PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP KEMANDIRIAN

BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS

Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPS

Oleh

Ifa Faikoh

1204765

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Dan Pemahaman Konsep IPS (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)

Oleh Ifa Faikoh

S.Pd. IKIP Bandung, 1995

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ifa Faikoh 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Disman, M.Si NIP. 195902091984121001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd,M.A NIP. 196207021986011002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd,M.A NIP. 196207021986011002


(4)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Dan Pemahaman Konsep IPS (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)

Ifa Faikoh (1204765) Prof. Dr. H. Disman, M.Si

Prof. Dr.H.Bunyamin Maftuh, M.Pd, MA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran karena metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 4 Cianjur sangat monoton. Metode yang tidak bervariasi menyebabkan siswa kurang motivasi dalam belajar. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kemandirian belajar siswa dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar berupa pemahaman konsep IPS. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan sampel satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol di SMP Negeri 4 Cianjur. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur, sedangkandi kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pemahaman konsep di kelas kontrol berbeda secara signifikan , yakni hasil postest lebih baik dibandingkan pretes sedangkan untuk kemandirian belajar tidak terdapat hasil yang signifikan karena skor postes tidak lebih baik dari skor pretest (2) pemahaman konsep dan kemandirian belajar di kelas eksperimen berbeda secara signifikan yakni hasil postes lebih baik dari hasil pretes (3) gain pemahaman konsep dan kemandirian belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Hasil postest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan postes kelas kontrol. Walaupun perbedaan rata-rata gain untuk pemahaman konsep dan kemandirian belajar tidaklah terlalu besar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, namun penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur sangatlah penting untuk menunjang peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar. Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah alternatif bagi guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar terjadi peningkatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep IPS.

Kata kunci: Teknik Kepala Bernomor Terstruktur, Kemandirian Belajar, Pemahaman Konsep


(5)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Influence of Cooperative Learning “Structured Numbered Heads Technique”

towards Self-direction in Learning and Understanding of Social Studies Concepts (An experimental study in social studies subject of 9th grade SMPN 4 Cianjur)

Ifa Faikoh (1204765) Prof. Dr. H. Disman, M.Si

Prof. Dr.H.Bunyamin Maftuh, M.Pd, MA

The background of this research is the lack of active students in learning process because of the methods used in teaching social studies very monotone. The method is not varied causes student less motivation in learning. It leads to

students’ low self direction in learning and will affect the students’ learning

outcomes in understanding of social studies concepts.Therefore, this research was focused to get an idea of the influence of cooperative learning toward self-direction in learning and understanding of social studies concepts. Method of this research was quasi experiment with a class as experiment sample and a class as control in Junior High School 4 Cianjur. Experiment class was treated with cooperative learning structured numbered heads technique and control class used convensional learning. The results showed that : (1) there was significant difference in understanding of social studies concepts was control class, where postest is better than pretest, but in self-direction in learning there was no significan difference, because postest score was not better than pretest score. (2) In class experiment postest result was better than pretest in understanding of social studies concept and self-directing in learning. (3) understanding of social studies concept and self-direction in learning result has significant difference, experiment class reached higher postest than control class. Even though there was no significant differences between gain average of concept understanding and self-direction in learning, but cooperative learning structured numbered heads technique is importance to support understanding of social studies concept and self-direction in learning. From these research is expected to give an alternatives for teachers in developing the quality of learning process and also in developing understanding of social studies concepts and self-direction in learning.

Keyword: Structured Numbered Heads Technique, Kemandirian belajar, Understanding of Social Studies Concept


(6)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS


(7)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Struktur Organisasi Tesis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Pemahaman Konsep ... 11

2.1.2 Kemandirian Belajar ... 20

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur ... 24

2.1.4 Pembelajaran Pendidikan IPS ... 32

2.2 Penelitian Yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 35

2.4 Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.2 Metode Penelitian... 38

3.3 Desain Penelitian ... 39

3.4 Definisi Konsep Variabel ... 40

3.5 Prosedur, Alur dan Skenario Penelitian ... 41

3.5.1 Prosedur Penelitian... 41

3.5.2 Alur Penelitian ... 42

3.5.3 Skenario Penelitian... 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.7 Instrumen Penelitian... 46


(8)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8.1 Validitas Instrumen ... 48

3.8.2 Reliabilitas Instrumen ... 49

3.8.3 Daya Pembeda ... 51

3.8.4 Tingkat Kesukaran ... 53

3.9 Teknik Analisa Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... 58

4.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... 62

4.2.1 Kelas Eksperimen ... 62

4.2.2 Kelas Kontrol ... 62

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

4.3.1. Pemahaman Konsep ... 62

4.3.2 Kemandirian Belajar ... 73

4.3.3 Hasil Observasi Keterlaksanaan Metode Pembelajaran ... 81

4.3.4 Kendala-kendala Dalam Implementasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur...82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(9)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Hasil Observasi Kemandirian Belajar... 5

1.2 Nilai Rata-rata hasil Ulangan Harian... 6

2.1 Kategori dan Proses kognitif Pemahaman... 13

2.2 Konsep Uang,Bank dan lembaga Keuangan Bukan Bank... 18

2.3 Konversi Skor Peningkatan Individu... 29

2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok... 29

3.1 Desain penelitian... 39

3.2 Teknik pengumpulan data... 46

3.3 Kategori Validitas Butir Soal... 48

3.4 Kategori Reliabilitas Tes... 51

3.5 Kategori Daya Pembeda... 52

3.6 Kategori Tingkat Kesukaran... 53

3.7 Standar Nilai Pemahaman Konsep IPS ... 55

3.8 Intepretasi Persentase Kemandirian Belajar... 56

3.9 Kategori Tingkat Gain ... 57

4.1 Jumlah Buku Perpustakaan... 59

4.2 Data Kunjungan Siswa dan Peminjaman Buku Perpustakaan... 60

4.3 Hasil Perhitungan Nilai Pretest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 63

4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 64

4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 65

4.6 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 66

4.7 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretest dan Postest Pemahaman Konsep Kelas Kontrol... 67

4.8 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretest dan Postest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen... 68

4.9 Hasil Uji Perbedaan Postest Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 70

4.10 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 71

4.11 Ringkasan Hasil Penilaian Pemahaman Konsep IPS di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol... 72

4.12 Hasil Perhitungan Skor Kemandirian Belajar Sebelum Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 73

4.13 Hasil Uji Normalitas Skor Kemandirian Belajar Sebelum Perlakuan Di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 74


(10)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.14 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemandirian Belajar Sebelum

Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 75 4.15 Hasil Uji Mann Whitney U Tes Skor Pretes Kemandirian Belajar

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 76 4.16 Hasil Uji Wilcoxon Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan Sesudah Pembelajaran di Kelas Kontrol... 77 4.17 Hasil Uji Wilcoxon Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan di Kelas Eksperimen... 78 4.18 Hasil Uji Mann Whitney Skor Kemandirian Belajar Sesudah

Perlakuan di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 79 4.19 Peningkatan Skor Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 80 4.20 Kesimpulan Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa di Kelas


(11)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran... 36 3.1 Alur Penelitian... 43 4.1 Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Pemahaman Konsep

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 69 4.2 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 72 4.3 Diagram Rata-Rata Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan

Sesudah Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 79


(12)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran:

1 Rancangan Instrumen Penelitian ...97

2 Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...98

3 Soal Uji Coba Pemahaman Konsep ...100

4 Angket Uji Coba Kemandirian Belajar ...106

5 Hasil Anatest Uji Coba Pemahaman Konsep ...108

6 Soal Pretes/Postes Pemahaman Konsep ...121

7 Hasil Uji Coba Skor Kemandirian Belajar ...126

8 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar...127

9 Silabus Pembelajaran ...129

10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 133

11 Angket Untuk Variabel Kemandirian Belajar...157

12 Nilai Pretes dan Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Eksperimen...159

13 Hasil Diskusi Kelas Eksperimen dan Kontrol... 160

14 Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 162

15 Perhitungan Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ...164

16 Data Skor Pretes dan Postes Kemandirian Belajar Kelas Kontrol Dan Eksperimen...166

17 Perhitungan Gain Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 167


(13)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19 Dokumentasi penelitian... 171 20 Surat-Surat Perijinan Penelitian ...180


(14)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditekankan pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang bertujuan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran, namun kenyataan dilapangan pembelajaran yang berpusat pada guru masih sangat dominan dan peran guru dalam mentransfer ilmu kepada siswa masih sangat besar. Akibatnya ada beberapa masalah yang menonjol dalam proses pembelajaran di sekolah antara lain:

(1) Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya.

(2) Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan.

(3) Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena mereka biasa diajarkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. (Depdiknas, 2006)

Permasalahan di atas menjadi sangat penting karena hal yang utama dalam proses pembelajaran adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Menurut Dahar (2011:36)

“kemampuan pemahaman merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu.”

Adanya kenyataan bahwa masih dominannya peranan guru dalam proses pembelajaran selain menimbulkan masalah rendahnya pemahaman siswa juga menyebabkan rendahnya kemandirian belajar siswa, karena siswa hanya menerima transfer ilmu yang diberikan oleh guru tanpa memahami apa manfaat ilmu tersebut dalam penerapan kehidupan sehari-hari sehingga siswa kurang berinisiatif untuk mencari lebih banyak pengetahuan bagi dirinya karena dirasakan kurangnya manfaat dari hal tersebut.


(15)

2

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah tersebut juga terjadi dalam pembelajaran IPS seperti yang dikemukakan oleh Suwarma (2008:51) bahwa “kelemahan yang menonjol dalam pembelajaran IPS antara lain tidak banyak menyentuh pengembangan kemampuan berpikir, proses belajar terpola pada interaksi satu arah, dominasi guru yang kuat, materi pelajaran yang cenderung menekankan aspek hapalan dan kering dari nilai-nilai sosial yang muncul di masyarakat.”

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran di kelas, guru kurang memberikan pemahaman terhadap konsep yang diajarkan kepada siswa sehingga materi hanya sekedar hapalan, padahal seharusnya agar pembelajaran bermakna maka materi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa terdorong untuk lebih banyak menggali materi pelajaran dan hal ini tentu saja akan menumbuhkan kemandirian belajar.

Kemandirian belajar siswa merupakan hal yang turut menentukan keberhasilan belajar. Beberapa studi mengungkapkan bahwa kemandirian belajar mempunyai pengaruh positif terhadap pembelajaran dan pencapaian hasil belajar. Seperti temuan dari studi Darr dan Fisher ( Izzati, 2012) menunjukkan bahwa kemandirian belajar berkorelasi kuat dengan kesuksesan seorang siswa. Sebaliknya hasil studi yang dilakukan oleh Borkowski (Abdullah, 2007) menunjukkan bahwa kegagalan terhadap kemandirian dalam proses belajar menjadi penyebab utama dari rendahnya prestasi belajar.

Masih rendahnya kemandirian belajar yang dimiliki siswa antara lain disebabkan kurangnya kepercayaan diri terhadap kemampuan, kurang termotivasi untuk belajar sendiri dan tidak memperoleh lingkungan kondusif untuk mengembangkan kemandirian belajarnya (Nurhayati, 2011: 145). Seperti kita ketahui selama ini di Indonesia, strategi pembelajaran yang populer dilakukan adalah pembelajaran tradisional, yaitu pembelajaran berbasis kelas (klasikal) dengan menggunakan metode ceramah. Menurut Sagala (2003:202) bahwa metode ceramah tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi


(16)

3

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah sehingga proses penyerapan pengetahuannya kurang tajam serta kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

keberanian mengemukakan pendapatnya”. Akibatnya apabila yang digunakan hanya metode ceramah saja, kemampuan kemandirian belajar siswa menjadi kurang berkembang karena siswa hanya menerima transfer ilmu dari guru dan siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga menjadi pasif dalam memilih sumber belajar tambahan di luar sumber belajar padahal sumber belajar bisa diperoleh dengan relatif mudah melalui bantuan teknologi informasi yang sekarang telah berkembang dengan pesat.

Dalam era globalisasi, siswa dapat mengakses berbagai informasi dengan mudah. Namun siswa juga dihadapkan pada tugas besar untuk membuat makna dari berbagai informasi tersebut. Seperti diungkapkan oleh Stoll (Chadwick, 2009:7)

Dalam masyarakat berbasis informasi, ada banyak informasi yang bisa didapat. Siswa dihadapkan pada tugas besar untuk membuat makna dari lautan informasi yang tampaknya memiliki fakta yang tidak terkait. Mereka membutuhkan mekanisme untuk mengelompokkan dan mengorganisir informasi, menghubungkan ide dan mengidentifikasi atau membangun pola. Untuk itu siswa harus memiliki pemahaman tentang konsep sehingga mampu mengatur dan mengelompokkan informasi baru berdasarkan fakta menurut pola kesamaan atau perbedaan.

Teori yang melandasi pentingnya pemahaman antara lain konsepsi belajar mengacu pada pandangan konstruktivistik, bahwa understanding construction menjadi lebih penting dibandingkan dengan memorizing fact ( Abdullah&Abbas: 2006). Sementara itu menurut Sharan (2012: 237):

Dalam pandangan belajar kaum konstruktivis sosial tujuan utama semua pelajaran dimulai dengan pengetahuan dan pengalaman siswa saat ini, menggantungkan pada pengalaman-pengalaman , keterampilan dan tingkat perkembangan unik mereka dan untuk mendorong mereka menguji pilihan yang mereka gunakan untuk mengamati setiap aktivitas pembelajaran.Setiap aktivitas itu kaya konteksnya, sehingga siswa akan mampu memahami tujuan dan manfaatnya terhadap hidup mereka dan terhadap gagasan dan


(17)

4

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teori tentang dunia yang ada. Tujuan setiap aktivitas itu adalah memperkuat pemahaman siswa bukan sekedar prestasi siswa.

Hal ini diungkapkan pula dalam penelitian Brophy (Chadwick, 2009:7) “if learners construct networks of connected knowledge arounds powerful ideas, they learn with understanding and retain that learning in forms that they can access

and apply more easily”. Jadi siswa akan lebih memahami apabila pembelajaran dihubungkan dengan minat dan pengalaman mereka karena apabila pembelajaran dihubungkan dengan keadaan disekitarnya, mereka akan lebih paham dan akan lebih mudah dalam penerapannya.

Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa harus dapat memahami konsep-konsep yang dipelajarinya yang akan berguna dikemudian hari nanti karena berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat dimana mereka akan hidup dan bekerja. Sehingga dalam pembelajaran sudah saatnya guru membantu siswa untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai. Selain itu siswa diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap peserta didik kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur pada tahun ajaran 2013/2014 pembelajaran IPS diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, peserta didik terlihat kurang aktif dalam mencari sumber belajar lain selain yang sudah disediakan oleh guru. Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti dalam pelaksanaan diskusi di dalam kelas yang dilakukan oleh siswa, tidak semua peserta didik terlibat secara aktif untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan tema yang disediakan oleh guru. Sebagian besar siswa tidak terlibat dalam kegiatan diskusi, hanya beberapa orang saja dalam kelompok yang melakukan kegiatan diskusi, peserta didik lainnya hanya mengobrol dan mengandalkan temannya untuk membahas tema yang telah diberikan oleh guru.

Hasil observasi saat pelaksanaan diskusi, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:


(18)

5

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabei 1.1

Hasil Observasi Kemandirian Belajar

No Pernyataan Kelas Persentase

IXB IXD

1. Aktif dalam diskusi 20 20 50%

2. Berusaha menguasai materi dengan cara bertanya kepada guru

25 20 56%

3. Berani mengemukakan pendapat

20 19 48,%

4. Menggunakan berbagai sumber belajar

8 10 22%

Total Rata-rata 44%

(Sumber data: Hasil Observasi Penelitian) Hasil observasi dikuatkan dengan data nilai rata-rata hasil ulangan harian IPS untuk semester 1 tahun ajaran 2013/2014 yang tercantum pada tabel dibawah ini:


(19)

6

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2

Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Harian

NO KELAS JUMLAH

SISWA

TOTAL NILAI RATA-RATA KELAS

1. IX A 42 2671 63,60

2. IX B 42 2710 64,52

3. IX C 42 2684 63,90

4. IX D 38 2489 65,50

5. IX E 40 3231 80,77

6. IX F 42 2571 61,21

TOTAL 246 16356 66,58

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Kelas IX (diolah) Berdasarkan data di atas nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 66,58 sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal 75,00. Hal ini menunjukkan masih rendahnya hasil pembelajaran IPS yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Cianjur.


(20)

7

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bermacam masalah yang telah diuraikan diatas memerlukan alternatif pemecahan yang handal dan segera agar tidak mengganggu proses dan output pendidikan. Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur ditawarkan oleh peneliti sebagai solusi. Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur merupakan modifikasi dari Numbered Heads Together yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (2009). Dalam tipe ini peserta didik dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda. Kepala Bernomor Terstruktur (KBT) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar , karena dengan teknik ini peserta didik dapat belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya mengingat bahwa kemandirian tidak berarti harus terlepas sama sekali dengan pihak lain. Seperti diungkapkan oleh Nurhayati (2011:140) bahwa kemandirian belajar bukan berarti belajar seorang diri tetapi belajar dengan inisiatif sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa ciri utama proses belajar yang menekankan kemandirian belajar bukanlah ketiadaan guru atau teman atau tidak adanya pertemuan tatap muka di kelas. Mujiman (2005:1) berpendapat bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Jadi kemandirian belajar merupakan usaha peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk memahami dan menguasai suatu kompetensi tertentu. Dengan demikian Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur dipilih untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar karena dengan teknik tersebut peserta didik harus aktif dan mempunyai motivasi untuk menguasai suatu kompetensi.

Berdasarkan masalah tersebut, penulis ingin melihat dan meneliti lebih jauh melalui penelitian eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design penerapan teknik kepala bernomor terstruktur dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang akan dituangkan dalam Tesis yang diberi


(21)

8

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

judul: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang mendasar dalam pembelajaran IPS di SMP diantaranya adalah kurang kreatifnya guru dalam menggunakan metode pembelajaran dan masih belum maksimalnya pemahaman konsep yang diberikan guru dalam penerapan kehidupan sehari-hari . Hal ini menyebabkan pembelajaran IPS kurang diminati oleh sebagian besar siswa karena pembelajaran hanya berupa hapalan tanpa aplikasi dilapangan. Padahal pembelajaran IPS memerlukan metode yang bervariasi untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.Hasil observasi menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru umumnya hanya menggunakan metode ceramah, kalaupun ada diskusi hanya diskusi terbatas yang tidak dikembangkan dengan metode yang dapat memacu kemandirian belajar siswa. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik dan tidak bersemangat dalam belajar, karena siswa tidak terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji permasalahan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPS. Melalui penelitian ini akan dibahas beberapa permasalahan, diantaranya:

(1) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ?

(2) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas eksperimen yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur ?

(3) Apakah peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor


(22)

9

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terstruktur pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan keefektifan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa.

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

(1) Mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional

(2) Mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur.

(3) Mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dibandingkan dengan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini menguji pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan model pembelajaran konvensional terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPS. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:


(23)

10

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur pada pembelajaran IPS memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif dalam proses belajar. Selain itu juga memfasilitasi peserta didik untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian dalam belajar karena karakteristik yang dimiliki teknik kepala bernomor terstruktur itu sendiri yang memungkinkan meningkatnya pemahaman konsep serta tumbuhkembangnya kemandirian belajar.

(2) Bagi Guru Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar guru, khususnya guru mata pelajaran IPS sebagai masukan untuk peningkatan keterampilan kegiatan belajar mengajar.

(3) Bagi Peneliti

Sebagai arena meningkatkan kemampuan peneliti dalam hal penerapan teknik kepala bernomor terstruktur pada pembelajaran IPS. Selain itu penelitian dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5 Struktur Organisasi Tesis

Penyusunan tesis ini terdiri atas 5 bab yaitu bab pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan saran.

Dalam bab pendahuluan dibahas mengenai latar belakang penelitian yang merupakan alasan disusunnya penelitian ini, kemudian dibuat identifikasi dan perumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat dilakukannya penelitian serta struktur organisasi penyusunan tesis.


(24)

11

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu kajian pustaka berisi deskripsi teoritik yang merupakan landasan teori dari penelitian ini, pembelajaran pendidikan IPS, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini.

Dalam metode penelitian akan dibahas mengenai populasi dan sampel penelitian, metode dan desain penelitian yang digunakan, definisi operasional variabel, prosedur, alur skenario penelitian serta alat tes, analisis tes, dan teknik analisis data yang nantinya akan digunakan untuk mengolah data penelitian.

Hasil penelitian dan pembahasannya akan dibahas dalam bab 4. Dalam bab ini akan dipaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk dilakukan pembahasan lebih dalam dan dilakukan pengujian hipotesis penelitian.

Bab terakhir dalam tesis ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang bertujuan agar penelitian yang telah dilakukan dapat dimanfaatkan hasilnya serta dapat dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti lainnya.


(25)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013;117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur, yang terdiri dari 6 kelas dengan jumlah siswa 246 orang.

Pengertian sampel menurut Schumacher (1997: 246) adalah sekelompok subjek yang menghasilkan data yang diambil dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas IX D sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol . Pemilihan kelas dilakukan secara acak dari kelas IX A,B,C,D dan F karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru IPS bahwa ke lima kelas mempunyai karakteristik yang tidak berbeda, sedangkan kelas IX E tidak diikutsertakan karena merupakan kelas unggulan.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental research), karena data yang diperoleh berasal dari lingkungan yang telah ada. Menurut Gozhali (2008: 17) “Peneliti akan menggunakan quasi experimental jika datanya berasal dari suatu lingkungan yang telah ada atau dari suatu kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung si peneliti”. Pada penelitian yang dilakukan, variabel terikatnya adalah pemahaman konsep dan kemandirian belajar sedangkan variabel bebasnya adalah metode pembelajaran. Sebenarnya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat pemahaman konsep dan kemandirian belajar tidak hanya dengan metode pembelajaran, tetapi karena dengan segala keterbatasan, penelitian ini hanya meneliti variabel terikat pemahaman konsep dan kemandirian belajar dengan


(26)

39

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group design. Desain ini sangat lazim dan berguna dalam pendidikan, karena sangat tidak mungkin untuk menempatkan subjek secara acak. Peneliti menggunakannya secara utuh, kelompok yang telah ditentukan, memberi pretest, mengelola kondisi perlakuan pada satu kelompok dan memberinya posttest (Schumacher & McMillan,1997:467). Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Terhadap kedua kelas dilakukan pretest dan postest untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar sebelum dan setelah pembelajaran.

Desain penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1

Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

(Sumber: Schumacher dan McMillan ,1997:467) Keterangan:

X : Perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur O1 : Pretest (sebelum perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif

teknik kepala bernomor terstruktur) pada kelompok eksperimen O2 : Postest (setelah perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teknik


(27)

40

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kepala bernomor terstruktur) pada kelompok eksperimen

O3 : Pretest (sebelum perlakuan dengan pembelajaran konvensional) pada

kelompok kontrol

O4 : Posttest (setelah perlakuan dengan pembelajaran konvensional) pada

kelompok kontrol

3.4 Definisi Konsep Variabel

Untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan menghindari pandangan yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dijelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut:

(1) Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor terstruktur adalah metode pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat tugas berbeda.

(2) Pemahaman Konsepadalah kemampuan siswa untuk mencontohkan, mengklasifikasi, membandingkan dan menjelaskan suatu konsep uang, bank dan lembaga keuangan bukan bank. Kemampuan untuk merangkum dan menyimpulkan tidak penulis cantumkan karena kesesuaian dengan indikator yang tertulis dalam silabus pembelajaran. Karena kurikulum yang dipakai saat penelitian ini masih memakai IPS yang belum terpadu maka konsep IPS yang diambil adalah konsep dari ekonomi.

(3) Kemandirian Belajar adalah aktivitas belajar siswa dimana kegiatan tersebut didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari siswa yang bersangkutan. Indikator yang diambil dalam penelitian ini adalah inisiatif (berusaha menguasai materi dengan cara bertanya kepada teman atau guru serta menggunakan berbagai sumber belajar), mandiri (berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah


(28)

41

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyerah), tanggung jawab (bertanggungjawab atas tugas yang dikerjakan dan tidak meninggalkan tugas), percaya diri (aktif dalam

diskusi kelompok dan berani mengemukakan pendapat) dan disiplin (berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu).

3.5 Prosedur , Alur dan Skenario Penelitian 3.5.1 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 3.5.1.1 Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

(1) melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur, pemahaman konsep dan kemandirian belajar

(2) menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian (3) melakukan validasi instrumen

(4) melakukan uji coba dan analisis tes

3.5.1.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian akan dimulai dengan melakukan uji coba instrumen, memperkenalkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan memberikan pengarahan kepada guru yang mengajar kelas tersebut, mengadakan pretest kepada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemandirian belajar, menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, melakukan observasi keterlaksanaan model, memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa setelah mendapat perlakuan.


(29)

42

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.1.3 Pengolahan dan analisa data

Menghitung gain yang dinormalisasi (N-gain) pemahaman konsep dan kemandirian belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji normalitas data N-gain, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data hasil observasi

3.5.2 Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1


(30)

43

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Studi Pendahuluan Perumusan Masalah

Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan kemandirian belajar

Penyusunan Instrumen 1.Tes Pemahaman konsep 2. Tes Kemandirian belajar 3. Pedoman Observasi

Penyusunan Rencana pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur

Validasi, Uji coba, Revisi

Tes awal (Pretest) kelompok kontrol Pembelajaran konvensional Kelompok eksperimen Model Pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur Tes Akhir

(Posttest)

Pengolahan dan Analisis data

Observasi Keterlaksanaan Model pembelajaran


(31)

44

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1

Alur Penelitian

3.5.3 Skenario Penelitian

1. Kelas Eksperimen : Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur di kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

(1) Siswa mendapat menjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

(2) Mengadakan tanya jawab mengenai konsep uang , bank dan lembaga keuangan bukan bank yang sudah dimiliki oleh siswa B. Kegiatan inti

(1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan masing-masing 4 anak, tiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4 (2) Setiap kelompok mendapat LKS

Setiap anggota kelompok mengerjakan bahasan yang ada di dalam LKS. Anggota kelompok nomor 1 membahas soal no 1, anggota nomor 2 membahas soal nomor 2, anggota nomor 3 membahas no 3 dan anggota nomor 4 membahas soal nomor 4. Kemudian mendiskusikannya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat mengetahui jawaban bahasan dari anggota kelompoknya

(3) Secara acak guru memanggil satu persatu nomor dari kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain diwajibkan untuk menambah atau mengomentarinya


(32)

45

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Kegiatan Penutup

(1) Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa

(2) Memberikan quis untuk menguji pemahaman siswa

(3) Menugaskan siswa untuk membuat laporan secara individu mengenai bahasan LKS pada hari itu.

2. Kelas Kontrol: menggunakan metode diskusi kelompok A. Kegiatan awal

(1) Siswa mendapat menjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

(2) Mengadakan tanya jawab mengenai konsep uang , bank dan lembaga keuangan bukan bank yang sudah dimiliki oleh siswa B. Kegiatan inti

(1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan masing-masing 4 anak.

(2) Setiap kelompok mendapat LKS

Setiap anggota kelompok mengerjakan bahasan yang ada di dalam LKS.

(3) Secara acak guru memanggil satu orang dari kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain diwajibkan untuk menambah atau mengomentarinya

C. Kegiatan Penutup

(1) Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa

(2) Memberikan quis untuk menguji pemahaman siswa

(3) Menugaskan siswa untuk membuat laporan secara individu mengenai bahasan LKS pada hari itu.


(33)

46

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes , skala sikap dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif tentang kemampuan pemahaman konsep siswa serta skala sikap mengenai kemandirian belajar yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dalam pelaksanaan kegiatan diskusi, kemandirian belajar dalam proses pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur di kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dapat dilihat secara rinci dalam tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Teknik pengumpulan data

Sumber data Jenis data Teknik

pengumpulan data

Instrumen

Siswa Kemampuan

pemahaman konsep sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik KBT Pretest Posttest Observasi

Butir soal pilihan ganda

Lembar Observasi

Siswa Kemandirian

belajar siswa

Tes skala sikap Observasi

Lembar skala sikap

Lembar observasi

Guru IPS Keterlaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur

Observasi Lembar observasi


(34)

47

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian akan digunakan alat tes berupa tes pemahanan konsep, skala kemandirian belajar, lembar observasi kemandirian belajar siswa serta lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur.

(1) Tes Pemahaman Konsep

Untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum mendapat perlakuan teknik kepala bernomor terstruktur dan pembelajaran konvensional dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur pemahaman konsep siswa setelah mendapat perlakuan dilakukan posttest. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan 4 option (A,B,C dan D) sebanyak 40 soal. Konsep yang akan diujikan adalah konsep mengenai uang, bank dan lembaga keuangan bukan bank.

(2) Lembar Observasi Diskusi Kelompok

Lembar observasi ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan dan mempresentasikan tugas mengenai materi uang, bank dan lembaga keuangan bukan bank. Parameter penilaian terdiri dari aspek penguasaan materi, kemampuan menjawab, kemampuan memberikan argumen, kemampuan penyajian materi dan pengaturan waktu. Masing-masing aspek diberi nilai 20 dengan nilai maksimal 100. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer guru IPS.

(3) Tes Skala Kemandirian Belajar

Berdasarkan kajian terhadap berbagai teori tentang kemandirian belajar, maka dirumuskan indikator-indikator kemandirian belajar . Indikator yang diambil dalam penelitian ini adalah mengenai inisiatif, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri dan disiplin. Dari indikator tersebut kemudian disusun butir pernyataan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S) , Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).

(4) Lembar Observasi Kemandirian Belajar Siswa

Lembar Observasi kemandirian Belajar Siswa digunakan untuk melihat kemandirian belajar siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran, khususnya


(35)

48

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Indikator yang diamati adalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas, berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas, penyelesaian tugas tepat waktu, penggunaan berbagai macam sumber, berusaha menguasai materi pembelajaran dengan cara bertanya, aktif dalam diskusi dan berani mengemukakan pendapat. (5) Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Lembar Observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk mengetahui sejauh mana tahapan model kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur yang telah direncanakan telah terlaksana dalam proses belajar mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek.

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.8.1 Validitas Instrumen

Uji validitas perlu dilakukan guna menentukan valid tidaknya suatu instrumen. Instrumen yang mempunyai validitas tinggi akan memiliki kesalahan pengukuran yang kecil, yang berarti skor setiap subyek yang diperoleh penelitian tersebut tidak jauh berbeda dari skor sesungguhnya (Hidayati,2010: 88).

Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy

Dimana: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item n = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item Y = skor total (Arikunto, 2010)

Nilai r kemudian dibandingkan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 (Arikunto,2010)


(36)

49

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,800 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < rxy ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < rxy ≤ 0,600 Cukup

0,200 < rxy ≤ 0,400 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,200 Sangat Rendah

Instrumen alat tes yang diuji validitasnya dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda sebagai alat ukur untuk melihat pemahaman konsep siswa serta angket untuk melihat kemandirian belajar siswa.

Setelah diuji coba terhadap instrumen soal dengan bantuan Uji anatest, dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur pemahaman konsep siswa, dari 40 soal pilihan ganda yang diujikan, diperoleh 22 soal yang valid atau sekitar 55% dari seluruh soal. Sementara soal yang tidak valid sebanyak 18 soal atau sekitar 45% dari seluruh item soal.(Data terlampir)

Berdasarkan uji validitas pilihan ganda disimpulkan bahwa soal yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah soal yang valid, sebanyak 22 soal. Dalam penelitian ini soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa adalah sebanyak 24 soal. Diantara item soal itu ada 2 soal yang tidak valid yang harus dipakai karena diantara soal yang tidak valid ada indikator yang belum terwakili.

Untuk variabel kemandirian belajar, setelah diuji coba dan dihitung dengan bantuan Spss versi 17, dari 20 pernyataan diperoleh 12 peryataan valid atau sekitar 60% dari seluruh item, sedangkan 8 pernyataan tidak valid. (Data terlampir)


(37)

50

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Uji validitas tersebut, pernyataan yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data kemandirian belajar sebanyak 12 pernyataan, karena dinilai telah mewakili semua indikator yang akan diukur.

3.8.2 Reliabilitas Instrumen

Selain valid, dalam instrumen yang baik juga harus diperhatikan reliabilitasnya. Reliabilitas mengandung muatan stabilitas (tidak berubah-ubah) dan konsisten (ajeg). Menurut Wiersma (Hidayati,2010:90) reliabilitas adalah konstistensi instrumen mengukur apapun yang hendak diukur. Bila suatu instrumen dipakai berulang-ulang untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh relatif stabil atau konsisten, maka instrumen tersebut dapat dikatakan terpercaya atau reliabel.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown (Sugiyono,2013:190). langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

(1) Memilah dan menghitung item ganjil dan genap dengan menggunakan tabel bantu

(2) Menghitung korelasi Pearson Product Moment dengan rumus:

(3) Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown, sebagai berikut :

Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy =


(38)

51

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu : reabilitas separuh tes

(4) Menentukan rtabel

(5) Membuat Keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel dengan keputusan sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel berarti reliabel

Jika rhitung < rtabel berarti tidak reliabel

Interpretasi derajat reliabilitas tes dapat dilihat pada Tabel 3.4 (Arikunto,2010)

Tabel 3.4

Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,800 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < r11 ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < r11 ≤ 0,600 Cukup

0,200 < r11 ≤ 0,400 Rendah

0,00 < r11 ≤ 0,200 Sangat Rendah

Setelah diuji coba terhadap instrumen soal, dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur pemahaman konsep siswa, dari 40 soal pilihan ganda yang diujikan, diperoleh 22 soal yang reliabel atau sekitar 55% dari seluruh soal. Sementara soal yang tidak reliabel sebanyak 18 soal atau sekitar 45% dari seluruh item soal.(Data terlampir)


(39)

52

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uji reliabilitas pilihan ganda disimpulkan bahwa soal yang dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah soal yang reliabel, sebanyak 22 soal. Dalam penelitian ini soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa adalah sebanyak 24 soal. Diantara item soal itu ada 2 soal yang tidak reliabel yang harus dipakai karena diantara soal yang tidak reliabel ada indikator yang belum terwakili.

Untuk variabel kemandirian belajar, setelah diuji coba dan dihitung dengan bantuan Spss versi 17, dari 20 pernyataan diperoleh 12 peryataan reliabel atau sekitar 60% dari seluruh item, sedangkan 8 pernyataan tidak reliabel. (Data terlampir)

Berdasarkan Uji reliabilitas tersebut, pernyataan yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data kemandirian belajar sebanyak 12 pernyataan, karena dinilai telah mewakili semua indikator yang akan diukur.

3.8.3 Daya Pembeda

Daya Pembeda Soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Daryanto, 2005). Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda setiap butir soal adalah sbb:

Keterangan: D = Daya Pembeda

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = Proposi jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar


(40)

53

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PB = Proposi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0.20 ≤ D ≤ 0.40 Cukup

0.40 ≤ D ≤ 0.70 Baik

0.70 ≤ D ≤ 1.00 Baik Sekali

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan uji anates dapat diketahui bahwa diantara 40 soal terdapat 3 soal yang mempunyai daya pembeda baik sekali atau 7,5 % dari 40 item soal, 15 soal yang mempunyai daya pembeda baik atau sekitar 37,5 %, 5 soal mempunyai daya pembeda yang cukup atau sekitar 12,5 % dan 17 soal yang mempunyai daya pembeda jelek atau sekitar 42,5% dari 40 item soal. (Data terlampir)

3.8.4 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru dalam membuatnya (Sujana, 2008).

Untuk mengukur taraf kesukaran soal dalam menentukan apakah butir soal itu termasuk dalam kelompok soal mudah, sedang atau sukar digunakan rumus:

P =


(41)

54

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B : Banyak siswa yang menjawab soal Benar Js : Jumlah Seluruh siswa

Kategori tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < p < 0,30 Soal Sukar

0,30 < p < 0,70 Soal Sedang

0,70 < p < 1,00 Soal Mudah

Hasil Uji tingkat kesukaran soal seperti tabel 3.5 menunjukkan bahwa ada sebanyak 8 soal dengan kategori sukar atau sekitar 20 %, sebanyak 17 soal kategori sedang atau sekitar 42,5 % , sedangkan soal dengan kategori mudah 15 soal atau sekitar 37,5 % dari 40 butir soal. (Data terlampir)

Berdasarkan uji validitas, reliabilitas serta daya pembeda dan tingkat kesukaran sebanyak 40 soal test pilihan ganda sebagai alat ukur untuk melihat pemahaman konsep maka akan diambil sebanyak 24 soal yang akan digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk angket kemandirian belajar akan diambil sebanyak 12 item pernyataan.

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk membuat penafsiran data yang diperoleh dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui dan melihat keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar dianalisis dengan uji statistik. Dalam penelitian ini analisis data statistik menggunakan Program SPSS versi 17.


(42)

55

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan sebagai berikut:

(1) Uji normalitas

Uji normalitas distribusi data peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Uji statistik yang digunakan untuk pengujian normalitas dengan program SPSS versi 17

(2) Uji Homogenitas

Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya varians-varians data peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus:

b. Membandingkan nilai dengan rumus:

untuk varians terbesar dan untuk

varians terkecil.

Jika diperoleh < maka kedua varians homogen dan jika diperoleh > maka kedua varians tidak homogen

Dalam peneilitian ini perhitungan homogenitas dibantu dengan program SPSS versi 17

(3) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji –t dua ekor (two- tile test) dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk data berdistribusi normal dan homogen maka digunakan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov test pada spss versi 17. Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi


(43)

56

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hitungan dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.

Untuk pengujian hipotesis pemahaman konsep digunakan hasil tes objektif pilihan ganda sedangkan untuk penilaian keseluruhan mengenai kemampuan pemahaman konsep IPS pada materi uang, bank dan lembaga keuangan setelah perlakuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda dan hasil observasi diskusi kelompok. Standar nilai yang akan digunakan dalam pemahaman konsep IPS didasarkan kepada standar nilai berikut:

Tabel: 3.7

Standar Nilai Pemahaman Konsep IPS

No Standar Nilai Persentase

1 Sangat Tinggi 80 - 100%

2 Tinggi 66 - 79 %

3 Cukup 56 - 65 %

4 Kurang 40 - 55 %

5 Sangat kurang 39 - 0 %

(Standar nilai diadaptasi dari: Daryanto, 2005: 211) Untuk pengujian hipotesis kemandirian belajar digunakan hasil tes kemandirian belajar sedangkan untuk penilaian keseluruhan mengenai kemandirian belajar setelah perlakuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes kemandirian belajar dan hasil observasi kemandirian belajar. Skala yang digunakan untuk kemandirian belajar adalah skala Likert dengan tafsiran persentase sebagai berikut: (Warsito, 1992:10-11)

Tabel: 3.8

Intepretasi Persentase Kemandirian Belajar

No Persentase Interpretasi

1 0% Tidak satupun

2 1-25% Sebagian Kecil


(44)

57

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 50% Setengahnya

5 51-75% Sebagian besar

6 76-99% Hampir seluruhnya

7 100% Seluruhnya

(4) Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus:

Keterangan :

S post : Skor Post-test S pre : Skor Pre-test

S maks : Skor Maksimal ideal (Meltzer;2002)

Kriteria tingkatan Gain adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Kategori Tingkat Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang


(45)

58

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g < 0,3 Rendah

(5) Analisis data hasil observasi proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(46)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Cianjur dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa yang belajar di kelas kontrol memiliki nilai pemahaman konsep IPS yang berbeda setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, ini berarti nilai rata-rata yang diperoleh pada saat postes lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai pretes, tetapi untuk skor kemandirian belajar tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen mampu meningkatkan nilai pemahaman konsep IPS dan skor kemandirian belajar siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol, ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar.

3. Peningkatan hasil pemahaman konsep dan kemandirian belajar yang diperoleh di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih tinggi bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari perhitungan nilai gain dari kedua kelas. N-gain yang diperoleh kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, baik dilihat dari pemahaman konsep maupun dari kemandirian belajar. Jadi model pembelajaran kooperatif teknik kepala


(47)

91

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bernomor terstruktur memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa jika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

5.2Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan, selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur hendaknya terus digunakan dan dijadikan sebagai alternatif pilihan guru dalam pembelajaran IPS, karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa.

2. Guru IPS hendaknya mengadakan perubahan-perubahan secara bertahap dalam pembelajaran sehari-sehari dengan cara mengkombinasikan satu model pembelajaran dengan model pembelajaran lain yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa atau menggunakan berbagai media sehingga dapat meningkatkaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran.

3. Salah satu kendala dalam mewujudkan kemandirian belajar siswa adalah kurang mendukungnya fasilitas belajar seperti buku-buku pelajaran yang terbatas atau kurangnya fasilitas komputer dan jaringan internet di sekolah yang dapat mendukung siswa agar dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya sebagai materi pelajaran. Untuk itu sudah sewajarnya apabila pihak sekolah lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas pendukung pembelajaran yang akhirnya dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga dapat membentuk siswa yang mandiri.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur misalnya dikaitkan dengan motivasi belajar siswa dengan menggunakan jumlah sampel yang jauh lebih banyak dari penelitian ini.


(48)

92

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS


(1)

92

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS


(2)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 92

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah (2007) Self Directed Learning dalam Eric Digest (Online) Tersedia: http: www.nwrel.org (12 April 2013)

Abdullah, S., & Abbas, M. (2006) “The effect of inquiry-based computer simulation with cooperative learning on scientific thinking and conceptual understanding”. Malaysian On Line journal of Instructional Technology. 3(2). 1-16.

Al-Muhtar , Suwarma. (2008) . Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: SPs UPI

Amien, Mappadjantji.A. (2005). Kemandirian Lokal Konsepsi Pembangunan, Organisasi dan Pendidikan dari Perspektif Sains Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anderson LW dan Krathwohl DR (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arends, R. (2008). Learning to Teach .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Banks, JA (1985) Teaching Strategies for The Social Studies. Massachussets: Addison –Wesley

Barnadib (2002) Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja (Online)Tersedia:http://www.ukele.ac.uk/interact/lili/2005/contributions/c hilds.html (10Maret 2013)

Bloom, BS (1986) Taxonomy of Educational Objectives. Handbook I: Cognitive Domain. New York: Longman

Chadwick,D (2009) Approaches to Building Conceptual Understanding. Wellington New Zealand: Crown

Dafril, R (2011).Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Konsep Mahasiswa FKIP Universitas PGRI Palembang:


(3)

93

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.eprints.unsri.ac.id/1533/1/PROSIDING_SEMNAS_U_PGRI_2 011

( 8 April 2013)

Dahar, WR (2011). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga Daryanto (2005). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati.(2006). Psikologi Pendidikan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Eggen,P. dan Kauchak,D. (2012) Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks

Ghozali, Imam (2008). Desain Penelitian Eksperimental. Semarang: Undip

Hartono (2011) Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Kegunungapian. Tesis pada Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Haryono, A. (2001). Belajar Mandiri Konsep Dan Penerapannya Dalam Sistem Pendidikan Dan Pelatihan Terbuka/jarak jauh. (Online) Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Jakarta: Universitas Terbuka.

Hidayati,K (2010) .” Pengembangan Instrumen Kemandirian Belajar Mahasiswa”Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan , 14 (1), 84-99

Hurlock, E (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Husna (2012).”Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Terstruktur Disertai Lembar Kerja Siswa Terhadap Pemahaman

Konsep Matematis”. Jurnal STKIP PGRI 1 (1), 1-7

Izzati, Nur .(2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematik Realistik. Disertasi Doktor Pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Joyce,B. Weil,M dan Calhoun,E. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kesumawati,N (2008) “Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran


(4)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PendidikanMatematikaPalembang(Online)Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/ 6928/1/P18%20Pendidikan(Nila%20K).pdf( 12 April 2013)

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT Remaja

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Lipton, L dan Hubble, D. (2010). Menumbuhkembangkan Kemandirian Belajar. Bandung: Nuansa

Meltzer DE (2002) The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible ͆Hidden Variabel͇in

Diagnostic Pretest ScoreTersedia: http://www. Physics

iastate.edu/per/docs/addendum on normalized gain pdf (1 Mei 2013)

Miftahul Huda (2011) Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar .

Mudjiman H. (2007). Belajar Mandiri. Surakarta: UNS PRESS.

Muijs,Daniel (2008). Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

National Council For The Social Studies (1994) Curriculum Standars For Social Studies. Washington DC: NCSS

Nuraeni (2011). “Peningkatan Kemandirian Belajar IPA Melalui Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)” . Jurnal Radiasi 1 (1) , 15-18. Nurhayati, Eti . (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Nur, M. (2002) Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya : PPs UNS

Oemar Hamalik (1992) Studi Ilmu Pengetahuan Sosial . Bandung: Mandar Maju. Panen (1997). Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU PAI.UT

Pusat Bahasa Depdiknas (1996) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka


(5)

95

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ratnaningsih, N (2007) Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematika serta Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas. Disertasi Doktor Pada Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Roger and David Johnson : Introduction to Cooperative Learning An Overview Of

Cooperative Learning (online) Tersedia:

http://www.co-operation.org/home/introduction-to-cooperative-learning/ (20 Juli 2013) Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional

Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sapriya (2012). Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Santrock, JW (2009). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Salemba Humanika

Sanjaya,W (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Schumacher,S. dan McMillan, JM. (1997) . Research In Education “Penelitian

Pendidikan”. NewYork : Addison Wesley Longman Inc.

Sharan, S (2012). The Handbook of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Familia

Slavin,R. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Sudjana (2008). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudjatmiko (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Sumantri. N. (2001) . Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosda Karya


(6)

Ifa Faikoh, 2014

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumarmo, Utari. (2010). Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, dan Bagaimana,

dikembangkan pada Peserta Didik. (Online) Tersedia :

http://math.sps.upi.edu/?p=61 ( 24 Maret 2013)

Sumaatmadja,Nursid (2006) . Konsep Dasar IPS . Jakarta: UT

Suprijono,A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sriyono, Heru (2011). Program Bimbingan Belajar Untuk Membantu Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Tesis Pada Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik: Konsep, Landasan Teori- Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka

Warsito. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta, Gramedia pustaka Amani


Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur untuk meningkatkan aktivitas belajar matemetika siswa (penelitian tindakan kelas di SMP Islam al-Ikhlas Cipete)

1 9 47

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KEPALA BERNOMOR (NUMBER HEAD TOGETHER) TERHADAP MINAT DAN Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kepala Bernomor (Number Head Together) Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Fotosintesis Siswa

0 2 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jetiskarangpung 2 Kecamat

0 3 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Metode Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jetiskarangpung 2 Kecamat

0 3 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR.

0 2 28

PENGARUH METODE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK SIPIL PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 6

PENERAPAN TEKNIK KEPALA BERNOMOR DALAM PEMBELAJARAN IPS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

0 1 12

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 11