Home Mortgage. Citigroup. Merrill Lynch. GE Capital. Fannie Mae. Freddie Mac. Fortis. Royal Bank of Scotland. Lloyds TSB. HBOS. Northern Rock. Perusahaan yang bangkrut tersebut mendapat opini yang bersih. Tetapi tidak ada satupun dari kasus tersebut, bahwa auditor memperingatkan pemegang saham dan pasar bahwa ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha untuk jangka waktu yang wajar, tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit.

Di Indonesia perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian pada tahun 2011 tetapi dugugat mulai tahun 2010 dan dinyatakan pailit 2012 adalah PT Multi Prima Sejahtera Tbk (PT Kymco Indonesia). Putusan atas sidang MA tersebut sesuai dengan putusan Nomor 162 PK/Pdt.Sus/2012 Tahun 2013. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali: PT. Kymco Lippo Motor Indonesia tersebut.


(15)

4

Opini going concern yang diberikan auditor dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Misalnya kemampuan perusahaan mengalami kerugian operasi yang cukup besar, ketidakmampuan perusahaan membayar utang jatuh tempo, kehilangan konsumen terbesar, tuntutan hukum. Jika terdapat kondisi yang menyebabkan keraguan atas keberlangsungan usahanya auditor dapat memberikan opini going concern.

Kondisi keuangan perusahaan dalam penelitian yang diksanakan oleh Eko Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal (2006) kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dalam penelitian tersebut semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Hal tersebut dikarenakan auditor hanya akan memberikan opini going concern jika perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup perusahaannya.

Selain kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan auditor dengan klien dapat mempengaruhi pemberian opini going concern. Berdasarkan UU akuntan publik auditor berhak atas 3 kali perikatan dan 5 kali perikatan untuk kantor akuntan publik. Dalam praktek akuntan publik dilapangan masih terdapat pelanggaran atas peraturan pembatasan pemberian jasa audit. Berdasarkan kasus pembekuan Akuntan Publik yang dimuat dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1246/KM.1/2009 tanggal 4 Nopember 2009. Akuntan Publik Drs. Thomson Edison Batubara, telah dikenakan sanksi pembekuan selama 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan karena yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhi


(16)

ketentuan pembatasan masa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan Kemungkinan ada hubungan antara lama perikatan mengaudit dengan pemberian opini. Lama perikatan dalam penelitian Junaidi dan Jogianto Hartono (2010) hasil pengujian secara statistik, hipotesis yang menyatakan bahwa audit tenure

berpengaruh pada opini going concern. Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini

going concern. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carey dan Simnett (2006), Dao et al. (2008), Yuvisa I et al. (2008), akan tetapi berbeda dengan hasil temuan Januarti dan Fitrianasari (2008).

Hasil penelitian lain menungkapkan bahwa penyebab lain auditor menerbitkan opini going concern adalah Audit lag yang merupakan keterlambatan keluarnya audit report, menurut penelitian opini audit going concern lebih banyak ditemukan ketika pengeluaran opini audit terlambat (McKeown et al (1991), Louwers (1998), Lenox (2004), Indira dan Ella (2008). Lennox (2004) mengindikasikan kemungkinan keterlambatan opini yang dikeluarkan bisa disebabkan karena (1) auditor lebih banyak melakukan pengujian, (2) manajer mungkin melakukan negosiasi dengan auditor, (3) auditor memperlambat pengeluaran opini dengan harapan manajemen dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga terhindar dari opini going concern.

Penelitian mengenai penerimaan opini going concern telah banyak dilakukan. Terdapat inkonsistensi antara penelitian Arga Fajar Santosa. (2007) Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern, dengan Yulius Kurnia Santoso. (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi


(17)

6

Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur, mengenai pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini

going concern.

Tabel 1.1

Ulasan 5 Tahun Opini Going Concern (Dihitung Dari Tahun 2008 - 2012)

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Emiten DI BEI yang terdaftar 396 398 420 440 459

Tidak menerbitkan laporan keuangan/ laporan

auditor independen per 31 Desember (45) (39) (7) (3) (3)

Laporan Auditor Independen 351 359 413 417 456

Opini Going Concern 36 37 43 38 29

Persentase % 10,2% 10,30% 10,41% 9,11% 6,35%

Catatan: Laporan Auditor Independen diunduh dari database per 14 November

2013 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013

Selama periode tahun 2008 – 2012 jumlah opini going concern mengalami fluktuatif, untuk tahun 2011 – tahun 2012 mengalami penurunan cukup signifikan seperti yang dijelaskan pada tabel 1.2. Dari sekian banyak perusahaan yang terdaftar di BEI, ternyata sektor yang paling banyak memperoleh opini going concern ialah sektor perdagangan dan jasa, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Opini Going Concern Emiten Di BEI Menurut Sektor Tahun 2008 - 2012 Sektor

Opini Going Concern Tahun Persentase (%) Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 1 1 2 2 1 2,77% 2,70% 4,65% 5,26% 3%

Pertambangan 3 3 5 1 4

8,33% 8,11% 11,63% 2,63% 14%

Industri Dasar 4 3 3 5 3

11,11% 8,11% 6,98% 13,16% 10%

Aneka Industri 3 8 7 8 5 8,33% 21,62% 16,28% 21,05% 17%

Barang Konsumsi - 1 2 - 1

- 2,70% 4,65% - 3%

Properti 5 2 5 2 3 13,88% 5,41% 11,63% 5,26% 10%


(18)

Keuangan 3 3 4 2 1

8,33% 8,11% 9,30% 5,26% 3%

Perdagangan Dan

Jasa 12 12 11 11 6 33,33% 32,43% 25,58% 28,95% 21%

Manufaktur - - - - -

- - - - -

Jumlah 36 37 43 38 29

100% 100% 100% 100% 100%

Catatan: Profil tersedia di situs www.idx.com [11-12-2013]

Sumber: Data Sekunder Diolah Dari tabel 1.2 persentase opini going concern pada sektor perdagangan dan jasa cukup tinggi dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pada tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Dengan persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup banyak,perusahaan sektor perdagangan dan jasa layak untuk diteliti lebih lanjut. Penulis memilih judul “PENGARUH

KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT LAG

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN

SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA JASA EMITEN BURSA EFEK

INDONESIA” sebagai judul penelitian skripsi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern?

2. Bagaimana pengaruh lama keterikatan (audit tenure) dengan klien terhadap pemberian opini audit going concern?

3. Bagaimana pengaruh Audit Lag terhadap pemberian opini audit going concern?


(19)

8

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari bagaimana pengaruh variabel independen, diantaranya kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan dengan klien, dan audit lag terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang terdaftar pada BEI (Bursa Efek Indonesia) sektor perdagangan dan jasa pada khususnya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan dengan opini going concern.

2. Mengetahui pengaruh lama perikatan dengan klien dengan opini going concern.

3. Mengetahui pengaruh audit lag terhadap opini going concern.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Untuk memberikan sumbangan wawasan bagi perusahaan mengenai faktor apa saja yang akan mempengaruhi dalam pemberian opini going concern.

2. Untuk memberikan pengetahuan bagi auditor dalam hal yang berkaitan dengan opini going concern.

3. Untuk memberikan pengetahuan bagi dunia usaha mengenai maksud dan isi laporan auditor independen.

1.4.2 Kegunaan Teoritis

1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau memambah informasi bagi perkembangan ilmu akuntansidan auditing.


(20)

2. Untuk menemukan signifikansi hal-hal apa saja yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern.

3. Untuk memberikan informasi kegunaan informasi dari laporan auditor independen.


(21)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah perusahaan emiten sektor perdagangan dan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Subjek tersebut dipilih dikarenakan dalam laporan keuangan tersebut terdapat objek yang akan diteliti, diantaranya:

1. Kondisi keuangan perusahaan 2. Lama Perikatan Audit

3. Audit Lag

4. Opini Going Concern

Laporan keuangan sendiri didapat dari website yakni diwebsite persusahaan yang bersangkutan atau di website IDX dan situs perusahaan terkait. Data yang tersedia cukup lengkap. Laporan Keuangan tersebut merupakan laporan keuangan yang dikeluarkan resmi oleh perusahaan yang bersangkutan serta data-datanya valid. Alasan dipilihnya subjek penelitian perusahaan emiten sektor perdagangan dan jasa yang terdaftar di BEI, data dan informasi yang didapat dari BEI dapat dipertanggung jawabkan.

Selain itu berdasarkan tabel 1.2 dari sekian banyak perusahaan yang terdaftar di BEI, ternyata sektor yang paling banyak memperoleh opini going concern ialah sektor perdagangan dan jasa, yang dapat dilihat pada persentase opini going concern cukup tinggi dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pada tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup signifikan pada tabel 1.2. Dengan persentase


(22)

jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup banyak,perusahaan sektor perdagangan dan jasa layak untuk diteliti lebih lanjut.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Definisi metode penelitian Sugiono (2008: 2) adalah “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode eksperimen yaitu (pre-eksperimental designs), dengan tingkat tingkat eksplanasi asosiatif. Hal tersebut dikarenakan penelitian ini meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, mencari seberapa besar pengaruh antara kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan audit, dan audit lag

terhadap opini going concern perusahaan. Setiap hipotesis diuji dengan teknik statistik regresi model logit. Hal tersebut dikarenakan terdapat variabel dummy yang mengharuskan peneliti menggunakan model regresi logit.

Tujuan penelitian ini adalah menguji ketiga hipotesis yakni:

Ho1: β1 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh keadaan keuangan

perusahaan.

Ha1: β1≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.

Ho2: β2 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh lama perikatan auditor


(23)

46

Ha2: β2≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh lama perikatan auditor dengan

klien.

Ho3: β3 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh audit lag.

Ha3: β3≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh audit lag.

Bagaimana signifikansi ketiga hipotesis memiliki keterikatan.

Tipe hubungan variabel independen dan dependen adalah hubungan asosiatif yakni hubungan bersifat sebab akibat. Jadi variabel independen yakni:

1. Kondisi keuangan perusahaan 2. Lama Perikatan Audit

3. Audit Lag

Mempengaruhi variable dependen yaitu Opini Audit Going Concern.

Setting study yang digunakan adalah studi lapangan yakni menguji pengaruh dengan teknik statistik regresi dengan model logit antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang minimal. Hal tersebut dipilih dikarenakan penelitian ini meneliti mengenai pengaruh keadaan perusahaan, lama keterikatan, dan audit lag terhadap pemberian opini going concern.

Penelitian ini menganalisis Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen. Perusahaan emiten sektor perdagangan dan jasa yang sudah list di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut dikarenakan terjadi penurunan


(24)

persentase jumlah opini audit going concern. Dengan menganalisis laporan keuangan tersebut akan diketahui apakah variabel independen dan dependen memiliki hubungan atau tidak.

Data yang dianalisis adalah laporan keuangan dan laporan audit independen dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yang termasuk ke dalam data time series. Hal tersebut bertujuan agar data yang didapat dapat di analisis dari tahun ke tahun.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiono (2008: 59) definisi variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Definisi variabel independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Definisi variabel dependen adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Terdapat satu variabel dependen yaitu opini going concern. Sedangkan untuk variabel independen terdapat tiga variabel diantaranya: kondisi keuangan, lama perikatan, dan audit lag. Berikut ini definisi variabel tersebut:


(25)

48

3.2.2.1.1 Opini Going Concern (Variabel Dependen)

Menurut Arens (2008: 66) “Opini Going Concern adalah Suatu opini yang terdapat pada paragraf penjelasan yang menjelaskan mengenai keraguan kemampuan hidup suatu perusahaan”. Sesuai tanggung jawab auditor pada PSA 30 SA 341.

Indikator dalam Opini Going Concern adalah adanya opini going concern

dalam hasil audit auditor (CPA). Opini tersebut tertuang pada paragraf penjelasan.

3.2.2.1.2 Kondisi Keuangan (Variabel Independen)

Dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan karangan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti kondisi keuangan perusahaan dapat dipahami melalui laporan keuangan, tetapi laporan keuangan perlu diolah dan dianalitis untuk dipergunakan sesuai maksud pemakai laporan keuangan tersebut. Karena laporan keuangan disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi, pemakai terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip akuntansi.

Berbagai alat analisis dapat dipergunakan untuk mengolah laporan keuangan. Alat analisis tersebut dapat berupa common size, indeks, maupun rasio keuangan. Secara umum dapat dianalisis aspek leverage, likuiditas, protabilitas, dan rasio-rasio pasar.

Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.


(26)

ROA = ℎ × 100%

Suad Husnan (2006: 74) ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. (Bambang R, 1997). Reurn On Asses (ROA) yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi.

Debt Ratio mungkin dihitung berdasarkan atas hutang jangka panjang (termasuk kewajiban membayar leasing), mungkin juga seluruh hutangnya.

Debt Rasio = � � � � +

� � � � + +

Suad Husnan (2006: 70) Jika debt rasio mendekati nol maka kondisi keuangan perusahaan dianggap baik.

Current Ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan dipakai untuk kewajiban lancarnya.

Current Ratio=

Suad Husnan (2006: 72) Jika Current rasio lebih dari satu maka perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya.


(27)

50

Model yang di pergunakan untuk pada variabel kondisi keuangan dalam penelitian ini adalah model Zmijewski (1984).

The Zmijewski Model

Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil dikembangkan yaitu:

X = −4,3 – 4,5X1 + 5,7X2– 0,004X3

Notasi:

X1 = ROA (return on asset)

X2 = Leverage (debt ratio)

X3 = Likuiditas (current ratio)

Kriteria penilaian X pada persamaan model ini adalah semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut. Maksud dari pada penilaian model Zmijewski ini adalah semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut, sehingga dalam analisis metode ini jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut tidak berpotensi bangkrut.


(28)

3.2.2.1.3 Lama Perikatan Dengan Klien (Variabel Independen)

Definisi periode audit dan periode penugasan profesional pada peraturan Kep-20/PM/2002 adalah sebagai berikut: Periode Audit adalah periode yang mencakup periode laporan keuangan yang diaudit atau yang direview, dan Periode Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk mengaudit atau mereview laporan keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada Bapepam.

Batas waktu perikatan dengan klien di Indonesia sesuai Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-20/PM/2002. “Peraturan nomor VIII.A.2: INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA AUDIT DI PASAR MODAL lampiran bagian 5. Pembatasan Penugasan Audit yaitu pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”.

IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) sendiri telah mengeluarkan mengenai hal tersebut. Aturan mengenai Kode Etik adalah sebagai berikut:

Keterkaitan yang Cukup Lama antara Personil Senior KAP dengan Klien

Assurance.

Ketentuan Umum 290.153. Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika personil senior yang sama digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu periode yang cukup lama. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:


(29)

52

2) Peran personil tersebut dalam tim assurance

3) Struktur KAP

4) Sifat perikatan assurance.

Pengukuran untuk lama perikatan menggunakan skala nominal.

3.2.2.1.4 Audit Lag (Variabel Independen)

Audit lag adalah jumlah hari antara akhir periode akuntansi sampai dikeluarkannya laporan audit. Menurut aturan BAPEPAM maksimal 90 hari. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tae G Ryu & Chul Young Roh (2007) “Audit lag adalah jumlah hari dari tanggal laporan keuangan ke tanggal laporan audit”. Senada dengan penelitian Joseph V. Carcello, Ann Vanstraelen, Michael Willenbrorg (2009) “Audit lag adalah jumlah bulan antara tanggal laporan keuangan dengan laporan audit”.

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Yang Dianalisis Skala

Kondisi Keuangan (B1)

Zmijewski Model Nominal

Lama perikatan (B2)

Pergantian Auditor Nominal

Audit Lag (X3) Selisih Jumlah Hari Dari

Tanggal Neraca Rasio

Opini Audit Going Concern

(Y)


(30)

3.2.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Opini Going Concern, dengan indikator yang dianalitis ialah ada tidaknya opini going concern dalam laporan auditor independen yang dioperasionalkan sebagai variabel dummy. Dimana katagori 1 untuk perusahaan sektor perdagangan dan jasa yang menerima opini going concern dan 0 untuk perusahaan sektor perdagangan dan jasa yang tidak menerima opini going concern. Skala yang dipergunakan ialah nominal.

3.2.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Independen (X)

Terdapat tiga variabel Independen dalam penelitian yaitu kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan, dan audit lag.

The Zmijewski Model

Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil dikembangkan yaitu:

X = −4,3 – 4,5X1 + 5,7X2– 0,004X3

Notasi:

X1 = ROA (return on asset)


(31)

54

X3 = Likuiditas (current ratio)

Kriteria penilaian X pada persamaan model ini adalah semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut. Maksud dari pada penilaian model Zmijewski ini adalah semakin besar nilai X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut, sehingga dalam analisis metode ini jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut tidak berpotensi bangkrut. Variabel kondisi perusahaan menggunakan variabel

dummy. Jika perusahaan sehat maka diberi kode 1, jika perusahaan bangkrut diberi kode 0.

Pada variabel lama perikatan menggunakan variabel dummy, indikator yang dianalisis adalah jumlah tahun perikatan. Dengan menghitung batas waktu perikatan penggunaan jasa Auditor Independen yaitu 3 kali. Untuk tahun pertama perikatan dihitung dari tahun 2008 untuk mengetahui perikatan tahun 2009, jika terjadi perikatan berulang diberi kode 0. Jika tahun kedua dan seterusnya terjadi perikatan baru diberi kode 1. Lama perikatan dihitung daritahun 2009 – 2010.

Untuk variabel audit lag indikator yang dianalisis adalah selisih jumlah hari keluarnya laporan auditor independen dari tahun akhir tutup buku atau tanggal neraca pada keluarnya laporan auditor independen. Batas waktu yang ditetapkan Bapepam adalah 90 hari setelah tanggal neraca.

Skala yang dipergunakan adalah skala nominal untuk variabel kondisi keuangan, lama perikatan, dan skala rasio untuk variabel audit lag.


(32)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Definisi populasi menurut Sugiono (2008: 115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan emiten sektor perdagangan dan jasa yang terdaftar BEI. Pada tahun 2012 berjumlah 108 emiten terdaftar di BEI. Di BEI sendiri keseluruhan emiten yang terdaftar dibagi ke dalam 10 sektor. Dari kesepuluh sektor tersebut, sektor perdagangan dan jasa

mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2012 memiliki persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup signifikan. Selain itu juga terjadi penurunan persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern

yang sangat signifikan dari tahun 2011 hingga tahun 2012.

3.3.2 Sampel

Definisi sampel menurut Sugiono (2008: 116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sektor perdagangan dan jasa memiliki persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup signifikan, didalam penelitian ini menjadikan sektor perdagangan dan jasa sebagai sampel penelitian. Jumlah perusahaan yang menjadi emiten pada sektor perdagangan dan jasa berjumlah 108 perusahaan pada tahun 2012.


(33)

56

Teknik sampling yang dipergunakan adalah Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Dengan teknis pemilihan sampel secara diundi.

Berikut ini rumus penentuan jumlah sampel dari popilasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, Untuk tingkat taraf kesalahan, 1%, 5%, 10%.

s = λ

2.N .P .Q

d2 N−1 + λ2 . P .Q

(Sugiono, 2008: 116)

Dimana:

N = Jumlah Populasi �2

chi kuadrat dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%,

P = Q = 0,5. d = 0,05.

s = jumlah sampel.

Pada ilmu pengetahuan modern, karakteristik probabilitas lebih banyak dipergunakan. Dalam ilmu ekonomi umumnya, kebenaran suatu hubungan variabel diukur dengan metode statistik dengan derajat kesalahan ukur sebesar


(34)

5%. Pernyataan ini berarti suatu variabel dicoba diukur kondisi deterministiknya hanya sebesar 95%, sisanya adalah kesalahan yang bisa ditoleransi. Perhitungan jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5%, adalah sebagai berikut:

s = 3,841 .107 .0,5 .0,5

0,052 107−1 + 3,841 . 0,5 .0,5

=

83,85778413

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini menurut perhitungan yang telah dilakukan sebesar 84 perusahaan sektor perdagangan dan jasa.

3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Data yang digunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi-instansi lain yang sudah dipublikasikan atau memanfaatkan data yang sudah ada.

Pengumpulan data Laporan keuangan dan Laporan Auditor Independen sendiri didapat dari website yakni di website bank bersangkutan atau di website IDX dan situs terkait, data yang tersedia lengkap. Laporan Keuangan tersebut merupakan laporan keuangan yang dikeluarkan resmi oleh perusahaan yang bersangkutan serta data-datanya valid dan sudah diaudit oleh akuntan publik.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder berupa dokumen, yaitu laporan keuangan dan laporan audit independen.


(35)

58

3.4.2.1 Skala Pengukuran

Skala pengukuran data yang terdapat pada penelitian ini adalah skala nominal dan rasio. Suharyadi (2007: 16) “Skala nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, tidak menunjukan tingkatan apa-apa”. Suharyadi (2007: 18) “Skala rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal, dan interval”. Untuk variabel independen menggunakan skala nominal dan rasio, untuk variabel kondisi keuangan, lama perikatan menggunakan skala nominal, sedangkan untuk audit lag menggunakan skala rasio. Sedangkan untuk variabel dependen menggunakan skala nominal.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis Regresi Model Logit

Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit), dalam statistika digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan mencocokkan data pada fungsi logit kurva logistik. Metode ini merupakan model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial. Seperti analisis regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor, baik numerik maupun kategori.

Di dalam model logit, variabel tak bebas merupakan log of the odds ratio

yang merupakan fungsi linear dari regressors. Fungsi probabilitas yang mendasari model logit ialah distribusi logit. Dalam penelitian ini menggunakan regresi model logit dikarenakan variabel dependen merupakan variabel dummy. Regresi


(36)

logistik (logistic regression) sebenarnya sama dengan analisis regresi berganda, hanya variabel terikatnya merupakan variabel dummy (0 dan 1).

Model regresi logistik menggunakan transformasi logit. Pada model ini, yang diregresikan adalah peluang variabel respon sama dengan 1. Model regresi logistik adalah sebagai berikut :

Li = 1n [P i / (1 – Pi)] = A + BXi + єi. J. Supranto (2010: 317)

Dikarenakan pada penelitian ini variabel Y adalah variabel dummy dan variabel X terdiri dari satu variabel kuantitatif dan dua variabel kualitatif maka modelnya sebagai berikut:

L1 = 1n [P 1 / (1 – P2)] = A + BD1 + єi. Model 1

L2 = 1n [P 2 / (1 – P2)] = A + BD2 + єi. Model 2

L3 = 1n [P 3/ (1 – P3)] = A + BX3 + єi. Model 3

Dimana:

Li = Logit, variabel tak bebas

1n = Natural log, yaitu 1n = log dengan bilangan pokok e

Pi = Probabilitas variabel Y, dalam hal ini variabel tak bebas

Pi = 1 jika terdapat opini going concern


(37)

60

B = Koefisien

D1 = 1, jika kondisi keuangan baik

0, jika kondisi keuangan buruk

D2 = 1, jika terjadi pergantian perikatan

0, jika perikatan tetap

X3 = Variabel bebas, audit lag

Є = Epsilon = Kesalahan Pengganggu (disturbance’s error), yaitu kesalahan yang terjadi pada nilai ramalan Li disebabkan karena ada faktor lain, selain X

mempengaruhi Y tetapi tidak diperhatikan, dengan kata lain tidak dimasukan dalam persamaan regresi.

Untuk mengestimasi model di atas memerlukan selain X, juga nilai “regression” atau variabel tak bebas atau logit Li. Pada penelitian ini data terdapat pada tingkat

mikro.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan regresi model logit adalah sebagai berikut:

1. Model Summary (R2)

Model summary dalam regresi logistic sama dengan pengujian R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.


(38)

2. Uji Hosmer and Lemeshow Test (Goodness-of-Fit-Test)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji ketepatan dan kecakupan data mada model regresi logistik. Apabila nilai probabilitas (prediksi) kurang dari 0,05 maka model regresi logistik tidak menunjukan kecakupan data, bila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka model regresi logistik menentukan kecakupan data.

3.6 Uji Hipotesis

Terdapat tiga hipotesis asosiatif yang perlu diuji. Untuk menguji hipotesis asosiatif digunakan teknik statistik regresi model logit.

Teknik statistik regresi yang digunakan ialah regresi model logit, untuk menguji data masing-masing variabel. Terdapat tiga hipotesis yang akan diuji. Hipotesisnya sebagai berikut:

Ho1: β1 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh keadaan keuangan

perusahaan.

Ha1: β1≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.

Ho2: β2 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh lama perikatan auditor

dengan klien.

Ha2: β2≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh lama perikatan auditor dengan

klien.

Ho3: β3 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh audit lag.


(39)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan sektor perdagangan dan jasa emiten

BEI dengan opini going concern menurut pengujian hipotesis menunjukan hasil bahwa kondisi keuangan yang diukur dengan model prediksi kebangkrutan Zmijewski (1984) yang menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya menunjukan bahwa opini audit going concern dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Dengan menggunakan analisis regresi model logit menunjukan bahwa kondisi keuangan secara statistik berpengaruh terhadap opini going concern. Jika menggunkan interpretasi dengan odds ratio hasil perhitungannya menunjukan bahwa Jika kondisi keuangan perusahaan buruk maka kecendrungan perusahaan tersebut untuk mendapatkan opini going concern menjadi 2,523 kali lipat.

2. Pengaruh lama perikatan dengan opini going concern berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa lama perikatan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Dari data yang dikumpulkan perusahaan cenderung untuk merotasi auditor independen. Hasil perhitungan dengan odds ratio interpretasinya sebagai berikut: Perusahaan yang tidak menggati mengganti auditor memiliki kecenderungan 1,534 kali mendapat opini going concern.


(40)

3. Pengaruh audit lag terhadap opini going concern dari hasil uji hipotesis menunjukan audit lag tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. perusahaan umumnya patuh terhadap peraturan Bapepam hal tersebut terlihat dari rata-rata audit lag yang berjumlah 79,54 hari. Selain itu pertimbangan auditor jika terjadi temuan mengenai keraguan kelangsungan usaha lalu dapat memakan waktu yang berbeda-beda antara auditor yang satu dan lainnya. Misalnya bila perusahaan sudah tidak menemukan jalan keluar mengenai kesulitan keuangan perusahaan pasti auditor akan dapat secara cepat memustukan pemberian opini audit. Hasil perhitungan dengan odds ratio

interpretasinya sebagai berikut: Jika audit lag bertambah 1 persen maka perusahaan akan cenderung 1,001 kali untuk mendapatkan opini going concern.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan yang laporan keuangannya mendapat opini going concern sebaiknya segera mengambil keputusan berkenaan dengan kondisi keuangan perusahaannya mulai dari utang yang jatuh tempo, jumlah utang lancar, jumlah utang jangka panjang, serta memperhatikan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Pengambilan kebijakan yang tepat dapat membertahankan keberlangsungan hidup perusahaan Sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.


(41)

91

2. Saran Bagi Pengguna Laporan Keuangan

Untuk pengguna laporan keuangan khususnya investor untuk tetap memperhatikan laporan keuangan beserta laporan auditor independen secara menyeluruh agar pengambilan keputusan tidak salah dan merugikan pengguna laporan keuangan.

3. Saran yang diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang adalah:

Penambahan variabel lain yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going concern dapat menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan opini going concern. Selain itu menambah waktu berkala (time series) tahun-tahun sebelumnya maupun menambah data tahun terbaru dapat lebih menjelaskan signifikasi faktor yang mempengaruhi opini going concern.


(42)

Amin Widjaja Tunggal. (2013). Pokok Pokok Auditing dan Jasa Asurans. Jakarta. Harvindo

Arga Fajar Santosa. (2007). Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Volume. 11. NO. 2.p. 141-158

Arry Pratama Rudyawan, I Dewa Nyoman Badera. (2009) ”Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

David H. Sinason, Jefferson P. Jones, Sandra Waller Shelton. (2001). An Investigate of Auditor and Client Tenure. American Hournal of Business. Vol. 16. No. 2.

Desak Nyoman Sri Werastuti, (2013). Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Degault, Reputasi Auditor, Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going Concern. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X

Duwi Purwanto. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta. Andi Offset

Eko Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal. (2006). “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi 2006 Padang.

Fakhrurozie. (2007). “Analisis Pengaruh Kebangrutan Bank Dengan Metode Altman Z Score Terhadap Harga Saham Persahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Fakultas Ekonnomi Universitas Negeri Semarang. Indira Januarti. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponegoro. SNA 12

J. Supranto, (2010). Ekonometri Buku Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia

Joseph V. Carcello, Ann Vanstraelen, Michael Willenbrorg, (2009), Rules Rather than Discretion in Audit Standards: Going Concern Opinion in Belgium. The Accounting Review, Vol. 84, No.5 2009. Pp. 1395 – 1428.

Junaidi dan Jogianto Hartono, (2010). Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. SNA XIII 2010


(43)

Leny Puspitasari dan Dwi Santoso, (2012). The Influence Of Previous Audit

Opinion Going concern, Audit Quality And Company’s Factors To Audit

Opinion Going Concern, Universitas. SNA Volume 15.

Novince Lianto dan Budi Hartono Kusuma, (2010). Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.

Prof. DR. Sudjana, M.A. MSc. (1993). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung. Tarsito.

PT BURSA EFEK INDONESIA (IDX). (2013). Laporan Tahunan Annual Report 2012. Jakarta. Tersedia: http: //www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Abou Us/AnnualReport/FileDownload/Annual-Report-2013.pdf [31 Desember 2013

R. J. Elder, M. S. Beasley, Alvin A. Arens. (2008), Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Rosmawati Endang Indriyani Supriyati, (2012). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur Di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.

Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariant. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Suad Husnan, Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto S. K. (2007). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta. Salemba Empat.

Sukrisno Agoes dan Joesda Jan. (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta. Salemba Empat

Tae G Ryu & Chul Young Roh, (2007), The Auditor’s Going Concern Opinion

Decision. International Journal of Business an Economics, 2007, Vol.6, No. 2, 89-101.

Warnida, (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 30-43


(44)

Yulius Kurnia santo, (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan sektor perdagangan dan jasa emiten

BEI dengan opini going concern menurut pengujian hipotesis menunjukan hasil bahwa kondisi keuangan yang diukur dengan model prediksi kebangkrutan Zmijewski (1984) yang menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya menunjukan bahwa opini audit going concern dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Dengan menggunakan analisis regresi model logit menunjukan bahwa kondisi keuangan secara statistik berpengaruh terhadap opini going concern. Jika menggunkan interpretasi dengan odds ratio hasil perhitungannya menunjukan bahwa Jika kondisi keuangan perusahaan buruk maka kecendrungan perusahaan tersebut untuk mendapatkan opini going concern menjadi 2,523 kali lipat.

2. Pengaruh lama perikatan dengan opini going concern berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa lama perikatan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Dari data yang dikumpulkan perusahaan cenderung untuk merotasi auditor independen. Hasil perhitungan dengan odds ratio interpretasinya sebagai berikut: Perusahaan yang tidak menggati mengganti auditor memiliki kecenderungan 1,534 kali mendapat opini going concern.


(2)

90

3. Pengaruh audit lag terhadap opini going concern dari hasil uji hipotesis menunjukan audit lag tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. perusahaan umumnya patuh terhadap peraturan Bapepam hal tersebut terlihat dari rata-rata audit lag yang berjumlah 79,54 hari. Selain itu pertimbangan auditor jika terjadi temuan mengenai keraguan kelangsungan usaha lalu dapat memakan waktu yang berbeda-beda antara auditor yang satu dan lainnya. Misalnya bila perusahaan sudah tidak menemukan jalan keluar mengenai kesulitan keuangan perusahaan pasti auditor akan dapat secara cepat memustukan pemberian opini audit. Hasil perhitungan dengan odds ratio interpretasinya sebagai berikut: Jika audit lag bertambah 1 persen maka perusahaan akan cenderung 1,001 kali untuk mendapatkan opini going concern.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan yang laporan keuangannya mendapat opini going concern sebaiknya segera mengambil keputusan berkenaan dengan kondisi keuangan perusahaannya mulai dari utang yang jatuh tempo, jumlah utang lancar, jumlah utang jangka panjang, serta memperhatikan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Pengambilan kebijakan yang tepat dapat membertahankan keberlangsungan hidup perusahaan Sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.


(3)

91

2. Saran Bagi Pengguna Laporan Keuangan

Untuk pengguna laporan keuangan khususnya investor untuk tetap memperhatikan laporan keuangan beserta laporan auditor independen secara menyeluruh agar pengambilan keputusan tidak salah dan merugikan pengguna laporan keuangan.

3. Saran yang diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang adalah:

Penambahan variabel lain yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going concern dapat menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan opini going concern. Selain itu menambah waktu berkala (time series) tahun-tahun sebelumnya maupun menambah data tahun terbaru dapat lebih menjelaskan signifikasi faktor yang mempengaruhi opini going concern.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal. (2013). Pokok Pokok Auditing dan Jasa Asurans. Jakarta. Harvindo

Arga Fajar Santosa. (2007). Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Volume. 11. NO. 2.p. 141-158

Arry Pratama Rudyawan, I Dewa Nyoman Badera. (2009) ”Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

David H. Sinason, Jefferson P. Jones, Sandra Waller Shelton. (2001). An Investigate of Auditor and Client Tenure. American Hournal of Business. Vol. 16. No. 2.

Desak Nyoman Sri Werastuti, (2013). Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Degault, Reputasi Auditor, Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going Concern. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X

Duwi Purwanto. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta. Andi Offset

Eko Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal. (2006). “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi 2006 Padang.

Fakhrurozie. (2007). “Analisis Pengaruh Kebangrutan Bank Dengan Metode Altman Z Score Terhadap Harga Saham Persahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Fakultas Ekonnomi Universitas Negeri Semarang. Indira Januarti. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponegoro. SNA 12

J. Supranto, (2010). Ekonometri Buku Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia

Joseph V. Carcello, Ann Vanstraelen, Michael Willenbrorg, (2009), Rules Rather than Discretion in Audit Standards: Going Concern Opinion in Belgium. The Accounting Review, Vol. 84, No.5 2009. Pp. 1395 – 1428.

Junaidi dan Jogianto Hartono, (2010). Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. SNA XIII 2010


(5)

Leny Puspitasari dan Dwi Santoso, (2012). The Influence Of Previous Audit Opinion Going concern, Audit Quality And Company’s Factors To Audit Opinion Going Concern, Universitas. SNA Volume 15.

Novince Lianto dan Budi Hartono Kusuma, (2010). Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.

Prof. DR. Sudjana, M.A. MSc. (1993). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung. Tarsito.

PT BURSA EFEK INDONESIA (IDX). (2013). Laporan Tahunan Annual Report 2012. Jakarta. Tersedia: http: //www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Abou Us/AnnualReport/FileDownload/Annual-Report-2013.pdf [31 Desember 2013

R. J. Elder, M. S. Beasley, Alvin A. Arens. (2008), Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Rosmawati Endang Indriyani Supriyati, (2012). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur Di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.

Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariant. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Suad Husnan, Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Suharyadi, Purwanto S. K. (2007). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta. Salemba Empat.

Sukrisno Agoes dan Joesda Jan. (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta. Salemba Empat

Tae G Ryu & Chul Young Roh, (2007), The Auditor’s Going Concern Opinion Decision. International Journal of Business an Economics, 2007, Vol.6, No. 2, 89-101.

Warnida, (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011 ISSN 1858-3687 hal 30-43


(6)

Weygant, Kieso, and Kimmel. (2002). Accounting Principle. Canada: Willey. Yulius Kurnia santo, (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit

Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Volume 11, No 3, Desember 2009, Hlm 155 – 173.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 156 65

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

2 64 98

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 95

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERIKATAN, DAN AUDIT LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA. - repository UPI S PEA 0707416 Title

0 0 3

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10